UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM STRATA S1 FAKULTAS EKONOMI MEDAN
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN MULTI LEVEL MARKETING (MLM) SYARIAH TERHADAP PENDAPATAN ANGGOTA PADA PT WAHIDA INDONESIA CABANG MEDAN
DRAFT SKRIPSI
OLEH:
DESEFTY JUKHARIA SIREGAR 050502226 MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan 2009
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
ABSTRAK
Desefty Jukharia Siregar (2009). Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan. Dibawah bimbingan : Ibu Dr. Endang S Rini, SE, M.Si. Ketua Departemen Manajemen : Ibu Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, M.Si. Dosen Penguji I : Ibu Dr. Arlina Nurbaity, SE, MBA. Dosen Penguji II : Ibu Dra.Nisrul Irawati, MBA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi pemasaran Multi Level Marketing (MLM) syariah terhadap pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia cabang Medan. Hipotesis penelitian ini adalah strategi pemasaran Multi Level Marketing (MLM) syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia cabang Medan. Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pengaruh strategi pemasaran Multi Level Marketing (MLM) syariah terhadap pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia cabang Medan adalah analisis deskriptif dan analisis kuantitatif yaitu analisis regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa determinasi (R2) strategi pemasaran Multi Level Marketing (MLM) syariah mempengaruhi pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia cabang Medan dengan hubungan antar variabel yang erat dan model dinilai baik yaitu sebesar 0,414 atau 41,4% sisanya 58,6% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini seperti marketing mix (product, price, place, promotion) dan prestasi kerja. Pada pengujian secara parsial (uji t) variabel strategi pemasaran Multi Level Marketing (MLM) syariah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia cabang Medan dengan nilai signifikan (0,000) < 0,05 dan nilai t hitung (5,887) > t tabel (1,96).
Kata kunci: Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah, Pendapatan Anggota.
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
DAFTAR ISI
Halaman ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI ..............................................................................
i
DAFTAR TABEL ......................................................................
ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................ B. Perumusan Masalah ..................................................... C. Kerangka Konseptual ................................................... D Hipotesis ...................................................................... E Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................... F Metodologi Penelitian................................................... 1. Batasan Operasional ............................................. 2. Definisi Operasional Variabel ............................... 3. Pengukuran Variabel ............................................. 4. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................. 5. Jenis dan Sumber Data .......................................... 6. Populasi dan Sampel ............................................. 7. Teknik Pengumpulan Data .................................... 8. Uji Validitas dan Reliabilitas ................................. 9. Teknik Analisis Data ............................................. a. Metode Analisis Deskriptif ............................... b Metode Analisis Kuantitatif................................ 1. Analisis Regresi Linier Berganda ................ 2. Uji Signifikansi (Uji t) ............................... 3. Koefesien Determinansi (R2) ......................
1 13 13 14 14 15 15 16 16 17 17 18 19 19 20 20 20 20 20 21
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ................................................... B. Pemasaran ................................................................... C. Strategi Pemasaran ...................................................... D. Multi Level Marketing (MLM) .................................... E. Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) ...... F. Sistem pemasaran Multi Level Marketing (MLM) menurut pandangan islam ........................................... G. Perbedaan MLM Syariah dengan MLM Konvensional
22 23 25 27 31 36 41
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Profil Perusahaan ........................................................ B. Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan ............................ C. Produk Perusahaan ...................................................... D. Marketing Plan Perusahaan.........................................
44 46 46 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas...................................... B. Analisis Deskriptif ..................................................... C. Analisis Regresi Sederhana ........................................ 1. Pengujian Goodness of Fit ...................................... 2. Uji Secara Parsial (Uji-T) ........................................ D. Pembahasan ................................................................
54 57 64 65 66 67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................ B. Saran ..........................................................................
71 72
DAFTAR PUSTAKA ................................................................
v
LAMPIRAN
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 Peringkat Pangkat Distributor dan Perolehan Bonus Berdasarkan Hasil Penjualan Produk HPA ........................ Tabel 1.2 Peringkat Pangkat Distributor dan Perolehan Bonus Berdasarkan Hasil Penjualan Produk HPA ........................ Tabel 1.3 Volume Penjualan HPA Medan ........................................ Tabel 1.4 Defenisi Operasional Variabel, Indikator dan Skala Pengukuran....................................................... Tabel 1.5 Alternatif Jawaban Responden .......................................... Tabel 3.1 Katalog Produk HPA ........................................................ Tabel 4.1 Validitas Instrumen (Uji I) ............................................... Tabel 4.2 Validitas Instrumen (Uji II) .............................................. Tabel 4.3 Reliability Statistics ......................................................... Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....... Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bergabung .. Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Rata-Rata Pendapatan per Bulan ....................................... Tabel 4.7 Rata-Rata Pendapatan per Bulan Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................................... Tabel 4.8 Rata-Rata Pendapatan per Bulan Berdasarkan Lama Bergabung dengan HPA.......................................... Tabel 4.9 Pendapat Responden terhadap Variabel Strategi Pemasaran MLM syariah (X) ............................................ Tabel 4.10 Pendapat Responden terhadap Variabel Pendapatan Anggota (Y) ..................................................................... Tabel 4.11 Pengujian Godness of Fit ................................................ Tabel 4.12 Uji regresi secara parsial (Uji t) ........................................
6 7 11 16 17 47 55 56 56 57 58 58 59 59 60 63 65 66
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1 Jalur Distribusi PT. Wahida Indonesia cabang Medan ..... Gambar 1.2 Kerangka Konseptual .....................................................
11 14
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berupa MLM (Multi level Marketing) banyak sekali ditemukan dewasa ini yaitu sebuah sistem pemasaran modern melalui jaringan distribusi yang dibangun secara permanen dengan memposisikan pelanggan perusahaan sekaligus sebagai tenaga pemasaran (distributor). Para distributor sesuai level masing-masing akan mendapatkan bonus jika dapat menjual produk dalam jumlah tertentu dan melakukan berbagai upaya positif dalam memperluas jaringannya. Bonus merupakan pendapatan yang diterima distributor setiap bulannya berdasarkan prestasi kerjanya. Distributor MLM dalam menjalankan strategi pemasaran secara bertingkat dituntut memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mau bergabung bersama-sama dalam menjalankan usaha MLM. Semakin banyak mitra kerja (downline) yang direkrut atau semakin besar jaringan yang dibangun maka semakin besar bonus yang akan diterima oleh distributor. Jadi, apabila distributor benar-benar bekerja keras, maka bonus yang diperoleh bisa sampai puluhan bahkan ratusan juta per bulan. Banyak perusahaan yang mengaku perusahaan MLM (Multi level Marketing) tetapi dalam prakteknya melakukan berbagai penyimpangan dari norma-norma bisnis yang etis dan jauh dari prinsip bisnis yang Islami. Perusahaan Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
yang mengaku MLM tersebut menawarkan cara cepat untuk memperoleh keuntungan besar namun dibalik semua itu mereka menerapkan sistem pemasaran yang sesungguhnya hanya berorientasi pada keuntungan perusahaannya dengan mengorbankan masyarakat atau distributornya. Perusahaan MLM seperti itu dapat dikenal dari pemahaman terhadap sistem yang diterapkannya antara lain seperti sistem piramida, sistem binari, investasi berantai ataupun sistem yang menyimpang lainnya (Faisol, 2003:6). Multi Level Marketing (MLM) sebagai metode pemasaran merupakan suatu fenomena yang dilaksanakan oleh beberapa perusahaan yang menghasilkan produk tertentu. Perlu dicermati bagaimana metode pemasaran MLM ini dan bagaimana Islam memandang fenomena ini dikaitkan dengan sistem ekonomi syariah Islam. Produk apapun yang dijual sebagai hasil suatu perusahaan haruslah terjamin mutunya. Salah satu konsep ekonomi dalam Islam untuk menjual suatu produk harus diuji kehalalannya, manfaatnya dan yang terutama memperhatikan prinsip dasar ekonomi syariah Islam secara makro yaitu tidak ghurur (ragu-ragu), tidak ikhtikar (penipuan) dan tidak ribawi (bunga). Syariah Islam sangat mencerca, aktivitas perdagangan yang akan menyebabkan seseorang semakin jauh dari nilai-nilai ketuhanan, baik dari sisi proses produksi, produk yang diperjualbelikan, distribusi, strategi pemasaran maupun pada saat menikmati hasil ataupun keuntungan dari suatu perdagangan. Gerakan ekonomi syariah di Indonesia belakangan ini semakin berkembang pesat, termasuk di Sumatera Utara. Gerakan ekonomi syari’ah itu berkembang melalui lembaga perbankan syariah, baik bank umum syariah Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
maupun BPR Syariah yang jumlah dan asetnya semakin meningkat secara fantastis. Demikian pula Asuransi Takaful Syariah, Raksadana Syariah, Koperasi Syariah, Baitul Mal Wat Tamwil (BMT), Koperasi pesantren dan Multi Level Marketing (MLM) Syariah (www.geogcities.com, 14 September 2008). PT. Wahida Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang berasal dari Malaysia. Produk Herba Penawar Al Wahida (HPA) adalah produk-produk yang dipasarkan oleh PT. Wahida Indonesia. HPA masuk ke Indonesia pada tanggal 20 Mei 2000 dengan mitra utamanya PT GARMAPUTRA GESTRACO sebagai agen tunggal pendistribusian produk-produk HPA (Herba Penawar Al Wahida) di Indonesia. Selain mendapatkan sertifikat GMP (Good Manufacturing Practise), Deperindag, Dirjen POM dan DEPKES RI yang tercantum sebagai obat tradisional impor bukan sebagai Food Suplement (makanan tambahan), Halal Gel Pakistan (sebagai gelatin pembungkus) juga mendapat pengesahan dari Pusat Konsultasi Syariah sebagai perusahaan Multi Level Marketing (MLM) Syariah. Para distributor HPA selama beberapa tahun di Indonesia dikenal sebagai individu-individu yang mengembangkan terapi pengobatan thibbun nabawy (pengobatan warisan Nabi). Di antaranya yang kini sudah cukup memasyarakat adalah bekam (al hijamah). Perlahan, citra sebagai tabib dan juru bekam itu mulai dilengkapi dengan citra sebagai pebisnis obat-obatan berbahan herba dan sejak produk unggulan HPA, yakni Kopi Radix diluncurkan bulan Maret 2008 di Yogyakarta, semangat berwirausaha di kalangan distributor HPA makin meninggi. Lonjakan omset sangat terasa terdongkrak oleh penjualan produk minuman berkhasiat obat ini. Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
HPA memiliki misi besar, yakni menjadi penggerak terciptanya perekonomian dan potensi umat Islam, serta memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas. HPA juga berupaya menumbuhkan insan yang profesional dengan memanfaatkan teknologi yang maju serta bertakwa kepada Allah. Karena itulah sistem pemasaran berjenjang dengan kontrol Syariah (MLM Syariah) dipilih oleh HPA. Dengan visi dan misi yang luhur itu, jajaran manajemen dan seluruh distributor HPA memiliki komitmen menghasilkan dan memasarkan produk yang halal dan thoyyib (www.klikhpa.com, 14 September 2008). HPA telah memiliki jaringan distributor hampir di semua wilayah selama delapan tahun tumbuh dan berkembang di Indonesia. Bisnis yang disinergikan dengan pelatihan keilmuan herbalis (orang-orang yang ahli dalam pengobatan herba) merupakan jalan untuk membentuk pribadi-pribadi herbalis yang juga enterpreneur. Hingga kini, tak kurang 150 ribu distributor HPA tersebar di seluruh Indonesia. Sedangkan di Medan, HPA masuk pada tahun 2005 dan kantor HPA baru didirikan pada tanggal 3 Mei 2008. Cara kerja perusahaan ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan MLM pada umumnya, yakni dengan melakukan pemasaran produk-produk tertentu dengan sistem berjenjang. Artinya setiap distributor memperoleh manfaat dengan mengembangkan jaringan (network)
seluas-luasnya
untuk
memperoleh
pendapatan
yang
dihitung
berdasarkan keaktifan jaringannya. Semua penghargaan pada anggota diberikan berdasarkan kemapuan anggota memperluas jaringan dan besarnya nilai penjualan tiap bulan. Hanya sebagai MLM syariah, PT Wahida dalam menjalankan sistem pemasarannya didasarkan pada hukum Islam. Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Sistem pemasaran yang diterapkan oleh HPA dibuat dengan jelas, relatif sederhana, mudah, rasional dalam pelaksanaannya dan menjunjung nilai-nilai syariah yang disebut dengan Marketing Plan sebagai perusahaan yang menggunakan sistem MLM syariah. Marketing Plan memberikan peluang kepada setiap distributor untuk mengokohkan jaringan yang dibangun untuk mencapai peringkat dan pendapatan yang tinggi bersama HPA. Motto Marketing Plan HPA adalah “Adil dan Sukses”. Berikut ini adalah perolehan bonus dalam MLM HPA: 1.
Untung Langsung
2.
Bonus Prestasi Pribadi
3.
Bonus Kenaikan Pangkat
4.
Bonus Pembelian Stabil
5.
Bonus Kemajuan Jaringan
6.
Bonus Generasi Pangkat
7.
Bonus Pengarah Jati Setia
8.
Bonus Pengarah Jati Emas/Intan/Mahkota
9.
Insentif Liburan
10. Bonus Asuransi Takaful 11. Bonus Agen Stok
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Tabel 1.1 berikut ini adalah tabel Peringkat Pangkat Distributor Berdasarkan Hasil Penjualan Produk HPA : Tabel 1.1 Peringkat Pangkat Distributor dan Perolehan Bonus Berdasarkan Hasil Penjualan Produk HPA Pangkat Nilai Mata (NM) Bonus Bulanan AB (Anggota Biasa) 100.000 - 1000.000 NM 10 % AB (Anggota Biasa) 1.002.000 – 2.000.000 NM 14 % AB (Anggota Biasa) 2.002.000 – 3000.000 NM 17 % PLX (Pengurus Melati) > 3.002.000 NM 20 % Sumber : PT Wahida Indonesia cabang Medan, data diolah (Februari 2009)
Keterangan Tabel 1.1 : 1. Nilai Mata (NM) : Istilah yang digunakan untuk satuan nilai yang diberikan kepada setiap produk yang digunakan untuk menentukan peringkat atau posisi distributor dan jumlah / besarnya bonus yang akan diterima oleh distributor. 2. Bonus : Pendapatan yang diterima distributor setiap bulannya berdasarkan prestasi kerjanya. Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dijelaskan bahwa untuk mendapatkan bonus bulanan sebesar 10% dari nilai mata yang dikumpulkan, maka anggota biasa (AB) harus memperoleh nilai mata sebanyak 100.000-1000.000 NM. Begitu juga untuk mendapatkan bonus bulanan sebesar 14% dari nilai mata yang dikumpulkan maka anggota biasa harus memperoleh nilai mata sebanyak 1.002.000–2.000.000 NM dan 17% dari nilai mata yang dikumpulkan sebanyak 2.002.000–3000.000 NM sedangkan untuk pengurus melati (PLX) harus memperoleh nilai mata sebanyak > 3.002.000 NM untuk mendapatkan bonus bulanan sebesar 20% dari nilai mata yang dikumpulkan. Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Peringkat Pangkat dalam MLM HPA: 1. Pengurus Melati
(PLX)
2. Pengurus Meranti
(PRX)
3. Pengurus Jati
(PJX)
4. Pengarah Melati
(PL)
5. Pengarah Meranti
(PR)
6. Pengarah Jati
(PJ)
7. Pengarah Jati Emas
(PJE)
8. Pengarah Jati Intan
(PJI)
9. Pengarah Jati Mahkota
(PJM)
Tabel 1.2 berikut ini adalah tabel Peringkat Pangkat Distributor dan Perolehan Bonus Berdasarkan Pembinaan Jaringan MLM HPA :
No 1 2 3 4 5 6 7 8
Tabel 1.2 Peringkat Pangkat Distributor dan Perolehan Bonus Berdasarkan Pembinaan Jaringan MLM HPA Pangkat Distributor Binaan Jaringan Bonus Bulanan PRX 3 PLX (Level 1) 23% PJX 6 PLX (Level 1) 26% PL 2 PRX dan 4 PLX (Level 1) 29% PR 4 PRX dan 2 PLX (Level 1) 32% PJ 6 PRX (Level 1) 35% PJI 2 PJ (Downline berbeda) 35% PJE 4 PJ (Downline berbeda) 35% PJM 6 PJ (Downline berbeda) 35%
Sumber : PT Wahida Indonesia cabang Medan, data diolah (Februari 2009)
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dijelaskan bahwa : 1. Untuk mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Pengurus Meranti (PRX) dan memperoleh bonus bulanan sebesar 23% dari nilai mata yang dikumpulkan maka distributor harus dapat membina 3 Pengurus Melati (PLX) pada level 1. Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
2. Untuk mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Pengurus Jati (PJX) dan memperoleh bonus bulanan sebesar 26% dari nilai mata yang dikumpulkan maka distributor harus dapat membina 6 Pengurus Melati (PLX) pada level 1. 3. Untuk mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Pengarah Melati (PL) dan memperoleh bonus bulanan sebesar 29% dari nilai mata yang dikumpulkan maka distributor harus dapat membina 2 Pengurus Meranti (PRX) dan 4 Pengurus Melati (PLX) pada level 1. 4. Untuk mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Pengarah Meranti (PR) dan memperoleh bonus bulanan sebesar 32% dari nilai mata yang dikumpulkan maka distributor harus dapat membina 4 Pengurus Meranti (PRX) dan 2 Pengurus Melati (PLX) pada level 1. 5. Untuk mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Pengarah Jati (PJ) dan memperoleh bonus bulanan sebesar 35% dari nilai mata yang dikumpulkan maka distributor harus dapat membina 6 Pengurus Meranti (PRX) pada level satu. 6. Untuk mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Pengarah Jati Emas (PJE) dan memperoleh bonus bulanan sebesar 35% dari nilai mata yang dikumpulkan maka distributor harus dapat membina 2 Pengarah Jati (PJ) dari kelompok yang lain, dimana masing-masing harus mencapai penjualan 6.000.000 NM bersama kelompok pribadi dalam satu bulan kalender. 7. Untuk mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Pengarah Jati Intan (PJI) dan memperoleh bonus bulanan sebesar 35% dari nilai mata yang dikumpulkan maka distributor harus dapat membina 4 Pengarah Jati (PJ) dari kelompok Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
yang lain, dimana masing-masing harus mencapai penjualan 6.000.000 NM bersama kelompok pribadi dalam satu bulan kalender. 8. Untuk mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Pengarah Jati Emas (PJE) dan memperoleh bonus bulanan sebesar 35% dari nilai mata yang dikumpulkan maka distributor harus dapat membina 6 Pengarah Jati (PJ) dari kelompok yang lain, dimana masing-masing harus mencapai penjualan 6.000.000 NM bersama kelompok pribadi dalam satu bulan kalender. Strategi pemasaran yang dijalankan oleh MLM HPA diantaranya adalah : a. Membangun jaringan yaitu suatu strategi pemasaran pada perusahaan yang menggunakan sistem MLM, dimana setiap anggota (distributor) dituntut untuk mampu mempengaruhi orang lain agar mau bergabung bersama-sama dalam menjalankan usaha MLM. Semakin banyak mitra kerja (downline) yang direkrut atau semakin besar jaringan yang dibangun dapat menciptakan kesuksesan seorang distributor karena dapat menaikkan peringkat serta bonus yang diperoleh akan semakin besar. Terdapat dua cara yang dapat dilakukan dalam membangun jaringan pada PT Wahida Indonesia yaitu dengan cara mendalam dan melebar. Membangun jaringan pada PT Wahida Indonesia didasarkan pada prinsip-prinsip Islam yaitu tidak ada unsur paksaan dan menekankan pentingnya menjalin tali persaudaraan (ukhuwah islamiyah). b. Melakukan pembinaan pada setiap distributor. PT Wahida Indonesia membina setiap distributornya agar lebih semangat dalam menjalankan strategi pemasaran pada perusahaan tersebut yaitu dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi para distributor. Kegiatan yang diadakan oleh manajemen Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
PT Wahida Indonesia diantaranya adalah Program Menjana Kejayaan (PMK), Institut Pelatihan Herba Al Wahida (Intibah), Konsultasi Kesehatan dan Pengobatan, Teknik Pengobatan, Seminar Pengembangan Jaringan (SPJ), Kuliah Lapangan dan Program Perkongsian Bijak Cemerlang (PBC). Kegiatan –kegiatan tersebut sangat penting bagi distributor HPA. Sebab selain dapat membentuk peniaga yang handal dan menjadi seorang yang ahli dalam dunia pengobatan herba, juga dapat menaikkan peringkat distributor. c. Presentasi. Dalam dunia bisnis MLM presentasi merupakan salah satu bagian dari strategi MLM, setiap distributor yang ingin membangun, membina dan terus mengembangkan jaringannya dituntut untuk mampu melakukan presentasi, presentasi yang dilakukan haruslah dilandaskan atas akhlaqul karimah (akhlak yang baik). Dalam membina, melatih dan membimbing distributor agar mereka menjadi peniaga yang handal dan sukses serta mampu melakukan presentasi, dapat dilakukan melalui meeting dan presentasi serta program lainnya yang dilakukan dan berdasrakan inisiatif atau prakarsa sendiri (up line atau leader) maupun dengan mengikutsertakan mereka dalam berbagai kegiatan yang sudah rutin dilakukan secara langsung oleh manajemen HPA. Hal ini sangat perlu dilakukan sebab dengan cara-cara itulah distributor lebih mengenal dan memahami produk serta bisnis yang dijalankan.
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Tabel 1.3 berikut ini adalah tabel Volume Penjualan HPA Medan selama 4 bulan :
NO 1 2 3 4
Tabel 1.3 Volume Penjualan HPA Medan Bulan Juli-Oktober 2008 Bulan / Tahun Penjualan Juli 2008 Rp 148.823.500 Agustus 2008 Rp 57.619.000 September 2008 Rp 103.616.000 Oktober 2008 Rp 73.023.500
Sumber : Bagian pemasaran perusahaan, data diolah (September 2009)
Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dijelaskan bahwa volume penjualan HPA Medan pada bulan Agustus menurun dibandingkan pada bulan Juli, begitu juga dengan bulan Oktober volume penjualan menurun dibandingkan dengan bulan September. Hal ini disebabkan, pada bulan Agustus dan Oktober produk-produk dari HPA terlambat masuk karena terhambatnya proses distribusi yaitu produkproduk HPA sering sekali tertahan sewaktu pengurusan bea cukai di Jakarta. Produk-produk HPA di produksi di Malaysia dan untuk produk-produk HPA Medan, proses distribusinya adalah dari Malaysia dikirim ke Jakarta dan setelah itu dikirim ke Medan. Berikut adalah jalur distribusi PT. Wahida Indonesia cabang Medan: Produsen
Agen Tunggal
Agen Stok
Distributor HPA
Konsumen Akhir
Gambar 1.1 : Jalur distribusi PT. Wahida Indonesia cabang Medan Sumber : Bagian pemasaran perusahaan, data diolah (Februari 2009)
Keterangan Gambar : Produsen
: HPA Industries Sdn Bhd, Malaysia
Agen Tunggal
: PT Garmaputra Gestraco, Jakarta
Agen Stok
: PT Wahida Indonesia cabang Medan
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Distributor HPA
: Orang yang memenuhi syarat-syarat keanggotaan yang ditetapkan oleh perusahaan dan telah terdaftar secara resmi diperusahaan serta mempunyai hak dan kewajiban yang telah ditetapkan perusahaan.
Distributor MLMS (Multi Level Marketing Syariah) dalam menjalankan strategi pemasaran secara bertingkat dituntut memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mau bergabung bersama-sama dalam menjalankan usaha MLMS. Sama halnya seperti cara berdagang yang lain, strategi MLMS harus memenuhi rukun jual beli serta akhlak (etika) yang baik, di samping itu komoditas yang dijual harus halal (bukan haram maupun syubhat), memenuhi kualitas dan bermanfaat. MLMS tidak boleh memperjualbelikan produk yang tidak jelas status halalnya atau menggunakan modus penawaran produk/promosi tanpa mengindahkan norma-norma agama dan kesusilaan. Sukses dalam bisnis MLM, bukan hanya ditentukan oleh banyaknya jumlah produk yang terjual, akan tetapi ditentukan oleh banyaknya anggota Down-Line (distributor yang direkrut atau disponsori oleh distributor lain yang mendapat sebutan Up-Line) yang bergabung sebagai mitra bisnisnya. Banyaknya anggota downline yang ikut bergabung, ditentukan oleh luas dan intensifnya jalinan silaturahmi antara mereka. Dengan banyaknya anggota, berarti mempercepat sukses usaha bisnis. Dengan sukses usaha yang dijalani rezeki akan datang dengan mudah dan kehidupanpun menjadi makmur (Faisol : 2003,139).
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : " Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota pada PT. Wahida Indonesia Cabang Medan.”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah strategi pemasaran Multi Level Marketing (MLM) syariah berpengaruh terhadap pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan?”
C. Kerangka Konseptual Strategi pemasaran dari setiap perusahaan merupakan suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan. Salah satu tujuan dari diterapkannya suatu strategi pemasaran adalah untuk meningkatkan volume penjualan. Kebijakan strategi pemasaran yang baik dan tepat diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan yang telah ditetapkan. Strategi
pemasaran
dengan
menggunakan
sistem
MLM
dapat
meningkatkan pendapatan seseorang hal ini sesuai dengan pendapat dari Kiyosaki dalam Faisol, (2003:29) yaitu dengan bergabungnya seseorang dalam bisnis MLM berarti ia adalah seorang “investor” yang mengendalikan sepenuhnya investasi yang dimilikinya. Investasinya adalah ia sendiri dan orang-orang yang berada di bawah jaringannya. Dengan keberadaannya dengan orang-orang yang berada di Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
bawah jaringannya, orang tersebut akan memperoleh bonus yang akan semakin bertambah sehingga dapat meningkatkan pendapatannya dan begitulah seterusnya yang berlaku juga bagi orang-orang yang berada di bawah jaringan orang tersebut. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang ada maka dapat digambarkan model kerangka konseptual pengaruh strategi pemasaran MLM syariah terhadap peningkatan pendapatan anggota sebagai berikut : Strategi Pemasaran MLM Syariah (X)
Pendapatan Anggota (Y)
Gambar 1.2 : Kerangka Konseptual Pengaruh Strategi Pemasaran MLM Syariah Terhadap Pendapatan Anggota.
D. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: ”Strategi pemasaran Multi Level Marketing (MLM) syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia Medan”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi pemasaran MLM syariah terhadap pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia Medan.
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
2. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini adalah: a. Bagi Perusahaan Sebagai informasi bagi perusahaan untuk mengetahui keefektifan strategi pemasaran yang dijalankan dalam meningkatkan pendapatan anggota. b. Bagi Penulis Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam bidang pemasaran terutama dalam memahami seberapa besar pengaruh strategi pemasaran MLM syariah terhadap peningkatan pendapatan anggota. c. Bagi Pihak Lain/Peneliti Selanjutnya Dapat digunakan sebagai referensi, masukan, dan perbandingan dalam melakukan penelitian bidang yang sama.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Batasan operasional dalam penelitian ini adalah: a. Penelitian ini dibatasi hanya pada anggota yang telah secara resmi menjadi anggota pada PT Wahida Indonesia cabang Medan b. Dalam penelitian ini variabel independen adalah strategi pemasaran MLM syariah sedangkan variabel dependen adalah pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia. Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
2. Defenisi Operasional Variabel Strategi pemasaran MLM syariah (X) merupakan program pemasaran yang
dijalankan oleh PT
Wahida Indonesia dengan
menggunakan sistem pemasaran berjenjang yang didasarkan pada syariat Islam (MLM Syariah). Pendapatan anggota (Y) merupakan penghasilan yang diperoleh anggota (distributor) setiap bulannya dari jaringan yang dibangun dan jumlah produk yang terjual pada PT Wahida Indonesia Medan. Tabel 1.4 berikut ini adalah tabel defenisi operasional variabel, indicator, dan skala pengukuran. Tabel 1.4 Defenisi Operasional Variabel, Indikator dan Skala Pengukuran Variabel Indikator Skala Pengukuran Strategi pemasaran MLM syariah (X)
1. Membangun jaringan 2. Melakukan pembinaan setiap distributor (anggota) 3. Program Perkongsian Cemerlang (PBC) 4. Kemampuan presentasi 1. Bonus Pendapatan anggota (Y) 2. Down-Line (Distributor direkrut atau disponsori Distributor lain) 3. volume penjualan
pada Skala Likert Bijak
yang Skala Likert oleh
Sumber : Faisol (2003), diolah penulis
3. Pengukuran Variabel (Parameter Variabel) Pengukuran variabel dilakukan dengan mengukur variabel strategi pemasaran MLM syariah dan variabel pendapatan anggota dengan menggunakan Skala Likert yaitu suatu alat ukur yang digunakan untuk Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.(Sugiyono,2005:86). Mekanisme skala pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1.5
NO 1 2 3 4 5
Tabel 1.5 Alternatif Jawaban Responden SKALA PENGUKURAN Sangat Setuju (SS) Setuju (ST) Ragu-ragu/Netral (RG) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS)
SKOR 5 4 3 2 1
Sumber : Sugiyono, 2005:88
4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Wahida Indonesia Medan, Ruko Plaza Milenium Blok B-59, Jl. Kapten Muslim Medan. Waktu penelitian berlangsung sejak bulan September 2008 sampai Februari 2009. 5. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yakni: a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden pada lokasi penelitian. Data primer dalam penelitian ini berupa jumlah anggota MLM, hasil dari pengisian kuesioner yang berhubungan dengan variabel yang diteliti dan hasil wawancara kepada pihak manajemen perusahaan. b. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan publikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder pada penelitian ini adalah volume penjualan perusahaan dan studi dokumentasi yang berasal dari buku, majalah, dan internet yang mendukung penelitian. Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
6. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota (distributor) yang telah resmi terdaftar pada PT Wahida Indonesia Medan yaitu sebesar 513 distributor (per September 2008). b. Sampel Penetapan sampel dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Arikunto (2003:106) yaitu: “Apabila populasi kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya lebih dari 100 orang, dapat diambil 10%-15% atau 20%25% atau lebih. Dengan demikian penulis menetapkan jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah: 10% dari populasi yaitu 10% x 513 = 51 orang. Metode penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2005 : 77). 7. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara (interview), yaitu mengadakan wawancara langsung kepada manajemen yang bertanggung jawab di bidang pemasaran.
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
b. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. c. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mengumpulkan data dari buku-buku dan literature yang berhubungan dengan penelitian. 8. Uji Validitas dan Reliabilitas Sebelum instrumen digunakan maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Valid artinya data yang diperoleh melalui kuisioner dapat menjawab tujuan penelitian. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan program SPSS 14.0 for window dengan kriteria sebagai berikut a. Jika r hitung > r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan valid b. Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid Reliabel artinya data yang diperoleh melalui kuisioner hasilnya konsisten bila digunakan penelitian lain. Pengujian dilakukan dengan SPSS 14.0 for windows. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kiteria sebagai berikut a. Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel. b. Jika r alpha negative atau < r table maka pernyaan tidak reliabel.
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
9. Teknik Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah metode penganalisaan yang dilakukan dengan menentukan data, mengumpulkan data, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi. b. Metode Analisis Kuantitatif 1. Analisis Regresi Sederhana Metode regresi linier sederhana digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas (strategi pemasaran MLM syariah) terhadap variabel terikat (pendapatan anggota) Y = a + bX + e Dimana: Y
= Pendapatan anggota
a
= Konstanta
b
= Koefisien regresi
X
= Strategi pemasaran MLM syariah
e
= Standart eror
2. Uji Signifikansi (Uji t) Untuk melihat pengaruh variabel strategi pemasaran MLM syariah (X) terhadap variabel pendapatan anggota (Y) digunakan uji t. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut: H0 : µ = 0 Artinya tidak terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Ha : µ = 0 Artinya terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Kriteria pengambilan keputusan dengan tingkat kesalahan sebesar 5%(α): H0 diterima apabila t hitung < t tabel dan Ha diterima apabila t hitung > t tabel 3. Koefisien Determinasi (R2) Pengujian kontribusi pengaruh dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2) dimana 0< R2<1. Jika R2 semakin dekat dengan 1 maka pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kuat. Sebaliknya jika R2 semakin dekat dengan 0 maka pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin lemah.
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu Fahmi (2005) melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Peningkatan Pendapatan pada PT. Surcoindo Medan”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan perusahaan dengan diterapkannya strategi pemasaran berdasarkan syariah terhadap peningkatan pendapatan perusahaan dan juga membuktikan bahwa strategi pemasaran dapat menjadi stimulan dalam pemasaran. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode deduktif. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa strategi pemasaran MLM Syariah (X) yang diterapkan perusahaan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap pendapatan PT. Surecoindo (Y). Dari data satu tahun terakhir jumlah penjualan produk 156.847 kotak, jumlah mitra niaga 7198 orang dan jumlah penjualan sebesar Rp.4.940.680.500,00. berdasarkan realisasi volume penjualan, jumlah mitra niaga dan tingkat pendapatan perusahaan bahwa prospek MLM Syariah cukup baik dimasa mendatang karena masih terbukanya peluang pasar walaupun tingkat persaingan di antara berbagai perusahaan MLM cukup kuat di pasar. Fhitri (2006) melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Peningkatan Volume Penjualan pada PT. Surecoindo Medan”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan perusahaan dengan diterapkannya strategi pemasaran berdasarkan syariah terhadap peningkatan pendapatan perusahaan dan juga membuktikan bahwa strategi pemasaran dapat menjadi stimulan dalam pemasaran. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode deduktif. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa strategi pemasaran MLM Syariah (X) yang diterapkan perusahaan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap pendapatan PT. Surecoindo (Y). Dari data satu tahun terakhir jumlah penjualan produk 156.847 kotak, jumlah mitra niaga 7198 orang dan jumlah penjualan sebesar Rp.4.940.680.500,00. berdasarkan realisasi volume penjualan, jumlah mitra niaga dan tingkat pendapatan perusahaan bahwa prospek MLM Syariah cukup baik dimasa mendatang karena masih terbukanya peluang pasar walaupun tingkat persaingan di antara berbagai perusahaan MLM cukup kuat di pasar.
B. Pemasaran Secara umum pengertian manajemen pemasaran adalah sebagai analisis kebutuhan
dan
keinginan
konsumen,
perencanaan,
implementasi,
dan
pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan barang dan jasa, membangun keunggulan dan nilai serta mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan target pembeli demi mencapai sasaran organisasi. Jadi, manajemen pemasaran termasuk menata olah permintaan yang akhirnya termasuk menata olah hubungan dengan pelanggan.
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk, nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar, pemasaran dan pemasar. Adapun tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya tersedia. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran. Pemasaran telah didefenisikan dalam berbagai pengertian. Untuk lebih memahami pengertian pemasaran, penulis akan menguraikan pengertian pemasaran yang dikemukakan dalam berbagai cara yang berbeda oleh beberapa ahli pemasaran: Pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2001:7) adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. Pemasaran menurut Stanton (2000:7) adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan–kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
haraga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan, baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. (Lamb, Hair, Mc Daniel : 2001,6) Pemasaran menurut Miller dan Layton dalam Tjiptono (2005:2) adalah sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional.
C. Strategi Pemasaran Tjiptono (2003:3) mengatakan bahwa: Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategi (stratos = militer; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang Jenderal. Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi militer didasarkan pada pemahaman akan kekuatan dan penempatan posisi lawan, karakteristik fisik medan, kekuatan dan karakter sumber daya yang tersedia, sikap orang-orang yang menempati teritorial tertentu, serta antisipasi terhadap setiap perubahan yang mungkin terjadi.
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Konsep strategi militer di atas jika diadaptasi dan diterapkan dalam dunia bisnis
seperti
yang
dilakukan
oleh
Tzu,
Hannibal,
dan
Clausewitz
menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi. Sedangkan konsep yang mendasari perencanaan strategi muncul pada tahun 1970-an sebagai tanggapan atas kejutan beruntun yang menghantam industri Amerika Serikat dimana pada waktu itu terjadi krisis, inflasi, stagnasi perekonomian, keunggulan kompetitif perusahaan Jepang, dan deregulasi industriindustri penting. Kolter (2002:74) mengemukakan bahwa: Perencanaan strategis yang berorientasi pasar adalah proses manajerial untuk mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian, dan sumber daya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah. Tujuan perencanaan strategis adalah untuk membentuk serta menyempurnakan usaha bisnis dan produk perusahaan sehingga memenuhi target laba dan pertumbuhan. Lebih lanjut Kotler (2002:74) mengemukakan bahwa: Perencanaan strategis memerlukan tiga kegiatan kunci. Pertama, pengelolaan unitunit bisnis perusahaan sebagai portofolio investasi. Kedua, mengevaluasi kekuatan masing-masing unit bisnis secara tepat dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan pasar dan posisi serta kesesuaian masing-masing perusahaan dan kegiatan kunci ketiga adalah strategi. Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program
untuk
menentukan
dan
mencapai
tujuan
organisasi
serta
mengimplementasikan misinya. Untuk itu manajer memiliki peran aktif, sadar dan Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
rasional dalam merumuskan strategi organisasi, strategi ini lebih banyak diterapkan dalam lingkungan yang turbulen dan selalu mengalami perubahan. Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pandangan ini lebih cocok diterapkan pada manajer yang bersifat reaktif, yaitu manajer yang hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan. Strategi secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis, strategi memberikan kesatuan arah bagi semua anggota organisasi, bila konsep strategi tidak jelas maka keputusan yang diambil akan bersifat subyektif atau berdasarkan intuisi belaka dan mengabaikan keputusan yang lain. Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju
keunggulan
kompetitif
yang
berkelanjutan.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi strategi pemasaran adalah faktor mikro, yaitu perantara pemasaran,
pemasok,
pesaing
dan
masyarakat,
faktor
makro,
yaitu
demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.
D.
Multi Level Marketing ( MLM) Clothier dalam Faisol (2003:26) mengemukakan rumusan dasar dari MLM
adalah suatu cara atau metode menjual barang secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor lepas yang memperkenalkan para distributor berikutnya, pendapatan yang dihasilkan terdiri
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
dari laba eceran dan laba grosir ditambah dengan pembayaran-pembayaran berdasarkan penjualan total kelompok yang dibentuk oleh sebuah distributor. Multi level marketing adalah jalur alternatif bagi perusahaan untuk mendistribusikan produk dan jasanya ke pasaran (jalur distribusi yang lain termasuk supermarket, toko retail, door to door sales dan lain-lain). Ada beberapa alasan perusahaan memilih MLM untuk mendistribusikan produknya yaitu: 1. Biaya overhead yang rendah Perusahaan
MLM
tidak
seperti
perusahaan
retail,
tidak
perlu
mengalokasikan dana yang besar dalam advertising untuk menarik customer. Sebagai penggantinya, dana dialihkan untuk memberikan komisi bagi distributor untuk memasarkan produk ke customer. Selain itu, perusahaan hanya perlu memberikan komisi bagi distributor berdasarkan hasil, yaitu dari persentasi dari produk yang terjual. 2. Biaya overhead distribusi yang rendah Typical distribusi melalui retail menggunakan serangkaian regional, negara, kota, dan retailer lokal untuk mendistribusikan barang-barang. Masingmasing perlu mendapatkan keuntungan dan melakukan mark up harga dari barang. Jalur distribusi yang tidak menggunakan sistem MLM adalah: manufacturer –> transporter –> wholesaler –> retailer –> advertisers –> customers sedangkan jalur distribusi yang menggunakan sistem MLM adalah: manufacturer –> representative –> customer
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
3. Tingkat pertumbuhan yang tinggi Perusahaan MLM yang diatur dengan baik bisa berkembang dengan tingkat pertumbuhan 20%, 50%, bahkan 100% tiap bulan. 4. Tim sales dan marketing yang termotivasi. Ada banyak sekali produk yang membanjiri pasaran. Dibutuhkan dana marketing yang besar untuk bisa memperoleh tempat di customer. Selain itu banyak produk yang membutuhkan penjelasan yang rinci dibandingkan dengan yang dapat dilakukan di iklan TV selama 30 detik. MLM bagi perorangan bisa memberikan kesempatan untuk mempunyai sumber penghasilan tambahan yang jika disertai dengan kerja keras, bisa menjadi sumber penghasilan yang cukup signifikan. MLM adalah tentang “banyak orang melakukan bagiannya masing-masing yang sedikit”. Dalam MLM, komisi tidak hanya didapatkan hasil penjualan secara langsung namun juga secara tidak langsung yaitu didapatkan juga dari hasil penjualan orang yang dibawa ke perusahaan. Dengan mendapatkan persentasi hasil dari banyak orang, penghasilan akan berkembang sampai hasil yang sangat besar. Faisol (2003:8) ada beberapa sistem pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan yang menggunakan sistem Multi Level Marketing (MLM). Namun, sistem ini melanggar norma bisnis dan kemanusiaan diantaranya adalah: 1. Skema Piramida dan Investasi Berantai Ciri-ciri khusus dari sistem piramida dan investasi berantai yang mudah dikenali adalah sebagai berikut:
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
a. Pungutan biaya pendaftaran anggota relatif jauh lebih besar dan sebagian dipergunakan untuk memberikan kompensasi (bonus atau komisi) kepada orang-orang yang merekrut anggota baru. Akibatnya, anggota perusahaan yang nenggunakan skema piramida ini lebih sibuk melakukan perekrutan dan melalaikan tanggung jawab untuk melakukan penjualan produk dan memberikan pelayanan kepada pelanggan. b. Setiap anggota diharuskan untuk melakukan pembelian produk dalam jumlah besar dan dengan potongan harga setinggi mungkin sebelum (sementara harga produk umumnya telah “disesuaikan” secara tidak wajar) menerima pesanan dari pelanggan atau distributor lainnya. c. Ketidakpedulian perusahaan dan distributor independennya terhadap kualitas produk dan kepuasan pelanggan, sehingga konsumen cenderung menjadi korban. Ketidakpedulian ini juga tampak nyata karena banyak distributor yang telah memesan produk dengan syarat menjadi anggota semata, kemudian tidak pernah mengambil produk tersebut dari perusahaan. Sementara perusahaan acap kali kehabisan stock produk tertentu dan lalai untuk menyediakannya dalam kurun waktu yang dijanjikan. d. Tidak adanya perjanjian atau kontrak tertulis antara perusahaan dengan distributornya. e. Tidak adanya pelatihan dan sistem pendidikan yang sistematis dan berkesinambungan untuk para distributor. Perusahaan dan para pemimpin
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
jaringan tidak menunjukkan tanggung jawab moral untuk mengembangkan sumber daya manusianya secara sungguh-sungguh. f. Dilanggarnya prinsip umum MLM yakni semua anggota memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan produk atau jasa. Dalam skema piramida, mereka yang mendaftar belakangan kurang ataupun tidak memiliki sama sekali peluang untuk mendapatkan keuntungan. Setiap keberhasilan seseorang harus dibayar dengan kegagalan sejumlah orang lain yang bergabung belakangan. 2. Sistem Binari Sistem binari dapat dikatakan anak kembar dari sistem pemasaran berskema piramida dan investasi berantai yaitu dikembangkan berdasarkan pola perekrutan dua orang (dua kaki) yang diduplikasi terus menerus, termasuk “kreativitas” pengusaha-pengusaha tak bermoral dalam merekayasa sistem MLM. Dengan jelas perusahaan yang menggunakan sistem ini memberikan keuntungan kepada distributornya dari hasil perekrutan semata. Suatu hal yang jelas-jelas melanggar aturan World Federation of Direct Selling Association (WFDSA).
E. Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Faisol (2003:61) seorang distributor/peniaga MLM yang menghendaki kesuksesan harus memiliki strategi MLM. Strategi yang bagaimana dan sejauh mana suatu strategi dapat menghantarkan peniaga menuju suatu kesuksesan?
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Berkenaan dengan strategi tersebut berikut ini berbagai hal yang harus diperhatikan yaitu: 1. Bagaimana membina diri seorang distributor agar menjadi orang yang ahli dalam perniagaan MLM. 2. Tumbuhkan pemahaman dan pengetahuan bahwa seorang distributor adalah pemimpin untuk dirinya sendiri. 3. Bagaimana dan apa saja yang harus direncanakan dalam merancang pembentukan dan pembinaan jaringan. 4. Bagaimana melakukan pembinaan untuk melahirkan pemimpin-pemimpin dalam setiap rangkaian/jaringan/kumpulan. 5. Apa yang harus diupayakan agar pembinaan dapat dilakukan hingga ke rangkaian/jaringan/kumpulan yang terbawah. 6. Bagaimana mengupayakan penjualan secara terencana serta menetapkan sasaran atau target penjualan dari bulan ke bulan. Setelah memahami pemaparan di atas, berikut ini sekurang-kurangnya terdapat empat langkah kongkret yang harus direalisasikan sebagai strategi pemasaran MLM: a. Membangun jaringan (network) b. Melakukan pembinaan pada setiap distributor c. Melakukan
langkah-langkah
pembangunan
dan
pembinaan
jaringan
(kelompok) dalam jaringan d. Presentasi
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
a. Membangun jaringan (network) Membangun
jaringan
dapat
diwujudkan
dengan
proses
penggandaan/duplikasi yang pelaksanaannya dapat melalui dua cara atau bentuk yaitu: 1. Mendalam 2. Melebar Membangun
jaringan
secara
mendalam
apabila
proses
penggandaan/duplikasi dilakukan secara mendalam (ke bawah). Jaringan yang terbentuk dengan cara ini bonus yang diterima hanya sekedar royalti. Sedangkan untuk memperoleh hasil maksimal, selain cara mendalam tadi, juga dilakukan melalui cara atau bentuk melebar. Melebar merupakan prestasi murni, dimana semakin besar omset penjualan maka semakin besar komisi yang diterima. Sebab komisi ini diambil dari keuntungan produk, bukan dari uang pendaftaran. b. Melakukan pembinaan pada setiap distributor Ibarat suatu tanaman, agar tumbuh dengan subur dan cepat berbuah perlu dipupuk dan menyiangi rumput liar yang dapat mengganggu proses pertumbuhannnya. Begitupun dengan jaringan yang dibangun, mereka adalah orang-orang yang perlu terus dibina agar mereka “tumbuh dan berbuah.” Kuatnya hubungan diantara mereka menjadi modal dasar kemitraan yang saling menguntungkan serta menjadi salah satu ciri keberhasilan dalam menjalankan bisnis ini. Pembinaan ini dapat dilakukan melalui berbagai cara diantaranya: Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
1. Melakukan hubungan atau komunikasi secara terus-menerus, menanyakan kendala yang dihadapi dan memberikan solusinya, serta menawarkan bantuan yang sekiranya diperlukan dan memungkinkan. 2. Monitoring, yaitu melakukan pengamatan, penilaian, evaluasi, dan memberikan suntikan motivasi. 3. Reward, atau menunjukkan penghargaan terhadap keberadaan mereka serta hasil atau upaya yang telah mereka lakukan. Seorang distributor dalam melakukan pembinaan tentunya perlu menunjukkan sikap kepemimpinan. Sedikitnya ada sembilan sikap yang harus dimiliki: 1. Bersikap positif 2. Senantiasa memiliki semangat yang berkobar 3. Memiliki rasa percaya diri dan optimisme 4. Berani menghadapi kendala dan rintangan 5. Kooperatif atau senang diajak kerjasama 6. Mampu memberikan solusi bagi jaringannya 7. Kreatif dan inovatif 8. Mampu memotivasi 9. Simpatik, berwibawa dan bisa dipercaya
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
c. Melakukan langkah-langkah pembangunan dan pembinaan jaringan (kelompok) dalam jaringan. Langkah-langkah pembangunan jaringan dalam jaringan dan pembinaan adalah hal yang sangat menentukan keberhasilan seorang distributor dalam bisnis ini terutama sekali dikaitkan dengan keberhasilannya dalam mencapai peringkat dan tentunya bonus yang akan diterimanya. d. Presentasi Presentasi dalam dunia bisnis MLM merupakan salah satu bagian dari strategi MLM. Setiap distributor yang ingin membangun, membina dan terus mengembangkan jaringannya, maka pada gilirannya ia dituntut untuk mampu melakukan presentasi. Secara umum hal yang sangat mendasar untuk menjadi seorang presenter bisnis MLM yang berhasil dalam melakukan presentasinya sekurang-kurangnya meliputi: 1. Memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan menerapkan teknik komunikasi yang baik dan benar. 2. Menguasai persoalan bisnis MLM secara umum dan bisnis MLM yang dipresentasikan (yang dimasuki) 3. Tidak kaku dan tegang serta sesekali menunjukkan sikap humoris 4. Memahami siapa saja audiens. 5. Mengetahui kondisi ruangan atau tempat dimana presentasi diadakan 6. Mengetahui alat bantu apa saja tyang dibutuhkan 7. Menunjukkan sikap yang menarik dan simpati Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
F. Sistem pemasaran Multi Level Marketing (MLM) menurut pandangan Islam Segala sesuatu (muamalah) hukum asalnya adalah boleh dalam kaidah umum syariah Islam, selama tidak ada dalil yang melarangnya termasuk MLM adalah salah satu bentuk muamalah yang ada saat ini. Oleh karenanya, pada dasarnya jenis jual beli yang menggunakan sistem MLM tidak menjadi masalah. selama tidak ada hal-hal yang dilarang oleh syariah dalam praktik MLM tersebut. Hal-hal yang dilarang dalam muamalah jual beli adalah apabila ada unsur riba, gharar (penipuan), jahalah (sesuatu yang tidak pasti), dzulm (ada unsur menyakiti/aniaya kepada pihak yang terkait dengan muamalah jual beli tersebut). MLM sebagaimana yang diketahui mempunyai berbagai macam bentuk, ada yang menjadikan barang keperluan sehari-hari sebagai komoditi dalam MLM itu, ada yang jual beli jasa. mengenai alat komoditi ini, selama barang atau jasa yang dijadikan komoditi dalam MLM itu bukan merupakan suatu yang haram atau diharamkan, maka tidak menjadi masalah. Transaksi dalam MLM, seperti yang ada dalam kaidah umum syariah di atas bahwa segala bentuk muamalah pada dasarnya adalah boleh selama tidak ada dalil yang melarangnya masuk dalam katagori muamalah adalah transaksi. Termasuk transaksi dalam MLM selama ia terpenuhi rukun dan syaratnya dan tidak ada unsur-unsur yang diharamkan oleh syariah yaitu tidak ada riba, gharar, dhulm, jahalah maka pada dasarnya adalah boleh. Jika dalam transaksi suatu muamalah terdapat hal-hal yang dilarang oleh syariah, maka transaksi itu batal atau haram hukumnya. dan itu tidak hanya pada MLM saja, melainkan semua
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
jenis transaksi, baik transaksi jualbeli yang tidak menggunakan sistem MLM sekalipun.
Memahami Hukum Syariahnya Seseorang (orang awam, orang terpelajar/ perpengetahuan, sampai ustadz sekalipun) apabila hendak mengikuti atau bergabung dalam bisnis MLM, seharusnya memahami secara betul tentang masalah yang terdapat dalam MLM. Oleh karena itu, apabila seorang muslim menjalankan MLM yang sudah ada legalisasi syariahnya yaitu perusahaan MLM yang tidak sekedar mencantumkan label dewan syariah, melainkan fungsi dewan syariah itu benar-benar berjalan. Sehingga syariah bukan hanya sekedar label dan nama, artinya jika perusahaan tersebut didatangi maka ustadz yang mengerti masalah syariahnya itu ada dan siap menjelaskan letak halal dan haramnya. Pengawas syariah berhak menanyakan dasar hukum kehalalan produk dan sistem MLM sebuah perusahaan. Mintalah kepadanya dalil atau hasil kajian syariah yang lengkap untuk dipelajari dan dibandingkan dengan para ulama yang juga ahli dibidangnya. Itulah fungsi dewan pengawas syariah pada sebuah perusahaan MLM. Jadi, seseorang tidak terlalu mudah untuk mengatakan bahwa suatu MLM adalah halal/sesuai syariah, atau seseorang tidak terlalu mudah mengatakan bahwa MLM itu haram, sebelum yakin dan tahu persis bagaimana dewan syariah di perusahaan itu memastikan kehalalannya.
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Keuntungan Upline Dari Downline Mengambil keuntungan dalam sebuah mata rantai pemasaran secara umum tidak terlarang. Bahkan komisi itulah yang selama ini mendasari setiap bentuk pemasaran produk, mulai dari pabrik ke distributor, agen hingga ke tingkat pengecer. Ketika seseorang yang ada di upline, mendapat keuntungan dari downline, sebenarnya keuntungan itu tidak didapat begitu saja tanpa usaha, yang mungkin secara kasat mata seolah-olah mengambil keuntungan dari usaha orang lain, tapi sebenarnya masih ada mata rantai dari usaha yang dilakukan oleh upline. Upline mendapatkan keuntungan dari para downline nya, sebenarnya tidak lepas dari usaha upline itu sendiri, upline mencari orang-orang untuk menjadi member agar ikut membeli dan menjual produk-produk itu. Artinya bedanya antara jual beli biasa dengan sistem MLM nyaris tidak ada, kecuali di dalam sistem MLM, semua pengecer, bahkan sampai tingkat konsumen selalu diiming-imingi untuk jadi stokis, agen, distributor atau lainnya dengan diberi impian-impian yang muluk-muluk, terkadang sampai tidak masuk akal. Cara dalam penawaran seperti ini yang perlu diperhatikan oleh seseorang yang ingin bergabung dalam sebuah perusahaan MLM, jangan sampai terjebak pada penipuan yang diharamkan.
Over Price Harga ada dua macam, harga yang adil dan hal itu adalah boleh/jaiz, dan harga yang dhalim, dan itu dilarang. Harga yang adil adalah harga yang sebagaimana ada dipasaran, yang dikenal oleh masyarakat secara umum. Dimana semua lapisan masyarakat membeli barang dengan harta itu. Adapun harga yang Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
dhalim adalah harga di atas rata-rata yang ada dipasar atau masyarakat, sehingga masyarakat merasa terpaksa dan terdhalimi jika membeli barang dengan harga tersebut. Akan tetapi jika harga barang dalam satu tempat menjadi tinggi disebabkan karena pasar, mungkin karena jumlah barang sedikit atau langka, maka hal itu tidak menjadi masalah. akan tetapi jika naiknya suatu harga karena ada unsur monopoli, penimbun, maka itu diharamkan. Termasuk dalam MLM juga seperti itu, ada MLM dimana produk yang dipasarkan dengan harga yang di luar harga pasar, dan para member yang menjadi pengikut MLM itu terpaksa harus membeli produk itu karena adanya iming-iming yang menggiurkan. Mungkin inilah salah satu unsur kedhaliman yang ada dalam sebagian MLM (www.geogcities.com, 14 September 2008). Konsep bisnis dalam MLM yang telah digambarkan di atas merupakan deskripsi secara umum. Secara lebih khusus, ada prinsip-prinsip dalam MLM yang mengandung makna spiritual. Dimensi-dimensi spiritual ini justru merupakan ruh penggerak dalam jaringan MLM. Hakikat maknawi dari nilai-nilai spiritual ini bersifat abadi. Faisol (2003:125) bila dikaitkan dengan prinsip-prinsip syariat Islam, dimensi spiritual bisnis MLM ini terkait dengan tiga hal utama yaitu: 1. Prinsip Kemandirian Bisnis dalam MLM merupakan usaha untuk belajar mandiri. Hal ini sangat relevan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Orang-orang yang menekuni bisnis MLM mempunyai jiwa mandiri, ulet, sabar dan berpikir positif. Prinsip kemandirian dengan berwiraswasta ini dilakukan oleh Rasulullah SAW dan Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
para sahabatnya. Sebagai anak yatim piatu, Rasulullah SAW tidak hanya menggantungkan uluran tangan belas kasihan dari pamannya Abu Thalib. Akan tetapi beliau berusaha untuk berusaha mandiri dengan cara berniaga, walau dengan usahanya itu beliau harus menempuh perjalanan yang sangat jauh. 2. Prinsip Kebersamaan Bisnis MLM merupakan bisnis yang dilakukan bersama-sama. Tidak ada bisnis yang lebih menonjol kebersamaannya selain dari bisnis MLM. Prinsip kebersamaan ini sangat penting artinya. Tanpa adanya kebersamaan ini, kesuksesan dalam bisnis ini sangat susah diraih. Upline dan Downline harus bisa bekerja sama dengan sebaik-baiknya. 3. Prinsip Silaturahmi Prinsip silaturahmi dalam bisnis MLM berperan besar dalam mencapai suatu kesuksesan. Bisnis ini sulit dijalankan tanpa adanya proses silaturahmi, baik antar
mitra
bisnis
maupun
pihak
konsumen.
Silaturahmi
adalah
menghubungkan tali persaudaraan, menghubungkan relasi, membuat jaringan usaha dengan mitra bisnis. Semakin erat hubungan relasi dan persaudaraan, maka bisnis akan berjalan dengan lancar.
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
G. Perbedaan MLM Syariah dengan MLM Konvensional. MLM Syariah secara sepintas bisa saja tampak tidak berbeda dengan praktek-praktek bisnis MLM konvensional. Namun, kalau ditelaah lebih jauh dalam proses operasionalnya, ternyata ada beberapa perbedaan mendasar yang cukup signifikan antara kedua varian MLM tersebut yaitu: 1. Sebagai perusahaan yang beroperasi syariah, niat, konsep, dan praktek pengelolaannya senantiasa merujuk kepada Alqur’an dan Hadist Rasulullah SAW. Dan untuk itu struktur organisasi perusahaan pun dilengkapi dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) dari MUI untuk mengawasi jalannya perusahaan agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. 2. Usaha MLM Syariah pada umumnya memiliki visi dan misi yang menekankan kepada pembangunan ekonomi nasional (melalui penyediaan lapangan kerja, produk-produk
kebutuhan
sehari-hari
dengan
harga
terjangkau,
dan
pemberdayaan usaha kecil dan menengah di tanah air) demi meningkatkan kemakmuran, kesejahteraan, dan meninggikan martabat bangsa. 3. Sistem pemberian insentif disusun dengan memperhatikan prinsip keadilan dan kesejahteraan. Dirancang semudah mungkin untuk dipahami dan dipraktekkan. Selain itu, memberikan kesempatan kepada distributornya untuk memperoleh pendapatan seoptimal mungkin sesuai kemampuannya melalui penjualan, pengembangan jaringan, ataupun melalui kedua-duanya. 4. Dalam hal marketing plan-nya, MLM Syariah pada umumnya mengusahakan untuk tidak membawa para distributornya pada suasana materialisme dan konsumerisme, yang jauh dari nilai-nilai Islam. Bagaimanapun, materialisme Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
dan konsumerisme pada akhirnya akan membawa kepada kemubaziran yang terlarang dalam Islam Poin-poin penting dalam MLM Syariah 1. Niat Kasbil Halal (memperoleh penghasilan yang halal), Irtifah Ummah (mengangkat
derajat
ekonomi umat),
Muamalah
Islami
(melakukan
perniagaan secara Islami) 2. Prinsip Sesuai dengan prinsip-prinsip Muamalah Islam 3. Orientasi Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat 4. Komoditi Halalan Thayiban (Halal lagi Baik) 5. Pembinaan Tarbiyah (Pendidikan) , Ukhuwah (Persaudaraan), Dakwah 6. Strategi Pemasaran Akhlaqul Karimah, memenuhi rukun jual beli dan ikhlas 7. Strategi Pengembangan Jaringan Metode Silaturahmi dan Ukhuwah 8. Keanggotaan Muslim dan Non Muslim, dengan syarat mau mengikuti aturan yang telah ditetapkan
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
9. Sistem Pendapatan Lebih adil dan mensejahterakan 10. Alokasi Pendapatan Zakat, Infak, Sedekah (ZIS), dan Kemaslahatan Umat Islam 11. Sistem Pengelolaan Amanah 12. Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah dari MUI Pusat (www.google.com, 14 September 2008).
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Profil Perusahaan HPA didirikan oleh Tuan Hj. Ismail bin Hj. Ahmad pada September 1987. Tuan Hj. Ismail bin Hj. Ahmad adalah seorang anak petani yang berpengalaman luas dalam bidang herba di Malaysia, dibantu ole isterinya, Puan Hjh. Norhayati binti Ahmad, mereka berdua menjalankan dan membesarkan usaha ini. Awalnya berangkat dari keprihatinan, Tuan Haji Ismail terhadap obat-obatan yang beredar dewasa ini yang tidak memperdulikan halal dan haram menyebabkan beliau memproduksi sendiri obat-obatan alami (herba) dan kemudian beliau bersama isterinya menjualnya di pasar malam dengan mengendarai sepeda. Usahanya ini sebenarnya telah dilakukan ketika beliau masih mahasiswa, namun tidak banyak rekan-rekan seuniversitasnya yang mengenal beliau sebagai pedagang obat pasar malam. Usaha dagang Tuan Haji dan isterinya yang dilakukan di pasar malam dan dari rumah ke rumah untuk mengumpulkan modal ternyata membuahkan hasil. Pada tahun 1997, didirikanlah Herba Penawar Al-Wahida dan pada tahun 1995 Herba Penawar Alwahida berubah nama menjadi HPA Industries Sdn Bhd. Saat ini perusahaan tersebut telah memiliki empat buah pabrik yang dilengkapi dengan peralatan serba modern. Dengan jumlah pekerja dari seluruh pabrik yang dimiliki sekitar 200.000 orang. Disamping itu HPA Industrie Sdn. Bhd. juga memiliki ladang-ladang herba seluas 500 hektar. Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
HPA masuk ke Indonesia sejak tahun 2000 dan berdirilah PT Wahida Indonesia sebagai agen tunggal pendistribusian produk-produk HPA di Indonesia. Hingga kini, 81 produk herba pilihan telah dipasarkan oleh HPA dan terus bertambah di masa yang akan datang. Disamping itu HPA Industries Sdn Bhd sudah mendapatkan penghargaan dari WHO (Badan Kesehatan Dunia) dengan memberikan sertifikat Good Manufacturing Product (GMP) pada tahun 1999. Sudah mendapatkan sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), sertifikat dari Deperindag, Dirjen POM dan DEPKES RI yang tercantum sebagai obat tradisional impor bukan sebagai Food Suplement (makanan tambahan). HPA juga mendapat pengesahan dari Pusat Konsultasi Syariah sebagai Multi Level Marketing Syariah (MLMS). Selain memproduksi herba pilihan yang halal dan thoyib (baik), HPA juga berusaha untuk mebangun perekonomian umat dengan memasarkan produknya secara Multi Level Marketing Syariah. HPA telah memiliki jaringan distributor hampir di semua wilayah selama delapan tahun tumbuh dan berkembang di Indonesia. Bisnis yang disinergikan dengan pelatihan keilmuan herbalis (orang-orang yang ahli dalam pengobatan herba) merupakan jalan untuk membentuk pribadi-pribadi herbalis yang juga enterpreneur. Hingga kini, tak kurang 150 ribu distributor HPA tersebar di seluruh Indonesia. Sedangkan di Medan, kantor HPA baru didirikan pada tanggal 3 Mei 2008.
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
B. Visi , Misi dan BudayaPerusahaan
Visi Perusahaan Insya Allah menjadi Perusahaan Multi Level Marketing Syari'ah terbesar di Indonesia.
Misi Perusahaan Menjadi Penggerak terciptanya perekonomian dan potensi umat islam, serta memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas dan membutuhkan insan yang profesional dengan memanfaatkan Teknologi yang maju serta bertaqwa kepada Allah SWT.
Budaya Perusahaan Berpegang atas dasar prinsip Syariah Islamiyah, saling menghargai hubungan sesama karyawan, distributor serta masyarakat dengan sifat dan sikap akhlaqul karimah.
C. Produk Perusahaan CIRI PRODUK HPA :. 1. Diproduksi sesuai standard GMP (Good Manufacturing Practice). 2. Diluluskan oleh Biro Pengawalan Farmeseutikal Kebangsaan (BPFK) dibawah Kementerian Kesehatan Malaysia. 3. Menggunakan 100% bahan tumbuh-tumbuhan (herba). Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
4. Tidak Mengandung Bahan Kimia. 5. Tidak mengandung Steroid.
Produk - produk HPA sudah mendapatkan : 1. Sertifikat GMP (Good Manufacturing Practise) 2. Deperindag 3. Dirjen POM dan Depkes RI sebagai Obat Tradisional Import bukan sebagai Food Suplement (Makanan Tambahan) 4. Halal Gel Pakistan (sebagai gelatin pembungkus) 5. Pengesahan dari Pusat Konsultasi Syari'ah sebagai Multi Level Marketing Syari'ah. Tabel 3.1 Katalog Produk HPA No
Gambar
Nama Produk
Member
Non Member
Nilai Mata
1.
Ardisia
48000
60000
17000
2.
Coscinium Plus
48000
60000
17000
3.
Health-B
48000
60000
17000
4.
Herba Keputihan
48000
60000
17000
5.
Herba Tujuh Angin
48000
60000
17000
6.
Hpa Herbs Dent
7000
8000
2000
7.
Kopi Radix Sinergis
37500
50000
12500
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
No
Gambar
Nama Produk
Member
Non Member
Nilai Mata
8.
Malac
48000
60000
17000
9.
Mengkudu
48000
60000
17000
10.
Minyak But-but
19000
25000
9000
11.
Paramaria Plus
48000
60000
17000
12.
Plantisol
48000
60000
17000
13.
Radix
48000
60000
17000
14. 48000 Vitex Sumber : www.klikhpa.com (14 September 2008)
60000
17000
D. Marketing Plan Perusahaan Marketing Plan memberikan peluang kepada setiap distributor untuk mengokohkan jaringan yang dibangun untuk mencapai peringkat dan pendapatan yang tinggi bersama HPA. Motto Marketing Plan HPA adalah “Adil dan Sukses” Berikut ini adalah Marketing Plan HPA: 1. Pengurus Melati (PLX) Syarat
untuk
mendapatkan
peringkat
ini
adalah
distributor
harus
mengumpulkan nilai mata sebanyak > 3.001.000 NM merupakan omset pribadi dan kelompok Distributor.
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
2. Pengurus Meranti (PRX) Syarat untuk mendapatkan peringkat ini adalah maka distributor harus dapat membina 3 Pengurus Melati (PLX) pada level satu. 3. Pengurus Jati (PJX) Syarat untuk mendapatkan peringkat ini adalah maka distributor harus dapat membina 6 Pengurus Melati (PLX) pada level satu. 4. Pengarah Melati (PL) Syarat untuk mendapatkan peringkat ini adalah maka distributor harus dapat membina 2 Pengurus Meranti (PRX) dan 4 Pengurus Melati (PLX) pada level satu. 5. Pengarah Meranti (PR) Syarat untuk mendapatkan peringkat ini adalah maka distributor harus dapat membina 4 Pengurus Meranti (PRX) dan 2 Pengurus Melati (PLX) pada level satu. 6. Pengarah Jati (PJ) Syarat untuk mendapatkan peringkat ini adalah maka distributor harus dapat membina 6 Pengurus Meranti (PRX) pada level satu. 7. Pengarah Jati Emas (PJE) Syarat untuk mendapatkan peringkat ini adalah maka distributor harus dapat membina 2 Pengarah Jati (PJ) dari kelompok yang lain, dimana masingmasing harus mencapai penjualan 6.000.000 NM bersama kelompok pribadi dalam satu bulan kalender.
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
8. Pengarah Jati Intan (PJI) Syarat untuk mendapatkan peringkat ini adalah maka distributor harus dapat membina 4 Pengarah Jati (PJ) dari kelompok yang lain, dimana masingmasing harus mencapai penjualan 6.000.000 NM bersama kelompok pribadi dalam satu bulan kalender. 9. Pengarah Jati Mahkota (PJM) Syarat untuk mendapatkan peringkat ini adalah maka distributor harus dapat membina 6 Pengarah Jati (PJ) dari kelompok yang lain, dimana masingmasing harus mencapai penjualan 6.000.000 NM bersama kelompok pribadi dalam satu bulan kalender. Berikut ini adalah keuntungan yang diperoleh anggota HPA: 1. Untung Langsung 20-25% Distributor memperoleh keuntungan langsung sebesar 20%-25% dari produk HPA yang dijual berdasarkan harga distibutor. 2. Bonus Prestasi Pribadi (BP) 10-20% Bonus diberikan dari NM Pribadi X peringkat % pangkat dan selisih % dari NM Group BP Downline di bawahnya. Dengan syarat melakukan pembelian ≥ 50.000 NM tiap bulannya. NM Group BP adalah NM Pribadi Downline di bawahnya yang berpangkat lebih rendah darinya dan yang tidak melakukan pembelian ≥ 50.000 NM tiap bulannya.
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Peringkat Pangkat
Nilai Mata
% Bonus
AB (Anggota Biasa)
100.000 - 1000.000 NM
10%
AB (Anggota Biasa)
1.002.000 – 2.000.000 NM
14%
AB (Anggota Biasa)
2.002.000 – 3000.000 NM
17%
> 3.002.000 NM
20%
PLX (Pengurus Melati) 3. Bonus Kenaikan Pangkat 23-35%
Bonus ini diberikan kepada distributor yang melakukan pembinaan jaringan kepada downlinenya. 4. Bonus Pembelian Stabil 5% dari NM HPA Bonus ini diberikan kepada Distributor dengan pangkat AB hingga PLX (Pengurus Melati) yang Belanja Pribadi ≥ 200.000 NM selama 3 (tiga) bulan berturut-turut. Bonus diberikan sebesar 5% dari NM Perusahaan yang diberikan secara merata kepada mereka yang layak. Rumus : 5% NM HPA / Jumlah Penerima. 5. Bonus Kemajuan Jaringan 6% dari NM HPA Bonus ini diberikan kepada distributor berpangkat PRX hingga PJ dengan syarat melakukan pembelian ≥ 100.000 NM tiap bulannya. Bonus diberikan sebesar 6% dari NM Perusahaan dengan memperhatikan bobot NM yang diperoleh distributor. Rumus:
Point Distributor X 6% dari NM Perusahaan Bobot Point Kumpulan Nasional
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
6. Bonus Generasi Pangkat 26% Bonus ini diberikan kepada distributor yang melakukan pembelian ≥ 50.000 NM setiap bulannya dan berpangkat minimal PLX serta memiliki NM bersih (NMB) sebesar 200.000 NM. NMB = NM Pribadi + NM Downline AB atau Downline PLX yang tidak TP≥ 50.000 NM. 7. Bonus Pengarah Jati Setia 5% dari NM HPA Syarat untuk memperoleh bonus ini adalah perngkat minimal Pengarah Jati (PJ), melakukan pembelian ≥ 100.000 NM tiap bulannya, aktif hanya pada MLM HPA saja, memberikan kontribusi pada pembinaan distributor HPA. Point maksimal bagi PJ Komitment adalah 18 Juta per jalur. Rumus:
Point Distributor X 5% dari NM Perusahaan Bobot Point Kumpulan Nasional
8. Bonus Pengarah Jati Emas/Intan/Mahkota 15% 9. Insentif Liburan 5% 10. Bonus Asuransi Takaful Rp 140.000.000- Rp 200.000.000 11. Bonus Agen Stok 11-16% Bonus ini diberikan kepada para agen stock dengan perolehan bonus sebagai berikut: Agen Stock
% Bonus
Pusat Agensi
16%
Pusat Jualan
15%
Stokis Daerah
13%
Stokis
11%
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Program PBC (Perkongsian Bijak Cemerlang) Sejak 01 Pebruari 2008 berlaku Marketing Plan HPA yang baru yaitu mengikuti Marketing Plan HPA Malaysia, dan berlaku untuk HPA di seluruh Dunia (Branch HPA di Brunai Darussalam, Thailand, Dubai, Emirat Arab, Mesir, Jepang dan Indonesia). Perkongsian Bijak Cemerlang (PBC) adalah paket training dahsyat yang akan mengantarkan peserta PBC sukses sebagai pebisnis yang herbalis dan herbalis yang pebisnis. PBC dilaksanakan selama 2 hari, biasanya PBC digelar Sabtu pagi sampai Minggu sore (2 hari 1 malam) di hotel berbintang di kota-kota di mana jaringan Herba Penawar Al Wahida (HPA) berkembang di seluruh dunia. Pelatihan terbuka bagi semua kalangan muslim. Bagi orang yang awam dunia kesehatan akan mendapat banyak info baru yang bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat. Bagi para praktisi medis seperti dokter, apoteker dan perawat akan mendapat wawasan baru dunia Kedokteran Timur yang berbeda dari dunia yang mereka geluti selama ini. Di samping materi konsep-konsep diagnosis dan terapi herba, peserta juga dibekali materi entrepeneurship, leadership dan motivation. PBC juga merupakan program percepatan kenaikan pangkat di HPA. Bersama Trainer & Herbalis Handal dari Herba Penawar Al Wahida International, peserta PBC akan dilatih, dibimbing dan disupport untuk menjadi pebisnis yang herbalis dan herbalis yang pebisnis. Investasi yang dibutuhkan untuk mengikuti PBC berkisar Rp 500.000 750.000 (berbeda-beda di tiap kota). Ini sudah termasuk biaya penginapan (2 hari 1 malam), makan-minum dan coffee break, Kit PBC lengkap dan lain-lain. Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Valid artinya data-data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian ini, sedangkan reliabel artinya konsisten atau stabil bila digunakan untuk penelitian lain. Pengujian instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS 14.0 for windows. 1. Uji Validitas Adapun syarat instrumen dapat dinyatakan valid menurut Sugiyono (2005: 115) yaitu : a. Korelasi tiap faktor positif b. Nilai r hitung ≥ 0,361 Jika telah memenuhi syarat di atas maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut telah memiliki validitas konstruk yang baik. Sementara butir-butir pertanyaan yang tidak valid akan gugur dan dikeluarkan. Setelah semua butir pernyataan dinyatakan valid maka instrumen tersebut layak untuk kuesioner penelitian. Penulis mengajukan kuesioner yang berisi 16 pernyataan yang menyangkut variabel independen yaitu strategi pemasaran MLM syariah dan varibel dependen
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
yaitu pendapatan anggota kepada 30 responden untuk keperluan uji validitas instrumen yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Validitas Instrumen Item-Total Statistics Scale Corrected ItemVariance if Total Item Deleted Correlation 37,085 ,786
Pernyataan 1
Scale Mean if Item Deleted 65,1333
Pernyataan 2
65,0333
37,620
,699
,883
Valid
Pernyataan 3
64,7000
40,424
,580
,889
Valid
Pernyataan 4
65,2000
37,545
,648
,885
Valid
Pernyataan 5
65,5333
37,568
,693
,884
Valid
Pernyataan 6
65,5333
39,706
,531
,890
Valid
Pernyataan 7
64,8333
40,557
,576
,889
Valid
Pernyataan 8
65,0667
41,237
,347
,896
Tidak Valid
Pernyataan 9
65,0000
41,172
,395
,894
Valid
Pernyataan 10
64,8000 65,1000
40,166 40,162
,658 ,495
,887 ,891
Valid
Pernyataan 12 Pernyataan 13
65,0667
39,857
,593
,888
65,0000
38,759
,669
,885
Valid Valid
Pernyataan 14
65,7000
38,769
,408
,898
Valid
Pernyataan 15
65,0667
37,995
,612
,887
Valid
Pernyataan 16
65,2333
40,047
,414
,895
Valid
Pernyataan 11
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,880
Keterangan Valid
Valid
Sumber : Data primer diolah (1 Maret 2009)
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat pada pernyataan 8 tidak valid karena corrected item total correlation lebih kecil dari nilai tabel R untuk 30 sampel yaitu 0,361. Maka pernyataan tersebut harus dikeluarkan. Lalu diadakan pengujian kembali sebagai berikut:
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Tabel 4.2 Validitas Instrumen Item-Total Statistics Cronbach's Alpha if Item Deleted
Keterangan
,794
,880
Valid
34,723
,698
,884
Valid
60,3000
37,390
,583
,890
Valid
Pernyataan 4
60,8000
34,510
,663
,886
Valid
Pernyataan 5
61,1333
34,671
,691
,884
Valid
Pernyataan 6
61,1333
36,671
,536
,891
Valid
Pernyataan 7
60,4333
37,702
,547
,891
Valid
Pernyataan 9
60,6000
38,248
,377
,896
Valid
Pernyataan 10
60,4000
37,145
,661
,888
Valid
Pernyataan 11
60,7000
37,183
,490
,892
Valid
Pernyataan 12
60,6667
36,920
,584
,889
Valid
Pernyataan 13
60,6000
35,697
,685
,885
Valid
Pernyataan 14
61,3000
35,597
,427
,899
Valid
Pernyataan 15
60,6667
35,126
,604
,888
Valid
Pernyataan 16
60,8333
37,109
,406
,896
Valid
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Pernyataan 1
60,7333
34,133
Pernyataan 2
60,6333
Pernyataan 3
Corrected Item-Total Correlation
Sumber : Data primer diolah (1 Maret 2009)
Peneliti telah melakukan pengujian validitas kembali terlihat pada Tabel 4.2, seluruh pernyataan telah valid yaitu nilai corrected item total correlation seluruhnya telah bernilai lebih besar atau sama dengan 0,361. 2. Uji Reliabilitas Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6 atau nilai Cronbach Alpha > 0,8. Berdasarkan hasil pengolahan data untuk uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Reliability Statistics Cronbach's Alpha .896
N of Items 15
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Sumber : Data primer diolah (2009)
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat nilai cronbach alpha 0,896 lebih besar dari 0,8 berarti data telah reliabel.
B. Analisis Deskriptif Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, jumlah pernyataan berupa 9 butir pernyataan untuk variabel X dan 6 butir pernyataan untuk variabel Y, jumlah seluru pernyataan adalah 15 butir. Kuesioner yang disebarkan kepada responden berupa pernyataanpernyataan mengenai strategi pemasaran MLM syariah (variabel X) dan pendapatan anggota (variabel Y). Responden dalam penelitian ini adalah anggota yang telah secara resmi menjadi anggota pada PT Wahida Indonesia cabang Medan. Tabel 4.4 berikut ini diperlihatkan data identitas responden dilihat dari segi jenis kelamin, lama bergabung dengan HPA dan rata-rata pendapatan per bulan. Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Anggota Persentase Pria 27 52,9 % Wanita 24 47,1 % Total 51 100 % Sumber : Data primer diolah (1 Maret 2009)
Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa jumlah responden terbanyak adalah berjenis kelamin pria yaitu 27 orang atau 52,9%, sedangkan jenis kelamin wanita berjumlah 24 orang atau 47,1%. Hal ini menunjukkan bahwa anggota yang Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
terdaftar resmi pada PT Wahida Indonesia cabang Medan lebih banyak yang berjenis kelamin pria dari pada wanita. Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bergabung dengan HPA Lama Bergabung Jumlah Anggota Persentase 1-12 bulan 25 49% 13-24 bulan 11 21,6% 25-36 bulan 9 17,6% 37-48 bulan 6 11,8% Total 51 100 % Sumber : Data primer diolah (1 Maret 2009)
Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa jumlah responden terbanyak adalah yang bergabung dengan HPA selama 1-12 bulan yaitu 25 orang atau 49 % sedangkan jumlah responden terkecil adalah yang bergabung dengan HPA selama 37-48 bulan yaitu 6 orang atau 11,8%. Hal ini menunjukkan bahwa banyak anggota yang baru ikut bergabung dengan HPA. Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Rata-Rata Pendapatan per bulan Rata-rata Pendapatan per bulan Jumlah Anggota Persentase Rp0 - Rp100.000 13 25,5% Rp101.000 – Rp500.000 13 25,5% Rp501.000 – Rp1.000.000 13 25,5% > Rp1.000.000 12 23,5% Total 51 100 % Sumber : Data primer diolah (1 Maret 2009)
Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa jumlah responden yang rata-rata pendapatan per bulannya berkisar Rp0 - Rp100.000, Rp101.000 – Rp500.000 dan Rp501.000 – Rp1.000.000 memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 13 orang atau 25,5%. Sedangkan, rata-rata pendapatan per bulannya berkisar > Rp1.000.000 sebanyak 12 orang atau 23,5%. Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Tabel 4.7 Rata-Rata Pendapatan per bulan Berdasarkan Jenis Kelamin Rata-rata Pendapatan per bulan Pria Wanita Jumlah Anggota Rp0 - Rp100.000 2 11 13 Rp101.000 – Rp500.000 6 7 13 Rp501.000 – Rp1.000.000 9 4 13 > Rp1.000.000 10 2 12 Total 27 24 51 Sumber : Sumber : Data primer diolah (1 Maret 2009)
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa pada rata-rata pendapatan per bulan berkisar antara Rp0 - Rp100.000 jumlah responden terbanyak adalah berjenis kelamin wanita sebanyak 11 orang sedangkan pada rata-rata pendapatan per bulan > Rp1.000.000 jumlah responden terbanyak adalah berjenis kelamin pria. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan anggota HPA yang berjenis kelamin wanita masih relatif kecil dibandingkan dengan pendapatan anggota HPA yang berjenis kelamin pria yaitu diatas Rp 1.000.000 per bulannya. Namun, hal ini bukan berarti anggota HPA yang berjenis kelamin pria dalam menjalankan strategi pemasaran MLM HPA lebih baik dibandingkan dengan berjenis kelamin wanita karena dapat dilihat pada tabel terdapat juga anggota berjenis kelamin wanita yang pendapatannya diatas Rp1.000.000 yaitu sebanyak 2 orang. Tabel 4.8 Rata-Rata Pendapatan per bulan Berdasarkan Lama Bergabung dengan HPA Rata-rata Pendapatan per 0-12 13-24 25-36 37-48 bulan bulan bulan bulan bulan Rp0 - Rp100.000 7 4 1 1 Rp101.000 – Rp500.000 9 4 0 0 Rp501.000 – Rp1.000.000 4 2 4 3
Jumlah Anggota 13 13 13
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
> Rp1.000.000 Total
5 25
1 11
4 9
2 6
12 51
Sumber : Data primer diolah (1 Maret 2009)
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dijelaskan bahwa pada rata-rata pendapatan per bulan berkisar antara Rp0 - Rp100.000 jumlah responden terbanyak adalah lama bergabung dengan HPA selama 0-12 bulan begitu juga pada rata-rata pendapatan per bulan > Rp1.000.000 jumlah responden terbanyak adalah selama 0-12 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa besar kecilnya pendapatan tidak dilihat dari lamanya anggota bergabung dengan HPA tetapi dilihat dari kerja keras anggota tersebut dalam menjalankan strategi pemasaran MLM HPA. Pada Tabel 4.9 berikut ini diperlihatkan tanggapan responden untuk pernyataan dari setiap variabel : a. Variabel strategi pemasaran MLM syariah (X) Tabel 4.9 Pendapat Responden terhadap Variabel Strategi Pemasaran MLM Syariah (X) Tanggapan Responden Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
F
F
0 0 0 0 0 0 0 0 0
% 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 1 1 0 0 0
Raguragu
% 0 0 0 2 2 2 0 0 0
Setuju
Sangat Setuju
Total
F
%
F
%
F
%
F
%
4 4 1 4 9 5 0 1 0
7,8 7,8 2 7,8 17,6 9,8 0 2 0
18 18 6 21 27 36 14 18 13
35,3 35,3 11,8 41,2 52,9 70,6 27,5 35,3 25,5
29 29 44 25 14 9 37 32 38
56,9 56,9 86,3 49.0 27,5 17,6 72,5 62,7 74,5
51 51 51 51 51 51 51 51 51
100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : Data primer diolah (1 Maret 2009)
Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa :
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
1. Untuk pernyataan no 1 yaitu jaringan yang Anda bangun pada PT Wahida menciptakan kesuksesan Anda sebagai distributor, 4 orang responden (7,8%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan 18 orang responden (35,3%) menyatakan setuju dan selebihnya 29 orang responden (56,9%) menyatakan sangat setuju. 2. Untuk pernyataan no 2 yaitu jaringan yang Anda bangun pada PT Wahida dapat menaikkan peringkat Anda sebagai distributor, 4 orang responden (7,8%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan 18 orang responden (35,3%) menyatakan setuju dan selebihnya 29 orang responden (56,9%) menyatakan sangat setuju. 3. Untuk pernyataan no 3 yaitu dalam membangun jaringan pada PT Wahida, Anda sebagai distributor harus dapat menjalin tali persaudaraan (ukhuwah islamiyah), 1 orang responden (2%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan 6 orang responden (11,8%) menyatakan setuju dan selebihnya 44 orang responden (86,3%) menyatakan sangat setuju. 4. Untuk pernyataan no no 4 yaitu pembinaan yang dilakukan PT Wahida kepada distributornya dapat membentuk distributor menjadi peniaga yang handal, 1 orang responden (2%) menyatakan tidak setuju, 4 orang responden (7,8%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan 21 orang responden (41,2%) menyatakan setuju dan selebihnya 25 orang responden (49,0%) menyatakan sangat setuju. 5. Untuk pernyataan no 5 yaitu pembinaan yang dilakukan PT Wahida kepada distributornya, dapat melahirkan pemimpin-pemimpin dalam setiap jaringan, 1 orang responden (2%) menyatakan tidak setuju, 9 orang responden (17,6%)
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
menyatakan ragu-ragu, sedangkan 27 orang responden (52,9%) menyatakan setuju dan selebihnya 14 orang responden (27,5%) menyatakan sangat setuju. 6. Untuk pernyataan no 6 yaitu Program Perkongsian Bijak Cemerlang (PBC) yang dilakukan PT Wahida dapat menentukan keberhasilan Anda sebagai distributor, 1 orang responden (2%) menyatakan tidak setuju, 5 orang responden (9,8%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan 36 orang responden (70,6%) menyatakan setuju dan selebihnya 9 orang responden (17,6%) menyatakan sangat setuju. 7. Untuk
pernyataan
no
7
yaitu
untuk
membangun,
membina
dan
mengembangkan jaringan pada PT Wahida, Anda sebagai distributor dibina untuk mampu melakukan presentasi, 14 orang responden (27,5%) menyatakan setuju dan selebihnya 37 orang responden (72,5%) menyatakan sangat setuju. 8. Untuk pernyataan no 8 yaitu pembinaan untuk melakukan presentasi yang dilakukan
oleh up line atau leader pada PT Wahida, menjadikan Anda
sebagai distributor lebih memahami dan mengenal produk serta bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, 1 orang responden (2%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan 18 orang responden (35,3%) menyatakan setuju dan selebihnya 32 orang responden (62,7%) menyatakan sangat setuju. 9. Untuk pernyataan no 9 yaitu presentasi yang dilakukan pada PT Wahida, dilandaskan atas akhlaqul karimah (akhlak yang baik), 13 orang responden (25,5%) menyatakan setuju dan selebihnya 38 orang responden (74,5%) menyatakan sangat setuju.
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
b. Variabel Pendapatan Anggota (Y) Tabel 4.10 Pendapat Responden terhadap Variabel Pendapatan Anggota (Y) Tanggapan Responden Pernyataan 10 11 12 13 14 15
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-ragu
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
0 0 0 0 0 0
0 0 0 5 1 0
0 0 0 9,8 2 0
3 3 3 10 2 5
5,9 5,9 5,9 19,6 3,9 9,8
19 25 19 22 16 18
37,3 49,0 37,3 43,1 31,4 35,3
29 23 29 14 32 28
56,9 45,1 56,9 27,5 62,7 54,9
51 51 51 51 51 51
100 100 100 100 100 100
0 0 0 0 0 0
Setuju
Sangat Setuju
Total
Sumber : Data primer diolah (1 Maret 2009)
Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan bahwa : 10. Untuk pernyataan no 10 yaitu bonus yang diberikan oleh PT Wahida, dilakukan secara adil
sehingga dapat meningkatkan pendapatan Anda., 3
orang responden (5,9%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan 19 orang responden (37,3%) menyatakan setuju dan selebihnya 29 orang responden (56,9%) menyatakan sangat setuju. 11. Untuk pernyataan no 11 yaitu bonus yang diberikan oleh PT Wahida, dilakukan secara terbuka sehingga dapat meningkatkan pendapatan Anda, 3 orang responden (5,9%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan 25 orang
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
responden (49,0%) menyatakan setuju dan selebihnya 23 orang responden (45,1%) menyatakan sangat setuju. 12. Untuk pernyataan no 12 yaitu insentif yang diterima seorang upline tidak mengurangi hak down line-nya, 3 orang responden (5,9%) menyatakan raguragu, sedangkan 19 orang responden (37,3%) menyatakan setuju dan selebihnya 29 orang responden (56,9%) menyatakan sangat setuju. 13. Untuk pernyataan no 13 yaitu semakin banyak down line yang Anda rekrut akan meningkatkan pendapatan Anda, 5 orang responden (9,8%) menyatakan tidak setuju, 10 orang responden (19,6%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan 22 orang responden (43,1%) menyatakan setuju dan selebihnya 14 orang responden (27,5%) menyatakan sangat setuju. 14. Untuk pernyataan no 14 yaitu semakin banyak Anda menjual produk makin banyak pula bonus yang anda dapatkan, 1 orang responden (2%) menyatakan tidak setuju, 2 orang responden (3,9%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan 16 orang responden (31,4%) menyatakan setuju dan selebihnya 32 orang responden (62,7%) menyatakan sangat setuju. 15. Untuk pernyataan no 15 yaitu meningkatnya volume penjualan perusahaan dapat meningkatkan pendapatan Anda, 5 orang responden (9,8%) menyatakan ragu-ragu, sedangkan 18 orang responden (35,3%) menyatakan setuju dan selebihnya 28 orang responden (54,9%) menyatakan sangat setuju.
C. Analisis Regresi Sederhana
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Metode regresi linier sederhana digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas (strategi pemasaran MLM syariah) terhadap variabel terikat (pendapatan anggota). Dalam penelitian ini analisis regresi linier dilakukan dengan metode enter. Y = a + bX + e Sebelum nilai a (konstanta), nilai b dimasukkan ke dalam persamaan terlebih dahulu dilakukan analisis determinan, dan uji t dari hasil pengolahan regresi linier sederhana. 1. Pengujian Godness of Fit ( R2) Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilainya adalah 0-1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas sebaliknya semakin mendekati satu maka suatu model akan semakin baik. Berikut ini adalah tabel Pengujian Godness of Fit : Tabel 4.11 Pengujian Godness of Fit Model Summary Adjusted R R R Square Square Std. Error of the Estimate ,644(a) ,414 ,402 2,01770 a Predictors: (Constant), Strategi Pemasaran MLM syariah b Dependent Variable: Pendapatan Anggota Model 1
Sumber : Data primer diolah (1 Maret 2009)
Keterangan Tabel 4.11 :
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
1) R = 0,644 berarti hubungan antara strategi pemasaran MLM syariah terhadap pendapatan anggota sebesar 64,4 %. Artinya hubungan antar variabel erat. 2) R square (R2) sebesar 0,414 berarti 41,4% pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia cabang Medan dapat dijelaskan oleh strategi pemasaran MLM syariah. Sedangkan sisanya 58,6% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.
2. Uji Secara Parsial (Uji-t) Uji-T digunakan untuk menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5 % Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5 % Berikut ini adalah tabel Uji regresi secara parsial (Uji t): Tabel 4.12 Uji regresi secara parsial (Uji t) Coefficients(a) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Std. B Error Beta
Model
1
(Constant)
7,219 3,252 Strategi pemasaran MLM ,424 ,072 syariah a Dependent Variable: Pendapatan Anggota
,644
T
Sig.
2,220
,031
5,887
,000
Sumber : Data primer diolah (1 Maret 2009)
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat disimpulkan sebagai berikut:
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
1) Variabel strategi pemasaran MLM syariah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia cabang Medan, hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,000) < 0,05 dan nilai t hitung (5,887) > t tabel (1,96) artinya jika ditingkatkan variabel strategi pemasaran MLM syariah sebesar satu satuan maka pendapatan anggota (Y) akan meningkat sebesar 0,424. Hal ini juga menunjukkan bahwa apabila strategi pemasaran MLM syariah pada PT Wahida Indonesia cabang Medan dilaksanakan dengan baik (positif) oleh anggota MLM akan berpengaruh positif juga terhadap pendapatan anggota tersebut. 2) Pengaruh positif dari variabel menunjukkan bahwa tanggapan yang diberikan responden terhadap strategi pemasaran MLM syariah pada PT Wahida Indonesia cabang Medan dinilai sangat baik. Dampaknya adalah semakin positif pendapatan yang akan didapatkan oleh anggota MLM PT Wahida Indonesia cabang Medan tersebut. 3) Berdasarkan hasil uji t maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 7,219 + 0.424 X
D. Pembahasan Multi level Marketing (MLM) merupakan sebuah sistem pemasaran modern melalui jaringan distribusi yang dibangun secara permanen dengan memposisikan pelanggan perusahaan sekaligus sebagai tenaga pemasaran Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
(distributor). Para distributor sesuai level masing-masing akan mendapatkan bonus jika dapat menjual produk dalam jumlah tertentu dan melakukan berbagai upaya positif dalam memperluas jaringannya. Bonus merupakan pendapatan yang diterima distributor setiap bulannya berdasarkan prestasi kerjanya. Multi Level Marketing (MLM) sebagai metode pemasaran merupakan suatu fenomena yang dilaksanakan oleh beberapa perusahaan yang menghasilkan produk tertentu. Perlu dicermati bagaimana metode pemasaran MLM ini dan bagaimana Islam memandang fenomena ini dikaitkan dengan sistem ekonomi syariah Islam. Produk apapun yang dijual sebagai hasil suatu perusahaan haruslah terjamin mutunya. Salah satu konsep ekonomi dalam Islam untuk menjual suatu produk harus diuji kehalalannya, manfaatnya dan yang terutama memperhatikan prinsip dasar ekonomi syariah Islam secara makro yaitu tidak ghurur (ragu-ragu), tidak ikhtikar (penipuan) dan tidak ribawi (bunga). Seseorang yang bergabung dalam bisnis MLM berarti ia adalah seorang “investor” yang
mengendalikan sepenuhnya
investasi yang
dimilikinya.
Investasinya adalah ia sendiri dan orang-orang yang berada di bawah jaringannya. Dengan keberadaannya dengan orang-orang yang berada di bawah jaringannya, orang tersebut akan memperoleh bonus yang akan semakin bertambah sehingga dapat meningkatkan pendapatannya dan begitulah seterusnya yang berlaku juga bagi orang-orang yang berada di bawah jaringan orang tersebut. Strategi pemasaran Multi Level Marketing (MLM) syariah dapat memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan anggota. Strategi pemasaran MLM syariah merupakan program pemasaran yang dijalankan Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
oleh sebuah perusahaan dengan menggunakan sistem pemasaran berjenjang yang didasarkan pada syariat Islam (MLM Syariah). PT Wahida Indonesia cabang Medan telah melakukan strategi pemasaran MLM syariah dalam sistem pemasarannya dan untuk meningkatkan pendapatan anggotanya. Strategi yang dijalankan adalah membangun jaringan yaitu suatu strategi pemasaran pada perusahaan yang menggunakan sistem MLM, dimana setiap anggota (distributor) dituntut untuk mampu mempengaruhi orang lain agar mau bergabung bersama-sama dalam menjalankan usaha MLM. Semakin banyak mitra kerja (downline) yang direkrut atau semakin besar jaringan yang dibangun dapat menciptakan kesuksesan seorang distributor karena dapat menaikkan peringkat
serta bonus yang diperoleh akan semakin besar, terdapat dua cara
dalam membangun jaringan pada PT Wahida Indonesia yaitu dengan cara mendalam dan melebar. Membangun jaringan secara mendalam apabila proses penggandaan/duplikasi dilakukan secara mendalam (ke bawah). Jaringan yang terbentuk dengan cara ini bonus yang diterima hanya sekedar royalti. Sedangkan untuk memperoleh hasil maksimal, selain cara mendalam tadi, juga dilakukan melalui cara atau bentuk melebar. Melebar merupakan prestasi murni, dimana semakin besar omset penjualan maka semakin besar komisi yang diterima. Sebab komisi ini diambil dari keuntungan produk, bukan dari uang pendaftaran. Membangun jaringan pada PT Wahida Indonesia didasarkan pada prinsip-prinsip Islam yaitu tidak ada unsur paksaan dan menekankan pentingnya menjalin tali persaudaraan (ukhuwah islamiyah).
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Strategi lainnya adalah melakukan pembinaan pada setiap distributor (anggota). PT Wahida Indonesia membina setiap distributornya agar lebih semangat dalam menjalankan strategi pemasaran pada perusahaan tersebut yaitu dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi para distributor. Kegiatan yang diadakan oleh manajemen PT Wahida Indonesia diantaranya adalah Program Menjana Kejayaan (PMK), Institut Pelatihan Herba Al Wahida (Intibah), Konsultasi
Kesehatan
dan
Pengobatan,
Teknik
Pengobatan,
Seminar
Pengembangan Jaringan (SPJ), Kuliah Lapangan dan Program Perkongsian Bijak Cemerlang (PBC) dan membina anggotanya agar mampu melakukan presentasi dalam menjual produk HPA maupun mempengaruhi orang lain agar mau bergabung bersama-sama dalam menjalankan usaha MLM HPA. Presentasi yang dilakukan pada PT Wahida, dilandaskan atas akhlaqul karimah (akhlak yang baik) yaitu presentasi dilakukan berdasarkan akhlak-akhlak yang diajarkan oleh Rasulullah SAW seperti berkata dengan lembut, sopan, jujur, tidak berlebihan, tidak mengandung fitnah (menjelekkan, memojokkan dan menjatuhkan MLM lain), tidak ghibah (membicarakan orang lain) dan lain-lain. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, strategi pemasaran MLM syariah mampu menjelaskan 41,4% terhadap pendapatan anggota. Sehingga strategi pemasaran MLM syariah dapat memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendapatan anggota.
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Variabel strategi pemasaran Multi Level Marketing (MLM) syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan anggota. Hal ini dinyatakan berdasarkan analisis deskriptif yaitu jawaban responden terbanyak pada karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah pria sebesar 52,9% (27 orang), berdasarkan lama bergabung adalah 1-12 bulan sebesar 49% (25 orang) dan berdasarkan rata-rata pendapatan per bulan adalah Rp0 Rp100.000, Rp101.000 – Rp500.000 dan Rp501.000 – Rp1.000.000 memiliki jumlah yang sama yaitu sebesar 25,5% (13 orang). Sedangkan pada kuesioner Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
responden terbanyak menjawab sangat setuju pada indikator seorang distributor dalam membangun jaringan pada PT Wahida Indonesia cabang Medan harus dapat menjalin tali persaudaraan (ukhuwah islamiyah) sebesar 86,3% (44 orang). 2. Berdasarkan koefisien determinasi (R2) maka variabel strategi pemasaran MLM syariah mempengaruhi pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia cabang Medan sebesar 41,4% sisanya 58,6% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini seperti marketing mix (product, price, place, promotion) dan prestasi kerja. 3. Berdasarkan uji t maka variabel strategi pemasaran MLM syariah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pendapatan anggota pada PT Wahida Indonesia cabang Medan dengan nilai signifikan (0,000) < 0,05 dan nilai t hitung (5,887) > t tabel (1,96). Diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 7,219 + 0.424 X
B. Saran 1. PT Wahida Indonesia cabang Medan untuk dapat lebih meningkatkan pendapatan anggota harus melakukan pembinaan dan memberikan motivasi kepada para anggotannya agar lebih semangat dan bekerja keras dalam menjalankan strategi pemasaran MLM syariah yang diterapkan oleh perusahaan tersebut. 2. Agar dapat memperoleh pendapatan yang tinggi, seorang distributor (anggota MLM) pada PT Wahida Indonesia cabang Medan harus menjalankan strategi Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
pemasaran MLM syariah dengan baik yaitu dengan bekerja keras dalam menjual produk-produk HPA dan memperluas jaringannya. 3. Bagi penulis selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama dengan penulis disarankan agar faktor yang diteliti adalah faktor lain yang tidak penulis teliti pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta Fahmi, Ismail.2005. Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Peningkatan Pendapatan pada PT. Surcoindo Medan, Skripsi Ekonomi USU (tidak dipublikasikan) Faisol, Muhammad.2003. MLM Ideal Antara Konsep dan Strategi, PT. Bahana Mandiri Sentosa, Jakarta. Fithri, Hellen Elsa.2006. Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Peningkatan Volume Penjualan pada PT. Surcoindo Medan, Skripsi Ekonomi USU (tidak dipublikasikan) Kotler, Philip dan Gary Amstrong.2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi 8, Erlangga, Jakarta. Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta. Lamb, Hair dan Mc Daniel. 2001. Pemasaran, Edisi I, Salemba Empat, Jakarta. Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung. Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Suliyanto.2006. Metode Riset Bisnis, Penerbit Andi, Yogyakarta. Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa, Bayumedia Publishing, Malang. Tjiptono, Fandy. 2003. Strategi Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta. www.geogcities.com. Hidayat, Mohamad. 2008. Analisa Teoritis Normatif Multilevel Marketing dalam perspektif muamalah, Diakses oleh Desefty. 14 September 2008. Pukul 13.37 wib. www.klikhpa.com. Bersama Herba HPA menuju Hidup Sehat, Sukses dan Sejahtera, Diakses oleh Desefty. 14 September 2008. Pukul 14.23 wib. www.google.com Beda MLM Syariah dengan MLM Konvensional, Diakses oleh Desefty. 14 September 2008. Pukul 14.30 wib.
LEMBAR KUESIONER A. UMUM Responden yang terhormat, Pertanyaan dalam kuesioner ini sebagai data untuk penyusunan skripsi saya dengan judul "Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota pada PT. Wahida Indonesia Cabang Medan” pada Program Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU). Dan saya mengharapkan kesediaan saudara untuk menjawabnya dengan baik. Terima kasih atas kerja samanya.
B. IDENTITAS RESPONDEN Nama
:
Jenis Kelamin
:a. Pria
b. Wanita
Lama bergabung dengan HPA : Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Rata-rata pendapatan per bulan dari HPA: 1. 2. 3. 4.
Rp 0 – Rp 100.000 Rp 100.000 – Rp 500.000 Rp 500.000 – Rp 1000.000 > Rp 1000.000
Keterangan : SS ST RG TS STS
= Sangat Setuju = Setuju = Ragu-ragu/Netral = Tidak Setuju = Sangat Tidak Setuju Isilah kuesioner ini dengan tanda checklist (√ ) pada kolom yang tersedia.
Variabel Strategi Pemasaran MLM Syariah No Variabel Strategi MLM Syariah 1
2
3
4
5
6
Pemasaran
SS
ST
RG
TS
STS
Jaringan yang Anda bangun pada PT Wahida menciptakan kesuksesan Anda sebagai distributor. Jaringan yang Anda bangun pada PT Wahida dapat menaikkan peringkat Anda sebagai distributor. Dalam membangun jaringan pada PT Wahida, Anda sebagai distributor harus dapat menjalin tali persaudaraan (ukhuwah islamiyah). Pembinaan yang dilakukan PT Wahida kepada distributornya dapat membentuk distributor menjadi peniaga yang handal. Pembinaan yang dilakukan PT Wahida kepada distributornya, dapat melahirkan pemimpin-pemimpin dalam setiap jaringan. Program Perkongsian Bijak Cemerlang (PBC) yang dilakukan PT Wahida dapat menentukan keberhasilan Anda sebagai distri-butor.
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
7
8
9
Untuk membangun, membina dan mengembangkan jaringan pada PT Wahida, Anda sebagai distributor dibina untuk mampu melakukan presentasi. Pembinaan untuk melakukan presentasi yang dilakukan oleh up line atau leader pada PT Wahida, menjadikan Anda sebagai distributor lebih memahami dan mengenal produk serta bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Presentasi yang dilakukan pada PT Wahida, dilandaskan atas akhlaqul karimah (akhlak yang baik).
Variabel Pendapatan Anggota No 1
2
3
4
5
6
Variabel Pendapatan Anggota
SS
ST
RG
TS
STS
Bonus yang diberikan oleh PT Wahida, dilakukan secara adil sehingga dapat meningkatkan pendapatan Anda. Bonus yang diberikan oleh PT Wahida, dilakukan secara terbuka sehingga dapat meningkatkan pendapatan Anda. Insentif yang diterima seorang upline tidak mengurangi hak down line-nya. Semakin banyak down line yang Anda rekrut akan meningkatkan pendapatan Anda. Semakin banyak Anda menjual produk makin banyak pula bonus yang anda dapatkan. Meningkatnya volume penjualan perusahaan dapat meningkatkan pendapatan Anda.
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Uji validitas 1 Item-Total Statistics
Pernyataan 1 Pernyataan 2 Pernyataan 3 Pernyataan 4 Pernyataan 5 Pernyataan 6 Pernyataan 7 Pernyataan 8 Pernyataan 9 Pernyataan 10 Pernyataan 11 Pernyataan 12 Pernyataan 13 Pernyataan 14 Pernyataan 15 Pernyataan 16
Scale Mean if Item Deleted 65,1333 65,0333 64,7000 65,2000
Scale Variance if Item Deleted 37,085 37,620 40,424 37,545
Corrected ItemTotal Correlation ,786 ,699 ,580 ,648
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,880 ,883 ,889 ,885
65,5333 65,5333
37,568 39,706
,693 ,531
,884 ,890
64,8333 65,0667 65,0000 64,8000 65,1000
40,557 41,237 41,172 40,166 40,162
,576 ,347 ,395 ,658 ,495
,889 ,896 ,894 ,887 ,891
65,0667 65,0000
39,857 38,759
,593 ,669
,888 ,885
65,7000 65,0667 65,2333
38,769 37,995 40,047
,408 ,612 ,414
,898 ,887 ,895
Uji validitas 2
Item-Total Statistics Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Pernyataan 1
Scale Mean if Item Deleted 60,7333
Scale Variance if Item Deleted 34,133
Corrected ItemTotal Correlation ,794
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,880
60,6333 60,3000
34,723 37,390
,698 ,583
,884 ,890
60,8000 61,1333 61,1333
34,510 34,671 36,671
,663 ,691 ,536
,886 ,884 ,891
60,4333 60,6000
37,702 38,248
,547 ,377
,891 ,896
60,4000 60,7000
37,145 37,183
,661 ,490
,888 ,892
60,6667
36,920
,584
,889
60,6000 61,3000 60,6667 60,8333
35,697 35,597 35,126 37,109
,685 ,427 ,604 ,406
,885 ,899 ,888 ,896
Pernyataan 2 Pernyataan 3 Pernyataan 4 Pernyataan 5 Pernyataan 6 Pernyataan 7 Pernyataan 9 Pernyataan 10 Pernyataan 11 Pernyataan 12 Pernyataan 13 Pernyataan 14 Pernyataan 15 Pernyataan 16
Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha .896
N of Items 15
UJI t Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Std. B Error 7,219 3,252
Model
1
(Constant) Strategi Pemasaran MLM ,424 ,072 syariah a Dependent Variable: Pendapatan Anggota
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
,644
2,220
,031
5,887
,000
2
UJI R
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
1
,644(a) ,414 ,402 2,01770 a Predictors: (Constant), Strategi Pemasaran MLM syariah b Dependent Variable: Pendapatan Anggota
Variabel X VAR00001
Frequency Valid
3,00 4,00 5,00 Total
4 18 29 51
Percent 7,8 35,3 56,9 100,0
Valid Percent 7,8 35,3 56,9 100,0
Cumulative Percent 7,8 43,1 100,0
VAR00002
Valid
3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 4 18 29 51
Percent 7,8 35,3 56,9 100,0
Valid Percent 7,8 35,3 56,9 100,0
Cumulative Percent 7,8 43,1 100,0
VAR00003
Valid
3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 1 6 44 51
Percent 2,0 11,8 86,3 100,0
Valid Percent 2,0 11,8 86,3 100,0
Cumulative Percent 2,0 13,7 100,0
VAR00004
Valid
2,00 3,00 4,00 5,00 Total
Cumulative Percent 2,0 9,8
Frequency 1 4
Percent 2,0 7,8
Valid Percent 2,0 7,8
21
41,2
41,2
51,0
25 51
49,0 100,0
49,0 100,0
100,0
VAR00005
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
Valid
2,00 3,00 4,00 5,00 Total
1 9 27 14
2,0 17,6 52,9 27,5
2,0 17,6 52,9 27,5
51
100,0
100,0
2,0 19,6 72,5 100,0
VAR00006
Valid
2,00 3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 1
Percent 2,0
Valid Percent 2,0
Cumulative Percent 2,0
5 36
9,8 70,6
9,8 70,6
11,8 82,4
9 51
17,6 100,0
17,6 100,0
100,0
VAR00007
Valid
4,00 5,00 Total
Frequency 14 37
Percent 27,5 72,5
Valid Percent 27,5 72,5
51
100,0
100,0
Cumulative Percent 27,5 100,0
VAR00008
Valid
3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 1 18 32
Percent 2,0 35,3 62,7
Valid Percent 2,0 35,3 62,7
51
100,0
100,0
Cumulative Percent 2,0 37,3 100,0
VAR00009
Valid
4,00 5,00 Total
Frequency 13 38
Percent 25,5 74,5
Valid Percent 25,5 74,5
51
100,0
100,0
Cumulative Percent 25,5 100,0
Variabel Y Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
VAR00010
Valid
3,00 4,00 5,00 Total
Cumulative Percent 5,9
Frequency 3
Percent 5,9
Valid Percent 5,9
19
37,3
37,3
43,1
29 51
56,9 100,0
56,9 100,0
100,0
VAR00011
Valid
3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 3
Percent 5,9
Valid Percent 5,9
25 23 51
49,0 45,1 100,0
49,0 45,1 100,0
Cumulative Percent 5,9 54,9 100,0
VAR00012
Valid
3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 3 19 29 51
Percent 5,9 37,3 56,9 100,0
Valid Percent 5,9 37,3 56,9 100,0
Cumulative Percent 5,9 43,1 100,0
VAR00013
Valid
2,00 3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 5 10 22
Percent 9,8 19,6 43,1
Valid Percent 9,8 19,6 43,1
14 51
27,5 100,0
27,5 100,0
Cumulative Percent 9,8 29,4 72,5 100,0
VAR00014
Valid
2,00 3,00 4,00
Frequency 1
Percent 2,0
Valid Percent 2,0
Cumulative Percent 2,0
2 16
3,9 31,4
3,9 31,4
5,9 37,3
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009
5,00 Total
32 51
62,7 100,0
62,7 100,0
100,0
VAR00015
Valid
3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 5
Percent 9,8
Valid Percent 9,8
Cumulative Percent 9,8
18 28
35,3 54,9
35,3 54,9
45,1 100,0
51
100,0
100,0
Desefty Jukharia Siregar : Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT Wahida Indonesia Cabang Medan, 2009. USU Repsoitory © 2009