Cultural Studies & International Relaltions Filsafat Ilmu Pengetahuan oleh Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA
APAKAH FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN ITU ? Ilmu hanyalah spekulasi yang bersifat sementara. Fokus pembahasan Filsafat ilmu pada metoda dan dalam hubungannya dengan substansi.
BAGAIMANA BERFILSAFAT DIMULAI ? Apa yang anda pikirkan ketika Thales dari Yunani mengatakan, bahwa « semuanya adalah air dan dunia penuh dengan dewa-dewa. » Dan Kenapa Ibrahim berkata kepada Raja Firaun bahwa yang merusak patung-patung adalah Patung yang paling besar yang sedang membawa 1
Cultural Studies & International Relaltions Filsafat Ilmu Pengetahuan oleh Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA
pedang. Ketika Raja bertanya, Siapakah yang merusak patung-patung itu ? Ibrahim menjawab : «Ya, Raja, pastilah Patung yang membawa pedang dan kapak itu. Dialah yang merusak patung-patung sesembahan hamba.» Raja marah dan berkata, « Mana mungkin patung itu dapat merusak selaginya dia sendiri bukanlah makluk hidup. Maka Jawab Ibrahim, « Kalau begitu mengapa patung-patung itu sebagai sesembahan, sementara Tuhan yang Kalian sembah itu, tidak dapat menolong dirinya sendiri. Jawaban tersebut sesat tetapi secara rasional dapat dibenarkan. Hal ini karena premis-premis yang diajukan juga tidak rasional. Apakah Ilmu Pengetahuan bermain logika. Pendek kata, siapa yang berargumentasi logis (common sense) maka itu dapat menumbuhkan kebenaran dan kepercayaan. Padahal itu sesat. Maka ilmu pengetahuan membutuhkan kebenaran yang dapat diterima oleh akal sehat. Seorang Mahasiswi bertanya kepada seorang profesor, « Prof. siapakah yang menyebabkan halaman itu basah ? ». Profesor itu menjawab : « Tadi malam ada puluhan setan jalanan datang di halaman ini dan kencing bersama-sama. » Mahasiswi itu setengah tidak percaya lalu bergumam, « Ah, pasti profesor ini sudah gila. Dengan pertanyaan yang sama ia bertanya pada Satpam, lalu dijawab : « Tadi malam ada mahasiswa ulang tahun dan bermain air. » Ia juga tidak percaya seratus persen. Ia bertanya lagi kepada Penjaga Motor, dan menjawab, « di sini kemarin hujan mbak. » Mahasiswa itu merasa jawabannya logis. Di sinilah metoda ilmu pengetahuan dibutuhkan. Yakni, metodologi digunakan mencari kebenaran agar memperoleh kesimpulan yang lurus dan tidak sesat. Coba jawab pertanyaan berikut ini, kata Guru SMA kami : « Siapa yang menyebabkan banjir di Kota kita (Kediri). Seorang siswa menjawab karena hujan lebat terus menerus selama 3 hari. Siswa B menjawab lain, karena di hulu hujan selama 7 hari 7 malam. Guru itu bertanya kepada saya, lalu saya jawab : « Maaf Pak, tadi malam Patung Mayor Bismo yang ditaruh di depan Pendapa Kabupaten kencing sepanjang malam. » Guru saya marah dan saya dikeluarkan dari kelas. Ini menyangkut persoalan, apakah menarik kesimpulan harus bersifat faktual ataukah bisa bersifat imajinasi liar. Anda jawab pertanyaan berikut ini : « Mengapa patung Slamet Riyadi di letakkan Gladak, tidak ditempat lain? Mengapa orang di HUKUM MATI ? Banyak jawaban yang dapat diajukan. Maka jawablah dengan menggunakan metodologi ilmu pengetahuan : 2
Cultural Studies & International Relaltions Filsafat Ilmu Pengetahuan oleh Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA
... 2. Ilmu Di zaman Yunani Bahwa Filsuf Yunani mencari penjelasan (eksplanasi) yang rasional (akal sehat) mengenai FENOMENA DUNIA melalui tangkapan inderawi (positivistik). Pada awalnya penjelasan bersifat spekulatif. Argumen disusun secara teknis-matematis. Akal sehat bersumber atas dasar mistis dan magis. Penjelasan teknis lebih berdisiplin, misalnya praktek kedokteran yang menerapkan metoda observasi, diagnosis, kesimpulan dan tindakan medis. Filsuf Plato(awal abad 4 SM) dalam karyanya Republik menunjuk bahwa Geometri digunakan untuk mendekati masalah dengan struktur logis melalui hubungan unsur-unsur dalam bentuk hitungan-hitungan khusus. Dia mengatakan bahwa « Geometri mempersiapkan pikiran untuk mengeksplorasi dialektika gagasan nyata, sedangkan benda-benda inderawi hanyalah bayangan yang mengikutinya. Inilah cara untuk sampai pada kebijakan dan iluminasi (pencerahan). Dari situ, Eudoxus kemudian membuat kartografi matematis mengenai bumi, yang bersifat bulat. Filsuf Aristoteles (abad 4 SM, murid Plato), ilmu melalui observasi akurat, teori-teori, taksonomi, komparasi, mengembangkan analisis berdasar pada argumen kritis berbasis pengalaman dialogis dan penalaran yang terstruktur (matematika sebagai abstraksi kenyataan ilmiah). Misalnya, mimpi itu bukan karena pengaruh roh tetapi karena pikiran bawah sadar dan badan yang obsesif, gelisah, galau dan tidak nyaman. Penjelasan diambil dari kerangka kualitas yang mampu dideteksi oleh panca-indera (panas, dingin, basah dan kering). Kedua, diambil dari
3
Cultural Studies & International Relaltions Filsafat Ilmu Pengetahuan oleh Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA
rangkaian sebab-sebab (materi, pelaku, rencana, tujuan) yang bersifat memitis (meniru alam). Ilmu dalam Peradaban Romawi Ilmu politik, hukum, teknologi, kedokteran, anatomi, fisiologi, astronomi, matematika, prediksi astrologis sangat maju. Ilmu hanyalah spekulasi yang bersifat sementara. Ilmu membutuhkan standar yang canggih. Romawi mendiskusikan persoalan ilmiah berbasis filsafat etis, seperti ditunjukkan oleh aliran STOISISME dan EPIKUREANISME, bahwa manusia menuju kebijakan dan kebahagiaan melalui resignasi (pengunduran diri). Selain itu, seorang Lukretius (1 SM) dalam De Rerum Natura (Hakekat benda-benda) menjelaskan bahwa roh bersifat imaterial dan merupakan takhayul yang berfungsi untuk menanamkan ketakutan dan kepatuhan masyarakat. Perkembangan Cina, India, Jepang, Arab Saudi Belum banyak di bahas secara baik sehingga beberapa sarjana Barat seperti Max Weber dan Jerome W. Ravert melihat bahwa perkembangan ilmu di Negara Timur, meskipun sangat tinggi, tetapi bersifat sangat praktis dan kurang abstraktif, tidak disertai metodologi yang dapat mengakomodasikan gambaran materi mati yang bergerak sesuai hukum matematis, seperti Yunani yang mampu menghasilkan bahasa yang bersifat abstrak, matematis logis yang dapat digunakan sebagai bahasa ilmu pengetahuan (Raverts : 1982). Jepang dilihat sebagai masyarakat yang sangat adaptif, akomodatif, kreatif dan inovatif, sehingga cepat mengembangkan ipteknya. Ilmu Pengetahuan Kita Sekarang Dari hasil uraian di atas, ilmu pengetahuan modern adalah : Upaya mencari kebenaran yang bersifat obyektif. Menggunakan metodologi yang masuk akal. Memperoleh kesimpulan obyektif dan dapat dibuktikan kebenarannya secara universal. Disusun secara sistematis serta berguna bagi kehidupan manusia.
4
Cultural Studies & International Relaltions Filsafat Ilmu Pengetahuan oleh Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA
Kegiatan Pengetahuan ilmiah: FORMULA 7 M :
Coba anda amati Gambar di atas. Apa yang sesungguhnya terjadi ? 1. Melihat subyek (observasi, dialog, imajinasi antropologis) 2. Merenung (mengajukan pertanyaan, membuat abstraksi, menemukan yang menarik) 3. Menemukan problematik (merumuskan masalah, bermanfaat, berpengaruh, bermoral) 4. Mencari tahu pemecahan (metoda yang koheren, koresponden, konsisten) 5. Menganalisis (membuat interpretasi, menyusun argumen dan perhitungan, mempertimbangkan putusan) 6. Menyimpulkan (menetapkan temuan yang orisinal berdasarkan hasil analisis) 7. Membuat perspektif (implikasi, manfaat, prediksi)
5