ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI SE KOTA BEKASI
Mia Kusumawati, S.Pd., M.Pd Bujang, Drs., M.Si
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan proses belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Bekasi. Variabelvariabel yang diteliti adalah yang berhubungan dengan kegiatan proses belajar mengajar diantaranya adalah (a)Perencanaan Pengajaran; (b)Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar; (c)Pembinaan hubungan antarpribadi dan (d) kegiatan ekstrakurikuler. Penelitian dilaksanakan pada Sekolah Menengah Pertama Negeri Se Kota Bekasi, dengan jumlah sampel 32 Sekolah Menengah Pertama Negeri, adapun yang responden dalam penelitian ini adalah Guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dan Kepala Sekolah, dengan menggunakan teknik ramdom sampling. Dari hasil analisis data, penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan proses belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Bekasi cukup memberikan harapan kepada kita semua, dengan capaian: perencanaan pengajaran 77%, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar 79%, sedangkan pembinaan hubungan antarpribadi siswa dan kegiatan ekstrakurikuler masing-masing mencapai 78% dan 75%. Dengan demikian secara kesuluruhan capaian pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Bekasi pada taraf 77%, artinya kegiatan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Bekasi telah mempunyai dedikasi yang cukup baik
A. Latar belakang Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani, olahraga, dan kesehatan. Di dalam intensifikasi penyelengaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peranan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan kesehatan adalah sangat penting, yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain dan olahraga yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
[Type text]
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosionalsportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Dengan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia. Disamping itu ada beberapa Tujuan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang ingin dicapai dalam pembelajaran pendidikan jasmani , olahraga dan kesehatan di sekolah yang harus mengacu pada pengembangan pribadi manusia secara utuh, baik manusia sebagai makhluk individu, makhluk susila dan makhluk religius. Menurut Bucher (1979:45), yang dikutip oleh Khomsin (2001: 56) yang mengemukan ada 5 tujuan yang hendak dicapai melalui pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yaitu: 1. Organik, aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa mengembangkan kekuatan otot, daya tahan kardiosvaskular, dan kelentukan. 2. Neuromuskuler. Aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa dalam mengembangkan keterampilan lokomotor, keterampilan nonlokomotor, dan bentuk-bentuk keterampilan dasar permainan, faktor-faktor gerak, keterampilan olahraga, dan keterampilan rekreasi. 3. Interperatif. Aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa untuk menyelidiki, menemukan, memperoleh pengetahuan dan membuat penilaian. Memahami peraturan permainan, mengukur keamanan, dan tata cara atau sopan santun. Menggunakan strategi dan teknik yang termasuk di dalam kegiatan organisasi. Mengetahui fungsi-fungsi tubuh dan hubungan dengan aktivitas fisik. Mengembangkan apreasiasi untuk penampilan individu. Menggunakan penilaian yang dihubungkan dengan jarak, waktu, ruang, tenaga, kecepatan, dan aturan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan, bola dan diri sendiri. Memahami faktorfaktor pertumbuhan dan perkembangan yang berhubungan dengan gerak. Berkemampuan memecahkan permasalahan dan berkembangan melalui permainan. 4. Sosial. Aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa melakukan penilaian terhadap diri sendiri dan orang lain dengan menghubungkan individu untuk masyarakat dan lingkungannya. Kemampuan dalam membuat penilaian dalam suatu situasi kelompok. Belajar berkomunikasi dengan orang lain. Berkemampuan untuk merubah dan menilai ide-ide dalam kelompok. Pengembangan dari fase-fase sosial dari kepribadian, sikap, dan nilai-nilai agar menjadi anggota masyarakat yang berguna. Mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif. Belajar untuk membangun waktu senggang yang bermanfaat. Mengembangkan sikap yang menggambarkan karakter moral yang baik. 5. Emosional. Aspek ini terkait dengan masalah kemampuan siswa melakukan respon yang sehat terhadap kegiatan fisik melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar. Mengembangkan tindakan-tindakan positif dalam menonton dan keikutsertaan baik pada saat berhasil maupun kalah. Menyalurkan tekanan melalui kegiatankegiatan fisik yang bermanfaat. Mencari jalan keluar untuk ekspresi dan kreativitas untuk diri sendiri. Mewujudkan suatu pengalaman seni yang berasal dari kegiatan-kegiatan yang terkait. Berkemampuan untuk memiliki kegembiraan atau kesengsaraan.
[Type text]
Perubahan mana dari pendidikan jasmani kesehatan pada kurikulum 2004 menjadi pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada kurikulum 2006, ini membuktikan bahwa dalam pelaksanaan proses pembelajaran sedikit banyak dituntut untuk meningkatkan prestasi olahraga di sekolah. Seperti yang dikemukakan oleh Wahyudi, (2006:1), yang mengatakan bahwa “Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan seharusnya juga bisa dijadikan proses awal sebagai media penciptaan prestasi olah raga. Karena pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan juga menciptakan siswa yang cekatan dan terampil, salah satu modal untuk menciptakan prestasi sesuai dengan minat serta potensinya. Dalam hal ini, guru harus mengelompokkan potensi-potensi yang ada dari kelompok-kelompok siswa di sekolah tertentu. Kelompok-kelompok ini kemudian dibina di luar jam pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan atau biasa disebut ekstrakurikuler. Dengan harapan dari ektrakurikuler ini akan terbentuk klub-klub olahraga yang berpotensi besar menciptakan prestasi” Pendapat di atas juga senada dengan apa yang dikemukakan Depdiknas, (2007:1) yang mengatakan bahwa “Pembinaan Olahraga yang dilakukan melalui jalur sekolah dapat dilaksanakan di dalam dan di luar jam pelajaran yang ada pada kurikulum. Di dalam jam pelajaran kurikulum pembinaan olahraga dilakukan dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, sedangkan di luar jam pelajaran disebut kegiatan ekstrakurikuler dimana tujuan dari pembinaan tersebut adalah menyalurkan bakat dan hobi yang dimiliki oleh seluruh siswa. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan-kegiatan yang positif, terencana, dan terarah sebagai upaya untuk pembinaan prestasi bagi para siswa di sekolah. Pembinaan prestasi olahraga melalui kegiatan di sekolah dapat digunakan sebagai pembinaan olahraga prestasi. Tujuan dari pembinaan olahraga prestasi ini yaitu untuk menjaring siswa-siswa yang kompeten sejak dini, sehingga dapat dilakukan pembinaan lebih awal dan dapat dilakukan secara berjenjang. Penjaringan siswa sebagai bibit-bibit ini akan lebih efektif dan efisien karena dilakukan secara meluas dan merata pada setiap jenjang satuan pendidikan dan pada semua wilayah di Indonesia. Penjaringan bibit-bibit yang dilakukan melalui perlombaan secara nasional ini juga dapat menumbuhkan motivasi bagi siswa untuk berprestasi, sehingga memudahkan dalam pembinaan lebih lanjut. Begitu kompleksnya tujuan dan sasaran yang harus dicapai oleh pendidikan jasmani, olaharaga dan kesehatan, sehingga akan menuntut guru untuk memiliki kemampuan atau kompetensi yang memdai. Siregar, (1978:22) yang mengemukakan bahwa: “Untuk melaksanakan pendidikan jasmani, olaharaga dan kesehatan perlu disediakan guru yang cakap yang dapat memberikan pelajaran yang baik dan tepat. Bukan sekedar apa yang dikemukakan di atas saja, tetapi disamping guru juga dituntut untuk komitmen melaksanakan tugasnya sebagai yaitu mendidikan, mengajar dan melatih. Baik-buruknya kualitas pendidikan atau kualitas lulusan dipengaruhi oleh kualitas kegiatan belajar-mengajar. Bila kualitas lulusanya bagus dapat diproduksi maka kualitas kegiatan belajar-mengajarnya juga bagus: atau sebaliknya, bila kualitas kegiatan belajar-mengajarnya bagus, maka kualitas lulusannya juga akan bagus. Proses belajar mengajar yang berkualitas, guru harus disajikan dengan metode mengajar yang tepat dan sesuai dengan kemampuan siswa. Suatu pengajaran disebut berhasil apabila pengajaran tersebut dapat mencapai tujuan pelajaran yang telah ditentukan. Seperti yang dikatakan oleh Ametembun, (1973: 26) yang mengemukakan bahwa: “Bahwa proses belajar akan berhasil bila proses itu berlangsung dengan menyenangkan, dalam hal ini bila setiap langkah pelajaran dapat di telusuri tanpa kesalahan-kesalahan karena bahan-bahan telah terperinci menjadi unit-unit yang kecil”
[Type text]
B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tentang pelaksanaan proses belajar mengajar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan di SMP Negeri Kota Bekasi, Lebih dalam penulis: 1. Ingin mengetahui bagaimanakah perencanaan pengajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di SMP Negeri Kota Bekasi. 2. Ingin mengetahui bagaimanakah pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di SMP Negeri Kota Bekasi. 3. Ingin mengetahui bagaimanakah pembinaan hubungan antar pribadi yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di SMP Negeri Kota Bekasi. 4. Ingin mengetahui bagaimanakah pelaksanaan ekstrakurekuler Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di SMP Negeri Kota Bekasi.
C. Metode Penelitian Metode penelitian sangat dibutuhkan dalam penelitian, Nazir (1983: 53) mengatakan bahwa metode penelitian dapat memandu sipeneliti tentang urut-urutan dan bagaimana penelitian dilakukan. Dalam penelitian ini penulis mencoba menggambarkan keadaan pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di Kota Bekasi. Melihat dari sifat penelitian ini metoda yang cocok untuk digunakan adalah metode deskriptif, karena metode deskriptif merupakan suatu metode untuk meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir,1983: 63). D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah angket yang berisi 30 pertanyaan, setiap pertanyaan ditawarkan 5 alternatif jawaban. Responden dapat memilih salah satu alternatif jawaban dari pertanyaan yang ditawarkan berikut ini: ALTERNATIF JAWABAN Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
SKOR 5 4 3 2 1
Tabel 1: Alternatif Jawaban dan Skor Nilai Sumber: Usman, Uzer, (2004), Menjadi Guru Profesional, Edisi ke II, Remaja Rosdakarya, Bandung, hal: 119
[Type text]
Angket bersifat tertutup, artinya responden hanya dapat memilih salah satu dari jawaban yang ditawarkan dengan cara memberi tanda silang (X) pada jawaban yang dipilih. Responden tidak diberikan kesempatan untuk memberi jawaban dengan cara lain. Nilai jawaban masingmasing responden kemudian ditabulasi dan dihitung menggunakan teknik statistik prosentasi, seperti dibawah ini
dimana: P =Prosentasi yang dicari X1 = Banyaknya skor (skor faktual) SMI =Skor maksimal ideal
E. Hasil Penelitian Pelaksanaan kegiatan proses belajar mengajar pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Bekasi telah berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.” Untuk membuktikan hipotesis tersebut, peneliti menggunakan uji prosentase, hal ini juga digunakan disamping untuk menjawab hipotesis juga digunakan untuk memjawab beberapa pertanyaan penelitian, hasilnya sebagai mana dirangkum dalam tabel 1 Tabel 1. Prosentase Perencanaan Pengajaran Indikator
Skor
SMI
Merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar Merencanakan pengorganisasan bahan pengajaran Merencanakan pengelolaan kelas Merencanakan penggunaan alat dan metode pengajaran Merencanakan penilaian prestasi murid untuk kepentingan pengajaran Rata-rata rencana pengajaran
574
720
Prosenta se 80%
406
540
75%
424
540
79%
411
540
76%
272
360
76%
2087
2700
77%
Dari perhitungan di atas, seperti dalam tabel 1. dapat disimpulkan bahwa guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Bekasi dari 32 sekolah di survei hanya 77% guru yang melaksanakan perencanaan pengajaran dengan baik, dengan masing-masing sub variabel: a)Merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar 80%; [Type text]
b)Merencanakan pengorganisasan bahan pengajaran 75%; c)Merencanakan pengelolaan kelas 79%; d)Merencanakan penggunaan alat dan metode pengajaran 76% dan Merencanakan penilaian prestasi murid untuk kepentingan pengajaran 76% Tabel 2. Prosentase Pelaksanaan Kegiatan belajar Mengajar Indikator Memulai Pelajaran Mengelola kegiatan belajar mengajar Mengorganisasi waktu, siswa, dan fasilitas belajar Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar Mengakhiri pelajaran Rata-rata pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
Skor 295 713
SMI 360 900
Prosentase 82% 79%
414
540
77%
287
360
80%
277 1986
360 2520
77% 79%
Dari perhitungan di atas, seperti dalam tabel 2 dapat disimpulkan bahwa guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Bekasi dari 32 sekolah di survei hanya 79% guru yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik, dengan masing-masing sub variabel: a)Memulai Pelajaran 82%; b)Mengelola kegiatan belajar mengajar 79%; c)Mengorganisasi waktu, siswa, dan fasilitas belajar 77%; d)Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar 80% dan Mengakhiri pelajaran 77% Tabel 3. Prosentase Membina Hubungan Antarpribadi Indikator Skor SMI Prosentase Membantu dan mengembangkan 683 900 76% sikap positif pada diri murid Menampilkan kegairahan dan 285 360 79% kesungguhan dalam kegiatan mengajar Mengelola interaksi perilaku dalam 283 360 79% kelas Rata-rata membina hubungan 1251 1620 78% antarpribadi Dari perhitungan di atas seperti dalam tabel 3 dapat disimpulkan bahwa guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Bekasi dari 32 sekolah di survei hanya 78% guru yang melaksanakan pembinaan hubungan antar pribadi dengan baik, dengan masing-masing sub variabel: a)Membantu dan mengembangkan sikap positif pada diri murid 76%; b)Menampilkan kegairahan dan kesungguhan dalam kegiatan mengajar 79%; dan c)Mengelola interaksi perilaku dalam kelas 79%. [Type text]
Tabel 4. Prosentase ekstrakurikuler Indikator
Skor
SMI
Identifikasi Bakat Siswa Menyiapkan program latihan Memberi motivasi siswa Try out/Try in Rata-rata ekstrakurikuler
411 403 727 243 1784
540 540 900 360 2340
Prosenta se 76% 75% 81% 68% 75%
Dari perhitungan di atas seperti dalam tabel 4 dapat disimpulkan bahwa guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Bekasi dari 32 sekolah di survei hanya 75% guru yang melaksanakan ekstrakurikuler dengan baik, dengan masing-masing sub variabel: a)Identifikasi Bakat Siswa 76%; b)Menyiapkan program latihan 75%; c)Memberi motivasi siswa 81%; dan d)Try out/Try in 68% Dari analisis per indikator di atas yang diringkas pada tabel 1- 4, selanjunya mencari besar pelaksanaan masing-masing konstrak atau sub variabel dari kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga di Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Bekasi. Dan terakhir adalah berapa prosen pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga di Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Bekasi, sebagaimana yang diringkas dalam tabel 5 dibawah ini: Tabel 5. Prosentase Kegiatan Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani kesehatan dan Olahraga di SMP Negeri se Kota Bekasi Variabel Rencana pengajaran Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Membina hubungan antarpribadi Ekstrakurikuler Rata-rata kegiatan proses pembelajaran SMP se Kota Bekasi
Skor 2087 1986
SMI 2700 2520
Prosentase 77% 79%
1251 1784
1620 2340
78% 75%
7108
9180
77%
Berdasar perhitungan di atas berdasar dari beberapa dapat disimpulkan bahwa kegiatan proses belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Bekasi dari 32 sekolah di survei hanya 77% dapat terlaksana dengan baik, dengan masing-masing variabel: a)Rencana pengajaran 77%; b)Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar 79%; c)Membina hubungan antarpribadi 78%; dan d)Ekstrakurikuler 75%
[Type text]
F. Pembahasan Proses belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi hasil dari pembelajaran tersebut, sehingga baik kepala sekolah maupun Dinas Pendidikan Nasaional sangat memperhatikan hal dimaksud di atas. Dalam proses pembelajaran ada beberapa hal harus diperhatikamn oleh seorang guru dimulai perencanan pengajaran, pelaksanaan pengajaran, evaluasi pengajaran, dan membina hubungan antarpribadi siswa serta melaksnanakan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan minat siswa. Untuk mencapai hasil yang optimal seorang guru harus dituntut untuk mempersiapkan pembelajaran secara matang sesuai dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, serta diharapkan bisa mengaplikasikannya pada waktu proses belajar dilaksanakan. Berdasrkan uraian di atas serta merujuk kepada hasil penelitian yang penulis lakukan pada Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Bekasi ada beberapa temuan yang perlu penulis komunikasi yaitu dari 32 SMP yang penulis teliti ada satu sekolah yang tidak sama sekali melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara baik, disamping itu juga tidak ada variabel yang begitu menonjol. Namun secara menyeluruh kegiatan proses belajar pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga di Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Bekasi telah menunjukkan prosesntese yang cukup baik yaitu 77% telah terlaksana dengan baik.
G. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data pengujian hipotesis yang telah dirumuskan di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa dari semua variabel serta sub variabel nya dapat terlaksana dengan baik, yaitu: 1. Kegiatan perencanaan pengajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Bekasi, dapat direncanakan dengan capaian 77%, dengan masing-masing sub variabel: (a)Merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar 80%; (b)Merencanakan pengorganisasan bahan pengajaran 75%; (c)Merencanakan pengelolaan kelas 79%; (d)Merencanakan penggunaan alat dan metode pengajaran 76% dan (e)Merencanakan penilaian prestasi murid untuk kepentingan pengajaran 76% 2. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Bekasi juga memberikan capaian yang cukup baik, yaitu 79% guru telah melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik, dengan masing-masing sub variabel: (a)Memulai Pelajaran 82%; (b)Mengelola kegiatan belajar mengajar 79%; (c) Mengorganisasi waktu, siswa, dan fasilitas belajar 77%; (d)Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar 80% dan (e)Mengakhiri pelajaran 77% 3. Kegiatan lain selain perencanaan dan pelaksanaan pengajaran pembinaan hubungan antarpribadi siswa yang dilakukan oleh Guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Bekasi, memberikan capaian yang cukup mengembirakan yaitu 78% guru yang melaksanakan pembinaan hubungan antarpribadi siswa dengan baik, dengan masing-masing sub variabel: (a)Membantu dan mengembangkan sikap positif pada diri murid 76%; (b)Menampilkan kegairahan dan kesungguhan dalam kegiatan mengajar 79%; dan (c)Mengelola interaksi perilaku dalam kelas 79%. [Type text]
4. Terakhir adalah kegiatan yang menunjang prestasi siswa yang sesuai dengan bakat dan minat siswa, yaitu kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ini juga menunjukkan hasil yang baik yaitu dari 36 sekolah di survei hanya 75% guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Bekasi telah melaksanakan ekstrakurikuler dengan baik, dengan masing-masing sub variabel: (a)Identifikasi Bakat Siswa 76%; (b)Menyiapkan program latihan 75%; (c)Memberi motivasi siswa 81%; dan (d)Try out/Try in 68% 5. Dari keempat variabel kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Bekasi, secara keseluruhan (over all), telah terlaksana dengan baik yaitu mencapai 77%. Ini berarti kegiatan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Menengah Pertama Negeri se Kota Bekasi telah mempunyai dedikasi yang cukup baik
H. Daftar Pustaka Abdul Kadir Ateng, (1992) , Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani, Ditjen Dikti, Jakarta. Ametembun, N.A., (1973), Metode Pengajaran Berprograma, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Bandung Anon, (2000), Penyempurnaan/Penyesuaian Kurukulum 1994 SLTP (suplemen GBPP), Depdiknas Dirjendiknas. Arikunto Suharsimi, (1998), Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta —————————, (2002), Manajemen Penelitian, Edisi Baru, PT Rineka Cipta, Jakarta Atmaja, Lakas, Setia, (1997), Memahami Statistika Bisnis, ANDI, Yogyakarta Cooper, Donals R. dan Emory, C. William, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Erlangga, Jakarta Cholik M, Toho., Rusli Lutan. (1996), Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti. Depdiknas, (2004), Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Depdiknas, Jakarta _________, (2007), Pedoman Pelaksanaan Pekan Olahraga Pelajar SMA (POPSMA), hal 1, Jakarat Direktorat Keolahragaan, (1987), Olahraga Bola Voli, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. Hamalik, Oemar. (1968) Metode Belajar, Diktat, FIP IKIP Bandung. Jacob, Anaktototy, (2001), Hasil Belajar Pendidikan Jasmani, Portal Informasi Pendidikan di Indonesia, Depdiknas, Jakarta Khomsin, (2000), Paradigma Baru Pendidikan Jasmani di Indonesia Dalam Era Reformasi Makalah pada Acara Konvensi Nasaional Pendidikan Indonesia, Hotel Sahid, 19-22 September 2000 Penabur Jakarta Lombok, J.L.L., (2001), Peningkatan Mutu Luaran Pendidikan Dasar dan Menengah dalam Mendukung Terwujudnya Perguruan Tinggi Yang Tangguh, Depdiknas, Jakart. Lutan, Rusli, (1988), Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode, Depdikbud, Dirjen Dikti, PPLPTK, Jakarat. Magill, Richard A., (1980), Motor Learning: Concept and Application. Dubuque, Iowa: Wm. C. Brown Company. Mahendra, Agus, (2003), Falsafah Pendidikan Jasmani, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Luar Biasa, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta [Type text]
Matakupan, J., (1975), Bimbingan Belajar Olahraga, STO, Jakarta. Nurhasan, (1999), Hand Out Statistik, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, IKIP, Bandung Nazir, Mohammad, (1983) Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta Rahantoknam, B.E., (1988), Belajar Motorik, Diktat Perkuliahan, FPOK IKIP, Jakarta Schmidt, Richard A., (1975a),. Motor Skills. New York: Harper and Row Publisher. Sekeran, U., (2000), Research Methods for business: A skill building approach, Second edition, John Wiley & Sons Inc. Singapure. Siregar, M.F., (1978), Prima, Jakarta Singer, Robert N. (1980), Motor Learning and Human Performance. New York: MacMillan Publishing Company. Subijanto,(2001) Studi Kemampuan Guru Mengajar Fisika Di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), hal 10 Departemen Pendidikan Nasional Surakhmad, Winarno, (1989), Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung Syarifuddin, Aip, (1980), Olahraga dan Kesehatan: Untuk SLTP Kelas I, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta _____________________ , (1990), Olahraga dan Kesehatan Untuk SLTP, CV. Baru, Jakarta _____________________ , (1997), Kunci Sukses Pengembangan Program Pendidikan Jasmani, Jakarta, Depdikbud Usman, Uzer, (2004), Menjadi Guru Profesional, Edisi ke II, Remaja Rosdakarya, Bandung Wahyoedi, (2005), Prestasi Olah Raga Dimulai dari Pendidikan Jasmani, Bali Post
[Type text]