ANALISIS TINDAK KEJAHATAN PENCURIAN, PENGANIAYAAN, PEMERASAN, PENIPUAN TERHADAP JUMLAH TOTAL KEJAHATAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
HELMI YANTI SEMBIRING 052407011
PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008 Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
PERSETUJUAN
Judul
Kategori Nama Nomor Induk mahasiswa Program Studi Departemen Fakultas
: ANALISIS TINDAK KEJAHATAN PENCURIAN, PENGANIAYAAN, PEMERASAN, PENIPUAN, TERHADAP JUMLAH TOTAL KEJAHATAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA : TUGAS AKHIR : HELMI YANTI SEMBIRING : 052407011 : DIPLOMA-3 STATISTIKA : MATEMATIKA : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM(FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, Mei 2008
Diketahui/Disetujui oleh Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,
Pembimbing
Dr. Saib Suwilo, M. Sc. NIP 131 796 149
Drs. Rahmad Sitepu, M. Si. NIP 131 695 909
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
PERNYATAAN
ANALISIS TINDAK KEJAHATAN PENCURIAN, PENGANIAYAAN, PEMERASAN, PENIPUAN TERHADAP JUMLAH TOTAL KEJAHATAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebitkan sumbernya.
Medan,
Mei 2008
HELMI YANTI SEMBIRING 052407011
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
PENGHARGAAN
Terpujilah Allah Bapa pencipta langit dan bumi. Terpujilah Yesus Kristus penyelamat umat manusia. Tepujilah Roh Kudus penghibur dan pemelihara. Segala puji hormat penulis panjatkan kepada Allah Tritunggal karena berkat rahmat dan kasih sayangNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini yang diberi judul “Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara”.
Selama penulis kuliah di Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam dan menyusun Tugas Akhir ini penulis banyak memperoleh pendidikan, bimbingan dan bantuan secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Oleh sebab itulah, pada kesempatan yang berharga ini, dengan hait yang tulus penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Bapak Dr. Eddy Marlianto, M. Sc. selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. 2. Bapak Dr. Saib Suwilo, M. Sc. selaku Ketua Departemen Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. 3. Bapak Drs. Henry Rani Sitepu, M. Si. selaku Sekretaris Depatemen Metematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
4. Bapak Drs. Rahmad Sitepu, M. Si. selaku dosen pembimbing, yang sudah meluangkan waktu, tenaga dan pemikirannya untuk memberikan bimbingan kepada penulis. 5. Bapak dan ibu Dosen dan seluruh staf dan pegawai FMIPA USU yang telah mengabdikan diri dalam mentranfer ilmu untuk membekali penulis selama masa perkuliahan. 6. Bapak pimpinan Polda Sumatera Utara telah memberi ijin kepada penulis untuk mengambil data, dan juga kepada staf Polda Sumatera Utara. 7. Penghargaan yang teramat tulus ditujukan kepada kedua orang tuaku yang tercinta Ayahnda dan Ibunda, adik-adikku Joice Siltra Sembiring, Silvia Yuniard Sembiring, Egidia Sembiring, Yabes Hamonangan Sembiring yang telah memberi dorongan dan semangat serta doa-doa, juga telah banyak menunjukkan perhatian, pengertian, kasih sayang serta melakukan hal-hal yang terbaik bagi penulis dari kecil hingga dewasa. Semoga Tuhan memberkati. 8. Terima kasih kepada Bapak Minar beserta keluarga yang telah mendidik saya selama kuliah dan yang telah banyak membantu dalam doa dan atas dorongannya selama ini. 9. Terima kasih kepada Ua Dame & Ma. JQ yang.memberi dorongan dan doanya. Yang membantu penulis dalam penyusunan tugas akhir ini. 10. Teman kelempokku K`siska, K`leni, Edy, Eka, Helmi dan Antoni makasi atas doa-doa dan bantuannya. 11. Teman kuliahku semuanya Stat`A makasi atas bantuannya, terutama buat Segel Maniz, Rany B’Camat, Jos. Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
12. Terima kasih kepada Bapak Klester dan keluarga yang membantu dalam pengumpulan data dan atas dorongan serta doanya. 13. Terima Kasih buat semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan Tugas Akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Doa dan harapan penulis, kiranya Tuhan yang mencurahkan berkatNya kepada kita semua.
Medan,
Mei 2008
Penulis,
Helmi Yanti Sembiring
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan
ii
Pernyataan
iii
Penghargaan
iv
Daftar isi
vii
Daftar Tabel
x
Daftar Gambar
xii
Bab 1 Pendahuluan
1
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Identifikasi Masalah
4
1.3. Batasan Masalah
4
1.4 Maksud danTujuan
5
1.5. Metodologi Penelitian
6
1.6. Tinjauan Pustaka
8
1.7. Sistematika Penulisan
10
Bab 2 Landasan Teoritis
12
2.1. Pengertian Kejahatan
12
2.2. Akibat-Akibat Kejahatan
13
2.3. Pengertian Analisa Regresi
14
2.4. Regresi Linier Sederhana
16
2.4.1. Persamaan Regresi Estimasi Dengan Metode Kuadrat Terkecil 2.5. Regresi Linier Berganda
16 18
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
2.5.1. Uji Regresi Linier Berganda
21
2.6. Koefisien Determinasi
23
2.7. Koefisien Korelasi
23
2.7.1. Uji Koefisien Regresi Ganda
Bab 3 Gambaran Umum Tempat Riset
26
28
3.1. Polda Dalam Kilasan Sejarah
28
3.2. Visi Polda
31
3.3. Misi Polda
31
3.4. Sasaran
33
3.4.1. Filosofi 3.5. Polda
Bab 4 Pembahasan dan Hasil
34 34
36
4.1. Pengolahan Data
36
4.2. Penduga Produksi Tanaman Padi
38
4.3. Mencari Koefisien Determinasi
50
4.4. Koefisien Korelasi
51
4.4.1.Perhitungan Korelasi Antara Variabel Y dengan Xi
51
4.4.2. Perhitungan Korelasi Antara Variabel Bebas
53
Bab 5 Implementasi Sistem
58
5.1. Sekilas Tentang SPSS
58
5.2. Mengaktifkan SPSS
59
5.3. Membuka Lembar Baru
60
5.4. Menamai Variabel
61
5.5. Pengisian Data
62
5.6. Pengolahan Data dengan Persamaan Regresi
63
5.7. Pengolahan Data dengan Persamaan Korelasi
66
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Bab 6 Kesimpulan dan Saran
68
6.1. Kesimpulan
68
6.2. Saran
69
Daftar Pustaka Lampiran
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1. Daftar Data Hasil Observasi
8
Tabel 2.1. Pengamatan 1 variabel bebas
17
Tabel 2.2. Hasil Pengamatan dari n Responden dan k Variabel Bebas
20
Tabel 4.1. Data Jumlah Total Kejahatan, Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Dan Penipuan tahun 2006-2007
37
Tabel 4.2. Nilai-nilai yang dibutuhkan untuk menghitung koefisienkoefisien regresi
39
Tabel 4.3. Harga penyimpangan
44
Tabel 4.4 Harga – harga yang diperlukan untuk uji regresi linier ganda
47
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 5.1. Mengatifkan SPSS Gambar 5.2 Tampilan awal SPSS Gambar 5.3 Tampilan Dari Nama Variabel Gambar 5.4 Tampilan Data View Gambar 5.5 Tampilan Data Yang Telah Diisi Gambar 5.6 Tampilan Cara Membuat Regresi Linier Gambar 5.7 Tampilan Sambungan Cara Membuat Regresi Linier Gambar 5.8 Tampilan Sambungan Cara Membuat Regresi Linier Gambar 5.9 Tampilan Sambungan Cara Membuat Regresi Linier Gambar 5.10 Tampilan Cara Membuat Persamaan Korelasi Gambar 5.11 Tampilan Sambungan Cara Membuat persamaan Korelasi Gambar 5.12 Tampilan Sambungan Cara Membuat Persamaan Korelasi
59 60 62 62 63 64 64 65 65 66 67 67
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setelah Indonesia terpuruk dalam bidang pembangunan (terutama bidang ekonomi, sosial, dan politik) maka pembangunan yang selama ini menjadi kata sihir untuk meninabobokan rakyat saat ini justru tidak memiliki tuah. Pada masa atau kondisi demikian maka kehidupan menjadi sangat rawan. Munculnya berbagai perbuatanperbuatan jahat atau kejahatan tindak pidana yang ditandai dengan munculnya pola-pola kriminalitas baru.
Masalah kejahatan adalah masalah manusia yang telah merupakan kenyataan sosial yang masalah penyebabnya kurang dipahami karena studinya belum pada proporsi tepat secara dimensial. Perkembangan atau peningkatan tindak kejahatan maupun penurunan kualitas atau peningkatan tindak kejahatan maupun penurunan kualitas atau kuantitas tindak kejahatan, baik yang berada di kota-kota besar maupun di desa-desa adalah relatif dan intraktif sifatnya. Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Dipandang dari segi hukum kejahatan adalah perbuatan yang dilarang oleh undang-undang dan barang siapa yang melakukan sesuatu perbuatan bertentangan dengan undang-undang
tersebut, maka ia akan dihukum. Jadi, tegasnya kejahatan
disini adalah setiap perbuatan yang telah ditetapkan atau dirumuskan dalam suatu peraturan misalnya:”penipuan”, menurut pasal 378 K.U.H.P.
Penyebab terjadinya kejahatan mempunyai hubungan timbal balik antara beberapa faktor umum sosial ekonomi dan bangunan kebudayaan dengan jumlah kejahatan dalam lingkungan kecil maupun besar. Beberapa faktor tersebut adalah: 1. Faktor Geografis Provinsi Sumatera Utara Letak Provinsi Sumatera Utara yang dikelilingi oleh luasnya lautan Indonesia, yang berdekatan dengan luar negri seperti negara Malaysia, melalui pelabuhan illegal. Dari geografis tersebut dapat memungkinkan terjadinya tindak kejahatan. 2. Faktor Ekonomi Sistem ekonomi dengan produksi besar-besaran, saingan bebas, menghidupkan konsumsi dengan cara iklan, cara penjualan moderen, dan lain-lain, yaitu menimbulkan keinginan untuk memiliki barang dan sekaligus mempersiapkan suatu dasar kesempatan untuk melakukan penipuan dan melakukan tindak kejahatan. 3. Faktor Agama
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Kurangnya pendidikan agama serta perhatian orangtua untuk memberikan pendidikan agama kepada anaknya sejak dini menyebabkan anak berperilaku jahat dan melakukan tindakan kejahatan karena kurangnya iman pada dirinya.
4. Faktor Fisik atau Keadaan Yang didukung oleh jumlah masyarakat yang banyak, khususnya masyarakat di Provinsi Sumatera Utara dan banyaknya masyarakat yang masih sering keluar malam dan memberikan suatu gambaran dan keadaan yang memberi kesempatan untuk melakukan suatu tindak kejahatan. 5. Faktor kondisi masyarakat Masyarakat yang terdiri dari beraneka ragam suku, bahasa dan adat istiadat khususnya di Provinsi Sumatera Utara dan beberapa negara asing yang datang ke wilayah Indonesia khususnya Propinsi Sumatera Utara yang bekerja atau untuk berwisata. Dengan kondisi masyarakat seperti itu menyebabkan terjadinya tindak kejahatan.
Banyak tindak kejahatan yang terjadi di Propinsi Sumatera Utara, beberapa diantaranya, seperti pencurian, penganiayaan, pemerasan, penipuan dan lain sebagainya yang sifatnya melanggar hukum. Pengertian dari masing–masing kejahatan adalah: 1. Tindak kejahatan pencurian adalah mengambil barang orang lain seperti untuk memilikinya tanpa sepengetahuan atau seizin dari yang bersangkutan. Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
2. Tindak kejahatan penganiayaan adalah perbuatan yang dengan sengaja mengakibatkan rasa sakit dalam tubuh orang lain dengan sengaja merugikan kesehatan orang lain. 3. Tindak kejahatan pemerasan adalah memaksa orang lain dengan kekerasan untuk memberikan sesuatu. 4. Tindak kejahatan penipuan adalah membujuk orang lain dengan tipu muslihat untuk mendapatkan sesuatu. Dalam penyusunan tugas akhir ini yang akan dianalisa adalah jumlah total kejahatan yang dipengaruhi oleh beberapa tindak kejahatan. Karena banyak jumlah total kejahatan yang di pengaruhi oleh beberapa jenis tindak kejahatan maka pada penulisan tugas akhir ini penulis memberikan judul :” Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuaan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Propinsi Sumatera Utara”.
1.2. Identifikasi Masalah
Masalah–masalah yang muncul dari penelitian ini adalah bagaimana menganalisis jumlah total kejahatan di Propinsi Sumatera Utara yang timbul dari tindak kejahatan pencurian, penganiayaan, pemerasan, penipuaan, dan seberapa besar hubungan tersebut yang akan dianalisis secara regresi linier berganda dan untuk mengetahui persentase dianalisis secara korelasi.
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Sebagai peubah terikat (dependent variable) dalam penulisan ini adalah jumlah total kejahatan di Propinsi Sumatera Utara dan yang menjadi peubah bebasnya (independent variable) adalah dipilih dari beberapa jenis tindak kejahatan yaitu pencurian, penganiayaan, pemerasan, dan penipuaan.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya maka penelitian ini dikhususkan hanya membahas keempat jenis tindak kejahatan yang telah dipilih saja agar pembahasan yang dilakukan tidak menyimpang dari maksud dan tujuan, karena diluar keempat jenis tindak kejahatan itu masih banyak lagi jenis tindak kejahatan yang lain yang juga terjadi di Propinsi Sumatera Utara.
1.4. Maksud dan Tujuan
Sejalan dengan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah: 1) Untuk menganalisis tindak kejahatan pencurian, penganiayaan, pemerasan, penipuaan terhadap jumlah kejahatan di Propinsi Sumatera Utara. 2) Untuk melihat persentase tindak kejahatan pencurian, penganiayaan, pemerasan, penipuaan terhadap jumlah total kejahatan di Propinsi Sumatera Utara. 3) Memenuhi salah satu persyaratan dalam penyalesaian Pendidikan Program D-3 Statisitka FMIPA USU. Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Selain tujuan tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1) Memberi informasi yang dapat digunakan sebagai acuan Pemerintah dalam menentukan kebijakan pengendalian tindak kejahatan. 2) Memberi bahan masukan serta bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya dalam objek yang sama.
1.5. Metode Penelitian
Setiap penelitian yang akan disusun harus mempergunakan cara yang sistematis sesuai dengan urutan yang ditentukan sehingga hal tesebut akan memudahkan bagi penulis maupun pembaca unuk memahami isi dari laporan tersebut.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menggunakan beberapa metode yaitu: 1. Penelitian Kepustakaan (library Research) Yaitu penelitian yang diperoleh dengan membaca buku–buku serta refrensi yang bersifat teoritis yang mendukung serta relevan dengan penulisan Tugas Akhir ini. 2. Metode Pengumpulan Data Data dibagi menjadi dua yaitu: a) Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
b) Data sekunder yaitu data yang bukan di usahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti tetapi dikumpulkan oleh pihak lain, misalnya BPS, majalah, internet, keterangan atau publikasi lainnya. Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara bagian Direktorat Reserse Kriminal. 3. Tehnik dan Analisa Data Data penelitian dianalisa dengan metode regresi linier berganda untuk melihat persamaan regresi liniernya dan untuk melihat hubungan setiap variabel digunakan korelasi. Data yang dikumpulkan diolah secara periodik dan dalam kurun waktu yang sama yaitu antara Januari 2006 s/d Desember 2007. Adapun langkah – langkah pengolahan data yang dilakukan adalah : 1) Menentukan apa saja yang menjadi variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Jumlah kejahatan di Provinsi Sumatera Utara sebagai variabel respons/dependent (Y) yang dipengaruhi oleh variabel prediktor/independent yaitu: X1= Tindak kejahatan pencurian X2= Tindak kejahatan penganiayaan X3= Tindak kejahatan pemerasan X4= Tindak kejahatan penipuaan 2) Mencari persamaan regresi antara variabel X dan Y dengan menggunakan rumus yang telah diperoleh dari buku literatur.
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
3) Uji regresi linier berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas X secara bersama-sama terhadap variabel terikatY. 4) Uji koefisien regresi ganda dilakukan untuk mengetahui tingkat nyata koefisien – koefisien regresi yang di dapat. 4. Lokasi Penelitian Penelitian atau pengumpulan data dilakukan dikantor
Kepolisian Negara
Republik Indonesia Daerah Sumatera Utara bagian Direktorat Reserse Kriminal Jln. SM Raja No. 60 Km 10.5 Tanjung Morawa Medan. 1.6. Tinjauan Pustaka
1.6.1. Regresi Linier Berganda
Analisa regresi adalah metode statistika yang dipergunakan untuk menentukan kemungkinan bentuk hubungan antara variabel–variabel dengan tujuan untuk melihat nilai hubungan terhadap nilai variabel lain yang diketahui. Persamaan regresi linier berganda memuat sejumlah k buah (k ≥ 2) peubah bebas/independent yang dihubungkan dengan Y linier atau berpangkat satu dalam semua peubah bebas. Bentuk umum persamaan regresi linier berganda Y atas X 1 , X 2 , X 3 ,..., X k adalah:
Yˆ = b0 + b1 X 1 + b2 X 2 + b3 X 3 + ... + bk X k + ei
(1.1)
Dimana Y adalah peubah respon sedangkan X i : I = 1,2,3,…,k adalah peubah prediktor dimana j = 1,2,3,…,n. X i adalah juga faktor yang menentukan ataupun mempengaruhi Yn . Dan e adalah galat dugaan (error). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini: Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 1.1 Daftar Data Hasil Observasi NO RESPON
VARIABEL X1
X2
X3
X4
…
Xk
(Y) 1
Y1
X11
X21
X31
X41
…
Xk1
2
Y2
X12
X22
X32
X42
…
Xk2
3
Y3
X13
X23
X33
X43
…
Xk3
.
.
.
.
.
.
…
.
.
.
.
.
.
.
…
.
.
.
.
.
.
.
…
.
n
Yn
X1n
X2n
X3n
X4n
…
Xkn
Metode yang digunakan untuk membentuk persamaan regresi linier metode berganda adalah Kuadrat Terkecil (Least Square). Regresi linier berganda yang diperoleh adalah:
Yˆ = b0 + b1 X 1 + b2 X 2 + b3 X 3 + ... + bk X k + ei Dengan
konstanta
b0
dan
koefisien-koefisien b1 , b2 , b3 ,..., bk dapat
ditafsir
berdasarkan n buah data X 1 , X 2 , X 3 ,..., X k ,yang diperoleh dari hasil penelitian. Hargaharga koefisien regresi dihitung dengan berdasarkan metode kuadrat terkecil dengan syarat perlu agar
∑ (Y
i
∑ (Y
i
− Y ) 2 minimum
maka perlu dilakukan turunan parsial dari
− Y ) 2 terhadap b1 , b2 , b3 ,..., bk .Untuk menguji apakah variable–variable
bebas
memiliki pengaruh variabel terikat dilakukan uji F.
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
1.6.2. Analisa korelasi
Analisa korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel yang lain. Biasanya, analisis korelasi digunakan dalam hubungannya dengan analisis regresi untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam menjelaskan variasi nilai variabel dependen. Kemudian akan dilihat bagaimana tingkat hubungan antara satu atau beberapa variabel bebas dengan variabel terikat. Dalam regresi sederhana, jika angka koefisien determinasi tersebut diakarkan maka akan didapat koefisien korelasi ( r ) yang merupakan ukuran hubungan linier antar dua variabel ( X dan Y ). Untuk regresi majemuk dapat dihitung beberapa koefisien korelasi, yaitu korelasi antara Y dengan Xi. Rumus korelasi antara Y dengan Xi adalah sebagai berikut: ry .1, 2,...,k =
n∑ X i Yi − (∑ X i )(∑ Yi )
(n∑ X i2 − (∑ X i ) 2 )(n∑ Yi 2 − (∑ Yi ) 2 )
(1.2)
Koefisien korelasi (r) dapat digunakan untuk: 1) Mengetahui keeratan hubungan atau korelasi linier antara dua variable atau lebih 2) Mengetahui arah hubungan antara dua variable atau lebih
1.6. Sistematika Penulisan
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Sistematika penulisan diuraikan untuk memberikan kerangka atau gambaran dari Tugas Akhir ini, yaitu sebagai berikut: BAB 1
PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metode penelitian, tinjauan pustaka, sistematika penulisan.
BAB 2
LANDASAN TEORI Bab ini akan menerangkan tentang segala sesuatu yang mencangkup cara penyelesaian masalah yang sesuai dengan judul.
BAB 3
GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET Bab ini berisi tentang gambaran umum tempat riset.
BAB 4
PEMBAHASAN DAN HASIL Bab ini akan diuraikan bagaimana penulisan membahas dan menganalisis data tentang pengaruh beberapa jenis tindak kriminalitas terhadap jumlah total kriminalitas dan mencari hasil dari data yang ada, dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan penulis.
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini menjelaskan tentang cara input data dalam SPSS(Statistical Program for Service Solution) dan akan memperlihatkan hasil dari pembahasan dengan menggunakan program SPSS untuk mengetahui pengaruh dari variabel yang akan diuji dalam penulisan ini.
BAB 6
PENUTUP
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Bab ini merupakan bab penutup yang merupakan kesimpulan dari pembahasan serta saran–saran penulis berdasarkan kesimpulan yang dapat berguna bagi kita semua.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Kejahatan
Pengertian kejahatan dapat dilihat dari beberapa segi pandang yaitu: 1. Dipandang dari segi sosiologis Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Dipandang dari segi sosiologis, kejahatan adalah salah satu jenis gejala sosial, yaitu suatu kelakuan yang asosial dan amoral yang tidak dikehendaki oleh kelompok pergaulan dan secara sadar ditentang oleh pemerintah (Bonger, 1981). 2. Dipandang dari segi hukum Dipandang dari segi hukum, kejahatan adalah perbuatan yang dilarang oleh undang–undang dan barang siapa yang melakukan sesuatu perbuatan bertentangan dengan undang–undang tersebut, maka ia akan dihukum. Jadi, tegasnya kejahatan disini adalah setiap perbuatan yang telah ditetapkan atau dirumuskan dalam suatu peraturan misalnya:”penipuan”, menurut pasal 378 K.U.H.P, yaitu:
“ Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau martabat (hoedanigheid) palsu, dengan tipu muslihat atau rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena penipuan dengan penjara paling lama 4 tahun. 3. Dipandang dari segi kejiwaan Dipandang dari segi kejiwaan ( psikologi) setiap perbuatan manusia adalah dicerminkan oleh kejiwaan dari manusia bersangkutan, yang dalam tindakannya sampai mana manusia tersebut dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma yang terdapat dalam masyarakatnya. Jadi dapat dikatakan bahwa perbuatan jahat (kejahatan) adalah satu tindakan atau perbuatan yang tidak sesuai kesadaran hokum masyarakat tertentu tersebut yang oleh karena itu pula perbuatan itu dapat dikatakan adalah tidak normal (abnormal). Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
2.2 Akibat-Akibat Kejahatan
Sudah jelas akibat dari kejahatan adalah negatif, sesuatu yang tidak dikehendaki masyarakat, akibat dapat tertuju kepada: 1. Manusia Perorangan (individu) sebagai korban yang dapat berupa kejiwaan, korban nama baik, dan korban harta (vermogeen) yang menjadi milik manusia sebagai subjek hokum (pendukung hak dan kewajiban). 2. Masyarakat Diketahui bahwa masyarakat adalah kumpulan dari individu-individu, sehingga seseorang atau beberapa orang yang menjadi korban tindak kejahatan bukan tidak mungkin masyarakat sekitarnya ikut-ikutan menjadi korban, paling sedikit timbulnya keresahan. 3. Diri Si Pelaku Tindak Kejahatan Si pelaku tindak kejahatan sendiri dapat menjadi korban dari perbuatannya sendiri, yang jelas ia akan disingkirkan oleh masyarakat dan mungkin sekali dihukum pidana untuk diambil nyawanya atas dirampas kemerdekaannya.
2.3 Pengertian Analisis Regresi
Istilah regresi diperkenalkan oleh Francis Galtom. Dalam satu makalah yang terkenal, Galton menemukan bahwa meskipun ada kecendrungan bagi orang tua yang tinggi Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
mempunyai anak yang tinggi dan bagi orang tua yang pendek mempunyai anak yang pendek, distribusi tinggi suatu populasi tidak berubah secara menyolok (besar) dari generasi ke generasi. Penjelasannya adalah bahwa ada kecendrungan bagi rata-rata tinggi anak dengan orang tua yang mempuyai tinggi tertentu untuk bergerak atau mundur (regress) kearah tinggi rata-rata seluruh populasi.
Hukum regresi semesta (low of universal regression) dari Galtom diperkuat oleh temannya Karl Pearson, yang mengumpulkan lebih dari seribu catatan tinggi anggota kelompok keluarga. Ia menemukan bahwa rata-rata tinggi anak laki-laki kelompok ayah yang
tinggi kurang daripada tinggi ayah mereka dan rata-rata tinggi anak laki-laki
kelompok ayah yang pendek lebih besar daripada tinggi ayah mereka, jadi “mundurnya”(“regressing”) anak laki-laki yang tinggi maupun yang pendek serupa ke arah rata-rata tinggi semua laki-laki. Dengan kata-kata Galton, ini adalah ”kemunduran kearah sedang”.
Analisa regresi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kemungkinan bentuk dari hubungan antara variabel-variabel. Tujuan pokok dalam penggunaan metoda ini adalah untuk meramalkan atau memperkirakan nilai dari satu veriabel dalam hubungannya dengan variable yang lain yang diketahui.
Dalam analisis regresi akan dibedakan dua jenis variabel yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak bergantung pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
dengan X. variabel ini digunakan untuk meramal atau menerangkan nilai variabel yang lain.
Variabel terikat (dependant variabel) adalah variabel yang nilai-nialinya bergantung pada variabel lainnya, biasanya disimbolkan dengan Y. Variabel itu merupakan variabel yang diramalkan atau yang diterangkan nilainya. Jika variabel bebas (variabel X) memiliki hubungan dengan variabel terikat (variabel Y) maka nilai-nilai variabel X yang sudah diketahui dapat digunakan untuk menaksir atau memperkirakan nilai-nilai Y. Untuk keperluan analisis, variabel bebas dinyatakan dengan X1, X2, X3, … , Xk, sedangkan variabel terikat akan dinyatakan dengan Y.
Regresi ini akan menentukan hubungan fungsional yang diharapkan berlaku untuk populasi berdasarkan data sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan. Hubungan fungsional ini akan dituliskan dalam bentuk persamaan matematik yamg akan bergantung pada parameter-parameter. Model atau persamaan regresi untuk populasi secara umum dapat dituliskan dalam bentuk:
µ y. x , x ,..., x = f ( X 1 , X 2 ,..., X k θ1 ,θ 2 ,...,θ m ) 1
2
k
(2.1)
Dengan θ1 , θ 2 ,..., θ m parameter-parameter yang ada dalam regresi itu.
2.4 Regresi Linier Sederhana
Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel terikat (dependent variabel) dan Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
variabel bebas (independent variabel). Regresi linier sederhana hanya ada satu peubah bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah terikat Y. Bentuk-bentuk model umum regresi sederhana yang menunjukkan hubungan antara dua variabel, yaitu variabel X sebagai variabel bebas dan variabel Y sebagai variabel tak bebas: Y= a + bX
(2.2)
Yang menunjukkan bahwa: Y : variabel dependent a : intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y) b : kemiringan (slope) kurva linier X : variabel independent
2.4.1. Persamaan regresi estimasi dengan metode kuadrat terkecil
Parsamaan regresi estimasi adalah suatu formula matematis yang menunjukkan hubungan keterkaitan antara satu atau beberapa variabel yang nilainya sudah diketahui (know variabel) dengan satu variabel yang nilainnya belum diketahui (unknown variabel). Metoda tangan bebas dapat dipakai untuk menolong menentukan dugaan bentuk regresi apakah linier atau tidak. Metoda kuadrat terkecil untuk menentukan persamaan linier estimasi berarti memilih kurva linier dengan yang mempunyai kesalahan (error) yang paling kecil dari data aktual dengan data estimasinya.
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Metoda ini berpangkal kepada kenyataan bahwa jumlah pangkat dua (kuadrat) daripada jarak antara titik-titik dengan garis regresi yang sedang dicari harus sekecil mungkin. Persamaan estimasi secara umum dapat ditulis sebagai berikut: ∧
Y = a + bX
Untuk keperluan ini, sebaliknya data hasil pengamatan dicatat dalam bentuk seperti 2.1 di bawah ini: Tabel 2.1 Pengamatan 1 Variabel Bebas Variabel
Variabel
terikat
Bebes
(Y)
(X)
Y1
X1
Y2
X2
.
.
.
.
.
.
Yn
Xn
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Di sini didapat pasangan antara X dan Y dan n, seperti biasa menyatakan ukuran sampel. Koefisien-koefisien regresi a dan b untuk regresi linier, ternyata dapat dihitung dengan rumus:
a=
(∑ Yi )(∑ X i2 ) − (∑ X i )(∑ X i Yi )
(2.3)
b=
n∑ X i Yi − (∑ X i )(∑ Yi )
(2.4)
n∑ X i2 − (∑ X i ) 2
n∑ X i2 − (∑ X i ) 2
Jika terlebih dahulu dihitung koefisien b, maka koefisien a dapat pula ditentukan oleh rumus:
a = Y − bX
(2.5)
Dengan X dan Y masing-masing rata-rata untuk variabel-variabel X dan Y.
2.5 Regresi Linier Berganda
Dalam kasus ekonomi dan bisnis seringkali dijumpai perubahan suatu variabel disebabkan oleh beberapa variabel lain. Misalnya, nilai penjualan suatu produk tidak hanya dipengaruhi oleh beberapa promosi untuk produk tersebut, namun dapat juga secara bersama-sama dipengaruhi oleh pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan produk, dan fakor-faktor lainnya. Contohnya, jumlah total kejahatan (Y) bergantung pada tindak kejahatan pencurian (X1), tindak kejahatan penganiayaan (X2), tindak kejahatan pemerasan (X3), tindak kejahatan penipuan (X4).
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Setelah membahas hubungan dan pertautan antara sebuah variabel bebas dengan sebuah variabel terikat melalui regresi linier sederhana, diperluas pada hubungan dengan pertautan antara sebuah variabel terikat dan sejumlah (lebih dari satu) variabel bebas.
Kalau dalam regresi sederhana hanya ada satu variabel bebas X yang dihubungkan dengan satu variabel terikat Y linier (berpangkat 1) dalam X, sehingga berbentuk taksiran Y = a + bX, maka dalam regresi linier berganda terdapat sejumlah (sebut k buah, k>2) variabel bebas yang dihubungkan dengan Y linier dalam semua variabel bebas. Jika variabel bebas itu X1, X2,X3, …, Xk dan variabel terikat Y, maka bentuk umum regresi linier berganda Y atas X1, X2,X3, …, Xk untuk populasi ialah: μ y , x = β 0 + β1Χ1 + β 2 Χ 2 ÷ ... + β k Χ k
(2.6)
Dengan β 0 , β1 , β 2 ,...β k adalah koefisien atau parameter model. Karena dalam penulisan ini menggunakan sampel, maka regresi linier berganda yang ditaksir oleh:
Yˆ = b0 + b1 X 1 + b2 X 2 + b3 X 3 + ... + bk X k + ei
(2.7)
dengan: Y
: Nilai penduga bagi variabel Y
b0
: Dugaan bagi parameter konstan
b1, b2, b3, …,bk
: Dugaan bagi parameter koefisien regresi
e
: Galat dugaan
dengan konstanta b0 dan koefisien-koefisien b1, b2, b3, …,bk dapat ditaksir berdasarkan n buah pasangan data X1, X2,X3, …, Xk,Y . Dengan konstanta b0 dan koefisien-koefisien Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
b1 , b2 ,..., bk dapat ditaksir berdasarkan n buah pasang data ( Χ1 , Χ 2 ,..., Χ k , Υ. ) yang didapat dari hasil pengamatan, dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut:
Tabel 2.2 Hasil Pengamatan dari n Responden dan k Variabel Bebas Nomor
Respon
Observasi
(Υ )
Χ1
Χ2
…
Χk
1
Υ1
Χ11
Χ 21
…
Χ k1
2
Υ2
Χ12
Χ 22
…
Χk 2
.
.
.
.
.
.
.
.
.
n
Υn
Χ1n
Χ 2n
…
∑
∑Υ
∑Χ
…
. . .
n
Variabel Bebas
∑Χ
1i
… … …
2i
. . . Χ kn
∑Χ
1i
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Υ1 berpasangan dengan Χ11 , Χ 21 ,… Χ kn . Untuk regresi linier berganda lima variabel bebas Χ1 , Χ 2 , Χ 3 , Χ 4 ditaksir oleh: Yˆ = b0 + b1 Χ 1 + b2 Χ 2 + b3 Χ 3 + b4 Χ 4
(2.8)
Untuk rumus diatas harus diselesaikan dengan lima persamaan dengan lima variable yang berbentuk: Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
∑Y
= b0 n + b1 ∑ Χ 1i + b2 ∑ Χ 2i + b3 ∑ Χ 3i + b4 ∑ Χ 4i
i
(2.9)
∑Y Χ
1i
= b0 ∑ Χ 1i + b1 ∑ Χ 1i + b2 ∑ Χ 1i Χ 2i +b3 ∑ Χ 1i Χ 3i + b4 ∑ Χ 1i Χ 4i
(2.10)
∑Y Χ
2i
= b0 ∑ Χ 2i + b1 ∑ Χ 1i Χ 2i + b2 ∑ Χ 2i + b3 ∑ Χ 2i Χ 3i + b4 ∑ Χ 2i Χ 4i
(2.11)
= b0 ∑ Χ 3i + b1 ∑ Χ 1i Χ 3i + b2 ∑ Χ 2i Χ 3i + b3 ∑ Χ 3i + b4 ∑ Χ 3i Χ 4i
(2.12)
= b0 ∑ Χ 4i + b1 ∑ Χ 1i Χ 4i + b2 ∑ Χ 2i Χ 4i + b3 ∑ Χ 3i Χ 4i + b4 ∑ Χ 4i
(2.13)
i
i
2
2
∑Y Χ i
∑Y Χ 1
2
3i
4i
2
Dimana b0 , b1 , b2 , b3 , b4 merupakan koefisien yang ditentukan berdasarkan data hasil pengamatan.
∑ (Y − Yˆ ) =
2
Untuk kekeliruan baku taksiran s
2
i
y .12...k
n − k −1
(2.14)
Dimana (n-k-1) merupakan derajat kebebasan (dk)
2.5.1. Uji Regresi Linier Berganda
Uji Regresi Linier ganda perlu dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas secara bersamaan memiliki pengaruh terhadap variabel terikat.
Pada dasarnya pengujian hipotesa tentang parameter koefisien regresi secara keseluruhan atau pengujian persamaan regrasi menggunakan statistik F yang dirumuskan sebagai berikut:
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
F=
JK Re g / k
(2.15)
JK Re s /(n − k − 1)
dengan: F
= Statistik F yang menyebar mengikuti distribusi F dengan derajat bebas Bebas V1 = k
= Jumlah Kuadrat Regresi
JK Re g JK Re g
dan V2 = n − k − 1
= b1 ∑ yi x1i ÷ b2 ∑ yi x2i ÷ ... ÷ bk ∑ yki xki , dengan Derajat Kebebasan (dk) = k
JK Re s
= Jumlah Kuadrat Residu (sisa)
JK Re s
=
∑ (Y − Yˆ )
2
i
dengan Derajat Kebebasan (dk)=(n-k-1)
Dalam pengujian persamaan regresi terutama menguji Hipotesis tentang parameter koefisien regresi secara keseluruhan melibatkan intersep serta k buah variabel penjelas sebagai berikut:
µ y , x = β 0 ÷ β1Χ1 ÷ β 2 Χ 2 ÷ ... ÷ β k Χ k dengan persamaan penduganya adalah: Υˆ = b0 ÷ b1Χ1 ÷ b2 Χ 2 ÷ ... ÷ bk Χ k
(2.16)
dengan: b0 , b1 , b2 ,..., bk adalah parameter penduga β 0 , β1 , β 2 ,...β k Langkah-langkah yang dibutuhkan untuk pengujian hipotesa ini adalah: a)
H 0 : β1 = β 2 = ... = β k = 0
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
H1 : Minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol b)
Pilih taraf nyata α yang diinginkan
c)
Hitung Statistik FHit dengan menggunakan salah satu dari formula diatas
d)
Keputusan: Tolak H 0 jika FHit > F Tabel ; k,n-k-1 Terima H 0 jika FHit < F Tabel ; k,n-k-1
2.6. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R2 untuk pengujian regresi linier berganda yang mencakup lebih dari dua variabel. Koefisien determinasi adalah untuk mengetahui proporsi keberagaman total dalam variabel terikat Y yang dapat dijelaskan atau diterangkan oleh variabel–variabel bebas X yang ada di dalam model persamaan regresi linier berganda secara bersama–sama. Maka R2 akan ditentukan oleh rumus : R2 =
JK reg
∑y
2 i
(2.17)
dengan : Jkreg = Jumlah kuadrat regresi
∑y
2 i
= ∑ Yi − 2
(∑ Yi ) n
2
(2.18)
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
2.7. Koefisien Korelasi
Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya derajat hubungan linear antara satu variabel dengan variabel yang lain. Hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya dapat merupakan hubungan yang kebetulan belaka, tetapi dapat juga merupakan hubungan sebab akibat.
Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan pada satu varibel akan diikuti oleh perubahan variabel lain, baik dengan arah yang sama maupun dengan arah yang berlawanan. Hubungan antar varibel dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis hubungan sebagai berikut :
1. Korelasi positif Terjadinya korelasi positif apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang sama (berbanding lurus). Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan peningkatan variabel yang lain. 2. Korelasi negatif Korelasi negatif terjadi apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti dengan perubahan variabel yang lain dengan arah yang berlawanan (berbanding terbalik). Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, maka akan diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain dan sebaliknya. 3. Korelasi nihil Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Korelasi nihil terjadio apabila perubahan pada variabel yang satu diikuti perubahan pada variabel yang lain dengan arah yang tidak teratur (acak). Artinya, apabila variabel yang satu meningkat, kadang diikuti dengan peningkatan pada variabel yang lain dan kadang diikuti dengan penurunan pada variabel yang lain.
Besarnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dinyatakan dengan koefisien korelasi yang disimbolkan dengan “r”. besarnya koefisien korelasi berkisar antara -1 ≤ r ≤+1.
Untuk mencari korelasi antara variabel Y terhadap Xi atau ry.1,2,…,k dapat dicari dengan rumus : ry .1, 2,...,k =
n∑ X i Yi − (∑ X i )(∑ Yi )
(2.19)
(n∑ X i2 − (∑ X i ) 2 )(n∑ Yi 2 − (∑ Yi ) 2 )
Sedangkan untuk mengetahui korelasi antar variabel bebas dengan empat buah variabel bebas adalah : 1. Korelasi antara Χ1 dan Χ 2 r12 =
n∑ X 1i X 2i − (∑ X 1i )(∑ X 2i )
[(n∑ X
2 1i
− (∑ X 1i ) 2 )(n∑ X 2i − (∑ X 2i ) 2 2
)]
(2.20)
2. Korelasi antara Χ1 dan Χ 3 r13 =
n∑ X 1i X 3i − (∑ X 1i )(∑ X 3i )
[(n∑ X
2 1i
− (∑ X 1i ) 2 )(n∑ X 3i − (∑ X 3i ) 2 2
)]
(2.21)
3. Korelasi antara Χ1 dan Χ 4
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
r14 =
n∑ X 1i X 4i − (∑ X 1i )(∑ X 4i )
[(n∑ X
2 1i
− (∑ X 1i ) )(n∑ X 4i − (∑ X 4i ) 2
2
2
)]
(2.22)
4. Korelasi antara Χ 2 dan Χ 3 r23 =
n∑ X 2i X 3i − (∑ X 2i )(∑ X 3i )
[(n∑ X
2 2i
− (∑ X 2i ) 2 )(n∑ X 3i − (∑ X 3i ) 2 2
)]
(2.23)
)]
(2.24)
)]
(2.25)
5. Korelasi antara Χ 2 dan Χ 4 r24 =
n∑ X 2i X 4i − (∑ X 2i )(∑ X 4i )
[(n∑ X
2 4i
− (∑ X 4i ) 2 )(n∑ X 4i − (∑ X 4i ) 2 2
6.Korelasi antara Χ 3 dan Χ 4 r34 =
n∑ X 3i X 4i − (∑ X 3i )(∑ X 4i )
[(n∑ X
2 4i
− (∑ X 4i ) 2 )(n∑ X 4i − (∑ X 4i ) 2 2
Nilai koefisien korelasi adalah -1 ≤ r ≥ 1. Jika dua variabel berkorelasi negatif maka nilai koefisien korelasi akan mendekati -1 ; jika dua variabel tidak berkorelasi maka koefisien korelasi akan mendekati 0; sedangkan jika dua variabel berkorelasi positif maka nilai koefisien korelasi akan mendekati +1.
Untuk lebih memudahkan mengetahui senerapa jauh derajat keeratan antara variabel tersebut, dapat dilihat pada perumusan berikut : -1,00 ≤ r ≥ -0.80 berarti berkorelasi kuat secara negatif -0,79 ≤ r ≥ -0,50 berarti berkorelasi sedang secara negatif -0,49 ≤ r ≥ 0,49 berarti berkorelasi lemah Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
0.50 ≤ r ≥ 0.79 berarti berkorelasi sedang secara positif 0.80 ≤ r ≥ 1.00 berarti berkorelasi kuat secara positif
2.6 Uji Koefisien Regresi Ganda
Keberartian adanya variabel –variabel bebas dalam regresi linier ganda perlu diuji untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh yang diberikan pada variabel tak bebas. Dan cara yang tepat untuk mengujinya adalah dengan menggunakan uji statistik t (t-student).
Dimisalkan populasi mempunyai model regresi berganda sebagai berikut: μy,x = β0 + β1X1 + β2X2 + … + βkXk
(2.26) ^
yang akan ditaksir oleh regresi berbentuk: Y = b0 + b1 X 1 + b2 X 2 + ... + bk X k . Adanya kriteria bahwa variabel – variabel bebas tersebut memberikan pengaruh yang berarti atau tidak terhadap variabel tak bebas akan diuji hipotesis H0 melawan hipotesis tandingan H1 dalam bentuk : H0 = βi = 0, i = 1,2,…,k. H1 = βi ≠ 0, i = 1,2,…,k.
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan kekeliruan baku taksiran s y2.12...k . Jadi untuk melihat kekeliruan baku dari koefisien bi adalah : Sbi =
s 2 y.12...k Σx 2 ij 1 − R 2 i
(
)(
)
(2.27)
dengan : Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
(
)
2 Σ Yi − Yˆi s y.12…k = n − k −1
2
Σ x2ij = Σ (Xij - X i j )2 R2i =
JK Re g Σy 2 i
Perhitungan statistik t :
ti =
bi sbi
Dengan distribusi t-student serta dk = (n-k-1), ttabel = t( n-k-1, α ) ,dimana kriteria pengujian adalah : tolak H0 jika ti > ttabel, dan terima H0 jika ti < ttabel.
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT RISET
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Polda Dalam Kilasan Sejarah
Lahir, tumbuh dan berkembangnya polda tidak lepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia sejak proklamasi. Kemerdekaan Indonesia, polda telah dihadapkan pada tugas-tugas yang unik dan kompleks. Selain menata keamanan dan ketertiban masyarakat di masa perang, polda juga terlibat langsung dalam pertempuran melawan penjajah dan berbagai operasi ketenteraan bersama-sama satuan angkatan bersenjata yang lain. Keadaan seperti ini dilakukan oleh polda karena polda lahir sebagai satu-satunya persatuan bersenjata yang relatif lebih lengkap.
Hanya empat hari setelah kemerdekaan, tepatnya tanggal 21 Agustus 1945, secara tegas pasukan polisi ini segera memproklamirkan diri sebagai Pasukan Polisi Republik Indonesia dipimpin oleh Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin di Surabaya, langkah awal yang dilakukan selain mengadakan pembersihan dan pelucutan senjata terhadap tentara Jepang yang kalah perang, juga membangkitkan semangat moral dan patriotik seluruh rakyat maupun persatuan bersenjata lain yang patah semangat akibat kekalahan perang yang panjang.
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu yang didalamnya juga terdapat ribuan tentara Belanda menyerbu Indonesia dengan dalih ingin melucuti tentara Jepang. Pada kenyataannya pasukan sekutu tersebut justru ingin membantu Belanda menjajah kembali Indonesia. Oleh karena itu perang antara sekutu dengan pasukan Indonesiapun terjadi dimana-mana. Klimaksnya terjadi pada tanggal 10 Nopember 1945, yang dikenal sebagai "Pertempuran Surabaya". Tanggal itu kemudian dijadikan sebagai hari Pahlawan secara Nasional yang setiap tahun diperingati oleh bangsa Indonesia.
Pertempuran 10 Nopember 1945.di Surabaya menjadi sangat penting dalam sejarah Indonesia, bukan hanya karena ribuan rakyat Indonesia gugur, tetapi lebih dari itu karena semangat heroiknya mampu menggetarkan dunia dan PBB akan eksistensi bangsa dan negara Indonesia di mata dunia. Andil pasukan Polisi dalam mengobarkan semangat perlawanan rakyat ketika itupun sangat besar dalam menciptakan keamanan dan ketertiban didalam negeri, Polri juga sudan banyak disibukkan oleh berbagai operasi militer, penumpasan pemberontakan dari DI & TII, PRRI, PKI RMS RAM dan G 30 S/PKI serta berbagai penumpasan GPK.
Dalam perkembangan paling akhir dalam kepolisian yang semakin modern dan global, polda bukan hanya mengurusi keamanan dan ketertiban di dalam negeri, akan tetapi juga terlibat dalam masalah-masalah keamanan dan ketertiban regional maupun internasional, sebagaimana yang di tempuh oleh kebijakan PBB yang telah meminta Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
pasukan-pasukan polisi, termasuk Indonesia, untuk ikut aktif dalam berbagai operasi kepolisian, misalnya di Namibia (Afrika Selatan) dan di Kamboja (Asia).
Kemandirian polda diawali sejak terpisahnya dari ABRI tanggal 1 April 1999 sebagai bagian dari proses reformasi haruslah dipandang dan disikapi secara arif sebagai tahapan untuk mewujudkan polda sebagai abdi negara yang profesional dan dekat dengan masyarakat, menuju perubahan tata kehidupan nasional kearah masyarakat madani yang demokratis, aman, tertib, adil dan sejahtera.
Kemandirian polda dimaksud bukanlah untuk menjadikan institusi yang tertutup dan berjalan serta bekerja sendiri, namun tetap dalam kerangka ketatanegaraan dan pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia yang utuh termasuk dalam mengantisipasi otonomi daerah sesuai dengan Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Undang-undang No.25 tahun 1999 tentang Perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.
Pengembangan kemampuan dan kekuatan serta penggunaan kekuatan polda dikelola sedemikian rupa agar dapat mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab polda sebagai pengemban fungsi keamanan dalam negeri. Tugas dan tanggung jawab tersebut adalah memberikan rasa aman kepada negara, masyarakat, harta benda dari tindakan kriminalitas dan bencana alam.
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Upaya melaksanakan kemandirian polda dengan mengadakan perubahanperubahan melalui tiga aspek yaitu: 1. Aspek Struktural: Mencakup perubahan kelembagaan kepolisian dalam ketatanegaraan, organisasi, susunan dan kedudukan. 2.
Aspek Instrumental: Mencakup filosofi (visi, misi dan tujuan), doktrin, kewenangan,kompetensi, kemampuan fungsi dan iptek.
3. Aspek kultural: Adalah muara dari perubahan aspek struktural dan instrumental, karena semua harus terwujud dalam bentuk kualitas pelayanan polda kepada masyarakat, perubahan meliputi perubahan manajerial, sistem rekrutmen, sistem pendidikan, sistem material fasilitas dan jasa, sistem anggaran, sistem operasional.
Berkenaan dengan uraian tugas tersebut, maka polda akan terus melakukan perubahan dan penataan baik di bidang pembinaan maupun operasional serta pembangunan kekuatan sejalan dengan upaya reformasi.
Visi Polda
Polda yang mampu menjadi pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat yang selalu dekat dan bersama-sama masyarakat, serta sebagai penegak hukum yang profesional dan proposional yang selalu menjunjung tinggi supermasi hukum dan hak azasi manusia,
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
pemelihara keamanan dan ketertiban serta mewujudkan keamanan dalam negeri dalam suatu kehidupan nasional yang demokratis dan masyarakat yang sejahtera.
Misi Polda
Berdasarkan uraian visi sebagaimana tersebut di atas, selanjutnya uraian tentang jabaran misi polda kedepan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat (meliputi aspek security, surety, safety dan peace) sehingga masyarakat bebas dari gangguan fisik maupun psykis. 2. Memberikan bimbingan kepada masyarakat melalui upaya preemtif dan preventif yang dapat meningkatkan kesadaran dan kekuatan serta kepatuhan hukum masyarakat (Law abiding Citizenship). 3. Menegakkan hukum secara profesional dan proporsional dengan menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak azasi manusia menuju kepada adanya kepastian hukum dan rasa keadilan. 4. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan tetap memperhatikan norma - norma dan nilai - nilai yang berlaku dalam bingkai integritas wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
5. Mengelola sumber daya manusia polda secara profesional dalam mencapai tujuan polda yaitu terwujudnya keamanan dalam negeri sehingga dapat mendorong meningkatnya gairah kerja guna mencapai kesejahteraan masyarakat. 6. Meningkatkan upaya konsolidasi kedalam (internal Polri) sebagai upaya menyamakan visi dan misi polda kedepan. 7. Memelihara soliditas institusi polda dari berbagai pengaruh external yang sangat merugikan organisasi. 8. Melanjutkan operasi pemulihan keamanan di beberapa wilayah konflik guna menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 9. Meningkatkan kesadaran hukum dan kesadaran berbangsa dari masyarakat yang berbhineka tunggal ika.
3.4. Sasaran
Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Polri pada kurun waktu tahun 2000 - 2004 yang akan datang ditetapkan sasaran yang hendak dicapai adalah :
1. Bidang Kamtibmasi
.1.
Tercapainya
situasi
Kamtibmas
yang
kondosif
bagi
penyelenggaraan
pembangunan nasional.
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
.2.
Terciptanya suatu proses penegakan hukum yang konsisten dan berkeadilan, bebas KKN dan menjunjung tinggi hak azasi manusia.
.3.
Terwujudnya aparat penegak hukum yang memiliki integritas dan kemampuan profesional yang tinggi serta mampu bertindak tegas adil dan berwibawa.
.4.
Kesadaran hukum dan kepatuhan hukum masyarakat yang meningkat yang terwujud dalam bentuk partisipasi aktif dan dinamis masyarakat terhadap upaya Binkamtibmas yang semakin tinggi.
.5.
Kinerja polda yang lebih profesional dan proporsional dengan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi sehingga disegani dan mendapat dukungan kuat dari masyarakat untuk mewujudkan lingkungan kehidupan yang lebih aman dan tertib.
2.
Bidang Keamanan Dalam Negeri
Tercapainya kerukunan antar umat beragama dalam kerangka interaksi sosial yang intensif serta tumbuhnya kesadaran berbangsa guna menjamin keutuhan bangsa yang ber Bhineka Tunggal Ika.
Tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
3.4.1. Filosofi
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Disimak dari kandungan nilai Pancasila dan Tribrata secara filosofi memuat nilainilai kepolisian sebagai abdi utama, sebagai warga negara teladan dan wajib menjaga ketertiban pribadi rakyat.
3.5. Polda
Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Polda) merupakan satuan pelaksana utama Kewilayahan yang berada di bawah Kapolri. Polda bertugas menyelenggarakan tugas Polri pada tingkat kewilayahan. Polda dipimpin oleh Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah (Kapolda), yang bertanggung jawab kepada Kapolri. Kapolda dibantu oleh Wakil Kapolda (Wakapolda).
Polda membawahi Kepolisian Negara Republik Indonesia Wilayah (Polwil). Ada tiga tipe Polda, yakni Tipe A, Tipe B dan Tipe C. Tipe A dipimpin seorang perwira tinggi berpangkat Komisaris Jenderal (Komjen), sedangkan Tipe B dipimpin perwira tinggi berpangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) dan Tipe C dipimpin oleh perwira menengah berpangkat Komisaris Besar (Kombes) yang senior. Di bawahnya Polwil membawahi Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort (Polres) atau Kepolisian Negara Republik Indonesia Resort Kota (Polresta). Polwil dipimpin oleh seorang perwira menengah berpangkat Komisari Besar atau Kombes, demikian pula Poltabes juga dipimpin oleh seorang perwira menengah berpangkat Komisaris Besar. Polres dipimpin oleh seorang Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Ajun Komisaris Besar Polisi atau AKBP. Lebih lanjut lagi, Polres membawahi Polsek, sedang Polresta membawahi Polsekta. Baik Polsek maupun Polsekta dipimpin oleh seorang Komisaris Polisi (Kompol) untuk jajaran di Polda Metro Jaya, sedangkan di Polda liannya, Polsek atau Polsekta dipimpin oleh perwira berpangkat Ajun Komisaris Polisi.
BAB 4
PEMBAHASAN DAN HASIL
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
4.1. Pengolahan Data
Ketika kita berbicara mengenai statistika, pasti tidak akan lepas dengan istilah data. Data berarti sesuatu yang diketahui atau dianggap, meskipun belum tentu benar. Data dapat digunakan untuk menggambarkan dan memperoleh tentang suatu keadaan atau persoalan. Jadi, data merupakan bahan mentah dari informasi. Data yang telah diolah disebut informasi.
Data yang baik adalah data yang bermanfaat. Keputusan yang baik dapat dihasilkan jika pengambilan keputusan terssebut didasarkan atas data yang baik.
Untuk membahas dan memecahkan masalah tentang jumlah total kejahatan seperti yang diuraikan pada bagian sebelumnya, penulis menggumpulkan data yang bnerhubungan dengan permasalahan tersebut. Data yang dikumpulkan dari Kepolisian Republik Indonesia adalah data mengenai jumlah total kejahatan Di Propinsi Sumatera Utara, serta pengaruh dari beberapa jenis jumlah tindak kejahatan tersebut diantaranya pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Dan Penipuan. Adapun datanya dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut:
Tabel 4.1. Data Jumlah Total Kejahatan, Pencurian,Penganiayaan, Pemerasan, Dan Penipuan tahun 2006-2007 Bulan
Total
Pencurian
Penganiayaan
Pemerasan
Penipuan
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Kejahatan 1
1496
702
153
61
124
2
1620
762
151
84
152
3
1634
664
190
84
167
4
1581
760
163
61
149
5
1521
674
152
57
153
6
1578
668
173
91
156
7
1607
699
229
78
152
8
1785
817
177
62
213
9
1604
767
153
53
184
10
1523
732
147
69
154
11
1661
813
138
65
147
12
1596
760
157
79
133
13
2578
881
433
44
145
14
2507
827
409
76
178
15
2621
846
486
59
191
16
2577
837
452
96
145
17
2691
851
430
66
230
18
2341
699
406
56
148
19
2400
764
428
45
143
20
2689
1099
381
57
127
21
2439
796
328
54
129
22
2117
678
352
31
134
23
2449
763
326
55
140
2062
661
317
52
101
24
4.2 Persamaan Regresi linier Berganda Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Dari tabel diatas kita dapat mencari persamaan regresi linier berganda, terlebih dahulu kita menghitung koefesien-koefesien regresi ( b0, b1, b3, b4) dari variabel jumlah total kejahatan (Y), tindak kejahatan pencurian (X1), tindak kejahatan penganiayaan (X2), tindak kejahatan pemerasan (X3), dan tindak kejahatan penipuan(X4), dan mencari penggandaan variabel yang satu dengan yang lain.
Dengan koefesien-koefesien yang didapat dari perhitungan yang ada, maka dapat ditentukan persamaan untuk mencari regresi linier bergandanya. Adapun nilai
dari
koefesien-koefesien dapat disasjikan dalam bentuk tabel 4.2 berikut ini:
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 4.2 Nilai-nilai yang dibutuhkan untuk menghitung koefesien-koefesien regresi Bulan
Y
X1
X2
X3
X4
Y2
1
1496
702
153
61
124
2238016
2
1620
762
151
84
152
2624400
3
1634
664
190
84
167
2669956
4
1581
760
163
61
149
2499561
5
1521
674
152
57
153
2313441
6
1578
668
173
91
156
2490084
7
1607
699
229
78
152
2582449
8
1785
817
177
62
213
3186225
9
1604
767
153
53
184
2572816
10
1523
732
147
69
154
2319529
11
1661
813
138
65
147
2758921
12
1596
760
157
79
133
2547216
13
2578
881
433
44
145
6646084
14
2507
827
409
76
178
6285049
15
2621
846
486
59
191
6869641
16
2577
837
452
96
145
6640929
17
2691
851
430
66
230
7241481
18
2341
699
406
56
148
5480281
19
2400
764
428
45
143
5760000
20
2689
1099
381
57
127
7230721
21
2439
796
328
54
129
5948721
22
2117
678
352
31
134
4481689
23
2449
763
326
55
140
5997601
24
2062
661
317
52
101
4251844
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Sambungan Tabel 4.2. Nilai-nilai yang dibutuhkan untuk menghitung koefisienkoefisien regresi Bulan
X1
1
492804
23409
3721
2
580644
22801
3
440896
4
2
2
2
2
YX 1
YX 2
YX 3
15376
1050192
228888
91256
7056
23104
1234440
244620
136080
36100
7056
27889
1084976
310460
137256
577600
26569
3721
22201
1201560
257703
96441
5
454276
23104
3249
23409
1025154
231192
86697
6
446224
29929
8281
24336
1054104
272994
143598
7
488601
52441
6084
23104
1123293
368003
125346
8
667489
31329
3844
45369
1458345
315945
110670
9
588289
23409
2809
33856
1230268
245412
85012
10
535824
21609
4761
23716
1114836
223881
105087
11
660969
19044
4225
21609
1350393
229218
107965
12
577600
24649
6241
17689
1212960
250572
126084
13
776161
187489
1936
21025
2271218
1116274
113432
14
683929
167281
5776
31684
2073289
1025363
190532
15
715716
236196
3481
36481
2217366
1273806
154639
16
700569
204304
9216
21025
2156949
1164804
247392
17
724201
184900
4356
52900
2290041
1157130
177606
18
488601
164836
3136
21904
1636359
950446
131096
19
583696
183184
2025
20449
1833600
1027200
108000
20
1207801
145161
3249
16129
2955211
1024509
153273
21
633616
107584
2916
16641
1941444
799992
131706
22
459684
123904
961
17956
1435326
745184
65627
23
582169
106276
3025
19600
1868587
798374
134695
X2
X3
X4
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
24
436921
100489
2704
10201
1362982
653654
107224
Sambungan Tabel 4.2. Nilai-nilai yang dibutuhkan untuk menghitung koefisienkoefisien regresi Bulan
YX4
X1X2
X1X3
X1X4
X2X3
X2X4
X3X4
1
185504
107406
42822
87048
9333
18972
7564
2
246240
115062
64008
115824
12684
22952
12768
3
272878
126160
55776
110888
15960
31730
14028
4
235569
123880
46360
113240
9943
24287
9089
5
232713
102448
38418
103122
8664
23256
8721
6
246168
115564
60788
104208
15743
26988
14196
7
244264
160071
54522
106248
17862
34808
11856
8
380205
144609
50654
174021
10974
37701
13206
9
295136
117351
40651
141128
8109
28152
9752
10
234542
107604
50508
112728
10143
22638
10626
11
244167
112194
52845
119511
8970
20286
9555
12
212268
119320
60040
101080
12403
20881
10507
13
373810
381473
38764
127745
19052
62785
6380
14
446246
338243
62852
147206
31084
72802
13528
15
500611
411156
49914
161586
28674
92826
11269
16
373665
378324
80352
121365
43392
65540
13920
17
618930
365930
56166
195730
28380
98900
15180
18
346468
283794
39144
103452
22736
60088
8288
19
343200
326992
34380
109252
19260
61204
6435
20
341503
418719
62643
139573
21717
48387
7239
21
314631
261088
42984
102684
17712
42312
6966
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
22
283678
238656
21018
90852
10912
47168
4154
23
342860
248738
41965
106820
17930
45640
7700
24
208262
209537
34372
66761
16484
32017
5252
Dari tabel 4.2 di atas diproleh: N
=24
∑Y
=48677
i
∑X
1i
=18520
∑X
2i
=6731
∑X
3i
=1535
∑X
4i
=3695
∑Y
2
=103636655
i
∑X
1i
∑X
2i
∑X
3i
∑X
4i
2
=14504280
2
2
2
∑Y X i
1i
=2245997 =103829 =587653 =38182893
∑Y X i
2i
=14915624
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
∑Y X
3i
=3066714
∑Y X
4i
=7523518
i
i
∑X
1i
X 2i =5314319
∑X
1i
X 3i =1181946
∑X
1i
X 4i =2862072
∑X
2i
X 3i =418121
∑X
2i
X 4i =1042320
∑X
3i
X 4i =238179
Dari data diatas didapat persamaan:
∑Y
i
= nb0 + b1 ∑ X 1i + b2 ∑ X 2i + b3 ∑ X 3i + b4 ∑ X 4i
∑Y Χ ∑Y Χ ∑Y Χ ∑Y Χ
= b0 ∑ Χ 1i + b1 ∑ Χ 1i + b2 ∑ Χ 1i Χ 2i +b3 ∑ Χ 1i Χ 3i + b4 ∑ Χ 1i Χ 4i 2
i
1i
i
2i
i
3i
1
4i
= b0 ∑ Χ 2i + b1 ∑ Χ 1i Χ 2i + b2 ∑ Χ 2i + b3 ∑ Χ 2i Χ 3i + b4 ∑ Χ 2i Χ 4i 2
= b0 ∑ Χ 3i + b1 ∑ Χ 1i Χ 3i + b2 ∑ Χ 2i Χ 3i + b3 ∑ Χ 3i + b4 ∑ Χ 3i Χ 4i 2
= b0 ∑ Χ 4i + b1 ∑ Χ 1i Χ 4i + b2 ∑ Χ 2i Χ 4i + b3 ∑ Χ 3i Χ 4i + b4 ∑ Χ 4i
2
Dapat dibubstitusikan ke dalam nilai – nilai yang bersesuaian sehingga diperoleh: 48677 = 24b0 + 18520b1 + 6731b2 + 1535b3 + 3695b4 38182893 = 18520b0 + 14504280b1 + 5314329b2 + 1181946b3 + 2862072b4 14915624 = 673b0 + 5314319b1 + 2245997b2 + 418121b3 + 1042320b4 3066741 = 1535b0 + 1181946b1 + 418121b2 + 103829b3 + 238197b4 Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
7523518 = 3695b0 + 2862072b1 + 1042320b2 + 238179b3 + 587653b4
Setelah persamaan diatas diselesaikan, maka diperoleh koefisien-koefisien regrsi linier beganda sebagai berikut: b0 =330.003 b1 =1.146 b2 =3.112 b3 = − 0.902 b4 = − 0.007
Dengan demikian persamaan regresi linier berganda atas X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y adalah sebagai berikut: Yˆ = 330.003 + 1.146 Χ1 + 3.112 Χ 2 − 0.902 Χ 3 − 0.007 Χ 4
Sedangkan untuk menghitung kekeliruan baku taksiran diperlukan harga – harga ^
Y yang diperoleh dari persamaan regresi di atas untuk setiap nilai X1i, X2i, dan X3i yang diketahui, dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini. Tabel 4.3. Harga penyimpangan ∧
Bulan 1 2 3 4 5
Y 1496 1620 1634 1581 1521
Y 1554.741 1596.335 1605.29 1652.154 1522.946
∧
Y −Y -58.741 23.665 28.71 -71.154 -1.946
∧
(Y − Y ) 2 3450.505 560.0322 824.2641 5062.892 3.786916
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Jumlah
1578 1607 1785 1604 1523 1661 1596 2578 2507 2621 2577 2691 2341 2400 2689 2439 2117 2449 2062 48677
1550.733 1772.285 1759.694 1636.027 1563.023 1631.498 1617.358 2646.422 2480.755 2757.396 2608.222 2582.267 2342.981 2495.892 2722.826 2213.344 2173.515 2168.323 2026.402 48680.43
27.267 -165.285 25.306 -32.027 -40.023 29.502 -21.358 -68.422 26.245 -136.396 -31.222 108.733 -1.981 -95.892 -33.826 225.656 -56.515 280.677 35.598 -3.429
743.4893 27319.13 640.3936 1025.729 1601.841 870.368 456.1642 4681.57 688.8 18603.87 974.8133 11822.87 3.924361 9195.276 1144.198 50920.63 3193.945 78779.58 1267.218 223835.3
Sehingga kesalahan bakunya dapat di hitung dengan rumus:
∑ (Y − Yˆ ) =
2
s
2
i
y .12...k
i
n − k −1
dengan:
∑ (Y − Yˆ ) i
i
2
=223835.3
n= 24 k=4 Sehingga:
( Y − Yˆ ) ∑ =
2
s
2
i
y .12...k
i
n − k −1
=
223835.3 24 − 4 − 1
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
s 2 y .12...k =11,780.80526
s y .12...k = 11,780.80526 =108.54
Dengan penyimpangan nilai yang didapat, ini berarti bahwa rata-rata jumlah kejahatan di Provinsi Sumatera Utara yang sebenarnya akan menyimpang dari rata-rata jumlah total kejahatan di Provinsi Sumatera Utara yang diperkirakan sebesar 108,54 kejahatan.
Perumusan hipotesis : H0 : β1 = β2 = β3 = … = βk = 0 (X1, X2, …Xk tidak mempengaruhi Y) H1 : minimal ada satu parameter koefisien regresi yang tidak sama dengan nol atau mempengaruhi Y. Dimana : H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel H0 diterima bila Fhitung ≤ Ftabel Dalam pengujian model regresi yang telah ada, maka dapat diambil nilai – nilai : x1i = X1i - X 1 , x2i = X2i - X 2 , x2i = X3i - X 3 dan yi = Yi - Y , dan disajikan dalam tabel 4.4 berikut .
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 4.4 Harga – harga yang diperlukan untuk uji regresi linier ganda Bulan
X 1i − X 1
X 2i − X 2
X 3i − X 3
X 4i − X 4
Yi − Y
1
-69.6667
-127.458
-3
-29.96
-532.21
2
-9.6667
-129.458
20
-1.96
-408.21
3
-107.6667
-90.4583
20
13.04
-394.21
4
-11.6667
-117.458
-3
-4.96
-447.21
5
-97.6667
-128.458
-7
-0.96
-507.21
6
-103.6667
-107.458
27
2.04
-450.21
7
-72.6667
-51.4583
14
-1.96
-421.21
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
8
45.3333
-103.458
-2
59.04
-243.21
9
-4.6667
-127.458
-11
30.04
-424.21
10
-39.6667
-133.458
5
0.04
-505.21
11
41.3333
-142.458
1
-6.96
-367.21
12
-11.6667
-123.458
15
-20.96
-432.21
13
109.3333
152.5417
-20
-8.96
549.79
14
55.3333
128.5417
12
24.04
478.79
15
74.3333
205.5417
-5
37.04
592.79
16
65.3333
171.5417
32
-8.96
548.79
17
79.3333
149.5417
2
76.04
662.79
18
-72.6667
125.5417
-8
-5.96
312.79
19
-7.6667
147.5417
-19
-10.96
371.79
20
327.3333
100.5417
-7
-26.96
660.79
21
24.3333
47.5417
-10
-24.96
410.79
22
-93.6667
71.5417
-33
-19.96
88.79
23
-8.6667
45.5417
-9
-13.96
420.79
24
-110.6667
36.5417
-12
-52.96
33.79
-0.0008
0.0008
-1
-0.04
-0.04
Jumlah
Sambungan Tabel 4.4 Harga-harga yang diperlukan untuk uji regresi linier ganda Bulan
( X 1i − X 1 ) 2
( X 2i − X 2 ) 2
( X 3i − X 3 ) 2
1
4853.449089 16245.61824
9
2
93.44508889 16759.45144
3 4
( X 4i − X 4 ) 2
(Yi − Y ) 2
897.6016
283247.4841
400
3.8416
166635.4041
11592.11829 8182.704039
400
170.0416
155401.5241
136.1118889 13796.45224
9
24.6016
199996.7841
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
5
9538.784289 16501.53484
49
0.9216
257261.9841
6
10746.78469 11547.28624
729
4.1616
202689.0441
7
5280.449289 2647.956639
196
3.8416
177417.8641
8
2055.108089 10703.61984
4
3485.7216
59151.1041
9
21.77808889 16245.61824
121
902.4016
179954.1241
10
1573.447089 17811.11784
25
0.0016
255237.1441
11
1708.441689 20294.36724
1
48.4416
134843.1841
12
136.1118889 15241.95184
225
439.3216
186805.4841
13
11953.77049 23268.97024
400
80.2816
302269.0441
14
3061.774089 16522.96864
144
577.9216
229239.8641
15
5525.439489 42247.39044
25
1371.9616
351399.9841
16
4268.440089 29426.55484
1024
80.2816
301170.4641
17
6293.772489 22362.72004
4
5782.0816
439290.5841
18
5280.449289 15760.71844
64
35.5216
97837.5841
19
58.77828889 21768.55324
361
120.1216
138227.8041
20
107147.0893 10108.63344
49
726.8416
436643.4241
21
592.1094889 2260.213239
100
623.0016
168748.4241
22
8773.450689 5118.214839
1089
398.4016
7883.6641
23
75.11168889 2074.046439
81
194.8816
177064.2241
24
12247.11849 1335.295839
144
2804.7616
1141.7641
Jumlah 213013.3333 358231.9583
5653
18776.9584
4909557.958
Sambungan Tabel 4.4 Harga-harga yang diperlukan untuk uji regresi linier ganda
(
)
(Yi − Y )( X 2i − X 2 )
(Yi − Y )( X 3i − X 3 )
37077.31441
67834.58184
1596.63
15945.0116
3946.043607
52846.17264
-8164.2
800.0916
Bulan
(Yi − Y ) X 1i − X 1
1 2
(Yi − Y )( X 4i − X 4 )
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
3
42443.28981
35659.56644
-7884.2
-5140.4984
4
5217.464907
52528.52634
1341.63
2218.1616
5
49537.52691
65155.33434
3550.47
486.9216
6
46671.78501
48378.80124
-12155.67
-918.4284
7
30607.94071
21674.75054
-5896.94
825.5716
8
-11025.51189
25162.09314
486.42
-14359.1184
9
1979.660807
54069.08544
4666.31
-12743.2684
10
20040.01351
67424.46774
-2526.05
11
-15178.00109
52312.11234
-367.21
2555.7816
12
5042.464407
53359.91184
-6483.15
9059.1216
13
60110.35501
83865.90124
-10995.8
-4926.1184
14
26493.03071
61544.48054
5745.48
11510.1116
15
44064.03691
121843.0643
-2963.95
21956.9416
16
35854.26171
94140.36954
17561.28
-4917.1584
17
52581.31791
99114.74334
1325.58
50398.5516
18
-22729.41709
39268.18834
-2502.32
-1864.2284
19
-2850.402393
54854.52864
-7064.01
-4074.8184
20
216298.5713
66436.94994
-4625.53
-17814.8984
21
9995.876307
19529.65494
-4107.9
-10253.3184
22
-8316.666293
6352.187543
-2930.07
-1772.2484
23
-3646.860693
19163.49194
-3787.11
-5874.2284
24
-3739.427793
1234.744043
-405.48
-1789.5184
620474.6667
1263753.708
-46585.79
29288.2084
-20.2084
Dari tabel 4.4 dapat dicari : JKreg = b1∑yix1i + b2∑yix2i + b3∑yix3i+b4∑yix4i Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
=1.146*620474.6667+3.112*1263753.708 − 0.902*46585.79 − 0.007*29288.2084 =4601640.104 ^
untuk JKres dapat dilihat dari tabel 4.3 yaitu ∑(Y i - Y )2 =223835.3 maka nilai Fhiung dapat dicari dengan rumus : F=
JK Re g / k JK Re s /(n − k − 1)
=
4601640.104 / 4 223835.3 /(24 − 4 − 1)
=
1150410.026 11780.805
= 97.65 Dari tabel distribusi F dengan dk pembilang = 4, dk penyebut = 19, dan α = 0.05, diperoleh Ftabel = 2.90. Karena Fhitung lebih besar daripada Ftabel maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti persamaan regresi linier berganda Y atas X1, X2, X3 bersifat nyata atau ini juga berarti bahwa pencurian, penganiayaan, pemerasan, penipuaan secara bersama – sama mempengaruhi jumlah kejahatan.
4.3. Mencari Koefisien Determinasi
Untuk menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh tindak kejahataan yang mempengaruhi jumlah
total kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, maka akan
diperlukan perhitungan untuk mencari koefisien determinasi. Melalui tabel 4.4 dapat dilihat bahwa ∑y i2 = 4909557.958 , sedangkan JKreg yang dihitung adalah 4601640.104 Maka dengan rumus koefisien determinasi (R2) diperoleh : Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
R2 =
=
JK reg
∑y
2 i
4601640.104 4909557.958
= 0.9373
Dari perhitungan diatas diperoleh koefisien determinasinya sebesar 0.9373. berarti sekitar 93.73% jumlah total kejahatan di Provinsi Sumatera Utara dipengaruhi oleh tindak kejahatan pencurian, pengajiayaan, pemerasan, penipuan, sedangkan 6.27% dipengaruhi oleh tindak kejahatan lainnya.
4.4. Koefisien Korelasi
4.4.1 Perhitungan Korelasi Antara Variabel Y dengan Xi 1. Koefisien korelasi antara jumlah total kejahatan (Y) dengan tindak kejahatan pencurian(X1) ry .1 =
=
=
=
n∑ X 1i Yi − (∑ X 1i )(∑ Yi )
(n∑ X 12i − (∑ X 1i ) 2 )(n∑ Yi 2 − (∑ Yi ) 2 ) (24 * 38182893) − (18520 * 48677)
{(24 *14504280) − (18520) }{(24 *103636655) − (48677) } 2
2
916389432 − 901498040 5112320 *117829391
14891392 24543462.51
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
=0.607 Ini berarti berkorelasi sedang secara positif antara jumlah total kejahatan dengan tindak kejahatan pencurian di Provinsi Sumatera Utara.
2.
Koefisien korelasi antara jumlah total kejahatan (Y) dengan tindak kejahatan penganiayaan (X2). ry .2 =
=
n∑ X 2i Yi − (∑ X 2i )(∑ Yi )
(n∑ X 22i − (∑ X 2i ) 2 )(n∑ Yi 2 − (∑ Yi ) 2 ) (24 *14915624) − (6731* 48677)
{(24 * 2245997) − (6731) }{(24 *103636655) − (48677) } 2
=
357974976 − 327644887 8597567 *117829391
=
30330089 31828384.87
2
=0.953 Ini berarti berkorelasi kuat secara positif antara jumlah total kejahatan dengan tindak kejahatan penganiayaan di Provinsi Sumatera Utara.
3. Koefisien korelasi antara jumlah total kejahatan (Y) dengan tindak kejahatan pemerasan (X3). ry .3 =
=
n∑ X 3i Yi − (∑ X 3i )(∑ Yi )
(n∑ X 32i − (∑ X 3i ) 2 )(n∑ Yi 2 − (∑ Yi ) 2 ) (24 * 3066714) − (1535 * 48677)
{(24 *103829) − (1535) }{(24 *103636655) − (48677) } 2
2
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
=
73601136 − 74719195 135671*117829391
=
− 1118059 3998253.532
= −0.280
Ini berarti berkorelasi lemah antara jumlah total kejahatan dengan tindak kejahatan pemerasan di Provinsi Sumatera Utara.
4. Koefisien korelasi antara jumlah total kejahatan (Y) dengan tindak kejahatan penipuan (X4). ry.4 =
=
n∑ X 4iYi − (∑ X 4i )(∑ Yi )
[(n∑ X
− (∑ X 4i ) 2 )(n∑ Yi − (∑ Yi ) 2
2
2
4i
)]
(24 * 7523518) − (3695 * 48677)
{(24 * 587653) − (3695) }{(24 *103636655) − (48677) }
=
180564432 − 179861515 450647 *117829391
=
702917 7286937.736
2
2
=0.096 Ini berarti berkorelasi lemah antara jumlah total kejahatan dengan tindak kejahatan penipuan di Provinsi Sumatera Utara.
4.4.2 Perhitungan Korelasi Antar Variabel Bebas
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Sedangkan untuk mengetahui korelasi antar variabel bebas dengan empat buah variabel bebas adalah : 1. Koefisien korelasi antara tindak kejahatan pencurian (X1) dengan penganiayaan (X2) n∑ X 1i X 2i − (∑ X 1i )(∑ X 2i )
r12 =
=
=
[(n∑ X
2 1i
− (∑ X 1i ) 2 )(n∑ X 2i − (∑ X 2i ) 2 2
)]
(24 * 5314319) − (18520 * 6731)
{(24 *14504280) − (1850) }{(24 * 2245997) − (1535) } 2
2
127543656 − 124658120 5112320 * 8597567
=0.435 Ini berarti berkorelasi lemah antara tindak kejahatan pencurian dengan penganiayaan di Provinsi Sumatera Utara.
2. Koefisien korelasi antara tindak kejahatan pencurian (X1) dengan pemerasan (X3)
n∑ X 1i X 3i − (∑ X 1i )(∑ X 3i )
r13 =
[(n∑ X
=
2 1i
− (∑ X 1i ) 2 )(n∑ X 3i − (∑ X 3i ) 2 2
)]
(24 *1181946) − (18250 *1535)
{(24 *14504280) − (18250) }{(24 *103829) − (1535) }
=
28428200 − 28366704 5112320 *135671
=
61496 832822.65
2
2
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
=0.074 Ini berarti berkorelasi lemah antara tindak kejahatan pencurian (X1) dengan pemerasan (X3) di Provinsi Sumatera Utara.
3. Koefisien korelasi antara tindak kejahatan pencurian (X1) dengan penipuan (X4) r14 =
=
n∑ X 1i X 4i − (∑ X 1i )(∑ X 4i )
[(n∑ X
2 1i
− (∑ X 1i ) 2 )(n∑ X 4i − (∑ X 4i ) 2 2
)]
(24 * 2862072) − (18520 * 3695)
{(24 *14504280) − (18520) }{(24 * 587653) − (3695) } 2
=
68689728 − 68431400 5112320 * 450647
=
258328 1517844.416
2
=0.170 Ini berarti berkorelasi lemah antara tindak kejahatan pencurian (X1) dengan penipuan (X4) di Provinsi Sumatera Utara.
4. Koefisien korelasi antara tindak kejahatan penganiayaan (X2) dengan pemerasan (X3) r23 =
=
n∑ X 2i X 3i − (∑ X 2i )(∑ X 3i )
[(n∑ X
2 2i
− (∑ X 2i ) 2 )(n∑ X 3i − (∑ X 3i ) 2 2
)]
(24 * 418121) − (6731*1535)
{(24 *103829) − (1535) }{(24 * 2245997) − (6731) } 2
2
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
=
=
10034904 − 10332085 135671* 8597567
− 297181 1080018.756
= − 0.275 Ini berarti berkorelasi lemah antara tindak kejahatan penganiayaan (X2) dengan pemerasan (X3) di Provinsi Sumatera Utara. 5. Koefisien korelasi antara tindak kejahatan penganiayaan (X2) dengan penipuan (X4)
r24 =
=
=
=
n∑ X 2i X 4i − (∑ X 2i )(∑ X 4i )
[(n∑ X
2 2i
− (∑ X 2i ) 2 )(n∑ X 4i − (∑ X 4i ) 2 2
)]
(24 *1042320) − (6731* 3695)
{(24 * 2245997) − (6731) }{(24 * 587653) − (3695) } 2
2
25015680 − 24871045 8597567 * 450647
144635 1968366.779
=0.073 Ini berarti berkorelasi lemah antara tindak kejahatan penganiayaan (X2) dengan penipuan (X4) di Provinsi Sumatera Utara.
6. Koefisien korelasi antara tindak kejahatan pemerasan (X3) dengan penipuan (X4)
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
r34 =
=
n∑ X 3i X 4i − (∑ X 3i )(∑ X 4i )
[(n∑ X
2 3i
− (∑ X 3i ) 2 )(n∑ X 4i − (∑ X 4i ) 2 2
)]
(24 * 238179) − (1535 * 3695)
{(24 *103829) − (1535) }{(24 * 587653) − (3695) }
=
5716296 − 5671825 135671* 450647
=
44471 247264.492
2
2
=0.180
Ini berarti berkorelasi lemah antara tindak kejahatan pemerasan (X3) dengan penipuan (X4) di Provinsi Sumatera Utara.
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Sekilas Tentang SPSS
SPSS (Statistical Package For Service Solution) dibuat pada tahun 1968 oleh mahasiswa dari Standford University. SPSS pada awalnya merupakan salah satu paket program oleh data statistik yang ditujukan untuk analisis data ilmu-ilmu sosial, yang dahulu namanya Social Package For Service Solution. Seiring dengan perkembangannya, SPSS berubah Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
nama sesuai dengan kebutuhannya. SPSS sudah mampu memperoses data statistik pada berbagai bidang ilmu. Baik ilmu sosial maupun non sosial. Penggunaan SPSS dimaksudkan untuk melakukan analisis dengan cepat.
SPSS (Statistical Package For Service Solution) merupakan salah satu program olah data statistik paling banyak diminati oleh para peneliti. SPSS relatif fleksibel dan dapat digunakan untuk hampir semua bentuk dan tingkat penelitian. Hampir semua model aplikasi statistik, mulai dari yang sederhana, yakni statistik deskripsi ( mean, median, modus, sum, minimum, maksimum, kuartil, desil, varians, standart deviasi, dll.) hingga statistic infrensial, dengan metode parametrik (chi-squar, time seris, regresi linier sederhana, regresi linier berganda, bermacam-macam model korelasi, dll.) serta uji statistic non perametrik ( binomial, wilcoxon, chi-squar, kendall, friedman, dll). Selain itu,dilengkapi pula dengan menu pengelolaan berbagai jenis grafik dengan tingkat resolusi tinggi.
5.2 Mengaktifkan SPSS
Klik tombol start pada windows, kemudian klik program, lalu klik SPSS. Selain cara itu, program SPSS bisa diaktifkan melalui icon shortcut pada tampilan desktop. Akan tampak tampilan seperti gambar 5.1 di bawah ini.
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 5.1 mengaktifkan SPSS
5.3. Membuka lembar baru Dari tampilan yang muncul pada saat membuka SPSS, pilih tipe in data untuk membuat data baru atau dari menu file, pilih new, maka akan muncul jendela editor, kemudian klik data. Akan tampak tampilan seperti gambar 5.2 di bawah ini.
Gambar 5.2 Tampilan awal SPSS 5.4 Menamai variable Klik variable view, yang terletak disebelah kiri bawah jendela editor, lalu lakukan langkah- langkah sebagai berikut : Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
1. 2. 3. 4.
Name Type Width Label
: : : :
Ketik nama variable yang kita inginkan Sesuaikan type data sesuai dengan yang kita inginkan. Digunakan untuk menentukan jarak / lebar kolom Ketikkan nama sesuai dengan identitas dari nama variable, nama variable hanya terdiri dari 8 digit atau karakter. 5. Value : Digunakan untuk mengisi penjelasan nama ( label ) pada variable. 6. Missing : Digunakan untuk menjelaskan data yang hilang. 7. Coloums : Digunakan untuk menentukan lebar kolom. 8. Align : Digunakan untuk menentukan letak pengisian data apakah rata kiri, rata kanan atau diletakkan di tengah- tengah kolom. 9. Measure : Digunakan untuk menentukan jenis data. Akan tampak tampilan seperti gambar 5.3 berikut.
Gambar 5.3 Tampilan Dari Nama Variabel 5.5 Pengisian Data 1. Aktifkan jendela data dengan mengklik data view, yang terletak disudut kiri bawah jendela editor. Tampilannya seperti gambar 5.4 berikut.
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 5.4 Tampilan Data View 2. Selanjutnya ketikkan data yang sesuai untuk setiap variable yang telah didefenisikan. Akan tampak tampilan seperti gambar 5.5 di bawah ini.
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 5.5 Tampilan Data Yang Telah Diisi 5.6 Pengolahan Data Dengan Persamaan Regresi 1. Tampilkan file yang akan ditentukan oleh persamaan regresi pada jendela editor yang tampak. 2. Pada menu analyze, kemudian pilih submenu regression dengan kursor, dan pilih linier yang keluar pada tampilan jendela editor. Akan tampak tampilan seperti gambar 5.6 berikut.
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 5.6 Tampilan Cara Membuat Regresi Linier 3. Setelah muncul kotak dialog, kemudian sorot variable yang menjadi variable tidak bebas dan pindahkan ke kotak variable dependent. Demikian juga sorot variable independent. Tampilannya seperti gambar 5.7 berikut.
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 5.7 Tampilan Sambungan Cara Membuat Regresi Linier 4. Klik statistik pada kotak dialog linier regression, aktifkan estimate, model fit, Casewise Diagnostics, kemudian klik continue untuk melanjutkannya, lalu klik OK. Tampilannya seperti gambar 5.8 berikut.
Gambar 5.8 Tampilan Sambungan Cara Membuat Regresi Linier 5. Kemudian pilih plot pada kotak tersebut lalu aktifkan produce all partial plot, kemudian klik continue, lalu klik OK pada kotak dialog linier regression untuk melihat hasilnya atau out put. Akan tampak tampilan seperti gambar 5.9 berikut. Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 5.9 Tampilan Sambungan Cara Membuat Regresi Linier 6. Akan muncul output regresinya. 5.7 Pengolahan Data dengan Persamaan Korelasi 1. Untuk mengetahui korelasi antara variabel terikat dengan variabel bebas, maka lakukan analyzes, kemudian pilih sub menu Correlate, kemudian pilih Bivariate. Akan tampak tampilan seperti gambar 5.10 berikut.
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 5.10 Tampilan Cara Membuat Persamaan Korelasi 2. Setelah muncul kotak diagol, kemudian sorot variabel-variabel yang akan ditentukan korelasinya dan pindahkan ke kotak Varables. Akan tampak tampilan seperti gambar 5.11 berikut.
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 5.11 Tampilan Sambungan Cara Membuat persamaan Korelasi 3. Pada kolom Correlation Coefficients, pilih person, sedangkan pada kolom test of significance, pilih two-tailed lalu klik OK. Tampilannya seperti gambar 5.12 berikut.
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Gambar 5.12 Tampilan Sambungan Cara Membuat Persamaan Korelasi
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan Dari seluruh hasil pembahasan dan analisa data yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1. Ternyata dari keempat variable yaitu tindak kejahatan pencurian, tindak kejahaatan penganiayaan, tindak kejahatan pemerasan, dan tindak kejahatan penipuan memepunyai pengaruh yang nyata terhadap penurunan jumlah total kejahatan di Provinsi Sumatera Utara. 2. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa persamaan penduga Jumlah Kejahatan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor terhadap jenis kejahatan penduganya adalah: Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Yˆ = 330.003 + 1.146 Χ1 + 3.112 Χ 2 − 0.902 Χ 3 − 0.007 Χ 4
Yang berarti bahwa tindak kejahatan pencurian mempengaruhi jumlah total kejahatan sebesar 1.146, tindak kejahatan penganiayaan mempengaruhi jumlah total kejahatan sebesar 3.112, tindak kejahatan pemerasan mempengaruhi jumlah total kejahatan sebesar -0.902, tindak kejahatan penipua mempengaruhi jumlah total kejahatan sebesar -0.007 dengan konstanta 330.003. 3. Sekitar 93.73% Jumlah total kejahatan di Propinsi Sumatera Utara dipengaruhi oleh tindak kejahatan pencurian, penganiayaan, pemerasan dan penipuan sedangkan 6.27% dipengaruhi oleh tindak kejahatan lainnya. 4. Dari tabel distribusi F dengan dk pembilang = 4, dk penyebut = 19, dan α = 0.05, diperoleh Ftabel = 2.90. Karena Fhitung lebih besar daripada Ftabel maka Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti persamaan regresi linier berganda Y atas X1, X2, X3 bersifat nyata atau ini juga berarti bahwa tindak kejahatan pencurian, penganiayaan, pemerasan, penipuaan secara bersama – sama mempengaruhi jumlah total kejahatan. 5.
Korelasi antara jumlah total kejahatan dengan tindak kejahatan penganiayaan merupakan korelasi yang paling kuat sebesar 0.953. Sedangkan korelasi antara variabel bebas semua berkorelasi lemah.
6.2. Saran Dari analisis dan kesimpulan yang telah didapat, ada beberapa saran yang hendak disampaikan penulis adalah:
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
1. Hendaknya kepolisian lebih giat menuntaskan masalah kriminologi. Agar visi dan misi polri mampun polda dapat terlaksana. 2. Hendaknya sebagai masyarakat kita juga menjaga keamanan agar tidak terjadi tindak kriminologi, karena semakian lama data semakin meningkat, masyarakat juga diharapkan bisa mengontrol tingkat emosional. 3. hendaknya dari beberapa faktor diatas dapat mengajak kita untuk selalu waspada.
DAFTAR PUSTAKA Damodar Gujarati. 1999 Ekonomimetrika Dasar. Jakarta; Penerbit Erlangga H. Ridwan Hasibuan, S.H. 1994. Kriminologi Dalam Arti sempit dan Ilmu-Ilmu Forensik. Universitas Sumatera Utara Press. Hasan, M.M, Iqbal, Ir.1994. Pokok-Pokok Materi Statiatik 2, Edisi 2. Bumi Aksara: Jakarta. Prof. Dr. Iswardo, SP, M.A. 1981. Sekelimut Analisis Regresi dan Korelasi Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta. Prof. Dr. Iswardo, SP, M.A. 1981. Sekelimut Analisis Regresi dan Korelasi Edisi Kedua. BPFE Yogyakarta. Santoso, Singgih. 1992. Menolah Data Statistik Secara Profesional. Jakarta: PT. Elex Media Kompotindo. Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009
Sudjana. 1992. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Walpole,E. Ronald. 1982. Pengantar Statistika, Edisi 3. Jakarta: PT. Gramedia.
Helmi Yanti Sembiring : Analisis Tindak Kejahatan Pencurian, Penganiayaan, Pemerasan, Penipuan Terhadap Jumlah Total Kejahatan Di Provinsi Sumatera Utara, 2008. USU Repository © 2009