ANALISIS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN AKTIVA TETAP PADA PDAM TIRTA ANOM BANJAR Oleh: Ade Suherman, S.Pd., M.Pd. Abstrak Struktur Pengendalian Intern aktiva tetap meliputi Organisasi, pemberian wewenang dan prosedur pencatatan, praktek yang sehat, unsur kualitas pegawai dan adanya satuan pengawas intern. dengan adanya pengendalian intern atas aktiva tetap diharapkan dapat menjaga aktiva tetap milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, membantu mendorong dipatuhinya kebijakan pimpinan yang telah ditetapkan lebih dahulu dan meningkatkan operasional perusahaan. Identifikasi masalah dari penelitian ini adalah bagaimana penerapan struktur pengendalian intern aktiva tetap? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan struktur pengendalian intern aktiva tetap. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa struktur pengendalian intern aktiva tetap pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anom Banjar telah dilaksanakan dengan cukup memadai oleh satuan pengawas intern yang dibantu oleh pengawas operasional dan pengawas keuangan. Struktur pengendalian intern aktiva tetap telah dilaksanakan dengan cukup memadai sehingga struktur pengendalian intern aktiva tetap yang efektif dan efisien belum sepenuhnya terwujud. Semua karyawan dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya belum sepenuhnya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Dari kesimpulan di atas diajukan beberapa rekomendasi : 1.) Perusahaan harus melakukan evaluasi secara rutin terhadap pelaksanaan tugas dari setiap bagian atau fungsi 2.) Pemeriksanaan yang rutin sehingga penyelewengan atau penyimpangan dan kerusakan terhadap harta kekayaan perusahaan dapat dihindari. Kata Kunci: Pengendalian Intern, Aktiva Tetap, Perusahaan
A. Pendahuluan Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya tak lepas dari penggunaan harta (aktiva) yang sifatnya relatif permanen, digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah relatif permanen menunjukan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama. Jenis-jenis aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai macam-macam bentuk seperti tanah, bangunan, mesin-mesin dan peralatan, kendaraan, mebeler dan lainCAKRAWALA GALUH Vol. II No. 1 Juni 2012
lain. Penggunaan aktiva tetap untuk setiap perusahaan sangat tergantung kepada kegiatan usahanya karena penggunaan aktiva tetap dalam usaha menentukan umur ekonomi aktiva tetap. Maju mundurnya perusahaan dipengaruhi oleh kebijakan pimpinan dalam penggunaan aktiva tetap. Dalam perusahaan yang belum berkembang pimpinan perusahaan dapat mengawasi dan mengendalikan sendiri secara langsung kegiatan perusahaan. Perusahaan yang sudah berkembang jika tidak menggunakan prosedur pengendalian 51
Ade Suherman
Analisis Struktur Pengendalian Intern Aktiva Tetap pada PDAM Tirta Anom Banjar
aktiva tetap cenderung terjadi kecurangan dan penyalahgunaan atau pemborosan dari penggunaan aktiva tetap. Upaya mengantisipasi kecurangan dan penyalahgunaan tersebut, maka perusahaan harus dapat menjalankan struktur prosedur pengendalian intern secara baik. Struktur pengendalian aktiva tetap diperlukan guna menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, membantu mendorong dipatuhinya kebijaksanaan pimpinan yang ditetapkan terlebih dahulu. Selain daripada itu juga meningkatkan operasional perusahaan sehingga aktiva tetap, tetap efektif dan efisien. Dengan demikian maka struktur pengendalian intern aktiva tetap merupakan bagian penting dalam penggunaan aktiva tetap. Fokus masalahnya adalah analisis struktur pengendalian intern aktiva tetap dan sebagai data awal dapat disajikan sebagai berikut : jenis, jumlah, presentase, kenaikan dan penurunan aktiva tetap pada Perusahaan Daerah Air Minum “Tirta Anom” Banjar tahun 2008-2010sebagai berikut :
Dari tabel di atas, didapatkan fakta-fakta sebagai suatu fenomena pada PDAM “Tirta Anom” Banjar. Pada tahun 2009 adanya penurunan pada instalasi pengolahan 14.3%, instalasi dan distribusi 3,6%, sedangkan untuk gedung naik sebesar 39 % dan peralatan 14 %. Sementara pada tahun 2010 penurunan terjadi pada instalasi pompa 20,48 %, instalasi pengolahan 10,93 %, instalasi transmisi dan distribusi 0,22 %, kendaraan 71,9%. Penurunan tersebut cenderung diakibatkan CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 5 Juni 2011
oleh faktor pelaksanaan struktur pengendalian intern. Sehubungan dengan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Analisis Struktur Pengendalian Intern Aktiva Tetap pada PDAM Tirta Anom Banjar”. B. Kajian Pustaka 1. Struktur Pengendalian Intern Menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Yusup dalam Auditing Suatu Pendekatan Terpadu (2003:261) menyatakan bahwa pengertian struktur pengendalian intern adalah struktur pengendalian intern mencakup lima kategori dasar kebijakan dan prosedur yang di rancang dan di gunakan manajemen untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan pengendalian dapat di penuhi. Sedangkan Ikatan Akuntan Indonesia (2010:319) dalam Standar Profesional Akuntan Publik mengemukakan pengertian Struktur Pengendalian Intern adalah “Struktur pengendalian intern satuan usaha terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan (assurance) memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan tercapai”. Dari kedua pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa struktur pengendalian intern merupakan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk memberikan jaminan yang memadai agar tujuan organisasi dapat dicapai. a. Tujuan Struktur Pengendalian Intern Perancangan struktur pengendalian Intern memiliki empat tujuan pokok hal itu dikemukakan oleh Lamidjan dalam Sistem Informasi Akuntansi (2007:58) bahwa tujuan pengendalian intern adalah : 1) Mengamankan harta kekayaan perusahaan
52
Ade Suherman
Analisis Struktur Pengendalian Intern Aktiva Tetap pada PDAM Tirta Anom Banjar
2) Menguji/mengecek ketelitian dan kebenaran data akuntansi perusahaan 3) Meningkatkan efisiensi perusahaan 4) Ketaatan pada kebijakan-kebijakan manajemen perusahaan. Adapun ke empat tujuan tersebut dapat di uraikan sebagai berikut : b. Unsur-unsur Struktur Pengendalian Intern Adapun unsur-unsur pokok struktur pengendalian intern yang di kemukakan oleh Hartadi (2004:81) dalam bukunya Sistem Pengendalian Intern adalah sebagai berikut : 1) Lingkungan Pengendalian Intern 2) Perkembangan Resiko 3) Kegiatan pengendalian 4) Komunisasi dan informasi 5) Monitoring Pada kenyataannya struktur pengendalian intern yang dilaksanakan tidak sepenuhnya dapat mengatasi penyelewenangan dan kesalahan karena adanya keterbatasan-keterbatasan yang ada pada struktur pengendalian intern tersebut. Theodorus M. Tuanakotta (2002:100101) dalam Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik mengemukakan batas-batas pengendalian intern sebagai berikut : a) Persekongkolan, b) Biaya, c) Kelemahan manusia. 2. Aktiva Tetap Pengertian aktiva tetap menurut Baridwan (2004:271) dalam intermediate accounting adalah “aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal” sedangkan menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:16) aktiva tetap adalah Aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak dimaksudkan utuk dijual dalam rangka kegiatan normal CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 5 Juni 2011
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Pendapat lain dikemukakan oleh Mulyadi (2001:591) dalam Sistem Akuntansi aktiva tetap adalah “Kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali” sementara Soemarso (2005:23) dalam Akuntansi Suatu Pengantar mengemukakan bahwa : aktiva tetap adalah aktiva yang terdiri dari : a. Jangka waktu yang pemakaiannya lama; b. digunakan dalam kegiatan perusahaan; c. dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan ; d. nilainya cukup besar. Baridwan (2004:272) dalam Intermediate Accounting mengemukakan bahwa: “aktiva tetap dalam operasi perusahaan dapat digolongkan dalam 2 (dua) kategori yaitu : aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap tidak berwujud”. Pendapat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : a. Aktiva tetap berwujud yaitu : aktivaaktiva berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal, aktiva itu meliputi : 1) Aktiva tetap yang umumnya tidak terbatas seperti : tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan peternakan 2) Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya dapat diganti dengan aktiva sejenis, misalnya : bangunan, mesin, alat-alat mebeuler, kendaraan dan lain-lain 3) Aktiva tetap yang umumnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya : sumber-sumber alam seperti tambang, hutan dan lain-lain 53
Ade Suherman
Analisis Struktur Pengendalian Intern Aktiva Tetap pada PDAM Tirta Anom Banjar
b. Aktiva tetap tidak berwujud, yaitu : aktiva-aktiva yang umumnya lebih dari satu tahun atau tidak mempunyai bentuk fisik, aktiva seperti ini mempunyai nilai karena diharapkan dapat memberikan sumbangan pada laba, aktiva ini meliputi : 1) Hak paten adalah suatu hak yang diberikan kepada pihak yang menemukan suatu hal baru untuk membuat, menjual atau mengawasi penemuannya selama jangka waktu 17 tahun atau kurang 2) Hak cipta adalah hak yang diberikan kepada pengarang atau pemain untuk menerbitkan, menjual atau mengawasi karangannya, musik atau pekerjaan pementasan 3) Good will adalah semua kelebihan yang teradapat dalam suatu usaha seperti letak perusahaan yang baik, nama yang terkenal, tumpuan yang ahli dan lain-lain. a. Akuntansi Aktiva Tetap Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Nomor 16 dijelaskan sebagai berikut : 1) Suatu benda berwujud harus diakui sebagai salah satu aktiva dan di kelompokkan sebagai aktiva tetap bila : a. Besar kemungkinan (probable) bahwa manfaat keekonomian di masa yang akan datang yang berkaitan dengan aktiva tersebut akan mengalir ke dalam perusahaan; dan b. Biaya perolehan aktiva dapat di ukur secara andal 2) Suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan 3) Harga perolehan dari masing-masing aktiva yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 5 Juni 2011
perbandingan nilai wajar masing-masing aktiva yang bersangkutan 4) Suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atau pertukaran sebagian untuk suatu aktiva yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam itu diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepas atau yang diperoleh, yang mana yang lebih handal, ekuivalen dengan nilai wajar aktiva yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang di transfer 5) Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun “model yang berasal dari sumbangan”. b. Pemilihan Aktiva Tetap Dalam pemilihan aktiva tetap perlu diketahui adanya ciri khusus berbagai assets antara lain sebagai berikut : 1) Assets ini merupakan barang-barang fisik yang diadakan oleh perusahaan untuk melaksanakan atau membantu produksi barang-barang lain atau pemberian jasa pada perusahaan atau pelanggannya dalam usaha bisnis yang normal 2) Assets ini mempunyai unsur yang terbatas dan pada akhirnya harus dibuang atau diganti, umumnya ini tergantung dari keausan dan pemeliharaan atau perawatan aktiva tetap 3) Nilai assets ini berasal dari kemampuan untuk memperoleh penggunaan atas assets tersebut secara sah (berdasarkan hukum) dan bukannya pemaksaan berdasarkan kontrak 4) Umumnya jasa-jasa yang diberikan assets ini meliputi periode-periode yang baik dari satu tahun atau satu periode akuntansi Akan tetapi karakteristik-karakteristik di atas tidak bisa secara tegas membedakan aktiva tetap perusahaan dengan aktiva tetap perusahaan lainnya. Karena jika hanya mngikuti karakteristik di atas aktiva tetap 54
Ade Suherman
Analisis Struktur Pengendalian Intern Aktiva Tetap pada PDAM Tirta Anom Banjar
akan meliputi sejumlah barang yang sangat banyak, yang mempunyai nilai yang bervariasi yang relatif sangat besar sampai dengan relatif yang sangat kecil. c. Struktur Pengendalian Intern Aktiva Tetap Mulyadi (2001:600) dalam Sistem Akuntansi mengemukakan bahwa dokumen yang digunakan untuk merekam dapat transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap adalah : 1) Surat permintaan otorisasi investasi (expendirure outhorization request atau authorization for expenditure) 2) Surat permintaan reparasi (autorization for repair) 3) Surat permintaan transfer aktiva tetap 4) Surat permintaan penghentian pemakaian aktiva tetap 5) Surat perintah kerja (work order) 6) Surat order pembelian 7) Laporan penerimaan barang 8) Faktur dari pemasok 9) Bukti kas keluar 10) Bukti memorial d. Fungsi yang terkait dengan aktiva tetap Mulyadi (2001:608) dalam Sistem Akuntansi mengemukakan bahwa fungsi yang terkait dalam transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap adalah : 1) Fungsi pemakai 2) Fungsi riset dan pengembangan 3) Direktur yang bersangkutan 4) Fungsi pembelian 5) Fungsi penerimaan 6) Fungsi aktiva tetap 7) Fungsi akuntansi e. Catatan Akuntansi Aktiva Tetap Menurut Mulyadi (2001:608) dalam sistem akuntansi mengemukakan bahwa: Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap adalah : 1) Kartu aktiva CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 5 Juni 2011
tetap, 2) Jurnal umum dan 3) Register bukti kas keluar. Mulyadi (2001:592) dalam sistem akuntansi mengemukakan bahwa Transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap terdiri dari 3 kelompok yaitu : 1) Transaksi yang mengubah rekening aktiva tetap, 2) Transaksi yang mengubah rekening depresiasi aktiva tetap yang bersangkutan, dan 3) Transaksi yang mengubah rekening biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap. Pendapat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Jenis transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tertap terdiri dari : transaksi perolehan (pembelian, pembangunan dan sumbangan) pengeluaran modal, reparasi, pertukaran, penghentian pemakaian dan penjualan 2. Jenis transaksi yang mengubah akumulasi depresiasi aktiva tetap terdiri dari: deperensasi, pengehentian pemakaian penjualan dan pertukaran 3. Jenis transaksi yang mengubah rekening biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap adalah konsumsi sebagai sumber daya : bahan dan suku cadang, sumber daya manusia, energi peralatan dan sumber daya lain untuk kegiatan reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap. C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penyelidikan deskriptif studi kasus, metode penyelidikan deskriptif adalah suatu penelitian yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual, dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikannya, menganalisa dan menginterprestasi (Surakhmad,1998:147).
55
Ade Suherman
Analisis Struktur Pengendalian Intern Aktiva Tetap pada PDAM Tirta Anom Banjar
Adapun ciri-ciri metode deskriptif menurut (Surakhmad, 1998:147) adalah sebagai berikut : 1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang. Pada masalah-masalah yang akan datang 2. Data yang dikumpulkan mula-mula di susun dijelaskan dan kemudian di analisa (karena metode ini sering pula disebut metode analitik) Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penyelidikan deskriptif studi kasus. Penelitian ini memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail. Subjek yang di selidiki terdiri dari satu unit yang dipandang sebagai kasus, yang pada umumnya menghasilkan gambaran yakni hasil pengumpulan dan analisis data kasus dalam suatu jangka waktu. D. Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian mengenai pelaksanaan Struktur Pengendalian Intern Aktiva Tetap pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anom Banjar Pengendalian intern terhadap aktiva tetap yang dilaksanakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anom Banjar dilaksanakan oleh Satuan Pengawas Intern (SPI) yang bertanggung jawab kepada direktur Utama. Dalam melaksanakan tugasnya, Satuan Pengawas Intern (SPI) dibantu oleh pangawas operasional dan pengawas keuangan. Pengawas operasional memiliki tugas untuk melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan pengawas keuangan bertugas untuk melakukan pengawasan terhadap keuangan perusahaan dengan cara melakukan pemeriksaan laporan keuangan perusahaan secara berkala. Pelaksanaan Pengendalian Intern Aktiva Tetap di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anom Banjar dilakukan oleh CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 5 Juni 2011
pengawas operasional atas perintah Satuan Pengawas Intern (SPI) yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap Aktiva Tetap yang dimiliki oleh perusahaan dengan tujuan agar dapat diketahui jika terjadi penyimpangan, penyelewengan atau kerusakan pada Aktiva Tetap. Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) PDAM Tirta Anom Banjar berdasarkan SK Walikota Banjar Nomor 539/Kpts.269-HUK/XII tanggal 21 Desember 2004 tentang pengisian struktur organisasi. Adapun Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Anom Banjar meliputi : a. Direktur Utama Direktur utama dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh : - Direktur Umum - Direktur Teknik - Direktur Pengawas Intern - Bidang penelitian dan pengembangan b. Direktur Umum Direktur umum dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh : - Kepala Bagian Hubungan langganan - Kepala bagian administrasi umum - Kapala bagian keuangan dan pembukuan c. Direktur Teknik Direktur teknik dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh : - Kepala Bagain pengoperasian - Kepala bagian perencanaan Berdasarkan pembagian fungsi pada PDAM Tirta Anom Banjar apabila dihubungan dengan pengelolaan aktiva tetap adalah sebagai berikut : a. Unit Pemakai Unit organisasi pemakai aktiva tetap berfungsi mengelola pemakaian aktiva tetap. Dalam hal ini dilaksanakan oleh sub bagian gudang yang berada dibagian administrasi dan umum. Dalam melakukan teknis pengelolaan aktiva tetap. Bagian gudang memgang 56
Ade Suherman
Analisis Struktur Pengendalian Intern Aktiva Tetap pada PDAM Tirta Anom Banjar
peranannya dalam pengadaan dan pengeluaran (pemakaian) aktiva tetap misalnya pipa instalasi sumber, instalasi pengelohan air, instalasi pompa, instalasi transmisi dan distribusi. Oleh karena itu bagian gudang akan selalu mengetahui penerimaan dan pengeluaran barang di gudang. b. Fungsi Akuntansi Fungsi ini dipegang oleh sub bagian pembukuan dan pengolah data, segala pencatatan mulai dari peerolehan pemakaian, penyusutan dan pelepasannya dilaksanakan oleh sub bagian pembukuan dan pengolah data. Pada PDAM Tirta Anom Banjar otorisasi dilakukan oleh Direktur Utama dan bagianbagian lainnya yang berwenang dan memegang jabatan dalam setiap kegiatan perusahaan khususnya mengenai aktiva tetap, dimana dari mulai pembelian atau pengadaan aktiva tetap sampai pada pelepasannya tidak terlepas dari otoritas pimpinan perusahaan. Misalnya : 1) Surat permintaan otorisasi investasi diotorisasi oleh Direktur yang bersangkutan 2) Surat permintaan otorisasi reparasi diotorisasi oleh Direktur Utama 3) Surat pemerintah kerja di otorisasi oleh kepala bagian yang bersangkutan 4) Surat Order pembelian di otorisasi oleh Direktur utama 5) Laporan penerimaan barang di otorisasi oleh bagian penerimaan barang (tim pemeriksa) 6) Bukti kas keluar di otorisasi oleh direktur utama 7) Bukti memorial di otorisasi oleh bagian pembukuan Setiap pemutakhiran data yang dicatat dalam kartu aktiva tetap di lakukan oleh sub bagian pembukuan dan unit pengolahan data yang dasarkan pada dokumen, sumber yang di otorisasi oleh pejabat yang berwenang serta dilampiri dokumen pendukung yang sahih. Dokumen-dokumen yang digunakan adalah : CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 5 Juni 2011
1) 2) 3) 4) 5)
Persetujuan anggaran Bukti kas keluar (Voucher) Surat Penawaran Harga Surat Pengajuan Perbaikan Aktiva Tetap Bukti penerimaan barang Sedangkan untuk catatan-catatan yang biasa digunakan adalah : a. Jurnal umum b. Buku besar c. Buku pembantu Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak di ciptakan cara-cara untuk menjamin praktek yang sehat dalam pelaksanaannya. Adapun cara yang dilakukan oleh PDAM Tirta Anom Banjar dalam menciptakan praktek yang sehat adalah : a. Pengendalian fisik atas aktiva tetap Pengendalian fisik atas aktiva tetap yang dilaksanakan oleh PDAM Tirta Anom Banjar adalah : - Pengendalian fisik terhadap aktiva tetap digudang dilakukan oleh sub bagian gudang - Pengendalian fisik terhadap pemeliharaan aktiva tetap dilaksanakana oleh bagian pemeliharaan - Pengendalian fisik terhadap pencatatan dilaksanakan oleh sub bagian pembukuan dan pengolah data melalui pencocokan aktiva tetap secara fisik dengan kartu aktiva tetap Pengendalian fisik atas catatan yang dilakukan oleh PDAM Tirta Anom Banjar adalah - Untuk aktiva tetap yang berasal dari pembelian menggunakan persetujuan anggaran - Dokumen dan catatan disimpan di tempat aman dan dalam file komputer - Pengertian independen atas pelaksanaan pengelolaan aktiva tetap pada PDAM Tirta Anom Banjar dilakukan oleh satuan pengawas intern. 57
Ade Suherman
Analisis Struktur Pengendalian Intern Aktiva Tetap pada PDAM Tirta Anom Banjar
b. Adanya kebijakan akuntansi tentang pemisahan Pengeluaran modal (Capital Expenditure) dengan pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditure). Yang dapat dikategorikan ke dalam pengertian barang modal (Aktiva Tetap) adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian barang-barang yang berwujud dalam bentuk siap pakai atau di bangun terlebih dahulu untuk digunakan dalam operasi perusahaan. Barang-barang modal tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan usaha yang normal dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dengan batasan diatas Rp. 500.000 dengan memperhatikan : 1. Batas Minimal 2. Ditetapkan dengan keputusan Direksi Namun dengan demikian jika terdapat pembelian barang-barang tertentu yang harga satuannya dibawah Rp. 500.000,- akan tetapi barang-barang tersebut lazimnya dibutuhkan dalam jumlah lebih dari 1 (satu) buah sehingga melampaui nilai Rp. 500.000 maka transaksi pembelian tersebut harus dibukukan sebagai pengeluaran barang modal. Selanjutnya pembelian-pembelian di kemudian hari untuk menggantikan satuansatuan yang rusak, dapat dibukukan sebagai pengeluaran biaya. Pengeluaran-pengeluaran untuk penggantian komponen-komponen mesin atau instalasi yang bersifat pemeliharaan rutin dibukukan sebagai biaya. Akan tetapi bila perbaikan/penggantian komponen yang dimaksud memberi tambahan masa atau nilai manfaat dari aktiva tersebut dan nilainya melebihi Rp. 500.000 seperti tersebut di atas agar dibukukan sebagai pengurang (debet) akumulasi penyusutan. Jika terdapat pengeluaran-pengeluaran untuk memudahkan instalasi dari satu tempat ke tempat lain dengan maksud agar instalasi tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya maka biaya pemudahan dibukukan sebagai beban tahun berjalan (biaya). Khusus CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 5 Juni 2011
untuk pemindahan pipa-pipa distribusi yang harus dilakukan karena faktor-faktor diluar kemampuan manajemen untuk mengendalikannya (misalnya karena pelebaran jalan tersebut) maka nilai buku dari instalasi yang digunakan harus dikeluarkan dari instalasi yang digantikan harus dikeluarkan dari harga perolehannya. Demikian untuk pengeluaran-pengeluaran renovasi, dianut perlakuan akuntansi yang sama. Adapun perubahan naik turun jumlah aktiva tetap dari tahun 2008 sampai dengan 2010 sebagai berikut :
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa terjadi perubahan dalam jumlah aktiva tetap dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Perubahan jumlah aktiva tetap pada tahun 2009 terjadi penurunan sebesar 3,31 % sedangkan untuk tahun 2010 terjadi penurunan sebesar 0,9 % penurunan aktiva tetap tersebut dikarenakan perusahaan melakukan pengendalian intern dalam pengelolaan aktiva tetap. E. Penutup 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis, maka dapat diambil kesimpulan secara umum struktur pengendalian intern aktiva tetap pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anom Banjar telah dilaksanakan dengan cukup memadai oleh satuan pengawas intern yang dibantu oleh pengawas operasional dan pengawas keuangan. Struktur pengendalian intern aktiva tetap telah dilaksanakan dengan cukup memadai 58
Ade Suherman
Analisis Struktur Pengendalian Intern Aktiva Tetap pada PDAM Tirta Anom Banjar
sehingga struktur pengendalian intern aktiva tetap yang efektif dan efisien belum sepenuhnya terwujud. Semua karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anom Banjar dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya belum sepenuhnya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. 2. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan maka penulis mencoba menyampaikan rekomendasi sebagai berikut : 1. Peningkatan struktur pengendalian intern aktiva tetap pada PDAM Tirta Anom Banjar hendaknya dapat mendorong karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yag telah ditetapkan. Untuk itu perusahaan harus melakukan evaluasi secara rutin terhadap pelaksanaan tugas dari setiap bagian atau fungsi. 2. Untuk lebih menjamin peranan pengendalian intern aktiva tetap yang ditetapkan dalam perusahaan, maka diperlukan pemeriksaan yang rutin sehingga penyelewengan atau penyimpangan dan kerusakan terhadap harta kekayaan perusahaan dapat dihindari. F. Daftar Pustaka Hartadi, B. 2004. Auditing; Suatu Pendekatan Komprehensif Per Pos & Per Siklus, Edisi ke-2. Salemba Empat:Jakarta. IAI. 2010. SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP). available online at:www.iaiglobal.or.id/prinsip_akuntansi/ standar.php?cat=SAK%20Umum&id=71 (accessed October 2011) Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. La Midjan dan Azhar Susanto.2007. SIA Pendekatan Manual Penyusunan MetodeMetode Prosedur Edisi 8. Lingga Jaya.
CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 5 Juni 2011
Mulyadi. 2001. Sistem Perancangan dan pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Soemarso S.R. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat. Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) PDAM Tirta Anom Banjar berdasarkan SK Walikota Banjar Nomor 539/Kpts.269-HUK/XII tanggal 21 Desember 2004 tentang pengisian struktur organisasi. Surakhmad.Winarno.1998. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode dan Teknik, edisi kedelapan, Bandung: Tarsito (anggota IKAPI). Theodorus M. Tuanakotta. 2002. Teori Akuntansi. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Yusuf, A.Abadi, Rudi M. Tumbunan. 2003 : (Penterjemah : Sistem Informasi Akuntansi, Jilid 1,Edisi Indonesia, Jakarta:Indeks Kelompok Gramedia. Zaki Baridwan. 2004. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE. Riwayat Penulis Ade Suherman, S.Pd., M.Pd. Dosen Tetap Yayasan Pendidikan Galuh pada Program Studi Pendidikan Ekonomi-Akuntansi Universitas Galuh.
59
Ade Suherman
Analisis Struktur Pengendalian Intern Aktiva Tetap pada PDAM Tirta Anom Banjar
CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 5 Juni 2011
60