ANALISIS KELAYAKAN DAN SWOT OBJEK WISATA PEMANDIAN ALAM TAMAN REKREASI GOTONG ROYONG INDAH DI DESA HULU, KECAMATAN PANCURBATU, KABUPATEN DELI SERDANG, PROVINSI SUMATERA UTARA ANALYSIS OF FEASIBILITY AND SWOT OF TAMAN REKREASI GOTONG ROYONG INDAH, PANCURBATU SUBDISTRICT, DELI SERDANG DISTRICT, NORTH SUMATERA PROVINCE aProgram
Chandra Rikardo Simanjuntaka , Pindi Patanab, Kansih Sri Hartinib Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Jl. Tri Dharma Ujung No.1 Kampus USU Medan 20155 (*Penulis korespondensi, Email:
[email protected]) bStaff Pengajar Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, Medan 20155
ABSTRACT Taman Rekreasi Gotong Royong Indah is a destination located in Pancurbatu. One of the benefits that can be gained is the development of natural areas for ecotourism. This study aimed to (1) analyze the potential attraction of Taman Rekreasi Gotong Royong Indah (2) to analyze the problems of nature tourism development strategy in the region. This research used Analysis SWOT. The result showed that the attraction of Taman Rekreasi Gotong Royong Indah has potential to be developed on the level of 76,04% and the feasibility of the SWOT analysis in quadran I, that means it has strength and opportunities that can be developed as tourist attraction. Keyword : development,Deli Serdang District PENDAHULUAN Latar belakang Salah satu potensi sumber daya hutan berupa flora, fauna, dan ekosistem termasuk di dalamnya gejala alam dengan keindahan yang dimiliki. Pemanfaatan lainnya dalam sumber daya hutan yaitu pengembangan ekowisata dalam kawasan hutan yang dapat menjamin keutuhan dan kelestarian ekosistem hutan. Keanekaragaman hayati dan didukung keindahan alamnya yang mempesona, serta memiliki keanekaragaman budaya, berpeluang sangat besar untuk mengandalkan pariwisata alam sebagai sumber devisa Menurut Nugroho (2011),ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang sangat erat hubungannya dengan prinsip konservasi. Pemanfaatan kawasan alam dalam ekowisata menggunakan pendekatan pelestarian dan pemanfaatan. Kedua pendekatan ini dilaksanakan dengan cara menitikberatkan pelestarian dibandingkan pemanfaatan. Perjalanan wisata ke wilayah-wilayah lingkungan alam yang masih asli dengan cara menghargai warisan budaya dan menjaga lingkungan serta mendukung upaya-upaya konservasi tidak akan menghasilkan dampak negatif, memberikan keuntungan sosial ekonomi, dan menghargai partisipasi penduduk lokal. Kecamatan Pancurbatu merupakan salah satu kecamatan yang memiliki daerah wisata panorama alam yang indahdi Provinsi Sumatera Utara. Salah satu objek wisata alam yang berpotensi di Desa Hulu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara yaitu wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah. Kawasan objek wisata ini berstatus sebagai kawasan hutan adat dengan keadaan areal yang sesuai kemudian dijadikan sebagai daerah objek ekowisata yang memiliki fungsi sebagai daerah resapan air, sumber kayu, sumber daya alam yang berperan dalam menjaga, mempertahankan, meningkatkan ketersediaan air, dan kesuburan tanah serta memiliki potensi wisata yang cukup besar yang patut untuk dikembangkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Fandelli (2000), ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi
lingkungan, melestarikan kehidupan, dan kesejahteraan penduduk setempat. Objek wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah dalam pengelolaannya masih tergolong baru yang berpotensi sebagai sarana ekonomi bagi pengelola dan masyarakat sekitar dalam mengembangkan dan mengelolah objek wisata. Pengembangan objek wisata perlu dipertimbangkan berdasarkan potensi yang dimiliki sehingga dapat memberikan keuntungan secara berkelanjutan untuk generasi saat ini dan masa yang akan datang. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk 1. Menganalisis potensi objek wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah terhadap pengembangannya. 2. Menganalisis permasalahan dan strategi pengembangan analisis SWOT terhadap objek wisata. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juli 2015. Dilaksanakan di objek wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indahdi Desa Hulu, Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis dan kamera digital. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembaran kuesioner, peta wilayah administrasi lokasi penelitian serta berbagai pustaka penunjang sebagai sumber data sekunder untuk membantu melengkapi pengamatan langsung di lapangan. Objek dan Data Kegiatan 1. Objek Kegiatan
1
Kegiatan ini melibatkan pihak yang terkait dengan pengelolaan objek wisata serta kalangan lain yang ada di wilayah objek penelitian : a. Pengelola, pengunjung, masyarakat, dan aparat desa yang berada di sekitar objek wisata. b. Kawasan objek wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah. 2. Data Penelitian Data yang penelitian yang diambil adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dan pengamatan secara langsung di lapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah desa atau kecamatan dan hasil penelitian yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Metode Pengumpulan Data 1.1. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel pengunjung diambil berdasarkan metode random sampling (sampel acak) dengan kriteria sampel pengunjung terbatas yang berusia minimal 18 tahun keatas. Jumlah responden untuk pengunjung sebesar 36 orang Demikian untuk masyarakat, pengambil sampel dilakukan secara acak. Penentuan jumlah sampel masyarakat dengan menggunakan rumus Slovin (Kusmadi dan Sugiarto, 2000). Di Desa Hulu ada sebanyak 1068 KK. Jadi sampel untuk masyarakat diambil sebanyak 91 orang. Dalam mengetahui faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dilakukan wawancara untuk informan kunci yang mengetahui faktor internal dan faktor eksternal yang terkait dengan lokasi objek wisata. Pihak yang dimaksud adalah kepala dusun, kepala desa, Dinas Pariwisata Kabupaten Deli Serdang (satu orang), karyawan objek wisata (satu orang), masyarakat yang mewakili (tiga orang), dan pengunjung yang mewakili ( tiga orang) 1.2. Teknik Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan secara langsung di lapangan sebagai berikut: a. Identifikasi jenis objek wisata. b. Melakukan observasi dan analisis pengelolaan objek wisata. c. Wawancara dan diskusi dengan menggunakan kuesioner terhadap para pelaku wisata yang mewakili dan para pihak pemangku kepentingan dalam pengelolaan objek wisata. d. Keseluruhan data baik primer maupun sekunder selanjutnya diedit dan ditabulasikan sesuai dengan kebutuhan sebelum dilakukan pengolahan dan analisis data. Teknik untuk memperoleh informasi dan data dari responden dilakukan dengan wawancara dan kuesioner langsung di lapangan. Analisis Data 1. Analisis Potensi Objek Objek dan daya tarik (flora, fauna, dan objek lainnya) yang telah diperoleh kemudian dianalisis sesuai dengan kriteria penskoringan pada Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam Dirjen PHKA tahun 2003 sesuai dengan nilai yang telah ditentukan untuk masing-masing kriteria. Jumlah nilai untuk satu kriteria penilaian ODTWA dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:
S=NxB Keterangan : S = skor/nilai suatu kriteria N = jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria B = bobot nilai Kriteria daya tarik diberi 6 karena daya tarik merupakan faktor utama alasan seseorang melakukan perjalanan wisata. Aksesibilitas diberi bobot 5 karena merupakan faktor penting yang mendukung wisatawan dapat melakukan kegiatan wisata. Akomodasi serta sarana dan prasarana diberi bobot 3 karena hanya bersifat sebagai penunjang dalam kegiatan wisata. Skor yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan skor total suatu kriteria apabila setiap sub kriteria memiliki nilai maksimum yaitu 5. Hasil penilaian tersebut adalah sebagai berikut : Nilai indeks kelayakan suatu objek wisata = Skor kriteria X 100% Skor Total kriteria Karsudi dan Kartodiharjo (2010) menyatakan setelah dilakukan perbandingan, maka akan diperoleh indeks kelayakan dalam persen. Indeks kelayakan suatu kawasan ekowisata adalah sebagai berikut: -Tingkat kelayakan > 66,6% : layak dikembangkan -Tingkat kelayakan 33,3% - 66,6%: belum layak dikembangkan -Tingkat kelayakan < 33,3%: tidak layak dikembangkan 2.Analisis Strategi Pengembangan dengan Matriks SWOT Kriteria yang diterima kemudian dianalisis dengan memberikan bobot dan rating terhadap masing-masing kriteria. Bobot diberi nilai mulai dari 1 (sangat penting) sampai dengan 0 (tidak penting). Bobot dari semua faktor strategis ini harus berjumlah 1. Dalam menghitung rating, untuk masing-masing faktor (peluang dan kekuatan) diberi skala mulai dari 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup), dan 1 (tidak baik) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap organisasi. Sementara untuk rating ancaman dan kelemahan diberi nilai -4 (sangat buruk), -3 (buruk), -2 (kurang buruk), -1 (tidak buruk). Bentuk skoring dan pembobotan faktor internal dan eksternal. Skoring dan pembobotan ini dilakukan untuk mendapatkan posisi objek wisata dalam diagram analisis SWOT. Diagram SWOT dapat dilihat pada bagan yang ada. Peluang Eksternal
Kelemahan Internal
IV I III II
Kekuatan Internal
Ancaman Eksternal Gambar 1. Bagan Analisis SWOT
2
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Responden dalam kegiatan wawancara ini adalah pengunjung dan masyarakat di Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah yang berjumlah sebanyak 36 pengunjung dan 91 masyarakat. Karakteristik responden merupakan bagian terpenting dari suatu penelitian karena dengan mengetahui karakteristik responden, kita dapat mengenal objek dalam penelitian dengan lebih baik. Letaknya yang strategis dan mudah dijangkau membuat pengunjung dengan mudah untuk sampai ke lokasi objek wisata. Berdasarkan data di lapangan, pengunjung yang datang ke lokasi objek wisata secara rombongan keluarga (58%), berkelompok (28%), dan sendiri (14%) dengan waktu kunjungan mereka selama 1 hari saja. Pada Gambar 2, dapat diketahui tujuan pengunjung ke lokasi objek wisata. Tujuan Pengunjung ke Lokasi Objek Wisata Menikmati Pemandangan 19% 6%3% 11% Berenang/Mandi 11% Alasan Pendidikan/Penelitian 50% Memancing Outbond Lainnya Gambar 2. Bagan Tujuan Mengunjungi Objek Wisata
Dalam melakukan kegiatan objek wisata, pengunjung mengakui bahwa 81% yang menikmati kunjungan ke lokasi objek wisata karena udara yang sejuk dan bebas dari kebisingan sementara 19% tidak menyenangkan karena prasarana dan sarana yang kurang baik. Keadaan sarana dan prasarana di lokasi objek wisata sangat mempengaruhi pengunjung dalam menikmati fasilitas yang ditawarkan pengelola dalam mengembangkan objek wisatanya. Kegiatan promosi perlu dilakukan sebagai salah satu upaya strategi dan tujuan untuk meningkatkan intensitas pengunjung ke lokasi objek wisata dalam mengembangkan objek wisata. Berdasarkan hasil data mengenai informasi lokasi objek wisata terhadap pengunjung dapat dilihat pada Gambar 3. Perolehan Informasi 11%
Sendiri
0% 50%
120% 100% 80% 60% 40% 20% 0%
81%
84%
77% 19%
23%
adanya penambangan pasir
lokasi rawan longsor
16% berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat
Ada Tidak ada
100%
0%
87% 13%
adanya adanya penyuluhan partisipasi mengenai objek masyarakat wisata terhadap objek wisata
Gambar 4. Penilaian Masyarakat terhadap Kawasan Objek Wisata
Tingginya persentase terhadap adanya penambangan pasir di sekitar lokasi objek wisata menyebabakan kawasan objek wisata akan menjadi rawan longsor. Hal ini akan menjadi ancaman terhadap perkembangan objek wisata untuk meningkatkan intensitas pengunjung. Pengelola harus menggunakan strategi untuk mengatasi ancaman yang akan menghambat perkembangan objek wisata. Penilaian Pengunjung Terhadap Objek Wisata Keindahan Alam Berdasarkan hasil kuesioner dari pengunjung diperoleh dengan menggunakan skala likert bahwa kawasan objek wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah memiliki keindahan alam yang indah dengan skor penilaian 140. Penilaian dari keindahan alam yang dilakukan meliputi dari pohon-pohon yang rimbun dan tertata rapi, kondisi lahan pertanian, dan aliran sungai yang tenang. Keamanan Hasil rekapitulasi pengunjung terhadap lokasi objek wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah termasuk lokasi yang sangat aman. Penilaian melalui skala likertdengan jumlah skor penilaian 145. Keamanan dari lokasi ini dapat dilihat dari adanya pos penjagaan, tidak ada kepercayaan yang mengganggu, dan lokasi yang tidak jauh dari kantor polisi. Rasa aman bagi wisatawan membuat daya tarik untuk kembali lagi melakukan intensitas kunjungan pada objek wisata. Kenyamanan Pelayanan juga merupakan hal yang penting dalam meningkatkan daya tarik wisatawan. Skor penilaian dari kenyamanan sebesar 142. Ketika pengunjung merasa dilayani dengan baik, mereka akan mempertimbangkan untuk kembali melakukan kunjungan ke lokasi pada waktu mendatang. Pengunjung akan merasa nyaman terhadap pelayanan yang diberikan dari pihak pengelola.
39% Teman Gambar 3. Bagan Perolehan Informasi Pengunjung pada Lokasi Objek Wisata
Berdasarkan data di lapangan diketahui bahwa penilaian masyarakat terhadap kawasan objek wisata ini adalah penambangan pasir dan penebangan liar (81%), lokasi rawan longsor (77%), berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat (16%), adanya penyuluhan kepada masyarakat (0%), dan adanya partisipasi masyarakat terhadap objek wisata (13%). Penilaian masyarakat terhadap lokasi objek wisata dapat dilihat pada Gambar 4.
Fasilitas
Berdasarakan hasil dari skala likert terhadap pengunjung dapat diketahui bahwa skor penilaian 139 dengan kategori lengkap. Fasilitas ini dapat terlihat dari tersedianya pos satpam, areal pemancingan, areal penginapan, areal taman rekreasi keluarga, areal camping ground, areal outbond, kantin, kantor pengelola, jambur, joglo, mushola, dan pemandian alam..
3
Tingkat Intensitas Pengunjung Terhadap Pendapatan Pengelola Tingkat kunjungan pada objek wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah dari tahun 2009-2014 berjumlah 21.826 orang/tahun. Tingkat pendapatan dari pihak pengelola ketika pengunjung memasuki kawasan objek wisata dengan membayar tiket masuk. Intensitas jumlah pengunjung yang datang ke objek wisata berbeda tergantung dengan hari kerja (Senin-Jumat), hari libur (Sabtu-Minggu), dan hari raya/ Tahun Baru. Kenaikan pengunjung dari tahun 2009-2014 dikarenakan oleh perbaikan dari sarana dan prasarana objek wisata. Total biaya pendapatan dari tiket masuk dari tahun 2009-2014 yang diperoleh pihak pengelola yaitu Rp. 65.478.000,00/tahun (Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah, 2015). Analisis Biaya Pemasukan dan Pengeluaran Pengelola Analisis biaya merupakan biaya yang digunakan untuk mengembangkan sumber daya berdasarkan nilai ekonomi. Biaya pemasukan yang diperoleh pengelola dari hasil penjualan karcis/tiket, parkiran mobil dan kereta, hasil dari sewa akomodasi, hasil sewa dari kolam pemancingan, hasil penjualan makanan, dan minuman serta hasil pemakaian fasilitas olahraga (outbond dan motor cross) sedangkan biaya pengeluaran dimulai dari biaya pembabatan rumput, biaya kebersihan, biaya operator, biaya kemananan, biaya perawatan sarana dan prasarana. Total pemasukan dari objek wisata ini sebesar Rp. 127.332.000,00/bulan dan total pengeluaran sebesar Rp. 114.000.000,00/bulan maka didapat keuntungan yang diperoleh pihak pengelola sebesar Rp.13.332.000,00/bulan. Keuntungan yang diperoleh sebenarnya bisa digunakan pihak pengelola sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan objek wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah. Permasalahan yang dihadapi dari objek wisata tersebut yaitu pengelola kurang profesional dalam mengembangkan objek wisatanya dan tidak adanya biaya untuk mempromosikan objek wisata melalui media elektronik dan nonelektronik. Daya Tarik Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya daya tarik di suatu daerah atau tempat tertentu, kepariwisataan sulit untuk dikembangkan. Unsur-unsur yang dinilai pada kriteria daya tarik yaitu keunikan sumberdaya alam, banyaknya sumberdaya alam yang menonjol, kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan, kebersihan lokasi objek wisata, keamanan kawasan, dan kenyamanan objek wisata itu sendiri. Potensi yang ada dijadikan sebagai faktor pendorong bagi wisatawan untuk berkunjung. Penilaian daya tarik sangat berguna untuk mengukur seberapa kuat objek wisata dapat berkembang dan meningkatkan minat wisatawan. Daya tarik yang dimiliki tidak terlepas dari komponen-komponen penting yang ada di dalamnya. Keunikan sumberdaya alam, sumber daya alam yang menonjol, dan kebersihan lokasi objek wisata memiliki tiga sub unsur yang terkandung yang bernilai 20, keamanan kawasan memiliki nilai 25, kegiatan wisata yang bisa dilakukan, dan kenyamanan kawasan mengandung sub
unsur yang ada sehingga masing-masing unsur tersebut memiliki nilai sebesar 30. 1. Keunikan sumber daya alam Ekowisata merupakan pariwisata yang berbasis pada ekologi yang sangat terkait dengan sumber daya alam, sumber budaya, dan infrastruktur alam untuk melestarikan lingkungan. Keunikan sumber daya alam wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah dapat dilihat dari keadaan lingkungan objek wisata. Keunikan dari adanya jambur yang sering digunakan sebagai acara adat istiadat/kebudayaan. 2. Sumber daya alam yang menonjol Sumber daya alam yang menonjol sangat bermanfaat dalam menikmati secara langsung dari keadaan lingkungan. Potensi dari subyek ini akan menunjang wisatawan dalam melakukan intensitas kunjungan. Batuan yang dapat ditemukan disekitar lokasi objek wisata adalah batu sedimen aquatik. Flora yang menonjol terdapat pada lokasi wisata yaitu bambu (Bambusae), tanaman sawit (Elais guinensiss), tanaman kelapa (Cocos nucifera). 3. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan Kegiatan wisata alam merupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh pengunjung saat berada di lokasi objek wisata. Keadaan lingkungan objek wisata yang ada sangat menguntungkan bagi pengelola dalam meningkatkan daya tarik pengunjung. Kegiatan wisata meliputi menikmati keindahan alam, melihat flora dan fauna, penelitian/pendidikan, berkemah, dan kegiatan olahraga. 4. Kebersihan lokasi objek wisata Pengaruh dari kebersihan lokasi objek wisata mempengaruhi minat pengunjung dalam menikmati keindahan alam. Kebersihan merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan pengelola objek wisata. Keadaan yang jauh dari pengaruh industri, jalan ramai, dan tidak adanya pengaruh dari pemukiman masyarakat berpengaruh pada perkembangan objek wisata. Namun tingkat kesadaran pengunjung masih kurang karena masih ditemukan sampah yang tidak dibuang pada tempat yang disediakan dan tempat sarana dan prasarana yang ada seperti mushola, kantin, dan lainnya yang masih kurang baik. Keadaan ini akan berpengaruh langsung terhadap intensitas pengunjung dalam menikmati nilai estetika objek wisata. 5. Keamanan kawasan Ketika mengunjungi suatu lokasi wisata, tentunya pengunjung mengharapkan keamanan selama berada di kawasan objek wisata. Ketika pengunjung merasa lokasi wisata aman, maka pengunjung akan betah di lokasi dan akan ada kemungkinan untuk kembali lagi mengunjungi objek wisata yang sama. Suatu kawasan wisata dikatakan aman ketika tidak ada kepercayaan yang mengganggu, tidak ada penyakit yang berbahaya, tidak ada pencurian, dan tidak ada arus sungai berbahaya. Namun di sekitar lokasi objek wisata masih ditemuin penambangan pasir dan akibatnya lokasi objek wisata akan menjadi rawan longsor. Keadaan ini akan membuat rasa aman terhadap pengunjung berkurang. 6. Kenyamanan Tingkat suatu kenyamanan merupakan faktor yang diperlukan wisatawan dalam berkunjung ke daerah tujuannya. Daya tarik dari rasa nyaman dapat membuat wisatawan akan kembali mengunjungi objek wisata yang sama. Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah tidak memiliki faktor-faktor yang mengganggu seperti
4
udara yang bersih dan sejuk, bebas dari bau, bebas dari kebisingan, jauh dari gangguan lalu lintas, dan pelayanan terhadap pengunjung yang baik. Aksesibilitas Aksesibilitas merupakan syarat penting untuk mempermudah pengunjung berkunjung ke suatu tempat objek wisata. Faktor ini mempermudahpengelola dalam meningkatkan pengembangan objek wisatanya. Hal ini sesuai dengan Soekadijo (2000) yang menyatakan, aksesibilitas merupakan syarat yang sangat penting sekali untuk objek wisata. Syarat – syarat yang diperlukan dalam melakukan kunjungan ke suatu objek wisata yaitu jarak yang dekat, kondisi jalan menuju kawasan objek wisata, tipe jalan, dan waktu yang diperlukan dari pusat kota. Pada Tabel 5 dapat dilihat kondisi jalan yang cukup dan jarak antara dari kota Medan sampai ke tempat objek wisata> 15 km. Akses menuju kawasan simpangobjek wisata dengan kondisi jalan yang sudah beraspal. Waktu yang ditempuh dari pusat kota Medan ke daerah obejk wisata yaitu 1-3 jam melalui jalur darat dengan menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. Jarak dari simpang jalan hingga ke objek wisata ± 200 meter. Kondisi jalan umum dan jalan akses merupakan salah satu faktor yang menentukan aksesibilitas suatu objek wisata. Akomodasi Akomodasi merupakan salah satu faktor yang membuat pengunjung tertarik untuk melakukan suatu kunjungan ke objek wisata. Ketersediaan akomodasi pada lokasi wisata sangat membantu pengunjung ketika pengunjung ingin menginap di lokasi wisata. Jika tidak tersedia akomodasi pada lokasi wisata, pengunjung dapat mencari akomodasi yang lain dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari lokasi wisata. Objek wisata ini memiliki akomodasi berupa tempat penginapan dan areal camping ground sehingga dapat membantu para wisatawan jika ingin menginap di lokasi objek wisata. Akan tetapi, tempat penginapan bagi wisatawan jumlahnya sangat terbatas.Namun sebagian wisatawan yang ingin menginap di lokasi objek wisata dengan terbatasnya jumlah penginapan, biasanya membawa perlengkapannya sendiri atau menyewa tenda untuk camping di lokasi perkemahan. Hal ini dapat memberikan pertimbangan bagi pengelola untuk memberikan fasilitas yang lebih supaya menarik minat dari pengunjung. Sarana dan Prasarana Penunjang Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penunjang yang memudahkan pengunjung untuk menikmati objek wisata secara langsung maupun tidak langsung. Sarana dan prasarana penunjang dapat berpengaruh terhadap pengembangan suatu objek wisata. Sarana penunjang yang ada di sekitar kawasan objek wisata yaitu kantor pos, jaringan telepon, puskesmas, jaringan listrik, dan jaringan air minum. Prasarana penunjang di sekitar kawasan objek wisata ini yaitu toko cinderamata, rumah makan, pusat perbelanjaan/pasar, bank, dan trasportasi. Sarana dan penunjang ditempat ini tergolong baik dari setiap aspek yang ada. Perbaikan langsung dari pengelola terhadap objek wisatanya akan berpengaruh positif terhadap sarana dan
prasarana yang terdapat pada tabel diatas. Keadaan dari sarana dan prasarana yang ada di lokasi objek wisata kurang baik dari segi kualitasnya seperti mushola, kantin, dan lainnya yang masih kurang terawat yang tidak diikutin dengan keadaan sarana dan prasarana yang ada diluar objek wisata yang jauh lebih baik. Hasil Penilaiaan ODTWA Penilaiaan keseluruhan terhadap komponenkomponen objek wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Penilaian Objek dan Daya Tarik Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah. No
Kriteria
1 2 3
Daya tarik Aksesibilita Akomodasi
4
Sarana dan Prasarana Penunjang Tingkat Kelayakan
Bobot
Nilai
Skor
Skor Max
6 5 3
135 85 35
810 425 105
1080 600 180
Indek s (%) * 75 70,83 58,33
Ket
3
100
300
300
100
Layak Layak Tidak Layak Layak
76,04
Layak
Berdasarkan perhitungan Tabel 1, dapat diketahui bahwa kawasan objek wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah layak untuk dikembangkan sebagai salah satu objek daerah tujuan wisata dengan presentasi sebesar 76,04%. Daya tarik kawasan ini memiliki persentase sebesar 75%, aksesibilitas memiliki persentase sebesar 70,83%, akomodasi memiliki persentase 58,33 %, sarana dan prasarana penunjang memiliki persentase 100 %. Penilaian terhadap faktor-faktor ini menunjukan bahwa daya tarik wisata, aksesibilitas, akomodasi, sarana, dan prasarana penunjang sangat berpotensi dan layak untuk dikembangkan. Strategi Pengembangan Pemandian Alam Gotong Royong Indah Strategi pengembangan objek wisata Pemadian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah diperoleh dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis ini berfungsi mengidentifikasi strategi yang perlu dikembangkan dalam rangka pengusahaan ekowisata. Dalam penyusunan hingga pengembangannya, kondisi internal lokasi yaitu kekuatan dan kelemahan serta kondisi eksternalnya yaitu peluang dan ancaman yang akan dihadapi sangat perlu dipertimbangkan. Selanjutnya hasil analisis ini dipakai sebagai dasar untuk menyusun strategi dan operasional ekowisata. Analisis ini berbeda dengan studi kelayakan. Perbedaan analisis keduanya akan menghasilkan sintetis menjadi basis proyek. Semua pihak seperti pengelola, instansi pemerintah terkait, masyarakat, dan pengunjung perlu mengetahui apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh kawasan dan objek wisata tersebut ( Damanik dan Weber, 2006). Analisis Faktor Internal dan Eksternal Berdasarkan hasil wawancara, maka diperoleh faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi objek wisata. Faktor internal dan eksternal objek wisata ini dapat dilihat pada Tabel 2.
5
Tabel 2. Faktor Internal dan Eksternal. No
Kekuatan (strength)
No
1
Pengunjung dapat menikmati panorama alam yang indah Lokasi berkemah, outbond Letak strategis dan mudah dijangkau Transportasi yang memadai Kondisi jalan yang cukup
1
Peluang (oppurtinity) Menjadi objek kunjungan wisata bagi pelajar Berpeluang untuk dikembangkan sebagai wisata keluarga Potensi wisata yang dikembangkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung
No 1
2 3 4 5 Noo 1 2 3
2 3 4 5
2 3
Kelemahan (weakness) Pemasaran wisata belum optimal Lembaga pemerintah belum fokus dalam pengembangan wisata Adanya penambangan pasir dan rawan longsor Pengelolaan kurang profesional Sarana dan prasarana kurang baik Ancaman (threats) Lokasi wisata di sekitar objek wisata yang lebih menarik wisatawan Kurangnya minat wisatawan Kurangnya dukungan pemerintah pada objek wisata
Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui posisi objek wisata dengan kuadran analisis SWOT melalui perhitungan bobot dan rating untuk kriteria faktor internal dan eksternal. Penilaian mengenai skoring dan pembobotan terhadap faktor internal dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Bobot dan Rating Faktor Internal Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah No 1
Kekuatan (strength) Pengunjung dapat menikmati panorama alam yang indah 2 Lokasi berkemah, outbond 3 Letak strategis dan mudah dijangkau 4 Transportasi yang memadai 5 Kondisi jalan yang cukup Total Kekuatan (strength) No Kelemahan (weakness) 1 Pemasaran wisata belum optimal 2 Lembaga pemerintah belum fokus dalam pengembangan wisata 3 Adanya penambangan pasir dan rawan longsor 4 Pengelolaan kurang profesional Sarana dan prasarana kurang 5 baik Total Kelemahan (weakness) S + W = 3,38 + (-2,69) = 0,69 *Hasil kali bobot dengan nilai
Bobot 0,12
Rating +2
*Skor 0,24
0,19 0,25
+3 +4
0,57 1
0,25 0,19
+4 +3
Bobot 0,23
Rating -3
1 0,57 3,38 Skor -0,69
0,23
-3
-0,69
0,23
-3
-0,69
0,16
-2
-0,32
0,15
-2
-0,30 -2,69
Berdasarkan Tabel 3, posisi dari faktor internal objek wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah dengan cara menjumlahkan nilai total kekuatan dengan nilai total kelemahan. Total dari nilai kekuatan sebesar 3,38 dan total kelemahan -2,69. Hasil penjumlahan dari total kekuatan dengan total kelemahan didapat nilai sebesar 0,69. Hasil perhitungan ini dapat disimpulkan bahwa kawasan Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah berada pada sumbu x positif. Berdasarkan perhitungan, faktor kekuatan dapat menutupi faktor kelemahan yang ada pada objek wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah.
Peluang-peluang dan ancaman dapat digunakan pengelola menjadi faktor pendorong untuk memperbaiki kawasan objek wisata untuk menambah daya tarik bagi wisatawan. Peluang yang ada berpengaruh positif terhadap pengembangan objek wisata. Perhitungan bobot dan rating dapat dilihat pada Tabel 4 Tabel 4. Bobot dan Rating Faktor Eksternal Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah No Peluang (opportunity) Bobot Rating Skor 1
Menjadi objek kunjungan wisata bagi pelajar 2 Berpeluang untuk dikembangkan sebagai wisata keluarga 3 Potensi wisata yang dikembangkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung Total Peluang (opportunity) No Ancaman (threat) 1 Lokasi wisata di sekitar objek wisata yang lebih menarik wisatawan 2 Kurangnya minat wisatawan 3 Kurangnya dukungan pemerintah pada objek wisata Total Ancaman (threat) O + W = 3,4 + (-2,97) = 0,43 *Hasil kali bobot dengan nilai.
0,30
+3
0,90
0,30
+3
0,90
0,40
+4
1,6
Bobot 0,33
Rating -3
3,4 Skor - 0,99
0,33 0,33
-3 -3
-0,99 -0,99 -2,97
Posisi objek wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah berada pada titik sumbu Y positif dengan cara menjumlahkan faktor peluang dengan faktor ancaman. Peluang yang dimiliki dari objek wisata ini sebesar 3,4 yang dijumlahkan dengan total ancaman sebesar -2,97 sehingga hasil yang diperoleh sebesar 0,43. Faktor ancaman dalam pengembangan objek wisata ini dapat diatasi/ ditutupi dengan memanfaatkan peluang yang ada dengan sebaik-baiknya bagi pengelola objek wisata. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa faktor internal (hasil penjumlahan dari nilai total kekuatan dengan nilai total kelemahan diperoleh hasil sebesar 0,69 pada sumbu X positif) dan faktor eksternal (hasil penjumlahan dari nilai total peluang dengan nilai total ancaman diperoleh hasil sebesar 0,43 pada sumbu Y positif). Berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal dapat ditentukan posisi objek wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah pada kuadran analisis SWOT dapat dilihat pada Gambar 5.
Y 0,43
0,69X
Gambar 5. Posisi PemandianAlam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah
Berdasarkan Gambar 5 dapat diketahui bahwa objek wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah berada pada kuadran I pada analisis SWOT.
6
Berarti dengan keadaan faktor ini menunjukkan bahwa objek wisata berada pada posisi yang menguntungkan dimana kawasan objek wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah memiliki kekuatan dan peluang yang dapat menutupi kelemahan dan ancaman yang ada dan sangat berpengaruh pada pengembangan objek wisata. Pendekatan Kualitatif Matriks Analisis SWOT Berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal, objek wisata ini dapat digabungkan menjadi bentuk analisis strategi untuk melihat keterkaitan diantara kedua faktor tersebut.Dalam perumusan strategi, dibuat dalam sebuah matriks analisis SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Perumusan Strategi dalam Analisis SWOT Kekuatan (strengths) S 1. Pengunjung dapat menikmati panorama alam yang indah 2. Lokasi berkemah, outbond 3. Letak strategis dan mudah dijangkau 4. Transportasi yang memadai. 5. Kondisi jalan yang cukup
T
Peluang (opportunities) 1. Menjadi objek kunjungan wisata bagi pelajar 2. Berpeluang untuk dikembangkan sebagai wisata keluarga 3. Potensi wisata yang dikembangkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung
Strategi S-O 1. Meningkatkan peran pemerintah, pengelola, dan masyarakat. 2. Memanfaatkan panorama alam yang indah untuk memikat daya tarik wisatawan. 3. Membuat paket kegiatan wisatawan guna mengunjungi semua kegiatan yang akan dilakukan. 4. Menyusun strategi operasional dalam pengembangan objek wisata dengan berbagi kegiatan wisata dengan tetap menonjolkan unsur pendidikan, konservasi serta peningkatan ekonomi bagi masyarakat setempat.
Ancaman (threats) 1. Lokasi wisata di sekitar objek wisata yang lebih menarik wisatawan
Strategi S-T 1. Melakukan peninjauan kembali untuk menambah daya tarik wisatawan. 2. Menjaga kawasan wisata dari ganguan
Kelemahan (weakness) 1. Pemasaran wisata belum optimal 2. Lembaga pemerintah belum fokus dalam pengembangan wisata 3. Adanya penambangan pasir dan rawan longsor 4. Pengelolaan kurang profesional 5. Sarana dan prasarana kurang baik. Strategi W-O 1. Melakukan pemasaran sebagai langkah promosi melalui media elektronik maupun media non elektronik. 2. Melakukan kerjasama terhadap pemerintah dan masyarakat untuk memperbaiki sarana dan prasarana. 3. Melakukan pengelolaan yang optimal. 4. Menjaga kebersihan kawasan untuk mendukung daya tarik dan kenyamanan lokasi wisata. 5. Melibatkan pemerintah, masyarakat, dan pengunjung dalam kegiatan pelestarian kawasan. Strategi W-T 1. Meningkatkan mutu pelayanan kepada wisatawan untuk menjaga kenyamanan
2. 3.
Kurangnya minat wisatawan Kurangnya dukungan pemerintah pada objek wisata
yang dapat menghambat pengembangan objekwisata. 3. Memanfaatkan keadaan SDA yang ada pada kawasan wisata untukmempertahanka n panorama alamnya.
pada kawasan wisata. 2. Menjalin kerjasama dengan pemerintah terkait dengan pengelolaannya. 3. Melakukan pemasaran sebagai bahan promosi melalui penyuluhanpenyuluhan.
Potensi Objek Wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah Pada objek wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah memiliki berbagai jenis objek wisata yang dapat dikunjungi yaitu: 1. Jambur Gotong Royong Indah Jambur ini berada di areal wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah. Tempat ini biasanya diadakan sebagai acara-acara penting misalnya pentas seni, adat suku karo,ulang tahun, reuni, retreat, dan dapat juga digunakan sebagai pergelaran alat musik serta acara-acara yang akan digunakan wisatawan sesuai kepentingannya. 2. Areal Perkemahan (Camping Ground) Lokasi perkemahan berjarak 100m dari posko penjagaan. Biasanya areal ini digunakan pelajar dan mahasiswa dalam kegiatan perkemahan dan jambore nasional. Penyediaan peralatan perkemahan yang disewakan oleh pengelola terhadap pengunjung mempermudah untuk melakukan kegiatan perkemahan. 3. Areal Pemancingan Areal pemancingan ini berada tepat dibelakang posko penjagaan. Tempat ini memiliki dua kolam pemancingan. Selain sebagai tempat kolam pemancingan, tempat ini juga menyediakan areal pembibitan ikan yang kemudian ikan yang cukup besar akan ditebarkan kembali ke kolam pancing. 4. Taman Wisata Keluarga Taman ini didirikan pihak pengelola dengan tujuan sebagai wisata keluarga agar setiap keluarga yang berkunjung dapat menikmati wisata alam secara langsung. Taman ini menyediakan areal permainan yang sesuai bagi anak-anak. Selain itu, tempat ini juga digunakan sebagai tempat perkumpulan keluarga.. 5. Areal Out Bound/ Flying Fox Tempat wisata ini digunakan untuk kegiatan olahraga yangmenguji adrenalin wisatawan.Olahraga ini adalah olahraga yang penuh tantangan yang langsung dipandu oleh struktur yang cukup berpengalaman Ketersedian alat-alat yang berstandar SNI membuat olahraga ini menjadi aman untuk dilakukan. 6. Areal Pemandian Alam Tempat ini menyajikan keindahan alam yang berada di pinggiran sungai yang dikelilingi pepohonan dan tanaman lainnya. Selain dapat menikmati keindahan alam dan berenang, wisata inimenyediakan gubuk yang berada dipinggiran sungai untuk melihat secara langsung keadaan lingkungan objek wisata pemandian alam. 7. Lapangan Cros Mini Areal wisata ini dibuat pengelola untuk wisatawan yang hobi menggunakan motor cros mini. Setiap jalur
7
memiliki medan yang berbeda. Areal yang digunakan tidak terlalu jauh karena jalur yang digunakan yaitu mengelilingi lokasi wisata yang ada di Pemandian Alam Gotong Royong Indah. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Potensi objek wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah memiliki nilai indeks kelayakan yang dapat dikembangkan dengan persentase sebesar 76,04. Hal ini didukung dengan faktor daya tarik, aksesibilitas, akomodasi, sarana dan prasarana penunjang. 2. Dalam analisis SWOT, objek wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah berada pada posisi kuadaran I yang berarti posisi objek wisata sangat menguntungkan untuk dikembangkan karena memiliki kekuatan dan peluang yang dapat menutupi dari kelemahan dan ancaman yang ada. Saran
Diharapkan pihak pengelola objek wisata Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah menjalin kerjasama dengan pihak pemerintah yang terkait dan masyarakat yang berada di kawasan objek wisata terhadap perngembangan objek wisata. Pihak pengelola perlu melakukan pembenahan dari sarana dan prasarana serta melakukan promosi dari media elektronik maupun media non elektronik sehingga pengembangan objek wisata menjadi DAFTAR PUSTAKA Damanik dan Weber. 2006. Perencanaan Ekowisata Dari Teori ke Aplikasi. PUSPAR UGM. Yogyakarta. Departemen Kehutanan. 2003. Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek Daya Tarik Wisata Alam. Direktorat Wisata Alam dan Pemanfaatan Jasa Lingkungan, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konseravsi Alam, Departemen Kehutanan. Bogor. Fandeli, C. 2000. Pengertian dan Konsep Dasar Ekowisata. UGM. Yogyakarta.. Kusmadi dan E. Sugiarto. 2000. Metode Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Nugroho, I. 2011. Ekowisata dan Pembangunan Berkelanjutan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah. 2015. Data Kunjungan Tahunan Ke Pemandian Alam Taman Rekreasi Gotong Royong Indah. Soekadijo. 2000. Anatomi Pariwisata. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
8