Rosita Suryaningsih dan Siti Rahmi Utami
1
ANALISIS SIGNALING THEORY PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA Rosita Suryaningsih Universitas Multimedia Nusantara
[email protected] dan Siti Rahmi Utami Mahasiswa Program Doktor (DBA) Trisakti International Business School dan Maastricht School of Management
[email protected]
ABSTRACT In this research, sample research that we use are 26 companies from manufacturing sector, which accumulate in LQ45 Index, meanwhile, while our sampling period is the period of 1994-2007. To analyze the data, we used the regression test. Net debt issues and net equity issues are independent variables, while the stock price is the dependentvariable. Based on the regression test results, we conclude that the net debt issue has a positive influence on stock prices from January to December, as well as against the annual stock price. The result of testing hypothesis 2, shows that net equity issues have a negative effect on stock prices from January to December, as well as against the annual stock price. Both results are not significant because of lack of long period of research or even minimal amount of research samples. The conclusion indicates that the results we obtained in accordance with the signaling theory which states that the market gave a negative reaction on the increase in equity issues, and positive reaction on the increase in leverage. Keyword: Signaling Theory, Manufacturing sector, Stock prices.
I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Signaling theory menjelaskan bahwa perubahan struktur modal memiliki kandungan informasi tentang valuation perusahaan. Teori ini menjelaskan bahwa perubahan struktur modal adalah sinyal eksplisit tentang penilaian perusahaan, yang sengaja dikirim oleh manajemen. Meningkatnya debt pada struktur modal umumnya dikatakan sebagai sinyal undervaluation pada perusahaan, sedangkan peningkatan equity merupakan signal adanya overvaluation. Struktur modal merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan karena akan diperlukan untuk membiayai investasi perusahaan. Komposisi struktur modal tersebut terdiri dari internal dan external financing. Internal financing berupa retained earning merupakan sumber pendanaan terefisien bagi perusahaan karena tidak memiliki biaya eksplisit. Ketika perusahaan menggunakan debt untuk membiayai investasinya, maka akan berdampak pada
Ultima Accounting Vol 2. No.2. Desember 2010
2
Analisis Signaling Theory pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia
meningkatnya biaya dalam struktur modal maupun meningkatnya risiko keuangan, karena perusahaan harus mempertimbangkan masa jatuh tempo pembayaran (Peirson, Brown, Easton dan Howard, 2002; Barclay et al, 2003). Selain itu, perusahaan perlu membayar biaya tetap berupa interest periodik pinjaman. Pembayaran interest dari debt dapat mengurangi pendapatan pemegang saham karena perusahaan harus membayar interest sebelum mempertimbangkan membagikan dividen kepada para pemegang saham. Sementara itu, ketika perusahaan menggunakan saham sebagai struktur modalnya, maka pemegang saham baik saham biasa maupun saham preferen adalah pemilik perusahaan. Berbeda dengan debt, saham tidak memiliki masa jatuh tempo sehingga tidak diperlukan jangka waktu pembayaran. Biaya penerbitan saham adalah dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang saham. Berdasarkan teori tersebut maupun hasil penelitian sebelumnya, dirumuskan hipotesis bahwa debt dan equity akan mempengaruhi harga saham perusahaan dan mengujinya dengan menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan signaling theory, bahwa net debt issue memberikan pengaruh positif terhadap harga saham, sedangkan net equity issue berpengaruh negatif terhadap harga saham. Penelitian ini terdiri dari 5 bagian. Bagian pertama adalah pendahuluan, bagian kedua menguraikan tinjauan pustaka dan hipotesis, bagian ketiga tentang metode penelitian yang digunakan, bagian keempat menampilkan hasil dan pembahasan, dan bagian kelima berisikan kesimpulan, implikasi, dan saran. B. Masalah Penelitian Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa struktur modal yang ditetapkan oleh suatu perusahaan memiliki dampak yang signifikan terhadap perdagangan saham perusahaan tersebut karena terkait dengan return saham yang akan diperoleh para pemegang saham, hal ini sesuai dengan pernyataan yang terdapat pada signaling theory. Didalam penelitian ini, akan dianalisis keterkaitan antara struktur modal dengan harga saham perusahaan yang menjadi objek penelitian. Sehingga struktur modal dapat dijadikan sebagai salah satu faktor yang dipertimbangkan pada saat investor melakukan perdagangan saham di pasar modal. Berdasarkan latar belakang dan uraian yang telah dipaparkan, maka diidentifikasi beberapa masalah yang perlu diteliti dalam penelitian ini, yaitu: (1) Apakah terdapat pengaruh yang positif signifikan dari net debt issue terhadap harga saham ?, (2) Apakah terdapat pengaruh negatif signifikan dari net equity issue terhadap harga saham ?. II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Signaling Theory
Menurut signaling theory, peningkatan tingkat leverage perusahaan akan disertai dengan meningkatnya resiko perusahaan menuju kebangkrutan. Selain itu, peningkatan leverage menunjukkan peningkatan kepercayaan dari manajemen dalam prospek masa depan perusahaan. Oleh karena itu, debt akan membawa keyakinan yang lebih besar dari sekadar pengumuman undervalution perusahaan oleh manajemen (Leland dan Pyle, 1977; Myers dan Majluf, 1984). Di sisi lain, menerbitkan ekuitas merupakan sinyal bahwa perusahaan sedang mengalami overvaluation.
Ultima Accounting Vol 2. No.2. Desember 2010
Rosita Suryaningsih dan Siti Rahmi Utami
3
Market menyimpulkan bahwa manajemen memutuskan untuk menawarkan equity karena equity perusahaan dinilai lebih tinggi dari pada nilai intrinsiknya yang diberikan oleh market. Oleh karena itu, market memberikan reaksi positif atas adanya peningkatan leverage dan negative atas adanya peningkatan equity (Ross, 1977).
B. Hasil Penelitian Sebelumnya Para peneliti pun menguji teori tersebut dan memberikan hasil yang berbeda. Beberapa hasil studi menyimpulkan bahwa terdapat reaksi pasar yang positif atas adanya equity issues. Menurut hasil penelitian Eckbo et al. (2007), dampak dari equity issue berbeda di beberapa negara. Hasil studi Antweiler and Frank (2006) menjelaskankan bahwa adanya pengumuman equity issues akan memberikan reaksi negatif terhadap harga saham. Sedangkan menurut hasil penelitian Frank (2006) menyimpulkan bahwa announcement effect adalah positif ketika common stock di buy back oleh perusahaan. Eckbo and Norli (2004) menguji reaksi harga saham atas adanya equity issues pada Oslo Stock Exchange. Mereka menyimpulkan bahwa uninsured rights offering dan private placements menghasilkan reaksi harga saham yang positif sedangkan standby rights offering menghasilkan reaksi pasar yang negatif. Menurut hasil penelitian Frank and Goyal (2003), bahwa terdapat hubungan yang negatif antara leverage dan harga saham. Namun, hubungan akan menjadi positif pada saat perusahaan memiliki banyak tangible assets yang akan mengamankan leverage perusahaan. Hasil penelitian Peirson et al, (2002) menguraikan bahwa semakin besar leverage maka semakin besar kemungkinan perusahaan mengalami kebangkrutan. Ketika itulah para pemegang saham akan kehilangan uang yang mereka investasikan pada perusahaan. Menurut Jung et al. (1996), perusahaan tanpa valuable investment opportunities memiliki reaksi negatif pada harga sahamnya atas equity issues perusahaan, dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki investment opportunities. Sementara itu, Eckbo and Masulis (1995) menyimpulkan bahwa adanya pengumuman dari security issues secara tipikal akan menghasilkan reaksi non-positif terhadap harga saham. Valuation effects adalah yang paling negatif untuk common stock issues, kurang negatif untuk convertible debt issues dan (zero) negatif untuk straight debt issues. Semakin besar security yang diissue maka akan semakin negatif efeknya. Menurut penelitian Eckbo (1986), Antweiler dan Frank (2006), bahwa adanya pengumuman ordinary debt issues akan menghasilkan zero market reaction secara rata-rata. Dann and Mikkelson (1984) and Mikkelson and Partch (1986) menyimpulkan bahwa adanya pengumuman convertible debt issues akan memberikan reaksi negatif terhadap harga saham. Pada konteks pasar modal Indonesia, koefisien regresi antara leverage and harga saham adalah negatif signifikan. Penggunaan leverage yang tinggi akan direspon oleh turunnya harga saham.
Ultima Accounting Vol 2. No.2. Desember 2010
4
Analisis Signaling Theory pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia
C. Perumusan Hipotesis Berdasarkan signaling theory dan hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha1: Terdapat pengaruh positif signifikan dari net debt issue terhadap harga saham. Ha2: Terdapat pengaruh negatif signifikan dari net equity issue terhadap harga saham.
III.
METODE PENELITIAN
Sample penelitian yang digunakan adalah 26 perusahaan sektor manufaktur yang terhimpun dalam LQ45 Index. Sedangkan periode sampling adalah periode 1994-2007. Untuk menganalisis data, digunakan uji regresi yaitu untuk menguji apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari independent variable terhadap dependent variable. Net debt issue dan net equity issue adalah independent variable, sedangkan harga saham merupakan dependent variable. Net debt issue dan net equity issue dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Net debt issue = (dTA/TA) - (Net equity issue) - (dRE/TA) Net equity issue = (dEq/TA) - (dRE/TA) Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis 1 dan 2 adalah sebagai berikut: Y1 = a + β1 * X1 + e
[1]
Y2 = a + β2 * X2 + e
[2]
Di mana: Y1,Y2= harga saham X1
= net debt issue
X2
= net equity issue
a
= intercept dari regression line pada Y axis
β
= slope dari regression line
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, diuji beberapa asumsi regresi populasi penelitian sebelum dilakukan uji hipotesis. Asumsi ini mewakili idealisasi realitas yang sulit untuk dipenuhi oleh suatu populasi studi yang sesungguhnya (Van Horne, 1998). Suatu model regresi yang baik seharusnya tidak memiliki asumsi berikut ini.
Ultima Accounting Vol 2. No.2. Desember 2010
Rosita Suryaningsih dan Siti Rahmi Utami
5
A. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas mengimplikasikan bahwa pada variabel penelitian, terdapat hubungan linear pada populasi antara means of response variable dan values of explanatory variables (Van Horne, 1998). Tujuan dari uji ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat korelasi antara independent variables.
Table 4.1 Model Summary Net Debt Issue terhadap Harga Saham Model Summaryb Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
DurbinWatson
jan
.189a
.036
.025
4234.66124
.813
feb
.183a
.034
.022
4185.18249
.862
mar
.185a
.034
.023
3929.10592
.785
apr
.176a
.031
.020
3764.66869
.626
may
.181a
.033
.022
3788.69224
.669
jun
.182a
.033
.022
3720.81323
.636
jul
.172a
.030
.019
4002.18252
.678
aug
.171a
.029
.018
3739.88399
.616
sep
.164a
.027
.016
3695.46306
.546
oct
.164a
.027
.016
3845.05185
.662
nov
.161a
.026
.016
3929.81298
.580
dec
.159a
.025
.015
4080.68740
.594
yearly
.027a
.001
-.004
9122.33323
1.558
a. Predictors: (Constant), NDEBT a. Dependent Variable: P_yearly NDEBT= net debt issue, P_yearly=Harga saham tahunan
Table 4.2 Model Summary Net Equity Issue terhadap Harga Saham
Ultima Accounting Vol 2. No.2. Desember 2010
6
Analisis Signaling Theory pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia
Model Summaryb R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
DurbinWatson
jan
.067a
.005
-.007
4302.95049
.766
feb
.066a
.004
-.007
4247.73093
.820
mar
.067a
.004
-.007
3989.42032
.742
apr
.067a
.005
-.007
3815.42095
.600
may
.066a
.004
-.007
3843.54969
.638
jun
.067a
.004
-.007
3775.32764
.610
jul
.080a
.006
-.005
4050.18176
.659
aug
.079a
.006
-.005
3784.18677
.596
sep
.082a
.007
-.004
3733.72683
.532
oct
.076a
.006
-.005
3886.60177
.652
nov
.073a
.005
-.005
3970.99520
.567
dec
.064a
.004
-.006
4124.44223
.586
yearly
.067a
.004
.000
9105.34743
1.574
a. Predictors: (Constant), NEQUITY b. Dependent Variable: P_yearly NEQUITY= net equity issue, P_yearly=Harga saham tahunan
Multikolinearitas pada model regresi dapat dideteksi antara lain dengan R2 value dan/atau correlation matrix (Ghozali, 2002). Cara lainnya untuk mendeteksi masalah Multikolinearitas adalah tolerance values and VIF (Hair et al. 1998). Tolerance values untuk net debt issue dan net equity issue terhadap harga saham adalah di atas cut-off point 0.10 and the VIF values di bawah 10, ini mengindikasikan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas pada sample (Hair et al. 1998). Sedangkan untuk nilai R2 berada pada ranges 0 sampai 1. Jika relasi linear lemah antara dependent dan independent variable, maka nilai R2 kecil seperti yang terlihat pada tabel 4.1 dan 4.2. B. Uji Autokorelasi
Ultima Accounting Vol 2. No.2. Desember 2010
Rosita Suryaningsih dan Siti Rahmi Utami
7
Van Horne (1998) menjelaskan bahwa test autocorrelation bertujuan untuk menguji apakah pada suatu linear regression model memiliki correlation antara errors pada periode t dengan error pada period t-1. Salah satu metode untuk mendeteksi adanya autocorrelation adalah dengan Durbin Watson (DW) value. Besarnya nilai DW tergantung dari jumlah prediktor dan jumlah observasi. Field (2009) menyarankan bahwa nilai DW kurang dari 1 dan lebih dari 3 memiliki gejala autokorelasi, namun, nilai mendekati 2 juga masih menjadi masalah, tergantung pada sample dan model. Pada nilai DW dari net debt issue dan net equity issue terhadap harga saham bulanan, menunjukkan adanya gejala autokorelasi, namun tidak terdapat gejala tersebut pada data tahunan.
C. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menginterpretasi apakah model regresi memiliki perbedaan residual variance dari satu observasi dengan observasi lainnya (Ghozali, 2002). Grafik scatterplot menggambarkan bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang spesifik. Sebagian titik berkumpul, dan sebagian titik menyebar di bawah dan di atas angka nol pada sumbu axis Y. Dengan demikian data penelitian bersifat homoscedasticity (grafik 1 dan 2 pada lampiran).
D. Uji Normalitas Asumsi ini menyatakan bahwa errors terdistribusi normal. Dari grafik normal P-P plot, terlihat bahwa titik-titik tersebar mengikuti garis diagonal dan menunjukkan bahwa asumsi normalitas terpenuhi (grafik 3 dan 4 pada lampiran). Berdasarkan uji asumsi regresi tersebut, maka model regresi tidak memiliki asumsi heteroscedasticity, multicollinearity, dan data terdistribusi normal. Sehingga, model regresi kami dapat digunakan untuk menguji hipothesis 1 dan 2.
E. Uji Hipotesis 1
Pengujian hipotesis 1 bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh positif signifikan dari net debt issue terhdap harga saham. Untuk itu, digunakan uji regresi dan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Uji Regresi Net Debt Issue terhadap Harga Saham
Ultima Accounting Vol 2. No.2. Desember 2010
8
Analisis Signaling Theory pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
jan
feb
mar
apr
jul
aug
sep
oct
nov
dec
Std. Error
(Constant)
2669.888
459.846
NDEBT
3343.817
1868.835
(Constant)
2641.563
454.473
NDEBT
3189.333
1846.999
(Constant)
2542.863
426.666
NDEBT
3032.894
1733.987
(Constant)
2529.530
402.283
NDEBT
2714.026
1622.423
(Constant)
2590.855
404.850
2812.141
1632.776
(Constant)
2588.295
397.597
NDEBT
2780.620
1603.523
(Constant)
2674.262
425.340
NDEBT
2848.535
1724.766
(Constant)
2520.000
397.463
NDEBT
2641.924
1611.727
(Constant)
2524.109
387.825
NDEBT
2521.638
1586.253
(Constant)
2491.144
400.069
NDEBT
2638.081
1645.168
(Constant)
2544.752
404.629
NDEBT
2669.798
1679.941
(Constant)
2642.126
412.180
NDEBT
2786.625
1743.322
3557.769
673.035
may NDEBT
jun
B
yearl (Constant)
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
.189
.183
.185
.176
.181
.182
.172
.171
.164
.164
.161
.159
Sig.
5.806
.000
1.789
.077
5.812
.000
1.727
.088
5.960
.000
1.749
.084
6.288
.000
1.673
.098
6.400
.000
1.722
.089
6.510
.000
1.734
.086
6.287
.000
1.652
.102
6.340
.000
1.639
.105
6.508
.000
1.590
.115
6.227
.000
1.604
.112
6.289
.000
1.589
.115
6.410
.000
1.598
.113
5.286
.000
Tolerance
VIF
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
Ultima Accounting Vol 2. No.2. Desember 2010
Rosita Suryaningsih dan Siti Rahmi Utami
9
Dari tabel 4.3 terlihat bahwa net debt issue memiliki pengaruh positif terhadap harga saham bulan Januari sampai dengan Desember. Net debt issue juga memiliki pengaruh positif terhadap harga saham tahun 1994-2007. Namun kedua pengaruh tersebut tidak signifikan. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa hasil yang diperoleh sesuai dengan signaling theory yang menyatakan bahwa market memberikan reaksi positif atas adanya peningkatan leverage. Adanya reaksi positif dapat disebabkan oleh adanya kepercayaan investor terhadap perusahaan di dalam membayar debt dan interestnya pada saat jatuh tempo. Uji Hipotesis 2 Pengujian hipotesis 2 bertujuan untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh negatif signifikan dari net equity issue terhadap harga saham. Hasil uji regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut: F.
Tabel 4.4 Hasil Uji Regresi Net Equity issue terhadap Harga Saham
Ultima Accounting Vol 2. No.2. Desember 2010
10
Analisis Signaling Theory pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model
B
Std. Error
(Constant)
2576.337
469.679
NEQUITY
-1994.990
3184.031
(Constant)
2553.475
463.652
NEQUITY
-1938.788
3143.171
(Constant)
2458.847
435.456
NEQUITY
-1835.863
2952.030
(Constant)
2476.652
412.372
apr
NEQUITY
-1778.643
2816.421
may
(Constant)
2533.633
415.413
NEQUITY
-1767.766
2837.185
(Constant)
2532.026
408.039
NEQUITY
-1757.588
2786.825
(Constant)
2637.624
437.341
NEQUITY
-2176.638
2892.324
(Constant)
2485.666
408.619
NEQUITY
-2009.016
2702.371
(Constant)
2504.131
398.696
NEQUITY
-2098.576
2665.293
(Constant)
2456.075
410.531
NEQUITY
-2035.811
2773.422
(Constant)
2507.174
414.600
NEQUITY
-2027.171
2829.510
(Constant)
2590.482
421.482
NEQUITY
-1882.064
2932.972
(Constant)
3823.851
685.289
jan
feb
mar
jun
jul
aug
sep
oct
nov
dec
Standardized Coefficients Beta
-.067
-.066
-.067
-.067
-.066
-.067
-.080
-.079
-.082
-.076
-.073
-.064
Collinearity Statistics t
Sig.
5.485
.000
-.627
.533
5.507
.000
-.617
.539
5.647
.000
-.622
.536
6.006
.000
-.632
.529
6.099
.000
-.623
.535
6.205
.000
-.631
.530
6.031
.000
-.753
.454
6.083
.000
-.743
.459
6.281
.000
-.787
.433
5.983
.000
-.734
.465
6.047
.000
-.716
.475
6.146
.000
-.642
.523
5.580
.000
Tolerance
VIF
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
Ultima Accounting Vol 2. No.2. Desember 2010
Rosita Suryaningsih dan Siti Rahmi Utami
11
Dari tabel 4.4 terlihat bahwa net equity issue memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham bulan Januari sampai dengan Desember. Net equity issue juga memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham tahun 1994-2007. Namun kedua pengaruh tersebut juga tidak signifikan. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa hasil yang diperoleh sesuai dengan signaling theory yang menyatakan bahwa market memberikan reaksi negatif atas adanya peningkatan equity issue. Adanya reaksi negatif ini dapat disebabkan oleh adanya ketidakharusan perusahaan didalam membayar dividend kepada para pemegang sahamnya.
V.
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji regresi pada hipotesis 1 dan 2 terhadap 26 sampel perusahaan manufaktur, periode sampling 1994-2007, disimpulkan bahwa net debt issue memiliki pengaruh positif terhadap harga saham bulan Januari sampai dengan Desember, maupun terhadap harga saham tahunan. Untuk hasil uji hipotesis 2, terlihat bahwa net equity issue memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham bulan Januari sampai dengan Desember, maupun terhadap harga saham tahunan. Kedua hasil tersebut tidak signifikan, dan hal tersebut diindikasi disebabkan oleh kurang panjangnya periode penelitian atau pun minimalnya jumlah sampel penelitian. Kesimpulan mengindikasikan bahwa hasil yang diperoleh sesuai dengan signaling theory yang menyatakan bahwa market memberikan reaksi negatif atas adanya peningkatan equity issue, dan reaksi positif atas adanya peningkatan leverage.
B. Implikasi Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pelaku pasar modal sehingga dapat bertindak dengan lebih bijaksana. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa signaling theory dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi karena terbukti bahwa pernyataan yang dikemukakan didalam signaling theory sesuai dengan prakteknya didalam pasar modal. Sehingga para investor dalam berinvestasi dapat mempertimbangkan net debt issue dan net equity issue. Dengan penelitian ini juga diharapkan agar informasi ini dapat bermanfaat bagi kepentingan para investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi.
C. Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Ultima Accounting Vol 2. No.2. Desember 2010
12
Analisis Signaling Theory pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia
Beberapa hal yang disarankan oleh peneliti untuk para peneliti selanjutnya, yaitu: (1) Sebaiknya untuk penelitian yang akan datang dapat dilakukan dengan memperpanjang periode penelitian, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih dapat digeneralisasi, (2) Objek penelitian yang digunakan dapat diperbanyak, tidak hanya perusahaan yang sahamnya masuk dalam LQ 45 sehingga data yang diperoleh dapat lebih mewakili perdagangan saham yang terjadi di bursa.
Ultima Accounting Vol 2. No.2. Desember 2010
Rosita Suryaningsih dan Siti Rahmi Utami
13
VI.
REFERENSI
Antweiler, W., and M.Z. Frank, 2006, Do U.S. stock markets typically overreact to corporate news stories?, working paper, UBC and University of Minnesota. Barclay, M., Morellec, E., Smith Jr., C.W., 2003. On the debt capacity of growth options. The Journal of Business, forthcoming. Dann, L., and W. Mikkelson, 1984, Convertible debt issuance, capital structure change and financing-related information: Some new evidence, Journal of Financial Economics 13, 157–186. Eckbo, B.E., 1986, Valuation effects of corporate debt offerings, Journal of Financial Economics 15, 119–151. Eckbo, B.E., and R.W. Masulis, 1995, Seasoned equity offerings: A survey, in Robert A. Jarrow, Vojislav Maksimovic, and William Ziemba, (eds.) Finance, 1017–1072 (Vol 9 of Handbooks in Operation Research and Management Science, North-Holland, Chapter 31). Eckbo, B.E., R.W. Masulis, and O. Norli, 2007, Security offerings, in B.E. Eckbo, (ed.) Handbook of Corporate Finance: Empirical Corporate Finance, Vol. 1. In: Handbook of Finance Series, Chapter 6 (Elsevier/North-Holland, Amsterdam). Eckbo, B.E., and O. Norli, 2004, The choice of seasoned-equity selling mechanisms: Theory and evidence, dartmouth,Working paper. Huang, Samuel G.H., and Frank M. Song. (2006). The Determinants of Capital Structure: Evidence from China. China Economic Review, 17, 14-35. Frank, Murray, Z. & Goyal, Vidhan, K. (2003). Capital structure decisions. Journal of Financial Economics, 67, 217-248. Ghozali, Imam. (2002). “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Publishers of University of Diponegoro. Hair, J. F. et al. Multivariate Data Analysis. New Jersey: Prentice-Hall, 1998. Jung, Kooyul, Yong Cheol Kim and Rene Stulz, 1996, Timing, investment opportunities, managerial discretion and the security issue decision, Journal of Financial Economics 42: 159-185 Leland, Hayne E., and David L. Pyle, (1977), ‘Informational asymmetries, financial structure, and financial intermediation’, Journal of Finance 32, 371-387. Mikkelson, Wayne and M. Megan Partch, 1986, Valuation effects of security offerings and the issuance process, Journal of Financial Economics 15-31-60 Myers, Stewart C. and Nicholas S. Majluf, (1984), ‘Corporate financing and investment decisions when firms have information that investors do not have’, Journal of Financial Economics 13, 187-221. Peirson, G., Brown, R, Easton., S.& Howard, P. (2002). Business Finance, McGraw Hill: Sydney. Ross, S., (1977), ‘The Determination of Financial Structure: The Incentive Signaling Approach’, Journal of Economics 8, 23-40. Van Horne, James C., (1998), ‘Financial Management and Policy (11th Edition). Prentice Hall.
Ultima Accounting Vol 2. No.2. Desember 2010
14
Analisis Signaling Theory pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia
LAMPIRAN
Table 1. Descriptive Statistics Net Debt Issue terhadap Harga Saham Descriptive Statistics Mean jan NDEBT feb NDEBT mar NDEBT apr NDEBT may NDEBT jun NDEBT jul NDEBT aug NDEBT sep NDEBT oct NDEBT nov NDEBT
Std. Deviation
N
2513.0682
4287.90289
88
-.0469
.24293
88
2491.9886
4232.57989
88
-.0469
.24293
88
2400.6250
3975.33522
88
-.0469
.24293
88
2419.1111
3802.51296
90
-.0407
.24596
90
2476.4444
3830.31669
90
-.0407
.24596
90
2475.1667
3762.53250
90
-.0407
.24596
90
2558.6813
4040.41223
91
-.0406
.24459
91
2412.8022
3774.77102
91
-.0406
.24459
91
2429.1935
3726.00696
93
-.0376
.24289
93
2384.4211
3877.05586
95
-.0405
.24106
95
2437.9794
3960.91603
97
-.0400
.23875
97
Ultima Accounting Vol 2. No.2. Desember 2010
Rosita Suryaningsih dan Siti Rahmi Utami
15
Descriptive Statistics Mean jan
Std. Deviation
N
2513.0682
4287.90289
88
-.0469
.24293
88
2491.9886
4232.57989
88
-.0469
.24293
88
2400.6250
3975.33522
88
-.0469
.24293
88
2419.1111
3802.51296
90
-.0407
.24596
90
2476.4444
3830.31669
90
-.0407
.24596
90
2475.1667
3762.53250
90
-.0407
.24596
90
2528.8614
4112.29370
101
NDEBT
-.0406
.23408
101
P_yearly
3622.2704
9102.34729
196
NDEBT
.0682
.26454
196
NDEBT feb NDEBT mar NDEBT apr NDEBT may NDEBT jun NDEBT dec
NDEBT= net debt issue P_yearly=Harga saham tahunan
Table 2. Descriptive Statistics Net Equity issue terhadap Harga Saham
Ultima Accounting Vol 2. No.2. Desember 2010
16
Analisis Signaling Theory pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia
Descriptive Statistics Mean jan NEQUITY feb NEQUITY mar NEQUITY apr NEQUITY may NEQUITY jun NEQUITY jul NEQUITY aug NEQUITY sep NEQUITY oct NEQUITY nov NEQUITY dec NEQUITY P_yearly
Std. Deviation
N
2513.0682
4287.90289
88
.0317
.14489
88
2491.9886
4232.57989
88
.0317
.14489
88
2400.6250
3975.33522
88
.0317
.14489
88
2419.1111
3802.51296
90
.0324
.14360
90
2476.4444
3830.31669
90
.0324
.14360
90
2475.1667
3762.53250
90
.0324
.14360
90
2558.6813
4040.41223
91
.0363
.14761
91
2412.8022
3774.77102
91
.0363
.14761
91
2429.1935
3726.00696
93
.0357
.14605
93
2384.4211
3877.05586
95
.0352
.14454
95
2437.9794
3960.91603
97
.0341
.14324
97
2528.8614
4112.29370
101
.0327
.14062
101
3622.2704
9102.34729
196
Ultima Accounting Vol 2. No.2. Desember 2010
Rosita Suryaningsih dan Siti Rahmi Utami
17
Descriptive Statistics Mean jan NEQUITY feb NEQUITY mar NEQUITY apr NEQUITY may NEQUITY jun NEQUITY jul NEQUITY
Std. Deviation
N
2513.0682
4287.90289
88
.0317
.14489
88
2491.9886
4232.57989
88
.0317
.14489
88
2400.6250
3975.33522
88
.0317
.14489
88
2419.1111
3802.51296
90
.0324
.14360
90
2476.4444
3830.31669
90
.0324
.14360
90
2475.1667
3762.53250
90
.0324
.14360
90
2558.6813
4040.41223
91
.0458
.13826
196
NEQUITY= net equity issue P_yearly=Harga saham tahunan
Grafik 1. Scatterplot Net Debt Issue terhadap Harga Saham
Ultima Accounting Vol 2. No.2. Desember 2010
18
Analisis Signaling Theory pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia
Grafik 2. Scatterplot Net Equity issue terhadap Harga Saham
Grafik 3. Normal P-P Plot Net Debt Issue terhadap Harga Saham
Ultima Accounting Vol 2. No.2. Desember 2010
Rosita Suryaningsih dan Siti Rahmi Utami
19
Grafik 4. Normal P-P Plot Net Equity issue terhadap Harga Saham
Ultima Accounting Vol 2. No.2. Desember 2010
20
Analisis Signaling Theory pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia
Tabel 3 Perusahaan Sampel
Ultima Accounting Vol 2. No.2. Desember 2010