ANALISIS TINDAKAN DAN MOTIF EKONOMI MASYARAKAT DALAM UPAYA PENINGKATAN JENJANG PENDIDIKAN ANAK DI DESA TEBAS SUNGAI
Sri Hartika, Nuraini, Endang Purwaningsih Pascasarjana Magister Pendidikan Ekonomi
[email protected] Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tindakan dan motif ekonomi masyarakat dalam upaya peningkatan jenjang pendidikan. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan kualitatif. Bentuk penelitian nya adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi langsung dan dokumentasi. Tindakan ekonomi masyarakat Desa Tebas Sungai dalam upaya meningkatkan jenjang pendidikan anak dikelompokkan dalam tindakan rasional, tradisional dan spekulatif tradisional. Tindakan ekonomi masyarakat ini dilandasi oleh motif ekonomi. Motif ekonomi masyarakat Desa Tebas Sungai dalam upaya meningkatkan jenjang pendidikan anak terbagi dalam motif untuk memenuhi kebutuhan, memperoleh keuntungan, motif untuk mendapatkan penghargaan dan motif untuk menolong sesama. Kata Kunci : Tindakan Ekonomi, Motif ekonomi, Jenjang Pendidikan. Abstract : This study aims to determine the actions and motives of economic society in improving education. The method of approach used in this study is a qualitative approach. The shape of her research is descriptive. Data collection techniques used are interview techniques, direct observation and documentation. Economic measures Tebas Sungai Village community in an effort to improve children's education are grouped in rational action, traditional and traditional speculative. Community economic action is guided by economic motives. Economic motives Tebas Sungai Village community in an effort to improve children's education is divided into motive to meet needs, make a profit, a motive to earn rewards and motives for helping others. Keywords: Economic Measures, economic motives, Study of Education.
P
endidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia agar mampu mandiri, menjadi anggota masyarakat yang berdaya guna untuk ikut serta dalam pembangunan bangsa. Pada era globalisasi seperti sekarang ini pendidikan menghadapi tantangan yang sangat komplek. Salah satu permasalahan yang dihadapi 1
adalah usaha meningkatkan mutu pendidikan dan meningkatkan kualitas manusia, agar dapat bersaing dengan negara-negara maju. Kecerdasan, kemampuan dan watak bangsa dimasa akan datang banyak ditentukan oleh pendidikan yang diperoleh saat ini, Pendidikan berperan sebagai dasar dalam membentuk kualitas manusia yang mempunyai daya saing dan kemampuan dalam menyerap teknologi yang akan dapat meningkatkan produktivitas. Hal ini berarti kondisi pendidikan suatu masyarakat mencerminkan kualitas sumber daya yang mendukung laju percepatan pada umumnya. Dalam kegiatan ini peneliti mengambil masyarakat Desa Tebas Sungai Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas sebagai subyek penelitian. Hal ini berdasarkan pengamatan awal peneliti adanya ragam tindakan dan motif ekonomi dalam upaya peningkatan jenjang pendidikan anak. Kesadaran masyarakat untuk meningkatkan jenjang pendidikan inilah yang menjadi alasan utama untuk meneliti ragam tindakan dan motif yang diupayakan oleh masyarakat sekitar. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1). Untuk mengetahui apa saja tindakan ekonomi masyarakat Desa Tebas Sungai dalam upaya peningkatan jenjang pendidikan anak, (2). Untuk mengetahui motif ekonomi masyarakat Desa Tebas Sungai dalam upaya peningkatan jenjang pendidikan anak, dan (3). Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi masyarakat Desa Tebas Sungai dalam upaya peningkatan jenjang pendidikan anak. Damsar ( 2002:14 ) menyatakan bahwa” tindakan akan menjadi berorientasi secara ekonomi (economically oriented), sepanjang sesuai dengan makna subyektifnya, yang difokuskan pada pemenuhan terhadap suatu kebutuhan atau utility, juga dikatakan bahwa tindakan ekonomi adalah tindakan yang oleh aktor dianggap aman terutama yang berorientasi ekonomi”. Teori harapan yang dikembangkan sejak tahun 1930 oleh Victor, H Vroom Motivasi individu ditentukan oleh expentancies dan valences, expentancies adalah keyakinan tentang kemungkinan bahwa perilaku tertentu (seperti bekerja keras) akan menimbulkan hasil tertentu (seperti misalnya kenaikan gaji). Valences berarti nilai yang diberikan individu atas outcome (hasil), rewards yang akan diterima sesuai dengan teori harapan /Expectancy Theory.(Suartana, 2010:181). Jenjang pendidikan dalam kadir (2012:220) terdiri atas; jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah, dan jenjang pendidikan tinggi. Jenjang pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah, atau bentuk lain yang sederajat. Jenjang Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar, Pendidikan Menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan Menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat. Berfungsi sebagai lanjutan
2
dan perluasan pendidikan dasar, dan persiapan peserta didik untuk mengikuti pendidikan tinggi atau persiapan memasuki lapangan kerja. Jenjang pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi, Pendidikan tinggi diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memilki kemampuan akademik atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan bahkan melakukan penelitian bagi ilmu pengetahuan yang akan bermanfaat bagi kehidupan. Pendidikan di wilayah pedesaan perlu dilakukan secara intensif. Terkendalanya perkembangan pendidikan diwilayah pedesaan karena masih rendahnya aspirasi masyarakat pedesaan terhadap pendidikan, hal ini cenderung disebabkan oleh kemiskinan dan ketidakfahaman akan pendidikan, serta minimnya akses pelayanan dan fasilitas pendidikan. Roger (dalam Agustiar 2010:10) menyatakan Secara umum karakteristik masyarakat pedesaan adalah (a) bersifat homogen dalam mata pencarian, nilai-nilai dalam kebudayaan, dalam sikap dan tingkah laku; (b) lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit ekonomi, seluruh anggota keluarga ikut serta dalam mencari nafkah, anak usia sekolah kadang ikut berperan serta baik secara langsung maupun tak langsung; (c) sangat dipengaruhi oleh faktor geografi, keterikatan antara tanah atau desa tempat kelahiran; (d) hubungan sesama anggota masyarakat lebih intim dan awet, terlihat dari jumlah keluarga inti yang besar. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memperoleh data dengan kegunaan dan tujuan tertentu. Setiap penelitian yang dilakukan memilki kegunaan serta tujuan tertentu . Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo dan dokumen resmi lainnya, sehingga yang menjadi tujuan penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik dibalik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita empirik dengan teori yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif . Penelitian kualitatif dilakukan secara intensif, peneliti ikut berpartisipasi lama dilapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen yang ditemukan dilapangan, dan membuat laporan secara mendetail. Dalam Sugiyono (2011:15), karakteristik penelitian kualitatif:(a)dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci; (b)Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. (c)Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses 3
daripada produk atau outcome. (d)Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif. (e)Penelitian Kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati). Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dalam Mukhtar (2013:29) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan-hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap, pandangan-pandangan, serta prosesproses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Dalam Penelitian ini peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data dilapangan, instrument data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat bantu dan berbagai dokumen lain yang akan menunjang keabsahan hasil penelitian, kehadiran peneliti secara langsung dilapangan sebagai sarana pengumpulan data secara akurat dan valid, Keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif sangat mutlak dilakukan. Penelitian kualitatif instrumen utamanya dalam Sugiyono (2011:306) adalah peneliti sendiri, setelah fokus penelitian menjadi lebih jelas maka dikembangkan instrumen penelitian sederhana yang dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun langsung ke lapangan sendiri baik pada grand tour question, tahap focused and selection. Melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan. Lokasi penelitian ini tempat dimana penelitian dilakukan, dalam penelitian ini lokasinya berada di Desa Tebas Sungai Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas. Masyarakat Desa Tebas Sungai masih memiliki kultur budaya kekerabatan yang kental. Pertanian dan menjadi tenaga kerja Indonesia masih menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat sekitar. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil teknik sampling yang sering digunakan yaitu purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu, peneliti menjadikan masyarakat desa Tebas Sungai sebagai sampel penelitian dengan teknik sampling purposive sampling dan snowball sampling. Karakteristik sumber penelitian ini adalah: (a).Masyarakat Desa Tebas Sungai yang sudah berkeluarga dan memiliki anak usia sekolah berbagai jenjang pendidikan;(b) Masyakarakat Desa Tebas sungai yang memiliki penghasilan. Sugiyono (2011 :327) menyatakan metode yang digunakan untuk proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan proses triangulasi yaitu: wawancara, pengamatan/observasi,dokumentasi dan materi audio visual. Menurut Miles & Huberman (1992:16) Bahwa analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatancatatan tertulis dilapangan. Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya akan cukup banyak, maka perlu dicatat secara teliti dan rinci, jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data. 4
Peneliti melakukan uji keabsahan data menurut Miles & Huberman (1992:17) penelitian ini meliputi uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas) dan confirmability ( obyektivitas) dengan aspek nilai kebenaran, penerapan, konsistensi dan natralitas. Uji kredibilitas dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif dan member check. Pengujian Transferability, peneliti membuat laporannya dengan uraian yang rinci, jelas, sistematis dan dapat dipercaya sehingga hasil penelitian dapat digambarkan dengan sedemikian jelasnya. Uji Depenability, peneliti menentukan fokus, memasuki lapangan menentukan data, melakukan analisis sampai pada kesimpulan diawasi oleh pembimbing penelitian secara tidak langsung, dalam bentuk hasil deskripsi penelitian yang dibimbing langsung oleh pembimbing peneliti. Pengujian confirmability, terkait dengan proses penelitian yang peneliti lakukan apakah sesuai dengan fungsi penelitian atau tidak, diharapkan terjadi pelaporan proses yang memunculkan benang merah hasil penelitian. Berdasarkan Jenjang Pendidikan, jumlah kelompok pendidikan Sarjana sebesar 8,7 %. Ini menunjukan bahwa SDM di desa tebas sungai cukup memadai. Sedangkan jumlah Penduduk Tamatan SD/sederajat lebih besar yaitu 59 % dari jumlah penduduk desa Tebas Sungai, 15 % Tamatan SMP/sederajat, 17 % Tamatan SMA/sederajat. Perlu program pemberdayaan dan pendampingan baik ekonomi, sosial, dan budaya bagi kelompok rentan/marginal untuk mencapai kesejahteraan bersama dan perhatian dari berbagai pihak, terutama Pemda sangat di perlukan dalam upaya mendorong pemerataan dan peningkatan SDM yang berkualitas di desa Tebas sungai Pada umumnya. PAPARAN DATA DAN TEMUAN Tabel Jenjang Pendidikan Formal Jenjang Pendidikan Formal Belum Sekolah Usia 7-45 tidak pernah Sekolah Pernah SD Tidak Tamat Tamat SD/Sederajat Tamat SMP/Sederajat Tamat SLTA/Sederajat Diploma 1/D1 Diploma 2/D2 Diploma 3/D3 Sarjana/S1
Jumlah 610 28 1319 5277 837 596 21 267 193 136
5
Dihadapkan pada kewajiban memenuhi kebutuhan harian, maka masyarakat Desa Tebas Sungai kurang memperhatikan tindakan ekonomi yang bersifat investasi bagi pendidikan. Motif ekonomi yang beragam menyebabkan minimnya motif ekonomi untuk peningkatan jenjang pendidikan anak. Masyarakat dengan kultur buadaya tradisional modern cenderung mengabaikan tindakan ekonomi bagi ketuntasan jenjang pendidikan anak. Tindakan ekonomi masyrakat Desa Tebas Sungai cenderung tradisional dan mengakar berdasarkan kebudayaan dan kebiasaan setempat. Anak-anak banyak tuntas hanya pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar, kebiasaan hanya cukup untuk mengetahui bagaimana baca dan tulis menjadi suatu pemahaman yang menyeluruh dikalangan masyarakat. Bekerja di ladang dan kebun jeruk menjadi primadona diwilayah ini, jika kembali pada masa kejayaan jeruk Tebas yang dikenal oleh masyarakat umum sebagai “jeruk Pontianak” maka pada masa panen padi dan panen buah jeruk, sekolah akan sepi. Peserta didik memilih membantu orang tua mereka diladang dan dikebun, sekolah menjadi musiman dan sepi karena peserta didik terlibat dalam tindakan ekonomi masyarakat. Tindakan ekonomi dengan bekerja menjadi Tenaga Kerja Indonesia juga menjadi sesuatu yang menggiurkan, pemenuhan kebutuhan untuk diakui dalam kehidupan bermasyarakat membentuk suatu pola motif ekonomi yang salah. Motif untuk meningkatkan jenjang pendidikan menjadi hal yang tidak prioritas. Yang menjadi prioritas adalah bekerja dengan mendapatkan penghasilan yang besar dan dapat dikumpulkan untuk membeli rumah, tanah, sawah ketika kembali ke desa masingmasing. Kurangnya informasi dan pengetahuan menyebabkan banyak yang tidak melanjutkan anak-anaknya untuk mencapai ketuntasan jenjang pendidikan, banyak yang membawa anak-anak putus sekolah tersebut untuk bekerja diluar Negeri karena tidak memerlukan ijazah sekolah dan skill yang mumpuni, sehingga banyak TKI yang berangkat bekerja tidak melalui prosedur keberangkatan yang benar, melalui jalan tikus, dan beberapa prosedur gelap lainnya para TKI ini dihadapkan pada masalah deportasi atau pemulangan TKI ke Negara asal disebabkan tidak cukupnya administrasi dan kelengkapan yang dimiliki. Sekolah hanya lembaga pemerintah untuk meningkatkan kemampuan baca dan tulis. Pola masyarakat tradisional masih terasa pada beberapa tahun silam melalui penuturan beberapa sumber yang diteliti. Waktu terus bergulir dan zaman mulai menuntut kemajuan Sumber Daya Manusia dari segala lini kehidupan, baik Desa, Dusun dan tingkat struktur masyarakat kebawah lainnya. Jenjang pendidikan menjadi salah satu jawaban untuk menjawab kebutuhan akan SDM tersebut, sehingga dalam tataran kehidupan masyarakat kenyataan ini mulai disadari secara perlahan-lahan untuk perbaikan taraf kehidupan masyarakat.
6
PEMBAHASAN Tindakan ekonomi yang dilakukan masyarakat Desa Tebas dalam upaya meningkatkan jenjang pendidikan anak sesuai dengan definisi tindakan yang telah termaktub dalam bab I dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut : Tindakan Ekonomi adalah segala usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dengan menentukan pilihan yang tepat untuk mencapai kemakmuran, tindakan ekonomi rasional peneliti kelompokkan dalam jenis menabung dan investasi (dalam bentuk lahan pertanian, rumah, perhiasan). Masyarakat memilih untuk menabung dalam bentuk rupiah dan ringgit yang ditabung pada Bank Konvensional, syariah atau Koperasi Simpan Pinjam. Investasi lahan, rumah, hasil panen dan perhiasan menjadi alternatif terbaik dalam upaya menunjang kebutuhan pendidikan dimasa yang akan datang. Masyarakat yang secara kontinyu dan konsisten melakukan saving bagi persiapan pendidikan lebih siap untuk melanjutkan putra/i mereka ke jenjang pendidikan yang lebih baik. Tindakan yang rasional lebih memungkinkan dan menunjang dalam upaya meningkatkan jenjang pendidikan anak hal ini tampak dari tuntasnya jenjang pendidikan anak jika orang tuanya telah menyiapkan tabungan dan investasi untuk pendidikan sebagai bentuk tindakan ekonomi orang tua dalam upaya menunjang pendidikan anak ke jenjang yang lebih tuntas. Sementara tindakan tradisional dalam upaya meningkatkan jenjang pendidikan menjadi kurang efektif, dihadapkan pada kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat maka tindakan ekonomi yang dilakukan masyarakat secara tradisional terkesan sangat turun temurun dan menjadi kebiasaan karena telah menjadi akar budaya dan warisan yang dilakukan untuk menjadi suatu tindakan yang berkelanjutan, peneliti mengelompokkan dalam tindakan ekonomi dalam bentuk berladang, mengambil upahan dan jualan, jika memiliki lahan yang sendiri maka masyarakat sekitar cenderung hanya berladang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tindakan ekonomi berladang, mengambil upahan dan jualan ini menjadi turun temurun, hasil berladang, upahan dan jualan tidak disisihkan dalam jumlah yang banyak untuk persiapan pendidikan. Hanya dipakai untuk keperluan mendesak dan jangka waktu sekarang, hasil upahan juga digunakan untuk keperluan sehari-hari dengan persentase yang kecil untuk menunjang biaya pendidikan, tindakan ekonomi dengan berjualann juga memiliki hasil yang terbatas, sehingga tindakan ekonomi berladang, upahan dan jualan masuk dalam tindakan tradisional dalam upaya meningkatkan jenjang pendidikan anak, karena kurang efektif dalam menyiapkan anak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan. Tindakan ekonomi spekulatif rasional adalah tindakan yang diambil diantara keinginan untuk menjadi lebih baik dihadapkan pada pemenuhan kebutuhan yang terus meningkat, maka peneliti mengelompokkan dalam keberanian sebagian masyarakat Desa Tebas Sungai mengambil pilihan menjadi Tenaga Kerja Indonesia yang legal dan non legal, peneliti mengelompokkan pilihan menjadi TKI sebagai suatu reaksi tindakan ekonomi dalam upaya meningkatkan jenjang pendidikan.
7
Tindakan ekonomi dengan menjadi TKI adalah tindakan spekulatif rasional, karena disini terdapat pilihan berhasil atau tidak berhasil. TKI yang berhasil akan memiliki sejumlah uang untuk menunjang anak-anak mereka melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi, peneliti juga menemukan bahwa mereka yang memilih tindakan ekonomi yang bersifat spekulatif rasional ini lebih memiliki sejumlah uang yang nanti akan mereka pilih menjadi bentuk simpanan atau lainnya. Temuan peneliti mengarah pada proposisi bahwa tindakan ekonomi masyarakat Desa Tebas Sungai sejalan dengan pendapat para ahli bahwa Ragam tindakan ekonomi berdasarkan kajian teori: ( 1) tindakan ekonomi adalah tindakan sosial; (2) tindakan ekonomi selalu melibatkan makna; dan (3) tindakan ekonomi selalu memperhatikan kekuasaan, diinpirasikan oleh costum (habit), convention (norma) dan interest artinya tindakan ekonomi dapat berupa rasional, tradisional dan spekulatifrasional hal ini dijelaskan Weber (dalam Damsar,2002:15). Berdasarkan Tipologi tindakan sosial, maka tindakan ekonomi masyarakat Desa Tebas Sungai dalam meningkatkan jenjang pendidikan anak adalah tindakan tradisional, budaya turun temurun berladang dan mencari penghasilan dengan menjadi TKI dan mengabaikan jenjang pendidikan anak menjadi sangat dominan. Motif ekonomi masyarakat Desa Tebas Sungai sejalan dengan teori schutz, bahwa fenomena yang dialami terbagi atas dua motif untuk mencapai tujuan dan sebab untuk melaksanakan motif tersebut, tindakan ekonomi tradisional disebabkan oleh motif yang bersifat objektif . Kendala yang dihadapi masyarakat dalam meningkatkan jenjang pendidikan anak yang paling utama adalah pendapatan masyarakat, dengan jumlah tertentu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan yang masih bersifat tradisional sehingga mengalami kesulitan untuk investasi bagi pendidikan, sarana dan prasarana sekolah yang belum sempurna, tampak dari data sarana dan prasarana sekolah dalam bab III. Kesadaran masyarakat yang harus terus dipulihkan bahwa peningkatan jenjang pendidikan dan kesadaran akan pentingnya pendidikan akan memulihkan dan meningkatkan taraf kehidupan yang lebih baik. Investasi bagi peningkatan taraf kehidupan tidak selalu dalam bentuk financial tetapi juga dalam bentuk investasi. Pola tindakan ekonomi tradisional yang mulai mengarah pada tindakan ekonomi rasional ini dapat terwujud jika seluruh penunjang bagi peningkatan jenjang pendidikan telah terbangun dari seluruh lapisan masyarakat dan tataran birokrasi dalam strukrtural kemasyarakatan. Pengembangan kebun jeruk yang mulai ditinggalkan masyarakat menyebabkan masyarakat Desa Tebas Sungai mulai memperhatikan pentingnya peningkatan jenjang pendidikan untuk mempersiapkan SDM yang siap berkompetisi untuk memperoleh lapangan pekerjaan. TKI ilegal mulai ditinggalkan perlahan-lahan, karena adanya pengembalian seluruh TKI ilegal yang dirazia oleh Diraja Malaysia. Masyarakat Desa Tebas Sungai mulai menyadari arti pentingnya pendidikan. Dan mewujudkan SDM yang berkualitas salah satu sarananya adalah dengan penuntasan jenjang pendidikan. Berbagai kendala seperti yang peneliti paparkan diatas menjadi salah satu faktor mulai terbangunnya kesadaran masyarakat Desa Tebas Sungai akan pentingnya penuntasan jenjang 8
pendidikan anak, pola tindakan tradisional masyarakat secara turun temurun menjadi masalah yang cukup rumit untuk memutuskan mata rantai tindakan ekonomi tradisional. Lapangan pekerjaan di Desa Tebas Sungai juga masih terbatas, pertanian sudah terbantu dengan peralatan modern dalam pengolahan menjadi padi dan beras. Pemerintah juga menggalakkan program pengembangan sektor pertanian selain padi untuk menambah penghasilan masyarakat, seperti pengadaan bibit sayuran unggul yang dapat dibudidayakan dilahan kecil dan pekarangan rumah. Program-program tersebut diatas masih dirasa belum efektif karena hanya dapat meringankan kebutuhan harian masyarakat, kebutuhan akan peningkatan jenjang pendidikan anak masih terkendala karena pendapatan yang diterima tidak sebanding dengan pengeluaran yang harus dikorbankan untuk membiayai peningkatan jenjang pendidikan anak. Upaya-upaya yang dilakukan masyarakat Desa Tebas Sungai dalam upaya meningkatkan jenjang pendidikan anak terdiri atas : upaya untuk bekerja diberbagai sektor dan lini pekerjaan, menyesuaikan kebutuhan dan lingkungan sekitar, aktivitas bekerja ini adalah tindakan masyarakat tebas sungai didorong oleh motif untuk memiliki investasi dan tabungan agar dapat digunakan untuk meningkatkan jenjang pendidikan. Berbagai hasil pertanian dapat dibarter untuk meningkatkan jenjang pendidikan, keperluan sekolah dapat dibarter dengan hasil pertanian sesuai dengan nominal harga keperluan yang dibutuhkan, terlibat dalam program kemasyarakatan juga dapat memabantu proses peningkatan jenjang pendidikan anak, dengan terlibat secara aktif pada kegiatan sosial kemasyarakatan akan membantu mempermudah akses dan informasi ketika ada beasiswa dan bantuan pemerintah bagi penyelenggaraan pendidikan. Berbagai upaya Pemerintah untuk meningkatkan pemerataan pendidikan di Kabupaten dan Kota di seluruh wilayah negara Indonesia harus juga didukung oleh seluruh lapisan masyarakat. Upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat Desa Tebas Sungai harus terus didorong dan dimotivasi oleh berbagai pihak baik secara individu, lembaga maupun struktural, sehingga berbagai upaya dari banyak fihak ini akan menjadi suatu mata rantai yang utuh dalam peningkatan jenjang pendidikan anak di Desa Tebas Sungai. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilaksanakan di Desa Tebas Sungai Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas tentang analisis tindakan dan motif ekonomi masyarakat dalam upaya peningkatan jenjang pendidikan anak dapat diambil beberapa kesimpulan. Kesimpulan tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut: (1).tindakan ekonomi yang dilakukan masyarakat Desa Tebas Sungai sudah termasuk kategori tindakan rasional dan spekulatif rasional, walaupun masih didominasi tindakan tradisional, (2).motif ekonomi masyarakat Desa Tebas Sungai dalam upaya meningkatkan jenjang 9
pendidikan anak terbagi dalam motif untuk memenuhi kebutuhan, memperoleh keuntungan, motif untuk mendapatkan penghargaan dan motif untuk menolong sesama, (3).Kendala yang dihadapi masyarakat Desa Tebas Sungai dalam upaya meningkatkan jenjang pendidikan anak adalah minimnya pendapatan, kultur budaya yang masih tradisional dan kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi investasi masa depan. Saran Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan beberapa permasalahan yang belum terpecahkan, sehingga peneliti mengajukan beberapa saran, antara lain sebagai berikut: (1).Hendaknya masyarakat Desa Tebas Sungai lebih dominan dalam melakukan tindakan ekonomi rasional, (2).Hendaknya masyarakat memfokuskan pendapatannya untuk investasi pendidikan anak dimasa depan, (3). hendaknya pihak terkait memberikan penyuluhan, pengarahan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk peningkatan jenjang pendidikan, (4).diharapkan Lembaga terkait, seperti lembaga Desa, LSM dan Struktural Pedesaan agar lebih memperhatikan dan membangun pola tindakan ekonomi masyarakat yang masih tradisional mengarah pada tindakan ekonomi rasional dipacu melalui penyuluhan dilapangan. DAFTAR PUSTAKA Agustiar, M. 2010. Urbanisasi, Mobilitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi Lokal. Pontianak: CV Kawan Sejati. Damsar. 2012. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana. ----------2002..Sosiologi Ekonomi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Kadir, A, 2012. dkk. Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana. Miles, MB., Huberman, AM. 1992. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang metode-metode Baru. Terjemahan Tjetjep Rohindi Rohidi. 2009. Jakarta: UI Press. Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: GP Press Group. Sugiyono. 2011. Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan mix method. Bandung: Alfabeta Suartana, IW. 2010 Akuntansi Keperilakuan Teori dan Implementasi. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
10