ANALISIS PREPOSISIONAL 255
Analisis Preposisional dalam Tajuk Wacana Berita di Kompas, Solo Pos, dan Republika Diana Rozelin Fakultas Adab IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Abstrak: Preposisi adalah salah satu dari kelas kata yang jumlahnya sangat beragam. Banyak para ahli linguistik yang mengkaji kelas kata ini dan memaparkan jumlah pembagiannya yang berbeda-beda. Penelitian ini diangkat karena preposisi yang dimunculkan di koran-koran lokal ada yang telah sesuai dengan struktur dari kajian preposisi itu sendiri dan ada juga yang tidak. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif di mana pengumpulan data menggunakan teknik catat untuk analisis data menggunakan metode distribusional dari Djajasudarma atau disebut juga dengan metode agih menurut Sudaryanto. Berdasarkan keseluruhan data yang ada, dapat disimpulkan bahwa preposisi yang menyatakan tempat ‘di’ berjumlah 10 data; preposisi ‘pada’ berjumlah 2 data dan preposisi ‘dalam’ berjumlah 5 data. Preposisi yang menyatakan peralihan ‘ke’ berjumlah 1 datum dan preposisi ‘dari’ berjumlah 3 data. Preposisi yang menyatakan arah ‘terhadap’ berjumlah 1 datum. Selain itu, preposisi yang menyatakan perihal ‘akan’ berjumlah 1 datum. Preposisi yang menyatakan penjadian ‘oleh’ juga berjumlah 1 datum. Selanjutnya, preposisi yang menyatakan penyamaan ‘seperti’ berjumlah 2 data dan preposisi ‘sebagai’ berjumlah 1 datum. Sedangkan adposisi bertumpuk berjumlah 2 data. Data-data tersebut dapat diklasifikasikan lagi ke dalam Language Universal, yaitu: (a) Jika preposisinya
Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
256 DIANA ROZELIN berupa: di; ke; dari; pada; dalam; seperti; di depan, maka akan bervalensi nomina yang berupa tidak bernyawa serta berbentuk kongkret; (b) Jika preposisinya berupa: oleh; terhadap; sebagai, maka akan bervalensi nomina yang berupa bernyawa serta berbentuk kongkret; (c) Jika preposisinya berupa: akan dan dengan; maka akan bervalensi nomina atau verba yang berupa tidak bernyawa serta berbentuk kongkret. Kata Kunci: Preposisi, tajuk rencana, berita.
Pendahuluan Linguistik adalah ilmu yang mengkaji seluk-beluk bahasa atau ilmu yang memperlakukan bahasa sebagai bahasa, khususnya bahasa yang digunakan oleh manusia baik dalam bentuk bahasa lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan suatu kajian yang sangat kompleks baik dari segi struktur maupun semantik. Pada kajian struktur akan terkait pada fungsi, kategori dan peran, sedangkan pada kajian semantik akan terkait dengan makna yang dihasilkan baik dari kata, frasa, klausa atau kalimat. Kata linguistik dalam bahasa Indonesia, linguistics dalam bahasa Inggris, linguistique dalam bahasa Perancis, linguistiek dalam bahasa Belanda dimana semua kata tersebut diturunkan dari bahasa Latin yaitu lingua yang berarti bahasa. Ilmu Linguistik sering juga disebut dengan linguistik umum (general linguistics), maksudnya kajian linguistik ini tidak hanya mengkaji satu bahasa saja, misal bahasa Inggris saja atau bahasa Jawa saja, melainkan mengkaji semua selukbeluk bahasa yang ada di dunia. Teorinya bisa saja sama tetapi objek bahasanya bisa berbeda-beda, ada bahasa daerah, bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan sebagainya. Bahasa-bahasa yang ada di dunia ini tentunya memiliki persamaan dan perbedaan, karena itulah adanya ciri-ciri yang bersifat universal. Preposisi adalah salah satu dari kelas kata yang jumlahnya sangat beragam. Banyak para ahli Linguistik yang mengkaji kelas kata ini dan memaparkan jumlah pembagiannya yang berbeda-beda. Penelitian ini diangkat karena preposisi yang dimunculkan di koran-
Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
ANALISIS PREPOSISIONAL 257
koran lokal ada yang telah sesuai dengan struktur dari kajian preposisi itu sendiri dan ada juga yang tidak. Selain itu, penelitian ini juga akan mengamati konstituen-konstituen apa yang boleh mengikuti dan mendahului dari preposisi tersebut, sehingga penggunaan dari preposisi tersebut tidaklah rancu. Penjabaran tentang pembagian dari preposisi bahasa Indonesia dalam penelitian ini menggunakan teori dari Sudaryanto dan Verhaar, di mana Sudaryanto membagi preposisi yang menyatakan hubungan ke dalam 11 bagian, yaitu: tempat (di,pada,dalam); peralihan (ke,dari); arah (terhadap); perihal (akan); tujuan (untuk,buat); asal atau sebab (karena,lantaran); persesuaian (sesuai dengan, selaras dengan); penjadian (oleh); kesertaan (dengan); penyamaan (seperti,sebagai); keberlangsungan (sejak,sampai) 1. Koran-Koran yang dijadikan sumber ini adalah Koran-koran yang dianggap telah menggunakan Tata Bahasa Indonesia dengan baik dan memiliki jumlah pembaca yang banyak. Pertanyaan yang akan dijawab dalam artikel ini adalah apa sajakah preposisi yang menyatakan hubungan yang terdapat pada koran Kompas, Solo Pos dan Republika dalam tajuk berita serta bagaimanakah klasifikasi preposisi pada koran Kompas, Solo Pos dan Republika dalam tajuk berita menurut language universal?
Preposisi Preposisi merupakan salah satu kelas kata yang perilaku sintaksisnya cukup menonjol. Preposisi Bahasa Indonesia merupakan salah satu sarana untuk menyatakan hubungan sintaksis antarkata atau antarkonstituen dalam klausa. Preposisi adalah kata penghubung yang secara sintaksis termasuk dalam kategori. Menurut Purwo ciri semantis preposisi pada dasarnya dapat dibagi atas 14 bagian, yakni: Ciri semantis pertama ialah “place”, misalnya di ‘in,at’. Ciri semantik kedua ialah “direction”, misalnya ke ‘to’. Ciri semantik ketiga ialah “source”, misalnya dari ‘from’. Ciri semantik keempat ialah “time” misalnya pada ‘on’. Ciri semantik kelima ialah “substance”, misalnya dari ‘from, of’. Ciri semantik Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
258 DIANA ROZELIN keenam ialah “agent”, misalnya oleh ‘by’. Ciri semantik ketujuh ialah “instrument”, misalnya dengan ‘with’. Ciri semantik kedelapan ialah “accompaniment”, misalnya dengan ‘with atau ’, tanpa ‘without’. Ciri semantik ke Sembilan ialah “manner”, misalnya lewat ‘by’, menurut ‘according to’. Ciri semantik kesepuluh ialah “benefactive”, misalnya bagi ‘for’. Ciri semantik kesebelas ialah “purpose”, misalnya untuk ‘for,to’. Ciri semantik kedua belas ialah “cause/reason”, misalnya akibat ‘because of’. Ciri semantik ketiga belas ialah “range of class”, misalnya sebagai ‘as’. Ciri semantik keempat belas ialah “description”, misalnya mengenai ‘about’ 2.
Jadi, makna preposisi tersebut tercakup dalam dua bagia yakni: preposisi ‘dengan’ di mana dalam pembagiannya termasuk pada “instrument”-with dan “accompaniment”-with, without. Beberapa contoh data di bawah ini diperoleh dari buku karangan Sudaryanto (disertasi yang dipublikasikan) yang menyatakan bahwa jika konstruksi preposisional berbentuk sebagai penguasa, maka sebagai pembatasnya dapat berupa: nomen, verba, ajektif, adverbia dan frasa tertentu3. Subkategorisasi preposisi dalam Bahasa Indonesia yang dilakukan oleh Ramlan menghasilkan seratus lima belas (115) jenis preposisi, di mana pada pembagian tersebut dibedakan atas preposisi dasar dan preposisi gabungan. Lebih lanjut, Ramlan menyatakan ada tiga ciri dari kata depan yakni: (1)Kata depan termasuk golongan partikel, (2) kata depan berfungsi sevagai penanda dalam dalam frase eksosentrik, (3) secara semantic kata depan menandai pertalian antara kata atau frase yang mengikutinya, atau yang disebut penanda, dengan kata atau frasa lain dalam kalimat atau frase yang lebih besar4.
Ciri-ciri tersebut sangat membantu dalam membedakan antara preposisi dengan konjungsi. Satu kata depan dapat mempunyai arti lebih dari satu atau satu makna dapat dinyatakan dengan beberapa preposisi, contoh kata dari mempunyai makna asal, bahan, alasan, perbandingan, dan sebagainya. Selain itu, Badudu berpendapat bahwa preposisi itu terdiri atas (1) kata depan sejati (di, ke, dan dari), (2) kata depan majemuk, yakni Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
ANALISIS PREPOSISIONAL 259
gabungan kata depan sejati dan kata lainnya (di dalam, ke muka, dari samping), (3) kata depan yang tidak tergolong kelompok (1) dan (2) (tentang, perihal, akan, oleh,dsb)5. Jadi, dapat diartikan bahwa kata depan majemuk merupakan penggabungan antara preposisi dengan preposisi atau preposisi dengan selain preposisi. Ahli linguistik lainnya, Djajasudarma dan Sobarna menyatakan bahwa preposisi adalah kategori yang terletak di depan kategori lainnya, terutama nomina sehingga membentuk frasa ekosentris direktif. Lebih lanjut, Djajasudarma menjelaskan bahwa preposisi dibagi atas dua bagian yakni: preposisi dasar dan preposisi turunan. Preposisi turunan tersebut terdiri atas: (1) gabungan preposisi dengan preposisi lain dan (2) gabungan preposisi dan non-preposisi6. Jadi, preposisi itu sendiri tidak hanya merupakan satu kata tetapi dapat juga merupakan gabungan beberapa kata. Nomina atau pronominal yang mengikuti preposisi merupakan objek dari preposisi itu sendiri. Crystal menyatakan bahwa umumnya, preposisi berkedudukan sebagai head dan kata yang mengikutinya adalah pelengkap7. Kata yang mengikuti preposisi tidak selamanya berfungsi sebagai pelengkap tetapi dapat juga berfungsi sebagai keterangan. Alwi, dkk menyatakan bahwa jika dilihat dari fungsi sintaksis preposisi dapat menduduki tiga tempat yakni berfungsi sebagai prediket, pelengkap dan keterangan8. Fungsi-sungsi sintaksis tersebut harus diisi oleh makna tertentu yaitu peran, sehingga setiap fungsi dalam kalimat konkret merupakan tempat kosong yang harus diisi oleh dua pengisi kategorial bentuk dan makna. Ada baiknya mengetahui perbedaan antara konjungsi dengan preposisi agar mempermudah dalam menganalisis data nantinya. Preposisi dan konjungsi digolongkan ke dalam kelas kata partikel karena keduanya tidak mengalami perubahan bentuk dan tidak dapat berdiri sendiri baik sebagai subyek, prediket, atau objek. Perbedaan antara preposisi dan konjungsi terletak pada penggunaannya dalam kalimat. Kridalaksana menyatakan bahwa preposisi berfungsi sebagai penanda dalam frasa eksosentrik, sedangkan konjungsi berfungsi Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
260 DIANA ROZELIN
sebagai penghubung klausa dalam kalimat (membentuk frasa endosentrik) 9. Sementara itu, Djajasudarma menyatakan bahwa konjungsi merupakan kata sambung, berfungsi menghhubungkan dua unsur atau lebih pada tataran sintaktik atau preposisi dapat dipermutasikan sedangkan konjungsi tidak (frasa, klausa, dan kalimat)10. Jadi, untuk membedakan antara preposisi dan konjungsi salah satunya dapat dilihat dari fungsi kata itu sendiri dalam kalimat.
Metode Penelitian kualitatif menurut Subroto banyak digunakan untuk mengkaji masalah-masalah yang terkait dengan ilmu-ilmu humaniora atau ilmu-ilmu kemanusiaan 11. Pandangan ini sejalan dengan pandangan dari Lincoln (dalam Muhammad) yang menyatakan bahwa: “qualitative research is multi-method in focus, involving an interpretive, naturalistic approach to its subject matter. This means that qualitative researcher study in their natural setting, attempting to make sense of or interpret phenoma in terms of the meanings the people bring to them”. 12
Penelitian kualitatif mendeskripsikan data real di lapangan (secara alamiah) dengan memperlihatkan kondisi bahasa dan kosakata yang diucapkan oleh informan secara langsung saat wawancara ataupun dalam kegiatan keseharian mereka. Miles dan Huberman menyatakan bahwa data yang dikumpulkan tersebut merupakan kumpulan kata dan bukan rangkaian angka13. Metode deskriptif merupakan gambaran ciri-ciri secara akurat sesuai dengan sifat alamiahnya sendiri. Djajasudarma menyatakan bahwa secara deskriptif peneliti dapat memerikan ciri-ciri, sifat-sifat, serta gambaran data melalui pemilihan data yang dilakukan pada tahap pemilihan data setelah data terkumpul14. Penelitian kualitatif juga bermaksud untuk mengkaji permasalahan yang dialami oleh informan baik itu berupa perilaku, budaya, bahasa, motivasi dan sebagainya. Moleong menyatakan bahwa fenomena tersebut dideskripsikan ke dalam bentuk kata-kata dalam konteks yang alamiah15
Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
ANALISIS PREPOSISIONAL 261
Tahap Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik catat karena data utamanya adalah ragam bahasa tulis di tajuk wacana berita koran. Penelitian yang dilakukan di perpustakaan akan melibatkan hubungan peneliti dengan buku-buku (dalam penelitian ini terkait dengan korankoran) sebagai sumber data16. Melalui koran-koran tersebut penulis akan mengumpulkan data yang dicari. Tahap Analisis Data Setelah data dikumpulkan dan diklasifikasikan, maka tahap selanjutnya adalah melakukan analisis data. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode distribusional dari Djajasudarma atau disebut juga dengan metode agih menurut Sudaryanto. Metode ini menggunakan alat penentu unsur bahasa yang ada di dalam bahasa itu sendiri. Penggunaannya metode distribusional ini didasarkan atas pertimbangan bahwa setiap unsur bahasa berhubungan satu dengan yang lainnya, membentuk satu kesatuan padu (the whole unified). Metode distribusional memakai teknik bagi unsur langsung sebagai teknik dasar, yaitu membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur dan unsur tersebut dianggap sebagai bagian langsung yang membentuk satuan lingual yang dimaksud. Teknik bagi unsur langsung ini memiliki teknik-teknik lanjutan, Teknik ini merupakan pandangan dari Djajasudarma dan Sudaryanto yaitu: teknik lesap (delesi), teknik sulih (substitusi), teknik perluas (ekspansi), teknik sisip (intrusi), teknik pemindahan unsur (permutasi), teknik pengulangan unsur, dan parafrase17. Penelitian ini hanya menggunakan teknik sisip (instrusi), teknik sulih (substitusi), dan teknik perluas (ekspansi). Instrumen Instrumen yang digunakan berupa tajuk wacana berita yang terdapat pada Koran Kompas, Solo Pos dan Republika khususnya yang terkait dengan preposisi. Koran yang digunakan sebagai sumber utama dalam Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
262 DIANA ROZELIN
penelitian ini berjumlah 5 koran dengan pembagian 3 koran Kompas, 1 koran Republika dan 1 koran Solo Pos.
Preposisi yang Menyatakan Hubungan pada Koran Kompas, Solo Pos, dan Republika Berdasarkan pembagiannya preposisi menurut Sudaryanto ada 11 kelompok, sedangkan data yang ditemukan pada koran Kompas, Solo Pos dan Republika dalam wacana tajuk berita hanya ada 7 kelompok yang ditemukan dan 1 datum dari Verhaar, yaitu: a. Tempat (di, pada, dalam) /di sektor/; /di Indonesia/; /di PT Bank Mega/; /di Libya/ ; /di Afrika utara/; /di ranah Eropa/; /di stadion/; /di Pengadilan/ ; /di jalan/; /di tempat wisata/; /pada sidang/; /pada Sabtu/; / dalam pemilihan/; /dalam bentuk/; /dalam pesan/; /dalam kondisi/; /dalam persaingan/ b. Peralihan (ke, dari) /dari jabatan/; /dari Fraksi/; /dari empat/; /ke luar negeri/ c. Arah (terhadap) /terhadap mantan/ d. Perihal (akan) /akan diterbitkannya/ e. Tujuan (untuk, buat) Ø f. Asal atau sebab (karena,lantaran) Ø g. Persesuaian (sesuai dengan, selaras dengan) Ø h. Penjadian (oleh) /oleh Komisi Pemberantasan Korupsi/; i. Kesertaan (dengan) /dengan mengalahkan/; /dengan angkutan/ j. Penyamaan (seperti,sebagai) /sebagai tersangka/; /seperti Citarum/; /seperti pantai/; Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
ANALISIS PREPOSISIONAL 263
k.
Keberlangsungan (sejak,sampai) Ø l. Adposisi bertumpuk-menurut Verhaar terdapat pada data: /di depan rumah/; /di depan pintu/ Penjabaran dari hasil temuan tersebut akan dikemukakan di bawah. Preposisi yang Menyatakan Hubungan Tempat atau yang Menyatakan Keadaan Berdasarkan keseluruhan data yang terkumpul terdapat 10 frasa preposisi ‘di’. Preposisi di cenderung bervalensi dengan nomina, khususnya yang ‘tidak bernyawa’ dan tidak bisa digunakan pada kata yang ‘bernyawa’. Selain itu, preposisi di cenderung diikuti oleh nomina ‘kongkret’. Misal: 1. Hal-hal yang perlu ditata ulang pengaturannya di sektor perbankan antara lain perbatasan kepemilikan asing, asas resiprokal, dan skala bank yang boleh membeli saham bank di Indonesia. (KOMPAS, 24 MEI 2011) 2. Hotel yang terletak di tempat wisata seperti pantai atau kawasan pegunungan sudah lumrah ditemukan. (SOLO POS, 1 MEI 2011) 3. Wanita warga negara Filipina, Calaud CherryAnn Panaligan (26), terdakwa kasus penyelundupan heroin seberat 1,193 kilogram, selasa (7/6), hadir pada sidang perdana di Pengadilan negeri Boyolali,tanpa didampingi pembela. (KOMPAS, 27 April 2011) A. *Baju Bu lurah ada di saya (kalimat ini adalah kalimat ungrammatical seharusnya preposisi ‘di’ diikuti oleh nomina tidak bernyawa dan bukan pronomina). Preposisi ‘Pada’ Preposisi ‘pada’ hanya ada 2 data. Preposisi ini biasanya bervalensi pada nomina dan pronomina; juga dapat diikuti oleh kata ‘bernyawa’ dan ‘tidak bernyawa’. Berdasarkan keseluruhan data yang terkumpul Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
264 DIANA ROZELIN
preposisi ‘pada’ yang diikuti oleh ‘pronomina’ tidak ada, yang ada hanyalah preposisi ‘pada’ yang diikuti oleh nomina-tidak bernyawa. Pada contoh nomor 6 preposisi ‘pada’ diikuti oleh nomina yang berupa penunjuk waktu-tidak bernyawa. Preposisi ini juga memiliki posisi yang sama dengan preposisi ‘di’ di mana nominanya bersifat ‘kongkret’. Pada contoh nomor 7, preposisi ‘pada’ tidak diikuti oleh nomina kongkret tetapi nomina abstrak (ungramatical). Contohnya: 4. Wanita warga negara Filipina, Calaud CherryAnn Panaligan (26), terdakwa kasus penyelundupan heroin seberat 1,193 kilogram, selasa (7/6), hadir pada sidang perdana di Pengadilan negeri Boyolali,tanpa didampingi pembela. (KOMPAS, 27 April 2011) 5. Pemerintah Mesir akhirnya membuka gerbang Rafah pada Sabtu (28/5), setelah empat tahun diblokade. (REPUBLIKA, 29 Mei 2011) A. *Pemerintah Mesir akhirnya membuka gerbang Rafah pada hari yang telah diimpi-impikan (28/5), setelah empat tahun diblokade. Jika diamati lebih cermat, kalimat nomor 7 itu bisa saja dimunculkan, tetapi dalam wacana tajuk koran yang berupa informasi haruslah diperjelas waktunya, sehingga pembaca tidak menebaknebak atau mendapat penjelasan yang tidak komplit. Preposisi ‘Dalam’ Jumlah preposisi ‘dalam’ ada 5 data. Preposisi ini bervalensi dengan nomina dan bersifat ‘kongkret’. Biasanya preposisi ini bersifat ‘abstrak’, tetapi pada data nomor 8, 9 dan 10 preposisi diikuti oleh nomina yang berbentuk ‘kongkret’; misal: 6. Direktur utama PT Elnusa Tbk (Elsa) Suharyanto, Minggu (24/ 4), menyatakan, pencairan dana 111 milyar yang disimpan di PT Bank Mega Cabang Jababeka-Cikarang dalam bentuk deposito berjangka dilakukan tanpa sepengetahuan manajemen Elnusa. (KOMPAS, 25 April 2011)
Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
ANALISIS PREPOSISIONAL 265
7.
Perang yang selama tiga bulan terakhir berkecamuk di Libya dan mengalirnya pengungsi akibat kerusuhan di Afrika utara menjadi salah satu sorotan perhatian pemimpin umat Katolik Paus Benediktus XVI dalam pesan paskahnya, Minggu (24/4). (KOMPAS, 25 April 2011) 8. Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, mengatakan, saat ini negara Indonesia dalam kondisi bahaya. (REPUBLIKA, 29 Mei 2011) Jika dihilangkan kata ‘kondisi’ pada nomor 10, maka struktur yang muncul adalah tetap sama di mana preposisi ‘di’ diikuti oleh nomina, karena kata ‘bahaya’ kelas katanya adalah nomina. Berarti konstituen ‘kondisi’ bukanlah unsur inti, yang menjadi unsur inti adalah preposisi ‘dalam’ karena jika preposisi tersebut dihilangkan, maka kalimat menjadi tidak berterima. Contohnya: A. Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, mengatakan, saat ini negara Indonesia dalam bahaya. B. *Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, mengatakan, saat ini negara Indonesia kondisi bahaya. Preposisi yang Menyatakan Hubungan Peralihan ‘Ke’ Hanya ada 1 data preposisi ini. Preposisi ini memperlihatkan adanya proses peralihan perpindahan atau adanya gerak. Preposisi ‘ke’ bervalensi dengan nomina yang juga bervalensi dengan nomina ‘tidak bernyawa’. Pada data nomor 11 terlihat preposisi’ke’ diikuti oleh nomina kemudian diikuti oleh preposisi ‘oleh’ yang juga bervalensi ‘nomina’. Misal: 9. Rencana pencekalan mantan bendahara umum Partai Demokrat ke luar negeri oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), diduga kuat bocor sebelum yang bersangkutan meninggalkan Indonesia. (REPUBLIKA, 29 Mei 2011) Preposisi ‘ke’ yang diikuti oleh ‘luar’, menurut Verhaar termasuk dalam adposisi bertumpuk karena preposisi ‘ke’diikuti oleh nomina ‘luar’ yang juga bervalensi dengan preposisi ‘ke dalam, ke atas, ke
Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
266 DIANA ROZELIN
bawah’. Preposisi ‘Dari’ Preposisi ‘dari’ berjumlah 4 data. Preposisi ‘dari’ bervalensi nomina dan bisa juga bervalensi bilangan. Biasanya preposisi ‘dari’ dapat juga bervalensi dengan ‘pronomina’, tetapi tidak ditemukan dalam keseluruhan data yang ada. Preposisi ‘dari’ bervalensi kongkret, contohnya: 10. Dewan Kehormatan Partai Demokrat, senin malam, mengumumkan pemberhentian Muhammad Nazaruddin dari jabatan bendaharaUmum Partai demokrat. (KOMPAS, 24 MEI 2011) 11. Anggota Komisi D DPRD Jawa Tengah dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Mustofa, diduga menipu empat orang yang berminat menjadi pegawai negeri sipil. (KOMPAS, 27 APRIL 2011) 12. Seorang Polisi Hamas berdiri di depan pintu gerbang Rafah yang dijaga petugas keamanan Mesir, Sabtu (28/5). Kemarin, secara resmi gerbang yang menghubungkan Gaza dan Mesir ini dibuka setelah lebih dari empat tahun ditutup. (REPUBLIKA, 29 Mei 2011) A. Kemarin, secara resmi gerbang yang menghubungkan Gaza dan Mesir ini dibuka setelah lebih empat tahun ditutup. B. * Kemarin, secara resmi gerbang yang menghubungkan Gaza dan Mesir ini dibuka setelah dari empat tahun ditutup. Hal yang menarik di sini adalah pada nomor 12 apabila frasa ‘lebih dari’ dihilangkan maka kalimat tersebut masih grammatical, berarti posisi frasa tersebut tidaklah wajib hal ini juga berlaku pada nomor A, di mana ketidakhadiran preposisi ‘dari’ tidak mengubah arti dan kalimat masih termasuk dalam grammatical dikarenakan adanya konstituen ajektifa ‘lebih’ yang menjembatani antarfrasa tersebut. Dilain pihak, pada nomor B, ketidakhadiran ajektifa ‘lebih’ dan
Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
ANALISIS PREPOSISIONAL 267
munculnya preposisi ‘dari’ pada kalimat tersebut, membuat kalimat tersebut menjadi rancu, sehingga dapat disimpulkan bahwa posisi ajektifa ‘lebih’ sebagai unsur inti, karena ketika konstituen tersebut tidak hadir kalimat menjadi ungrammatical atau tidak berterima. Preposisi yang Menyatakan Hubungan Arah Preposisi ini hanya ditemukan 1 data, yaitu preposisi ‘terhadap’. Preposisi ini termasuk dalam preposisi jenis arah yang bervalensi dengan nomina. Misal: 13. Partai Demokrat menyiapkan langkah bantuan hukum terhadap mantan Bendahara Umum PD Muhammad Nazaruddin. (SOLO POS, 1 Mei 2011) Pada contoh di atas, preposisi ‘terhadap’ diikuti oleh konstituen nomina, jika konstituen ‘mantan’ tersebut dihilangkan maka kalimat masih berterima, tetapi apabila preposisi ‘terhadap’ dihilangkan kalimat menjadi tidak berterima dengan kata lain preposisi tersebut merupakan unsur inti dalam kalimat tersebut. Contohnya: A. Partai Demokrat menyiapkan langkah bantuan hukum terhadap Bendahara Umum PD Muhammad Nazaruddin. B. *Partai Demokrat menyiapkan langkah bantuan hukum mantan Bendahara Umum PD Muhammad Nazaruddin.
Preposisi yang Menyatakan tentang Perihal Presposisi ini ada dua macam, yaitu: ‘tentang dan akan’, tetapi dari keseluruhan data yang ada hanya ditemukan satu datum yang berhubungan dengan preposisi ‘akan’. Preposisi ini berusaha memperlihatkan sesuatu yang ingin diungkapkan oleh pernyataan yang menyertainya. Contohnya: 14. Permintaan itu mengemuka menyusul akan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur mengenai tunjangan kesehatan bagi legislator. (SOLO POS, 1 Mei 2011) A. Permintaan itu mengemuka menyusul diterbitkannya Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
268 DIANA ROZELIN
Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur mengenai tunjangan kesehatan bagi legislator. B. *Permintaan itu mengemuka menyusul akan Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur mengenai tunjangan kesehatan bagi legislator. Pada kalimat nomor 16, terlihat preposisi ‘akan’ yang diikuti oleh verba-pasif, jika preposisi ‘akan’ (contoh pada kalimat A) dihilangkan, maka meaning kalimat tersebut akan berubah. Preposisi ‘akan’ mengidentifikasikan sesuatu yang akan dilaksanakan atau diterbitkan, jika preposisi tersebut dihilangkan, maka makna yang muncul adalah Peraturan Pemerintah tersebut telah diterbitkan. Pada contoh kalimat B, memperllihatkan bahwa konstituen ‘diterbitkannya’ termasuk unsur inti, jika dihilangkan maka kalimat menjadi ungrammatical. Preposisi yang Menyatakan Hubungan Penjadian Hanya ditemukan satu datum untuk presposisi ini; preposisi ini hanya dapat diikuti oleh nomina atau frasa nomina atau perluasannya dan pronominal orang. Preposisi ‘oleh’ memperlihatkan adanya suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau suatu kelompok organisasi. Nomina yang mengikuti preposisi ini biasanya bervalensi kongkret, contohnya: 15. Rencana pencekalan mantan bendahara umum Partai Demokrat ke luar negeri oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), diduga kuat bocor sebelum yang bersangkutan meninggalkan Indonesia. (REPUBLIKA, 29 MEI 2011) A. Rencana pencekalan mantan bendahara umum Partai Demokrat ke luar negeri oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono, diduga kuat bocor sebelum yang bersangkutan meninggalkan Indonesia. B. *Rencana pencekalan mantan bendahara umum Partai Demokrat ke luar negeri oleh, diduga kuat bocor sebelum yang bersangkutan meninggalkan Indonesia.
Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
ANALISIS PREPOSISIONAL 269
C. *Rencana pencekalan mantan bendahara umum Partai Demokrat ke luar negeri Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), diduga kuat bocor sebelum yang bersangkutan meninggalkan Indonesia. Pada contoh di atas terlihat preposisi ‘oleh’ bervalensi nomina ‘KPK’ yang bisa disubstitusi atau diganti dengan pronomina orang pada contoh A. Sedangkan pada contoh B da C terlihat bahwa preposisi ‘oleh’ dan nomina ‘Komisi Pemberantasan Korupsi’ keduanya termasuk dalam unsur inti dalam kalimat karena ketika kedua kata tersebut dihilangkan secara bergantian kalimat menjadi tidak berterima. Pada contoh B, terlihat rancu karena tidak diketahui siapa pelakunya, sedangkan pada nomor C pemarkah yang menunjukkan sesuatu yang dilakukan oleh seseorang atau suatu lembaga itu tidak ada. Preposisi Kesertaan Preposisi kesertaan hanya ada dua data, preposisi ‘dengan’ dapat diikuti nomina, pronominal, ajektifa, adverbial dan verba tertentu. Berdasarkan data yang telah terkumpul, preposisi ‘dengan’ pada data ini bervalensi dengan nomina dan verba aktif saja. Preposisi ini bervalensi dengan preposisi ‘tidak bernyawa’ yang bersifat: menggunakan sebagai alat. Tetapi, apabila preposisi ‘dengan’ diikuti oleh verba maka hubungan kesertaan itu bersifat hubungan asal atau sebab. Contohnya: 16. Tuan rumah Persijap Jepara bertekad membalikkan sejarah dengan mengalahkan Arema Indonesia dalam lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) di stadion Gelora Bumi kartini (GBK), Rabu (8/6). (KOMPAS, 27 April 2011) A. Tuan rumah Persijap Jepara bertekad membalikkan sejarah dengan menjatuhkan Arema Indonesia dalam lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) di stadion Gelora Bumi kartini (GBK), Rabu (8/6). B. Tuan rumah Persijap Jepara bertekad membalikkan sejarah
Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
270 DIANA ROZELIN
mengalahkan Arema Indonesia dalam lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) di stadion Gelora Bumi kartini (GBK), Rabu (8/6). C. *Tuan rumah Persijap Jepara bertekad membalikkan sejarah dengan Arema Indonesia dalam lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) di stadion Gelora Bumi kartini (GBK), Rabu (8/6). 17. Ojek sepeda masih menjadi angkutan pilihan warga Jakarta. Mereka bertahan dalam persaingan dengan angkutan motor. (REPUBLIKA, 29 Mei 2011) A. Ojek sepeda masih menjadi angkutan pilihan warga Jakarta. Mereka bertahan dalam persaingan dengan kendaraan motor. B. *Ojek sepeda masih menjadi angkutan pilihan warga Jakarta. Mereka bertahan dalam persaingan angkutan motor. C. Ojek sepeda masih menjadi angkutan pilihan warga Jakarta. Mereka bertahan dalam persaingan dengan motor. Pada contoh nomor 16 dan a terlihat bahwa posisi preposisi ‘dengan’ bervalensi dengan verba dan apabila digantikan dengan kelas kata lain seperti ajektifa ‘gigih’ akan terlihat rancu, sehingga untuk kalimat tersebut preposisi ‘dengan’ hanya bisa bervalensi dengan verba dan tidak dengan kelas kata lainnya. Pada kalimat B dan C ketika salah satu konstituennya dihilangkan, maka yang terjadi adalah perubahan maknanya. Kalimat B mengandung arti Persijap Jepara ingin mengalahkan Arema; pada kalimat C mengandung makna Persijap Jepara bersama Arema akan membuat sejarah baru dalam pertandingan Liga Sepakbola tersebut. Pada nomor 17 dan 17 A terlihat bahwa posisi preposisi ‘dengan’ bervalensi dengan nomina yang tidak bisa diganti dengan kelas kata lainnya. Jika diganti dengan kelas kata verba ‘mengendarai’ maka kalimat tersebut akan bertolak belakang dengan kalimat sebelumnya dan tentunya menjadi ungrammatical. Preposisi ‘dengan’ pada kalimat tersebut termasuk dalam unsur inti kalimat. Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
ANALISIS PREPOSISIONAL 271
Preposisi Hubungan Penyamaan Preposisi yang menyatakan hubungan penyamaan ada 3 data. Preposisi ‘seperti dan sebagai’ menyatakan adanya sesuatu yang disamakan yang mengikutinya dan bervalensi nomina. 18. Hotel yang terletak di tempat wisata seperti pantai atau kawasan pegunungan sudah lumrah ditemukan. (SOLO POS, 1 MEI 2011) A. Hotel yang terletak di tempat wisata pantai atau kawasan pegunungan sudah lumrah ditemukan. B. *Hotel yang terletak di tempat wisata seperti atau kawasan pegunungan sudah lumrah ditemukan. 19. Tidak ada sungai yang peran dan fungsinya seperti Citarum. (KOMPAS, 25 April 2011) A. Tidak ada sungai yang peran dan fungsinya seperti Bengawan Solo B. *Tidak ada sungai yang peran dan fungsinya Citarum. 20. Komisi Pemberantasan Korupsi akhirnya menetapkan Nunun Nurbaeti sebagai tersangka kasus dugaan suap cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004 yang dimenangi Miranda S Goeltom. (KOMPAS, 24 MEI 2011) A. Komisi Pemberantasan Korupsi akhirnya menetapkan Nunun Nurbaeti sebagai terdakwa (pelaku) kasus dugaan suap cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004 yang dimenangi Miranda S Goeltom. B. *Komisi Pemberantasan Korupsi akhirnya menetapkan Nunun Nurbaeti sebagai kasus dugaan suap cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004 yang dimenangi Miranda S Goeltom. C. *Komisi Pemberantasan Korupsi akhirnya menetapkan Nunun Nurbaeti tersangka kasus dugaan suap cek perjalanan dalam pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004 yang dimenangi Miranda S Goeltom. Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
272 DIANA ROZELIN
Pada kalimat nomor 18, terlihat preposisi ‘seperti’ bervalensi dengan nomina ‘pantai’, apabila preposisinya dihilangkan , maka kalimat masih berterima tetapi apabila nomina ‘pantai’ dihilangkan, maka kalimat menjadi tidak berterima. Berdasarkan contoh tersebut terlihatlah bahwa nomina ‘pantai’ yang mengikuti preposisi ‘seperti’ adalah unsur inti pada kalimat tersebut. Contoh nomor 19, preposisi ‘seperti’ bervalensi dengan nomina ‘Citarum’ yang juga bisa diganti denga kelas kata yang sama yakni nomina ‘Bengawan Solo’. Pada contoh B terlihat bahwa posisi preposisi ‘seperti’ dan nomina ‘Citarum’ sangatlah erat. Keduanya termasuk dalam unsur inti kalimat, karena apabila salah satunya dihilangkan kalimat menjadi ungrammatical. Pada contoh nomor 20 A, terlihat nomina ‘tersangka’ bisa disubsitusi atau diganti dengan ‘terdakwa atau pelaku’ yang samasama bervalensi nomina. Pada contoh B dan C preposisi ‘sebagai’ dan nomina ‘tersangka’ keduanya adalah unsur inti dalam kalimat. Pada kalimat B, jika nomina ‘tersangka’ dihilangkan kalimat menjadi ungrammatical. Begitupula contoh C, jika preposisi ‘sebagai’ dihilangkan, maka harus ada penjelasan diujung kalimat sebagai apa, karena seakan-akan ada informasi yang terputus pada kalimat tersebut. Adposisi Bertumpuk Ada 2 data adposisi bertumpuk. Menurut Verhaar, preposisi ‘di’ jika diikuti oleh kata ‘depan atau belakang atau samping’ disebut dengan preposisi bertumpuk. Frasa preposisional di depan pintu dapat menjadi atribut pada berdiri yang bervalensi dengan verba. Begitupula dengan frasa preposisi di depan rumah yang dapat menjadi atribut pada terjadi yang bervalensi dengan verba. Jadi, preposisi ‘di depan’ bervalensi dengan nomina dan bersifat kongkret. 21. Seorang Polisi Hamas berdiri di depan pintu gerbang Rafah yang dijaga petugas keamanan Mesir, Sabtu (28/5). Kemarin, secara resmi gerbang yang menghubungkan Gaza dan Mesir ini
Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
ANALISIS PREPOSISIONAL 273
dibuka setelah lebih dari empat tahun ditutup. (REPUBLIKA, 29 Mei 2011) 22. Pembunuhan sadis terjadi di depan rumah Dinas Walikota Semarang di jalan Borobudur Selatan, Manyaran, senin (6/6) malam. (KOMPAS, 27 APRIL 2012) A. Pembunuhan sadis terjadi di rumah Dinas Walikota Semarang di jalan Borobudur Selatan, Manyaran, senin (6/ 6) malam. B. Pembunuhan sadis terjadi depan rumah Dinas Walikota Semarang di jalan Borobudur Selatan, Manyaran, senin (6/ 6) malam. Pada contoh nomor 22 A, terlihat bahwa apabila preposisi ‘depan’ dihilangkan, maka akan terjadi perubahan makna di mana pembunhan itu terjadi di dalam rumah Dinas Walikota Semarang. Sedangkan pada contoh b, terlihat bahwa kejadian tersebut berada di depan rumah dinas Walikota Semarang, walaupun tidak ada preposisi ‘di’ pada kalimat tersebut, tetapi secara tidak langsung mengidentifikasikan atau mempertegas posisi kejadian itu.
Analisis untuk Language Universal Berdasarkan data yang ada, analisis untuk language universal sebagaimana di bawah: · di = N, tidak bernyawa, kongkret. · pada = N, tidak bernyawa, kongkret. · dalam = N, tidak bernyawa, kongkret. · ke = N, tidak bernyawa, kongkret. · dari = N, tidak bernyawa, kongkret. · terhadap = N, bernyawa, kongkret. · akan = V, N, tidak bernyawa, kongkret. · oleh = N, bernyawa, kongkret. · dengan = N, V.aktif, tidak bernyawa, kongkret. · seperti = N, tidak bernyawa, kongkret. · sebagai = N, bernyawa, kongkret. Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
274 DIANA ROZELIN
·
di depan = N, tidak bernyawa, kongkret. Jika penjabaran tersebut dimasukkan ke dalam pola, maka yang terlihat adalah: · N, tidak bernyawa, kongkret = di; ke; dari; pada; dalam; seperti; di depan · N, bernyawa, kongkret = oleh; terhadap; sebagai · N, V, tidak bernyawa, kongkret = akan dan dengan
Simpulan 1. Berdasarkan keseluruhan data yang ada, dapat disimpulkan bahwa preposisi yang menyatakan tempat ‘di’ berjumlah 10 data; preposisi ‘pada’ berjumlah 2 data dan preposisi ‘dalam’ berjumlah 5 data. Preposisi yang menyatakan peralihan ‘ke’ berjumlah 1 datum dan preposisi ‘dari’ berjumlah 3 data. Preposisi yang menyatakan arah ‘terhadap’ berjumlah 1 datum. Selain itu, preposisi yang menyatakan perihal ‘akan’ berjumlah 1 datum. Preposisi yang menyatakan penjadian ‘oleh’ juga berjumlah 1 datum. Selanjutnya, preposisi yang menyatakan penyamaan ‘seperti’ berjumlah 2 data dan preposisi ‘sebagai’ berjumlah 1 datum. Sedangkan adposisi bertumpuk berjumlah 2 data. 2. Walaupun dalam penelitian terdahulu Sudaryanto menyatakan bahwa preposisi ‘dengan’ dapat diikuti nomina, pronominal, ajektifa, adverbial dan verba tertentu, tetapi dalam data yang telah terkumpulkan ini hanya mencakup nomina dan verba saja. Data-data tersebut dapat diklasifikasikan lagi ke dalam Language Universal, yaitu: a. Jika preposisinya berupa: di; ke; dari; pada; dalam; seperti; di depan, maka akan bervalensi nomina yang berupa tidak bernyawa serta berbentuk kongkret. b. Jika preposisinya berupa: oleh; terhadap; sebagai, maka akan bervalensi nomina yang berupa bernyawa serta berbentuk kongkret. c. Jika preposisinya berupa: akan dan dengan; maka akan Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
ANALISIS PREPOSISIONAL 275
bervalensi nomina atau verba yang berupa tidak bernyawa serta berbentuk kongkret. Catatan: 1 . Sudaryanto, Predikat-Objek dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1983), hlm. 99. 2 . Bambang K. Purwo, “Pengolahan Bahasa Indonesia untuk Komputer”, makalah disajikan dalam Pertemuan Linguistik Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Atma Jaya (PELBBA 7), Jakarta, hlm. 18 3. 3 . Ramlan, Kata Depan atau Preposisi dalam Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: CV. Karyono, 1996), hlm. 20. 4 . J.S. Badudu, Pelik-pelik Bahasa Indonesia, (Bandung: CV. Pustaka Prima, 1993), hlm. 132. 5 . T. Fatimah Djajasudarma, Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian, (Bandung: Eresco, 1993), hlm. 44. 6 . Cece Sobarna, “Preposisi Bahasa Sunda: Satu Kajian Struktur dan Semantik”, disertasi program doktor Universitas Padjadjaran Bandung, 2003, hlm. 26. 7 . Crystal, The Cambridge Encyclopedia of Language, (Cambridge: Cambridge U.P., 1987), hlm. 30. 8. Alwi Hasan, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, edisi II, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1998), hlm. 326- 330. 9 . Harimurti Kridalaksana, Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Kanisius, 1988), hlm. 81. 1 0 . Djajasudarma, Metode Linguistik, hlm. 44-46. 1 1 . Edi Subroto, Pengantar Metode Penulisan Linguistik Struktural, (Surakarta: Sebelas Maret University Press, 1992), hlm. 5. 12 . Muhammad, Metode Penulisan Bahasa, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 30. 13 . Matthew B. Miles dan A.M. Huberman, Qualitative Data Analysis, terj. Tjetjep Rohendi, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992), hlm. 15. 14 . Djajasudarma, Metode Linguistik, hlm. 15-16. 1 5 . L.J. Moleong, Metodologi Penulisan Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 6. 16 . Djajasudarma, Metode Linguistik, hlm. 4. 1 7 . Djajasudarma, Metode Linguistik, hlm. 62; Sudaryanto, Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa, (Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 2001), hlm. 36.
Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012
276 DIANA ROZELIN
DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan dkk. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi II. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Badudu, J. S. 1993. Pelik-Pelik Bahasa Indonesia. Bandung: CV. Pustaka Prima. Crystal. 1987. The Cambridge Encyclopedia of Language. Cambridge: U.P. Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Metode Linguistik, Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Bandung: Eresco. Kridalaksana, Harimurti. 1988. Beberapa Prinsip Perpaduan Leksem dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius. Miles, Matthew B dan Huberman A.M. 1992. Qualitative Data Analysis. Diterjemahkan oleh Tjetjep Rohendi. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Moleong, L.J. 2002. Metodologi Penulisan Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhammad. 2011. Metode Penulisan Bahasa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Purwo, Bambang K. Oktober 1993. Pengolahan Bahasa Indonesia untuk Komputer. Makalah. Disajikan dalam Pertemuan Linguistik Pusat Kajian Bahasa dan Budaya Atma Jaya (PELBBA 7). Jakarta. Ramlan. 1996. Kata Depan atau Preposisi dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: CV. Karyono. Sobarna, Cece. 2003. Preposisi Bahasa Sunda: Satu Kajian Struktur dan Semantik. Disertasi Program Doktor Universitas Padjadjaran Bandung. Sudaryanto. 1983. Predikat-Objek dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Djambatan. Sudaryanto. 2001. Metode dan Aneka teknik Analisis Bahasa, (ed.2).Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Subroto, Edi. 1992. Pengantar Metode Penulisan Linguistik Struktural. Surakarta: Sebelas Maret university Press. Verhaar, J.W.M. 2001. Asas-Asas Linguistik Umum.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Media Akademika, Vol. 27, No. 2, April 2012