Analisis, September 2009, Vol. 6 No. 2: 165 – 175
ISSN 0852-8144
PENGARUH PROMOSI DAERAH DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI TERHADAP INDUSTRI PARIWISATA, PERTUMBUHAN KUNJUNGAN WISATAWAN, TINGKAT HUNIAN HOTEL DAN TINGKAT PROFITABILITAS INDUSTRI JASA HOTEL DI MALUKU Fransina Wattimena Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura Ambon
ABSTRACT This study aims to determine and analyze the influence of the Regional Promotion and Development of transport infrastructure on both Level Profitability hotels directly and indirectly through the Tourism Industry, Tourism and the Growth Rate Hits Residential Hotel. The data used are secondary data in the form of promotional expenses allocated data regions, the allocation of the cost of transportation infrastructure development, development of tourism industry, the growth of tourist visits, hotel occupancy levels and half yearly financial report hotels that were visited during the study period from 2004 to 2008.The model used is a useful structural equation to examine the influence of linkages that are directly or indirectly between exogenous and endogenous. The results showed regional promotion and development of infrastructure and a significant positive impact on the tourism industry, the growth of tourist traffic, occupancy and profitability levels. Key words :
Regional Promotion, Development of Transport Infrastructure, Tourism Industry, Tourist Visits, Hotel Occupancy Rates and Profitability Levels
disadari karena masih lemahnya fondasi teoritis terkait dengan kepariwisataan ini (Mill, 1990). Kepariwisataan terkadang dipandang sebagai suatu industri yang memiliki keterkaitan pohon industri tersendiri. Kepariwisataan juga terkadang ditelusuri sebagai suatu sektor usaha yang sempit dan berdiri sendiri. Dari tahun ke tahun kepariwisataan nasional mengalami peningkatan yang cukup meyakinkan. Sebagai gambaran, dapat kita lihat dari kedatangan wisatawan manca negara ke Indonesia pada tahun 2002 hanya berjumlah 5.033,400 orang dengan penerimaan devisa sebesar 4.305,56 USD, rata-rata pengeluaran perorang perkunjungan 893,26 USD, perhari 91,29 USD, rata-rata lama tinggal 9.79 hari dan pada tahun 2007 jumlah kedatangan wisman sebesar 5.505,759. Juta orang dengan penerimaan devisa sebesar 5.345,98 USD, rata - rata pengeluaran perorang perkunjungan 970,98 USD, perhari 107,70 USD, rata-rata lama tinggal 9,02 hari. Dengan demikian selama 5 tahun terakhir terjadi perolehan
PENDAHULUAN Kepariwisataan memiliki arti yang sangat luas, dan bukan hanya sekedar bepergian saja, namun juga berkaitan dengan obyek dan daya tarik wisata yang dikunjungi, sarana tansportasi yang digunakan, pelayanan, akomodasi, restoran dan rumah makan, hiburan, interaksi sosial antara wisatawan dengan penduduk setempat. Karena itu pariwisata dapat dipandang sebagai suatu lembaga dengan jutaan interaksi, kebudayaan dengan sejarahnya, kumpulan pengetahuan, dan jutaan orang yang merasa dirinya sebagai bagian dari kelembagaan ini (Purwowibowo, 1998), sehingga pariwisata sebagai konsep dapat dipandang dari berbagai perspektif yang berbeda.Terkait dengan peran industri kepariwisataan yang begitu strategis, maka berbagai fasilitas yang dapat memperlancar kegiatan kepariwisataan terutama untuk menarik kunjungan wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara. Dalam literatur terdapat berbagai pandangan yang berbeda yang sangat 165
Regional Promotion, Development of Transport Infrastructure
devisa dari sektor pariwisata terjadi peningkatan.
Tabel 1.
ISSN 0852-8144
Secara lebih rinci perkembangan kunjungan wisman dan penerimaan devisa dapat dilihat pada Tabel 1.
Jumlah Wisatawan Mancanegara menurut Rata-rata Pengeluaran, Lama Tinggal dan Penerimaan Devisa, Periode 2001 - 2008
Tahun
Jumlah wisatawan mancanegara
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
5.153.620 5.033.400 4.467.021 5.321.165 5.002.101 4.871.351 5.505.759 6.429027
Rata-rata pengeluaran per orang (usd) Per Per Kunjungan Hari 1.053,36 100,42 893,26 91,29 903,74 93,27 901,66 95,17 904,00 99,86 913,09 100,48 970,98 107,70 1.178,54 137,38
Rata (hari 10,49 9,79 9,69 9,47 9,05 9,09 9,02 8,58
Penerimaan devisa (juta usd) 5.396,26 4.305,56 4.037,02 4.797,88 4.521,89 4.447,98 5.345,98 7.377,39
Sumber : P2DSJ Walaupun pertumbuhannya cukup tinggi, ternyata kemampuan negara kita dalam menarik wisatawan masih rendah bila dibandingkan dengan negara – negara ASEAN, kendati dalam lama tinggal dan jumlah pengeluaran Indonesia berada di atas negara- negara tersebut, bahkan dalam pertumbuhan penerimaan Indonesia berada pada peringkat pertama di kawasan Asia Timur dan Pasifik (Dirjenpar, 2007). Potensi wisata di kepulauan Maluku sangat besar dan menjanjikan dengan objek wisata andalan, antara lain meliputi wilayah pantai yang indah dengan lokasi untuk menyelam, snorkeling, dan juga kawasan pegunungan yang bagus untuk kegiatan hiking. Beberapa pulau memiliki lokasi peninggalan sejarah seperti reruntuhan
benteng tua, benda-benda peninggalan perang dunia kedua, dan juga kebudayaan tradisional masyarakat Maluku yang menarik. Sangat disayangkan jika kekayaan alam akan pariwisata itu tidak dikelola dengan baik. Seiring dengan membaiknya kondisi keamanan dan ketertiban di Provinsi Maluku, maka Pariwisata di Provinsi Maluku mulai berbenah diri. Tempat-tempat pariwisata mulai direnovasi dan kunjungan wisatawan Manca Negara juga mulai meningkat selama tahun 2005 sampai 2008 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Ambon dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi dan cenderung meningkat. Peningkatan ini dapat dilihat pada Tabel 2.
166
Fransina Wattimena
ISSN 0852-8144
Tabel 2. Perkembangan Kunjungan Wisatawan Asing Ke Kota Ambon periode 2004 – 2007 Tahun Kunjungan Wisatawan 2004 165 2005 207 2006 179 2007 3460 2008 1694 Sumber : BPS Ambon 2009 Berdasarkan Tabel 2 di atas, Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke kota Ambon cenderung meningkat dari tahun ke tahun, dan ini tidak bisa dipisahkan dari kontribusi pengusaha perhotelan yang berperan dalam menyediakan akomodasi yang memadai bagi wisatawan. Selain kerjasama dengan investor sektor pariwisata, jumlah wisatawan juga sangat dipengaruhi oleh adanya promosi daerah yang inten dilakukan oleh pemerintah daerah. Banyaknya permasalahan dalam pola pengembangan kegiatan kepariwisataan di Maluku utamanya Ambon ternyata belum diikuti oleh suatu upaya penelitian yang holistik dan komprehensif. Padahal secara empirik maupun teoritis kajian terhadap pola pengembangan pariwisata sangat dibutuhkan. Manfaat kajian yang diharapkan adalah sebagai dasar atau pegangan agar pola pengembangan pariwisata dapat mencapai hasil yang optimal untuk semua pihak yang terkait khususnya untuk industri perhotelan. Berdasarkan uraianuraian di atas peneliti tertarik untuk mengkaji kinerja keuangan hal ini profitabilitas industri perhotelan di Ambon dalam kaitannya dengan promosi daerah, pengembangan infrastruktur transportasi, Industri pariwisata, pertumbuhan kunjungan wisatawan serta tingkat hunian hotel. Beberapa alasan yang mendasari ketertarikan peneliti melakukan kajian ini karena dari penelitian-penelitian sebelumnya sebagaimana yang telah dikemukakan belum ada yang mengkaji secara terintegrasi hubungan variabel-variabel ini.
Perkembangan (%) --13.53 1832.96 1832.96 -51.04
Masalah Yang menjadi permasalahan pada tulisan ini adalah apakah Promosi daerah dan Pengembangan Infrastruktur berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas hotel baik langsung maupun tidak langsun melalui industri pariwisata, pertumbuhan kunjungan wisata dan tingkat hunian hotel. HASIL PENELITIAN Hubungan Fungsional Promosi Daerah, Pengembangan Infrastruktur Transportasi, Industri Pariwisata, Pertumbuhan Kunjungan Wisata,Tingkat Hunian Hotel ]erdasarkan hasil analisis structural equation modellling yang sudah memenuhi kriteria goodness of fit, kemudian dilakukan uji signifikansi hubungan fungsional antar variabel sebagaimana pada lampiran. Variabel kemudian nilai koefisien disusun dalam bentuk tabel sebagaimana di tampilkan pada Tabel 3 di bawah ini : Berdasarkan Tabel 3, maka : Pertama, Koefisien elastisitas variabel Promosi Daerah terhadap Industri Pariwisata adalah sebesar 0.285. Hal ini berarti bahwa Promosi Daerah berhubungan positif terhadap Industri Pariwisata. Berdasarkan nilai T value Promosi Daerah terhadap Industri Pariwisata adalah sebesar 2.505 atau lebih besar dari T tabel 1.96. Hal ini berarti bahwa Promosi Daerah berpengaruh signifikan terhadap Industri Pariwisata. Kedua, Koefisien elastisitas variabel Pengembangan Infrastruktur Transportasi terhadap Industri Pariwisata
167
Regional Promotion, Development of Transport Infrastructure
adalah sebesar 0.353. Berdasarkan nilai T value Pengembangan Infastruktur Transportasi terhadap Industri Pariwisata adalah sebesar 4.271 atau lebih besar dari
ISSN 0852-8144
T tabel adalah 1.96. Hal ini berarti bahwa Pengembangan Infrastruktur Transportasi berpengaruh signifikan terhadap Industri Pariwisata.
Tabel 3 : Hubungan Fungsional Variabel Bebas dengan Variabel Terikat Variabel Bebas
Promosi Daerah (X1)
Pengembangan Infrastruktur (X2)
Industri Pariwisata (Y1)
Pertumbuhan Kunjungan Wisata Tingkat Hunian Hotel (Y3)
Variabel Terikat 1. Industri Pariwisata (Y1) 2. Pertumbuhan Kunjungan Wisata (Y2) 3. Tingkat Hunian Hotel (Y3) 1. Industri Pariwisata (Y1) 2. Pertumbuhan Kunjungan Wisata (Y2) 3. Tingkat Hunian Hotel (Y3) 1. Pertumbuhan Kunjungan Wisata (Y2) 2. Tingkat Hunian Hotel (Y3) 3. Tingkat Profitabilitas (Y4) 1. Tingkat Hunia Hotel (Y3) 2. Tingkat Profitabilitas (Y4) 1. Tingkat Profitabilitas (Y4)
Simbol
Estimate
T Value
Prob
T Tabel
α1
0.285
2.505
0.012
1.96
β1
0.104
0.780
0.005
1.96
δ1
0.152
2.114
0.034
1.96
α2
0.353
4.271
0.000
1.96
β2
0.104
3.577
0.000
1.96
δ2
0.152
3.369
0.000
1.96
β3
0.155
4.426
0.000
1.96
δ3
0.272
0.525
0.012
1.96
Ψ1
0.142
2.657
0.008
1.96
δ4
1.243
4.013
0.000
1.96
Ψ2
0.95
5.504
0.000
1.96
Ψ3
0.36
2.968
0.003
1.96
Hubungan Fungsional Promosi Daerah, Pengembangan Infrastruktur Transportasi,Industri Pariwisata, Pertumbuhan Kunjungan Wisata,Tingkat Hunian Hotel dan Tingkat Profitabilitas lebih jelas ditampilkan pada gambar 1 di bawah
168
Fransina Wattimena
ISSN 0852-8144
Pengaruh langsung hubungan kausal dari data yang telah di analisis menggunakan path analysis tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 di atas. Dari hasil perhitungan statistik pada Tabel 3 memiliki makna sebagai berikut: a. Variabel Promosi Daerah memiliki pengaruh langsung, positif dan signifikan terhadap variabel Industri Pariwisata. b. Variabel Promosi Daerah memiliki pengaruh langsung, positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Kunjungan Wisata. c. Variabel Promosi Daerah memiliki pengaruh langsung, positif dan sigifikan terhadap variabel Tingkat Hunian Hotel d. Variabel Pengembangan Infrastruktur memiliki pengaruh langsung, positif dan signifikan terhadap variabel Industri Pariwisata e. Variabel Pengembangan Infrastruktur memiliki pengaruh langsung, positif dan signifikan terhadap variabel Pertumbuhan Kunjungan Wisata. f. Variabel Pengembangan Infrastruktur memiliki pengaruh langsung, positif dan signifikan terhadap Tingkat Hunian Hotel.
g. Variabel Industri Pariwisata pengaruh langsung, positif dan signifikan terhadap variabel Pertumbuhan Kunjungan Wisata. h. Variabel Industri Pariwisata pengaruh langsung, positif dan signifikan terhadap variabel Tingkat Hunian Hotel. i. Variabel Pertumbuhan Kunjungan Wisata pengaruh langsung, positif dan signifikan terhadap variabel Tingkat Profitabilitas. j. Variabel Tingkat Hunian Hotel pengaruh langsung, positif dan signifikan terhadap variabel Tingkat Profitabilitas. Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect) Berdasarkan hasil analisis sebagaimana disajikan dalam Gambar 1, diperoleh pengaruh tak langsung (indirect effect), masing-masing variabel eksogen, yakni Promosi Daerah dan Pengembangan Infrastruktur Transportasi terhadap variabel endogen Industri Pariwisata, Pertumbuhan Kunjungan Wisata, Tingkat Hunian Hotel dan Tingkat Profitabilitas sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah : 169
Regional Promotion, Development of Transport Infrastructure
ISSN 0852-8144
Tabel 4 : Pengaruh Tidak Langsung antar Variabel Pengaruh tidak 0.055 No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12
13.
Pengaruh Tidak Langsung Pengaruh tidak langsung Promosi Daerah (X1) terhadap pertumbuhan kunjungan wisata (Y2) melalui Pariwisata (Y1) Pengaruh tidak langsung Promosi Daerah (X1) terhadap Tingkat hunian Hotel (Y3) melalui Idustri Pariwisata (Y1) Pengaruh tidak langsung Promosi Daerah (X1) terhadap Tingkat Profitabilitas (Y4) melalui industri Pariwisata (Y1) Pengaruh tidak langsung Promosi Daerah (X1) terhadap Tingkat hunian Hotel (Y3) melalui Pertumbuhan Kunjunga Wisata (Y2) Pengaruh tidak langsung Daerah (X1) terhadap Tingkat Profitabilitas (Y4) melalui Pertumbuhan Kunjungan Wisata (Y2) Pengaruh tidak langsung Promosi Dartah (X1) terhadap Tingkat Hunian Hotel (Y3) melalui Industri Pariwisata (Y1) dan Pertumbuhan Kunjungan Wisata (Y2) Pengaruh tidak langsung Promosi Daerah (X1) terhadap Tingkat Hunian Hotel (Y3) melalui Industri Pariwisata (Y1) dan Pertumbuhan Kunjungan Wisata (Y2) Pengaruh tidak langsung Promosi Daerah (X1) terhadap Tingkat Profitabilitas (Y4) melalui Industri Pariwisata (Y1) dan Tingkat Hunian Hotel (Y3) Pengaruh tidak langsung Promosi Daerah (X1) terhadap Tingkat Profitabilitas (Y4) melalui Industri Pariwisata (Y2) dan Tingkat Hunian Hotel (Y3) Pengaruh tidak langsung Promosi Daerah (X1) terhadap Tingkat Hunian Hotel (Y4) melalui Industri Pariwisata (Y1) dan Pertumbuhan Kunjungan Wisata (Y2) Pengaruh tidak langsung Pengembangan Infrastruktur Transportasi (X2) terhadap Pertumbuhan Kunjungan Wisata (Y2) melalui Industri Pariwisata (Y1) Pengaruh tidak langsung Pengembangan Infrastruktur Transportasi (X2) terhadap Tingkat hunian Hotel (Y3) melalui Industri Pariwisata (Y1) Pengaruh tidak langsung Pengembangan Infrastruktur Transportasi (X2) terhadap Tingkat Profitabilitas (Y4) melalui industri Pariwisata (Y1) 170
Simbol
Nilai
β3α1
0.044
δ3α1
0.078
Ψ1α1
0.040
δ4β1
0.129
Ψ2β1
0.0099
Ψ1δ4
0.055
δ4β3α1
0.055
Ψ3δ3α1
0.028
Ψ2δ4β3α1
0.028
Ψ2β3α1
0.042
β3α2
0.055
δ3α2
0.096
Ψ1α2
0.050
Fransina Wattimena
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
ISSN 0852-8144
Pengaruh tidak langsung Pengembangan Infrastruktur Transportasi (X2) terhadap Tingkat Hunian Hotel (Y3) melalui industri Pariwisata (Y2) Pengaruh tidak langsung Pengembangan Infrastruktur Transportasi (X2) terhadap Tingkat Profitabilitas (Y4) melalui Pertumbuhan Kunjungan Wisata (Y2) Pengaruh tidak langsung Pengembangan Infrastruktur Transportasi (X2) terhadap Tingkat Profitabilitas (Y4) melalui Tingkat Hunian Hotel (Y3) Pengaruh tidak langsung Pengembangan Infrastruktur Transportasi (X2) terhadap Tingkat Profitabilitas (Y4) melalui industri Pariwisata (Y1) dan Tingkat Hunian Hotel (Y3) Pengaruh tidak langsung Pengembangan Infrastruktur Transportasi (X2) terhadap Tingkat Profitabilitas (Y4) melalui industri Pariwisata (Y1) dan Pertumbuhan Kunjungan Wisata (Y2) dan Tingkat Hunian Hotel (Y3) Pengaruh tidak langsung Pengembangan Infrastruktur Transportasi (X2) terhadap Tingkat Profitabilitas (Y4) melalui industri Pariwisata (Y1) dan Pertumbuhan Kunjungan Wisata (Y2) Pengaruh tidak langsung Promosi Daerah (X1) terhadap Tingkat Profitabilitas (Y4) melalui Pertumbuhan Kunjungan Wisata (Y2) dan Tingkat Hunian Hotel (Y3) Pengaruh tidak langsung Pengembangan Infrastruktur Transportasi (X2) terhadap Tingkat Profitabilitas (Y4) melalui Pertumbuhan Kunjungan Wisata (Y2) dan Tingkat Hunian Hotel (Y3) Pengaruh tidak langsung Pengembangan Infrastruktur Transportasi (X2) terhadap Tingkat Profitabilitas (Y4) Melalui Industri Pariwisata (Y1), Pertumbuhan Kunjungan Wisata (Y2) dan Tingkat Hunian Hotel (Y3)
δ4β2
0.129
Ψ2β2
0.099
Ψ3δ2
0.099
Ψ3δ3α2
0.035
δ4β3α2
0.068
Ψ2β3α2
0.052
Ψ3δ4β1
0.047
Ψ3δ4β2
0.047
Ψ3δ4β3α2
0.024
Sumber : Tabel 4, data diolah 2010 Berdasarkan Tabel 4 di atas nampak bahwa secara keseluruhan pengaruh tak langsung variabel eksogen dalam hal ini Promosi Daerah dan Pengembangan Infrastruktur transportasi terhadap Industri pariwisata, Pertumbuhan Kunjungan Wisata, Tingkat Hunian Hotel dan Tingkat
Profitabilitas signifikan.
adalah
positif
dan
Total Pengaruh Total pengaruh adalah pengaruh secara keseluruhan antara pengaruh masing-masing variabel eksogen yaitu Promosi Daerah dan Pengembangan
171
Regional Promotion, Development of Transport Infrastructure
Infrastruktur Transportasi terhadap masing masing variabel endogen antara lain Industri Pariwisata, Pertumbuhan Kunjungan Wisata, Tingkat Hunian Hotel
ISSN 0852-8144
dan Tingkat Profitabilitas adalah positif dan signifikan. Lebih jelasnya ditampilkan pada Tabel 5.10 di bawah :
Tabel 5. Total Pengaruh Antar Variabel No. 1 2 3 4
5
6
7
8
Pengaruh Total Pengaruh Total Promosi Daerah (X1) terhadap Pariwisata (Y1) Pengaruh Total Promosi Daerah (X1) terhadap Pertumbuhan Kunjungan Wisata (Y2) Pengaruh Total Promosi Daerah (X1) terhadap Tingkat Hunian Hotel (Y3) Pengaruh Total Promosi Daerah (X1) terhadap Tingkat Profitabilitas (Y4) Pengaruh total Pengembangan Infrastruktur Transportasi (X2) terhadap Industri Pariwisata (Y1) Pengaruh Total Pengembangan Infrastruktur Transportasi (X2) terhadap Pertumbuhan Kunjungan Wisata (Y2) Pengaruh Total Pengembangan Infrastruktur Transportasi (X2) terhadap Tingkat Hunian Hotel (Y3) Pengaruh Total Pengembangan Infrastruktur Transportasi (X2) terhadap Tingkat Profitabilitas (Y4)
Koefisien Regeresi
Nilai
α1
0.285
θ1 = (β1 + β3α1)
0.148
φ1 = (δ1 + δ3α1 + δ4β1 + δ4β3α1) Ψ1 = (Ψ1α1 + Ψ2β1 + Ψ2β3α1 + Ψ3δ1 + Ψ3δ3α1 + Ψ3δ4β1 + Ψ3 δ4δ4β3α1)
0.414 0.330
α2
0.353
θ2 = (β2 + β3α2)
0.159
φ2 = (δ2 + δ3α1 + δ4β2 + δ4β3α2)
0.567
Ψ2 = (Ψ1α2 + Ψ2β2 + Ψ2β3α2 + Ψ3δ2 + Ψ3δ3α2 + Ψ3δ4β2 + Ψ3 δ4δ4β3α2)
Sumber : Tabel 5.8, data diolah 2010
rumah makan, biro travel dan UKM di daerah-daerah kunjungan wisata karena dapat memproduksi dan menjual barangbarang cenderamata. Bentuk promosi daerah yang dilakukan oleh pemerintah propinsi Maluku antara lain : 1. Event seperti : Festival Bunaken & North Sulawesi, Pameran Gebyar Wisata Nusantara, Lomba Mancing, Pameran Deep Indonesia, Pameran Indonesia Today, 2007, Pameran Gebyar Wisata Nusantara, Manado Expo, Pekan Raya Jakarta, Lomba Perahu Layar Darwin – Ambon. 2. Media Campaign seperti :
PEMBAHASAN Industri pariwisata kini merupakan industri penting sebagai penyumbang Gross Domestic Product (GDP) suatu negara dan bagi daerah industri ini sebagai penyokong dari Pendapatan Asli Daerah (PAD). Industri ini mampu memberikan kontribusi lebih dari 10% dari PAD. Hal inilah yang meyebabkan daerah berlombalomba untuk memperkenalkan potensi pariwisata yang dimilikinya sehingga dapat menarik kunjungan wisata (turis) baik lokal maupun manca negara. (Rina,dkk 2007). Berkembangnya sektor ini akan membawa dampak yang cukup besar pada industri-industri yang terkait seperti hotel,
172
Fransina Wattimena
ISSN 0852-8144
Pengadaan Bahan Promosi, Artikel Pariwisata Maluku pada Majalah Archipelago, Promosi Melalui Advertensi/Publikasi dan di Counter serta Promosi Melalui TV Lokal 3. Bursa Pariwisata seperti : Pasar Wisata, Pameran ITB Berlin serta Maluku Road Show in Singapura. 4. MICE seperti : Kerjasama Regional BIMP-EAGA, Indonesian Fair, Travel Exchange BIMP- EAGA dan Pakaian Daerah, Cruishing Convention & Exhibition Miami, Florida dan World Ocean Conference
Transportasi merupakan perpindahan barang atau orang dengan menggunakan kendaraan dari satu tempat ke tempat lainnya yang terpisah secara geografis. Dalam pengertian yang lebih kontemporer, transportasi akan terlaksana jika ada kendaraan, infrastruktur, dan sistem pengaturannya. Kebutuhan akan transportasi turut didorong oleh keinginan manusia dalam hal mencari tahu suatu daerah tujuan di luar daerah tempat tinggalnya. Ini berarti, keterkaitan antara pariwisata dan transportasi merupakan suatu hubungan yang mutlak terjadi. Pergerakan pariwisata oleh manusia yang dilakukan dari daerah/negara satu ke daerah/negara lain melibatkan transportasi sebagai sistem untuk mewujudkannya. Keterpisahan daerah-daerah oleh lautan membutuhkan sarana dan prasarana angkutan laut dan udara. Sedangkan keterpisahan daerahdaerah oleh hambatan geografis berupa daratan juga membutuhkan sarana dan prasarana angkutan darat. Pertumbuhan kunjungan wisata di Indonesia sulit bersaing dengan negara tetangga, karena anggaran promosi daerah yang minim. Pada tahun 2007 negara Malaysia dengan Truly Asia memiliki anggaran promosi daerah sebesar US$ 100 juta, Singapura dengan Uniquely Singapore dengan anggaran US $ 90 juta, Thailand dengan Amazing Thailand memiliki anggaran promosi daerah sebesar US$ 85 juta, sementara Indonesia dengan Ultimate in Diversity hanya US$ 15 juta. Sehingga dampak dari promosi ini mampu mendokrak pertumbuhan kunjungan wisatawan asing ke Malaysia untuk tahun yang sama 2007 mencapai 20.97 juta orang, Singapura 7.96 juta orang, thailand 14.46 juta sedangkan Indonesia 5.51 juta orang. Sedangkan pemasukan devisa Malaysia mencapai US $ 14.05 Milyar, Singapura sebesar US$ 8.66 Milyar, Thailand US $ 15.57 Milyar dan Indonesia hanya US $ 5.35 Milyar. (Adrianto, 2010). Untuk Propinsi Maluku sendiri jumlah biaya promosi daerah terbesar berada di tahun 2009 dengan alokasi
Sejalan dengan kegiatan promosi daerah yang dilakukan dinas Pariwisata, upaya promosi termasuk mensosialisasikan situasi keamanan di Maluku yang telah mengarah ke perdamaian abadi sebagaimana sebelum konflik, Prasarana kepariwisataan tidak berbeda dengan prasarana dalam perekonomian pada umumnya karena pada dasarnya kegiatan kepariwisataan tidak bisa dilepaskan dari aspek ekonominya. Yang termasuk ke dalam kategori prasarana umum adalah: sistem penyediaan air bersih; pembangkit tenaga listrik; jaringan jalan raya; pelabuhan udara, pelabuhan laut; terminal taksi, terminal bus dan stasiun kereta api; kapal penyeberangan serta jaringan telekomunikasi. Sedangkan prasarana yang menyangkut kebutuhan masyarakat banyak ialah rumah sakit, apotik, bank dan kantor pos. Prasarana (infrastucture) kepariwisataan adalah semua fasilitas yang tersedia serta yang memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikian rupa. Sehingga dapat memudahkan manusia untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Sedangkan sarana kepariwisataan (tourism superstrucures) adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung atau tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak tergantung pada kedatangan wisatawan. 173
Regional Promotion, Development of Transport Infrastructure
anggaran hanya sebesar Rp. 307.298.132 dengan perkembangan alokasi anggara pertahun dari tahun 2004 paling tinggi adalah hanya kisaran 10 %. Hasil ini memberikan buktinyata bahwa promosi daerah masih minim utamnya di kawasan timur Indonesia.Jumlah kunjungan wisata di Provinsi Maluku saat ini masih lesu. Kurang dari 4.000 wisatawan mancanegara yang datang pada tahun 2007. Sebelum kerusuhan, kunjungan wisatawan mancanegara 14.500 per tahun. Dampak kerusuhan tahun 1999 – 2004, maluku membutuhkan promosi wisata lebih gencar untuk memulihkan citra. Saat ini, kunjungan wisman mulai meningkat, tetapi masih jauh dari pulih. Dinas Pariwisata Provinsi Maluku mencatat, kunjungan pada 2001 hanya 510 wisman. Lima tahun kemudian 3.396 wisman dan pada 2007 ada 3.656 wisman. Target 2008 adalah 5.375 orang. (Mahyudin, 2008).
ISSN 0852-8144
Transportasi dan Industri Pariwisata akan diikuti dengan naik turunnya kunjungan wisata. Hal ini mengindikasikan bahwa bila suatu daerah ingin meningkatkan kunjungan wisata ke daerahnya maka seyogyanya promosi daerah, pengembangan infrastruktur transportasi dan industri pariwisata juga ditingkatkan. • Promosi Daerah, Pengembangan Infrastruktur transportasi, Industri Pariwisata dan Pertumbuhan Kunjungan Wisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tingkat Hunian Hotel, sehingga naik turunnya Promosi Daerah, Pengembangan Infrastruktur transportasi, Industri Pariwisata dan Pertumbuhan Kunjungan Wisata akan diikuti oleh naik turunnya Tingkat Hunian Hotel. Hal ini mengindikasikan bahwa bila suatu daerah ingin meningkatkan Tingkat Hunian Hotelnya maka seyogyanya Promosi Daerah, Pengembangan Infrastruktur transportasi, Industri Pariwisata dan Pertumbuhan Kunjungan Wisata ditingkatkan. • Industri Pariwisata, Pertumbuhan Kunjungan Wisata dan Tingkat Hunian Hotel berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tingkat Profitabilitas Hotel, sehingga naik turunnya Industri Pariwisata, Pertumbuhan Kunjungan Wisata dan Tingkat Hunian Hotel akan diikuti naik turunnya Tingkat Profitabilitas Hotel. Hal ini mengindikasikan bahwa bila suatu daerah ingin meningkatkan tingkat profitabilitas industri perhotelannya maka seyogyanya Industri Pariwisata, Pertumbuhan Kunjungan Wisata dan Tingkat Hunian Hotel ditingkatkan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan permasalahan yang ada didalam penelitian ini dan hipotesis penelitian serta hasil analisa data dan pembahasan hasil analisa, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: • Promosi Daerah dan Pengembangan Infrastruktur transportasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Industri Pariwisata, sehingga naik turunnya Promosi daerah dan Pengembangan Infrastruktur akan diikuti dengan naik turunnya Industri Pariwisata. Hal ini mengidikasikan bahwa bila suatu daerah ingin meningkatkan pertumbuhan Industri Pariwisatanya maka seyogyanya promosi daerah serta alokasi anggaran pengembangan infrastruktur transportasi juga ditambah. • Promosi Daerah, Pengembangan Infrastruktur transportasi dan Industri Pariwisata berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Kunjungan Wisata, sehingga naik turunnya Promosi Daerah, Infrastruktur
Saran • Dalam menyusun perencanaan pariwisata di Maluku maka pemerintah propinsi Maluku perlu mempertimbangkan faktor faktor Promosi Daerah, Pengembangan Infrastruktur Transportasi, Industri Pariwisata, 174
Fransina Wattimena
ISSN 0852-8144
Pertumbuhan Kunjungan Wisata, Tingkat Hunian Hotel karena faktor ini dapat mempengaruhi Tingkat Profitabilitas industri jasa hotel yang ada di Maluku. • Dibutuhkan kerjasama yang baik antara industri pariwisata daerah dengan pemerintah propinsi Maluku agar promosi daerah yang dilakukan dapat lebih efektif
Lawson, 1976. The Buswiness of Tourism, Pitman Publishing. London : Longman Group Spilane, James J. 1994. Pariwisata Indonesia. Yogyakarta : Kanisius Wahab, Salah 1998, Manajemen Kepariwisataan, Jakarta. Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata Bandung Angkasa. Yoeti, Oka A. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Paramita Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Aan
Surachlan Dimyati. 1989. Pengetahuan Dasar Perhotelan. CV. Deviri Ganan, Jakarta
Yoeti, Oka A. 2000. Ilmu Pariwisata : Sejarah, Perkembangan dan Prospek, PT Perca Jakarta
Ashworth and Goodal, l990.(eds) 1990, Marketing Tourism place, London : Routledge
Yoeti, Oka A. 2006. Ekonomi Pariwisata : Informasi, Introduksi dan Aplikasinya, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Bagyono. 2005. Pengetahuan Dasar Pariwisata & Perhotelan, Alfabeta, Bandung Chandra Aditiawan, 2007. Promosi Wisata Daerah http://www.kalisari.org/ potensi/ promosi-wisata-daerah. Endar Sugiarto, 1996. Pengantar Akomodasi dan Restoran Gramedia Pustaka Utama Jakarta Fandeli, dan Sisdyani, E.A. 1995. Analisis Kinerja Hotel-Hotel Pemenang Tri Hita Karana Awards and Accreditations di Bali Pada Tahun 2004. Buletin Studi Ekonomi, Volume 12 Nomor 1. Fridgen, J. 1991. Dimensions of Tourism. East Lansing, MI: Educational Hasan Taswin. 1996. Mengoptimalkan Sektor Kepariwisataan Sebagai salah satu Sumber Devisa. Jurnal Ilmu dan Wisata, edisi otober, Jakarta : Pusat Penelitian Pariwisata Indonesia. John
L. Clarke. 1981. Educational Development: A Select Bibliography. London: Kogan Page, New York
175