Analisis tentang Pengaruh Investasi terhadap Pembangunan Ekonomi di Propinsi Papua Pieter N. De Fretes Abstract: In connection to the influence of investment on the economic growth the aims of this research are to characterize the influence of both domestic and foreign investments for the employment and for the income per capita ofpeople in Papua Province. This research used the secondary data that was collected from some related departments and library study and the data was analyzed by using mathematic, econometric, particularly the regression analysis model. Based on the resuN of analysis foreign investment has significant influence on employment opportunities and income per capita because foreign investment is oriented more to logging sub sector that exploit foreshy products (plywood industry), mining sector: etc., thatprovide manyjob opportunities, so that they have positive impactfor the increase of income per. capita. From result of analysis domestic investment does not has signifcant influence on job opportunities and income per capita because domestic investment is oriented more to the development of some sectors that absorb lesser lab06 e.g. logging sector; chemical industry, expenditurefor general facilities, educational and teaching expenditures, Representatives Secretariat expenditure, and other expenditures. Some step which require to be done and viewed as by a positive phenomenon to increase domestic invesment and overseas invesment shall be asfollows: (I) reform the investment service bureaucracy, build the investment potential information system, and improve and provide the physical infrastructures. (2) I f is, therefore, suggested that local government devices a more consistent policy to characterize the productive sectors in order to support the less productive ones; (3) The policy of local government to develop rhe funcrion ofthe Kaped and Kadin must serve their functions. Keywords: the influence of investment, economic development
Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Dalam upaya mencapai tujuan tesebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus bersama-sama terlibat aktif dengan menggunakan potensi-potensi yang ada untuk membangun perekonomian daerah. Dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 21 Tahun 200 1 tentang otonomi khusus kapada Propinsi Papua, maka pemerintah daerah diberikan pelimpahan kewenangan untuk mengurus dan mengatur rumah tangga daerah. Setiap daerah otonom memiliki keleluasan untuk mengembangkan potensi dan aset-aset yang dimiliki, terutama potensi sumber dayaalam daerah yangdapatdijadikan sebagai andalan dalam pengembangan,ekonomi daerah secara umum.
Dalam pengembangan aset sumber daya alam di daerah, diperlukan adanya anggaran atau dana dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam, agar pengembangannya dapat berjalan sesuai dengan rencana pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam yang optimal. Untuk mendorong pemhangunan ekonomi tersebut, salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh pemerintah Propinsi Papua adalah dengan mendorong para investor baik investor lokal maupun investor asing untuk melakukan investasi di Propinsi Papua, dan diharapkan dapat memberikan peningkatan pendapat, an baei daerah. Pennasalahan nasional dalam suatu tiegara yang sedang membangun di antaranya, yaitu kesempatan kerja dan pendapatan perkapita. Seperti halnya di
-
-
Pieter N. De Freles adolah dosen Sekolah 7Tnggi Ilnzu Ekonomi Otlow dan Geissler Serui Papua
Frefes. Analisis rentang Pengaruh.Invesfasiterhadap Pembangunan Ekonomi di Propinsi Papua
tingkat nasional, masalah ketenaga kerjaan dan pendapatan per kapita masyarakat di Propinsi Papua merupakan salah satu masalah pokok yang perlu mendapat perhatian dalam perencanaan pembangunan daerah. Perkembangan investasi di Propinsi Papua cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun di manapadatahun 1990 investasi dalam negeri sebesar Rp53.542.206,OO (dalam ribu) dan investasi luar negeri sebesar US $1.275.686 (dalam ribu) dan pada tahun 2004 investasi dalam negeri sebesar Rp1.35 1.336.409,OO (dalam ribu), sedangkan investasi luar negeri sebesar US $ 6.601.558 (dalam ribu). Sudah tentu peningkatan investasi ini diharapkan memberikan dampak positif terhadap perkembangan ekonomi, kesempatan kerja dan pendapatan per kapita di Propinsi Papua. Dalam kaitannya dengan peningkatan laju pertumbuhan ekonomi maka yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh investasi dalam negeri dan investasi luar negeri terhadap penyediaan kesempatan kerja dan pendapatan per kapita di Propinsi Papua? Dalam kamus ekonomi yang disusun oleh Winardi (1982), dikemukakan bahwa dalam teori ekonomi, investasi berarti pembelian alat-alat produksi (temasuk di dalamnya benda-benda untuk dijual), dengan modal berupa uang. Sedangkan Secara makro investasi berarti jumlah yang dibelanjakan sektor bisnis untuk menambah stok modal dalam periode tertentu (Nanga, 2005). Winardi (1979) membedakan investasi yaitu: investasi negara (investasi pihak pemerintah), investasi swasta (investasi pihak swasta), di samping itu ada pula investasi asing oleh pihak pemerintah asing maupun swasta asing. Begitupula oleh Hasibuan (1987), pengertian investasi secara makro ekonomi diartikan bahwamodalldana yang diinvestasikan itu akan menambah produksi, menaikkan pendapatan nasional dan memperluas lapangan kerja. Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang (Sukirno, 1985). Selanjutnya, pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting, yaitu pembangunan ekonomi merupakan: (I) suatu proses, yang berarti merupakan pcrubahan yang rejadi rsrus-mencrus_(2) maha untuk menaikan
9
tingkat pendapatan per kapita, dan (3) kenaikan pendapatan per kapita itu harus terus berlangsung dalamjangkapanjang. Sedangkan pertumbuhan ekonomi (economicgrowth) diartikan sebagai kenaikan dalam GDP, tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil daripada tingkat pertambahan penduduk, atau apakah perubahan dalam struktur ekonomi berlaku atau tidak (Sukirno, 1985). Karenapembangunan selalu menimbulkan dampak, baik positif maupun negatif maka diperlukan indikator sebagai tolok ukur terjadinya pembangunan (Kuncoro, 1997). Adapun indikator-indikator kunci pembangunan secara garis besar pada dasarnya dapat diklasifikasikan. Indikator Ekonomi, yang terdiri dari - GNP per kapita, - Laju pertumbuhan ekonomi, dan - GDP per kapita dengan Purchasing Power Parity Indikator Sosial, yang terdiri dari - HDI (Human Development Index), - PQLI (Physical Ouality Lije Index) atau Indeks Mutu Hidup. Konsep dan Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Daerah Persoalan pertumbuhan ekonomi (economic growth) telah mendapat perhatian yang besar, sejak munculnya ilmu ekonomi. Menurut Nanga (2005), pertumbuhan ekonomi dibutuhkan dan merupakan sumber utama peningkatan standar hidup (standard of livingi penduduk yangjumlahnya terus meningkat. Kata lain, kemampuan ekonorni suatu negara untuk meningkatkan standar hidup penduduknya adalah sangat bergantung dan ditentukan oleh laju pertumbuhan ekonomi jangka panjangnya (long run rate of economic growth). Tapi menurut Senghaas (1988), yang menentukan bukanlah pertumbuhan itu sendiri; yang menentukan adalah dampak perluasan pertumbuhan dan sejauhmana dapat terbentuk perekonomian yang koheren dengan adanya dorongan pertumbuhan sektoral. Teori pertumbuhan ekonomi didefinisikanr sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktorfaktor tersebut berinteraksi satu sama lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan (Boediono, 1992). Untuk itu, secara singkat diungkapkan oleh Richardson (1977) dan lebih diperjelas lagi oleh Arsyad (1999) bahwa ada beberapa teori yang berhubungan
Fretes. Analisis tentang Pengaruh lnvestasi terhadap Pembangunan Ekonomi di Propinsi P a p a
bergantung secara internal. Wilayah dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu: (1) Wilayah Homogen, (2) Wilayah (4) AdNodal' (3) Wilayah Perencan-' minkatif. Ide dasar dari penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemikiran untuk melihat keberhasilan pembangunan dari aspek investasi, perluasan kesempatan kerja, dan pendapatan per kapita rnasyarakat.
II
S u m b e r Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dan diperoleh dari lembagalinstansi, sebagai berikut: Badan Promosi dan Investasi Daerah Propinsi Papua. Dinas Tenaga Kerja dan Trasmigrasi Propinsi Papua.
.
Kineqia Ekommi Papua I
.c
Perenonaan
Dalam N e p i
+
.
+ Pendaptm Per Kapita
K+
P I i k
In terpretasi Gambar 1ModelKonseptual Sehubungan dengan pemikiran dan pendapat tersebut di atas maka investasi, kesempatan kerjadan pendapatan per kapita dijadikan dituangkan dalam model sebagai berikut: Berdasarkan penjelasan pada permasalahan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah, sebagai berikut: Diduga bahwa penyediaan kesempatan kerja di Propinsi Papua dipengaruhi oleh investasi dalam negeri dan investasi luar negeri. Diduga bahwa pendapatan per kapita masyarakat di Propinsi Papuadipengaruhi oleh investasi dalam negeri dan investasi luar negeri.
METODE Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Propinsi Papua, dengan pertimbangan bahwa daerah ini memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan.
Badan Pusat Statistik Propinsi Papua. Badan Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan Daerah Propinsi Papua. Kantor Cabang Bank Indonesia Papua. Variabel y a n g Diamati Dalam penelitian ini variabel yang diamati meliputi: Investasi terdiri dari: Investasi dalam negeri yakni investasi yang bersumber dari pemerintah dan swasta nasional, diukur dalam jumlah rupiah. - Investasi luar negeri yakni investasi yeng bersumber dari pemerintah asing dan swasta asing, diukur dalam jumlah rupiah. Kesempatan kerja, diukur dalam jumlah orang. Pendapatan per kapita propinsi, diukur dalam jumlah rupiah.
-
I
12
JURNAL APLIKASIMANAJEMEN, VOLUME 5. NOMOR I. APRIL 2007
Metode Analisis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan formula: Analisa Regresi Berganda: Y = po + p l x l +p2x2 + E Di mana untuk variabel X masing-masing: X 1 = Investasi Dalam Negeri X 2 = Investasi Asing Untuk variabel Y masing-masing: - Kesempatan Kerja - Pendapatan Per kapita Masyarakat Kriteria pengambilan keputusan dengan model uji t adalah, sebagai berikut: ,, = t ( a,db), maka tolak Jika nilai T h,,_8 > T = Ho atau terima HI. Jika nilai T < T , = t (, db), maka terima Ho atau tolak HI.
Analisis Laju Pertumbuhan Investasi, laju Pertumbuhan Kesempatan Kerja dan Laju Pertumbuhan Pendapatan per kapita Analisis ini digunakan untuk menghitung laju pertumbuhan Investasi, laju pertumbuhan kesempatan kerja dan laju Pendapatan per kapita dengan formula sebagai berikut : x , - X,.,) G = X 100% X (1-1) Keterangan: G = Pertumbuhan Investasi, kesempatan kerja atau pendapatan per kapita pertahun. X = Investasi, Kesempatan Kerja atau Pendapatan per kapita pada tahun tertentu.
X,,_
,,
= Investasi,
Kesempatan Kerja atau Pendapatan Perkapita pada tahun sebelumnya.
UntukMeliat Besarnya Elastisitas Kesempatan Kerja Digunakan Rumus, sebagai berikut: Keterangan: e = Elastisitas Permintaan Kesempatan Kerja. E o= Jumlah Kesempatan Kerja Tahun Dasar. E , = Jumlah Kesempatan Kerja Tahun t.
Yo= Yt = E = Y =
PDRB Tahun Dasar. PDRB Tahun t. Pertumbuhan Kesempatan Kerja. Pertumbuhan PDRB.
HASIL Analisis Beberapa Indikator Makro Ekonomi Propinsi Papua Analisis laju Pertumbuhan Pertumbuhan Investasi di Propinsi Papua Telah dijelaskan bahwa investasi terdiri dari, investasi dalam negeri dan investasi luar negeri. Berdasarkan hasil penelitian tentang pertumbuhan investasi dalam negeri dan investasi luar negeri dari tahun 199Ctahun 2004 terlihat bahwa perkembangan investasi dalam negeri dan investasi luar negeri meningkat dari tahun ke tahun. Laju pertumbuhan investasi dalam negeri megalami angka yang tertinggi terjadi pada tahun 2002 yakni sebesar 626,79 %. Investasi dalam negeri ini bersumber dari investasi pemerintah dan swasta nasional, di mana investasi pemerintah mempunyai sumbangan yang cukup besar kepada investasi dalam negeri sehingga pada tahun 2002, investasi pemerintah mengalami peningkatan yang cukup besar, karena dampak dari Otsus Propinsi Papua pada tahun 2001. Sedangkan untuk investasi luar negeri angka yang tertinggi pada tahun 1993, yaitu sebesar 157,78%. Laju pertumbuhan investasi dalam negeri dan investasi luar negeri mengalami urutan kedua terbesar, untuk investasi dalam negeri padatahun 1999, yaitu sebesar 5 1,68%, Sedangkan investasi luar negeri pada tahun 1998 yaitu sebesar 135,92%. Pertumbuhan investasi dalam negeri dan investasi luar negeri mengalami angka pertumbuhan yang terendah, untuk investasi dalam negeri pada tahun 2001, yaitu sebesar negatif 25,53%, sedangkan investasi luarnegeri padatahun 1991, yaitu sebesar negatif 21,49%. Rata-rata pertumbuhan pertahun investasi dalatn negeri dan investasi luar negeri dari tahun 1990-2004 yakni, untuk investasi dalam negeri dengan rata-rata pertumbuhan per tahun yaitu sebesar 55,37%, sedangkan investasi luar negeri mengalami rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 35,69%.
Fretes, Analisis tentang Pengqruh Inveslasi ferhadap Pembangunan Ekonomi di Propinsi Papua
Pertumbuhan Kesempatan Kerja di Propinsi Papua Seiring dengan pertumbuhan penduduk maka pertumbuhan tenaga kerja juga terus meningkat, untuk itu pemerintah selalu berupaya agarjumlah penduduk yang masuk pasar kerja harus seimbang dengan kesempatan kerja yang ada. Berdasarkan hasil penelitian tentang perkembangan kesempatan kerja dari tahun 1990-tahun 2004 menunjukkan kecendrungan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1993 kesempatan kerja mengalami angka pertumbuhan yang tertinggi, yaitu sebesar 807.306 orang atau sebesar 8,93. Kemudian dikuti oleh tahun, tahun 2002 kesempatan kerja sebesar 1.054 sebesar 7,08%. Kesempatan kerja mengalami pertumbuhan yang terendah terjadi pada tahun 925.184 atau sebesar negatif 7,05 1%, bal ini karena dampak krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1998 menyebabkan terjadi pengurangan kesempatan kerja pada tahun 1999. Rata-rata pertumbuhan kesempatan kerja di Propinsi Papua dari tahun 1990-2004 adalah sebesar 3,84%.Untuk mengetahui rata-rata pertumbuhan kesempatan kerja di Propinsi Papua menurut lapangan usaha dari tahun 1990-2004, dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan lampiran terlihat bahwa rata-rata pertumbuhan kesempatan kerja di Propinsi Papua menurut iapangan usaha pada sektor pertanian merupakan sektor yang terbesar dalam penyediaan kesempatan kerja dengan rata-rata pertumbuhan per tahun sebanyak 67 1.079 orang atau sebesar 73,86%. Urutan kedua adalah diikuti sektor jasa-jasa dengan pertumbuhan rata-rata per tahunsebanyak 109.905 orang atau sebesar 12,44%. Sektor yang memberikan kesempatan kerja terkecil adalah sektor listrik dan air minum dengan rata-rata pertumbuhan per tahun adalah sebanyak 2.326 orang atau sebesar 0,25%.
Pertumbuhan Pendapatan per kapita Masyarakat (PDRBper kapita) Propinsi Papua Pendapatan per kapita masyarakat merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses produksi. Pendapatan per @pita suatu daerah adalah pendapatan regional daerah (PDRB) tersebut dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahunnya. Tingkat dan laju pertumbuhan PDRB per kapita dipakai sebagai
13
salah satu indikator untuk mengukurtingkat ekonomi rakyat. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan pendapatan yang dinikmati per kepala/ orang penduduk, dan PDRB perkapita atas dasar harga konstan berguna untuk menggambarkan pertumbuhan nyata atau riel ekonomi per kapita. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa bahwa perkembangan PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku dari tahun 1990-tahun 2004 menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Pendapatan per kapita berdasarkan harga berlaku mengalami angka pertumbuhan yang tertinggi terjadi pada tahun 1998 yakni sebesar 9.138.172,55 atau sebesar 95,84%, walaupun pada tahun yang sama terjadi krisis ekonomi melandaIndonesia, namun tidaklah merata dirasakan oleh setiap daerah. Jelas bahwa country risk tidak identik dengan regional risk, risiko melakukan bisnis di daerab (Kuncoro, 2003). Ratarata pertumbuhan PDRB per kapita Propinsi Papua berdasarkan harga berlaku dari tahun 1990-2004 adalah sebesar 19,33%. Sedangkan perkembangan PDRB per kapita berdasarkan harga konstan 2000, dari tahun 1990-tahun 2004 menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun, namun pada tahun 2003 dan 2004 mengalami penurunan pada tahun 2003 sebesar 10.373.848,43 atau negatif 1,88 dan pada tahun 2004 yaitu sebesar 9.839.969,ll atau negatif 5,15. Perturnbuhan pendapatan per kapita berdasarkan harga konstan 2000 mengalami angka pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 1996 yakni sebesar 7.249.766,07 atau sebesar 21,68%, Dengan demikian, rata-rata pertumbuhan PDRB perkapita Propinsi Papua berdasarkan harga konstan 2000 dari tahun 1990-2004 adalah sebesar 6,34%.
Elastisitas Kesempatan Kerja Pertumbuhan kesempatan kerjadari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Perbandingan antara persentase pertumbuhan kesempatan kerja dengan persentase pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) akan menghasilkan elastisitas kesempatan kerja. Jika angka elastisitas kesempatan kerja> 1 disebut elastis, elastisitas kesemapatan kerja = 1 unitary elastis dan elastisitas kesempatan kerja < 1 disebut inelastis. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa elastisitas kesempatan kerja yang tertinggi pada tahun
-
-
I I
14
JURNAL APLIKASI MANAJEMEN, VOLUME5. NO&OR I , APRIL 2007
2003 yakni 1,65, laju pertumbuhan kesempatan kerja sebesar2,47%, dan laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) sebesar 1,50%. Pada tahun ini elastisitas kesempatan kerja mengalami angka yang tertinggi dan disebut elastis karena persentase pertumbuhan kesempatan kerja lebih besar dari persentase pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB). Pada tahun 2002 elastisitas kesempatan kerja mengalami angka ke duatertinggi yakni sebesar 1,36, laju pertumbuhan kesempatan kerja sebesar 7,08% dan laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) sebesar 5,22%. Elastisitas kesempatan kerja mengalami angka yang terkecil pada tahun 2004 yakni sebesar negatif 1,73 dan disebut inelastis karena persentase kesempatan kerja sebesar 5,81% dan persentase produk domestik regional bruto (PDRB) sebesar negatif 3,36%. Laju pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) pada tahun yang sama, angka pertumbuhan PDRB mengalami negatif, disebabkan pada tahun 2004 terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak dan masalah-masalah sosial sehingga berdampak pada tahun 2004 penerimaan produk domestik regional bruto (PDRB) mengalami penurunan. PEMBAHASAN Pengaruh Investasi D a l a m Negeri d a n Investasi Luar Negeri t e r h a d a p Kesempatan Keja d a n Pendapatan per kapita Pengaruh Investasi Dalam Negeri d a n Investasi Luar Negeri t e r h a d a p Kesempatan Kerja Sebagaimana dikemukakan dalam bab sebelumnya yakni, diduga bahwa penyediaan kesempatan
kerja di propinsi Papua dipengaruhi oleh investasi dalam negeri dan investasi luar negeri, di mana Kesempatan kerja (Y), Investasi dalam negeri (X,) dan investasi luar negeri (X,). Berdasarkan hasil perhitungan maka hasil analisi dapat dilihat sebagaimana Tabel 1. Berdasarkan h a d estimasi pengaruh investasi dalam negeri dan investasi luar negeri terhadap kesempatan kerjadiperoleh persamaan, sebagai berikut: Y = 658702 + 0,000021 XI + 0,0622 X2 Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 92,5%. Hal ini berarti sumbangan investasi dalan negeri dan investasi luar negeri terhadap variasilbesar kecilnya kesempatan kerja sebesar 92,5% sedangkan sisanya 7,5% disebabkan faktor lainnya yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini. Jika dilihat secara individual, dari kedua faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja, investasi luar negeri berpengaruh nyata terhadap kesempatan kerja, 7,58 dan nilai T ( a0,05) = dengan nilai T 1,77. Jadi, nilai ThItung lebih besar dari T,,, atau 7,58 > 1,77. Dengan demikian, Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti investasi luar negeri secara parsial berpengaruh terhadap penyediaan kesempatan kerja. Ini menunjukkan bahwa semakin besar penanaman investasi luar negeri akan meneningkatkan penyediaan kesempatan kerja. Investasi dalam negeri tidak berpengaruh nyata terhadap kesempatan kerja, 0,63 dan nilai T,o,, dengan nilai dengan nilai Thilung= (a0,05) = 1,77. Jadi, nilai T lebih kecil dari T*, atau 0,63 < 1,77. Dengan demikian, Ho diterima dan HI ditolak, yang berarti investasi dalam negeri secara parsial tidak nyata berpengaruh terhadap penyediaan kesempatan kerja.
Tahel 1 Hasil EstimasiPengaruh Investasi dalam Negeri dan Investasi Asing terhadap Kesempatan Kerja
I
I 1
Variabel
Koefisien
Standar Error
Tstndatili
Signifikan
658702 0.000021
26420 0.00003335
24.93 0.63
S TS
0.0622
0.008200
7.58
S
I
'
1 I
I
i/
11
111
Konstanta Investasi Dalam ~ e ~ e r i ' Investasi Luar Negeri
--
-
-
Frefes. Analrsrs renrang Pengaruh Invesrasr ferhadop Pembangunan Ekonomr dr Proprnst Papua
Nilai konstanta sebesar 658702 ini berarti jika investasi dalam negeri dan investasi luar negeri dianggap konstan (citerisparubus) maka penyediaan kesempatan kerja sebesar 658.702 orang. Nilai koefisien investasi dalam negeri sebesar 0,000021 ini berarti jika investasi meningkat Rp1.000.000,00 (dalam ribuan), maka penyediaan kesempatan kerja akan meningkat sebesar 21 orang. Nilai koeisien investasi lum negeri sebesar 0,0622, ini berarti jika investasi meningkat Rp1.000.000,00 (dalam ribuan), maka penyediaan kesempatan kerja akan meningkat sebesar 62.200 orang. Investasi dalam negeri tidak nyata berpengaruh terhadap penyediaan kesempatan kerja. Hal ini disebabkan karena investasi dalam negeri berasal dari dua sumber, yaitu investasi dari pihak pemerintah dan investasi dari pihak swasta. Investasi dari pihak pemerintah di peroleh dari anggaran pembiayaan pembangunan yang pengunaanya lebih terorintasi kepada pembangunan sektor-sektor yang kurang menyerap tenaga kerja, misalnya belanja untuk fasilitas umum (sarana dan prasarana), belanja pendidikan dan pengajaran, dan lain-lain. Sedangkan investasi dalam negeri yang bersumber dari swasta nasional, lebih terorientasi kepada sektor yang kurang menyediakan kesempatan kerja seperti subsektor kehutanan (logging), industri kimia, dan lain-lain.
Pengaruh Investasi Dalam Negeri dan Investasi Luar Negeri terhadap Pendapatan per kapita Telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya yakni, diduga bahwa pendapatan per kapita di propinsi Papua dipengaruhi oleh investasi dalam negeri dan investasi luar negeri, di mana pendapatan per kapita (Y), Investasi dalam negeri (XI) dan investasi luar
15
negeri (X,). Berdasmkan hasil perhithingan maka hasil analisi dapat dilihat sebagaimana Tabel 2. Berdasarkan hasil estimasi pengaruh investasi dalam negeri dan investasi luar negeri terhadap pendapatan masyarakat diperoleh persamaan sebagai berikut: Y = - 1278549 + 0,00028 XI + 1,99 X2 Hasil analisis, nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 91,6%. Hal ini berarti sumbangan investasi dalan negeri dan investasi luar negeri terhadap variasil besar kecilnya pendapatan per kapita sebesar 9 1,6% sedangkan sisanya 8,4% disebabkan faktor lainnya yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini. Jika dilihat secara individual, dari kedua faktor yang mempengaruhi pendapatan per kapita, investasi dalam negeri tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan per kapita, dengan nilai dengan nilai T,,,unp =0,25 dan nilai Tbb,(a 0,05) = 1,77. Jadi nilai T lebih kecil dari T,abelatau 0,25 < 1,77. Dengan demikian, Ho diterima dan H1 ditolak, yang berarti investasi dalam negeri secara parsial tidak nyata berpengaruh terhadap pendapatan per kapita. Investasi luar negeri berpengaruh nyata terhadap pendapatan = 7,40 dan nilai T,,, per kapita, dengan nilai Th,,Ym8 (a 0,05) = 1,77. Jadi, nilai ThltUnS lebih besar dari T,*,, atau 7,40 > 1,77. Dengan demikian, Ho ditolak dan HI diterima, yang berarti investasi luar negeri secara parsial berpengaruh terhadap peningkatan pendapata per kapita. h i menunjukkan bahwa semakin besar penanaman investasi luar negeri akan meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat. Nilai konstanta sebesar -1278549 ini berarti jika investasi dalam negeri dan investasi luar negeri dianggap konstan (citerisparubus) maka pendapatan per kapita sebesar negatif Rp1.278.549,OO. Nilai koefisien investasi dalam negeri sebesar 0,00028 ini berarti jika investasi meningkat
Tabel 2 Hasil EstimasiPengaruh InvestasiDalamNegeridan Investasi Luar Negeri terhadap Pendapatan Masyarakat Variabel Konstanta lnvestasi Dalam Neeeri lnvestasi Luar .' Negeri
-
Koefisien -1278549
Slandar Error
865464
TStatistik -1.48
~i~nifikan TS
16 JURNAL APLIKASI MANAJEMEN. VOLUME 5, N O m R I . APRIL 2007
Rp1.000.000,00 (dalam ribuan), maka penyediaan kesempatan kerja akan meningkat sebesar Rp280,OO Nilai koefisien investasi luar negeri sebesar 1,99, ini berarti jika investasi meningkat Rp1.000.000,00 (dalam ribuan), maka penyediaan kesempatan kerja akan meningkat sebesar Rp1.990.000,OO. Berdasarkan hasil analisis investasi luar negeri berpengamh nyata terhadap pendapatan per kapita, sedangkan investasi dalam negeri tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan per kapita. Telah dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa investasi dalam negeri tidak bergaruh nyata terhadap penyediaan kesempatan, sehingga akan berdampak juga pada pendapatan per kapita.
Implikasi Kebijakan Pembangunan Daerah Propinsi Papua Untuk dapat merealisasi semua sumber pendapatan daerah maka diperlukan kebijakan pembangunan daerah yang tepat sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
Fenomena Pertama Beberapa langkah yang perlu dilakukan dan dipandang sebagai fenomena positif untuk meningkatkan investasi dalam negeri (swasta) dan investasi luar negeri. Adapun beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah melakukan revormasi birokrasi layanan investasi, membangun sistim informasi potensi investasi, serta peningkatan dan provisi infra struktur fisik.
Fenomena Kedua Kebijakan arah alokasi pengeluaran pembangunan terhadap sektor-sektor produktif belum mampu berbuat banyak untuk menggerakan sektor-sektor lainnya. Untuk itu diperlukan kebijakan dari pemerintah daerah yang lebih konsisten dalam mengidentifikasi sektor-sektor produktif untuk menggerakan sektorsektor lainnya. Selain memperhatikan sektor produktif, pemerintah daerah Propinsi Papua harus memberikan perhatian sepenuhnya pada kebijakan pembangunan yang mempersempit ketimpangan regional.
Penomena Ketiga Dalam memacu akselerasi pertumbuhan ekonomi daerah, maka Pemerintah Daerah perlu mengembangkan fungsi dari Kawasan Pembangunan Ekonomi
Terpadu (Kapet) dan fungsi Kamar Dagang Dan Industri (KADIN), sehingga akan memberikan dampak positifterhadap pembangunan ekonomi wilayah.
KESIMPULAN DAN SARAN Tingkatpertumbuhan investasi dalam negeri dan luar negeri di Propinsi Papua dari tahun 1990-tahun 2004 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata-rata pertumbuhan per tahun untuk investasi dalam negeri sebesar 55,37%, sedangkan investasi luar negeri dengan rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 35,69%. Pertumbuhan kesempatan kerja di Propinsi Papua dari tahun 1990-tahun 2004, dengan rata-rata peningkatan per tahun sebesar 3,84%, sedangkan rata-rata pertumbuhan kesempatan kerja menurut lapangan usaha, sektor pertanian merupakan sektor yang terbesar dalam penyediaan Eesempatan kerja dengan rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 73,86%. Tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita di Propinsi Papua dari tahun 1990-tahun 2004 berdasarkan harga berlaku dengan rata-rata peningkatan per tahun sebesar 19,33%, sedangkan pendapatan per kapita berdasarkan harga konstan tahun 2000, dengan rata-rata peningkatan per tahun sebesar 6,34%. Berdasarkan hasil analisis investasi luar negeri nyata berpengamh terhadap penyediaan kesempatan kerja dan pendapatan per kapita, karena investasi luar negeri lebih terorientasi pada subsektor kehutanan yang mengolah hasil hutan (industri kayu lapis), sektor pertambangan dan lain-lain yang cukup besar menyediakan kesempatan kerja, sehingga memberikan dampak positif kepada peningkatan pendapatan per kapita. Dari hasil analisis investasi dalam negeri tidak nyata berpengaruh terhadap kesempatan kerja dan pendapatan per kapita, karena investasi dalam negeri lebih terorintasi pada pembangunan sektor-sektor yang kurang menyerap tenaga kerja, seperti sub sektor kehutanan (logging),indusfri kimia, belanja untuk fasilitas umum (sarana dan prasarana), belanja pendidikan dan pengajaran, belanja sekretariat DPRD dan belanja lain-lain. Kebijakan pembangunan daerah untuk meningkatkan investasi di Propinsi Papua yakni; (1) Melakukan reformasi birokrasi layanan investasi, membangun sistim informasi potensi investasi, serta peningkatan
Fretes. Analisis tentang Pengaruh Investasi lerhadap Pembangunan Ekonomi di Propinsi Papua
dan provisi in'astruktur fisik. (2) Kebijakan arah alokasi pengeluaran pembangunan terhadap sektorsektor produktif belum mampu berbuat banyak untuk menggerakan sektor-sektor lainnya. Untuk itu diperlukan kebijakan dari pemerintah daerah yang lebih konsisten dalam mengidentifikasi sektor-sektor produktif untuk menggerakan sektor-sektor lainnya. (3) Kebijakan pemerintah daerah untuk mengembangkan fungsi Kawasan Pembangunan Ekonomi Terpadu (Kapet) dan fungsi Kamar Dagang Dan Industri (Kadin), sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Saran Perlu diciptakan iklim yang favorable untuk semakin berkembangnya investasi dalam negeri dan investasi luar negeri di Propinsi Papua. Guna memenuhi permintaan pasar kerja, maka perlu pengembangan sumber daya rnanusia dengan membuka berbagai lembaga pendidikan formal dan nonformal, sehingga peluang sumber daya manusia lebih terbuka. Untuk menarik investor agar dapat menanamkan modalnyadi Papua, maka faktor penghambat pengembangan investasi yang utama berupa kepastian hukum, masalah tanah adatMayat dan masalah infra struktur hams mendapat perhatian penuh dari masyarakat dan pemerintah daerah. Perlu adanya pemberian insentif kepada dunia usaha berupa keringanan pajakhetribusi daerah, kemudahan pelayanan perisinan dan kepastian pengawasan perisinan penanaman modal sehingga pengusaha (investor) tidak dirugikan. Diperlukan peningkatan alokasi anggaran dari pemerintah untuk menunjang berbagai kegiatan investasi terutama peningkatan infrastruktur fisik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Perlu adanya perhatian pemerintah daerih dalam membuat Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur pelaksanaan dan kewenangan penanaman modal antara Propinsi dan KabupatenlKota.
17
DAFTAR RUJUKAN Anonimous. 1990. PPKN. Jakarta: Departamen Tenaga Kerja. Anonimous. 1996. Perhitungan PDRB Kabupated Kotamadya Dasar dan Teori. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Arsyad, L. 1997. Ekonomi Pembangunan. Edisi Ill. Yogyakarta: Sekolah Tiggi llmu Ekonomi YKPN. Arsyad, L. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan EkonomiDaerah. Yogyakarta: BPFE. Boediono. 1992. TeoriPertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE. Glasson, J. 1990. PengantarPerencanaanRegional Terjemahan Sitohang, P. Jakarta: Lebaga Penerbit FEUI. Gray, C., dan Simanjuntak, P., Lien, K., Maispatella, Varley. 1993. Pengantar Evaluasi Proyek Jakarta: Gramedia. Hasibuan, M.S.P. 1987. Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia. Bandung: Penerbithico. Kunarjo. 1993. Perencanaan dan Pembiayaan Pembangunan. Jakarta: UI- Press. Nanga, M. 2005. Makro Ekonomi, Teori, Masalah dan Kebijakan. Edisi kedua. Jakarta: Penerbit PT Raja Grafido Persada. Richardson, H.W. 1997.Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Regional (terjemahan). Jakarta: LP - FEUI. Schultze, Ch.L. 1981. Analisis Pendapafan Nasional, Stabilitas dan Pertumbuhan. Diterjemahkan oleh St. Dianjung. Jakarta: PT Bina Aksara. Senghaas, D. 1988. Tala Ekonomi Dunia dan Politik Pembangunan (terjemahan) oleh Aan Efendi. Jakarta: LP3ES. Simanjuntak,J.P. 1998. Pengantar EkonomiSumber Daya Manusia. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sukirno, S. 1985a. Beberapa Aspek dalam Persoalan Pembangunan Daerah. Jakarta: LPFE-UI. Sukiio, S. 1985b.EkonomiPembangunon. Jakarta: LPFEUI. Waqmni, S. 1984. Analisa Kota dan daerah. Bandung: ITB Bandung. Winardi. 1979. Pengantar Ilmu Ekonomi, (Teori Perfurnbuhan Ekonomi). Edisi V. Bandung: Tarsito. Wiardi. 1992. Kamus Ekonomi. Bandung: Alumni.