ANALISIS SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis PADA OBAT INFLUENZA DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI SISTEM PERSAMAAN LINIER Arthur Henry 1, Suryadi MT 2, & Arry Yanuar 3 1
Program Spesialis Apoteker Jurusan Farmasi FMIPA UI E-mail :
[email protected] 2
Jurusan Matematika FMIPA UI E-mail :
[email protected] 3
Jurusan Farmasi FMIPA UI
E-mail :
[email protected]
Abstrak Pada penelitian ilmiah ini akan dikembangkan sebuah perangkat lunak untuk membantu proses analisis spektrofotometri UV-Vis pada obat influenza. Adapun proses penyelesaiannya menggunakan aplikasi sistem persamaan linier sebagai hasil pemodelan dari bentuk hukum Lambert-Beers. Program ini membantu perhitungan analisis multikomponen yang bila dilakukan secara manual cukup rumit. Program ini terintegrasi dengan sistem database yang menampung nilai-nilai absorbtivitas molar berbagai macam zat dalam berbagai macam pelarut. Database yang akan dibangun akan berisi nilai-nilai absorbtivitas molar dari lima bahan aktif obat flu dalam pelarut HCl 0,1 N. Untuk menguji keakuratan program / sistem database dilakukan uji perolehan kembali menggunakan sampel tablet simulasi berupa campuran bahan-bahan aktif obat flu. Selain itu dilakukan juga uji terhadap beberapa tablet bermerek dagang untuk mengetahui tablet mana saja yang dapat diukur secara akurat dengan program perangkat lunak ini. Untuk memenuhi persyaratan Farmakope, dilakukan juga validasi terhadap data absorbtivitas molar yang dipakai sebagai database. Kata Kunci : analisis spektrofotometri UV-Vis, hukum Lambert-Beers, sistem persamaan linier
1.
Pendahuluan
Obat dewasa ini sudah merupakan suatu kebutuhan pokok dalam hidup sehari-hari. Hampir semua orang pernah menggunakan obat. Obat dalam arti luas adalah zat kimia yang dalam takaran tertentu dan dengan penggunaan yang tepat dapat dimanfaatkan untuk mencegah penyakit, menyembuhkan penyakit atau memelihara kesehatan [1]. Hal tersebut terutama didukung oleh kecenderungan masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri (self medication) sebelum mendapat pertolongan tenaga medis, terutama untuk penyakit pada tingkat keparahan yang tidak serius / ringan. Salah satu penyakit yang biasanya sering diterapkan pengobatan sendiri oleh masyarakat adalah influenza / flu. Influenza adalah suatu infeksi virus akut yang menyebabkan demam, hidung tersumbat, batuk, sakit kepala, malaise, dan peradangan pada bagian hidung sampai saluran nafas. Setiap tahun penyebaran dari influenza timbul selama akhir musim gugur sampai awal musim dingin di seluruh dunia. Influenza umumnya disebabkan oleh virus Influenza A dan Influenza B, walaupun virus saluran nafas lain dapat menimbulkan gejala yang sama seperti influenza [2, 3]. Berdasarkan hal itu, pada masa sekarang ini banyak industri farmasi yang memproduksi obat-obat influenza dalam berbagai merek dagang, dengan komposisinya yang kurang lebih sama. Peningkatan produksi obat-obat ini perlu diimbangi oleh peningkatan dalam hal pengawasan mutu, agar obat yang beredar tersebut dapat dipertanggungjawabkan keamanan dan khasiatnya. Adapun hal yang berkaitan langsung dengan kedua hal tersebut adalah kandungan bahan aktif dalam sediaan obat. Ada berbagai macam metode penetapan kadar / kandungan bahan aktif dalam sediaan obat, mulai dari metode konvensional menggunakan titrasi volumetri sampai menggunakan instrumen A-1
A-2
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2002) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 21 – 22 Agustus 2002
elektronik seperti spektrofotometri UV-Vis. Penggunaan spektrofotometri UV-Vis untuk analisa kualitatif sediaan obat mempunyai beberapa keuntungan, yaitu : sensitif, selektif, akurat, teliti, dan cepat bila dibandingkan metode konvensional lainnya seperti titrimetri dan gravimetri [4, 5]. Pengukuran menggunakan alat spektrofotometri UV-Vis ini didasarkan pada hubungan antara berkas radiasi elektromagnetik yang ditransmisikan (diteruskan) atau yang diabsorbsi dengan tebalnya cuplikan dan konsentrasi dari komponen penyerap. Berdasarkan hal inilah maka untuk dapat mengetahui konsentrasi sampel berdasarkan data serapan (A) sampel, perlu dibuat suatu kurva kalibrasi yang menyatakan hubungan antara berkas radiasi yang diabsorbsi (A) dengan konsentrasi (C) dari serangkaian zat standar yang telah diketahui [5, 6]. Adapun penghitungannya dilakukan dengan menggunakan aplikasi sistem persamaan linier yang merupakan pemodelan atau adaptasi hukum Lambert-Beers. Pembuatan kurva kalibrasi setiap kali melakukan pengukuran, apalagi untuk suatu hal yang dilakukan secara terus-menerus seperti pada sistem pengawasan mutu (Quality Control) sediaan obat, merupakan suatu hal yang tidak praktis. Kompleksnya komposisi obat flu yang umumnya mengandung lebih dari satu bahan aktif turut mempersulit pekerjaan rutin tersebut, karena masingmasing komponen bahan aktif membutuhkan satu kurva kalibrasi. Untuk itulah dibutuhkan suatu perangkat lunak yang dapat dipakai untuk menyederhanakan langkah penetapan kadar obat flu tersebut, yang sekaligus dapat langsung mengkalkulasi serta mengkonversi data nilai serapan total (A) yang didapat dari alat spektrofotometri UV-Vis menjadi nilai konsentrasi komponen bahan aktif dalam sediaan yang diperiksa.
2.
Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri serap merupakan pengukuran interaksi antara radiasi elektromagnetik panjang gelombang tertentu yang sempit dan mendekati monokromatik, dengan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa molekul selalu mengabsorbsi cahaya elektromagnetik jika frekuensi cahaya tersebut sama dengan frekuensi getaran dari molekul tersebut. Elektron yang terikat dan elektron yang tidak terikat akan tereksitasi pada suatu daerah frekuensi, yang sesuai dengan cahaya ultraviolet dan cahaya tampak (UV-Vis) [6]. Spektrum absorbsi daerah ini adalah sekitar 220 nm sampai 800 nm dan dinyatakan sebagai spektrum elektron. Suatu spektrum ultraviolet meliputi daerah bagian ultraviolet (190-380 nm), spektrum Vis (Vis = Visibel) bagian sinar tampak (380-780 nm) [5, 6]. Instrumentasi dari spektrofotometer UV-Vis ini dapat diuraikan sebagai berikut : [7] 1. Suatu sumber energi cahaya yang berkesinambungan yang meliputi daerah spektrum yang mana alat tersebut dirancang untuk beroperasi. 2. Suatu monokromator, yakni sebuah piranti untuk memencilkan pita sempit panjang gelombang dari spektrum lebar yang dipancarkan oleh sumber cahaya. 3. Suatu wadah untuk sampel ( dalam hal ini digunakan kuvet ). 4. Suatu detektor, yang berupa transduser yang merubah energi cahaya menjadi suatu isyarat listrik. 5. Suatu amplifier (pengganda) dan rangkaian yang berkaitan yang membuat isyarat listrik itu memadai untuk dibaca. 6. Suatu sistem baca dimana diperagakan besarnya isyarat listrik yang ditangkap. Spektrofotometer UV-Vis digunakan terutama untuk analisa kuantitatif, tetapi dapat juga untuk analisa kualitatif. Penggunaan untuk analisa kuantitatif didasarkan pada hukum LambertBeers yang menyatakan hubungan empirik antara intensitas cahaya yang ditransmisikan dengan tebalnya larutan (Hukum Lambert / Bouguer), dan hubungan antara intensitas tadi dengan konsentrasi zat (Hukum Beers) [5,6,7].
Hukum Lambert-Beers A = log Io/It = ε . b . c = a . b . c
….. (1)
Analisis Spektrofotometri Uv-Vis Pada Obat Influenza Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Persamaan Linier
A-3
dengan : A = serapan; Io = intensitas sinar yang datang; It = intensitas sinar yang diteruskan (ditransmisikan); ε = absorbtivitas molekuler / konstanta ekstingsi (L.mol-1.cm-1); a = daya serap (L.g-1.cm-1); b = tebal larutan / kuvet (cm); c = konsentrasi (g.L-1 , mg.mL-1). Panjang gelombang yang digunakan untuk melakukan analisis kuantitatif suatu zat biasanya merupakan panjang gelombang dimana zat yang bersangkutan memberikan serapan yang maksimum (λ maks), sebab keakuratan pengukurannya akan lebih besar [8]. Hal tersebut dapat terjadi karena pada panjang gelombang maksimum (λ maks) bentuk serapan pada umumnya landai sehingga perubahan yang tidak terlalu besar pada kurva serapan tidak akan menyebabkan kesalahan pembacaan yang terlalu besar pula (dapat diabaikan). Serapan yang optimum untuk pengukuran dengan spektrofotometri UV-Vis ini berkisar antara 0,2 – 0,8 [9]. Namun menurut literatur lain, serapan sebesar 2 – 3 relatif masih memberikan hasil perhitungan yang cukup baik (untuk campuran), walaupun disarankan agar serapan berada di bawah 2 untuk hasil yang lebih baik [10], dengan cara mengencerkan larutan zat yang akan diukur.
3.
Perumusan Masalah
Permasalahan yang muncul dalam mengaplikasikan sistem persamaan linier tersebut, dapat dirumuskan sebagai berikut : • Bagaimanakan mengatasi persoalan yang sangat rumit dalam analisis spektrofotometri. • Bagaimanakah menentukan metode penyelesaian dari hukum Lambert-Beers pada analisis spektrofotometri UV-Vis ? • Bagaimanakah membuat model matematika dari hukum Lambert-Beers pada analisis spektrofotometri UV-Vis ? • Bagaimanakah rancangan basis data dari setiap komponen (analisis multi komponen) yang terintegrasi dalam program perangkat lunak, sehingga lebih sensitif dan selektif ? • Bagaimanakan teknik pemrogramman yang diterapkan dalam membangun perangkat lunak, sehingga diperoleh hasil yang lebih akurat, teliti, dan cepat serta mudah dioperasikan ? • Bagaimanakan cara untuk menguji tingkat akurasi dari perangkat lunak yang dikembangkan ? 4.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut : 1. Mengatasi kerumitan dalam proses analisis spektrofotometri secara konvensional. 2. Membuat model matematika berupa sistem persamaan linier dari Persamaan Lambert-Beers dalam proses analisis spektrofotometri UV-Vis; 3. Membangun suatu struktur data dalam tabel database yang dapat menampung data kurva kalibrasi dari berbagai sediaan obat (utamanya obat flu); 4. Membuat suatu algoritma dan program yang dapat langsung mengkonversi data serapan total yang diperoleh dari alat spektrofotometri UV-Vis menjadi nilai konsentrasi bahan aktif dari sediaan obat yang diperiksa; 5. Mengintegrasikan struktur data dengan program perhitungan ke dalam sistem database spektrofotometri UV-Vis untuk obat influenza, sehingga diperoleh perangkat lunak yang selektif, akurat, teliti, dan cepat serta mudah dioperasikan; 6. Menguji keakuratan program / sistem database dengan studi perolehan kembali (% recovery), yang dilakukan dengan menganalisis sampel buatan yang mengandung bahan aktif standar untuk formulasi obat influenza; 7. Menguji validitas database absorbtivitas molar yang dipergunakan; 8. Menguji tablet bermerek dagang mana saja yang dapat diukur secara akurat dengan program memakai database yang ada.
A-4
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2002) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 21 – 22 Agustus 2002
5.
Metodologi
Guna untuk merealisasikan proses analisis spektrofotometri UV-Vis dengan menggunakan program aplikasi yang mengakomodasikan semua tujuan penelitian ini, maka kegiatan penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan atau langkah kerja. Selain itu, sebelumnya harus sudah tersedia beberapa peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Adapun peralatan, bahan dan langkah kerja yang dimaksud adalah : 5.1.
Peralatan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
5.2.
Bahan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
5.3.
Alat Spektrofotometri UV-Vis 265 double beam Shimadzu Komputer dengan prosesor 486 keatas Sistem operasi Microsoft Windows 9x Software Programming Microsoft Visual Basic 6.0 Software Database Microsoft Access 97 / 2000 Software Microsoft Excel 2000 Software Microsoft Word 2000 Alat-alat Gelas Kertas Saring Ultrasonifier Timbangan Analitik (Ohaus)
Parasetamol Standar (PT Riasima Abadi Farma) Fenilpropanolamin HCl Standar (Shanghai Yung Zip Pharm. Trading Co.,Ltd) Klorfeniramin Maleat Standar (Supriya Chemicals, India) Kafein Anhidrat Standar (Anhui Chemicals Import and Export Co.,Ltd) Salisilamida Standar (PT Riasima Abadi Farma) Massa Tablet (amylum-laktosa 1: 4) Tablet A (Parasetamol : Kafein Anhidrat = 500 : 35) Tablet B (Parasetamol : Fenilpropanolamin HCl : Klorfeniramin Maleat = 500 : 25 : 2) Tablet C (Parasetamol : Fenilpropanolamin HCl : Klorfeniramin Maleat : Salisilamida = 250 : 15 : 2 : 150) Tablet D (Parasetamol : Salisilamida : Kafein Anhidrat = 200 : 200 : 50) Pelarut HCl 0,1 N Kosolvent Etanol 95 % Aquadest Langkah Kerja :
1. Pemodelan spektrofotometri UV-Vis Cara spektrofotometri molekular seperti yang telah diuraikan diatas tersebut selain cepat, sederhana dan mudah penanganannya, dapat juga digunakan untuk melakukan spesiasi suatu campuran komponen. Adapun hal tersebut dilakukan dengan mencari model matematika dari Hukum Lambert dan Hukum Beers. Syarat utama dalam penerapan hal tersebut adalah selain setiap jenis komponen dalam campuran harus diketahui, panjang gelombang pengukuran dan spektra tiap senyawa dalam campuran tersebut harus menunjukkan karakteristik tumpang tindih dan serapannya mempunyai sifat aditif. Dengan mengabaikan kemungkinan adanya efek matriks dan interaksi kimiawi, konsentrasi senyawa dalam suatu campuran yang mengandung n komponen dapat dicari dengan rumusan matematik sebagai berikut :
Analisis Spektrofotometri Uv-Vis Pada Obat Influenza Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Persamaan Linier
n
Aλj =
Σ ελ . b . C i=1
i j
A-5
….. (2)
i
dengan : Aλj = absorbansi campuran pada panjang gelombang j; εiλj = konstanta ekstingsi komponen i pada panjang gelombang j; b = tebal larutan/sel/kuvet; Ci = konsentrasi komponen i dalam campuran (mol/L). Jika Pers. (2) diuraikan dengan mengeliminasi nilai b yang konstan (b = 1 cm), maka akan diperoleh sistem persamaan linier sebagai berikut : Aλ1 = ε1λ1 . C1 + ε2λ1 . C2 + … + εnλ1 . Cn Aλ2 = ε1λ2 . C1 + ε2λ2 . C2 + … + εnλ2 . Cn … … … … … Aλj = ε1λj . C1 + ε2λj . C2 + … + εnλj . Cn
….. (3)
Untuk menyelesaikannya, Pers. (3) dapat dinyatakan dalam bentuk matriks sebagai berikut untuk setiap panjang gelombang λj : A1 A2 … Aj
=
ε11 ε21 … εj1
ε12 ε22 … εj2
… … … …
ε1n ε2n … εjn
C1 C2 … Cn
….. (4)
dengan nilai konsentrasi (C) dapat dicari dengan cara mengalikan matriks absorbsi total (A) dengan invers dari matriks konstanta ekstingsi (ε). Nilai konstanta ekstingsi/absorbsi molar (ε) tersebut dapat ditentukan dengan standar tunggal atau multi standar. Standar tunggal artinya bahwa konstanta ekstingsi tersebut dicari hanya dengan satu macam konsentrasi untuk tiap komponen. Sedang dengan multi standar, nilai εiλj tersebut ditentukan melalui suatu persamaan regresi yang dibangun dari suatu deret standar dengan konsentrasi yang dibuat bertingkat. Adapun hal ini lebih dikenal dengan pembuatan kurva kalibrasi. 2. Pembuatan algoritma dan program Program Analisis Multikomponen ini dibuat mengunakan software programming Microsoft Visual Basic 6.0. Adapun algoritma perhitungannya memanfaatkan hasil pemodelan (pada langkah pertama). Penyelesaian program dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang telah diketahui dari sistem persamaan linier menjadi bentuk matriks sebagaimana Pers. (4). Karena solusi yang ingin didapatkan adalah nilai konsentrasi (C), maka matriks pada Pers. (4) harus diubah menjadi [11] : C1 C2 … Cn
=
ε11 ε21 … εj1
ε12 ε22 … εj2
… … … …
ε1n ε2n … εjn
-1
A1 A2 … Aj
….. (5)
A-6
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2002) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 21 – 22 Agustus 2002
Terlihat pada Pers. (5) bahwa ada dua langkah perhitungan utama yang harus dilakukan, yaitu: a. Proses pencarian Invers Matriks dari Matriks Absorbtivitas Molar (ε) b. Proses perkalian Matriks antara Invers Matriks Absorbtivitas Molar (ε) dengan Matriks Serapan Total (A). 3. Pembuatan database absorbtivitas molar Database dibuat menggunakan program Microsoft Access yang diintegrasikan dengan Program melalui sistem DAO (Data Access Object). DAO mengakomodasikan akses data ke Microsoft Jet Engine Database atau ke file-file Database yang berekstensi (.mdb). File-file berekstensi (.mdb) ini dapat dihasilkan menggunakan program database Microsoft Access (MS Access). MS Access yang akan digunakan adalah MS Access 97. Database yang tersedia berisikan data nilai konstanta ekstingsi/serapan molar/ absorbtivitas molar (εi) dari suatu zat pada berbagai panjang gelombang (λj). Zat-zat yang terdapat dalam database saat ini baru terbatas pada bahan aktif yang biasa dipakai dalam formulasi obat-obat influenza, yaitu : Parasetamol, Fenilpropanolamin HCl, Klorfeniramin Maleat, Kafein Anhidrat, dan Salisilamida. Data absorbtivitas molar tersebut terbatas pada pelarut HCl 0,1 N dengan panjang gelombang analisis 200 nm – 360 nm dengan interval 1 nm yang telah diperoleh dari percobaan sebelumnya [12]. (Catatan : Fenilpropanolamin HCl / PPA telah dibatasi penggunaannya di Indonesia, dimana dalam setiap dosisnya kandungan PPA tidak boleh lebih dari 15 mg. Hal ini dikarenakan adanya kecenderungan terjadinya stroke pada penderita yang terlalu sering mengkonsumsi PPA di Amerika Serikat). Adapun beberapa bentuk tampilan program yang telah dibuat tampak pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 4.
Gambar 1. Form Data Sampel
Gambar 3. Form Hasil Perhitungan
Gambar 2. Form Entri Komponen & λ
Gambar 4. Form Edit Absorbtivitas Molar
4. Pengujian Program a. Validasi Data Absorbtivitas Molar Validasi data absorbtivitas molar dilakukan dengan membandingkan antara data absorbtivitas lama dengan absorbtivitas molar yang diperoleh dari percobaan. Kedua data dikatakan
Analisis Spektrofotometri Uv-Vis Pada Obat Influenza Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Persamaan Linier
A-7
berbeda secara signifikan bila data absorbtivitas molar yang lama berada diluar daerah X ± 1,96 s dari kurva normal data hasil percobaan. Validasi data Absorbtivitas Molar yang sudah ada dimaksudkan untuk mengecek signifikansi perbedaan data tersebut dengan data percobaan yang dibuat sekarang. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kestabilan absorbtivitas molar suatu zat pada uji pengulangan dengan kondisi yang berbeda. Bila ternyata tidak ada perbedaan yang signifikan, hal ini dapat dipakai untuk menunjukkan bahwa absorbtivitas molar zat tersebut stabil. Uji ini dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% (α=0,05), artinya data absorbtivitas molar yang lama dikatakan berbeda secara signifikan bila berada diluar daerah dengan luas 95% dari kurva distribusi normal data absorbtivitas molar baru. Adapun uji yang dilakukan merupakan uji 2 pihak (kiri dan kanan). Adapun dispersi dari data absorbtivitas molar yang baru dihitung menggunakan Standar Deviasi (s, untuk distribusi sampel). Untuk menyelaraskannya dengan α, maka perlu dihitung luas kurva dibawah kurva distribusi normal dari nilai-nilai X dengan deviasi s, yaitu [13] : 1. 68,27% dari seluruh nilai observasi / luas di bawah kurva normal terletak dalam interval X ± s 2. 95,45% dari seluruh nilai observasi / luas di bawah kurva normal terletak dalam interval X ± 2s 3. 99,73% dari seluruh nilai observasi / luas di bawah kurva normal terletak dalam interval X ± 3s Dengan cara yang sama dapat dihitung bahwa 95% dari seluruh nilai-nilai observasi (atau dari seluruh luas dibawah kurva normal) terletak dalam interval X ± 1,96s. Dengan demikian dapat dilihat bahwa α = 0,05 setara dengan X ± 1,96s. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa data absorbtivitas molar yang lama tidak berbeda secara signifikan bila nilainya terletak diantara X – 1,96s dan X +1,96s. Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil validasi data absorbtivitas molar yang dalam paper ini diwakilkan khusus bahan Parasetamol (lihat Tabel 1). Tabel 1. Hasil Uji Validasi Data Absorbtivitas Molar Parasetamol
b. Pengujian Tablet Simulasi Pengujian tablet simulasi dilakukan dengan membuat campuran zat standar, yang kemudian diukur menggunakan alat spektrofotometri UV-Vis. Komposisi dari tablet simulasi ini dapat diketahui secara pasti dengan mencatat berat masing-masing komponen campuran.
A-8
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2002) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 21 – 22 Agustus 2002
Hasil yang didapat dari pengukuran dengan alat dan perhitungan melalui program (Chit) kemudian dibandingkan dengan kadar sebenarnya dari masing-masing komponen dalam campuran tersebut (Cm) hingga didapat persen perolehan kembali, yang dapat dihitung dengan rumus : % Perolehan kembali = Chit / Cm X 100 %
….. (6)
Hasil uji perolehan kembali dikatakan cukup baik bila berada pada rentang 90 % – 110 % (syarat umum Farmakope Indonesia), lihat Tabel 2. Tabel 2. Hasil Uji Perolehan Kembali Tablet Simulasi
c. Pengujian Tablet Merek Dagang Pengujian tablet bermerek dagang dimaksudkan untuk melihat tablet bermerek dagang mana saja yang dapat diperiksa menggunakan Menu Validasi Tablet dari program menggunakan database absorbtivitas molar yang sudah ada, dan memberikan hasil uji perolehan kembali yang baik. Karena kadar komponen-komponen yang sebenarnya dalam tablet bermerek dagang ini tidak diketahui secara pasti (hanya berdasarkan kadar kira-kira yang dicantumkan dalam etiket), maka keakuratan perhitungan program dalam mem-validasi tablet bermerek dagang bergantung penuh pada keakuratan dari data absorbtivitas molar yang dipakai. Oleh karena itu dalam percobaan ini, bila dalam program kemudian dicantumkan kesimpulan “Tidak Memenuhi Syarat”, hal itu belum berarti bahwa tablet bermerek dagang yang bersangkutan “benar-benar” tidak memenuhi syarat Farmakope Indonesia. Hal ini dikarenakan dari beberapa percobaan sebelumnya telah ditunjukkan adanya kelemahan-kelemahan dari data absorbtivitas molar yang dipakai. Jadi dalam percobaan ini hanya akan ditunjukkan tablet mana saja yang cocok untuk diperiksa menggunakan program, dan tablet mana saja yang tidak/belum cocok diperiksa menggunakan program. Selain itu percobaan ini dapat juga dipakai untuk melihat keakuratan cara kerja dan kestabilan perhitungan program dengan menghitung nilai koefisien variasi pada 3 (tiga) kali pengulangan. Pada percobaan ini, tidak lagi dipakai istilah hasil uji perolehan kembali, namun dipakai istilah perbedaan kadar komponen dalam tablet, dimana disini akan dibandingkan antara kadar
Analisis Spektrofotometri Uv-Vis Pada Obat Influenza Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Persamaan Linier
A-9
menurut etiket (berat formulasi), dengan kadar menurut perhitungan program (berat hitung), dengan rumus : % Perbedaan = Berat Hitung / Berat Formulasi X 100 %
….. (7)
Perbedaan maksimum yang diperbolehkan mengikuti syarat Farmakope Indonesia, dengan kadar suatu zat dalam suatu sediaan obat (tablet) secara umum harus berada pada rentang 90 – 110 % dari kadar yang tertera dalam etiket. Suatu sediaan tablet bermerek dagang dikatakan cocok dihitung menggunakan program bila tidak ada satupun komponennya yang dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh program. Tabel 3. Hasil Pengujian Tablet Bermerek Dagang
6.
Hasil dan Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan akan terbangun sebuah prototipe perangkat lunak yang dapat melakukan analisis spektrofotometri UV-Vis dan dapat diterapkan pada industri farmasi. Secara garis besar akan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut : • Mengatasi kompleksitas dalam melakukan analisis spektrofotometri UV-Vis pada obat flu, yang pada umumnya komposisinya mengandung lebih dari satu bahan aktif, sehingga dibutuhkan lebih dari satu kurva kalibrasi sesuai dengan bahan aktif dalam sediaan tersebut; • Mampu menyederhanakan langkah penetapan kadar obat flu tersebut;
A-10
• • •
7.
Proceedings, Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2002) Auditorium Universitas Gunadarma, Jakarta, 21 – 22 Agustus 2002
Mampu melakukan kalkulasi dan mengkonversi data nilai serapan total (A) yang didapat dari alat spektrofotometri UV-Vis menjadi nilai konsentrasi komponen bahan aktif dalam sedian yang diperiksa; Mampu menetapkan kadar campuran senyawa-senyawa lain dengan syarat spektranya bersifat tumpang tindih yang aditif. Dapat diaplikasikan pula untuk melakukan pengawasan mutu (Quality Control) dalam industri farmasi.
Kesimpulan
Penelitian ini telah berhasil membuat perangkat lunak sistem database yang dapat melakukan perhitungan persamaan simultan yang terintegrasi dengan suatu tabel database. Keakuratan perhitungan oleh program sangat bergantung pada keakuratan nilai yang terdapat dalam database yang dipergunakan. Dari hasil percobaan dan pengujian yang dilakukan diperoleh bahwa perhitungan dengan menggunakan program sama dengan perhitungan yang dilakukan secara manual. Ketidakakuratan data absorbtivitas molar ditemukan dalam database, yaitu untuk nilai absorbtivitas molar Kafein Anhidrat pada panjang gelombang 242 nm. Penggantian data tersebut ternyata memberikan hasil uji perolehan kembali yang lebih baik untuk tablet simulasi. Zat-zat yang dapat dihitung secara akurat dengan program saat ini masih terbatas pada Parasetamol, Kafein Anhidrat, dan Salisilamida dalam pelarut HCl 0,1 N yang memberikan hasil uji perolehan kembali yang baik. Fenilpropanolamin HCl dan Klorfeniramin Maleat masih sulit diukur secara akurat dalam campuran dengan ketiga zat diatas karena umumnya keduanya mempunyai kadar yang kecil dan berbeda jauh dalam komposisi obat-obat flu. Tablet bermerek dagang yang dapat memberikan hasil perhitungan yang cukup baik dengan sistem database yang ada adalah tablet A dan tablet D, yang tidak mempunyai kandungan PPA dan CTM. Adapun dengan penambahan koleksi database, program ini dapat dipakai untuk menghitung kadar campuran obat-obat atau bahan kimia lain asalkan spektra campuran komponen tersebut bersifat tumpang tindih dan aditif.
8. [1]
Daftar Pustaka
Azizahwati., "Swamedikasi secara Aman dan Bijaksana, terutama dalam Penanganan Batuk dan Pilek", Seminar Swamedikasi Khusus Dalam Penanganan Batuk dan Pilek, Universitas Indonesia, Depok 23 September 2000. [2] Anonim, The Merck Manual of Medical Information., Home Edition CD-ROM, Produced by CourseNet Sistems, McGraw-Hill. [3] A. Goodman Gilman, et.al., The Pharmacological Basic of Therapeutics, ed. VIII, vol. II, Maxwell Macmillan International Edition, New York : Pergamon Press,. [4] Skoog, Douglas A., et.al., Analytical Chemistry an Introduction, ed. IV, International Edition, Harcrout Brace College Publishers, Philadelphia, 1994. [5] Sastroamidjojo, Hardjono., Spektroskopi, Edisi I, Liberty, Yogyakarta, 1985. [6] Roth, H.J., et.al., Analisis Farmasi, cetakan kedua, diterjemahkan oleh Sardjono Kisman dan Slamet Ibrahim, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1994. [7] Day, R.a., A.L. Underwood., Analisis Kimia Kuantitatif, edisi kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1966. [8] Ingle, James D., Stanley R. Crouch., Spectrochemical Analysis. Prentice Hall Inc., New Jersey, 1988. [9] Willard, Hobart H., Lynnel Merritt, Jr., John A. Dean., Instrumental Methods of Analysis, 4th edition, Litton Educational Publishing, Inc., New York, 1974. [10] Paira, Donald L., et al., Introduction to spectroscopy, W.B. Saunders Company, Philadelphia, 1979. [11] Anton, Horward., Elementary Linear Algebra, 7 edition, John Wiley & Sons, Inc., New York, 1994.
Analisis Spektrofotometri Uv-Vis Pada Obat Influenza Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Persamaan Linier
A-11
[12] Giri, Made Indri Any., Usaha Penetapan Kadar Parasetamol, Fenilpropanolamin HCL, Klorfeniramin Maleat, Kafein Anhidrat dan Salisilamida dalam Sedian Tablet……, Skripsi, Jurusan Farmasi FMIPA UI, Jakarta, 2000. [13] Dajan, Anto., Pengantar Metode Statistik, Jilid I, cetakan kelima belas, Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi Sosial, Jakarta, 1991.