ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA KOPERASI YANG SESUAI DENGAN SAK ETAP Rosita 1) Ida Ayu Kade Rachmawati Kusasih 2) Lailatan Nugroho 3) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surakarta e-mail: 1)
[email protected] 2)
[email protected] 3)
[email protected]
ABSTRACT This study aims to determine that AIS consists of three elements, Its namely transaction is processing system, the system of financial reporting and management reporting system affect the financial statements in accordance with SAK ETAP on cooperative. The benefits of this research is to know that SIA has a role in the preparation of financial statements in accordance with SAK ETAP. The Researcher makes observations and collect data through questionnaires directly in cooperatives that meet the assessment to be sampled in the study. The data obtained will be processed, and analyzed using multiple regression techniques (multiple regression) of this study was to test the hypothesis that has been formulated. The results of the implementation of parts of the AIS study only transaction processing system has no effect on the financial statements in accordance with SAK ETAP, the financial statements of the cooperative does not require facilities, particularly in the form of software that is used in particular for the processing of transactions in accordance with SAK ETAP. While the system of financial reporting and management reporting system affect the financial statements in accordance with SAK ETAP, because its in the process of preparation of financial statements in cooperatives in the city of Surakarta has adjusted the accounting of cycle and implementation effectiveness of the management of the management supports the management report in accordance with the financial standards applicable namely SAK ETAP. The Suggestion of the researcher is according to the research that has been generated is given to the management of cooperatives should continue to follow the development of the information for any accounting standards that are applied in order to have a competitive advantage in business competition and similar businesses that increasingly stringent. Keywords: Accounting Information Systems, Transaction Processing Systems, System of Financial Reporting, Financial Statements, Cooperative, SAK ETAP. PENDAHULUAN Pengelolaan koperasi yang kurang profesional bisa saja terjadi karena pengelola koperasi kurang mengerti dan memahami tentang pentingnya penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan yang berkualitas merupakan informasi utama yang digunakan dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan menjadi salah satu indikator penilaian kinerja suatu entitas bisnis. Kelemahan pengelolaan keuangan secara komprehensif ditambah dengan adanya pola pembukuan dan akuntansi yang dilakukan oleh koperasi yang masih tergolong sederhana dan mengesampingkan aturan, kaidah dan standar baku untuk pelaporan keuangan. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 11 Edisi Khusus Desember 2015: 280 – 292
280
Pelaporan keuangan koperasi pernah menggunakan PSAK No. 27 tahun 2007 tentang akuntansi koperasi. Namun karena adanya pengadopsian IFRS maka muncul standar yang memang digunakan khusus untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik sehingga muncul SAK ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) agar dapat digunakan sebagai acuan standar dalam pelaporan keuangan termasuk di dalamnya adalah koperasi. SAK ETAP yang diterbitkan oleh DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) diberlakukan mulai tanggal 19 Mei 2009 dan yang terbaru yaitu SAK ETAP Maret 2013.Namun dalam kenyataannya koperasi belum banyak memahami tentang SAK ETAP. SAK ETAP sesungguhnya adalah suatu prinsip, prosedur, metode atau aturan penyusunan laporan keuangan pada Entitas Tanpa Akuntansi Publik (ETAP) yaitu entitas usaha yang tidak tercatat di pasar modal atau tidak dalam proses pengajuan di pasar modal dan bukan lembaga keuangan. Entitas usaha yang dimaksud disini adalah untuk unit usaha ekonomi berskala kecil dan menengah (UKM) termasuk koperasi. Koperasi harus memperhatikan prinsip-prinsip SAK agar pengelolaan bisnis lebih efektif, efisien dan akurat, sehingga koperasi dapat mengelola usahanya secara profesional dan berkembang. Penelitian ini mencoba menelaah permasalahan sejauh mana kesesuaian pelaporan keuangan koperasi dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) di Kota Surakarta. Dari latar belakang tersebut, maka peneliti merumuskan permasalahan yaitu: 1. Apakah laporan keuangan koperasi di Kota Surakarta sudah sesuai dengan SAK ETAP sebagai standar pelaporannya? 2. Bagaimana penyusunan Sistem Informasi Akuntansi bagi koperasi yang sesuai dengan SAK ETAP? KAJIAN LITERATUR DAN PEGEMBANGAN HIPOTESIS Sistem Informasi Akuntansi Sistem merupakan kumpulan unsur-unsur yang berhubungan erat dan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan (Mulyadi, 2014). Suatu sistem terdiri dari unsur struktur dan proses. Struktur adalah unsur-unsur yang membentuk sistem dan proses. Sistem merupakan penjelasan dari cara kerja setiap unsur dalam sistem untuk mencapai tujuan. Suatu rangkaian prosedur formal di mana data dikumpulkan dan diproses menjadi informasi kemudian didistribusikan kepada para pemakai disebut Sistem Informasi. Sistem Informasi diartikan juga sebagai kumpulan berbagai komponen yang saling terkait yang bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mengelola data melalui berbagai tahapan yang berurutan untuk diolah menjadi informasi yang berguna dalam perencanaan, pengendalian, koordinasi, analisis dan pengambilan keputusan di bidang bisnis maupun organisasi lainnya (IAI). Entitas dalam sistem informasi ada dua macam yaitu Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dan Sistem Informasi Manajemen (SIM). Kedua sistem informasi tersebut diintegrasikan dan bekerja untuk mencapai tujuan entitas. SIA mendukung manajemen dalam pengumpulan data keuangan, serta mengolah data tersebut menjadi informasi dan laporan keuangan yang diperlukan (Martani dkk. 2012). Menurut Bodnar dan Hopwood (2004) dalam Wijayanti (2011) menyatakan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan berbagai sumber daya yang terdiri dari sumber daya manusia dan peralatan yang diciptakan untuk membuat data keuangan ataupun data lainnya menjadi informasi yang disajikan bagi pihak pengambil keputusan. SIA yang terdiri dari tiga subsistem yaitu: a. Pemrosesan transaksi b. Pelaporan keuangan c. Pelaporan manajemen 281
Analisis Sistem Informasi Akuntansi pada Koperasi yang Sesuai ... (Rosita, Ida Ayu KRK. & Lailatan N.)
Pelaporan Keuangan dan Laporan Keuangan Dalam rangka melaksanakan kegiatan bisnisnya, manajemen suatu organisasi (perusahaan) akan selalu dihadapkan pada berbagai keputusan stategik yang harus diambil. Pengambilan keputusan ini tidak mudah untuk dilakukan mengingat semakin rumitnya variabel-variabel yang terkait di dalamnya. Apapun keputusan yang akhirnya diambil, keputusan tersebut akan sangat menentukan kelangsungan hidup organisasi (perusahaan) sehingga pihak manajemen harus mempunyai sistem informasi yang lengkap, tepat dan akurat. Akuntansi (termasuk manajemen akuntansi) mempunyai peran yang sangat strategik dalam pengambilan keputusan. Dalam mewujudkan hal itu maka manajemen perusahaan harus membuat laporan keuangan. Laporan keuangan yang disusun manajemen bertujuan agar bisa dipergunakan bagi pihakpihak yang berkepentingan (Hans, dkk; 2012). Setiap stakeholders seperti investor atau calon investor, kreditur, manajemen dan karyawan memiliki kepentingan dan tujuan masing-masing terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan yang disusun terdiri dari Laporan Posisi Keuangan, Laporan Laba Rugi Komprehensif, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) (Hans, dkk; 2012). Laporan keuangan dalam koperasi digunakan untuk menunjukkan pertanggungjawaban pengurus terhadap anggota koperasi dilihat dari aspek keuangannya, sedangkan dari sisi fungsi manajemen laporan keuangan koperasi berfungsi sebagai alat evaluasi kemajuan koperasi. Koperasi 1. Pengertian Menurut UU no 25 tahun 1992, pengertian koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Program utama dari koperasiyang tertuang dalam UU no 25 tahun 1992 adalah meningkatkan kesejahteraan anggota melalui pelayanan usaha (Sitio, 2001). 2. Laporan Keuangan Koperasi Pengguna laporan keuangan koperasi tidak hanya anggota namun juga pejabat koperasi, calon anggota koperasi, bank, kreditur, dan pemerintah baik kantor pajak maupun dinas koperasi. Tujuannya adalah untuk dapat menilai pertanggungjawaban dan prestasi pengurus serta untuk menilai kemanfaatan koperasi bagi anggota dan lain sebagainya. Pelaporan keuangan dalam koperasi mempunyai tujuan utama untuk menyediakan informasi yang berguna bagi user. Standar akuntansi keuangan koperasi yang digunakan untuk laporan keuangan koperasi pada sebelum 2007 adalah PSAK No. 27 tahun 2007, namun karena adanya perkembangan, standar akuntansi yang berdasarkan IFRS maka standar yang digunakan koperasi berubah menjadi SAK ETAP. 3. SAK ETAP Standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut (Hans, dkk; 2012): a. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) untuk entitas berakuntabilitas publik secara signifikan. b. Standar Akuntansi Keuangan khusus untuk entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP). c. Standar Akuntansi Syariah khusus untuk entitas dan transaksi syariah. d. Standar Akuntansi Pemerintah Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 11 Edisi Khusus Desember 2015: 280 – 292
282
Adanya perkembangan akuntansi agar beradaptasi dengan standar akuntansi internasional International Financial Reporting Standards (IFRS), SAK ETAP digunakan untuk entitas yang tidak berakuntabilitas publik. Penyusunan laporan keuangan berdasarkan konvergensi yang dilakukan, menjadi semakin sulit bagi entitas yang berskala kecil dan menengah (UKM), karena makin kompleks dan komprehensif. Banyak SAK yang tidak relevan untuk digunakan dalam penyusunan laporan keuangan UKM, sehinggasejak tahun 2009 DSAK telah melakukan penyusunan SAK ETAP dan berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011. Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal adalah Entitas tanpa akuntabilitas publik dalam SAK ETAP. SAK ETAP merupakan standar akuntansi keuangan yang mengadopsi dari “IFRS for SMEs” sama seperti SAK umum yang mengadopsi dari IFRS, meskipun belum mengadopsi secara penuh. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Sohidin (2013) menyimpulan bahwa penyusunan SIA pada pemerintah daerah belum mangacu pada Standar Akuntansi Sektor Publik sehingga Sistem Pengendalian Intern juga lemah dalam pemenuhan kepatuhan laporan keuangan terhadap perundang-undangan. Penelitian Handayani (2007) menyimpulkan bahwa dalam persaingan serta untuk bisa bertahan dalam bisnis Sistem Informasi dirasakan sangat penting. Penelitian Wijayanti (2011) menyatakan bahwa sebagian UMKM di Indonesia menjalankan usahanya dengan cara-cara tradisional. Dalam persaingan perusahaan akan berorientasi pada kecanggihan teknologi dan informasi agar bisa tetap bertahan dalam persaingan yang sangat ketat saat ini. Pengembangan Hipotesis Dari penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Sohidin (2013), dan Wijayanti (2012), maka peneliti akan menyatakan hipotesis: H1 : Sistem pemrosesan transaksi berpengaruh positif dan signifikan Keuangan sesuai SAK ETAP. H2 : Sistem pelaporan keuangan berpengaruh positif dan signifikan Keuangan sesuai SAK ETAP. H3 : Sistem pelaporan manajemen berpengaruh positif dan signifikan Keuangan sesuai SAK ETAP.
Handayani (2007) terhadap Laporan terhadap Laporan terhadap Laporan
METODE PENELITIAN Tahapan Penelitian Instrumen penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner yang diberikan langsung kepada bagian akuntansi atau keuangan ataupun pemilik koperasi dengan berbagai indikator untuk mengetahui SIA pada Koperasi di Surakarta yang sudah sesuai atau belum dengan SAK ETAP. Data yang digunakan adalah data kualitatif yaitu data penelitian yang tidak berwujud angka di mana datanya berupa informasi dan penjelasan sistematis dan logis melalui pendekatan teoritis. Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah koperasi di Surakarta. Koperasi dipilih dengan pertimbangan belum banyak penelitian yang berkaitan dengan permasalahan tersebut pada daerah itu. Populasinya adalah karyawan bagian akuntansi atau keuangan ataupun pemilik koperasi di wilayah Kota Surakarta. Sampelnya merupakan sebagian dari populasi. Pengambilan sampel dari 283
Analisis Sistem Informasi Akuntansi pada Koperasi yang Sesuai ... (Rosita, Ida Ayu KRK. & Lailatan N.)
populasi yang ada dilakukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel cluster sampling (area sampling) yaitu dengan menentukan sampel yang dipilih sebagai sumber data dengan menggunakan daerah populasi yang telah ditentukan. Operasional Variabel Penelitian ini terdiri dari dua variabel. Variabel bebas atau independennya adalah sistem pemrosesan transaksi, sistem pelaporan keuangan, dan sistem pelaporan manajemen, sedangkan variabel dependen atau terikatnya adalah laporan keuangan sesuai SAK ETAP. Model yang Digunakan Penelitian ini menggunakan regresi berganda (multiple regression) dengan model persamaan sebagai berikut: Y= a1 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + Ɛ Di mana: Y : Laporan Keuangan Sesuai SAK ETAP X1 : Sistem Pemrosesan Transaksi X2 : Sistem Pelaporan Keuangan X3 : Sistem Pelaporan Manajemen β : Koefisien Regresi Ɛ : Error Rancangan penelitian ditunjukkan sebagai berikut: Sistem Pemrosesan Transaksi (X1) Sistem Pelaporan Keuangan (X2)
Laporan Keuangan Sesuai SAK ETAP (Y)
Sistem Pelaporan Manajemen (X3) Gambar 1: Rancangan Penelitian Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dengan melakukan observasi dan wawancara yaitu dengan melakukan pengamatan langsung dan tanya jawab pada objek yang disurvei peneliti yaitu karyawan bagian akuntansi atau keuangan atau pemilik koperasi di Kota Surakarta. Di samping itu juga dengan menyebarkan kuesioner yang berupa daftar pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian kepada responden yang dipilih. Untuk dokumentasi dilakukan dengan kajian menggunakan literatur, penerbitan, majalah, koran, dan informasi tertulis baik yang berasal dari instansi terkait maupun internet yang menunjang dan sesuai dengan topik penelitian. Teknik Analisis Data Dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas untuk kuesioner yang digunakan dalam penelitian. Selanjutnya data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Pengujian hipotesis menggunakan uji t dan juga uji F. Untuk mengukur besar kemampuan menerangkan dari variabel independen terhadap variabel dependen dalam suatu model regresi akan dilakukan dengan Koefisien Determinasi. Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 11 Edisi Khusus Desember 2015: 280 – 292
284
HASIL DAN PEMBAHASAN Data Responden Penentuan ukuran sampel menurut Roscoe (dalam Sugiyono, 2009) karena penelitian ini menggunakan analisis dengan multivariate (regresi berganda) maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Ada 4 variabel baik dependen dan independendalam penelitian ini, maka jumlah anggota sampel adalah minimal 40. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah koperasi yang ada di wilayah Kota Surakarta yang terdiri dari 5 kecamatan yaitu Kecamatan Jebres, Banjarsari, Laweyan, Serengan dan Pasar Kliwon. Hasil dari kuesioner yang diperoleh adalah sebagai berikut: Tabel 1: Data Sampel Dari Setiap Daerah Daerah Kuesioner dibagi Kuesioner kembali Kuesioner diolah Jebres 10 10 10 Banjarsari 10 10 9 Laweyan 10 10 10 Serengan 10 10 10 Pasar Kliwon 10 10 8 Jumlah 50 50 47 (100%) (94%) Sumber: Data yang diolah, 2014 Pada setiap kecamatan dibagikan 10 kuesioner. Semua kuesioner yang dibagikan bisa diambil dan dikembalikan oleh responden, namun ada beberapa kuesioner yang diisi tidak lengkap sehingga tidak bisa digunakan dalam pengolahan. Hanya 47 kuesioner yang bisa diolah (94%). Koperasi yang dijadikan sampel adalah merupakan koperasi simpan pinjam. Untuk data responden diperoleh informasi sebagai berikut: Tabel 2: Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah (Orang) - Laki-laki 13 - Perempuan 34 Jumlah 47 Sumber: Data yang diolah, 2014
Persentase (%) 28% 72% 100 %
Responden laki-laki sebanyak 13 orang dengan persentase 28 persen dan sisanya 34 orang adalah perempuan dengan persentase 72 persen. Berdasarkan jenjang pendidikan diperoleh informasi sebagai berikut: Tabel 3: Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah (Orang) -SMA/sederajat 9 - Diploma 32 - S1 6 Jumlah 47 Sumber: Data yang diolah, 2014 285
Persentase (%) 19% 68% 13% 100 %
Analisis Sistem Informasi Akuntansi pada Koperasi yang Sesuai ... (Rosita, Ida Ayu KRK. & Lailatan N.)
Responden yang mengisi kuesioner semua adalah karyawan bagian akuntansi dan keuangan pada koperasi sampel dengan tingkat jenjang pendidikan antara SMA atau sederajat dengan jumlah 9 orang (19%), tingkat diploma 32 orang (68%) dan S1 sejumlah 6 orang (13%). Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat kemampuan suatu alat (instrumen) untuk bisa mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran utama pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan instrumen tersebut. Hasil uji validitas untuk Sistem Pemrosesan Transaksi, Sistem Pelaporan Keuangan, Sistem Pelaporan Manajemen, serta Laporan Keuangan Sesuai SAK ETAP masing-masing indikator pertanyaan menunjukkan hasil signifikan yaitu kurang dari 0,05. Tabel 4: Hasil Uji Validitas Variabel Sistem Pemrosesan Transaksi
Item Signifikansi Keterangan 1 0,000 Valid 2 0,000 Valid 3 0,000 Valid 4 0,000 Valid 5 0,000 Valid Sistem Pelaporan Keuangan 1 0,000 Valid 2 0,000 Valid 3 0,000 Valid 4 0,000 Valid 5 0,000 Valid Sistem Pelaporan Manajemen 1 0,000 Valid 2 0,000 Valid 3 0,000 Valid 4 0,000 Valid 5 0,000 Valid Laporan Keuangan Sesuai SAK ETAP 1 0,000 Valid 2 0,000 Valid 3 0,000 Valid 4 0,000 Valid 5 0,000 Valid Sumber: Data yang diolah, 2014 2. Uji Reliabilitas Pengujian selanjutnya untuk instrumen penelitian ini adalah pengujian reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur suatu kuesioner memiliki gejala yang sama. Reliabel berarti bahwa jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten atau labil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Uji reliabilitas menghasilkan Cronbach Alpha (α) yang melebihi 0,60 sehingga bisa dikatakan bahwa instrumen yang digunakan reliabel menurut Nunnally, 1967 (Ghozali, 2011).Hasil uji Reliabilitas pada Sistem Pemrosesan Transaksi, Sistem Pelaporan Keuangan, Sistem Pelaporan Manajemen, serta Laporan Keuangan Sesuai SAK ETAP dengan hasil Cronbach Alpha (α) melebihi 0,60 ditunjukkan pada tabel 5.
Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 11 Edisi Khusus Desember 2015: 280 – 292
286
Tabel 5: Hasil Uji Reliabilitas Variabel Sistem Pemrosesan Transaksi Sistem Pelaporan Keuangan Sistem Pelaporan Manajemen Laporan Keuangan Sesuai SAK ETAP
α Keterangan 0,807 Reliabel 0,929 Reliabel 0,938 Reliabel 0,865 Reliabel
Sumber: Data yang diolah, 2014 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas Uji ini untuk dapat mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam suatu model regresi adalah dengan melihat dari nilai tolerance dan lawannya juga variance inflation factor (VIF) (Ghozali, 2011). Hasil uji multikolinearitas disajikan dalam tabel 6 berikut: Tabel 6: Hasil Uji Multikolinearitas Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) 2,185 0,962 2,272 0,028 X1 0,027 0,086 0,035 0,317 0,753 0,547 1,830 X2 0,178 0,087 0,265 2,049 0,047 0,391 2,558 X3 0,513 0,095 0,619 5,384 0,000 0,494 2,024 a. Dependent Variable: LAPORAN KEUANGAN SESUAI SAK ETAP
Sumber: Data yang diolah, 2014 Hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen dengan nilai kurang dari 0,10. Dapat disimpulkan bahwa variabel X1, X2, dan X3 tidak saling berkorelasi satu dengan lainnya yang nilainya lebih dari 95 persen. Hal ini juga bisa ditunjukkan dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang memiliki nilai yang tidak lebih dari 10. Kesimpulannya bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini tidak ada multikolinearitas antara variabel independen yang digunakan (X1, X2, dan X3) 2. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear yang digunakan ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011). Pengujian yang dillakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW test). Hasil uji DW test ditunjukkan pada tabel 7. Tabel 7: Hasil Uji Durbin-Watson Test Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson a 1 0,848 0,720 0,700 1,279 2,026 a. Predictors: (Constant), SISTEM PELAPORAN MANAJEMEN, SISTEM PEMROSESAN TRANSAKSI, SISTEM PELAPORAN KEUANGAN b. Dependent Variable: LAPORAN KEUANGAN SESUAI SAK ETAP
Sumber: Data yang diolah, 2014 287
Analisis Sistem Informasi Akuntansi pada Koperasi yang Sesuai ... (Rosita, Ida Ayu KRK. & Lailatan N.)
Nilai DW 2,026 dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan tingkat nilai signifikansi 5 persen, dengan jumlah sampel 47 (n) dan jumlah variabel independen yang digunakan adalah 3 (k=3) sehingga di tabel Durbin Watson diperoleh nilai (dl) 1,421 dan nilai (du) 1,674. Nilai DW 2,026 lebih besar dari nilai (du) 1,674 dan lebih kecil dari (3 – du) maka tidak ada autokorelasi positif maupun negatif. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2011), model regresi yang baik adalah bila tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil dari uji heteroskedastisitas sebagai berikut: Gambar 2: Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data yang diolah, 2014 Dalam gambar tersebutterlihat titik-titik yang menyebar sehingga bisa dinyatakan bahwadalam model regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011). Model setelah diuji normalitas dengan menggunakan analisis grafik dengan cara membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekat normal. Metode yang digunakan adaah dengan normal probability plot. Pengujian yang dilakukan menghasilkan grafik normal plot yang memberikan pola distribusi normal dengan melihat titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi yang digunakan memenuhi asumsi normalitas, dapat dilihat gambar 3. Gambar 3: Hasil uji Normalitas
Sumber: Data yang diolah, 2014 Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 11 Edisi Khusus Desember 2015: 280 – 292
288
Analisis Regresi Analisis regresi adalah untuk mengetahui variabel independen (pemrosesan transaksi, pelaporan keuangan dan pelaporan manajemen) pengaruhnya terhadap laporan keuangan sesuai SAK ETAP (variabel dependen). Persamaannya digambarkan sebagai berikut: Y= a1 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + Ɛ Keterangan: Y1 : Laporan Keuangan X1 : Sistem Pemrosesan Transaksi X2 : Sistem Pelaporan Keuangan X3 : Sistem Pelaporan Manajemen β : Koefisien Regresi Ɛ : Error Hasil pengujian regresi berganda dengan menggunakan SPSS versi 16.0 maka dapat dihasilkan sebagai berikut (tabel 8): Tabel 8: Hasil Uji Regresi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a 1 0,848 0,720 0,700 1,279 a. Predictors: (Constant), SISTEM PELAPORAN MANAJEMEN, SISTEM PEMROSESAN TRANSAKSI, SISTEM PELAPORAN KEUANGAN ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 180,591 3 60,197 36,796 0,000a Residual 70,346 43 1,636 Total 250,936 46 a. Predictors: (Constant), SISTEM PELAPORAN MANAJEMEN, SISTEM PEMROSESAN TRANSAKSI, SISTEM PELAPORAN KEUANGAN b. Dependent Variable: LAPORAN KEUANGAN SESUAI SAK ETAP Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 2,185 0,962 X1 0,027 0,086 0,035 X2 0,178 0,087 0,265 X3 0,513 0,095 0,619 a. Dependent Variable: LAPORAN KEUANGAN SESUAI SAK ETAP Sumber: Data yang diolah, 2014
289
t 2,272 0,317 2,049 5,384
Sig. 0,000 0,753 0,047 0,000
Analisis Sistem Informasi Akuntansi pada Koperasi yang Sesuai ... (Rosita, Ida Ayu KRK. & Lailatan N.)
Koefisien determinan (R²) untuk mengukur kemampuan model persamaan dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R² yang kecil mengindikasikan arti bahwa variabel-variabel independen lemah untuk menjelaskan variasi variabe dependen. Dari mode summary yang dihasilkan dari uji regresi di atas menghasilkan R² yaitu memakai nilai Adjusted R Square 0,700 sehingga dapat diartikan bahwa variabel sistem pemrosesan akuntansi, sistem pelaporan keuangan dan sistem pelaporan manajemen memiliki pengaruh sebanyak 70 persen terhadap laporan keuangan sesuai SAK ETAP. Uji signifikansi secara simultan (Uji F) yaitu untuk menunjukkan apakah secara simultan (semua) variabel independen yang dimasukkan dalam model persamaan memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Dengan melihat hasil uji ANOVA atau F test diperoleh nilai F hitung sebesar 36.796 dengan nilai probabilitas (signifikansi) 0.000. Nilai signifikansi kurang dari 0.05, maka model persamaan regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi bahwa laporan keuangan sesuai SAK ETAP dipengaruhi oleh sistem pemrosesan akuntansi, sistem pelaporan keuangan dan sistem pelaporan manajemen secara bersama-sama. Pengujian signifikansi secaraparsial (ujit) untuk menunjukkan probabilitas setiap variabel independen secara parsial (sendiri) untuk mempengaruhi variabel dependen. Dengan meihat hasil coefficients dapat dihasilkan analisis sebagai berikut: a) Variabel sistem pemrosesan transaksi menghasilkan t hitung sebesar 0,317, sedangkan nilai t tabel dengan df = 47, tingkat signifikansi 5 persen sebesar 2,012, maka nilai t tabel > t hitung sehingga variabel sistem pemrosesan transaksi tidak berpengaruh terhadap laporan keuangan sesuai SAK ETAP. b) Variabel sistem pelaporan keuangan menghasilkan t hitung sebesar 2,049, sedangkan nilai t tabel dengan df = 47, tingkat signifikansi 5 persen sebesar 2,012, maka nilai t hitung > t tabel sehingga variabel sistem pelaporan keuangan berpengaruh terhadap laporan keuangan sesuai SAK ETAP dengan tingkat signifikansi 0,047. c) Variabel sistem pelaporan manajemen menghasilkan t hitung sebesar 5,384, sedangkan nilai t tabel dengan df = 47, tingkat signifikansi 5 persen sebesar 2,012, maka nilai t hitung > t tabel sehingga variabel sistem pelaporan manajemen berpengaruh terhadap laporan keuangan sesuai SAK ETAP dengan tingkat signifikansi 0,000. PEMBAHASAN Berikut adalah gambaran dari analisis regresi yang dilakukan untuk menunjukkan pengaruh SIA (sistem pemrosesan transaksi, sistem pelaporan keuangan, dan sistem pelaporan manajemen) terhadap Laporan Keuangan sesuai SAK ETAP pada koperasi di wilayah Kota Surakarta. Gambar 4: Analisis regresi Sistem Pemrosesan Transaksi Sistem Laporan Keuangan Pelaporan Sesuai SAK ETAP Keuangan Sistem Pelaporan Manajemen Keterangan: --------- = tidak berpengaruh secara signifikan = berpengaruh secara signifikan Gambar di atas bisa dijelaskan pembuktian hipotesisnya sebagai berikut: Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 11 Edisi Khusus Desember 2015: 280 – 292
290
H1 : Sistem Pemrosesan Transaksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Laporan Keuangan Sesuai SAK ETAP, tidak terbukti kebenarannya. H2 : Sistem Pelaporan Keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Laporan Keuangan Sesuai SAK ETAP, terbukti kebenarannya. H3 : Sistem Pelaporan Manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Laporan Keuangan Sesuai SAK ETAP, terbukti kebenarannya. Hasil tersebut menunjukkan dari ketiga bagian dari Sistem Informasi Akuntansi (SIA) hanya sistem pemrosesan transaksi yang tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan keuangan sesuai SAK ETAP. Meskipun ketiga sistem dari SIA itu secara bersama-sama akan berpengaruh secara signifikan. Pembahasan lebih lanjut bisa dilakukan dari hasil analisis dalam penelitian ini. SIA (sistem pemrosesan transaksi) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laporan keuangan sesuai SAK ETAP pada koperasi di wilayah Kota Surakarta karena dalam laporan keuangan pada koperasi tidak memerlukan sarana terutama dalam bentuk software yang digunakan dalam pemrosesan transaksi untuk mendukung laporan keuangan yang sesuai SAK ETAP. Ada kemungkinan pemrosesan transaksi tetap menggunakan bentuk manual atau software yang telah digunakan sebelumnya. SOP yang sengaja dibuat untuk menghasilkan laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP juga tidak dilakukan. Namun pada akhir laporan keuangan dari setiap koperasi akan melakukan penyesuaian-penyesuaian yang dibuat agar sesuai dengan SAK ETAP yang berlaku. SIA (sistem pelaporan keuangan) memiliki pengaruh terhadap laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP pada koperasi yang ada di wilayah Kota Surakarta. Dalam proses penyusunan laporan keuangan pada koperasi di wilayah Kota Surakarta telah melakukan penyesuaian dengan siklus akuntansi yang menerapkan SAK ETAP. Demikian juga pencatatan untuk pembuatan laporan keuangan mendukung penyajian laporan keuangan yang sesuai dan merapkan SAK ETAP. Pelaporan keuangan yang dilakukan oleh koperasi di wilayah Kota Surakarta disusun sedemikian rupa untuk menunjukkan kesesuaiannya dengan standar keuangan yang berlaku saat ini yaitu SAK ETAP. SIA (sistem pelaporan manajemen) memiliki pengaruh terhadap laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP pada koperasi yang ada di wilayah Kota Surakarta. Hal ini berarti bahwa pihak manajemen akan membuat pelaporannya sesuai dengan standar akuntansi yang diterapkan saat ini untuk koperasi yaitu SAK ETAP. Pengelolaan yang dilakukan pihak manajemen dari perencanaan sampai dengan pengawasan dan tidak lanjut pengambilan keputusan akan dipertimbangkan untuk mendukung laporan keuangan pihak manajemen yang sesuai dengan standar keuangan yang berlaku yaitu SAK ETAP. Laporan keuangan yang dibuat koperasi di wilayah Kota Surakarta ditentukan pula oleh gaya pengelolaan manajemen yang dilakukan. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. SIA dalam variabel sistem pemrosesan transaksi tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap laporan keuangan sesuai SAK ETAP pada koperasi karena dalam laporan keuangan koperasi tidak memerlukan sarana yangberbentuk softwareyang digunakan dalam pemrosesan transaksi untuk mendukung laporan keuangan agar sesuai dengan SAK ETAP. 2. SIA dalam variabel sistem pelaporan keuangan berpengaruh terhadap laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP pada koperasi karena dalam proses penyusunan laporan keuangannya telah disesuaikan dengan siklus akuntansi yang menerapkan SAK ETAP. 3. SIA dalam variabel sistem pelaporan manajemen berpengaruh terhadap laporan keuangan sesuai dengan SAK ETAP pada koperasi karena pengelolaan yang dilakukan pihak manajemen dalam mendukung laporan keuangan yang sesuai dengan standar keuangan yang berlaku yaitu SAK ETAP. 291
Analisis Sistem Informasi Akuntansi pada Koperasi yang Sesuai ... (Rosita, Ida Ayu KRK. & Lailatan N.)
DAFTAR PUSTAKA DSAK, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, IAI DSAK, 2013, Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik, IAI Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, Edisi 5, BP Universitas Diponegoro. Semarang Handayani, Rini, 2007, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi dan Penggunaan Sistem Informasi”, Jurnal Akuntansi Keuangan, Vol.9, No.2, November 2007, hal 76-87. Kartikahadi, Hans, Rosita Uli Sinaga Merliyana Syamsul, Sylvia Veronica Siregar, 2012, “Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS”, Salemba Empat. Martani, Dwi, Sylvia Veronica NPS, Ratna Wardhani, Aria Farahmita dan Edward Tanujaya, 2012, “Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK”, Salemba Empat. Mulyadi, 2014, Sistem Akuntansi,Salemba Empat, Jakarta. Rosita, dkk, 2014, ”Analisis sistem Informasi Akuntansi Pada Kinerja UMKM dengan Laporan Keuangan Sebagai Variabel Intervening”, Jurnal Graduasi, Vol. 32, Edisi Maret 2014, hal 1-10 Sugiyono. 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta Sitio, Arifin & Halomoan Tamba, 2001, ”Koperasi Teori dan Praktek”. Jakarta: Erlangga,. Sohidin, 2013, “Penyusunan Sistem Informasi Akuntansi pada Pemerintah Daerah Guna Meningkatkan Good Governance dan Tata Pelaporan yang Sesuai dengan Standar Akuntansi Sektor Publik”, Buletin LPPM UNS, Edisi 2 Tahun 2013, hal. 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992, Tentang Perkoperasian Wijayanti, Anita, 2011, “Analisa Penerimaan Usaha Kecil Menengah (UKM) terhadap Penerapan Sistem Informasi Akuntansi ”, Jurnal Graduasi, Vo. 26, Edisi November 2011. http//www.depkop.go.id
Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi Vol. 11 Edisi Khusus Desember 2015: 280 – 292
292