AKUNTANSI JENIS ENTITAS USAHA TERTENTU : PERDAGANGAN MANUFAKTUR JASA PERTEMUAN 7
PERBEDAAN KARAKTER USAHA JASA DAN PERDAGANGAN Apa yang Dijual ? Perusahaan Jasa Î Fee atas proses Pelayanan Perusahaan Dagang Î Penghasilan Penjualan Barang Bagaimana Menentukan Laba Usaha Jasa Î Laba Usaha = Fee – Biaya Operasional Perdagangan g g Î Laba Usaha = Penjualan – Harga Pokok – B. Operasi. Operasi.
1
1
KLASIFIKASI BISNIS ATAS DASAR PROSES DAN OUTPUT
JASA
SERING
MANUFAKTUR R E P E T I T I O N
R&D &
KONTRUKSI
SEKALI
TANGIBILITY
RENDAH
TINGGI 2
KLASIFIKASI PERUSAHAAN JASA
SIAPA YANG MENERIMA LANGSUNG JASA TANGIBLE ACTION
JASA YANG DIARAHKAN KE TUBUH ORANG :
JASA YANG DIARAHKAN KE BENDA YG DIMILIKI :
-HEALTCARE, TRANSPORTASI, -SALON, BARBERSHOP DLL.
-FREIGHT TRANSPORTATION - LAUNDRY & DRY CLEANNING - MONTIR DLL. BENDA
ORANG
JASA YANG DIARAHKAN KE MENTAL/PIKIRAN/EMOSI ORANG : -PENDIDIKAN, PENYIARAN - BIOSKOP, MUSEUM DLL.
J S YANG JASA NG DIARAHKAN N KE TANGIBLE ASSETS : -BANKING, LEGAL SERVICES -AUDITING, ASURANSI DLL.
N A T U R E J A S A
INTANGIBLE ACTION
3
2
PENENTUAN HPP PERUSAHAAN PERDAGANGAN PERSIAPAN PEMBUATAN NERACA
PERSIAPAN PEMBUATAN L/R
TRANSAKSI
KAS BELANJA BARANG DAGANGAN
PENJUALAN KURANG
SALDO AKHIR PERSEDIAAN
PERSEDIAAN AWAL
BIAYA ITEM YANG DIJUAL
BARANG YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL
BIAYA BARANG TAK TERJUAL
HARGA POKOK PENJUALAN
=
LABA KOTOR
- BIAYA OPERASIONAL
= LABA SEBELUM PAJAK
4
PENENTUAN HPP PERUSAHAAN MANUFAKTUR TRANSAKSI
PERSIAPAN PEMBUATAN NERACA
PERSIAPAN PEMBUATAN L/R
KAS BELANJA : BH. BAKU UPAH LANGSUNG OVERHEAD
KURANG
PERSEDIAAN BAHAN BAKU PERSEDIAAN DLM.PROSES DLM PROSES
BR. JADI YANG DIJUAL
BARANG DALAM PROSES
PERSEDIAAN BARANG JADI BR. JADI TAK TERJUAL
5
PENJUALAN
BARANG YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL
HARGA POKOK PENJUALAN
= LABA KOTOR - BIAYA OPRS
= LABA SEBELUM PAJAK
3
ELEMEN BIAYA MANUFAKTUR • BIAYA DIKLASIFIKASIKAN DALAM BERBAGAI CARA SESUAI TUJUAN ANALISIS BIAYA
KLASIFIKASI UMUM : •
PRODUCT COST Î BH BAKU LANGSUNG (DIRECT MATERIAL ) Î UPAH LANGSUNG (DIRECT LABOUR) Î OVERHEAD PABRIK [INDIRECT MATERIAL, INDIRECT LABOUR, OTHER INDIRECT (BIAYA PEMELIHARAAN DAN PENYUSUTAN BANGUNAN, ASURANSI, LISTRIK DLL.)]
•
PERIOD COST (EXPENSE) ADALAH BIAYA YANG TIDAK DISIMPAN (NOT INVENTORIED) DAN TIDAK DIHITUNG SEBAGAI UNIT COST Î BIAYA PENJUALAN Î BIAYA ADM. & UMUM
6
PENENTUAN UNIT COST • DIGUNAKAN UNTUK MENENTUKKAN HARGA PRODUK DAN NILAI PERSEDIAAN BARANG JADI • DIHITUNG BERDASARKAN PEMBAGIAN JUMLAH BIAYA BAHAN BAKU DAN UPAH LANGSUNG, SERTA OVERHEAD PABRIK YANG DIKELUARKAN DENGAN JUMLAH BARANG JADI YANG DIHASILKAN CONTOH : UNTUK MEMPRODUKSI 3.000 UNIT OUTPUT DIKELUARKAN BIAYA BH. BAKU LANGSUNG Rp. 4 JUTA, UPAH LANGSUNG Rp. 5,3 JUTA DAN OVERHEAD Rp. 2,7 JUTA Î UNIT COST = (4 + 5,3 + 2,7) / 3 = Rp. 4.000,4.000,-/ UNIT
7
4
PENGGUNAAN SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN • ALUR BIAYA (COST FLOW) DALAM AKUNTING BIAYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DITENTUKAN OLEH SYSTEM PENCATATAN YANG DIPAKAI ==> PERIODIC INVENTORY METHOD - AKUN PEMBELIAN B. BAKU, B. UPAH & OHC TERPISAH - SALDO AWAL PERSEDIAAN TDK BERUBAH S/D AKHIR PERIOD - NILAI PERSEDIAAN DIHITUNG ATAS DASAR STOCKTAKE
==> PERPEPTUAL INVENTORY METHOD - ARUS BIAYA MASUK KE PERSEDIAAN SAAT BARANG DIBELI - SALDO PERSEDIAAN DISESUAIKAN SECARA SINAMBUNG - BIAYA PENGGUNAAN B B. BAKU BAKU, UPAH UPAH, OHC MASUK KE AKUN BARANG DALAM PROSES (BARANG SETENGAH JADI) - BIAYA ATAS BARANG JADI DIDEBIT KE AKUN PERSEDIAAN BARANG JADI ==> METODA PERPEPTUAL PALING UMUM DIGUNAKAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
8
AKUNTING ARUS BIAYA PERUSAHAAN MANUFAKTUR BARANG JADI
BAHAN BAKU SALDO AWAL Rp. 35 JUTA Rp. 3 JUTA
DIGUNAKAN Rp 20 JUTA Rp.
SALDO AKHIR Rp. 18 JUTA
PEMBELIAN BAHAN BAKU Rp. R 3 JUTA
BARANG TERJUAL Rp. 35 JUTA
Rp. 30 JUTA SALDO AKHIR Rp. 5 JUTA
BARANG DALAM PROSES SALDO AWAL Rp.15 JUTA Rp. 20 JUTA
BIAYA UPAH BIAYA OVERHEAD
SALDO AWAL Rp. 10 JUTA
Rp. 10 JUTA Rp. 5 JUTA SALDO AKHIR Rp.20 JUTA
BARANG YANG TELAH SELESAI Rp. 30 JUTA
HARGA POKOK PENJUALAN
Rp. 35 JUTA
9
5
LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR • •
POS-POS NERACA HAMPIR SAMA DENGAN NERACA PERUSAHAAN POSPERDAGANGAN PERBEDAAN TERLETAK PADA LAPORAN LABA/RUGI SBB : PENJUALAN J BERSIH …………………………………………… Rp p xxxxxx HARGA POKOK PENJUALAN PERSEDIAAN AWAL BARANG JADI BIAYA PRODUKSI BARANG JADI TOTAL BIAYA BARANG JADI YANG TERSEDIA UNTUK DIJUAL DIKURANG SALDO AKHIR PERSEDIAAN BARANG JADI HARGA POKOK PENJUALAN …………………………………………. Rp (
xxxx xxxx))
LABA KOTOR DARI PENJUALAN …………………………….. ……………………………..Rp Rp xxxx BIAYA OPERASIONAL …………………………………………. Rp ( xxx) BIAYA PENJUALAN BIAYA ADMINISTRASI DAN UMUM BIAYA FINANCIAL
LABA OPERASIONAL SEBELUM PAJAK ……………………. …………………….Rp Rp xx PAJAK PENGHASILAN ……………………………………………Rp ……………………………………………Rp ( xx ) LABA BERSIH ………………………………………………………. ……………………………………………………….Rp Rp xx
10
LAPORAN BIAYA PRODUKSI BARANG JADI LANGKAH PERTAMA HITUNG BIAYA BAHAN BAKU YANG DIGUNAKAN – – – – –
SALDO PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA AWAL PERIODE AKUNTING DITAMBAH PEMBELIAN BERSIH BAHAN BAKU SAMA DENGAN BAHAN BAKU SIAP DIGUNAKAN DIKURANG SALDO PERSEDIAAN B. BAKU PADA AKHIR PERIODE AKUNTING SAMA DENGAN BAHAN BAKU YG DIGUNAKAN
LANGKAH KEDUA HITUNG TOTAL BIAYA PRODUKSI – – – –
BAHAN BAKU YANG DIGUNAKAN DITAMBAH BIAYA UPAH LANGSUNG DITAMBAH BIAYA OVERHEAD SAMA DENGAN TOTAL BIAYA PRODUKSI
LANGKAH KETIGA HITUNG BIAYA PRODUKSI BARANG JADI – – – – –
TOTAL BIAYA PRODUKSI D TA DITAMBAH A SALDO A AWAL AL BARANG A A G DALA DALAM PROSES OS S SAMA DENGAN TOTAL BARANG DALAM PROSES SELAMA PERIODE AKUTANSI DIKURANG SALDO BARANG DALAM PROSES PADA AKHIR PERIODE AKUNTING SAMA DENGAN BIAYA PRODUKSI BARANG JADI
11
6
CONTOH SOAL : BUAT LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN DATA SALDO AKUN BERIKUT : UPAH TENAGA KERJA LANGSUNG BIAYA SUPERVISI PABRIK BIAYA BURUH TIDAK LANGSUNG PEMBELIAN BAHAN BAKU BERSIH BIAYA ASURANSI PABRIK BIAYA LISTRIK BIAYA PENYUSUTAN BANGUNAN PABRIK BIAYA PENYUSUTAN MESIN BIAYA PENGGUNAAN BAHAN PELENGKAP PABRIK BIAYA PERBAIKAN DAN PEMELIHARAAN PABRIK BIAYA PENJUALAN DAN ADMINISTRASI SALDO AWAL PERESDIAAN BAHAN BAKU SALDO AWAL PERSEDIAAN BARANG DALAM PROSES SALDO AWAL PERSEDIAAN BARANG JADI SALDO AKHIR PERESDIAAN BAHAN BAKU SALDO AKHIR PERSEDIAAN BARANG DALAM PROSES SALDO AKHIR PERSEDIAAN BARANG JADI
Rp.
267.070 52.500 326.970 400.000 8.100 29.220 46.200 42.800 9.460 14.980 96.480 94..210
101.640 148.290 96.174 100.400 141.400
12
JURNAL PENYESUAIAN DAN CLOSING ENTRY UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR SAAT AKHIR PARIODE AKUNTING •
SAMA HALNYA DENGAN PERUSAHAAN JASA & PERDAGANGAN, JURNAL PENYESUAIAN YANG HARUS DIPERHATIKAN ADALAH : Î DEFERAL (AMORTISASI BIAYA ASURANSI & BIAYA DIMUKA LAINNYA) Î AKRUAL (BIAYA UPAH YANG HARUS DIAKUI) Î PENYUSUTAN BANGUNAN DAN MESIN/PERALATAN Î LAINNYA (PENYESUAIAN SALDO INVENTORY DLL.)
•
KHUSUS UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG MENGGUNAKAN PERIODIK INVENTORY METHOD, JURNAL CLOSING ENTRY SBB. : ÎSALDO AWAL DAN AKHIR PERSEDIAAN BAHAN BAKU DAN BARANG DALAM PROSES DITUTUP DENGAN MENGGUNAKAN AKUN AKUN PENAMPUNGAN MANUFAKTUR ((MANUFACTURING SUMMARY)) SALDO PENAMPUNGAN TERSEBUT KEMUDIAN DITUTUP DENGAN DILAWANKAN KE PENAMPUNGAN RUGI/LABA (INCOME SUMMARY) ÎPENUTUPAN AKUN SELAIN NON MANUFAKTUR DILAWANKAN DENGAN AKUN PENAMPUNGAN RUGI/LABA UNTUK SELANJUTNYA SALDO PADA PENAMPUNGAN RUGI/LABA DITUTUP DENGAN DILAWANKAN KE AKUN LABA DITAHAN.
13
7
CONTOH : PT MONK INDUSTRY MENGGUNAKAN PERIODIC INVENTORY METHOD DAN AKAN MEMBUAT LAPORAN KEUANGAN DENGAN NERACA PERCOBAAN (TRIAL BALANCE) YANG BELUM DISESUAIKAN SEBAGAI BERIKUT : • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
KAS PIUTANG DAGANG PERSEDIAAN BAHAN BAKU RP 2.000 PERSEDIAAN BARANG DALAM PROSES RP. 1.000 PERSEDIAAN BARANG JADI RP. 1.500 PREMI ASURANSI DIBAYAR RP. 200 PERSEDIAAN BAHAN PEMBANTU PABRIK MESIN RP.10.000 AKUMULASI PENYUSUTAN MESIN PERALATAN PENGANGKUTAN PENYUSUTAN PERALATAN PENGANGKUTAN HUTANG DAGANG SAHAM BIASA LABA DITAHAN PENJUALAN PEMBELIAN BAHAN BAKU BIAYA UPAH BURUH LANGSUNG BIAYA UPAH BURUH TAK LANGSUNG BIAYA SEWA PABRIK BIAYA UMUM PABRIK BIAYA PEGAWAI PENJUALAN
Rp. 5.000 RP. 1.000
RP. 200 RP. 3.000 RP. 6.000 RP. 2.400 RP. 600 RP.10.000 RP. 2.000 RP.20.000 RP. 5.000 RP. 4.000 RP. 400 RP. 500 RP. 100 RP. 1.600
14
DATA UNTUK PENYESUAIAN •
AMORTISASI PREMI ASURANSI RP. 100
•
PENGGUNAAN BAHAN PEMBANTU PABRIK RP. 50
•
BEBAN PENYUSUTAN MESIN RP. 1.000
•
BEBAN PENUSUTAN PERALATAN PENGANGKUTAN RP. 1.200
•
AKRUAL UPAH UNTUK BURUH LANGSUNG RP. 300, BURUH TAK LANGSUNG RP. 200 DAN PEGAWAI PENJUALAN RP. 400
•
SALDO AKHIR PERSEDIAAN SBB. : BAHAN BAKU RP. 1.500 B. DLM PROSES RP. 500 BARANG JADI RP. 3.000
15
8
CONTOH : PT BENTO INDUSTRY MERUPAKAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG BERGERAK DI BIDANG PEMBUATAN MAKANAN KALENG. DATA UNTUK MENYUSUN LAPORAN LABA RUGI TAHUN 2002 ADALAH SEBAGAI BERIKUT :
•
Selama tahun 2002, produk yang terjual adalah 2.500.000 kaleng dengan harga jual per kaleng Rp 10.000. Perusahaan menerapkan terms of sales 5/20, n/60. Sebesar 60 % dari produk yang dijual adalah untuk ekspor ekspor,, dimana seluruhnya dibayar dalam jangka waktu 15 hari setelah penerbitan invoice ((faktur faktur penjualan penjualan)) oleh Pelanggan Pelanggan.. Sedangkan untuk penjualan lokal, lokal, data yang ada menunjukkan 20 % dibayar cash pada saat transaksi, transaksi, 30 % dibayar dalam jangka waktu di bawah 20 hari setelah penerbitan invoice, dan sisanya dibayar pada saat jatuh tempo sesuai terms of sales. sales. Diskon untuk pembayaran Cash adalah 10 %. Tidak ada produk yang diretur. diretur.
•
Data untuk penyusunan Harga Pokok Penjualan : – – – – – – –
Saldo awal Bahan Baku per 1 Januari 2002 Pembelian Bahan selama tahun 2002 Retur pembelian Bahan Baku Diskon pembelian Bahan Baku Saldo akhir Bahan Baku per 31 Desember 2002 Biaya Upah Langsung selama tahun 2002 Biaya overhead pabrik selama tahun 2002 : • • •
Depresiasi Mesin Pabrik Depresiasi Gedung Pabrik Biaya Listrik Listrik,, Supervisi dan overhead lainnya
Saldo awal Barang Dalam Proses Saldo akhir Barang Dalam Proses
: Rp : Rp
: Rp : Rp
120.000.000 6.000.000.000 : Rp 100.000.000 : Rp 150.000.000 200.000.000 2.500.000.000
: Rp : Rp : Rp
150.000.000 125.000.000 775.000.000
: Rp : Rp
700.000.000 600.000.000
16
CONTOH : PT BENTO INDUSTRY MERUPAKAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG BERGERAK DI BIDANG PEMBUATAN MAKANAN KALENG. DATA UNTUK MENYUSUN LAPORAN LABA RUGI TAHUN 2002 ADALAH SEBAGAI BERIKUT : •
Data untuk penyusunan Harga Pokok Penjualan (Lanjutan Lanjutan)) : Saldo awal Barang Jadi Saldo Akhir Barang Jadi
: Rp : Rp
800.000.000 1.100.000.000
: Rp : Rp : Rp
: Rp R 1.500.000.000 1 500 000 000 2.800.000.000 400.000.000 700.000.000
: Rp
: Rp : Rp 75.000.000
: Rp : Rp
: Rp 80.000.000 120.000.000 200.000.000
Data untuk Biaya Pemasaran dan Biaya Usaha :
Bi Pemasaran Biaya P Biaya Gaji Direksi dan Karyawan Tetap Biaya Listrik Listrik,, Air dan Telepon Kantor Biaya Administrasi Lainnya Biaya Depresiasi : Peralatan Kantor Gedung Kantor Kendaraan
50.000.000 80.000.000
Data untuk Penghasilan (Beban Beban)) Lain Lain--Lain : Bunga Deposito dan Jasa Giro Hasil Penjualan Aktiva Tidak Produktif Beban Bunga Pinjaman
Pajak Penghasilan : Sesuai aturan perpajakan yang dihitung dari Laba Sebelum Pajak Diminta : Susun Laporan Laba Rugi Tahun 2002
17
9
REKONSTRUKSI LAPORAN LABA RUGI PERUSAHAAN MANUFAKTUR Berikut adalah data akuntansi PT GT, perusahaan produk daging olahan, tahun 2009 : • Selama tahun 2009, produk yang terjual adalah 4.000.000 kaleng. Terms of Payment yang menjadi kebijakan Perusahaan adalah 10/20, n/60. • Sebesar 60 % dari produksi ditujukan untuk ekspor dengan harga per kaleng US $ 2.50 dan nilai tukar (kurs) rata-rata yang diterapkan selama tahun 2009 adalah US $ 1 = Rp 9.500. Importir memanfaatkan diskon yang dinyatakan dalam terms of payment tersebut. Retur yang terjadi untuk penjualan ekspor adalah 5%. • Untuk penjualan lokal, data yang ada menunjukkan 20 % pembeli memanfaatkan diskon yang dinyatakan dalam terms of payment, sedangkan sisanya melakukan pembayaran sesuai jangka waktu kredit yang tersedia. Harga jual penjualan lokal adalah Rp 15.000 per kaleng Retur untuk penjualan lokal = 8 % kaleng. %.
18
•Data untuk penyusunan Harga Pokok Penjualan : • Saldo awal Bahan Baku per 1 Januari 2009
: Rp
300.000.000
• Pembelian Bahan selama tahun 2009 : – 750 ton daging @ Rp 20.000 per Kg – Terms of Payment 15/30, n/60, dan Perusahaan memanfaatkan diskon yang ditetapkan. – Retur yang terjadi selama tahun 2009 : 5 % • Saldo akhir Bahan Baku per 31 Desember 2009
: Rp
400.000.000
• Biaya Upah Langsung selama tahun 2009
: Rp
3.500.000.000
• Biaya overhead pabrik selama tahun 2009 : –Depresiasi Mesin Pabrik –Depresiasi Gedung Pabrik –Biaya Biaya Overhead lainnya
: Rp : Rp : Rp
250.000.000 100.000.000 500 000 000 500.000.000
• Saldo awal Barang Dalam Proses • Saldo akhir Barang Dalam Proses
: Rp : Rp
750.000.000 600.000.000
• Saldo awal Barang Jadi • Saldo Akhir Barang Jadi
: Rp : Rp
900.000.000 1.500.000.000
19
10
• Data untuk Biaya Pemasaran dan Biaya Usaha selama tahun 2009 :
Biaya Pemasaran Biaya Gaji Direksi dan Karyawan Tetap Biaya Listrik, Air dan Telepon Kantor Biaya Administrasi Lainnya Biaya Depresiasi : Peralatan Kantor Gedung Kantor Kendaraan
• Data untuk Penghasilan (Beban) Lain-Lain : Bunga Deposito dan Jasa Giro Hasil Penjualan Aktiva Tidak Produktif Beban Bunga Pinjaman
: Rp 1.500.000.000 : Rp 3.000.000.000 : Rp 750.000.000 : Rp 500.000.000 500 000 000 : Rp : Rp : Rp
50.000.000 80.000.000 75.000.000
: Rp : Rp : Rp
175.000.000 125.000.000 250.000.000
Pajak Penghasilan : Sesuai aturan perpajakan (Tarif PPh Badan Tahun 2009) yang dihitung dari Laba Sebelum Pajak Diminta : Susun Laporan Laba Rugi Tahun 2009
20
11