MEDIA VISUAL
Di susun Oleh: ANNY SYUKRIYA (201210010311068) CHAERAWATY (201210010311075) INTAN WAHYU PERMANA( 201210010311058) ZAINAL ABIDIN (201210010311066)
JURUSAN TARBIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG 2015
BAB I PENDAHULUAN Di zaman yang semakin berkembang dan maju seperti saat ini dimana ilmu pengetahuan dan teknologi kian mengisi sektor-sektor penting dalam dunia pendidikan, sudah sepatutnya dijadikan oleh para guru untuk mengelola kreatifitasnya dalam proses pembelajaran. Guru yang selama ini dikenal sebagai pembagi informasi, terasa mustahil apabila seorang guru tidak bisa menjadi pengelola kreatif dalam proses pembelajaran terhadap peserta didik. Dengan demikian, kehadiran sebuah media dalam pembelajaran sangatlah penting baik dalam lembaga pendidikan konvensional maupun Islam. Sebuah media dalam pembelajaran memiliki urgensi bagi peserta didik untuk lebih mudah menerima dan memahami informasi yang disampaikan guru. Karakteristik dan bentuk dari sebuah media pembelajaran amatlah beragam dan bervariasi. Sehingga para guru mampu menyesuaikan karakteristik media manakah yang cocok untuk digunakan dalam proses pembelajarannya karena setiap peserta didik memiliki modalitas belajar yang berbeda-beda. Jika pada pertemuan sebelumnya sudah banyak dibahas tentang model pembelajaran melalui media audio, maka pada kesempatan kali ini, penulis diberi kepercayaan untuk menguraikan pembahasan yang berkaitan dengan media visual yang mencakup unsur-unsur dan prinsip media visual, urgensi media visual dalam pembelajaran dan karakteristik media visual.
BAB II PEMBAHASAN A. Unsur-Unsur dan Prinsip-Prinsip Media Visual Sebelum melangkah jauh kepada unsur dan prinsip-prinsip media visual, alangkah baiknya terlebih dahulu kita pahami definisi dari media visual. Menurut Yudhi Munadi (2013:81) media visual adalah media yang melibatkan indera pengelihatan.1 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia visual memiliki arti dapat dilihat dengan indra penglihat (mata), berdasarkan penglihatan. Menurut Heinich and Molenda (2009) media visual. media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti gambar/photo, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papan buletin, dan lainnya. 2 Dengan demikian media visual dalam pembelajaran adalah media yang dapat dilihat melalui indera pengelihatan. Dalam merancang pembelajaran berbasis media visual, perlu kita tinjau terlebih dahulu unsur-unsur yang mampu membantu dalam perancangan media visual. Menurut Azhar Arsyad dalam Yudhi Munadi (2013:81) secara garis besar unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri atas garis, bentuk, warna, dan tekstur. 3 Sedangkan menurut Sharon E. Smaldino, Deborah L. Lowther, James D. Russel (2012:78) bahwa unsur-unsur yang mencakup perancangan visual mencakup pengaturan, keseimbangan, warna, kemudahan dibaca, menarik. Dari kedua pendapat diatas banyak memiliki kesamaan unsur dalam perancangan media visual. 4 Pengaturan, sebelum memulai sebuah kegiatan belajar mengajar, hendaklah seorang guru menentukan unsur-unsur apa saja yang akan ditampilkan oleh media visual dalam proses belajar. Pada tahap ini seorang guru harus mempertimbangkan bagaimana indera pengelihatan peserta didik akan mengikuti sepanjang tampilan visual yang ditampilkan guru. 5 Keseimbangan, pada unsur keseimbangan, hendaklah guru menetapkan tujuan bagaimana indera pengelihatan peserta didik mampu mengikuti media visual yang sedang ditampilkan. Sehingga para peserta didik mampu memahami adanya hubungan visual yang jelas antara satu sama lain. Dengan demikian para peserta didik 1
Yudhi Munadi, 2013. Media Pembelajaran. (Jakarta: GP Press Group), hal 81 Heinich and Molenda (2009) diakses dari http://delodmangkalan.blogspot.com/2013/09/media-pembelajaranmenurut-ahli.html/ pada hari Minggu 19 April 2015 pukul 11.25 WIB 3 Ibid, Yudhi Munadi, hal 81 4 Sharon E Smaldino, dkk, 2012. Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar.(Jakarta: Kencana) 5 Ibid, Sharon E Smaldino, hal. 78 2
akan memandang unsur-unsur visual yang ditampilkan sebagai satu kesatuan yang seimbang.6 Garis, merupakan titik-titik yang disatukan sehingga membentuk sebuah garis-garis. Dengan demikian, kita banyak mengenal macam-macam garis , yang diantaranya adalah garis lurus, garis lengkung, garis zig-zag dan garis lingkar.7 Bentuk, merupakan persatuan garis-garis dengan garis-garis lainnya sehingga tampak menjadi sebuah bentuk. Dalam proses perancangannya usahakan seorang guru menyajikan kerangka kerja yang sederhana dan sudah familiar bagi peserta didik sehingga para peserta didik mudah memahami karena bentuknya mudah ditebak.8 (Contoh: Gambar Ka’bah):
Warna, pada unsur warna memiliki kegunaan yang cukup penting dalam proses belajar pembelajaran, seperti yang diungkapkan Pett dan Wilson (1996) dalam Sharon E. Smaldino dkk (2012:83), bahwa penggunaan warna dalam materi pengajaran memberikan alasan-alasan yang kuat untuk menambah realitas, membedakan antara unsur-unsur sebuah visual, untuk memfokuskan perhatian pada isyarat-isyarat tertentu yang relevan, untuk memberi kode dan mengaitkan secara logis unsur-unsur yang berkaitan, menarik perhatian dan menciptkan respon emosional.9 Tekstur, unsur sebuah tekstur dalam pembelajaran memiliki sedikit kesamaan dengan warna. Tekstur berfungsi memberikan kesan dan penekanan pada materi yang disampaikan.10
6
Ibid, hal. 82 Yudhi Munadi.op.cit. hal.71 8 Ibid, hal.82 9 Sharon E. Smaldino dkk.op.cit.hal. 83 10 Yudhi Munadi.op.cit, hal 82 7
(Contoh: Tekstur Kalighrafi)
Kemudahan dibaca, sebuah tampilan visual hendaklah ditampilkan secara menarik dan mudah dipahami oleh peserta didik. Kemudahan untuk dibaca bisa dengan meningkatkan ukuran, jenis huruf, dan kontras diantara benda-benda ataupun gambar-gambar yang ditampilkan dalam sebuah visual. Usahakan peserta didik bisa belajar dan memahami pesan ataupun informasi yang ditampilkan guru melalui media visual, apabila peserta didik tidak bisa membaca dan melihat tampilan visual maka mereka tidak bisa belajar darinya. Dengan demikian, perancangan dan penampilan visual harus memberikan kemudahan-kemudahn bagi peserta didik dalam belajar.11 Menarik, menurut Sharon E. Smaldino dkk (2012:86), terdapat beberapa teknik untuk menghasilkan daya tarik dalam sebuah visual: gaya, kejutan, tekstur, dan interaksi. Gaya, dalam menghadapi berbagai peserta didik yang berbeda dan pada situasi yang berbeda pula, maka seorang guru membutuhkan gaya desain yang berbeda. Situasi monoton dalam proses pembelajaran sering kita temui. Kejutan,guna merangsang peserta didik agar kembali kepada situasi yang kondusif dan aktif maka sebuah kejutan dalam proses pembelajaran dapat diterapkan melalui stimulus-stimulus baru dengan penyampaian materi secara dramatis, kombinasi kata dan lain-lain sebagaianya.
Tekstur,
terkadang,
tidak
selamanya
sebuah
visual
mampu
menyampaikan informasi secara efektif kepada peserta didik. Tekstur dalam sebuah visual sangat bermanfaat sekali dalam memberikan kesan dan penekanan. Sebagai misal, untuk menjelaskan jenis-jenis pakaian yang boleh dikenakan oleh seorang muslimah, alangkah baiknya seorang guru menyampaikan gagasan yang lebih jelas kepada peserta didik dengan melibatkan sentuhan. Contohnya pakaian seorang muslimah itu tidak boleh tipis dan mudah diterawang. Dengan demikian seorang guru bisa menunjukkan tekstur pakaian yang dimaksud dan meminta peserta didik untuk menyentuh pakaian tersebut. Interaksi, untuk merespon tampilan dalam sebuah visual 11
Sharon E. Smaldino dkk.op.cit.hal. 86
seorang guru dapat memainkan pola interaksinya kepada peserta didik dengan baik. Dengan demikian, meskipun seorang guru melibatkan media visual dalam proses pembelajaran, interaksi aktif antara guru dan peserta didik masih terbangun secara efektif.12 Menurut Azhar Arsyad dalam Yudhi Munadi (2013:82) bahwa simbol pesan visual untuk pembelajaran hendaknya memiliki prinsip kesederhanaan, keterpaduan, dan penekanan. 13 Prinsip kesederhanaan, merupakan prinsip yang harus diterapkan dalam sebuah visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit, pembatasan teks visual, pemakaian gaya huruf yang sederhana akan lebih memudahkan peserta didik dalam menangkap dan memahami pesan visual. Prinsip keterpaduan, dalam sebuah tampilan visual haruslah mengacu kepada hubungan elemen-eleman visual yang sedang diamati. Dengan demikian peserta didik mampu memahami keterpaduan visual yang jelas antara satu sama lain. Dan prinsip penekanan, merupakan prinsip yang dapat meningkatkan pusat perhatian siswa. Karena meskipun penyajian visual disarankan menggunakan tampilan sesederhana mungkin, namun terkadang dalam proses pembelajaran terdapat konsep visual yang memerlukan penekanan baik menggunakan unsur warna, bentuk, gambar, dan ukuran guna meningkatkan pemahaman peserta didik dalam menangkap pesan visual. B. Urgensi Media Visual Dalam Proses Pembelajaran Menurut Sharon E. Smaldino dkk dalam bukunya yang berjudul Instructional Technology And Media For Learning: Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar, dijelaskan bahwa sebuah media visual memiliki banyak peran dalam proses belajar, diantaranya adalah : 14 1. Menyediakan acuan konkret bagi gagasan Media visual memiliki keunikan tersendiri, ia bersifat ikonik. Fungsi visual digunakan oleh guru untuk membantu peserta didik lebih mudah mengingat materi yang sedang diajarkan. 2. Membuat gagasan abstrak menjadi konkret Sebagai misal, dalam pembelajaran tentang proses penciptaan manusia mulai dari ditiupkannya roh sampai pada pembentukan janin. Untuk membantu peserta didik menangkap materi yang disampaikan, alangkah baiknya guru menampilkan 12
Ibid, hal.86-87 Yudhi Munadi.op.cit.hal.82 14 Sharon E. Smaldino dkk. op.cit. hal. 72 13
sebuah visual melalui ilustrasi gambar yang dirancang semenarik mungkin dari proses ditiupkannya roh di dalam perut ibu sampai pada perkembangan janin. Hal demikian akan memudahkan peserta didik dalam menangkap gagasan pokok, fakta atau peristiwa. Sehingga, alur peristiwa penciptaan manusia yang panjang dan cenderung menimbulkan kesan monoton akan berubah menjadi kesan yang menarik dan mudah difahami karena penyampaian materi dibarengi dengan penampilan ilustrasi-ilustrasi gambar. 3. Memotivasi Pemelajar Media visual mampu menarik perhatian peserta didik dalam proses belajar. Dimana peserta didik berusaha memusatkan dan mempertahankan perhatian mereka, serta berusaha menciptakan keterlibatan dalam proses belajar. 4. Mengarahkan Perhatian Menurut Jeng, Chandler, dan Sweller dalam Sharon E.Smaldino dkk (2012:74), bahwa media visual memiliki peran dalam menarik perhatian dan pemikiran terhadap bagian-bagian relevan dari sebuah visual. Adapun petunjuk dalam sebuah visual itu berupa warna, kata, anak panah, ikon, arsiran, dan animasi. Untuk menarik perhatian dan pemikiran peserta didik kepada hal-hal terpenting dalam sebuah visual fokuskan perhatian mereka pada titik-titik pandang di dalam konten visual yang kompleks.15 5. Mengulangi Informasi Media visual banyak memanfaatkan kepentingan personal para peserta didik untuk menjadikan sebuah pengajaran yang relevan. Dan ketika sebuah visual didampingkan dengan pesan lisan atau tulisan, pesan ini akan menyajikan modalitas belajar yang berbeda, sehingga secara tidak langsung pesan tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memahami secara visual apa yang mungkin saja mereka lewatkan dalam format teks. 6. Mengingatkan Kembali Pelajaran Sebelumnya Media visual dapat digunakan untuk mengaktifkan kembali pembelajaran sebelumnya yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang. 7. Mengurangi Usaha Belajar Menurut Mayer dan Moreno, 2003 dalam Sharon E.Smaldino dkk (2012:74) bahwa media visual mampu menyederhanakan informasi yang sulit dimengerti. 15
Ibid. hal.74
Dan sering sekali konten materi yang terlalu sulit bisa dikomunikasikan lebih mudah dan efektif secara visual.16 Sedangkan menurut Yudhi Munadi (2013:85) bahwa bukti sejarah menyatakan bahwa sesungguhnya manusia tahu bahwa mereka dapat menyandikan pengalaman dengan cara yang lain selain berbicara. 17 Artinya, bahwa seorang guru mampu menyampaikan sebuah pesan (baca: mater) secara mudah dan efektif tanpa harus berbicara panjang lebar salah satunya adalah melalui media visual. C. Karakteristik Media Visual 1. Pesan Visual Menurut KBBI pesan diartikan sebagai memberi supaya apa yang diminta dilakukan, sedangkan visual adalah menjadikan suatu konsep dapat dilihat dengan indera penglihatan, jadi dapat disimpulkan pesan visual adalah proses penyampaian atau memberikan pengertian untuk dilakukan seseorang dengan mengunakan suatu konsep yang dapat dilihat oleh indera penglihatan.
Yudhi Munadi dalam buku Media
Pembelajaran, pesan visual di klasifikasikan menjadi lima bagian, yaitu gambar, grafik, diagram, bagan, peta18 a. Gambar Gambar merupakan media visual yang penting dan mudah didapat, dianggap penting karena dapat menjelaskan maksud yang ingin disampaikan dengan mudah dan cepat, walau kadang guru belum menjelaska maksud dari gambar, pesan gambar dapat dibagi menjadi tiga jenis,yaitu sketsa, lukisan, dan photo19 Karikatur adalah gambar kasar yang sederhana (Stick figure) berfungi untuk melukiskan bagian-bagian pokok suatu objek tanpa detail. Kedua, lukisan merupakan gambar yang menggambarkan suatu situasi atau objek hasil kreatifitas simbolis artistik pelukis. Ketiga, photo adalah gambar nyata hasil olahan tekhnologi hasil pemotretan atau photograpy. Gambar dapat dikumpulkan dari berbagai sumber seperti Kalender, majalah, surat kabar, pamflet, dan sebagainya. Gambar-gambar harus dikumpulkan dalam map menurut kategori tertentu agar mudah dicari kembali bila diperlukan.20
16
Ibid.hal.74 Yudhi Munadi.op.cit.hal.85 18 Ibid, Hal 85 19 Ibid, Hal 85 20 Nasution, 2011,Teknologi pendidikan,Jakarta: Bumi Aksara, hal 100 17
b. Grafik Grafik adalah gambar sederhana yang merupakan penggambaran data kuantitatif bersifat akurat dalam bentuk yang menarik dan mudah dipahami, dengan mengalihkan angka-angka kedalam gambar atau sebuah grafik, 21 Grafik
banyak
digunakan
untuk
menerangkan
perkembangan
dan
perbandingan suatu agar dapat menyajikan secara ringkas dan jelas, dengan kreatifitas yang tinggi maka grafik memiliki bentuk yang berfariasi yaitu, grafik garis, batang, lingkaran dan simbol. Kesemuanya adalah fariasi dalam menyajikan data dan tidak memiliki fungsi yang berbeda c. Diagram Diagram merupakan gambar susunan garis-garis yang lebih menyerupai peta dari pada gambar. Diagram dalam ini diartikan sebagai skematik atau sering disebut skema saja, misalnya diagram ruang belajar mahasiswa menunjukan dimana letak meja guru, dimana letak kursi mahasiswa, LCD dan peralatan lainya, hal ini bersifat skematik. Diagram juga sering digunakan untuk menerangkan letak bagia-bagian sebuah alat atau mesin yang menerangkan hubungan satu bagian ke bagian yang lain.22 d. Bagan Bagan hampir sama dengan diagram, namun perbedaanya bahwa bagan menekankan pada suatu perkembangan atau suatu proses atau susunan suatu organisasi. Bagan bersifat piktorial yaitu ada kalanya disertai simbol atau gambar, namun ada juga bagan yang ditambah keterangan singkat.23 Secara garis besar bagan terbagi menjadi empat yakni organisasi, arus, pohon, dan bagan proses. Bagan organisasi adalah bagan yang menggambarkan struktur organisasi. Yang kedua, bagan arus adalah sebuah bagan yang dapat diartikan sebagai arus sungai dari hulu ke muara untuk menjelaskan tempat-tempat yang dilalui misalnya proses perjalanan listrik mulai dari pembangkit menuju rumah-rumah. e. Peta Peta adalah gambar bumi yang divisualisasikan menjadi gambar permukaan atau bagian permukaan daripadanya (bumi). Peta bisa juga disebut bagan, secara langsung dan tidak langsung peta memberikan informasi secara banyak mengenai 21
Yudhi Munadi,op.citHal 89 Ibid, Hal 93 23 Ibid, Hal 94 22
lokasi, bentuk, luasnya, daratanya, lautanya, dll. Dengan peta orang dapat memvisualisasikan apa yang ada dipermukaan bumi ini dan menentukan tempat kejadian sesuatu, tanpa peta pengetahuan orang jadi terbatas. Dan dengan mengunakan peta, sebuah materi yang panjang dapat disampaikan dengan singkat dan mudah.24 Geografi dan pelajaran sejarah akan pincang tanpa adanya peta, banyak macam peta yang harus disediakan tentang tiap bagian dunia, begitu juga dengan peta ekonomi, penduduk, dan sebagainya.25 2. Penyalur Pesan Visual Verbal-Nonverbal-Grafis Beberapa penyalur pesan visual verbal-nonverbal -grafis yaitu:26 a. Buku dan Modul Buku merupakan sumber belajar yang dibuat untuk keperluan umum dan biasanya seorang siswa yang membaca buku masih membutuhkan bantuan orang lain (guru atau orang tua) untuk menjelaskan kandungannya. 27 Buku mempunyai sifat penyajian pesan yang informatif. Oleh karena itu, proses yang terjadi menjadi satu arah dan pembacanya cenderung pasif. Sedangkan modul adalah suatu bahan untuk mengajar yang disusun dan disajikan secara tertulis sehingga siswa dapat menyerap secara mandiri dengan bantuan yang minimal dari guru pembimbing ( guru atau orang tua). Modul mempunyai sifat penyajian pesan yang komunikatif sehingga proses komunikasinya menjadi dua arah dan dapat menggantikan beberapa peran mengajar. b. Komik Komik dapat diartikan sebagai sesuatu yang lucu serta berifat menghibur. Komik ditujukan untuk serangkaian gambar yang berurutan dan memiliki keterkaitan antara gambar yang satu dengan gambar yang lainnya. Gambar kartun adalah bentuk dan karakter dari komik. Komik dilengkapi dengan perpaduan antara bahasa verbal dan nonverbal sehingga isi pesan yang dimaksud mudah dicerna oleh pembaca. c. Majalah dan Jurnal Majalah dapat dimaknai secara umum sebagai media informasi yang tugas utamanya menyampaikan berita aktual. Majalah merupakan sumber belajar yang dapat memacu kreativitas para siswa dalam menciptakan lingkungan yang kondusif 24
Ibid, Hal 96 Nasution, op.cit,Hal 102 26 Yudhi Munadi, op.cit, hal. 98 27 Ibid, hal. 98 25
untuk belajar. Majalah pendidikan dapat menciptakan lingkungan belajar secara kreatif. Dimaksud dengan “ belajar secara kreatif” adalah setiap siswa baik sebagai kelompok maupun individu termotivasi untuk terus berkarya dan beraktivitas.28 Majalah mengandung banyak elemen-elemen grafis seperti gambar, warna, ilustrasi dan elemen lainnya yang mana hal tersebut dapat memperindah isi majalah dan untuk menarik perhatian siswa atau masyarakat untuk membacanya. Selain majalah, jurnal juga dapat menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif. Tugas utama jurnal berbeda dengan majalah. Jurnal memiliki tugas untuk memuat hasil pemikiran dan penelitian dari sivitas akademisi dari lembaga pendidikan. Jurnal visual biasanya digunakan oleh orang-orang yang berbakat. Namun bagi yang merasa tidak memiliki bakat jangan terlalu khawatir karena jurnal dapat dirancang dengan gambar yaitu dengan memadukan berbagai potongan gambar bertema khusus. Potongan tersebut dapat berasal dari hasil gambar sendiri, koran, majalah atau hasil fotografi. Contoh jurnal visual yang dibuat di sekolah misalnya jurnal visual tentang widiawisata, hari raya idul fitri, hari raya idul adha,dan lain-lain. d. Poster Poster adalah gambar yang besar, yang memberi tekanan pada satu atau dua ide pokok sehingga dapat dimengerti dengan melihatnya sepintas lalu. Poster yang baik adalah poster yang segera dapat menangkap pandangan orang dan menanamkan kepadanya pesan yang terkandung dalam poster itu.29 Dalam membuat poster, kalimat yang diguanakan untuk menyampaikan pesan harus diperhatikan. Kalimat tidak boleh banyak dan tidak boleh panjang. Gambar didalam sebuah poster juga harus diperhatikan. Gambar tidak saja harus besar dan menarik tetapi harus sesuai dengan subjek yang divisualisasikannya. Semua hal tersebut harus diperhatikan agar pembaca dapat dengan mudah mencerna pesan yang disampaikan dalam poster tersebut. Hal yang membuat poster memiliki kekuatan untuk dicerna oleh orang yang melihatnya yaitu karena poster lebih menonjolkan kekuatan pesan, visual dan warna. Di masyarakat poster lebih banyak digunakan untuk propaganda bisnis, promosi, dan lain-lain. Misalnya poster yang bertema dilarang merokok, membeli produk sebuah 28
Ibid, hal. 101 Ibid, hal. 102
29
perusahaan tertentu, gerakan keluarga berencana, dan lain-lain. Selain itu, poster juga dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini poster digunakan saat guru menerangkan sebuah materi kepada siswa. Sebaliknya siswa juga mempelajari materi menggunakan poster yang disediakan oleh guru. Dengan catatan poster yang digunakan harus relevan dengan tujuan dan materi. e. Papan visual Papan visual dapat diartikan sebagai penyalur pesan-pesan visual kepada siswa. Papan visual ini bermacam-macam, diantaranya meliputi:30 1. Papan Tulis dan Papan Magnetik Papan tulis adalah alat pembelajaran yang dapat dikategorikan sebagai media pembelajaran visual karena papan tulis tersebut digunakan untuk menyampaikan informasi dan digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Papan tulis merupakan media yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar. Papan tulis dapat dibedakan menjadi dua yaitu papan tulis kapu dan papan tulis spidol. Papan tulis spidol ada yang berfungsi sebagai papan tulis magnetik karena terdapat unsur logam pada bahan dasarnya sehingga magnet dapat menempel di atasnya. 2. Papan Lembar Balik Papan lembar balik merupakan papan yang digunakan untuk menggantung lembaran-lembaran kertas berupa gambar yang dapat dibalikkan. Papan ini digunakan untuk menerangkan gambar atau materi secara bertahap. 3. Papan Flanel Papan flanel adalah media grafis yang berlapis kain flanel yang digunakan untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan ini biasanya digunakan untuk menempel huruf dan angka-angka. 4. Papan Buletin Papan buletin hampir sama dengan papan flanel, hanya bedanya papan buletin tidak dilapisi oleh kain flanel. Papan buletin ini digunakan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu. Berbagai media garafis dan verbal dapat ditempel pada papan buletin ini.
30
Ibid, hal. 103
5. Papan Peragaan Papan peragaan merupakan alat yang digunakan untuk mengatur poto-poto, gambar, grafik, peta, dan keterangan-keterangan pendek. Papan ini dapat digunakan sebagai rangkuman visual suatu studi atau widiawisata. Alat visual berupa peragaan ini termasuk alat yang efektif dan murah. 3. Benda asli dan benda tiruan Penciptaan suasana dalam belajar sangatlah membantu bagi keberlangsungan belajar, terutama bagi siswa dalam memahami materi pembelajaran. Hal itu berlaku dalam semua kegiatan pembelajaran, tak terkecuali pembelajaran yang menggunakan media visual. Didalam media visual yang digunakan dalam pembelajaran, terdapat 2(dua) kategori benda yakni benda asli dan benda tiruan(model).31 Berdasarkan tujuan penggunaan benda-benda tersebut, maka Yudhi Munadi mengategorikan macam-macam benda tersebut kedalam 3(tiga) kategori, yaitu: (1) unmodified real thing(benda asli yang tidak dimodifikasi; (2) modified real thing(benda asli yang telah dimodifikasi); (3) specimen(sampel). 32 Ketiga benda
tersebut
pembelajaran:
mempunyai
tujuan
yang berbeda
dalam
penggunannya
dalam
33
1. Unmodified real thing(benda asli tanpa tiruan),yaitu benda yang tanpa mengalami perubahan. Pada dasarnya, pembelajaran akan menimbulkan kesan tersendiri bagi siswa jika siswa mengalami secara langsung apa yang sedang dipelajari. Hal demikian juga berpengaruh pada tingkat pemahaman siswa. Penggunaan media berupa benda asli mempunyai setidaknya 2(dua) kelebihan, yaitu minat siswa dapat terangsang dan ide-ide dapat berkembang dengan jelas. Sehingga, tujuan penggunaan media berupa benda asli adalah memberikan kesan pada siswa sekaligus mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran. 2. Modified real thing(benda tiruan), yaitu benda yang dibuat menyerupai aslinya. Benda tiruan merupakan salah satu media yang diciptakan sebagai solusi atas permasalahan media berupa benda asli. Tidak dipungkiri bahwa media berupa benda asli terkadang atau bahkan sering menimbulkan kesulitan dalam pembelajaran karena mungkin mempunyai ukuran yang besar atau terlalu kecil, kompleks, mahal dan tidak memungkinkan(tempat). Sehingga, media berupa benda tiruan berguna untuk 31
Ibid, hal 107 Ibid, hal 108 33 Ibid, hal 108 32
mempermudah proses pembelajaran tanpa terganggu keterbatasan dari media berupa benda. Benda tiruan mempunyai beberapa kelebihan seperti: bisa dibuat lebih kecil dari benda aslinya, bisa lebih minimalis(tidak kompleks), ekonomis dan bisa disesuaikan dengan tempat. Contoh-contoh benda tiruan adalah sebagai berikut: a. Replika(mock-up),
adalah
benda
asli
yang
disederhanakan
sebatas
apa
yangdibutuhkan. b. Miniatur, adalah sebuah model 3(tiga) dimensi yang menunjukkan realitas tanpa aktivitas dan proses. c. Diorama, adalah model 3(tiga) dimensi dalam ukuran kecil yang menjelaskan keadaan yang menunjukkan aktivitas. d. Cutaway(bagian-bagian), adalah model yang menunjukkan bagian-bagian yang tersembunyi, seperti mesin dan organ dalam manusia. 3. Specimen(sampel). Sebuah sampel terkadang tidak dimodifikasi(dalam bentuk aslinya), sehingga terkadang juga dapat diartikan sebagai benda asli. Namun, sampel terkadang digunakan ketika media pembelajaran dalam jumlah yang banyak, sehingga tidak memungkinkan untuk menjadikannya sebagai media yang mudah untuk dijumpai. Dengan adanya sampel, pembelajaran akan lebih mudah berlangsung dan tidak terbatasi oleh kekurangan media. Dalam pemanfaatan ketiga macam benda tersebut, agar hasil yang didapat lebih maksimal terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: benda dapat dijangkau oleh semua siswa sehingga mereka bisa menelitinya, menggunakan alat peraga tambahan untuk menyempurnakan dan gunakan benda ketika diperlukan saja.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Menurut Yudhi Munadi (2013:81) media visual adalah media yang melibatkan indera pengelihatan. Secara garis besar unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri atas garis, bentuk, warna, dan tekstur. media visual memiliki banyak peran dalam proses belajar, diantaranya adalah Menyediakan acuan konkret bagi gagasan, Membuat gagasan abstrak menjadi konkret,Memotivasi Pemelajar, Mengarahkan Perhatian, Mengulangi Informasi, Mengingatkan Kembali Pelajaran Sebelumnya , Mengurangi Usaha Belajar. Karakteristik media visual dibagi menjadi tiga, yaitu pesan visual yang terdiri dari gambar, grafik, diagram, bagan, peta, penyalur pesan visual verbal-nonverbal-grafis yang terdiri dari buku dan modul, komik, majalah dan jurnal,poster dan papan visual serta benda asli dan benda tiruan (model). Berdasarkan tujuan penggunaan benda-benda tersebut, maka Yudhi Munadi mengategorikan macam-macam benda tersebut kedalam 3(tiga) kategori, yaitu: (1) unmodified real thing(benda asli yang tidak dimodifikasi; (2) modified real thing(benda asli yang telah dimodifikasi); (3) specimen(sampel).
DAFTAR PUSTAKA Munadi, Yudhi. 2013, Media Pembelajaran, Jakarta: Gp Press Group Smaldino E, Sharon dkk, 2012. Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar.Jakarta: Kencana Nasution, 2011,Teknologi pendidikan,Jakarta: Bumi Aksara Heinich and Molenda (2009) diakses dari http://delodmangkalan. Blogspot. com/ 2013/ 09/ media-pembelajaran - menurut - ahli. Html/ pada hari minggu 19 April 2015 pukul 11.25 WIB