ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL PADA KOPERASI DAN UKM MENGGUNAKAN SISTEM “ONLINE” DENGAN BUDAYA SEBAGAI VARIABEL MODERATOR Retnoningrum, SE, M.Sc Abdul Jalil, S.Sos, M.Si Politeknik Pratama Mulia Surakarta ABSTRAK
UKM and Cooperatives, business organizations in Indonesia, which is expected to alleviate the economic crisis. The issues that are currently of concern to the Government of Indonesia strive for economic recovery through by using of information technology. Tendency on the issue, the attitude of acceptance or rejection of a user information technology system (Technology Acceptance Model / TAM) is the technology acceptance model that can explain and predict one's intention to use the technology (behavioral intention) to use it ( behavior). The purpose of this study was to analyze the TAM model on UKM and cooperatives with an online system that culture moderated. Data was collected through surveys on UKM and Cooperatives in Surakarta. Data collected 145 respondents, using AMOS 18 shows that cultural variables masculinity/femininity moderate the perceived ease of use to the perception of use, as it also moderate the perception of the use of the intention to use technology systems, it is contrary to the uncertainty avoidance cultures. Both of these variables moderate the influence of intention ( behavioral intention ) toward usage behavior (behavioral ) use of information technology systems in UKM and cooperatives. Keywords : behavioral intention , behavior , Technology Acceptance Model , the culture . Pendahuluan 1. Pendahuluan
Pesatnya perkembangan teknologi informasi di dunia menyebabkan negara Indonesia selalu mengadopsi berbagai sistem teknologi informasi, salah satunya adalah penggunaan internet atau internet based technology. Berpijak dari hal tersebut Pemerintah Indonesia berupaya memulihkan ekonomi melalui pemanfaatan teknologi informasi atau Sistem Informasi Manajemen yang
diterapkan dalam operasional organisasi UKM dan Koperasi. Koperasi dan UKM sebagai wadah ekonomi diharapkan bisa menjadi salah satu jawaban untuk mengentaskan masyarakat dari krisis ekonomi. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UKM saat ini sekitar 55,2 juta. Jumlah tersebut diprediksi akan tumbuh menjadi 58 juta unit pada 2014, tersebar di seluruh kepulauan Indonesia (Majalah UKM Indonesia Network, 2013). Melihat
perkembangan jumlah UKM dan Koperasi yang pesat maka perlu adanya pengelolaan secara profesional dengan berbasis teknologi informasi sehingga pemulihan tingkat ekonomi dapat dicapai. Salah satu teori penggunaan sistem teknologi informasi yang dianggap berpengaruh dan umumnya digunakan untuk menjelaskan penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi informasi adalah model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model/TAM). Teori TAM pertama kali dikembangkan oleh Davis pada 1989. (Jogiyanto, 2008). Kecenderungan sikap penerimaan atau penolakan dari pemakai (user) terhadap pemakaian sistem teknologi informasi pada UKM dan Koperasi menjadikan alasan pentingnya mengetahui bagaimana sikap dan perilaku user dalam menggunakan sistem teknologi informasi. Dampak penggunaan teknologi informasi dalam UKM dan Koperasi adalah proses bekerja maupun proses bisnis menjadi lebih efisien dan efektif (kinerja meningkat). Penelitian ini akan mengembangkan TAM dengan menambahkan variabel eksternal yaitu pengalaman pengguna (experience) dan variabel persepsi kesenangan. Hasil penelitian Taylor dan Todd (1995) bahwa kegunaan persepsian (perceived usefulness) merupakan penentu yang paling kuat mempengaruhi niat perilaku untuk grup yang kurang berpengalaman, sedang niat perilaku ke pemakai teknologi informasi lebih kuat untuk pemakai yang berpengalaman dibandingkan belum berpengalaman. Penelitian ini memasukkan dimensi budaya Hofstede (2001) sebagai varibel moderasi dalam konstrukkonstruk TAM, karena setiap negara
pasti mempunyai perbedaan budaya kerja sehingga penerimaan teknologinya pun akan berbeda pula. Dimensi budaya yang akan dimasukkan dalam model ini adalah budaya penghindaran ketidak pastian dan budaya maskulinitas/femininitas, kedua budaya ini sangat berhubungan dengan penerimaan teknologi (Hofstede, 2001 dalam Grace, 2011). 1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah 1.2.1 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas perumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini apakah pengalaman pengguna (experience) dan persepsi kesenangan akan mempengaruhi model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model/TAM) dan apakah budaya penghindaran ketidakpastian dan budaya maskulinitas/femininitas memoderasinya. 1.2.2 Pembatasan Masalah Penelitian ini akan dilakukan terhadap UKM dan Koperasi di Eks Karisidenan Surakarta. Metode yang digunakan analisis kuantitatif dan pengumpulan data dilakukan dengan random sampling, sedangkan pengolahan data dilakukan dengan Structural Equation Modeling AMOS dan SPSS. 1.3. Tujuan, Manfaat dan Luaran Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menganalisis model penerimaan teknologi/ TAM pada UKM dan Koperasi dengan sistem online yang dimoderasi variabel budaya. Investigasi memfokuskan pada dua konstruk (variabel) perceived usefulness dan perceived ease of use) yang diteorikan sebagai penentu-penentu dasar penggunaan sistem.
Sedangkan manfaat penelitian ini adalah : a. Memberikan diskusi yang berbeda dari model penerimaan teknologi pada UKM dan Koperasi b. Menyediakan pengukur-pengukur konstruk yang valid sehingga peneliti tidak mendapat informasi yang salah tentang penerimaan sistem teknologi oleh user. Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah publikasi ilmiah dalam jurnal lokal yang mempunyai ISSN dan luaran tambahan yang diharapkan dari penelitian ini adalah prosiding pada seminar ilmiah berskala lokal, 2.
Kerangka Teoritis Pengembangan Hipotesis
dan
Sistem informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang diorganisasikan, bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi yang dapat dipergunakan untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam organisasi. Sistem teknologi informasi berkembang dengan pesat dan drastis, namun masih banyak sistem informasi yang gagal diterapkan. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan menyebutkan bahwa kegagalan terjadi dikarenakan aspek keperilakuannya (behavioral). Sistem teknologi informasi yang diterapkan akan menjadi bagian komponen organisasi tersebut yang selanjutnya bekerjasama dengan manusia (interaksi manusia dengan sistem teknologi informasi). Interaksi tersebutlah yang akan menimbulkan masalah dalam keperilakuan (behavioral), agar sistem teknologi informasi dapat diterima dengan baik oleh user maka perilaku menolak perlu
dirubah atau sistem perlu dipersiapkan terlebih dahulu supaya user berperilaku menerima. (Jogiyanto, 2008) Menurut Davis (1989) di dalam konsep TAM terdapat dua anteseden penting yang memprediksi minat berperilaku dalam menggunakan teknologi informasi, yaitu persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use). Keduanya merupakan variabel internal dalam diri individu. Kajian-kajian empiris sebelumnya menunjukkan bahwa kedua variabel internal individu tersebut mendapat dukungan kuat secara empiris (Venkatesh dan Morris, 2000). Penelitian Grace (2011) memasukkan variabel budaya (budaya penghindaran ketidak pastian dan budaya maskulinaritas/femininitas) sebagai moderasi dalam konstruk TAM, hasil penelitiannya menyatakan bahwa budaya berpengaruh signifikan terhadap persepsi kegunaan dan niat dalam menggunakan sistem ERP. 2.1 Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action)/TRA Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action)/TRA dikembangkan oleh Icek Ajzen dan martin Fishbein, teori ini diderivasi dari penelitianpenelitian sebelumnya yang mulai dari teori sikap (theory of attitude) yang mempelajari tentang sikap (attitude) dan perilaku (behavior). Teori ini muncul karena kegagalan penelitian yang menguji teori sikap yaitu hubungan antara sikap dan perilaku (Ajzen dan Fisbein, 1980 dalam Jogiayanto 2008). Niat perilaku (behavioral intention) dan perilaku adalah dua hal yang berbeda, niat perilaku (behavioral intention) masih merupakan suatu niat dalam arti bahwa keinginan untuk
melakukan perilaku. Perilaku (behavior) adalah tindakan atau kegiatan nyata yang dilakukan. TRA menjelaskan perilaku (behavior) dilakukan karena individual Niat perilaku (behavioral intention)
mempunyai niat atau keinginan untuk melakukannya (behavioral intention) selanjutnya akan menentukan perilakunya (behavior). Perilaku (behavior)
Gambar 2.1 niat perilaku mempengaruhi perilaku (Jogiyanto, 2008) Ekspresi dari niat perilaku seharusnya berhubungan dengan prediksi yang berakurasi tinggi terhadap kegiatan volitional yang terkait. Bukti empiris (Sheppard et al., 1998 dalam 2.2
Model penerimaan teknologi (Technology Acceptance Model)/ TAM TAM merupakan sebuah model yang pertama kali dikenalkan oleh Fred Davis pada tahun 1986. TAM merupakan sebuah pengembangan dari TRA. TAM mengemukakan bahwa manfaat yang dirasakan dan kemudahan penggunaan yang dirasakan oleh user menentukan niat individu untuk memakai sistem. TAM adalah model yang menjelaskan perilaku pengguna teknologi dipengaruhi oleh kepercayaan, sikap, niat/tujuan dan hubungan perilaku pengguna. (Jogiyanto, 2008) TRA dan TAM, keduanya memiliki elemen perilaku yang kuat. Model dan teori ini menganggap bahwa ketika seseorang membentuk niat untuk bertindak, mereka akan bebas untuk bertindak tanpa batasan. Dalam prakteknya, kendala seperti keterbatasan kemampuan, waktu, batas lingkungan atau organisasi, dan perilaku tidak sadar akan membatasi kebebasan untuk bertindak. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan teknologi adalah persepsi kegunaan terhadap
kemanfaatan dan kemudahan penggunaan teknologi informasi sebagai suatu tindakan yang beralasan dalam konteks pengguna teknologi sehingga hal tersebut menjadikan tindakan atau perilaku individu tersebut sebagai tolak ukur dalam penerimaan sebuah teknologi. 2.3 Konstruk-konstruk TAM TAM yang belum dimodifikasi menggunakan lima konstruk utama yaitu: a. Perceived usefulness ( persepsi kegunaan) adalah sebuah tingkat dimana seseorang percaya apabila ia menggunakan suatu sistem tertentu maka sistem tersebut akan meningkatkan performa kinerjanya b. Perceived ease of use (persepsi kemudahan penggunaan) adalah tingkat dimana seseorang percaya apabila ia menggunakan suatu sistem tertentu maka ia akan terbebas dari upaya atau usaha yang melelahkan. c. Attitude toward using technology (sikap terhadap penggunaan teknologi), sikap ini dikonsepkan sebagai suatu sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan saat seorang user mengunakan teknologi tersebut. d. Behavioral intention to use (minat perilaku menggunakan teknologi)
adalah kecenderungan perilaku untuk menggunakan suatu teknologi. e. Behavior (perilaku) adalah kondisi nyata penggunaan teknologi. Hal ini dikonsepkan dalam bentuk
pengukuran terhadap berapa lamanya waktu penggunaan teknologi dan juga intensitas penggunaan.
Persepsi kegunaan (perceived usefulness) Sikap terhadap perilaku (attitude towards using
Minat perilaku (Behavioral Intention to use)
Perilaku (behavior)
Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)
Gambar 2.2 Technology acceptance model/TAM (Jogiyanto, 2008) TAM biasanya digunakan untuk menjelaskan penerimaan teknologi baru dan dapat memprediksikan individu mana yang lebih cenderung untuk mengambil teknologi baru yang diimplementasikan. Hasil penelitian Davis et al., 1989 menyatakan bahwa persepsi kegunaan mempengaruhi secara signifikan terhadap penggunaan sistem informasi. Sistem teknologi informasi (online) akan digunakan apabila pemakai percaya bahwa sistem tersebut akan memberi manfaat dalam meningkatkan kinerja, produktivitas dan keefektifannya dalam bekerja. Persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use) didefinisikan merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan. Sistem teknologi (online) akan digunakan apabila pemakai percaya bahwa sistem tersebut mudah digunakan.
2.4 .Pengalaman (experience) TRA dan TAM disebutkan bahwa keduanya memiliki elemen perilaku yang kuat. Model dan teori ini menganggap bahwa ketika seseorang membentuk niat untuk bertindak, mereka akan bebas untuk bertindak tanpa batasan. Pengalaman merupakan penentu dari perilaku (behavioral), pengalaman juga akan mempengaruhi penerimaan sistem secara tidak langsung melalui kepercayaan (beliefs) yaitu persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) dan persepsi kegunaan (perceived usefulness). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pengalaman menggunakan komputer akan mempengaruhi secara langsung penerimaan sistem (Igbarian et al., 1995). Dengan demikian, hipotesis penelitian ini adalah: H1a: Pengalaman (experience) berpengaruh signifikan terhadap persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use) baik pada Koperasi maupun UKM.
H1b: Pengalaman (experience) berpengaruh signifikan terhadap persepsi kegunaan (Perceived usefulness) baik pada Koperasi maupun UKM. H1c: Pengalaman (experience) berpengaruh signifikan terhadap persepsi kesenangan baik pada Koperasi maupun UKM.
menggunakan sistem teknologi (online) baik pada Koperasi maupun UKM. H2d: Persepsi kesenangan berpengaruh signifikan terhadap perilaku menggunakan sistem (behavior) menggunakan sistem teknologi (online) baik pada Koperasi maupun UKM
2.5 . Persepsi Kesenangan Davis et al. (1992) mendefinisikan persepsi kesenangan sebagai motivasi instrinsik seseorang untuk menerima dan menggunakan teknologi atau dengan kata lain pribadi orang tersebut senang dengan aktivitas menggunakan teknologi. Dalam penelitian ini terkait dengan cara seseorang memandang aktivitas menggunakan teknologi informasi atau online terasa menyenang dalam konteks pribadi. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa persepsi kesenangan berpengaruh signifikan terhadap persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use), peserpsi kegunaan (Perceived usefulness) dan niat menggunakan teknologi. (Venkatesh, 2000; Agarwal and Karahanna, 2000; Venkatesh et al., 2002; Yi and Hwang, 2003; Hwang, 2005; Sun and Zhang; 2006; Venkatesh et al., 2002). Dengan demikian, hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H2a: Persepsi kesenangan berpengaruh signifikan terhadap persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use) baik pada Koperasi maupun UKM. H2b: Persepsi kesenangan berpengaruh signifikan terhadap persepsi kegunaan (Perceived usefulness) baik pada Koperasi maupun UKM. H2c: Persepsi kesenangan berpengaruh signifikan terhadap niat (behavioral intention)
2..6 Dimensi Budaya Budaya mempengaruhi cara manusia bertindak di dalam organisasi. Bagaimana orang bekerja, memandang pekerjaan mereka, bekerja bersama rekan kerja, dan memandang masa depan sebagian besar ditentukan oleh norma budaya, nilai-nilai, dan kepercayaan (Grace, 2011). Hofstede (2001) mendefinisikan budaya sebagai “collective programming of the mind”. Masyarakat menghadapi serangkaian masalah dasar yang sama dan harus mengatasi masalah tersebut, namun cara masyarakat mengatasi masalah tersebut berbedabeda tergantung pada budayanya. Dua dimensi budaya Hofstede yang digunakan dalam penelitian ini adalah penghindaran ketidakpastian dan maskulinitas/femininitas. Budaya penghindaran ketidakpastian adalah tingkat di mana orang merasa terancam oleh ketidakpastian atau situasi yang tidak diketahui. Orang yang memiliki tingkat yang tinggi pada dimensi budaya ini, perilakunya dipengaruhi oleh adanya kecemasan akan ketidakpastian sehingga mereka berusaha menghindari ketidakpastian dengan berbagai cara. Pengertian budaya maskulinitas/femininitas adalah maskulinitas berarti orang yang peran social gender-nya secara jelas dapat dibedakan, selanjutnya femininitas berarti orang yang peran social gender-
nya tumpang tindih.. Dalam budaya maskulinitas, pria lebih mementingkan tujuan keakuan (ego) seperti karier dan penghasilan, sedangkan wanita lebih mementingkan tujuan sosial, seperti membantu orang lain, dan lingkungan fisik. Dalam budaya feminitas, baik pria maupun wanita lebih mementingkan tujuan sosial. Kedua budaya tersebut mementingkan kegunaan sistem karena orang-orang berbudaya maskulinitas menekankan pada sasaran kerja, seperti penghasilan dan promosi, pengakuan, dan peningkatan kinerja sedangkan yang berbudaya femininitas menekankan sasaran personal, seperti persahabatan, lingkungan yang menyenangkan, keamanan posisi serta mementingkan kemudahan penggunaan sistem karena sistem yang mudah tidak menimbulkan tekanan dalam bekerja sehingga lingkungan kerja menyenangkan dan kualitas hidup lebih baik. 2.6.1
Moderasi Budaya Penghindaran Ketidakpastian terhadap Konstruk TAM Kegunaan dan kemudahan penggunaan sistem merupakan dua faktor yang bisa mengurangi ketidakpastian sehingga orang-orang yang berbudaya penghindaran ketidakpastian yang tinggi akan memperkuat pengaruh persepsi kemudahan penggunaan terhadap persepsi kegunaan, serta pengaruh persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi kegunaan terhadap niat menggunakan sistem teknologi (online) atau sebaliknya. Orang yang memiliki tingkat yang tinggi pada dimensi budaya ini, perilakunya dipengaruhi oleh adanya kecemasan akan ketidakpastian sehingga mereka berusaha menghindari ketidakpastian dengan berbagai cara. Memiliki kehidupan yang stabil dan aman sangatlah penting bagi mereka.
Dalam organisasi, orang mencoba mengatasi ketidakpastian dengan teknologi, peraturan, dan ritual. Dengan demikian hipotesis penelitian ini: H3a: Budaya penghindaran ketidakpastian memoderasi pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use) terhadap persepsi kegunaan (Perceived usefulness) baik pada Koperasi maupun UKM. H3b: Budaya penghindaran ketidakpastian memoderasi pengaruh Persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use) terhadap niat (behavioral intention) menggunakan sistem teknologi (online) baik pada Koperasi maupun UKM. H3c: Budaya penghindaran ketidakpastian memoderasi pengaruh Persepsi kegunaan (Perceived Ease of Use) terhadap niat (behavioral intention) menggunakan sistem teknologi (online) baik pada Koperasi maupun UKM. H3d: Budaya penghindaran ketidakpastian memoderasi pengaruh niat (behavioral intention) terhadap perilaku penggunaan (behavior) menggunakan sistem teknologi (online) baik pada Koperasi maupun UKM. 2.6.2. Moderasi Budaya maskulinitas/ femininitas terhadap Konstruk TAM Situasi kerja di perusahaan di mana orang-orang yang memiliki budaya maskulinitas percaya bahwa hidup untuk bekerja, menekankan pada kinerja, wanita memilih pemimpin pria, pria dipaksa berambisi dalam karier, sedikit wanita dalam manajemen, manajer diharapkan menjadi tegas, adil, dan kompetitif (Hofstede, 2001).
Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: H4a: Budaya maskulinitas/femininitas memoderasi pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use) terhadap persepsi kegunaan (Perceived usefulness) baik pada Koperasi maupun UKM. H4b: Budaya maskulinitas/femininitas memoderasi pengaruh persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use) terhadap niat menggunakan (behavioral intention) sistem teknologi (online) baik pada Koperasi maupun UKM. H4c: Budaya maskulinitas/femininitas memoderasi pengaruh persepsi kegunaan (Perceived usefulness) terhadap niat (behavioral intention) menggunakan sistem sistem teknologi (online) baik pada Koperasi maupun UKM. H4c: Budaya maskulinitas/femininitas memoderasi pengaruh niat menggunakan (behavioral intention) sistem teknologi (online) terhadap perilaku menggunakan (behavior) baik pada Koperasi maupun UKM. 3.
Metode Penelitian Metode yang diterapkan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa bagian atau tahapan yaitu: 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei, mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Pengukuran kuesioner dengan skala likert 7 poin. Data yang dikumpulkan bersifat cross sectional, data yang diperoleh dari responden berupa variabel budaya, pengalaman, konstruk TAM dalam waktu 3 bulan (pelaksanaan penelitian Juli- September). Penelitian survei digunakan untuk penjelasan (explanatory atau
confirmatory) yaitu menjelaskan pengaruh antara variabel satu terhadap variabel lain melalui pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) Amos 18 dan SPSS 17 untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel eksternal pengalaman dan persepsi kesenangan terhadap konstruk TAM selanjutnya menganalisis kontruk TAM yang dimoderasi oleh variabel budaya. 3.2
Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan bulan Juli – Desember 2013 di Eks Karisidenan Surakart (Kota Surakarta, Kabupaten Klaten, Boyolali, Wonogiri, Sragen, Karanganyar dan Sukoharjo) dengan pertimbangan tingkat perkembangan jumlah UKM dan Koperasi di Eks Karisidenan Surakarta cukup pesat dan jumlah tersebut sudah memenuhi pengujian dengan AMOS. 3.3
Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah UKM dan Koperasi, Sample penelitian ini UKM dan Koperasi di Eks Karisidenan Surakarta (Kota Surakarta, Kab Klaten, Kab Boyolali, Kab Karanganyar, Kab. Sragen dan Kab. Sukoharjo). Penentuan sampel sedapat mungkin sesuai dengan kriteria ideal besarnya sampel untuk analisis SEM yaitu 100 – 200 minum absolut 50 atau besaran sampel minimum adalah 5 – 10 X variabel manifest atau indikator dan keseluruhan variabel laten. Survei dilakukan secara manual dan online, dengan metode purposive random sampling. Penyebaran kuesioner secara online sebanyak 150 eksemplar dan secara manual sebanyak 200 eksemplar. Tingkat respon rate penelitian ini 53% atau 187 responden
yang dapat dikumpulkan namun hanya 145 responden, 42 responden tidak memenuhi kriteria. Tabel di bawah ini merupakan sebaran data UKM dan Koperasi di Eks Karisedenan Surakarta Tabel 1 Sebaran data Koperasi dan UKM Kabupaten/ Kota Surakarta Sukoharjo Boyolali Klaten Sragen Wonogiri Karanganyar Total
Jenis Usaha
Jumlah
UKM
Koperasi
20 19 8 17 12 12 13 101
5 4 13 5 5 5 7 44
25 23 21 22 17 17 20 145
Sumber : data diolah 2013 3.4 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang akan dilakukan dengan kuesioner yang disebarkan pada UKM dan Koperasi. Penggunaan teknik kuesioner untuk mendapatkan data dari responden sebagai subyek penelitian yaitu
mengenal variabel yang akan diukur mengenai variabel pengalaman, persepsi kesenangan, konstruk TAM dan budaya. Kuesioner ini berisi pertanyaan dengan memberi score dari setiap jawaban dengan skala likert 7 poin. 3.5. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan terdiri dari: a. Variabel/konstruk Eksogenous (Exogeneous Constructs) yaitu independen variabel yang tidak diprediksi atau dipengaruhi oleh variabel yang lain dalam model. Konstruk eksogeneous dalam penelitian ini adalah Experience. b. Variabel/Konstruk Endogen yaitu faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk. Konstruk endogen dalam penelitian ini adalah PEU (perceived ease of use), PE (persepsi kesenangan), PU (perceived usefulness), BI (Behavioral Intention to use), B (behavior), c. Variabel moderasinya adalah BM (budaya Maskulinaritas/Femininitas, BP (budaya ketidakpastian) Budaya penghi ndaran ketidak pastian
Budaya Maskul inaritas /Femini nitas
Persep si kemu dahan keguna an (percei Penga laman (exper
Persepsi kegunaan (perceived usefulness)
Minat perilaku (Behavioral Intention to use)
Perilaku (behavior)
Persep si kesena ngan
Gambar 3.1 Model Penelitian
3.6
Uji Validitas dan Reliabilitas Pengujian validitas dan reliabilitas dengan tujuan untuk menentukan bahwa keseluruhan insturmen penelitian adalah valid atau tepat dan reliabel atau handal walaupun digunakan pada penelitian lain dengan waktunya berbeda dan berulang-ulang. Untuk menguji validitas menggunakan metode uji korelasi pearson product moment dengan menggunakan SPSS, selanjutnya koefisien masing-masing dibandingkan dengan angka kritis r tabel product moment sesuai dengan derajat bebas dan signifikansinya. Untuk menguji reliabilitas dengan menggunakan cronbachs alpha. Sebelum kuesioner disebarkan dilakukan pilot test dilakukan terhadap akademisi yang berwiraswasta dan koperasi dilingkungan kampus, pilot test dilakukan untuk memberikan kontribusi dan kritikan terhadap konstruk-konstruk penelitian. 4. Analisa data dan Pembahasan 4.1 Analisa Data Koperasi dan UKM di Eks Karisidenan Surakarta merupakan responden penelitian ini. Data Koperasi dan UKM diperoleh dari pencarian data di website Kementerian Koperasi dan UMKM serta data yang diperoleh kunjungan langsung ke KabupatenKabupaten di Eks Karisidenan Surakarta (Kab Klaten, Boyolali, Sragen, Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri dan Kota Surakarta). Penelitian ini dengan menggunakan metode survei dimana alat yang digunakan adalah kuesioner dalam bentuk manual dan online. Kuesioner manual sejumlah 200 eksemplar disebarkan dengan mendatangi secara langsung kantor-kantor Koperasi dan UKM sedangkan untuk kuesioner online
melalui email disebarkan sejumlah 150 eksemplar. Data yang direspon sebanyak 187 responden, 42 responden tidak dapat digunakan sehingga hanya 145 responden yang dapat diolah (101 UKM dan 44 Koperasi). Pengujian validitas dan reliabilitas dari data yang sebenarnya dari survei yang dilakukan di lapangan yaitu 145 responden.dengan menggunakan SPSS 17 hasil perhitungan Pearson Correlation (2 tailed) diperoleh > 0,06 dinyatakan valid sedangkan crobach’s alpha 0,968 dinyatakan reliabel. 4.2
Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengalaman, persepsi kesenangan dan persepsi kegunaan terhadap penerimaan teknologi pada UKM dan Koperasi di eks Karisidenan Surakarta yang dimoderasi oleh budaya ketidakpastian dan budaya maskulinaritas/femininitas. 4.2.1 Intepretasi Observed variable/variable manifest/indikator dalam model ini sebagai berikut: EX1, EX2, PEU1, PEU2, PEU3, PEU4, PEU5, PE1, PE2, PE3, PE4, PE5, PU1, PU2, PU3, PU4, PU5, BI1, BI2, BI3, BI4, BI5, B1, B2, BP1,BP2,BP3,BP4,BP5,BP6, BM1,BM2,BM3,BM4,BM5 dan BM6. Unobserved variable atau variable laten terdiri EX,PEU, PE,PE, BI, B,BP dan BM. Setiap indikator selalu disertai satu variabel error (e), begitu juga untuk variabel endogen juga selalu disertai variabel error. Gambar hasil input awal penerimaan TAM pada UKM dan Koperasi di Eks Karisidenan Surakarta ke software AMOS 18 sebagai berikut
Gambar 4.1 Model awal penerimaan TAM pada UKM dan Koperasi Hasil perhitungan awal menunjukkan bahwa terdapat data yang memiliki probabilitas (P) yaitu p1 atau p2 < 0,05 atau outlier sehingga dilakukan pembersihan data samapi memenuhi ketentuan normality. Observations farthest from the centroid (Mahalanobis distance) (Group number 1) terdapat 28 responden yang harus dibuang karena outlier sebagai berikut : 42,38,32,39,95,86,25,4,9,43,52,26,85,84, 35,49,31,37,19 ,14,54,102, 7,144,97,98,27,82 (tabel terlampir) Setelah dilakukan pembuangan data outlier, pada hasil assessment of normality semua angka cr ada di bawah 2,58 (tabel terlampir). Hal ini menunjukkan data sudah terdistribusi normal. Hasil uji kesesuaian model dalam gambar di bawah ini menunjukkan bahwa model yang direncanakan belum fit. Nilai Chi Square, GFI,
RMSEA,AGFI yang dihasilkan belum memenuhi kriteria cut off (goodness of fit) persamaan model struktural yang ditetapkan. Nilai probabilitas 0,000 masih dibawah 0,05, GFI 0,638 dan AGFI 0,579 masih belum mendekati 1, RMSEA sebesar 0,112 masih lebih dari 0,08. Model belum sehingga perlu dilakukan modifikasi berdasarkan modification indices yang diberikan oleh AMOS. 4.2.2 Modifikasi Model Beberapa kali dilakukan modifikasi model modifikasi belum fit juga sehingga dilakukan modifikasi yang signifikan terhadap model berdasarkan kecenderungan modification indices yang muncul.sehingga dilakukan pembuangan beberapa indicator yang lemah. Gambar berikut ini merupakan modifikasi dan dihasilkan goodness of fit yang baik
. Berdasarkan uji kesesuaian model peneriman teknologi online dari model modifikasi yang fit sebagai berikut: Tabel 4.1 hasil Goodness of Fit Model Indeks
Cut off Value
Hasil
Chi Square Probability CMIN/DF GFI AGFI RMSEA TLI
Mendekati 0 ≥ 0.05 ≤ 2.00 Mendekati 1 Mendekati 1 ≤ 0.08 Mendekati 1
79.19 0.06 1.552 0.910 0.895 0.077 0.96
Evaluasi Model Marginal Baik Baik Baik Marginal Baik Baik
Sumber : data yang diolah Dari hasi uji goodness of fit setelah dimodifikasi ini lebih baik daripada model awal sehingga model ini diterima sebagai model penerimaan penggunaan teknologi online pada UKM dan Koperasi, terlihat bahwa model sesuai /fit dengan data yang dikumpulkan.
4.2.3 Uji Kesahihan Konvergen Nilai bobot regresi (estimate) menunjukkan bahwa nilai critical ratio nya untuk 21 indikator lebihh besar dari dua kali standar error-nya yang berarti 12ariable12-indikator tersebut sahih terhadap 12ariable penelitian. Disamping itu nilai probabilitas *** artinya 0,000 atau dibawah 0,05 (indikator sahih dipergunakan untuk mengukur
Tabel 4.2 Tabel Regresi Keterangan Estimate
S.E.
C.R.
P
0,199
7,03
***
B2
<---
B
1
B1
<---
B
1,399
BM1
<---
BM
BM3
<---
BM
1,031
0,13
7,948
***
BM5
<---
BM
1,166
0,153
7,601
***
BM6
<---
BM
0,788
0,12
6,547
***
BP1
<---
BP
1
BP2
<---
BP
0,965
0,07
13,841
***
BP5
<---
BP
0,778
0,071
11,027
***
EX1
<---
EX
1
EX2
<---
EX
1,047
0,138
7,586
***
PE4
<---
PE
1
PE3
<---
PE
0,878
0,062
14,068
***
PE1
<---
PE
0,83
0,061
13,553
***
PEU1
<---
PEU
1
PEU2
<---
PEU
0,95
0,108
8,779
***
PEU3
<---
PEU
1,048
0,069
15,133
***
PU5
<---
PU
1
PU4
<---
PU
1,132
0,07
16,077
***
PU3
<---
PU
1,113
0,065
17,143
***
PU2
<---
PU
1,104
0,104
10,596
***
1
Sumber : data yang diolah 4.2.4 Kausalitas Model Hasil program statistik AMOS dapat dianalisis dan dihitung hasil bobot regresi variabel laten yang sering disebut sebagai estimasi loading factors atau lamda value, derajat bebas (df), nilai cr atau t-hitung dan nilai probabilitas. Berdasarkan signifikansi t – hitung dengan probabilitasnya (p) = 0.05. Berikut tabel Uji Regresi Kausalitas. Tabel 4.3 Uji Regresi Kausalitas
Estimate
S.E.
C.R.
P
Keterangan
PEU <---
EX
0,372
0,109
3,409
***
Sig
PE
<---
EX
0,401
0,099
6,090
***
Sig
PU
<---
EX
0,201
0,128
1,57
0,116
Tdk sig
PEU <---
PE
0,59
0,084
7,051
***
Sig
PU
<---
PE
0,592
0,153
3,859
***
Sig
BI
<---
PE
0,863
0,622
1,387
0,166
Tdk sig
B
<---
PE
1,082
0,351
3,085
0,002
Sig
Sumber :data yang diolah
Hasil output menunjukkan signifikansi apabila nilai probabilitas kurang dari 0,05 atau ***. Hal tersebut menunjukkan variabel laten yang satu mempengaruhi secara signifikan terhadap variabel laten yang lain.
4.2.5 Analisis Model Grafis Besarnya pengaruh masingmasing variabel laten secara langsung (standardized direct effect) maupun tidak langsung (standardized indirect effec)t serta total efek (standardized total effect) diringkas dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Efek langsung dan efek tidak langsung Variabel
(PE) (EX) (PEU) (EX) (PU) (EX) (PEU) PE (PU) (PE) (BI) (PE) (B) (PE) (PU) (PEU) (BI) (PEU) (B) (PEU) (B) (BI) (PU) (PEU) (BI) (PEU) (BI) (PU) (B) (BI)
Efek langsung
0.690 0.372 0.201 0.590 0.592 0.863 1.082 -0,027 0,828 -0,427 0.128 -0,027 0,828 -0.339 0.128
Efek tidak langsung melalui mediasi BP 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 -0.244 -0.192 -0.081 0.928 0.00 0.00 0.00 0.00
Efek tidak langsung melalui mediasi BM 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.361 -0.573 0.257 0.583
Efek total
0.690 0.372 0.201 0.590 0.592 0.863 1.082 -0.271 0.828 -0.427 1.056 0.334 0.255 -0.082 0.711
Sumber data : data diolah 4.3 Uji Hipotesis Output AMOS 18 tersaji dalam ringkasan data dalam tabel 4.2 dan 4.3 dapat menunjukkan uji hipotesis sebagai berikut: Tabel 4.4 Uji Hipotesis 1 dan 2 Hipotesis Prob Hasil H1a *** Sig H1b 0,116 Tdk sig H1c *** Sig H2a *** Sig H2b *** Sig H2c 0,166 Tdk sig H2d 0,02 Sig Sumber : data yang diolah
Ket H1a diterima H1b ditolak H1c diterima H2a diterima H2b diterima H2c ditolak H2d diterima
Individu yang mempunyai pengalaman dalam penggunaan teknologi komputer akan cenderung merasa mudah dalam interaksi penggunaan teknologi komputer dan merasa senang dan puas dalam penggunaan teknologi untuk menunjang pekerjaannya. Namun pengalaman tidak berpengaruh terhadap persepsi kegunaan. Persepsi kesenangan individu terkait dengan rasa puas dalam
penggunaan teknologi komputer cenderung akan mempengaruhi individu dalam interaksi penggunaan dengan mudah dan persepsi penggunaan komputer akan meningkatkan kinerja dan produktivitas. Disamping itu juga berpengaruh terhadap perilaku untuk menggunakan teknologi komputer. Namun persepsi kesenangan tidak mempengaruhi niat menggunakan teknologi.
Tabel .4 Uji Hipotesi 3 dan 4 Hip Prob Hasil H3a -0.244 Tidak memoderasi H3b -0.192 Tidak memoderasi H3c -0.081 Tidak memoderasi H3d 0.928 Memoderasi H4a 0.361 Memoderasi H4b -0.573 Tidak memoderasi H4c 0.257 Memoderasi H4d 0.583 Memoderasi Sumber: data yang diolah
Hasil penelitian ini menunjukkan budaya penghindaran ketidakpastian hanya memoderasi variabel niat terhadap perilaku, sedangkan budaya maskulinitas/ femininitas memoderasi persepsi kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use) terhadap persepsi kegunaan (Perceived usefulness), budaya maskulinitas/ femininitas juga memoderasi pengaruh persepsi kegunaan (Perceived usefulness) terhadap niat (behavioral intention) menggunakan sistem sistem teknologi (online) dan budaya maskulinitas/ femininitas memoderasi niat menggunakan (behavioral intention) sistem teknologi (online) terhadap perilaku menggunakan (behavior) 5. Kesimpulan, Implikasi dan Keterbatasan 5.1 Kesimpulan Model konseptual persamaan struktural yang dirancang berdasarkan
Ket H3a ditolak H3a ditolak H3a ditolak H3d diterima H3d diterima H4b ditolak H4c diterima H4d diterima
goodness of fit memenuhi kelayakan model (fit). Berdasarkan analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pengalaman (experience) berpengaruh signifikan terhadap persepsi kemudahan penggunaan dan persepsi kesenangan. Persepsi kesenangan berpengaruh terhadap pesepsi kemudahan kegunaan, persepsi penggunaan, perilaku pengguna namun tidak berpengaruh terhadap niat berperilaku. Variabel budaya maskulinitas/femininitas memoderasi persepsi kemudahan penggunaan terhadap persepsi penggunaan, selain itu juga memoderasi persepsi penggunaan terhadap niat menggunakan sistem teknologi dan kedua variabel budaya penghindaran ketidakpastian dan budaya maskulinitas/femininitas memoderasi pengaruh niat (behavioral intention) terhadap perilaku penggunaan (behavioral) menggunakan sistem teknologi informasi pada UKM dan
Koperasi. Hal ini menunjukkan orangorang yang memiliki budaya penghindaran ketidakpastian mempersepsikan bahwa teknologi online merupakan sistem yang bermanfaat sehingga menimbulkan niat pemakai untuk menggunakan teknologi. Persepsi pemakai bahwa sistem online merupakan sistem yang bermanfaat untuk mengurangi ketidakpastian bagi pemakainya. Pemakai yang mempunyai budaya maskulinitas/femininitas mempersepsikan bahwab sistem online akan mempercepat pekerjaan sehingga menimbulkan niat untuk menggunakan dan akhirnya menggunakan karena memandang manfaat dari sistem online tersebut. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mc.Coy (2007) dan penelitian Grace (2011). 5.2 Implikasi dan keterbatasan Hasil penelitian ini memperjelas bahwa pemakai teknologi cukup berbeda dalam pengambilan keputusan dalam penerimaan teknologi khususnya pada UKM dan Koperasi. Penyebaran dan komunikasi persepsi-persepsi positif tentang kegunaan teknologi merupakan hal yang penting. Persepsi kemudahan penggunaan teknologi (Perceived Ease of Use) penting bagi keputusankeputusan penerimaan teknologi oleh UKM dan Koperasi. Dalam mengadopsi teknologi, manajemen seharusnya mempertimbangkan prioritas pendemonstrasian teknologi dan mengkomunikasikan mengenai
dukungan dan manfaat terhadap pelayanan dan kinerja pekerjaan. Secara keseluruhan penelitian ini membuktikan faktor yang mempengaruhi niat seseorang untuk menerima dan menggunakan teknologi. Penelitian ini mengembangkan TAM (Davis, 1989) dan TRA (Fishbein dan Ajzen,1975) dan dimensi budaya (Hofsede, 2001) untuk menerima teknologi sistem online. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan beberapa variabel eksternal lain lainnya persepsi kontrol perilaku, self efficacy, readiness to change dan lainnya. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah banyaknya UKM dan Koperasi yang belum terbagi dalam grup-grup bidang kerja (sektor kerja yang berbeda) misalnya Koperasi ada koperasi jasa, koperasi simpang pinjam, koperasi serba ada (penjualan barang dagangan). UKM dan Koperasi banyak berkembang di daerah-daerah Kabupaten namun banyak yang belum menggunakan teknologi informasi sehingga data responden belum maksimal sesuai dengan perkembangan jumlah UKM dan Koperasi. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan metode, data yang digunakan cross sectional. Penelitian yang akan datang perlu adanya investigasi dengan waktu yang panjang (longitudinal) untuk menguji perubahanperubahan yang dibentuk pengaruh yang penting dalam penerapan teknologi lintas waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Davis, Fred D. 1989. “Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology”. MIS Quarterly 13(3), pp 319-339. Davis, Fred D., Richard P. Bagozzi, and Paul R. Warshaw. 1989. “User Acceptance of Computer Technology: A Comparison of Two Theoretical Models”. Management Science 35(8), pp 982-1003. Fishbein, Martin and Icek Ajzen. 1975. Belief, Attitude, Intention and Behavior: An Introduction to Theory and Research. London: Addison-Wesley Publishing Company Gefen, David and D.W. Straub. 1997. “Gender Difference in the Perception and Use of E-mail: An Extension to the Technology Acceptance Model”. MIS Quarterly 21(4), pp 389-400. Grace T. Pontoh , 2011, Pengaruh Faktor-faktor Penerimana terhadap Niat Pemakai Sistem ERP dengan Budaya sebagai variabel Moderator, SESINDO Jurusan Sistem Informasi ITS Ghozali, Imam, 2005, “Structural Equation Model, Teori, Konsep dan Aplikasi dengan Program Lisrel 8.54”, Penerbit BP Undip Hofstede, G. 2001. Culture’s Consequences: Comparing Values, Behaviors, Institutions, and Organizations Across Nations. Edisi Kedua. Beverly Hills: SAGE Publications Igbaria, M. & Iivari, J. (1995). The effects of self-efficacy on computer usage . Omega, The International Journal of Management Science, Vol. 23, No.6, 587–605 Jogiyanto, 2008, “Sistem Informasi Berbasis Komputer”, Penerbit BPFE Yogyakarta Majalah UKM Network, Januari – Februari 2013 María-del-Carmen Alarcón-del-Amo*, Carlota Lorenzo-Romero and Miguel-Ángel Gómez-Borja, 2012, Analysis of acceptance of social networking sites, Marketing Department, Faculty of Economics and Business, University of Castilla-La Mancha (Spain),Albacete, Spain, McCoy, Scott, Dennis F. Galletta, and William R. King. 2005. “Integrating National Culture Into IS Research: The Need for Current Individual-Level Measures”. Communications of the Association for Information Systems 15, pp 211-224.
Szajna, B (1996), “Empirical evaluation of the revised technoloty accetance model”, Management Science, Vol. 42 No 1 pp 85 Sun, Heshan and Ping Zhang. 2006. “Causal Relationship Between Perceived Enjoyment and Perceived Ease of Use: An Alternatif Approach”. Journal of the Association for Information Systems 7(9), pp 618-645. Widya Utaminingsih, S.Kom, 2008, Analisis Penerimaan Teknologi Informasi di PT. MRA dengan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM), Gunadarma Jakarta Venkatesh, Viswanath and Fred D. Davis. 2000, “A Theoretical Extension of the Technology Acceptance Model: Four Longitudinal Field Studies”. Management Science 46(2), pp 186-204