Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN METODE EVA UNTUK MENGUKUR NILAI KINERJA KEUANGAN Dieta Putri Syabella
[email protected] Sri Utiyati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The businessmen and the government require information that is related to the condition and the financial performance of the company in taking an economic decision. The analysis and EVA is the alternative to test the financial performance of the company in order to predict profit in the future. The purpose of this research is to find out the financial performance of the company by using EVA method and financial ratio analysis. The research data has been obtained from the financial statement of the company in 2009-2013. Based on the financial ratio, the result of the research shows that there is a fluctuate movement. It can be concluded that the company which has the best performance assessment that has been done by using financial ratio calculation instrument is PT Siantar top, Tbk. It can be seen from the financial performance of the company which has met with the criteria of industry in average. Among others are profitability and solvability ratio in 2009-2013 periods. Meanwhile, based on the EVA method, the result of EVA calculation has been obtained which has economic value added on PT. Delta Djakarta, Tbk that occurred in 2009 and in 2011 which has generated positive value. However, the result is different with PT. Siantar Top, Tbk which is unable to create EVA. Keywords:
Financial Ratio, EVA, and Financial Performance. ABSTRAK
Para pelaku bisnis dan pemerintah dalam mengambil keputusan ekonomi membutuhkan informasi tentang kondisi dan kinerja keuangan perusahaan .Analisis dan EVA merupakan alternative untuk menguji kinerja keuangan perusahaan guna memprediksi laba di masa mendatang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan analisis rasio keuangan dan metode EVA.Data pada penelitian ini diambil dari data laporan keuangan perusahaan pada tahun 2009-2013. Hasil penelitian berdasarkan rasio keuangan menunjukkan pergerakan yang fluktuatif.Dapatdiambil kesimpulan bahwa perusahaan yang mempunyai penilaian kinerja perusahaan yang paling baik dengan menggunakakan alat perhitungan Rasio Keuangan adalah PT. Siantar top, Tbk. Hal ini dapat dilihat dari rasio keuangan perusahaan tersebut telah memenuhi syarat rata-rata industri. Diantaranya rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas pada tahun 2009-2013. Sedangkan berdasarkan metode EVA telah diperoleh hasil perhitungan EVA yang mempunyai nilai tambah ekonomis yaitu pada perusahaan PT. Delta Djakarta, Tbk yang terjadi pada tahun 2009 dan tahun 2011 yang menghasilkan nilai positif. Namun berbeda dengan PT. Siantar Top, Tbk yang tidak mampu menciptakan EVA. Kata-kata Kunci: Rasio Keuangan, EVA dan Kinerja Keuangan PENDAHULUAN Perekonomian di indonesia dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan yang positif secara signifikan. Perkembangan itu dialami oleh berbagai bidang, terutama pada bidang ekonomi. Salah satunya terjadi pada perusahaan makanan dan minuman. Perkembangan tersebut dapat terjadi dikarenakan banyaknya masyarakat yang semakin konsumtif terhadap makanan dan minuman. Semakin banyaknya masyarakat yang 1
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
konsumtif dapat menyebabkan banyak berdirinya perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman. Dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru tersebut membuat para manajer perusahaan lebih memikirkan perusahaan yang dikelolanya agar tetap eksis di tengah ketatnya persaingan dalam menarik dan mempertahankan para investor untuk tetap menanamkan sahamnya. Dalam menghadapi ketatnya persaingan tersebut, para manajer perusahaan-perushaan makanan dan minuman terus berusaha mencari cara dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Peningkatan kinerja perusahaan harus di dukung dengan manajemen pengelolaan yang baik, agar perushaan makanan dan minuman bisa tetap mempertahankan dan meningkatkan kinerja secara efektif dan efisien. Mengingat dengan banyaknya perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman, maka perusahaan-perushaan saat ini berlomba dalam meningkatkan kinerjanya, para investor lebih selektif dalam memilih perushaan untuk menginvestasikan dana mereka agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, para investor sangat membutuhkan informasi mengenai kinerja perusahaan tersebut. Baik atau buruknya kinerja perusahaan tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan bagi investor dalam periode tertentu. Laporan keuangan dianggap belum cukup untuk menilai kinerja perusahaan secara akuran. Maka dari itu, diperlukan juga analisis laporan secara mendalam terhadap laporan keuangan. Alat analisis yang menggambarkan kesehatan keuangan suatu perusahaan adalah rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan alat analisis yang lebih muda dalam membandingkan perusahaan satu dengan perusahaan yang lain atau melihat perkembangan dalam periode tertentu. Kinerja keuangan pada suatu perusahaan juga dapat dilihat dari nilai tambah ekonomis yang dibuat oleh suatu perusahaan. Para investor selalu mengharapkan kekayaannya bertambah setelah menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. EVA (Economic Value Added) merupakan alat analisis yang dianggap akurat untuk menilai sejauh mana suatu perusahaan dapat menciptakan nilai tambah ekonomis terhadap modal yang digunakan selama periode tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah yang dikemukakan adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kinerja keuangan perusahaan Food and Beverages jika diukur menggunakan analisis rasio keuangan ? 2. Bagaimanakah kinerja keuangan perusahaan Food and Beverages jika diukur menggunakan metode EVA ? Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka adanya tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan Food and Beverages jika diukur menggunakan analisis rasio keuangan. 2. Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan Food and Beverages jika diukur menggunakan EVA. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Kinerja Perusahaan Setiap perusahaan yang mempunyai tujuan tersendiri yang telah diterapkan guna memenuhi keinginan pihak yang berkepentingan. Baik itu yang terkait dengan kegiatan operasional perusahaan maupun upaya untuk memenuhi harapan para penyedia dana. Langkah awal dalam memulai pengukuran kinerja keuangan lebih dalam, alangkah baiknya kita lebih dulu mengetahui tentang kinerja. Kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas dan efisiensi operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan 2
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
karyawannya didasarkan sesuai sasarannya dengan standart dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya menurut Mulyadi (2007:415). Tujuan Pengukuran Kinerja Perusahaan Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat penting bagi perusahaan. Tujuan pengukuran kinerja adalah sebagai berikut menurut Supriyono (2001:385): Untuk menilai prestasi manajer devisi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab yang telah dibebankan kepadanya. a. Untuk mengidentifikasi penyebab selisih pelaksanaan dan rencana sesuai dengan ukuran prestasi manager devisi yang telah ditentukan. b. Untuk menentukan besarnya kontribusi devisi dalam pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan. c. Untuk membuat saran dan keputusan tindakan perbaikan atas situasi yang diluar kendali. d. Untuk memotivasi para manajer devisi dalam meningkatkan prestasi. Manfaat Pengukuran Kinerja Perusahaan Manfaat pengukuran kinerja perusahaan yaitu menurut Mulyadi (2007:416) a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan secara optimum. b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, seperti : promosi, transfer, dan pemberitahuan. c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan. d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja keuangan. e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan Evaluasi perusahaan tersebut dapat dilakukan melalui laporan keuangan yang ada pada suatu perusahaan tersebut. Dalam praktiknya laporan keuangan perusahaan tidak boleh dibuat sembarangan, tetapi harus memperhatikan standar dan aturan yang berlaku. Dengan mengacu pada standar dan aturan yang berlaku pada laporan keuangan dapat membuat mudah dipahami dalam pembacaan laporan keuangan pada perusahaan. Penyajian laporan keuangan pada perusahaan secara khusus dibuat oleh manajer keuangan. Hal ini dengan fungsi manajer keuangan yaitu menurut Kasmir (2008:6). 1. Merencanakan; 2. Mencari; 3. Memanfaatkan dana-dana perusahaan; dan 4. Memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan kata lain, yang menjadi kewajiban seorang manajer keuangan ialah mencari dana dari berbagai sumber dan membuat keputusan tentang sumber dana yang harus dipilih Kasmir (2008:6). Dalam pengertian sederhana, laporan keuangan menurut Kasmir (2008:7) adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode tertentu. Tujuan Laporan Keuangan Pentingnya suatu laporan keuangan bagi perusahaan, sudah dapat dipastikan bahwa dibuatnya suatu perusahaan memiliki tujuan yang penting bagi kelangsungan perusahaan. Menurut Praswoto dan Juliaty (2008:5) laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk 3
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Kasmir (2008:10) terdapat beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu : 1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini. 3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu. 4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. 5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. 6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode tertentu. 7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. 8. Informasi keuangan lainnya. Unsur-unsur Laporan Keuangan Menurut Prastowo dan Juliaty (2008:9) laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lainb yang diklasifikasi dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonomi, yang merupakan unsur laporan keuangan. Laporan perubahan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laba rugi dan berbagai perubahan dalam neraca. Didalam neraca dan laporan laba rugi, penyajian berbagai unsur tersebut memerlukan: 1. Unsur Posisi Keuangan Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas (yang disajikan pada laporan keuangan yang disebut neraca). Neraca juga dapat meliputi pos yang tidak memenuhi definisi aktiva atau kewajiban dan tidak disajikan sebagai bagian dari ekuitas. Masing-masing unsur yang berkaitan dengan posisi keuangan tersebut didefinisikan sebagai berikut : 1) Aktiva Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan dimasa depan. 2) Kewajiban Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyeleseiannya diharapkan akan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. 3) Ekuitas Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban, di dalam neraca ekuitas dapat disubklasifikasikan. 2. Unsur Kinerja Perusahaan Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar alat ukur lainnya, misalnya return on investmentatau earning per share. Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih ini adalah penghasilan (income) dan beban (expense). 4
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
Masing-masing unsur yang berkaitan dengan kinerja perusahaan tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut : a. Penghasilan (Income) Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi (setoran) penanaman modal. Pengahasilan meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa (normal), seperti jualan, penghasilan jasa, bunga, dividen royalty, dan sewa. b. Beban (Expense) Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Isi Laporan Keuangan Isi dari laporan keuangan adalah sebagai berikut menurut Harahap (2004:4): 1. Neraca Daftar yang menggambarkan posisi keuangan perusahaan satu tanggal tertentu. Neraca menggambarkan posisi harta, utang, dan modal pada tanggal tertentu. 2. Perhitungan Laba Rugi Perhitungan yang menggambarkan jumlah hasil, biaya, laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu. Laba rugi menggambarkan hasil yang diterima perusahaan selama suatu periode tertentu serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut serta labanya. 3. Laporan dan Sumber penggunaan Dana Sumber dana dan pengeluaran perusahaan selama satu periode. Dan bisa diartikan kas biasa juga modal kerja. 4. Laporan Arus Kas Laporan ini merupakan ikhtisar arus kas masuk dan arus kas keluar yang dalam format laporannya dibagi dalam kelompok-kelompok kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pembayaran. Karakteristik Laporan Keuangan Dapat disimpulkan pada karakteristik kualitatif terdiri dari 8 karakteristik kualitatif menurut Djarwanto (2004:14) yaitu : a. Dapat dipahami Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. b. Relevan Agar bermanfaat informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan c. Keandalan Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
5
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
d. Materialitas Informasi dipandang meterial kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. e. Penyajian jujur Informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan atau disajikan. f. Kelengkapan Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batas materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan, mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi. g. Dapat Dibandingkan Pemakaian harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Analisis Laporan Keuangan Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan merupakan usaha untuk membuat informasi pada laporan keuangan yang bersifat kompleks kedalam elemen-elemen yang lebih sederhana dan mudah dipahami. Pengertian analisis laporan keuangan menurut Harahap (2004:190): menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Keunggulan Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan ini mempunyai keunggulan tersendiri daripada teknik analisis lainnya (Harahap, 2004:298) : a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan. b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit. c. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain. d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi. e. Menstandarisir size perusahaan. f. Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic atau time series. g. Lebih mudah melihat tren perusahan serta melakukan prediksi dimasa yang akan datang. Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan Disamping mempunyai keunggulan, analisis rasio juga memiliki keterbatasan yang harus disadari agar tidak salah dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio adalah sebagai berikut menurut Harahap (2004:298) : 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakai. 2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan yang menjadi keterbatasan teknik ini.
6
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, maka akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. 4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron. 5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama. Pengembangan Hipotesis Klasifikasi Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan merupakan cara yang tepat untuk melihat kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang digunakan oleh manajemen keuangan pada perusahaan. Jenis-jenis rasio keuangan yang digunakan untuk menginterpretasikan kinerja keuangan perusahaan adalah sebagai berikut a. Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menyeleseikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar. Menurut Ikhsan (2009:96) rasio likuiditas adalah identifikasi hubungan di antara aktiva lancar dan kewajiban lancar. Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai berikut : 1. Current Ratio (Rasio Lancar) Rasio ini menunjukkan aktiva sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban lancarnya. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. Current Ratio = 2. Quick Ratio (Rasio Cepat) Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar semakin menurbesar rasio maka akan semakin baik. Rasio cepat menunjukkan likuiditas perusahaan seperti yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar, kecuali persediaan kewajiban lancarnya. Quick Ratio = b. Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan di likuidasi Harahap (2004:303).Beberapa rasio yang termasuk rasio solvabilitas : 1. Debt to Equity Ratio (Rasio hutang atas modal) Rasio ini menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik Harahap (2004:303). Debt to Equity Ratio = 2. Debt to Assets Ratio Merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang berpengaruh pada pengelolaan aktiva perusahaan menurut Kasmir (2008:156). Debt to Assets Ratio =
7
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
c. Rasio Aktivitas Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya (Harahap, 2004:308). Rasio aktivitas meliputi : 1) Fixed Assets Turn Over (perputaran aktiva tetap) Rasio yang menunjukan perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik. Artinya kemampuan aktiva tetap menciptakann penjualan tertinggi. Fixed Assets Turn Over = 2) Total Assets Turn Over (perputaran total aktiva) Perputaran total aktiva yang diukur dari volume penjualan, dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Total Assets Turn Over = d. Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan rasio ini megukur tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan menurut Kasmir (2008:196).Ada beberapa rasio yang termasuk dalam rasio profitabilitas, antar lain : 1. Return On Equity (ROE) Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu menurut Hanafi dan Halim (2007:84). Return On Equity = 2. Net Profit Margin Menunjukan kemampuan setiap rupiah penjualan menghasilkan laba bersih. Net Profit Margin adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak menurut Sundjaja dan Berlian (2002:121). Net Profit Margin = 3. Return On Asset (ROA) Menurut Hanafi dan Halim (2007:84) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA juga sering disebut juga ROI (Return On Investment). Return On Assets =
Konsep EVA Pengertian EVA Dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan, analisa rasio keuangan adalah alat yang lazim digunakan. Namun baru-baru ini diperkenalkan metode EVA yang pertama kali diperkenalkan Sternh Stewart & co’s sebuah jasa konsultasi dari New York, USA. Menurut Tunggal (2001:1), EVA adalah suatu sistem manajemen keuanagan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi dan biaya modal. Menurut Blocher (1999:965), EVA adalah laba suatu bisnis setelah pajak dan setelah mengurangi biaya
8
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
modal. Tujuan dari pengukuran tersebut adalah secara efektif memotivasi para manajer unit strategi bisnis investasi dan secara tepat untuk mengukur kinerja mereka. Keunggulan dan Kelemahan EVA a. Keunggulan EVA Analisis EVA menurut Mirza (1997:146) memiliki beberapa keunggulan antara lain : 1. EVA merupakan suatu ukuran kinerja operasional yang bisa berdiri sendiri tanoa memerlukan ukuran atau angka yang lain. Dengan hal ini merupakan faktor keuntungan aplikasi EVA dalam bisnis dibandingkan dengan ukuran kinerja yang sudah lazim. 2. EVA digunakan sebagai tolok ukur dalam pemberian bonus pada karyawan. 3. EVA dapat digunakan untuk menilai, apakah manajemen hanaya mementingkan kinerja jangka pendek dengan mencapai laba yang besar tanpa memperhatikan kesempatan jangka panjang yang mungkin saja hilang karena dipilihnya cara tersebut. Hal ini dapat mengingat laba belum tentu menunjukan kenaikan nilai perusahaan. 4. EVA menyebabkan perusahaan akan lebih memperhatikan kebijaksaan struktur modanya. Hal ini disebabkan penggunaan EVA secara eksplisit memasukan biaya modal atas ekuitas. b. Kelemahan EVA Analisis EVA menurut Mirza (1997:148) juga memiliki kelemahan antara lain: 1. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitas dan penentuan seperti loyalitas dan tingkat resensi konsumen. 2. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalakan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu. 3. Konsep ini tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan EVA secara akurat. Meskipun mempunyai beberapa kelemahan, EVA tetap berguna untuk dijadikan sebagai alat untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan.EVA juga memberikan pertimbangan atas harapan investor terhadap investasi mereka. Manfaat EVA Manfaat EVA dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan adalah sebagai berikut menurut Iramani dan Febrian (2005:3) : 1. EVA dapat digunakan sebagai penilaian kinerja keuangan perusahaan karena penilaian kinerja terjadi dan difokuskan pada penciptaan nilai (value creation). 2. EVA akan menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan struktur modal. 3. EVA membuat manajemen berfikir dan bertindak seperti pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan. 4. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi dari pada biaya-biaya modalnya. Biaya Modal Pengertian Biaya Modal Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang diisyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang diisyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu, dari sisi investor dan perushaan. 9
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
Dari sisi investor tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana, besarnya required rate of return merupakan biaya modal yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal merupakan biaya peluang dari penggunaan dana untuk diinvestasikan dalam proyek baru, hal ini dikarenakan biaya modal merupakan tingkat pengembalian yang diisyaratkan dari semua sumber keuangan jika perusahaan dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari pada biaya modal, maka pengembalian sisanya akan menyebabkan peningkatan nilai saham biasa perusahaan dan peningkatan kekayaan pemilik saham menurut Keown (2000:444). Perhitungan Biaya Modal Biaya Modal Hutang Biaya hutang menunjukkan biaya yang harus ditanggung perusahaan karena perusahaan meAnggunakan dana yang berasal dari pinjaman. Adapun rumus untuk menghitung biaya hutang adalah sebagai berikut : Biaya Hutang = Kd (1-T) Dimana : Kd = Keterangan : Kd = Tingkat suku bunga dari hutang sebelum pajak T = Tarif pajak. Biaya Modal Saham Preferen Biaya modal saham prefen adalah biaya riil yang harus dibayar oleh perusahaan dengan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. Biaya modal saham preferen dapat dirumuskan sebagai berikut : Kp = Keterangan : Kp = Biaya komponem saham preferen Dp = Deviden saham preferen Pp = Harga pasar saham preferen. Biaya Modal Saham Biasa Saham biasa adalah saham yang memperoleh deviden dalam jumlah tidak tetap setiap tahunnya tergantung besar kecilnya laba yang diperoleh oleh perusahaan, tersedianya kas dan keputusan rapat pemegang saham perusahaan tersebut. Sedangkan menurut Martono dan Harjito (2002:270) terdapat dua model pendekatan untuk menghitung biaya modal, antara lain : Model Penentuan Harga Aktiva Modal Model ini merupakan penetapan biaya modal dengan menganalisis hubungan antara tingkat return saham yang diharapkan ) dengan return pasar ( ) yang terjadi. Model ini dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : besarnya tingkat bunga (risk free rate, ), risiko sistematis yang ditunjukan oleh koefisien (β) dan premium resiko pasar yang ditunjukan oleh selisih return pasar dengan return saham ( ), sehingga dapat disajikan dalam rumus sebagai berikut : = +( - )β rangan : = Tingkat keuntungan yang diisyaratkan investor 10
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
= Tingkat return bebas resiko β = Beta, pengukur risiko sistematis saham = Tingkat keuntungan pasar Adapun perhitungan dari masing-masing variabel CAPM adalah sebagai berikut: a) Rate Free (RF) Tingkat suku bunga bebas resiko merupakan rata-rata dari tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berjangka waktu satu bulan selama satu tahun. b) Return Market (RM) Perhitungan tingkat pengembalian pasar dilakukan dengan cara menggunakan data dari indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Perbandingan ini menggunakan persamaan: Rm =
c)
Keterangan: IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan periode t IHSGt-t = Indeks Harga Saham Gabungan sebelum periode t Rumus Perhitungan ( β ) melalui pendekatan regresi adalah: β=
Keterangan: n = Banyaknya periode pengamatan Rm = Return Market ( Tingkat pengembalian Pasar ) Ri = Return Individual ( Tingkat pengembalian saham individual ) d) Return Individual ( Ri ) Return Individual atau pendapatan saham individu (Ri) dihitung dari harga saham akhir transaksi bulan ini (Pt) dikurangi dengan harga terakhir pada bulan sebelumnya kemudian ditambah dengan deviden kas rata-rata tiap bulan (Dt). Hasilnya dibagi dengan harga akhir transaksi bulan sebelumnya. Perhitungan (Ri) adalah menggunakan persamaan sebagai berikut : =
a)
Keterangan: Dt = Deviden saham pada periode ke t Pt = Harga saham pada periode t = Harga saham pada periode t-1 Biaya Rata-rata Tertimbang (WACC) WACC = Kc (E/V)+ Kd (D/V) Keterangan : WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang Kc = Biaya modal saham biasa Kd = Biaya modal hutang E = Equity D = Hutang V = Jumlah modal saham dan modal hutang
d) Menghitung EVA EVA = NOPAT – Biaya Modal Dengan ketentuan : 1. Apabila EVA > 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukan telah terjadi proses nilai tambah ekonomis pada perushaan. 11
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
2. Apabila EVA = 0 menunjukan posis “impas” karena digunakan untuk membayar kewajiban pada penyandang dana. 3. Apabila EVA < 0 yang berarti EVA negatif menunjukan tidak terjadi nilai tambah ekonomis karena laba yang dihasilkan tidak memenuhi harapan para penyandang dana. 3) Menilai kinerja keuangan dengan menggunakan analisa ratio untuk dapatmenentukan tingkat likuiditas, solvabilitas, keefektifan operasi serta derajat keuntungan suatu perusahaan (prifitabilitas). Untuk dapat menentukan/mengukur hal-hal tersebut diperlukan alat pembanding dan ratio dalam industri sebagai keseluruhan yang sejenis dimana perusahaan dapat digunakan sebagai alat pembanding dari angka ratio suatu perusahaan, angka ratio dari industri sebagai keseluruhan ini disebut standard ratio/ratio rata-rata menurut Munawir (1998:65). METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Teknik Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu dengan teknik non probability sampling, yaitu tidak semua individu atau elemen dalam populasi mendapat peluang atau kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel menurut Sugiyono (2007:77). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambialan sampelnya menurut Arikunto (2005:97). Populasi dalam penelitian ini adalah adalah perusahaan go publik yang terdaftar di BEI pada periode 2009-2013. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Terdaftar sebagai perusahaan food and beverages yang mempunyai laporan keuangan lengkapselama tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, (2) PerusahaanFood and Beveragesyang menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2009-2013, (3) . Perusahaan Food and Beverages yang mengalami peningkatan laba atau keuntunganselama periode 20092013 secara berturut-turut Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel dan Definisi Operasional Variabel Operasional variabel adalah segala sesuatu yang menjadi pengamatan yang didasarkan atas sifat penelitian yang dapat didefinisikan, diamati, dan diobservasikan. 1. Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan adalah hasil yang diperoleh dari perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang signifikan. Jenisjenis rasio keuangan yang digunakan dalam mengukur kinerja keuangan suaru perusahaan diantaranya : a. Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas merupakan alat untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menyeleseikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar. Menurut (Ikhsan, 2009:96) rasio likuiditas adalah identifikasi hubungan di antara aktiva lancar dan kewajiban lancar. Beberapa rasio likuiditas ini adalah sebagai berikut : 1) Current Ratio (Rasio Lancar) Rasio ini menunjukkan aktiva sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban lancarnya. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya. 2) Quick Ratio (Rasio Cepat) 12
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar semakin menurbesar rasio maka akan semakin baik. Menurut Widodo (2008:76) rasio cepat menunjukkan likuiditas perusahaan seperti yang diukur dengan membandingkan aktiva lancar, kecuali persediaan kewajiban lancarnya. b.
Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan di likuidasi Harahap (2004:303). Beberapa rasio yang termasuk rasio solvabilitas : a. Debt to Equity Ratio (Rasio hutang atas modal) Rasio ini menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik Harahap (2004:303). Satuan yang digunakan adalah prosentase (%). b. Debt to Assets Ratio Merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang berpengaruh pada pengelolaan aktiva perusahaan Kasmir (2008:156). Satuan yang digunakan adalah prosentase (%). c. Rasio Aktivitas Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya (Harahap, 2004:308). Rasio aktivitas meliputi : a) Fixed Assets Turn Over (perputaran aktiva tetap) Rasio yang menunjukan perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik. Artinya kemampuan aktiva tetap menciptakann penjualan tertinggi. Satuan yang digunakan adalah kali (X). b) Total Assets Turn Over (perputaran total aktiva) Perputaran total aktiva yang diukur dari volume penjualan, dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Satuan yang digunakan adalah kali (X). d. Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan rasio ini megukur tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan menurut Kasmir (2008:196).Ada beberapa rasio yang termasuk dalam rasio profitabilitas, antar lain : a. Return On Equity (ROE) Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perushaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu menurut Hanafi dan Halim (2007:84). Satuan yang digunakan adalah prosentase (%). b. Return on Asset Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset yang tertentu. ROA juga sering disebut juga ROI (%). c. Net Profit Margin Menunjukan kemampuan setiap rupiah penjualan menghasilkan laba bersih. Net Profit Margin adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak menurut Sundjaja dan Berlian (2002:121). Satuan yang digunakan adalah prosentase (%).
13
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
2.
Economic Value Addied EVA merupakan suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang bersangkutan, dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi. EVA juga mencerminkan laba residu yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal termasuk modal ekuitas telah dikurangkan. 3.
Biaya Modal Biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang diisyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang diisyaratkan sebenarnya dapat dilihat dari dua pihak yaitu, dari sisi investor dan perushaan. Dari sisi investor tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana, besarnya required rate of return merupakan biaya modal yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal merupakan biaya peluang dari penggunaan dana untuk diinvestasikan dalam proyek baru, hal ini dikarenakan biaya modal merupakan tingkat pengembalian yang diisyaratkan dari semua sumber keuangan jika perusahaan dapat menghasilkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari pada biaya modal, maka pengembalian sisanya akan menyebabkan peningkatan nilai saham biasa perusahaan dan peningkatan kekayaan pemilik saham menurut Keown (2000:444). a) Biaya Modal Hutang Biaya hutang menunjukkan biaya yang harus ditanggung perusahaan karena perusahaan menggunakan dana yang berasal dari pinjaman. b) Biaya Modal Saham Saham yang diperoleh deviden dalam jumlah tidak tetap setiap tahunnya tergantung besar kecilnya laba yang diperoleh, tersedianya kas dan keputusan rapat para pemegang saham perushaan tersebut. 4.
Kinerja Keuangan Kinerja keuangan perusahaan adalah faktor yang menentukan kemampuan yang dapat dicapai oleh perushaan.
14
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Rata-rata Rasio Keuangan Rata-rata Rasio Keuangan PT. Delta Djakarta, Tbk PT. Siantar Top, Tbk Industri Rasio Likuiditas 555,4% 131,10% 343,27% Current Ratio 473,61% 64,43% 269,02% Quick Ratio Rasio Solvabilitas 23,47% 79,79% 51,63% Debt to Equity Ratio Debt to Asset Ratio 18,91% 42,27% 30,59% Rasio Aktivitas Fixed Asset Turn Over 3,66% 2,06% 2,86% Total Asset Turn Over 0,49% 1,11% 0,80% Rasio Profitabilitas Return On Asset 5,99% 6,48% 6,23% Return On Equity 7,41% 11,55% 9,48% Net Profit Margin 11,99% 5,77% 8,88% Berdasarkan hasil analisis kinerja perusahaan pada tabel 1 maka dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan yang mempunyai penilaian kinerja perusahaan yang paling baik dengan menggunakakan alat perhitungan Rasio Keuangan adalah PT. Siantar top, Tbk. Hal ini dapat dilihat dari rasio keuangan perusahaan tersebut telah meemnuhi syarat ratarata industri. Sementara PT. Delta Djakarta, Tbk memiliki kinerja yang kurang baik dikarenakan rasio keuangan perusahaan masih dibawah rata-rata industri perusahaan Food and Beverages.
Tahun
Tabel 2 Hasil Perhitungan EVA Perusahaan PT. Delta Djakarta, Tbk PT. Siantar Top, Tbk
2009
2.232.391.491
-220.882.813.128.126
2010
-3.688.318.075
-211.501.620.892.528
2011
3.232.393.499
-357.781.690.488.655
2012
-4.733.577.479
-714.004.417.677.689
2013
-3.814.063.402
-707.109.861.011.669
Rasio Keuangan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan analisis rasio keuangan pada perusahaan PT. Delta Djakarta, Tbk dan PT. Siantar Top, Tbk mendapatkan hasil perolehan padaCurrent Ratio sebesar 461,35% adalah hasil perhitungan tertinggi yang dihasilkan oleh PT. Delta Djakarta, Tbk.Hal ini menggambarkan bahwa perusahaan mampu membayar hutang – hutangnya tepat pada waktunya atau tersedianya dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Meskipun pada tahun 2012 mengalami penurunan, tetapi masih bisa membayar kewajiban jangka pendeknya karena nilai dari current ratio 15
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
masih di atas 200 %. Sedangkan berdasarkan perhitungan Quick Ratio sebesar 473,61% adalah hasil tertinggi yang dihasilkan oleh PT. Delta Djakarta, Tbk. Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa PT. Delta Djakarta, Tbk yang memiliki aktiva lancar diluar persediaan yang lebih besar. Perolehan hasil pada Debt to Equity Ratio sebesar 23,47% dimana hasil itu diperoleh oleh PT. Delta Djakarta, Tbk karena semakin kecil hasil rasio ini maka akan semakin baik. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Delta Djakarta, Tbk mempunyai kemampuan membayar hutang lebih baik dibanding dengan PT. Siantar Top, Tbk.. Pada Debt to Assets Ratio sebesar 18,91% diperoleh PT. Delta Djakarta, Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aktiva yang dibiayai oleh hutang lebih kecil. Karena jika semakin tinggi rasio hutang perusahaan maka semakin banyak kewajiban atau beban yang harus dibayar oleh perusahaan. Perhitungan pada Fixed assets Turn Over memperoleh hasil sebesar 3,66 kali yang dihasilkan oleh PT. Delta Djakarta, Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa untuk perusahaan yang mampu menggunakan aktiva tetapnya untuk menghasilkan penjualan. Pada perhitungan Total Assets Turn Over menghasilkan sebesar 1,11 kali yang dihasilkan oleh PT. Siantar Top, Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa PT. Siantar Top, Tbk mempunyai manajemen yang baik sehingga keseluruhan aktivanya dapat dikelola secara efektif dan efisien untuk dapat menghasilkan tingkat penjualan yang lebih besar. Perhitungsn pada Return On Asset menghasilkan sebesar 6,48% yang dihasilkan oleh PT. Siantar Top, Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan total aktiva secara efektif sehingga dapat menghasilkan laba bersih yang tinggi. Sedangkan hasil perhitungan Return On Equity memperoleh hasil sebesar 11,55% yang dihasilkan oleh PT. Siantar Top, Tbk. Dan perhitungan pada Net Profit Margin diperoleh hasil sebesar 11,99% yang dihasilkan oleh PT. Delta Djakarta, Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa laba operasi yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan cukup besar. Economic Value Addied (EVA) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengukuran kinerja keuangan dengan menggunakan EVA dikenal sebagai pengukur yang dnegan adil mempertimbangkan harapan penyandang dana, yang diukur dengan WACC dari struktur modal yang digunakan. Dimana telah diperoleh hasil perhitungan EVA pada PT. Delta Djakarta, Tbk dan PT. Siantar Top, Tbk. Berdasarkan analisis EVA diatas telah diperoleh hasil perhitungan EVA yang mempunyai nilai tambah ekonomis yaitu pada perusahaan PT. Delta Djakarta, Tbk yang terjadi pada tahun 2009 dan tahun 2011 yang menghasilkan nilai positif disebabkan laba bersih operasi setelah pajak yang diperoleh perusahaan lebih tinggi dari biaya modal yang harus ditanggung oleh perusahaan. Sedangkan pada PT. Siantar Top, Tbk pada tahun 2009-2013 tidak dapat menciptakan nilai tambah ekonomis dikarenakan biaya yang ditanggung perusahaan lebih besar dari pada laba yang dihasilkan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan dari analisis rasio dan metode Economic Value Added (EVA) terhadap kinerja keuangan dari kedua perusahaan Food and Beverages antara lain PT. Delta Djakarta, Tbk dan PT. Siantar Top, Tbk selama tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut : 1. Jika dilihat dari analisis rasio likuiditas berdasarkan rata-rata industri Current Ratiountuk perusahaanFood and Beveragesyang memenuhi rata-rata industri tersebut adalah PT. Delta Djakarta, Tbk. Berdasarkan Quick Ratio untuk perusahaan Food and Beveragesyang memenuhi rata-rata industri tersebut adalah PT. Delta Djakarta, Tbk. 2. Pada rasio solvabilitas berdasarkan Debt to Equity Ratio Rata-rata industri perusahaan makanan dan minuman untuk tingkat Debt to Equity Ratioperusahaan yang memenuhi rata-rata industri adalah PT.Delta Djakarta, Tbk karena semakin kecil 16
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
rasio ini maka akan semakin baik. Berdasarkan Debt to Asset Ratio perusahaan yang memenuhi rata-rata industri adalah PT. Delta Djakarta, Tbk karena semakin tinggi rasio ini maka akan semakin baik. 3. Untuk rasio aktivitas dengan Fixed Assets Turn Over yang berada diatas rata-rata industri adalah PT.Delta Djakarta, Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa untuk perusahaan yang mampu menggunakan aktiva tetapnya untuk menghasilkan penjualan adalah PT. Delta Djakarta, Tbk. Namun berdasarkan Total Asset Turn Over yang berada diatas rata-rata industri adalah PT. PT. Siantar Top, Tbk. 4. Pada rasio profitabilitas Return On Assetsdimana perusahaan yang memenuhi ratarata industri adalah PT. Delta Djakarta, Tbk. Untuk Return On Equity yang berada diatas rata-rata industri adalah PT. Siantar Top, Tbk. Pada rasio Net Profit Margin yang berada diatas rata-rata industri adalah PT. Delta Djakarta, Tbk. Begitu juga untuk Gross Profit Margin yang berada diatas rata-rata industri adalah PT. Delta Djakarta, Tbk. 5. Berdasarkan EVA perusahaan yang berhasil menciptakan nilai tambah pada periode tertentu adalah PT. Dellta Djakarta, Tbk walaupun tidak setiap tahun secara berturut turut dapat menciptakan nilai tambah ekonimis disbanding PT. Siantar Top, Tbk yang tidak berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis pada perusahaan. Saran 1) Menilai kinerja keuangan sebuah perusahaan, manajemen disarankan untuk menggunakan analisis rasio keuangan dan metode EVA. Dari kedua cara tersebut sebuah perusahaan dapat meninjau sejauh mana keberhasilan perusahaan dalam mengolah keuangan perusahaan sehingga dapat memperbaiki kinerjanya guna menarik dan mempertahankan para investor yang menanamkan modalnya diperusahaan. 2) Untuk para kreditor rasio keuangan dan metode EVA adalah cara paling tepat untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan yang akan diberikan pinjaman. Terutama pada rasio likuiditas dan rasio solvabilitas dapat terlihat bagaimana perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Sehingga kreditor tidak salah dalam mengambil keputusan guna untuk meminjamkan dana pada perusahaan. 3) Para investor dianjurkan untuk menggunakan analisis rasio keuangan dan metode EVA guna sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan pada saat ingin menanamkan modal pada perusahaan. 4) EVA juga berguna bagi para investor guna member gambaran tentang adanya penambahan nilai ekonomis pada perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Blocher, E.J., Chen, C.H., Lim, T.W. 1999. Cost Management: A Strategic Emphasis, International Edition, the Mc Graw -Hill Companies, Inc. Brigham, E, F dan J. Houston. 2006. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Alih Bahasa : Ali Akbar Yulianto. Edisi Sepuluh. Jakarta, Salemba Empat. Djarwanto, Ps. 2004. Pokok – Pokok Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Yogyakarta, BPFE. Hanafi, M,M . dan A. Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Revisi. Yogyakarta, AMPYKPN. Harahap, S,S . 2004. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Kedua. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Ikhsan, A. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Graha Ilmu Iramani dan E. Febrian. 2005. Financial Value Added : Suatu Paradigma Dalam Pengukuran Kinerja dan Nilai Tambah Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.7,No : 1-10 Kasmir. 2008, Analisis Laporan Keuangan. Jakarta, Raja Grafindo Persada. 17
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
Keown, A,J. 2000. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan. Alih Bahasa : Chaerul D. Djakman dan Dwi Sulistyorini. Edisi Satu. Jakarta, Salemba Empat. Martono dan Harjito. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Yogyakarta, EKONISIA. Mirza, T. 1997. EVA sebagai Alat Penilai. Usahawan. No. 04 Th. XXVI. April Mulyadi. 2007. Akuntansi Manajemen. Edisi Ketiga. Jakarta, Salemba Empat. Munawir, S. 1998. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta, BPFE Prastowo, D dan R. Juliaty . 2008. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta, Aplikasi, Yogyakarta, UPP AMP YKPN. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis Bandung. Bandung, Alfabeta. Sundjaja, R. S. dan I. Barlian. 2002. Manajemen Keuangan. Jilid 2. Jakarta, PT Prehallindo Anggota IKPI. Supranto. 2003. Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran. Jakarta, Rineka Cipta. Supriyono. 2001. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Cipta Ilmu Tunggal, A, W. 2001. Economic Value Added/EVA Teori, Soal, dan Kasus. Jakarta, Harvindo. Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Malang, Bayumedia Publishing. Widodo. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Jakarta. Rineka Cipta.
18
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 2 (2014)
19