APA ITU SCIENTOLOGI? Scientology adalah sekumpulan ajaran dan teknik terkait yang dikembangkan oleh pengarang Amerika, L. Ron Hubbard selama sekitar 30 tahun, dimulai pada 1952 sebagai suatu filosofi pertolongan diri sendiri, perkembangan dari sistem pertolongan diri-sendirinya yang lebih awal, Dianetika. Ajaran ini mengklaim menawarkan suatu metodologi yang pasti untuk menolong manusia mencapai kesadaran keberadaan rohaninya melintasi beberapa masa hidupnya. Pada saat yang bersamaan, juga untuk menjadi lebih efektif di dunia fisik. Nama “Scientology” juga digunakan untuk merujuk kepada Gereja Scientology yang kontroversial, organisasi terbesar yang mempromosikan praktik Scientology. Gereja ini sendiri adalah bagian dari jaringan korporasi terkait yang mengklaim pemilikan dan wewenang tunggal untuk menyebarkan Dianetika dan Scientology. Scientology menyatakan bahwa tujuannya “merehabilitasi” thetan (kira-kira setara dengan jiwa) untuk memperoleh kembali keadaannya semula berupa “kebebasan total”. Para juru bicara gereja ini dan praktisinya memberikan kesaksian bahwa ajaranajaran Hubbard (yang disebut “Teknologi” atau “Tek” dalam terminologi Scientology) telah menyelamatkan mereka dari begitu banyak masalah dan memampukan mereka untuk lebih menyadari potensi tertinggi mereka dalam bisnis maupun kehidupan pribadi mereka. Namun, para pengamat termasuk wartawan, anggota parlemen, dan lembaga-lembaga pemerintahan nasional dari sejumlah negara telah mencapai kesimpulan tentang Scientology yang sangat bertentangan dengan penggambaran diri gereja ini. Di antaranya termasuk tuduhantuduhan bahwa gereja ini adalah sebuah usaya komersial tidak jujur yang mengganggu para kritikusnya, dan secara brutal mengeksploitasi anggota-anggotanya. Meskipun beberapa pakar dan banyak pemerintahan dunia menerima Scientology sebagai sebuah agama yang bonafid, Scientology juga telah digambarkan sebagai pseudo agama, sebuah ajaran sesat atau sebuah perusahaan transnasional.
Peran dalam Cerita Keluarga II Korintus 5:18 “Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.” Banyak orang menyukai cerita mengenai keluarga. Selain karena menyentuh hati, hal yang diceritakan sangat nyata dengan kehidupan manusia. Pengarang Henri Nouwen, di dalam bukunya yang berjudul The Return of The Prodigal Son, mengatakan bahwa semua orang Kristen, pada titik tertentu dalam perjalanan iman mereka, diwakili oleh salah satu dari ketiga karakter utama dalam cerita tersebut. Kadang-kadang kita menjadi anak yang memberontak, yang membutuhkan pertolongan dan pengampunan. Pada kesempatan lain, kita adalah sang kakak yang ingin menyimpan kemarahan dan tidak mau mengampuni. Namun, apabila kita semakin dewasa, kita akan menjadi seperti sang bapak, yang rindu melihat semua anaknya diperdamaikan. Dalam akhir bukunya, Nouwen menuliskan kata-kata berikut ini: “Pada saat saya memperhatikan tangan saya yang menua, saya kemudian menyadari bahwa kedua tangan itu diberikan untuk menjangkau mereka yang menderita, untuk menepuk bahu-bahu mereka yang datang, dan untuk menawarkan berkat dari kebesaran kasih Allah.” Peran apakah yang Anda mainkan di dalam cerita keluarga Anda? Apakah Anda membutuhkan keberanian untuk bertobat dan memohon pengampunan? Atau apakah Anda membutuhkan belas kasihan untuk memberikan pengampunan? Allah telah memberikan kepada anak-anak-Nya “pelayanan pendamaian”. Sekarang adalah waktu untuk memulainya. Sikap yang benar terhadap keluarga dimulai dengan sikap yang benar terhadap Allah.
Harta Dalam Bejana Tanah Liat Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. (2 Korintus 4:7)
William adalah seorang penasehat kerajaan yang sangat disegani karena kebijaksanaannya. Raja pun sangat memperhatikan perkataan dan nasehatnya. Akan tetapi, hal itu rupanya membuat putri raja merasa iri, apalagi William memiliki wajah yang jelek dengan tubuh yang bongkok. Putri raja pun bertanya kepadanya sambil mengejek: “Jika engkau bijaksana, beritahu aku mengapa Tuhan menyimpan kebijaksanaan-Nya dalam diri orang yang buruk rupa dan bongkok?” William balik bertanya: “Apakah ayahmu mempunyai anggur?” “Semua orang tahu bahwa ayahku mempunyai anggur terbaik. Pertanyaan bodoh macam apa itu?” sahut putri raja sinis. “Di mana ia meletakkannya?” William bertanya lagi. “Yang pasti di dalam bejana tanah liat.” Jawab putri raja. William pun tertawa dan berkata: “Seorang raja yang kaya akan emas dan perak seperti ayahmu menggunakan bejana tanah liat untuk menyimpan anggur terbaik?” Mendengar perkataan William tersebut putri raja pun merasa malu dan berlalu meninggalkannya. Kemudian ia segera memerintahkan agar para pelayan memindahkan semua anggur yang ada di istana dari dalam bejana tanah liat ke dalam bejana
dari emas dan perak. Suatu hari sang raja mengadakan jamuan bagi para tamu kerajaan. Alangkah terkejutnya ia karena anggur yang diminumnya sangat asam rasanya. Dengan geram ia memanggil semua pelayan istana dan menanyakan masalah ini kepada mereka. Para pelayan itupun menceritakan bahwa semua anggur itu telah disimpan dalam bejana emas dan perak atas instruksi putri raja sendiri. Maka sang raja menegur perilaku putrinya itu dengan keras. Kemudian putri raja berkata kepada William: “Mengapa engkau menipu aku? Aku telah memindahkan semua anggur ke bejana emas dan hasilnya semua anggur itu jadi asam rasanya.” Dengan ringan William menjawab: “Sekarang engkau tahu mengapa Tuhan lebih suka menempatkan kebijaksanaan dalam wadah yang sederhana. Kebijaksanaan itu sama seperti anggur, ia hanya cocok disimpan dalam bejana tanah liat.” Allah seringkali mempercayakan tugas pelayanan yang besar pada orang-orang biasa yang lemah dan sederhana. Tujuan-Nya jelas, agar semua orang mengetahui bahwa segala kemampuan dan kehebatan itu berasal dari Allah, bukan dari diri si pelayan. Dengan demikian segala kemuliaan hanya diberikan kepada Allah saja. Jadi, Bila saat ini anda merasa lemah dan tak berdaya, jangan kuatir, Allah dapat memakai anda menjadi alat yang luar biasa di tangan-Nya. Karena itu, senantiasa lakukan yang terbaik bagi-Nya. Bila saat ini anda telah dipakai menjadi alat Tuhan yang luar biasa, jangan lupa, hanya karena anugerah Allah sajalah anda dapat melakukan semua itu. Karena itu, senantiasa rendahkan diri anda di hadapan Allah dan kembalikan segala kemuliaan kepada-Nya. source: http://hartarohani.com/harta-dalam-bejana-tanah-liat
Kisah Segelas Susu
Adalah anak lelaki miskin yang kelaparan dan tak punya uang. Dia nekad mengetuk pintu sebuah rumah untuk minta makanan. Namun keberaniannya lenyap saat pintu dibuka oleh seorang gadis muda. Dia urung minta makanan, dan hanya minta segelas air. Tapi sang gadis tahu, anak ini pasti lapar. Maka, ia membawakan segelas besar susu. “Berapa harga segelas susu ini?” tanya anak lelaki itu. “Ibu mengajarkan kepada saya, jangan minta bayaran atas perbuatan baik kami,” jawab si gadis. “Aku berterima kasih dari hati yang paling dalam… ” balas anak lelaki setelah menenggak habis susu tersebut. Belasan tahun berlalu… Gadis itu tumbuh menjadi wanita dewasa, tapi didiagnosa punya sakit kronis. Dokter di kota kecilnya angkat tangan. Gadis malang itu pun dibawa ke kota besar, di mana terdapat dokter spesialis. Dokter Howard Kelly dipanggil untuk memeriksa. Saat mendengar nama kota asal wanita itu, terbersit pancaran aneh di mata sang dokter. Bergegas ia turun dari kantornya menuju kamar wanita tersebut. Dia langsung mengenali wanita itu. Setelah melalui perjuangan panjang, akhirnya wanita itu berhasil disembuhkan. Wanita itu pun menerima amplop tagihan Rumah Sakit. Wajahnya pucat ketakutan, karena dia tak akan mampu bayar, meski dicicil
seumur hidup sekalipun. Dengan tangan gemetar, ia membuka amplop itu, dan menemukan catatan di pojok atas tagihan… “Telah dibayar lunas dengan segelas susu …” Tertanda, dr. Howard Kelly. (dr. Howard Kelly adalah anak kelaparan yang pernah ditolong wanita tersebut. Cerita disadur dr buku pengalaman dr. Howard dalam perjalanannya melalui Northern Pennsylvania, AS) Begitulah … Jangan ragu berbuat baik dan jangan mengharap balasan. Pada akhirnya, buah perbuatan akan selalu mengikuti kita. We will harvest what we plant.. source: http://www.ceritakristen.org/menuai-apa-yang-ditabur
Sisa Pulsa Kehidupan Datang dan pergi dengan tangan kosong Itulah kalimat yang tepat menggambarkan diri kita sewaktu lahir ke dunia ini dan sewaktu meninggalkan dunia ini.. Semua orang berawal dan berakhir yang sama. Perbedaannya bagaimana setiap orang mengisi kehidupan di antara awal dan akhir tersebut. Banyak orang yang ‘LUPA’ tentang awal dan akhir ini sehingga sepanjang kehidupan hanya sibuk mengejar dan mengumpulkan harta benda dengan sgala cara, termasuk merugikan orang lain! Menjadi ‘KAYA’ adalah tujuan kehidupan yang baik. Tapi selain menjadi kaya dalam harta benda, yang terutama menjadi kayalah dalam perbuatan yang benar. Di jaman modern ini, begitu mudah kita mengecek saldo rekening di bank. Demikian juga untuk mengetahui berapa sisa pulsa prabayar kartu HP kita. Sayangnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi belum mampu menyediakan fasilitas untuk pengecekan instan ‘saldo/pulsa’ perbuatan maupun sisa hidup
kita. Andaikan fasilitas semacam itu tersedia, kita bisa happy-happy dulu kalau saldo/pulsa perbuatan benar kita masih berlimpah. Atau segera bergegas kalau posisinya sudah ‘merah’. Jangan menunggu/menunda untuk berbuat benar karena kita tidak tahu berapa ‘saldo/pulsa’ perbuatan benar kita. Juga kita tidak tahu berapa lama sisa kehidupan kita. Jangan sampai tertinggal karena ‘Kereta Kehidupan’ tidak menunggu kesiapan kita untuk kembali ke hadapan Sang Pencipta.. Waspadalah..be watchful..dan tetaplah lakukan perbuatan baik dan benar, itulah “pulsa” bagi kekekalan kita.. Sumber: http://www.ceritakristen.org/sisa-pulsa-kehidupan
ADIL DAN PENUH KASIH Alkisah sebuah cerita mengenai seorang jenderal wanita yang bernama jenderal Shameela. suatu ketika saat ia memimpin sepasukan untuk berperang di perbatasan, komandannya melaporkan bahwa bahan makanan mereka telah dicuri. setelah berpikir cukup lama sang jenderal akhirnya mengambil keputusan kalo pencurinya harus dicari dan dihukum cambuk ! ternyata selidik punya selidik pencurinya adalah ibu sang jenderal. jenderal Shameela dengan berat tetap memutuskan bahwa hukuman besok akan tetap dilaksanakan. anak buahnya bertambah segan
padanya karena jenderal tersebut terkenal dengan keadilannya. besoknya saat upacara hukuman akan dimulai, ia mendekati para algojo dan memberitahu mereka untuk menghukum sesuai dengan peraturan. saat cambuk itu dilayangkan, sang jenderal memeluk mamanya sehingga jenderal Shameela yang terkena cambukannya itu. begitulah kasih Kristus buat kita. selain adil, ia juga penuh kasih. apabila manusia tahu berbuat yang terbaik untuk orang yang disayangi apalagi Tuhan kita Yesus Kristus. saat aku kehilangan pegangan dan kehilangan cinta, cerita ini kembali menguatkan aku ! semoga dengan demikian, para saudara-saudariku dalam Kristus semoga cerita ini dapat menguatkanmu ! Tuhan memberkati kita semua
Betapa ........ Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000,-waduh, apabila dibawa ke gereja untuk disumbangkan; tetapi betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan! Betapa lamanya melayani Allah selama satu jam; namun betapa singkatnya kalau kita melihat film. Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata ketika berdoa (spontan); namun betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan teman tanpa harus berpikir panjang-panjang. Betapa asyiknya apabila pertandingan basketball diperpanjang waktunya ekstra; namun kita mengeluh ketika khotbah di gereja
lebih lama sedikit dari pada biasa. Betapa sulitnya untuk membaca satu perikop dari Kitab Suci; namun betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris. Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser; namun lebih senang duduk di bangku paling belakang di gereja. Betapa sulitnya untuk menyesuaikan jadwal waktu kita, 2 atau 3 minggu sebelumnya untuk suatu acara gerejani; namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat terakhir untuk event yang menyenangkan. Betapa sulitnya untuk mempelajari suatu bab sederhana dari Injil untuk di sharingkan dengan orang lain;namun betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain itu. Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran; namun betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci. Betapa setiap orang ingin masuk sorga seandainya tidak perlu untuk percaya, atau berpikir,atau mengatakan apa-apa, atau berbuat apa-apa. Betapa kita dapat menyebarkan seribu lelucon melalui e-mail, dan menyebarluaskannya dengan FORWARD seperti api; namun kalau ada mail yang isinya tentang Kerajaan Allah; betapa seringnya kita ragu-ragu, enggan membukanya dan membacanya, serta langsung klik pada icon DELETE.
Lucu bukan ?
PELAYAN YANG MEMIMPIN ATAU PEMIMPIN YANG MELAYANI? True greatness, true leadership, is achieved not by reducing men to one’s service but in giving oneself in selfless service to them.(Oswald Sanders) Banyak orang menganggap dirinya sebagai seorang pemimpin Kristen, baik di kantor, organisasi, kampus, rumah, atau gereja, meskipun konsep dan aksi kepemimpinan mereka sangat berbeda dengan konsep dan aksi kepemimpinan yang pernah diajarkan dan didemonstrasikan oleh Yesus Kristus. Aneh memang, tapi nyata. Konsep kepemimpinan umum biasanya dikaitkan dengan konsep kuasa (power). Karena pemimpin diidentikkan dengan kuasa, muncul opini umum yang mengatakan bahwa seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki kuasa. Kuasa itu sendiri sering kali didefinisikan sebagai kapasitas untuk mempengaruhi orang lain. Beberapa sumber kuasa yang populer termasuk posisi, uang, fisik, senjata, kepakaran, dan informasi. Konsep Yesus tentang kuasa jelas berbeda. Namun yang penting diingat terlebih dulu adalah bahwa Yesus tidak meniadakan kuasa. Ia sendiri mengatakan bahwa Ia memiliki kuasa. Yang Yesus lakukan adalah membongkar dan memperbaiki pengertian kuasa dan aplikasinya oleh pemimpin. Ajaran Yesus sama sekali tidak berfokus pada kuasa seorang pemimpin, namun kerendahan hati seorang pelayan. Kristus memandang kerajaan-Nya sebagai suatu komunitas individu yang melayani satu sama lain (Galatia 5:13). Pemimpin adalah Hamba Dalam Alkitab versi King James, kata “pemimpin” muncul hanya enam kali, yaitu tiga kali dalam bentuk tunggal dan tiga kali
dalam bentuk plural. Namun tidak berarti konsep kepemimpinan atau figur pemimpin tidak penting dalam Alkitab. Yang sangat menarik, konsep pemimpin dalam Alkitab muncul dengan terminologi yang berbeda-beda. Yang paling sering dipakai adalah “pelayan” atau “hamba”. Allah tidak menyebut, “Musa, pemimpin-Ku” tetapi “Musa, hamba-Ku”. Alkitab memakai kata Yunani ‘doulos’ dan ‘diakonos’ yang diterjemahkan sebagai hamba. Meskipun kedua kata tersebut sulit dibedakan dalam penggunaannya, David Bennett dalam bukunya “Leadership Images from the New Testament” menulis bahwa ‘doulos’ mengacu kepada seseorang yang berada di bawah otoritas orang lain, sedangkan ‘diakonos’ lebih menekankan kerendahan hati untuk melayani orang lain. Kata Yunani ketiga yang sering dipakai Alkitab untuk hamba adalah ‘huperetes’, yang menunjuk secara literal kepada orangorang yang mendayung di level bagian bawah dari kapal perang Yunani kuno yang memiliki tiga tingkat. Thayer’s Hebrew Dictionary mengartikannya sebagai ‘bawahan’ (underlings, subordinate). Setelah mempelajari tiga terminologi di atas, kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa konsep pemimpin di dalam Alkitab adalah hamba. Lebih konkret lagi, hamba yang dengan rela hati mengambil tempat yang terendah, dan bertahan dalam berbagai kesulitan dan penderitaan karena pelayanannya terhadap orang lain. Betapa kontras dengan konsep kepemimpinan sekuler! Mencermati Pemimpin-Pelayan Jadi pemimpin Kristen adalah seorang pemimpin-pelayan. Namun pemimpin-pelayan sering kali dianggap sebagai sebuah kontradiksi dalam terminologi (oxymoron). Bagaimana mungkin kita dapat menjadi pemimpin dan pelayan pada saat bersamaan? Untuk mengerti kedalaman dan menghargai keindahan konsep pemimpin- pelayan, kita perlu melihat minimal dua acuan firman Tuhan berikut ini. Pertama, “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya” (Markus 9:30-37). Dalam konteks Markus 9 di atas, murid-murid Yesus meributkan tentang siapa yang terhebat di antara mereka. Dan mereka meributkan itu persis setelah Yesus memberitahukan untuk kedua
kalinya bahwa Ia hendak menuju ke jalan salib. Sungguh ironis! Namun betapa persis! Persis menggambarkan kita manusia yang berambisi terhadap kuasa, dan berani menyebut diri pemimpin Kristen. Ketika Yesus mengkonfrontasi mereka, saya bayangkan betapa malu mereka. Yesus lalu mengajarkan kepemimpinan yang sejati. Bagi yang ingin di depan haruslah menjadi yang paling belakang. Yang ingin menjadi pemimpin, harus menjadi hamba. Untuk menjelaskan ini, Ia lalu merangkul seorang anak kecil sebagai model. Seorang anak kecil tidak memiliki pengaruh sama sekali, tidak memiliki kuasa. Namun Yesus berkata, siapa yang menyambut sesamanya yang tidak berarti, ia menyambut Tuhan. Kebesaran seorang pemimpin Kristen tidak terletak pada berapa orang yang menjadi pengikutnya, tetapi berapa banyak orang yang dilayaninya. Kebesaran seorang pemimpin Kristen terletak justru pada komitmennya kepada mereka yang tersisih, kecil, marjinal, dan sering terlupakan. Yesus membalikkan seratus delapan puluh derajat konsep kepemimpinan yang dimiliki kebanyakan orang, termasuk para murid-Nya. Alkitab menulis bahwa tak seorang pun yang kuasanya melebihi Dia (Yohanes 13:3). Keempat Injil mencatat segala perbuatan ajaib yang pernah dilakukan-Nya. Namun Yesus tidak pernah sekalipun menggunakan kuasa- Nya untuk kepentingan pribadi. Ia menganggap kuasa-Nya sebagai sesuatu yang dipakai untuk melayani orang lain. Kedua, “Barang siapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barang siapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya” (Markus 10:43,44). Belum lama kejadian di Markus pasal 9 berlalu, murid-murid Yesus kembali menanyakan kemungkinan mereka memperoleh posisi saat suksesi kepemimpinan terjadi. Dan ini terjadi setelah Yesus memberitahukan tentang penderitaan jalan salib yang akan Ia lalui untuk ketiga kalinya! Tragis bukan? Kita pasti pernah mendengar kutipan terkenal dari Lord Acton yang berkata bahwa “Power tends to corrupt and absolute power corrupts absolutely.” Yang mungkin jarang kita dengar adalah kebalikan dari kutipan di atas. Powerlessness juga punya tendensi untuk korup, sebagaimana pernyataan Edgar Friedenberg: “All weakness tends to corrupt and impotence corrupts absolutely.”
Niccolo Machiavelli dalam karyanya yang terkenal “The Prince”, menulis bahwa manusia senantiasa memiliki ambisi terhadap kuasa, dan setelah memiliki kuasa cenderung menyalahgunakan kuasa tersebut. Keinginan tersebut mengkorupsi diri manusia. Untuk kesekian kalinya, Yesus menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah pelayanan. Kata “ingin” dan “hendaklah” dalam ayat 43 dan 44 di atas berasal dari kata “want” dan “must” dalam bahasa Inggris. Jadi yang lebih tepat adalah “ingin” dan “harus”. Yesus mengajukan syarat yang konkret. Ingin menjadi besar, harus menjadi pelayan. Ingin menjadi terkemuka, harus menjadi hamba. Kita cenderung berat sebelah, condong kepada sisi “ingin” dan melupakan sisi “harus”. Kita cenderung ingin jadi besar namun tidak mau menjadi pelayan bagi sesama. Kita memilih untuk menjadi yang terkemuka, namun tidak pernah rela menjadi hamba bagi orang lain. Yesus lalu berkata tentang diri-Nya: “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (10:45). Inilah yang disebut Oswald Sanders sebagai “The Master’s Master Principle”. Prinsip ini tidak dimengerti oleh Yohanes dan Yakobus yang menginginkan mahkota namun menghindari salib, yang mengejar kemuliaan tapi menjauhkan penderitaan, yang berambisi menjadi tuan dan menolak disebut hamba. Seorang dosen seminari teologi pernah mengingatkan saya bahwa Yesus tidak mengajarkan konsep pemimpin-pelayan. Terminologi tersebut tidak pernah muncul di Alkitab. Yang ia ajarkan adalah konsep pelayan, dan setiap orang Kristen seharusnya menjadi pelayan. Namun tidak semua orang dipanggil menjadi pemimpin. Ini masukan yang sangat berharga dan saya setuju dengan sepenuh hati. Tetapi kepadanya saya mengungkapkan bahwa memang benar tidak semua orang dipanggil menjadi pemimpin, namun mereka yang terpanggil menjadi pemimpin haruslah menjadi pemimpin-pelayan. Dosen ini mengangguk setuju. Namun yang penting untuk digarisbawahi adalah bahwa dalam konsep pemimpin-pelayan, yang menjadi tekanan bukanlah aspek “pemimpin”, namun aspek “pelayan”. Pemimpin-pelayan bukan pemimpin yang melayani, namun pelayan yang memimpin. Ia bukan seorang pemimpin yang lalu merelakan diri untuk melayani orang
lain. Namun ia pertama-tama adalah seorang pelayan, seorang hamba Allah yang lalu terpanggil untuk memimpin. Setelah cukup lama merenungkan ajaran Yesus di atas, ada beberapa kristalisasi pemikiran yang mengemuka: • Memimpin adalah melayani, namun melayani belum tentu memimpin. • Yang tidak mau melayani, tidak boleh dan tidak berhak memimpin. • Pemimpin adalah pelayan, namun pelayan belum tentu pemimpin. • Yang tidak rela menjadi pelayan, tidak layak menjadi pemimpin. Kepemimpinan ala Yesus Kristus sangat sulit dan sangat tidak natural. Namun konsep tersebut senantiasa menantang saya yang terus- menerus diserbu oleh dahsyatnya godaan kuasa. Entah bagaimana dengan Anda, namun saya melihat diri saya persis seperti Yohanes dan Yakobus serta para murid lainnya yang selalu ingin menjadi yang terutama, yang terkemuka, yang terdepan, yang terhebat, dan berbagai predikat superlatif lainnya. Kiranya Allah menolong Anda dan saya untuk melepaskan diri dari jerat kuasa, dan dalam anugerah-Nya dimampukan untuk menjadi pemimpin sejati dengan melayani sesama.
Mengalah Untuk Menang Bersabar dalam menghadapi Persoalan Konon di Tiongkok pernah hidup seorang hakim Yang sangat dihormati Karena tegas dan jujur. Suatu hari, Dua orang menghadap sang hakim. Mereka bertengkar hebat dan nyaris beradu fisik. Keduanya berdebat tentang hitungan 3 x 7. Yang satu mengatakan Hasilnya 21, Yang lain bersikukuh mengatakan hasilnya 27. Ternyata sang hakim memvonis Cambuk 10 kali Bagi orang yg menjawab 21.
Spontan si terhukum memprotes. Sang hakim menjawab, Hukuman ini Bukan untuk hasil hitungan mu Tetapi untuk Kebodohan mu Yang mau-maunya berdebat Dengan orang bodoh Yang tidak tahu kalau 3 x 7 adalah 21 ! Tentu saja itu hanya cerita rekaan Tetapi ada Hikmah dari cerita ini adalah Bahwa jika kita sibuk memperdebatkan Sesuatu yang tidak berguna, berarti kita juga sama salahnya Atau bahkan lebih salah Dari pada orang yang memulai perdebatan. Sebab dengan sadar kita membuang waktu dan energi Utk hal yang tidak perlu. Bukankah kita sering mengalaminya? Bisa terjadi dengan pasangan hidup, tetangga, atau kolega. Berdebat atau bertengkar Untuk hal-hal yang tidak ada gunanya, Hanya akan menguras energi percuma. Ada saatnya kita mengalah Untuk menghindari perdebatan Atau pertengkaran yang sia-sia. Mengalah bukan berarti kalah, bukan? Untuk itu kita perlu mempertimbangkannya dengan bijaksana. Janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari mata kita. Memang merupakan suatu hal yang tidak mudah. Oleh karena itu Janganlah sekali-kali berdebat dengan orang bodoh Yang Tidak menguasai permasalahan. Janganlah berdebat dengan seseorang Manakala kita tahu bahwa Sudut pandang nya bertolak belakang dengan kita. Amsal 25:28 mengatakan MERUPAKAN SUATU KEBODOHAN BG ORANG YANG TIDAK BISA MENAHAN AMARAH, TETAPI MERUPAKAN SUATU KEARIFAN BAGI ORANG YG DAPAT MENGUASAI DIRI DAN MENGHINDARI KEMARAHAN ATAS SUATU KEBODOHAN.
Pencuri Sukacita Filipi 4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!
Pencuri datang di saat orang tidur lelap. Pencuri melakukan perbuatannya di kala orang lengah. Tidak diketahui kapan dan
bagaimana dia beroperasi. Ada pencuri biasa, ada pencuri luar biasa, yang mampu mencuri perasaan hati yaitu sukacita. Paling tidak, ada empat pencuri sukacita: Situasi buruk.Kita lebih merasa bahagia kalau segala sesuatu berjalan baik sesuai kehendak kita. Kalau semua berjalan lancar, maka akan terasa lebih mudah menjalankan kehidupan. Tapi, kalau keadaan berubah menjadi buruk, sukacitapun lenyap! Orang lain. Tidak ada manusi yang sempurna. Tetapi karena tidak sempurna maka manusia bisa saling mengecewakan, saling merugikan, saling menyakiti, dan seterusnya. Amat sering orang merasa hilang sukacita karena dikecewakan, dirugikan dan disakiti. Harta benda. Yesus berkata, “…walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung daripada kekayaannya itu.” (Lukas 12:15). Ia memberi peringatan tentang menyimpan harta di dunia, yaitu: tidak aman, tidak tahan lama, dan tidak memuaskan. Harta berkurang, sukacita kurang. Harta lenyap, sukacita menguap! Kekuatiran. Kekuatiran adalah pencuri yang paling jahat. Banyak orang telah dirampas damai sejahtera dan ketenangan hatinya oleh kekuatiran. Kuatir datang, terhapuslah sukacita. Waspadalah pada keempat hal ini!
Pastikan sukacita tetap tinggal dalam hati anda, karena iblis selalu memiliki taktik untuk mencurinya.