ANALISIS STRATEGI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GAMPING DALAM MENGHADAPI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL STRATEGY ANALYSIS OF MUHAMMADIYAH GAMPING HOSPITAL FACING NATIONAL HEALTH INSURANCE Ario Tejosukmono Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Rumah Sakit Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan Bantul, Yogyakarta, 55183 Email:
[email protected]
INTISARI Latar Belakang:Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional , mengamanatkan bahwa Sistem Jaminan Sosial Nasional yaitu Jaminan Kesehatan Nasional dimulai 1 Januari 2014. Sebagai rumah sakit swasta yang mengikuti program tersebut, RS PKU Muhammadiyah Gamping harus mempunyai strategi yang tepat untuk menghadapinya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis strategi RS PKU Muhammadiyah Gamping menghadapi Jaminan Kesehatan Nasional. Analisis menggunakan analisis SWOT kuantitatif untuk mengetahui posisi sebenarnya dari rumah sakit sehingga dapat memilih strategi yang tepat. Metode: Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, kuesioner , dan telaah dokumen. Sampel penelitian adalah jajaran direksi RS PKU Muhammadiyah Gamping berjumlah 4 orang. Hasil: analisis SWOT kuantitatif menempatkan rumah sakit pada kuadran III , yang berarti bahwa rumah sakit berada di posisi mempunyai banyak kelemahan namun memiliki banyak kesempatan, maka harus melakukan perubahan strategi. Dalam penelitian ini ada 10 strategi yang bisa dilakukan. Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah pembuatan Clinical Pathway, menghitung ulang unit cost dan pemanfaatan Teknologi Informasi Rumah Sakit dan bridging dengan sistem BPJS. Kesimpulan: RS PKU Muhammadiyah Gamping harus melakukan perubahan strategi sesuai dengan posisi Rumah Sakit pada kuadran III.
Kata kunci : analisis SWOT; strategi rumah sakit; SJSN; JKN ABSTRACT Background: Law Number 40 Year 2004 regarding National Social Security System, mandated that National Social Security System as National Health Insurance starting January 1, 2014. As a private hospital that follow the program, PKU Muhammadiyah Gamping Hospital must have the right strategy for Face it. Purpose: This study aims to analyze the strategy of PKU Muhammadiyah Gamping Hospital facing National Health Insurance. The analysis used a quantitative SWOT analysis to determine the actual position of the hospital,so that it can choose the right strategy. Methods: Data collection using in-depth interview method, quesioner, and document review. The sample of the research is the directors of PKU Muhammadiyah Gamping Hospital which amounted to 4 people. Results: Quantitative SWOT analysis puts the hospital in quadrant III, which means that the hospital is in a position of having many weaknesses but has many opportunities, Then have to make a strategy change. In this research there are 10 strategies that can be done. Some strategies that can be done is making Clinical Pathway, recalculate unit cost and utilization Hospital Information Technology and bridging with BPJS system. Conclusion: PKU Muhammadiyah Gamping Hospital must make a strategy change according to the position of hospital in quadrant III.
Keywords: SWOT analysis; Hospital strategy; Nasional Social Security; NHI
pelaksanaan program yang bertahap,
PENDAHULUAN
diharapkan pada tahun 2019 seluruh Undang-Undang Nomor 40
rakyat Indonesia sudah memiliki
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Jaminan Sosial. Maka bila seluruh
Sosial Nasional , mengamanatkan
masyarakat sudah memiliki jaminan
bahwa
atas kesehatannya, sistem fee for
Sistem
Jaminan
Sosial
Nasional yaitu Jaminan Kesehatan
service atau out of pocket
Nasional dimulai 1 Januari 2014.
tidak banyak diterapkan lagi. Rumah
Rumah
sakit
sebagai
Sakit Swasta mau tidak mau harus
fasilitas
dan
pelayanan
pemberi dalam
mempersiapkan
diri
sudah
menuju
pelaksanaan program SJSN dituntut
Universal Coverage bila tidak mau
untuk
eksistensinya terganggu. Untuk itu
siap.
Dengan
berlakunya
program ini pasti akan membawa
rumah
dampak pada Rumah sakit, baik
berbenah,
dalam
segi
menyusun strategi agar pelaksanaan
maupun bidang-bidang
SJSN ini bisa berhasil, memberi
lain yang terkait. Target pasar dari
manfaat bagi seluruh masyarakat
Rumah Sakit akan meningkat dengan
Indonesia.
bidang
pelayanan
keuangan,
sakit
diharapkan
menyiapkan
Rumah
berlakunya Program ini, dengan
diri
Sakit
bisa dan
PKU
meningkatnya kunjungan diharapkan
Muhammadiyah
dapat
kinerja
merupakan salah satu Rumah Sakit
dapat
swasta yang berada di propinsi
meningkatkan
keuangan,
dengan
catatan
memberikan pelayanan yang efisien
Daerah
dan efektif. (1)
bertempat di daerah Gamping Jalan
Rumah sakit swasta diberikan
Istimewa
Gamping
Yogyakarta
Wates. RS ini dibuka pada tanggal
kebebasan untuk memilih, apakah
15 Februari 2009, dan baru
pada
akan mengikuti program Jaminan
tanggal
2013
Kesehatan Nasional, yaitu dengan
mendapatkan ijin operasional sebagai
bekerjasama
Badan
RS Tipe C. Sebagai Rumah sakit
Penyelenggara Jaminan Kesehatan
swasta baru yang akan menghadapi
(BPJS) atau tidak. Dengan target
Jaminan Kesehatan Nasional, maka
dengan
18
November
diperlukan strategi yang matang.
daya
Sehingga sangat menarik melihat
kekuatan dan kelemahan dengan
bagaimana RS PKU Muhammadiyah
situasi eksternal perusahaan yaitu
Gamping
menyiapkan
peluang dan ancaman.
menghadapi
Jaminan
Nasional
2014.
permasalahan
Kesehatan Berdasarkan
di
menganggap
diri
atas,
perlu
perusahaan
Dengan analisis
yaitu
menggunakan
SWOT
ini,
peneliti
penulis
menentukan kekuatan, kelemahan,
diadakan
peluang dan hambatan yang dimiliki
penelitian mengenai hal tersebut. Dari
internal
permasalahan
Rumah
diatas,
Sakit
sehingga
dapat
merumuskan pada kuadran mana
penulis akan meneliti bagaimana
Rumah
strategi
menyusun strategi yang tepat untuk
rumah
menghadapi
sakit
Jaminan
dalam Kesehatan
Sakit
menghadapi
berada
program
Nasional serta menentukan kekuatan,
Kesehatan Nasional.
kelemahan,
Subyek Penelitian
kesempatan
dan
gangguan yang dimiliki Rumah Sakit terkait hal tersebut.
dan
bisa
Jaminan
Subyek dari penelitian ini berjumlah 4 orang yang merupakan jajaran direksi dan manajerial rumah
BAHAN DAN CARA
sakit.
Desain Penelitian
Metode Pengumpulan Data dan
Penelitian ini menggunakan
Tahapan Penelitian
metode penelitian kualitatif.
Tahapan penelitian dimulai dari
Definisi Operasional Peneliti akan mendefinisikan variable Analisis Strategi.
pembuatan kuesioner dan telaah
Tahapan wawancara dimulai
menggunakan
dari pemilihan informan yang akan
Analisis
ini
diwawancara, yaitu dari direksi dan
bahwa
jajaran manajerial pembuat kebijakan
strategi yang efektif diturunkan dari
di Rumah Sakit Tahapan selanjutnya,
kesesuaian yang baik antara sumber
peneliti menyusun atau merancang
analisis
dengan
mendalam,
dokumen.
Analisis strategi Rumah Sakit dilakukan
wawancara
SWOT,
didasarkan
pada
.
asumsi
pertanyaan yang mengungkap segala
Rumah Sakit, Kinerja pelayanan dan
hal yang berkaitan dengan program
beberapa data lain yang terkait.
tersebut dan Rumah Sakit.
Metode Analisis Data
Pertemuan dengan
kedua
pertanyaan
dimulai
Teknik
analisa
data
khusus
menggunakan analisis SWOT yang
menyangkut strategi rumah sakit, dan
dilakukan dengan menggunakan data
juga
kualitatif hasil wawancara mendalam
meliputi
kelemahan
rumah
kekuatan
dan
sakit,
serta
Peluang dan Hambatan rumah sakit Data yang didapatkan dari wawancara
akan
dikategorikan
terhadap
direksi
dan
manajerial
Rumah
kualitatif
yang
jajaran
Sakit. didapat
Data akan
dikelompokkan menjadi kelompok
menjadi faktor internal dan eksternal.
internal
Faktor internal yaitu kekuatan dan
kelemahan serta kelompok eksternal
kelemahan RS, sedangkan faktor
yaitu peluang dan hambatan. Faktor
eksternal adalah kesempatan dan
tersebut menjadi dasar pembuatan
hambatan yang dimiliki RS. Dari
kuesioner analisis SWOT.
faktor tersebut, dibuatlah kuesioner
yaitu
kekuatan
dan
Keempat responden diminta
yang bertujuan untuk menilai bobot
untuk
dan rating masing- masing faktor.
disediakan.
Bobot dan rating akan diisi oleh
dengan cara memberi nilai antara 1
responden
penting
(kurang penting) sampai dengan 10
dan
(sangat penting) untuk bobot yang
berpengaruh atau tidaknya faktor
menunjukkan tingkat kepentingan
tersebut. Setelah data kuantitatif
faktor. Sedangkan pada kolom rating
didapat, data akan diolah untuk
dengan mengisi nilai 1 (kurang
menentukan RS berada pada kuadran
berpengaruh)
tertentu.
(sangat
tidaknya
berdasarkan suatu
faktor
Selanjutnya telaah dokumen,
mengisi
kuesioner
Pengisian
sampai
dilakukan
dengan
berpengaruh)
menunjukkan
tingkat
yang
5
untuk pengaruh
dokumen-dokumen yang terkait akan
faktor.Dalam perhitungannya, bobot
dipelajari
seperti
setiap faktor akan dibagi dengan
Rencana Strategi Rumah Sakit, profil
jumlah bobot tiap kategori, sehingga
dan
ditelaah
bobot masing-masing kategori adalah
pengurangan skor kekuatan dengan
1. Rating akan dinilai oleh keempat
kelemahan, yaitu -0,05099. Artinya
responden dan diambil rata-ratanya.
RS
Data dianalisis dan ditentukan pada
faktor eksternal, nilai kesempatan
kuadran mana RS berada, sehingga
sebesar 4,26176471 dan gangguan
dapat ditentukan strategi yang cocok
sebesar 3,05681818, sehingga dari
.
pengurangan
HASIL
dengan gangguan, didapatkan nilai
Hasil analisis SWOT menurut
sebesar 1,204947. Dari hasil analisis
Renstra Rumah Sakit.
SWOT ini menunjukkan RS berada
Dari
hasil
kelemahan.
nilai
Untuk
kesempatan
SWOT
pada posisi memiliki kelemahan dan
RS
PKU
peluang yang dapat dikategorikan
Muhammadiyah Gamping
berada
menurut
analisis
memiliki
Renstra
pada posisi memiliki kekuatan dan
masuk kedalam kuadran III Analisis
SWOT
kuantitatif
peluang yang dikategorikan masuk
posisi RS PKU Muhammadiyah
kedalam kuadran I, pada posisi ini
Gamping menunjukkan RS berada
RS memiliki posisi strategis yang
pada kuadran III, artinya bahwa RS
sempurna.
harus merubah strategi yang ada
RS di Kuadran ini memiliki
untuk mengatasi kelemahan dan
sumber daya yang memadai untuk
memaksimalkan kesempatan yang
mengambil keuntungan dari berbagai
dimiliki.
peluang eksternal yang muncul di berbagai
bidang.
Mereka
bisa
Kekuatan yang dimiliki Rumah Sakit dalam menghadapi Jaminan
mengambil risiko secara agresif jika
kesehatan
perlu
memiliki staf dan karyawan yang
karena
memiliki
kekuatan
Nasional
yaitu:
(1)
internal yang cukup.
kompak. (2)Lokasi RS yang strategis
Hasil analisis SWOT penelitian
yaitu ditepi jalan besar. (3) bangunan
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan adalah
nilai
total
3,75361011
kekuatan sedangkan
kelemahan sebesar 3,8045977, dari
baru yang megah dan area yg cukup luas untuk pembangunan gedung dan rencana kelemahan
perluasan. yang
Sedangkan
dimiliki
yaitu:
(1)Birokrasi yang cukup panjang dan
Warga sekitar ( Bantul ) tidak masuk
berjenjang, masih menginduk ke
dalam region pelayanan RS, yang
PKU unit 1 (2) Masih berstatus RS
tercover
tipe C diharapankan sudah tipe B
Kulonprogo saja.
hanya
Sleman
dan
karena fasilitas yang dimiliki setara tipe B (3) Fasilitas yang bagus menyebabkan
cost
PEMBAHASAN
perawatan
Analisis SWOT yang dilakukan
meningkat, biaya operasional bisa
penulis adalah analisis SWOT yang
meningkat juga.
berkaitan dengan strategi Rumah
Kesempatan yaitu:
(1)
yang
dimiliki
kesempatan
Sakit
menghadapi
Jaminan
untuk
Kesehatan Nasional secara khusus.
menaikkan type kelas RS dari C
Sedangkan analisis SWOT yang
menjadi B, karena fasilitasnya sudah
dilakukan RS PKU Muhammadiyah
memenuhi, hanya perlu memenuhi
Gamping
persyaratan yang ada (2) Kesempatan
umum yang tidak berkaitan langsung
menaikkan status menjadi type B
dengan Jaminan Kesehatan Nasional,
pendidikan,
dan
dengan
makin
banyaknya pasien terutama kelas 3 dan (3) BPJS dapat sebagai media
adalah
bukan
analisis
merupakan
secara
analisis
khusus untuk menghadapinya. Analisis
SWOT
kuantitatif
sosialisasi kepada masyarakat luas
posisi RS PKU Muhammadiyah
dan
Gamping
yang
menunjukkan
RS
pasien
tentang
Muhammadiyah
RS
PKU
Gamping.
dilakukan berada
pada
Sedangkan hambatan yang dimiliki
kuadran III, artinya bahwa RS harus
yaitu: (1) Banyak fasilitas kesehatan
merubah strategi untuk mengatasi
tingkat pertama yang belum tahu RS
kelemahan
dan
sudah bekerjasama dengan BPJS,
kesempatan
yang
masih
sangat
dimungkinkan rujukan bisa beralih
terbuka karena
itu,
penulis
ke faskes lainnya (2) Tenaga medis
Oleh
memaksimalkan
mendapatkan tawaran yang lebih
menyarankan beberapa strategi yang
menarik oleh RS sekitar sehingga
sekiranya
tenaga medis sering „dibajak‟ (3)
mengatasi permasalahan yang terkait
diperlukan
untuk
dengan Jaminan Kesehatan Nasional secara khusus sebagai berikut : 1. Membuat
Clinical
b. Kerangka
Asuhan,
berisi
aktivitas asuhan seluruh tim
Pathway
kesehatan
yang
diberikan
(CP), minimal untuk 10 kasus
kepada pasien, dan aktivitas
yang sering didapat, sehingga
tersebut
terdapat
berdasar kan jenis tindakan,
instrumen
untuk
kendali mutu dan kendali biaya. Clinical pathway adalah suatu konsep
perencanaan
pelayanan
terpadu
yang merangkum
langkah
yang
pasien
diberikan
berdasarkan
pelayanan
medis
dan
setiap
dikelompokkan
c. Kriteria Hasil, memuat hasil dari
standar
diberikan,
asuhan
meliputi
yang kriteria
jangka
panjang
kepada
(menggambarkan kriteria hasil
standar
dari keseluruhan asuhan), dan
asuhan
kriteria jangka pendek
keperawatan yang berbasis bukti
d. Lembar
Pencatatan
dengan hasil yang terukur dan dalam
mencatat
jangka waktu tertentu selama di
deviasi dari standar ditetapkan
rumah sakit.(2)
dalam
Clinical menggabungkan setiap
tenaga
dan
Varian,
menganalisis
Clinical
pathway
kondisi pasien tidak sesuai
standar
asuhan
dengan standar asuhan atau
kesehatan
secara
standar tidak bisa dilakukan,
sistematik. Tindakan yang diberikan
kesemuanya
diseragamkan dalam suatu standar
lembar varian ini.
asuhan, namun tetap memperhatikan
Dengan
aspek individu dari pasien. Terdapat utama
dari
komponen
Clinical
Pathway(3)
meliputi :
adanya
dilakukan dengan
oleh
dalam
CP,
a. Kerangka menggambarkan
maka
Maka
sesuai
operasional pelayanan
Waktu,
kesehatan terhadap pasien akan
tahapan
lebih
perawatan
atau tahapan pelayanan,
dokter
standar
prosedur.
hari
dicatat
dapat dipastikan tindakan yang
empat
berdasarkan
Pathway,
ditingkatkan.
Kualitas
perawatan kesehatan didefinisikan sebagai
''
secara
konsisten
Dengan
dengan tarif pada INA CBG‟s.
menyediakan layanan kesehatan
Apabila terdapat kesenjangan
yang manjur, efektif, dan efisien
antara tarif RS dan tarif INA
sesuai pedoman dan standar klinis
CBG‟s
terbaru,
menyesuaikan
memuaskan
pasien
yaitu
memenuhi
maka
kebutuhan pasien dan memuaskan
efisiensi
penyedia layanan. '' Kepuasan
mengorbankan
pasien dan pemenuhan kebutuhan
kepada pasien.
pasien
bisa
dibilang
puncak
RS
bisa
dengan
cara
biaya
Sebuah
tanpa pelayanan
penelitian
di
RS
Prioritas dalam mencapai kualitas
daerah membahas tentang sistem
pelayanan rumah sakit.”.(4)
klaim pembayaran INA CBG‟s.
2. Menentukan unit cost untuk
Studi
tersebut
menemukan
mengetahui biaya real dari
bahwa manajemen rumah sakit
pelayanan.
umum merasa bahwa sistem
Unit
cost adalah biaya per
baru ini menghasilkan surplus
unit produk atau biaya per
finansial lebih banyak. Persepsi
pelayanan.
Unit
cost
itu tidak sejalan dengan prinsip
didefinisikan
sebagai
hasil
akuntansi. Berdasarkan konsep
pembagian antara total cost yang
akuntansi,
dibutuhkan
dengan
jumlah
dibagi
unit
dengan
produk
yang
dihasilkan barang dan jasa. (5) Manfaat unit cost secara garis
surplus
ditentukan
membandingkan
pendapatan dan biaya, sementara itu
persepsi
diangkat
surplus
didasarkan
yang pada
besar adalah untuk mengukur
perbandingan antara tarif klaim
kinerja dan tingkat efisiensi serta
asuransi kesehatan lama dan
mutu
yang baru. Selanjutnya, rumah
pelayanan
sehingga kendali
kendali biaya
kesehatan, mutu
bisa
dan
berjalan
sakit negeri mencapai surplus karena
mereka dari
menerima
maksimal. Dengan adanya unit
sumbangan
pemerintah
cost, RS dapat membandingkan
untuk biaya gaji dan biaya
biaya prosedur di rumah sakit
terkait investasi. Rumah sakit
umum tidak memperhitungkan
peserta BPJS Kesehatan yang
dan memasukkan biaya gaji dan
sudah mendapat surat rujukan
biaya terkait investasi ke dalam
dari fasilitas kesehatan tingkat
penentuan
primer
kinerja
keuangan
mereka(6).
(Puskesmas)
harus
melewati empat tahap antrian.
3. Pemanfaatan
teknologi
Sistem
paperless
informasi yang dimiliki untuk
diberlakukan
pelayanan yang lebih optimal,
memperbaiki kualitas pelayanan
menggunakan sistem paperless
terhadap pasien. Dalam sebuah
dan bridging dengan sistem
penelitian mengenai penggunaan
klaim BPJS.
shared EMR (Electronic Medical
Setiap
pelayanan
kepada
record),
pasien di RS akan diterbitkan
dalam
SEP
dapat
yaitu
Surat
Eligibilitas
di
data
RS
yang
dan
sistem
akan
informasi
secara
diambil
efisien dan
Peserta. Dengan dikeluarkannya
dikombinasikan dengan data dan
SEP
informasi
yang
dibuat
resume
ini,
diharapkan
memangkas peserta BPJS
dapat antrian
Kesehatan di
baru
untuk tentang
pengetahuan lebih lanjut akan
fasilitas kesehatan tingkat lanjut
penyakit
seperti rumah sakit umum atau
penyakit, pengobatan. Data yang
swasta. Dengan pengembangan
tersimpan akan terjaga dan tidak
informasi dan teknologi ini,
gampang hilang, namun data
peserta dapat mendaftar sendiri
yang
di mesin SEP di RS, tidak perlu
diinterpretasikan
antri di kantor BPJS Kesehatan
oleh para dokter, agar bisa
yang ada di RS.
memahami gambaran pejalanan
Sebelumnya diberlakukannya
sistem
oleh
sering
secara
manual.
tersaji
riwayat
harus
bisa
lebih
lanjut
pasien lebih rinci. Beberapa
sistem ini, pendaftaran dilakukan peserta
pasien,
Peserta harus antri di loket BPJS
pembuat
Kesehatan yang ada di RS.
adalah
yang
dibuat
kadang
menyulitkan
karena
program orang-orang
seringnya diluar
lingkungan medis. Maka dokter
mengetik
keluhan
harus lebih jeli dan kritis terkait
diagnosis pasien.
ataupun
bentuk data yang tersaji dalam
Berbeda dengan di unit gawat
shared ERM (Electronic Medical
darurat, dokter jaga mayoritas
Record) tersebut.(7)
masih berusia muda,sehingga
Di RS PKU Muhammadiyah Gamping, medis
penulisan
sudah
tidak
bermasalah
dalam
rekam
menggunakan komputer. Hanya
menggunakan
masalahnya bila pasien IGD
elektronik/ komputer. Banyak
meningkat,
kendala yang dihadapi dengan
dibutuhkan untuk memasukkan
sistem ini. Penulisan Rekam
data-data
Medis, terutama di poli spesialis,
perjalanan penyakit dan riwayat
pencatatan
secara lengkap menjadi tidak
sering
tidak
pasien
terkait
cukup
yang
Sehingga bisa saja data yang
tetapi
dengan bantuan perawat. Hal ini
dimasukkan
bisa
lengkap.
menimbulkan
sedikit
masalah bila terjadi komunikasi yang
kurang
baik.
Salah
semakin
yang
dilakukan sendiri oleh dokter bersangkutan,
dan
waktu
tidak
sempit.
terlalu
Solusinya beragam, antara lain
memberikan
pelatihan
penulisan diagnosis,pengobatan
kepada para dokter mengenai
dan sebagainya bisa saja terjadi.
sistem shared EMR ini maupun
Di poli spesialis, dokter yang
menambah petugas untuk input
bertugas adalah mayoritas dokter
data rekam medis elektronik.
senior yang sudah tidak terlalu
Solusi yang paling cepat adalah
mengikuti kemajuan teknologi,
menambah petugas yang khusus
tidak jarang masih kesulitan
bertugas mengisi rekam medis
menggunakan komputer. Bila
elektronik,
hal
kelemahannya
ini
dipaksakan
justru
namun akan
pelayanan akan memakan waktu
memudahkan terjadinya salah
lama karena kesulitan dalam
input bila petugas adalah orang-
orang
yang
berada
di
luar
Belum
lagi
dengan
pemberlakuan INA CBG‟s maka
lingkungan medis. 4. Rekrutmen SDM baik medis,
diperlukan orang yang mengerti coding
para medis dan non medis. Sesuai dengan PMK No. 56
untuk
pembayarannya.
klaim Hendaknya
tahun 2014 tentang klasifikasi
orang yang akan memasukkan
dan
coding (koder) adalah orang
perizinan
rumah
sakit
rumah
sakit, B
mengerti dan faham mengenai
yang
diagnosis penyakit. Seringkali
harus dipenuhi terkait tenaga
koder adalah orang yang tidak
kerja baik medis, para medis
terlalu faham dunia medis atau
maupun non medis
bahkan sama sekali bukan dari
mempunyai
tipe/kelas
persyaratan
Dari pasal diatas diperoleh keterangan tenaga
latar belakang medis. Maka ini
bahwa
jumalah
akan menambah kejadian salah
keperawatan
minimal
coding, yang berujung pada
sesuai dengan jumlah TT. Dapat disimpulkan
bahwa
dengan
tidak terklaimnya pembayaran. Beberapa menyarankan coder
jumlah TT di RS sebanyak 105
adalah
TT dan akan ditambah lagi
sehingga bisa memahami coding
menjadi
dengan
dan apa yang dikerjakan. Namun
dibangunnya gedung dan blok
biaya rekrutmen tenaga medis
baru, maka tenaga keperawatan
pasti
saja minimal harus ditambah
dibandingkan
sejumlah TT yang ada. Hal itu
tenaga diluar lingkungan medis.
220
TT
seorang
akan
dokter
lebih bila
juga
tinggi merekrut
diperlukan sebagai syarat untuk
5. Melakukan kerja sama dengan
menaikkan kelas RS menjadi
PPK primer untuk rujukan
kelas B. Bila masih menjadi
berjenjang.
Kelas C maka perbandingan
Kerjasama dengan PPK 1 dan
perawat dengan TT adalah 1:3.
jejaring mutlak dimiliki oleh RS
Hal ini yang perlu ditelaah oleh
yang mengikuti program JKN,
pihak manajemen lebih lanjut.
karena
PPK
1
merupakan
“pemasok” utama pasien-pasien
berganti nama menjadi RS PKU
jaminan.
Muhammadiyah
Beberapa waktu yang lalu
Maka alur birokrasinya akan
telah diinisiasi untuk mendirikan
lebih
PPK 1
sama
sebelumnya.
akhirnya
7. Melakukan
dengan
yang bekerja BPJS,
terlaksana
dan
dengan
Gamping.
singkat
dibandingkan
sosialisasi
berdirinya
program, pelatihan internal
Klinik Pratama Firdaus yang
dan sharing pengetahuan ke
bertempat di wilayah wirobrajan.
seluruh tenaga medis di RS.
Dengan adanya klinik pratama
Sosialisasi dalah suatu hal
tersebut, maka pasien rujukan ke
yang wajib dilakukan bila sistem
tingkat lanjut dapat diarahkan ke
baru berjalan, karena sistem baru
RS
pasti memerlukan penanganan
PKU
Muhammadiyah
Gamping.
yang berbeda. Petugas rumah
6. Mengatasi alur birokrasi yang
menerima
masih berjenjang. Birokrasi
pada
sakit menjadi gardu depan dalam
RS
PKU
“gempuran”
pertanyaan
bertubi-tubi
dari
Muhammadiyah unit 2 masih
pasien
mengenai
cukup rumit dan panjang, karena
berkaitan
dengan
masih menginduk pada RS PKU
Jaminan Kesehatan Nasional.
Muhammadiyah
Disini pihak dari BPJS pun
unit
1,
sedangkan wilayah kerja kedua
punya
RS
mensosialisasikan
tersebut
sudah
terpaut
hal-hal BPJS
kewajiban
dan
untuk
programnya
dengan lokasi yang jauh dimana
dan terkait persyaratan klaim
unit
pembayaran.
1
ada
didalam
kota
Yogyakarta, sedangkan unit 2
Sharing
pengetahuan
di
yang masuk wilayah Gamping,
dalam internal
Rumah sakit
Sleman. Tapi permasalahan ini
punya peranan yang besar dalam
sudah teratasi karena RS PKU
peningkatan kualitas perawatan
Muhammadiyah unit 2 sudah
dalam hal akurasi pengkodean
lepas dan berdiri sendiri dan
diagnosis dalam rumah sakit.(8).
Dengan
sharing
pengetahuan
meningkatkan pelayanan kepada
antar tenaga kesehatan di rumah
pasien, sehingga pelayanan yang
sakit, maka dapat membantu
diberikan
meminimalisir
coding
Dengan pelayanan yang lebih
diagnosis, karena kesalahan ini
efisien, maka kendali mutu dan
berujung pada tidak terklaimnya
kendali biaya dapat terlaksana
pembayaran
dan
salah
sebagaimana
mestinya.
lebih
biaya
efisien.
dapat
(9).
ditekan
sedemikian rupa sehingga lebih
Bentuk sharing knowledge
efisien. maka kinerja keuangan
yang telah dilaksanakan di RS
RS akan baik dalam menghadapi
PKU Muhammadiyah Gamping
era BPJS ini.
saat ini adalah rutinnya diadakan laporan pagi. Laporan pagi tidak hanya untuk mengetahui data pasien apa saja yang dirawat di RS,
tapi
juga
pengetahuan
menambah
kepada
tenaga
8. Diferensiasi
pelayanan
dan
perluasan cakupan pelayanan. Dengan
target
menaikkan
tipe/ kelas RS menjadi tipe B pendidikan,
maka
cakupan
medis yang terkait baik dokter
pelayanan perlu diperluas sesuai
spesialis, dokter jaga bangsal,
syarat yang tertuang pada PMK
tenaga keperawatan dan farmasi
No. 56 tahun 2014 tentang
mengenai terapi yang dilakukan
klasifikasi dan perizinan rumah
terhadap pasien, diagnosis dan
sakit, juga pada PP no. 93 tahun
juga
2015
kemungkinan
tindakan
lanjutan. Selain meningkatkan pengetahuan
dan
performa
tentang
Sakit
Pendidikan. Maka Rumah Sakit harus
pelayanan menjadi lebih baik,
melengkapi
salah coding bisa terelakkan.
pelayanannya
Dengan
Rumah
cakupan sesuai
dengan
memastikan
PMK diatas. Dengan menambah
keberlangsungan pelatihan baik
cakupan pelayanan, maka target
internal
eksternal
pasar semakin luas, hal ini
kepada para karyawan, akan
berdampak semakin banyakknya
maupun
pelayanan
yang
digunakan
masyarakat,
maka
tinggi
pendapatan
pula
dengan
catatan
semakin RS,
dikelola
dengan
baik
akan
merugikan keuangan RS. RS
harus
mengacu
pada
bilapelayanan
peraturan sesuai dengan PMK
dapat dilakukan dengan efektif
No. 56 tahun 2014 tentang
dan efisien.(1)
klasifikasi dan perizinan rumah
9. Pengkajian
ulang
untuk
pengadaan ruang dan gedung baru.
sakit.(10) 10. Pengadaan fasilitas dan alat kesehatan
Tipe
rumah
sakit
untuk
sangat
menyesuaikan terhadap target
ditentukan dengan ketersediaan
menaikkan kelas RS menjadi
ruang terutama TT yang ada di
tipe B.
RS, untuk menaikkan kelas / tipe RS,
maka
harus
ketersediaannya
difikirkan
Untuk melengkapi fasilitas dan
alat
kesehatan
tersebut,
disesuaikan
harus mengacu pada peraturan
dengan PMK No. 56 tahun 2014
yang tertuang dalam PMK No.
tentang klasifikasi dan perizinan
56 tahun 2014 tentang klasifikasi
rumah sakit.
dan perizinan rumah sakit.
Pengadaan ruang kelas 3 sebaiknya
difikirkan
betul,
Pengadaan
fasilitas
ini
hendaknya mempertimbangkan
karena sebagai RS pendidikan,
kemampuan
RS
dalam
kelas 3 wajib tersedia dan
mengelola fasilitas yang ada,
mencukupi,
namun
jangan
jangan semata-mata mengejar
berlebihan
karena
syarat untuk menaikkan tipe RS,
berkaitan juga dengan biaya dan
karena dengan fasilitas yang
klaim BPJS. Klaim untuk kelas 3
lebih, maka cost perawatan dan
tarifnya lebih rendah dibanding
maintenance
kelas
diatasnya.
Sedangkan
semakin tinggi pula. Yang perlu
biaya
pelayanan
cenderung
dipertimbangkan adalah manfaat
sama,
sehingga
sampai
kalau
tidak
barang
akan
alat kesehatan tersebut dalam
menunjang pelayanan agar lebih
2.
baik dan efisien
Firmanda
D.
Clinical
Pathways Kesehatan Anak. Sari Pediatr. 2006;8(3):195–
KESIMPULAN Analisis SWOT kuantitatif posisi RS PKU Muhammadiyah Gamping
yang
menunjukkan
RS
208. 3.
dilakukan berada
Feuth S, Claes L. Introducing clinical pathways as a strategy
pada
for improving care. Int J Care
kuadran III, artinya bahwa RS harus
Pathways
[Internet].
merubah strategi untuk mengatasi
2008;12(2):56–60.
Available
kelemahan
dan
from:
kesempatan
yang
memaksimalkan masih
sangat
http://icp.sagepub.com/content
terbuka. Akan tetapi berdasarkan Renstra RS PKU Muhammadiyah
/12/2/56.full 4.
Mosadeghrad AM. Healthcare
Gamping sendiri, menempatkan RS
service quality : towards a
pada kuadran I, yang berarti RS
broad
berada
2013;26(3):203–19.
pada
sehingga
bisa
kekuatan
yang
posisi
sempurna
mengandalkan dimiliki
5.
untuk
definition.
Hansen, D. R., and M. M. Mowen. "Environmental cost
berkembang dengan pesat. Sehingga
management." Management
perlu
accounting 7 (2005): 490-526
dipertimbangkan
untuk
merencanakan strategi yang tepat
6.
Ambarriani
AS..Hospital
dengan mengubah strategi yang ada
Financial Performance in the
sesuai posisi RS di kuadran III.
Indonesian National Health Insurance Era. 4(1):367–79. 7.
DAFTAR PUSTAKA 1.
Djamhuri
A,
M.
AT, Mörlin C, Schwan Å,
Indonesian Hospitals under
Ljungberg C. Transfer of data
the “BPJS” Scheme: a War in
or re-creation of knowledge -
a
Experiences
Narrower
Akunt
Amirya
Tully MP, Kettis Å, Höglund
Battlefield.
J
Multiparadigma.
2015;6(3):341–9.
electronic
of patient
a
shared medical
records system. Res Soc Adm
Pharm. 2013;9(6):965–74. 8.
Rangachari P. The strategic management of organizational knowledge exchange related to
hospital
quality
measurement and reporting. 2008;17(3):252–69. 9.
West
MA,
Guthrie
JP,
Dawson JF, Borrill CS, Carter M. Reducing patient mortality in hospitals: The role of human resource management. J
Organ
Behav.
2006;27(7):983–1002. 10.
KEMENKES. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No. 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit.