ANALISIS SEKTOR-SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERIODE 2003 – 2007)
OLEH SRI WAHYUNI H14094002
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
RINGKASAN
SRI WAHYUNI. Analisis Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Periode 2003-2007) (dibimbing oleh Muhammad Findi Alexandi). Provinsi D.I. Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang didalamnya terdapat berbagai macam kegiatan ekonomi. Sebagai kota pelajar, di dalamnya terdapat aktivitas pendidikan yang akan membawa pada kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemajuan sumberdaya manusia sehingga akan mendukung pertumbuhan ekonomi. Sebagai kota wisata, kegiatan yang berkaitan dengan kepariwisataan merupakan sumber pendapatan daerah. Selain itu di Provinsi D.I. Yogyakarta sedang dikembangkan beraneka ragam jenis industri, baik itu berbahan dasar kulit (industri wayang kulit), industri batik, industri gerabah dan lain-lain. Diberlakukannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah bersama atribut-atribut lainnya, memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur daerahnya sendiri secara mandiri dirasa akan membawa angin segar untuk mengatasi permasalahan lambannya pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Salah satu faktor penentu keberhasilan otonomi daerah adalah adanya kemampuan keuangan daerah yang ditentukan oleh seberapa besar hasil penerimaan daerah akan bisa berjalan jika sektor unggulan dapat dioptimalkan untuk menentukan skala prioritas dalam pembangunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor-sektor yang menjadi sektor ekonomi unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta dan mengetahui kontribusi sektor-sektor unggulan tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi D.I. Yogyakarta. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Shift-Share (SS) dan analisis Location Quotient (LQ). Kedua analisis ini digunakan untuk menentukan sektor ekonomi unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi yang memberikan kontribusi yang besar dalam pembentukan PDRB di Provinsi D.I. Yogyakarta antara lain sektor jasa-jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pertanian dan sektor industri pengolahan. Sedangkan Pulau Jawa, sebagai pembanding dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi yang memberikan kontribusi yang besar dalam pembentukan PDRB di Pulau Jawa antara lain sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pertanian dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Analisis mengenai perubahan PDRB atas dasar harga konstan, sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki nilai perubahan riil yang terbesar, yaitu Rp3.097,88 miliar rupiah pada tahun 2003 dan meningkat menjadi Rp3.750,36 miliar rupiah pada tahun 2007 atau meningkat sebesar 21,06 persen. Sedangkan laju pertumbuhan terbesar adalah sektor konstruksi, yaitu 47,11 persen. Sementara
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
itu PDRB Pulau Jawa diberikan kontribusi terbesar oleh sektor industri pengolahan dengan nilai Rp274.388,88 miliar rupiah pada tahun 2003 dan meningkat menjadi Rp339.957,31 miliar rupiah pada tahun 2007 atau sekitar 23,90 persen. Sektor ekonomi yang memiliki laju pertumbuhan terbesar adalah sektor pengangkutan dan komunikasi, yaitu 43,91 persen. Berdasarkan rasio PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta dengan PDRB Pulau Jawa Tahun 2003-2007, diperoleh hasil bahwa nilai Ra sebesar 0,252 artinya pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa selama kurun waktu 2003-2007 diperkirakan meningkat sebesar 0,252, sedangkan nilai Ri paling besar adalah sektor pengangkutan dan komunikasi (0,439), yang artinya sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesar 0,439. Dengan melihat nilai ri yang positif di semua sektor, maka dapat dikatakan bahwa sektor-sektor perekonomian di Provinsi D.I. Yogyakarta mengalami pertumbuhan, dengan nilai terbesar 0,471 di sektor konstruksi. Pembahasan analisis shift-share mengenai komponen pertumbuhan regional (PR) menunjukkan bahwa secara keseluruhan perekonomian Pulau Jawa telah memengaruhi peningkatan PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta sebesar Rp3.869,97 miliar rupiah atau 25,2 persen. Sedangkan analisis komponen pertumbuhan proporsional (PP) menunjukkan bahwa sektor ekonomi yang memiliki laju pertumbuhan proporsional terbesar adalah sektor pengangkutan dan komunikasi. Berdasarkan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPW), sektor konstruksi memiliki laju pertumbuhan pangsa wilayah terbesar. Untuk mengetahui sektor ekonomi yang termasuk sektor basis atau nonbasis, digunakan metode Location Quotient (LQ), dengan hasil menunjukkan bahwa sektor pertanian, sektor konstruksi, sektor pengangkutan dan komunikasi, serta sektor jasa-jasa merupakan sektor basis di Provinsi D.I. Yogyakarta. Ditinjau dari sumber pertumbuhan ekonomi, penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar diberikan oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran. Dari 4,31 persen pertumbuhan ekonomi yang dicapai Provinsi D.I. Yogyakarta, sebesar 1,03 basis poin (bps) diantaranya berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, kemudian sekitar 0,87 bps berasal dari sektor konstruksi, 0,65 bps berasal dari sektor pengangkutan dan komunikasi, dan 0,61 bps berasal dari sektor jasa-jasa. Sedangkan sumber pertumbuhan yang berasal dari sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, masing-masing sebesar 0,15 bps, 0,07 bps, 0,27 bps, 0,07 bps serta 0,59 bps. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sektor-sektor ekonomi yang menjadi sektor unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
ANALISIS SEKTOR-SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (PERIODE 2003 – 2007)
Oleh SRI WAHYUNI H14094002
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor,
Oktober 2009
Sri Wahyuni H14094002
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Sri Wahyuni, lahir pada tanggal 21 Juni 1977 di Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Penulis anak kedua dari lima bersaudara, dari pasangan Bapak Matnorejo (Alm) dan Ibu Ruki. Penulis menamatkan sekolah dasar pada SD Negeri Jiwo dan lulus pada tahun 1990. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Wedi dan lulus pada tahun 1993. Tiga tahun kemudian pada tahun 1996 penulis menamatkan pendidikan menengah di SMU Negeri 2 Klaten. Pada tahun 1999 penulis menamatkan pendidikan Diploma III di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) Jakarta dan setahun kemudian di tempat yang sama, penulis menamatkan pendidikan Diploma IV dengan gelar Sarjana Sains Terapan (SST). Sekarang penulis sedang melalui Program Pra-S2 (Matrikulasi/Alih Jenjang S1) sebagai salah satu syarat melanjutkan studi di Sekolah Pasca Sarjana Mayor Ilmu Ekonomi Institut Pertanian Bogor.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis SektorSektor Ekonomi Unggulan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Periode 2003-2007)”. Skripsi ini merupakan laporan tugas akhir Program Pra-S2 (Matrikulasi/Alih Jenjang S1) sebagai salah satu syarat melanjutkan studi di Sekolah Pasca Sarjana Mayor Ilmu Ekonomi IPB. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada : 1.
Dr. Rusman Heriawan, Kepala Badan Pusat Statistik yang telah membuka
kesempatan bagi pegawai BPS untuk meningkatkan kemampuan melalui program tugas belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 2.
Dr.
Wendy
Hartanto,
selaku
Kepala
Direktorat
Kependudukan
dan
Ketenagakerjaan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan sekolah di IPB. 3.
Dedi Budiman Hakim, Ph.D., selaku Ketua Departemen Ilmu Ekonomi IPB.
4.
Dr. Muhammad Findi Alexandi, M.E. yang telah memberikan bimbingan dan arahan sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.
5.
Dr. Ir. Sri Mulatsih, M.Sc. selaku Penguji yang telah memberikan evaluasi dan masukan yang sangat berarti untuk penyempurnaan skripsi ini.
6.
Suami dan anak-anakku (Tri Purwanto, Ikhlas Hanif M. (6 tahun), Aisyah Azka R. (4), Fathiya Salma H. (1) atas doa dan dukungannya.
7.
Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, saran dan kritik
yang membangun penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan semua pihak yang membutuhkan. Bogor, Oktober 2009
Sri Wahyuni H14094002
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Judul Skripsi
: Analisis Sektor-Sektor Ekonomi Unggulan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Periode 2003 – 2007)
Nama
: Sri Wahyuni
NRP
: H14094002
dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Muhammad Findi Alexandi, M.E. NIP. 19730124 200710 1 001
Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi
Dedi Budiman Hakim, Ph.D. NIP. 19641022 198903 1 003
Tanggal lulus:
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI ....... ............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xiv
I.
II.
PENDAHULUAN ...................................................................................
1
1.1. Latar Belakang ...............................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah .......................................................................
3
1.3. Tujuan Penelitian ...........................................................................
4
1.4. Manfaat Penelitian .........................................................................
5
1.5. Ruang Lingkup ..............................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................
6
2.1. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi .........................................................................................
6
2.2. Definisi Sektor Unggulan ..............................................................
8
2.3. Teori Basis Ekonomi .....................................................................
9
2.4. Analisis Shift-Share (SS) ................................................................
10
2.5. Analisis Location Quotient (LQ) ...................................................
10
2.6. Penelitian Terdahulu ......................................................................
12
2.7. Kerangka Pemikiran ......................................................................
13
2.8. Regulasi Mengenai Sektor-Sektor Perekonomian .........................
15
III. METODE PENELITIAN ........................................................................
20
3.1. Jenis dan Sumber Data ...................................................................
20
3.2
Metode Analisis Data ....................................................................
20
3.2.1. Analisis Shift-Share (SS) ...................................................
20
3.2.2. Analisis Location Quotient (LQ) .......................................
25
3.3. Konsep Data ...................................................................................
26
3.3.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
26
3.3.2. Kegunaan Data PDRB .......................................................
28
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH ........................................................
29
4.1. Kondisi Geografis ..........................................................................
29
4.2. Kependudukan ........ ......................................................................
31
4.3. Ketenagakerjaan . ...........................................................................
32
HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................
33
V.
5.1. Analisis Kontribusi Sektor-Sektor Ekonomi Terhadap PDRB di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2003-2007 ..............................
33
5.2. Analisis Kontribusi Sektor-Sektor Ekonomi Terhadap PDRB di Pulau Jawa Tahun 2003-2007 ....................................................
47
5.3. Analisis Perubahan PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta dan PDRB Pulau Jawa Tahun 2003-2007 ............................................
57
5.4. Rasio PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta dengan PDRB Pulau Jawa Tahun 2003-2007 ..................................................................
63
5.5. Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2003-2007 ................................................
64
5.6. Sektor Basis ...................................................................................
70
5.7. Sektor Nonbasis .............................................................................
71
5.8. Kontribusi Sektor-Sektor Unggulan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi D.I. Yogyakarta ................................................
72
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................
74
6.1. Kesimpulan ....................................................................................
74
6.2. Saran .............................................................................................. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
75
LAMPIRAN .....................................................................................................
79
77
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1. Kontribusi Sektor-Sektor Ekonomi Terhadap PDRB atas Dasar
Halaman
Harga Berlaku di Provinsi D.I. Yogyakarta, Tahun 2003 – 2007 (Persen) ................................................................................................ 5.2.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Provinsi D.I. Yogyakarta, Tahun 2003-2007 (Milyar Rupiah) ......................................................
5.3.
33 35
Kontribusi Sektor-Sektor Ekonomi Terhadap PDRB atas Dasar Harga Berlaku di Pulau Jawa, Tahun 2003 – 2007 (Persen)................
5.4.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Pulau Jawa, Tahun
5.5.
2003-2007 (Milyar Rupiah) ................................................................. Perubahan PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta menurut Lapangan
48 49
Usaha Berdasarkan Harga Konstan 2000, Tahun 2003 dan 2007 (Milyar Rupiah) .......................................................................... 5.6.
58
Perubahan PDRB di Pulau Jawa menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan 2000, Tahun 2003 dan 2007
5.7. 5.8.
(Milyar Rupiah) ................................................................................... Rasio PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta dan PDRB Pulau Jawa
62
(Nilai Ra, Ri dan ri) .............................................................................
63
Analisis Shift Share menurut Lapangan Usaha di Provinsi D.I. Yogyakarta Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional Pulau Jawa, Tahun 2003-2007 .............................................................
5.9.
65
Analisis Shif- Share menurut Lapangan Usaha di Provinsi D.I. Yogyakarta Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Proporsional, Tahun 2003-2007 .................................................................................
67
5.10. Analisis Shift-Share menurut Lapangan Usaha di Provinsi D.I. Yogyakarta Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah, Tahun 2003-2007..................................................................................
68
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
5.11.
Nilai LQ menurut Lapangan Usaha di Provinsi D.I. Yogyakarta, Tahun 2003-2007 .................................................................................
5.12.
70
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi D.I. Yogyakarta atas dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha Tahun 2003-2007 .....................................................
73
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1.
Sistematika Kerangka Pemikiran ............................................................
14
2.
Profil Pertumbuhan Wilayah ..................................................................
24
3.
Profil Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian Provinsi D.I. Yogyakarta, Periode 2003-2007 .............................................................
69
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor 1.
Halaman
Tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha di Provinsi D.I. Yogyakarta Atas Dasar Harga Berlaku Periode 2003-2007 (Juta) ........................................................................
2.
80
Tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha di Provinsi D.I. Yogyakarta Atas Dasar Harga Konstan 2000 Periode 2003-2007 (Juta) ........................................................................
3
82
Tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha di Pulau Jawa Atas Dasar Harga Berlaku Periode 2003-2007 (Juta)........................................................................................................
4.
84
Tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha di Pulau Jawa Atas Dasar Harga Konstan 2000 Periode 2003-2007 (Juta)......................................................................................
5.
Tabel Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta Atas Dasar Harga Konstan 2000 Periode 2003-2007 (Persen) ..................................
6.
88
Tabel Laju Pertumbuhan PDRB Pulau Jawa Atas Dasar Harga Konstan 2000 Periode 2003-2007 (Persen) .............................................
7.
86
90
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, 2007 .....................................................................
8.
92
Contoh Penghitungan Analisis Shift-Share dan Metode Location Quotient ...................................................................................................
93
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Prestasi ekonomi suatu bangsa atau negara dapat dinilai dengan berbagai
ukuran agregat. Secara umum, prestasi tersebut diukur melalui sebuah besaran dengan istilah Pendapatan Nasional. Meskipun bukan merupakan satu-satunya ukuran untuk menilai prestasi ekonomi suatu bangsa, namun cukup representatif dan sangat lazim digunakan. Pendapatan Nasional bukan hanya untuk menilai perkembangan ekonomi suatu negara dari waktu ke waktu, tapi juga membandingkannya dengan negara lain. Rinciannya secara sektoral dapat menerangkan struktur perekonomian negara yang bersangkutan. Disamping itu, dari angka pendapatan nasional selanjutnya dapat pula diperoleh ukuran turunan (derived measures)-nya seperti pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita (Dumairy, 1996). Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan.
Pertumbuhan
ini
ditandai
dengan
adanya
pembangunan yang lebih baik, meliputi bidang produksi maupun infrastruktur. Proses pertumbuhan ekonomi harus bersifat self generating. Hal ini berarti bahwa proses
pertumbuhan
menghasilkan
kekuatan
bagi
timbulnya
kelanjutan
pertumbuhan tersebut dalam periode-periode selanjutnya. Arsyad (1996) menyatakan bahwa pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
penduduk suatu negara meningkat dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP/GNP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak. Setiap wilayah mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dalam melakukan pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi tergantung pada potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sarana infrastruktur, aksesibilitas dan kekuasaaan dalam pengambilan keputusan, serta potensi pasar. Kondisi tersebut memungkinkan pertumbuhan suatu wilayah seringkali tidak seimbang dengan wilayah lainnya (Gunawan dalam Anjani, 2007). Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, selanjutnya disebut Provinsi D.I. Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang didalamnya terdapat berbagai macam kegiatan ekonomi. Sebagai kota pelajar, di dalamnya terdapat aktivitas pendidikan untuk memajukan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemajuan sumberdaya manusia sehingga akan mendukung pertumbuhan ekonomi. Sebagai kota wisata, kegiatan yang berkaitan dengan kepariwisataan merupakan sumber pendapatan daerah. Selain itu di Provinsi D.I. Yogyakarta sedang dikembangkan beraneka ragam jenis industri, baik itu berbahan dasar kulit (industri wayang kulit), industri batik, industri gerabah dan lain-lain. Diberlakukannya
Undang-Undang
No.
Pemerintahan Daerah bersama atribut-atribut
22
Tahun
1999
tentang
lainnya (otonomi daerah),
memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur daerahnya sendiri secara mandiri dirasa akan membawa angin segar untuk mengatasi permasalahan
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
lambannya pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Salah satu faktor penentu keberhasilan otonomi daerah adalah adanya kemampuan keuangan daerah yang ditentukan oleh seberapa besar hasil penerimaan daerah akan bisa berjalan jika sektor unggulan dapat dioptimalkan dimana sektor unggulan ini penting untuk menentukan skala prioritas dalam pembangunan. Berbagai sektor ekonomi turut berperan dalam memajukan perekonomian di Provinsi D.I. Yogyakarta, yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor jasajasa. Oleh karena itu diperlukan kajian mengenai sektor-sektor ekonomi yang menjadi sektor unggulan, yang diharapkan akan membangkitkan sektor riil yang nantinya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di
Provinsi D.I.
Yogyakarta. Selain itu, pemerintah juga menjadi lebih fokus dan tepat sasaran dalam menentukan kebijakan terkait dengan sektor-sektor ekonomi unggulan tersebut.
1.2.
Perumusan Masalah Menindaklanjuti
Pemerintahan Daerah
Undang-Undang
No.
32
Tahun
2004
tentang
dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, otonomi daerah dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional yang diwujudkan
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
dengan pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumberdaya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
secara
proporsional,
demokratis,
adil,
dan
transparan
dengan
memperhatikan potensi, kondisi dan kebutuhan daerah. Namun dalam pelaksanaannya, pemerintah daerah seringkali menghadapi kendala keuangan dalam melaksanakan pembangunan. Hal penting yang harus dilakukan pemerintah daerah adalah kemampuan mengalokasikan dana yang ada untuk membangun perekonomian guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Maka dari itu pemerintah daerah sebaiknya mengetahui sektor-sektor unggulan di daerahnya agar pembangunan yang dilakukan lebih efektif sehingga masalah keterbatasan dana dapat teratasi. Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini penulis mengajukan beberapa permasalahan, antara lain: 1. Sektor-sektor ekonomi apa saja yang menjadi sektor unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta? 2. Bagaimana kontribusi sektor-sektor ekonomi unggulan tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi D.I. Yogyakarta?
1.3.
Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi yang menjadi sektor ekonomi unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta. 2. Mengetahui kontribusi sektor-sektor ekonomi unggulan tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi D.I. Yogyakarta.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
1.4. 1.
Manfaat Penelitian Mengetahui sektor-sektor ekonomi yang menjadi sektor ekonomi unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta.
2.
Bahan masukan bagi pemerintah daerah Provinsi D.I. Yogyakarta untuk mengembangkan sektor-sektor ekonomi unggulan yang ada di wilayah tersebut.
3. Sebagai media untuk mempublikasikan kontribusi sektor-sektor ekonomi unggulan
tersebut
terhadap
pertumbuhan
ekonomi
Provinsi
D.I.
Yogyakarta.
1.5.
Ruang Lingkup Dalam penelitian ini ruang lingkup yang dibahas penulis hanya terbatas
pada: 1. Mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi yang menjadi sektor ekonomi unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta dibandingkan dengan perekonomian Pulau Jawa. 2. Mengetahui kontribusi kontribusi sektor-sektor unggulan tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi D.I. Yogyakarta.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi Menurut teori pertumbuhan klasik yang dikemukakan oleh Adam Smith
(1776) menyatakan bahwa salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan penduduk. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar dan perluasan pasar akan meningkatkan spesialisasi dalam perekonomian. Selanjutnya spesialisasi akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga meningkatkan upah dan keuntungan. Dengan demikian, proses pertumbuhan akan berlangsung sampai seluruh sumberdaya termanfaatkan. Namun teori dari Adam Smith ini kemudian ditentang oleh David Ricardo (1917), menurutnya perkembangan penduduk yang berjalan cepat pada akhirnya akan menurunkan kembali tingkat pertumbuhan ekonomi ke taraf yang rendah. Kemudian teori pertumbuhan ekonomi dikembangkan oleh Keynes, yang menyatakan bahwa untuk menjamin pertumbuhan yang stabil pemerintah perlu menerapkan kebijakan fiskal (perpajakan dan belanja pemerintah), kebijakan moneter (tingkat suku bunga dan jumlah uang beredar), dan pengawasan langsung. Sedangkan menurut teori Schumpter, pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan dan pertumbuhan kegiatan ekonomi yang berjalan secara siklikal. Pembaruan-pembaruan yang dilakukan oleh para pengusaha berperan dalam peningkatan kegiatan ekonomi. Dalam proses siklikal tersebut, tingkat
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
keseimbangan yang baru akan selalu berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada tingkat keseimbangan sebelumnya. Menurut Rostow dalam Deliarnov (2005), proses pembangunan ekonomi bisa dibedakan dalam lima tahap yaitu : 1) Tahap tradisional statis, yang dicirikan oleh keadaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang masih sangat rendah dan belum berpengaruh terhadap kehidupan. Selain itu perekonomian pun masih didominasi sektor pertanian perdesaan. Struktur sosial politik masih bersifat kaku. 2) Tahap transisi (pra take- off) yang dicirikan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi yang mulai berkembang, produktivitas yang meningkat dan industri yang makin berkembang. Tenaga kerja pun mulai beralih dari sektor pertanian ke sektor industri, pertumbuhan tinggi, kaum pedagang bermunculan, dan struktur sosial-politik yang makin membaik. 3) Tahap lepas landas, yang dicirikan oleh keadaan suatu hambatanhambatan sosial politik yang umumnya dapat diatasi, tingkat kebudayaan dan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin maju, investasi dan pertumbuhan tetap tinggi, dan mulai terjadi ekspansi perdagangan ke luar negeri. 4) Tahap dewasa ( maturing stage ), dicirikan oleh masyarakat yang makin dewasa, dapat menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi sepenuhnya. Terjadi perubahan komposisi angkatan kerja dimana jumlah tenaga skilled lebih banyak dari pada unskilled. Serikat dagang dan gerakan buruh semakin maju dan berperan, dan tingginya pendapatan per kapita.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
5) Tahap konsumsi massa (mass consumption) yang merupakan tahap akhir dimana masyarakat serba kecukupan, kehidupan dirasakan aman tentram, dan laju pertumbuhan penduduk semakin rendah. Teori pattern of development oleh Chenery (1975) dalam Tambunan (2001)
mengidentifikasi
bahwa sejalan dengan peningkatan pendapatan
masyarakat per kapita yang membawa perubahan dalam pola permintaan konsumen dari penekanan pada makanan dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya ke berbagai macam barang-barang manufaktur dan jasa, akumulasi kapital fisik dan sumberdaya manusia. Perkembangan kota-kota dan industri-industri di perkotaan bersamaan dengan proses migrasi penduduk dari perdesaan ke perkotaan, dan penurunan laju pertumbuhan penduduk dan family size yang semakin kecil. Struktur perekonomian suatu negara bergeser dari yang semula didominasi oleh sektor pertanian dan atau sektor pertambangan menuju ke sektorsektor nonprimer, khususnya industri. Syarat utama bagi pembangunan ekonomi adalah bahwa proses pertumbuhannya harus bertumpu pada kemampuan perekonomian di dalam negeri. Hasrat untuk memperbaiki nasib dan prakarsa untuk menciptakan kemajuan material harus muncul dari warga masyarakatnya sendiri dan tidak dapat dipengaruhi atau diidentifikasi oleh daerah luar (Jhingan, 2002).
2.2.
Definisi Sektor Unggulan Sektor unggulan adalah sektor yang salah satunya dipengaruhi oleh
keberadaan sektor anugerah (endowment factor). Selanjutnya faktor ini
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
berkembang lebih lanjut melalui kegiatan investasi dan menjadi tumpuan kegiatan ekonomi. Menurut Sambodo dalam Sondari (2007), kriteria sektor unggulan akan sangat bervariasi, hal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah, antara lain: 1) sektor unggulan tersebut mempunyai laju pertumbuhan yang tinggi. 2) sektor tersebut mempunyai angka penyerapan tenaga kerja yang relatif besar. 3) sektor tersebut mempunyai keterkaitan antarsektor yang tinggi baik ke depan maupun ke belakang. 4) sektor yang mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi.
2.3.
Teori Basis Ekonomi Menurut teori basis ekonomi, perekonomian suatu wilayah dibagi menjadi
dua kategori, yaitu sektor basis dan sektor nonbasis. Sektor basis adalah sektor ekonomi yang mempunyai kemampuan untuk melakukan ekspor barang dan jasa yang dihasilkan sektor tersebut ke luar batas-batas perekonomian wilayah yang bersangkutan. Sedangkan sektor nonbasis adalah kegiatan-kegiatan yang menyediakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggal di batas-batas perekonomian wilayah yang bersangkutan. Pengertian basis ekonomi bersifat dinamis, artinya pada tahun tertentu mungkin sektor tersebut merupakan sektor basis, namun pada tahun berikutnya belum tentu sektor tersebut menjadi sektor basis. Sektor basis dapat mengalami kemajuan maupun kemunduran. Kemajuan sektor basis dipengaruhi adanya kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi, perkembangan pendapatan
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
daerah, perkembangan teknologi, dan perkembangan prasarana ekonomi dan sosial. Sedangkan kemunduran sektor basis disebabkan pengurangan permintaan dari luar daerah dan kehabisan cadangan sumberdaya.
2.4.
Analisis Shift-Share (SS) Pada prinsipnya analisis shift-share lebih mendalami perbandingan
antara
perbedaan
laju
pertumbuhan
kewilayahan tertentu, dengan
berbagai
sektor
dalam
suatu
laju pertumbuhan berbagai sektor yang
wilayah lingkupnya lebih luas. Keunggulan gambaran
analisis
mengenai
shift-share
perubahan
diantaranya
struktur
ekonomi
adalah yang
memberikan
terjadi,
walau
analisis shift-share tergolong sederhana, memungkinkan seorang pemula mempelajari
struktur
gambaran pertumbuhan akurat.
Sedangkan
perekonomian
dengan
cepat,
dan
memberikan
ekonomi dan perubahan struktur dengan cukup
kelemahannya,
analisis
shift-share
ini
hanya
dapat
digunakan untuk analisis ex-post, analisis ini sangat berbahaya sebagai alat peramalan, mengingat bahwa regional shift tidak konstan dari suatu periode ke periode lainnya; tidak dapat dipakai untuk melihat keterkaitan antarsektor selain itu tidak ada keterkaitan antardaerah (Lembaga Administrasi Negara, 2007).
2.5.
Metode Location Quotient (LQ) Location Quotient disingkat LQ adalah suatu metode untuk mengukur
spesialisasi relatif dari suatu wilayah/daerah dalam sektor-sektor tertentu. Metode
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
LQ dapat digunakan untuk mengetahui kapasitas ekspor yang dimiliki oleh daerah. Artinya dengan menggunakan metode ini, perencana dapat mengetahui spesialisasi yang dimililki oleh daerah dibandingkan dengan daerah yang tingkatannya lebih tinggi atau sektor lain yang memiliki kategori yang sama (Tarigan dalam Savitri, 2008). Menggunakan LQ sebagai petunjuk adanya keunggulan komparatif dapat digunakan bagi sektor-sektor yang telah lama berkembang, sedangkan bagi sektor baru atau sedang tumbuh apalagi selama ini belum pernah ada, LQ tidak dapat digunakan karena produk totalnya belum menggambarkan kapasitas riil daerah tersebut. Adalah lebih tepat untuk melihat secara langsung apakah komoditi itu memiliki prospek untuk diekspor atau tidak, dengan catatan terhadap produk tersebut tidak diberikan subsidi daerah-daerah lainnya. Analisis LQ sesuai dengan rumusannya memang sangat sederhana dan apabila digunakan dalam bentuk one shot analysis, manfaatnya juga tidak begitu besar, yaitu hanya melihat apakah LQ berada di atas 1 atau tidak. Akan tetapi analisis LQ bisa dibuat menarik apabila dilakukan dalam bentuk analisis runtun waktu (time series/trend). Analisis dilakukan dalam beberapa periode/kurun waktu tertentu. Pada keadaan ini, perkembangan LQ diamati untuk suatu sektor tertentu pada kurun waktu yang berbeda, apakah terjadi kenaikan atau penurunan. Hal ini menarik untuk diamati lebih lanjut, misalnya apabila naik maka dikaji faktorfaktor yang membuat daerah itu tumbuh lebih cepat dari rata-rata wilayah yang lebih tinggi. Kalau terjadi penurunan, maka dikaji faktor-faktor apa yang
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
menyebabkan pertumbuhan lebih lambat dari rata-rata nasional (wilayah yang lebih tinggi). Keadaan yang diuraikan di atas dapat membantu mengetahui kekuatan/ kelemahan suatu daerah dibandingkan secara relatif dengan wilayah lain yang lebih luas. Potensi yang positif digunakan dalam strategi pengembangan daerah. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan potensi daerah lemah, perlu dipikirkan apakah segera ditanggulangi atau dianggap tidak berpengaruh signifikan terhadap pembangunan daerah secara keseluruhan, sehingga bisa dianggap tidak prioritas. Beberapa keunggulan dari metode LQ antara lain metode LQ memperhitungkan ekspor langsung dan ekspor tidak langsung, metode LQ sederhana dan tidak mahal serta dapat diterapkan pada data historis untuk mengetahui trend. Sedangkan beberapa kelemahan metode LQ adalah metode ini berasumsi bahwa pola permintaan di setiap daerah identik dengan pola permintaan bangsa dan bahwa produktivitas tiap pekerja di setiap sektor regional sama dengan produktivitas tiap pekerja dalam industri-industri nasional. Selain itu metode ini berasumsi bahwa tingkat ekspor tergantung pada tingkat disagregasi (Lembaga Administrasi Negara, 2007).
2.6.
Penelitian Terdahulu Sondari (2007) melakukan analisis dengan judul “ Analisis Sektor
Unggulan dan Kinerja Ekonomi Jawa Barat Periode 2001-2005 ” menggunakan metode analisis LQ dan hasilnya menyimpulkan bahwa selama kurun waktu 20012005 sektor yang menjadi sektor basis dan merupakan sektor unggulan di Provinsi
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Jawa Barat yaitu listrik, gas dan air bersih, sektor industri pengolahan, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Restiviana (2008) melakukan analisis perekonomian wilayah Banyuwangi 2003-2006 dengan menggunalan analisis shif-share dan location quotient. Kesimpulannya bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor transportasi dan komunikasi, sektor bangunan serta sektor listrik, gas dan air bersih merupakan sektor yang mempunyai pertumbuhan terbesar. Sedangkan sektor yang mempunyai pertumbuhan terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian. Nurbaiti (2009) melakukan analisis kontribusi sektor-sektor unggulan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi DKI Jakarta (periode 2003-2007). Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sektor-sektor ekonomi yang menjadi sektor unggulan di Provinsi DKI Jakarta adalah sektor listrik, gas dan air bersih, sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor komunikasi dan transportasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasajasa. Keenam sektor unggulan tersebut memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta dengan pertumbuhan rata-rata 5,87 persen per tahun.
2.7.
Kerangka Pemikiran Kesejahteraan masyarakat di Provinsi D.I. Yogyakarta tidak terlepas dari
pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai, dan pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh kontribusi sektor-sektor unggulan. Laju pertumbuhan menurut sektor dianalisis dengan menggunakan analisis shift-share dan location quotient.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Selanjutnya pemerintah Provinsi D.I. Yogyakarta harus membuat kebijakan dengan memperhatikan sektor-sektor unggulan agar pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi bisa tercapai. Secara skematis, kerangka pemikiran dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini: PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta periode 2003-2007
9 sektor perekonomian menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku
9 sektor perekonomian menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan 2000
Dianalisis dengan Analisis kontribusi sektorsektor perekonomian terhadap PDRB Analisis Shift-Share (SS)
Sektor-sektor perekonomian unggulan
Metode Location Quotient (LQ)
Laju pertumbuhan, dayasaing, sektor basis
Kebijakan pemerintah pusat dan daerah
Pertumbuhan Ekonomi yang berkelanjutan
Gambar 1. Sistematika Kerangka Pemikiran
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2.8.
Regulasi Mengenai Sektor-Sektor Perekonomian Regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun daerah sangat
bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan sektor-sektor perekonomian nasional maupun daerah, baik sektor ekonomi tersebut unggulan atau non unggulan. Adapun beberapa regulasi yang telah dikeluarkan pemerintah terkait dengan sektor-sektor perekonomian adalah sebagai berikut: a. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih diatur dengan UUD 1945 Pasal 33 Ayat 3 yang berbunyi: “Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya adalah milik negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.” Artinya seluruh komponen yang terkandung dalam bumi penggunaannya diatur oleh negara, dengan tujuan untuk pemerataan pembangunan ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kekayaan alam didistribusikan ke semua wilayah untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat, seperti minyak dan gas bumi. b. Pemerintah bersama dengan P.T. PLN mengatur pemberian subsidi kepada konsumen listrik baik rumah tangga maupun pengusaha. Pemberian subsidi kepada rumah tangga dengan maksud untuk meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan listrik. Sedangkan subsidi yang diberikan kepada pengusaha bertujuan untuk kelangsungan produksi barang dan jasa, mengurangi biaya produksi sehingga harga barang dan jasa menjadi lebih murah.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
c. Undang-Undang
No.
20
Tahun
2002
tentang
Ketenagalistrikan
menyatakan bahwa pelaku usaha penyedia listrik di Indonesia terdiri dari Badan Usaha Milik Negara, Swasta, Koperasi, dan Badan Usaha Milik Daerah. Dengan adanya undang-undang ini maka usaha listrik tidak lagi dimonopoli oleh P.T. PLN. Masyarakat luas bebas mengakses listrik dari pelaku usaha listrik manapun, sehingga penduduk yang tinggal di daerah terpencil juga bisa menikmati fasilitas listrik. d. Sektor Konstruksi diatur dengan Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan peraturan perundangan pelaksananya. Yang dimaksud jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi. e. Sektor jasa-jasa yang termasuk didalamnya sub sektor pariwisata diatur dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan sebagai pengganti dari Undang-Undang No. 9 Tahun 1990 yang salah satunya menyebutkan tentang sertifikasi. Definisi sertifikasi menurut undang-undang ini adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha dan pekerja pariwisata dengan tujuan untuk mendukung peningkatan mutu produk pariwisata, pelayanan, dan pengelolaan kepariwisataan. Pemberian sertifikasi ini merupakan wewenang dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). f. Peraturan Gubernur
D.I. Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2009-
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2013. Terkait dengan RPJMD 2009-2013 tersebut, beberapa kebijakan di bidang ekonomi antara lain: •
Pembangunan pertanian diwujudkan melalui kegiatan penyuluhan yang merupakan proses pembelajaran bagi pelaku usaha agar mampu dan mau menolong serta mengorganisasikan dirinya sehingga
dapat
mengakses
sumberdaya
dan
hasi-hasil
pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan. • Di sektor pertambangan dan penggalian, kebijakan pemerintah berupa pengawasan secara mutlak, seperti penertiban terhadap penambang tanpa ijin. • Dalam bidang ketenagalistrikan, kebijakan pemerintah adalah meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan sumber energi yang relatif murah dan berkelanjutan (sustainable). Selain itu juga diupayakan
terjadinya
peningkatan
pembangunan
dan
pemeliharaan sarana dan prasarana listrik untuk mendorong pemerataan pembangunan serta membuka isolasi masyarakat terpencil. • Pemerintah Provinsi D.I. Yogyakarta telah berupaya dalam penyediaan air bersih dengan program pengelolaan air baku, terutama daerah Gunungkidul dengan menaikkan air sungai bawah tanah di Bribin.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
•
Sektor industri dan perdagangan, kebijakan pemerintah daerah melalui program pembangunan dalam mengembangkan koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) di Provinsi D.I. Yogyakarta, salah satunya adalah memberdayakan usaha mikro dan kecil dan menengah yang disinergikan dengan kebijakan program dari pemerintah pusat. Salah satu upaya pembinaan UKM adalah melalui kelompok (sentra) karena upaya ini lebih efektif dan efisien, di samping itu dengan sentra akan banyak melibatkan usaha mikro dan kecil. Dalam jangka panjang koperasi dan UKM perlu terus ditumbuhkembangkan untuk menopang roda perekonomian daerah khususnya dan perekonomian nasional umumnya.
•
Sektor pengangkutan, tahun 2008 telah dilakukan penataan angkutan umum dengan sistem buy the service.
•
Sektor komunikasi. Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas bidang telematika (telekomunikasi, media dan informatika) Pemerintah Provinsi D.I. Yogyakarta menetapkan kebijakan pengembangan Jogja Cyber Province. Pada tahun 2005 dirintis program Digital Government Services (DGS) yang ditindaklanjuti dengan pengeluaran Peraturan Gubernur D.I. Yogyakarta nomor 42 tahun 2006 tentang Blueprint Jogja Cyber Province.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
• Di sektor jasa-jasa terutama pariwisata, komitmen dan konsistensi pembangunan pariwisata D.I. Yogyakarta yang berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat maka penerapannya destinasi,
dititikberatkan
pengembangan
pada
pemasaran
strategi
pengembangan
dan
pengembangan
pemasaran, pengembangan kemitraan, ketataruangan, aksesibilitas, sumberdaya manusia, kelembagaan, investasi dan pemberdayaan masyarakat. •
Untuk mendukung predikat D.I. Yogyakarta sebagai kota pendidikan, Pemerintah D.I. Yogyakarta saat ini mengelola dan mengembangkan Jogja Study Centre (Pusat Studi Yogya) yang diharapkan dapat menjadi pusat studi pelajar dan masyarakat, pusat kegiatan pendidikan, pusat diskusi pendidikan, pusat pertemuan pemikiran kemajuan pendidikan dan kemajuan bangsa dan Negara Indonesia.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
III. METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang tercakup dalam penelitian ini adalah data PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta dan data PDRB di Pulau Jawa tahun 2003 - 2007 baik Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas Dasar Harga Konstan, disertai dengan data-data sekunder lain yang relevan dengan tujuan penulisan skripsi ini.
3.2.
Metode Analisis Data
3.2.1. Analisis Shift-Share (SS) Analisis
shift-share
digunakan
untuk mengetahui pergeseran
dan
peranan perekonomian di daerah. Metode itu dipakai untuk mengamati struktur perekonomian dan pergeserannya dengan cara menekankan pertumbuhan sektor di daerah, yang dibandingkan dengan sektor yang sama pada tingkat daerah yang lebih tinggi atau nasional. Analisis tersebut dapat digunakan untuk mengkaji pergeseran struktur perekonomian daerah dalam kaitannya dengan peningkatan perekonomian daerah yang bertingkat lebih tinggi. Perekonomian daerah yang didominasi oleh sektor yang lamban pertumbuhannya akan tumbuh di bawah tingkat pertumbuhan perekonomian daerah di atasnya.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Untuk mengkaji kinerja berbagai sektor ekonomi yang berkembang di suatu daerah dan membandingkannya dengan perekonomian regional maupun nasional dapat digunakan teknik analisis shift-share. Dengan teknik ini, selain dapat mengamati penyimpangan-penyimpangan dari berbagai perbandingan kinerja perekonomian antar wilayah, keunggulan kompetitif suatu wilayah juga dapat diketahui melalui teknik analisis shift-share ini (Thoha dan Soekarni dalam Savitri, 2008). Analisis shift-share dapat digunakan dengan mengikuti
langkah-langkah
sebagai berikut: 1. Menentukan wilayah yang akan dianalisis, dalam penelitian ini wilayah yang akan dianalisis adalah Provinsi D.I. Yogyakarta. 2. Menentukan indikator kegiatan ekonomi dan periode analisis. Indikator yang digunakan adalah pendapatan daerah yang dicerminkan dengan PDRB, sedangkan periode yang digunakan adalah tahun 2003-2007. 3. Menentukan sektor ekonomi yang dianalisis. Sektor ekonomi yang dianalisis menurut lapangan usaha, yaitu sektor pertanian; sektor pertambangan dan penggalian; sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air bersih; sektor bangunan/konstruksi;
sektor
perdagangan,
hotel
dan
restoran;
sektor
pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; serta sektor jasa-jasa. 4. Menghitung perubahan indikator kegiatan ekonomi di Provinsi D.I. Yogyakarta dan Pulau Jawa, dengan menghitung persentase perubahan PDRB:
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
% ?nYij = [(Y'nij – Yij)/Yij] x 100% Keterangan: ?´Yij = perubahan PDRB sektor i di Provinsi D.I. Yogyakarta/Pulau Jawa Y'Ø ij = PDRB sektor i di Provinsi D.I. Yogyakarta/Pulau Jawa pada tahun 2007 Yij = PDRB sektor i di Provinsi D.I. Yogyakarta/Pulau Jawa pada tahun 2003 5. Menghitung rasio indikator kegiatan ekonomi yang terdiri dari: a) ri ri = (Y'dij – Yij)/Yij ; ri adalah rasio PDRB sektor i di Provinsi D.I. Yogyakarta Y'ij = PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta dari sektor i pada tahun 2007 Yij = PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta dari sektor i pada tahun 2003 b) Ri Ri = (Y'ãi – Yi)/Yi Ri = rasio PDRB Pulau Jawa dari sektor i Y'pi= PDRB Pulau Jawa dari sektor i pada tahun 2007 Yi = PDRB Pulau Jawa dari sektor i pada tahun 2003 c) Ra Ra = (Y'C ..-Y..)/Y.. Ra = rasio PDRB Pulau Jawa Y'..= PDRB total seluruh sektor Pulau Jawa pada tahun 2007 Y.. = PDRB total seluruh sektor Pulau Jawa pada tahun 2003 6. Menghitung komponen pertumbuhan wilayah a) Komponen Pertumbuhan Regional (PR) PRij = Ra x Yij ; dimana PRij adalah Komponen pertumbuhan Pulau Jawa
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
sektor i di Provinsi D.I. Yogyakarta Ra = rasio PDRB Pulau Jawa Yij = PDRB sektor i di Provinsi D.I. Yogyakarta pada tahun 2003 b) Komponen Pertumbuhan Proporsional (PP) PPij = (Ri-Ra) x Yij ; dimana PPij adalah komponen pertumbuhan proporsional sektor i untuk Provinsi D.I. Yogyakarta. Adapaun kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut: PPij < 0, menyatakan bahwa sektor i di Provinsi D.I. Yogyakarta mempunyai pertumbuhan yang lambat. PPij > 0, menyatakan bahwa sektor i di Provinsi D.I. Yogyakarta mempunyai pertumbuhan yang cepat. c) Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW) PPWij = (ri-Ri) x Yij ; dimana PPWij adalah komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor i di Provinsi D.I. Yogyakarta. PPWij < 0 maka sektor i di Provinsi D.I. Yogyakarta tidak dapat bersaing dengan baik apabila dibandingkan dengan wilayah lain di Pulau Jawa. PPWij > 0 maka sektor i di Provinsi D.I. Yogyakarta dapat bersaing dengan baik apabila dibandingkan dengan wilayah lain di Pulau Jawa. Hasil analisis shift-share dapat dilengkapi dengan analisis profil pertumbuhan wilayah dengan cara mengekspresikan persentase komponen pertumbuhan proporsional (PP) dengan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPW). Komponen PP diletakkan pada sumbu horizontal sebagai absis, sedangkan
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
komponen PPW pada sumbu vertikal sebagai ordinat. Profil pertumbuhan tersebut disajikan pada Gambar 2. PPW
Kuadran I
Kuadran IV
PP
Kuadran III
Kuadran II
Gambar 2. Profil Pertumbuhan Wilayah Sumber: Budiharsono, 2001. Interpretasi ekonomi berkaitan dengan profil pertumbuhan wilayah adalah sebagai berikut: a.
Kuadran I menginterpretasikan bahwa sektor perekonomian di Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan mampu bersaing dengan wilayah lain.
b.
Kuadran II menginterpretasikan bahwa sektor perekonomian di Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki laju pertumbuhan yang cepat, tapi sektor tersebut tidak mampu bersaing dengan wilayah lain.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
c.
Kuadran III menginterpretasikan bahwa sektor perekonomian di Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki laju pertumbuhan yang lambat dan tidak mampu bersaing dengan wilayah lain.
d.
Kuadran IV menginterpretasikan bahwa sektor perekonomian di Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki laju pertumbuhan yang lambat, tapi sektor tersebut mampu bersaing dengan wilayah lain.
e.
Pada kuadran II dan IV terdapat garis diagonal yang memotong kedua kuadran tersebut sehingga membentuk sudut 45°. Bagian atas atas garis diagonal mengindikasikan bahwa suatu wilayah merupakan wilayah yang progresif, sedangkan di bawah garis berarti suatu wilayah merupakan wilayah yang pertumbuhannya lambat.
3.2.2. Analisis Location Quotient (LQ) Location
quotient merupakan
suatu
teknik
analisis
yang
digunakan untuk melengkapi analisis shift-share. Secara umum, analisis ini digunakan untuk menentukan sektor basis dan nonbasis, dengan tujuan untuk melihat keunggulan komparatif suatu daerah. Rumus LQ adalah sebagai berikut: Sib/Sb LQ =
Sia/Sa
dimana: Sib = pendapatan sektor i di Provinsi D.I. Yogyakarta Sb = pendapatan total semua sektor di Provinsi D.I. Yogyakarta Sia = pendapatan sektor i di Pulau Jawa
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Sa = pendapatan total semua sektor di Pulau Jawa Pengukuran terhadap derajat spesialisasi dengan kriteria sebagai berikut: 1.
LQ > 1 Jika LQ lebih besar dari 1, berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu pada Provinsi D.I. Yogyakarta lebih besar dari sektor yang sama pada tingkat Pulau Jawa.
2.
LQ < 1 Jika LQ lebih kecil dari 1, berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu pada Provinsi D.I. Yogyakarta lebih kecil dari sektor yang sama pada tingkat Pulau Jawa.
3.
LQ = 1 Jika LQ sama dengan 1, berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu pada Provinsi D.I. Yogyakarta sama dengan sektor yang sama pada tingkat Pulau Jawa.
3.3.
Konsep Data
3.3.1. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) BPS (2007) mendefinisikan PDRB sebagai jumlah nilai tambah ynag dihasilkan oleh seluruh unit kegiatan ekonomi dalam suatu daerah, atau jumlah nilai barang dan jasa akhir (neto) yang dihasilkan oleh seluruh unit kegiatan ekonomi.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Ada tiga pendekatan yang digunakan untuk menghitung PDRB, yaitu: 1. Pendekatan Produksi PDRB adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9 (sembilan) sektor atau lapangan usaha, antara lain: Pertanian; Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Listrik, Gas dan Air Bersih; Bangunan; Perdagangan, Hotel dan Restoran; Pengangkutan dan Komunikasi; Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; Jasa-jasa lainnya. 2. Pendekatan pendapatan PDRB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi dalam suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Balas jasa faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa rumah, bunga modal dan keuntungan. Semua hitungan tersebut sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak lainnya. 3. Pendekatan pengeluaran PDRB adalah penjumlahan semua komponen permintaan akhir, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan stok dan ekspor netto dalam jangka waktu tertentu (satu tahun). Ekspor netto adalah ekspor dikurangi impor.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
3.3.2. Kegunaan Data PDRB Ada beberapa kegunaan dari data PDRB, antara lain: 3.
PDRB atas dasar harga berlaku (nominal) menunjukkan kemampuan sumberdaya ekonomi yang dihasilkan suatu daerah.
4.
PDRB atas dasar harga konstan (riil) menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun.
5.
Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut penggunaan, menunjukkan produk barang dan jasa digunakan untuk tujuan konsumsi, investasi dan diperdagangkan dengan pihak luar negeri.
6.
Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu daerah.
7.
Distribusi PDRB menurut penggunaan menunjukkan peranan kelembagaan dalam menggunakan barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor ekonomi.
8.
PDRB atas dasar harga konstan bermanfaat untuk mengukur laju pertumbuhan konsumsi, investasi dan perdagangan luar negeri.
9.
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per satu orang penduduk.
10. PDRB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu daerah.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
4.1.
Kondisi Geografis Provinsi D.I. Yogyakarta adalah salah satu provinsi dari 33 provinsi di
wilayah Indonesia dan terletak di Pulau Jawa bagian tengah. Provinsi D.I. Yogyakarta di bagian selatan dibatasi Lautan Indonesia, sedangkan di bagian timur laut, tenggara, barat, dan barat laut dibatasi oleh wilayah provinsi Jawa Tengah yang meliputi: 1. Kabupaten Klaten di sebelah Timur Laut 2. Kabupaten Wonogiri di sebelah Tenggara 3. Kabupaten Purworejo di sebelah Barat 4. Kabupaten Magelang di sebelah Barat Laut. Berdasarkan satuan fisiografis, Provinsi D.I. Yogyakarta terdiri dari: -
Pegunungan Selatan a. Luas : ± 1.656,26 km2 b. Ketinggian : 150 – 700 m
-
Gunung berapi Merapi a. Luas : ± 582,81 km2 b. Ketinggian : 80 – 2.911 m
-
Dataran rendah antara Pegunungan Selatan dan Pegunungan Kulonprogo a. Luas : ± 215,62 km2 b. Ketinggian : 0 - 80 m
-
Pegunungan Kunlonprogo dan dataran rendah selatan a. Luas : ± 706,25 km2
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
b. Ketinggian : 0 – 572 m. Posisi Provinsi D.I. Yogyakarta yang terletak antara 7°.33' - 8°.12' Lintang Selatan dan 110°.00' - 110°.50' Bujur Timur, tercatat memiliki luas 3.185,80 km2 atau 0,17 persen dari luas Indonesia (1.860.359,67 km2), merupakan provinsi terkecil setelah Provinsi DKI Jakarta, yang terdiri dari: a. Kabupaten Kulonprogo, dengan luas 586,27 km2 (18,40 persen) b. Kabupaten Bantul dengan luas 506,85 km2 (15,91 persen) c. Kabupaten Gunung Kidul dengan luas 1.485,36 km2 (46,63 persen) d. Kabupaten Sleman, dengan luas 574,82 km2 (18,04 persen) e. Kota Yogyakarta dengan luas 32,50 km2 (1,02 persen) Berdasarkan informasi dari Badan Pertanahan Nasional, dari 3.185,80 km2 luas Provinsi D.I. Yogyakarta, 33,05 persen merupakan jenis tanah Lithosol, 27,09 persen Regosol, 12,38 persen Lathosol, 10,97 persen Grumusol, 10,84 persen Alluvial, dan 2,47 persen adalah tanah jenis Rensina. Sebagian besar wilayah Provinsi D.I. Yogyakarta terletak pada ketinggian antara 100 m – 499 m dari permukaan laut tercatat sebesar 65,65 persen, ketinggian kurang dari 100 m sebesar 28,84 persen, ketinggian antara 500 m – 999 m sebesar 5,04 persen dan ketinggian di atas 1000 m sebesar 0,47 persen. Provinsi D.I. Yogyakarta beriklim tropis dengan curah hujan berkisar antara 0,00 mm – 709,00 mm per-hari yang dipengaruhi oleh musim kemarau dan musim hujan. Menurut catatan Stasiun Meteorologi Bandara Adisucipto, suhu udara rata-rata di Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2007 menunjukkan angka 27,35°C lebih tinggi dibandingkan rata-rata suhu udara pada tahun 2006 yang
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
tercatat sebesar 26,6°C, dengan suhu minimum 19,0°C dan suhu maksimum 36,2°C. Curah hujan berkisar antara 0 mm – 1050,0 mm dengan hari hujan per bulan antara 0,0 kali – 27,0 kali. Sedangkan kelembaban udara tercatat antara 69 persen – 96 persen, tekanan udara antara 1.003,4 mb – 1.015,4 mb, dengan arah angin antara 60 derajat – 240 derajat dan kecepatan angin antara 1 knot sampai dengan 25 knot.
4.2.
Kependudukan Berdasarkan data BPS pada tahun 2007, jumlah penduduk di Provinsi D.I.
Yogyakarta tercatat sekitar 3,43 juta jiwa (atau 1,52 persen dari total penduduk Indonesia). Rasio jenis kelamin sebesar 100,6 persen, artinya jumlah penduduk laki-laki lebih besar daripada jumlah penduduk perempuan. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,38 persen dan kepadatan penduduk sebesar 1.096 per km2. Seiring dengan cepatnya laju pertumbuhan penduduk, jumlah rumah tangga juga terus bertambah. Pada tahun 2006 tercatat sebesar 1,013 juta menjadi 1,048 juta pada tahun 2007. Pada periode waktu 2000 – 2007, rata-rata anggota rumah tangga cenderung mengalami penurunan, hingga pada tahun 2007 tercatat sebesar 3,3 jiwa per rumah tangga. Namun kepadatan penduduknya cenderung mengalami kenaikan, tahun 2005 sebesar 1.074 penduduk per km2, tahun 2006 sebesar 1.064 penduduk per km2 dan tahun 2007 sebesar 1.096
penduduk per
km2.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
4.3.
Ketenagakerjaan Informasi mengenai ketenagakerjaan di Provinsi D.I. Yogyakarta
mencerminkan
potensi
sumberdaya
manusia
dalam
mengelola
dan
mengembangkan sumber-sumber ekonomi yang ada. Pada tahun 2007, jumlah angkatan kerja sebesar 1.889.445 jiwa, mengalami peningkatan sebesar 1,12 persen dari tahun 2006 (sebesar 1.868.523 jiwa). Proporsi penduduk yang bekerja sebesar 93,90 persen dan pengangguran sebesar 6,10 persen dari angkatan kerja. Sektor pertanian bukan saja merupakan sektor ekonomi potensial di Provinsi D.I. Yogyakarta, tetapi juga penyedia lapangan kerja terbesar bagi penduduk. Pada tahun 2007, proporsi penduduk yang bekerja di sektor pertanian sebesar 30,76 persen, kemudian sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 24,52 persen, sektor jasa-jasa sebesar 16,82 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 11,81 persen, sedangkan 16,10 persen tenaga kerja terserap di lima sektor lainnya (BPS, 2008).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.
Analisis Kontribusi Sektor-Sektor Ekonomi Terhadap PDRB di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2003-2007 Indikator agregat ekonomi makro yang sering digunakan untuk mengukur
kemampuan perekonomian suatu wilayah adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB adalah hasil penjumlahan dari nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit kegiatan ekonomi dalam batas-batas wilayah pada suatu periode tertentu biasanya satu tahun. PDRB atas dasar harga berlaku disajikan pada Tabel 5.1 untuk mengamati perubahan struktur ekonomi suatu wilayah. Angka PDRB atas dasar harga berlaku didapatkan dengan menghitung semua produksi barang dan jasa yang dihasilkan dinilai berdasarkan harga pasar pada tahun yang bersangkutan. Tabel 5.1. Kontribusi Sektor-Sektor Ekonomi Terhadap PDRB atas Dasar Harga Berlaku di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2003–2007 (Persen) Lapangan Usaha
2003
2004
2005
2006
2007
17,02
16,50
15,75
15,55
15,01
0,87
0,83
0,78
0,74
0,79
15,65
15,18
14,16
13,86
13,60
Listrik, Gas dan Air Bersih
1,18
1,22
1,30
1,28
1,29
Konstruksi
7,40
7,92
8,80
9,75
10,54
19,21
18,90
19,21
19,03
19,22
Pengangkutan dan Komunikasi
9,71
9,72
10,22
10,37
10,08
Keuangan, Persew. & Jasa Perush.
9,90
9,93
9,95
9,37
9,69
19,06
19,80
19,81
20,05
19,79
100,0 0
100,00
100,00
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan
Perdagangan, Hotel dan Restoran
Jasa-jasa Total
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008.
100,00 100,00
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Sektor-sektor ekonomi yang memberikan kontribusi yang besar dalam pembentukan PDRB di Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2007 antara lain sektor jasa-jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pertanian dan sektor industri pengolahan. Sedangkan sektor yang kontribusinya sangat kecil yaitu sektor pertambangan dan penggalian serta sektor listrik, gas dan air bersih. Jika diperhatikan lebih cermat, kontribusi sektor pertanian selama periode 2003 – 2007 terus menurun, kondisi ini bisa diartikan telah terjadi perubahan struktur ekonomi dari yang semula didominasi oleh sektor pertanian lambat laun akan diambil alih sektor yang lain. Kontribusi sektor pertanian dengan sektor industri hampir sama, untuk masa yang akan datang mungkin sektor pertanian akan jauh ditinggalkan oleh sektor industri, karena saat ini sektor industri sedang dikembangkan walaupun pertumbuhannya masih berfluktuasi. Sektor jasa-jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki kontribusi yang hampir sama juga karena kedua sektor ini memang seiring sejalan, apalagi Provinsi D.I. Yogyakarta yang kaya dengan daerah wisata, tentu kedua sektor ini akan terus berkembang seiring dengan dikembangkannya sektor kepariwisataan di provinsi ini. Sementara itu, kontribusi yang diberikan sektor konstruksi terus meningkat dari tahun 2003 sebesar 7,40 persen, kemudian tahun 2004, 2005, 2006 dan 2007 berturut-turut sebesar 7,92 persen, 8,80 persen, 9,75 persen dan 10,54 persen. Jika dilihat sektor pengangkutan dan komunikasi dengan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, maka pada tahun 2003 dan 2004 kontribusi sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan lebih besar daripada kontribusi
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
sektor sektor pengangkutan dan komunikasi, namun pada tahun 2005 – 2007 keadaannya berbalik, kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi lebih besar daripada kontribusi sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Hal ini didukung oleh kemajuan teknologi transportasi dan komunikasi berkembang sangat cepat sehingga pertumbuhannya juga cenderung terus meningkat. Secara sektoral, perekonomian di Provinsi D.I. Yogyakarta disumbang oleh sektor primer (pertanian dan pertambangan) sebesar 32,10 persen, sektor sekunder (sektor industri pengolahan dan sektor konstruksi) sebesar 20,44 persen dan sisanya sebesar 47,46 persen dari sektor tersier (sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, dan sektor jasajasa). Tabel 5.2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2003-2007 (Miliar Rupiah) Lapangan Usaha
2003
2004
2005
2006
2007
2.948,4
3.052,9
3.185,8
3.306,9
3.333,4
119,4
120,4
122,3
126,1
138,4
2.325,2
2.400,8
2.463,2
2.481,2
2.528,0
135,4
144,8
153,1
152,9
165,8
Konstruksi
1.178,0
1.284,5
1.395,1
1.580,3
1.732,9
Perdagangan, Hotel & Restoran
3.097,9
3.279,4
3.444,8
3.569,6
3.750,4
Pengangkutan dan Komunikasi
1.437,1
1.582,2
1.673,4
1.761,7
1.875,3
Keuangan, Persew.&Jasa perush
1.408,9
1.500,5
1.623,2
1.591,9
1.695,2
Jasa-jasa
2.710,1
2.780,8
2.850,0
2.965,2
3.072,2
15.360,4 16.146,4
16.910,9
17.535,7
18.291,5
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih
Total
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Tinjauan sektor-sektor ekonomi secara jelas dapat diuraikan sebagai berikut: a.
Sektor Pertanian Sektor pertanian adalah salah satu sektor andalan dalam perekonomian
D.I. Yogyakarta, karena sebagian besar masyarakat masih bermata pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2007), proporsi penduduk yang bekerja di sektor pertanian sebesar 30,76 persen. Sektor pertanian masih memiliki kontribusi yang besar dalam pembentukan PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta, namun kontribusi ini cenderung menurun dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini. Pada tahun 2003 kontribusinya sebesar 17,02 persen dan cenderung menurun hingga menjadi 15,01 pada tahun 2007. Salah satu penyebab turunnya kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian di Provinsi D.I. Yogyakarta adalah lahan pertanian yang semakin menurun dari tahun ke tahun terutama lahan sawah. Menurut Dinas Pertanian Kabupaten/Kota D.I. Yogyakarta, lahan pertanian sawah menurun, pada tahun 2000 lahan sawah sekitar 58.858 hektar dan pada tahun 2006 turun menjadi 57.661 hektar. Pembangunan perumahan, perkantoran dan pusat perbelanjaan di Provinsi D.I. Yogyakarta telah mengurangi lahan pertanian. Ditinjau secara sub sektor, lebih dari 70 persen nilai tambah yang tercipta di sektor pertanian berasal dari sub sektor tanaman bahan makanan, 15 persen dari sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya, dan sekitar 15 persen lainnya dibentuk dari sub sektor tanaman perkebunan, kehutanan dan perikanan.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Dari sisi pertumbuhannya, sektor pertanian memiliki nilai pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun yaitu 0,44 persen pada tahun 2003 dan cenderung menurun hingga pada tahun 2007 menjadi 0,80 persen. Namun, dari sisi nilai produksinya, secara riil produksi pertanian semakin meningkat yaitu Rp2.948,4 miliar pada tahun 2003 dan terus meningkat hingga mencapai Rp3.333,4 miliar pada tahun 2007. Hal ini bisa diartikan adanya peningkatan produktivitas lahan, karena lahannya menurun tetapi produksinya meningkat. Berdasarkan pada uraian di atas, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB tergolong besar jika dibandingkan dengan sektor-sektor perekonomian lainnya, demikian juga dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja di sektor ini, sekitar 30,76 persen angkatan kerja diserap di sektor pertanian. Artinya, sektor pertanian merupakan salah satu sektor unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta.
b.
Sektor Pertambangan dan Penggalian Dalam perekonomian di Provinsi D.I. Yogyakarta, sektor pertambangan
dan penggalian memiliki kontribusi terkecil dalam pembentukan PDRB. Dalam lima tahun terakhir, kontribusi sektor ini tidak sampai satu persen, artinya sektor ini bukan merupakan sektor unggulan. Di provinsi ini tidak ada sumberdaya alam minyak dan gas bumi, yang ada hanya penggalian saja. Dilihat dari nilai produksinya, sektor ini cenderung meningkat setiap tahunnya walaupun peningkatannya cukup kecil. Demikian juga jika dilihat dari pertumbuhannya, sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
yang cenderung meningkat dalam lima tahun terakhir ini, yaitu 0,94 persen per tahun meningkat hingga 9,69 persen per tahun.
c.
Sektor Industri Pengolahan Sektor industri sedang dikembangkan di Provinsi D.I. Yogyakarta, seperti
industri batik, kerajinan perak, industri kayu, industri mebel, industri berbahan serat alam, industri kulit dan industri gerabah. Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB cukup besar, namun cenderung mengalami penurunan selama tahun 2003-2007, secara berturut-turut kontribusinya sebesar 15,65 persen, 15,18 persen, 14,16 persen, 13,86 persen dan 13,60 persen. Struktur nilai tambah sektor industri pengolahan jika dirinci secara sub sektor, maka sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau menciptakan nilai tambah terbesar yaitu sebesar 38,38 persen pada tahun 2003 dan terus meningkat hingga 41,53 persen pada tahun 2007. Setelah sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau, kontribusi yang besar diciptakan oleh sub sektor industri tekstil, barang kulit dan kaos kaki (18,22 persen), dan sub sektor industri barang kayu dan hasil hutan lainnya (12,23 persen). Dari sisi perkembangan volume riil produksi, sektor industri pengolahan mengalami peningkatan produksi. Pada tahun 2003, nilai produksinya sebesar Rp2.325,2 miliar, kemudian meningkat setiap tahunnya dengan nilai produksi tahun 2004, 2005, 2006 dan 2007 berturut-turut sebesar Rp2.400,8 miliar, Rp2.463,2 miliar, Rp2.481,2 miliar dan Rp2.528,0 miliar.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Ditinjau dari sisi laju pertumbuhannya, sektor industri pengolahan memiliki laju pertumbuhan rata-rata 2,25 persen per tahun. Namun laju pertumbuhan ini berfluktuasi setiap tahunnya, pada tahun 2003 sebesar 2,80 persen per tahun, kemudian tahun 2004 meningkat menjadi 3,25 persen per tahun, namun tahun 2005 menurun menjadi 2,60 persen per tahun dan menurun tajam hingga 0,73 persen per tahun pada tahun 2006, tetapi pada tahun 2007 meningkat lagi menjadi 1,89 per tahun. Fluktuasi pertumbuhan industri pengolahan ini tidak terlepas dari pengaruh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada tahun 2005. Sektor industri pengolahan memiliki kontribusi terhadap PDRB yang cukup besar, laju pertumbuhannya terus meningkat, dan kemampuan menyerap tenaga kerja yang besar yaitu 11,81 persen, maka sektor industri pengolahan menjadi salah satu sektor unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta.
d.
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Listrik, gas dan air bersih merupakan kebutuhan pokok masyarakat, selain
itu listrik, gas dan air bersih merupakan salah satu sarana penting untuk melakukan berbagai kegiatan ekonomi terutama industri pengolahan. Kontribusi sektor listrik, gas dan air bersih cukup stabil pada kisaran satu persen dari total PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta. Dari sisi volume produksi, sektor listrik, gas dan air bersih cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003 volume produksi sebesar Rp135,4 miliar dan meningkat menjadi Rp144,8 miliar pada tahun 2004, Rp153,1 miliar pada tahun 2005, dan sedikit menurun di tahun 2006
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
menjadi Rp152,9 miliar, namun pada tahun 2007 langsung melonjak menjadi Rp165,8 miliar. Ditinjau dari sisi pertumbuhannya, maka sektor listrik, gas dan air bersih memiliki laju pertumbuhan yang positif, kecuali pada tahun 2005 sektor ini memiliki pertumbuhan – 0,17 persen per tahun. Pada tahun 2006 dan 2007 laju pertumbuhannya positif, namun mengalami penurunan dari 8,45 persen per tahun menjadi 5,20 persen per tahun. Sementara itu, kontribusi sektor listrik, gas dan air bersih terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 0,15 persen dari angkatan kerja yang bekerja. Berdasarkan penjelasan di atas, walaupun sektor listrik, gas dan air bersih merupakan kebutuhan pokok masyarakat dan merupakan salah satu sarana penting dalam kegiatan ekonomi, namun baik secara kontribusi terhadap PDRB maupun dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor ini tergolong kecil jika dibandingkan dengan sektor-sektor ekonomi lainnya. Sehingga bisa disimpulkan bahwa sektor listrik, gas dan air bersih bukan sektor unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta.
e.
Sektor Konstruksi Setelah krisis ekonomi tahun 1997, sektor konstruksi mulai menunjukkan
tanda-tanda perbaikan. Jumlah perusahaan konstruksi di Provinsi D.I. Yogyakarta terus bertambah setiap tahun dan mencapai jumlah 1.420 pada tahun 2006 dengan jumlah karyawan tetap sebanyak 6.189 orang dan realisasi nilai konstruksi yang diselesaikan mencapai Rp1.536,068 miliar (BPS, 2007).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Ditinjau dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor konstruksi mampu menyerap tenaga kerja sebesar 8,64 persen dari total angkatan kerja yang bekerja. (BPS, 2007). Sektor konstruksi memiliki kontribusi relatif kecil terhadap PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta, namun pada dekade lima tahun terakhir ini, kontribusinya cenderung meningkat. Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa pada tahun 2003 kontribusi sektor konstruksi sebesar 7,40 persen dan terus meningkat pada tahun 2004, 2005, 2006 dan 2007 berturut-turut sebesar 7,92 persen, 8,80 persen, 9,75 persen dan 10,54 persen. Sektor konstruksi ini berpotensi menjadi sektor unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta karena disamping kontribusinya yang terus meningkat, laju pertumbuhannya juga positif dari tahun ke tahun meskipun masih berfluktuasi. Rata-rata laju pertumbuhan sektor ini adalah 10,49 persen per tahun. Dari sisi volume produksi, tabel 5.2 menunjukkan bahwa volume produksi terus meningkat dalam dekade lima tahun terakhir ini. Secara riil nilai produksinya sebesar Rp1.178,0 miliar pada tahun 2003 dan terus meningkat hingga mencapai Rp1.732,9 miliar pada tahun 2007. Peningkatan laju pertumbuhan sektor konstruksi sejalan dengan pembangunan perumahan, pembangunan pusat-pusat perbelanjaan,
pembangunan
jalan-jalan,
pembangunan
gedung-gedung
perkantoran, dan sarana penunjang bus way.
f.
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan salah satu sektor
unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta. Kontribusinya terhadap PDRB mencapai
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
kisaran 19 persen setiap tahunnya. Nilai tambah sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2007 dibentuk dari sub sektor restoran sebesar 48,62 persen, sub sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 42,70 persen dan sub sektor hotel sebesar 8,68 persen. Jika dilihat berdasarkan pertumbuhannya, sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki laju pertumbuhan yang cenderung menurun. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 6,30 persen per tahun, kemudian menurun hingga tahun 2006 mencapai 3,62 persen per tahun. Pada tahun 2007 pertumbuhan sektor ini mulai meningkat kembali yaitu sebesar 5,06 persen per tahun. Dari sisi volume produksi secara riil, pada tahun 2003-2007 sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki nilai produksi yang cenderung meningkat,
tahun 2003 sebesar Rp3.097,9 miliar
dan tahun 2007 sebesar
Rp3.750,4 miliar. Secara sub sektor, sektor perdagangan, hotel dan restoran didominasi oleh sub sektor restoran, kemudian disusul oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran dan sub sektor hotel. Jika ditinjau dari sisi pertumbuhannya, sub sektor perdagangan dan sub sektor restoran memiliki pertumbuhan yang positif selama periode 2003-2007. Berbeda dengan sub sektor hotel, pada tahun 2003 dan 2004 memiliki laju pertumbuhan positif yaitu masingmasing sebesar 6,08 persen per tahun dan 5,50 persen per tahun, tetapi pada tahun 2005 dan 2006 pertumbuhannya negatif yaitu sebesar -6,22 persen per tahun dan 18,58 persen per tahun. Hal yang menarik adalah kenaikan pertumbuhan yang cukup tajam pada tahun 2007 yaitu sebesar 10,78 persen. Penurunan pertumbuhan
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
yang terjadi pada tahun 2005 dan 2006 merupakan dampak dari kenaikan harga BBM pada tahun 2005 yang menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa sehingga masyarakat akan mengurangi konsumsinya dan bencana gempa bumi yang terjadi pada tahun 2006 berakibat pada turunnya kunjungan wisatawan baik domestik maupun wisatawan asing sehingga menurunkan permintaan barang dan jasa, menurunkan pendapatan hotel dan restoran. Jika ditinjau dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor perdagangan, hotel dan restoran mampu menyerap tenaga kerja sebesar 24,52 persen dari total angkatan kerja yang bekerja (BPS, 2007). Dengan demikian sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta karena kontribusinya cukup besar terhadap PDRB dan memiliki kemampuan dalam penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi.
g.
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sektor pengangkutan dan komunikasi sangat penting bagi pemenuhan
kebutuhan masyarakat baik untuk mobilitas penduduk maupun mobilitas barang dan jasa. Selain itu, sektor komunikasi bermanfaat untuk memperlancar kegiatan ekonomi agar lebih efektif dan efisien. Kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi cenderung meningkat dalam dekade 2003-2007. Kontribusi terhadap PDRB terbesar sebesar 10,37 persen pada tahun 2006 dan terkecil sebesar 9,71 pada tahun 2003. Sedangkan kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja, sektor pengangkutan dan komunikasi mampu menyerap tenaga kerja sebesar 3,32 persen (BPS, 2007).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Ditinjau dari volume produksi secara riil, pada dekade lima tahun peningkatan produksi terus terjadi. Pada tahun 2003 produksi sebesar Rp1.437,1 miliar dan pada tahun 2007 sebesar Rp1.875,3 miliar. Selama tahun 2003 hingga 2007, pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi masih berfluktuasi, pada tahun 2003 ke tahun 2004 pertumbuhannya meningkat, namun mulai tahun 2005 pertumbuhannya menurun tajam hingga menjadi 5,28 persen per tahun pada tahun 2006 dari 10,1 persen per tahun pada tahun 2004. Kemudian tahun 2007 mulai meningkat kembali menjadi 6,45 persen per tahun. Sub sektor dengan pertumbuhan tercepat adalah sub sektor komunikasi. Pada tahun 2003 sub sektor ini tumbuh sebesar 6,87 persen, kemudian tahun 2006 tumbuh sebesar 9,10 persen dan pertumbuhan tertinggi dicapai pada tahun 2007 yaitu 11,83 persen. Sementara sub sektor pengangkutan rata-rata tumbuh 6,70 persen per tahun. Pertumbuhan tertinggi sub sektor ini dicapai pada tahun 2004 yakni sebesar 11,37 persen per tahun.
h.
Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Sejak diberlakukannya otonomi daerah, sektor keuangan menjadi
tanggung jawab setiap daerah. Keberhasilan ekonomi suatu daerah tidak terlepas dari kebijakan keuangan dan kemajuan sektor keuangan di daerah tersebut. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki kontribusi pada kisaran 9 persen terhadap PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta. Pada tahun 2003-2005 kontribusi sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan meningkat 0,02-0,03 persen, namun menurun sekitar 0,58 persen pada tahun 2006, kemudian pada
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
tahun 2007 mulai naik kembali hingga nilai kontribusinya sebesar 9,69 persen per tahun. Kontribusi terbesar diberikan oleh sub sektor sewa bangunan, pada tahun 2003 sebesar 7,12 persen namun nilainya mengalami penurunan hingga tahun 2007 kontribusinya hanya sebesar 6,74 persen. Provinsi D.I. Yogyakarta sebagai kota pelajar, dan pelajar banyak yang berasal dari luar daerah. Hal ini sebagai salah satu pemacu tingginya pendapatan daerah dari sektor sewa bangunan. Sementara itu sub sektor lembaga keuangan berupa bank hanya memberikan kontribusi sekitar satu persen saja pada dekade lima tahun terakhir ini. Artinya kontribusi bank masih harus ditingkatkan dalam pembentukan pendapatan daerah. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki pertumbuhan rata-rata 5,28 persen per tahun. Pada tahun 2003 – 2005 sektor ini memiliki laju pertumbuhan yang positif, namun pada tahun 2006 pertumbuhannya negatif yaitu sebesar –1,93 persen. Kejadian ini tidak berlangsung lama karena pada tahun 2007 pertumbuhannya meningkat menjadi sebesar 6,49 persen. Jika ditinjau pertumbuhan sub sektornya, pada tahun 2007 sub sektor bank memiliki laju pertumbuhan terbesar yaitu sebesar 33,50 persen per tahun, kemudian disusul dengan jasa perusahaan dengan laju pertumbuhan sebesar 7,85 persen per tahun, sub sektor jasa penunjang keuangan sebesar 6,80 persen, sub sektor sewa bangunan sebesar 4,57 persen dan terkecil adalah laju pertumbuhan sub sektor lembaga keuangan bukan bank yaitu sebesar -8,39 persen. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki volume produksi riil yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003,
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
nilai produksinya sebesar Rp1.408,9 miliar dan terus meningkat hingga Rp1.591,9 miliar pada tahun 2005, namun pada tahun 2006 sedikit mengalami penurunan dengan nilai produksi sebesar Rp1.591,9 miliar dan pada tahun 2007 meningkat kembali dengan nilai produksi sebesar Rp1.695,2 miliar. Jika ditinjau dari penyerapan tenaga kerja, maka sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan hanya mampu menyerap tenaga kerja sebesar 2,66 persen (BPS, 2007).
i.
Sektor Jasa-Jasa Berdasarkan tabel 5.1, kontribusi sektor jasa-jasa terhadap PDRB di
Provinsi D.I. Yogyakarta paling besar dibandingkan dengan delapan sektor lainnya. Kontribusinya cenderung meningkat pada dekade lima tahun terakhir ini. Rata-rata pertumbuhan sektor jasa-jasa sekitar 3,14 persen. Pada tahun 2003 hingga 2005 pertumbuhannya hanya berkisar dua persen, namun pada tahun 2006 meningkat menjadi 4,04 persen dan pada tahun 2007 sedikit mengalami penurunan yaitu sebesar 3,61 persen. Sektor jasa-jasa terdiri dari sub sektor jasa pemerintahan umum dan sub sektor jasa swasta. Sub sektor pemerintahan umum mencakup administrasi pemerintahan dan pertahanan dan jasa pemerintah lainnya seperti jasa pendidikan, jasa kesehatan dan jasa kemasyarakatan lainnya. Sub sektor jasa swasta meliputi jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi, serta jasa perorangan dan rumah tangga. Secara sub sektor, kontribusi terbesar terhadap PDRB diberikan oleh sub sektor jasa pemerintahan umum yaitu sebesar 13,97 persen, kemudian sub sektor jasa swasta sebesar 5,82 persen. Sedangkan pertumbuhan terbesar
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
dicapai oleh sub sektor hiburan dan rekreasi yaitu sebesar 8,80 persen, kemudian jasa perorangan sebesar 5,88 persen. Sedangkan sub sektor lainnya memiliki pertumbuhan pada kisaran tiga persen. Ditinjau dari sisi volume produksi riil, peningkatan terus berlangsung selama dekade lima tahun terakhir ini. Produksi tertinggi pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp3.072,2 miliar dan terendah pada tahun 2003 yaitu sebesar Rp2.710,1 miliar. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor jasa-jasa mampu menyerap 16,82 persen dari angkatan kerja yang bekerja (BPS, 2007).
5.2.
Analisis Kontribusi Sektor-Sektor Ekonomi Terhadap PDRB di Pulau Jawa Tahun 2003-2007 PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2003–2007 disajikan untuk
mengamati perubahan struktur ekonomi di Pulau Jawa selama kurun waktu tersebut. Angka PDRB atas dasar harga berlaku didapatkan dengan menghitung semua produksi barang dan jasa yang dihasilkan di Pulau Jawa pada tahun 20032007 dinilai berdasarkan harga pasar pada tahun yang bersangkutan. Sektor-sektor ekonomi yang memberikan kontribusi yang besar dalam pembentukan PDRB di Pulau Jawa antara lain sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pertanian dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sedangkan sektor yang kontribusinya relatif kecil yaitu sektor pertambangan dan penggalian serta sektor listrik, gas dan air bersih.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Tabel 5.3. Kontribusi Sektor-Sektor Ekonomi Terhadap PDRB atas Dasar Harga Berlaku di Pulau Jawa Tahun 2003 – 2007 (Persen) Lapangan Usaha
2004
2005
2006
2007
11,94
11,74
11,36
11,38
11,44
0,71
0,68
0,69
0,71
0,71
29,55
28,97
29,60
29,39
29,03
Listrik, Gas dan Air Bersih
1,99
2,13
2,04
2,01
1,98
Konstruksi
5,54
5,76
5,90
6,06
6,07
21,65
21,88
22,24
22,39
22,82
6,31
6,43
6,73
7,12
7,20
12,32
12,21
11,65
11,15
10,94
9,98
10,18
9,78
9,79
9,79
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan
Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa perush. Jasa-jasa Total
2003
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008. Sektor industri pengolahan memberikan kontribusi pada kisaran angka 29 persen, sedangkan sektor perdagangan, hotel dan restoran sekitar 21-22 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sekitar 10-12 persen dan sektor pertanian sekitar 11 persen. Sementara itu sembilan sektor lainnya, yaitu sektor jasa-jasa, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor konstruksi, sektor listrik, gas dan air bersih serta sektor pertambangan dan penggalian masing-masing memberikan kontribusi sekitar 9-10 persen, 6-7 persen, 5-6 persen, 1-2 persen dan kurang dari satu persen.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Tabel 5.4. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Pulau Jawa Tahun 20032007 (Miliar Rupiah) Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa Total
2003
2004
2005
2006
2007
109.773,05
114.666,22
118.105,66
120.941,31
124.367,31
15.273,47
14.796,39
14.719,28
15.236,41
15.629,35
274.388,88
287.351,44
304.692,20
322.027,19
339.957,31
13.695,59
14.984,96
15.956,63
16.033,61
17.225,22
50.145,85
52.859,02
56.715,42
60.118,66
64.337,49
200.307,65
214.126,10
229.500,83
246.897,41
266.059,41
52.385,65
57.332,32
61.714,32
67.914,79
75.387,12
109.236,69
114.209,70
119.595,75
124.505,56
131.568,07
83.311,41
87.247,75
91.598,11
97.460,59
102.883,01
908.518,25
957.573,91
1.012.598,19
1.071.135,54
1.137.414,29
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2008. Tinjauan sektor-sektor ekonomi secara jelas dapat diuraikan sebagai berikut: a.
Sektor Pertanian Sektor pertanian adalah salah satu sektor unggulan di Pulau Jawa, karena
mampu memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian, selain itu sektor pertanian merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat Jawa. Menurut BPS (2007), proporsi penduduk yang bekerja di sektor pertanian sebesar 33,59 persen, dan proporsi tertinggi di Provinsi Jawa Timur yaitu sekitar 44,75 persen dan terendah di Provinsi DKI Jakarta yaitu sekitar 0,52 persen. Jika ditinjau secara sub sektor, sekitar 64 persen nilai tambah yang tercipta di sektor pertanian berasal dari sub sektor tanaman bahan makanan, 15 persen dari sub
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
sektor peternakan dan hasil-hasilnya, dan sekitar 20 persen lainnya dibentuk dari sub sektor tanaman perkebunan, kehutanan dan perikanan. Dari sisi pertumbuhannya, sektor pertanian memiliki nilai pertumbuhan yang berfluktuasi selama kurun waktu 2003-2007. Secara berturut-turut, selama tahun 2003-2007 nilai pertumbuhannya sebesar 1,02 persen, 4,46 persen, 3 persen, 2,40 persen dan 2,83 persen. Sedangkan dari nilai produksinya, sektor pertanian memiliki nilai produksi yang terus meningkat, yaitu Rp109.773,05 miliar pada tahun 2003 dan pada tahun 2007 mencapai Rp124.367,31 miliar.
b.
Sektor Pertambangan dan Penggalian Dalam perekonomian di Pulau Jawa, sektor pertambangan dan penggalian
memiliki kontribusi terkecil dalam pembentukan PDRB. Dalam lima tahun terakhir, kontribusi sektor ini hanya berkisar 1 persen, artinya sektor ini bukan merupakan sektor unggulan. Secara sub sektor, minyak dan gas bumi memberikan kontribusi yang terbesar (52,75 persen), kemudian disusul sub sektor penggalian (43,56 persen) dan sub sektor pertambangan tanpa migas (3,69 persen). Dilihat dari nilai produksinya, sektor pertambangan dan penggalian memiliki nilai produksi yang stabil yaitu berkisar pada angka Rp15 miliar. Jika ditinjau dari pertumbuhannya, sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan positif pada tahun 2003, 2006 dan 2007, sedangkan pada tahun 2004 dan 2005 sektor ini mengalami pertumbuhan negatif.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
c.
Sektor Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan merupakan salah satu sektor unggulan di Pulau
Jawa. Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB cukup besar jika dibandingkan dengan sektor-sektor ekonomi lainnya, secara berturut-turut dari tahun 2003 hingga tahun 2007 kontribusinya sebesar 30,52 persen, 29,97 persen, 31,07 persen, 31,12 persen dan 30,62 persen. Struktur nilai tambah sektor industri pengolahan jika dirinci secara sub sektor, maka sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau menciptakan nilai tambah terbesar yaitu sebesar 24,51 persen, kemudian sub sektor alat angkutan, mesin dan peralatannya sebesar 24,48 persen, dan sub sektor industri tekstil, barang kulit dan alas kaki sebesar 15,22 persen. Dari sisi perkembangan volume riil produksi, sektor industri pengolahan mengalami peningkatan produksi, tahun 2003 sebesar Rp274.388,88 miliar dan tahun 2007 sebesar Rp339.957,31 miliar. Ditinjau dari sisi laju pertumbuhannya, sektor industri pengolahan memiliki laju pertumbuhan rata-rata 5,29 persen per tahun. Namun laju pertumbuhan ini berfluktuasi setiap tahunnya, pada tahun 2003 sebesar 4,42 persen per tahun, kemudian tahun 2004 meningkat menjadi 4,72 persen per tahun, tahun 2005 meningkat menjadi 6,03 persen per tahun dan menurun hingga 5,69 persen per tahun pada tahun 2006, dan tahun 2007 menurun lagi menjadi 5,57 persen per tahun. Sektor industri pengolahan memiliki kontribusi terhadap PDRB yang cukup besar dan memiliki kemampuan menyerap tenaga kerja yang besar yaitu 16,03 persen (BPS, 2007).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
d.
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Kontribusi sektor listrik, gas dan air bersih cukup stabil pada kisaran 1-2
persen dari total PDRB di Pulau Jawa. Dari sisi volume produksi, sektor listrik, gas dan air bersih cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003 volume produksi sebesar Rp13.695,59 miliar dan meningkat menjadi Rp17.225,22 miliar pada tahun 2007. Ditinjau dari sisi pertumbuhannya, maka sektor listrik, gas dan air bersih memiliki laju pertumbuhan yang sangat berfluktuasi. Selama tahun 2003-2007 laju pertumbuhannya secara berturut-turut adalah 5,99 persen, 9,41 persen, 6,48 persen, 0,48 persen dan 7,43 persen. Sementara itu, kontribusi sektor listrik, gas dan air bersih terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 0,18 persen dari angkatan kerja yang bekerja (BPS, 2007).
e.
Sektor Konstruksi Sektor konstruksi memiliki kontribusi yang cenderung meningkat pada
dekade lima tahun terakhir ini. Pada tabel 5.3 menunjukkan pada tahun 2003 kontribusi sektor konstruksi sebesar 5,54 persen dan meningkat menjadi 6,07 persen pada tahun 2007. Sektor konstruksi ini berpotensi menjadi sektor unggulan di Pulau Jawa karena disamping kontribusinya yang terus meningkat, laju pertumbuhannya juga cukup besar dari tahun ke tahun meskipun masih berfluktuasi. Rata-rata laju pertumbuhan sektor ini adalah 16,67 persen per tahun. Dari sisi volome produksi, tabel 5.4 menunjukkan bahwa volume produksi terus meningkat dalam dekade lima tahun terakhir ini. Secara riil nilai
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
produksinya sebesar Rp50.145,85 miliar pada tahun 2003 dan terus meningkat hingga mencapai Rp64.337,49 miliar pada tahun 2007. Peningkatan laju pertumbuhan sektor konstruksi sejalan dengan pembangunan perumahan, pembangunan pusat-pusat perbelanjaan, pembangunan jalan-jalan, pembangunan gedung-gedung perkantoran, dan sarana penunjang bus way.
f.
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan salah satu sektor
unggulan di Pulau Jawa. Kontribusinya terhadap PDRB mencapai 21 hingga 22 persen setiap tahunnya. Nilai tambah sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2007 dibentuk dari sub sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 80,54 persen, sub sektor restoran sebesar 16,62 persen dan sub sektor hotel sebesar 2,83 persen. Berdasarkan pertumbuhannya, sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki laju pertumbuhan yang cenderung meningkat. Pertumbuhan pada tahun 2003 sebesar 6,47 persen per tahun, dan pada tahun 2007 mencapai 7,76 persen per tahun. Dari sisi volume produksi secara riil, pada tahun 2003-2007 sektor perdagangan, hotel dan restoran memiliki nilai produksi yang cenderung meningkat, tahun 2003 sebesar Rp200.307,65 miliar dan menjadi Rp266.059,41 miliar pada tahun 2007. Ditinjau dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor perdagangan, hotel dan restoran mampu menyerap tenaga kerja sebesar 23,35 persen dari total angkatan kerja yang bekerja (BPS, 2007). Dengan demikian sektor perdagangan, hotel dan
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
restoran merupakan sektor unggulan di Pulau Jawa karena kontribusinya cukup besar terhadap PDRB dan memiliki kemampuan dalam penyerapan tenaga kerja yang cukup tinggi.
g.
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi cenderung meningkat
dalam dekade 2003-2007.
Kontribusi terhadap PDRB terbesar sebesar 7,20
persen pada tahun 2007 dan terkecil sebesar 6,31 pada tahun 2003. Sedangkan kontribusi dalam penyerapan tenaga kerja, sektor pengangkutan dan komunikasi mampu menyerap tenaga kerja sebesar 6,38 persen (BPS, 2007). Ditinjau dari volume produksi secara riil, pada dekade lima tahun peningkatan produksi terus terjadi. Pada tahun 2003 produksi sebesar Rp52.385,65 miliar dan pada tahun 2007 sebesar Rp75.387,12 miliar. Selama tahun 2003 hingga 2007, pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi masih berfluktuasi, pada tahun 2003 ke tahun 2004 pertumbuhannya meningkat, namun pada tahun 2005 pertumbuhannya menurun hingga menjadi 7,64 persen per tahun, dan mulai meningkat lagi pada tahun 2006 sebesar 10,05 persen per tahun dan tahun 2007 sebesar 11 persen per tahun. Dalam periode 2003 sampai 2007, sub sektor dengan pertumbuhan tercepat adalah sub sektor komunikasi. Pada tahun 2003 sub sektor ini tumbuh sebesar 13,04 persen, kemudian tahun 2006 tumbuh sebesar 18,29 persen dan pertumbuhan tertinggi dicapai pada tahun 2007 yaitu 19,93 persen. Sementara sub sektor pengangkutan
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
rata-rata tumbuh 6,03 persen per tahun. Pertumbuhan tertinggi sub sektor ini dicapai pada tahun 2004 yakni sebesar 7,16 persen per tahun.
h.
Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Pada tahun 2003-2005 kontribusi sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2003 kontribusinya sebesar 12,32 persen dan tahun 2007 sebesar 10,94 persen. Kontribusi terbesar diberikan oleh sub sektor bank, pada tahun 2003 sebesar 50,83 persen namun nilainya mengalami penurunan hingga tahun 2007 kontribusinya hanya sebesar 44,61 persen. Sementara itu sub sektor sewa bangunan memberikan kontribusi sebesar 25,24 persen, sub sektor jasa perusahaan sebesar 18,64 persen, sub sektor lembaga keuangan tanpa bank sebesar 10,70 persen dan kontribusi terkecil berasal dari sub sektor jasa penunjang keuangan yaitu sebesar 0,80 persen. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki pertumbuhan rata-rata 4,68 persen per tahun. Pada periode tahun 2003 – 2007 sektor ini memiliki laju pertumbuhan yang positif, dengan laju pertumbuhan tertinggi sebesar 5,67 pada tahun 2007 dan terendah sebesar 4,11 persen pada tahun 2006. Ditinjau dari sisi volume produksi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan memiliki volume produksi riil yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2003, nilai produksinya sebesar Rp109.236,69 miliar dan nilai tertinggi dicapai pada tahun 2007 dengan nilai produksi sebesar Rp131.568,07 miliar.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
i.
Sektor Jasa-Jasa Kontribusi sektor jasa-jasa terhadap PDRB di Pulau Jawa paling besar
pada tahun 2004 yaitu sebesar 10,18 persen. Sedangkan kontribusi yang terkecil pada tahun 2006 dan 2007 yaitu sebesar 9,79 persen. Rata-rata pertumbuhan sektor jasa-jasa sekitar 5,77 persen. Sektor jasa-jasa terdiri dari sub sektor jasa pemerintahan umum dan sub sektor jasa swasta. Sub sektor pemerintahan umum mencakup administrasi pemerintahan dan pertahanan serta jasa pemerintah lainnya seperti jasa pendidikan, jasa kesehatan dan jasa kemasyarakatan lainnya. Sub sektor jasa swasta meliputi jasa sosial kemasyarakatan, jasa hiburan dan rekreasi, serta jasa perorangan dan rumah tangga. Secara sub sektor, kontribusi terbesar terhadap PDRB diberikan oleh sub sektor jasa swasta yaitu sebesar 51,42 persen, kemudian sub sektor jasa pemerintahan umum sebesar 48,58 persen. Berdasarkan sub sektor, kontribusi terbesar diberikan oleh sub sektor administrasi pemerintahan dan pertahanan (38,60 persen) dan sub sektor jasa perorangan dan rumah tangga (32,79 persen). Ditinjau dari sisi volume produksi riil, peningkatan terus berlangsung selama dekade lima tahun terakhir ini. Produksi tertinggi pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp102.883,01 miliar dan terendah pada tahun 2003 yaitu sebesar Rp83.311,41 miliar. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, sektor jasa-jasa hanya mampu menyerap 12,32 persen dari angkatan kerja yang bekerja (BPS, 2007). Artinya sektor jasa-jasa bukan merupakan sektor unggulan di Pulau Jawa karena
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
disamping kecilnya tenaga kerja yang terserap di sektor ini, kontribusinya juga relatif kecil dalam perekonomian di Pulau Jawa.
5.3.
Analisis Perubahan PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta dan PDRB Pulau Jawa Tahun 2003-2007 Pertumbuhan ekonomi di Provinsi D.I. Yogyakarta ditunjukkan dengan
data laju pertumbuhan PDRB. Selama tahun 2003 – 2007, pertumbuhan ekonomi Provinsi D.I. Yogyakarta cukup berfluktuasi, tertinggi terjadi pada tahun 2004 (5,12 persen) dan terendah terjadi pada tahun 2006 (3,70 persen). Berdasarkan Tabel 5.5, dapat diketahui bahwa pada tahun 2003 dan 2007, sektor ekonomi yang paling besar kontribusinya terhadap PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp3.097,88 miliar dan meningkat menjadi Rp3.750,36 miliar pada tahun 2007 atau meningkat sebesar 21,06 persen. Hal ini dikaitkan dengan dukungan sektor perdagangan, hotel dan restoran pada sektor pariwisata yang merupakan salah satu sektor andalan bagi Provinsi D.I. Yogyakarta. Indikator yang dapat menunjukkan aktivitas kepariwisataan antara lain dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan serta rata-rata lama menginap para wisatawan selama berkunjung di Provinsi D.I. Yogyakarta. Pada tahun 2007, di Provinsi D.I. Yogyakarta tersedia 38 hotel bintang dengan 3.458 kamar dan 5.640 tempat tidur, serta 1.039 hotel melati dengan 11.307 kamar dan 17.459 tempat tidur. Jumlah wisatawan yang menggunakan fasilitas hotel tercatat sebanyak 2.203.831 orang, wisatawan domestik menginap
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
rata-rata 1,44 hari sedangkan wisatawan asing menginap rata-rata 2,67 hari. Kedatangan wisatawan tentu tidak terlepas dari kebutuhan untuk berbelanja, yang secara langsung akan berpengaruh pada meningkatnya pendapatan melalui sektor perdagangan. Selain itu wisata kuliner juga banyak diburu oleh para wisatawan sehingga sektor inipun akan terus berkembang (BPS, 2008). Tabel 5.5. Perubahan PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan 2000, Tahun 2003 dan 2007 (Miliar Rupiah) Lapangan Usaha
PDRB 2003
PDRB 2007
2.948,40
3.333,38
384,98
13,06
119,43
138,36
18,92
15,85
2.325,24
2.528,02
202,78
8,72
135,38
165,77
30,39
22,45
Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran
1.178,02
1.732,94
554,92
47,11
3.097,88
3.750,36
652,48
21,06
Pengangkutan dan Komunikasi
1.437,07
1.875,31
438,23
30,49
Keuangan, Persewaaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa Total
1.408,89
1.695,16
286,27
20,32
2.710,09 15.360,41
3.072,20
362,11
13,36
18.291,51
2.931,10
19,08
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih
?KPDRB
%
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah), 2008. Laju pertumbuhan ekonomi terbesar adalah sektor konstruksi, yaitu sebesar 47,11 persen. Nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 sektor ini adalah Rp1.178,02 miliar pada tahun 2003 dan meningkat menjadi Rp1.732,94 miliar pada tahun 2007. Pembangunan gedung-gedung perkantoran dan bangunan-bangunan tempat tinggal pasca gempa bumi menjadi salah satu pendukung berkembangnya sektor konstruksi di Provinsi D.I. Yogyakarta. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi terendah terjadi di sektor industri pengolahan. Meskipun sektor ini pertumbuhannya relatif rendah tetapi
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
perkembangannya diharapkan mampu menjadi sektor andalan di Provinsi D.I. Yogyakarta. Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki banyak komoditas unggulan yang hampir seluruhnya dihasilkan oleh pelaku usaha kecil menengah. Komoditas unggulan di sana telah mengakar, berbasis bahan baku lokal, berorientasi ekspor, dan berdampak luas bagi pengembangan sektor lainnya. Beberapa contoh industri unggulan tersebut antara lain: 1) Batik mulai berkembang dan mengalami kemajuan pada abad ke-15. Coraknya dipengaruhi budaya Hindu, Budha, dan Islam. Pada zaman itu, batik dibuat hanya di lingkungan keraton. Perkembangan akhir-akhir ini, batik bukan melulu sebagai kain, namun juga untuk pakaian jadi, seprei, sarung bantal, dan sebagainya. 2) Kerajinan perak yang dihasilkan Kota Gede termasuk komoditas yang unggulan lain yang telah mendunia. Jenis kerajinan ini lahir pada zaman berdirinya Kesultanan Yogyakarta. Dewasa ini coraknya mengalami perkembangan,
bukan hanya klasik, namun
pengerjaannya
yang
masih
memakai
juga modern. Cara
peralatan
tradisional
justru
membuatnya langgeng hingga kini. 3) Wilayah ini juga memiliki potensi dalam industri kayu. Industri ini memiliki nilai dan volume ekspor yang setiap bulan meningkat. Produk yang dihasilkan antara lain, topeng, wayang klitik, wayang golek, mainan anak-anak, alat peraga pendidikan, dan patung primitif. Di bidang industri kayu, jumlah unit usaha sebanyak 3.143 unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 15.202 orang. Sementara nilai invenstasinya
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
mencapai Rp39,429 miliar dengan nilai produksi sebesar Rp62,749 miliar. Sentranya terletak di Putat (Kabupaten Gunungkidul) dan Pajangan (Kabupaten Bantul). Mebel juga mengalami pengembangan yang pesat dan seolah tak mau kalah dengan perkembangan industri kerajinan kayu. Mebel yang dihasilkan beragam bentuk. Pemasarannya sampai ke mancanegara. Hampir di setiap pelosok industri ini bisa dijumpai. 4) Berbagai bahan dari serat alam seperti mendong, gebang, serat agel, dan gedebok (pelepah) pisang bagi warga D.I. Yogyakarta sangat menarik untuk dibuat produk kerajinan. Kerajinan yang dihasilkan dari bahan baku ini antara lain, berbagai tas, taplak meja, perlengkapan meja makan, dan sebagainya. Jenis kerajinan berbahan baku serat alam ini berwarna alami dan memiliki konsumen menengah ke atas. Para perajinnya sebagian besar berada di Kulon Progo, Sleman, dan Kota Yogyakarta. 5) Komoditas ekspor unggulan dari provinsi ini adalah industri barang kulit. Komoditas ini menempati posisi tertinggi urutan ekspor. Komoditas ekspor dari sektor ini yang tertinggi adalah kulit lembar dan sarung tangan. Jumlah unit usaha yang bergerak di sektor ini 644 unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 4.650 orang. Nilai investasinya mencapai Rp25,555 miliar dengan nilai produksi Rp19,620 miliar. 6) Produk yang juga populer adalah kerajinan gerabah. Semula produk yang dihasilkan berupa peralatan dapur (tungku, kuali, gentong), namun setelah melalui pembinaan yang gencar maka mulai tercipta berbagai model. Upaya penganekaragaman produk berkembang pesat. Proses finishing
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
yang dilakukan kini sangat bervariasi, mulai dari warna asli terakota (tanah) sampai dengan pewarnaan yang memakai cat dan pelapis. Kini jumlah perajinnya tercatat 1.160 unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja 5.726 orang yang menelan investasi Rp6,609 miliar. Nilai produksinya mencapai Rp44,188 miliar. Produk ini kini tak hanya sebatas penggunaan untuk rumah tangga, namun telah berkembang menjadi produk dekoratif moderen yang bercorak tradisional. Contohnya vas bunga, asbak, patung, pot tanaman, meja kursi kebuin, dan guci. Sentra kerajinan ini yang terkenal terletak di Kasongan dan Pundong di Kabupaten Bantul (Irawan,2008). Berdasarkan Tabel 5.6, laju pertumbuhan ekonomi bernilai positif di semua sektor, artinya semua sektor mengalami peningkatan pendapatan.
PDRB
Pulau Jawa diberikan sumbangan terbesar oleh sektor industri pengolahan dengan nilai sebesar Rp274.388,88 miliar pada tahun 2003 dan meningkat menjadi Rp339.957,31 miliar pada tahun 2007. Selain memberikan sumbangan terbesar, sektor industri pengolahan juga memiliki nilai perubahan terbesar juga yaitu sebesar Rp65.568,43 miliar. Sektor ekonomi yang memiliki laju pertumbuhan tertinggi yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 43,91 persen. Hal ini disebabkan karena tingginya mobilitas penduduk dari daerah satu ke daerah lainnya, adanya pekerja ulang alik dari Jawa Barat (Bogor, Bekasi, Tangerang) ke Jakarta, banyaknya angkatan kerja yang mengadu nasib dengan mencari kerja di Jakarta,
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
dan lain-lain yang tentunya semua itu akan membutuhkan sarana transportasi yang lebih banyak. Tabel 5.6. Perubahan PDRB di Pulau Jawa menurut Lapangan Usaha Berdasarkan Harga Konstan 2000, Tahun 2003 dan 2007 (Miliar Rupiah) Lapangan Usaha
PDRB 2003 109.773,05
PDRB 2007 124.367,31
?[PDRB 14.594,25
% 13,29
15.273,47
15.629,35
355,89
2,33
274.388,88
339.957,31
65.568,43
23,90
Listrik, Gas dan Air Bersih
13.695,59
17.225,22
3.529,63
25,77
Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa
50.145,85
64.337,49
14.191,64
28,30
200.307,65
266.059,41
65.751,76
32,83
52.385,65
75.387,12
23.001,47
43,91
109.236,69
131.568,07
22.331,38
20,44
83.311,41
102.883,01
19.571,59
23,49
908.518,25
1.137.414,29
228.896,04
25,19
Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan
Total
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah), 2008. Sedangkan laju pertumbuhan di bidang komunikasi jelas di dukung oleh kemajuan teknologi di bidang komunikasi. Salah satu contoh kemajuan sarana telekomunikasi adalah tersedianya telepon genggam (handphone) dari harga tinggi hingga harga yang rendah, ini akan menarik minat masyarakat untuk menggunakan telepon genggam. Contoh lain dari kemajuan teknologi komunikasi adalah kemudahan akses internet yang dapat memberikan banyak manfaat bagi penggunanya terutama dalam menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
5.4.
Rasio PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta dengan PDRB Pulau Jawa Tahun 2003-2007 Berdasarkan pembahasan di sub bab 5.3. dapat dijelaskan bahwa baik
PRDB D.I. Yogyakarta maupun PDRB Pulau Jawa memiliki laju pertumbuhan yang positif di semua sektor. Namun untuk membandingkan pertumbuhan ekonominya maka harus dihitung dengan menggunakan rasio PDRB dengan Ra, Ri dan ri. Tabel 5.7. Rasio PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta dan PDRB Pulau Jawa (Nilai Ra, Ri dan ri) Lapangan Usaha
Ra
Ri
ri
Pertanian
0,252
0,133
0,131
Pertambangan dan Penggalian
0,252
0,023
0,158
Industri Pengolahan
0,252
0,239
0,087
Listrik, Gas dan Air Bersih
0,252
0,258
0,225
Konstruksi
0,252
0,283
0,471
Perdagangan, Hotel dan Restoran
0,252
0,328
0,211
Pengangkutan dan Komunikasi
0,252
0,439
0,305
Keuangan, Persewaaan & Jasa Perusahaan
0,252
0,204
0,203
Jasa-jasa
0,252
0,235
0,134
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah), 2008. Nilai Ra diperoleh dengan menghitung selisih antara jumlah PDRB Pulau Jawa tahun 2007 dengan jumlah PDRB tahun 2003 dibagi dengan jumlah PDRB Pulau Jawa tahun 2003. Berdasarkan hasil penghitungan, nilai Ra sebesar 0,252 artinya bahwa berdasarkan data PDRB tahun 2003 dan PDRB tahun 2007 pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa selama kurun waktu tersebut diperkirakan meningkat sebesar 0,252.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Sedangkan nilai Ri diperoleh dengan menghitung selisih antara PDRB Pulai Jawa sektor i pada tahun 2007 dengan PDRB Pulau Jawa sektor i pada tahun 2003 dibagi dengan PDRB Pulai Jawa sektor i pada tahun 2003. Semua sektor perekonomian memiliki nilai Ri yang positif artinya dalam kurun waktu 20032007 terjadi peningkatan pendapatan pada sektor i. Semakin besar nilai Ri semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi sektor tersebut. Nilai Ri paling besar adalah sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 0,439. Hal ini disebabkan laju pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi paling besar di Pulau Jawa. Sedangkan nilai Ri terkecil terdapat di sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 0,023.
Nilai
ri
diperoleh
dengan menghitung selisih antara PDRB sektor i di Provinsi D.I Yogyakarta tahun 2007 dengan PDRB sektor i di Provinsi D.I Yogyakarta tahun 2003 dibagi dengan PDRB sektor i di Provinsi D.I Yogyakarta tahun 2003. Sektor-sektor perekonomian di Yogyakarta menunjukkan peningkatan karena semua sektor memiliki nilai ri yang positif dengan nilai terbesar 0,471 di sektor konstruksi dan nilai ri terkecil sebesar 0,087 di sektor industri pengolahan.
5.5.
Analisis Komponen Pertumbuhan Wilayah Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2003-2007 Pembangunan ekonomi suatu wilayah terdiri dari beberapa komponen
pertumbuhan wilayah, antara lain: (1) Pertumbuhan Regional (PR) yang dalam pembahasan ini pertumbuhan ekonomi wilayah Provinsi D.I. Yogyakarta terhadap
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
pertumbuhan ekonomi Pulau Jawa, (2) komponen Pertumbuhan Proporsional (PP), dan (3) komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW). Komponen pertumbuhan regional (PR) merupakan hasil kali antara rasio PDRB Pulau Jawa dengan PDRB sektor i pada Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2003. Hasil dari penghitungan pertumbuhan regional sama dengan nilai Ra yang dinyatakan dalam persen. Nilai Ra sebesar 0,252 artinya secara keseluruhan perekonomian Pulau Jawa tahun 2003-2007 telah memengaruhi peningkatan PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta sebesar 25,2 persen. Nilai pertumbuhan regional dapat berubah jika terjadi perubahan kebijakan ekonomi atau terjadi perubahan hal-hal yang memengaruhi semua sektor ekonomi. Tabel 5.8. Analisis Shift-Share menurut Lapangan Usaha di Provinsi D.I. Yogyakarta Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Regional Pulau Jawa, Tahun 2003-2007 Lapangan Usaha Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa Total
PRij
PRij
(Miliar Rupiah)
(Persen)
742,83 30,09 585,83 34,11 296,80 780,49 362,06 354,96 682,79 3.869,97
25,2 25,2 25,2 25,2 25,2 25,2 25,2 25,2 25,2 25,2
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah), 2008. Secara keseluruhan semua sektor perekonomian di D.I. Yogyakarta mengalami peningkatan kontribusi dengan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai sektor yang mengalami peningkatan kontribusi terbesar yaitu sebesar
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Rp780,49 miliar. Kemudian sektor yang mengalami peningkatan kontribusi cukup besar secara berturut-turut adalah sektor pertanian (Rp742,83 miliar), sektor jasajasa (Rp682,79 miliar), dan sektor industri pengolahan (Rp585,83 miliar). Sedangkan sektor yang mengalami peningkatan kontribusi terkecil adalah sektor pertambangan dan penggalian (Rp30,09 miliar). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah sektor yang sangat dipengaruhi oleh perubahan kebijakan perekonomian di Pulau Jawa. Komponen
pertumbuhan
proporsional
(PP)
sebagai
komponen
pertumbuhan wilayah kedua didapat dari hasil kali antara PDRB Provinsi D.I. Yogyakarta sektor i tahun 2003 dengan selisih antara Ri dan Ra. Tabel 5.8 menjelaskan bahwa sektor ekonomi yang memiliki nilai PP terbesar (PPij > 0) adalah sektor pengangkutan dan komunikasi, yaitu sebesar Rp268,9 miliar. Sedangkan sektor-sektor lain yang memiliki pertumbuhan cukup cepat adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor konstruksi. Sehingga ketiga sektor ini sebaiknya selalu dikembangkan di Provinsi D.I. Yogyakarta mengingat banyak pemakai jasa angkutan dan komunikasi, banyak pengguna hotel, wisatawan yang banyak berbelanja, banyaknya wisata kuliner. Sektor ekonomi yang memiliki nilai pertumbuhan proporsional terkecil adalah sektor pertanian yaitu sebesar Rp-350,8 miliar dan tergolong sektor yang pertumbuhannya lambat (PPij < 0). Hal ini disebabkan teknologi pertanian yang digunakan masih bersifat tradisional dan kurang efektif dalam berproduksi. Laju pertumbuhan proporsional untuk tiap sektor tidak sama, terbesar pada sektor
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
pengangkutan dan komunikasi (18,7 persen) dan terendah pada sektor pertambangan dan penggalian (-22,9 persen). Tabel 5.9. Analisis Shift-Share menurut Lapangan Usaha di Provinsi D.I. Yogyakarta Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Proporsional, Tahun 2003-2007 Lapangan Usaha
PPij
PPij
(Miliar Rupiah)
(Persen)
-350,8
-11,9
Pertambangan dan Penggalian
-27,3
-22,9
Industri Pengolahan
-30,2
-1,3
0,8
0,6
36,6
3,1
Perdagangan, Hotel dan Restoran
236,4
7,6
Pengangkutan dan Komunikasi
268,9
18,7
Keuangan, Persewaaan & Jasa Perusahaan
-66,9
-4,8
Jasa-jasa
-46,1
-1,7
21,3
0,1
Pertanian
Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi
Total
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah), 2008. Tabel 5.10 menunjukkan besarnya komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPWij). Jika nilai PPWij > 0 artinya sektor i di wilayah j memiliki dayasaing yang baik, namun sebaliknya jika nilai PPWij < 0 artinya sektor i di wilayah j memiliki dayasaing yang kurang baik. Selanjutnya, dapat dilihat bahwa sektor-sektor yang memiliki dayasaing yang baik di Provinsi D.I. Yogyakarta adalah sektor konstruksi dan sektor pertambangan dan penggalian. Artinya kedua sektor tersebut mampu bersaing pada sektor yang sama dengan provinsi lain di Pulau Jawa. Sedangkan ketujuh sektor lainnya yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor pedagangan, hotel dan pariwisata, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa kurang mampu bersaing pada sektor yang sama dengan provinsi lain di Pulau Jawa. Tabel 5.10. Analisis Shift Share menurut Lapangan Usaha di Provinsi D.I. Yogyakarta Berdasarkan Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah, Tahun 2003-2007 Lapangan Usaha
PPWij
PPWij
(Miliar Rupiah)
(Persen)
Pertanian
-7,0
-0,2
Pertambangan dan Penggalian
16,1
13,5
-352,9
-15,2
-4,5
-3,3
221,5
18,8
Perdagangan, Hotel dan Restoran
-364,4
-11,8
Pengangkutan dan Komunikasi
-192,8
-13,4
-1,8
-0,1
-274,5
-10,1
-960,1
-6,3
Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi
Keuangan, Persewaaan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa Total
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah), 2008. Sektor yang memiliki laju pertumbuhan pangsa wilayah terbesar adalah sektor konstruksi yaitu sebesar 18,8 persen. Sedangkan sektor yang memiliki laju pertumbuhan pangsa wilayah terkecil adalah sektor industri pengolahan yaitu sebesar -15,2 persen. Dengan menggunakan analisis profil pertumbuhan wilayah, dapat dijelaskan laju pertumbuhan perekonomian yang dimiliki Provinsi D.I. Yogyakarta berdasarkan letak sektor-sektor ekonomi pada kuadran-kuadran yang terbentuk dari perpotongan antara komponen pertumbuhan proporsional (PP) dengan komponen pertumbuhan pangsa wilayah (PPW).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Kuadran IV
Kuadran I 5
2
1
PP 8
4
9
Kuadran III
6
3
7
Kuadran II
1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Konstruksi 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa
Gambar 3. Profil Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian Provinsi D.I. Yogyakarta Periode 2003-2007
Berdasarkan Gambar 3, seluruh sektor menyebar ke empat kuadran. Sektor konstruksi terletak di kuadran I, artinya pada tahun 2003-2007 sektor konstruksi tergolong sektor yang progresif (maju) dengan laju pertumbuhan cepat dan memiliki dayasaing yang baik. Sementara itu kuadran II ditempati oleh sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Artinya sektor-sektor tersebut memiliki dayasaing yang rendah tetapi memiliki laju pertumbuhan yang cepat. Sektor industri pengolahan, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa terletak di kuadran III, artinya sektor-sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan yang lambat dan dayasaing yang kurang baik. Dua sektor yang lain, yaitu sektor pertanian dengan sektor pertambangan dan penggalian menempati kuadran IV, artinya dua sektor tersebut memiliki dayasaing yang baik tetapi laju pertumbuhannya lambat.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
5.6.
Sektor Basis Untuk mengetahui sektor ekonomi yang termasuk sektor basis atau
nonbasis, maka digunakan metode Location Quotient (LQ). Dengan menggunakan data PDRB D.I. Yogyakarta dan data PDRB Pulau Jawa, maka diperoleh angka LQ yang ditunjukkan pada tabel 5.11. Tabel 5.11. Nilai LQ menurut Lapangan Usaha di Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2003-2007 Lapangan Usaha
2003
2004
2005
2006
2007
Pertanian
1,59
1,58
1,62
1,67
1,67
Pertambangan dan Penggalian
0,46
0,48
0,50
0,51
0,55
Industri Pengolahan
0,50
0,50
0,48
0,47
0,46
Listrik, Gas dan Air Bersih
0,58
0,57
0,57
0,58
0,60
Konstruksi
1,39
1,44
1,47
1,61
1,67
Perdagangan, Hotel dan Restoran
0,91
0,91
0,90
0,88
0,88
Pengangkutan dan Komunikasi
1,62
1,64
1,62
1,58
1,55
Keuangan, Persewaaan & Jasa Perusahaan
0,76
0,78
0,81
0,78
0,80
Jasa-jasa
1,92
1,89
1,86
1,86
1,86
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah), 2008. Berdasarkan hasil penghitungan dengan menggunakan metode Location Quotient (LQ), sektor ekonomi yang termasuk dalam sektor unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta adalah: 1. Sektor pertanian Selama periode 2003-2007, nilai koefisien LQ > 1, artinya sektor pertanian merupakan sektor basis di Provinsi D.I. Yogyakarta. 2. Sektor Konstruksi Selama periode 2003-2007, nilai koefisien LQ > 1, artinya sektor konstruksi merupakan sektor basis di Provinsi D.I. Yogyakarta. Selama
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
lima tahun terakhir sektor ini memiliki nilai LQ yang terus meningkat, artinya sektor ini memiliki basis yang semakin kuat, namun output sektor konstruksi tidak dapat di ekspor ke daerah lain. 3. Sektor pengangkutan dan komunikasi Selama periode 2003-2007, nilai koefisien LQ > 1, artinya sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor basis sehingga Provinsi D.I. Yogyakarta bisa mengekspor sektor ini ke daerah lain. 4. Sektor jasa-jasa Selama periode 2003-2007, nilai koefisien LQ > 1, artinya sektor jasa-jasa merupakan sektor basis sehingga Provinsi D.I. Yogyakarta bisa mengekspor sektor ini ke daerah lain.
5.7.
Sektor Nonbasis Sektor yang termasuk sektor nonbasis di Provinsi D.I. Yogyakarta adalah
sebagai berikut: 1. Sektor pertambangan dan penggalian Sektor ini memiliki nilai LQ < 1 selama peride 2003-2007, artinya sektor ini merupakan sektor nonbasis dan cenderung mengimpor dari daerah lain. 2. Sektor industri pengolahan Sektor ini memiliki nilai LQ < 1 selama peride 2003-2007, artinya sektor ini merupakan sektor nonbasis dan cenderung mengimpor dari daerah lain. Sektor ini bukan merupakan sektor basis karena laju pertumbuhannya kecil.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
3. Sektor listrik, gas dan air bersih Sektor ini memiliki nilai LQ < 1 selama peride 2003-2007, artinya sektor ini merupakan sektor nonbasis dan cenderung mengimpor dari daerah lain. 4. Sektor perdagangan, hotel dan restoran Sektor ini memiliki nilai LQ < 1 selama peride 2003-2007, artinya sektor ini merupakan sektor nonbasis dan cenderung mengimpor dari daerah lain. 5. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Sektor ini memiliki nilai LQ < 1 selama peride 2003-2007, artinya sektor ini merupakan sektor nonbasis dan cenderung mengimpor dari daerah lain.
5.8.
Kontribusi Sektor-Sektor Unggulan terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi D.I. Yogyakarta Selama tahun 2003-2007 Provinsi D.I. Yogyakarta memiliki pertumbuhan
ekonomi rata-rata sebesar 4,49 persen. Sektor konstruksi merupakan sektor yang memiliki rata-rata pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 10,49 persen per tahun, diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 7,15 persen per tahun dan sektor keuangan, persewaan dan jasa dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,28 persen per tahun. Pertumbuhan ekonomi Provinsi D.I. Yogyakarta tertinggi pada tahun 2004 yaitu sebesar 5,12 persen, namun tahun 2005 mengalami penurunan sampai tahun 2006 hingga mencapai 3,70 persen, dan yang sangat tajam penurunannya adalah sektor industri yaitu 0,73 persen per tahun pada tahun 2006.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Tabel 5.12. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi D.I. Yogyakarta atas dasar Harga Konstan 2000 menurut Lapangan Usaha tahun 2003-2007 (Persen) 2003
2004
2005
2006
2007
Rata-
Pertanian
0,44
3,55
4,35
3,80
0,80
2,59
Pertambangan dan Penggalian
0,94
0,84
1,57
3,11
9,69
3,23
Industri Pengolahan
2,80
3,25
2,60
0,73
1,89
2,25
Listrik, Gas dan Air Bersih
5,00
6,99
5,71
-0,17
8,45
5,20
Konstruksi
11,87
9,04
8,61
13,28
9,66
10,49
Perdagangan, Hotel dan Restoran
6,30
5,86
5,04
3,62
5,06
5,18
Pengangkutan dan Komunikasi
8,16
5,76
5,28
6,45
7,15
Keuangan, Persewaaan & Jasa Perusahaan
7,15
10,1 0 6,51
8,17
-1,93
6,49
5,28
Jasa-jasa
2,97
2,61
2,49
4,04
3,61
3,14
4,58
5,12
4,73
3,70
4,31
4,49
Lapangan Usaha
Total
Rata
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2008. Ditinjau dari sumber pertumbuhan ekonomi, penyumbang pertumbuhan ekonomi terbesar diberikan oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran. Dari 4,31 persen pertumbuhan ekonomi yang dicapai Provinsi D.I. Yogyakarta, sebesar 1,03 basis poin (bps) diantaranya berasal dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, kemudian sekitar 0,87 bps berasal dari sektor konstruksi, 0,65 bps berasal dari sektor pengangkutan dan komunikasi, dan 0,61 bps berasal dari sektor jasa-jasa. Sedangkan sumber pertumbuhan yang berasal dari sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, masing-masing sebesar 0,15 bps, 0,07 bps, 0,27 bps, 0,07 bps serta 0,59 bps.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa
sektor ekonomi yang menjadi sektor unggulan di Provinsi D.I. Yogyakarta, antara lain: 1. Sektor pertanian, alasannya: kontribusi terhadap PDRB besar (15,01 persen), penyerapan tenaga kerja besar (30,76 persen), pertumbuhan regional besar (Rp742,83 miliar) dan merupakan sektor basis. Sektor pertanian menyumbang pertumbuhan ekonomi Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2007 sebesar 0,15 basis poin. 2. Sektor industri pengolahan, dengan alasan kontribusi terhadap PDRB besar (13,60 persen), penyerapan tenaga kerja besar (11,81 persen), dan pertumbuhan regional besar ( Rp585,83 miliar) . Sektor industri pengolahan menyumbang pertumbuhan ekonomi Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2007 sebesar 0,27 basis poin. 3. Sektor
konstruksi, dengan alasan mempunyai laju pertumbuhan yang
progresif (Gambar 3), dan merupakan sektor basis. Sektor konstruksi menyumbang pertumbuhan ekonomi Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2007 sebesar 0,87 basis poin. 4. Sektor perdagangan, hotel dan restoran kontribusi terhadap PDRB besar (19,22 persen), penyerapan
tenaga kerja besar (24,52 persen),
dan
pertumbuahan regional terbesar (Rp780,49 miliar). Sektor perdagangan,
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
hotel dan restoran menyumbang pertumbuhan ekonomi Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2007 sebesar 1,03 basis poin. 5. Sektor pengangkutan dan komunikasi, dengan alasan pertumbuhan proporsional besar terbesar (18,7 persen), sektor basis dan mempunyai ratarata pertumbuhan PDRB yang besar (7,15 persen). Sektor pengangkutan dan komunikasi menyumbang pertumbuhan ekonomi Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2007 sebesar 0,65 basis poin. 6. Sektor jasa-jasa, dengan alasan kontribusi terhadap PDRB terbesar (19,79 persen), penyerapan tenaga kerja besar (16,82 persen), dan sektor basis. Sektor jasa-jasa menyumbang pertumbuhan ekonomi Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2007 sebesar 0,61 basis poin.
6.2.
Saran Mengacu pada hasil tersebut, maka diajukan beberapa saran terhadap
kebijakan pengembangan perekonomian sektoral di Provinsi D.I. Yogyakarta, sebagai berikut: 1. Pemerintah daerah perlu melakukan upaya untuk meningkatkan produk pertanian dengan cara meningkatkan teknologi pertanian, meningkatkan fungsi kelembagaan agar agribisnis produk unggulan dapat tumbuh dengan baik, memberikan kemudahan kepada petani untuk mendapatkan pupuk, benih, pestisida dengan harga yang murah, serta pelatihan dan penyuluhan kepada petani.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2. Pemerintah Provinsi D.I. Yogyakarta perlu lebih menggali potensi pengembangan sektor industri manufaktur agar bisa memacu pertumbuhan ekonomi. Beberapa cara yang dapat ditempuh antara lain mempermudah perijinan dalam mendirikan usaha, pemberian bantuan dana, memberikan pelatihan untuk
meningkatkan teknologi industri manufaktur,
dan
mengembangkan industri berbasis IT (Information Technology). 3. Pemerintah berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan di sektor jasajasa dan sektor-sektor yang mendukungnya yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor konstruksi. Misalnya di sektor pariwisata, harus adanya penatalaksanaan kawasan wisata yang lebih baik, meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur yang menimbulkan ketertarikan pengunjung, meningkatkan sumber daya manusia agar memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan sektor pariwisata. Di bidang pendidikan, perlu peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga pengajar agar menghasilkan anak-anak bangsa yang cerdas dan kreatif, serta peningkatan sarana dan prasarana pendidikan yang semakin baik. 4. Perlunya upaya untuk lebih menarik investor agar menanamkan modal di sektor-sektor unggulan guna meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di Provinsi D.I. Yogyakarta.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
DAFTAR PUSTAKA
Anjani, A. 2007. Analisis Pertumbuhan Sektor-Sektor Perekonomian Pasca Otonomi Daerah (Studi Kasus : Kota Depok) [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Anonim. 2008. Undang-Undang Otonomi Daerah. Deka Mandiri, Jakarta. Arsyad, L. 1996. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. BPFE, Yogyakarta. BPS. 2007. Statistik Indonesia 2007. Badan Pusat Statistik, Jakarta. -------2008. Statistik Indonesia 2008. Badan Pusat Statistik, Jakarta. -------2008. Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2008. Badan Pusat Statistik, Yogyakarta. Budiharsono, S. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. P.T. Pradaya Paramita, Jakarta. Deliarnov. 2005. Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Edisi Revisi., 4. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Dumairy, 1996. Perekonomian Indonesia. Erlangga, Jakarta. Irawan, 2008. Yogyakarta Miliki Banyak Potensi. http//www. indra90.wordpress.com/2008/03/15/yogyakarta-miliki-banyakpotensi/. [15 Maret 2008]. Jhingan, M. L. 2004. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. D. Guritno [penerjemah]. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Lembaga Administrasi Negara, 2007. Metode Analisis Perencanaan : Diklat Teknis Perencanaan Pembangunan Daerah. LAN, Jakarta. Nurbaiti, S. 2009. Analisis Kontribusi Sektor-Sektor Unggulan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DKI Jakarta (Periode 2003-2007) [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
78
Restiviana, P. 2008. Analisis Wilayah Kabupaten Banyuwangi 2003-2006 [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Savitri, D. 2008. Analisis Identifikasi Sektor Unggulan dan Struktur Ekonomi Pulau Sumatera [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Sondari, D. 2007. Analisis Sektor Unggulan dan Kinerja Ekonomi Provinsi Jawa Barat [Skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Tambunan, Tulus T.H. 2003. Perekonomian Indonesia. Ghalia Indonesia, Jakarta. Todaro, M.P. 2006. Pembangunan Ekonomi. Erlangga, Jakarta.
80
Lampiran 1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2003 - 2007 ( JUTA RUPIAH ) LAPANGAN USAHA 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 4. Kertas dan Barang Cetakan 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 9. Barang lainnya 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
2003 3.338.303,86 2.378.263,57 77.233,39 563.532,81 256.550,37 62.723,73 170.095,89 0,00 0,00 170.095,89 3.068.622,63 0,00 0,00 0,00 3.068.622,63 1.177.688,14 653.300,30 351.002,18 148.213,89 127.294,47 144.640,63 0,00 261.481,72 205.001,28 231.691,52 215.746,32 0,00 15.945,21
2004 3.634.903,05 2.661.201,27 79.107,94 551.044,17 274.906,54 68.643,13 182.521,52 0,00 0,00 182.521,52 3.342.178,80 0,00 0,00 0,00 3.342.178,80 1.337.982,48 673.018,51 385.030,34 161.652,08 133.030,77 155.560,17 0,00 280.880,18 215.024,25 268.094,66 250.279,16 0,00 17.815,51
2005 3.991.035,06 2.936.877,59 88.735,94 601.897,57 273.204,55 90.319,41 198.336,96 0,00 0,00 198.336,96 3.588.201,30 0,00 0,00 0,00 3.588.201,30 1.463.451,74 694.183,71 413.086,73 168.986,76 143.526,71 169.596,35 0,00 304.557,12 230.812,17 330.133,17 310.801,65 0,00 19.331,52
2006 4.574.164,48 3.438.464,04 99.492,10 624.190,31 315.671,45 96.346,58 218.170,32 0,00 0,00 218.170,32 4.078.214,00 0,00 0,00 0,00 4.078.214,00 1.718.484,26 763.939,90 468.736,62 183.391,61 165.341,39 181.528,93 0,00 323.493,48 273.297,80 377.002,27 355.809,97 0,00 21.192,30
2007 4.941.799,78 3.610.606,08 118.189,47 742.176,30 350.340,81 120.487,11 258.761,30 0,00 0,00 258.761,30 4.475.679,91 0,00 0,00 0,00 4.475.679,91 1.858.825,04 815.415,19 547.573,27 207.421,10 196.202,69 214.571,50 0,00 339.811,91 295.859,21 423.370,23 398.571,99 0,00 24.798,24
81
5. BANGUNAN 6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN a. Bank b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan & Rekreasi 3. Perorangan & Rumahtangga PDRB
1.451.871,61 3.768.612,60 1.615.578,88 435.939,86 1.717.093,86 1.904.711,03 1.323.885,89 61.637,52 1.128.029,14 0,00 0,00 78.213,28 56.005,96 580.825,14 522.924,72 57.900,42 1.940.915,30 264.486,66 201.129,33 5.085,91 1.396.419,61 73.793,79 3.738.593,74 2.632.929,00 1.637.570,85 995.358,15 1.105.664,74 551.861,98 67.479,26 486.323,50 19.613.418,20
1.743.786,00 4.162.506,49 1.775.642,51 489.097,00 1.897.766,98 2.141.730,81 1.465.320,99 58.080,22 1.211.465,41 0,00 0,00 129.867,48 65.907,87 676.409,82 611.540,37 64.869,45 2.188.049,37 303.812,63 231.837,90 5.862,05 1.561.528,09 85.008,72 4.360.109,63 3.108.786,00 1.931.848,15 1.176.937,85 1.251.323,63 618.698,86 89.946,65 542.678,12 22.023.880,34
2.230.686,38 4.866.927,09 2.086.786,98 505.959,92 2.274.180,19 2.589.586,81 1.845.410,09 65.265,48 1.540.735,75 0,00 0,00 163.820,42 75.588,44 744.176,71 671.696,06 72.480,65 2.522.222,49 391.024,96 257.300,29 6.538,08 1.770.039,59 97.319,58 5.020.474,18 3.582.312,00 2.221.385,06 1.360.926,94 1.438.162,18 712.242,57 95.231,21 630.688,40 25.337.603,43
2.866.921,58 5.597.602,89 2.379.562,77 454.950,22 2.763.089,91 3.050.035,88 2.240.252,81 79.534,43 1.905.134,48 0,00 0,00 174.972,06 80.611,84 809.783,07 730.461,17 79.321,91 2.755.733,86 340.275,96 335.801,39 7.665,80 1.954.171,12 117.819,59 5.899.503,71 4.213.635,00 2.607.400,72 1.606.234,28 1.685.868,71 845.448,63 106.094,69 734.325,38 29.417.348,99
3.470.711,19 6.326.699,84 2.701.533,45 549.130,43 3.076.035,96 3.318.452,75 2.416.332,44 84.773,60 2.042.213,58 0,00 0,00 197.837,02 91.508,24 902.120,31 815.643,00 86.477,31 3.188.427,59 491.845,00 333.071,72 8.208,10 2.219.808,08 135.494,68 6.512.833,82 4.598.174,28 2.843.029,88 1.755.144,40 1.914.659,55 947.148,12 116.859,05 850.652,38 32.916.736,41
83
Lampiran 2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2003 - 2007 ( JUTA RUPIAH ) LAPANGAN USAHA 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 4. Kertas dan Barang Cetakan 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 9. Barang lainnya 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
2003 2.948.400,09 2.165.950,26 74.473,32 463.446,60 189.892,83 54.637,07 119.433,37 0,00 0,00 119.433,37 2.325.236,08 0,00 0,00 0,00 2.325.236,08 742.506,55 502.380,09 316.920,46 122.741,68 110.042,69 121.657,54 0,00 235.737,47 173.249,60 135.378,66 122.620,11 0,00 12.758,55
2004 3.052.934,59 2.291.776,06 71.736,40 452.277,26 180.002,96 57.141,92 120.440,91 0,00 0,00 120.440,91 2.400.775,62 0,00 0,00 0,00 2.400.775,62 800.847,80 508.390,65 323.944,23 124.965,71 112.352,73 126.291,54 0,00 225.654,50 178.328,46 144.844,79 131.775,93 0,00 13.068,85
2005 3.185.770,56 2.418.374,31 76.845,70 453.098,12 166.046,24 71.406,19 122.331,84 0,00 0,00 122.331,84 2.463.230,45 0,00 0,00 0,00 2.463.230,45 845.593,85 510.219,46 323.919,43 129.734,75 114.892,31 129.565,88 0,00 226.719,10 182.585,67 153.115,17 140.027,13 0,00 13.088,04
2006 3.306.927,55 2.528.698,65 81.353,69 452.490,44 174.236,36 70.148,41 126.136,95 0,00 0,00 126.136,95 2.481.167,12 0,00 0,00 0,00 2.481.167,12 860.185,77 511.558,61 336.146,96 129.201,06 117.393,23 126.765,14 0,00 220.145,47 179.770,89 152.862,39 140.186,10 0,00 12.676,29
2007 3.333.381,87 2.492.371,69 86.905,13 483.794,92 186.281,00 84.029,14 138.357,84 0,00 0,00 138.357,84 2.528.020,09 0,00 0,00 0,00 2.528.020,09 854.290,94 505.206,15 367.545,32 138.467,19 130.504,95 134.743,09 0,00 218.330,17 178.932,27 165.772,36 152.779,22 0,00 12.993,14
83
5. BANGUNAN 6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN a. Bank b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan & Rekreasi 3. Perorangan & Rumahtangga PDRB
1.178.023,66 3.097.880,16 1.307.279,97 322.629,04 1.467.971,15 1.437.072,30 1.013.280,72 38.587,90 846.819,20 0,00 0,00 88.769,07 39.104,55 423.791,58 381.545,28 42.246,29 1.408.893,53 195.742,05 148.846,19 4.245,69 1.006.284,55 53.775,05 2.710.090,99 1.914.335,33 1.221.398,87 692.936,45 795.755,67 377.919,56 57.919,30 359.916,80 15.360.408,85
1.284.471,39 3.279.424,20 1.374.913,66 340.362,20 1.564.148,34 1.582.194,18 1.128.495,24 35.099,03 905.200,94 0,00 0,00 146.685,33 41.509,95 453.698,95 410.188,04 43.510,90 1.500.542,31 211.424,65 166.141,95 4.521,38 1.060.204,13 58.250,20 2.780.795,77 1.949.903,33 1.241.683,12 708.220,22 830.892,43 387.807,14 65.442,08 377.643,22 16.146.423,77
1.395.079,42 3.444.827,78 1.462.659,18 319.187,77 1.662.980,84 1.673.352,22 1.190.805,10 34.766,48 954.830,22 0,00 0,00 156.443,72 44.764,67 482.547,12 435.548,43 46.998,69 1.623.210,24 246.687,88 177.143,03 4.852,22 1.131.199,06 63.328,05 2.849.959,19 1.979.282,00 1.259.262,08 720.019,92 870.677,19 405.129,16 67.680,94 397.867,09 16.910.876,87
1.580.312,00 3.569.622,20 1.534.973,88 259.896,23 1.774.752,09 1.761.671,74 1.235.198,73 35.934,76 996.813,77 0,00 0,00 156.489,92 45.960,28 526.473,01 474.902,60 51.570,41 1.591.885,36 187.811,00 201.707,08 4.990,06 1.130.299,40 67.077,82 2.965.164,00 2.049.433,00 1.301.165,69 748.267,31 915.731,00 425.402,01 70.716,51 419.612,48 17.535.749,31
1.732.944,92 3.750.364,75 1.613.883,78 287.901,37 1.848.579,59 1.875.306,69 1.286.539,74 36.849,68 1.041.603,04 0,00 0,00 159.105,25 48.981,77 588.766,95 532.306,50 56.460,45 1.695.163,04 250.719,71 184.785,67 5.329,50 1.181.982,37 72.345,80 3.072.200,16 2.121.210,16 1.345.636,34 775.573,82 950.990,00 429.786,57 76.936,23 444.267,20 18.291.511,71
85
Lampiran 3. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PULAU JAWA ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2003 - 2007 ( JUTA RUPIAH ) LAPANGAN USAHA 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas **) 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 4. Kertas dan Barang Cetakan 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 9. Barang lainnya 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
2003 136.088.689,95 89.617.776,20 13.949.598,27 20.354.970,77 2.379.456,73 9.786.887,98 17.048.692,09 9.004.743,83 754.635,93 7.289.312,34 356.712.780,87 19.816.506,01 19.816.506,01 0,00 336.896.274,87 94.689.282,93 52.626.847,43 12.895.683,25 17.509.566,21 40.058.732,83 9.984.382,82 16.395.705,25 85.076.571,93 7.659.502,21 22.712.497,71 19.012.943,73 2.117.891,80 1.581.662,18
2004 150.091.918,32 96.839.227,18 15.653.030,16 23.034.376,40 2.839.077,55 11.726.207,04 19.304.552,60 10.577.591,07 732.656,03 7.994.305,50 393.089.449,13 22.747.978,14 22.747.978,14 0,00 370.341.470,99 105.723.694,11 55.076.608,78 14.311.897,99 20.717.344,53 44.454.462,00 10.833.897,54 19.463.792,71 90.881.141,13 8.878.632,19 27.277.725,87 22.839.373,90 2.495.799,40 1.942.552,58
2005 172.422.681,22 110.351.275,49 19.445.882,74 26.094.685,48 2.921.768,54 13.609.068,97 24.581.706,57 14.061.620,32 811.659,71 9.708.426,54 488.059.805,83 38.680.842,72 38.680.842,72 0,00 449.378.963,12 122.922.343,15 73.891.861,97 15.659.926,17 23.000.245,38 52.471.760,81 12.632.084,00 22.001.753,61 117.225.575,97 9.573.412,06 30.959.304,28 26.023.587,42 2.823.803,65 2.111.913,21
2006 203.367.670,48 130.947.066,55 22.414.311,40 30.624.389,94 3.480.789,70 15.901.112,88 28.246.020,07 15.498.851,50 1.004.358,29 11.742.810,28 577.316.098,87 51.934.110,86 51.934.110,86 0,00 525.381.988,01 140.287.260,01 91.307.909,00 18.379.761,29 25.855.822,73 62.374.848,34 14.662.881,02 24.937.626,40 136.290.327,63 11.285.551,61 35.893.434,48 30.089.675,25 3.491.928,89 2.311.830,34
2007 230.205.241,57 147.873.191,36 24.788.311,80 35.082.645,71 3.943.486,09 18.517.606,61 30.434.833,37 16.054.380,33 1.124.526,34 13.255.926,70 637.178.773,81 53.111.601,07 53.111.601,07 0,00 584.067.172,74 156.182.848,63 96.958.528,20 20.089.344,85 29.401.107,32 69.932.798,47 16.250.682,06 26.957.721,19 155.988.345,31 12.305.796,72 39.884.823,88 32.109.740,30 5.150.567,34 2.624.516,24
85
5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. a. Bank b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan & Rekreasi 3. Perorangan & Rumahtangga PDRB
63.188.581,07 246.808.239,68 196.055.209,61 7.894.356,14 42.858.673,92 71.949.267,42 49.097.560,84 1.172.391,44 29.647.834,54 6.439.651,14 225.770,39 3.401.399,41 8.210.513,93 22.851.706,58 20.989.676,91 1.862.029,67 140.412.677,88 71.374.410,09 12.243.317,98 1.015.351,60 32.084.246,88 23.695.351,33 113.812.004,16 57.101.543,38 39.963.225,85 17.138.317,53 56.710.460,78 15.906.248,67 4.173.018,44 36.631.193,67 1.168.733.430,84
73.677.587,08 279.682.735,85 221.816.670,64 9.045.345,26 48.820.719,95 82.215.281,55 55.015.440,90 1.169.173,28 33.009.208,55 7.093.921,41 257.327,63 4.129.475,32 9.356.334,72 27.199.840,65 25.103.843,48 2.095.997,17 156.107.168,83 76.414.133,91 14.228.852,04 1.161.014,25 37.367.011,85 26.936.156,77 130.056.684,71 65.938.321,15 45.861.126,35 20.077.194,80 64.118.363,56 18.340.872,75 4.948.465,11 40.829.025,70 1.311.503.103,96
89.618.654,16 337.592.348,14 270.340.405,53 10.406.915,05 56.845.027,57 102.203.799,19 69.803.621,59 1.259.743,86 44.325.121,41 7.853.495,17 322.261,38 4.876.673,01 11.166.326,77 32.400.177,60 30.083.752,34 2.316.425,25 176.924.803,53 83.765.699,12 16.808.742,08 1.332.338,75 43.761.728,30 31.256.295,29 148.529.884,63 74.746.279,86 51.936.368,31 22.809.911,55 73.783.604,77 20.815.523,74 5.816.682,26 47.151.398,78 1.570.892.987,56
108.358.540,83 400.214.154,98 321.661.420,47 11.801.810,52 66.750.923,99 127.286.320,36 86.777.343,51 1.376.151,61 57.401.185,28 8.829.900,18 372.060,13 5.708.315,07 13.089.731,24 40.508.976,86 14.905.087,18 2.052.693,26 199.253.906,82 90.558.219,42 20.861.980,49 1.607.385,14 49.693.640,41 36.532.681,36 174.931.711,72 86.687.075,65 68.452.246,49 18.234.829,16 88.244.636,07 24.258.247,65 6.841.359,96 57.145.028,46 1.854.867.858,61
122.177.679,64 459.110.227,50 369.780.462,07 13.008.477,94 76.321.287,49 144.886.707,48 95.312.818,02 1.455.513,58 62.477.767,17 10.020.432,97 399.349,03 6.207.249,29 14.752.505,97 49.573.889,46 7.408.743,25 86.477,31 220.100.958,17 98.185.480,03 23.549.633,21 1.767.406,86 55.563.601,89 41.034.836,18 196.843.408,40 95.622.862,31 75.978.565,29 19.644.297,02 101.220.546,10 28.394.222,42 8.280.783,14 64.545.540,54 2.080.822.653,81
87
Lampiran 4. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PULAU JAWA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2003 - 2007 ( JUTA RUPIAH ) LAPANGAN USAHA 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas **) 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 4. Kertas dan Barang Cetakan 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 9. Barang lainnya 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
2003 109.773.054,68 73.401.227,49 11.899.135,13 15.265.114,53 1.786.352,81 7.421.224,73 15.273.465,31 9.312.876,57 628.987,88 5.331.600,87 274.388.882,37 10.104.167,78 10.104.167,78 0,00 264.284.714,59 70.170.593,04 43.557.221,37 10.111.867,18 14.232.522,83 31.770.518,96 7.857.476,27 11.643.704,27 69.261.284,57 5.679.526,09 13.695.591,56 11.093.569,87 1.509.031,66 1.092.990,03
2004 114.666.222,74 76.365.902,34 12.200.792,38 16.296.876,96 1.945.159,68 7.857.491,38 14.796.385,10 8.731.985,90 594.425,33 5.469.973,87 287.351.441,19 11.141.935,64 11.141.935,64 0,00 276.209.505,55 74.382.746,19 43.728.122,20 10.325.955,96 15.909.389,55 33.243.143,75 7.900.785,22 12.351.966,82 72.075.739,18 6.291.656,69 14.984.962,46 12.212.129,71 1.631.959,80 1.140.872,95
2005 118.105.661,46 78.269.607,86 12.944.587,48 16.969.282,05 1.775.445,66 8.146.738,40 14.719.276,08 8.174.933,05 568.707,90 5.975.635,13 304.692.200,02 11.716.909,62 11.716.909,62 0,00 292.975.290,40 77.794.878,36 46.244.182,73 10.529.169,87 16.272.339,64 35.904.284,56 8.145.296,11 11.966.980,84 80.050.538,09 6.067.620,21 15.956.630,24 13.125.539,25 1.655.932,57 1.175.158,42
2006 120.941.311,02 79.154.127,39 13.522.924,02 17.870.441,32 1.745.074,65 8.648.743,65 15.236.413,06 8.080.460,30 606.025,83 6.549.926,93 322.027.190,94 12.263.265,11 12.263.265,11 0,00 309.763.925,83 82.013.294,08 48.744.337,75 11.018.920,04 16.930.113,03 39.458.567,32 8.279.651,91 12.350.579,15 84.560.249,13 6.408.213,43 16.033.613,31 13.124.541,09 1.680.940,57 1.228.131,65
2007 124.367.308,64 80.877.619,39 13.906.259,22 18.766.867,24 1.743.824,01 9.072.738,79 15.629.354,57 8.000.613,68 629.740,56 6.999.000,33 339.957.309,71 12.212.172,00 12.212.172,00 0,00 327.745.137,71 85.257.515,68 50.235.419,85 11.272.111,68 18.057.794,57 42.282.040,47 8.665.270,45 12.734.690,03 92.570.934,24 6.669.360,75 17.225.218,12 13.654.320,30 2.260.005,01 1.310.892,81
87
5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. a. Bank b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan & Rekreasi 3. Perorangan & Rumahtangga PDRB
50.145.852,61 200.307.654,01 160.783.832,65 6.341.386,57 33.182.434,79 52.385.650,18 35.614.462,12 695.046,78 20.239.618,62 4.585.985,42 163.916,94 2.984.759,48 6.945.134,88 16.771.188,06 15.661.368,78 1.109.819,28 109.236.685,33 56.177.659,11 8.897.226,57 889.936,13 23.842.881,05 19.428.982,47 83.311.414,06 39.570.039,04 28.115.754,94 11.454.284,10 43.741.375,02 11.641.804,63 3.123.173,13 28.976.397,25 908.518.250,11
52.859.024,56 214.126.102,93 171.664.276,35 6.912.629,30 35.549.197,28 57.332.323,11 38.163.168,47 677.022,34 21.304.771,90 4.919.607,15 176.337,33 3.700.218,22 7.385.211,55 19.169.154,63 17.997.335,39 1.171.819,24 114.209.702,30 57.913.447,21 9.527.695,26 948.767,66 24.950.975,08 20.868.817,09 87.247.748,45 41.111.701,51 29.168.536,25 11.943.165,27 46.136.046,94 12.280.770,81 3.430.780,84 30.424.495,29 957.573.912,84
56.715.416,64 229.500.828,00 185.129.055,56 7.341.324,25 37.030.448,19 61.714.321,17 40.028.874,65 693.827,04 22.472.031,94 5.083.369,20 200.561,36 3.773.281,80 7.805.803,32 21.685.446,52 20.441.532,00 1.243.914,52 119.595.745,11 59.551.386,07 10.272.060,80 1.011.053,19 26.321.209,26 22.440.035,78 91.598.112,38 42.581.251,06 30.197.344,64 12.383.906,42 49.016.861,32 13.055.541,36 3.697.724,27 32.263.595,69 1.012.598.191,10
60.118.657,19 246.897.409,02 199.488.121,38 7.635.706,75 39.773.580,89 67.914.793,22 42.262.590,87 751.110,83 23.569.324,02 5.361.509,77 208.032,72 4.034.937,61 8.337.675,92 25.652.202,34 10.057.588,26 978.257,40 124.505.562,60 60.310.064,26 11.190.115,29 1.074.551,12 27.965.244,91 23.965.587,01 97.460.587,53 44.809.817,48 35.780.816,74 9.029.000,73 52.650.770,05 13.831.713,66 4.036.650,55 34.782.405,84 1.071.135.537,88
64.337.490,20 266.059.411,85 215.865.364,80 7.956.694,63 42.237.352,42 75.387.119,77 44.623.622,45 747.463,06 24.813.997,61 5.819.947,95 214.964,47 4.151.679,88 8.875.569,48 30.763.497,32 5.850.374,23 56.460,45 131.568.067,38 62.996.814,79 12.158.591,88 1.153.600,26 29.695.493,01 25.563.567,44 102.883.007,58 46.851.433,57 37.412.847,71 9.438.585,86 56.031.574,01 14.764.236,16 4.482.935,18 36.784.402,68 1.137.414.287,82
89
Lampiran 5. LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROVINSI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2003 - 2007 ( PERSEN ) LAPANGAN USAHA 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 4. Kertas dan Barang Cetakan 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 9. Barang lainnya 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
2003 0,44 -0,66 4,88 1,18 7,38 10,88 0,94
2004 3,55 5,81 -3,68 -2,41 -5,21 4,58 0,84
2005 4,35 5,52 7,12 0,18 -7,75 24,96 1,57
2006 3,80 4,56 5,87 -0,13 4,93 -1,76 3,11
2007 0,80 -1,44 6,82 6,92 6,91 19,79 9,69
0,94 2,80
0,84 3,25
1,57 2,60
3,11 0,73
9,69 1,89
2,80 6,80 2,69 0,13 8,84 0,09 -12,74
3,25 7,86 1,20 2,22 1,81 2,10 3,81
2,60 5,59 0,36 -0,01 3,82 2,26 2,59
0,73 1,73 0,26 3,77 -0,41 2,18 -2,16
1,89 -0,69 -1,24 9,34 7,17 11,17 6,29
-1,37 8,41 5,00 4,33
-4,28 2,93 6,99 7,47
0,47 2,39 5,71 6,26
-2,90 -1,54 -0,17 0,11
-0,82 -0,47 8,45 8,98
11,92
2,43
0,15
-3,15
2,50
89
5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. a. Bank b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan & Rekreasi 3. Perorangan & Rumahtangga PDRB
11,87 6,30 4,75 6,08 7,77 8,16 8,71 -11,21 7,01
9,04 5,86 5,17 5,50 6,55 10,10 11,37 -9,04 6,89
8,61 5,04 6,38 -6,22 6,32 5,76 5,52 -0,95 5,48
13,28 3,62 4,94 -18,58 6,72 5,28 3,73 3,36 4,40
9,66 5,06 5,14 10,78 4,16 6,45 4,16 2,55 4,49
50,88 1,65 6,87 7,67 0,17 7,15 20,50 -0,84 1,32 6,26 5,28 2,97 3,19 3,04 3,44 2,45 0,91 2,02 4,19 4,58
65,24 6,15 7,06 7,51 2,99 6,51 8,01 11,62 6,49 5,36 8,32 2,61 1,86 1,66 2,21 4,42 2,62 12,99 4,93 5,12
6,65 7,84 6,36 6,18 8,02 8,17 16,68 6,62 7,32 6,70 8,72 2,49 1,51 1,42 1,67 4,79 4,47 3,42 5,36 4,73
0,03 2,67 9,10 9,04 9,73 -1,93 -23,87 13,87 2,84 -0,08 5,92 4,04 3,54 3,33 3,92 5,17 5,00 4,49 5,47 3,70
1,67 6,57 11,83 12,09 9,48 6,49 33,50 -8,39 6,80 4,57 7,85 3,61 3,50 3,42 3,65 3,85 1,03 8,80 5,88 4,31
Lampiran 6. LAJU PERTUMBUHAN PDRB PULAU JAWA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2003 - 2007 (PERSEN) LAPANGAN USAHA 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas **) 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 4. Kertas dan Barang Cetakan 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 9. Barang lainnya 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
2003 1,02 1,17 1,29 2,74 -21,52 2,54 1,52 0,46 4,28 3,10 4,42 3,29 3,29 0,00 4,46 2,88 8,95 7,99 9,63 5,82 5,38 5,90 0,90 6,30 5,99 5,74 10,60 2,58
2004 4,46 4,04 2,54 6,76 8,89 5,88 -3,12 -6,24 -5,49 2,60 4,72 10,27 10,27 0,00 4,51 6,00 0,39 2,12 11,78 4,64 0,55 6,08 4,06 10,78 9,41 10,08 8,15 4,38
2005 3,00 2,49 6,10 4,13 -8,72 3,68 -0,52 -6,38 -4,33 9,24 6,03 5,16 5,16 0,00 6,07 4,59 5,75 1,97 2,28 8,01 3,09 -3,12 11,06 -3,56 6,48 7,48 1,47 3,01
2006 2,40 1,13 4,47 5,31 -1,71 6,16 3,51 -1,16 6,56 9,61 5,69 4,66 4,66 0,00 5,73 5,42 5,41 4,65 4,04 9,90 1,65 3,21 5,63 5,61 0,48 -0,01 1,51 4,51
2007 2,83 2,18 2,83 5,02 -0,07 4,90 2,58 -0,99 3,91 6,86 5,57 -0,42 -0,42 0,00 5,80 3,96 3,06 2,30 6,66 7,16 4,66 3,11 9,47 4,08 7,43 4,04 34,45 6,74
5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. a. Bank b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9. JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan & Rekreasi 3. Perorangan & Rumahtangga PDRB
5,39 6,47 6,50 10,17 5,65 8,83 6,95 -8,02 6,85 6,82 -5,20 19,22 4,69 13,04 13,80 3,35 4,33 2,78 7,14 2,85 5,18 6,72 7,16 7,77 7,17 9,29 6,60 5,17 7,48 7,09 4,94
5,41 6,90 6,77 9,01 7,13 9,44 7,16 -2,59 5,26 7,27 7,58 23,97 6,34 14,30 14,92 5,59 4,55 3,09 7,09 6,61 4,65 7,41 4,72 3,90 3,74 4,27 5,47 5,49 9,85 5,00 5,40
7,30 7,18 7,84 6,20 4,17 7,64 4,89 2,48 5,48 3,33 13,74 1,97 5,70 13,13 13,58 6,15 4,72 2,83 7,81 6,56 5,49 7,53 4,99 3,57 3,53 3,69 6,24 6,31 7,78 6,04 5,75
6,00 7,58 7,76 4,01 7,41 10,05 5,58 8,26 4,88 5,47 3,73 6,93 6,81 18,29 -50,80 -21,36 4,11 1,27 8,94 6,28 6,25 6,80 6,40 5,23 18,49 -27,09 7,41 5,95 9,17 7,81 5,78
7,02 7,76 8,21 4,20 6,19 11,00 5,59 -0,49 5,28 8,55 3,33 2,89 6,45 19,93 -41,83 -94,23 5,67 4,45 8,65 7,36 6,19 6,67 5,56 4,56 4,56 4,54 6,42 6,74 11,06 5,76 6,19
92
Lampiran 7. Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Seminggu yang Lalu menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Provinsi D.I. Yogyakarta, 2007 Lapangan Usaha 1. Pertanian
Jumlah
Persentase
545 800
30,76
23 693
1,34
209 456
11,81
2 604
0,15
5. Konstruksi
153 273
8,64
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
435 072
24,52
7. Pengangkutan dan Komunikasi
58 821
3,32
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
47 183
2,66
298 343
16,82
1 774 245
100,00
2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih
9. Jasa-jasa Total
93
Lampiran 8. Contoh Penghitungan Analisis Shift-Share dan Metode Location Quotient 1. Perubahan indikator kegiatan ekonomi (Tabel 5.3.1) ∆Yij = Y ij – Yij Untuk sektor pertanian: ∆Yij = 3.333,38 - 2.948,40 = 384,98 Persentase Perubahan PDRB: %∆Yij = [(Y ij – Yij)/Yij] x 100% Untuk sektor pertanian: %∆Yij = (384,98/3.333,38) x 100% = 13,06% 2. Rasio indikator kegiatan ekonomi (Tabel 5.4.1) ri = (Y ij – Yij)/Yij Untuk sektor pertanian di Provinsi D.I. Yogyakarta: ri = (3.333,38 - 2.948,40)/ 2.948,40 = 0,131 Ri = (Y i – Yi)/Yi Untuk sektor pertanian di Pulau Jawa: Ri = (124.367,31 - 109.773,05)/109.773,05 = 0,133 Ra = (Y ..-Y..)/Y.. Rasio pendapatan Pulau Jawa: Ra = 1.137.414,29 - 908.518,25 / 908.518,25 = 0,252 (sama untuk semua sektor) 3. Komponen Pertumbuhan Wilayah a) Komponen Pertumbuhan Regional Pulau Jawa (Tabel 5.5.1) PRij = Ra x Yij Untuk sektor pertanian: PR = 0,252 x 2.948,40 = 742,83 Laju Pertumbuhan Regional: (742,83/2.948,40) x 100% = 25,2%
94
Catatan: nilai laju pertumbuhan regional Pulau Jawa sama untuk semua sektor. b) Komponen Pertumbuhan Proporsional (PP) (Tabel 5.5.2) PPij = (Ri-Ra) x Yij Untuk sektor pertanian: PP = (0,133 - 0,252) x 2.948,40 = -350,8 Laju Pertumbuhan Proporsional: % PPij = (PPij/ Yij) x 100% Untuk sektor pertanian: % PPij = (-350,8/2.948,40) x 100% = -11,9 c) Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPWij = (ri-Ri) x Yij
Untuk sektor pertanian: PPW = (0,131 - 0,133) x 2.948,40 = -7,0 Laju Pertumbuhan Pangsa Wilayah: %PPWij = (PPWij/ Yij) x 100% Untuk sektor pertanian: %PPWij = (-7,0/2.948,40)x 100% = -0,2% 4. Analisis Location Quotient (LQ) Sib/Sb LQ = Sia/Sa Untuk sektor pertanian tahun 2003: LQ = (2.948,40/15.360,41)/( 109.773,05/908.518,25) = 1,59