Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Lili Nur Indah Sari (
[email protected]) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Sri Mintarti Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
Dina Mustika Sari Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman
ABSTRAK Lili Nur Indah Sari. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Dibimbing oleh Ibu Sri Mintarti dan Ibu Dina Mustika Sari. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis kesehatan keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2010 dan 2011. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode CAMEL yang meliputi aspek Capital, Asset, Management, Earning dan Liquidity. CAMEL merupakan alat untuk menganalisis keuangan suatu bank dan untuk penilaian manajemen bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk mengetahui tingkat kesehatan bank dari bank yang bersangkutan. CAMEL terdiri dari Capital, Asset, Management, Earning dan Liquidity. Pada penelitian ini aspek Capital menggunakan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) yaitu perbandingan antara rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR). Aspek Asset Quality diukur dengan menggunakan rasio kualitas aktiva produktif (KAP) yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif (AP). Untuk aspek Management pada penelitian ini diproksikan dengan menggunakan Net Profit Margin. Sedangkan untuk aspek Earning menggunakan dua rasio yaitu Return On Asset (ROA) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Aspek Liquidity diukur dengan menggunakan dua rasio yaitu Cash Ratio dan Loan To Deposit Ratio. Hasil dari analisis tingkat kesehatan bank menunjukkan bahwa rasio Capital (Permodalan) yang dimiliki oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT karena sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Untuk rasio Asset Quality (Kualitas Aset) yang dimiliki oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk juga dikategorikan dalam kelompok SEHAT karena sesuai dengan ketetapan Bank Indonesia sehingga PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memiliki kemungkinan yang kecil untuk mengalami kredit bermasalah. Kemudian untuk Management (Mnajemen) yang diproksikan dengan menggunakan Net Profit Margin juga dikategorikan dalam kelompok SEHAT karena sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Untuk rasio Earning (Rentabilitas) dan rasio Liquidity (Likuiditas) yang dimiliki oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT karena dari hasil perhitungan untuk tahun 2010 dan 2011 sudah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Kata Kunci: Capital, Asset, Management, Earning dan Liquidity
ABSTRACT Lili Nur Indah Sari. Analysis on the Level of Bank Health of PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Under the Supervision of Mrs. Sri Mintarti and Mrs. Dina Mustika Sari. This research aims to analyze the financial health of PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk for the period of 2010 and 2011. The method used in this research was CAMEL method which consist of the aspect of Capital, Asset, Management, Earning and Liquidity. CAMEL is an instrument used to analyze the financial status of a bank and yo assess the management of bank stated by Bank of Indonesia order to order to know the level of bank risk of the concerned bank.
CAMEL consists of Capital, Asset Quality, Management, Earning and Liquidity. In this research, the Capital aspect applied CAR (Capital Adequacy Ratio) that is, the ratio between Capital and risk weighed asset (RWA). The aspect of Asset Quality was classified into productive asset (PA). The aspect of aspect of Management in this research was estimated by using Net Profit Margin, while the aspect of Earning used two ratios, namely Return On Asset (ROA) and Operating Cost to Income Ratio. The aspect of Liquidity was measured by using two ratios, namely Cash Ratio and Loan To Deposit Ratio. The result of the analysis showed that the Capital ratio of PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk was classified into HEALTHY category because it has met the standart stated by the Bank Indonesia. The ratio of Asset Quality of financial helath of PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk was also classified into HEALTHY category because it has met the requirements stated by the Bank of Indonesia; therefore, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk was not likely to have non-performing loans. Then the aspect of Management which was estimated by using Net Profit Margin was also classified into HEALTHY category because it has met requirments stipulated by the Bank of Indonesia. The Earning ratio (Rentability) and the Liquidity ratio of financial health of PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk was classified into HELATHY category because the result of calculation for the period of 2010 and 2011 has met the standart stated by the Bank of Indonesia. Key words: Capital, Asset, Management, Earning and Liquidity
I.
Pendahuluan
A. Latar Belakang Peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program pembangunan. Meningkatkan kualitas hidup antara lain diwujudkan dengan meningkatkan pendapatan melalui berbagai kegiatan perekonomian. Salah satu sarana yang mempunyai peranan strategis dalam kegiatan perekonomian adalah perbankan. Peran strategis tersebut disebabkan oleh fungsi utama perbankan sebagai Financial Intermediary, yaitu sebagai suatu wahana yang dapat menghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien. Perbankan sebagai suatu lembaga yang berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat pada akhirnya akan memiliki peranan yang strategis untuk mendukung pelaksanaan pembangunan nasional, yakni dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebagai lembaga keuangan dengan fungsi menyiapkan pendanaan pembiayaan pembangunan perumahan melalui fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR), untuk menjadikan bisnis perumahan tersebut sebagai bisnis utamanya. Hal ini tampak jelas pada misi bank tersebut yaitu melakukan tugas dan usaha dibidang perbankan dalam arti yang seluas-luasnya untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi kearah kesejahteraan rakyat banyak dengan mengkhususkan diri melaksanakan kegiatannya dalam bidang pembiayaan proyek pembangunan perumahan rakyat. Mengingat fungsi dan misi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, maka kepentingan akan pengukuran tingkat kesehatannya menjadi begitu penting agar di kemudian hari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk lebih dapat diterima oleh masyarakat dan tetap dipercaya oleh kalangan pemerintah maupun swasta dalam pengelolaan keuangan bisnisnya.Untuk mengukur tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Untuk mengetahui sehat atau tidak sehatnya suatu bank, dapat dianalisis melalui aspek yang dilakukan oleh Bank Indonesia yaitu dengan menggunakan metode CAMEL. 2
B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2010 dan 2011 dapat dikatakan sehat berdasarkan metode CAMEL?”. C. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesehatan keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dengan menggunakan rasio CAMEL yang meliputi aspek Capital, Asset, Management, Earning dan Liquidity untuk diketahui tingkat kesehatannya pada tahun 2010 dan 2011. II. Daftar Pustaka Menurut Jusup (2003:21) laporan keuangan yang dihasilkan dari proses akuntansi adalah neraca dan laporan laba rugi. Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu, sedangkan laporan laba rugi disusun dengan maksud untuk menggambarkan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu. Sedangkan Djarwanto (2004:2) mendefinisikan laporan keuangan p[ada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunukasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Menurut Ismail (2010:15) laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan komitmen dan kontingensi, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan (PAPI:2001). a. Neraca, Komponen neraca terdiri dari: 1. Aktiva 2. Kewajiban 3. Ekuitas b. Laporan Komitmen dan Kontingensi c. Laporan Laba Rugi, terdiri dari: 1. Pendapatan 2. Beban d. Laporan Perubahan Ekuitas e. Laporan Arus Kas f. Catatan Atas Laporan Keuangan Menurut Darsono dan Ashari (2005:51) analisis laporan keuangan seringkali memasukkan aktivitas untuk membuat berbagai macam transformasi atas laporan keuangan. Untuk kepercayaan masyarakat terhadap sebuah bank dapat berpengaruh terhadap kemampuan bank dalam menghimpun dana-dana masyarakat atau dari kelembagaan tergantung pada kinerja internal bank sendiri (dan kinerja perbankan pada umumnya) yang diwakili oleh gambaran dari tingkat kesehatan bank. Kinerja itu mencakup unsur-unsur dalam CAMEL (Capital, Asset Quality, Management, Earning Capasity, serta Liquidity). Aspekaspek tersebut dapat dipantau oleh masyarakat melalui laporan keuangan bank yang dipublikasi, kemampuan bank mencetak laba dan menjaga likuiditas serta integritas dan kredibilitas para manajemen (direksi) dan pengawas (komisaris) bank yang bersangkutan. CAMEL merupakan suatu analisis keuangan suatu bank dan penilaian manajemen suatu bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk mengetahui tingkat kesehatan bank dari bank yang bersangkutan. Penilaian kesehatan bank meliputi 5 (Lima) aspek yaitu: 1. Capital (Permodalan) 3
menurut Taswan (2006:360) penilaian terhadap pemenuhan KPMM (Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum) bank adalah sebagai berikut: a. Rasio sebesar 8% dibefri nilai kredit 81 dan setiap kenaikan 0,1% dimulai dari 8% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. b. Rasio kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberi nilai kredit 65 dan untuk setiap penurunan 0,1% dimulai dari 7,9% nilai kredit dikurang 1 dengan minimum 0. 2. Asset Quality (Kualitas Aktiva) Menurut Kasmir (2008:51) yaitu untuk menilai jenis-jenis aset yang dimilki oleh bank. Penilaian aset harus sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yang didasarkan pada 2 (Dua) rasio yaitu: 1. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan (APYD) terhadap aktiva produktif (AP). Rasio penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) yang dibentuk oleh bank terhadap penyisihan penghapusan aktiva produktif yang wajib dibentuk oleh bank (PPAPWD). 2. Rasio Aktiva Produktif yang diklasifikasikan terhadap Aktiva Produktif (AP) sebesar 15,5% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan 0,15% mulai dari 15,5% maka nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. 3. Management (Manajemen) Suhaidah Amalia (2012:23) mengemukakan bahwa pada prinsipnya, penghitungan modal minimum yang harus dipelihara bank memperhitungkan aspek likuiditas dan risiko, khususnya risiko kredit. Semakin rendah risiko kredit yang terkandung dalam aset bank atau semakin likuid aset tersebut, maka semakin kecil jumlah modal yang harus dipelihara. Dalam penelitian ini aspek manajemen diproksikan dengan profit margin dengan pertimbangan rasio ini menunjukkan bagaimana manajemen mengelola sumber-sumber maupun penggunaan atau alokasi dana secara efisien, sehingga nilai rasio yang diperoleh langsung dikalikan dengan nilai bobot CAMEL sebesar 25%. 4. Earning (Rentabilitas) 1. Rasio laba terhadap total aset (ROA) Menurut Taswan (2006:363) penilaian kesehatan bank menurut ROA yaitu: a. Rasio 0% atau negatif diberi nilai kredit 0 b. Untuk setiap kenaikan 0,015% mulai dari 0% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. 2. Dan perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO) yaitu: a. Rasio 100% atau lebih diberi nilai kredit 0 b. Untuk setip penurunan 0,08% dimulai dari 100% nilai kredit ditambah dengan maksimum 100. 5. Liquidity (Likuiditas) Taswan (2006:364) mengatakan penilaian terhadap faktor likuiditas didasarkan pada 2 (dua) rasio yaitu: 1. Rasio alat likuid terhadap hutang lancar, penilaiannya berdasarkan: a. Rasio 0% atau lebih diberi nilai kredit 0 b. Untuk setiap penurunan 0,1% dimulai dari 0% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. 2. Loan To Deposito Ratio (LDR), penilaiannya berdasarkan: a. Rasio 115% atau lebih diberi nilai kredit 0 b. Untuk setiap penurunan 1% dimulai dari rasio 115% kredit ditambah 4 dengan maksimum 100.
4
C. Kerangka Pikir
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Berdasarkan Metode CAMEL: 1. Capital (Modal) 2. Asset (Harta) 3. Management (Manajemen) 4. Equity (Rentabilitas) 5. Liquidity (Likuiditas) Analisis Tingkat Kesehatan Bank
Rumusan Masalah: Apakah laporan keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikatakan sehat jika dianalisis berdasarkan dengan metode CAMEL pada tahun 2010 dan 2011?
Alat Analisis Yang di Gunakan Adalah Metode CAMEL Hasil Analisis Gambar 2.1 Kerangka Pikir
III. Metode Penelitian Rincian Data Yang Diperlukan Untuk melihat gambaran yang jelas terhadap masalah yang akan dianalisis, maka diperlukan data yang berhubungan dengan permasalahan yang dikemukakan pada objek penelitian ini yaitu antara lain: 1. Gambaran umum PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 2. Struktur Organisasi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 3. Data laporan keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk meliputi: a. Neraca per 31 Desember 2010 sampai dengan per 31 Desember 2011. b. Perhitungan laba rugi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 sampai dengan 31 Desember 2011. c. Laporan kualitas aktiva produktif per 31 Desember 2010 sampai dengan per 31 Desember 2011. d. Laporan kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) per 31 Desember 2010 sampai dengan per 31 Desember 2011. e. Laporan komitmen dan kontingensi per 31 Desember 2010 sampai dengan per 31 Desember 2011. 5
Jangkauan Penelitian Dalam usaha untuk memperoleh data yang sudah di rincikan di atas maka jangkauan penelitian ini dilakukan di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk yang beralamat di Jalan Gajah Mada No. 1 Jakarta. Penelitian ini difokuskan pada analisis laporan keuangan yang dianalisis berdasarkan dengan metode CAMEL tahun 2010 dan 2011. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data observasi tidak langsung dan penelitian kepustakaan. Alat Analisis Dalam penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah analisis CAMEL (capital, Asset, Management, Earning, Liquidity). 1. Capital (Aspek Permodalan) Masyhud Ali (2004:441) menyatakan bahwa CAR (Capital Adequacy Ratio) dapat dirumuskan sebagai berikut: CAR = x 100% Nilai Kredit
=
+1
Nilai Kredit Faktor = Nilai kredit x Bobot faktor Tabel 3.1 Predikat Kesehatan Capital Adequacy Ratio Bobot Nilai Kredit Predikat >8% Sehat 25% 6,5% - 7,9% Kurang Sehat < 6,5% Tidak Sehat (Sumber: Taswan, 2006:360) Jika Nilai Kredit PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 8% maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dapat dikategorikan dalam kelompok SEHAT. 2. Asset Quality (Aspek Aktiva Produktif) Masyhud Ali (2004:489) menyatakan bahwa aspek aktiva produktif dapat dirumuskan sebagai berikut: KAP = x 100% Nilai Kredit
=
-
+1
Nilai Kredit Faktor = Nilai kredit x Bobot faktor Tabel 3.2 Predikat Kesehatan Rasio Aktiva Produktif Bobot Nilai Kredit Predikat < 10,35% Sehat 10,36% - 12,60% Cukup Sehat 25% 12,60% - 14,85% Kurang Sehat >14,85% Tidak Sehat (Sumber: Taswan, 2006:361)
Jika Nilai Kredit PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 10,35% maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dapat dikategorikan dalam kelompok SEHAT. 3. Management (Aspek Manajemen) Penilaian Manajemen Resiko dilakukan terhadap aspek resiko likuiditas, resiko pasar, resiko kredit, resiko operasional, resiko hukum dan resiko kepemilikan, yang seluruhnya 6
berjumlah 60 butir pertanyaan dan atau pernyataan. Dalam penelitian ini aspek manajemen diproksikan dengan menggunakan Net Profit Margin (NPM). Menurut Suhaidah Amalia (2012:26) penggunaan Net Profit Margin (NPM) juga erat kaitannya dengan aspek-aspek manajemen yang dinilai dalam manajemen resiko, di mana Net Income dalam aspek manajemen resiko mencerminkan pengukuran terhadap upaya mengeliminir resiko likuiditas, resiko kredit, resiko operasional, resiko hukum dan resiko pemilik dari kegiatan operasional bank, untuk memperoleh Operating Income yang optimum. Dapat juga dikatakan Net Profit Margin mencerminkan tingkat efektifitas yang dapt dicapai oleh usaha operasional bank, yang terkait dengan hasil akhir dari berbagai kebijaksaan dan keputusan yang telah dilaksanakan oleh bank dalam periode berjalan. Oleh karena itu Amalia (2012) dalam Rhomy (2011:176) menytakan aspek manajemen yang diproksikan dengan Net Profit Margin yang dirumuskan sebagai berikut: Net Profit Margin = x 100% Pada rumus Net Profit Margin penjualan diproksikan dengan menggunakan laba operasional yaitu untuk mengetahui tingkat kesehatan manajemen bank dari laba operasional yang dihasilkan. Dimana: Net Profit Margin (NPM) adalah alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank yang bersangkutan dalam menghasilkan Net Income dari kegiatan operasi pokok bagi bank yang bersangkutan. Tabel 3.3 Penilaian Kemampuan Rasio Manajemen Aspek Manajemen Yang Dinilai Bobot CAMEL Manajemen Permodalan 2,5% Manajemen Aktiva 5,0% Manajemen Umum 12,5% Manajemen Rentabilitas 2,5% Manajemen Likuiditas 2,5% Total Bobot CAMEL 25,0% (Sumber: Dendawijaya, Manajemen Perbankan 2009:146)
Karena aspek manajemen diproksikan dengan Profit Margin dengan pertimbangan rasio ini menunjukkan bagaimana manajemen mengelola sumber-sumber maupun penggunaan atau alokasi dana secara efisien, sehingga nilai rasio yang diperoleh langsung dikalikan dengan nilai bobot CAMEL sebesar 25%. 4. Earning (Aspek Rentabilitas) Bambang Riyanto (2000:105) menyatakan bahwa rentabilitas dapat dirumuskan sebagai berikut: Return On Asset (ROA) = x 100% Nilai Kredit
=
Nilai Kredit Faktor BOPO
= Nilai kredit x Bobot faktor = x 100%
Nilai Kredit
=
Nilai Kredit Faktor Bobot
x1
-
x1
= Nilai kredit x Bobot faktor Tabel 3.4 Predikat Kesehatan Return On Asset (ROA) Nilai Kredit Predikat >1,22% Sehat 7
5%
0,99% - 1,21% 0,77% - 0,98% < 0,76%
Cukup Sehat Kurang Sehat Tidak Sehat
(Sumber: Taswan, 2006:363)
Jika Nilai Kredit Return On Asset PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 1,22% maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dapat dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Tabel 3.5 Predikat Kesehatan Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Bobot Nilai Kredit Predikat < 93,52% Sehat 5% 93,52% - 94,73% Cukup Sehat 94,73% - 95,92% Kurang Sehat >95,92% Tidak Sehat (Sumber: Taswan, 2006:364)
Jika Nilai Kredit BOPO PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 93,52% maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dapat dikategorikan dalam kelompok SEHAT. 5. Liquidity (Aspek Likuiditas) Sofyan Syafri Harahap (2002:321) menyatakan bahwa likuiditas dapat dirumuskan sebagai berikut: Loan To Deposit Ratio = x 100% Nilai Kredit Nilai Kredit Faktor Cash Ratio
-
= x4 = Nilai kredit x Bobot faktor = x 100%
Nilai Kredit Nilai Kredit Faktor
-
= x1 = Nilai kredit x Bobot faktor Tabel 3.6 Predikat Kesehatan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bobot Nilai Kredit Predikat < 94,75% Sehat 5% 94,75% - 98,50% Cukup Sehat 98,50% - 102,25% Kurang Sehat >102,25% Tidak Sehat
(Sumber: Taswan, 2006:366)
Jika Nilai Kredit Loan To Deposit Ratio PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 94,75% maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dapat dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Tabel 3.7 Predikat Kesehatan Cash Ratio Bobot Nilai Kredit Predikat >4,05% Sehat 5% 3,30% - 4,04% Cukup Sehat 2,55% - 3,30% Kurang Sehat < 2,55% Tidak Sehat (Sumber: Taswan, 2006:366)
8
Jika Nilai Kredit Cash Ratio PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 4,05% maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dapat dikategorikan dalam kelompok SEHAT. IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan Analisis Tingkat Kesehatan Bank Dengan Metode CAMEL Capital (Permodalan) Rasio yang digunakan dalam mengukur kecukupan modal adalah rasio CAR (Capital Adequcy Ratio). Rasio ini merupakan salah satu cara yang digunakan dalam menghitung apakah modal yang ada pada suatu bank telah mencukupi. Sehingga rasio CAR dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Capital Adequacy Ratio
=
x 100%
Sebelum dilakukan perhitungan CAR (Capital Adequacy Ratio) khususnya pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk maka terlebih dahulu akan disajikan data modal dan aktiva tertimbang yang diperoleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk untuk 2 tahun terakhir yakni tahun 2010 dan tahun 2011 yang dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini: Tabel 5.1 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Data Modal Sendiri dan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko Tahun 2010 dan 2011 Modal Sendiri Aktiva Tertimbang Menurut Resiko Tahun (Dalam Jutaan Rupiah) (Dalam Jutaan Rupiah) 2010 6.069.570 33.491.127 2011 6.968.366 41.089.289 Sumber: Data diolah dari hasil penelitian (lihat tabel 4.5)
Berdasarkan tabel 5.1 Data Modal Sendiri dan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko, khususnya untuk tahun 2010 dan 2011 maka besarnya CAR PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dapat dihitung sebagai berikut: a. CAR2010 Nilai Kredit
= =
x 100% = 0,1812 atau 18,12% + 1 = 182,2 (Nilai Maksimum adalah 100)
Nilai Kredit Faktor = 100 x 25% = 25 Nilai kredit CAR PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2010 sebesar 182,2. Jika Nilai Kredit diperoleh maksimum 100 maka Nilai Kredit Faktor dikali dengan bobot rasio CAR sebesar 25% maka Nilai Bobobt Faktor CAR adalah 25. b. CAR2011 Nilai Kredit
= x 100% = 0,1696 atau 16,96% =
+1
= 170,6 (Nilai Maksimum adalah 100) Nilai Kredit Faktor = 100 x 25% = 25 Nilai kredit CAR PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2011 sebesar 170,6. Jika Nilai Kredit diperoleh maksimum 100 maka Nilai Kredit Faktor dikali dengan Bobot Rasio CAR sebesar 25% maka Nilai Bobot Faktor CAR adalah 25. Berdasarkan hasil perhitungan CAR dan nilai kredit CAR untuk tahun 2010 dan 2011 maka dapat disajikan melalui tabel berikut ini: 9
Tabel 5.5 Hasil Perhitungan CAR dan Besarnya Nilai Kredit CAR Tahun 2010 2011
Modal Sendiri (Dalam Jutaan Rupiah) 6.069.570 6.963.366
ATMR (Dalam Jutaan Rupiah) 33.491.127 41.089.289
CAR (%) 18,12 16,96
Nilai Kredit 182,2 170,6
Maksimum 100 100
Sumber: Hasil Olahan Data
Berdasarkan tabel 5.2 hasil perhitungan CAR dan besarnya nilai kredit CAR untuk tahun 2010 dan 2011 yang menunjukkan bahwa CAR untuk tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 1,16%, hal ini disebabkan karena adanya peningkatan aktiva tertimbang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan modal sehingga nilai kredit mengalami penurunan pula. Menurut ketentuan dari Bank Indonesia nilai maksimum 100, sehingga nilai kredit rasio CAMEL untuk 2 tahun ditentukan sebesar 100. Rasio permodalan tahun 2010 dan 2011 lebih besar dari kriteria penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 8% maka rasio yang dicapai PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Dimana indikator yang menunjukkan semakin besar rasio CAR yang dimiliki oleh bank maka akan semakin mampu menyediakan modal dalam jumlah besar. Asset Quality (Kualitas Aktiva)
Kategori
%
Lancar (L) Dalam Perhatian Khusus (DPK)
25
Kurang Lacar (KL) Diragukan (D) Macet (M) Jumlah
Tabel 5.3 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Perhitungan Asset Quality (Dalam Jutaan Rupiah) Tahun 2010 dan 2011 Tahun 2010 2011 Aktiva Aktiva Aktiva Aktiva Produktif Produktif yang Produktif Produktif yang Diklasifikasikan Diklasifikasikan 95.198.099 114.476.494 13.346.690 333.667,25 15.402.098 385.052,45
50
294.514
14.725,7
342.905
17.145,25
75
406.065
30.858,875
482.256
36.169,2
100
2.465.270
246.527
2.485.303
248.530,3
111.710.638
625.778,825
133.189.056
686.897,2
Sumber: Data diolah dari perhitungan aktiva produktif (lihat tabel 4.3 dan 4.4)
Berdasarkan tabel 5.3 maka besarnya rasio KAP dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Kualitas Aktiva Produktif a. KAP2010 Nilai Kredit
=
= =
x 100% x 100% = 0,56%
-
= 99,6 10
Nilai Kredit Faktor = 99,6 x 25% = 24,90% Nilai Kredit Kualitas Aktiva Produktif PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tahun 2010 sebesar 99,6. Maka nilai kredit KAP tahun 2010 sebesar 99,6 dikali dengan bobot rasio KAP sebesar 25% sehingga diperoleh nilai kredit faktor KAP sebesar 24,90%. b. KAP2011 Nilai Kredit
=
x 100% = 0,51% -
=
= 99,93
Nilai Kredit Faktor = 99,93 x 25% = 24,98% Nilai kredit Kualitas Aktiva Produktif PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tahun 2011 sebesar 99,93. Maka nilai kredit KAP tahun 2011 sebesar 99,93 dikali dengan bobot KAP sebesar 25% sehingga diperoleh nilai kredit faktor KAP sebesar 24,98%. Berdasarkan hasil perhitungan KAP untuk tahun 2010 dan 2011 maka dapat disajikan melalui tabel berikut ini: Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Rasio KAP dan Nilai Kredit Rasio KAP Rasio KAP Pertumbuhan Tahun (%) (%) Nilai Kredit 2010 0,56 99,6 2011 0,51 0,05 99,93 Sumber: Hasil Olahan Data
Dari tabel 5.4 hasil perhitungan rasio KAP dan penilaian nilai kredit rasio KAP untuk tahun 2010 dan 2011 menunjukkan bahwa pada tahun 2011 rasio KAP meningkat sebesar 0,05% yang disebabkan karena adanya peningkatan aktiva produktif sedangkan untuk penilaian nilai kredit rasio KAP untuk tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 0,33%. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk selama tahun 2010 dan 2011 mampu menjaga rasio KAP (Kualitas Aktiva Produktif) dibawah 10,35% sehingga berdasarkan kriteria penilaian rasio KAP PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dapat dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Kecilnya rasio KAP yang diperoleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menunjukkan bahwa PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memiliki aktiva produktif bermasalah yang relatif kecil. Karena semakin kecil rasio KAP, maka semakin besar tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan. Management (Manajemen) Aspek manajemen pada penilaian kinerja bank dalam penelitian ini tidak menggunakan pola yang ditetapkan Bank Indonesia sesuai dengan data yang tersedia diproksikan dengan Net Profit Margin. Net Profit Margin dapat dihitung dengan menggunaka rumus: Net Profit Margin
=
x 100%
Sebelum dilakukan perhitungan NPM khususnya pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk maka terlebih dahulu akan disajikan data laba bersih dan pendapatan operasional yang diperoleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk untuk 2 tahun terakhir yakni tahun 2010 dan tahun 2011 yang dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini: Tabel 5.5 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Data Laba Bersih dan Pendapatan Operasional Tahun 2010 dan 2011 Tahun Laba Bersih Laba Operasional 11
2010 2011
(Dalam Jutaan Rupiah) 915.938 1.118.661
(Dalam Jutaan Rupiah) 1.263.717 1.525.749
Sumber: Data diolah dari hasil penelitian (lihat tabel 4.2)
Berdasarkan tabel 5.5 Data Laba Bersih dan pendapatan operasional, maka besarnya NPM PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk untuk tahun 2010 dan 2011 adalah sebagai berikut: 1. Net Profit Margin2010
=
x 100% = 72,47%
2. Net Profit Margin2011
=
x 100% = 73,31%
Karena aspek manajemen diproksikan dengan profit margin dengan pertumbuhan rasio ini menunjukkan bagaimana manajemen mengelola sumber-sumber maupun alokasi penggunaan dana secara efisien, sehingga nilai rasio diperoleh langsung menjadi nilai kredit rasio NPM ini. Berdasarkan hasil penentuan nilai kredit NPM, maka akan disajikan nilai kredit NPM untuk tahun 2010 dan tahun 2011 yang dapat disajikan pada tabel 5.6 yaitu sebagai berikut: Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Net Profit Margin Net Profit Margin Pertumbuhan Nilai Kredit Tahun (%) (%) Nilai Kredit = NPM 2010 72,47 72,47 2011 73,31 0,84 73,31 Sumber: Hasil Olahan Data
Earning (Rentabilitas) Rentabilitas adalah untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendapatkan keuntungan. Rasio rentabilitas terbagi menjadi 2 yaitu: a. Analisis ROA (Return On Asset) pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk untuk tahun 2010 dan 2011: Besarnya nilai ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Return On Asset
=
x 100%
Sebelum dilakukan perhitungan ROA (Return On Asset) maka terlebih dahulu akan disajikan laba sebelum pajak dan total aktiva untuk tahun 2010 dan 2011 yang dapat disajikan melaui tabel berikut ini: Tabel 5.7 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Data Laba Sebelum Pajak dan Total Aktiva Tahun 2010 dan 2011 Tahun Laba Sebelum Pajak Total Aktiva (Dalam Jutaan Rupiah) (Dalam Jutaan Rupiah) 2010 1.250.222 68.385.539 2011 1.522.260 89.121.459 Sumber: Diolah dari hasil penelitian (lihat tabel 4.1)
Bedasarkan tabel 5.7 Data laba sebelum pajak dan total aktiva, maka besarnya ROA PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk untuk tahun 2010 dan 2011 adalah sebagai berikut: 12
1. ROA2010
=
Nilai Kredit
=
x 100% = 1,82% = 121 (Nilai Kredit Maksimum 100)
Nilai Kredit Faktor = 100 x 5% = 5% Nilai kredit ROA PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2010 sebesar 121. Jika Nilai Kredit diperoleh maksimum 100 maka Nilai Kredit Faktor dikali dengan Bobot Rasio ROA sebesar 5% maka Nilai Bobot Faktor ROA adalah 5%. 2. ROA2011
=
Nilai Kredit
=
x 100% = 1,70% = 113 (Nilai Kredit Maksimum 100)
Nilai Kredit Faktor = 100 x 5% = 5% Nilai kredit ROA PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2011 sebesar 113. Jika Nilai Kredit diperoleh maksimum 100 maka Nilai Kredit Faktor dikali dengan Bobot Rasio ROA sebesar 5% maka Nilai Bobot Faktor ROA adalah 5%. Berdasarkan perhitungan ROA 2010 dan 2011 maka dapat disajikan melaui tabel berikut ini: Tabel 5.8 Hasil Perhitungan ROA dan Besarnya Nilai Kredit ROA Tahun Rasio ROA Pertumbuhan Nilai Kredit Maksimum (%) (%) 2010 1,82 121 100 2011 1,70 0,12 113 100 Sumber: Hasil Olahan Data
Berdasarkan tabel 5.8 hasil perhitungan ROA dan besarnya nilai kredit ROA, menunjukkan bahwa rasio ROA pada tahun 2010 sebesar 1,82% dan pada tahun 2011 sebesar 1,70%. Sedangkan nilai kredit PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk diakui sebagai 100. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mampu menjaga ROA tetap berada diatas 1,22% sehingga berdasarkan kriteria penilaian ROA PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dapat dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Dengan tingginya rasio ROA, ini menunjukkan bahwa PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mampu dengan baik dalam mengelola asset bank yang dimiliki untuk menghasilkan laba. b. Analisis BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) Rasio BOPO diperoleh dengan cara membagi biaya operasional dengan pendapatan operasional, dengan menggunakan rumus: BOPO
=
x 100%
Sebelum dilakukan perhitungan BOPO, terlebih dahulu akan disajikan data beban operasional dan pendapatan operasional untuk tahun 2010 dan 2011 yang dapat disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 5.9 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Data Beban Operasional dan Pendapatan Operasional Tahu 2010 dan 2011 Tahun Beban Operasional Pendapatan Operasional (Dalam Jutaan Rupiah) (Dalam Jutaan Rupiah) 13
2010 2011
5.412.389 6.097.886
6.986.642 8.068.121
Sumber: Diolah dari hasil penelitian (lihat tabel 4.2)
Berdasarkan tabel 5.9 data beban operasional dan pendapatan operasional maka besarnya BOPO PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk untuk tahun 2010 dan 2011 adalah sebagai berikut: 1. BOPO2010 Nilai Kredit
= =
x 100% = 77,46% -
= 281,75 (Nilai Kredit Mak 100)
Nilai Kredit Faktor = 100 x 5% = 5% Nilai kredit BOPO PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tahun 2010 sebesar 281,75. Jika Nilai Kredit diperoleh maksimum 100 maka Nilai Kredit Faktor dikali dengan bobot rasio BOPO sebesar 5% maka Nilai Bobot Faktor BOPO adalah 5%. 2. BOPO2011 Nilai Kredit
= =
x 100% = 75,58% -
= 305,25 (Nilai Kredit Mak 100)
Nilai Kredit Faktor = 100 x 5% = 5% Nilai Kredit BOPO PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tahun 2011 sebesar 305,25. Jika Nilai Kredit diperoleh maksimum 100 maka Nilai Kredit Faktor dikali dengan bobot rasio BOPO sebesar 5% maka Nilai Bobot Faktor BOPO adalah 5%. Berdasarkan perhitungan BOPO tahun 2010 dan 2011 maka dapat disajikan melaui tabel berikut ini: Tabel 5.10 Hasil Perhitungan BOPO dan Besarnya Nilai Kredit BOPO Tahun Rasio BOPO Nilai Kredit Maksimum (%) 2010 77,46 281,75 100 2011 75,58 305,25 100 Sumber: Hasil Olahan Data
Berdasarkan tabel 5.10 hasil perhitungan BOPO dan besarnya nilai kredit BOPO yang menunjukkan pada tahun 2010 nilai kredit BOPO PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar 281,58% dan pada tahun 2011 sebesar 305,25%. Karena nilai kredit dibatasi maksimum 100 maka nilai rasio PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2010 dan 2011 dakui sebagai 100. Sedangkan rasio BOPO PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2010 sebesar 77,46% dan pada tahun 2011 sebesar 75,58%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mampu menjaga BOPO tetap berada di bawah 93,52% sehingga berdasarkan kriteria penilaian BOPO PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Semakin kecil rasio BOPO maka semakin efisien PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dalam melakukan kegiatan operasionalnya karena biaya yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan pendapatan yang diterima. Liquidity (Likuiditas) Penilaian dalam unsur in yaitu didasarkan pada rasio yaitu: a. Analisis Cash Ratio pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tahun 2010 dan 2011: Cash Ratio dapat dihitung dengan menggunakan rumus: 14
Cash Ratio
=
x 100%
Sebelum dilakukan perhitungan Cash Ratio maka terlebih dahulu akan disajikan data alat liquid dan hutang lancar PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk untuk tahun 2010 dan 2011 yang dapat disajikan melalui tabel berikut ini: Tabel 5.11 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Data Alat Liquid dan Hutang Lancar Tahun 2010 dan 2011 Tahun Alat Liquid Hutang Lancar (Dalam Jutaan Rupiah) (Dalam Jutaan Rupiah) 2010 4.488.921 48.327.978 2011 5.773.817 62.987.023 Sumber: Diolah dari hasil penelitian (lihat tabel 4.1)
Berdasarkan tabel 5.11 Data alat liquid dan hutang lancar, maka besarnya Cash Ratio PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk untuk tahun 2010 dan 2011 adalah sebagai berikut: 1. Cash Ratio2010
=
Nilai Kredit
=
x 100% = 9,28% -
x 1 = 90,72
Nilai Kredit Faktor = 90,72 x 5% = 4,53% Nilai Kredit Cash Ratio PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tahun 2010 sebesar 90,72. Maka Nilai Kredit Cash Ratio sebesar 90,72 dikali dengan bobot rasio Cash Ratio sebesar 5% sehingga diperoleh Nilai Bobot Faktor Cash Ratio sebesar 4,53%. 2. Cash Ratio2011 Nilai Kredit
= =
x 100% = 9,16% -
x 1 = 90,84
Nilai Kredit Faktor = 90,84 x 5% = 4,54% Nilai Kredit Cash Ratio PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tahun 2011 sebesar 90,84. Maka Nilai Kredit Cash Ratio sebesar 90,84 dikali dengan bobot rasio Cash Ratio sebesar 5% sehingga diperoleh Nilai Bobot Faktor Cash Ratio sebesar 4,54%. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan tersebut di atas dapat disajikan melalui tabel berikut ini: Tabel 5.12 Hasil Perhitungan Cash Ratio dan Besarnya Nilai Kredit Cash Ratio Tahun Cash Ratio Nilai Kredit Maksimum (%) 2010 9,28 90,72 90,72 2011 9,16 90,84 90,84 Sumber: Hasil Olahan Data
Cash Ratio PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2010 adalah sebesar 9,28% dan pada tahun 2011 sebesar 9,16%. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mampu menjaga Cash Ratio tetap berada diatas 4,05% sehingga berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dapat dikategorikan dalam kelompok SEHAT. b. Analisis Loan To Deposit Ratio pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk untuk tahun 2010 dan 2011: 15
Loan To Deposit Ratio (LDR) dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Loan To Deposit Ratio
=
x 100%
Sebelum dilakukan perhitungan LDR, terlebih dahulu akan disajikan data jumlah kredit yang diberikan dan dana pihak ketiga untuk tahun 2010 dan 2011 yang dapat disajikan pada tabel berikut: Tabel 5.13 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Data Kredit Yang Diberikan dan Dana Pihak Ketiga Tahun 2010 dan 2011 Tahun Kredit Yang Diberikan Dana Pihak Ketiga 2010 48.702.920 56.684.564 2011 59.337.756 74.249.334 Sumber: Diolah dari hasil penelitian (lihat tabel 4.1)
Berdasarkan tabel 5.12 data kredit yang diberikan dan data dana pihak ketiga, maka besarnya Loan To Deposit Ratio (LDR) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk untuk tahun 2010 dan 2011 adalah sebagai berikut: 1. LDR2010 Nilai Kredit
= =
x 100% = 85,91% -
x 4 = 116,36 (Nilai Mak 100)
Nilai Kredit Faktor = 100 x 5% = 5% Nilai Kredit Loan To Deposit Ratio PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tahun 2010 adalah 116,36. Jika Nilai Kredit diperoleh maksimum 100 maka nilai kredit dikali dengan bobot rasio LDR sebesar 5% maka Nilai Bobot Faktor LDR adalah 5%. 2. LDR2011 Nilai Kredit
= =
x 100% = 79,91% -
x 4 = 140,36 (Mak 100)
Nilai Kredit Faktor = 100 x 5% = 5% Nilai Kredit Loan To Deposit Ratio PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tahun 2011 adalah 140,36. Jika Nilai Kredit diperoleh maksimum 100 maka nilai kredit dikali dengan bobot rasio LDR sebesar 5% maka Nilai Bobot Faktor LDR adalah 5%. Berdasarkan perhitungan diatas, maka akan disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 5.14 Hasil Perhitungan LDR dan Besarnya Nilai Kredit LDR Tahun Rasio LDR Nilai Kredit Maksimum (%) 2010 85,91 116,36 100 2011 79,91 140,36 100 Sumber: Hasil Olahan Data
Loan To Deposit Ratio PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2010 sebesar 85,91% dan pada tahun 2011 sebesar 79,91%. Karena nilai kredit dibatasi maksimum 100 maka nilai kredit PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk diakui sebagai 100. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mampu menjaga LDR tetap berada dibawah 94,75% sehingga berdasarkan kriteria penilaian LDR PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dapat dilkategorikan dalam kelompok SEHAT.
16
Pembahasan Perhitungan Nilai Bersih Rasio CAMEL PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Tabel 5.15 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Perhitungan Nilai Bersih Rasio CAMEL Tahun 2010 dan 2011 Tahun Faktor Nilai Rasio Nilai Bobot Nilai Penilaian (%) Kredit (%) CAMEL Capital CAR 18,12 100 25 25 Asset Quality KAP 0,56 99,6 25 24,90 Management NPM 72,47 72,47 25 18,11 Earning a. ROA 1,82 100 5 5 2010 b. BOPO 77,46 100 5 5 Liquidity a. Cash Ratio 9,28 90,72 5 5 b. LDR 85,91 100 5 5 Jumlah Nilai Bersih Rasio CAMEL 87,54 Tahun Faktor Nilai Rasio Nilai Bobot Nilai Penilaian (%) Kredit (%) CAMEL Capital CAR 16,96 100 25 25 Asset Quality KAP 0,51 99,93 25 24,98 Management NPM 73,31 73,31 25 18,32 Earning 2011 a. ROA 1,70 100 5 5 b. BOPO 75,58 100 5 5 Liquidity a. Cash Ratio 9,16 90,84 5 4,54 b. LDR 79,91 100 5 5 Jumlah Nilai Bersih Rasio CAMEL 87,84 Sumber: Hasil Olahan Data
1. Capital a. Aspek Permodalan tahun 2010 Berdasarkan data Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2010 untuk Modal Sendiri sebesar Rp. 6.069.570 dan untuk Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) sebesar Rp. 33.491.127 nilai rasio CAR yang dicapai oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar 18,12%. Nilai rasio CAR pada tahun 2010 sebesar 18,12% sehingga didapatkan nilai kredit sebesar 100 dan setelah dikalikan dengan bobot rasio CAR sebesar 25% maka nilai bobot faktor permodalan adalah 25. Berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk predikat kesehatan rasio CAR adalah 8% sedangkan rasio CAR yang diperoleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk adalah 18,12% maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT, dapat dikatakan SEHAT karena semakin besar rasio CAR maka 17
semakin kecil kemungkinan suatu bank untuk mengalami kebangkrutan. Hal ini menunjukkaan bahwa PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memiliki modal yang cukup untuk menutupi segala resiko yang timbul dari penanaman dana dalam aktiva produktif yang menunjang resiko. b. Aspek Permodalan tahun 2011 Tahun 2011 untuk Modal Sendiri sebesar Rp. 6.968.366 dan Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) sebesar Rp. 41.089.289 nilai rasio CAR yang dicapai oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar 16,96%. Nilai rasio CAR pada tahun 2011 sebesar 16,96% sehingga didapatkan nilai kredit sebesar 100 dan setelah dikalikan dengan bobot rasio CAR sebesar 25% maka nilai bobot faktor permodalan adalah 25. Pada tahun 2011 nilai rasio CAR PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mengalami penurunan karena adanya kenaikan modal sendiri dan ATMR. Meskipun mengalami penurunan, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tetap mampu menjaga nilai rasio CAR diatas 8%. Berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk predikat kesehatan rasio CAR adalah 8% sedangkan rasio CAR yang diperoleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk adalah 18,12% maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT, dapat dikatakan SEHAT karena semakin besar rasio CAR maka semakin kecil kemungkinan suatu bank untuk mengalami kebangkrutan. Hal ini menunjukkan bahwa PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mampu menyediakan modal dalam jumlah yang besar dan mampu menutupi penurunan aktivanya. 2. Asset Quality a. Aspek Kualitas Aktiva tahun 2010 Dari hasil perhitungan Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan (APYD) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2010 sebesar Rp. 625.778,825 nilai rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) yang dicapai oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar 0,56% sehingga didapatkan nilai kredit sebesar 99,6% dan setelah dikalikan dengan bobot rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) sebesar 25% maka nilai bobot faktor KAP adalah 24,90. Berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk predikat kesehatan rasio aktiva produktif adalah 10,35% sedangkan rasio KAP yang diperoleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk adalah sebesar 0,56% maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Karena semakin kecil Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan maka semakin kecil pula kondisi aktiva produktif yang potensial untuk dapat ditagih. b. Aspek Kualitas Aktiva tahun 2011 Di tahun 2011 Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan (APYD) sebesar Rp. 686.897,2 nilai rasio KAP yang diperoleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar 0,51% sehingga didapatkan nilai kredit 99,93 dan setelah dikalikan dengan bobot rasio KAP sebesar 25% maka nilai bobot faktor KAP adalah 24,98. Pada tahun 2011 rasio KAP mengalami penurunan karena adanya kenaikan jumlah Aktiva Produktif, meskipun mengalami penurunan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tetap mampu menjaga nilai rasio KAP dibawah 10,35% maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Hal ini mengindikasikan bahwa Kualitas Aktiva PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk semakin meningkat. Karena semakin kecil Aktiva Produktif yang Diklasifikasikan maka semakin kecil pula kondisi aktiva produktif yang potensial untuk dapat ditagih. 3. Management 18
a. Aspek Manajemen 2010 Kualitas manajemen yang dinilai dari Net Profit Margin (NPM) menunjukkan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memenuhi standar Bank Indonesia dalam mengelola sumber dayanya, angka rasio NPM pada tahun 2010 sebesar 72,47% hal ini menunjukkan bahwa PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mampu mengelola manajemennya dengan baik yang ditinjau dari laba opersionalnya, maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Karena NPM dalam keadaan SEHAT maka menambah modal PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. b. Aspek Manajemen 2011 Kualitas manajemen yang dinilai dari Net Profit Margin (NPM) menunjukkan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memenuhi standar Bank Indonesia dalam mengelola sumber dayanya, angka rasio NPM pada tahun 2011 sebesar 73,31% hal ini menunjukkan bahwa PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mampu mengelola manajemennya dengan baik yang ditinjau dari laba opersionalnya, maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Karena NPM dalam keadaan SEHAT maka menambah modal PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. 4. Earning a. Return On Asset (ROA) tahun 2010 Berdasarkan data dari neraca dan laporan laba rugi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk laba sebelum pajak pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.250.222 dan untuk total aktiva tahun 2010 sebesar Rp. 68.385.539 nilai rasio ROA PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar 1,82% sehingga didapatkan nilai kredit sebesar 100 dan setelah dikalikan dengan bobot rasio ROA sebesar 5% maka nilai bobot faktor ROA adalah 5. Bedasarkan pada nilai rasio ROA yang diperoleh, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mampu menjaga untuk tetap berada diatas 1,22% maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dapat dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Karena semakin besar nilai rasio ROA yang diperoleh, maka menunjukkan bahwa PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mampu dengan baik dalam mengelola aset bank yang dimiliki untuk menghasilkan laba sehingga kemungkinan bank mengalami kondisi bermasalah semakin kecil. b. Return On Asset (ROA) tahun 2011 Berdasarkan data dari neraca dan laporan laba rugi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk laba sebelum pajak pada tahun 2011 sebesar Rp. 1.552.260 dan total aktiva tahun 2011 sebesar Rp. 89.121.459 nilai rasio ROA PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar 1,70% sehingga didapatkan nilai kredit sebesar 100 dan setelah dikalikan dengan bobot rasio ROA sebesar 5% maka nilai bobot faktor ROA adalah 5. Pada tahun 2011 rasio mengalami penurunan karena adanya peningkatan pada jumlah total aktiva. Predikat kesehatan untuk rasio ROA yang ditetapkan adalah 1,22% maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Karena semakin besar nilai rasio ROA yang diperoleh, maka menunjukkan bahwa PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mampu dengan baik dalam mengelola aset bank yang dimiliki untuk menghasilkan laba sehingga kemungkinan bank mengalami kondisi bermasalah semakin kecil. c. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional tahun 2010 Berdasarkan data laporan laba rugi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk biaya operasional PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar Rp. 5.412.389 dan 19
untuk pendapatan operasional sebesar Rp. 6.986.642 nilai rasio BOPO PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar 77,46% sehingga didapatkan nilai kredit sebesar 100 dan setelah dikalikan dengan bobot rasio BOPO sebesar 5% maka nilai bobot faktor BOPO adalah 5. Predikat kesehatan rasio BOPO yang ditetapkan adalah 93,52% maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Hal ini menunjukkan bahwa PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memiliki kinerja manajemen bank yang baik karena mampu menjaga rasio BOPO di bawah 93,52% karena semakin kecil rasio BOPO maka semakin efisien PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dalam melakukan kegiatan operasionalnya karena biaya yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan pendapatan yang diterima. d. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional tahun 2011 Berdasarkan data laporan laba rugi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk biaya operasional PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar Rp. 6.097.886 dan untuk pendapatan operasional sebesar Rp. 8.068.121 nilai rasio BOPO PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar 75,58% sehingga didapatkan nilai kredit sebesar 100 dan setelah dikalikan dengan bobot rasio BOPO sebesar 5% maka nilai bobot faktor BOPO adalah 5. Pada tahun 2011 rasio BOPO PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mengalami penurunan karena adanya peningkatan pendapatan operasional. Predikat kesehatan rasio BOPO yang ditetapkan adalah 93,52% maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT. karena semakin kecil rasio BOPO maka semakin efisien PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dalam melakukan kegiatan operasionalnya karena biaya yang dikeluarkan lebih kecil dibandingkan pendapatan yang diterima. 5. Liquidity a. Cash Ratio tahun 2010 Berdasarkan data dari neraca PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Alat Liquid (Kas dan Giro pada Bank Indonesia) pada tahun 2010 sebesar Rp. 4.488.921 dan Hutang Lancar sebesar Rp. 48.327.978 nilai rasio Cas Ratio PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar 9,28% sehingga didapatkan nilai kredit sebesar 100 dan setelah dikalikan dengan bobot rasio Cash Ratio sebesar 5% maka nilai bobt faktor Cash Ratio adalah 4,53%. Predikat keseatan Cash Ratio adalah 4,05% maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Cash Ratio menunjukkan kemampuan aktiva lancar dalam memenuhi kewajiban lancar yang segera jatuh tempo. Dengan demikian semakin tinggi angka Cash Ratio maka akan semakin kecil kemungkinan untuk bank tidak dapat memenuhi kewajiban lancar yang segera jatuh tampo. b. Cash Ratio tahun 2011 Berdasarkan data dari neraca PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Alat Liquid (Kas dan Giro pada Bank Indonesia) pada tahun 2011 sebesar Rp. 5.773.817 dan Hutang Lancar sebesar Rp. 62.987.023 nilai rasio Cas Ratio PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar 9,16% sehingga didapatkan nilai kredit sebesar 100 dan setelah dikalikan dengan bobot rasio Cash Ratio sebesar 5% maka nilai bobt faktor Cash Ratio adalah 4,54%. Predikat keseatan Cash Ratio adalah 4,05% maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Pada tahun 2011 angka Cash Ratio mengalami peningkatan yang signifikan karena adanya peningkatan jumlah alat liquid sehingga dengan adanya peningkatan Cash Ratio berarti kemampuan bank dalam membayar kembali pinjaman jangka pendeknya sangat tinggi. c. Loan To Deposit Ratio (LDR) tahun 2010 20
Berdasarkan data dari neraca, kredit yang diberikan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2010 sebesar Rp. 48.702.920 dan dana yang diterima (modal inti, simpanan dari nasabah dan pinjaman yang diterima) sebesar Rp. 56.684.564 nilai rasio LDR PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar 85,91% sehingga didapatkan nilai kredit sebesar 5% maka nilai bobot faktor LDR adalah 5. Predikat kesehatan Loan To Deposit Ratio (LDR) yang ditetapkan adalah 94,75% maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Karena semakin kecil rasio LDR maka akan semakin mudah bagi bank untuk mengembalikan dana yang diterima. d. Loan To Deposit Ratio tahun 2011 Berdasarkan data dari neraca, kredit yang diberikan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2011 sebesar Rp. 59.337.756 dan dana yang diterima (modal inti, simpanan dari nasabah dan pinjaman yang diterima) sebesar Rp. 74.294.334 nilai rasio LDR PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sebesar 79,91% sehingga didapatkan nilai kredit sebesar 100 dan setelah dikalikan dengan bobot rasio LDR sebesar 5% maka nilai bobot faktor LDR adalah 5. Predikat kesehatan Loan To Deposit Ratio (LDR) yang ditetapkan adalah 94,75% maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Pada tahun 2011nilai rasio LDR menurun karena adanya peningkatan jumlah kredit yang diberikan dan dana yang diterima, namun PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk tetap mampu menjaga nilai LDR tetap dibawah 94,75% karena semakin kecil nilai rasio LDR maka akan semakin mudah bagi bank untuk mengembalikan dana yang diterima. Penentuan Predikat Kesehatan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Menurut CAMEL Tabel 5.16 Predikat Penilaian Tingkat Kesehatan Dengan Metode CAMEL Nilai Kredit Predikat 81 – 100 Sehat 66 - < 81 Cukup Sehat 51 - <66 Kurang Sehat 0,<51 Tidak Sehat Berdasarkan ketentuan predikat kesehatan tersebut maka predikat kesehatan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2011 dan 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 5.17 Predikat Penilaian Tingkat Kesehatan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Tahun
Nilai CAMEL
Predikat
2010 2011
87,54 87,84
SEHAT SEHAT
Dari hasil perhitungan nilai bersih masing-masing rasio yang tertera dalam tabel diatas terlihat penjumlahan nilai bersih keseluruhan aspek CAMEL pada tahun 2010 sebesar 87,54 dan pada tahun 2011 sebesar 87,84. Berdasarkan kriteria penilaian tersebut maka hasil penilaian tingkat kesehatan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dengan menggunakan metode CAMEL pada tahun 2010 dan 2011 mendapat predikat SEHAT. 21
V. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil Analisis Tingkat Kesehatan Bank Pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2010 dan 2011, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat Kesehatan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2010 dan 2011 seluruhnya mendapat predikat SEHAT karena nilai kredit CAMELyang diperoleh berada diatas 81 (batas minimum sehat) yaitu sebesar 87,54 pada tahun 2010 dan 87,84 pada tahun 2011. 2. Berdasarkan faktor Capital, nilai rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2010 dan 2011 dikategorikan dalam kelompok SEHAT, karena nilai rasio yang diperoleh selalu berada di atas 8%. 3. Berdasarkan faktor Asset Quality, nilai rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT, karena nilai rasio yang diperoleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2010 dan 2011 selalu berada di bawah 10,35% (sesuai dengan standar Bank Indonesia). 4. Berdasarkan faktor Management, menunjukkan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2010 dan 2011 memiliki kualitas manajemen yang baik dalam menggunakan aset yang dimiliki dalam memperoleh keuntungan dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT. 5. Berdasarkan faktor Earning, nilai rasio Return On Asset (ROA) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT, karena nilai rasio yang diperoleh pada tahun 2010 sebesar 1,82% dan pada tahun 2011 sebesar 1,70% maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 1,22%. Sedangkan untuk nilai rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dikategorikan dalam kelompok SEHAT, karena nilai rasio yang diperoleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2010 dan 2011 selalu berada di bawah 93,52%. 6. Berdasarkan faktor Liquidity, nilai Cash Ratio PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk yang diperoleh tahun 2010 sebesar 9,28% dan untuk tahun 2011 sebesar 9,16% sedangkan predikat kesehatan Cash Ratio yaitu harus 4,05% maka PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Sedangkan untuk nilai rasio Loan To Deposit Ratio (LDR) dikategorikan dalam kelompok SEHAT, karena nilai rasio yang diperoleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada tahun 2010 dan 2011 berada di bawah 94,75%. Saran Dari kesimpulan yang telah diuraikan, maka akan diberikan beberapa saran-saran sebagai berikut: 1. Dalam rangka meningkatkan tingkat kesehatannya, disarankan untuk PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk terus memperkuat kegiatan usahanya agar jumlah aset yang dimiliki semakin meningkat, jumlah penyaluran dana baik itu dalam bentuk kredit maupun penempatan di bank lain semakin meningkat, serta pendapatan operasional dan laba yang diperoleh untuk tahun-tahun berikutnya semakin meningkat. 2. Kepada manajemen PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk diharapkan melakukan kinerja keuangannya dengan menggunakan metode CAMEL secara periodik, hal ini dimaksudkan untuk dapat meningkatkan kinerja keuangan di masa yang akan datang. 3. Kepada manajemen PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk diharapkan untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat khususnya dalam hal pemberian kredit, hal ini dimaksudkan untuk dapat mengurangi tingkat kredit macet di masa yang akan datang. 22
DAFTAR PUSTAKA Amalia, 2012. Analisis Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Metode CAMEL, Studi Kasus Pada PT Bank Bukopin Tbk. tahun 2009-2011. Skripsi. Universitas Hasanuddin, Makasar. Darsono dan Ashari, 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Penerbit Andi, Yogyakarta. Dendawijaya, 2008. Manajemen Perbankan, Cetakan Ketiga, Penerbit Ghalia Inonesia, Jakarta. Djarwanto, 2004. Pokok-Pokok Analisis Laporan Keuangan, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta. Harahap, 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Keempat, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Jusup, 2003. Dasar-Dasar Akuntansi, Edisi keenam, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Yogyakarta. Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi, Cetakan Kedelapan PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Masyhud Ali, 2004. Asset Liability Management : Menyiasati Resiko Pasar dan Resiko Operasional Dalam Perbankan, Cetakan Pertama, Elex Media Komputindo, Jakarta. Riyanto, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh, BPFE, Yogyakarta. Shitawati, 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Capital Adequacy Ratio, Studi Empiris: Bank Umum di Indonesia Periode 2001-2004. Tesis. Universitas Diponegoro, Semarang. Taswan, 2006. Manajemen Perbankan Konsep Teknik & Aplikasi Bangking Risk Assessment, Cetakan Pertama, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
23