ANALISIS SPASIAL KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI KOTA MANADO TAHUN 2014-2016 Arsito Kuncoro*, Afnal Asrifuddin*, Rahayu H. Akili* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang masih menjadi masalah dunia karena sebanyak 10,4 juta populasi dunia terinfeksi di tahun 2015. Tingginya angka kasus tersebut maka perlu untuk membuat pemetaan sebaran kasus menggunakan SIG. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran kejadian TB Paru berdasarkan kepadatan penduduk, kelembaban suhu dan suhu udara di Kota Manado tahun 20142016. Penelitian ini menggunakan pendekatan Sistem Informasi Geografi (SIG). Sampel dalam penelitian berjumlah 3.444 kasus TB paru BTA positif dari tahun 2014-2016. Data yang digunakan adalah data sekunder dari profil kesehatan Dinas Kesehatan Kota Manado. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran spasial di tahun 2014-2015 terjadi penurunan kepadatan penduduk yang diikuti dengan penurunan jumlah kasus TB paru BTA positif di kecamatan Wenang, gambaran spasial TB paru BTA positif berdasarkan kelembaban udara menunjukkan bahwa jumlah kasus selalu meningkat yang diikuti dengan meningkatnya kelembaban udara di kecamatan Wanea, sedangkan gambaran spasial TB paru BTA positif berdasarkan suhu udara menunjukkan jumlah kasus selalu meningkat yang diikuti dengan meningkatnya suhu udara di kecamatan Mapanget, Paal Dua, dan Tikala. Dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk berpengaruh terhadap jumlah kasus TB paru BTA positif di kecamatan Wenang, kelembaban udara berpengaruh terhadap jumlah kasus TB paru BTA positif di kecamatan Wanea sedangkan suhu udara berpengaruh terhadap jumlah kasus TB paru BTA positif di kecamatan Mapanget, Paal Dua dan Tikala. Kata Kunci: analisis spasial, TB paru, kepadatan penduduk, kelembaban udara, suhu udara ABSTRACT Tuberculosis (TB) is a disease that still has been one of the world’s problems because 10.4 million of the world's populations were infected in the year of 2015. Due to that high numbers of cases, it is needed to create a cases dissemination mapping using the SIG. The purpose of this research is to find out the overview of Pulmonary TB based on the population density, temperature humidity, and air temperature in Manado city in the year of 2014-2016. This research used the approach of Geographic Information System (GIS). The sample in the research amounted to 3.444 smear positive pulmonary TB cases. The data used are secondary data from health profile of Manado City Health Office. The research result showed that the spatial overview in 2014-2015 there was a decrease of population density followed by the decreasing number of smear positive pulmonary TB cases in Wenang sub-district, the spatial overview of smear positive pulmonary TB cases according to the air humidity indicated that the number of cases always increased followed by the increasing air humidity in Wanea sub-district, while the spatial overview of smear positive pulmonary TB cases according to the air temperature indicated that the number of cases always increased followed by the increasing air temperature in Mapanget sub-district, Paal Dua, and Tikala. It can be concluded that the population density affects the number of smear positive pulmonary TB cases in Wenang sub-district, air humidity affects the number of smear positive pulmonary TB cases in Wanea sub-district, while the air temperature affects the number of smear positive pulmonary TB cases in Mapanget sub-district, Paal Dua, and Tikala. Keywords: spatial analysis, pulmonary TB, population density, air humidity, air temperature.
1
PENDAHULUAN
sebesar 38% dari jumlah seluruh kasus baru
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu
di Indonesia. (Kemenkes RI. 2016)
penyakit
berbahaya
dikarenakan
33%
di dunia.
populasi
Provinsi dengan Case Detection Rate
dunia
(CDR) semua kasus tuberkulosis pada tahun
terinfeksi TB. Pada tahun 2015, sebanyak
2015 tertinggi yaitu Sulawesi Utara (238),
10,4 juta orang di seluruh dunia mengalami
Papua Barat (235), dan DKI Jakarta (222).
kesakitan dikarenakan penyakit TB dan 1,8
Sedangkan CDR semua kasus tuberkulosis
juta kematian terkait TB di seluruh dunia.
terendah yaitu Provinsi Bali (70), DI
(CDC, 2016).
Yogyakarta (73), dan Riau (91). CDR
Berdasarkan
dari
Hal ini
Global
Tuberculosis
dianggap
baik jika terjadi 5%
peningkatan
Report tahun 2015, Indonesia masuk dalam
minimal
dibandingkan
dengan
kelompok high burden countries atau 22
sebelumnya (Kemenkes RI. 2016). Pada
negara yang memiliki beban TB tertinggi di
tahun 2015 angka penemuan kasus TB paru
dunia, dimana Indonesia memiliki jumlah
(CDR) di provinsi Sulawesi Utara sebanyak
kasus sebanyak 10% dari total kasus global
1.417 kasus (Dinkesprov Sulut, 2016)
setelah India 23% dan China 10% (WHO,
Dinas Kesehatan Kota Manado tahun
2015). Perkiraan pada tahun 2015, ada 10,4
2014, mencatat angka kejadian TB yang
juta kejadian baru kasus TB di seluruh dunia,
terjadi di Kota Manado berjumlah 1.328
dimana 5,9 juta (56%) laki-laki, 3,5 juta
kasus, dan pada tahun 2015 berjumlah 1.261
(34%) wanita dan 1,0 juta (10%) anak-anak.
kasus. Angka ini mengalami penurunan tetapi
(WHO, 2016).
pada angka penemuan kasus TB kota
Di Indonesia penyakit TB masih
Manado mengalami peningkatan dari tahun
sangat tinggi, dengan posisi Indonesia di
2014 sebanyak 149 kasus meningkat di tahun
urutan ke dua dengan menyumbang 10% dari
2015 sebanyak 156 kasus, dan menjadi
seluruh penderita di dunia, dimana urutan
tertinggi
pertama India dengan 23% dan urutan ketiga
(Dinkesprov Sulut, 2016)
di
Provinsi
Sulawesi
Utara.
China dengan 10% (WHO. 2015). Pada tahun
Iklim dan kejadian penyakit memiliki
2015 ditemukan jumlah kasus tuberkulosis
hubungan yang erat, terutama terjadinya
sebanyak 330.910 kasus, meningkat bila
berbagai penyakit menular. Iklim dapat
dibandingkan semua kasus tuberkulosis yang
dijadikan sebagai alat prediksi kejadian
ditemukan pada tahun 2014 yang sebesar
berbagai penyakit menular dan juga dapat
324.539 kasus. Jumlah kasus tertinggi kasus
dijadikan
TB yang dilaporkan terdapat di provinsi
manajemen
dengan jumlah penduduk yang besar yaitu
manajemen
Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
(Achmadi. 2008).
Kasus tuberkulosis di tiga provinsi tersebut
petunjuk
untuk
melakukan
kesehatan, penyakit
khususnya
berbasis
wilayah
Geografis Informasi Sistem (GIS) merupakan 2
alat
yang
baik
untuk
meningkatkan
pemahaman
data
melalui
mengeksplorasi, memilah-milah data, dan
visualisasi dan analisis, dan penggunaannya
menganalisis
meningkat
professional
penelitian ini variabel kepadatan penduduk,
membuat
kelembaban udara, dan suhu udara dianalisis
perencanaan, monitoring dan surveilens.
secara spasial pada kasus TB paru BTA
Menampilkan data dalam bentuk peta mampu
positif. Penelitian ini dilakukan di wilayah
memberikan wawasan yang lebih daripada
Kota Manado dari bulan Maret – Juli tahun
bentuk tabel dengan data yang sama,
2017. Populasi pada penelitian ini adalah
menampilkan penilaian yang cepat pada
seluruh penderita kasus TB paru BTA positif
trend dan hubungan (Fisher & Myers, 2011).
di Kota Manado berjumlah 3.444 kasus.
kesehatan
di
kalangan
masyarakat
untuk
Kejadian penyakit dapat dikaitkan dengan
berbagai
spasial. Pada
Sampel pada penelitian ini adalah seluruh penderita TB paru BTA positif pada setiap
keterkaitan dengan lokasi, topografi, benda-
kecamatan di wilayah Kota Manado tahun
benda ataupun kejadian lain dalam sebuah
2014 berjumlah 1.328 kasus, tahun 2015
keruangan, atau pada titik tertentu, serta
berjumlah 1.166 kasus dan tahun 2016
dapat pula dihubungkan dengan peta dan
berjumlah 950 kasus. Penelitian ini yaitu
ketinggian (Achmadi, 2012). Kekhususan
menggunakan data sekunder yang diperoleh
pola penyakit di suatu daerah dikaitkan
dari instansi terkait yaitu Dinas Kesehatan
dengan
temperatur,
Kota Manado, Badan Pusat Statistik Kota
kelembaban, curah hujan dan kepadatan
Manado, dan Badan Meteorologi Klimatologi
penduduk dapat dispasialkan karena masih
dan Geofisika Kota Manado.
alam
yang
secara
memiliki
batas
objek
data
seperti
kurangnya penelitian dilihat dari aspek
Penelitian dimulai dengan tahap
keikliman di Kota Manado yang berguna
pengambilan data sekunder penderita TB
untuk dapat mengetahui masalah kesehatan
paru BTA positif yang tercatat di Dinas
yang terjadi berdasarkan faktor kekhususan
Kesehatan Kota Manado tahun 2014-2016,
tersebut.
pengambilan
Tujuan penelitian ini ingin melihat sebaran
kasus
TB
berdasarkan
paru
BTA
kepadatan
data
sekunder
kepadatan
penduduk Kota Manado tahun 2014-2016 di
positiif
Badan
penduduk,
Pusat
pengambilan
Statistik data
Kota
sekunder
Manado,
kelembaban
kelembaban udara dan suhu udara di Kota
udara dan suhu udara Kota Manado tahun
Manado tahun 2014 – 2016.
2014-2016
di
Badan
Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika Kota Manado. Setelah semua data dikumpulkan,
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
kuantitatif
dengan
Informasi
Geografi
kemampuan
merupakan
untuk
pendekatan yang
penelitian
maka langkah selanjutnya adalah pengolahan
Sistem
data yang dilakukan dengan aplikasi SPSS
memiliki
dan
memvisualisasikan,
ArcMap
10.4.
Analisis
univariat
dilakukan dengan menggunakan SPSS untuk 3
melihat distribusi dan frekuensi jumlah kasus
Pemberian warna diberikan berdasarkan nilai
TB paru BTA positif, sedangkan analisis
data pada variabel independen, untuk nilai
spasial dilakukan menggunakan aplikasi
yang rendah diberikan warna yang terang dan
ArcMap 10.4 untuk menghasilkan peta
semakin tinggi nilainya diberikan warna yang
sebaran penderita TB paru BTA positif
semakin gelap. Data yang telah diolah
berdasarkan
disajikan dalam bentuk tabel, peta dan
kelembaban
kepadatan udara
dan
penduduk, suhu
HASIL
udara.
dinarasikan
DAN
PEMBAHASAN
Tabel 1. Distribusi Penyakit TB Paru BTA Positif berdasarkan Kecamatan pada tahun 2014 – 2016 Kecamatan
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
N
%
N
%
N
%
Bunaken Kep.
1
0.1
3
0.2
8
0.8
Bunaken
48
3.6
43
3.7
8
0.8
Tuminting
223
16.7
189
16.3
153
16.2
Singkil
114
8.5
125
10.7
112
11.7
Mapanget
114
8.5
150
12.8
115
12.1
Paal Dua
44
3.3
67
5.7
57
6
Tikala
81
6.3
132
11.4
83
8.8
Wenang
55
4.1
51
4.3
28
2.9
Wanea
280
21
196
16.9
234
24.7
Sario
110
8.2
102
8.7
94
9.8
Malalayang
258
19.7
108
9.3
58
6.2
Total
1328
100
1166
100
950
100
Sumber: Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Manado Tahun 2014-2016 Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas
Wanea dengan kasus paling banyak, yaitu
Kesehatan Kota Manado tahun 2014 sampai
21% (tahun 2014), 16,9% (tahun 2015) dan
dengan
24,7%
tahun 2016 didapat kecamatan
4
(tahun
2016)
Gambar 1. Peta Distribusi Sebaran Kasus TB Paru BTA positif berdasarkan kecamatan Kota Manado Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pada tahun 2014 sampai tahun 2016 di
dilakukan di Kota Manado, gambaran spasial
kecamatan
sebaran kasus TB paru BTA positif terjadi
kasus yang berfluktuasi. pada tahun 2014
fluktuasi peningkatan dan penurunan jumlah
sampai tahun 2016 adalah kecamatan Singkil,
kasus di Kota Manado. Peningkatan kasus
Mapanget, Paal Dua, Tikala, dan Wanea.
yang cukup tinggi terjadi di kecamatan
Sedangkan kecamatan dengan jumlah kasus
Tikala dan Mapanget antara tahun 2014 dan
yang menurun secara konsisten dari tahun
2015, bahkan peningkatan terjadi hampir
2014 sampai tahun 2016 adalah Bunaken,
50% seperti yang terjadi di kecamatn Tikala.
Tuminting, Wenang, Sario dan Malalayang
Terjadi peningkatan kasus secara konsisten
5
Bunaken
Kepulauan.
Jumlah
Gambar 2. Kepadatan Penduduk dengan Kasus TB Paru BTA Positif di Kota Manado Tahun 2014 - 2016 Hasil analisis spasial menunjukkan bahwa
yang dilakukan oleh Fariz Muaz (2014) di
kecamatan Wenang merupakan kecamatan
Kota Serang faktor lain yang berpengaruh
dengan angka kepadatan yang tinggi dan
dengan kejadian TB paru BTA positif adalah
jumlah kasus TB paru BTA positif yang
penghasilan
tinggi pada tahun 2014, pada tahun 2015
pekerjaan dan imunisasi. Perlu diketahui
terjadi penurunan angka kepadatan penduduk
bahwa terjadi fluktuasi kepadatan penduduk
ke sedang, dan diikuti dengan penurunan
di kecamatan Wenang dikarenakan adanya
jumlah kasus TB paru BTA positif .
peralihan lahan dari pemukiman menjadi
Tingginya kasus pada tahun 2014 diduga
lahan rumah toko atau pertokoan dan juga
adanya
penduduk
kecamatan wenang merupakan daerah pusat
terhadap kasus TB paru BTA positif di
kota dimana urbanisasi biasa terjadi di daerah
kecamatan tersebut, walaupun tidak dapat
perkotaan.
dibuktikan
penduduk
membuktikan bahwa kepadatan penduduk
menjadi faktor tunggal terjadinya kasus TB
bukan merupakan satu-satunya faktor risiko
paru BTA positif, sehingga ada kemungkinan
untuk terjadinya penyakit TB paru BTA
faktor – faktor lain yang mempunyai andil
positif dimana kecamatan Malalayang dan
dalam peningkatan jumlah kasus TB paru di
Wenang
kecamatan Wenang. Berdasarkan penelitian
penduduk pada tahun 2015-2016 yang diikuti
pengaruh
bahwa
kepadatan
kepadatan
6
ekonomi,
Beberapa
terjadi
jenis
hal
peningkatan
kelamin,
lain
yang
keapadatan
penurunan jumlah kasus TB paru BTA
penyebaran
positif.
tuberculosis yang salah satu penyebarannya Bustan
dapat melalui udara sehinnga daerah yang
menyebutkan tentang teori proses terjadinya
pada penduduk merupakan salah satu faktor
penyakit, bahwa interaksi berbagai faktor
yang bisa mempercepat penularan penyakit
dapat menyebabkan penyakit. Hal ini juga
TB paru, selain itu juga dikarenakan oleh
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
lingkungan yang buruk, kondisi gizi yang
Hastuti (2015) di Kota Tangerang dimana
buruk dan kondisi sosio ekonomi, tidak dapat
tidak ada perbedaan yang signifikan antara
di
kepadatan tinggi dan kepadatan penduduk
menyebabkan
rendah dengan kejadian kasus TB paru BTA
memudahkan penyebaran penyakit TB
positif di Kota Tangerang. Berdasarkan hasil
paru
artinya
bahwa
2006
Mycrobacterium
juga
tersebut
tahun
bakteri
faktor
sangkal
memang sanitasi
hal yang
ini
akan
buruk dan
risiko
Gambar 3. Kelembaban Udara dengan Kasus TB paru BTA positif di Kota Manado Tahun 2014 – 2016 Kelembaban udara di Kota Manado terendah
BTA positif terbanyak terjadi pada tahun
yaitu pada tahun 2015 (73,8%) dan tertinggi
2014 dengan rata-rata kelembaban 79,7%.
tahun 2016 (80,7%). Berdasarkan hasil
Antara tahun 2014 hingga tahun 2015 terjadi
analisis spasial didapat jumlah kasus TB paru
penurunan kelembaban yang diikuti dengan 7
penurunan jumlah kasus TB paru BTA positif
uap
yaitu
keringat.
kecamatan
Bunaken,
Tuminting,
Wenang, Sario dan Malayang. Tahun
2015
air
baik dari
pernafasan maupun
Penularan TB terjadi disebabkan 2016
adanya sumber penular yaitu penderita TB
peningkatan kelembaban udara yang diikuti
paru BTA positif yang pada waktu batuk atau
peningkatan jumlah kasus TB paru BTA
bersin menyebarkan kuman ke udara dalam
positif yaitu kecamatan Bunaken Kepulauan.
bentuk cairan dahak yang dapat bertahan
Di kecamatan Wanea jumlah kasus selalu
dalam keadaan lembab dan gelap. Hasil
meningkat sejalan dengan meningkatnya
penelitian dari Hansen (2014) di Puskesmas
kelembaban udara. Hal ini menunjukan
Sidomulyo
bahwa kelembaban udara yang semakin
hubungan antara kelembaban udara dengan
lembab dapat menjadi salah satu faktor
TB paru (p<0.05 ; p=0.043) dengan hasil
terjadinya
risiko Odds Ratio (OR) sebesar 4,030.
penyakit
hingga
TB
paru,
apalagi
Samarinda
bahwa
terdapat
didukung dengan kelemababan rumah, rumah
Achmadi tahun 2008 menyebutkan
yang gelap, dan lembab karena tidak adanya
kelembapan dapat berpengaruh terhadap
jendela atau ventilasi yang berguna sebagai
viabilitas
tempat masuknya cahaya dan sirkulasi udara
sehingga bisa bertahan lebih lama. Penelitian
dapat
berkembangbiaknya
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
bakteri Mycrobacterium tuberculosis dan
Achmad, 2010 di Kota Administrasi Jakarta
transmisi penularan penyakit dalam ruangan
Selatan dimana Achmad mengemukakan
untuk waktu yang lama. Keringat manusia
bahwa semakin tingginya kelembaban udara,
juga mempengaruhi kelembaban, semakin
menyebabkan
banya
bertahan hidup lebih lama dan dapat menular
menyebabkan
manusia
dalma
satu
ruangan,
kelembaban semakin tinggi terutama karena
Mycrobacterium
kuman
dengan lebih mudah.
8
tuberculosis
tuberculosis
dapat
Gambar 4. Suhu Udara dengan Kasus TB Paru BTA Positif di Kota Manado Tahun 2014-2016 Hasil analisi tahun 2014 hingga tahun 2015
ultraviolet secara langsung, maka dari itu
terjadi peningkatan suhu udara yang diikuti
bangunan
dengan peningkatan jumlah kasus TB paru
berkembangbiaknya bakteri Mycrobacterium
BTA positif yaitu kecamatan Bunaken
tuberculosis dengan mendukung kenaikan
Kepulauan, Singkil, Mapanget, Paal Dua, dan
suhu dan kelembaban, tidak adanya ventilasi
Tikala.
dan Tahun 2015 hingga 2016 penurunan
rumah
pencahayaan
yang
yang
mendukung
kurang
sangat
memungkinkan penyebab penyakit TB di
suhu udara yang diikuti penurunan jumlah
lingkungan sekitar.
kasus TB paru BTA positif yaitu kecamatan
Pada Kecamatan Tikala, Singkil dan
Bunaken, Tuminting, Singkil, Mapanget,
Paal Dua di tahun 2015 terjadi peningkatan
Paal Dua, Tikala, Wenang, Sario, dan
jumlah penyakit dan suhu udara di tahun
Malalayang. Di kecamatan Mapanget, Paal
2015
Dua,
selalu
sebelumnya, kemungkinan peningkatan suhu
meningkat sejalan dengan meningkatnya
berpengaruh adapun faktor lain yaitu dampak
suhu
dari rendahnya daerah tersebut dan memiliki
dan
Tikala
udara.
jumlah
Bakteri
kasus
Mycrobacterium
tuberculosis akan mati apabila terkena sinar
aliran 9
lebih
tinggi
sungai. Hal
dibanding
ini sejalan
tahun
dengan
penelitian yang dilakukan Komang (2010) di
79,7%. Di kecamatan Wanea jumlah
Kabupaten Luwuk Utara didapat hasil secara
kasus selalu meningkat sejalan dengan
kualitatif kecenderungan kluster TB di
meningkatnya kelembaban udara.
daerah yang berdekatan denganaliran sungai.
3.
Suhu merupakan salah satu faktor lingkungan
fisik,
perkembangan tuberculosis.
yang
bakteri
BTA positif berdasarkan suhu udara
mendukung
menunjukan jumlah kasus TB paru BTA
Mycobacterium
positif terbanyak terjadi pada tahun
dilakukan
2014 dengan rata-rata suhu udara
Selviana (2016) di Kabupaten Kubu Raya,
27,10C. Di kecamatan Mapanget, Paal
didapakan bahwa suhu kamar yang tinggi
Dua, dan Tikala jumlah kasus selalu
berpengaruh terhadap penyakit TB paru.
meningkat
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
meningkatnya suhu udara.
dilaukuan
Penelitian
Gambaran spasial jumlah kasus TB paru
Achmad,
yang
(2010)
di
Kota
4.
sejalan
Kepadatan
penduduk
dengan
berpengaruh
Administrasi Jakarta Selatan dimana Achmad
terhadap jumlah kasus TB paru BTA
mengemukakan bahwa semakin tingginya
positif
suhu
kuman
kelembaban udara berpengaruh terhadap
tuberkulosis dapat berkembang lebih lama
jumlah kasus TB paru BTA positif di
dan menjadi salah satu faktor penyakit TB
kecamatan
paru.
udara berpengaruh terhadap jumlah
udara,
menyebabkan
kasus
di
kecamatan
Wanea
TB
paru
Wenang,
sedangkan
BTA
suhu
positif
di
KESIMPULAN
kecamatan Mapanget, Paal Dua dan
1.
Tikala.
Gambaran spasial jumlah kasus TB paru BTA positif berdasarkan kepadatan
2.
penduduk pada tahun 2014-2015 terjadi
SARAN
penurunan kepadatan penduduk yang
Bagi Pemerintah Kota Manado:
diikuti penurunan jumlah kasus TB paru
Melakukan
BTA positif di kecamatan Wenang.
penyuluhan kesehatan yang berkaitan dengan
Pada
terjadi
penyakit TB paru kepada masyarakat Kota
peningkatan kepadatan penduduk yang
Manado, meningkatkan sistem surveilens
dikuti penurunan jumlah kasus TB paru
untuk
BTA positif di kecamatan Wenang dan
pengobatan penyakit TB paru khususnya
Malalayang.
kecamatan yang memiliki jumlah kejadian
Gambaran spasial jumlah kasus TB paru
yang tinggi selama tahun 2014 - 2016 yaitu
BTA positif berdasarkan kelembaban
Kecamatan Wanea, Tuminting, Mapanget
udara menunjukan jumlah kasus TB
dan Malalayang.
paru BTA positif terbanyak terjadi pada
Bagi Peneliti Selanjutnya
tahun
2015-2016
tahun 2014 dengan rata-rata kelembaban 10
pendidikan
menunjang
dalam
keberhasilan
bentuk
program
Perlu dilakukan penelitian analisis spasial
Health Geographics, Volume 10.
penyakit TB paru di Kota Manado dengan
(https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubm
menambahkan variabel yang lain serta
ed/21352553) diakses 21 Maret 2017
mencari hubungan diantara variabel yang
Hastuti, T. 2015. Analisis Spasial, Korelasi
akan diteliti, sehingga dapat diketahui apakah
Dan Tren Kasus TB Paru Bta Positif
variabel yang diteliti berhubungan atau tidak.
Menggunakan Web Sistem Informasi
Serta perlu dilakukan penelitian secara
Geografis Di Kota Kendari Tahun
spasial di Kecamatan Wanea, Tuminting,
2013-2015
Mapanget
dan
Kecamatan
Malalayang
Hansen.
2014.
Hubungan
Kepadatan
Karena memiliki prevalensi dan memiliki
Penduduk, Kelembaban dan Statuz
faktor resiko yang tinggi dibandingkan
Gizi dengan Kejadian Tuberkulosis
Kecamatan lainnya.
Paru
Positif
di
Wilayah
Kerja
Puskesmas Sidomulyo Samarinda. (http://jurnal.stikesmuda.ac.id/index.
DAFTAR PUSTAKA Achmad
F.
2010.
Analisis
Spasial
php/571k35b/article/view/65)diakses
Tuberkulosis Paru BTA(+) di Kota
11 Juli 2017
Administrasi Jakarta Selatan 2007-
Kementrian Kesehatan RI. 2016. Profil
2009. Tesis tidak diterbitkan. Depok. Fakultas
Kesehatan
Kesehatan Indonesia Tahun 2015
Masyarakat.
Muaz, Fariz. 2014. Faktor-Faktor yang
Universitas Indonesia
Mempengaruhi
Achmadi U.F. 2008. Manajemen Penyakit
Tuberkulosis Paru Basil Tahan Asam
Berbasis Wilayah. Jakarta: UI Press
Positif
Achmadi U.F. 2012. Manajemen Penyakit
Kasus Tuberkulosis Di Tinjau Dari
Statistics
Faktor Lingkungan Dalam Rumah Di
https://www.cdc.gov/tb/statistics/
Kabupaten Luwu Utara.
diakses tanggal 22 April 2017
Selviana, A. D. Hernawan, I. Khitama. 2016.
Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara.
2016.
Profil
Wilayah
Komang. 2010. Analisis Spasial Sebaran
Centers for Disease Control and Prevention. and
Puskesmas
Tahun 2014.
Jakarta: Rajawali Pers
Data
di
Kecamatan Serang Kota Serang
Berbasis Wilayah. (Edisi Revisi).
2016.
Kejadian
Analisis Spasial Sebaran Kasus Dan
Kesehatan
Lingkungan Berpotensi Penularan
Sulawesi Utara 2016
Tuberkulosis
Fisher, R. P. & Myers, B. A., 2011. Free and
Paru.
JURNAL
VOKASI KESEHATAN, Volume II
Simple GIS As Appropriate for
Nomor 2 Juli 2016,
Health Mapping In A Low Resource
WHO. Global Tuberculosis Report 2016:
Setting: A Case Study In Eastern
WHO Report 2016. Geneva: WHO
Indonesia. Internasional Journal Of
Press, 2016 11
12