ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PERUSAHAAN ROTI UD. SHANIA BAKERY
Nama NPM Jurusan Pembimbing
: Ayu Purnamasari : 29210613 : Akuntansi : Susanti Usman, SE., MMSI
Latar Belakang Masalah Biaya Overhead Pabrik merupakan salah satu unsur didalam menentukan harga pokok produksi serta mempunyai kegunaan yang sangat penting diantara unsur-unsur biaya yang lainnya, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya administrasi, biaya umum dan lain-lain. Penggunaan tarif yang di tentukan diawal kepada produk merupakan keharusan, karena tarif yang telah dianggarkan jauh sebelum proses produksi maka akan dapat diketahui apabila terdapat perbedaan dengan yang sesungguhnya terjadi setelah proses produksi selesai.
Rumusan Masalah • Apakah pengendalian biaya overhead pabrik roti Shania Bakery sudah berjalan sesuai dengan yang dianggarkan? • Bagaimana analisis selisih antara biaya overhead pabrik yang dianggarkan dengan yang sesungguhnya terjadi pabrik roti Shania Bakery ? • Bagaimana pengaruh terhadap keuntungan perusahaan apabila perusahaan mengalokasikan seluruh selisih antara biaya overhead pabrik yang sudah dianggarkan sebelumnya dan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya ke rekening harga pokok penjualan ?
Batasan Masalah Didalam penulisan ilmiah ini penulis memberi batasan masalah yang berkisar tentang selisih biaya overhead pabrik dengan metode selisih kapasitas dan anggaran berdasarkan satuan bahan baku dengan data yang diperoleh pada bulan januari sampai desember 2011 pada pabrik roti Shania Bakery.
Tujuan Penelitian • Mengetahui apakah pengendalian Biaya Overhead Pabrik roti Shania Bakery sudah berjalan sesuai dengan yang dianggarkan. • Menganalisis selisih Biaya Overhead Pabrik yang dianggarkan dengan yang sesungguhnya terjadi pada pabrik roti Shania Bakery. • Mengetahui pengaruhnya terhadap keuntungan perusahaan apabila perusahaan mengalokasikan seluruh selisih antara biaya oerhead pabrik yang sudah dianggarkan sebelumnya dan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya ke rekening harga pokok penjualan
Alat Analisis 1. Selisih anggaran Selisih anggaran menunjukkan perbedaan antara biaya yang sesungguhnya terjadi dengan taksiran biaya yang seharusnya dikeluarkan menurut anggaran. Cara mencarinya: BOP yang sesungguhnya BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya: BOP Tetap: BOP variabel (kapasitas sesungguhnya x tarif): Selisih Anggaran:
Rp. XXX
Rp. XXX
Rp. XXX + Rp. XXX Rp. XXX
2. Selisih kapasitas Selisih kapasitas disebabkan karena tidak dipakainya kapasitas yang dianggarkan. Cara mencarinya: BOP tetap yang dianggarkan Rp. XXX BOP tetap yang dibebankan (kapasitas sesungguhnya x tarif): Rp. XXX – Selisih Kapasitas Rp. XXX
Biaya Overhead Pabrik yang Dianggarkan Biaya Overhead Pabrik yang Dianggarkan UD. Shania Bakery Periode Tahun 2011 Biaya Tetap
Jumlah
Biaya Variabel
Jumlah
Biaya Penyusutan Mesin
Rp. 17.893.000
Biaya Pemeliharaan Mesin
Rp.
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Rp. 54.000.000
Biaya Bahan Bakar
Rp. 10.000.000
Biaya Sewa Pabrik
Rp. 15.000.000
Biaya Bahan Penolong
Rp. 38.073.600
Biaya Listrik
Rp. 4.500.000
Total Biaya Overhead Pabrik
500.000
Rp. 139.966.600
Biaya Overhead Pabrik yang Sesungguhnya Biaya Oerhead Pabrik yang Sesungguhnya UD. Shania Bakery Periode Tahun 2011
Biaya Tetap
Jumlah
Biaya Variabel
Jumlah
Biaya Penyusutan Mesin
Rp. 17.893.000
Biaya Pemeliharaan Mesin
Rp.
Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
Rp. 54.000.000
Biaya Bahan Bakar
Rp. 10.300.000
Biaya Sewa Pabrik
Rp. 15.000.000
Biaya Bahan Penolong
Rp. 32.785.600
Biaya Listrik
Rp . 4.500.000 Total Biaya Overhead Pabrik
650.000
Rp. 135.128.000
Keterangan: * Biaya Bahan Penolong: 310.000 unit (kapasitas sesungguhnya) x Rp. 105,76 (Total BBP) = Rp.32.785.600
Perhitungan Selisih Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Rp. 120.590.000 Rp. 135.128.000 – (Rp. 14.538.000)
1. Selisih Anggaran Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya BOP yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya : BOP Tetap Rp. 91.393.000 BOP Variabel (kapasitas sesungguhnya x Tarif) : 310.000 x Rp. 135 = Rp. 14.850.000 + Selisih Biaya Overhead Pabrik 2. Selisih Kapasitas BOP tetap yang dianggarkan BOP tetap yang dianggarkan pada produk (Kapasitas sesungguhnya x Tarif tetap) 310.000 x Rp. 254 Selisih Kapasitas
Rp. 135.128.000
Rp. 133.243.000 Rp. 1.885.000 Rp. 91.393.000 Rp. 78.740.000 Rp. 12.653.000
Pengalokasian Selisih Biaya Overhead Pabrik Elemen
Satuan Produk
BOP yang Dibebankan
Alokasi Selisih BOP
Persediaan Produk Dalam Proses
75.000
Rp. 29.175.000
Rp. 3.517.258,065
Persediaan Produk Jadi
98.000
Rp. 38.122.000
Rp. 4.595.883,871
Harga Pokok Penjualan
137.000
Rp. 53.293.000
Rp. 6.424.858,065
Jumlah
310.000
Rp. 120.590.000
Rp. 14.538.000
Perlakuan Selisih Biaya Overhead Pabrik Terhadap Laba Kotor Laporan Laba Rugi Sebelum Perhitungan Selisih BOP UD. Shania Bakery Laporan Laba / Rugi Periode Tahun 2011 Hasil Penjualan : 310.000 x Rp. 3.500 Harga Pokok Penjualan : BBB Rp. 120.224.238 BTKL Rp. 67.200.000 BOP Sesungguhnya Rp. 135.128.000 + Laba Kotor
Rp. 1.085.000.000
Rp. 322.552.328 Rp. 762.447.672
Perlakuan Selisih Biaya Overhead Pabrik Terhadap Laba Kotor Laporan Laba Rugi Setelah Perhitungan BOP UD. Shania Bakery Laporan Laba / Rugi Periode Tahun 2011 Hasil Penjualan : 310.000 x Rp. 3500 Harga Pokok Penjualan : BBB Rp. 120.224.328 BTKL Rp. 67.200.000 BOP sesungguhnya Rp. 135.128.000 Selisih BOP Rp. 14.538.000 + Laba Kotor
Rp. 1.085.000.000
Rp. 337.090.328 Rp. 747.909.672
Kesimpulan 1. Belum sesuai penganggaran karena dalam memproduksi roti masih kurang dari kapasitas standar yang dianggarkan sebesar 360.000 unit roti, namun realisasinya hanya 310.000 unit 2. Perusahaan mengalami kerugian selisih sebesar Rp. 14.538.000 yang berasal dari selisih anggaran yaitu Rp. 1.885.000 dan selisih kapasitas sebesar Rp. 12.653.000 3. Apabila selisih antara biaya overhead pabrik yang dianggarkan dan yang sesungguhnya dialokasikan seluruhnya ke rekening harga pokok penjualan, maka perusahaan akan mengalami penurunan laba dari yang seharusnya sebesar Rp. 762.447.672 menjadi Rp. 747.909.672.
Saran 1. Meningkatkan pemasaran dengan cara promosi melalui penyebaran brosur ke rumah-rumah warga disekitar maupun luar wilayah pabrik, atau melalui iklan di radio lokal. 2. Meningkatkan harga jual dengan ditingkatkannya mutu dan kualitas produk sehinnga mampu bersaing dengan perusahaanperusaahn roti lainnya 3. Melakukan penghematan dalam mengeluarkan biaya bahan baku khususnya pada bahan penolong, melalui penentuan volume penjualan pada biaya yang dianggarkan dan menciptakan kombinasi produk yang dapat meningkatkan volume penjualan