Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek),Denpasar Bali 2015
ANALISIS RISIKO PADA PROYEK RENOVASI DAN PENGEMBANGAN GEDUNG HOTEL G.A.P Candra Dharmayanti 1) dan Mayun Nadiasa2) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Corresponding E-mail:
[email protected]
1,2
Abstrak Pengerjaan proyek gedung pada areal hotel yang sedang beroperasi memerlukan strategi untuk dapat meminimalkan gangguan terhadap kegiatan operasional hotel yang harus tetap berjalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko-risiko dominan pada proyek pengembangan dan renovasi gedung yang dapat berdampak terhadap kualitas proyek ditinjau dari segi biaya, mutu dan waktu penyelesaian proyek. Metode pengumpulan data dilakukan melalui survei menggunakan kuesioner. Responden dipilih berdasarkan metode purposive sampling yang meliputi kontraktor, konsultan dan pemilik proyek atau pihak operasional hotel yang sedang atau pernah menangani proyek renovasi dan pengembangan gedung hotel yang sedang beroperasi. Dari Hasil analisis deskriptif kualitatif menunjukkan bahwa risikorisiko dominan yang berdampak pada biaya, mutu dan waktu pelaksanaan proyek, banyak ditemukan khususnya yang bersumber dari aspek teknis proyek. Sehingga, semua pihak yang terlibat didalamnya harus saling berkoordinasi dan mematuhi kesepakatan yang telah dibuat sehingga pelaksanaan proyek maupun operasional hotel dapat berjalan dengan baik. Kata kunci: analisis risiko, biaya, mutu, waktu, proyek renovasi, pengembangan hotel.
RISK ANALYSIS ON HOTEL RENOVATION AND DEVELOPMENT PROJECT ABSTRACT Constructing the building project in the area of the hotel that is operating requires a strategy to minimize disruption to the operation of the hotel. This study aims to analyze the major risks that likely occurred on the renovation and development of hotel building projecst that impacts the project quality – in terms of the cost, quality and completion time of the project. Data collection was conducted through a questionnaire survey. Respondents were selected based on purposive sampling method which includes contractors, consultants and project owners or the hotel operator who have experienced with renovation or development project of the building located in the area of a hotel. The results of qualitative descriptive analysis indicates that most of the major risks that impact on the cost, quality and time of the project construction are sourced from project technical aspects. Therefore, all parties involved should coordinate each other and comply with the agreements that have been made, so that project implementation and the hotel operation can run well. Keywords: risk analysis, cost, quality, time, renovation project, hotel development.
1. PENDAHULUAN Pengerjaan proyek gedung pada areal hotel yang sedang beroperasi memerlukan strategi untuk dapat meminimalkan gangguan pelaksanaan konstruksi terhadap kegiatan operasional hotel yang harus tetap berjalan. Kegiatan-kegiatan konstruksi, mulai dari tahap awal sampai akhir akan selalu berhubungan dengan risiko yang dapat berdampak pada ke tiga tujuan utama proyek yaitu biaya, mutu dan waktu (Smith et al., 2006). Penanganan risiko yang kurang memuaskan dapat berdampak buruk pada kinerja proyek (Carr and Tah, 2001). Delay merupakan salah satu dampak dari risiko yang paling dipertimbangkan dalam proyek konstruksi karena dapat menyebabkan kerugian finansial (Luu et al., 2009). Penundaan/ delay sangat mungkin terjadi pada pekerjaan Pelaksanaan proyek renovasi dan pengembangan pada hotel yang sedang beroperasi karena pekerjaan konstruksi
2
akan lebih sulit dilaksanakan bila hotel dalam keadaang sedang beroperasi. Sehingga, manajer proyek atau pihak-pihak terkait seperti kontraktor, pemilik proyek dan konsultan harus memiliki rencana tindakan pengelolaan untuk meminimalkan risiko (Smith et al., 2006). Konsep risiko dapat diterapkan pada hampir pada semua kegiatan pengambilan keputusan (Flanagan and Norman, 1993). Risiko merupakan hasil atau konsekuensi yang terjadi akibat adanya ketidak-pastian atau uncertainty (Smith et al., 2006). Manajemen risiko merupakan serangkaian metode dan aktivitas yang didesain untuk untuk meminimalkan gangguan yang mungkin muncul selama proses konstruksi (Skorupka, 2003). Tahapan dalam manajemen risiko meliputi identifikasi, klasifikasi, analisis dan respon terhadap yang mungkin muncul pada proses konstruksi, serta perumusan strategi untuk mengatasi dampak negatifnya (Godfrey, 1996; Flanagan and Norman, 1993). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko-risiko dominan (major risks) pada proyek pengembangan dan renovasi gedung hotel yang dapat berdampak terhadap kualitas proyek ditinjau dari segi biaya, mutu dan waktu penyelesaian proyek. 2. STUDI PUSTAKA Identifikasi risiko merupakan langkah awal pada manajemen risiko yang dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, antara lain dengan mengidentifikasi berdasarkan sumber dan dampaknya (Flanagan and Norman, 1993; Godfrey, 1996; Al-Bahar and Crandall, 1990; Chileshe et al., 2012; Sharma, 2013), atau berdasarkan tahapan pada pelaksanaan proyek konstruksi (Skorupka, 2003; Sandyavitri, 2009). Berdasarkan identifikasi dari berbagai sumber literatur tersebut , risiko yang berpotensi terjadi pada proyek renovasi dan pengembangan gedung hotel dapat bersumber dari tujuh aspek, seperti yang ditampilkan pada Tabel 2.1 berikut ini. Tabel 1. Identifikasi Risiko Proyek Renovasi dan Pengembangan Gedung Hotel No Risiko Serdasarkan Sumbernya I Risiko Finansial (pembiayaan) dan Ekonomi 1 Terjadinya penambahan biaya, waktu dan lingkup pekerjaan yang tidak sesuai dengan perencanaan 2 Terjadinya klaim/tuntutan dari kontraktor kepada klien akibat penambahan biaya yang disebabkan keterlambatan penyelesaian desain, atau perubahan desain di lapangan. 3 Pasar finansial yang tidak menguntungkan (Bad Market) yang mempengaruhi menurunnya pendapatan hotel dan berdampak pada kegagalan pihak owner dalam pembiayaan proyek. 4 Inflasi dan fluktuasi harga material dan tenaga yang menyebabkan pembengkakan biaya dari rencana awal. 5 Kompetisi/persaingan harga – menurunnya harga jual kamar hotel yang terkena dampak selama masa konstruksi/renovasi yang berakibat pada penurunan pendapatan pemilik proyek. II Risiko Sumber Daya (manusia dan peralatan) 6 Kegagalan dalam pengelolaan dan pengendalian sumber daya manusia, material dan peralatan yang mengakibatkan keterlambatan proyek. 7 Kenaikan biaya tenaga kerja, harga material dan harga/sewa peralatan yang tidak terprediksi yang mengakibatkan pembengkakan biaya proyek 8 Terganggunya ketersediaan, mobilitas dan produktivitas peralatan (kegagalan peralatan). 9 Terganggunya ketersediaan, mobilitas, produktivitas, dan kualitas tenaga kerja (termasuk mogok kerja/sakit) 10 Terganggunya ketersediaan, mobilitas, dan kualitas material yang rendah III Risiko Teknis pada Proyek A Perencanaan dan Desain 11 Perubahan desain dan spesifikasi akibat tidak lengkapnya desain awal, skup, spesifikasi, kesalahan desain maupun perbedaan kondisi di lapangan 12 Perubahan desain dan spesifikasi / perluasan skup pekerjaan atas permintaan/ keinginan klien 13 Kesalahan memilih tim design 14 Kegagalan untuk menyelesaikan pekerjaan desain dan konstruksi sesuai waktu yang direncanakan. 15 Kurang tepatnya penentuan prioritas terhadap proyek dan jadwal kerja yang tidak tepat. B Konstruksi dan Operasional 16 Kesalahan pemilihan teknologi
3
No
Risiko Serdasarkan Sumbernya Kurangnya kompetensi dari konsultan dan kontraktor Rendahnya kualitas pekerjaan yang dihasilkan akibat lemahnya kontrol kinerja terhadap pekerjaan di lapangan 19 Kegagalan struktur bangunan akibat kesulitan/kesalahan pengidentifikasian struktur tanah. 20 Terjadinya pencurian terhadap material dan peralatan di lapangan. 21 Kecelakaan kerja selama proses konstruksi yang menyebabkan luka fisik 22 Kesulitan mobilitas dan terbatasnya lahan parkir untuk pemindahan material bongkaran dan mobilisasi material ke dalam lokasi proyek (loading area), karena harus berbagi dengan kendaraan operasional hotel dan kendaraan tamu hotel. 23 Pengaturan jadwal kerja proyek yang tidak maksimal akibat berbenturan dengan jam operasional hotel. C Project hand-over 24 Kegagalan dalam menyelesaikan proyek sesuai dengan waktu yang direncanakan (delay) IV Risiko hubungan dan koordinasi, serta Risiko terkait operasional hotel selama masa konstruksi* 25 Organisasi, koordinasi, komunikasi yang buruk, dan rendahnya komitmen dari pihak-pihak terkait (tim proyek dan klien) terhadap penyelesaian desain final, strategi pencapaian target dari pelaksanaan proyek (biaya, mutu, waktu), serta penugasan dilapangan. 26 Terjadinya konflik di lapangan antara tim proyek, operasional hotel dan klien akibat kurang koordinasi maupun akibat dilanggarnya hal-hal yang telah disepakati di lapangan, misalnya: tidak melakukan penjualan terhadap kamar yang berada pada daerah yang terdampak oleh pekerjaan konstruksi. 27 Terganggunya operasional hotel, menurunnya kenyamanan dan kebersihan hotel selama masa konstruksi.* 28 Menurunnya kepercayaan konsumen (akibat terganggu selama tinggal di hotel selama masa konstruksi)* 29 Adanya keluhan dari tamu akibat kebisingan, polusi udara dan ketidaknyamanan selama masa konstruksi* 30 Adanya tuntunan pemberian biaya kompensasi akibat ketidakpuasan tamu selama masa konstruksi * 31 Adanya komplain dan tuntutan kompensasi dari hotel terdekat yang terganggu akibat proses konstruksi * 32 Penurunan pendapatan hotel selama proses konstruksi * V Risiko Lingkungan 33 Keterlambatan akibat cuaca buruk / tidak menentu/ sulit diprediksi 34 Keterlambatan proyek karena kondisi tanah buruk yang tidak terprediksi/ terjadi Perbedaan Kondisi di lapangan 35 Terjadinya pencemaran lingkungan (polusi udara, suara, tanah) 36 Force majeur (banjir, gempa, tanah longsor, dll) Risiko legalitas, regulasi pemerintah, Politik VI 37 Kesalahan pada kontrak / kontrak tidak lengkap 38 Terjadinya perubahan regulasi/ perubahan pemerintahan/ perubahan hukum/ perubahan persyaratan untuk perijinan dan persetujuan, serta lamanya waktu pengurusan perijinan yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek 39 Kegagalan untuk memenuhi standar teknik yang disyaratkan untuk kualitas, fungsi, kesesuaian dengan tujuan, keamanan (safety) dan kelestarian lingkungan (environment preservation). Sumber: Hasil identifikasi risiko dari berbagai literatur (Flanagan and Norman, 1993; Godfrey, 1996; Chileshe et al., 2012; Al-Bahar and Crandall, 1990; Sharma, 2013; Skorupka, 2003; Sandyavitri, 2009; Dharmika et al., 2015) dan pengembangan sesuai konteks penelitian ini (*) 17 18
Risiko-risiko yang ditambahkan pada penelitian ini (ditandai * pada Tabel 1) dikelompokkan pada sumber “Risiko terkait operasional hotel selama masa konstruksi” yang digabungkan dengan sumber risiko “hubungan dan koordinasi” yang merupakan temuan penelitian sebelumnya (Dharmika et al., 2015). Penggabungan tersebut dikarenakan sumber risiko “Risiko terkait operasional hotel selama masa konstruksi” dapat berdampak terhadap timbulnya risikorisiko yang bersumber dari “hubungan dan koordinasi” antara pihak-pihak terkait selama masa konstruksi.
4
3. METODE Tahapan dalam penelitian ini meliputi: 1. Identifikasi risiko: dilakukan berdasarkan studi pustaka, yang hasilnya ditampilkan pada Tabel 1, yang selanjutnya disesuaikan dengan konteks penelitian ini sehingga diperoleh 43 variable risiko yang bersumber dari lima sumber risiko yang kemudian digunakan untuk menyususn kuesioner. 2. Pemilihan responden dengan metode purposive sampling yang meliputi kontraktor,
konsultan dan pemilik proyek/ pihak operasional hotel yang sedang atau pernah menangani proyek renovasi dan pengembangan gedung hotel yang sedang beroperasi. 3. Survei pendahuluan: untuk melakukan uji kuesioner dengan mengambil 22 sampel (responden). 4. Survei utama: dari 100 kuesioner yang disebarkan, terkumpul 90 kuesioner yang terisi. 5. Analisi data meliputi: analisis deskriptif kualitasif yang meliputi penentuan nilai probabilitas/frekuensi (P) terjadinya risiko dan nilai konsekuensi risiko (I), berdasarkan nilai modus masing-masing. Selanjutrnya, menghitung indeks penerimaan risiko (RI = Risk Acceptability) yang merupakan perkalian antara nilai modus dari frekuensi (P= Probability) dan Konsekuensi (I= impact)
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil jawaban 90 responden yang diperoleh dari survei menggunakan kuesioner, dapat dianalisis tingkat penerimaan risiko dari masing-masing item risiko yang teridentifikasi, seperti ditampilkan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis Tingkat Penerimaan Risiko(Risk Accceptability) Risiko
P
I
RI
Risk Acceptability
4
3
12
Undesirable
A
Aspek Teknis Proyek
A1 1
2
Perencanaan & Desain Perubahan desain dan spesifikasi akibat kurang tepatnya mendefinisikan lingkup pekerjaan & ketidaktepatan memprediksi kondisi di lapangan. Perubahan desain dan spesifikasi atas permintaan keinginan klien
4
4
16
Unacceptable
3
Kesalahan memilih tim design
2
4
8
Undesirable
4
Kegagalan untuk menyelesaikan pekerjaan desain dan konstruksi sesuai waktu yang direncanakan. Kurang tepatnya penentuan prioritas kegiatan proyek agar tidak berbenturan dengan jam operasional hotel Konstruksi & Operasional Kesalahan pemilihan teknologi & metode kerja untuk tiap kegiatan.
3
4
12
Undesirable
4
4
16
Unacceptable
3
4
12
Undesirable
7
Kurangnya kompetensi dari konsultan dan kontraktor
3
4
12
Undesirable
8
Rendahnya kualitas pekerjaan (tidak sesuai standar/ spesifikasi) akibat lemahnya kontrol kinerja terhadap pekerjaan di lapangan Kegagalan struktur bangunan akibat kesulitan/ kesalahan pengidentifikasian struktur tanah. Terbatasnya lahan parkir & akses keluar-masuk ke lokasi proyek untuk pemindahan material & bongkaran karena harus berbagi dengan kendaraan operasional hotel. Seringnya terjadi penghentian kegiatan proyek yang berbenturan dengan jam operasional hotel, yang mengakibatkan keterlambatan Proyek.
3
4
12
Undesirable
1
4
4
Acceptable
4
3
12
Undesirable
4
4
16
Unacceptable
5 A2 6
9 10
11
5
Risiko A3 12
Keselamatan kerja & Keamanan (safety) Terjadinya pencurian material / peralatan di lapangan
13
Kecelakaan kerja bagi pekerja selama masa konstruksi akibat rendahnya kesadaran dan lemahnya pengawasan terhadap pemakaian alat-alat keselamatan kerja. Ancaman keselamatan & kecelakaan bagi tamu & staff hotel akibat pelaksanaan proyek. Sumber daya manusia, material & peralatan Kegagalan dalam pengelolaan dan pengendalian sumber daya manusia, material dan peralatan yang mengakibatkan keterlambatan proyek. Kenaikan biaya tenaga kerja, harga material dan harga/sewa peralatan yang tidak terprediksi yang mengakibatkan pembengkakan biaya proyek Terganggunya ketersediaan, mobilitas dan produktivitas peralatan (kegagalan peralatan). Terganggunya ketersediaan, mobilitas, produktivitas, dan kualitas tenaga kerja (termasuk mogok kerja/sakit) Terganggunya ketersediaan, mobilitas, dan kualitas material yang tidak sesuai spesifikasi. Ekonomi & Pasar
14 A4 15
16
17 18 19 B 20
21
22
23 24 25
C 26
27
28
29 30
P
I
RI
Risk Acceptability
2
3
6
Acceptable
3
3
9
Undesirable
2
2
4
Acceptable
4
4
16
Unacceptable
3
3
9
Undesirable
3
3
9
Undesirable
3
3
9
Undesirable
3
3
9
Undesirable
Bertambahnya beban pemilik hotel/pemilik proyek akibat inflasi 3 3 9 Undesirable peningkatan suku bunga bank jika pembangunan menggunakan dana pinjaman dari bank. Kondisi pasar yang tidak menguntungkan (Bad Market) yang 3 4 12 Undesirable mempengaruhi menurunnya pendapatan hotel dan berdampak pada kegagalan pihak owner dalam pembiayaan proyek. Kesulitan pemasaran hotel & penurunan pendapatan hotel selama 2 4 8 Undesirable masa konstruksi (misal: akibat turunnya harga jual kamar hotel yang terkena dampak proyek). Penurunan harga jual kamar akibat ketatnya persaingan & akibat 3 3 9 Undesirable bertambahnya jumlah kamar dari pengembangan hotel. Meningkatnya biaya proyek akibat harus membangun jalan/ akses 4 2 8 Undesirable khusus untuk pengangkutan material & kendaraan proyek. Penurunan keuntungan kontraktor akibat molornya waktu 3 3 9 Undesirable penyelesaian proyek karena hotel tetap beroperasi selama pembangunan. Hubungan & Koordinasi serta Risiko terkait operasional hotel selama masa konstruksi* Organisasi, koordinasi, komunikasi yang buruk, dan rendahnya komitmen dari pihak-pihak terkait (tim proyek dan klien) terhadap penyelesaian desain final, strategi pencapaian target dari pelaksanaan proyek (biaya, mutu, waktu), serta penugasan dilapangan. Terjadinya konflik di lapangan antara tim proyek, operasional hotel dan klien akibat kurang koordinasi maupun akibat dilanggarnya hal-hal yang telah disepakati di lapangan, misalnya: tidak melakukan penjualan terhadap kamar yang berada pada daerah yang terdampak oleh pekerjaan konstruksi. Terganggunya operasional hotel, berkurangnya lahan parkir kendaraan hotel & menurunnya kenyamanan dan kebersihan hotel selama masa konstruksi. Menurunnya kepercayaan konsumen akibat terganggu saat tinggal di hotel selama masa konstruksi Adanya keluhan dari tamu akibat kebisingan, polusi udara dan ketidaknyamanan selama masa konstruksi
2
4
8
Undesirable
2
2
4
Acceptable
4
2
8
Undesirable
4
2
8
Undesirable
4
4
16
Unacceptable
6
Risiko 31
Adanya tuntunan pemberian biaya kompensasi ketidakpuasan tamu selama masa konstruksi.
akibat
2
2
4
Risk Acceptability Acceptable
32
Adanya komplain dan tuntutan kompensasi dari hotel terdekat atau masyarakat sekitar yang terganggu akibat proses konstruksi. Lingkungan Keterlambatan penyelesaian pekerjaan akibat cuaca buruk yang sulit diprediksi Keterlambatan proyek karena kondisi tanah buruk yang tidak terprediksi / terjadi perbedaan kondisi di lapangan. Terjadinya pencemaran lingkungan (polusi udara, suara, tanah)
2
2
4
Acceptable
3
3
9
Undesirable
2
3
6
Acceptable
4
2
8
Undesirable
Potensi tanah longsor karena proyek terletak di lahan yang tidak datar/ lereng & bahaya force majeur lainnya (banjir, gempa, dll) Berkurangnya lahan hijau akibat pembangunan proyek.
2
3
6
Acceptable
3
3
9
Undesirable
2
3
6
Acceptable
2
3
6
Acceptable
3
4
12
Undesirable
2
4
8
Undesirable
2
3
6
Acceptable
2
3
6
Acceptable
D 33 34 35 36 37 E 38
P
Legalitas/perijinan, Kontrak & Politik Terjadinya perubahan regulasi/ perubahan pemerintahan/ perubahan hukum/ perubahan persyaratan untuk perijinan dan persetujuan, serta lamanya waktu pengurusan perijinan yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek. Kegagalan dalam perijinan untuk memenuhi standar teknik yang disyaratkan untuk kualitas, fungsi, kesesuaian dengan tujuan, keamanan (safety) dan kelestarian lingkungan. Tidak memperoleh ijin dari pemerintah desa setempat & mendapat penolakan dari masyarakat sekitar terhadap pembangunan proyek tersebut. Kesalahan pada kontrak / kontrak tidak lengkap.
39
40
41 42
Adanya klaim/ tuntutan dari kontraktor kepada klien akibat pembengkakan biaya yang disebabkan oleh keterlambatan penyelesaian detail perencanaan maupun terjadinya perubahan desain di lapangan. Adanya klaim/ tuntutan dari kontraktor kepada klien akibat pembengkakan biaya tenaga kerja lembur karena harus menyesuaikan waktu kerja dengan waktu operasional hotel.
43
I
RI
Pada Tabel 2 diatas, dapat dilihat tingkat penerimaan dari setiap risiko. Risiko dengan kategori unacceptable dan undesirable adalah merupakan risiko-risiko dominan (major risks). Sedangkan risiko dengan kategori acceptable dan negligible merupakan risiko minor (minor risks). Risiko dengan kategori mayor memerlukan perhatian dan penanganan yang baik karena dapat berdampak pada kualitas proyek, yaitu dapat mempengaruhi biaya, mutu maupun waktu pelaksanaan proyek. Dari 43 risiko yang teridentifikasi, terdapat 22 risiko dominan (major risks) yang berdampak pada biaya, mutu dan waktu pelaksanaan proyek, yaitu 5 unacceptable risks dan 26 undesirable risks, yang sebagian besar bersumber dari aspek teknis proyek. Dari risiko mayor tersebut, terdapat risiko baru yang ditemukan pada penelitian ini meliputi: Undesirable Risks: -
Terbatasnya lahan parkir dan akses keluar-masuk ke lokasi proyek untuk pemindahan material dan bongkaran karena harus berbagi dengan kendaraan operasional hotel (P10). Kesulitan pemasaran hotel dan penurunan pendapatan hotel selama masa konstruksi (misal: akibat turunnya harga jual kamar hotel yang terkena dampak proyek)(P22). Penurunan harga jual kamar akibat ketatnya persaingan dan akibat bertambahnya jumlah kamar dari pengembangan hotel (P23).
7
-
-
Meningkatnya biaya proyek akibat harus membangun jalan/ akses khusus untuk pengangkutan material & kendaraan proyek (P23). Penurunan keuntungan kontraktor akibat molornya waktu penyelesaian proyek karena hotel tetap beroperasi selama pembangunan (P25). Organisasi, koordinasi, komunikasi yang buruk, dan rendahnya komitmen dari pihak-pihak terkait (tim proyek dan klien) terhadap penyelesaian desain final, strategi pencapaian target dari pelaksanaan proyek (biaya, mutu, waktu), serta penugasan dilapangan (P26). Terganggunya operasional hotel, berkurangnya lahan parkir kendaraan hotel dan menurunnya kenyamanan dan kebersihan hotel selama masa konstruksi (P28). Menurunnya kepercayaan konsumen akibat terganggu saat tinggal di hotel selama masa konstruksi (P29). Tidak memperoleh ijin dari pemerintah desa setempat dan mendapat penolakan dari masyarakat sekitar terhadap pembangunan proyek tersebut (P40).
Unacceptable Risks: - Seringnya terjadi penghentian kegiatan proyek yang berbenturan dengan jam operasional hotel, yang mengakibatkan keterlambatan Proyek (P11). - Adanya keluhan dari tamu akibat kebisingan, polusi udara dan ketidaknyamanan selama masa konstruksi (P30). 5. KESIMPULAN Untuk meminimalkan terjadinya risiko-risiko dominan tersebut, maka semua pihak terkait (kontraktor, konsultan, owner/pemilik proyek dan operator hotel) harus saling berkoordinasi dalam pelaksanaan proyek dilapangan.
7. DAFTAR PUSTAKA Al-Bahar, J. F. and Crandall, K. C. (1990). Systematic Risk Management Approach for Construction Projects. Journal of Construction Engineering and Management, ASCE, Vol. 116, No. 3, September, 1990, pp.533-546. Carr, V. and Tah, J. H. M. (2001). A fuzzy approach to constuction project risk assessment and analysis: construction project risk management system. Adv. Eng. Softw., 32, pp. 847-857. Chileshe, N., Boadua, A. and Yirenkyi-Fianko (2012). An evaluation of risk factors impacting construction projects in Ghana. Journal of Engineering, Design and Technology, 10, pp.306-329. Dharmika, I. K. Y., Dharmayanti, G. A. P. C. and Purbawijaya, I. B. N. (2015). Manajemen risiko pada pembangunan pengembangan hotel yang sedang beroperasi (studi kasus pada pembangunan extension villa hotel alila ubud ). Jurnal Spektran, Vol 3, No 2, pp. 47-56. Flanagan, R. and Norman, G. (1993). Risk Management and Construction, Oxford, UK, Blackwell Science Ltd. Godfrey, P. S. (1996). Control of Risk: A Guide to the Systematic Management of Risk from Construction, Westminster , London, Construction Industry Research and Information Association. Luu, V. T., Kim, S.-Y., Tuan, N. V. and Ogunlana, S. O. (2009). Quantifying schedule risk in construction projects using Bayesian belief networks. International Journal of Project Management, 27, pp.39-50. Sandyavitri, A. (2009). Manajemen Risiko di Proyek Konstruksi. Media Komunikasi Teknik Sipil Sharma, S. K. (2013). Risk Management in Construction Projects Using Combined Analytic Hierarchy Process and Risk Map Framework. The IUP Journal of Operations Management, Vol. XII, No. 4, 2013.
8
Skorupka, D. (2003). Risk management in building projects. AACE International Transactions, RI191-RI196. Smith, N. J., Merna, T. and Jobling, P. (2006). Managing Risk in Construction Project, Oxford, UK, Blackwell Science Ltd.
, - ./+&-$#0
$#$# '('&
!" "# !$!!% &
)
*!(#
# +#
(
1
2
(1
+1
$1
! #
45678697:);<= 46 >6
456767?7? 7@6<< 869 46 >6
*
66AB67?967=A 779466AB6C4 -D99699?69=97:9 686@7>6 7C6<9%676<@ 6;7= ><@?9DAB74@ 7:9<6<464@?
?66?A# !* 45@< 7
/
45678697:@:7 46 >6
!1 !1 !1
!1
4567466?6 4<7 74>
!1
$
49-9@:7-<-4=
!1
(
4567696869
+
46 >6
66 74<6
46 >6
3!1
'
;;;-@;@6<469-<7-4=
&
945?7-<7
!
7"7-4"5764F!-:
3!1
66 74<6
3!1
66 74<6
3!1
66 74<6
2 E
2
2