Pembelajaran PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA dan KESEHATAN
MelaluiPendekatanSaintifik
DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
KATA PENGANTAR
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
ii
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A.
Latar Belakang .............................................................................. 1
B.
Tujuan ......................................................................................... 2
C.
Ruang Lingkup .............................................................................. 3
D. Landasan Hukum .......................................................................... 3 BAB II
PEMBELAJARAN KOMPETENSI .............................................................. 5 A.
Prinsip .......................................................................................... 5
B.
Pendekatan Pembelajaran Saintifik dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ................................................................ 6
C.
Model Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan .................................................................................... 9
D. Penilaian Autentik ........................................................................13 BAB III
BAB IV.
ANALISIS KOMPETENSI ......................................................................18 A.
Prosedur Analisis ..........................................................................18
B.
Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku secara umum dapat digambarkan dengan bagan 1 sebagai berikut;............20
PENUTUP ...........................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................29
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
ii
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta
didik
secara
memiliki kekuatan spiritual
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban
menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi
aktif,
serta
memberikan
ruang
yang cukup
bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
1
2
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat. Pemerintah melalui surat edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nomor 156928/MPK.A/KR/2013 tanggal 8 November 2013 menyatakan bahwa mulai tahun pelajaran 2014/2015 seluruh SMA sejumlah 12.637 wajib melaksanakan Kurikulum 2013 di kelas X dan kelas XI. Untuk menyiapkan
kemampuan
guru
dalam
merancang
dan
melaksanakan
pembelajaran saintifik, serta melakukan penilaiain autentik, Pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran, serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku teks untuk peserta didik. Dalam menyiapkan kemampuan guru terutama merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta merancang dan melakukan penilaian autentik, perlu penjabaran operasional dalam
mengembangkan materi pembelajaran,
mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik berdasarkan silabus dan buku. Oleh karena itu, Direktorat Pembinaan SMA menyusun naskah yang berisi rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan secara individual
dan
kelompok
dalam
mengembangkan
dan
melaksanakan
pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
B.
Tujuan Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran
Pendidikan
Jasmani
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Olahraga
dan
Kesehatan
dalam
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
3
mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memanfaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan untuk: 1.
Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar.
2.
Mengembangkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.
Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus. Mengembangkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.
4.
C.
Merancang penilaian autentik.
Ruang Lingkup Ruang lingkup naskah ini terdiri atas: 1. Penjelasan tentang Pembelajaran Saintifik dan Penilaian Autentik 2. Langkah-langkah pembelajaran saintifik dalam mata pelajaran Bahasa Inggris 3. Penilaian Autentik dalam pembelajaran Bahasa Inggris 4. Penjelasan tentang Analisis Kompetensi
D.
Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan 4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
4
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum 9. Surat
Edaran
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Nomor
156928/MPK.A/KR/2013 Tahun 2013 tanggal 8 November Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 10. Surat Edaran bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor
0258/MPK.A/KR/2014
Tahun
420/176/SJ tanggal 9 Januari Tahun 2014
2014
Nomor
tentang Implementasi
Kurikulum 11. Peraturan lain tentang Kurikulum 2013 lain yang berlaku
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
dan
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI
A.
Prinsip Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang
ingin dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang
kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan
ranah
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan
dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga
ranah
yang
kompetensi
tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap
diperoleh
melalui
aktivitas
menerima, menjalankan,
menghargai,
menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas mengingat,
memahami,
menerapkan,
menganalisis,
mengevaluasi,
dan
mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, beserta
menalar,
menyaji,
dan mencipta. Karaktersitik
perbedaan
lintasan
perolehan turut
karakteristik
standar
proses.
kompetensi
serta
mempengaruhi
Penguatan pendekatan
saintifik perlu
diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry
learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik
individual maupun kelompok maka sangat disarankan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). Prinsip
pembelajaran
pada
kurikulum
2013
menekankan
perubahan
paradigma: (1) peserta didik diberi tahu menjadi peserta didik mencari tahu; (2) guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan sebagai
tekstual
menjadi pendekatan
proses
penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
5
6
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
berbasis
konten
menjadi
pembelajaran
berbasis kompetensi; (5)
pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya
multi
dimensi;
(7)
pembelajaran
verbalisme
menjadi
keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai
pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan
memberi keteladanan (ing
ngarso
sung
tulodo), membangun
kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta
didik
dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11)
pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik.
B.
Pendekatan Pembelajaran Olahraga dan Kesehatan
Saintifik
dalam
Pendidikan
Jasmani
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkahlangkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah. Pembelajaran tersebut tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, tetapi proses pembelajaran dipandang sangat penting. Pendekatan ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan, berkenaan dengan materi pembelajaran
melalui
berbagai
mengeksplor/mengumpulkan
kegiatan,
yaitu
informasi/mencoba,
mengamati,
menanya,
mengasosiasi,
dan
mengomunikasikan. Pembelajaran Pendidikan Jasmani bertujuan agar peserta didik memiliki kemapuan : 1) mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih; 2) meningkatkan
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
7
pertumbuhan fisik dan psikis yang lebih baik; 3) meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar; 4) meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan; 5) mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis; 6) mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan; 7) memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaraan, terampil, serta memiliki sikap yang positif. Memperhatikan karakteristik Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan seperti diuraikan di atas, maka pendekatan saintifik dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut; 1. Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak. Contoh : Meminta salah satu pesera didik yang dikategorikan mampu untuk memperagakan gerak menendang bola menggunakan kaki bagian dalam atau contoh dari guru atau melihat tayangan dari DVD dan peserta didik yang lain mengamatinya. 2. Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan peserta didik dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (critical thinking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Contoh : Guru memotivasi peserta didik untuk bertanya, dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan; Bagaimana jalannya bola bila titik perkenaan kaki dengan bola dirobah (bawah bola, titik tengah bola, titik atas bola)?, Apakah jarak kaki tumpu dengan bola mempangaruhi jalannya ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
8
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
bola?, Apakah jarak ayunan kaki mempengaruhi jalannya bola? Bagaimana jalannya bola bilamerubah posisi togok saat menendang? 3. Kegiatan mencoba/mengumpulkan data/informasi bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik untuk memperkuat pemahaman konsep
dan
prinsip/prosedur
dengan
mengumpulkan
data,
mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan prosedural. Contoh : Menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas melalui kegiatan eksplorasi gerak secara individual, berpasangan atau berkelompok dengan menunjukkan sikap kerjasama dan disiplin sehingga ditemukan gerak yang efektif dan efesian sesuai kebutuhan masing-masing peserta didik. 4. Kegiatan
mengasosiasi
bertujuan
untuk membangun
kemampuan
berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu
sehingga
peserta
didik
melakukan
aktivitas
antara
lain
menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi
atau
praktik.
Hasil
kegiatan
mencoba
dan
mengasosiasi
memungkinkan peserta didik berpikir kritis tingkat tinggi (higher order
thinking skills) hingga berpikir metakognitif. Contoh : Menemukan hubungan keterampilan gerak dengan jalannya bola, jarak tempuh, dan akurasi. 5. Kegiatan mengomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa, diagram, atau grafik.
Kegiatan
ini
dilakukan
agar
peserta
didik
mampu
mengomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan penerapannya, serta kreasi peserta didik melalui presentasi, membuat laporan, dan/ atau unjuk karya.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
9
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
Contoh
:
Menerapkan
berbagai
keterampilang
gerak
menendang
menggunakan kaki bagian dalam permainan sepakbola secara beregu dengan menunjukkan sikap kerjasama, disiplin, dan sportivitas
C.
Model Pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Model-model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sehingga dapat membangkitkan kreativitas dan keingintahuan peserta didik, antara lain Discovery Based
Learning, Project Based Learning, dan Task Based Learning Contoh Model Pembelajaran Discovery Based Learning Kompetensi Dasar
: 3.2 Menganalisis variasi dan kombinasi keterampilan permainan bola kecil untuk menghasilkan koordinasi gerak yang baik. 4.2 Mempraktikkan variasi dan kombinasi keterampilan dalam memainkan salah satu permainan bola kecil dengan koordinasi gerak yang baik.
Topik/ Tema
: Variasi dan kombinasi keterampilan permainan bola kecil (bulu tangkis)
Sub Topik/ Tema
: Variasi dan kombinasi service forehand dan backhand permainan bulu tangkis)
Tujuan
:
1. Menganalisis dan mempraktikkan gerak dasar pegangan raket dengan baik 2. Menganalisis dan mempraktikkan gerak dasar service forehand dengan baik 3. Menganalisis dan mempraktikkan gerak dasar servicebackhand dengan baik
Alokasi Waktu
:
1x 3 jam pelajaran
TAHAP PEMBELAJARAN 1. Stimulation (simullasi/Pemberian rangsangan)
KEGIATAN PEMBELAJARAN Sebelum melakukan inti pembelajaran peserta didik di berikan kesempatan untuk memperagakan cara memegang dan gerakan service forehand dan
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
10
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
TAHAP PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN backhand setelah sebelumnya di tugaskan untuk menonton video permainan bulutangkis, untuk mengeksplor permasalahan cara memegang, service pada permainan bulu tangkis sebagai langkah yang mengarah pada pemecahan masalah.
2. Problem statemen (pertanyaan/identifika si masalah)
3. Data collection (pengumpulandata)
Bagaimanakah cara memegang raket pada permainan bulu tangkis yang benar? Bagaimanakan cara melakukan service forehand pada permainan bulu tangkis? Bagaimanakan cara melakukan servicebackhand pada permainan bulu tangkis? Bagaimanakan cara melakukan service forehand pendek dan jauh pada permainan bulu tangkis? Bagaimanakan cara melakukan service backhand pendek dan jauh pada permainan bulu tangkis? Siswa melakukan service forehand pada permainan bulu tangkis dengan jarak dekat dan jauh secara berpasangan? Siswa melakukan service backhand pada permainan bulu tangkis jarak dekat dan jauh secara berpasangan?
4. Data processing (pengolahan Data)
Siswa di berikan kesempatan melakukan gerakan berpasangan dan saling mengoreksi tentang gerakan yang di lakukan
5. Verification (pembuktian)
Seluruh peserta didik di berikan kembali kesempatan untuk melakukan gerakan yang sudah di analisa secara berpasangan sebagai pembuktian terhadap kesimpulan yang sudah di buat
6. Generalization (menarik kesimpulan/generalis asi)
Penarikan kesimpulan:
Untuk menghasilkan service forehand dan backhand yang benar di awali dengan cara memegang raket yang benar, yaitu seperti bersalaman dengan orang tetapi pelaksanaannya adalah dengan raket Service forehand yang benar adalah posisi raket permukaannya menghadap kedepan dan punggung tangan menghadap ke belakang Service backhand yang benar adalah Posisi raket permukaannya menghadap kedepan dan
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
11
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
TAHAP PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
punggung tangan menghadap ke depan Untuk menghasilkan service yang jauh ataupun yang dekat tinggal mengatur tenaga pada saat memukul
Manfaat pemilihan model discovery learning antara lain: a. membantu
peserta
didik
untuk
memperbaiki
dan
meningkatkan
keterampilan-keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya; b. menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer pengetahuan karena pemerolehannya bersifat pribadi; c. menimbulkan rasa senang pada peserta didik karena tumbuhnya rasa penyelidikan dan berhasil; d. memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai dengan dengan keecepatannya sendiri; e. menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajarnya dengan melibatkan akal dan motivasinya; f.
membantu peserta didik memperkuat konsep dirinya karena memperoleh kepercayaan diri bekerjasama dengan yang lainnya;
g. membantu peserta didik menghilangkan keraguan karena mengarah pada kebenaran yang final yang dialami dalam keterlitbatan kegiatannya; h. mendorong
peserta
didik
berpikir
secara
intuitif,
inisiatif,
dalam
merumuskan hipotesis; i.
dapat mengembangkan bakat, motivasi, dan keingintahuan;
j.
kemungkinan peserta didik belajar dengan memanfaatkan belajar dari berbagai jenis sumber belajar.
Pemilihan model-model pembelajaran di atas sebagai pelaksanaan pendekatan
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
12
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
saintifik pembelajaran memerlukan analisis yang cermat sesuai dengan karakteristik kompetensi dan kegiatan pembelajaran dalam silabus. Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal berikut. 1. Karakteristik
pengetahuan
yang
dikembangkan
menurut
kategori
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural. Untuk pengetahuan faktual dan konsepetual, guru dapat memilih Discovery Learning, sedangkan untuk
pengetahuan prosedural Project Based Learning dan
Task Based Learning. 2. Karakteristik keterampilan yang tertuang pada rumusan kompetensi dasar dari KI- 4. Untuk keterampilan abstrak, guru dapat memilih Discovery
Learning dan Task Based Learning, sedangkan untuk keterampilan konkrit menggunakan Project Based Learning. Contoh Keterampilan abstrak dan keterampilan konkret pada pembelajaran PJOK : Kompetensi Dasar
Keterampilan Abstrak
4.3 Mempraktikkan variasi dan kombinasi keterampilan salah satu nomor atletik (jalan cepat, lari, lompat dan lempar) dengan koordinasi gerak yang baik.
1. Mengamati variasi keterampilan lompat jauh gaya jalan di udara.
2. Membuat kepu -tusan mengenai keterampilan lompat jauh gaya jalan di udara yang bisa menghasilkan koordinasi gerak yang baik
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Keterampilan Konkret Mencoba melakukan keterampilan lompat jauh gaya jalan di udara.
Metode yang disarankan Simulasi Diskusi kelompok Presentasi
13
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
3. Karakteristik sikap yang dikembangkan, baik sikap religius (KI-1) maupun sikap sosial (KI-2)
D.
Penilaian Autentik Penilaian
autentik
sebagaimana tertulis
(authentic
assessment)
menurut
beberapa
sumber
dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum
2013 adalah sebagai berikut: (1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikapsikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2)
Newton Public School, mengartikan penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman.Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
14
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
lisan, dan/atau penugasan.Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Jenis-jenis penilaian autentik dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan terdiri atas: (1) penilaian kinerja; (2) evaluasi diri; (3) esai; (4) proyek; dan (5) portofolio. 1. Penilaian Sikap Penilaian sikap dilakukan melalui pengamatan, jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Pengamatan dapat menggunakan lembar pengamatan dalam bentuk ceklist atau skala Likert, dilakukan pada saat aktivitas pembelajaran berlangsung.Pengamatan sikap seperti kerjasama, peduli,
dan
kesantunan
dapat
dilakukan
pada
kegiatan
kerja
kelompok.Sedangkan pengamatan sikap jujur dan sportif dapat dilakukan saat kegiatan praktik olahraga (melakukan gerakan). Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku.Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu secara kronologis. Penilaian-diri (self assesement) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran pendidikan jasmani lahraga dan kesehatan. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau
acuan
yang
misalnya, peserta
telah didik
disiapkan; diminta
Penilaian
untuk
ranah
menilai
keterampilan
kecakapan
atau
keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
15
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik. Instrumen sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur. 2. Tes tertulis. Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan.Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian.Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari.
Tes
komprehentif,
tertulis sehingga
berbentuk mampu
uraian
sebisa
mungkin
menggambarkan
ranah
bersifat sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-
response) atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. 3. Tes Lisan. Tes lisan adalah tes yang menuntut peserta didik memberikan jawaban secara lisan. Pelaksanaan tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
16
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
4. Penugasan. Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Tugas harus bersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial ekonomi). 5. Tes Praktik. Tes praktik dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam
melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan
alat
musik,
bernyanyi,
membaca
puisi/deklamasi,
dan
sebagainya. (Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013). 6. Penilaian Proyek Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain. Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan.Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi.Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis. Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus.Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk.Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
17
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu.Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan. 7. Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran peserta
tertentu.Fokus didik
secara
penilaian
individu
portofolio
atau
adalahkumpulan
kelompok
pada
satu
karya periode
pembelajaran tertentu.Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri. Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuatpola atau strategi permainan sepak bola, voli atau basket, bagan/skema pertandingan, dan lain-lain.Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
BAB III ANALISIS KOMPETENSI
A.
Prosedur Analisis Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar.Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan. Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu.Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu.Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar. Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut : Dimensi Sikap
Pengetahuan
Keterampilan
Kualifikasi Kemampuan Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
18
19
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi keenam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut : Deskripsi Kompetensi
Kompetensi Sikap Spiritual Sikap Sosial
Pengetahuan
Keterampilan
1. Menghayati dianutnya
dan
mengamalkan
ajaran
agama
yang
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagaicerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
B.
20
Mengkaji keterkaitan KI dan KD dalam silabus maupun buku secara umum dapat digambarkan dengan bagan 1 sebagai berikut;
Penjelasan Bagan 1; 1. Kegiatan diawali dengan analisis keterkaitan antar KI dan KD sebagai berikut; a. KI-3 dan KI-4 merupakan kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang harus dicapai oleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran (though curriculum) yang akan memberikan pengalaman belajar secara langsung (direct teaching) kepada peserta didik. b. KI-1 dan KI-2 merupakan kompetensi sikap religious dan sikap social yang harus dicapai peserta didik sebagai dampak pengiring (nurturant effects) yang merupakan pengalaman belajar tidak langsung (indirect teaching) c. Keempat kompetensi tersebut harus merupakan hasil pembelajaran secara utuh atau terpadu. Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu matapelajaran. Dari Kompetensi Dasar dikembangakan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) menggambarkan perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi mencakup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
21
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
Dalam penyusunan indikator pencapaian kompetensi perlu diperhatikan hal-hal berikut ini: a. Indikator dirumuskan dengan kata kerja operasional yang terukur, didalamnya terdapat dua unsur, yaitu tingkat kompetensi dan konten (pengetahuan dan keterampilan); b. Penyusunan indikator mengacu pada kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran dan penilaian dalam silabus; c. Tingkat kompetensi indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal yang tercantum pada kompetensi dasar maupun kompetensi inti dan dapat dikembangkan hingga ke tingkat yang paling tinggi untuk
mencapai
target
pencapaian
kompetensi
sesuai
dengan
karakteristik dan daya dukung sekolah dan lingkungannya; d. Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan; e. Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevalasi, dan mengkreasi; f.
Tingkat kompetensi pada aspek keterampilan adalah mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta, dan
g. Keseluruhan
indikator
yang
disusun
memadai
untuk
mencapai
kompetensi dasar, kompetensi inti, dan standar kompetensi lulusan. Contoh pengembangan indikator pencapaian kompetensi pelajaran PJOK Kompetensi Spiritual Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Kompetensi Dasar 1.1 Menghargai tubuh dengan seluruh perangkat gerak dan kemampuannya sebagai anugrah Tuhan yang tak terhingga
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Indikator Pencapaian Kompetensi 1.1.1 Memelihara kesehatan tubuh
22
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
Kompetensi Sosial Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2.2 Bertanggung jawab terhadap keselamatan dan kemajuan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar, serta dalam penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran.
Indikator Pencapaian Kompetensi 2.2.1 Merapihkan kembali peralatan yang telah digunakan pada tempatnya.
Kompetensi Pengetahuan Kompetensi Inti
Kompetensi Dasar
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
3.3 Menganalisis variasi dan kombinasi keterampilan salah satu nomor atletik (jalan cepat, lari, lompat dan lempar) untuk menghasilkan koordinasi gerak yang baik
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Indikator Pencapaian Kompetensi 3.3.1 Menganalisis variasi keterampilan lompat jauh gaya jalan di udara 3.3.2 Menganalisis kombinasi keterampilan lompat jauh gaya jalan di udara. 3.3.3 Menganalisa variasi keterampilan lompat tinggi gaya straddle.
23
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
a.
Kompetensi Keterampilan Kompetensi Inti 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembanga n dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar 4.3 Mempraktikkan variasi dan kombinasi keterampilan salah satu nomor atletik (jalan cepat, lari, lompat dan lempar) dengan koordinasi gerak yang baik
Indikator Pencapaian Kompetensi 4.4.1 Mempraktikkan variasi keterampilan lompat jauh gaya jalan di udara 4.4.2 Mempraktikkan keterampilan lompat jauh gaya jalan di udara. 4.4.3 Mempraktikan variasi keterampilan lompat tinggi gaya straddle 4.4.4 Mempraktikan kombinasi keterampilan lompat tinggi gaya straddle
2. Aloksi waktu/Alat/Bahan/Media a. Alokasi waktu diambil jumlah yang sesuai dengan silabus atau buku dengan mempertimbangkan keluasan dan/atau kedalaman materi pembelajaran. b. Sumber/Alat/media; jika hasil kajian analisis memiliki perbedaan dengan yang tercantum di silabus, maka dilakukan peneyesuain dengn hasil kajian (sesuai karakteristik materi pembelajaran) 3. Mengembangkan Materi Pembelajaran Materi pembelajaran dikembangkan sesuai dengan tuntutan KD-3. Guru dapat mengembangkan materi pembelajaran yang sudah tercantum di silabus atau buku sesuai dengan karakteristik peserta didik, serta menggunakan sumber lain yang relevan dengan sudut pandang yang berbeda.
Pengembangan materi pembelajaran merujuk pada materi
pokok dalam silabus atau buku, serta kompetensi dasar yang termuat dalam kompetensi inti ketiga (pengetahuan). ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
24
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
Guru juga harus dapat mengembangkan materi yang kontekstual, baik materi yang sudah tercantum dalam buku maupun pengembangan dengan menggunakan
sumber
lain.
Materi
yang
kontekstual
dapat
mengintegrasikan muatan lokal yang mencakup keunggulan lingkungan setempat atau materi kekinian yang sedang menjadi pembicaraan. Contoh Muatan lokal yang bisa diterapkan pada pembelajaran PJOK pada materi Bela diri Pencak Silat yaitu dengan Pencak Silat aliran Taji Malela. Selanjutnya
guru
juga
harus
mencari
materi
dari
buku
atau
mengembangkannya dari sumber lain yang dapat diaktualisasikan dalam kegiatan kepramukaan. Dari materi tersebut dibuat suatu kegiatan yang berisi nilai-nilai kepramukaan untuk diserahkan dan dilaksanakan kepada dan oleh Pembina Pramuka pada saat kegiatan kepramukaan yang terjadwal. Contoh aktualisasi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dalam kegiatan kepramukaan; yaitu pada pembelajaran materi budaya hidup sehat dalam hal memilih makanan sehat, dan menghindari penyalahgunaan obat-obatan dengan menerapkan nilai-nilai disiplin, cermat, rasa ingin tahu, dan teladan dengan cara membuat poster yang berisi tentang makanan sehat dan cara menghindar dari penyalahgunaan obat-obatan. Selain itu juga materi dikembangkan agar siswa memiliki Lower Order Thinking Skills (LOTS) dan Higher Order Thinking Skills (HOTS), misalnya ; a.
Contoh LOTS pengetahuan faktual : Siswa menyebutkan pengertian makanan sehat dan zat-zat makanan yang diperlukan tubuh.
b. Contoh HOTS pengetahuan prosedural : Siswa menganalisis kombinasi keterampilan gerak lompat tinggi gaya straddle Materi
pembelajaran
Pendidikan
Jasmani
Olahraga
dan
Kesehatan
dikembangkan dengan menggunakan konsep aktivitas jasmani sebagai
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
25
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
dasar
sehingga
perlu
dirumuskan
secara
konsisten,
runut,
dan
menggambarkan keterampilan gerak jasmani. 4. Mengembangkan Alternatif Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran mencakup; 1) Kegaiatan
pendahuluan
antara
lain
berupa
orientasi
untuk
mengarahkan peserta didik secara fisik maupun psikis dalam pembelajaran, pemberian motivasi dan pembahasan pengetehuan prasyarat. 2) Kegiatan initi yang menggunakan pendekatan saintifik berupa kegiatan mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan. Kelima kegiatan tersebut
tidak
harus
dimunculkan
dalam
setiap
kegiatan
pembelajaran, tetapi tiap pembelajaran fokus kepada kegiatan kompeteni apa yang harus dicapai oleh peserta didik. 3) Kegiatan penutup dapat nerupa membuat kesimpulan, refleksi, pemberian tugas, atau informasi pembelajaran selanjutnya.
5. Mengembangkan alternatif penilaian (Penilaian Autentik) a. Aspek sikap melalui pengamatan, yaltu penilaian diri, penilaian teman sebaya,
dan/atau
jurnal.
Penilaian
sikap
melalui
pengamatan
menggunakan lembar pengamatan atau daftar cheklist pengamatan yang memuat aspek sikap yang diamati. Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada indikator sikap yang dijabarkan dari KI-1 dan KI2 pada saat dilakukan analisis kompetensi. Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam rangka pengembangan nilai karakter bangsa. Penjabaran penilaian sikap dalam tabel analisis perlu direlasikan/dihubungkan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik. b. Aspek pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Pemilihan bentuk penugasan dijabarkan dalam tabel analaisis menjadi aspek-aspek yang digunakan dalam penilaian. Aspek penilaian tugas ini bermanfaat dalam mengembangkan rubrik dan pedoman penskoran. ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
c.
26
Aspek keterampilan melalui tes praktik,proyek dan penilaian portofolio. Penilaian keterampilan mencakup dua ranah keterampilan yang dapat dikembangkan sesuai dengan kompetensi lulusan tingkat SMA yang diharapkan, yaitu ranah abstrak dan ranah konkrit. Jabaran penilaian keterampilan pada tabel analisis merinci aspek penilaian yang dilakukan dan direlasikan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
BAB IV. PENUTUP
Efektifitas pembelajaran merupakan indikator keberhasilan belajar, artinya bahwa semakin efektifitasnya tinggi dalam kegiatan pembelajaran maka hasil belajar semakin berkualitas dan sebaliknya semakin tidak efektifnya pembelajaran maka berdampak hasil belajar yang tidak optimal. Kurikulum 2013 mengembangkan proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatankegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung peserta didik melakukan kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik yaitu melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam kegiatan analisis. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan Pembelajaran tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap.Baik pembelajaran langsung maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi dan tidak terpisah.Pembelajaran langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-3 dan KI-4. Keduanya, dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan KD pada KI-1 dan KI-2. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut KD yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus dan buku. ©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
27
28
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
Dalam hal ini, strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013 agar KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4 dapat tercapai secara terintegrasi. Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran yang memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur. Selanjutnya mengembangkan
langkah
alternatif
pembelajaran
serta
merancang
dan
melaksanakan penilaian autentik. Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
Naskah Pembelajaran Penjas Orkes Kurikulum 2013 di SMA
DAFTAR PUSTAKA Anderson, Le.W. dan Kreathwohl, D.R. (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, And Assesssing: A Revision of Bloom,s Taxonomy of Educational Objectives. New York. Longman. Bruner, J. (1996). The Culture of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press. Harding, S. (1998). Is Science Multicultural? Postcolonialisms, Feminisms, and Epistemologies. Bloomington: Indiana University Press. Calabrese Barton, A. (1998). Reframing “science for all” through the politics of poverty. Educational Policy, 12, 525-541. http://www.ase.org.uk/documents/principles-and-big-ideas-of-science-education Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional pendidikan (Lembar Negara RI Tahun 2013 No.71, Tambahan Lembar Negara) Permendikbud No.54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah; Permendikbud No.64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.65 Tahun 2013 tentang Standar proses Pendidkan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah. Permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. UU No 20 tahun 2003 tentang Sisten Pendidikan Nasional (lembar Negara RI tahun 2003 No. 78, Tambahan lembar Negara RI No. 4301), Young, Jolee. And Elaine Chapman (2010). Generic Competency Frameworks: a Brief Historical Overview. Education Research and Perspectives, Vol.37. No.1. The University of Western Australia.
©2014,Direktorat Pembinaan SMA-Ditjen Pendidikan Menengah
29