AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
HUBUNGAN ADOPSI IFRS PSAK NO.16 (REVISI 2007) DENGAN DISCRETIONARY ACCRUALS SEBAGAI ALAT MANAJEMEN LABA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
Andison Mahasiswa Magister Akuntansi Universitas Mercubuana, Jakarta
[email protected] Received: 15-02-17
Reviewed: 27-02-17
Accepted: 13-04-17
Published: 20-07-17
ABSTRAK The purpose of this study to determine the effect of earnings management on firm performance. Earnings management proxy by discretionary accruals, firm performance meausured by Tobins’s Q. The study used secondary data listed in Indonesia Stock Exchange on manufacturing company period 2013 – 2015 and result sampel 33 firm-years. Data analysis with regression. The result show earnings management negative effect on firm performance, and supported Huang et. al. (2009). Keywords: earning management, firm performance, SFAS No.16
menghasilkan laporan keuangan yang transparan
PENDAHULUAN Standar
akuntansi
keuangan
merupakan
dan dapat diperbandingkan. Standar
pedoman untuk menyusun laporan keuangan perusahaan. Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat kecenderungan pada dunia bisnis global untuk menggunakan International Financial Reporting Standards (IFRS). IFRS merupakan standar pelaporan keuangan yang dibuat oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB). IASB merupakan lembaga independen yang didanai oleh pihak swasta dan berperan dalam menyusun standar akuntansi berbasis di London (Norton, et al., 2006). Norton, et al. (2006), menerangkan bahwa tujuan dari IASB adalah mengembangkan standar akuntansi internasional yang berkualitas tinggi, dapat dipahami, dan dapat
dilaksanakan
secara
global
untuk
akuntansi
yang
berlaku
di
Indonesia sebelum adopsi IFRS dilakukan merupakan
standar
yang
fleksibel
yang
memungkinkan adanya pemberlakuan metodemetode akuntansi yang berbeda pada setiap perusahaan. Standar yang fleksibel ini menimbulkan kemungkinan terjadinya accounting creative dan manajemen laba. Pengaruh adopsi IFRS
pada
persyaratan
manajemen akan
perusahaan
item-item
yaitu
pengungkapan
semakin tinggi, dengan mengadopsi IFRS manajemen memiliki akuntabilitas yang tinggi dalam
menjalankan
perusahaan,
laporan
keuangan perusahaan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bagi pihak di luar manajemen karena informasi yang terdapat
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
10
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
dalam laporan keuangan tersebut menjadi lebih
Manajemen laba diduga dilakukan oleh
relevan, krusial, akurat dan mudah untuk
pihak manajemen dalam proses pelaporan
dipahami. Dengan mengadopsi IFRS, akan lebih
keuangan suatu perusahaan karena mereka
membantu para investor dalam mengestimasikan
mengharapkan suatu manfaat dari tindakan yang
investasi pada perusahaan berdasarkan data-data
dilakukan.
laporan
tahun
dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi
sebelumnya, semakin meningkatnya tingkat
data atau informasi akuntansi, tetapi lebih
pengungkapan
dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi
keuangan
berdampak
perusahaan
suatu
pada
pada
perusahaan
rendahnya
maka
biaya
modal
perusahaan.
(accounting
methods)
laba
tidak
untuk
harus
mengatur
keuntungan yang bisa dilakukan karena memang
Informasi dalam laporan keuangan harus relevan
Manajemen
dan
representasi
agar
dapat
diperkenankan menurut accounting regulations. Siregar dan Bachtiar (2003) perusahaan yang
mempengaruhi tujuan pengambilan keputusan.
melakukan
Informasi yang diberikan manajemen kepada
mengungkapkan informasi lebih sedikit dalam
pemegang saham harus dapat mewakili kondisi
laporan keuangannya agar tidak terdeteksi.
baik
Perusahaan
buruknya
kondisi
ekonomi
suatu
manajemen
dengan
laba
tingkat
cenderung
pengungkapan
perusahaan. Scott (2012) menyatakan bahwa
minimal cenderung melakukan manajemen laba
apabila beberapa pihak yang terkait dalam
dan sebaliknya.
transaksi
bisnis
memiliki
lebih
Sulistyanto (2008) mengemukakan bahwa
dibandingkan pihak lainnya, maka kondisi
keberadaan aturan dalam standar akuntansi dapat
tersebut dikatakan sebagai asimetri informasi
merupakan salah satu alat yang mengakomodasi
(information
dan
asymmetry).
informasi
Kondisi
asimetri
memfasilitasi
perusahaan
melakukan
tersebut dimanfaatkan oleh pihak manajemen
kecurangan. Perusahaan dapat menyembunyi-
untuk memaksimalkan kepentingan pribadinya
kan kecurangan dengan memanfaatkan berbagai
dengan menyembunyikan informasi-informasi
metode dan prosedur yang terdapat dalam
yang tidak diketahui oleh pemegang saham.
standar akuntansi, sehingga standar akuntansi
Semuanya tidak terlepas dari apa yang disebut
seolah-olah
sebagai
mendapatkan
kesempatan perusahaan untuk mengatur dan
keuntungan atau manfaat pribadi (obtaining
mengelola laba perusahaan. Upaya mengurangi
private
manajemen
usaha-usaha
gains).
Pihak
untuk
manajemen
dapat
mengakomodasi
laba
yaitu
dan
dengan
memberi
melakukan
mempengaruhi angka-angka akuntansi dalam
koreksi terhadap standar akuntansi. Perbaikan
pelaporan keuangan dengan cara melakukan
standar akuntansi yang saat ini sedang menjadi
manajemen laba.
isu
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
adalah
adopsi
International
Financial
11
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
Reporting Standard (IFRS). Cai et al. (2008)
Pada PSAK 16 (Revisi 1994), aset tetap
mengungkapkan salah satu isu dari IASB adalah
disajikan berdasarkan nilai perolehan aktiva
bahwa IFRS bertujuan untuk menyederhanakan
tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. PSAK
berbagai alternatif kebijakan akuntansi yang
16
diperbolehkan dan diharapkan dapat membatasi
revaluasi aktiva tetap (SAK, 2002). Sedangkan
pertimbangan
manajemen
pengukuran setelah pengakuan menurut PSAK
(management’s discretion) terhadap manipulasi
No. 16 (SAK, 2012); “Entitas memilih antara
laba sehingga dapat meningkatkan kualitas laba.
model biaya atau model revaluasi sebagai
Tingkat manajemen laba dalam sebuah laporan
kebijakan
keuangan perusahaan dapat dilihat dengan cara
kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap
menghitung
atau
dalam kelompok yang sama. Pada model biaya,
kebijakan akrual yang muncul karena kebijakan
setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat
manajemen.
pada biaya perolehan dikurangi akumulasi
kebijakan
(Discretionary
Accruals)
(Revisi
1994)
tidak
akuntansinya
memperkenankan
dan
menerapkan
Konvergensi IFRS di Indonesia sudah
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai
dimulai pada tahun 2008 yang ditandai dengan
aset. Sedangkan untuk model revaluasi setelah
terdapatnya perubahan-perubahan dalam PSAK
pengakuan sebagai aset, aset tetap yang nilai
sebagai
Tujuan
wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat
konvergensi ini adalah untuk mengeliminasi
pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada
perbedaan (gap) antara standar akuntansi di
tanggal
Indonesia dengan IFRS (Wondabio, 2011).
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai
Dampak
adalah
setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan
menghasilkan laporan keuangan yang lebih
dengan keteraturan yang cukup reguler untuk
relevance dan faithful representation karena
memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda
lebih banyak menggunakan nilai wajar (fair
secara material dengan jumlah yang ditentukan
value). Secara garis besar IFRS mengatur
dengan menggunakan nilai wajar pada akhir
pembuatan dan penyusunan laporan keuangan
periode pelaporan.”
yang
akibat
dari
penilaian
diadopsinya
konvergensi
aset
IFRS.
IFRS
perusahaan
revaluasi
dikurangi
akumulasi
harus
Brown et al, (1992);. Whittred dan Chan,
berdasarkan pada nilai wajar (Laili, 2008). Salah
(1992) dan Hu, et al (2015), pilihan akuntansi
satu penggunaan nilai wajar yang diadopsi di
untuk melakukan revaluasi aktiva tetap dikaitkan
PSAK hasil dari konvergensi IFRS adalah
dengan prilaku opportunistik manajerial se-
PSAK No.16 (revisi 2007) tentang revaluasi
hubungan
aktiva tetap, salah satunya adalah perbedaan
keuangan dan political costs. Penelitian Brown
pengukuran aset tetap setelah pengakuan awal.
et al. (1992), Whittred dan Chan (1992), Cotter
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
dengan
contracting,
kebutuhan
12
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
dan Zimmer (1995), dan Christensen dan
dikatakan memaksimumkan nilai perusahaan
Nikolaev (2013) di Autralia membuktikan
juga
bahwa perusahaan yang mememiliki tingkat
pemegang saham. Saham suatu perusahaan bisa
leverage yang tinggi mempengaruhi kebijakan
dinilai dari pengembalian (return) yang diterima
perusahaan untuk melakukan revaluasi aktiva
oleh pemegang saham dari perusahaan yang
tetap. Easton et al. (1993) dalam penelitiannya,
bersangkutan. Return bagi pemegang saham bisa
dimana 40 % dari responden secara ekplisit
berupa penerimaan dividen tunai ataupun adanya
mengungkapan bahwa revaluasi aktiva tetap
perubahan harga saham pada suatu periode
bertujuan untuk mengurangi hutang perusahaan
(Ross
dan
Hasil
perusahaan untuk me-manage atau melaporkan
temuannya mengindikasikan bahwa revaluasi
laba sedemikian agar harga saham/investor
aktiva tetap berkaitan dengan peningkatan
merespon baik tentang kinerja perusahaan.
keuangan perusahaan yang terkait dengan
Dengan demikian, laba menjadi salah satu
contracting. Disisi lain, revaluasi aktiva tetap
komponen penting dalam mengambil keputusan
dengan
serta
melonggarkan
kendala
penggunaan
hutang.
nilai
wajar
dapat
berarti
2002).
menjadi
memaksimumkan
Hal
ini,
pusat
yang
kekayaan
mendorong
perhatian
bagi
para
meningkatkan kualitas laporan keuangan yang
penggunanya. Huang et al (2009) dalam
dapat mengurangi asimetri informasi antara
penelitiannya
manajer dan pemegang saham. Danbolt dan Ress
management berpengaruh positif terhadap nilai
(2008)
perusahaan. Zhang et al (2006); Yip dan Nguyen
membuktikan
bahwa
kandungan
membuktikan
earning
informasi revaluasi aktiva tetap berpengaruh
(2011)
positif terhadap reaksi pasar.
management berpengaruh negatif terhadap nilai
Berdasarkan teori signaling bahwa laba
membuktikan
bahwa
bahwa
earning
perusahaan.
dapat memberikan sinyal yang positif mengenai prospek perusahaan di masa depan perusahaan.
Hipotesis Penelitian
Dengan adanya pertumbuhan laba yang terus
Teori Agensi
meningkat dari tahun ke tahun, akan mem-
Teori keagenan menyatakan bahwa antara
berikan sinyal yang positif mengenai kinerja
manajemen dan pemilik mempunyai kepenting-
perusahaan. Selain itu peningkatan laba akan
an yang berbeda (Jensen dan Meckling, 1976).
berdampak pada value of the firm (nilai
Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelola-
perusahaan) yang akan tercermin pada nilai
an dan kepemilikan akan rentan terhadap konflik
saham. Jadi dengan demikian nilai saham
keagenan
(Lambert,
2001).
merupakan indeks yang tepat untuk mengukur
keagenan
dirancang
sebuah
efektivitas
melibatkan
perusahaan,
sehingga
seringkali
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
kedua
belah
Dalam sistem
pihak,
model yang
sehingga
13
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380
diperlukan
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
kontrak
kerja
antara
pemilik
(principal) dan manajemen (agent). Dalam kesepakatan
tersebut
diharapkan
menerima
serta reward
menjamin dari
agen
hasil
untuk aktivitas
pengelolaan perusahaan. Perbedaan kepentingan antara pemilik dan manajemen terletak pada maksimalisasi
manfaat
(utility)
pemilik
(principal) dengan kendala (constraint) manfaat (utility) dan insentif yang akan diterima oleh manajemen (agent). Karena kepentingan yang berbeda sering muncul konflik kepentingan antara pemegang saham/ pemilik (principal)
laba
yang
dilaporkan
oleh
perusahaan meningkat maka informasi tersebut dapat dikategorikan sebagai sinyal baik karena mengindikasikan kondisi perusahaan yang baik. Sebaliknya
apabila
laba
yang
dilaporkan
menurun maka perusahaan berada dalam kondisi tidak baik sehingga dianggap sebagai sinyal yang jelek. Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa isyarat adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi
petunjuk
bagi
Teori Akuntansi Positif Praktik manajemen laba dikaitkan dengan suatu teori akuntansi, yaitu teori akuntansi positif atau positive accounting theory. Teori akuntansi positif merupakan teori akuntansi yang berusaha mengungkapkan bahwa faktor-faktor ekonomi tertentu atau ciri-ciri suatu unit usaha tertentu bisa dikaitkan dengan perilaku manajer atau para pembuat laporan keuangan. Teori ini dapat memberikan pedoman kepada para pembuat keputusan kebijakan akuntansi dalam melakukan perkiraan-perkiraan atau penjelasan-penjelasan
dengan manajemen (agent). Apabila
saham.
dapat
memaksimumkan utilitas principal, dan dapat memuaskan
menguntungkan akan cenderung untuk menjual
investor
tentang
bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal yang baru diperlukan dengan cara-cara lain. Sedangkan dengan prospek yang kurang
akan konsekuensi dari keputusan tersebut. Manajemen laba dilakukan oleh manajer atau para pembuat laporan keuangan dalam proses pelaporan keuangan suatu organisasi karena mengharapkan suatu manfaat dari tindakan yang dilakukan. gambaran
Manajemen akan
perilaku
laba
memberikan
manajer
dalam
melaporkan kegiatan usahanya pada suatu periode tertentu, yaitu adanya kemungkinan munculnya motivasi tertentu yang mendorong mereka untuk mengatur data keuangan yang dilaporkan. Prediksi yang dibuat oleh teori akuntansi positif diorganisasikan secara luas pada tiga hipotesis yang diformulasikan oleh Watts dan Zimmerman (1990) yaitu hipotesis rencana bonus, hipotesis kontrak hutang, dan hipotesis biaya politik. Ketiga hipotesis tersebut menjelaskan
hubungan
antara
kebijakan
akuntansi dengan manajemen laba. Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
14
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
Teori akuntansi positif juga digunakan untuk
menjelaskan
motivasi
Peasnell, 2000a). Tay (2009), Revaluasi aset
melakukan
tetap dapat berupa upward revaluation dan
revaluasi aset (Azouzi dan Jarboui, 2012). Hal
downward revaluation. Upward revaluation
ini berarti bahwa perusahaan akan mengubah
adalah penyajian kembali nilai buku aset sejauh
metode akuntansi dari historical cost menjadi
hal tersebut tidak melebihi net current value atau
fair value diantaranya untuk meminimumkan
recoverable value. upward revaluation mengacu
biaya politik (Watt dan Zimmerman, 1960).
pada incremental value dari nilai buku aset,
Revaluasi aset dapat dijadikan sebagai alat untuk
sedangkan downward revaluation berarti bahwa
menurunkan biaya politik dan juga dapat
net current value dibawah nilai bukunya.
digunakan sebagai sinyal adanya pertumbuhan
Upward revaluation aset tetap meningkatkan
perusahaan (Azouzi dan Jarboui, 2012)
nilai ekuitas pemegang saham dan nilai aset tetap.
PSAK 16 (Revisi 2007) Revaluasi aset tetap adalah penilaian kembali
Manajemen Laba
aset tetap. Revaluasi sering dimaknai penilaian
Scott (2009), manajemen laba merupakan suatu
ulang yang menyebabkan nilai aset menjadi
tindakan manajemen untuk memilih kebijakan
lebih
dapat
akuntansi dari suatu standar tertentu agar
menghasilkan nilai yang lebih rendah maupun
mencapai target laba tertentu, dengan tujuan
lebih tinggi dari aset tercatat (Martani, 2012).
memaksimalkan kesejahteraan pihak manajemen
Alasan yang mendasari keputusan revaluasi aset
dan atau nilai perusahaan. Ada dua cara
ini oleh perusahaan adalah untuk memastikan
pemahaman atas manajemen laba (Scott, 2009).
bahwa nilai wajar dari aset tetap perusahaan
Pertama, manajemen laba sebagai peluang bagi
tercermin dalam laporan keuangan. Revaluasi
manajer
aset mengacu pada penyajian kembali atas nilai
pribadinya, atau dikenal dengan Oportunistic
buku aset (carrying amount) sehingga mendekati
Earnings Management. Kedua, manajemen laba
nilainya sekarang (Brown et al, 1992). Revaluasi
dapat
aset mempengaruhi laporan keuangan dalam dua
contracting (Efficient Earnings Management)
cara. Pertama, mengubah jumlah aset yang
adalah manajemen laba dapat digunakan oleh
ditampilkan di laporan posisi keuangan dan
manajer sebagai jalan keluar untuk melindungi
angka
revaluasi
kepentingan perusahaan dalam mengantisipasi
mengubah keuntungan saat ini dan masa yang
kejadian-kejadian tak terduga demi keuntungan
akan datang yang disebabkan oleh perubahan
pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak.
tinggi,
dalam
padahal
ekuitas.
revaluasi
Kedua,
untuk
dipandang
meningkatkan
dari
kepentingan
perspektif
efficient
depresiasi dari aset yang direvaluasi (Lin dan
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
15
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
Schipper (1989), earning management
equity. Kedua, Tobin’s Q menggunakan market
atau manajemen laba diartikan sebagai suatu
value of total asset, karena perusahaan tidak
intervensi dengan maksud tertentu terhadap
hanya menggunakan ekuitas dalam mendanai
proses pelaporan keuangan eksternal dengan
kegiatan operasionalnya, namun perusahaan juga
sengaja
menggunakan sumber-sember lain seperti hutang
memperoleh
beberapa
keuntungan
pribadi. Manajemen laba terjadi ketika para manajer
menggunakan
judgment
jangka pendek maupun jangka panjang.
dalam
pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi
Manajemen Laba dan Nilai Perusahaan
untuk
yang
Hu, Percy dan Yao (2015), mengatakan bahwa
menyesatkan terhadap pemegang saham atas
pilihan akuntansi untuk melakukan revaluasi
dasar kinerja ekonomi organisasi atau untuk
aktiva tetap dikaitkan dengan prilaku opportun-
mempengaruhi hasil sesuai dengan kontrak yang
istik manajerial sehubungan dengan praktik
tergantung pada angka-angka akuntansi yang
manajemen laba. Di sisi lain, revaluasi aset
dilaporkan.
dapat mengurangi masalah keagenan ketika
merubah
laporan
keuangan
motivasi utama manajer untuk revaluasi aset Nilai Perusahaan
tetap adalah mengungkapkan nilai wajar aset
Nilai pasar perusahaan merupakan harga saham
terhadap pengguna laporan keuangan dan untuk
perusahaan yang terbentuk dari transakasi antara
mengurangi asimetri informasi antara manajer
penjual dan pembeli, karena harga pasar saham
dan pemegang saham. Beberapa studi menguji
dianggap sebagai gambaran dari nilai aset
kandungan informasi dari revaluasi aktiva tetap
perusahaan. Tobin’s Q merupakan salah satu
berpengaruh positif terhadap reaksi pasar saham
alternatif
(Ress, 2008; Hu, Percy dan Yao, 2015).
yang
digunakan
dalam
menilai
perusahaan yang dikembangkan oleh Profesor
Laba merupakan komponen penting bagi
James Tobin. Tobin’s Q merupakan harga
banyak
pengganti dari biaya yang dibutuhkan guna
berusaha menyajikan laba yang disesuaikan
memperoleh aset yang sama persis dengan aset
dengan tujuan yang diinginkan oleh manajer,
yang dimiliki perusahaan. James Tobin (1967)
seperti melakukan manajeman laba (earnings
dan (Pradita, 2010), mengungkapkan bahwa
management). Earnings management merupakan
rasio ini hampir sama dengan market-to-book-
suatu cara penyajian laba yang disesuaikan
value ratio, namun ada beberapa karakteristik
dengan tujuan yang diinginkan oleh manajer,
berbeda yang dimiliki Tobin’s Q. Pertama,
melalui pemilihan suatu set kebijakan akuntansi
Tobin’s Q yang menggunakan replacement cost
atau melalui pengelolaan akrual (Scott, 2000).
sebagai denominator bukan book value of total
Earnings management dapat dilihat dalam dua
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
pihak,
sehingga
manajemen
akan
16
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380
prespektif:
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
pertama,
earnings
management
(1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di
merupakan prilaku manajemen yang oportunistik
dalam Bursa Efek Indonesia periode 2013 -
yang dikaitkan dengan mekanisme kompensasi,
2015. (2) Perusahaan yang mempublikasikan
kontrak utang dan biaya politik. Kedua, earnings
laporan keuangan secara lengkap untuk periode
management merupakan prilaku manajamen
31 Desember 2013 - 2015 di dalam Bursa Efek
yang efisien yang bermanfaat bagi perusahaan,
Indonesia. (3) Perusahaan yang mengadopsi
jika dilihat dari prespektif efisiensi kontrak.
IFRS PSAK No. 16 (Revisi 2007) selama
Penelitian ini didasarkan pada teori hipotesis
pasar
efisien
(Efficient
periode penelitian yaitu tahun 2013-2015. (4)
Market
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Hypothesis/EMH) mengasumsikan bahwa pasar
Indonesia yang menyajikan laporan keuangan-
modal Indonesia termasuk dalam kategori
nya dalam bentuk rupiah.
efisien setengah kuat. Dalam bentuk ini, harga
Sumber data penelitian ini adalah data
saham akan mencerminkan berbagai informasi
sekunder berupa laporan keuangan tahunan
yang dipublikasikan, termasuk informasi dalam
perusahaan manufaktur yang listing di Bursa
laporan keuangan. Huang et al (2009) dalam
Efek
penelitiannya
(www.idx.co.id). Teknik pengumpulan data
membuktikan
bahwa
earning
management berpengaruh positif terhadap nilap
Indonesia
melalui
website
BEI
adalah penelitian arsip (archival research).
perusahaan. Dalam hal ini bahwa tindakan Tabel 1. Sampel Penelitian
manajemen laba yang dilakukan manajemen
Keterangan
Jumlah
dalam rangka efisiensi sehingga nilai perusahaan
sampel
meningkat (Siregar & Utama, 2008). Ha :
discretionary
accruals
Penelitian
sebagai
alat
Jumlah
Perusahaan
yang
manajemen laba berpengaruh positif dan
mengadopsi PSAK 16 (Revisi
signifikan terhadap nilai perusahaan
2012) berturut-turut 2013-2015
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Dikurangi
Metodologi Penelitian Populasi
penelitian
%
36
100
3
8.3
33
91.7
Laporan keuangan yang tidak
ini
adalah
perusahaan
memiliki
kelengkapan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
periode 2013-2015
Indonesia yang menerbitkan laporan keuangan
Jumlah Sampel Penelitian
data
tahun 2013 - 2015. Sedangkan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:
Berdasarkan tabel 1, dapat dijelaskan bahwa perusahaan yang mengadopsi PSAK 16 (Revisi 2007) berjumlah 36 (100%) perusahaan
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
17
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
manufaktur periode 2013 - 2015, dari jumlah
total equity; Size = ukuran perusahaan, diproxi
sampel
dengan total penjualan.
penelitian
diketahui
3
(8.3%)
perusahaan tidak memiliki kelengkapan data untuk
periode
keseluruhan perusahaan
2013-2015
sampel yang
adalah
dapat
sehingga 33
dijadikan
Tabel 2. Statistik Deskriptif
total
N
(91.7%)
Teknik Analisis Data
Std.
m
m
n
Deviatio
Tobin’s
3
0.40
15.57
1.49
1.93
Q
3
0.0027
25.61
6
5.16
3
0.02
0.035
3.88
0.12
3
0.05
4.25
0.14
1.40
3
5.59
7.33
1.35
0.49
EM
inferens (statistik induktif). Untuk mengetahui
ROE
tingkat signifikansi korelasi antara variabel
3 LEV
independen (x) dan variabel independen (y), maka diperlukan model statistik untuk menguji
SIZE
6.30
3 3 3
hipotesis yang ditetapkan. Oleh karena itu yang
Mea
n
Dalam menganalisis data digunakan statistik
penelitian
Maximu
sampel
penelitian.
hipotesis
Minimu
3
dirumuskan
menunjukkan pada penelitian korelatif, maka
Hasil pengujian statistik deskriptif pada
teknik yang digunakan dalam menganalisis
tabel 2, diperoleh untuk variabel Tobin,s Q, nilai
tingkat signifikansi untuk variabel independen
terendah 0.40, nilai tertinggi 15.57, nilai mean
terhadap dependen adalah model regresi linear
1.496 dan standar deviasi 1.93. Variabel earning
berganda (multiple regression analysis).
management diperoleh nilai terendah 0.0027,
DAC
= ( TAC/TAit-1) – (α1 (1/TAit-1) +
β1((ΔREVit–ΔRECit)/TAit-1) + β2 (PPEit/TAit-1) + β3(∆REV/TAit-1)+e …….…….(1) Tobin’s
Q
=
nilai tertinggi 25.61, nilai mean 3.88 dengan standar deviasi 5.16. Nilai terendah untuk variable ROE adalah 0.02, nilai tertinggi 0.035 dan mean 0.14, standar deviasi 0.12. Variabel leverage yaitu nilai terendah 0.05, nilai tertinggi
…………………………….....................…(2) Tobin’s Q = β1ROE + β2LEV + β3SIZE + e …………………………………………... (3)
4.25 dan mean 1.35 dengan standar deviasi 1.40. Disamping itu, untuk variabel ukuran perusahaan dimana nilai terendah yaitu 5.59 dan
Tobin’s Q = β0 + β1DAC + β2ROE + β3LEV +
tertinggi 7.33, mean 6.30 dengan standar deviasi
β4SIZE+e ………..……………..…….…..(4)
0.49.
Dimana: DAC = discretionary accruals; Tobin’s Q = nilai perusahaan; ROE = return on equity; LEV = rasio leverage yaitu total hutang dibagi Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
18
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
diperoleh nilai R Square 0.19, bearti 19%
Hasil Penelitian dan Pembahasan Tobin’s Q = β0 + β1ROE + β2LEV + β3SIZE + e
Tobin,s Q dapat diprediksi oleh manajemen laba dan dikontrol langsung oleh ukuran perusahaan.
………………………………………... (3) Tobin’s Q = β0 + β1DAC + β2ROE + β3LEV +
Dari tabel diatas, nilai F hitung dari model 3 adalah 5,103 dengan nilai probabilitas sebesar
β4SIZE+e ……..……………..…….…. (4)
0,041, yang lebih kecil dari 0,05. Model 4 adalah Tabel 3. Hasil Pengujian Hipotesis Var.
Model 3 Koef.
Const.
4.226 dengan nilai probabilitas sebesar 0,026,
Model 4 t
Sig.
2.441
Koef.
yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa t
Sig.
kedua model regresi dapat digunakan dalam menjelaskan hubungan antar variabel.
0.742
Hasil pengujian hipotesis yaitu pengaruh EM ROE LEV Size
0.001 -
2.432
1.763
1.435
4.561
0.345
0.066 0.134 0.021
0.653 0.045 0.001
1.912
0.027
0.961
0.060
model 4 menunjukkan nilai t sebesar 1.912
0.102
0.121
dengan nilai signifikansi 0.027 < 0.05. dapat
0.247
0.018
manajemen laba terhadap nilai perusahaan pada
disimpulkan bahwa manajemen laba memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
3.012
perusahaan Tobin’s Q. Disamping itu, untuk
N
33
33
F
5.103
4.224
Sig. F
0.041
0.026
dengan masing- masing tingkat signifikansi pada
Adj.
0.12
0.19
model 3 yaitu 0.066 dan 0.134 dan pada model 4
pengujian variabel kontrol ROE dan Leverage
2
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan
R
yaitu
Signifikansi 5%
perusahaan memiliki pengaruh positif dan
DAC = discretionary accruals; Tobin’s Q = nilai
siginifikan terhadap nilai perusahaan dengan
perusahaan; ROE = return on equity; LEV =
nilai signifikansi 0.021 (model 3) dan 0.018
rasio leverage yaitu total hutang dibagi total
(model 4) lebih kecil dari 0.05.
equity; Size = ukuran perusahaan, diproxi dengan total penjualan
0.060
dan
0.121.
variabel
ukuran
PSAK No. 16 (2007) Aset Tetap yang diadopsi dari IAS 16 (2003) dan menggantikan
Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa nilai R
PSAK No. 16 (1994) Aset Tetap dan Aset
Square pada model 3 diperoleh sebesar 0,12. Hal
Lainnya, efektif pada 1 Januari 2012. Perubahan
ini berarti sebesar 12% Tobin’s Q dapat
signifikan dalam revisi PSAK ini adalah
diprediksi dari variabel ROE, leverage dan
perusahaan dapat memilih model revaluasi untuk
ukuran perusahaan. Sedangkan pada model 4
mengukur aset tetap. Sebelum revisi, perusahaan
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
19
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
diwajibkan untuk menggunakan model biaya
para ilmuwan dan peneliti akuntansi. Menyadari
saja. Namun, semua perusahaan dalam sampel
akan pentingnya manfaat multiparadigma dalam
memilih untuk menggunakan model biaya
riset
daripada beralih ke model revaluasi ketika
menyelami metode pendekatan yang berbeda
PSAK No. 16 (2007) pertama kali dilaksanakan.
dengan
Oleh karena itu, perubahan dalam standar ini
yaitu; pendekatan enterpretive dengan tujuan
tidak menghasilkan perubahan yang signifikan
untuk mendapatkan gambaran khusus instisari
dalam
kebudayaan yang diteliti.
kebijakan
akuntansi
dan
akrual
diskresioner manajemen laba.
akuntansi
peneliti
mencoba
pendekatan-pendekatan
Studi
Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh
maka
ini
antropologi
menggunakan
pendekatan
kualitatif
atau
bahwa manajemen laba berpengaruh negatif
pendekatan
deskriptif.
terhadap nilai perusahaan. Hasil temuan ini
dilakukan
mendukung penelitian Zhang et al (2007), dan
menggunakan perubahan standar yang berlaku,
Huang et al (2009). Pengaruh negatif tersebut
yang dari US GAAP ke penerapan IFRS ,dengan
menandakkan bahwa tindakan manajemen laba
berlakunya IFRS ini metode pencatatan yang
akan menurunkan nilai perusahaan. Hal ini dapat
berlaku juga berubah dari metode cash basis di
dijelaskan bahwa manajemen laba melalui
ijinkan, berubah menjadi hanya metode accrual
akrual
basis yang diterapkan.
diskresioner
mudah
dideteksi
serta
non-positivistik
penulis
Adapun
dalam
dengan
cara
pembhasan
yang ini
mengandung unsur subyektifitas dan manipulasi yang tinggi. Jadi, ketika akrual dinilai investor
Hasil dan pembahasan
sebagai tindakan manipulasi manajemen maka
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti
investor tidak mempercayai apa yang telah
empiris dan mengetahui gambaran hubungan
dilakukan oleh manajemen, kondisi inilah yang
adopsi IFRS PSAK 16 (Revisi 2007) dengan
menyebabkan nilai perusahaan menurun (Huang
discretionary accruals sebaga alat manajemen
et al, 2009).
laba dan pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.
Perkembangan akuntansi dalam konteks
Dari hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa
sosial dan praktik budaya yang kian beragam
manajemen laba berpengaruh negatif terhadap
semakin mengukuhkan eksistensi paradigma
nilai perusahaan. Pengaruh negatif tersebut
kualitatif. Kemampuannya menghasilkan produk
menandakkan bahwa tindakan manajemen laba
analisis
dengan
akan menurunkan nilai perusahaan. Hal ini dapat
settingnya. Beberapa metode penelitian berbasis
dijelaskan bahwa manajemen laba melalui
kualitatif ini seperti; analisis wacana, studi
akrual
kasus, semiotik dan etnografi kini mulai dilirik
mengandung unsur subyektifitas dan manipulasi
yang
mendalam
selaras
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
diskresioner
mudah
dideteksi
serta
20
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
yang tinggi. Jadi, ketika akrual dinilai investor
Science Research Network Electronic
sebagai tindakan manipulasi manajemen maka
Paper Collection.
investor tidak mempercayai apa yang telah
Christensen, H. B. & Nikolaev, V. 2013. Does
dilakukan oleh manajemen, kondisi inilah yang
fair value accounting for non-financial
menyebabkan nilai perusahaan Huang et al
assets pass the market test? Review of
(2009).
Accounting Studies, Vol. 18 No.3, pp.
Beberapa keterbatasan dalam penelitian
734-775.
ini perlu dikemukakan agar interprestasi hasil
Cotter, J. & Zimmer, I. 1995. Asset revaluations
penelitian dilakukan secara hati-hati dengan
and assessment of borrowing capacity.
mempertimbangkan segala keterbatasan yang
Abacus. Vol. 31 No 2, pp. 136-151.
ada. Selain itu, keterbatasan penelitian berguna
Dewan Standar Akuntansi Indonesia. 2012.
bagi pengembangan penelitian sejenis dimasa
Standar Akuntansi Keuangan Per 1 Juni
depan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini
2012. Jakarta : Ikatan Akuntan Indonesia.
adalah
masih
sedikitnya
perusahaan
yang
Hu, Fang, Percy, Majella, dan Yao, Daifei. 2015.
memilih revaluasi aset tetap. Disarankan pada
Asset
revaluations
and
earnings
penelitian selanjutnya untuk menguji di periode
management: Evidence from Australian
berbeda atau jenis perusahaan yang berbeda.
companies. Corporate Ownership and Control. 13(1), pp. 930-939. Huang, P., Zhang, Y., Deis, Donald R., &
DAFTAR PUSTAKA Azouzi, Mohamed Ali & Anis Jarboul. 2012.
Moffitt, J. S. 2009. Do artificial income
The Evidence of Management motivation
smoothing and real income smoothing
to revalue property plant and Equipment
contribute to firm value equivalenty?
in Tunisia, Journal of Accounting and
Journal of Banking & Finance. 33, 224-
Taxation, Vol. 4(2).
233.
Brown, P., Izan, H.Y. & Loh, A. L. 1992. Fixed asset
revaluations
and
Jensen, M. & W. Meckling. 1976. Theory of the
managerial
Firm : Managerial Behavior, Agency Cost
incentives. Abacus. Vol. 28 No. 1, pp. 36-
dan Ownership Structure. Journal of
57.
Financial Economics (3) : 305-360.
Cai, L., A. R. Rahman, & S. M. Courtenay.
Laili,
Y.
R.
2008.
Pengaruh
Penerapan
2008. The Effect of IFRS and Its
Konvergensi IFRS terhadap Penilaian
Enforcement on Earnings Management :
Aset dengan Menggunakan Konsep Fair
An
Value. Jurnal Ekonomi dan Akuntansi , 1-
International
Comparison.
Social
24
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
21
AKRUAL: Jurnal Akuntansi
Vol 8, No 2, (April) 2017
p-ISSN: 2085-9643 e-ISSN: 2502-6380
http://journal.unesa.ac.id/index.php/aj
Lambert, R. A. 2001. Contracting Theory and
Yip, W. H., & Nguyen, H. 2012. Exchange rate
Accounting. Journal of Accounting and
exposure and the use of foreign currency
Economics (32) : 3-87.
derivatives in the Australian resources
Ross, S. A., Westerfield, R. W., & Jaffe, J. 2010. Corporate Finance, 9th ed. McGraw Hill. Schipper, K. 1989. Earnings Management. Accounting Horizons 3, 91-106
sector. Journal of Multinational Financial Management, 22,151-167. Watts, R. L. & J. L. Zimmerman. 1990. Positive Accounting
Scott, William R. 2009. Financial Accounting Theory. 5th edition. Prentice Hall.
Theory:
A
Ten
Year
Perspective. The Accounting Review 65 (1) : 131-156.
Scott, W. R. 2012. Financial Accounting
Zang, Amy Y. (2007). Evidence on the Tradeoff
Theory. Sixth Edition. Pearson Prentice
between Real Manipulation and Accrual
Hall. Toronto
Manipulation. The Accounting Review,
Shoorvarzy, M. R., & Tuzandehjani, M. 2011. The Impact of Accounting Standard Setting on Earning Response. World Applied Sciences Journal , 1369-1373.
Antara
Manajemen
87.
American
Accounting
Association. Zhang, Haiwen. 2009. Effect of Derivative Accounting Rules on Corporate Risk-
Siregar, S. V., & Y. S. Bachtiar. 2003. Hubungan
Vol.
Laba
Management
Behavior.
Journal
of
Accounting and Economics, 47, 244-264
dengan Tingkat Pengungkapan Sosial. Simposium Nasional Akuntansi VI. Wang, Zhemin, 2006. Upward Revaluation of Fixed Assets, Journal of Business and Economics Research Vol. 4, No. 1 Wondabio, Ludovicus Sensi. 2011. Konvergensi IFRS dan Pemahaman PSAK terkini, Pelatihan
Dampak
Penerapan
PSAK
Terbaru Berbasis IFRS terhadap Dunia Pendidikan dan Industri, Padang. Whittred, G. & Chan, Y. K. 1992. "Asset revaluations
and
the
mitigation
of
underinvestment". Abacus, Vol. 28 No. 1, pp. 58-74.
Copyright @ 2017 AKRUAL: Jurnal Akuntansi
22