ANALISIS RISIKO KEBAKARAN PADA UNIT TANGKI CRUDE OIL T-01 STASIUN PENGUMPUL TAMBUN PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD TAMBUN TAHUN 2013 Budy Nofrianto*, Chandra Satrya** Abstract Fire risk analysis on crude oil storage tank T-01 at Stasiun Pengumpul Tambun – Pertamina EP Region Jawa Field Tambun in 2013 is done due to the potential risk of fire that have impacts for the personal safety and properties. The objection of this research is to know the fire risk level in Crude Oil storage tank T-01 use descriptive study and quantitative method. The level of risk get from calculation and interpretation of consequences and likelihood. In this research use five pool fire scenarios which are S-003, S-008, S-009, S-013, S-014. From this research found that: 1) Scenario S-003 has moderate level of consequences, level of likelihood is improbable and level of risk is low risk; 2) Scenario S-008 has critical level of consequences, level of likelihood is improbable and level of risk is low risk; 3) Scenario S-009 has critical level of consequences, level of likelihood is improbable and level of risk is low risk; 4) Scenario S-013 has moderate level of consequences, level of likelihood is improbable and level of risk is low risk; 5) Scenario S-014 has critical level of consequences, level of likelihood is improbable and level of risk is low risk. Key words: Risk analysis, pool fire, consequences, likelihood. * Mahasiswa Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (email:
[email protected]) ** Dosen Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (email:
[email protected]
1. Pendahuluan Kegiatan industri minyak dan gas tidak terlepas dari risiko dan bahaya yang ditimbulkan seperti adanya kegiatan proses ataupun penyimpanan bahan kimia memiliki potensi untuk terjadinya kebakaran1. Kebakaran dapat mengakibatkan kematian, luka serius, kerugian keuangan akibat kerusakan peralatan dan terhentinya kegiatan produksi, kehilangan pekerjaan bagi pekerja serta kerusakan terhadap lingkungan2. Dalam World Fire Statistic Bulletin No. 28 Tahun 2012 yang di keluarkan oleh The Geneva Asociation, kebakaran dapat menyebabkan kerugian sebesar satu persen dari Global Gross Domestic Product3. Secara umum dalam industri proses termasuk industri minyak dan gas, kebakaran yang terjadi disebabkan oleh adanya kegagalan peralatan berupa kebocoran atau pelepasan bahan yang mudah terbakar seperti pada pipa, flange, valve, vessel, mesin pompa dan tangki4,5. Terjadinya kegagalan dan pelepasan
Analisis risiko..., Budy Nofrianto, FIK UI, 2013
material tersebut dapat disebabkan karena adanya korosi, erosi, variasi tekanan dan aliran, external loading, overpressure, thermal fatigue dan lain lain4,6. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh James I. Chang dan Cheng Chung Lin (2006) yang meneliti 242 kejadian kecelakaan pada tangki penyimpanan material di industri-industri antara tahun 1960-2003 menemukan bahwa 74% dari keseluruhan kecelakaan tersebut terjadi pada kilang minyak, stasiun atau tempat pengumpul minyak. Kontribusi sebesar 85% kejadian kecelakaan berasal dari kebakaran dan ledakan pada tangki penyimpanan. Dari seluruh kejadian kecelakaan pada tangki tersebut, kejadian terbanyak terjadi pada tangki crude oil (66 kasus).7 Kejadian kebakaran pada tangki penyimpanan terjadi di berbagai Negara seperti kebakaran dan ledakan di kilang minyak milik perusahaan Gulf Oil Carribean Petroleum tahun 2009 yang menyebabkan 2 orang meninggal dan ratusan orang harus dievakuasi8. Di Indonesia, kejadian kebakaran pada tangki penyimpanan pernah beberapa kali terjadi seperti pada 2 April 2011 terjadi kebakaran tangki 31 T2 kilang minyak PT. Pertamina di Cilacap dengan kerugian mencapai Rp. 270 miliar9. Selain itu, kebakaran terjadi pada tangki crude oil milik PT Medco E&P Indonesia 22 Januari 2011 di Ukui (Riau), yang mengakibatkan kerugian finansial cukup besar dikarenakan kehilangan sekitar 1.100 barel minyak mentah di tangki tersebut10. Stasiun Pengumpul Tambun memiliki empat tangki timbun untuk menyimpan crude oil dari berbagai sumur yang terdapat di area lapangan Tambun. Salah satu tangki tersebut adalah tangki crude oil T-01 berisi 1000 m3 crude oil yang tergolong jenis flamable liquid kelas IB. Selain itu, berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 2 Mei ditemukan beberapa kondisi yang berpotensi menyebabkan kegagalan peralatan dan pelepasan crude oil seperti adanya karatan pada manual valve, koneksi flange, dan dinding tangki crude oil T-01. Dengan demikian tangki tersebut berpotensi untuk terjadi kebakaran sehingga perlu diperhatikan tindakan pengendalian yang tepat. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan dalam mengendalikan bahaya kebakaran adalah analisis risiko kebakaran. Analisis risiko kebakaran merupakan suatu analisis risiko yang bersifat komprehensif terkait dengan risiko kebakaran dengan menyusun skenario kemudian melakukan perhitungan kemungkinan (likelihood/ probabilities) terjadinya kejadian serta kemungkinan akibat (consequences) dari skenario tersebut11. Berdasarkan hal-hal di atas maka perlu dilakukan analisis risiko terjadinya kebakaran pada unit tangki crude oil T-01 di Stasiun Pengumpul Tambun.
Analisis risiko..., Budy Nofrianto, FIK UI, 2013
2. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain studi deskriptif dan metode kuantitatif. Risiko kebakaran yang diteliti diperoleh dari perhitungan kuantitatif serta pemodelan untuk menghitung tingkat konsekuensi dan likelihood dari skenario kebakaran yang dikembangkan. Penelitian dilakukan di SP Tambun bulan April - Mei 2013 dengan objek penelitian unit tangki crude oil T-01 dan skenario jenis kebakaran pool fire. Pada penelitian ini digunakan metode fire risk assessment yang terdapat pada buku SFPE Handbook of Fire Protection Engineering11. Analisis tingkat kosekuensi dilakukan secara kuantitatif menggunakan berbagai formula jenis kebakaran pool fire serta analisis likelihood menggunakan Event Tree Analysis. Perhitungan dilakukan secara manual menggunakan pedoman pada SFPE Handbook of Fire Protection Engineering11, Guidelines for Chemical Process Quantitative Risk Analysis12, Chemical Process Safety5. Dalam menentukan tingkat risiko suatu kejadian dapat menggunakan pendekatan risk criteria yang telah ditetapkan ketika akan memulai penilaian risiko. Berdasarkan referensi/ sumber dari NFPA 551 Evaluation of Risk Assessment13, AS/ NZS 4360:2004 Risk Management Guideline14 dan Tata Kerja Organisasi (TKO) Manajemen Risiko Operasional15, maka pendekatan risk criteria serta risk matrix pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Kategori Konsekuensi Deskripsi Negliable
Kategori 1
Marginal
2
Moderate
3
Critical
4
Catastrophic
5
Safety and Asset Criteria Life safety (LS) : Kecelakaan menyebabkan injury yang tidak membutuhkan penanganan medis Property Damage (PD) : kerugian kurang dari Rp. 100.000.000,LS: Kecelakaan menyebabkan injury yang membutuhkan penanganan dan perawatan medis di rumah sakit tetapi tidak menimbulkan kecacatan permanen. PD : kerugian Rp. 100.000.000- Rp. 1.000.000.000 LS: Kecelakaan menyebabkan menyebabkan kecacatan permanen pada sebagian tubuh atau impairment terhadap satu orang atau lebih.. PD : kerugian Rp. 1.000.000.000- Rp. 10.000.000.000 LS: Kecelakaan menyebabkan kecacatan permanen pada seluruh tubuh hingga terjadi kematian (fatality) satu orang PD : kerugian Rp. 10.000.000.000- Rp. 100.000.000.000 LS : Kecelakaan menyebabkan kematian (fatality) terhadap 2 orang atau lebih (multiple fatalities) PD : kerugian > Rp. 100.000.000.000
Kategori likelihood Deskripsi Improbable Remote
Kategori 1 2
Deskripsi jika terjadi dalam < 1 x 10 per tahun -3 -2 jika terjadi dalam 1 x 10 per tahun sampai < 1 x 10 per tahun -3
Analisis risiko..., Budy Nofrianto, FIK UI, 2013
Occasional Probable Frequent
-2
3 4 5
-1
jika terjadi dalam 1 x 10 per tahun sampai < 1 x 10 per tahun -1 jika terjadi dalam 1 x 10 per tahun sampai < 1 per tahun jika terjadi dalam > 1 x per tahun
Risk matrix
Likelihood
Consequences Negligible
Marginal
Moderate
Critical
Catastrophic
L L L L L
M L L L L
H M L L L
V H M M L
V V H M M
Frequent Probable Occasional Remote Improbable Very High
High
Medium
Low
Gambar 1 Risk Matrix (diadopsi/dikembangkan dari AS/NZS 4360:200414) Level atau Prioritas Risiko Level Risiko Very High High Medium Low
Keterangan Terjadi > 1 fatalities pertahun serta kerugian > Rp. 10.000.000.000 per tahun
Action Penghentian aktivitas, risiko dikurangi hingga mencapai batas yang diterima Perlu dilakukan penanganan secepatnya Mengharuskan perbaikan secara teknis
Terjadi 1 fatality&kerugian Rp. 1.000.000.000 - Rp. 10.000.000.000 per tahun Terjadi > 1 cacat tidak permanen dan kerugian Rp. 100.000.000 - Rp. 1.000.000.000 per tahun Injury yang tidak membutuhkan tindakan Perlu diawasi dan diperhatikan medis hingga 1 kecacatan permanen dan secara berkesinambungan kerugian < Rp. 100.000.000 per tahun 15 16 Sumber: Risk Criteria Pertamina EP Field Tambun dan Jean diolah kembali
3. Hasil dan Pembahasan Di Stasiun Pengumpul (SP)Tambun terdapat 4 tangki penyimpanan yang berlokasi di dua tempat yang berbeda. Lokasi pertama terdapat tiga tangki crude oil dengan kapasitas 1000 m3 sebagai tangki penyimpanan crude oil. Layout dari ketiga tangki timbun dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2 Layout Tangki Crude Oil SP Tambun
Analisis risiko..., Budy Nofrianto, FIK UI, 2013
Pemilihan tangki yang berisi crude oil didasarkan kepada kejadian kecelakaan terbanyak (85 % merupakan kejadian kebakaran dan ledakakan) terjadi pada tangki penyimpanan crude oil (Chang and Lin, 2006). Dari empat tangki penyimpanan crude oil yang ada di SP Tambun, pada penelitian ini dipilih unit tangki T-01. Tangki T-01 yang
berada
di
tengah-tengah
atau
diantara
tangki-tangki
lainnya
dapat
menimbulkan risiko yang lebih besar akibat efek/ dampak terhadap tangki di sekitarnya jika terjadi kebakaran pada unit tangki T-01. Selain itu, berdasarkan NFPA Classification pada NFPA 30 crude oil yang terdapat pada tangki T-01 merupakan flammable liquid Class IB17. Hal ini dapat menggambarkan bahwa material yang tersimpan pada tangki T-01 merupakan material yang mudah menyala (flammable). Pada tangki T-01 terdapat sistem perpipaan untuk menyalurkan crude oil dari separator ke tangki dan kemudian dilanjutkan ke sistem pemompaan. Sistem perpipaan yang terdapat pada unit tangki T-01 sebagai berikut: Ø Pipa 8” – 150 (inlet) yang dilengkapi dengan gate valve (gv) 8” – 150 dan flange 8” Ø Pipa 6” – 150 (outlet) yang dilengkapi dengan gate valve (gv) 6” – 150 dan flange 6” Karena belum terdapatnya studi HAZOP ataupun identifikasi bahaya proses pada Tangki T-01, peneliti melakukan identifikasi pada unit-unit/ peralatan pada tangki yang berpotensi menyebabkan kebocoran/ tumpahan material (loss of containment) yaitu: pipa, flange, valve, dan tangki4,5,11. Berdasarkan hasil identifikasi bahaya proses dan loss containment potential yang dilakukan untuk menentukan sumber (unit/ peralatan) berpotensi menyebabkan terdapatnya/ terlepasnya bahan bakar (crude oil) sebagai unsur pembentuk api/kebakaran pada unit tangki T-01, didapatkan terdapat 7 (tujuh) bagian peralatan yang berpotensi terjadinya kegagalan peralatan proses dan peralatan material yakni: pipa inlet 6“, pipa outlet 8”, koneksi flange 6” jalur inlet, koneksi flange 8” jalur outlet, manual valve 6” jalur inlet, manual valve 8” jalur outlet dan tangki. Selain adanya bahan bakar (crude oil), salah satu komponen penyusun terjadinya kebakaran (flame) adalah adanya sumber penyalaan (ignition source). Berdasarkan hasil identifikasi peneliti, ada beberapa sumber penyalaan yang berpotensi terjadi di area sekitar unit tangki crude oil T-01, yaitu: hot work, energi kimia, listrik statis, petir, rokok dan pemantik api, permukaan panas, gelombang elektromagnetik, dan open flame.
Analisis risiko..., Budy Nofrianto, FIK UI, 2013
Dari
hasil
indentifikasi
bahaya
dan
loss
of
containment
potential,
dikembangkan skenario kegagalan proses dan pelepasan material yang bertujuan untuk menentukan kategori kegagalan peralatan yang menyebabkan pelepasan crude oil dengan menentukan ukuran lubang pelepasan yang kemudian akan digunakan sebagai penentuan besarnya kebakaran (fire modeling) serta penentuan dampak (konsekuensi) dari kebakaran. Penentuan ukuran lubang (hole diameter) akan ditentukan berdasarkan klasifikasi pelepasan material yang terdapat pada buku Guidelines for Fire Protection in Chemical, Petrochemical and Hydrocarbon Processing Facilities18. Pada penelitian ini, peneliti hanya mengembangkan skenario dengan kategori pelepasan dan ukuran lubang large (diameter 50-150 mm) dan rupture (full bore rupture/ equipment) agar dapat menggambarkan skenario terburuk (worst case scenario) yang mungkin terjadi sehingga nantinya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam kesiapan pengendalian kebakaran. Berdasarkan hal tersebut dapat dikembangkan 14 skenario kegagalan peralatan pada unit tangki T-01 yang menyebabkan terlepasnya crude oil. Selanjutnya akan dikembangkan skenario kebakaran yang digunakan untuk mendeskripsikan suatu tahapan/ sekuen kejadian yang berawal dari suatu kejadian awal (initiating event) yakni kegagalan peralatan dan pelepasan crude oil hingga terjadinya
sebuah
kebakaran.
Pendekatan
yang
digunakan
peneliti
untuk
menjelaskan dan mengembangkan skenario kebakaran yaitu pendekatan Event Tree Analysis. Hasil Pengembangan skenario kebakaran berdasarkan pendekatan event tree analysis dapat dilihat pada event tree diagram yang digambarkan pada gambar 3
Gambar 3 Skenario Kebakaran Pada Tangki T-01 Menggunakan ETA
Analisis risiko..., Budy Nofrianto, FIK UI, 2013
Sesuai dengan tujuan penelitian, skenario yang akan dilakukan analisis risiko pada penelitian ini adalah skenario terburuk (worst case scenario) yaitu skenario yang berujung pada terjadinya kebakaran. Skenario yang dipilih adalah skenario dimana crude oil yang terlepas akibat kegagalan peralatan mengalami ignisi dan api yang muncul tidak dapat dideteksi, baik oleh detektor ataupun operator. Kegagalan/ keterlambatan dalam pendeteksian adanya api diikuti dengan kegagalan dalam pemadaman/ penanggulangan kebakaran sehingga api tidak dapat ditanggulangi dan berakhir dengan terjadinya kebakaran yang besar (pool fire). Mengetahui dan menganalisis skenario terburuk (worst case scenario) perlu dilakukan karena akan diketahui gambaran terburuk dari risiko kebakaran yang berpotensi terjadi pada unit tangki T-01 sehingga dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi terhadap kesiapan SP Tambun dalam menghadapi kebakaran yang mungkin terjadi. Skenario kegagalan peralatan dan loss of containment yang dipilih juga merupakan perwakilan peralatan yang paling berpotensi mengalami kegagalan dan pelepasan crude oil yaitu pipa, koneksi flange, katup (valve) dan tangki T-01. Selanjutnya dilakukan penilaian terhadap sistem deteksi dan penanggulangan kebakaran. Hasil penilaian terhadap sistem deteksi dan alarm yang berada di area tangki serta di Stasiun Pengumpul Tambun dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini. Tabel 1 Ringkasan Hasil Penilaian Sistem deteksi dan Alarm Kebakaran Komponen penilaian
Jumlah 1 4 4 4 4 8 5 14
Kriteria Terpenuhi 1 4 1 8 5 -
Kriteria Tidak Terpenuhi 4 4 3 14
Sistem deteksi kebocoran Detektor gas Heat detector Radiant energy sensing detector Titik panggil manual Sistem notifikasi alarm kebakaran Sumber daya (energi) Inspeksi, pengujian serta perawatan peralatan Total Probability
44 -
19 43,18%
25 56,82%
Sedangkan hasil penilaian terhadap sistem pemadaman/ penanggulangan kebakaran yang berada di area tangki serta di Stasiun Pengumpul Tambun dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini. Tabel 2 Ringkasan Hasil Penilaian Sistem Penanggulangan Kebakaran Komponen penilaian Sistem pemadaman busa Pompa pemadam kebakaran
Jumlah
Kriteria Terpenuhi
Kriteria Tidak Terpenuhi
18 14
12 13
6 1
Analisis risiko..., Budy Nofrianto, FIK UI, 2013
Mobil pemadam kebakaran Fixed water spray (springkler) Sistem pemadaman menggunakan air (private water fire service) Alat pemadam api portable (APAR) Sistem tanggap darurat kebakaran Inspeksi, pengujian serta perawatan peralatan Total Probability
14 16 9
10 13 9
4 3 -
16 14 17
13 13 15
3 1 2
119
99 83,2 %
20 16,8 %
Selanjutnya akan dibahas analisis tingkat risiko kebakaran berdasarkan masing-masing skenario kebakaran (pool fire). Dari hasil pengembangan skenario kegagalan proses dan pelepasan material, penulis hanya melakukan analisis risiko kebakaran terhadap lima skenario yaitu skenario S-003, S-008, S-009, S-013, S-014. Kelima skenario tersebut merupakan perwakilan dari unit/peralatan yang paling berpotensi mengalami kegagalan dan menyebabkan pelepasan crude oil yaitu pipa, manual valve, koneksi flange, dan tangki T-01 dengan skenario kategori pelepasan terburuk/ worst case (katergori large hole dan rupture). Besaran radiasi yang digunakan untuk menentukan jangkauan radiasi pada penelitian ini dipilih tiga ukuran radiasi panas (radiant heat flux) yang menghasilkan dampak yang berpengaruh terhadap keselamatan pekerja serta peralatan sekitarnya, yaitu 37,5 kW/m2, 23 kW/m2 dan 12,5 kW/m2 dengan penjelasan: radiasi 37,5 kW/m2 dapat menyebabkan kegagalan/ kerusakan pada perlatan dan distorsi pada tangki serta berpotensi menyebabkan fatality dalam pajanan 1 menit; radiasi 23 kW/m2 dapat menyebabkan tekanan panas pada peralatan yang dan berpotensi menyebabkan luka bakar serius dalam panajanan 10 detik; radiasi 12,5 kW/m2 dapat menyebabkan peningkatan suhu pada peralatan dan berpotensi menyebabkan luka bakar tingkat satu dalam pajana 10 detik11,20 . Skenario Kebakaran (Pool Fire) S-003 Dari hasil analisis dan perhitungan S-003, kebocoran pada pipa 8” (outlet) dengan diameter lubang 150 mm menyebabkan terjadinya pelepasan crude oil dengan kecepatan aliran pelepasan sebesar 6,748 Kg/s. Karena adanya penyalaan (ignition) maka terjadilah kebakaran yang membentuk kolam api dengan diameter 8,432 m dan ketinggian api 23,216 m. Kebakaran skenario S-003 ini menghasilkan radiasi sebesar 37,5 kW/m2, 23 kW/m2, 12,5 kW/m2 dalam radius masing-masing
Analisis risiko..., Budy Nofrianto, FIK UI, 2013
4,972 m, 9,936 m, dan 17,038 m dari kolam api. Hasil penggambaran contour radiasi
skenario kebakaran S-003 dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini. Gambar 4 Contour Radiasi Skenario Kebakaran S-003 Dampak radiasi yang dihasilkan dari skenario kebakaran (pool fire) S-003 menyebabkan distorsi pada tangki T-01; kerusakan pada pipa outlet tangki T-01, pipa menuju tangki T-03 dan sebagian pipa 10” menuju pompa dengan kerugian akibat rusaknya peralatan sebesar Rp. 3.000.000.000,- Disamping potensi dampak yang ditimbukan akibat radiasi panas terhadap peralatan dan pekerja, dampak langsung yang juga ditimbulkan dari kebakaran ini adalah kerugian akibat telepas dan terbakarnya crude oil. Dari perhitungan, diketahui jumlah crude oil yang terlepas dan terbakar adalah sebesar 464.000 L dengan kerugian sebesar RP. Rp. 4.447.600.000,-. Total nilai kerugian akibat skenario kebakaran (pool fire) S-003 sebesar Rp 7.447.600.000,-. Selain dampak kerugian keuangan, radiasi akibat kebakaran berpotensi menyebabkan luka bakar tingkat 1 (satu) terhadap pekerja yang berada di sekitar tangki T-01 ketika terjadi kebakaran. Dampak ini dapat timbul berdasarkan kebutuhan waktu oleh pekerja menyelamatkan diri dari area pipa (outlet) tangki T-01 hingga ke depan area waste pit yang membutuhkan waktu 8-10 detik dengan radiasi yang diterima 12,5 kW/m2. Namun luka bakar tingkat satu masih dapat disembuhkan dengan penanganan medis dan tidak menimbulkan kecacatan permanen19. Berdasarkan perhitungan dan analisis tingkat konsekuensi skenario kebakaran (pool fire) S-003 di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat konsekuensi skenario kebakaran (pool fire) S-003 dalam kategori “moderate”. Likelihood skenario kebakaran (pool fire) S-003 dihitung berdasarkan frekuensi kegagalan pipa 8” yang menyebabkan pelepasan crude oil dengan diameter lubang 150 mm (kategori large hole) dengan frekuensi 6,0 x 10-7 kejadian per tahun,
Analisis risiko..., Budy Nofrianto, FIK UI, 2013
probabilitas penyalaan pada kebocoran pipa dengan kecepatan pelepasan 6,748 Kg/s sebesar 1,26%, probabilitas kegagalan dalam pendeteksian dan alarm kebakaran
sebesar
56,82%,
serta
probabilitas
kegagalan
pemadaman/
penanggulangan kebakaran sebesar 16,8%. Dari perhitungan nilai likelihood skenario kebakaran (pool fire) S-003 didapatkan hasil bahwa frekuensi (likelihood) kejadian skenario kebakaran (pool fire) S-003 sebesar 7,217 x 10-10 per tahun. Berdasarkan kriteria kategori likelihood yang telah ditentukan, frekuensi (likelihood) kejadian skenario kebakaran (pool fire) S-003 berada pada kategori “improbable”. Dengan kategori tersebut dapat digambarkan bahwa kemungkinan terjadinya kebakaran skenario kebakaran (pool fire) S-003 sangat kecil sekali. Dari hasil perkalian konsekuensi dan likelihood, kebakaran S-003 dapat menyebabkan 7,217 x 10-10 kecacatan tidak permanen per tahun dan kerugian Rp. 5,375 per tahun. Berdasarkan kategori konsekuensi dan kategori likelihood skenario kebakaran S-003 masing-masing improbable dan moderate, maka tingkat risiko (level of risk) terjadinya skenario kebakaran S-003 adalah “low risk”. Skenario Kebakaran (Pool Fire) S-008 Dari hasil analisis dan perhitungan S-008, rupture koneksi flange 8” dengan diameter kebocoran adalah diameter flange 8” (194 mm) menyebabkan terjadinya pelepasan crude oil dengan kecepatan aliran pelepasan sebesar 11,244 Kg/s. Karena adanya penyalaan yang berasal dari ignition source maka terjadilah kebakaran. Kebakaran yang terjadi dari terlepasnya crude oil tersebut membentuk kolam api dengan diameter 10,198 m dan ketinggian api 26,427 m. Dari kebakaran skenario S-008 ini menghasilkan radiasi sebesar 37,5 kW/m2, 23 kW/m2,
12,5
kW/m2 dalam radius masing-masing 6,461 m, 13,305 m, dan 20,798 m dari kolam api. Hasil penggambaran contour radiasi skenario kebakaran S-008 dapat dilihat pada gambar 5 di bawah ini.
Analisis risiko..., Budy Nofrianto, FIK UI, 2013
Gambar 5 Contour Radiasi Skenario Kebakaran S-008 Dari dampak radiasi yang dihasilkan dari skenario kebakaran (pool fire) S-008 menyebabkan distorsi pada tangki T-01 dan T-03; kerusakan pada pipa outlet tangki T-01, pipa menuju tangki T-03 dan sebagian pipa 10” menuju pompa dengan kerugian akibat rusaknya peralatan sebesar Rp. 6.000.000.000,- Disamping potensi dampak yang ditimbukan akibat radiasi panas terhadap peralatan dan pekerja, dampak langsung yang juga ditimbulkan dari kebakaran ini adalah kerugian akibat telepas dan terbakarnya crude oil. Dari perhitungan, diketahui jumlah crude oil yang terlepas dan terbakar adalah sebesar 464.000 L dengan kerugian sebesar RP. Rp. 4.447.600.000,-. Total nilai kerugian akibat skenario kebakaran (pool fire) S-008 sebesar Rp 10.447.600.000,-. Selain dampak kerugian keuangan, radiasi akibat kebakaran berpotensi menyebabkan luka bakar serius terhadap pekerja yang berada di sekitar tangki T-01 ketika terjadi kebakaran. Dampak ini dapat timbul berdasarkan kebutuhan waktu oleh pekerja menyelamatkan diri dari area pipa (outlet) tangki T-01 hingga ke depan waste pit membutuhkan waktu 8-10 detik dengan radiasi diterima 23 kW/m2. Luka bakar tingkat serius yang dialami pekerja dapat menimbulkan kecacatan permanen19. Berdasarkan perhitungan dan analisis tingkat konsekuensi skenario kebakaran (pool fire) S-008 di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat konsekuensi skenario kebakaran (pool fire) S-008 dalam kategori “critical” Likelihood skenario kebakaran (pool fire) S-008 dihitung berdasarkan frekuensi kegagalan koneksi flange 8” yang menyebabkan pelepasan crude oil dengan diameter lubang kebocoran sama dengan diameter flange yaitu 194 mm (kategori catastrophic) dengan frekuensi kejadian 5,0 x 10-6 kejadian per tahun, probabilitas penyalaan pada pelepasan material pada peralatan perpipaan dengan kecepatan pelepasan 11,244 Kg/s sebesar 1,98%, probabilitas kegagalan dalam pendeteksian dan alarm kebakaran sebesar 56,82%, serta probabilitas kegagalan pemadaman/ penanggulangan kebakaran sebesar 16,8%. Dari perhitungan nilai likelihood skenario kebakaran (pool fire) S-008 didapatkan hasil bahwa frekuensi (likelihood) kejadian skenario kebakaran (pool fire) S-008 sebesar 9,4503 x 10-9 per tahun. Berdasarkan kriteria kategori likelihood yang telah ditentukan, frekuensi (likelihood) kejadian skenario kebakaran (pool fire) S-008 berada pada kategori
Analisis risiko..., Budy Nofrianto, FIK UI, 2013
“improbable”. Dengan kategori tersebut dapat digambarkan bahwa kemungkinan terjadinya kebakaran skenario kebakaran (pool fire) S-008 sangat kecil sekali. Dari hasil perkalian konsekuensi dan likelihood, kebakaran S-008 dapat menyebabkan 9,4503 x 10-9 kecacatan permanen per tahun dan kerugian Rp. 98,733 pertahun. Berdasarkan kategori konsekuensi dan kategori likelihood skenario kebakaran S-008 masing-masing improbable dan critical, maka tingkat risiko (level of risk) terjadinya skenario kebakaran S-008 adalah low risk. Skenario Kebakaran (Pool Fire) S-009 Dari hasil analisis dan perhitungan S-009, kebocoran pada valve (inlet) dengan diameter lubang 100 mm menyebabkan terjadinya pelepasan crude oil dengan kecepatan aliran pelepasan sebesar 3,863 Kg/s. Karena adanya penyalaan yang berasal dari ignition source terjadilah kebakaran. Kebakaran yang terjadi dari terlepasnya crude oil tersebut membentuk kolam api dengan diameter 6,379 m dan ketinggian api 19,0356 m. Dari kebakaran skenario S-009 ini menghasilkan radiasi sebesar 37,5 kW/m2, 23 kW/m2, 12,5 kW/m2 dalam radius masing-masing 3,3195 m, 7,232 m, dan 12,7004 m dari kolam api. Hasil penggambaran contour radiasi skenario kebakaran S-009 dapat dilihat pada gambar 6 di bawah ini.
Gambar 6 Contour Radiasi Skenario Kebakaran S-009 Dampak radiasi yang dihasilkan dari skenario kebakaran (pool fire) S-009 menyebabkan distorsi pada tangki T-01 dan T-02; kerusakan pada pipa inlet-outlet tangki T-01 dan T-02 dan pipa menuju inlet tangki T-03 dengan kerugian akibat rusaknya peralatan sebesar Rp. 6.000.000.000,-. Disamping potensi dampak yang ditimbukan akibat radiasi panas terhadap peralatan dan pekerja, dampak langsung yang juga ditimbulkan dari kebakaran ini adalah kerugian akibat telepas dan terbakarnya crude oil. Dari perhitungan, diketahui jumlah crude oil yang terlepas dan terbakar
adalah
sebesar
464.000
L
dengan
kerugian
Analisis risiko..., Budy Nofrianto, FIK UI, 2013
sebesar
RP.
Rp.
4.447.600.000,-. Total nilai kerugian akibat skenario kebakaran (pool fire) S-009 sebesar Rp 10.447.600.000,-. Selain dampak kerugian keuangan, radiasi kebakaran berpotensi menyebabkan luka bakar tingkat 1 (satu) terhadap pekerja yang berada di sekitar tangki T-01 ketika terjadi kebakaran. Dampak ini dapat timbul berdasarkan kebutuhan waktu oleh pekerja menyelamatkan diri dari area pipa inlet tangki T-01 hingga ke depan area separator yang membutuhkan waktu 8-10 detik dengan radiasi yang diterima sebesar 12,5 kW/m2. Namun luka bakar tingkat 1 (satu) masih dapat disembuhkan dengan penanganan medis dan tidak menimbulkan kecacatan permanen19. Berdasarkan perhitungan dan analisis tingkat konsekuensi skenario kebakaran (pool fire) S-009 di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat konsekuensi skenario kebakaran (pool fire) S-009 dalam kategori “critical”. Likelihood skenario kebakaran (pool fire) S-009 dihitung berdasarkan frekuensi kegagalan manual valve 6” yang menyebabkan pelepasan crude oil dengan diameter lubang 100 mm (kategori large hole) dengan frekuensi kejadian 4,7 x 10-6 kejadian pertahun, probabilitas penyalaan pada kebocoran perpipaan dengan kecepatan pelepasan 3,863 Kg/s sebesar 1,26%, probabilitas kegagalan dalam pendeteksian dan alarm kebakaran sebesar 56,82%, serta probabilitas kegagalan pemadaman/ penanggulangan kebakaran sebesar 16,8%. Dari perhitungan nilai likelihood skenario kebakaran (pool fire) S-009 didapatkan hasil bahwa frekuensi (likelihood) kejadian skenario kebakaran (pool fire) S-009 sebesar 5,653 x 10-9 per tahun. Berdasarkan kriteria kategori likelihood yang telah ditentukan, frekuensi kejadian skenario kebakaran (pool fire) S-009 berada pada kategori “improbable”. Dengan kategori tersebut dapat digambarkan bahwa kemungkinan (likelihood) terjadinya kebakaran skenario kebakaran (pool fire) S-009 sangat kecil sekali. Dari hasil perkalian konsekuensi dan likelihood, kebakaran S-009 dapat menyebabkan 5,653 x 10-9 kecacatan tidak permanen per tahun dan kerugian Rp. 59,06 per tahun. Berdasarkan kategori konsekuensi dan kategori likelihood skenario kebakaran S-009 masing-masing improbable dan critical, maka tingkat risiko (level of risk) terjadinya skenario kebakaran S-009 adalah low risk. Skenario Kebakaran (Pool Fire) S-013 Dari hasil analisis dan perhitungan S-013, kebocoran pada sisi dinding tangki dengan diameter lubang/kebocoran 50 mm yang berada pada ketinggian 1,25 m dari dasar tangki dengan kondisi volume tangki yang terisi sebanyak 464.000 L (kondisi
Analisis risiko..., Budy Nofrianto, FIK UI, 2013
normal penggunaan) menyebabkan pelepasan crude oil dengan kecepatan aliran pelepasan sebesar 5,0416 Kg/s. Karena adanya penyalaan berasal dari ignition source maka terjadilah kebakaran membentuk kolam api dengan diameter 7,288 m dan ketinggian api
20,937 m. Dari kebakaran skenario S-013 ini menghasilkan
radiasi sebesar 37,5 kW/m2, 23 kW/m2, 12,5 kW/m2dalam radius masing masing 4,004 m, 8,395 m, dan 14,597 m dari kolam api. Hasil penggambaran contour radiasi skenario kebakaran S-013 dapat dilihat pada gambar 7 di bawah ini.
Gambar 7 Contour Radiasi Skenario Kebakaran S-013 Dampak radiasi yang dihasilkan dari skenario kebakaran (pool fire) S-013 menyebabkan distorsi pada tangki T-01; kerusakan pada pipa outlet tangki T-01, pipa menuju tangki T-03 dan sebagian pipa 10” menuju pompa dengan kerugian akibat rusaknya peralatan sebesar Rp. 3.000.000.000,-. Disamping potensi dampak yang ditimbukan akibat radiasi panas terhadap peralatan dan pekerja, dampak langsung yang juga ditimbulkan dari kebakaran ini adalah kerugian akibat telepas dan terbakarnya crude oil. Dari perhitungan, diketahui jumlah crude oil yang terlepas dan terbakar adalah sebesar 236.108 L dengan kerugian sebesar RP. Rp. 2.278.442.200. Total nilai kerugian akibat skenario kebakaran (pool fire) S-013 sebesar Rp 5.278.442.200. Selain dampak kerugian keuangan, radiasi kebakaran berpotensi menyebabkan luka bakar tingkat satu terhadap pekerja yang berada di sekitar tangki T-01 ketika terjadi kebakaran. Dampak ini dapat timbul berdasarkan kebutuhan waktu oleh pekerja menyelamatkan diri dari area pipa (outlet) tangki T-01 hingga ke depan area waste pit yang membutuhkan waktu 8-10 detik dengan radiasi yang diterima sebesar 12,5 kW/m2. Namun luka bakar tingkat 1 (satu) masih dapat disembuhkan dengan penanganan medis dan tidak menimbulkan kecacatan permanen19.
Analisis risiko..., Budy Nofrianto, FIK UI, 2013
Berdasarkan perhitungan dan analisis tingkat konsekuensi skenario kebakaran (pool fire) S-013 di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat konsekuensi skenario kebakaran (pool fire) S-013 dalam kategori “moderate”. Likelihood skenario kebakaran (pool fire) S-013 dihitung berdasarkan frekuensi kegagalan tangki dengan diameter lubang 50 mm memiliki frekuensi kejadian 5,0 x 10-6 kejadian per tahun, probabilitas penyalaan kebocoran tangki dengan kecepatan pelepasan 5,0416 Kg/s sebesar 0,24%, probabilitas kegagalan dalam pendeteksian dan alarm kebakaran sebesar 56,82%, serta probabilitas kegagalan pemadaman/ penanggulangan kebakaran sebesar 16,8%. Dari perhitungan nilai likelihood skenario kebakaran (pool fire) S-013 didapatkan hasil bahwa frekuensi (likelihood) kejadian skenario kebakaran (pool fire) S-013 sebesar 1,145 x 10-9 per tahun. Berdasarkan kriteria kategori likelihood yang telah ditentukan, frekuensi kejadian skenario kebakaran (pool fire) S-013 berada pada kategori “improbable”. Dengan kategori tersebut, kemungkinan terjadinya kebakaran skenario kebakaran (pool fire) S-013 sangat kecil sekali. Dari hasil perkalian konsekuensi dan likelihood, kebakaran S-013 dapat menyebabkan 1,145 x 10-9 kecacatan tidak permanen per tahun dan kerugian Rp. 6,044 per tahun. Berdasarkan kategori konsekuensi dan kategori likelihood skenario kebakaran S-013 masing-masing improbable dan moderate, maka tingkat risiko (level of risk) terjadinya skenario kebakaran S-013 adalah low risk. Skenario Kebakaran (Pool Fire) S-014 Dari hasil analisis dan perhitungan S-014, rupture pada atap tangki menyebabkan terjadinya pelepasan crude oil (uap) ke udara. Karena adanya penyalaan maka terjadilah kebakaran yang membentuk kolam api dengan diameter 15,24 m dan ketinggian api 34,948 m. Kebakaran skenario S-014 ini menghasilkan radiasi sebesar 37,5 kW/m2, 23 kW/m2, 12,5 kW/m2 dalam radius masing-masing 11,025 m, 19,318 m, dan 31,7107 m dari dinding tangki T-01. Hasil penggambaran contour radiasi skenario kebakaran S-014 dapat dilihat pada gambar 8.
Analisis risiko..., Budy Nofrianto, FIK UI, 2013
Gambar 8 Contour Radiasi Skenario Kebakaran S-014 Dampak radiasi yang dihasilkan dari skenario kebakaran (pool fire) S-014 menyebabkan kerusakan seluruh bagian T-01, kerusakan pada sebagian sisi tangki T-02, kerusakan pada perpipaan di sekitar jalur inlet-outlet dari T-01 dan T-02 serta pipa menuju T-03 dengan kerugian akibat rusaknya peralatan sebesar Rp. 6.000.000.000,-. Disamping potensi dampak yang ditimbukan akibat radiasi panas terhadap peralatan dan pekerja, dampak langsung yang juga ditimbulkan dari kebakaran ini adalah kerugian akibat telepas dan terbakarnya crude oil. Dari perhitungan, diketahui jumlah crude oil yang terlepas dan terbakar adalah sebesar 464.000 L dengan kerugian sebesar Rp. 4.447.600.000,-. Total nilai kerugian akibat skenario kebakaran (pool fire) S-014 sebesar Rp 10.447.600.000,-. Selain dampak kerugian keuangan, radiasi akibat kebakaran berpotensi menyebabkan luka bakar serius (significant injury) terhadap pekerja yang berada di sekitar tangki T-01 ketika terjadi kebakaran. Dampak ini dapat timbul berdasarkan kebutuhan waktu oleh pekerja menyelamatkan diri dari area pipa (outlet) tangki T-01 hingga ke depan area waste pit yang membutuhkan waktu 8-10 detik dengan radiasi yang diterima sebesar 23 kW/m2. Luka bakar tingkat serius (significant injury) yang dialami pekerja dapat menimbulkan kecacatan permanen19. Berdasarkan perhitungan dan analisis tingkat konsekuensi skenario kebakaran (pool fire) S-014 di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat konsekuensi skenario kebakaran (pool fire) S-014 dalam kategori “critical”. Likelihood skenario kebakaran (pool fire) S-014 dihitung berdasarkan frekuensi kegagalan (rupture) pada atap tangki (fixed roof) dengan tipe atmospheric storage tank dengan frekuensi kejadian 3,0 x 10-6 kejadian per tahun, probabilitas penyalaan pada tangki dengan luas bund area kurang dari 2500 m2 sebesar 1,5%, probabilitas kegagalan dalam pendeteksian dan alarm kebakaran sebesar 56,82%, serta probabilitas kegagalan pemadaman/ penanggulangan kebakaran sebesar 16,8%. Dari perhitungan nilai likelihood skenario kebakaran (pool fire) S-014 didapatkan hasil bahwa frekuensi (likelihood) kejadian skenario kebakaran (pool fire) S-014 sebesar 4,296 x 10-9per tahun. Berdasarkan kriteria kategori likelihood yang telah ditentukan, frekuensi kejadian skenario kebakaran (pool fire) S-014 berada pada kategori “improbable”. Dengan kategori tersebut dapat digambarkan bahwa kemungkinan kebakaran skenario kebakaran (pool fire) S-014 sangat kecil sekali.
Analisis risiko..., Budy Nofrianto, FIK UI, 2013
Dari hasil perkalian konsekuensi dan likelihood, kebakaran S-014 dapat menyebabkan 4,296 x 10-9 kecacatan permanen per tahun dan kerugian Rp. 44,883 per tahun. Berdasarkan kategori konsekuensi dan kategori likelihood skenario kebakaran S-014 masing-masing improbable dan critical, maka tingkat risiko (level of risk) terjadinya skenario kebakaran S-014 adalah low risk. Berdasarkan pembahasan di atas dapat dilihat bahwa tiga skenario memiliki kategori konsekuensi critical dan dua skenario memiliki kategori moderate. Hasil ini dapat menunjukkan bahwa besarnya konsekuensi kebakaran tergantung pada peralatan yang mengalami kebocoran, besarnya kebocoran, tekanan dalam unit, besarnya kolam api, besarnya radiasi serta jangkauan radiasi terhadap fasilitas di sekitarnya. Jika dilihat dari tingkat likelihood didapatkan bahwa kelima skenario berada pada kategori improbable yang menunjukkan kemungkinan terjadinya kebakaran kecil sekali. Nilai likelihood yang sangat kecil disebabkan karena kecilnya kemungkinan terjadinya kegagalan peralatan yang mengakibatkan terlepasnya crude oil. Hal ini bisa disebabkan karena sudah baiknya sistem safety pada peralatan; sudah baiknya pengoperasian peralatan pada unit tangki T-01; adanya pengecekan dan maintenance secara berkala terhadap unit tangki T-01. Oleh karena kecilnya kemungkinan terjadinya kebakaran menyebabkan tingkat risiko kebakaran pada unit tangki T-01 memiliki tingkat risiko (level of risk) “low risk”. Namun, meskipun kategori risiko kebakaran pada unit tangki T-01 dalam kategori low risk, masih perlu diperhatikan dan dilakukan perbaikan terhadap beberapa faktor yang berpotensi menyebabkan terjadinya kebakaran seperti adanya karatan pada unit tangki T-01 yang berpotensi menyebabkan terlepasnya crude oil, beberapa potensi sumber penyalaan yang teridentifikasi di sekitar area tangki, beberapa faktor yang berpotensi menyebabkan kegagalan dalam pendeteksian dan alarm kebakaran serta kegagalan dalam penanggulangan kebakaran. Hal ini perlu dilakukan dalam upaya mencegah terjadinya kebakaran dan meminimalisir konsekuensi yang dapat terjadi jika terjadi kebakaran. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Potensi kegagalan peralatan proses pada unit tangki crude oil T-01 yang menyebabkan pelepasan crude oil teridentifikasi berpotensi terjadi pada pipa, koneksi flange, katup (manual valve) dan tangki (dinding dan atap).
Analisis risiko..., Budy Nofrianto, FIK UI, 2013
b. Terdapat 8 (delapan) sumber penyalaan (ignition source) yang berpotensi sebagai pembentuk unsur api (kebakaran) pada area sekitar unit tangki T-01. c. Terdapat 25 faktor yang menyebabkan kegagalan dalam pendeteksian dan alarm kebakaran dengan nilai probabilitas kegagalan sebesar 56,82 %. d. Terdapat 20 faktor yang menyebabkan kegagalan dalam penanggulangan kebakaran dengan nilai probabilitas kegagalan sebesar 16,8%. e. Tingkat konsekuensi, likelihood dan tingkat risiko kebakaran pada unit tangki crude oil T-01 dari masing-masing skenario: ü Skenario S-003 memiliki tingkat konsekuensi moderate, tingkat likelihood improbable dan tingkat risiko low risk. ü Skenario S-008 memiliki tingkat konsekuensi critical, tingkat likelihood improbable dan tingkat risiko low risk ü Skenario S-009 memiliki tingkat konsekuensi critical, tingkat likelihood improbable dan tingkat risiko low risk ü Skenario S-013 memiliki tingkat konsekuensi moderate, tingkat likelihood improbable dan tingkat risiko low risk ü Skenario S-014 memiliki tingkat konsekuensi critical, tingkat likelihood improbable dan tingkat risiko low risk 5. Saran Berdasarkan penelitian ini, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dapat dipertimbangkan dalam mencegah serta mengurangi kerugian (loss) akibat terjadinya kebakaran pada unit tangki T-01, yaitu: a. Memperbesar ukuran safety sign yang ada dan menambahkan safety sign seperti dilarang menggunakan telpon genggam (HP), dilarang merokok, wilayah berpotensi terjadi kebakaran di setiap jalur (akses) masuk menuju area tangki dan di sekitar area tangki. b. Melakukan inspeksi secara rutin terhadap peralatan yang ada di area tangki untuk menemukan potensi bahaya kebocoran atau potensi kegagalan peralatan. c. Memperketat pengawasan terhadap pekerjaan panas (hot work) yang dilakukan di sekitar area tangki serta memperketat pemeriksaan kepada seluruh orang yang akan masuk ke area produksi. Pengawasan dan pemeriksaan termasuk upaya untuk mencegah adanya penyalaan yang mungkin dapat timbul dari pekerja (dan pengunjung) seperti gelombang elektormagnetik yang berasal dari telepon genggam, open flame yang berasal dari rokok dan pemantiknya.
Analisis risiko..., Budy Nofrianto, FIK UI, 2013
d. Perbaikan pada dinding tangki ataupun perpipaan yang telah mengalami pengelupasan coating atau karatan dengan melakukan coating ulang dan pemasangan serta penggantian annoda korban secara berkala. e. Perbaikan pada kabel grounding yang dalam kondisi berkarat agar penyaluran listrik statis tidak terhambat. f. Melakukan pendinginan pada tangki T-01, T-02 dan T-03 dan peralatan lain disektar lokasi kebakaran yang menerima radiasi sebesar 12,5 – 37,5 kW/m2 (zona merah, kuning dan hijau) karena radiasi tersebut berpotensi menyebabkan distorsi pada tangki, kegagalan peralatan akibat tekanan panas, peningkatan suhu yang dapat memicu terjadinya penyalaan terhadap crude oil dan material yang ada pada peralatan tersebut. g. Karena efek radiasi sebesar 12,5-37,5 kW/m2 akan dapat menyebabkan injury dan fatality, sebaiknya melakukan pemadaman dan penanggulangan kebakaran di luar zona hijau. Hal ini dilakukan untuk mencegah dan meminimalisir terjadinya injury ataupun fatality terhadap fireman ataupun petugas pemadam kebakaran. h. Selain itu, untuk kedepannya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang analisis risiko kebakaran dengan skenario lainnya atau analisis risiko lainnya terhadap seluruh area dan proses yang ada di SP Tambun serta memperhatikan aspek kerugian secara menyeluruh seperti kerugian akibat terhentinya proses produksi dan kerugian lainnya baik yang bersifat langsung ataupun tidak langsung. 6. Kepustakaan 1. Gupta, Jai P et all. 2003. “Calculation of Fire and Explosiom Index (F&Ei) Value for The Dow Guide Taking Credit for The Loss Control Measures”. Journal of Loss Prevention in the Process Industries, Vol. 16, Hal. 235-241. 2. Coco, James C. 2001. “Large Property Damage Losses In The Hydrocarbon Chemical Industries: A Thirty-Year Review”. Marsh Risk Consulting. 3. The Geneva Association. 2012. “World Fire Statistic”. The Geneva Association Newsletter No. 22, Oktober 2012. 4. Mannan, Sam (Ed.). 2005. Lee’s Loss Prevention in The Process Industries. Oxford: Elsevier Inc 5. Crowl, Daniel A dan Louvar, Joseph F. 2002. Chemichal Process Safety: Fundamental With Applications. Upper Saddle River: Prentice Hall PTR. 6. Marshall, Vic and Ruhemann, Steve. 2006. Fundamental of Process Safety. Alih bahasa Hardo dan Hidayat. Indonesia Institute for Process safety.
Analisis risiko..., Budy Nofrianto, FIK UI, 2013
7. Chang, James I and Lin, Cheng-Chung. 2006. “A Study of Storage Tank Accident”. Journal of Loss Prevention in the Process Industries, Vol. 19, 8. Lin, Cheng-I and Wang, Hui-Fang. 2011. “Research on Safety and Security Distance of Flammable Liquid Storage Tank”. Procedia Engineering, Vol. 11, 9. Latif, Syahid dan Suryani, Ronito Kartika. 2011. “Kerugian Kebakaran Kilang Cilacap
Rp
270
M”.
Diakses
dari
http://nasional.news.viva.co.id/
news/read/222157-kerugian-kebakaran-kilang-cilacap-rp270-m
pada
hari
Senin 28 Januari 2013 pukul 13.14 WIB. 10. Joewono. 2011. “PT Medco Mengalami Kerugian 1.100 Barel”. Diakses dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/01/25/21092284/PT.Medco.Men galami.Kerugian.1.100.Barel hari Senin 28 Januari 2013 pukul 14.26 WIB. 11. DiNenno, Philip J (Ed.). 2002. SFPE Handbook of Fire Protection Engineering (3rd ed.). Quincy: National Fire protection Association (NFPA), Inc. 12. American Institute of Chemical Engineers (AIChe). 2000. Guidelines for Chemical Process Quantitative Risk Analysis (2nd ed.). New York: Center for Chemical Process Safety Of The American Institute of Chemical Engineers. 13. National Fire Protection Association (NFPA). 2007. NFPA 551: Guide For the Evaluation of Fire Risk Assessments 14. Austalian Standards/ New Zealand Standards (AS/NZS). 2004. Management
Guidelines
Companion
to
AS/NZS
4360:2004.
Risk
Sydney:
Standards Australia International Ltd. 15. Pertamina EP Field Tambun. 2013. Tata Kerja Organisasi: Manajemen Risiko Operasional. Pertamina EP Field Tambun (rev. 02) 16. Jean, Cross et al. 2004. OHS Risk Management Handbook. New South Wales: Standard Australia International Ltd. 17. National Fire Protection Association (NFPA). 2012. NFPA 30: Flammable and Cobustible Liquid Code. Quincy: National Fire Protection Association 18. American Institute of Chemical Engineers (AIChe). 2003. Guidelines for Fire Protection in Chemical, Petrochemical, and Hydrocarbon Processing Facilities. New York: Center for Chemical Process Safety of AICHE. 19. Assael dan Kakosimos. 2010. Fires, Explosion, Toxic Gas Dispersion: Effect Calculation and Risk Analysis. Boca Raton: Taylor&Francis Group. 20. Department of Urban and Transport Planning. 2003. Hazard Identification, Risk Assessment, dan Risk Control. Australia: Crown
Analisis risiko..., Budy Nofrianto, FIK UI, 2013