JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
ANALISIS SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI AREA PRODUKSI INDUSTRI KIMIA PT. X TAHUN 2015 Ifan Zanuar Ashary, Bina Kurniawan, Baju Widjasena Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email:
[email protected]
Abstract : In indonesia, some of the accident there has been caused by dangerous chemicals, for example because of methane gas explosion in west sumatra, rubber and forth in a factory fire. Industry especially those who manage the level of harmful substances having a high fire risk. Causing industrial fire in a very large losses related to asset value because of high , the process of production and employment opportunities. PT . X is one of a company that has the potential dangers of fire and blasting great considering the materials used are among other combustible material ethanol, benzene, acetate of manganese, spiritus and so forth. The purpose of this research is analyzing emergency response system of fire in the area of the production of the chemical industry PT. X 2015. The research is descriptive qualitative research by in-depth interviews and observations. The subject of this research is 3 main informants and 2 informants triangulation.The research results show that in the implementation of the emergency response systems fire, PT. X have had emergency response organization which is made up of all the employees who has a duty and the functions of each that have received training every year that is held by the company and has also have a procedure emergency response according to the writer. director general of the ppk no .84/ 2012. Protection system active consist of apar , a fire hydrant and a yard that are already in accordance with criteria NFPA 10 and NFPA 14, also equipped with alarm tocsin. PT. X has also provided evacuation routes and scene of the evacuation. In this case the researchers suggest that exercise program continue and done a simulation unexpected preparedness in order to assess personnel and assess the achievement of emergency response systems fire.
Key Words
: Emergency response, fire, the chemical industry.
437
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
PENDAHULUAN
bahan berbahaya memiliki tingkat
Latar Belakang
resiko
Perkembangan saat
ini
sektor
merupakan
industri
yang
tinggi.
Kebakaran di industri menimbulkan
satu
kerugian yang sangat besar karena
pembangunan
menyangkut nilai aset yang tinggi,
nasional Indonesia yang berdampak
proses produksi dan peluang kerja.
positif terhadap penyerapan tenaga
Beberapa contoh kasus kebakaran
kerja, peningkatan pendapatan, dan
yang
pemerataan
disisi
menimbulkan kerugian dan korban
lain kegiatan industri dalam proses
yang tidak sedikit. Pada tahun 2009
produksinya disertai dengan faktor –
terjadi
faktor
risiko
Plumpang, tangki depot pertamina
kecelakaan akibat kerja maupun
meledak dan terbakar habis dan PT
penyakit akibat kerja.1
Lautan Otsuka Chemical di Cilegon,
andalan
dalam
salah
kebakaran
pembangunan,
yang
mengandung
Pembangunan
industri
yang
menimpa
industri
kebakaran
Banten.
di
Akitbatnya
dan
Pertamina
lima
orang
terdapat di Indonesia tidak lepas dari
karyawan pabrik tersebut terluka.
penggunaan bahan kimia sebagai
Ledakan diduga berasal dari sebuah
bahan baku dan bahan pembantu
tabung reaktor pengolahan limbah
atau produk. Bahan kimia di salah
yang berisi gas klorin.3
satu pihak adalah mutlak untuk
Upaya
yang
dilakukan
pembangunan demi kesejahteraan
mencegah
dan kemakmuran bangsa, namun di
kebakaran dapat dilakukan melalui
pihak
dan
pengertian dan pemahaman yang
sering
baik tentang sebab–sebab terjadinya
lain
penggunaan
pengolahan membawa
bahan dampak
kimia negatif
bagi
kebakaran,
terjadinya
untuk
proses
bahaya
terjadinya
keselamatan dan kesehatan pekerja
kebakaran dan akibat yang dapat
serta lingkungan hidup apabila cara
ditimbulkan sebagai prinsip dasar
penangannya
dalam melakukan penanggulangan
tidak
dilakukan
dengan baik.2
kebakaran.
Masalah bahaya kebakaran di
kebakaran ialah segala upaya untuk
industri, sangat berbeda dengan
mencegah
tempat
dengan
umum
atau
Penanggulangan
pemukiman.
Industri khususnya yang mengelola
pengendalian 438
timbulnya
kebakaran
berbagai
upaya
setiap
perwujudan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
energi, pengadaan sarana proteksi
mungkin
kebakaran
peningkatan kinerja di perusahaan.4
dan
sarana
dengan
usaha-usaha
penyelamatan serta pembentukan
Berdasarkan survey pendahuluan
organisasi tanggap darurat untuk
dan berdiskusi dengan tenaga kerja
memberantas kebakaran.
4
yang bekerja di perusahaan ini, PT.
PT. X merupakan perusahaan yang
memproduksi
X menjadi
bahan-bahan
ethanol
salah satu produsen
terbesar
di
Indonesia
kimia berbahaya. Dalam kegiatan
dengan produksi ethanol mencapai
operasional industri di lingkungan
46.200 kl/tahun, PT. X merupakan
kerja perusahaan terdapat potensi
salah
bahaya yang dapat menimbulkan
memiliki potensi bahaya kebakaran
terjadinya
misalnya:
dan peledakan yang besar. Potensi
kebakaran, peledakan, kebocoran
bahaya terbesar yang ada adalah
bahan
dari
bahaya kebakaran dan peledakan,
serta
mengingat bahan produksi dan hasil
bahaya
produksi adalah bahan yang mudah
kecelakaan,
kimia
serta
bahaya
pengoperasian
mesin
lingkungan kerja.
Faktor
satu
perusahaan
antara
lain
yang
yang terdapat di perusahaan adalah
terbakar
Ethanol,
kebisingan, dan tekanan panas yang
Benzene, Mangan asetat, spiritus
terutama bersumber pada mesin-
dan sebagainya.
mesin produksi, Compressor, Boiler,
PT. X pernah mengalami kejadian
Diesel dan peralatan-peralatan lain
kebakaran kecil yang dikarenakan
yang ada di unit kerja pada unit
tumpahan
filling (unit pengisian bahan-bahan
mengalir di kanal pembuangan dan
kimia berbahaya kedalam jerigen).
terbakar
Faktor
bunga api dari proses pengelasan
bahaya
yang
lain
yaitu
bahan
kimia
dikarenakan
yang
diproduksi oleh PT. X, antara lain
pembuangan,
Ethanol yang dapat menyebabkan
tersebut langsung dapat diatasi dan
depresi
langsung
iritasi
mata,
dan
di
percikan
bahan-bahan kimia berbahaya yang
SSP,
ada
yang
dekat
namun
kebakaran
diadakan
perbaikan
bersifat korosif. Berbagai faktor dan
pekerjaan
potensi bahaya yang ada di tempat
diwajibkannya
kerja
setiap ada pekerjaan pengelasan.
diantisipasi
sedini 439
permit
evaluasi
keracunan serta Acetic acid yang
harus
work
kanal
panas pengawas
pada dengan safety
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Perusahaan ini juga telah memiliki
sebenarnya.5
seorang ahli k3 spesialis kebakaran
kesesuaian
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan
Pengecekan informasi
dengan
melakukan
informasi
yang
dilakukan verifikasi
diperoleh
dari
informan dengan hasil observasi
dalam penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan peneliti.
yang bersifat deskriptif-kualitatif. Pengambilan penelitian
sampel
ini
HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam
Karakteristik Informan
menggunakan
purposive sampling. Informan utama
Penelitian ini mengambil 3 orang
dalam penelitian ini adalah Shift
informan utama (IU), yang berjenis
head,
Supervisor
Security,
kelamin
A-200.
Informan
utama tersebut yaitu 54 tahun, 41
Supervisor triangulasi
dalam
Usia
informan
ini
tahun dan 30 tahun. Informan utama
adalah Ketua P2K3 dan Safety
merupakan Shift Head, Supervisor
Inspector PT. X.
Security
Pengumpulan
penelitian
laki-laki.
data
penelitian
dan
Supervisor
A-200
Produksi PT. X.
dilakukan dengan cara observasi
Informan
triangulasi
pertama
terhadap fasilitas pendukung lalu
merupakan ketua panitia pembina
dilakukan
kesehatan dan keselamatan kerja
wawancara
mendalam
(indepth interview) kepada informan
(P2K3),
sedangkan
utama .
triangulasi
kedua
Validasi data dilakukan dengan
inspector.
informan
adalah
Informan
Safety
triangulasi
teknik triangulasi. Teknik triangulasi
pertama berjenis kelamin laki-laki
dengan
berusia 52 tahun dan informan
dan
sumber mengecek
membandingkan baik
derajat
triangulasi kedua berjenis kelamin
kepercayaan pada suatu informasi
laki-laki berusia 51 tahun. Informan
yang diperoleh melalui waktu dan
triangulasi pada penelitian ini adalah
alat yang berbeda.
orang
Reliabilitas data dalam penelitian ini
adalah
kesesuaian yang
diperoleh
dari
informan
dengan
kondisi
yang
mengetahui
sistem
tanggap darurat kebakaran yang ada
antara
informasi
yang
di PT. X.
440
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Analisis Organisasi, Prosedur dan
tersedia juga tombol pemutus arus
Pelatihan
Tanggap
Darurat
listrik darurat di tiap unit untuk
Kebakaran
di
Produksi
mematikan proses. Untuk proses
Area
Industri Kimia PT. X Tahun 2015 PT.
X
telah
evakuasi karyawan ditiap unitnya
mempunyai
terdapat
koordinator
unit
yang
karyawan
yang
organisasi tanggap darurat yang
menginstruksikan
disusun
keputusan
ada di unit untuk menyelamatkan
direksi no. 001/SK.DIR/V/2013 dan
aset/dokumen/peralatan dan keluar
terdapat petugas penanggung jawab
menuju tempat evakuasi melalui
terlatih
jalur
berdasarkan
yang
sertifikat
dibuktikan
ahli
dengan
keselamatan
dan
evakuasi
yang
aman
dan
menjauh dari titik api. Prosedur
kesehatan kerja spesialis kebakaran.
evakuasi
PT. X memiliki petugas tanggap
kebakarannya
darurat memiliki tugas dan peran
teknik evakuasi yang tepat. Prosedur
masing
sesuai
penghentian operasi apabila terjadi
prosedur tanggap darurat kebakaran
kebakaran di PT. X salah satunya
perusahaan
dalam
adalah dengan tombol emergency
instruksi kerja nomor IAC-IK-HRDA-
shutdown yang ada di tiap area
022.
dengan tujuan memutus arus listrik
–
masing
yang
dan
tertulis
juga
melihat untuk
sumber
menentukan
prosedur tanggap darurat di
yang mengalir ke unit sehingga
area produksi industri kimia PT. X
penanganan kebakaran dapat lebih
tahun 2015 bahwa apabila terjadi
optimal.
kebakaran di PT. X yang pertama
penanggulangan
harus
dilakukan oleh perusahaaan masih
dilakukan
adalah
segera
Apabila
mengambil APAR yang terdekat dan
belum
segera berupaya memadamkan api
perusahaan
selagi masih kecil dan menekan
nomor-nomor
tombol fire alarm terdekat, segera
seperti
meminta
kabupaten
bantuan
karyawan
lain
dapat
upaya
kebakaran
yang
memadamkan juga
telah
penting
pemadam dan
kota,
api,
memiliki
pihak
luar
kebakaran ambulans,
untuk membantu pemadaman dan
serta pihak-pihak lain yang mungkin
menghubungi safety inspector atau
dibuuhkan.
shift
menangani kebakaran di PT. X ini
head
untuk
instruksi
selanjutnya. Agar api tidak melebar
telah 441
sesuai
Prosedur
dengan
dalam
keputusan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
direktorat
jenderal
pengawasan
pembinaan
yang biasa dilalui termasuk jalan
ketenagakerjaan
keluar area.
nomor 84 tahun 2012 bahwa harus terdapat
prosedur
Selain APAR, di area produksi
dalam
juga terdapat hidran halaman yang
menyalakan
alarm,
prosedur
mengelilingi unit sebanyak 20 titik
penghentian
operasi,
prosedur
dengan sumber air utama dari water
evakuasi,
dan
komunikasi
internal maupun eksternal.
baik
pit cooling tower juga ada sumur
6
dalam dan sungai sebagai cadangan dengan kondisi hidran selalu dicek
Analisis Sistem Proteksi Aktif di
dan di uji coba apabila dilakukan
Area Produksi Industri Kimia PT.
pelatihan. Hidran dalam keadaan
X Tahun 2015.
siap namun nozzle belum terpasang
Sistem proteksi aktif yang ada
dalam slang atau hose dengan
di PT. X antara lain adalah APAR,
alasan
yang telah disesuaikan dengan jenis
pemeliharaan dan mobilitas apabila
potensi kebakaran yang ada di tiap
diperlukan di unit lain. Hidran berada
area. Jumlah APAR yang tersedia di
ditempat yang terbuka dengan jarak
tiap area terdapat minimal 3 buah
± 10 meter dari unit yang dilindungi
APAR dan disediakan juga tiap
sedangkan
elevasi,
APAR
detektor
dalam
keadaan
baik
yang
terpasang
penutup
yang
digunakan dengan
memudahkan
dalam
untuk
sprinkler
dan
menurut
infomasi
dari
informan triangulasi di area produksi
kuat,
tidak
menggunakannya
lubang penyemprot tidak tersumbat
alasan
dan slang tidak bocor, bahan baku
terbuka
pemadam dalam keadaan baik dan
langsung oleh operator untuk uji
tidak
kualitas.
lewat
masa
tekanan
tabung
normal.
Dalam
berlakunya,
dalam
plant dan
produksi
dengan
selalu
bersifat dimonitor
keadaan
Disamping APAR dan hidran
penempatannya
halaman PT. X juga memiliki sistem
APAR ditempatkan di lokasi yang
alarm sebagai tanda telah terjadi
mudah terlihat, mudah dijangkau
suatu insiden atau suatu kebakaran.
dan letaknya tidak terhalang benda
Terjadinya keadaan darurat terbagi
lain dan diletakkan disepanjang jalan
menjadi 3 tahap penyalaan alarm, yang 442
pertama
adalah
siaga
3
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
sebagai
pemberitahuan
apabila
kurang dari 2 meter dan tidak
terjadi insiden dengan bunyi alarm
terdapat penerangan darurat dalam
sekali, setelah itu siaga 2 alarm
petunjuk
dengan
sekitar petunjuk arah. Jumlah jalan
berbunyi 2 kali hal ini
dilakukan
apabila
mulai
keluar ditiap area tergantung luas
membesar dan meluas, hal ini juga
wilayahnya, namun sesuai observasi
memberi tanda kepada tim-tim yang
peneliti jalan keluar di area hanya
lain
ada
terdapat satu. Selain itu terdapat
untuk
tempat berhimpun setelah evakuasi
menjalankan tugas dan perannya
berjumlah 2 area dengan luas yang
maisng-masing dan apabila sudah
cukup untuk menampung seluruh
mulai tidak dapat ditangani dan
karyawan dan bebas dari potensi
butuh evakuasi dan bantuan yang
bahaya yang mungkin terjadi.
untuk
instruksi
api
arah hanya berada di
bersiap
dari
apabila
koordinator
lebih, status masuk ke tahap siaga 1
dengan
selama
bunyi
alarm
kebakaran
KESIMPULAN
panjang
1. PT. X dalam proses produksi
berlangsung segera
menggunakan bahan kimia yang
dilakukan evakuasi dan memberi
mudah terbakar mulai dari bahan
tanda kepada tim-tim yang lain untuk
baku sampai bahan jadi seperti
segera melakukan tugasnya sesuai
ethanol, Acetid acid dan ethyl
dengan fungsinya dalam organisasi
acetate.
tanggap darurat.
bahaya terbesar yang ada di PT.
untuk
memberitahu
agar
X
adalah
Penyelamatan
peledakan
Jiwa di Area Produksi Industri
2. Organisasi
Analisis
Sarana
Sehingga
potensi
kebakaran
tanggap
dan
darurat
darurat kebakaran yang dipimpin
Kimia PT. X Tahun 2015. Sarana penyelamatan jiwa yang
oleh seorang koordinator yang
ada di PT. X antara lain dengan
telah memiliki sertifikat ahli K3
adanya jalan keluar yang terdapat
spesialis
petunjuk arah panah dan rambu
kebakaran serta fungsi tim yang
arah keluar yang mudah dilihat
lain meliputi:
dengan
komunikasi,
tidak
terhalang
benda
dalam
keamanan dan utility,
kebakaran,
apapun namun lebar jalan keluar
tumpahan 443
bidang
pemadam penanganan
kimia,
evakuasi,
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Pertolongan
Pertama
Pada
Kecelakaan,
dan
sistem
Pembinaan dan
sesuai
Ketenagakerjaan
informasi
yang
telah
dengan
Keputusan
Tenaga
kerja
RI
Keputusan Direktorat Jenderal Pengawasan nomor
84
Menteri
tahun 2012 yang menyatakan
No.Kep-
bahwa harus terdapat prosedur
186/MEN/1999
tentang
dalam
menyalakan
alarm,
penanggulangan kebakaran di
prosedur penghentian operasi,
tempat kerja dan persyaratan
prosedur
NFPA 10 tahun 2010 bahwa
komunikasi baik internal maupun
kriteria
eksternal
organisasi
tanggap
evakuasi,
dalam
dan
prosedur
darurat kebakaran yang baik
penanganan
yaitu:
besar dalam suatu perusahaan.6
adanya
penanggulangan organisasi
tim kebakaran,
tanggap
4. Program
potensi
pelatihan
bahaya
tanggap
darurat
darurat kebakaran di PT. X
kebakaran dan petugas yang
dilakukan secara periodik tiga
bertanggung
dalam
sampai empat kali dalam satu
organisasi tersebut sudah terlatih
tahun dengan membagi seluruh
serta mempunyai peran masing-
karyawan dalam beberapa grup
masing ketika terjadi kejadian
dengan
waktu
pelaksanaan
bergilir.
Bentuk
pelatihannya
berupa
simulasi
jawab
darurat kebakaran.
7,8
3. Prosedur penanganan apabila terjadi
keadaan
darurat
kering dan simulasi kebakaran
kebakaran di PT. X mencakup
basah
prosedur
diberikan
menyalakan
alarm,
prosedur
pemadaman
api,
prosedur
pengamanan
area,
kebakaran
yang
sebelumnya
teori
tentang
penanganan kebakaran. Hal ini sejalan
dengan
Keputusan
prosedur komunikasi, prosedur
Direktorat Jenderal Pembinaan
penanganan tumpahan bahan
Pengawasan
kimia,
penghentian
nomor 84 tahun 2012 bahwa
operasi atau shutdown, prosedur
program pembinaan k3 salah
evakuasi pekerja dan aset, dan
satunya
prosedur pertolongan pertama
prosedur tanggap darurat.6
yang
prosedur
telah
sesuai
dengan 444
Ketenagakerjaan
adalah
pelatihan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
5. Sistem proteksi aktif yang ada di
2012
terkait
prosedur
menyalakan alarm. 6,8,9
PT. X terdiri atas APAR dengan jenis CO2, AF11, Foam dan Dry
6. PT. X telah membuat sarana
Chemical yang telah tersedia di
penyelamatan jiwa berupa jalur
setiap
bagian
area
produksi
evakuasi dan sarana penunjuk
disesuaikan
dengan
arah yang mencakup seluruh
potensi bahaya yang ada dan
area produksi dengan bentuk
telah
dengan standar
tanda dan denah. Untuk tempat
NFPA 10 serta terdapat hidran
evakuasi sendiri ada dua tempat
halaman
telah tersedia
yaitu di depan perusahaan dekat
ditiap unit dengan jarak ± 10
dengan tempat parkir dan sisi
meter dari unit yang dilindungi
lapangan sebelah timur area
hal ini sesuai dengan NFPA 14
produksi.
namun menurut observasi yang
dirasa cukup untuk menampung
telah dilakukan nozzle belum
seluruh karyawan dan lokasinya
terpasang dengan slang dengan
jauh dari potensi bahaya. Hal ini
alasan memudahkan perawatan
sesuai dengan kriteria NFPA 101
dan
mobilisasi
namun
dalam
apabila diperlukan di unit lain.
seperti
tanda
Selain itu PT. X juga dilengkapi
memiliki
dengan alarm sebagai tanda
belum
peringatan awal dengan 3 tahap
assembly point tidak terdapat di
penyalaan
lokasi assembly point hanya ada
dengan
sesuai
yang
memudahkan
alarm,
siaga
3
dengan bunyi alarm sekali, siaga
di
2 alarm dengan berbunyi alarm
alarm
panjang
lokasi
juga
beberapa keluar
penerangan tersedia
denah
ruangan.
2 kali, siaga 1 dengan bunyi
Ukuran
serta
yang
hal yang
darurat tanda
ditempel
di
10
7. Secara garis besar PT. X telah
selama
menerapkan
sistem
tanggap
kebakaran berlangsung. Yang
darurat kebakaran dengan cukup
juga
telah
keputusan pembinaan
sesuai
dengan
baik hal ini
direktorat
jenderal
dengan
pengawasan
penanggung
ketenagakerjaan nomor 84 tahun
juga ditunjang
adanya jawab
petugas yang
memiliki kompetensi di bidang kebakaran dan telah tersertifikasi 445
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
sebagai ahli keselamatan dan
Besar Dan Menengah. Jakarta
kesehatan spesialis kebakaran.
2012. 7. Keputusan Menteri Tenaga Kerja
DAFTAR PUSTAKA
RI
1. Suardi, Rudi. Sistem Manajemen
No.KEP.186/MEN/1999.Penang
Keselamatan
dan
Kesehatan
gulangan Kebakaran di Tempat
Kerja. Jakarta: PPM. 2007
Kerja. Jakarta. 1999
2. Sastrohadiwiryo,Siswanto. Manajemen Indonesia
8. National
Tenaga dalam
Kerja
Fire
Protection
Association (NFPA) 10. Standard
Pendekatan
ofor
Portable
Fire
Checklist.
United State. 2010
Administratif dan Operasional.
9. National
Jakarta: Bumi Aksara. 2002.
Fire
Protection
Petunjuk
Association (NFPA) 14. Standard
Praktis Manajemen Kebakaran.
Installation of Stand Pipe and
Jakarta: Dian Rakyat. 2010.
Hose System Checklist. United
3. Ramli,
Soehatman.
4. Paska,
Dewi
Tentang
M.
State. 2010
Magang
Keselamatan
10. National
dan
Kesehatan Kerja di PT. Indo
Association
Acidatama
Standard
Tbk,
Kemiri
Kebakkramat Karanganyar. D3 Hiperkes Kerja
Dan
Kedokteran
UNS.2009. 5. Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun
Thesis,
Bandung,
Alfabeta, 2004. 6. Keputusan Pembinaan
Direktur
Jenderal
Pengawasan
Ketenagakerjaan No. 84 Tahun 2012. Latar belakang Tata Cara Penyusunan
Protection
(NFPA) Life
Safety
101. Code
Checklist. United State. 2009
Keselamatan
Fakultas
Fire
Dokumen
Pengendalian Potensi Bahaya
446