Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
ANJAK PIUTANG SEBAGAI ALTERNATIF PERMODALAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) DENGAN PENETAPAN DUA METODE BIAYA BUNGA 1
Teddy Oswari, 2Sri Wahyuni Bastias
1
Dosen Tetap Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma E-mail:
[email protected] 2 Alumni Program Diploma III Bisnis dan Kewirausahaan, Universitas Gunadarma
ABSTRAK Permodalan bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan suatu permasalahan utama, setidaknya 30% masalah yang dihadapi UKM di Indonesia adalah sulitnya memperoleh permodalan. Permodalan UKM tidak hanya diperoleh dari kredit perbankan saja, tetapi dapat juga diperoleh melalui lembaga keuangan non bank. Anjak piutang adalah salah satu lembaga keuangan yang merupakan alternatif permodalan bagi UKM di Indonesia. Dalam anjak piutang ditawarkan pembiayaan jangka pendek yang diperoleh dari pengalihan perusahaan atas piutang debitur kepada perusahaan anjak piutang. Tentu saja UKM harus mengetahui persyaratan pengajuan anjak piutang yang ditetapkan perusahaan anjak piutang. Sehingga UKM dapat mengetahui aspek manfaat mekanisme transaksi anjak piutang. Penelitian studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis perhitungan biaya bunga menggunakan true discount method dan simple intrest dalam perhitungan sebagai alternatif permodalan bagi UKM. Melalui metode data flow diagram dan flowchart dapat dijelaskan mekanisme proses transaksi anjak piutang yang terjadi. Pada perhitungan true discount method diperoleh hasil Rp. 17.589.576, maka advance payment diperoleh sebesar Rp. 342.410.424 (biaya bunga dibebankan dimuka). Melalui perhitungan simple intrest menghasilkan biaya bunga sebesar Rp. 18.750.000, maka advance payment diperoleh sebesar Rp. 360.000.000 (bunga dibebankan dibelakang) dengan demikian perhitungan metode simple intrest menghasilkan advance payment lebih besar dari perhitungan menggunakan true discount method. Kesimpulan dari penelitian ini adalah melalui advance payment dari perusahaan anjak piutang dapat membantu UKM dalam pembiayaan modal kerja untuk operasional sehingga tidak mengganggu cashflow perusahaan. Keywords: anjak piutang, usaha kecil menengah, biaya bunga
PENDAHULUAN Menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, peran masyarakat di bidang ekonomi dan pembangunan sangat diharapkan dapat meningkatkan perekomonian bangsa. Terutama bagi para pengusaha baik pengusaha kecil, menengah dan besar di berbagai jenis bidang usaha. Banyak hal yang membuat unit Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sulit mendapatkan permodalan yang berasal dari bank karena pencairan modal dari bank melalui berbagai persyaratan berbelit-belit dan jaminan angunan serta bunga yang tinggi pula, membuat pengusaha tidak dapat berkonsentrasi terhadap kemajuan dan perkembangan usahanya. Sehingga sering terjadi kebangkrutan/pailit yang menyebabkan pengusaha tidak dapat mengembalikan pinjaman terhadap bank. Pemberian modal terhadap UKM kini tidak hanya monopoli dunia perbankan saja, tetapi dapat juga melalui lembaga pembiayaan. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang
1
Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
Perusahaan Pembiayaan merupakan badan usaha di luar Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan. Salah satu perusahaan pembiayaan yang dapat menjadi alternatif sumber permodalan jangka pendek UKM yaitu anjak piutang. Sekarang yang dibutuhkan UKM bukan hanya pengucuran dana tetapi yang lebih penting lagi membimbingan secara intensif bagaimana memanajemen usahanya. Disinilah peran perusahaan anjak piutang yang menjadikan UKM sebagai rekanan/partner, terutama dalam memelihara pembukuan penjualan. Untuk itu penulis mencoba untuk melakukan penelitian tentang anjak piutang sebagai cara baru memperoleh permodalan jangka pendek bagi UKM. Dilihat dari beberapa faktor terkait tentang anjak piutang bagi UKM sebagai pihak client. Rumusan Masalah Perumusan masalah pada tulisan ini adalah bagaimana kemudahan dan manfaat yang diberikan anjak piutang bagi permodalan UKM sehingga menjadi alternatif yang dapat membantu pengadaan sumber modal kerja dan manajemen kredit. Didasari dengan mengetahui mekanisme transaksi anjak piutang akan memberikan manfaat untuk membantu UKM mengembangkan usaha melalui alternatif sumber dana. Penulis melakukan perhitungan penetapan biaya bunga menggunakan 2 metode yaitu true discount mentod dan simple interest yang kesemuanya dituangkan dalam studi kasus terhadap piutang periode tahun 2004, 2005, 2006 pada UKM dibidang alat tulis/mekanik elektrikal dan jasa pengiriman cargo dan dapat diketahui berapa besar pembiayaan dan biaya bunga jika memfactorkan piutangnya. Tujuan penulisan ini adalah mengetahui persyaratan pengajuan anjak piutang bagi UKM, aspek manfaat sebagai alternatif permodalan pada PT. International Factors Indonesia dan menganalisis perhitungan biaya bunga menggunakan true discount method dan simple interest. Manfaat yang diperoleh adalah UKM dapat mengetahui secara pasti tentang anjak piutang sebagai alternatif permodalan, sehingga UKM dapat lebih mengembangkan serta meningkatkan produksi barang atau jasa dan dapat mengetahui besarnya permodalan dan biaya bunga sehingga dapat dijadikan sumber permodalan baru. TINJAUAN PUSTAKA Anjak piutang merupakan hal yang tidak asing lagi di dunia perekonomian Indonesia saat ini, memiliki pengertian sebagai pengalihan piutang kepada orang ke tiga yaitu factor dari client terhadap pihak yang memiliki piutang/nasabah. Dalam memberikan pengertiaan anjak piutang akan dikemukakan definisi atau pengertian sebagai berikut: Pengertian Anjak Piutang menurut PSAK No.43 tahun 1998 “Jenis pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengaliahan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan yang berasal dari transaksi usaha”. Pengertian Anjak Piutang menurut Keputusan Mentri Keuangan No. 1251/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988 adalah: “Usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri”. Kegiatan anjak piutang menurut Budi Rachmat (2004:2) “Pada prinsipnya merupakan pemberian kredit kepada suppier dengan cara membeli piutang atau tagihannya kepada nasabahnya atau customer-nya”.
2
Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam transaksi anjak piutang yang dilakukan di Indonesia, yaitu: Factor adalah badan usaha yang melakukan kegiatn pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Client adalah perusahaan yang menjual dan/atau mengalihkan piutang atau tagihannya yang timbul dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri. Nilai pembiayaan adalah besarnya nilai pembiayaan yang diberikan oleh factor atas faktur/tagihan yang ditawarkan oleh client kepada factor (biasanya dalam persentase, misal 80%). Retention/Contigencies Reserve adalah bagian dari faktur/tagihan yang ditawarkan oleh client kepada factor yang tidak dibiayai oleh factor, sebagai contoh maksimum pembiayaan yang diberikan adalah 80% dari nilai faktur, maka retention-nya adalah sebesar 20%. Retention akan dikembalikan kepada client setelah tagihan customer diterima efektif oleh factor. Skala Kegiatan Anjak Piutang Kegiatan anjak piutang apabila ditinjau dari jangkauan pekerjaan atau skala kegiatan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu anjak piutang domestik dan anjak piutang internasional. Anjak Piutang Domestik adalah bila anjak piutang dilaksanakan secara domestik/dalam negeri maka mekanismenya dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Gambar 1. Anjak Piutang Domestik Anjak Piutang Internasional adalah pelaksanaan suatu transaksi anjak piutang internasional bila ditinjau dari segi lokasi eksportir dan importir akan memperlihatkan dua jenis anjak piutang yaitu Export Factor dan Import Factor, sehingga terdapat empat pihak yang terlibat yaitu Eksportir, Importir, Export Factor dan Import Factor. Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam transaksi anjak piutang Internasional. Adapun mekanisme transaksi anjak piutang internasional dapat diilustrasikan sebagai berikut:
3
Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
Gambar 2. Anjak Piutang Internasional Penanggungan Risiko Anjak piutang apabila dilihat dari segi penanggung risiko dapat dibedakan menjadi dua jenis anjak piutang, yaitu: Recourse Factoring adalah anjak piutang dimana factor tidak menanggung risiko atau gagalnya pembayaran dari customer, maksudnya adalah apabila customer gagal membayar, pailit atau bangkrut, maka factor tidak menaggung risiko tersebut melainkan client yang menanggungnya. Sebagai contoh apabila pada saat jatuh tempo tagihan terjadi gagal bayar oleh customer, maka tagihan tersebut wajib dibayar oleh client kepada factor. Transaksi anjak piutang dengan recourse bagi factor,merupakan transaksi pemberian pinjaman dengan jaminan piutang di mana factor akan memperoleh jaminan dari client atas piutang yang tidak terbayar oleh customer. Namun demikian, factor masih tetap mempunyai risiko kolektibilitas atas pembiayaan piutang yang diberikan kepada client. Sedangkan bagi client, transaksi anjak piutang dengan recourse mempunyai substansi yang sama dengan factor. Dengan demikian client akan mengakui anjak piutang sebagai kewajiban dan tetap mengakui piutang retensi dalam laporan keuangannya. Non-Recourse Factoring adalah anjak piutang di mana factor menanggung sepenuhnya risiko pembayaran oleh customer baik gagal bayar, pailit atau bangkrut, kecuali dalam hal pengurangan oleh karena rusak/cacatnya dalam dasar penagihan yang dikarenakan barang dan jasa dikembalikan atau adanya dispute, factor tidak menaggung risiko tersebut. Dalam transaksi anjak piutang tanpa recourse, factor memberlakukan piutang yang telah dialihkan dari client sebagai pembelian piutang. Factor otomatis memperoleh hak sekaligus menanggung risiko kolektibilitas piutang yang diterimanya. Adanya pembelian piutang ini, factor mengakui sejumlah piutang yang diperoleh sebagai aktiva dengan akun tagihan anjak piutang. Di sisi lain, untuk menutupi risiko kolektibilitas piutang, maka factor akan membentuk cadangan piutang yang tidak tertagih. Untuk bagian piutang yang tidak ikut dibiayai oleh factor akan dicatat sebagai kewajiban kepada client dengan akun retensi, yang akan dibayar setelah piutang dibayar lunas oleh customer. Sedangkan dari sudut client, substansi dari transaksi anjak piutang tanpa recourse adalah penjualan piutang sehingga client tidak lagi memiliki manfaat ekonomi dan resiko kolektibilitas piutang yang dialihkan kepada factor. Akibat yang ditimbulkan adalah kekuranggannya jumlah piutang sebesar nilai yang dijual dan menimbulkan keuntungan atau kerugian akibat transaksi anjak piutang yang dilakukan. 4
Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
Pengalihan Piutang Melalui Sudut Pandang Customer Anjak piutang apabila dilihat dari sudut pemberitahukan kepada customer, dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: Notification Factoring (Disclosed Factoring) merupakan fasilitas pengelolaan piutang client atas piutang barang atau jasa kepada perusahaan anjak piutang dengan sepengetahuan pada pihak customer. Sehingga pada saat jatuh tempo customer tidak lagi membayarkan piutang kepada pihak client melainkan kepada factor. Mekanisme anjak piutang dengan notification/disclosed dapat dijelaskan pada Gambar 3.
Gambar 3. Skema Anjak Piutang Notification/Disclosed Factoring Non-Notification Factoring adalah anjak piutang jenis ini dilakukan dengan cara tidak memberitahukan adanya pengalihan piutang kepada customer, sehingga pihak customer tidak mengetahui bahwa tagihan-tagihan atau faktur-fakturnya telah dialihkan kepada pihak factor. Hal ini dikarenakan perusahaan (client) ingin performance/ bonafiditasnya tetap terjaga dimata customernya juga ingin menjaga hubungan baik dengan customer.
Gambar 4. Skema Anjak Piutang Non-Notification Factoring/Undisclosed Manfaat yang Diperoleh Client dari Anjak Piutang Client yang telah mendapatkan dan/atau telah menerima fasilitas anjak piutang financing dari transaksi domestik dari factor akan memperoleh manfaat dan keuntungan dari transaksi yang telah dilakukannya seperti: Client mempunyai akses langsung atas penjualan/pendapatan yang dilakukan dalam bulan berjalan, karena client tidak perlu menunggu waktu sampai pembayaran dari customer jatuh tempo yang biasanya memakan waktu sesuai dengan perjanjian kredit, seperti 30, 60, 120 hari. Sehingga
5
Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
likuiditas perusahaan selalu terjamin karena instant cash yang diperoleh dapat diguanakan untuk memperoleh peluang demi menekan biaya produksi dalam bentuk price discount, quantity discount, dan biaya-biaya lain yang berkaitan denagn persediaan.Adapun besarnya uang muka pembayaran yang dapat diterima oleh client sebesar sampai 90% dari nilai tagihan kepada customer atau bahkan sampai dengan 100% dari nilai tagihan. Perlakuan akuntansi untuk transaksi anjak piutang saat ini telah diatur secara khusus dalam Pernyataan Akuntansi Keuangan 1997 PSAK No. 43 tentang Akuntansi Anjak Piutang. Adapun perlakuan akuntansi yang dimaksud dan yang berlaku untuk client dapat dikemukakan sebagai berikut: Anjak Piutang Non-Financing dari Sisi Client merupakan transaksi anjak piutang non-financing, factor biasanya mengenakan factoring charge atau disebut juga service charge. Factoring charge/service charge akan dibebankan sebagai biaya. Apabila dimaksud dikenakan secara tahunan maka biaya tersebut akan diamortisasi selam masa kontrak. Perlakuan pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai yang berlaku saat ini khususnya untuk client atas transaksi anjak piutang yang dilakukannya adalah sebagai berikut: Pajak Penghasilan dari Sisi Client. Berdasarkan Surat Direktur Jendral Pajak No. S-78/PJ-311/1996 tanggal 19 April 1996 perihal Pembebasan PPh Pasal 23 atas Penghasilan yang diperoleh perusahaan anjak piutang, ditegaskan bahwa penghasilan dari perusahaan anjak piutang yang dilakukan perusahaan pembiayaan baik yang diterima berupa diskon, service charge dan provisi tidak dikenakan pemotongan PP Pasal 23 oleh perusahaan yang membayarkan. Hal ini berarti Client tidak boleh memotong Pajak Penghasilan Pasal 23 yang terhutang oleh factor serta bagi client peraturan ini tidak mempunyai pengaruh apa-apa. Pajak Pertambahan Nilai dari sisi Client. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 202/KMK.04/1996 tanggal 18 April 1996 tentang Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak, disebutkan bahwa Penyerahan Jasa Anjak Piutang terhutang Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10% x 5% x jumlah seluruh imbalan yang diterima berupa service charge, provisi, dan diskon. METODE PENELITIAN PT. International Factors Indonesia (“IFI”). Perusahaan ini bergerak dalam usaha anjak piutang (factoring) dan equipmen leasing, yang berada di Wisma Standard Chartered Bank 23B Floor, Jl. Jend. Sudirman Kav. 33A Jakarta 10220. CV. Handizah ialah usaha kecil menegah yang berada di Jl. Pangkalan Jati No. 35 RT 005/011 Kel. Cipinang Melayu Kec. Makasar Jakarta Timur 13620. Data yang digunakan dalam penulisan ini diambil dari PT. IFI yaitu berupa Formulir Permohonan Fasilitas yang didalammnya berisi persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi UKM untuk menjadi client dari PT. IFI ini. Data lainnya berupa mekanisme traansaksi anjak piutang antara client (penjuaal), customer (pembeli/debitur) dan PT. IFI sebagai perusahaan factoring. Juga data piutang usaha pada CV. Handizah periode 2004, 2005, 2006 sebagai variabel penetapan perhitungan biaya bunga dengan dua metode biaya bunga. Dalam penulisan ilmiah ini, penulis menggunakan beberapa metode untuk alat analisis deskripsi dan kuantitatif, sebagai berikut: Data Flow Diagram (DFD), true discount method dan simple Interest.
6
Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
HASIL DAN PEMBAHASAN PT. International Factors Indonesia (“IFI”), sebelumnya bernama PT. Niaga International Factors Indonesia, merupakan perusahan pembiayaan joint ventura yang berdiri sejak tahun 1990. Akhirnya Oktober 2005 Bank Niaga yang merupakan sharehorder di Niaga Factor Indonesia melepas sahamnya di perusahaan tersebut. Yang kemudian dikuasai oleh Singapur dibawah PT. IFS Capital (International Factors Singapore). Dikarenakan peraturan pemerintah bahwasannya perusahaan asing tidak boleh memiliki saham lebih dari 85 % pada saham perusahaan publik maka sebesar 15 % saham dijual ke perorangan. Persyaratan yang harus dipenuhi UKM untuk menjadi client dari alternatif pembiayaan pada fasilitas anjak piutang di PT. IFI ialah telah memiliki usaha yang baik dan menguntungkan. Hal awal yang dilakukan yaitu mengisi formulir permohonan fasilitas yang terdiri bagian A identitas pemohon client dan bagian B pernyataan pemohon. Pada bagian B pernyataan pemohonan berisi tentang pernyataan yang akan menunjang terciptanya transaksi anjak piutang secara lancar. Mekanisme Transaksi Anjak Piutang pada PT. International Factors Indonesia Mekanisme transaksi anjak piutang pada PT. International Factors Indonesia adalah:
Gambar 5. Mekanisme Anjak Piutang Pada PT. IFI Dari mekaisme diatas dapat didesripsikan pada DFD dengan menggunakan dua level diagram yaitu diagram konteks dan diagran zero.
Gambar 6. Diagram Konteks
7
Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
Gambar 7. Diagram Zero Perhitungan Biaya Bunga Menggunakan Dua Metode Biaya Bunga Nilai tagihan yang akan dialihkan sesuai dengan piutang usaha pada laporan keuangan CV. Handizah yaitu: Periode 31 Desember 2004, Periode 31 Desember 2005 dan Periode 31 Desember 2006 adalah sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Perhitungan Advance Payment Periode 2004 2005 2006 Rata-rata
Tagihan yang Dibiayai Rp Rp Rp Rp
93.802.100 136.702.300 111.395.200 113.966.533
Advance Payment True Discount Method Simple Interest Rp 93.008.976 Rp 93.802.100 Rp 135.546.442 Rp 136.702.300 Rp 110.453.321 Rp 111.395.200 Rp 113.002.913 Rp 113.966.533
Tabel 2. Hasil Perhitungan Biaya Bunga Periode 2004 2005 2006 Rata-rata
Tagihan yang Dibiayai Rp Rp Rp Rp
93.802.100 136.702.300 111.395.200 399.092.667
Biaya Bunga True Discount Method Simple Interest Rp 793.124 Rp 804.140 Rp 1.155.858 Rp 1.181.905 Rp 941.879 Rp 963.104 Rp 2.362.112 Rp 2.413.056
KESIMPULAN Kesimpulan dari analisis dan pembahasan adalah persyaratan yang pengajuan anjak piutang pada PT. IFI yaitu calon client harus mengisi formulir permohonan fasilitas yang terdiri dari bagian identitas pemohon client, menyetujui dan memenuhi bagian pernyataan pemohon serta melampirkan persyaratan lampiraan sebagai bukti penunjang. Manfaat mekanisme anjak piutang dapat memanfaatkan piutang usaha (account receivables) untuk memperoleh fasilitas pembiayaan dari anjak piutang, dimana dana yang diperoleh dapat berguna untuk mengatasi “cashflow mismatch” karena membesarnya kebutuhan modal kerja. Selain itu pula permodalan dengan Anjak piutang
8
Seminar Ilmiah Nasional Bidang Sosial (PESAT 2007), Universitas Gunadarma, 21-22 Agustus 2007
dapat meningkatkan efisiensi dalam penagihan dan administrasi piutang karena anjak piutang juga menangani credit management. Dengan anjak piutang UKM tidak hanya mendapat permodalan dari penjualan piutangnya, tetapi juga factoring dapat diterapkan untuk transaksi ekspor-impor (export factoring dan import factoring) tanpa menggunakan L/C. Sehingga UKM dapat meluaskan pangsa pasar hingga ke keluar negeri. Analisa perhitungan biaya bunga yang menghasilkan rata-rata biaya bunga selama tiga tahun sebesar Rp 2.362.112 dengan rata-rata advance payment Rp 113.002.913 menggunakan true discount method, tidak efektif karena pada metode ini besarnya nilai biaya bunga menjadi pengurang nilai advance payment yang dibayarkan pada awal pembiayaan. Sedangkan advance payment yang diterima rata-rata Rp 113.966.533 dihitung dengan bunga sebesar Rp 2.413.056 menggunakan simple interest, karena metode ini menggunakan hari sebenarnya dan dibayarkan tiap akhir bulan. Sehingga didapat advance payment sebesar nilai pembiayaan. Agar didapat nilai advance payment sebesar nilai pembiayaan haruslah menggunakan simple interes. DAFTAR PUSTAKA Ismawati Linna, 2002, Anjak Piutang Sebagai Alternatif Pembiyaan Untuk Memperlancar Arus Kas, Makalah, Bandung. Rachmat Budi, 2003, Anjak Piutang Solusi Cash Flow Problem, Gramedia, Jakarta. Siamat, D. 2002, Menejemen Lembaga Keuangan,FE Universitas Indonesia, Jakarta. http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/1988/1251~KMK.013~1988Kep.HTM http://www.kompas.com/kompas-cetak/0308/22/finansial/504395.htm http://www.sjdih.depkeu.go.id/Ind/search/default.asp http://www.djlk.depkeu.go.id/dpujp/default.asp?x=glosari
9