ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL BERDASARKAN TAHAPAN NEWMAN PADA SISWA KELAS X DI SMK DIPONEGORO SALATIGA
Puput Miherda, Sutriyono, Novisita Ratu. Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, Jl.Diponegoro 52-60 Salatiga, Indonesia Email:
[email protected] Miherda, Puput 2014. Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel berdasarkan tahapan newman pada kelas X di SMK Diponegoro salatiga tahun ajaran 2013-2014.skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.Universitas Kristen SatyaWacana.
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, pada siswa SMK diponegoro kelas X AK I semester 1 tahun 2013-2014. Dengan pengambilan subjek sebanyak 5 orang, teknik pengambilan subjek menggunakan purpossive sampling. Hasil penelitian menunjukkan siswa masih melakukan kesalahan dalam membaca (reading error), kesalahan dalam memahami masalah (reading comprehension), kesalahan dalam keterampilan proses (process skill) dan kesalahan dalam penulisan jawaban akhir (encoding). Kesalahan tersebut dapat dilihat dari persentase berikut, presentase kesalahan dalam membaca (reading error) sebanyak 50%, persentase kesalahan dalam memahami masalah (reading comprehension) sebanyak 38,46%, persentase kesalahan dalam keterampilan proses (process skill) sebanyak 3,85% dan persentase kesalahan dalam penulisan jawaban akhir (encoding) sebanyak 7,69%. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa SMK Diponegoro Salatiga kelas X AK 1 pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel adalah kesalahan dalam membaca (reading error) yaitu dimana siswa tidak bisa mengartikan kata-kata penting dalam pertanyaan, siswa salah dalam membaca informasi utama dan siswa tidak menggunakan informasi utama untuk menyelesaikan soal. Kata Kunci : Analisis Kesalahan Newman, Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.
1
PENDAHULUAN Pembelajaran matematika adalah suatu pembelajaran yang penting dan harus dipelajari pada setiap jenjang di sekolah mulai dari TK, SD hingga SMA/SMK/STM dan bahkan juga di perguruan tinggi (Samsarif : 2009). Setiawan berpendapat Pembelajaran matematika di sekolah merupakan pembelajaran dengan sarana berfikir yang jelas, kritis, kreatif, sistematis, dan logis (Lestari : 2013). Karakteristik matematika yang abstrak dan sistematis menjadi salah satu alasan sulitnya siswa mempelajari matematika. Meskipun demikian kenyataanya yang terjadi di sekolah menunjukan banyak siswa yang tidak menyukai matematika karena dianggap sebagai bidang studi yang paling sulit diantara bidang studi yang lainya (Puspawati : 2009). Banyak siswa yang mengeluh dikarenakan sering mengalami kesulitan dalam memahami soal-soal matematika sehingga seringkali melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Supatmono (2009) menyatakan kesulitan siswa dalam mempelajari matematika dikarenakan siswa tidak membangun sendiri tentang pengetahuan konsep-konsep matematika tetapi hanya menghafal konsep-konsep matematika tanpa mengetahui makna yang terkandung pada konsep tersebut sehingga siswa sering melakukan kesalahan. Kurikulum pembelajaran matematika di SMK berbeda dengan kurikulum pembelajaran matematika di SMA. Marsigit menjelaskan bahwa pembelajaran matematika di SMK berbeda dengan di SMA karena siswa sekolah menengah kejuruan mempunyai fokus studi yang dapat di implemetasikan ke dalam pekerjaan langsung (Wulandari, 2011). Oleh karena itu tidak semua materi pembelajaraan matematika di SMA dipelajari di SMK. Kurikulum matematika di SMK juga mempertimbangkan banyak aspek seperti pada umumnya kurikulum matematika yang lain sehingga bermanfaat untuk sekolah menengah kejuruan. Kurikulum matematika di SMK tersebut diracang untuk proses belajar matematika agar siswa dapat melakukan kegiatan, mengembangkan kreativitas dengan imajinasi, intuisi dan penemuan kemudian pemecahan masalah dan penerapanya dalam kehidupan sehari-hari. Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV) merupakan materi pelajaran matematika di kelas VIII SMP semester I dan merupakan salah satu materi pembelajaran matematika yang diajarkan di SMK. Meskipun materi SPLDV hanya bersifat mengulang karena materi ini pernah diajarkan di SMP tapi tetap saja siswa SMK seringkali melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan materi tersebut. Permasalahan yang terkait dengan masalah ini pada umumnya adalah aritmatika sosial 2
yang disajikan dalam soal cerita. Soal cerita penting untuk diberikan kepada siswa guna melatih siswa dalam menyelesaikan masalah. Namun sayangnya, banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yaitu kesalahan memahami soal, kesalahan melakukan komputasi, dan kesalahan menginterpretasikan jawaban model matematika (Raharjo dan Astuti, 2011 :14). Berdasarkan hal ini, maka dapat diduga banyak
siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal yang terkait dalam
SPLDV. Salah satu kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita berdasarkan tahapan Newman yaitu
kesalahan membaca (reading eror), kesalahan memahami masalah
(reading comprehesion), kesalahan transformasi (transformation), kesalahan dalam keterampilan proses (process skill), dan kesalahan dalam penulisan jawaban akhir (encoding), (White, 2010). Menurut Newman (clement, 1980), ketika peserta didik ingin mendapatkan solusi yang tepat dari suatu masalah matematika dalam bentuk soal cerita, maka peserta didik diminta untuk melakukan lima kegiatan berikut : (1) Silakan bacakan pertanyaan berikut, Jika kamu tidak mengetahui suatu kata maka tinggalkan saja. (2) Katakan apa pertanyaan yang diminta untuk kamu kerjakan. (3) Katakan bagaimana kamu akan menemukan jawaban. (4) Tunjukan apa yang kamu kerjakan untuk memperoleh jawaban tersebut. Katakan dengan keras sehingga dapat dimengerti bagaimana kamu berfikir. (5) Tuliskan jawaban dari pertanyaan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Rindyana dan Chandra (2013), menunjukkan siswa melakukan kesalahan membaca sebanyak 84,4%, kesalahan dalam memahami masalah sebanyak 87,7%, kesalahan transformasi sebanyak 46,6%, kesalahan keterampilan proses sebanyak 32,2% dan kesalahan penulisan jawaban akhir 42,2%. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian terkait analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi SPLDV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan apa yang paling banyak dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita, materi SPLDV.
KAJIAN PUSTAKA SOAL CERITA Soal cerita merupakan salah satu bentuk tes uraian. Tes uraian ini akan berfungsi untuk mendiagnosis kesulitan yang dialami siswa. Dalam soal cerita, siswa dituntut kemampuanya untuk mengorganisir jawaban yang meliputi beberapa langkah yang harus 3
dilakukan. Soal cerita dapat digunakan sebagai indikator kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan tes pada soal cerita tersebut. Soal cerita dalam pembelajaran matematika merupakan soal terapan dari pokok bahasan yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari atau suatu sistem susunan kalimat yang didalamnya membentang bagaimana terjadinya suatu hal atau kejadian sehari-hari dalam bentuk yang sesederhana mungkin, dengan kata lain soal cerita yang menggunakan bahasa secara umum dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa matematika. Akbar Sutawidjaya, dkk. (1991:50) menyatakan bahwa langkah-langkah yang dapat dijadikan pedoman bagi siswa untuk menyelesaikan sola cerita adalah : (1) Menemukan apa yang ditanyakan dalam soal cerita. (2) Menentukan informasi atau keterangan yang esensial. (3) Memilih operasi yang sesuai. (4) Membuat kalimat matematikanya. (5) Menyelesaikan kalimat matematikanya. (6) Menyatakan jawaban tersebut menjadi bahasa indonesia sehingga dapat menjadi jawaban dalam soal cerita. TIPE TIPE KESALAHAN Menurut Newman (Clement,1980), dalam metodenya menyarankan lima kegiatan yang spesifik sebagai suatu yang sangat krusial untuk membantu menemukan dimana kesalahan yang terjadi pada pekerjaan siswa ketika menyelesaikan suatu masalah berbentuk soal cerita. Dia meminta siswa mengerjakan lima kegiatan berikut sewaktu mengerjakan permasalahan tersebut : (1) Silakan bacakan pertanyaan berikut, Jika kamu tidak mengetahui suatu kata maka tinggalkan saja. (2) Katakan apa pertanyaan yang diminta untuk kamu kerjakan. (3) Katakan bagaimana kamu akan menemukan jawaban. (4) Tunjukan apa yang kamu kerjakan untuk memperoleh jawaban tersebut. Katakan dengan keras sehingga dapat dimengerti bagaimana kamu berfikir. (5) Tuliskan jawaban dari pertanyaan tersebut. Kelima kegiatan ini dapat digunakan untuk menemukan letak dan alasan siswa melakukan kesalahan-kesalahan berkaitan soal cerita matematika. Newman (Clement,1980), mengemukakan bahwa setiap siswa yang ingin menyelesaikan masalah matematika soal cerita, mereka harus bekerja melalui lima tahapan berikut yaitu sebagai berikut : (1) Membaca soal (reading) yaitu Ketika seseorang membaca sebuah teks, maka oleh pembaca akan direpresentasikan sesuai dengan pemahamannya terhadap apa yang dibacanya, atau dikenal sebagai hasi representasi dari kemampuan mental pembaca tersebut. Selanjutnya, kemampuan membaca siswa dalam menghadapi masalah berpengaruh terhadap bagaimana siswa 4
tersebut akan memecahkan masalah. Kemampuan membaca yang dimiliki siswa dapat membantu dalam pemecahan masalah berbentuk soal cerita. Untuk mengecek kemampuan membaca, siswa diminta mengartikan kata-kata penting yang diberikan pada soal. (2) Memahami masalah (comprehension), Pada tahapan ini dikatakan mampu memahami masalah, jika siswa mengerti dari maksud semua kata yang digunakan dalam soal sehingga siswa mampu menyatakan soal dengan kalimat sendiri. Pada tahapan ini siswa harus bisa menunjukkan ide masalah berbentuk soal cerita secara umum yang memuat “What, Why, Where, When, Who, dan How”, dimana ide masalah dalam matematika tersebut direpresentasikan ke dalam unsur diketahui, ditanya dan prasyarat. Selanjutnya untuk mengecek kemampuan memahami masalah, siswa diminta menyebutkan apa saja yang diketahui dan ditanyakan dalam masalah. (3) Transformasi masalah (transformation), yaitu tahap ini, siswa mencoba mencari hubungan antara fakta (yang diketahui) dan yang ditanyakan. Selanjutnya untuk mengecek kemampuan mentransformasikan masalah, siswa diminta menentukan metode, prosedur atau strategi apa yang akan digunakan dalam menyelesaikan soal. (4) Ketrampilan proses (process skil), Pada tahap ini, siswa diminta mengimplementasikan racangan rencana pemecahan masalah melalui tahapan transformasi masalah untuk menghasilkan sebuah solusi yang diinginkan. Pada tahapan ini yaitu untuk mengecek keterampilan memproses atau prosedur, siswa diminta menyelesaikan soal cerita sesuai dengan aturan-aturan matematika yang telah direncanakan pada tahapan mentransformasikan masalah. (5) Penulisan jawaban akhir (encoding), Pada tahapan ini, siswa dikatakan telah mencapai tahap penulisan jawaban apabila siswa dapat menuliskan jawaban yang ditanyakan secara tepat. Selanjutnya untuk mengecek kemampuan penulisan jawaban, siswa diminta melakukan
pengecekkan
kembali
terhadap
jawaban
dan
siswa
diminta
menginterpretasikan jawaban akhir. Tabel 1. Indikator Tipe-Tipe Kesalahan Menurut Newman (Clement, 1980) Tipe Kesalahan
Indikator
Reading error
Kesalahan dalam membaca katakata penting dalam pertanyaan
Siswa salah dalam emmbaca informasi utama
Siswa tidak menggunakan informasi tersebut untuk menyelesaikan soal
5
Tipe Kesalahan
Indikator
Reading comprehension
Siswa sebenarnya sudah dapat memmahami soal, tetapi belum menangkap informasi yang terkandung dalam pertanyaan
Siswa tidak dapat memproses lebih lanjut solusi dari permasalahan
Transform error
Kesalahan transformasi
Siswa gagal dalam memahami soalsoal untuk diubah ke dalam kalimat matematika yang benar
Process skill
Kesalahan dalam ketrampilan proses
Siswa dalam memggunakan kaidah atau aturan sudah benar
Kesalahan dalam melakukan perhitungan atau komputasi
Encoding error
kesalahan penulisan hasil akhir
Kesalahan dalam menggunakan notasi
Kesalahan karena ceroboh atau kurang cermat
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan untuk mendapatkan informasi tentang kesalahan siswa dalam mengerjakan soal cerita matematika khususnya pada materi SPLDV. Penelitian ini di lakukan di SMK Diponegoro Salatiga yang terletak di JL Kartini No 02 Salatiga. Subjek yang diteliti adalah anak kelas X AK I pada semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 dengan pengambilan siswa sejumlah 5. Teknik sampling menggunakan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan wawancara. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah berupa tes uraian yang berupa soal-soal matematika yang berisi soal cerita matematika materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. Menurut Cangelosi (1995:21) tes adalah pengukuran terencana yang dipakai guru untuk mencoba menciptakan kesempatan bagi 6
siswanya untuk memperlihatkan prestasi mereka dalam kaitanya dengan tujuan yang telah ditentukan. Soal tes uraian ini dapat melatih siswa agar dapat mengorganisasikan, mengintrepetasikan, dan menghubungkan pengertian dan pengetahuan yang siswa miliki. Bentuk soal uraian dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 2. Blue Print Soal Tes Kompetensi Dasar
Jenis Indikator Soal
No
Soal
Siswa dapat menyelesaikan soal cerita masalah seharihari yang berhubungan dengan jual beli.
1
Harga tiga potong kue brownies dan tiga potong kue bolu adalah Rp.12.000,00. Sedangkan harga lima potong kue brownies dan tiga potong kue bolu adalahRp.18.000,00. Tentukan harga yang harus dibayarkan untuk membeli 7 potong kue brownies dan 4 potong kue bolu.
2
Agus mempunyai uang sebesar Rp. 15.000,00. Ia akan membeli dua jenis barang A dab B masingmasing 15 buah. Ternyata uangnya kurang Rp. 3.750,00. Supaya uangnya cukup dia hanya mendapatkan 14 buah barang jenis A dan 9 buah barang jenis B. Pertanyaanya berapakah harga sebuah barang A dan sebuah barang B?
3.
Jumlah uang Jaya ditambah 3 kali uang Luki adalahRp.32.500,00. Sedangkan2 kali uang Jaya ditambah 4 kali uang LukiRp. 50.000,00. Tentukan besar uang Jaya dan uang Luki masingmasing ?
Menentukan Himpunan Penyelesaian Persamaan Dan Pertidaksamaan Linear (Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari)
Siswa dapat menyelesaikan soal cerita masalah seharihari yang berhubungan dengan uang
7
Siswa dapat menyelesaikan soal cerita masalah seharihari yang berhubungan dengan umur.
4
Jumlah uang Veve sepertiga uang Tomo. Jika masing-masing uang mereka ditambah Rp.15.000,00 maka uang Veve menjadi dua per tiga uang Tomo. Tentukan jumlah uang mereka masing-masing sebelum ditambah.
5
Umur Gun 7 tahun lebih tua dari Rina . Sedangkan jumlah umur mereka adalah 43tahun. Berapakah umur masing masing ?
Tahap analisis data meliputi tahap awal yang meliputi pembuatan instrumen penelitian berupa soal tes tentang materi SPLDV yang akan ditanyakan pada saat wawancara. Tahap inti meliputi analisis tes tertulis dan wawancara yang mampu membidik pada indikator kesalahan. Tahap akhir meliputi penarikan kesimpulan dari tahap awal dan tahap inti. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi gabungan yang meliputi tes data tertulis, ada wawancara dan data observasi dari dokumentasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Selama tes tertulis telah diketahui bahwa terdapat 2 siswa kesulitan pada tahap dalam menuliskan jawaban akhir pada soal nomor 1. Pada soal nomor 2 sebanyak 5 anak melakukan kesalahan dalam membaca, dalam hal ini siswa belum mampu memaknai kalimat yang mereka baca dengan tepat dan sebanyak 5 siswa melakukan kesalahan dalam memahami masalah, dalam hal ini siswa tidak memahami apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal. Pada soal nomer 3 sebanyak 1 siswa kesulitan dalam keterampilan proses, dalam hal ini siswa salah dalam melakukan perhitungan dan sebanyak 1 siswa melakukan kesalahan dalam membaca. Pada soal nomer 4 dan 5 sebanyak 7 siswa kesulitan dalam membaca dan 5 siswa kesulitan dalam memahami masalah dalam soal cerita.
8
Tabel 3. kesalahan dalam tes tertulis Nama
Jenis
Siswa
kesalahan Soal
soal
soal
soal
soal
nomer 1
nomer 2
nomer 3
nomer 4
nomer 5
MM
M
AB
M
B
AB
DA
M
AB
M
B
AB
JN
E
AB
M
A
A
AR
E
AB
D
A
A
PI
M
AB
A
B
A
Catatan
:
A
: Kesalahan membaca
B
: Kesalahan pemahaman
C
: Kesalahan transformasi
D
: Kesalahan ketrampilan proses
E
: Kesalahan penulisan jawaban akhir
M
: Tidak ditemui kesulitan
Persentase tipe-tipe kesalahan dapat dilihat dalam Tabel 4 Tabel 4. persentase kesalahan KETERANAN TIPE KESALAHAN
NO SOAL
membaca memahami
Transformasi
Ketrampilan proses
Penulisan jawaban akhir
Tidak menjawab
1
-
-
-
-
2
-
2
5
5
-
-
-
-
3
1
-
-
1
-
-
4
2
3
-
-
-
-
5
5
2
-
-
-
-
TOTAL
13
10
0
1
2
0
%
%
Terdapat kesalahan membaca 50%, memahami 38,46% , ketrampilan proses 3,85%, penulisan jawaban akhir 7,69%. 9
HASIL DAN PEMBAHASAN Penyebab kesalahan ini diambil dari hasil observasi saat siswa mengerjakan tes, wawancara dengan siswa dan guru. Dari observasi tersebut didapatkan beberapa tingah laku siswa yang menyebaban suatu kesalahan saat mengerjaan soal tersebut. Tingkah laku siswa tersebut diantaranya adalah : a. Beberapa siswa hanya membaca sepintas soal dan tidak mau berusaha memahami soal. b. Beberapa siswa tidak menuliskan apa yang dia ketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal. c. Beberapa siswa mengerjakan soal secara tergesa-gesa karena melihat temantemanya sudah selesai mengerjakan. d. Siswa cenderung tidak percaya diri dengan hasil yang mereka kerjakan sehingga mereka berusaha melihat jawaban dari teman yang lain. e. Siswa tidak ada kemauan untuk mengoreksi kembali jawabanya sendiri. Wawancara dilakukan kepada 4 siswa dari 5 siswa karena salah satu siswa {P.I} sedang sakit dan tidak bisa masuk sekolah selama beberapa hari. Dalam hasil penelitian yang telah dilakukan ada 4 jenis kesalahan yang dilakuan yaitu kesalahan dalam membaca masalah, kesalahan dalam memahami masalah, dan kesalahan dalam proses pengerjaan soal dan kesalahan dalam penulisan jawaban akhir. Dari wawancara tersebut diperoleh beberapa sebab kesalahan yang dilakukan siswa adalah sebagai berikut : a. Siswa kurang menguasai materi sehingga siswa merasa bingung dalam membaca soal dan tidak menemukan cara bagaimana menggunaan cara untuk penyelesaianya. b. Siswa kurang menguasai dalam menulisan model matematika dalam soal cerita sehingga lupa menuliskan apa yang dia ketahui dari soal dan apa yang ditanyakan dalam soal. c. siswa terburu-buru dalam mengerjaan soal. d. siswa kurang teliti sehingga tidak memperhatikan pertanyaan akhir dari soal cerita tersebut. Hasil wawancara dengan guru matematika, Ibu S.M adalah : a. beberapa sikap siswa terhadap pelajaran matematika sangat kurang, siswa cenderung malas dengan pelajaran matematika sehingga berakibat banyak siswa yang kurang jelas jika diajar materi matematika.
10
b. Beberapa sikap siswa yang selalu ramai di kelas sehingga dalam menerima pelajaran terkadang susah untuk diterima meskipun guru sudah memberi beberapa latihan soal. c. Beberapa siswa tidak mengulang pelajaran sekolah yang diberikan saat dirumah sehingga pertemuan berikutnya lupa dengan materi yang telah diajarkan. Jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal cerita pokok bahasan SPLDV berdasarkan analisis kesalahan newman adalah kesalahan dalam membaca (reading error) sebanyak 50%, kesalahan dalam memahami masalah (reading comprehension) sebanyak 38,46%, kesalahan dalam ketrampilan proses (process skill) sebanyak 3,85% dan kesalahan dalam penulisan jawaban akhir (encoding) sebanyak 7,69%. Kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa dalam mengerjakan soal cerita pokok bahasan SPLDV adalah kesalahan dalam dalam membaca (reading error), yaitu dimana siswa tidak bisa mengartikan kata-kata penting dalam pertanyaan, siswa salah dalam membaca informasi utama dan siswa tidak menggunakan informasi utama untuk menyelesaikan soal.
SIMPULAN Kesalahan yang di dapat berdasarkan tahapan Newman, kesalahan
yang
dilakukan siswa SMK Diponegoro Salatiga kelas X AK 1 antara lain kesalahan dalam membaca masalah (reading error), kesalahan dalam memahami masalah (reading comprehension), kesalahan dalam ketrampilan proses (process skill) dan kesalahan dalam penulisan jawaban akhir(encoding). Kesalahan membaca masalah(reading error), adalah dimana siswa tidak bisa mengartikan kata-kata penting dalam pertanyaan, siswa salah dalam membaca informasi utama dan siswa tidak menggunakan informasi utama untuk menyelesaikan soal. Kedua adalah kesalahan dalam memahami masalah(reading comprehension), adalah dimana siswa tidak dapat menyebutkan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal untukmelanjutkan ke proses selanjutnya. Ketiga adalah kesalahan dalam ketrampilan proses (process skill) dimana siswa tidakdapat menyelesaikan soal cerita sesuai aturan-aturan matematika
yang telah direncanakan pada
tahap
mentransformasikan masalah. Keempat adalah kesalahan penulisan jawaban akhir (encoding), yaitu dimana siswa dalam hal ini melakukan kesalahan dalam menggunakan notasi yang benar atau kesalahan karena kecerobohan, kurang teliti dan tidak ada niat untuk memeriksa kembali jawaban yang sudah dituliskan dengan cara mencocokkan kembali antara hasil jawaban dengan soal semula.Kesalahan tersebut dapat dilihat dari persentase berikut, presentase kesalahan dalam membaca (reading error) sebanyak 50%, 11
persentase kesalahan dalam memahami masalah (reading comprehension) sebanyak 38,46%, persentase kesalahan dalam ketrampilan proses (process skill) sebanyak 3,85% dan persentase kesalahan dalam penulisan jawaban akhir(encoding) sebanyak 7,69%. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan kesalahan yang paling banyak dilakukan siswa SMK Diponegoro Salatiga kelas X adalah kesalahan dalam membaca (reading error) yaitu dimana siswa tidak bisa mengartikan kata-kata penting dalam pertanyaan, siswa salah dalam membaca informasi utama dan siswa tidak menggunakan informasi utama untuk menyelesaikan soal.
DAFTAR PUSTAKA Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.Bandung: Alfabeta To’ali. 2008. Matematika X : Sekolah Menengah Kejuruan Kelompok Penjualan dan Akuntasi. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Teori Perkembangan Kognitif Piaget dan Implikasi dalam Pembelajaran Matematika OnlineSyariah.com.httpdiaksespadatanggal 14/04/2014 pukul 05:27:54 PM
Suherman, Erman. 2003. StrategiPengajaranMatematikaKontemporer. Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia.
Rindyana, BungaS.C,dkk. 2013. Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Materi Sistem Persamaan Linear DuaVariabel Berdasarkan Analisis Newman (Studi Kasus Man Malang 2 Batu). Jurnal Pendidikan. Universitas Malang.
Clement, M.A. 1980. Analysing Children Errors On Written Mathematical Tasks. Educational Studies In Mathematics.
Visitasari, Riska, dkk. 2013. Kemampuan Siswa Memecahkan Masalah Berbentuk Soal Cerita Aljabar Menggunakan Tahapan Analisis Newman. JurnalPendidikan. UniversitasNegeri Surabaya.
12
Sutawijaya, Akbar. 1992. PendidikanMatematika III. Jakarta. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek PembinaanTenaga Kependidikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Depdiknas. 2006.Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.Jakarta.
Cangelosi. 1995. Perencanaan Dalam Fungsi Managemen. Jakarta. Rineka Cipta
13