ANALISIS TINGKAT PENCEMARAN LOGAM Hg PADA PERAIRAN TANJUNG BUNGA Samuel Salipadang Mahasiswa S1 Program Studi Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Poros Malino KM.06 Gowa
[email protected]
Prof. Dr. Ir. Mary Selintung, MSc. Pembimbing 1 Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl.Poros Malino KM.06 Gowa Telp/Faks: 0411-587636
Dr. Eng. Ir. H. Farouk Maricar, MT. Pembimbing II Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl.Poros Malino KM.06 Gowa Telp/Faks: 0411-587636
ABSTRACT Citizen growth and industrial development in Makassar are raising more every year. This factor boost building actifity at varies sector that cause utilization coast area irrationally and uncontrollable. This research devote to identify contamination level and Hg Metal Spread Pattern at Tanjung Bunga with supporting parameters such as temperature, pH, salinity, dissolved oksigen (DO), and total suspended solidified (TSS). Research Method that used is area survey sampling, which is taking a samples that represent their respectable area and laboratorium test. Taking ocean water sample in research refer to SNI 6989.57:2008 about taking surface water method. From research result, average Hg metal value obtained from Tanjung Bunga Makassar are 0,0016 mg/l. That value still within quality standards and living environment damage criteria by Sulawesi Selatan Governor Law No. 69 Tear 2010 which is 0,002 mg/l. Tanjung Bunga Makassar water condition inspected from temperature parameter, pH and Dissolved Oksigen (DO) and still in normal condition but total suspended solidified parameter (TSS) and salinity has been exceed quality standards and living envireonment damage criteria according to South Sulawesi Government Law No. 69 Year 2010. Keywords: Mercury, Tanjung Bunga Waters, Pollution ABSTRAK Pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri di Makassar semakin meningkat setiap tahun. Hal ini mendorong peningkatan kegiatan pembangunan di berbagai sektor yang mengakibatkan pemanfaatan daerah pesisir secara tidak rasional dan tidak terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pencemaran dan pola penyebaran logam Hg pada perairan Tanjung Bunga dengan menggunakan parameter pendukung yaitu suhu, pH, salinitas, oksigen terlarut (DO), dan padatan tersuspensi total (TSS). Jenis penelitian yang dilakukan adalah survei area sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang mempertimbangkan wakil-wakil dari daerah geografis yang ada dan pengujian laboratorium. Pengambilan sampel air laut dalam penelitian menggunakan SNI 6989.57:2008 tentang metoda pengambilan contoh air permukaan. Dari hasil penelitian, nilai rata-rata logam Hg yang diperoleh pada perairan Tanjung Bunga Makassar adalah sebesar 0,0016 mg/l. Nilai tersebut masih memenuhi baku mutu dan kriteria kerusakan lingkungan hidup berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010 yaitu sebesar 0,002 mg/l. Kondisi perairan Tanjung Bunga Makassar ditinjau dari parameter suhu, pH dan Oksigen terlarut (DO) juga masih dalam keadaan normal sedangkan untuk parameter Padatan Tersuspensi Total (TSS) dan salinitas telah melebihi baku mutu dan kriteria kerusakan lingkungan hidup berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010 Kata Kunci : Logam Hg, Perairan Tanjung Bunga, Pencemaran
1
Salinitas, Oksigen Terlarut (DO), Padatan Tersuspensi Total (TSS).
PENDAHULUAN Kontaminasi logam berat terhadap ekosistem perairan telah menjadi masalah dalam kesehatan lingkungan selama beberapa dekade. Kontaminasi logam berat pada ekosistem perairan secara intensif berhubungan dengan pelepasan logam berat oleh limbah domestik, industri dan aktivitas manusia lainnya. Kompleksnya aktivitas di perairan pesisir Kota Makassar dan sekitarnya, merupakan penyebab perairan pesisir Kota Makassar tercemar. Bahan pencemar yang mencemari perairan pesisir Kota Makassar berasal dari kegiatan industri, perikanan, pelabuhan, perhotelan, pariwisata bahari dan rumah tangga. Kontaminasi logam berat dapat menyebabkan efek mematikan terhadap organisme laut dan menyebabkan ketidakseimbangan ekologis dan keanekaragaman organisme laut.
dan
B. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 2 bulan pada musim kemarau yang dimulai pada akhir bulan Mei 2016 sampai dengan akhir bulan Juli 2016. Pengambilan sampel air sendiri dilakukan pada tanggal 31 Mei 2016. Waktu pengambilan sampel air dimulai pada pukul 11.08 WITA sampai dengan 13.00 WITA. Lokasi pengambilan sampling yaitu di perairan Tanjung Bunga, Makassar Sulawesi Selatan Indonesia. Kawasan Tanjung Bunga secara administrasi termasuk dalam Kelurahan Tanjung Merdeka, Kota Makassar. Pengujian untuk suhu air dilakukan langsung dilokasi (insitu) sedangkan untuk pengujian parameter lainnya di lakukan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar.
Merkuri (Hg) yang merupakan salah satu unsur logam berat yang paling berbahaya dan beracun yang dapat membahayakan bagi kehidupan baik itu bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya. Dampak yang ditimbulkan dari akibat kontaminasi merkuri bisa menyebabkan kematian. Gejala kesehatan yang timbul pada tubuh para masyarakat yang tinggal di daerah pesisir yang terkontaminasi logam merkuri tidak langsung nampak atau dirasakan pada saat itu juga. Pencemaran suatu lingkungan oleh logam berat selalu menjadikan masalah bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, sehingga sangat penting untuk memonitor keberadaan logam berat merkuri (Hg) dalam lingkungan.
Gambar 1. Lokasi Penelitian 1. Pengambilan Data a. Titik Koordinat Pengambilan Sampel Pantai Tanjung Bunga merupakan salah satu objek wisata di Kota Makassar. Penentuan titik berdasarkan tinjauan dari penulis bahwa pada lima titik tersebut memiliki cemaran yang tinggi dimana diduga adanya buangan limbah dari Rumah Sakit, hotel-hotel maupun limbah rumah tangga yang berasal disekitar pantai Tanjung Bunga.
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah survei area sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan mempertimbangkan wakil-wakil dari daerah geografis yang ada dan pengujian laboratorium. Penelitian ini dilaksanakan untuk menganalisis kualitas air laut dan menganalisis pola sebaran logam berat Hg (merkuri) di perairan Tanjung Bunga Makassar dengan menggunakan lima parameter pendukung yaitu Suhu, pH,
Pada penentuan titik koordinat secara geografis, pengambilan sampel terdiri dari lima titik yang mewakili lokasi penelitian. Pada Gambar 2. merupakan lima titik lokasi pengambilan sampel.
2
Suhu pada masing-masing stasiun diukur dengan menggunakan thermometer air raksa. Pengukuran suhu dilakukan dengan memasukkan thermometer ke dalam air ± 20 cm dari permukaan air selama ± 5 menit. Pembacaan skala dilakukan sewaktu thermometer masih berada di dalam air. Hal ini dimaksudkan agar suhu luar perairan tidak mempengaruhi suhu air sebenarnya. 2) Total Suspended Solids (TSS) Sampel air diambil pada skala 1:3 dari permukaan lalu dimasukkan kedalam botol sampel dan disimpan dalam cool box untuk dibawah ke laboratorium. Di laboratorium, sampel air kemudian disaring dengan kertas saring Whattman 0,45 µm untuk menentukan konsentrasi total suspended solid.
Gambar 2. Lokasi Pengambilan Titik Sampling b. Teknik Pengambilan dan Penanganan Sampel Parameter Fisika, Kimia, dan Logam Hg pada Perairan Pantai Losari Pada pengambilan sampel air laut ini untuk menghasilkan data kualitas air laut maka dalam prosedur pengambilan sampel menggunakan SNI 6989.57:2008. Ada beberapa parameter yang lakukan secara in situ sedangkan parameter seperti Suhu, pH, Salinitas, DO, TSS, dan Hg dianalisis di Balai Besar Kesehatan Laboratorium Makassar.
b) Teknik Pengambilan dan Penanganan Sampel Parameter Kimia 1) pH Pada pengukuran pH dilakukan menggunakan pH meter, namun sebelumnya alat pH ini di kalibrasi terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan dalam pembacaan alat.
1) Pengambilan sampel air laut dilakukan dengan menggunakan 5 botol aqua pada 5 titik yang telah ditentukan. Botol aqua 1500 ml diturunkan kedalam laut dengan keadaan terbuka, kemudian dibilas sebanyak 3 kali, setelah itu masukkan air dalam botol aqua lalu tutup botol tersebut sebelum dinaikkan kedaratan agar oksigen tidak masuk dalam air tersebut. Setelah itu simpan botol tersebut dalam cool box yang telah disediakan.
2) Salinitas Pengukuran salinitas dilakukan dengan cara memasukkan sampel air laut kedalam botol sampel kemudian diberi label dan dimasukkan kedalam coolbox untuk kemudian dilakukan pengujian salinitas dengan menggunakan alat Water Quality Checker (0/00) di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar.
2) Pemilihan titik sampling dilakukan bedasarkan pertimbangan kondisi yang di anggap kritis dan di perlukan untuk pemantauan.
3) Oksigen Terlarut (DO) Membilas botol sampel sebanyak tiga kali lalu mengambil air pada skala 1:3 dari permukaan setelah itu di tambahkan larutan MnSO4 sebanyak 2 ml lalu sampel di homogenkan dengan cara membolak balik botol sampel, ditambahkan 2 ml NaOH lalu homogenkan kembali dan tutup botol tersebut lalu disimpan dalam cool box. Penambahan larutan pengikat tersebut agar sampel tetap awet.
3) Sampel air yang diperoleh diawetkan dengan pengawetan yang sesuai dengan parameter yang akan dianalisis tujuan pengawetan tersebut adalah agar sampel tidak mengalami perubahan sampai pada saat dianalisis. a)
Teknik Pengambilan dan Penanganan Sampel Parameter Fisika 1) Suhu
3
c)
31˚C (Nontji, 2002). Suhu air juga dapat mempengaruhi kehidupan biota laut perairan karena berkaitan dengan tingkat kelarutan oksigen, proses respirasi biota perairan dan kecepatan degradasi pencemar. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan (Monoarfa, 2002) suhu air yang terukur di perairan Tanjung Bunga antara 30-31˚C. Berikut merupakan gambar peta penyebaran suhu di perairan Tanjung Bunga Makassar.
Teknik Pengambilan dan Penanganan Sampel Logam Hg Pengambilan sampel air ini dilakukan di tiap stasiun dengan sembilan titik, dengan meggunakan botol aqua 1500 ml. Dilakukan pembilasan alat terlebih dahulu sebanyak tiga kali setelah itu ambil air pada skala 1:3 lalu tutup botol pada kedalaman tersebut sebelum di naikkan ke permukaan agar tidak ada oksigen yang masuk lalu simpan botol dalam cool box agar sampel tetap awet.
C. Analisa Data Mencetak pengambilan titik dengan GPS dan pemetaan lokasi titik pengambilan sampel, agar dapat diketahui dimana titiktitik pengambilan sampel. Penyebaran logam berat melalui pemetaan agar dapat diketahui penyebaran di stasiun mana yang memiliki kadar logam terbesar.
Gambar 3. Peta Penyebaran Suhu
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif. Data hasil pengukuran yang diperoleh dianalisis dan disajikan dalam bentuk tabel, grafik menggunakan perangkat lunak (software) excel, dan peta distribusi penyebaran menggunakan perangkat lunak arcgis 10.2 (software). Data-data yang dianalisis meliputi pengamatan kosentrasi logam raksa (Hg) dalam air laut dengan parameter pendukung seperti Suhu, pH, Salinitas, DO dan TSS.
Kondisi suhu permukaan perairan Tanjung Bunga masih tergolong wajar untuk perairan tropik. Variasi suhu perairan tropik tergolong wajar apabila nilainya berkisar antara 25,6-32,3˚C (Illahude dan Liasaputra, 1980). 2.
Secara umum nilai derajat keasaman (pH) pada perairan Tanjung Bunga ditiap titik selama pengamatan tidak berbeda secara signifikan. Hal ini disebabkan sifat dari air laut yang mempunyai sistem buffer atau penyangga, sehingga mampu mengendalikan sifat asam atau basa yang masuk ke dalam perairan. Kondisi pH pada perairan dapat dijadikan sebagai indikator kualitas perairan.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Kualitas Air Perairan Tanjung Bunga Karakteristik kualitas air perairan Tanjung Bunga Makassar mencakup parameter fisika, kimia, dan logam terlarut dapat mempengaruhi air dan biota laut disuatu perairan. Adanya aktifitas perkotaan seperti pembuangan limbah industri, limbah rumah tangga, kegiatan reklamasi pantai, serta kurang pedulinya terhadap pembuatan IPAL yang baik sehingga limbah-limbah ini menyebabkan tercemarnya perairan. 1.
Derajat Keasamaan (pH)
Suhu
Suhu air permukaan di perairan Indonesia pada umumnya berkisar antara 28-
Gambar 4. Peta Penyebaran pH
4
sampling 1 yaitu 26,8 ‰ dimana titik tersebut merupakan titik terdekat dari outlet kanal yang berbatasan langsung dengan Pantai Losari. Rendahnya nilai salinitas di titik tersebut menunjukan adanya pengaruh dari daratan seperti pencampuran dengan air tawar yang terbawa aliran kanal. Semakin banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas semakin rendah, sedangkan jika sedikit sungai yang bermuara maka kadar salinitasnya akan semakin tinggi. Pada peta penyebaran salinitas juga dapat dilihat nilai tertinggi salinitas berada pada titik sampling 4 yaitu 27,4 ‰.
Dari hasil pengukuran diatas dapat disimpulkan titik sampling 1 memiliki nilai terendah yaitu sebesar 8,03 dan titik sampling 4 merupakan titik dengan kadar pH tertinggi yaitu 8,13. Namun hasil yang didapatkan antara kelima titik sampling tidaklah jauh berbeda. Nilai tersebut masih sesuai dengan standar baku mutu dan kriteria kerusakan lingkungan hidup yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010. Kandungan nilai pH yang yang diatur dalam peraturan ini adalah berkisar antara 7 – 8,5. 3.
Salinitas Menurut Bowden dalam Nurhayati (2002) keberadaan salinitas dalam distribusi di perairan laut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adanya interaksi masuknya air tawar ke dalam perairan laut melalui sungai, juga dipengaruhi oleh penguapan dan curah hujan.
Salinitas didefinisikan sebagai jumlah berat garam yang terlarut dalam 1 liter air. Salinitas di perairan Indonesia umumnya berkisar antara 28-33‰ (Nontji, 2002). Berdasarkan hasil pengujian di perairan Tanjung Bunga, nilai salinitas berkisar antara 26,8 - 27,4‰. Kadar salinitas ini tidak normal. Hal ini disebabkan karena air laut yang berada dekat daratan masih memiliki pengaruh dari air darat hingga menyebabkan salinitas di daerah ini kecil.
4.
Oksigen Terlarut (DO)
Kadar oksigen di permukaan laut yang normal berkisar antara 5,7 - 8,5 mg/l. Kadar oksigen di perairan laut yang tercemar ringan di lapisan permukaan adalah 5 mg/l (Sutamihardja, 1978). Namun dalam peraturan yang ditetapkan oleh Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010 tentang baku mutu air laut untuk wisata bahari dijelaskan bahwa baku mutu untuk DO adalah tidak kurang dari 5 mg/l. Pada perairan Tanjung Bunga Makassar, nilai DO yang diperoleh dari hasil penelitian telah sesuai dengan peraturan yang ditetapkan.
Laut di daerah tropis biasanya mempunyai salinitas yang tinggi dibandingkan dengan laut di daerah kutub, karena banyaknya evaporasi yang terjadi. Salinitas air laut bervariasi sebanding dengan kedalaman. Salinitas bertambah dipermukaan laut karena evaporasi dan percampuran yang disebabkan oleh arus maupun upwelling, sehingga air akan menjadi lebih kental dan cenderung bergerak mengendap ke kedalaman tertentu dimana keseimbangan terjadi.
Gambar 6. Peta Penyebaran DO Gambar 5. Peta Penyebaran Salinitas Nilai tertinggi diperoleh pada titik sampling 4 yaitu sebesar 7,60 mg/l. Dari hasil pengukuran diatas dapat disimpulkan
Peta penyebaran salinitas menunjukan nilai terendah salinitas berada pada titik
5
kandungan DO pada perairan Tanjung Bunga telah sesuai dengan ambang batas baku mutu berdasarkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010 untuk wisata bahari. Nilai DO >5 baik terhadap biota sedangkan nilai DO <5 dapat berdampak pada kehidupan biota yang ada disekitarnya.
TSS juga dapat menyebabkan peningkatan suhu air permukaan karena partikel menyerap panas dari sinar matahari. Nilai rata-rata Padatan Tersuspensi Total kelima titik sampling adalah sebesar 20,8 mg/l Berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010 mengenai Baku Mutu Air Laut Untuk wisata bahari tidak lebih dari 20 mg/l untuk parameter Total Suspended Solid (TSS).
Terjadinya fluktuasi pada kandungan oksigen terlarut antar titik pengambilan sampel. Korelasinya adalah pembuangan limbah akibat aktivitas manusia akan mempercepat habisnya oksigen terlarut yang digunakan oleh bakteri untuk menguraikannya. Selain itu fluktuasi kandungan oksigen terlarut juga dipengaruhi oleh pemasukan massa air dari daratan seperti yang terjadi pada titik sampling 4. 5.
B. Tingkat Pencemaran Air Raksa (Hg) Outlet Pantai Losari dan Sebarannya Logam berat Hg adalah salah satu trace element yang mempunyai sifat cair pada temperatur ruang dengan spesifik gravity dan daya hantar listrik yang tinggi. Karena sifat-sifat tersebut Hg banyak digunakan baik dalam kegiatan perindustrian maupun laboratorium. Logam berat Hg merupakan cairan yang mempunyai titik beku -38,87˚C dan titik didih 356,90˚C serta berat jenis 13,55 gr/cm3 (Sudarmaji dkk, 2006). Di perairan Tanjung Bunga mengandung air raksa dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat hasil pengukuran logam Hg pada Tabel 1. nilai kandungan logam berat Hg pada air laut di perairan Tanjung Bunga Makassar dari 5 titik sampling memiliki nilai rata-rata yaitu sebesar 0,0016 mg/l.
Total Suspended Solids (TSS)
Total padatan tersuspensi adalah padatan yang tersuspensi di dalam air berupa bahan-bahan organik dan anorganik yang dapat disaring dengan kertas milipore berpori-pori 0,45 µm. Materi yang tersuspensi mempunyai dampak buruk terhadap kualitas air karena mengurangi penetrasi matahari kedalam badan air, kekeruhan air meningkat yang menyebabkan gangguan pertumbuhan bagi organisme produsen (Monoarfa, 2002).
Tabel 1. Hasil Pengukuran Parameter Logam Hg Nilai RataRata
Lokasi
Hg (mg/l)
Titik 1
0,0029
Titik 2
0,0024
Titik 3
0,0012
Titik 4
0,0006
Normal
Titik 5
0,0011
Normal
Keterangan Tidak Normal Tidak Normal
0,0016
Normal
Gambar 7. Peta Penyebaran TSS Pada peta penyebaran TSS dapat dilihat nilai TSS yang tertinggi terdapat pada titik sampling 5 sedangkan yang terendah pada titik sampling 3. Nilai TSS yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat pencemar dan menghambat penetrasi cahaya kedalam air sehingga mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis dari biota laut. Tinggi
Nilai tertinggi Hg terdapat pada titik 0,0029 mg/l dan titik 0,0024 mg/l. Letak
6
kandungan logam sampling 1 yaitu sampling 2 yaitu titik sampling 1
berdekatan langsung dengan Pantai Losari yang menjadi pusat kota Makassar. Tingginya kadar logam Hg pada titik sampling 1 diduga akibat adanya pola penyebaran pada air laut hingga menyebabkan logam Hg menyebar disekitar perairan Tanjung Bunga.
merupakan peta penyebaran Hg pada lokasi penelitian di perairan Tanjung Bunga Makassar.
Berbeda dengan gelombang, arus lebih efektif sebagai media penyebaran dan pengeceran polutan yang masuk ke perairan (Mukhtasor, 2007). Limbah dari Rumah Sakit disekitar Pantai Tanjung Bunga, dalam proses penambalan gigi, biasanya menggunakan amalgam yang mengandung Hg dan limbah dari proses pencucian logam emas pada toko-toko emas yang berada di sepanjang Pantai Losari juga diduga turut mempengaruhi tingginya kadar logam Hg disekitar perairan Tanjung Bunga. Hal ini diperparah dengan tidak adanya pengolahan limbah berbahaya seperti baterai yang berasal dari limbah rumah tangga. Adapun grafik nilai Hg di perairan Tanjung Bunga disajikan pada Gambar 8.
Gambar 9 Peta Penyebaran Hg Pola penyebaran raksa pada Gambar 9. menunjukan adanya pengaruh jarak serta tiupan angin yang menyebabkan gelombang sehingga logam Hg dapat menyebar pada perairan Tanjung Bunga. Selain faktor kimia ada juga faktor-faktor fisik yang mendasari terjadinya penyebaran pada beberapa titik seperti adanya faktor pasang surut serta faktor oseonografi lainnya. Pada air permukaan merkuri tidak terdapat dalam bentuk ion bebas Hg2+ melainkan campuran senyawa hidroksi dan komplek kloro merkuri dan proporsi tergantung dari pH dan ion klorida. Pada lingkungan perairan, spesi merkuri tergantung dari kondisi reduksi oksidasi dan kandungan bahan organik terlarut. Pada pH rendah senyawa merkuri dominan dalam bentuk HgCl2 dan CH3Hg+, sedangkan pada pH alkalis merkuri dominan dalam bentuk Hg0 dan (CH3)2Hg.
Gambar 8. Grafik Parameter Hg Nilai rata-rata yang diperoleh dari kelima titik sampling yaitu 0,0016 mg/l. Meskipun titik sampling 1 dan 2 memiliki nilai yang telah melewati baku mutu yang ditetapkan yakni 0,002 mg/l, secara umum kandungan logam Hg yang ada di perairan Tanjung Bunga masih dalam ambang batas yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010 mengenai Baku Mutu Air Laut untuk Wisata Bahari. Logam Hg yang terdapat dalam limbah atau weste di perairan umumya diubah oleh aktifitas mikroorganisme menjadi komponen metil merkuri yang memiliki sifat racun dan daya ikat yang kuat disamping kelarutannya yang tinggi. Berikut
C. Keterkaitan Antara parameter lain 1.
7
Hg
dengan
Keterkaitan antara suhu dengan Hg, apabila suhu suatu perairan tinggi maka kelarutan logam berat meningkat, suhu juga berkaitan dengan oksigen sebab suhu dapat mempengaruhi kehidupan biota laut perairan karena berkaitan dengan kelarutan oksigen, proses respirasi biota laut dan kecepatan degradasi pencemar, apabila suhu tinggi dan nilai DO rendah maka kelarutan logam berat meningkat.
2.
3.
4.
5.
Keterkaitan antara pH dengan Hg, pH rendah maka toksisitas logam berat meningkat. Penurunan pH dan salinitas perairan menyebabkan tosisitas meningkat. Keterkaitan antara salinitas dengan Hg, penurunan salinitas dalam perairan dapat menyebabkan tingkat biokonsentrasi dalam logam berat pada organisme semakin besar. Keterkaitan antara DO dengan Hg, oksigen terlarut memegang peranan sangat penting dalam perairan dalam fungsinya sebagai salah satu yang dibutuhkan oleh organisme perairan. Salah satu yang mempengaruhi kadar oksigen terlarut adalah suhu. Oksigen terlarut juga menentukan kuantitas organisme suatu perairan. Selain itu oksigen terlarut juga di pengaruhi oleh faktor lain seperti tekanan uap air dan salinitas maupun TSS. Keterkaitan antara TSS dengan Hg, TSS tinggi menunjukan tingginya tingkat pencemaran dan menghambat penetrasi cahaya kedalam air dan mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis dari biota laut.
3.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut :
PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1.
Kondisi perairan Tanjung Bunga Makassar ditinjau dari parameter suhu, pH dan Oksigen terlarut (DO) masih dalam keadaan normal sedangkan untuk parameter Padatan Tersuspensi Total (TSS) dan salinitas telah melebihi baku mutu dan kriteria kerusakan lingkungan hidup berdasarkan PerGub SulSel No.69 Tahun 2010.
2.
Nilai rata-rata Logam Hg yang diperoleh sebesar 0,0016 mg/l dimana nilai tersebut masih memenuhi baku mutu dan kriteria kerusakan lingkungan hidup berdasarkan PerGub SulSel No.69 Tahun 2010 yaitu sebesar 0,002 mg/l.
Pada peta penyebaran terlihat bahwa logam Hg memiliki nilai yang cukup tinggi, selain itu terdapat pula peta penyebaran parameter pendukung seperti TSS, Salinitas, DO, Suhu, serta pH yang mendukung terjadi peningkatan logam berat Hg tersebut.
8
1.
Penelitian selanjutnya dilakukan pada musim yang berbeda namun dengan metode yang sama.
2.
Sebaiknya pada penelitian dimasukkan juga faktor arus, pasang-surut, gelombang serta faktor fisik lainnya yang menjadi pendukung terjadinya penyebaran logam berat Hg di perairan Tanjung Bunga Makassar.
3.
Pada penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan pengambilan sampling pada 3 titik di kedalaman laut yang berbeda dan pengujian dilakukan sebanyak tiga kali sehingga didapatkan data yang valid.
Tyne New Castel Upun Tyne, U.K. Pustaka. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Connel, D.W dan Miller, J.G, 1995. Kimia dan ekotoksikologi Pencemaran. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Widowati, W., A. Sastiono, R. J. Rumampuk. 2008. Efek Toksik Logam Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran. Bandung: Penerbit Andi.
Hutagalung HP. 1991. Pencemaran Laut oleh Logam Berat. Dalam Status Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauannya. P30-LIPI. Jakarta. Lukman. 2012. Ditribusi Logam Berat Timbal Dan Kadmium Pada Sedimen Dan Organisme Pemakan deposit (deposit feeder) di Perairan Pantai Kota Makassar. [Skripsi] FIKPUNHAS. Makassar. Monoarfa, Winarni. 2002. Dampak Pembangunan Bagi Kualitas Air Kawasan Pesisir Pantai Losari Makassar. Sci&Tech, Vol. 3 No. 3 Desember 2002: 37-4. Mukhtasor. 2007. Pencemaran Pesisir dan Laut. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Nurhayati. 2002. Karakteristik Hidrografi dan Arus di Perairan Selat Malaka. Perairan Indonesia Oseanografi, Biologi dan Lingkungan. Puslit Oseanografi LIPI. Jakarta: 1-8. Nybakken,J.W. 1992. Biologi Laut – Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia, Jakarta. Pratono, T. 1985. Kandungan Logam Berat Timbal (Pb), Tembaga (Cu) dan Seng (Zn) dalam Tubu Kerang Hijau (Mytilus virids, L) yang dibudidayakan di Perairan Ancol Teluk Jakarta. Skripsi IPB Bogor. Sudarmaji, dkk. 2006. Toksikologi Logam Berat B3 dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/ KESLING-2-2-03.pdf, diakses pada 23 Agustus 2015. Supardi, I,. 1984. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Tropical Marine Pollition. MSC. Report. Dept. Upon
9