Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
ANALISIS TINGKAT COMMONALITY SILINDER CETAK TERHADAP SAFETY STOCK Mahdi Satwika1) dan I Nyoman Pujawan 2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi ITS Bidang Keahlian Manajemen Industri Jl. Cokroaminoto, Surabaya, Indonesia 1) e-mail:
[email protected] 2) e-mail:
[email protected] ABSTRAK Component commonality telah telah banyak dikaji dalam kaitannya dengan efisiensi persediaan. Banyak industri yang telah menerapkan component commonality sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan efisiensi. PT. X adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang percetakan yang memiliki banyak pelanggan. Masing-masing pelanggan memiliki ragam desain kemasan yang jenis dan ukurannya sangat banyak. Ukuran dari kemasan akan berpengaruh terhadap silinder cetak yang digunakan. Akibat dari keragaman jenis dan ukuran kemasan, variasi silinder cetak menjadi banyak. Oleh karena itu tingkat commonality silinder cetak menjadi rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kemungkinan meningkatkan commonality serta pengaruhnya terhadap kebutuhan safety stock dari silinder cetak. Silinder yang berbeda diidentifikasikan kemungkinannya untuk distandarkan. Selanjutnya dibuat pengelompokkan siliner berbeda yang bisa dijadikan sama. Pengaruhnya terhadap kebutuhan safety stock kemudian dihitung. Hasil dari rancangan baru menunjukkan bahwa cukup banyak silinder yang selama ini bervariasi bisa distandarkan tanpa menimbulkan penurunan kualitas yang berarti. Di sisi lain dihitung juga tambahan biaya untuk melakukan standarisasi silinder. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi penghematan sebesar 29,66% dari 698 safety stock silinder yang dijadikan amatan pada studi ini. Kata kunci: Component Commonality, Safety Stock, Degree of Commonality Index (DCI).
PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam pembuatan kemasan fleksibel, dibutuhkan silinder cetak untuk mencetak desain gambar pada material plastik. Untuk memproduksi kemasan fleksibel ada beberapa metode yang dapat digunakan. Salah satu proses yang digunakan adalah proses cetak dengan teknologi rotogravure. Rotogravure adalah teknologi percetakan yang mempunyai teknologi paling tinggi. Dalam proses cetak rotogravure, media cetak, tinta cetak, dan silinder cetak memegang peranan yang penting. `Proses pembuatan silinder cetak cukup rumit, pertama pipa besi harus di machining terlebih dahulu mendekati ukuran yang diinginkan, kemudian dilapis dengan nikel dan tembaga. Setelah proses pelapisan tembaga, gambar yang diinginkan dibuat dengan menggunakan mesin khusus yang dikenal dengan nama engraving. Gambar dibuat dengan cara menusukkan sejenis jarum khusus (stylus) pada permukaan silinder. Setelah gambar terbentuk di silinder, maka silinder tersebut akan dilapisi lagi dengan krom agar tidak mudah teroksidasi dan tahan aus. Semua pelapisan logam baik nikel, tembaga maupun krom dilakukan dengan proses penyepuhan (electroplating).
ISBN : 978-602-97491-5-1 A-12-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
Kesamaan komponen sangat kecil menjadi kendala dalam proses produksi silinder cetak di sebuah perusahaan pembuat kemasan. Saat ini untuk membuat spare silinder cetak dalam satu proyek kemasan, diperlukan jumlah yang banyak akibat variasi diameter silinder cetak yang tinggi. Jika variasi diameter silinder cetak semakin sedikit, maka safety stock silinder cetak yang disiapkanpun menjadi lebih sedikit. Kondisi seperti ini sangat berpengaruh buruk pada kinerja dari produksi silinder cetak. Penggunaan komponen dengan tingkat commonality yang tinggi akan berpengaruh pada turunnya lead time, penurunan tingkat inventory, penurunan resiko dan biaya [Altfeld et al., 2011]. Konsep component commonality dapat diterapkan pada silinder cetak untuk memperbaiki kinerja dari produksi silinder cetak. Tujuan Penelitian 1. Menghitung tingkat commonality silinder cetak. 2. Mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan tingkat commonality silinder. 3. Menghitung pengurangan jumlah safety stock setelah naiknya tingkat commonality. 4. Menghitung potensi peningkatan biaya total pelapisan logam akibat dari peningkatan tingkat commonality silinder cetak. Studi Literatur Definisi dari commonality adalah suatu keadaan dimana setiap bagian komponenkomponen yang digunakan dalam suatu sistem dapat digantikan dengan sebuah desain baru yang beberapa desain komponennya dapat digunakan bersama-sama dan saling menggantikan di dalam sebuah sistem atau kemampuan sebuah komponen untuk digunakan dalam beberapa produk jadi. Berikut adalah keuntungan dan kerugian yang diperoleh jika sebuah perusahaan menerapkan strategi kesamaan komponen pada produk-produknya menurut Wazed, dkk (2009). Kesamaan komponen dapat menurunkan biaya ketika suatu perusahaan menghasilkan variasi baru dari sebuah produk, tingkat kesamaan komponen yang tinggi akan mengurangi biaya safety stock, mengurangi lead time, menaikkan produktivitas, mengurangi biaya untuk produksi, dan menaikkan fleksibilitas. Kesamaan komponen dapat menghasilkan variasi produk yang tinggi tetapi tidak menghasilkan kompleksitas yang tinggi dalam proses produksi. Lalu kerugian yang ditimbulkan oleh strategi commonality adalah menghambat kreativitas untuk menghasilkan produk yang bervariasi. Metode pengukuran tingkat commonality pertama kali dirumuskan oleh Collier tahun 1981. Pengukuran ini menggambarkan jumlah rata-rata item induk yang sama per rata-rata bagian item yang berbeda, dengan kata lain dapat diartikan sebagai rasio antara jumlah komponen yang sama dalam suatu product family dengan jumlah jenis komponen dalam product family. Perumusan Degree of Commonality Index (DCI) adalah sebagai berikut : Φj d β
Degree of Commonality Index (C) = ,1≤C≤β = jumlah item untuk komponen jenis j dari sub komponen produk akhir. = jumlah komponen yang berbeda dari sub komponen produk akhir. = = Jumlah item dari seluruh jenis sub komponen produk akhir.
ISBN : 978-602-97491-5-1 A-12-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
Gambar 1. Contoh perhitungan DCI
Jika harga C =1 maka tidak ada kesamaan komponen dalam suatu produk (no commonality), sebaliknya semakin besar harga C maka semakin tinggi tinggi tingkat kesamaan komponen dalam satu produknya (high commonality). Lalu hubungan antara service level dan konstanta safety factor dirumuskan sebagai berikut : P((y-u) ≥ k σ j) ≤ 1 / (k2 + 1) k = safety factor σj = standar deviasi y = peluang dari sebuah demand u = mean demand METODE Penelitian ini terdiri dari 7 tahapan kegiatan, yaitu : 1. Pengamatan awal kondisi di perusahaan tentang permasalahan yang sedang dihadapi. 2. Studi literatur yang berhubungan dengan commonality dan safety stock. 3. Pengumpulan data jumlah pemakaian silinder dalam satuan meter berdasarkan job yang dikerjakan. 4. Melakukan perhitungan degree of commonality index pada dua kondisi, yaitu kondisi sekarang dan kondisi dengan standarisasi diameter silinder baru yang memiliki kesamaan komponen lebih banyak. 5. Melakukan perhitungan demand, standar deviasi, safety stock, dan total biaya pelapisan logam. 6. Analisa perbandingan antara kondisi sekarang dengan rancangan baru (standarisasi diameter silinder baru) berdasarkan perhitungan commonality index dengan safety stock. 7. Mengambil suatu kesimpulan dari konfigurasi commonality dan jumlah safety stock yang optimal di lapangan dan memberikan saran yang bermanfaat. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari pendataan pemakaian silinder disimpulkan bahwa 81,07% total demand tahun 2010 hanya memanfaatkan 13 tipe silinder cetak. Oleh karena itu analisa akan dilakukan pada 13 tipe silinder cetak yang dianggap telah mewakili keseluruhan sistem. Berikut 13 tipe silinder cetak yang akan dianalisa pada penelitian ini. ISBN : 978-602-97491-5-1 A-12-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
Tabel 1 Tipe silinder cetak yang digunakan sebagai objek penelitian Circumference Silinder 550
575 510 560 500 600 525 556
Tipe Silinder B550 550 B575 P575 575 510 560 P500 500 P600 600 525 556
Ø Terkecil (mm)
Ø Terbesar (mm)
174,97
175,06
183,92
183,01
162,24 178,14
162,33 178,23
159,07
159,16
190,89
190,98
167,06 176,89
167,15 176,98
Setelah dilakukan perhitungan degree commonality index (DCI), didapat angka-angka degree commonality index pada masing-masing rancangan. Rancangan awal adalah menggunakan 9 jenis diameter silinder yang berbeda (perbedaan sebesar 10µm pada masingmasing diameter) dalam satu jenis circumference. Kemudian pada rancangan yang baru mengalami pengurangan jenis diameter silinder, yaitu sebanyak 5 jenis diameter. Berikut adalah perbandingan angka degree commonality index antara rancangan lama dan rancangan baru. Tabel 2 Perbandingan DCI antara rancangan lama dan baru Circumference Silinder 550 575 510 560 500 600 525 556
DCI Awal 1 1 1 1 1 1 1 1
DCI Baru 3 2,45 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8
DCI Maksimum 9 9 9 9 9 9 9 9
Angka DCI minimum pada tabel diatas selalu menunjukkan angka 1 (satu). Hal ini menunjukkan bahwa angka 1 (satu) adalah angka yang menunjukkan bahwa tidak ada kesamaan komponen dalam satu jenis circumference silinder. Sedangkan angka 9 (Sembilan) berarti dalam satu jenis circumference silinder memiliki 100% kesamaan komponen. Untuk analisa pengurangan safety stock dilakukan berdasarkan tinjauan circumference silinder. Pengurangan safety stock silinder cetak akan dihitung berdasarkan selisih total safety stock awal dan total safety stock baru. Masing-masing total safety stock awal maupun baru akan dihitung dari semua tipe silinder yang memiliki circumference sama.
ISBN : 978-602-97491-5-1 A-12-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
Tabel 3 Perbandingan safety stock dari tinjauan circumference silinder Circumference Silinder
Tipe Silinder
Total Safety Stock Awal
Total Safety Stock Baru
Pengurangan (%)
90
51
43,33%
164
107
34,76%
510
57
40
29,82%
560
45
32
28,89%
112
81
27,68%
119
92
22,69%
B550
550
550 B575 575
P575 575
510 560
P500
500
500 P600
600
600 525
525
64
52
23,08%
556
556
47
36
23,40%
698
491
29,66%
TOTAL
Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa pengurangan safety stock dua terbesar terdapat pada circumference silinder 550 dan 575 yaitu sebesar 43,33% dan 34,76%. Hal ini terjadi karena dikedua circumference tersebut terdapat silinder prefix B yang diameternya bisa distandarisasi dengan pengurangan varian diameter yang paling besar, yaitu dari 9 jenis menjadi hanya 1 jenis saja. Dari sisi biaya yang dapat dihemat dikarenakan pengurangan safety stock silinder cetak, dapat dilihat pada tabel berikut. Perhitungan dilakukan dengan mengalikan selisih jumlah stok awal dan baru dengan harga satu silinder per masing-masing tipe silinder, lalu dijumlahkan total biayanya. Tabel 4 Penghematan Biaya Safety Stock Silinder Cetak Tipe Silinder
Selisih Stok Awal & Baru
Harga Silinder Cetak
B550
25
Rp5.000.000
Rp125.000.000
B575
29
Rp5.500.000
Rp159.500.000
P600
13
Rp5.000.000
Rp65.000.000
510
17
Rp3.475.000
Rp59.075.000
500
20
Rp3.400.000
Rp68.000.000
560
13
Rp4.225.000
Rp54.925.000
550
14
Rp4.150.000
Rp58.100.000
P500
11
Rp3.525.000
Rp38.775.000
P575
11
Rp4.650.000
Rp51.150.000
556
11
Rp4.200.000
Rp46.200.000
575
17
Rp4.250.000
Rp72.250.000
525
12
Rp3.800.000
Rp45.600.000
600
14
Rp4.500.000
Rp63.000.000
TOTAL PENGHEMATAN BIAYA
Penghematan Biaya
Rp906.575.000
Jika melihat dari perhitungan pada tabel diatas, maka total penghematan biaya yang dapat dilakukan dalam penyediaan safety stock silinder cetak adalah sebesar Rp906.575.000. Dari ISBN : 978-602-97491-5-1 A-12-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
hal ini tampak bahwa peningkatan commonality dapat berpengaruh pada biaya yang diakibatkan oleh safety stock. Kondisi DCI Maksimum didapatkan jika semua silinder cetak beralih ke silinder dengan panjang 1300 mm (silinder dengan prefix B). Dengan adanya peralihan ke jenis silinder ini, maka akan ada potensi kenaikan biaya penyepuhan logam. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan area penyepuhan logam. Perubahan yang mungkin terjadi pada kasus ini adalah perubahan panjang silinder dari 1050 mm (tanpa ada prefix) ke 1300 mm dan panjang silinder 1090 mm(silinder dengan prefix P) ke 1300 mm. Berikut adalah tabel perhitungan potensi kenaikan biayanya. Tabel 5 Potensi kenaikan biaya penyepuhan logam Circumference Silinder
Panjang 1050 → 1300 mm (per silinder)
Panjang 1090 → 1300 mm (per silinder)
550
Rp23.243,99
-
575
Rp24.332,12
Rp20.424,22
510
Rp21.577,78
-
560
Rp23.625,04
-
500
Rp21.110,11
Rp17.528,25
600
Rp25.377,86
Rp20.576,64
525
Rp22.177,05
-
556
Rp23.472,62
-
Pada circumference silinder 575, 500, dan 600 terdapat dua kemungkinan perubahan silinder dari panjang silinder 1050 mm dan 1090 mm menjadi 1300 mm. Sedangkan pada circumference silinder yang lainnya hanya dimungkinkan perubahan dari panjang 1050 mm menjadi 1300 mm, karena pada circumference-circumference itu tidak ada jenis silinder dengan panjang 1090 mm. Potensi kenaikan biaya berkisar antara Rp. 17528,25 sampai Rp. 25377,86 per silinder. Untuk potensi kenaikan biaya total keseluruhan silinder apabila dirubah ke ukuran 1300 mm adalah dengan mengalikan jumlah silinder yang ada dengan biaya penyepuhan per silinder cetak. Berikut dapat dilihat pada tabel dibawah untuk biaya total penyepuhan logamnya. Tabel 6 Potensi Kenaikan Biaya Total Penyepuhan Logam Tipe Silinder
Jumlah Silinder
Biaya per Silinder
550
351
Rp23.243,99
Rp8.158.640,49
575
178
Rp24.332,12
Rp4.331.117,36
P575
269
Rp20.424,22
Rp5.494.115,18
510
444
Rp21.577,78
Rp9.580.534,32
560
556
Rp23.625,04
Rp13.135.522,24
500
420
Rp21.110,11
Rp8.866.246,20
P500
192
Rp17.528,25
Rp3.365.424,00
600
748
Rp25.377,86
Rp18.982.639,28
P600
51
Rp20.576,64
Rp1.049.408,64
525
164
Rp22.177,05
Rp3.637.036,20
119 Rp23.472,62 TOTAL BIAYA PENYEPUHAN KESELURUHAN
Rp2.793.241,78
556
ISBN : 978-602-97491-5-1 A-12-6
Total Biaya per Tipe Silinder
Rp79.393.925,69
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
Total biaya penyepuhan logam apabila terjadi perubahan dimensi panjang silinder cetak menjadi 1300 mm adalah mencapai Rp79.393.925,69. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat ditarik dari analisis yang telah dilakukan adalah 1. Terjadi pengurangan safety stock silinder cetak sebesar 207 buah silinder atau 29,66%, yaitu dari 698 silinder menjadi 491 silinder. Jika diasumsikan harga silinder cetak paling murah adalah Rp 3.400.000, maka terjadi pengurangan biaya paling kecil sebesar Rp 703.800.000. Hal ini diakibatkan karena standarisasi baru diameter silinder cetak pada masing-masing tipe silinder. 2. Angka terkecil DCI dalam satu set silinder pada suatu proyek kemasan adalah bernilai 1 (satu). Kondisi ini terjadi jika dalam satu set silinder cetak tidak ada diameter yang bernilai sama (tidak ada kesamaan komponen). Sehingga angka 1 memiliki makna yang mutlak dalam semua kondisi apapun, yaitu bahwa tidak ada kesamaan komponen. 3. Sedangkan pada kondisi kesamaan komponen 100% dalam satu set silinder cetak memiliki angka DCI sebesar 9 (sembilan). Angka 9 belum tentu menggambarkan 100% kesamaan komponen pada kondisi sistem yang lain. Sehingga angka ini hanya berlaku pada kondisi di penelitian ini saja. Pada kondisi yang lain angka DCI maksimum dipengaruhi oleh jumlah komponen yang ada dalam satu bagian yang dianalisa. 4. Pengurangan safety stock silinder terbesar terjadi pada silinder dengan prefix B (silinder dengan panjang 1300 mm). Hal ini terjadi karena pengurangan variansi pada silinder ini adalah yang paling banyak, dari 9 jenis diameter menjadi 1 jenis diameter saja. Maka semakin besar pengurangan variansi komponen dalam satu sistem, akan semakin kecil kebutuhan safety stock-nya. 5. Jika semua silinder cetak akan distandarisasi ke silinder dengan panjang 1300 mm agar didapat kesamaan komponen 100%, maka akan ada potensi kenaikan biaya sebesar Rp79.393.925,69 untuk biaya penyepuhan logam. Kemudian saran yang dapat diberikan tentang usaha mengurangi safety stock silinder cetak sebagai berikut: 1. Pengurangan variasi diameter silinder cetak pada kondisi saat ini dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah safety stock silinder cetak. 2. Untuk jangka watu yang akan datang, investasi mesin cetak hendaknya dipilih yang mampu melakukan satu proses proyek kemasan dengan diameter silinder yang sama. Karena pada kondisi ini kebutuhan safety stock adalah yang paling minimum. 3. Jika ada peneliti lain yang akan menggunakan topik ini hendaknya menggunakan jenis perhitungan commonality index yang lain, agar dapat menjadi bahan perbandingan tentang perhitungan commonality index. DAFTAR PUSTAKA Collier, D.A. 1982. Aggregate Safety Stock Levels and Component Part Commonality. Management Science Vol. 28 No. 11. Boas, C., Ryan. 2008. Commonality in Complex Product Families: Implications of and Lifecycle Offsets. Doctoral thesis.Massachusetts Institute Of Technology.
ISBN : 978-602-97491-5-1 A-12-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
Nils Altfeld, Johannes Hinckeldeyn, Jochen Kreutzfeldt and Peter Gust. 2011. Impacts on Supply Chain Management through Component Commonality and Postponement: A Case Study. Proceedings of the International MultiConference of Engineers and Computer Scientists 2011 Vol II. Hongkong. Wazed, M.A., Ahmed, and Yusoff. Study of Commonality Models in Manufacturing Resources Planning. Proceedings of the 9th Asia Pasific Industrial Engineering & Management Systems Conference. Indonesia Pujawan, I Nyoman dan Mahendrawati ER. Supply Chain Management. Edisi Kedua.Guna Widya. 2010 “Gravure – The Process” http://www.era.eu.org (diakses tanggal 2 Januari 2012)
ISBN : 978-602-97491-5-1 A-12-8