Kedelapan pernyataan dapat dibawa ke bentuk logika predikat, dengan menggunakan
operator-perator: (implikasi), (not), (dan), (atau), (untuk setiap), (terdapat), sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
mahasiswa(Andi). Elektro(Andi). x: Elektro(x) Teknik(x). sulit(Kalkulus). x: Teknik(x) suka(x,Kalkulus) benci(x,Kalkulus). x: y: suka(x,y). x: y: mahasiswa(x) sulit(y) hadir(x,y) suka(x,y). hadir(Andi,Kalkulus).
KAIDAH/ATURAN Secara umum pada kaidah produksi IF premis THEN konklusi, maka untuk premis yang lebih dari satu dapat dihubungkan dengan operator and atau or. Contoh: Rule 1:
IF mencari jadwal yang cocok AND peserta = jumlah peserta kuliah AND hari = hari kuliah AND jam = jam kuliah THEN CALL JADWAL AND SEND peserta, hari, jam AND RETURN JADWAL.
Rule 2:
IF komputer memiliki tampilan setelah dihidupkan AND kualitas tampilan baik AND komputer tidak menunjukkan pesan kesalahan apapun AND komputer tidak dapat booting AND komputer memiliki harddisk THEN panggil HARDDISK.EXA
Terdapat beberapa tipe kaidah berdasarkan jenisnya, antara lain: 1. Hubungan/relationship IF kehadiran praktikum 70% THEN praktikum tidak lulus.
2. Rekomendasi IF anak tidak nafsu makan AND berat badan tidak naik-naik AND malam hari berkeringat AND anak tidak sedang menderita suatu penyakit THEN lakukan cek darah
3. Strategi IF mahasiswa belum boleh skripsi THEN cek IP kumulatif, lalu cek jumlah sks yang sudah ditempuh
Berdasarkan kategori masalah dalam sistem pakar, antara lain: 1. Diagnosa IF batuk berdarah AND lebih dari 4 minggu AND lebih banyak batuk terjadi di malam hari THEN menderita TBC.
2. Desain IF pelamar berlatar belakang pendidikan ekonomi-akuntansi AND berpengalaman menjadi staf keuangan di suatu organisasi AND jujur THEN tempatkan di bagian keuangan.
3. Reparasi IF komputer bisa di boot normal tetapi kadang-kadang macet AND ada chip RAM yang gagal di test dengan cara mencopot motherboard dan kartu ekspansi THEN ganti pencatu daya.
4. Interpretasi IF tegangan resistor R1 lebih besar dari 2.0 volt AND tegangan kolektor pada Q1 kurang dari 1.0 volt THEN bagian Pre-Amp berada pada range normal.
memori
dari
PENALARAN Penalaran adalah proses untuk menghasilkan inferensi dari fakta yang diketahui atau yang diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis (logical conclusion) atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Terdapat 10 metode inferensi (Giarratano dan Riley, 2005), yaitu: 1. Deduksi; proses penalaran di mana konklusi mengikuti premise. 2. Induksi; inferensi dari hal-hal yang khusus menuju ke umum. 3. Intuisi; jawaban atau hasil yang didapat kemungkinan berasal dari pengenalan pola yang ada tanpa disadari. 4. Abduction; penalaran balik dari konklusi yang benar menuju ke premis yang menyebabkan terjadinya konklusi tersebut. 5. Default; pengetahuan yang khusus kurang, secara default menggunakan pengetahuan umum. 6. Analogi; menghasilkan konklusi berdasarkan kesamaan pada situasi yang lain. 7. Heuristic; proses penalaran yang berdasr pada pengalaman, bersifat sangat subyektif. 8. Autoepistemic (self-knowledge); konklusi yang dihasilkan sistem, akan dipakai sebagai bagian premis dari kaidah baru secara mandiri. 9. Nonmonotonic; ketika evidence baru didapatkan, pengetahuan yang sebelumnya kemungkinan menjadi salah. 10. Generate and test; inferensi berdasarkan pada trial and error.
Metode inferensi yang sering digunakan adalah deduksi dan induksi. Penalaran deduktif, penalaran dimulai dari prinsip umum untuk mendapatkan konklusi yang lebih khusus.
Contoh: Premis 1: Siapa saja yang dapat membuat program itu pandai. Premis 2: Jeni dapat membuat program Konklusi: Jadi Jeni itu pandai.
Penalaran induktif, penalaran dimulai dari fakta-fakta khusu untuk mendapatkan kesimpulan umum.
Contoh: Premis 1: Alarm pemadam kebakaran berbunyi. Premis 2: Kita dapat mencium bau asap. Konklusi: Jadi ada kebakaran.
PERUNUTAN Perunutan adalah proses pencocokan fakta, pernyataan atau kondisi berjalan yang tersimpan dalam basis pengetahuan maupun pada memori kerja dengan kondisi yang dinyatakan pada premis atau bagian pada kaidah.
RUNUT MAJU (FORWARD CHAINING) Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian premis terlebih dahulu.
Contoh:
Nomor R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10
Aturan IF A & B THEN C IF C THEN D IF A & E THEN F IF A THEN G IF F & G THEN D IF G & E THEN H IF C & H THEN I IF I & A THEN J IF G THEN J IF J THEN K
Pada tabel terdapat 10 aturan , fakta awal yang diberikan hanya A & E (artinya: A dan E bernilai benar). Ingin dibuktikan apakah konklusi K bernilai benar?
RUNUT MUNDUR (BACKWARD CHAINING) Pencocokan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian konklusi terlebih dahulu. Contoh sama pada kasus runut maju: