KNCV Tuberculosis Foundation (KNCV) is a leading non-governmental organization working in Global Tuberculosis (TB) Control. KNCV Tuberculosis Foundation has a strong reputation in national and international TB control to help combat tuberculosis in Indonesia in close cooperation with the Ministry of Health; the National TB Control Program (NTP). KNCV with NTP has been supported and financed by GF-ATM is looking for consultant to provide TECHNICAL ASSISTANCE ON DEVELOPMENT OF IN DEPTH ANALYSIS REPORT ON RESULT OF TST OPERATIONAL TRIAL . Interested candidate can submit the proposal and the CV no later than 24.00 WIB; March 22, 2015 on Sunday to the address:
[email protected].
TENDER NOTIFICATION Ref # : TA -06 TA Title
:
TECHNICAL ASSISTANCE ON DEVELOPMENT OF IN DEPTH ANALYSIS REPORT ON RESULT OF TST OPERATIONAL TRIAL
Objectives
:
Needs assessment
:
To analyze the result from TST operational trial in supporting scoring system of Pediatric TB, and give recommendation for national policy on tuberculin test for diagnosing pediatric TB. Tuberculin Test Operational trial has been conducted in 5 provinces and ended in February 2013, however the report has not yet written although the data are collected.
Period of work
:
Total 25 working days in the period of 2 months including 1 day workshop.
TA Providers
:
TA Beneficiary Skill and knowledge transfer Consultany Experience/ Qualification
: :
TB researcher/ Pediatrician/ Childhood TB expert. NTP the consultant should build capacity of related MOH staffs to develop comprehensive academic paper for report writing, lesson learn, process, stakeholders identification, evidence review, etc. • Physician or health practitioner which understand TB control program, particularly Pediatric TB. • Has experience in practicing TB control program in health facility. • Understand the recording and reporting protocol of TB control program at health facility. • Able to perform simple statistic operations and quantitative data analysis. • Understand the system, structure and organization of pediatric health care in Indonesia. • Understand the health policies in Indonesia, particularly new policies that relates to child health, TB control program and involvement of non-government health care service. • Able to conduct a workshop involving stakeholders from various levels. • Able to write report both in Bahasa Indonesia and in English
Funding resources Work sites Consultant Fee Period
: : : : :
GF ATM TB Component, PR MOH Central level / Jakarta Rp. 30.000.000 - Rp 37.500.000 April - May 2015 The Term of Reference can be downloaded from our website www.kncv.or.id under the Dokumen menu and Publikasi submenu
:
From: 11 March 2015 until 22 March 2015
: :
On Sunday, 22 March 2015 at 24.00 Jakarta - Indonesia time Interested candidate can submit the proposal, no later than 24.00 WIB ; 22 March, 2015 on Sunday. Proposal submitted into two separated technical and financial proposal. (Technical proposal maximum of 7 pages and financial proposal maximum of 3 pages) The hardcopy of proposal should be sent to the following address: GF Procurement Office Indonesia; KNCV Tuberculosis Foundation Country Gedung Menara Bidakara 2, Lt. 18; Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.71-73; Pancoran, Jakarta Selatan 12870; PO.Box 4665, Jakarta 10046 Telp. (62-21) 83793350; fax. (62-21) 83793353 or by email:
[email protected]
:
Please write email to
[email protected] with subject reference Query TA# 06
Tender Document : Date available / published Proposal Submission Deadline Proposal Submission
For further Query
:
KERANGKA ACUAN:
TA#06 Development of in depth analysis report on result of TST operational trial LATAR BELAKANG: TB merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang sering pada anak, terutama di daerah endemis TB. Anak yang terinfeksi TB mempunyai risiko menderita TB berat seperti TB milier dan TB meningitis yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Walaupun menjadi salah satu masalah kesehatan penting di dunia, TB pada anak masih belum merupakan prioritas di Program TB nasional di hampir seluruh negara di dunia. Salah satu kendala dalam tata laksana TB pada anak adalah penegakan diagnosis. Penegakan diagnosis TB pada anak biasanya didasarkan pada gejala klinis seperti gizi kurang/buruk, batuk lama, pembesaran kelenjar limfe, demam lama, uji Tuberkulin yang dikombinasi dengan foto Rontgen dada dan riwayat kontak erat dengan penderita TB. Pada tahun 2004 IDAI memperkenalkan sistem skoring TB anak untuk memberikan acuan yang rasional dan sistematis kepada para tenaga kesehatan dalam menegakkan diagnosis TB pada anak. Namun penerapan sistem skoring TB Anak terkendala oleh tidak semua fasyankes mempunyai fasilitas untuk melakukan uji Tuberkulin dan foto Rontgen dada. Selain itu penggunaan sistem skoring belum tersosialisasi secara benar di seluruh fasyankes. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, Program Nasional Pengendalian TB telah melakukan “operational trial uji tuberkulin”untuk mengetahui kemampu-laksanaan (feasibilitas) dan efektivitas penerapan uji tuberkulin dalam mendukung implementasi sistem skoring TB anak di fasyankes. Uji operasional ini telah dilaksanakan tahun 2012 selama 6 bulan di 126 fasyankes (rumah sakit dan puskesmas) di 25 kabupaten yang tersebar di 5 provinsi. Ujicoba operasional ini telah dilaksanakan, namun hasilnya masih berupa data mentah yang dikirimkan dari lapangan. Saat ini di faskes yang termasuk dalam pelaksana kegiatan operational trial ini sudah tidak tersedia larutan tuberkulin dan hal ini menyebabkan kasus TB anak di fasyankes tersebut dilaporkan menurun. Program Nasional Pengendalian TB membutuhkan bantuan teknis dari konsultan berpengalaman yang dapat menyusun dan menganalisa data-data dari ujicoba operasional tersebut. Konsultan diharapkan dapat memberikan hasil analisa dan rekomendasi yang akan menjadi pertimbangan untuk menyusun sebuah kebijakan tentang penegakan diagnosis TB Anak di Indonesia.
Tujuan: Menganalisa data-data uji operasional penggunaan Tuberkulin dalam mendukung diagnosis TB Anak dengan sistem skoring dan memberikan rekomendasi untuk kebijakan nasional terkait penggunaan Tes Tuberkulin dalam diagnosis TB Anak. Tujuan khusus:
Menganalisis aspek efektivitas penerapan tes Tuberkulin untuk diagnosis TB pada anak.
Memberikan pertimbangan dan saran untuk penggunaan tes Tuberkulin sebagai alat diagnosis TB pada pasien anak.
Melakukan analisis data pada hasil Tuberculin Sensitivity Test Operational Trial di 5 provinsi.
Membandingkan data kasus TB Anak selama pelaksanaan kegiatan piloting dengan data setelah larutan tuberkulin tidak tersedia di fasyankes, sehingga dapat memberikan pertimbangan penggunaan tes tuberkulin sebagai alat diagnosis TB pada pasien anak.
Metode dan kegiatan :
Konsultan mengumpulkan data-data yang telah dikirimkan ke tingkat pusat oleh 126 fasyankes yang terlibat dalam TST (Tuberculin Senstivity Test) Operational Trial.
Konsultan mengumpulkan data TB anak di fasyankes pelaksana operational trial pasca tidak tersedia larutan tuberkulin di fasyankes tersebut. Informasi diperoleh melalui data sekunder di SITT Tim M&E Subdit TB.
Konsultan melakukan analisa data secara kuantitatif atas data-data terkumpul.
Konsultan mengadakan pertemuan lokakarya untuk mendapatkan pembelajaran dan informasi kualitatif dari beberapa daerah yang terlibat dalam TST (Tuberculin Sensitivity Test) Operational Trial.
Konsultan membuat kesimpulan dan saran atas temuan-temuan dari data-data terkumpul.
Konsultan membuat rekomendasi terstruktur untuk kebijakan penerapan tes Tuberkulin untuk mendukung diagnosis TB anak dengan sistem skoring. Termasuk rekomendasi untuk penguatan di tingkat fasyankes.
Luaran / Output: Konsultan diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk pelaksanaan TST di tingkat fasyankes agar efektif dan efisien, dan dapat digunakan sebagai masukan bagi kebijakan nasional TB Anak. Kriteria Konsultan:
Dokter atau praktisi kesehatan yang memahami program pengendalian Tuberkulosis, khususnya TB anak.
Berpengalaman melaksanakan program pengendalian TB di fasyankes. Memahami sistem pencatatan dan pelaporan program pengendalian TB.
Menguasai operasi-operasi statistik dan pengolahan data kuantitatif.
Memahami sistem, struktur dan organisasi dalam pelayanan kesehatan anak di Indonesia.
Mampu mengelola dan memimpin lokakarya yang melibatkan stakeholder dari beragam tingkatan (pusat, provinsi) dan dari sektor swasta.
Memahami kebijakan-kebijakan terkait pembangunan kesehatan di Indonesia, khususnya kebijakan-kebijakan baru yang berkaitan dengan kesehatan anak, pengendalian TB dan pelibatan pelayanan kesehatan non-pemerintah.
Mampu membuat laporan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Waktu pelaksanaan: Diharapkan konsultan dapat memberikan laporan lengkap beserta rekomendasi yang diperlukan dalam waktu 2 bulan setelah memulai pekerjaan. Pembiayaan: Biaya konsultansi TA#06 ini dibebankan pada anggaran Global Fund yang dikelola oleh KNCV. Total anggaran untuk jasa konsultan adalah Rp 30.000.000 – Rp. 37.500.000 untuk pembayaran jasa konsultan.
Pembayaran
Deliverables
ke
Proporsi pembayaran dari total fee konsultan
1
Diberikan pada awal kontrak.
20%
2
Draft awal laporan hasil analisa kuantitatif yang telah
30%
diterima dan disetujui NTP. 3
Laporan kegiatan lokakarya.
20%
4
Laporan akhir yang telah disetujui NTP, hasil cetakan
30%
laporan dan dokumen pernyataan kepuasan hasil kerja dari NTP.
Biaya yang berkaitan dengan kegiatan lokakarya akan dibayarkan oleh KNCV berdasarkan pengeluaran aktual dan dalam batasan anggaran yang telah disetujui NTP.
Timeline : TA#06 DEVELOPMENT OF IN DEPTH ANALYSIS REPORT ON RESULT OF TST OPERATIONAL TRIAL
Activities
days
Preparatory work TOR approved Tendering process Selection of consultant Contract of consultant
I
Apr-15 II III IV
May-15 I II III IV
Jun15 I
x x
x x x
Review data sent by 126 health facilities, organize and grouping. Obtain secondary data through SITT. Data analysis (quantitative) First draft writing
4 6 7
Workshop for preliminary result and collect qualitative information.
1
Develop comprehensive report and build structured and specific recommendations Finalize report and printing. End of contract
Mar-15 I II III IV
4 3
x x
x x
x x x x x