ANALISIS USAHATANI KOPI DI KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN KARO
SKRIPSI
HOSANNA SRI ARTA Br KARO 050304020
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
ANALISIS USAHATANI KOPI DI KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN KARO SKRIPSI OLEH : HOSANNA SRI ARTA Br KARO 050304020/SEP-AGRIBISNIS
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Disetujui oleh : Komisi Pembimbing
Ketua
Anggota
(Ir. Thomson Sebayang, MT)
(Dr. Ir. Diana Chalil, M.Si)
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
RINGKASAN HOSANNA SRI ARTA BR KARO: Analisis Usahatani Kopi Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, dibimbing oleh Bapak Ir. Thomson Sebayang MT, dan Ibu Dr. Ir. Diana Chalil M.Si. Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitar sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-baiknya. Pengelolaan usahatani kopi merupakan suatu kemampuan petani sebagai pengelola atau sebagai manajer agar kegiatan yang dilakukan layak secara finansial karena menguntungkan bagi petani itu sendiri. Metode penelitian yang digunakan yaitu secara purposive, dimana penentuan daerah sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu, metode penarikan sampel dilakukan secara aksendental atau secara kebetulan. Metode analisis yang diganakan dalam penelitian ini adalah analisis Regresi Linier, analisis Finansial (NPV, IRR, Net B/C). Dari hasil penelitian diperoleh: 1. Produktifitas kopi di daerah penelitian tergolong tinggi. 2. Faktor-faktor produksi yang berpengaruh nyata secara serempak terhadap produksi kopi pada umur 2-4 tahun adalah pupuk organik, pupuk anorganik, dan curahan TK, sedangkan secara parsial hanya curahan TK yang berpengaruh nyata. Sementara pada umur 5-15 tahun baik secara serempak dan parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kopi. 3. Secara finansial usahatani kopi layak di usahakan karena nilai NPV > 0, IRR > i, nilai Net B/C > 1. Kata Kunci : Analisis, Usahatani, Kopi
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
RIWAYAT HIDUP
HOSANNA SRI ARTA BR KARO, lahir di Kuala Simpang pada tanggal 21 September 1987. Anak keempat dari lima bersaudara dari keluarga Bapak U. Sinukaban dan Ibu P. Tarigan. Pendidikan yang telah ditempuh penulis adalah : 1. Tahun 2005 telah tamat dari Sekolah menengah Atas dan pada tahun 2005 juga diterima sebagai mahasiswa di Universitas Sumatera Utara Medan, melalui jalur PMDK. 2. Tahun 2009 mengikuti PKL di Desa Laksa, Kecamatan Pegagan Hilir Kabupaten Dairi mulai 15 Juni- 16 Juli 2009.
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya yang memberi kesempatan dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Adapun judul penelitian ini adalah Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT
selaku
ketua komisi
pembimbing,
Ibu Dr. Ir. Diana Chalil M,Si selaku
Anggota komisi yang telah membimbing
penulis dalam penyusunan skripsi ini dan seluruh Staff Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan yang turut berperan dalam studi penulis. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ayahanda tercinta U. Sinukaban dan Ibunda P. Tarigan, kakak dan abang untuk dukungan semangat, materi dan doa yang diberi pada Penulis. Akhir kata Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Medan, Desember 2009 Penulis
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
DAFTAR ISI
Hal ABSTRAK..............................................................................................
i
RIWAYAT HIDUP................................................................................
ii
KATA PENGANTAR............................................................................
iii
DAFTAR ISI..........................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................
vi
DAFTAR TABEL..................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................
viii
PENDAHULUAN Latar Belakang.......................................................................................
1
Identifikasi Masalah...............................................................................
6
Tujuan Penelitian...................................................................................
6
Kegunaan Penelitian..............................................................................
7
TIJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tijauan Pustaka.....................................................................................
8
Landasan Teori......................................................................................
12
Kerangka Pemikiran..............................................................................
16
Hipotesis Penelitian...............................................................................
20
METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian....................................................
21
Metode Penentuan Sampel.....................................................................
22
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Metode Pengumpulan Data....................................................................
23
Metode Analisis Data............................................................................
23
Defenisi dan Batasan Operasional.........................................................
26
Defenisi......................................................................................
26
Batasan Operasional..................................................................
27
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL Deskripsi Daerah Penelitian....................................................................
28
Sosial Ekonomi.......................................................................................
30
Karakteristik Petani Sampel....................................................................
31
HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Produksi Kopi Di Daerah Penelitian............................................
34
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi kopi..................................
35
Analisis Usahatani Kopi............................................................................
40
Analisis Finansial Usahatani Kopi............................................................
42
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan...............................................................................................
45
Saran.........................................................................................................
46
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
DAFTAR GAMBAR
No
Hal
1. Grafik Luas Tanam/Areal Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Tahun 2005-2008..................................................
4
2. Grafik Produksi Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Tahun 2005-2008..............................................................
4
3. Skema Kerangka Pemikiran.............................................
19
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
DAFTAR TABEL
No
Judul
Hal
1. Luas Tanam, Produksi dan Produktifitas Kopi Menurut Kecamatan Di Kabupaten Karo Tahun 2008.........................
21
2. Luas Tanam, Produksi Dan Produktifitas Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo Tahun 2008..........................
22
. 3. Keadaan Tata Guna Tanah Di Kecamatan Simpang Empat......
28
4. Komposisi Penduduk Simpang Empat Menurut Kelompok Umur..........................................................................................
29
5. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Kecamatan Simpang Empat...........................................................................
30
6. Komposis Penduduk Menurut Mata Pencaharian.......................
30
7. Sarana Dan Prasarana Kecamatan Simpang Empat ...................
31
8. Karakteristik Petani Sampel........................................................
32
9. Tabel Hasil Pengujian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Produksi Kopi Umur 5-15.......................................................... 37
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
10. Tabel Hasi Pengujian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Produksi Kopi Umur 5-15 Tahun.............................................. 39
11. Rata-Rata Penerimaan Petani Kopi Per Petani Dan Per Hektar..
40
12. Rata-Rata Biaya Produksi Usahatani Kopi Per Hektar..................
41
13. Rata-Rata Pendapatan Bersih Petani Kopi Per Petani Dan Per Hektar............................................................................................
42
14. Nilai rata-Rata NPV, Net B/C Dan IRR........................................
44
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
No
Judul
1. Karakteristik Petani Sampel 2. Sarana Produksi Per Petani Dan Per Hektar 3. Jumlah Peralatan Per Petani Dan Per Hektar. 4. Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Kopi (HKP) Per Petani Per Hektar. 5. Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Kopi. 6. Biaya Sarana Produksi Per Petani Dan Per Hektar. 7. Biaya Curahan Tenaga Kerja
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
PENDAHULUAN Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang penting dalam perekonomian nasional. Hal ini terlihat dari peranan sektor perkebunan kopi terhadap penyediaan lapangan kerja, penyedia devisa negara melalui ekspor. Dalam hal penyediaan lapangan kerja usahatani kopi dapat memberi kesempatan kerja yaitu sebagai pedagang pengumpul hingga eksportir, buruh perkebunan besar dan buruh industri pengolahan kopi. Indonesia pernah mengalami penurunan produksi kopi hal ini disebabkan karena umur kopi yang sudah cukup tua, dan pemeliharaan yang tidak intensif. Namun hal tersebut masih dapat di ditingkatkan dengan cara merehabilitasi tanaman kopi yang tidak produktif lagi dan meningkatkan pemeliharaan terhadap tanaman kopi tersebut. Dengan demikian peranan kopi tetap dapat dipertahankan dan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nasional, mengingat kopi merupakan salah satu komoditi ekspor yang unggul (Retnandari dan Tjokrowinoto, 1991). Di Indonesia mula-mula tanaman kopi perkebunan banyak terdapat di Jawa Tengah, yakni daerah Semarang, Sala, Kedu dan di Jawa Timur terutama di daerah Basuki dan Malang. Di Sumatera terdapat di Lampung, Palembang, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Dengan berkembangnya daerah-daerah yang membudidayakan kopi, maka semakin berkembang pulalah areal perkebunan kopi di Indonesia (AAK, 1988).
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Perkembangan areal kebun kopi terus berlanjut setelah Indonesia merdeka, dan perkembangan yang paling pesat terjadi pada periode 1975-1985. Areal perkebunan kopi Indonesia mencapai sejuta hektar pada tahun 1988 dan pada tahun 2001 diperkirakan areal perkebunan kopi Indonesia seluas 1,13 juta hektar atau meningkat hampir 3 kali lipat areal kopi tahun 1975. Perkembangan kopi Indonesia di dominasi oleh perkebunan rakyat dengan total areal 1,06 juta ha atau 94,14%, sementara areal perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta masingmasing seluas 39,3 ribu ha (3,48%) dan 26,8 ribu ha (2,38%). Tidak hanya luas areal perkebunan kopi yang berpengaruh terhadap produksi kopi, jenis kopi yang di usahakan juga sangat berpengaruh terhadap besarnya produksi kopi yang dihasilkan. Indonesia juga membudidayakan jenis kopi yang berkualitas seperti kopi spesialti (Herman, 2008). Kopi spesialti adalah kopi Indonesia yang punya nama di pasar Internasional, kopi spesialti Indonesia yang sudah punya nama dipasar internasional seperti Java Coffee, Gayo Mountain Coffee, Mandheling Cofee, dan Toraja/Kalosi Coffee keseluruhan dari jenis kopi tersebut merupakan kopi arabika spesialti. Kopi spesialti asal Indonesia makin popular mulai akhir tahun 1980-an
terutama dikalangan
masyarakat Amerika Serikat dan Eropa Barat. Pada tahun 1997, Indonesia menjadi pemasok kopi spesialti terbesar ketiga setelah Kolombia dan Meksiko dengan pangsa 10% dari total impor kopi spesialti Amerika Serikat yang besarnya mencapai 75 ribu ton. Pasar kopi spesialti dunia diperkirakan meningkat dengan laju 4,5%/tahun (Herman, 2008). Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Khusus di Sumatera Utara, jenis kopi arabika spesialti juga telah mulai berkembang, mengingat bahwa kopi arabika memiliki permintaan yang cukup tinggi di pasar dunia. Kopi arabika yang ditanam di Sumatera Utara (Sumut) dan Aceh bahkan dinilai memiliki kualitas lebih bagus dibanding kopi yang sama dari Brasil. Harga kopi jenis arabika di pasar internasional mencapai 3,2 dollar AS per kilogram, sementara kopi robusta hanya separuhnya, yakni 1,5 dollar AS. Beralihnya petani kopi Sumut menanam jenis arabika membuat ekspor kopi jenis ini meningkat tajam tahun 2006 dibanding tahun sebelumnya. Dari bulan Januari hingga November 2006 ekspor kopi jenis arabika dari Sumut mencapai 44,710 ton, sementara untuk periode yang sama pada tahun 2005 hanya mencapai 36,413 ton (Suyanto, 2008).
Di Sumatera Utara terdapat beberapa kabupaten yang berusahatani kopi, salah satunya adalah Kabupaten Karo. Kabupaten Karo merupakan salah satu daerah penghasil kopi di Sumatera Utara. Hampir seluruh daerahnya (kecamatan dan desa) berusahatanikan kopi. Hal ini mengingat dari segi lingkungan (tanah, iklim, ketinggian tempat dan suhu) yang sangat mendukung pertumbuhan kopi. Tidak hanya itu petani kopi pun semakin meningkat jumlahnya, khususnya di daerah penelitian yaitu Kecamatan Simpang Empat. Di Kecamatan Simpang Empat, petani kopi mulai berkembang sejak tahun 1998, namun hanya sedikit yang membudidayakan kopi pada saat itu. Pada tahun 2000 petani kopi mulai berkembang pesat hingga sampai saat ini (PPL Kecamatan Simpang Empat, 2009). Berikut adalah grafik luas Tanaman dan produksi tanaman kopi di Kecamatan Simpang Empat: Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Grafik 1.1 Luas Tanam/Areal Kopi di Kecamatan Simpang EmpatTahun 2005-2008
Simpang Empat 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0
765
728
725
316
1
2
3
4
tahun
Sumber : BPS, Kabupaten Karo Dalam Angka Tahun 2005-2008 Grafik 1.2 Produksi kopi di Kecamatan Simpang Empat Tahun
2005-2008.
Simpang Empat 2000 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0
1782
1729
1057
Simpang Empat
435
1
2
3
4
Sumber : BPS, Kabupaten Karo Dalam Angka Tahun 2005-2008
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Peningkatan luas areal tanaman kopi di Kabupaten Karo pada tahun 20052006 mengalami peningkatan luas tanam, yaitu mulai dari 726, 765 tetapi pada tahun 2007-2008 terjadi penurunan luas lahan kopi, dalam kenyataan dilapangan luas areal tanaman kopi hingga saat ini semakin tinggi. (dilihat grafik 1.1). Tidak hanya luas areal kopi yang semakin meningkat, produksi kopi pun mengalami kenaikan dan penurun kopi. Atau dengan kata lain tingkat produksi kopi di Kecamatan Simpang Empat setiap tahunnya tidak stabil. (lihat pada grafik1.2). Dari keterangan diatas dapat diketahui bahwa Kecamatan Simpang Empat merupakan salah satu penghasil kopi . Hal tersebut dapat dilihat dari grafik luas lahan dan produksi tanaman kopi diatas. Meskipun tingkat produksi dan luas areal tanam kopi tidak stabil setiap tahunnya, tetapi tanaman kopi diharapkan dapat terus berkembang. Walaupun kopi merupakan salah satu komoditi yang sudah berkembang, namun dalam berusahatani kopi ada beberapa kendala yang dihadapi oleh petani dalam berusahatani kopi, yaitu pedagang merupakan penentu harga sedangkan petani tidak mempunyai posisi tawar yang memadai. Dengan kondisi demikian mungkin saja petani hanya mendapat keuntungan yang sedikit. Di Kecamatan Simpang Empat saat ini 70% petani yang berada di daerah terebut berusahatani kopi, sampai saat ini belum pernah diteliti mengenai usahatani kopi di Kecamatan Simpang Empat (PPL Kecamatan Simpang Empat, 2009).
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Dengan demikian peneliti merasa tertarik melakukan penelitian di daerah tersebut. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan permasalahan utama dalam bentuk pertanyaan penelitian (research question) sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat produksi kopi di daerah penelitian? 2. Faktor-faktor produksi apakah yang mempengaruhi produksi kopi di daerah penelitian? 3. Bagaimanakah tingkat kelayakan usahatani kopi di daerah penelitian? Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat produksi kopi di daerah penelitian. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor produksi apakah yang mempengaruhi produksi kopi di daerah penelitian. 3. Untuk mengetahui tingkat kelayakan usahatani kopi di daerah penelitian.
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian yang dilakukan ini adalah: 1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. 2. Sebagai bahan informasi bagi petani kopi dan investor yang berminat dalam pengembangan bisnis komoditas kopi. 3. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
Tinjauan Pustaka
Di Indonesia, tanaman kopi dibudidayakan oleh rakyat dan perkebunan besar di beberapa tempat, antara lain DI Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, NTT dan TimorTimur. Dari keseluruhan sentra produksi tersebut, produksi kopinya mencapai 88,37% dari total produksi Indonesia. Tanaman kopi yang dirawat dengan baik biasanya sudah mulai berproduksi pada umur 2,5-3 tahun, tergantung pada iklim dan jenisnya. Tanaman kopi robusta biasanya sudah dapat berproduksi pada umur 2,5 tahun, sedangkan kopi arabika pada umur 2,5-3 tahun. Umur ekonomis kopi dapat mencapai 10-15 tahun, kopi arabika dapat berproduksi hingga 10 tahun, sedangkan kopi robusta dapat mencapai 15 tahun. Namun demikian tingkat produksi kopi sangat di pengaruhi oleh tingkat pemeliharaannya, seperti pemupukan, pemberantasan terhadap hama penyakit juga pada pemilihan bibit (Najiyati dan Danarti, 2004). Untuk mendapatkan hasil produksi kopi yang baik maka sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi yang mendukung proses produksi kopi tersebut. Faktor produksi tersebut adalah lahan, modal, tenaga kerja dan faktor lingkungan. Masingmasing faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Kalau salah satu faktor tidak tersedia maka proses produksi tidak akan berjalan
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
dengan baik. Beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi proses produksi seperti iklim, kondisi lingkungan, kondisi tanah (Daniel, 2002). Kopi dapat tumbuh pada berbagai kondisi lingkungan, tetapi untuk mencapai hasil optimal memerlukan persyaratan tertentu. Zona terbaik pertumbuhan kopi adalah 20º LU dan 20º LS. Oleh karena itu produsen kopi dunia adalah Negaranegara yang terletak pada wilayah tersebut. Indonesia yang terletak pada zona 5º lintang utara (LU) dan 10º lintang selatan (LS) secara potensial merupakan daerah kopi yang baik. Sebagian besar daerah kopi di Indonesia terletak antara 0º - 10º LS (Sumatera Selatan, Lampung, Bali, Sulawesi Selatan) dan sebagian kecil antara 0º 5º LU (Aceh dan Sumatera Utara). Unsur iklim yang banyak berpengaruh terhadap usahatani kopi adalah elevasi (tinggi tempat), temperatur dan tipe curah hujan. Kopi arabika dapat ditanam pada elevasi 800-2.000 m, dengan elevasi optimal 1.000 – 1.500, dan temperatur rata-rata tahunan 17º - 21º C. Batas elevasi terendah arabika ditentukan oleh ketahanannya terhadap penyakit karat daun. Elevasi tertinggi dibatasi oleh frost yang sering terjadi pada daerah dengan ketinggian di atas 1.500 m. kopi robusta dapat ditanam pada elevasi 0 -1000 m dengan elevasi optimal 400 – 800 m, dan temperature tahunan 21º 24º C. Oleh karena masih belum banyak arabika yang tahan terhadap karat daun, maka kebanyakan petani walaupun mempunyai daerah di atas 800 m lebih suka menanam robusta yang relative lebih rentan terhadap penyakit. Ketinggian tempat ini akan berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan besar biji, makin tinggi elevasi makin lambat pertumbuhan kopi dan makin besar biji yang dihasilkan. Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Kondisi tanah, yang mencakup struktur, tekstur dan topografi tanah amat mempengaruhi kualitas pertumbuhan tanaman kopi. Tanaman kopi menurut persyaratan tanah yang disatu pihak cukup berpori sehingga memungkinkan air mengalir ke dalam tanah secara bebas, tetapi dilain pihak harus dapat menahan cukup air. Tanaman kopi tidak cocok untuk ditanam di tanah liat yang terlalu lekat karena menahan terlalu banyak air, sebaliknya tidak pula cocok untuk ditanam ditanah berpasir karena terlalu berpori. Tanaman kopi memerlukan distribusi curah hujan yang tepat. Kopi memerlukan masa agak kering selama ± 3 bulan yakni pada masa pembentukan primordial bunga, pemekaran bunga dan penyerbukan. Bagi kopi robusta masa kering sangat penting sebab diperlukan dalam masa penyerbukan silang. Kadar humus juga dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kopi (Retnandari dan Tjokrowinoto, 1991). Wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 kilometer persegi atau 212.725 Ha atau 2,97% dari luas provinsi Daerah tingkat I Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 2 º50' LU - 3°19' LS. Iklim di Kabupaten Karo adalah Tropis Basah, dengan curah hujan 1.000 – 4.000 mm/thn pada suhu udara 16º C - 27° C dengan kelembaban udara 82%. Meskipun faktor lingkungan yang di butuhkan tanaman kopi sedikit berbeda dengan keadaan di lokasi penelitian yaitu di Kabupaten Karo, namun kopi tetap dapat tumbuh dengan baik di daerah penelitian (BPS Kabupaten Karo, 2009). Dalam melakukan usaha pertanian, seorang pengusaha atau seorang petani akan selalu berpikir bagaimana ia mengalokasikan input seefisien mungkin untuk Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
dapat memperoleh hasil yang maksimal. Cara pemikiran yang demikian adalah wajar, mengingat petani melakukan konsep bagaimana cara memaksimumkan keuntungan. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh struktur biaya dalam menjalankan suatu usahatani (Daniel, 2002) Struktur biaya yang mempengaruhi suatu proses produksi dapat berupa biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi, misalnya sewa atau bunga tanah yang berupa uang. Biaya lain-lainnya pada umumnya masuk biaya variabel karena besar kecilnya berhubungan langsung dengan besarnya produksinya, misalnya pengeluaranpengeluaran untuk bibit, biaya persiapan dan pengolahan tanah. Total biaya diperoleh dari penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel, sehingga dapat diketahui berapa besar penerimaan dan pendapatan suatu usahatani yang dijalankan. Total penerimaan suatu usahatani kopi dapat diperoleh melalui hasil produksi kopi tersebut dikali dengan harga jual dari kopi. Pendapatan bersih merupakan selisih dari total penerimaan dan total biaya. Apabila pendapatan yang diperoleh lebih besar dari total biaya, atau di peroleh keuntungan maka usahatani kopi yang dijalankan tersebut dikatakan layak. Kelayakan tersebut dapat diukur dengan kriteria investasi yaitu NPV, IRR, Net B/C (Mubyarto, 1987). Sebagai salah satu hasil komoditi pertanian, kopi nampaknya masih akan mempunyai kemampuan yang besar dalam menyerap tenaga kerja. Sampai saat ini di Indonesia sektor pertanianlah yang masih mempunyai peluang besar dalam menyerap Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
tenaga kerja. Hubungan antara petani kopi dan kebun kopi sangat fluktuatif seiring dengan fluktuasi harga kopi di pasar, dan pada gilirannya hal ini akan berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja. Pada saat harga kopi tinggi petani rajin memelihara kebun dan tanaman kopinya, tentu saja petani memerlukan banyak tenaga kerja. Tetapi pada saat harga rendah petani hampir tidak berhubungan dengan kopinya. Dengan demikian tenaga yang diperlukan juga tidak banyak (Retnandari dan Tjokrowinoto, 1991). Landasan Teori Ilmu usaha tani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input) (Soekartawi, 1995). Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat ditempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian
seperti tubuh tanah dan dan air,
perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah dan sebagainya. Usahatani dapat berupa usaha bercocok tanam atau memelihara ternak (Mubyarto, 1987). Perlunya analisis usaha tani memang bukan untuk kepentingan petani saja tetapi juga untuk para penyuluh pertanian seperti penyuluh pertanian lapangan (PPL), Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
penyuluh pertanian madya (PPM), dan penyuluh pertanian spesialis (PPS), para mahasiswa atau pihak-pihak lain yang berkepentingan untuk melakukan analisis usahatani. Dalam melakukan analisis usahatani ini, seseorang dapat melakukannya menurut kepentingan untuk apa analisis usahatani yag dilakukannya (Soekartawi, 1995). Dalam usaha pertanian, produksi diperoleh melalui suatu proses yang cukup panjang dan penuh resiko. Panjangnya waktu yang dibutuhkan tidak sama, tergantung pada jenis komoditi yang diusahakan. Tidak hanya waktu, kecukupan faktor produksi juga ikut sebagai penentu pencapaian produksi. Proses produksi baru bisa berjalan bila persyaratan yang dibutuhkan dapat dipenuhi. Persyaratan ini lebih dikenal dengan nama faktor produksi. Faktor produksi dalam usahatani mencakup tanah, modal dan tenaga kerja. Sebagian ahli berpendapat dan memasukkan faktor keempat, yaitu manajemen atau pengelolaan (skill) kedalam faktor produksi. Masing-masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Kalau salah satu faktor tidak tersedia maka proses produksi tidak akan berjalan. Bila hanya tersedia tanah, modal dan manajemen saja, tentu proses produksi atau usahatani tidak akan jalan karena tidak ada tenaga kerja (Daniel, 2002). Tenaga kerja usaha tani merupakan faktor yang penting, tenaga kerja usaha tani dapat diperoleh dari dalam keluarga dan dari luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga diperoleh dengan upahan atau arisan tenaga kerja. Tenaga kerja manusia Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
terdiri atas: tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak. Perhitungan tenaga kerja dari ketiga jenis tersebut berbeda-beda. Perhitungan tenaga kerja dalam kegiatan proses produksi adalah dengan menggunakan satuan HKP (Hermanto, 1993). Modal mutlak diperlukan dalam usaha pertanian. Modal mempengaruhi ketepatan waktu dan ketepatan takaran dalam pemasukan. Modal dibutuhkan untuk pengadaan bibit, pupuk, pestisida, dan upah tenaga kerja. Kekurangan modal menyebabkan kurangnya pemasukan yang diberikan sehingga menimbulkan resiko atau rendahnya hasil yang diterima (Daniel, 2002). Harga merupakan salah satu faktor yang sulit dikendalikan. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah mengenai yang satu ini, tetapi sampai saat ini tetap saja harga masih merupakan masalah. Harga produk pertanian umumya adalah berfluktuasi. Oleh karena itu diperlukan stok yang cukup agar tidak terjadi pembelian bahan baku yng berulang-ulang pada harga yang tidak pasti (Soekartawi, 1994). Dalam usahatani dikenal dua macam biaya, yaitu biaya tunai atau biaya yang dibayarkan dan biaya yang tidak tunai atau biaya yang tidak dibayarkan. Biaya yang dibayarkan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja luar keluarga, biaya untuk input produksi. Biaya produksi adalah sebagai kompensasi yang diterima oleh para pemilik faktor-faktor produksi, atau biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi, baik secara tunai maupun tidak tunai. Biaya seringkali jadi masalah bagi petani, terutama dalam pengadaan input atau sarana produksi (Daniel., 2002). Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Pendapatan bersih adalah penerimaan dikurangi biaya produksi. Petani dalam memperoleh pendapatan bersih yang tinggi maka petani harus mengupayakan penerimaan yang tinggi dan biaya produksi yang rendah. Jenis hasil yang pasarnya baik dan mengupayakan biaya poduksi yang rendah dengan mengatur biaya produksi, menggunakan teknologi yang baik, mengupayakan harga input yang rendah, dan mengatur skala produksi yang efisien (Simajuntak, 2004). Dalam rangka mencari suatu ukuran menyeluruh tentang baik tidaknya suatu usahatani dilakukan atau layak atau tidak layaknya suatu usahatani yang dijalankan dapat dilihat dari beberapa indeks, indeks-indeks tersebut disebut investment criteria atau kriteria investasi. Berikut ini adalah beberapa investment criteria yang paling sering digunakan untuk mengetahui kelayakan suatu usahatani : •
Net Present Value (NPV) Net present value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan selisih antara
Present value dari benefit dan Present value dari biaya. Untuk menghitung NPV, terlebih dahulu kita harus tahu berapa PV kas bersihnya. PV kas bersih dapat dicari dengan jalan membuat dan menghitung dari cash flow perususahaan selama umur investasi tertentu. Rumusannya sebagai berikut : n
NPV =
Bt − Ct
∑ (1 + i) t =0
t
Bila NPV > 0, maka usaha tani tersebut layak Bila NPV < 0, maka usaha tani tidak layak Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
•
Internal Rate of Return (IRR) Internal Rate of Return (IRR) merupakan alat untuk mengukur tingkat
pengembalian hasil. Kriteria layak atau tidak layak bagi suatu usaha adalah bila IRR lebih besar daripada tingkat suku bunga yang berlaku saat usaha itu dilaksanakan. Rumusannya sebagai berikut :
IRR = i1 +
NPV1 (i2 − i1 ) NPV1 − NPV2
Bila IRR ≥ i maka usaha tani dikatakan layak Bila IRR ≤ i maka usaha tani dikatakan tidak layak •
Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) Untuk menghitung indeks ini terlebih dahulu dihitung
Bt − C t untuk setiap (1 + i ) t
tahun t. Lalu Net B/C merupakan perbandingan sedemikian rupa sehingga pembilangnya terdiri atas Present value total dari benefit bersih dalam tahun-tahun dimana benefit bersih itu bersifat positif, sedangkan penyebutnya terdiri atas Present value total dari biaya bersih dalam tahun-tahun di mana Bt − C t bersifat negative yaitu biaya kotor lebih besar daripada benefit kotor. Rumusannya sebagai berikut : n
Net B/C =
Bt − Ct
∑ (1 + i) t =1 n
Ct − Bt
∑ (1 + i) t =1
t
t
Bila B/C > 1 maka usaha tani tersebut dinyatakan layak Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Bila B/C < 1 maka usaha tani tersebut dinyatakan tidak layak (Kadariah, 1999). Kerangka Pemikiran Pengelolaan usahatani kopi merupakan kemampuan petani bertindak sebagai pengelola atau sebagai manajer dari usaha taninya. Berusahatani merupakan suatu proses yang di dalamnya terdiri dari himpunan input produksi atau faktor produksi seperti lahan, modal, tenaga kerja dan sarana produksi lainya yang mendukung kegiatan usaha tani sehingga menghasilkan output yang memuaskan. Dalam hal ini output merupakan hasil produksi yaitu kopi. Lahan sebagai salah satu input atau faktor produksi merupakan pabriknya hasilhasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi tersebut keluar. Luas penguasaan lahan pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses produksi ataupun usaha tani dan usaha pertanian. Dalam usaha tani misalnya pemilikan atau penguasaan lahan sempit sudah pasti kurang efisien dibanding lahan yang lebih luas. Semakin sempit lahan usaha, semakin tidak efisien usaha tani yang dilakukan. Kecuali bila usaha tani dijalankan dengan tertib dan administrasi yang baik serta teknologi yang tepat. Tingkat efisiensi sebenarnya terdapat pada penerapan teknologi. Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersamasama faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru yaitu dalam hal ini hasil pertanian. Modal petani yang berupa barang diluar tanah adalah ternak beserta kandangnya, cangkul, bajak dan alat-alat pertanian lain. Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Faktor produksi pada tenaga kerja dalam pertanian di Indonesia harus dibedakan kedalam tenaga kerja dalam usaha tani kecil-kecilan dan persoalan tenaga kerja dalam perusahaan pertanian yang besar-besar yaitu perkebunan, kehutanan, peternakan. Pembedaan ini penting karena apa yang dikenal sebagai tenaga kerja dalam usahatani tidaklah sama pengertiannya secara ekonomis dengan pengertian tenaga kerja dalam perusahaan-perusahaan dalam perkebunan. Sarana produksi adalah sarana yang dibutuhkan dalam proses produksi. Sarana produksi terdiri dari lahan, bibit, pupuk, obat-obatan dan tenaga kerja. Seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan sarana produksi dan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi merupakan biaya produksi. Untuk memenuhi keseluruhan dari input produksi maka ada biaya yang dikeluarkan yang di sebut sebagai biaya produksi. Pendapatan bersih suatu usaha tani diperoleh dari selisih antara
penerimaan
dan total biaya produksi. Penerimaan diperoleh dari output atau total produksi yang dihasilkan dikali dengan harga jual produksi tersebut. Dari pendapatan bersih tersebut dapat dianalisis kelayakan usaha tani. Usaha tani tersebut dikatakan layak apabila menguntungkan dan dikatakan tidak layak apabila usaha tani yang di jalankan mengalami kerugian atau pendapatan bersih yang diperoleh lebih kecil dari total biaya produksi yang dikeluarkan dalam menjalankan usaha tani tersebut. Secara sistematis kerangka pemikiran tersebut diatas di gambarkan sebagai berikut :
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
SKEMA 1 KERANGKA PEMIKIRAN ANALISIS USAHATANI KOPI
USAHATANI KOPI
INPUT • • • •
Lahan Modal Tenaga kerja Saprodi
PROSES
OUTPUT •
Kopi
PENERIMAAN
BIAYA
KELAYAKAN
Keterangan :
= = hubungan
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Hipotesis Penelitian
1. Faktor produksi pada tahun 2-4 tahun secara serempak berpengaruh nyata namun secara parsial hanya curahan TK yang berpengaruh nyata sementara faktor produksi pupuk organik dan pupuk anorganik tidak berpengaruh nyata. Sedangkan pada tahun 5-15 baik secara serempak dan parsial tidak berpengaruh nyata. 2. Usaha tani kopi didaerah penelitian adalah usaha yang layak secara finansial.
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
METODE PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive, yaitu di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo. Alasan pemilihan daerah penelitian ini adalah berdasarkan data primer melalui informasi dari PPL di Kecamatan Simpang Empat bahwa 70% petani di kecamatan tersebut berusaha tani kopi .
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Tabel 1 :Luas Tanam, Produksi dan Produktivitas Kopi Menurut Kecamatan di Kabupaten Karo Tahun 2008 (Ha). Luas Tanam (Ha)
Produksi (Ton)
Produktivitas (Ton/Ha)
Kecamatan
Kopi
Kopi
Kopi
Mandinding
175
114.5
0.65
Lau baleng
152
78.5
0.52
Tigabinanga
236
278.2
1.18
Juhar
329
309.2
0.94
Munthe
351
411.5
1.17
Kutabuluh
367
463
1.26
Payung
315
453.6
1.44
Simp.Empat
316
435
1.38
Kabanjahe
152
209.5
1.38
Berastagi
100
133.5
1.34
Tigapanah
462
672.8
1.46
1.218
2,031.7
1668.06
451
621.4
1.38
Dolat Rakyat
0
0
0
Merdeka
0
0
0
Tiganderket
0
0
0
Namanteran
0
0
0
5,369
7,297.8
1.682
Merek Barusjahe
Jumlah
Sumber : Dinas Pertanian Bidang Perkebunan Kab.Karo
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Tabel 2 :Luas Tanam, Produksi dan Produktifitas kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kab. Karo Tahun 2008 Desa
Luas Tanam (Ha)
Produksi (Ton)
Produktifitas (Ton/Ha)
1
Torong
12.00
17
1.417
2
Jeraya
24.00
32
1.333
3
Perteguhen
24.00
30
1.250
4
Pintu Besi
34.00
45
1.324
5
Lingga
69.00
97.5
1.413
6
Nangbelawan
20.00
31.5
1.575
7
Sirumbia
16.00
25.5
1.594
8
Berastepu
155.00
245
1.581
9
Kuta Tengah
17.00
22.5
1.324
10
Gamber
10.00
15
1.500
11
Ndokumsiroga
24.00
15
0.625
12
Lingga Julu
37.00
45
1.216
13
Surbakti
26.00
30
1.154
14
Tiga Pancur
10.00
17
1.7
15
Beganding
22.00
30
1.364
16
Gajah
8.50
12.75
1.5
17
Bulan Baru
8.00
14
1.75
Jumlah
516.50
724.75
23.618
Sumber : Kantor Kecamatan Simpang Empat
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Metode Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah petani tanaman kopi, jenis kopi arabika. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel aksendetal yaitu siapa saja petani yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila petani yang di temui memiliki kriteria seperti : bertani kopi dan memenuhi kelompok umur kopi. Adapun jumlah populasi petani kopi di Kecamatan Simpang Empat adalah 365 KK dan di ambil sampel sebanyak 60 KK sampel ini di peroleh karena keterbatasan biaya dan waktu sehingga sampel yang ditemui dilapangan dan cocok sebagai sumber data yang di peroleh 60 KK. Dari data yang diperoleh di Kecamatan Simpang Empat terdapat 3 desa yang memiliki produksi yang paling tinggi, ketiga desa tersebut adalah desa Berastepu, Lingga, Lingga Julu. Namun setelah melakukan survey lapangan di desa Berastepu masih melalukan penanaman secara polikultur, tidak terfokus pada tanaman kopi saja. sedangkan tingkat umur kopi di desa tersebut masih muda sekitar 2-5 tahun. Oleh karena itu diadakan survey kembali keberbagai desa, dengan melihat umur kopi, dan apakah kopi tersebut diusahakan secara monokultur, hal tersebut di peroleh melalui informasi dari para petani kopi dan koordinator PPL Kecamatan Simpang Empat. Survei dilakukan pada 9 desa yaitu desa Ndokumsiroga, Surbakti, Perteguhen, Lingga, Lingga Julu, Beganding, Nangbelawan, Sukandebi, Gajah. Namun hanya 5 desa saja yang diperoleh sampel petani kopi yang berumur 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10 dan 15 tahun yaitu desa Ndokumsiroga, Surbakti, Lingga, Lingga julu dan Perteguhen dan sampel pada umur 9, 11,12,13,14 tidak ada diperoleh di desa-desa yang lainnya. Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Metode pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan petani kopi melalui survey maupun melalui kuisioner yang dibuat oleh peneliti. Sedangkan data sekunder di peroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, dan Badan Pusat statistik (BPS) Kabupaten Karo, Kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Karo, Kantor Kecamatan Simpang Empat dan Instansi yang terkait. Metode Analisis Data Untuk menguji hipotesis, digunakan metode dan teknik data yang sesuai dengan masing-masing hipotesis yang dibuat. Hipotesis 1, dianalisis dengan mengunakan fungsi Cobb-Douglas. Fungsi Cobb-Douglas merupakan salah satu bentuk khusus fungsi produksi yang dipakai secara luas dalam analisis ekonomi yang di analisis dengan menggunakan Regresi linier berganda yaitu Y= a+ b1 X 1 + b2 X 2 + b3 X 3 Dimana : Y = Produksi (Kg/Ha) X 1 = Pupuk Organik(Kg/Ha) X2 = Pupuk Anorganik (Kg/ Ha) X3 = Curahan tenaga kerja (HKP/Ha)
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Hipotesis 2, dianalisis dengan dengan menggunakan analisis finansial yaitu IRR, Net B/C dan NPV sebagai berikut : Internal Rate of Return (IRR)
IRR = i1 +
NPV1 (i2 − i1 ) NPV1 − NPV2
Internal Rate of Return (IRR) merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil. Keterangan : NPV = Hasil perhitungan NPV positif mendekati nol NPV = Hasil perhitungan NPV negatif mendekati nol i 1 , i 2 =Persentase tingkat suku bunga sebelum titik impas dan sesudah titik impas. Bila IRR ≥ i maka usaha tani dikatakan layak Bila IRR ≤ i maka usaha tani dikatakan tidak layak 1. Net B/C n
Net B/C =
Bt − Ct
∑ (1 + i) t =1 n
Ct − Bt
∑ (1 + i) t =1
t
t
Keterangan :
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Bt = Benefit usaha tani pada tahun t Ct = Biaya sehubungan dengan usaha tani pada tahun t n = Umur ekonomis t = Jangka Waktu (tahun ke) i = Tingkat suku bunga yang berlaku Bila B/C > 1 maka usaha tani tersebut dinyatakan layak Bila B/C < 1 maka usaha tani tersebut dinyatakan tidak layak 2. Net Present Value (NPV) n
NPV =
Bt − Ct
∑ (1 + i) t =0
t
Net Present Value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan selisih antara Present value dari benefit dan Present value dari biaya. Keterangan : NPV = Nilai uang sekarang dalam waktu tertentu Bt-Ct = Pendapatan bersih pada tahun t i
= Tingkat suku bunga yang berlaku
t
= Jangka waktu (tahun ke)
Bila NPV > 0, maka usaha tani tersebut layak Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Bila NPV < 0, maka usaha tani tidak layak
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menganalisis penelitian ini, maka dibuat beberapa defenisi dan batasan operasional sebagai berikut : 1. Petani sampel adalah petani yang mengusahakan tanaman kopi dalam lahannya. 2. Produksi tanaman kopi adalah semua hasil panen tanaman kopi yang dubudidayakan 3. Faktor produksi adalah komponen utama yang mutlak harus diperlukan dalam melaksanakan proses produksi, pada usaha tani tanaman kopi terdiri dari lahan, modal, tenaga kerja, dan sarana produksi. 4. Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani selama proses produksi masig berlangsung yang dinyatakan dalam rupiah per tahun. 5. Komponen biaya produksi termasuk biaya tenaga kerja, biaya penyusutan, dan biaya sarana produksi seperti bibit, pupuk, dan obat-obatan dll. 6. Penerimaan usaha tani adalah total produksi yang dihasilkan dikali dengan harga oleh tanaman usaha tani kopi selama musim tanam masa produksi yang dihitung dalam rupiah. 7. Pendapatan adalah total penerimaan dikurangi dengan total biaya produksi.
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Batasan Operasional Adapun batasan operasional dari penelitian ini adalah : 1. Daerah
penelitian
adalah
Desa
Lingga,
Desa
Lingga
Julu,
Desa
Ndokumsiroga, Desa Surbakti, Desa Perteguhen Kecamatan Simpang Empat kabupaten karo. 2. Sampel penelitian adalah petani yang mengusahakan usahatani kopi 3. Waktu penelitian adalah tahun 2009.
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL
Deskripsi Daerah Penelitian Letak Geografis, Batas dan Luas Wilayah Kecamatan Simpang Empat adalah salah satu dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Karo dengan ibukota kecamatan di desa Ndokum Siroga yang berjarak 7 km dari Kabanjahe sebagai ibukota kabupaten dan 84 Km dari Medan ibukota propinsi. Kecamatan Simpang Empat dengan luas ± 93,48 Km berada pada ketinggian rata-rata 1.300-1.600 m diatas permukaan laut dengan temperature 16ºC-17ºC dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : -
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kabanjahe dan Berastagi
-
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Payung
-
Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Naman Teran dan Kecamatan Merdeka
-
Sebelah Selatan berbatasab dengan Kecamatan Kabanjahe
Tata Guna Tanah Pola penggunaan tanah di Kecamatan Simpang Empat dapat dilihat pada table 3.
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Tabel 3. Keadaan Tata Guna Tanah Di Kecamatan Simpang Empat No
Jenis Penggunaan Tanah
Luas (Ha)
%
1
Bangunan dan Pekarangan
62
0,62
2
Kebun Kopi
725
7,21
3
Tanah Kering
9.261
91,03
4
Tanah Sawah
15
0,15
10.063
100
Jumlah Sumber : Data Monografi Kec. Simp Empat
Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa dari 10.063 Ha luas Kecamatan Simpang Empat sebagian besar digunakan untuk kebun kopi seluas 725 Ha (7,21%). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kecamatan Simpang Empat pada umumnya berkebun tananaman kopi yaitu kopi arabika yang di beberapa tempat di kenal sebagai istilah kopi ateng. Keadaan Daerah a. Komposisi Penduduk Menurut Umur Jumlah penduduk Kecamatan Simpang Empat adalah 19.774 KK, terdiri dari 9.891 laki-laki dan 9.883 perempuan. Jumlah penduduk menurut kelompok umur adalah sebagai berikut :
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Tabel 4. Komposisi penduduk Kecamatan Simpang Empat menurut kelompok umur No
Umur (Tahun)
Jumlah (Jiwa)
1.
0-14
6.681
2.
15-64
12.319
3
>65
774
Jumlah
19.774
Sumber : Data Monografi Kec. Simp Empat, 2008 Dari tabel 4 diketahui bahwa penduduk Kecamatan Simpang Empat paling banyak pada umur/usia 15-64 yaitu 12.319 jiwa. b. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Sebagaian besar penduduk Kecamatan Simpang Empat memiliki tingkat pendidikan setara SD dapat dilihat pada tabel 5. Table 5. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Kecamatan Simpang Empat No
Jenjang Pendidikan
1.
Tidak Sekolah
2.
SD
3. 4.
Jumlah (Jiwa)
%
231
6,82
2413
71,20
SLTP
607
17,91
SLTA
138
4.07
3389
100%
Jumlah Sumber : Data Monografi Kec. Simp Empat, 2008
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Dari tabel 5 bahwa jumlah penduduk yang berpendidikan tamat Sekolah Dasar adalah yang paling tinggi yaitu sebesar 2413 jiwa hal ini dapat dilihat bahwa kesadaran penduduk untuk pendidikan masih rendah. Sosial Ekonomi Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Sebagian besar mata pencaharian penduduk di Kecamatan Simpang Empat adalah dalam bidang pertanian. Hal ini dapat dilihat pada table 8. Tabel 6. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian No
Lapangan Pekerjaan
Jumlah (Jiwa)
%
1.
Pertanian
5.408
89,4
2
Industri
70
1,16
3
Pemerintahan
200
3,31
4
Lainnya
371
6,13
6.049
100%
Jumlah Sumber : Data Monografi Kec. Simp Empat, 2008
Dari table 6 dapat dilihat bahwa menurut mata pencaharian di Kecamatan Simpang Empat yang paling tinggi adalah lapangan pertanian sebesar 89,4 % sedangkan persentase yang paling terkecil adalah lapangan industri sebesar 1,16 %.
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Semakin
baik
sarana dan prasarana akan mempercepat
laju
pembangunan. Sarana dan prasarana di Kecamatan Simpang Empat saat ini dinilai cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis sarana yang tersedia baik sarana transportasi, pendidikan dan sosial. Keadaan sarana dan prasarana Kecamatan Simpang Empat dapat dilihat pada tabel 7. Table 7. Sarana dan Prasarana Kecamatan Simpang Empat No
Sarana dan Prasarana
1.
Sarana Ibadah -
2.
Jumlah (unit)
Gereja Masjid
26 16
Sarana Pendidikan -
TK SD Negeri SLTP SMU
1 14 2 1
3.
Sarana Kesehatan -
Puskesmas Pembantu Puskesmas BKIA
14 1 2
4.
Sarana Tranportasi -
Jl. Aspal (Km) Jl. Diperkeras (Km)
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
35
-
Jl. Tanah (Km) Jl. Setapak (Km)
22,5 13 6
5.
Kantor Kepala Desa -
Balai Desa Kantor Polisi Kantor Koperasi
12 1 4
Sumber : Data Monografi Kec. Simp Empat, 2008 Karakteristik Petani Sampel Karakteristik petani yang menjadi sampel pada penelitian ini meliputi umur tanaman, umur petani sampel, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, pengalaman bertani, luas lahan, produksi, produktivitas. Karakteristik petani sampel dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 8 . Karakteristik Petani Sampel No
Uraian
Range
Rataan
1
Umur Tanaman (Tahun)
1-15
4,3
2
Umur Petani (Tahun)
Sampel
28-77
53,2
3
Tingkat Pendidikan (Tahun)
6-17
9,2
4
Jumlah Tanggungan (Jiwa)
1-5
1,5
5
Pengalaman (Tahun)
5-50
28,1
6
Luas Lahan (Ha)
0,15-3
0,59
7
Produksi (Kg)
0-17.400
1088,5
8
Produktivitas (Kg/Ha)
0-5.800
1570,8
Bertani
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 1 Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Dari tabel 8. dapat dilihat bahwa rata-rata petani sampel di daerah penelitian memiliki umur tanaman 4,3 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa umur kopi di daerah penelitian tergolong masih muda. Rata-rata umur petani sampel di daerah penelitian yaitu sekitar 53,2 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa para petani sampel masih berada pada usia produktif sehingga mampu mengerjakan usahatani dengan baik Rata-rata tingkat pendidikan petani sampel di daerah penelitian yaitu sekitar 9,2 tahun atau setara SLTP. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan para petani kopi masih tergolong rendah. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi sistem pengelolaan usahatani kopi yang dilakukan para petani kopi. Rata-rata jumlah tanggungan petani sampel yaitu sekitar 1,5 jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan para petani sampel tergolong rendah. Rata-rata pengalaman bertani kopi para petani sampel di daerah penelitian yaitu sekitar 28,1 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman bertani para petani sampel sudah cukup lama. Rata-rata luas lahan petani kopi di daerah penelitian adalah sekitar 0,59 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel termasuk petani yang memiliki lahan yang tidak terlalu luas untuk berusahatani kopi. Rata-rata produksi kopi petani sampel di derah penelitian sekitar 1088,5 Kg. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat produksi di daerah penelitian tergolong tinggi.
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Rata-rata produktivitas kopi petani sampel di daerah penelitian sekitar 1570,8 Kg/Ha. Hal ini menunjukkan bahwa produktifitas di daerah penelitian tergolong tinggi.
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tingkat Produksi Kopi di Daerah Penelitian Produksi kopi di daerah penelitian yakni di 5 desa di Kecamatan Simpang Empat rata-rata sebesar 1.088,56 Kg dengan rata-rata produktifitas sebesar 1.570,88 Kg/Ha
atau sebesar 1,57 Ton/Ha sedangkan produksi kopi di seluruh wilayah
Kecamatan Simpang Empat adalah sebesar 435 ton dengan rata-rata produktifitas sebesar 1,38 Ton/Ha. Bila produktifitas kopi daerah penelitian dibandingkan dengan produktifitas kopi tingkat kecamatan Simpang Empat, maka diketahui bahwa produktifitas kopi daerah penelitian 0.19 Ton/Ha lebih tinggi dibandingkan dengan produktifitas kopi tingkat kecamatan. Selanjutnya bila dibandingkan dengan produktifitas kopi di daerah kabupaten Dairi yakni sebesar 9,437 Ton/Ha, maka hal ini juga menunjukkan bahwa produktifitas kopi daerah penelitian 9 kali lebih kecil di bandingkan Kabupaten Dairi hal ini dapat dikatakan wajar mengingat bahwa Kabupaten Dairi merupakan sentra produksi kopi di Sumatera Utara. Dengan demikian produktifitas kopi daerah penelitian tergolong tinggi, dapat diterima.
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi
Analisis dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kopi didaerah penelitian dalam hal ini adalah; •
Pupuk Organik
Pupuk organik yang digunakan para petani kopi sebagian besar dihasilkan dari ternak mereka sendiri, dan ada sebagian petani yang membeli pupuk ini. Namun tidak semua petani sampel yang menggunakan pupuk organik, rata-rata penggunaan pupuk organik (pupuk kandang) adalah sebesar 524,72Kg./Ha •
Pupuk Anorganik
Petani sampel di daerah penelitian lebih banyak menggunakan pupuk anorganik, karena didaerah penelitian mendapat subsidi pupuk dari pemerintah. Adapun rata-rata pupuk yang di gunakan adalah pupuk Urea dengan total penggunaan 99,36 Kg per Ha, pupuk TSP dengan total penggunaan 78,50Kg per hektar, pupuk NPK sebesar 64,25 Kg per hektar dan pupuk ZA sebesar 34,97 kg per hektar. •
Curahan Tenaga Kerja
Di daerah penelitian curahan tenaga kerja pada umumnya adalah tenaga kerja dalam keluarga, karena pada dasarnya pemeliharaan tanaman kopi tidak sulit untuk dilakukan, dan tanaman kopi bukanlah tanaman yang rentan terhadap penyakit yang butuh perhatian khusus. Sehingga petani dapat mengerjakannya sendiri. Upah tenaga kerja dalam keluarga yang di gunakan diperhitungkan sama nilainya dengan upah Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
harian tenaga kerja luar keluarga yang berlaku di daerah penelitian yakni sebesar 30.000 per hari. Biasanya penggunaan tenaga kerja luar keluarga digunakan dalam kapasitas yang besar pada saat penggolahan lahan. Pengaruh faktor-faktor produksi tersebut di atas terhadap produksi kopi di analisis dengan menggunakan analisis regresi linier dengan formula berikut ini: Y= a+ b1 X 1 + b2 X 2 + b3 X 3 Dimana : Y
= Produksi
X 1 = Pupuk Organik (Kg/Ha) X2 = Pupuk Anorganik (Kg/Ha) X3 = Curahan tenaga kerja (HKP/Ha) Analisis dilakukan terhadap 2(dua) tahapan umur tanaman kopi, yakni untuk tanaman kopi berumur 2 -4 tahun dan tanaman kopi berumur 5 – 15 tahun. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pola produksi kopi mulai dari tahun 2-4 kopi mulai berproduksi dimana tingkat produksinya mulai tinggi dan pemeliharaannya juga berbeda dengan tahun 5-15, pada tahun 5-15 produksi semakin lama semakin lama semakin menurun. Tanaman kopi yang dirawat dengan baik sudah berproduksi pada umur 2,5-3 tahun. Tanaman kopi Robusta biasanya sudah berproduksi pada umur 2,5 tahun, Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
sedangkan kopi Arabika pada umur 2,5-3 tahun. Namun kenyataan dilapangan kopi yang diteliti adalah kopi arabika sudah berproduksi sejak berumur 2 tahun. Biasanya jumlah buah kopi yang bisa dipetik pada panen pertama hanya sedikit. Jumlah tersebut semakin meningkat dari tahun ke tahun dan mencapai puncaknya setelah berumur 5-15 tahun. Berikut
ini
ditampilkan
tabel
hasil
pengujian
faktor-faktor
yang
mempengaruhi tingkat produksi kopi pada umur 2-4 tahun. Tabel 9. Tabel Hasil Pengujian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Produksi Kopi Umur 2-4 tahun. ANOVAd Sum of Squares
Model 1
2.765
3
.922
Residual
7.375
38
.194
10.140
41
Regression
2.731
2
1.365
Residual
7.410
39
.190
10.140
41
Regression
2.667
1
2.667
Residual
7.473
40
.187
10.140
41
Total 3
Mean Square
Regression
Total 2
df
Total
F
Sig.
4.749
.007a
7.186
.002b
14.274
.001c
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
. Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
2
3
B
Std. Error
(Constant)
1.295
.413
Pupuk Organik/Ha
.038
.056
Pupuk Anorganik/Ha
.053
Curahan TK HKP/Ha
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
3.133
.003
.104
.693
.493
.126
.067
.421
.676
.752
.224
.494
3.361
.002
(Constant)
1.369
.370
3.705
.001
Pupuk Organik/Ha
.029
.050
.079
.579
.566
Curahan TK HKP/Ha
.783
.208
.514
3.757
.001
1.398
.363
3.848
.000
.781
.207
3.778
.001
(Constant) Curahan TK HKP/Ha
.513
sumber : Analisis Data Primer Lampiran 17
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Hasil analisis dengan menggunakan metode backward pada tabel 9 di atas memperlihatkan
bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,002 < 0,05),
sehingga dengan demikian maka Ho ditolak, artinya bahwa ketiga variabel pupuk organik (X1), pupuk anorganik (X2), curahan TK (X3), secara serempak berpengaruh nyata terhadap produksi (Y). Namun secara parsial faktor-faktor tersebut ada yang berpengaruh nyata dan ada yang berpengaruh tidak nyata. .Variabel curahan TK berpengaruh nyata terhadap produksi karena tingkat signifikansinya (0,002) lebih kecil dari alpha (0,05). Sedangkan variabel yang berpengaruh tidak nyata terhadap produksi adalah pupuk organik dan pupuk anorganik karena tingkat signifikansi pupuk organik (0,493) dan pupuk anorganik (0,676) lebih besar dari alpha (0,05) Hasil analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produksi tanaman kopi berumur 5-15 tahun berbeda dengan hasil analisis pada tanaman kopi berumur 24 tahun. Hasil pengujian untuk tanaman kopi berumur 5-15 tahun diperlihatkan pada tabel berikut ini.
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Tabel 10. Tabel Hasil Pengujian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Produksi Kopi Umur 5-15 tahun.
ANOVAe Sum of Squares
Model 1
2
3
4
Regression
df
Mean Square
.082
3
.027
Residual
1.112
13
.086
Total
1.194
16
.081
2
.041
Residual
1.113
14
.079
Total
1.194
16
.080
1
.080
Residual
1.114
15
.074
Total
1.194
16
.000
0
.000
Residual
1.194
16
.075
Total
1.194
16
Regression
Regression
Regression
F
Sig.
.318
.813a
.512
.610b
1.083
.314c
.
.d
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
2
3
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
(Constant)
2.593
.495
Pupuk Organik/Ha
-.004
.054
-.024
-.080 .937
Pupuk Anorganik/Ha
.005
.125
.012
.041 .968
Curahan TK HKP/Ha
.218
.241
.252
.903 .383
(Constant)
2.603
.421
Pupuk Organik/Ha
-.005
.048
-.029
-.109 .915
Curahan TK HKP/Ha
.220
.228
.254
.963 .352
2.586
.379
.225
.216
2.974
.066
(Constant) Curahan TK HKP/Ha
4
Standardized Coefficients
(Constant)
5.237 .000
6.186 .000
6.827 .000 .260
1.041 .314 44.889 .000
sumber : Analisis Data Primer Lampiran 18 Dari tabel 10 hasil analisis pengaruh faktor-faktor produksi kopi pada umum 5-15 tahun di atas dapat disimpulkan bahwa secara serempak ketiga variabel yaitu pupuk organik (X1), pupuk anorganik (X2), curahan TK (X3), tidak berpengaruh nyata Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
terhadap produksi (Y) hal ini diperlihatkan dari tingkat signifikansinya (0,813) lebih besar dari alpha (0,05). Secara parsial juga menunjukkan hal yang sama dimana nilai singnifikansi pupuk organik (0,937), pupuk anorganik (0,968) dan curahan TK (0,383) lebih besar dari alpha (0,05). Hal ini memberikan arti bahwa ketiga variabel bebas tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap produksi tanaman kopi berumur 5-15 tahun, baik secara serempak maupun secara parsial. Analisis Usaha Tani Kopi 1) Penerimaan Usahatani Kopi Penerimaan adalah nilai yang diperoleh dari hasil perkalian seluruh hasil produksi dengan harga jual produksi. Harga jual produksi di daerah penelitian sering mengalami p fluktuasi pada waktu-waktu tertentu. Namun di daerah penelitian ratarata petani memperoleh harga jual kopi Rp 12.000/Kg. Adapun total produksi dari usahatani kopi
adalah sebesar 65.313,5 Kg, dengan rata-rata produksi sebesar
1.088,55 Kg/ petani. Tabel 11. Rata-Rata Penerimaan Petani Kopi Per Petani dan Per Ha No
Penerimaan Petani Kopi
Rupiah
1
Per Petani
13.062.700
2
Per Hektar
18.850.597,22
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 10
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
2) Biaya Produksi Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung, baik biaya tetap (penyusutan alat, PBB) maupun biaya variabel seperti biaya pembelian sarana produksi (bibit, pupuk, obat-obatan) dan biaya tenaga kerja. Besarnya biaya produksi di pengaruhi oleh komponen input produksi dan harga dari input produksi tersebut. Berikut ini diperlihatkan Rata-rata biaya produksi usaha tani kopi per hektar. Tabel 12. Rata-Rata Biaya Produksi Usahatani Kopi Per Ha No
Jenis Biaya
1
Biaya sarana produksi
2
Biaya Tenaga Kerja
3
Biaya Penyusutan
4
Biaya PBB Jumlah
Rp/Ha 1.802.531,713 1.089.589,17 128.295,17 65.217,59 3.194.223,89
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 5,6,7,8,9 Dari tabel 12. dapat diketahui bahwa biaya sarana produksi Rp. 1.802.531,713, biaya tenaga kerja Rp. 1.089.589,17, biaya penyusutan Rp. 128.295,17 dan biaya PBB Rp. 65.217,59 serta total biaya produksi sebesar Rp. 3.194.223,894 per hektar. Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
3) Pendapatan Usahatani Kopi Pendapatan merupakan selisih dari total penerimaan yang diperoleh petani di kurangi dengan jumlah biaya produksi selama proses produksi berlangsung. Tabel 10. menunjukkan rata-rata pendapatan bersih petani kopi di daerah penelitian : Tabel 13. Rata-Rata Pendapatan Bersih Petani Kopi Per Petani dan Per Ha No
Pendapatan Bersih Petani Kopi
Rupiah
1
Per Petani
11.539.865,38
2
Per Hektar
15.656.373,33
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 11. Dari tabel 13. dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan per petani adalah Rp. 11.536.269,54 dan rata-rata pendapatan per hektar Rp.15.624.088,95. Analisis Finansial Usaha Tani kopi •
Deskripsi Data Metode yang digunakan pada data analisis data finansial adalah metode
smoothing, tujuan penggunaan metode ini adalah untuk mengurangi ketidakteraturan data, caranya dengan membuat rata-rata data terlebih dahulu. Adapun data yang di smoothing yaitu pada tahun ke-2, 4, 10, ini dilakukan karena pada data penerimaan pada tahun tersebut ada terdapat beberapa sampel yang memiliki penerimaan yang cukup tinggi, sedangkan sampel yang lain tidak terlalu tinggi. Sehingga bila di jumlahkan seluruh penerimaan seluruh sampel pada tahun tersebut jumlah Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
penerimaannya sangat besar. Ini menggambarkan bahwa seolah-olah seluruh sampel pada tahun tersebut mempunyai penerimaan yang cukup tinggi. •
Penyusunan Nilai PV Dalam penyusunan nilai PV digunakan metode interpolasi linier, metode ini
digunakan untuk menentukan titik-titik antara dari n buah titik dengan garis lurus. Alasan penggunaan metode adalah untuk melengkapi nilai PV pada umur-umur kopi yang tidak ada pada daerah penelitian, yaitu umur 9, 11, 12, 13, 14 tahun. Adapun nilai yang diperoleh setelah dilakukan interpolasi yaitu pada tahun 9 sebesar Rp. 5.496.807,2, pada tahun 11 sebesar Rp. 4.888.959, pada tahun 12 sebesar Rp. 4.286.588, pada tahun 13 sebesar Rp. 3.684.216 dan tahun 14 sebesar Rp. 3.081.844. Dari keterangan tersebut terlihat bahwa pada umur 9-15 tahun tingkat penerimaan semakin menurun karena pada umur tersebut tingkat produksi juga semakin menurun. Penelitian di lakukan dengan mencari sampel yang berusahatani kopi mulai dari tahun pertama sampai umur ekonomis tanaman kopi tersebut yaitu 15 tahun. Adapun rumus yang digunakan pada interpolasi linier adalah :
y=
•
y 2 − y1 ( x − x1 ) + y1 x 2 − x1
Nilai NPV, IRR, Net B/C Net present value (NPV) adalah kriteria investasi yang banyak digunakan
dalam mengukur apakah suatu proyek feasible atau tidak. Ukuran kedua dari perhitungan kriteria investasi adalah IRR. IRR atau internal rate of return adalah suatu tingkat discount rate yang menghasilkan net present value sama dengan nol (0). Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Net benefit cost ratio merupakan perbandingan antara net benefit yang telah di discount positif (+) dengan net benefit yang telah di discount negative (-). Besarnya nilai NPV, IRR dan Net B/C dapat dilihat pada tabel 13. Tabel 14. Nilai Rata-rata NPV, Net B/C, dan IRR No
Uraian
1
NPV
2
IRR
Rp/Ha 8.386.274,8
16.95 3
Net B/C
30.80
Sumber : Data Analisis Primer Lampiran 15 Dari tabel 14 dapat diketahui bahwa discount faktor 15% didapat nilai NPV per hektar 8.386.274,8 Nilai Net B/C Rp. 30,80 per hektar dan nilai IRR 16.95 %. Berdasarkan kriteria kelayakan diketahui bahwa nilai NPV>0, Net B/C >1 dan nilai IRR>i (15%) dari hasil yang diperoleh maka dapat diketahui bahwa usahatani di Kecamatan Simpang Empat layak untuk di usahakan dan di kembangkan. Hal ini sesuai dengan hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa usahatani kopi secara finansial layak untuk diusahakan didaerah penelitian.
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1) Tingkat produksi kopi di daerah penelitian relatif tinggi, karena tingkat produktifitas kopi sedikit lebih besar dari pada tingkat produktifitas di Kecamatan Simpang Empat dan 9 kali lebih kecil bila dibandingkan dengan Kabupaten Dairi yang merupakan sentra produksi kopi di sumatera Utara. 2) Faktor-faktor produksi yang mempengaruhi produksi kopi diderah penelitian adalah pupuk organik, pupuk anorganik dan curahan tenaga kerja. Faktor produksi yang berpengaruh nyata terhadap produksi secara serempak ada pada umur 2-4 tahun namun secara parsial hanya curahan tenaga kerja yang berpengaruh nyata. Sementara pada umur 515 tahun baik secara serempak dan parsial tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. 3) Usahatani kopi di daerah penelitian secara finansial layak untuk diusahakan dan dikembangkan hal ini dapat dilihat pada nilai NPV>0 yaitu sebesar 8.386.247,8, nilai IRR> i (15%) yaitu sebesar 16.95 % sedangkan nilai Net B/C > 1 yaitu sebesar 30.80 4) Rata-rata penerimaan per petani adalah sebesar Rp 13.062.700 atau 18.850.597,22
per
hektar.Biaya
produksi adalah
biaya
yang
dikeluarkan selama proses produksi berlangsung, baik biaya tetap Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
(penyusutan alat, PBB) maupun biaya Total biaya produksi per petani per hektar adalah sebesar 3.194.223,89. Pendapatan per petani adalah sebesar 11.536.269,54 atau 15.642.088,95 per hektar. Saran Kepada petani 1) Agar petani dapat meningkatkan produktifitas kopi dengan lebih memperhatikan pemeliharaan tanaman, pemupukan, agar dapat menghasilkan produksi kopi yang besar. 2) Agar petani lebih memperhatikan pemakaian sarana produksi sehingga biaya yang dikeluarkan dapat diminimalisirkan dan produksi yang diperoleh cukup tinggi, karena komposisi yang paling besar ada pada sarana produksi Kepada Pemerintah 1) Sebaiknya pemerintah memberikan kebijakan pada harga kopi, sehingga petani dapat memperoleh keuntungan yang tinggi, karena sampai saat ini pedaganglah yang menentukan harga, sementara petani tidak memiliki posisi tawar yang memadai. Kepada Peneliti Kepada peneliti selanjutnya agar lebih memperhatikan produksi khususnya pada pemakaian pupuk yang efektif
pemakaian sarana
agar dapat hasil yang
efisien, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Apabila pendapatan petani semakin meningkat maka kehidupan para petani juga semakin sejahtera. Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
DAFTAR PUSTAKA Ahmad F. 2005. Kebijakan Perikanan dan Kelautan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Arifin, B. 2006. Refleksi Strategi Pengentasan Kemiskinan. Bisnis & Ekonomi Politik. UNISBA, Bandung. Biro Pusat Statistik, 2007. Sumatera Utara Dalam Angka 2007. Medan. Biro Pusat Statistik, 1993. Desa Miskin, Penjelasan dan Metodologi. Medan. Dillon H.S. dan Hermanto. 1993. Kemiskinan di Negara Berkembang Masalah Konseptual dan Global. Prisma LP3ES, Jakarta. Eddy A. dan Evi L. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Kanisius, Yogyakarta. Mubyarto
2001. Prospek Otonomi Daerah dan Perekonomian Indonesia Pasca Krisis Ekonomi. BPFE, Yogyakarta.
Mulyanto S. Dan Dieter H. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Rajawali, Jakarta. Rajuminropa. 2002. Pemberdayaan Anak dari keluarga Miskin. Suatu Studi pada Yayasan Bahti Nusantara Isafat. Jakarta. Ratna E. 2001. Usaha Perikanan di Indonesia. Mutiara Sumber Widya, Jakarta. Remi S. dan Tjiptoherijanto. 2002. Kemiskinan dan Ketidakmerataan di Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta Sayogyo. 1996. Memahami dan Menangulangi Kemiskinan di Indonesia. Gramedia, Jakarta. Sjamsudin. 1980. Pengantar Perikanan. Karya Nusantara, Jakarta. Soetrisno, Loekman. 1997. Kemiskinan, Perempuan dan Pemberdayaan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Tarigan, K. 1991. Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Valeriana D. 2004. Faktor penyebab Kemiskinan, Sumber Pendapatan dan Pengeluaran Keluaga Miskin di Lahan Pesisir Kabupaten Lamongan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor. Zamroni. 2009. Perlu Teknologi Pengolahan Ikan. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya, Malang
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Lampiran 1. Karakteristik petani sampel No Sampel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total Ratarata 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
umur tanaman (tahun) 1
Umur sampel (Tahun) 54
Tingkat Jumlah Pengalaman Pendidikan Tanggungan Bertani (Tahun) (Jiwa) (Tahun) 15 3 30
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 24
40 67 36 51 48 52 28 47 48 52 40 60 569
9 6 9 9 9 17 13 6 12 6 12 6 114
2 0 2 0 4 2 3 1 4 2 2 0 22
17 47 15 35 28 20 7 25 20 30 15 45 304
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
47.42 45 60 40 60 48 47 46 65 59 55 43 64 43 41 70 67 76 77
9.5 6 6 9 6 9 13 17 6 6 6 12 6 13 12 6 6 6 6
1.83 5 0 4 0 2 3 4 0 1 3 2 2 3 2 1 0 0 0
25.33 25 40 20 40 28 8 26 45 30 30 10 5 15 14 50 40 40 50
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
32 33 Total Ratarata 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 Total Ratarata 44 45 46 47 48 Total Ratarata
3 3 60
55 42 1103
9 9 169
1 3 36
30 20 566
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
55.15 60 53 49 50 56 69 64 56 65 55 577
8.45 6 6 9 9 9 9 6 12 6 12 84
1.8 0 2 2 1 2 0 0 2 0 0 9
28.3 40 30 25 30 30 45 24 35 40 30 329
4 5 5 5 5 5 25
57.7 50 44 47 51 41 233
8.4 6 15 12 6 9 48
0.9 0 3 2 2 3 10
32.9 30 5 20 25 15 95
5
46.6
9.6
2
19
49
6
50
6
3
30
50
7
44
17
4
20
51 52 53 54 55 Total Ratarata 56
8 8 8 8 8 40
60 56 57 43 65 281
6 14 9 12 6 47
0 1 0 2 0 3
40 25 30 9 40 144
8 10
56.2 76
9.4 6
0.6 0
28.8 50
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
57 58 59 Total Ratarata 60 Over All Ratarata
10 10 10 40
35 56 55 222
17 6 9 38
3 1 1 5
10 30 35 125
10 15 258
55.5 64 3197
9.5 17 555
1.25 0 95
31.25 44 1687
4.3
53.28
9.25
1.58
28.12
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Lampiran 2 Jumlah Peralatan Per Petani dan Per Ha cangkul Parang sampel /unit /unit Ember/unit Goni/unit 1 2 1 2 0 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total Ratarata 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Beko/unit 0
2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 23
1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 2 2 9
3 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 5 22
0 2 1 0 0 2 3 3 3 5 10 10 39
0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2 1 1 2 1 3
1 0 0 0 1 0 2 1 1 1 2 3 1 1 2 0 0 0 1 2
2 2 2 2 1 2 5 2 2 2 3 3 1 2 5 2 2 1 1 4
3 2 4 2 5 3 10 10 4 5 5 25 2 4 10 3 2 3 10 20
1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0
mesin/ unit 0
7
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
0 0
0 0 1 0 0 1 2 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
33 Total Ratarata 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 Total Ratarata 44 45 46 47 48 Total Ratarata 49
2 37
1 19
1 45
3 132
0 8
0 13
2 2 2 2 1 3 37 2 4 2 2 57
2 0 1 1 1 1 2 1 4 0 0 11
4 1 2 2 2 4 10 1 5 2 2 31
11 3 3 4 3 0 3 4 10 3 20 53
0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 3
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
6 1 5 2 1 2 11
1 1 3 1 1 1 7
3 1 5 4 1 3 14
5 2 10 0 2 0 14
0 0 0 0 1 0 1
1 0 1 1 1 1 4
2 2
1 1
3 2
3 5
0 1
1 1
50
2
1
4
5
1
1
51 52 53 54 55 Total Ratarata 56 57 58
2 2 2 2 2 10
1 1 1 1 1 5
3 1 2 2 2 10
4 3 3 0 4 14
0 1 0 0 0 1
1 1 1 1 1 5
2 2 2 2
1 1 0 0
2 3 2 2
3 3 20 10
0 1 1 1
1 1 1 1
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
59 Total Ratarata 60 Over All Ratarata
3 9
0 1
6 13
30 63
0 3
1 4
2 2
0 1
3 5
16 5
1 0
1 1
155
56
148
330
25
40
2.58
0.93
2.47
5.5
0.42
0.67
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Lampiran 3 Biaya PBB per Petani Per Ha Sampel
Biaya PBB per Petani (Rp)
Biaya PBB Per Ha (Rp)
1
30000
60000
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total Rata-rata 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
20000
80000
20000
66667
20000
50000
15000
37500
25000
50000
30000
60000
30000
60000
45000
75000
50000
55556
70000
70000
65000
65000
60000
40000
450000
709722
37500
59144
15000
100000
20000
133333
20000
100000
20000
66667
25000
83333
20000
66667
30000
75000
25000
62500
30000
75000
35000
87500
20000
40000
25000
50000
30000
60000
30000
60000
30000
60000
30000
60000
35000
58333
55000
55000
45000
45000
65000
43333
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Total Rata-rata 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 Total Rata-rata 44 45 46 47 48 Total Rata-rata 49
605000
1381667
30250
69083
15000
100000
20000
50000
30000
60000
30000
60000
30000
60000
30000
60000
35000
70000
30000
50000
55000
55000
75000
37500
350000
602500
35000
60250
20000
100000
20000
66667
30000
75000
30000
60000
45000
45000
145000
346667
29000
69333
30000
60000
50
55000
55000
51 52 53 54 55 Total Rata-rata 56 57 58 59 Total Rata-rata 60
30000
60000
15000
75000
20000
100000
20000
80000
20000
62500
286167
377500
57233
75500
20000
100000
25000
83333
50000
50000
80000
26667
175000
260000
43750
65000
30000
60000
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Over All Rata-rata
2156166.667
3913056
35936.11111
65217.59
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Lampiran 4. Total Biaya Per Petani dan Per Ha Sampel 1
Biaya Penyusutan(Rp) 34666.66667
Biaya saprodi (Rp) 802000
Biaya curahan TK (Rp) 504000
Biaya PBB 30000
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total Rata-rata 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
24500 32166.67 28166.67 40416.67 25833.33 42833.33 27833.33 39833.33 68833.33 44000 62000 165666.67 602083.33 50173.61 45500 52333.33 38333.33 60500 49500 35327.38 75333.33 78500 76833.33 47333.33 87452.38 50208.33 68166.67 25297.62 46333.33 54833.33 65833.33 72166.67 41333.33
345000 400000 371500 374000 1747500 666250 378500 473000 1192000 950000 2293000 4825000 14015750 1167979.167 1090000 598500 337500 369000 1020000 1467500 2680000 900000 805000 1161000 1490000 348000 280000 274000 592000 412750 629500 760000 348000
432000 384000 492000 237000 678000 626750 258000 378000 648000 450000 520500 990000 6094250 507854.1667 540000 330000 378000 432000 630000 571000 898000 408000 432000 527400 678000 264000 330000 315000 492000 535500 447750 756000 254100
20000 20000 20000 15000 25000 30000 30000 45000 50000 70000 65000 60000 450000 37500 15000 20000 20000 20000 25000 20000 30000 25000 30000 35000 20000 25000 30000 30000 30000 30000 35000 55000 45000
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
33 Total Rata-rata 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 Total Rata-rata 44 45 46 47 48 Total Rata-rata 49
21583.33 1092702.38 54635.12 49833.33 70666.67 95000 100666.67 41642.86 116833.33 73666.67 47428.57 72166.67 188666.67 856571.43 85657.14 23500.00 80833.33 48404.76 46166.67 43125 242029.76 48405.95 80833.33
1139000 16701750 835087.5 149250 1114000 453000 445000 596000 1660000 717500 1014250 315000 3985000 10449000 1044900 150000 360000 1372000 973000 1058000 3913000 782600 1687000
282000 9500750 475037.5 291000 594000 393000 261000 408000 702000 300000 342000 364500 1110000 4765500 476550 249000 285000 362700 336000 254700 1487400 297480 835650
65000 605000 30250 15000 20000 30000 30000 30000 30000 35000 30000 55000 75000 350000 35000 20000 20000 30000 30000 45000 145000 29000 30000
50
109000
1490000
594000
55000
51 52 53 54 55 Total Rata-rata 56 57 58 59 Total Rata-rata
61000 66666.67 62500 36500 59500 286166.67 57233.33 65500 79500 57833.33 119000 321833.33 80458.33
312500 298000 475000 643750 249000 286166.67 57233.33 630000 875000 1156000 2350000 5011000 1252750
432000 276000 491000 399000 306000 286166.67 57233.33 395700 680000 702000 876000 2653700 663425
30000 15000 20000 20000 20000 286166.67 57233.33 20000 25000 50000 80000 175000 43750
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
60 Over All Rata-rata
51690.48 3677577.38 61292.96
1009500 55365166.67 922752.78
321000 27042416.67 450706.94
30000 2156166.67 35936.11
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Lampiran 5. Penerimaan Usahatani Per Petani dan Per Ha Total Total Produksi Harga pemerimaan per penerimaan Sampel (Kg) (Rp) petani (Rp) per Ha (Rp) 1 0 0 0 0 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total Rata-rata 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
235 390 60 86 340 510 22.5 175 370 2600 300 4130 9218.5 768.21 600 565 395 725 385 690 1270 560 330 1095 1180 525 970 250 290 1190 615 415 160
12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 144000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000
2820000 4680000 720000 1032000 4080000 6120000 270000 2100000 4440000 31200000 3600000 49560000 110622000 9218500 7200000 6780000 4740000 8700000 4620000 8280000 15240000 6720000 3960000 13140000 14160000 6300000 11640000 3000000 3480000 14280000 7380000 4980000 1920000
11280000 15600000 1800000 2580000 8160000 12240000 540000 3500000 4933333.333 31200000 3600000 33040000 128473333.3 10706111.11 48000000 45200000 23700000 29000000 15400000 27600000 38100000 16800000 9900000 32850000 28320000 12600000 23280000 6000000 6960000 28560000 12300000 4980000 1920000
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
33 Total Rata-rata 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 Total Rata-rata 44 45 46 47 48 Total Rata-rata 49
340 12550 627.5 220 575 545 320 480 1230 440 795 1350 10300 16255 1625.5 305 535 855 420 500 2615 523 790
12000 240000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 120000 12000 12000 12000 12000 12000 12000 60000 12000 12000
50
1190
12000
51 52 53 54 55 Total Rata-rata 56 57 58 59 Total Rata-rata
360 300 565 445 515 2185 437 515 1025 650 17400 19590 4897.5
12000 12000 12000 12000 12000 60000 12000 12000 12000 12000 12000 48000 12000
4080000 150600000 7530000 2640000 6900000 6540000 3840000 5760000 14760000 5280000 9540000 16200000 123600000 195060000 19506000 3660000 6420000 10260000 5040000 6000000 31380000 6276000 9480000 0 14280000 0 4320000 3600000 6780000 5340000 6180000 26220000 5244000 6180000 12300000 7800000 208800000 235080000 58770000
2720000 414190000 20709500 17600000 17250000 13080000 7680000 11520000 29520000 10560000 15900000 16200000 61800000 201110000 20111000 18300000 21400000 25650000 10080000 6000000 81430000 16286000 18960000 14280000 8640000 18000000 33900000 21360000 19312500 101212500 20242500 30900000 41000000 7800000 69600000 149300000 37325000
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
60 Over All Rata-rata
920 136605.71 2276.76
12000 708000 12000
11040000 783762000 13062700
22080000 1131035833 18850597.22
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Lampiran 6. Pendapatan Usaha Tani kopi Per Petani dan Per Hektar Pendapatan Penerimaan Per petani Pendapatan Sampel (Rp) Total Biaya (Rp) Per Ha (Rp) 1 0 1370666.667 -1370666.67 -2741333.333 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total Ratarata 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
2820000 4680000 720000 1032000 4080000 6120000 270000 2100000 4440000 31200000 3600000 49560000 110622000
821500 836166.6667 911666.6667 666416.6667 2476333.333 1365833.333 694333.3333 935833.3333 1958833.333 1514000 2940500 6040666.667 21162083.33
1998500.00 3843833.33 -191666.67 365583.33 1603666.67 4754166.67 -424333.33 1164166.67 2481166.67 29686000.00 659500.00 43519333.33 89459916.67
7994000 12812778 -479167 913958 3207333 9508333 -848667 1940278 2756852 29686000 659500 29012889 97164088
9218500 7200000 6780000 4740000 8700000 4620000 8280000 15240000 6720000 3960000 13140000 14160000 6300000 11640000 3000000 3480000 14280000 7380000 4980000
1763506.944 1690500 1000833.333 773833.3333 881500 1724500 2093827.381 3683333.333 1411500 1343833.333 1770733.333 2275452.381 687208.3333 708166.6667 644297.619 1160333.333 1033083.333 1178083.333 1643166.667
7454993.06 5509500.00 5779166.67 3966166.67 7818500.00 2895500.00 6186172.62 11556666.67 5308500.00 2616166.67 11369266.67 11884547.62 5612791.67 10931833.33 2355702.38 2319666.67 13246916.67 6201916.67 3336833.33
8097007 36730000 38527778 19830833 26061667 9651667 20620575 28891667 13271250 6540417 28423167 23769095 11225583 21863667 4711405 4639333 26493833 10336528 3336833
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
32 33 Total Ratarata 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 Total Ratarata 44 45 46 47 48 Total Ratarata 49
1920000 4080000 150600000
688433.3333 1231566.67 1507583.333 2572416.67 27900202.38 122699797.62
1231567 1714944 337871809
7530000 2640000 6900000 6540000 3840000 5760000 14760000 5280000 9540000 16200000 123600000 195060000
1395010.119 6134989.88 505083.3333 2134916.67 1798666.667 5101333.33 971000 5569000.00 836666.6667 3003333.33 1075642.857 4684357.14 2508833.333 12251166.67 1126166.667 4153833.33 1433678.571 8106321.43 806666.6667 15393333.33 5358666.667 118241333.33 16421071.43 178638928.57
16893590 14232778 12753333 11138000 6006667 9368714 24502333 8307667 13510536 15393333 59120667 174334028
19506000 3660000 6420000 10260000 5040000 6000000 31380000
1642107.143 442500 745833.3333 1813104.762 1385166.667 1400825 5787429.762
17863892.86 3217500.00 5674166.67 8446895.24 3654833.33 4599175.00 25592570.24
17433403 16087500 18913889 21117238 7309667 4599175 68027469
6276000 9480000
1157485.952 2633483.333
5118514.05 6846516.67
13605494 13693033
50
14280000
2248000
12032000.00
12032000
51 52 53 54 55 Total Ratarata 56 57
4320000 3600000 6780000 5340000 6180000 26220000
835500 655666.6667 1048500 1099250 634500 4273416.667
3484500.00 2944333.33 5731500.00 4240750.00 5545500.00 21946583.33
6969000 14721667 28657500 16963000 17329687.5 84640854.17
5244000 6180000 12300000
854683.3333 1111200 1659500
4389316.67 5068800.00 10640500.00
16928170.83 25344000 35468333.33
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
58 59 Total Ratarata 60 Over All Ratarata
7800000 208800000 235080000
1965833.33 5834166.67 3425000 205375000.00 8161533.33 226918466.67
5834167 68458333.33 135104833.3
58770000 11040000
2040383.33 1412190.476
56729616.67 9627809.52
33776208.33 19255619
783762000
91370077.38 692391922.62
939382400
13062700
1522834.623
11539865.38
15656373.33
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
Lampiran 7 Nilai Net B/C Per Petani dan Per Ha Faktor Nilai Sampe Penerimaa Diskonto 15 penerimaan l n (Rp) % sekarang 1 0 0.86956 0 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total Ratarata 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Total Biaya (Rp) 1370666.
2820000 4680000 720000 1032000 4080000 6120000 270000 2100000 4440000 31200000 3600000 49560000 110622000
0.756143667 0.756143667 0.756143667 0.756143667 0.756143667 0.756143667 0.756143667 0.756143667 0.756143667 0.756143667 0.756143667 0.756143667 9.073724008
2132325.142 3538752.363 544423.4405 780340.2647 3085066.163 4627599.244 204158.7902 1587901.701 3357277.883 23591682.42 2722117.202 37474480.15 83646124.76
821500 836166.666 911666.666 666416.666 2476333.33 1365833.33 694333.333 935833.333 1958833.33 1514000 2940500 6040666.66 21162083.3
Nilai Biaya Sekarang 1191884.0 621172.022 7 632262.129 689350.976 503906.74 1872463.76 1032766.22 525015.753 707624.446 1481159.42 1144801.51 2223440.45 4567611.84 16001575.3
9218500 7200000 6780000 4740000 8700000 4620000 8280000 15240000 6720000 3960000 13140000 14160000 6300000 11640000 3000000 3480000 14280000 7380000
0.756143667 0.657516232 0.657516232 0.657516232 0.657516232 0.657516232 0.657516232 0.657516232 0.657516232 0.657516232 0.657516232 0.657516232 0.657516232 0.657516232 0.657516232 0.657516232 0.657516232 0.657516232
6970510.397 4734116.874 4457960.056 3116626.942 5720391.222 3037724.994 5444234.405 10020547.38 4418509.082 2603764.28 8639763.294 9310429.851 4142352.264 7653488.946 1972548.697 2288156.489 9389331.799 4852469.795
4980000 0.657516232
3274430.838
1763506.94 1690500 1000833.33 773833.333 881500 1724500 2093827.38 3683333.33 1411500 1343833.33 1770733.33 2275452.38 687208.333 708166.666 644297.619 1160333.33 1033083.33 1178083.33 1643166.66 7
1333464.60 1111531.19 658064.162 508807.977 579600.558 1133886.74 1376725.49 2421851.45 928084.162 883592.230 1164285.91 1496146.87 451850.634 465631.078 423636.143 762938.001 679269.061 774608.914 1080408.75 6
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
32 33 Total Ratarata 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 Total Ratarata 44 45 46 47 48 Total Ratarata 49
1920000 0.657516232 4080000 0.657516232 150600000 13.15032465
1262431.166 2682666.228 99021944.6
688433.333 1507583.33 27900202.3
452656.091 991260.513 18344835.9
7530000 2640000 6900000 6540000 3840000 5760000 14760000 5280000 9540000 16200000 123600000 195060000
0.657516232 0.571753246 0.571753246 0.571753246 0.571753246 0.571753246 0.571753246 0.571753246 0.571753246 0.571753246 0.571753246 5.717532456
4951097.23 1509428.568 3945097.395 3739266.226 2195532.463 3293298.695 8439077.905 3018857.137 5454525.963 9262402.579 70668701.16 111526188.1
1395010.11 505083.333 1798666.66 971000 836666.666 1075642.85 2508833.33 1126166.66 1433678.57 806666.666 5358666.66 16421071.4
917241.797 288783.035 1028393.50 555172.401 478366.882 615002.294 1434433.60 643889.446 819710.376 461214.284 3063835.05 9388800.88
19506000 3660000 6420000 10260000 5040000 6000000 31380000
0.571753246 0.497176735 0.497176735 0.497176735 0.497176735 0.497176735 2.485883676
11152618.81 1819666.851 3191874.641 5101033.304 2505770.746 2983060.412 15601405.95
1642107.14 442500 745833.333 1813104.76 1385166.66 1400825 5787429.76
938880.088 220000.705 370810.981 901433.506 688672.641 696457.600 2877375.43
6276000 0.497176735 9480000 0.432327596
3120281.191 4098465.609
1157485.95 2633483.33
575475.087 1138527.51
50
14280000
0.37593704
5368380.93
2248000
845106.465
51 52 53 54 55 Total Ratarata 56 57
4320000 3600000 6780000 5340000 6180000 26220000
0.326901774 0.326901774 0.326901774 0.326901774 0.326901774 1.634508869
1412215.663 1176846.386 2216394.027 1745655.472 2020252.962 8571364.51
835500 655666.666 1048500 1099250 634500 4273416.66
273126.432 214338.596 342756.509 359346.774 207419.175 1396987.49
5244000 0.326901774 6180000 0.247184706 12300000 0.247184706
1714272.902 1527601.484 3040371.885
854683.333 1111200 1659500
279397.497 274671.645 410203.019
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.
58 59 Total Ratarata 60 Over All Ratarata
7800000 0.247184706 208800000 0.247184706 235080000 0.988738824
1928040.708 51612166.64 58108180.72
1965833.33 3425000 8161533.33
485923.934 846607.618 2017406.21
58770000 0.247184706 11040000 0.122894485
14527045.18 1356755.117
2040383.33 1412190.47
504351.554 173550.421
783762000 34.85143682
387298810.3
91370077.3
53376049.7
6454980.171
1522834.62
889600.829
13062700
0.58085728
Hosanna Sri Arta Br Karo : Analisis Usahatani Kopi Di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2010.