TUGAS AKHIR
ANALISIS PERUBAHAN NILAI KONTRAK KONSTRUKSI SEBAGAI DAMPAK KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Strata-1 (S1)
Oleh IGP. ARMADI 41106110059
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SARJANA KOMPREHENSIF LOKAL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Semester : Genap
Q
Tahun Akademik : 2006/2007
Tugas akhir ini untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik, jenjang pendidikan Strata 1 (S-1), Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Judul Tugas Akhir
:
Analisis Perubahan Nilai Kontrak Konstruksi Sebagai Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
Disusun oleh : N ama NIM Jurusan/Program Studi
: : :
IGP. Armadi 41106110059 Teknik Sipil
Telah diajukan dan dinyatakan LULUS pada sidang sarjana pada tanggal : 13 Desember 2008
Pembimbing
Ketua Sidang
Ir. Mawardi Amin, MT.
Ir. Mawardi Amin, MT.
Jakarta, 27 Desember 2008 Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Sipil
Ir. Mawardi Amin, MT.
LEMBAR PERNYATAAN SIDANG SARJANA KOMPREHENSIF LOKAL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Q
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: IGP. Armadi
Nomor Induk Mahasiswa
: 41106110059
Program Studi
: Teknik Sipil
Fakultas
: Teknik Sipil dan Perencanaan
Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini merupakan kerja asli, bukan jiplakan (duplikat) dari karya orang lain. Apabila ternyata pernyataan saya ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan saya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dapat di pertanggung jawabkan sepenuhnya.
Jakarta, 27 Desember 2008 Yang memberikan pernyataan
IGP. Armadi
ANALISIS PERUBAHAN NILAI KONTRAK KONSTRUKSI SEBAGAI DAMPAK KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)
ABSTRAK Pada masa pelaksanaan, kontrak konstruksi bisa mengalami perubahan yang dapat disebabkan oleh perubahan rancangan (design), perubahan lingkup kontrak dan atau perubahan karena adanya kebijakan Pemerintah. Kebijakan Pemerintah yang dapat mengakibatkan perubahan nilai kontrak salah satunya adalah kebijakan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) seperti kenaikan harga BBM pada tahun 2005, yang diikuti dengan pemberian penyesuaian nilai kontrak, yang dalam dunia konstruksi lazim disebut eskalasi dengan Peraturan Menteri Keuangan No.105/PMK.06/2005 tanggal 9 Mei 2005. Pada tahun 2008 Pemerintah kembali menaikkan harga BBM, namun ketentuan eskalasi untuk kenaikan harga BBM tahun 2008 dari Pemerintah belum ada. Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perubahan harga satuan dan nilai kontrak yang ditimbulkan oleh kenaikan harga BBM tahun 2008. Metodologi yang digunakan dengan melakukan studi lapangan untuk mengumpulkan dan mempelajari data-data dari dokumen yang terdapat dalam arsip, serta mempelajari peraturan dan ketentuan dari Pemerintah yang mengatur tentang eskalasi serta mempelajari dasar-dasar teori yang terkait dengan kebijakan tersebut seperti Indeks Harga dari BPS. Berdasarkan hal tersebut, selanjutnya disusun kembali tata cara perhitungan eskalasi akibat kenaikan harga BBM 2005. Dari hasil perhitungan eskalasi tersebut, sebagai kajian awal dibuat korelasinya untuk menetapkan suatu acuan atau referensi perkiraan kenaikan harga satuan sejenis akibat kenaikan harga BBM 2008 bagi kontraktor dalam menyusun penawaran harga, maupun pemilik proyek dalam menetapkan rencana anggaran biaya suatu proyek. Dalam pembahasan ini dapat disimpulkan bahwa yang paling dominan menentukan besar kecilnya eskalasi akibat kenaikan harga BBM adalah analisa harga satuan pekerjaan, karena material-material yang digunakan dalam harga satuan pekerjaan sangat terkait sekali dengan koefisien-koefisien dan Indeks Harga material dari BPS.
Kata Kunci : kontrak, kenaikan harga BBM, eskalasi
KATA PENGANTAR
Salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi program Strata Satu (S1) pada Jurusan Teknik Sipil, di Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Mercu Buana adalah menyusun Tugas Akhir yang selanjutnya diajukan dalam Sidang Sarjana. Dengan ucapan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuniaNya, maka Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Yang juga tidak terlepas berkat dorongan semangat dan doa semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Ir. Mawardi Amin, MT, selaku pembimbing dan Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultan Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Mercu Buana yang telah meluangkan waktu dalam kesibukannya untuk membimbing Penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini. 2. Bapak Ir. Edifrizal Darma, MT, selaku Koordinator Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil, Fakultan Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Mercu Buana. 3. Seluruh Staf Pengajar pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Mercu Buana, yang telah memberikan pengetahuan dan membagikan pengalaman-pengalaman bagi Penulis untuk menambah ilmu dan wawasan. Serta seluruh Staf Administrasi dan Pengelola yang telah memberikan bantuan dan perhatiannya selama ini kepada Penulis dalam menyelesaikan seluruh studi program Strata Satu (S1).
i
4. Teman-teman seangkatan dan teman-teman lainnya serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan, dukungan dan dorongan semangat selama ini. 5. Keluarga penulis yaitu istri dan anak-anak yang telah mendukung dan memberikan semangat serta telah merelakan waktu hari Sabtu dan Minggu bagi penulis untuk menyelesaikan studi program Strata Satu (S1). Dengan keterbatasan yang ada, Penulis menyadari sekali bahwa Tugas Akhir ini masih sangat jauh dari sempurna dan seperti kata pepatah “tiada gading yang tak retak”, maka Penulis sangat berterima kasih dan dengan kerendahan hati menerima kritik dan saran semua pihak. Sebagai kata penutup, mudah-mudahan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dalam mengelola proyek khususnya menghitung penyesuaian nilai kontrak akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Jakarta,
Desember 2008
IGP. Armadi 41106110059
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN ASISTENSI ABSTRAK KATA PENGANTAR
………………………………………………….............
i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..
iii
DAFTAR GAMBAR
vi
…………………………………………………………...
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… vii BAB I
PENDAHULUAN …………………………………………………. I-1 1.1 Latar Belakang ...........................................................................
I-1
1.2 Tujuan ………………………………………………………....
I-2
1.3 Batasan Masalah ……………………………………………..... I-3
BAB II
1.4 Metodologi Penulisan ………………………………………....
I-3
1.5 Sistematika Penulisan ………………………………………....
I-5
KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………….
II-1
2.1 Kontrak ....................................................................................... II-1 1. Pengertian …………………………………………………..
II-1
2. Jenis Kontrak ………………………………………….........
II-1
2.2 Pekerjaan Tambah/Kurang (Variation Order) ...........................
II-4
iii
2.3 Harga Satuan Pekerjaan .............................................................
II-6
1. Nilai Finansial Sebuah Proyek ...............................................
II-6
2. Faktor-Faktor Harga Satuan Pekerjaan ..................................
II-6
3. Prinsip-Prinsip ........................................................................
II-7
4. Unsur-Unsur ...........................................................................
II-7
2.4 Eskalasi ....................................................................................... II-8 1. Latar Belakang .......................................................................
II-8
2. Ruang Lingkup Eskalasi ......................................................... II-8 3. Rumus Eskalasi ......................................................................
II-9
2.5 Indeks Harga ..............................................................................
II-10
1. Indeks Harga Konsumen ........................................................
II-10
2. Indeks Harga Perdagangan Besar ........................................... II-11 BAB III
METODOLOGI ................................................................................
III-1
3.1 Studi Lapangan ............................................................................ III-1 3.2 Studi Pustaka ............................................................................... 1. Penyesuaian Harga Satuan Pekerjaan ....................................
III-2 III-3
2. Penyesuaian Nilai Kontrak ..................................................... III-5 3.3 Analisis Data dan Pembahasan ...................................................
III-6
3.4 Kesimpulan .................................................................................. III-7 BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...................................... 4.1 Analisis Data ...............................................................................
IV-1 IV-1
1. Pekerjaan Induk ....................................................................... IV-1
iv
2. Pekerjaan Tambah/Kurang (Variation Order) ........................
IV-2
3. Harga Satuan Pekerjaan ..........................................................
IV-3
4. Prestasi Pekerjaan .................................................................... IV-4 5. Kenaikan Harga BBM 1 Oktober 2005 ................................... IV-5 6. Data Indeks Harga ...................................................................
IV-5
7. Jadwal pelaksanaan (S-Curve) ...............................................
IV-11
8. Faktor Keuntungan dan Overhead 9. Faktor Uang Muka
.......................................... IV-11
.................................................................
IV-12
4.2 Pembahasan dan Perhitungan ...................................................... IV-13 1. Dasar Hitung Eskalasi .............................................................
IV-13
2. Koefisien Komponen Harga Satuan Pekerjaan .......................
IV-13
3. Perhitungan Eskalasi Harga Satuan Pekerjaan ........................ IV-15 4. Perhitungan Eskalasi Nilai Kontrak ........................................ 5. Perubahan Nilai Kontrak
.......................................................
IV-15 IV-19
4.3 Korelasi antara Eskalasi Akibat Kenaikan Harga BBM 2005 dan Akibat Kenaikan Harga BBM 2008 1. Kajian Awal
...........................................
IV-21
.......................................................................... IV-21
2. Hasil Eskalasi akibat Kenaikan Harga BBM bulan Oktober 2005
......................................................................................
IV-21
3. Korelasi antara Hasil Eskalasi akibat Kenaikan Harga BBM 2005 dan Akibat Kenaikan Harga BBM 2008
.....................
IV-24
v
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 5.1 Simpulan 5.2 Saran
V-1
.................................................................................... V-1
.......................................................................................... V-1
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Lampiran 1 : Perhitungan Penyesuaian Harga Satuan Pekerjaan Lampiran 2 : Perhitungan Penyesuaian Nilai Kontrak
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4-1
:
Pekerjaan Induk
……………………………...………………
IV-2
Tabel 4-2
:
Pekerjaan Tambah/Kurang ………….………………………
IV-2
Tabel 4-3
:
Contoh Harga Satuan Pekerjaan
………………………….…
IV-3
Tabel 4-4
:
Prestasi dan Sisa Prestasi Pekerjaan Induk per 1 Oktober 2005
IV-4
Tabel 4-5
:
Prestasi dan Sisa Prestasi Pekerjaan Tambah per 1 Oktober 2005
…………………………………………………………..
IV-4
Tabel 4-6
:
Contoh IHK-Indeks Umum Padang bulan September 2005
…
IV-7
Tabel 4-7
:
Contoh IHK-Indeks Umum Padang bulan Oktober 2005 …….
IV-8
Tabel 4-8
:
Contoh IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi Indonesia – Menurut Kelompok Jenis Barang bulan September dan Oktober 2005 ….......................................................................................
Tabel 4-9
:
IV-9
Indeks Bulanan Upah dan Material-Menurut Kelompok Jenis Barang ………………………………………………………... IV-10
Tabel 4-10
:
Contoh Koefisien Harga Satuan Pasangan Batukali ………….. IV-14
Tabel 4-11
:
Contoh Koefisien Harga Satuan Pasangan Lantai Marmer …...
Tabel 4-12
:
Contoh Perhitungan Eskalasi Harga Satuan Pekerjaan Pasangan
IV-14
Batukali ...................................................................................... IV-16 Tabel 4-13
:
Contoh Perhitungan Eskalasi Harga Satuan Pekerjaan Lantai Marmer .....................................................................................
IV-17
vii
Tabel 4-14
:
Realisasi Prestasi Lebih Lambat dari Progres Rencana ......................
IV-18
Tabel 4-15
:
Realisasi Prestasi Lebih Cepat dari Progres Rencana ........................
IV-18
Tabel 4-16
:
Contoh Perhitungan Tambahan Eskalasi ...........................................
IV-19
Tabel 4-17
:
Eskalasi dan Persentase Eskalasi Pekerjaan Induk yang Diterima
IV-19
Tabel 4-18
:
Eskalasi dan Persentase Eskalasi Pekerjaan Tambah yang Diterima
IV-20
Tabel 4-19
:
Total Eskalasi yang Diterima
.............................................................
IV-20
Tabel 4-20
:
Perubahan Nilai Kontrsk
…………..........................................
IV-20
Tabel 4-21
:
Persentase Eskalasi Harga Satuan Pekerjaan …………………. IV-22
Tabel 4-22
:
Persentase Eskalasi Masing-masing Jenis Pekerjaan Tahun IV-25
....
2005 dan 2008 …………........................................................... Tbael 4-23
:
Persentase Eskalasi Harga Satuan Pekerjaan Tahun 2005 dan 2008 ...........................................................................................
IV-25
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1-1
:
Foto Gedung Kantor Bank Indonesia Padang …………..
I-2
Gambar 3-1
:
Metodologi
………………………………………………
III-1
Gambar 3-2
:
Proses perhitungan penyesuaian Harga Satuan Pekerjaan ..
III-4
Gambar 3-3
:
Proses perhitungan penyesuaian Harga Kontrak
III-5
Gambar 3-4
:
Proses perhitungan eskalasi kenaikan harga BBM 2005 dan korelasi terhadap kenaikan harga BBM 2008
………...
.…………..
III-6
Gambar 3-5
:
Faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan eskalasi ...
III-7
Gambar 4-1
:
Curve Kenaikan harga BBM
IV-6
Gambar 4-2
:
Koefisien tetap a
………………...…………
(penawaran tanpa keuntungan dan
overhead) ........................................................................... Gambar 4-3
:
Koefisien tetap a overhead
IV-12
(penawaran dengan keuntungan dan
............................................................................
IV-12
vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Dalam kontrak konstruksi seringkali mengalami perubahan-perubahan dalam
masa pelaksanaan konstruksi, yang dapat disebabkan oleh perubahan rancangan (design), perubahan lingkup kontrak berupa pekerjaan tambah/kurang (variation order) dan perubahan karena adanya kebijakan Pemerintah. Sebagaimana diketahui saat ini pada kuartal pertama tahun 2008 kenaikan harga minyak dunia terus terjadi bahkan sampai menembus harga USD 135 per barrel dari harga sebelumnya USD 60-80 per barrel. Kondisi ini menimbulkan isu atau rumor di masyarakat bahwa Pemerintah dalam waktu dekat akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan setelah mengalami perdebatan yang lama, maka pada tanggal 23 Mei 2008 Pemerintah telah menetapkan kenaikan harga BBM. Dalam pengadaan barang dan jasa yang telah terikat dengan kontrak, kondisi ini sangat tidak menguntungkan karena kenaikan harga BBM mengakibatkan gejolak kenaikan harga barang yang selanjutnya berdampak kepada pengadaan barang dan jasa pemborongan. Padahal dalam kontrak pengadaan barang dan jasa sangat diperlukan kondisi harga barang yang stabil tanpa gejolak, sehingga memudahkan bagi para kontraktor menyelesaikan kontraknya. Disamping itu juga memberikan kepastian dalam mengajukan penawaran harga bagi penyedia barang dan memudahkan pihak pemilik proyek dalam menyusun anggaran biaya. Begitu pula pengadaan barang yang telah
I-1
diikat dengan kontrak dapat diselesaikan tanpa perlu melakukan perubahan nilai kontrak. Untuk mengetahui dan mengantisipasi seberapa besar perubahan harga satuan dan nilai kontrak yang ditimbulkan oleh kenaikan harga BBM tahun 2008, penulis mencoba menganalisis dampak kenaikan harga BBM dimaksud dengan mencoba suatu kajian awal dan analisis korelasi terhadap kenaikan harga BBM tanggal 1 Oktober 2005 dengan studi kasus : Analisis Perubahan Nilai Kontrak Konstruksi sebagai dampak kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005 pada proyek Perluasan dan Renovasi Gedung Kantor Bank Indonesia Padang.
Gambar 1-1 : Foto Gedung Kantor Bank Indonesia Padang
1.2
Tujuan Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui dampak dari
kenaikan harga BBM tahun 2008 terhadap kenaikan harga barang dan jasa yang selanjutnya berdampak kepada perubahan nilai kontrak dan anggaran biaya. Untuk maksud tersebut caranya adalah dengan melakukan analisis dampak kenaikan harga BBM tahun 2005. I-2
Analisis ini merupakan kajian awal untuk mencoba memberikan gambaran dan referensi kepada pelaksana pekerjaan dan pemilik proyek mengenai perkiraan kenaikan harga barang dan jasa serta perubahan nilai kontrak yang ditimbulkan oleh kenaikan harga BBM tahun 2008.
1.3
Batasan Masalah Ruang lingkup pembahasan dari penulisan Tugas Akhir ini, yaitu pembahasan
dibatasi pada : 1. Studi kasus : Pekerjaan Perluasan dan Renovasi Gedung Kantor Bank Indonesia Padang. 2. Menganalisis perubahan harga satuan dan nilai kontrak sebagai dampak kenaikan harga BBM tanggal 1 Oktober 2005, hanya pada studi kasus. 3. Menganalisis korelasi dampak kenaikan harga BBM tahun 2005 terhadap dampak kenaikan harga BBM tahun 2008, hanya sebagai kajian awal.
1.4
Metodologi Penulisan Metodologi penulisan yang digunakan untuk memperoleh data pendukung dan
menganalisis pada penyusunan Tugas Akhir ini meliputi : 1. Studi Lapangan Melakukan peninjauan lapangan serta mempelajari dokumen kontrak dan arsiparsip lainnya terkait dengan pelaksanaan Pekerjaan Perluasan dan Renovasi Gedung Kantor Bank Indonesia Padang. Serta mengumpulkan data-data yang diperlukan seperti data-data indeks harga barang dan material bangunan.
I-3
2. Studi Pustaka Dalam studi pustaka ini adalah mempelajari dasar-dasar teori yang relevan dan terkait dengan topik dan masalah yang dibahas dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Studi pustaka dapat dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku literatur, browsing internet, bahan-bahan perkuliahan dan mempelajari peraturan-peraturan terkait dengan kenaikan harga BBM tanggal 1 Oktober 2005 dan tahun 2008. 3. Analisis Data dan Pembahasan Melakukan analisis dari data-data yang telah dikumpulkan tersebut baik dari dokumen kontrak dan arsip-arsip lainnya maupun peraturan-peraturan terkait. Berdasarkan hasil analisis data serta metoda, landasan teori yang telah dipelajari dan persyaratan-persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam peraturan-peraturan tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan penyesuaian harga satuan dan nilai kontrak. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, kemudian dilakukan kajian awal dan analisis korelasinya terhadap dampak kenaikan harga BBM tahun 2008. 4. Kesimpulan Dari hasil analisis data dan perhitungan tersebut, dibuat suatu kesimpulan atau resume tentang dampak dan korelasi kenaikan harga BBM terhadap perubahan harga satuan dan nilai kontrak. Dengan mengetahui besar dan persentase penyesuaian harga yang dihitung berdasarkan kenaikan harga BBM tahun 2005, maka dapat memberikan acuan dan untuk kajian awal terhadap dampak kenaikan harga BBM tahun 2008 dalam menyusun rencana anggaran biaya bagi pemilik proyek dan kepada kontraktor dapat digunakan sebagai salah satu variabel dalam menyusun penawaran harga.
I-4
1.5
Sistematika Penulisan Dalam penyusunan Tugas Akhir ini dibagi beberapa Bab, yaitu :
Bab I : Pendahuluan Membahas tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup dan batasan masalah, metodologi penulisan dan sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka Membahas mengenai dasar-dasar teori yang nantinya digunakan sebagai referensi untuk mendukung pembahasan dan penyusunan Tugas Akhir ini, antara lain teori tentang kontrak, harga satuan, eskalasi, indeks harga dan metode perhitungan. Bab III : Metodologi Berisi pembahasan mengenai tata cara yang digunakan untuk pengumpulan data, analisis data dan cara perhitungan yang digunakan untuk melakukan analisis perubahan nilai kontrak sebagai dampak kenaikan harga BBM. Bab IV : Analisis Data dan Pembahasan Dalam Bab ini berisi analisis tentang data-data yang telah dikumpulkan, pengolahan data dan penyusunan data yang kemudian menjadi data yang telah siap digunakan sebagai input dalam perhitungan. Pembahasan mengenai perhitungan-perhitungan yang meliputi perhitungan penyesuaian harga satuan dan nilai kontrak dalam besaran rupiah dan persentase, sebagai akibat dari kenaikan harga BBM tahun 2005. Selain itu juga berisi pembahasan berupa kajian awal untuk mengetahui korelasi kenaikan harga barang terhadap kenaikan harga BBM tahun 2008.
I-5
Bab V : Kesimpulan Berisi kesimpulan bahwa berdasarkan hasil analisis data dan perhitungan tersebut dapat diketahui dampak yang ditimbulkan akibat kenaikan harga BBM tahun 2005, sebagai kajian awal yang masih layak diterapkan sebagai acuan dan referensi terhadap perubahan harga barang, harga satuan dan nilai kontrak akibat kenaikan harga BBM tahun 2008.
I-6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 1.
Kontrak Pengertian Kontrak atau perjanjian adalah kesepakatan antara dua orang atau lebih
mengenai hal tertentu yang disetujui oleh mereka.1 Kontrak adalah perikatan antara pengguna barang/jasa dengan penyedia barang/jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa.2 Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi.3 Kontrak secara umum adalah bukti tertulis tentang adanya suatu perikatan antara dua belah pihak yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak sesuai ketentuan dan persyaratan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Dokumen Kontrak adalah dokumen tertulis yang terdiri dari dokumen pelelangan, dokumen penawaran, berita acara klarifikasi, surat penunjukan pelaksana pekerjaan dan surat perjanjian.4 2.
Jenis Kontrak Beberapa jenis kontrak pengadaan barang/jasa yang dikenal dalam dunia
konstruksi Indonesia menurut Keputusan Presiden No.80 Tahun 2003 yang biasanya dibedakan berdasarkan : 1
Wikipedia Bahasa Indonesia Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa 3 Undang Undang Jasa Konstruksi No. 18 Tahun 1999 4 Surat Perjanjian Pekerjaan Perluasan dan Renovasi Gedung KBI Padang 2
II-1
a. Bentuk Imbalan :
Lump sum Kontrak lump sum adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa.
Harga satuan (unit price) Kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa.
Gabungan lump sum dan harga satuan Kontrak gabungan lump sum dan harga satuan adalah kontrak yang merupakan gabungan lump sum dan harga satuan dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan.
Terima jadi (turn key) Kontrak terima jadi adalah kontrak pengadaan barang/jasa pemborongan atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh bangunan/konstruksi, peralatan dan jaringan utama maupun penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan. II-2
Persentase Kontrak persentase adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultansi di bidang konstruksi atau pekerjaan pemborongan tertentu, dimana konsultan yang bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan persentase tertentu dari nilai pekerjaan fisik konstruksi/ pemborongan tersebut.
b. Jangka Waktu Pelaksanaan :
Tahun tunggal (single year contract) Kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana anggaran untuk masa 1 (satu) tahun anggaran.
Tahun jamak multi years contract) Kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana anggaran untuk masa lebih dari 1 (satu) tahun anggaran.
c. Jumlah Pengguna Barang/Jasa :
Pengadaan Tunggal Kontrak pengadaan tunggal adalah kontrak antara satu unit kerja atau satu proyek dengan penyedia barang/jasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu.
Pengadaan Bersama Kontrak pengadaan bersama adalah kontrak antara beberapa unit kerja atau beberapa proyek dengan penyedia barang/jasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu sesuai dengan kegiatan bersama yang jelas dari masing-masing unit kerja dan pendanaan bersama yang dituangkan dalam kesepakatan bersama.
II-3
d. Lump sum Fixed Price Contract : Lumpsum Fixed Price Contract adalah kontrak pengadaan barang dan jasa dengan harga yang pasti dan tetap termasuk volume dan harga satuannya sesuai dengan dokumen pengadaan (gambar, spesifikasi, dan dokumen terkait lainnya) yang telah disepakati. Nilai kontrak mempunyai harga yang pasti dan tetap serta tidak mengalami perubahan, sepanjang tidak ada perubahan dokumen pengadaan dan tidak ada Pekerjaan Tambah/Kurang (Variation Order). Namun sebaliknya apabila dokumen pengadaan mengalami perubahan atau terjadi Variation Order, maka nilai kontrak akan mengalami perubahan. Nilai perubahan tersebut akan dihitung sebagai biaya pekerjaan tambah-kurang dengan menggunakan harga satuan pasti dan tetap (unit price) yang terdapat dalam kontrak. Apabila harga satuan dimaksud tidak ada dalam kontrak, maka harga satuan dihitung dengan harga pasar berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Dengan demikian secara prinsip Lumpsum Fixed Price Contract merupakan gabungan dari jenis Lump sum Contract dan Unit Price Contract. Kontrak ini merupakan jenis kontrak yang sering digunakan dalam dunia konstruksi Indonesia termasuk kontrak dalam studi kasus ini menggunakan Lumpsum Fixed Price Contract. 2.2
Pekerjaan Tambah/Kurang (Variation Order)5 Pekerjaan Tambah/Kurang (Variation Order) adalah perubahan-perubahan
yang terjadi pada saat pelaksanaan pekerjaan berupa penambahan/pengurangan
5
Surat Perjanjian Pekerjaan Perluasan dan Renovasi Gedung KBI Padang
II-4
pekerjaan atau bagian pekerjaan diluar ruang lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak. Pekerjaan Tambah adalah penambahan pekerjaan atau bagian pekerjaan yang terjadi pada saat pelaksanaan pekerjaan, diluar lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak. Pekerjaan Kurang adalah pekerjaan atau bagian pekerjaan yang termasuk dalam ruang lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak, tetapi tidak dilaksanakan pada saat pelaksanaan pekerjaan. Dalam masa pelaksanaan pekerjaan, lazim dan sering terjadi perubahanperubahan konstruksi karena menyesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan yang terjadi. Misalnya perubahan design karena adanya kebutuhan organisasi dari pemberi kerja, perubahan spesifikasi material dan peralatan mekanikal-elektrikal karena adanya perkembangan dan kemajuan teknologi. Penambahan/pengurangan pekerjaan dapat diusulkan oleh pemberi kerja maupun pelaksana pekerjaan atau pihak-pihak terkait. Penambahan/pengurangan pekerjaan tersebut disebabkan antara lain : 1. Perubahan design. 2. Perubahan spesifikasi. 3. Perubahan lingkup pekerjaan. 4. Perubahan kualitas (quality) pekerjaan. 5. Perubahan kuantitas (quantity) pekerjaan. 6. Perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan.
II-5
2.3
Harga Satuan Pekerjaan6 Harga satuan pekerjaan adalah harga satuan jenis pekerjaan tertentu per satu
satuan tertentu. 1.
Nilai Finansial Sebuah Proyek Nilai finansial sebuah proyek diperoleh dengan menghitung hasil perkalian
antara Volume Pekerjaan dan Harga Satuan Pekerjaan, apapun jenis/macam kontrak pekerjaannya. Namun, untuk proyek-proyek besar yang mempunyai jangka lama atau biasa disebut sebagai Multiyears Contract, harga satuan pekerjaan merupakan komponen penting dan mendasar, karena kontrak pekerjaan tersebut umumnya dalam bentuk Unit Price Contract atau Lumpsum Fixed Price Contract. 2.
Faktor-faktor Harga Satuan Pekerjaan Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menghitung harga satuan
pekerjaan adalah : a. Spesifikasi teknik dan gambar konstruksi pekerjaan. b. Hasil observasi lapangan yang biasa disebut aanwijzing atau rapat penjelasan pekerjaan untuk mengetahui lokasi proyek, sarana transportasi dan medan kerja. c. Metode kerja yang dipilih, termasuk penggunaan dan keikutsertaan (involvement) peralatan pada pekerjaan di proyek. d. Data harga dan ketersediaan sumber daya yang diperlukan. e.
6
Persyaratan khusus atau tambahan lainnya yang ditetapkan pekerjaan tersbut.
Mahendra Sultan Syah, Ir, Manajemen Proyek : Kiat Sukses Mengelola Proyek Tahun 2004
II-6
3.
Prinsip-Prinsip Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan untuk menghitung harga satuan
pekerjaan adalah : a. Perhitungan harus sederhana dan uraiannya mudah dimengerti. b. Ada nilai harga satuan pekerjaan yang termurah dan efisien. Artinya :
Termurah dan waktu pelaksanaan pekerjaan tersingkat;
Termurah dan sumber daya yang diperlukan ada dan tersedia di proyek (material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain);
4.
Termurah dan bisa dilaksanakan dengan metode kerja yang disepakati.
Termurah dan aman untuk dilaksanakan.
Unsur-Unsur Unsur-unsur yang membentuk harga satuan pekerjaan meliputi :
a. Biaya tenaga kerja atau upah kerja :
Harga/tarif upah kerja per satuan waktu (Rp/jam, Rp/hari);
Produksi hasil kerja per satuan waktu (unit/jam, m3/jam, lembar/hari).
b. Biaya material :
Harga material per satuan volume/berat/unit (Rp/liter, Rp/m3, Rp/kg);
Kuantitas material yang dibutuhkan per satuan pekerjaan (25 buah/m2, 150 kg besi/m3 beton)
Faktor kehilangan dan kerusakan (losses) per satuan pekerjaan.
c. Biaya peralatan :
Harga/tarif sewa alat per satuan waktu (Rp/jam, Rp/hari, Rp/bulan);
II-7
2.4
Harga tarif biaya investasi (biaya penyusutan) alat per satuan waktu (Rp/jam);
Biaya operasional alat tersebut per satuan waktu (Rp/jam). Eskalasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) eskalasi berarti kenaikan,
pertambahan (volume, biaya, nilai, jumlah dsb). Eskalasi adalah penyesuaian harga satuan dan nilai kontrak pengadaan barang dan jasa pemborongan sebagai akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).7 Eskalasi dalam pembahasan Tugas Akhir ini mengacu kepada Peraturan Menteri Keuangan No. 105/PMK.06/2005 tanggal 9 November 2005 sebagai berikut : 1. Latar Belakang Dengan adanya kebijakan Pemerintah menaikkan harga BBM, maka mengakibatkan kenaikan harga barang yang selanjutnya berdampak pada kegiatan pengadaan barang dan jasa. Untuk memberikan kepastian usaha, membantu kelancaran pengadaan barang dan kelancaran pelaksanaan proyek serta mengurangi risiko usaha yang ditanggung oleh pelaksana pekerjaan atau penyedia barang dan jasa, Pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 105/PMK.06/2005 tanggal 9 November 2005 memberikan Penyesuaian Harga Satuan dan Nilai Kontrak Kegiatan Pemerintah Tahun Anggaran 2005. 2.
Ruang Lingkup Eskalasi
a. Kegiatan yang dapat dieskalasi adalah :
7
Peraturan Menteri Keuangan No. 105/PMK.06/2005 tanggal 9 November 2005
II-8
Pekerjaan yang belum dilaksanakan dan telah dikontrakkan/didasarkan atas penawaran terhitung sebelum 1 Oktober 2005.
Sisa pekerjaan yang belum dilaksanakan dan telah dikontrakkan sebelum 1 Oktober 2005.
Pekerjaan yang sedang berjalan atau yang sudah diselesaikan tetapi dikontrakkan setelah 1 Oktober 2005 tetapi Surat Penawaran/Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) sebelum 1 Oktober 2005.
b. Eskalasi diberlakukan pada kontrak pengadaan barang dan jasa pemborongan dalam mata uang rupiah baik untuk tahun jamak (multi years) maupun untuk tahun tunggal (single year) yang sedang berjalan termasuk yang dibiayai dari pinjaman/hibah luar negeri. 3. Rumus Eskalasi Sesuai Peraturan Menteri Keuangan tersebut, untuk menghitung penyesuaian harga satuan dan nilai kontrak digunakan rumusan : a. Perhitungan Penyesuaian Harga Satuan Pekerjaan, menggunakan rumus : Hn = Ho { a + b Bn/Bo + c Cn/Co + d Dn/Do + ........ } dimana : Hn
= Harga satuan barang dan jasa pemborongan hasil penyesuaian (sudah memperhitungkan keuntungan dan overhead)
Ho
= Harga satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan atau pengadaan barang dan jasa pemborongan diserahkan.
a
= Koefisien tetap yang terdiri dari overhead dan keuntungan yang jika tidak dicantumkan dalam penawaran maka nilainya = 0,15
b,c,d... = Koefisien komponen harga satuan pekerjaan (penjumlahan koefisienII-9
koefisien utama = 0,85 Penjumlahan a + b + c + d ...... dst = 1,00 Bn,Cn,Dn... = Indeks harga komponen pada bulan Oktober 2005 Bo,Co,Do… = Indeks harga komponen pada bulan September 2005 b. Perhitungan Penyesuaian Nilai Kontrak, menggunakan rumus : Pn = {Hn1 x V1} + {Hn2 x V2} + {Hn3 x V3} + ….. dst. dimana : Pn = Nilai kontrak hasil penyesuaian Hn = Harga satuan hasil penyesuaian V
2.5
= Volume barang dan jasa pemborongan
Indeks Harga Indeks harga yang digunakan dalam perhitungan eskalasi adalah indeks harga
dari Badan Statistik (BPS) Indonesia, meliputi : 1.
Indeks Harga Konsumen Indeks Harga Konsumen (IHK) Propinsi/Kota/Kabupaten/Umum, digunakan
untuk menetapkan indeks harga upah. Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index) adalah nomor indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga (household).8 IHK sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi suatu negara dan juga sebagai pertimbangan untuk penyesuaian gaji, upah, uang pensiun, dan kontrak lainnya. Untuk memperkirakan nilai IHK di masa depan, ekonom menggunakan 8
Badan Pusat Statistik : Indikator Ekonomi bulan September dan Oktober 2005
II-10
indeks harga produsen, yaitu harga rata-rata bahan mentah yang dibutuhkan produsen untuk membuat produknya. IHK dihitung berdasarkan pola konsumsi hasil Survei Biaya Hidup (SBH) di beberapa kota atau ibukota propinsi. Mulai bulan Januari 2004, IHK yang mencakup sekitar 283-397 komoditas dihitung berdasarkan pola konsumsi hasil SBH di 45 kota tahun 2002. Sedangkan IHK dan laju inflasi sebelum bulan Januari 2004 masih mencakup 249353 komoditas dengan menggunakan pola konsumsi hasil SBH di 44 ibukota propinsi tahun 1996. 2.
Indeks Harga Perdagangan Besar Indeks Harga Perdangangan Besar Nasional digunakan untuk menetapkan
indeks harga barang atau material. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) adalah angka indeks yang menggambarkan besarnya perubahan harga pada tingkat harga perdagangan besar/harga grosir dari komoditas-komoditas yang diperdagangkan di suatu negara/daerah. Komoditas tersebut merupakan produksi dalam negeri yang dipasarkan di dalam negeri ataupun di ekspor dan komoditas yang di impor.9 Penghitungan IHPB mencakup 257 jenis komoditas untuk tahun dasar 2000 (IHPB = 100) dan dikelompokkan menjadi 5(lima) sektor, yaitu : pertanian, pertambangan dan penggalian, industri, impor dan ekspor.
9
Badan Pusat Statistik : Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia Tahun 2005
II-11
BAB III METODOLOGI
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, untuk melakukan analisis perubahan nilai kontrak konstruksi sebagai dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), dan korelasinya terhadap kenaikan harga BBM tahun 2008 digunakan metodologi sebagai berikut :
START STUDI LAPANGAN
STUDI PUSTAKA
-Mempelajari dokumen kontrak -Mempelajari dokumen lainnya -Mengumpulkan data-data
-Mempelajari landasan teori -Mempelajari peraturan pemerintah - Mempelajari indeks harga
DATA-DATA (NILAI KONTRAK, HARGA SATUAN, ANALISA HARGA SATUAN, UANG MUKA, PEKERJAAN TAMBAH/KURANG, SKEDUL &PROGRES)
TEORI PROGRAM LINEAR, TEORI HARGA SATUAN PEKERJAAN, TEORI INDEKS HARGA BPS, PERATURAN MENKEU TENTANG ESKALASI
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN - Untuk Analisis Data dan Pembahasan diperjelas pada Gambar 3-4
KESIMPULAN
Gambar 3-1 : Metodologi
3.1
Studi Lapangan Melakukan peninjauan lapangan untuk mempelajari dokumen kontrak dan
arsip-arsip lainnya terkait dengan pelaksanaan pekerjaan perluasan dan renovasi gedung Kantor Bank Indonesia Padang guna mengumpulkan data-data yang III-1
diperlukan. Data-data yang dimaksud dalam pembahasan ini antara lain adalah nilai kontrak lengkap dengan rincian biaya (RAB), harga satuan pekerjaan termasuk analisanya dan pekerjaan tambah/kurang (variation order) yang terjadi selama pelaksanaan serta prestasi pekerjaan yang telah dicapai pada saat terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada tanggal 1 Oktober 2005. Dalam studi lapangan ini yang perlu juga dipelajari adalah jenis konrak yang meliputi jangka waktu kontrak apakah dengan tahun tunggal (single year) atau tahun jamak (multi years) dan sifat kontrak apakah unit price contract atau lump sum contract serta data uang muka yang diberikan. Hal ini diperlukan karena terkait dengan persyaratan yang ditetapkan dalam ketentuan perhitungan eskalasi.
3.2
Studi Pustaka Studi pustaka mempelajari dasar-dasar teori yang relevan dan terkait dengan
penyusunan Tugas Akhir ini yang dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku literatur, browsing internet, bahan-bahan perkulihaan dan mempelajari Peraturanperaturan Pemerintah serta indeks harga yang ada hubungannya dengan kenaikan harga BBM tanggal 1 Oktober 2005 dan tahun 2008 termasuk perhitungan dampak yang ditimbulkan oleh kenaikan BBM tersebut. Secara garis besar dasar-dasar teori yang dipelajari adalah yang berkaitan dengan antara lain :
Harga satuan pekerjaan dan analisanya, untuk menentukan komponen-komponen utama harga satuan dan koefisiennya.
Kontrak pekerjaan, untuk mengetahui persyaratan-persyaratan apa yang diatur, jenis kontrak dan jangka waktu kontrak. III-2
Indeks harga yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik, untuk menentukan koefisien dari masing-masing material utama harga satuan pekerjaan.
Peraturan Pemerintah dalam hal ini adalah Peraturan Menteri Keuangan No. 105/PMK.06/2005 mengenai pengaturan persyaratan-persyaratan dan tata cara perhitungan eskalasi. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tersebut, untuk menghitung
penyesuaian harga satuan pekerjaan dan harga kontrak sebagai dampak kenaikan BBM tahun 2005 digunakan rumusan sebagai berikut : 1.
Penyesuaian Harga Satuan Pekerjaan Hn = Ho { a + b Bn/Bo + c Cn/Co + d Dn/Do + ........ } dimana : Hn
= Harga satuan barang dan jasa pemborongan hasil penyesuaian (sudah memperhitungkan keuntungan dan overhead)
Ho
= Harga satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan atau pengadaan barang dan jasa pemborongan diserahkan.
a
= Koefisien tetap yang terdiri dari overhead dan keuntungan yang jika tidak dicantumkan dalam penawaran maka nilainya = 0,15
b,c,d...
= Koefisien komponen utama harga satuan pekerjaan (penjumlahan koefisien-koefisien utama = 0,85)
Bn,Cn,Dn... = Indeks harga komponen pada bulan Oktober 2005 Bo,Co,Do... = Indeks harga komponen pada bulan September 2005 Berdasarkan rumus penyesuaian harga satuan pekerjaan tersebut, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
III-3
Menetapkan harga satuan pekerjaan sesuai yang tercantum dalam kontrak (Ho)
Menetapkan koefisien tetap a yang terdiri dari overhead dan keuntungan. Jika overhead dan keuntungan tidak dicantumkan dalam struktur penawaran, maka dalam harga satuan pekerjaan sudah mengandung overhead dan keuntungan dengan nilainya ditetapkan a = 0,15. Sedangkan jika overhead dan keuntungan telah dicantumkan dalam struktur penawaran, maka nilai a = (0,15 - nilai overhead dan keuntungan yang dicantumkan sesuai dengan penawaran tersebut).
Menetapkan koefisien komponen harga satuan b, c, d, ..... dst yang masing-masing besarnya sesuai analisa harga satuan (penjumlahan koefisien-koefisien utama b + c + d + e ..... dst = 0,85) atau sebesar 1,00 – a.
Penjumlahan a + b + c + d + e ...... dst = 1,00
Menetapkan indeks harga komponen harga satuan berdasarkan pada Indeks Harga Perdagangan Besar BPS bulan September 2005 (Bo, Co, Do ... dst) dan bulan Oktober 2005 (Bn, Cn, Dn ... dst).
Hasil penyesuaian harga satuan pekerjaan (Hn) dapat diketahui dengan memasukkan koefisien dan indeks kedalam rumus.
PROSES PENYESUAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN
HARGA SATUAN PEKERJAAN (Ho)
ANALISA HARGA SATUAN
FAKTOR KEUNTUNGAN DAN OVERHEAD (a)
KOEFISIEN KOMPONEN HARGA SATUAN (b, c, d … dst)
INDEKS HARGA BPS UTK KOMPONEN HARGA SATUAN SEP 05 (Bo, Co, Do … dst)
HASIL PENYESUAIAN HARGA SATUAN (Hn)
Ho Bn, Cn, Dn ... dst
a Hn
Bo, Co, Do ... dst
b, c, d, … dst
Gambar 3-2 : Proses perhitungan penyesuaian Harga Satuan Pekerjaan III-4
2.
Penyesuaian Nilai Kontrak Pn = {Hn1 x V1} + {Hn2 x V2} + {Hn3 x V3} + ….. dst. dimana : Pn
= Nilai kontrak hasil penyesuaian
Hn
= Harga satuan hasil penyesuaian
V
= Volume barang dan jasa pemborongan Dari rumus penyesuaian nilai kontrak tersebut, maka langkah-langkah yang
harus dilakukan adalah : Hasil penyesuaian harga satuan pekerjaan (Hn) telah didapat melalui rumus penyesuaian harga satuan pekerjaan. Menetapkan volume pekerjaan (V) yang dapat diberikan eskalasi dengan menetapkan sisa progres per 1 Oktober 2005. Menghitung penyesuaian nilai kontrak (Pn) dengan memasukan nilai hasil penyesuaian harga satuan pekerjaan (Hn) dan sisa progres per 1 Oktober 2005 (V) kedalam rumus. Hasil penyesuaian nilai kontrak (Pn) dikalikan dengan faktor uang muka (UM) yang diberikan (jika ada).
PROSES PENYESUAIAN NILAI KONTRAK
HASIL PENYESUAIAN HARGA SATUAN
SISA PROGRES/SISA VOLUME
FAKTOR UANG MUKA
(V)
(UM)
HASIL PENYESUAIAN NILAI KONTRAK
Hn
(Hn)
Pn UM
v
(Pn)
Gambar 3-3 : Proses perhitungan penyesuaian Harga Kontrak III-5
3.3
Analisis Data dan Pembahasan Setelah mengumpulkan data-data yang diperlukan serta telah melakukan studi
pustaka sesuai dengan materi yang diperlukan untuk melakukan perhitungan eskalasi, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis terhadap data-data yang telah dikumpulkan. Dari hasil analisis data serta metoda, landasan teori yang telah dipelajari dan persyaratan-persyaratan sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai eskalasi, maka selanjutnya dilakukan perhitungan penyesuaian harga satuan dan harga kontrak sehingga dapat diketahui perubahan nilai kontrak yang terjadi sebagai dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tanggal 1 Oktober 2005. Berdasarkan hasil perubahan harga satuan dan nilai kontrak tersebut, kemudian dilakukan pengkajian awal dan analisis korelasinya terhadap dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada bulan Mei 2008. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
START - Mempelajari dokumen kontrak - Mempelajari peraturan eskalasi (Peraturan MenKeu)
Analisa harga satuan
Analisis volume pek. per 1 Oktober 2005
RAB + VO
HARGA SATUAN
PROGRES PER 1 OKT 2005
Berdasarkan prestasI pek. per 1 Oktober 2005
Analisis komponen
PENYESUAIAN HARGA SATUAN : Hn = Ho+{a+bBn/Bo+cCn/Co+dDn/Do+….} Berdasarkan : Peraturan MenKeu
VOLUME
PENYESUAIAN NILAI KONTRAK : Pn = {Hn1xV1} + {Hn2xV2} + {Hn3xV3} + ….. dst Kajian awal dan analisis korelasi thd Kenaikan BBM 2008
HASIL PENYESUAIAN (ESKALASI) TAHUN 2005
HASIL KAJIAN AWAL DAN KORELASINYA THD TH 2008
Gambar 3-4 : Proses perhitungan eskalasi kenaikan harga BBM tahun 2005 dan korelasi terhadap kenaikan harga BBM tahun 2008 III-6
KEUNTUNGAN DAN OVERHEAD
KOEFISIEN DARI KOMPONEN HARGA SATUAN PEKERJAAN
PROGRES DAN SKEDUL PELAKSANAAN (SISA PROGRES/VOLUM E PEK )
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
HARGA SATUAN PEKERJAAN
INDEKS BPS KOMPONEN HARGA SATUAN PEKERJAAN
PENYESUAIAN HARGA SATUAN DAN HARGA KONTRAK (ESKALASI)
UANG MUKA YANG DIBERIKAN
Gambar 3-5 : Faktor-faktor yang mempengaruhi perhitungan eskalasi
3.4
Kesimpulan Dari hasil analisis data dan pembahasan tersebut, dibuat suatu kesimpulan atau
resume tentang perubahan harga satuan dan nilai kontrak sebagai dampak kenaikan harga BBM bulan Oktober tahun 2005. Dengan mengetahui besar dan persentase penyesuaian harga yang dihitung berdasarkan kenaikan harga BBM bulan Oktober tahun 2005, maka dapat dianalisis dan dibuat kajian awal untuk memberikan gambaran dan acuan atau referensi terhadap dampak kenaikan harga BBM bulan Mei 2008 dalam menyusun rencana anggaran biaya bagi pemilik proyek dan bagi pelaksana pekerjaan dapat digunakan sebagai salah satu acuan atau referensi dalam menyusun penawaran harga.
III-7
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam Bab ini akan dibahas mengenai data-data yang telah dikumpulkan, pengolahan data dan penyusunan data yang kemudian menjadi data yang telah siap digunakan sebagai input dalam perhitungan. Pembahasan selanjutnya adalah melakukan perhitungan eskalasi sebagai dampak dari kenaikan harga BBM tahun 2005 dan pembahasan terkait korelasi serta referensinya terhadap dampak kenaikan harga BBM tahun 2008.
4.1
Analisis Data Secara umum dalam dokumen kontrak pada studi kasus ini, data item dan
biaya pekerjaan dibedakan menjadi sebagai berikut : 1. Pekerjaan Induk Yang dimaksud dengan data pekerjaan induk adalah item dan biaya pekerjaan hasil pelelangan yang telah diikat dengan perjanjian tertulis dan disusun sebagai dokumen kontrak yang merupakan pedoman dalam melaksanakan pekerjaan. Adapun item dan biaya pekerjaan sesuai dokumen kontrak dalam studi kasus ini dikelompokkan menjadi 6(enam) kelompok item pekerjaan dan biaya pekerjaan masing-masing item pekerjaan dibagi lagi dalam rincian yang lebih detail. Adapun 6(enam) kelompok item pekerjaan dan biaya pekerjaan tersebut adalah pekerjaan Persiapan, Struktur, Arsitektur, Interior, Landscape & Engineering serta Mekanikal & Elektrikal, sebagaimana Tabel 4-1 dibawah ini.
IV-1
Tabel 4-1 : Pekerjaan Induk No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Uraian Pekerjaan Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Struktur Pekerjaan Arsitektur Pekerjaan Interior Pekerjaan Lansekap & Engineering Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal Real Cost Keuntungan 5% Sub Total PPN 10% Total Dibulatkan
Biaya Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
1.215.488.390,00 5.106.726.087,10 15.103.465.022,56 1.564.363.898,05 4.280.118.503,48 15.275.394.180,00 42.542.556.081,19 2.127.277.804,06 44.672.833.885,25 4.467.283.388,52 49.140.117.273,77 49.140.000.000,00
2. Pekerjaan Tambah/Kurang (Variation Order) Diluar pekerjaan induk berdasarkan data dokumen yang diperoleh, terdapat beberapa kali pekerjaan tambah/kurang yaitu pekerjaan tambah/kurang tahap I sampai dengan tahap VII yang meliputi pekerjaan struktur, arsitektur interior, landscape & engineering serta pekerjaan mekanikal & elektrikal yang disebabkan antara lain karena adanya penyesuaian dengan kondisi lapangan, permintaan perubahan dari pemilik, sebagaimana Tabel 4-2 dibawah ini. Tabel 4-2 : Pekerjaan Tambah/Kurang No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Uraian Pekerjaan Pekerjaan Tambah/Kurang Tahap I Pekerjaan Tambah/Kurang Tahap II Pekerjaan Tambah/Kurang Tahap IIB Pekerjaan Tambah/Kurang Tahap III Pekerjaan Tambah/Kurang Tahap IV Pekerjaan Tambah/Kurang Tahap IVB Pekerjaan Tambah/Kurang Tahap V Pekerjaan Tambah/Kurang Tahap VI Pekerjaan Tambah/Kurang Tahap VII Real Cost Keuntungan 5% Sub Total PPN 10% Total Dibulatkan
Biaya Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
358.500.025,5 789.621.776,99 159.119.857,42 471.332.797,07 207.495.191,28 315.857.253,18 606.183.243 195.955.971,41 549.532.665,33 3.653.598.782,41 182.679.939,12 3.836.278.721,53 383.627.872,15 4.219.906.593,69 4.219.900.000,00
IV-2
3. Harga Satuan Pekerjaan Selain item dan biaya pekerjaan, Harga Satuan Pekerjaan dan analisa harga satuan pekerjaan dalam dokumen kontrak pada studi kasus ini, sangat menentukan dalam perhitungan eskalasi. Adapun data harga satuan pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak antara lain : pasangan bouwplank, galian tanah pondasi, urugan pasir padat, pasangan batu kali, beton, pasangan bata, pasangan keramik, pasangan marmer, pasangan granit, plester & acian, pasangan plafond, rangka baja, atap, gording, cat, sanitair, wallpaper, waterproofing, instalasi listrik, instalasi air bersih dan air kotor. Sebagai contoh harga satuan pekerjaan yang digunakan dalam kontrak studi kasus ini, antara lain adalah sebagaimana Tabel 4-3 dibawah ini. Tabel 4-3 : Contoh Harga Satuan Pekerjaan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Item Pekerjaan Pasang Bowplank Pasangan batu kali 1PC : 4PS Pasang dinding bata 1PC : 5PS Beton K300 Beton K250 Beton K175 Besi beton Pasang lantai homogeneous 40x40 Pasang marmer dinding 40x60 Pasang granit lantai 60x60 Pasang granit dinding 60x120 Pasang waterproofing coating Pasang waterproofing membrane Baja profil Pasang plafon gypsum 12mm ranga metal furing Cat dinding dalam Cat dinding luar weathershiel Instalasi penerangan Instalasi air kotor pipa Ø 4” PVC kelas AW Instalasi air bersih pipa Ø 2” GSP Medium Class
Sat
Harga (Rp)
m1 m2 m2 m3 m3 m3 kg m2 m2 m2 m2 m2 m2 kg m2 m2 m2 ttk m1 m1
9.070,00 224.850,00 38.650,00 485.110,00 450.350,00 416.450,00 5.840,00 121.160,00 364.250,00 420.320,00 599.810,00 36.650,00 88.750,00 9.560,00 107.490,00 14.330,00 19.470,00 90.000,00 53.740,00 71.440,00
IV-3
4.
Prestasi Pekerjaan Dalam studi kasus ini, eskalasi dihitung berdasarkan Sisa Prestasi Pekerjaan
yang belum dikerjakan oleh kontraktor per tanggal 1 Oktober 2005, sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 105/PMK.06/2005 tanggal 9 November 2005. Berdasarkan data yang diperoleh, maka Sisa Prestasi Pekerjaan per 1 Oktober 2005 adalah sebagai berikut : a. Prestasi Pekerjaan Induk Tabel 4-4 : Prestasi dan Sisa Prestasi Pekerjaan Induk per 1 Oktober 2005 No
Uraian Pekerjaan
Per 1 Oktober 2005 Prestasi Sisa Prestasi
1. Pekerjaan Persiapan
2,8402%
0,0249%
2. Pekerjaan Struktur
11,9687%
0,0686%
3. Pekerjaan Arsitektur
35,2584%
0,0569%
4. Pekerjaan Interior
2,1565%
1,5309%
5. Pekerjaan Lansekap & Engineering
8,3118%
1,7770%
6. Pekerjaan Mekanikal & Elektrikal
34,1724%
1,8337%
94,7081%
5,2919%
Jumlah
b. Prestasi Pekerjaan Tambah/Kurang Tabel 4-5 : Prestasi dan Sisa Prestasi Pekerjaan Tambah per 1 Oktober 2005 No
Uraian Pekerjaan
Per 1 Oktober 2005 Prestasi
Sisa Prestasi
1. Pekerjaan Tambah/Kurang Tahap I
95,0108%
4,9892%
2. Pekerjaan Tambah/Kurang Tahap II
78,2756%
21,7244%
3. Pekerjaan Tambah/Kurang Tahap IIB
94,4716%
5,5284%
4. Pekerjaan Tambah/Kurang Tahap III
98,1734%
1,8266%
5. Pekerjaan Tambah/Kurang Tahap IV
55,7294%
44,2706%
6. Pekerjaan Tambah/Kurang Tahap IVB
82,3953%
17,6047%
7. Pekerjaan Tambah/Kurang Tahap V
0,0000%
100,0000%
8. Pekerjaan Tambah/Kurang Tahap VI
34,3943%
65,6057%
9. Pekerjaan Tambah/Kurang Tahap VII
45,8027%
54,1973%
IV-4
5.
Kenaikan Harga Bahan Minyak (BBM) 1 Oktober 2005 Berdasarkan data yang diperoleh dari koran Seputar Indonesia tanggal 7 Mei
2008, harga premium pada 16 Mei 1999 adalah Rp.1.500,00 dan terjadi kenaikan menjadi sebesar Rp.2.400,- pada 1 Maret 2005. Selanjutnya pada tanggal 1 Oktober 2005 harga BBM mengalami kenaikan kembali menjadi sebesar Rp.4.500,sebagaimana terlihat dalam Gambar 4-1 : Curve Kenaikan harga BBM Dampak kenaikan harga BBM tersebut mengakibatkan kenaikan harga barang dan jasa, khususnya untuk harga barang/material bangunan konstruksi yang kenaikannya dapat dilihat dalam data indeks harga BPS sebagaimana pembahasan dibawah ini.
6.
Data Indeks Harga Data indeks harga untuk perhitungan eskalasi ini menggunakan Indeks Harga
Konsumen (IHK) dan Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia (IHPB) dari BPS pada bulan September 2005 dan Oktober 2005. Untuk upah dan jasa menggunakan Indeks Umum yang diperoleh dari tabel Indeks Harga Konsumen pada Indikator Ekonomi. Sedangkan untuk barang dan bahan bangunan konstruksi menggunakan Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia (IHPB). Untuk memberikan gambaran mengenai tabel dalam IHK dan IHPB, dibawah ini diberikan contoh tabel dimaksud. a. Indeks Harga Konsumen (IHK) Sebagai contoh Indeks Harga Konsumen (IHK) dapat dilihat pada Tabel 4-6 dan Tabel 4-7 : IHK – Indeks Umum Padang bulan September dan Oktober 2005.
IV-5
IV-6
IV-7
IV-8
IV-9
b. Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia (IHPB) Untuk mengetahui contoh Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia (IHPB), maka dapat dilihat contoh pada Tabel 4-8 : IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi Indonesia – Menurut Kelompok Jesis Barang bulan September dan Oktober 2005 Setelah dilakukan analisis, maka dari sekian banyak data indeks yang ada dipilih indeks yang sesuai dengan bahan bangunan (material) konstruksi yang digunakan dalam studi kasus ini dan dikelompokkan sesuai jenisnya selanjutnya disusun dalam bentuk Tabel Indeks Bulanan seperti Tabel 4-9 dibawah ini. Tabel 4-9 : Indeks Bulanan Upah dan Material – Menurut Kelompok Jenis Barang No
Uraian
September
Tahun 2005 Oktober Kenaikan
A.
Upah
124,73
138,12
10,74%
B. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Sektor Bahan Bangunan Konstruksi Kayu Gelondongan Bambu Tiang Barang Galian Segala Jenis Karpet / Permadani Kayu Gergajian dan Awetan Kayu Lapis Bahan Bangunan dari Kayu/Bambu Kertas dan Karton Cat dan Sejenisnya Aspal Barang – barang Hasil Kilang Minyak Barang – barang Lainnya dari Karet Barang – barang dari Plastik Kaca dan Barang – barang dari Kaca Bahan Bangunan dari Tanah Liat & Keramik Semen Barang Mineral Bukan Logam Barang – barang dari Besi dan Baja Barang-barang dari Logam Dasar Bukan Besi Alat – alat Pertukangan Bahan Bangunan dari Logam
136,95 396,85 170,75 190,63 150,33 134,11 155,79 407,33 128,28 149,98 236,65 313,70 130,42 153,45 143,70 137,96 149,71 193,73 129,98 142,42 164,89
144,59 435,89 190,48 202,53 167,99 144,73 171,97 445,41 142,19 161,66 624,50 353,10 134,65 166,42 164,20 160,97 172,33 199,25 134,25 151,22 176,57
5,58% 9,84% 11,55% 6,25% 11,75% 7,92% 10,39% 9,35% 10,84% 7,79% 163,89% 12,56% 3,24% 8,45% 14,27% 16,68% 15,11% 2,85% 3,29% 6,18% 7,08%
IV-10
22 23 24 25 26
7.
Barang – barang Logam Lainnya Mesin dan Perlengkapannya Pembangkit dan Pengatur Listrik Alat Listrik untuk Rumah Tangga Perlengkapan Listrik Lainnya
169,39 110,22 124,80 307,45 129,89
179,52 119,49 134,22 317,69 139,28
5,98% 8,41% 7,55% 3,33% 7,23%
Jadwal pelaksanaan (S-Curve) Jadwal pelaksanaan (S-Curve) merupakan jadwal yang telah disepakati
masing-masing pihak yaitu pemilik proyek, konsultan manajemen konstruksi (pengawas) dan kontraktor sebagai acuan dalam melaksanakan proyek. Jadwal tersebut berupa diagram balok atau Bar Chart yang masing-masing garis menunjukkan awal dan akhir waktu penyelesaian suatu pekerjaan dari serangkaian pekerjaan yang terdapat dalam suatu proyek. Jadwal pelaksanaan ini akan memberikan pengaruh terhadap perhitungan sisa prestasi pekerjaan. 8. Faktor Keuntungan dan Overhead Faktor keuntungan dan overhead dalam struktur penawaran biaya akan memberi pengaruh terhadap koefisien tetap (a) dari komponen harga satuan pekerjaan sebagai berikut : a. Dalam hal struktur penawaran biaya tidak mencantumkan besarnya keuntungan dan overhead, maka berarti harga satuan mengandung keuntungan dan overhead sehingga koefisien tetap (a) adalah sebesar 0,15.
IV-11
b + c + d + e + …. dst = 0,85 REAL COST (1 – a )
a = 0,15 PPN 10%
PPN 10%
Gambar 4-2 : Koefisien tetap a (penawaran tanpa keuntungan dan overhead) b. Dalam hal struktur penawaran biaya mencantumkan besarnya overhead dan keuntungan, maka berarti harga satuan tidak mengandung keuntungan dan overhead sehingga koefisien tetap (a) adalah sebesar 0,15 – (% overhead dan keuntungan dalam penawaran).
REAL COST
b + c + d + e + …. dst = (1 – a )
Keuntungan dan Overhead = X %
a = 0,15 – X%
PPN 10%
PPN 10%
Gambar 4-3 : Koefisien tetap a (penawaran dengan keuntungan dan overhead) 9.
Faktor Uang Muka Eskalasi nilai kontrak harus diperhitungkan terhadap pemberian uang muka,
dengan ketentuan sebagai berikut : a. Uang muka diberikan setelah 1 Oktober 2005, maka eskalasi diberikan penuh (100%) sesuai sisa prestasi pekerjaan.
IV-12
b. Uang muka diberikan sebelum 1 Oktober 2005, maka eskalasi diberikan maksimum sebesar 100% - % Uang Muka. Contoh :
Uang muka diberikan tanggal 1 September 2005 sebesar 20% dari nilai kontrak.
Pada tanggal 1 Oktober 2005 progres sebesar 10%.
Maka eskalasi yang dapat diberikan maksimum sebesar 100% - 20% = 80% bukan 100% - 10% = 90%
4.2
Pembahasan dan Perhitungan
1. Dasar Hitung Eskalasi Eskalasi dihitung berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan sebagaimana angka 4.1 sebagai berikut : a. Item dan biaya Pekerjaan Induk b. Item dan biaya Pekerjaan Tambah/Kurang c. Harga satuan dan analisa harga satuan pekerjaan d. Indeks harga dari BPS e. Prestasi pekerjaan per 1 Oktober 2005 f. Skedul pelaksanaan pekerjaan yang telah disepakati/disetujui g. Faktor keuntungan dan overhead h. Faktor uang muka 2. Koefisien Komponen Harga Satuan Pekerjaan Koefisien komponen harga satuan pekerjaan yang diwakilkan dengan huruf b, c, d, e dan seterusnya sangat ditentukan dari komposisi masing-masing analisa harga IV-13
satuan pekerjaan. Selanjutnya koefisien ini juga akan memberikan korelasi langsung terhadap besarnya eskalasi dari masing-masing harga satuan pekerjaan. Data harga satuan dan analisa masing-masing pekerjaan telah diketahui, maka dengan demikian dapat dihitung masing-masing koefisien dari komponen bahan bangunan (material) yang digunakan dalam harga satuan pekerjaan dimaksud. Untuk menghitung masing-masing koefisien dari komponen harga satuan pekerjaan dimaksud, dibawah ini diberikan beberapa contoh perhitungan sebagai berikut : a. Pekerjaan pasangan batu kali Tabel 4-10 : Contoh koefisien harga satuan pasangan batu kali No
Uraian Pekerjaan
Sat
Vol
Harga Satuan
Batu kali
m3
1,20
40.080,00
48.096,00
Semen/PC
zak
3,50
29.100,00
101.850,00
c = 0,385
Pasir Pasang
m3
0,45
36.650,00
16.492,50
d = 0,062
Alat bantu
ls
1,00
1.150,00
1.150,00
e = 0,004
Upah
ls
1,00
57.260,00
57.260,00
f = 0,216
Jumlah
Koef tetap (a)
Koef dari Komponen
Jumlah Koef
Pasang batu kali per m3
Ho =
224.848,50
b = 0,182
a = 0,150
1,000
0,850
b. Pekerjaan pasangan lantai marmer Tabel 4-11 : Contoh koefisien harga satuan pasangan lantai marmer No
Uraian Pekerjaan
Sat
Vol
Harga Satuan
Jumlah
Koef tetap (a)
Koef dari Komponen
Jumlah Koef
Lantai Marmer per m2 Marmer 40x40
m2
1,05
150.000,00
157.500,00
b = 0,651
Adhesive
kg
3,50
3.500,00
12.250,00
c = 0,051
Semen/PC
zak
0,25
40.000,00
10.000,00
d = 0,041
Pasir Pasang
m3
0,03
90.000,00
2.700,00
e = 0,011
Grouting
kg
0,30
6.500,00
1.950,00
f = 0,008
Alat bantu
ls
1,00
1.250,00
1.250,00
g = 0,005
m2
1,00
20.000,00
20.000,00
h = 0,083
Ho =
205.650,00
Upah
a = 0,150
0,850
1,000
IV-14
3. Perhitungan Eskalasi Harga Satuan Pekerjaan Rumus : Hn = Ho { a + b Bn/Bo + c Cn/Co + d Dn/Do + ........ } Setelah koefisien tetap (a) dan koefisien masing-masing material sesuai analisa harga satuan didapat, serta indeks material pada bulan September dan Oktober 2005 yang diketahui dari tabel BPS, maka eskalasi harga satuan pekerjaan dapat dihitung sebagaimana contoh pada Tabel 4-12 dan Tabel 4-13. Perhitungan keseluruhan eskalasi harga satuan pekerjaan dalam studi kasus ini dapat dilihat sebagaimana Lampiran 1. 4. Perhitungan Eskalasi Nilai Kontrak Rumus : Pn = {Hn1 x V1} + {Hn2 x V2} + {Hn3 x V3} + ….. dst. Setelah perhitungan eskalasi harga satuan, maka eskalasi nilai kontrak dapat dihitung dengan terlebih dulu menghitung sisa prestasi pekerjaan sebagai berikut : a. Perhitungan Sisa Prestasi Pekerjaan per 1 Oktober 2005 Volume barang dan jasa pemborongan dihitung sesuai dengan volume masingmasing item pekerjaan sebagaimana dalam dokumen kontrak. Untuk studi kasus ini volume dihitung sesuai sisa prestasi pekerjaan per 1 Oktober 2005, dengan prinsip sebagai berikut : 1) Eskalasi dihitung terhadap sisa pekerjaan yang belum dilaksanakan per 1 Oktober 2005. 2) Dalam hal prestasi pekerjaan di lapangan mengalami :
IV-15
IV-16
IV-17
Lebih lambat dari skedul, maka digunakan progress rencana sesuai skedul.
Lebih cepat dari skedul, maka digunakan progress actual di lapangan.
3) Contoh penerapannya. Tabel 4-14 : Realisasi prestasi lebih lambat dari Progres rencana No
Uraian Pekerjaan
I
Pekerjaan Pasangan
1.
Pondasi batu kali - Pekerjaan galian tanah - Pasang batu kali - Urugan tanah kembali
Volume
Progres Rencana (Skedul)
Realisasi (Aktual Lap)
….
….
….
250 m
70%
50%
….
….
….
3
Sisa Prestasi
Volume Eskalasi (Vesk)
30%
75 m3
Sisa Prestasi = 100% - 70% = 30%, sehingga Vesk = 30% x 250 m3 = 75m3
Tabel 4-15 : Realisasi prestasi lebih cepat dari Progres rencana No II 1.
Uraian Pekerjaan
Volume
Progres Rencana (Skedul)
Realisasi (Aktual Lap)
….
….
….
70% ….
80% ….
Sisa Prestasi
Volume Eskalasi (Vesk)
20%
170 m2
Lantai I Pekerjaan Lantai - Pekerjaan lantai dasar - Pasang marmer 40x40 - Pasang plint
2
850 m ….
Sisa Prestasi = 100% - 80% = 20%, sehingga Vesk = 20% x 850 m2 = 170 m2
b. Perhitungan Tambahan Eskalasi terhadap Nilai Kontrak Setelah didapat eskalasi harga satuan pekerjaan (Hn) sebagaimana Tabel 4-12 dan Tabel 4-13 serta sisa prestasi pekerjaan per 1 Oktober 2005 (Vesk) sebagaimana Tabel 4-14 dan Tabel 4-15, maka eskalasi terhadap nilai kontrak dapat dihitung berdasarkan masing-masing item pekerjaan dengan rumus umum : Tambahan Eskalasi = (Hn – Ho) x Vesk Contoh :
IV-18
Tabel 4-16 : Contoh Perhitungan Tambahan Eskalasi Har.Sat sebelum Eskalasi (Ho)
Har.Sat setelah Eskalasi (Hn)
Sisa Prestasi per 1 Okt 2005 (Vesk)
Tambahan Eskalasi Esk = (Hn-Ho) xVesk
Batu kali
Rp.224.848,50
Rp.250.940,07
75 m3
Rp.1.956.868,03
Marmer
Rp.201.324,50
Rp.223.176,79
170 m2
Rp.3.714.889,30
Pekerjaan
Rincian perhitungan eskalasi nilai kontrak secara menyeluruh pada studi kasus ini adalah sebagaimana perhitungan dalam Lampiran 2.
5. Perubahan Nilai Kontrak Setelah dilakukan perhitungan eskalasi nilai kontrak secara menyeluruh yaitu Pekerjaan Induk dan Pekerjaan Tambah/Kurang, maka dapat diketahui perubahan nilai kontrak akibat adanya kenaikan harga BBM pada bulan Oktober 2005 sebagaimana Tabel 4-17 dan Tabel 4-18. Tabel 4-17 : Eskalasi dan persentase eskalasi Pekerjaan Induk Pekerjaan Persiapan
Sisa Pek. Sebelum Eskalasi
Sisa Pek. Setelah Esklasi
Eskalasi Yang Diterima
Persentase Eskalasi
7.109.769,80
7.874.070,05
764.300,25
10,75%
14.589.880,68
15.678.087,24
1.088.206,56
7,46%
1.005.373.614,81
1.104.697.363,16
99.323.748,35
9,88%
Interior
661.591.803,92
717.337.151,46
55.745.347,54
8,43%
Landscape-Engineering
764.458.761,70
832.934.618,26
68.475.856,56
8,96%
Mekanikal-Elektrikal
765.798.046,54
788.820.080,88
23.022.034,34
3,01%
3.218.921.877,45
3.467.341.371,05
248.419.493,60
7,72%
Struktur Arsitektur
Total
Eskalasi yang diterima oleh kontraktor untuk Pekerjaan Induk dalam studi kasus ini adalah sebesar Rp. 248.419.493,60 atau sebesar 7,72% dari sisa Pekerjaan Induk yang belum dilaksanakan (sebelum eskalasi). Mengingat kontraktor telah diberikan Uang Muka sebesar 20%, maka eskalasi Pekerjaan Induk yang diterima menjadi sebesar : (100%-20%) x Rp.248.419.493,60 = Rp.198.735.594,88 IV-19
Tabel 4-18 : Eskalasi dan persentase eskalasi Pekerjaan Tambah Sisa Pek. Sebelum Eskalasi
Pekerjaan Tambah
Sisa Pek. Setelah Esklasi
Eskalasi Yang Diterima
Persentase Eskalasi
Tahap I
17.886.420,78
18.204.178,80
317.758,03
1,78%
Tahap II
171.540.737,56
184.946.242,96
13.405.505,41
7,81%
Tahap IIB
8.796.821,73
9.878.123,25
1.081.301,51
12,29%
Tahap III
8.609.187,50
9.442.736,52
833.549,02
9,68%
Tahap IV
91.859.315,31
99.726.652,55
7.867.337,24
8,56%
Tahap IVB
55.605.648,01
64.178.085,94
8.572.436,94
15,42%
Tahap V
606.183.243,23
658.983.757,67
52.800.513,44
8,71%
Tahap VI
128.558.203,65 297.831.716,96
139.582.703,74
11.024.499,09
8,58%
328.097.954,39
30.266.237,43
10,16%
1.386.871.294,72
1.513.040.432,83
126.169.138,11
9,10%
Tahap VII Total
Eskalasi yang diterima oleh kontraktor untuk Pekerjaan Tambah dalam studi kasus ini adalah sebesar Rp. 126.169.138,11 atau sebesar 9,10% dari sisa Pekerjaan Tambah yang belum dilaksanakan (sebelum eskalasi). Dengan demikian, maka perubahan nilai kontrak berdasarkan eskalasi yang diterima terhadap sisa pekerjaan per 1 Oktober 2005 sebagaimana Tabel 4-19 berikut : Tabel 4-19 : Total eskalasi yang diterima Sisa Pek. Sebelum Eskalasi
Sisa Pek. Setelah Esklasi
Eskalasi Yang Diterima
Faktor UM 20%
Pekerjaan Induk
3.218.921.877,45
3.467.341.371,05
248.419.493,60
198.735.594,88
Pekerjaan Tambah
1.386.871.294,72
1.513.040.432,83
126.169.138,11
126.169.138,11
Real Cost
4.605.793.172,17
4.980.381.803,87
374.588.631,70
324.904.732,98
PPN 10%
460.579.317,22
498.038.180,39
37.458.863,17
32.490.473,30
5.066.372.489,38
5.478.419.984,26
412.047.494,87
357.395.206,28
5.066.372.000,00
5.478.419.000,00
412.047.000,00
357.300.000,00
Pekerjaan
Total Dibulatkan
Total eskalasi yang diterima menjadi sebesar Rp.357.300.000,00 atau sebesar 7,05% dari Sisa Pekerjaan Sebelum Eskalasi sebesar Rp.5.066.372.000,00, atau sebesar 0,67% dari Nilai Kontrak Awal sebesar Rp. 53.220.000.000,00 pada Tabel 4-20 : Tabel 4-20 : Perubahan Nilai Kontrak Nilai Kontrak Awal 53.220.000.000,00
Eskalasi Yang Diterima 357.300.000,00
Nilai Kontrak Baru 53.577.300.000,00
Persentase Kenaikan 0,67% IV-20
4.3 KORELASI ANTARA ESKALASI AKIBAT KENAIKAN HARGA BBM 2005 DAN AKIBAT KENAIKAN HARGA BBM 2008 1. Kajian Awal Untuk mengetahui dampak dari kenaikan harga BBM bulan Mei 2008 terhadap kenaikan harga barang dan jasa yang akan digunakan oleh kontraktor untuk mengajukan penawaran harga dan pemilik proyek untuk menyusun rencana anggaran biaya proyek, sebagai langkah awal dapat digunakan referensi dari Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Bahan Bangunan/Konstruksi Indonesia – Menurut Kelompok Jenis Barang dari BPS. Namun mengingat IHPB dari BPS tersebut secara resmi terbitnya setelah akhir tahun atau bahkan tahun berikutnya, maka kendalanya adalah kesulitan mendapatkan data-data Indeks BPS secara cepat. Untuk itu maka sebagai kajian awal untuk mendapatkan perkiraan kenaikan harga-harga barang dan jasa, sebagai dampak kenaikan harga BBM pada bulan Mei 2008, akan dicoba dihitung korelasinya dengan menggunakan hasil perhitungan eskalasi dari kenaikan harga BBM bulan Oktober tahun 2005. 2. Hasil Eskalasi akibat Kenaikan Harga BBM Oktober 2005 Berdasarkan hasil perhitungan eskalasi akibat kenaikan harga BBM bulan Oktober 2005 pada studi kasus ini, maka didapat kenaikan harga masing-masing pekerjaan yang dikelompokkan kepada jenis pekerjaan persiapan, struktur, arsitektur, interior, landscape-engineering dan mekanikal-elektrikal serta pekerjaan tambah, dengan total eskalasi yang diterima adalah sebesar Rp.357.300.000,00 atau sebesar 7,05% dari Sisa Pekerjaan Sebelum Eskalasi sebagaimana pada Tabel 4-19 atau sebesar 0,67% dari Nilai Kontrak Awal sebagaimana Tabel 4-20.
IV-21
Sedangkan untuk mengetahui besarnya kenaikan atau persentase kenaikan masing-masing pekerjaan dapat digunakan hasil perhitungan eskalasi dari harga satuan masing-masing pekerjaan. Sebagai contoh berapa besar eskalasi yang diperoleh masing-masing pekerjaan, seperti pekerjaan pasangan batu kali, pasangan bata, pekerjaan beton, pekerjaan kusen dan seterusnya, Sebagai acuan, berdasarkan hasil perhitungan eskalasi harga satuan pekerjaan sebagai dampak kenaikan harga BBM bulan Oktober 2005 dalam studi kasus ini, antara lain diperlihatkan sebagaimana contoh pada Tabel 4-21 berikut : Tabel 4-21 : Persentase eskalasi harga satuan pekerjaan Pekerjaan
Pasang Bowplank per m’
Harga Sat. Pek Sebelum Eskalasi
Harga Sat. Pek Setelah Esklasi
Eskalasi Yang Diterima
Persentase Eskalasi
9.070,00
9.976,00
906,00
9,99%
Lantai kerja per m3
316.930,00
354.153,00
37.223,00
11,74%
Pasang Batu Kali 1 PC:4 PS/m2
224.850,00
252.485,00
27.635,00
12,29%
47.740,00
52.413,00
4.673,00
9,79%
Bekisting Kolom ( per m2 ) Bekisting Plat Lantai ( per m2 )
40.370,00
44.690,00
4.320,00
10,70%
Bekisting Dinding ( per m2 )
45.450,00
50.137,00
4.687,00
10,31%
Bekisting Balok ( per m2)
42.260,00
46.646,00
4.386,00
10,38%
Beton K-175 per 1 m3
416.450,00
524.705,00
108.255,00
25,99%
Beton K-300 per 1 m3
485.110,00
606.870,00
121.760,00
25,10%
Beton K-350 per 1 m3
502.120,00
628.223,00
126.103,00
25,11%
1.222.790,00
1.363.936,00
141.146,00
11,54%
33.670,00
37.932,00
4.262,00
12,66%
105.940,00
119.220,00
13.280,00
12,54%
Keramik Lantai per m2
61.530,00
69.151,00
7.621,00
12,39%
Keramik dinding 20x25 per m2
62.840,00
70.630,00
7.790,00
12,40%
Keramik Heavy Duty 10x20
162.300,00
182.700,00
20.400,00
12,57%
Homogeneous tile 40x40 per m2
121.160,00
136.351,00
15.191,00
12,54%
Marmer dinding 40x60 per m2
364.250,00
409.106,00
44.856,00
12,31%
Granit berpola (Dry System)
692.700,00
773.661,00
80.961,00
11,69%
Granit Dinding (Wet System)
599.810,00
675.110,00
75.300,00
12,55%
Pasang Granit Lantai
420.320,00
472.503,00
52.183,00
12,42%
Dinding bata 1PC : 5PS per m2
38.650,00
43.399,00
4.749,00
12,29%
Plester dan aci dinding bata /m2
19.520,00
21.798,00
2.278,00
11,67%
Kolom Praktis 11/11 per m3 Pasangan bataco pondasi per m2 Paving block Ex Conbloc
IV-22
Batu alam Pacito Russo (m2)
121.180,00
136.639,00
15.459,00
12,76%
Beton readymix K.250 per m3
425.400,00
551.031,00
125.631,00
29,53%
Waterproofing Coating/m2
36.650,00
40.223,00
3.573,00
9,75%
Waterproofing Membrane/m2
88.750,00
97.530,00
8.780,00
9,89%
Baja WF 300.150.6,5.9 per kg
9.560,00
10.055,00
495,00
5,18%
Baja UNP 140.60.7 per kg
9.490,00
9.988,00
498,00
5,25%
170.370,00
181.685,00
11.315,00
6,64%
79.590,00
86.570,00
6.980,00
8,77%
Plafond gypsum 12 mm per m2
107.490,00
118.236,00
10.746,00
10,00%
Plafond Acoustic 60x120 per m2
Baja WF 200.100.5,5.8 per m’ Plafond kalsiboard per m2
103.530,00
115.682,00
12.152,00
11,74%
Talang Metal per m’
46.160,00
48.884,00
2.724,00
5,90%
Atap genteng metal, nok, per m2
145.610,00
154.556,00
8.946,00
6,14%
Kaso reng kayu kamper-1 m2
33.830,00
37.204,00
3.374,00
9,97%
Papan nok & Talang 2/30 - 1 m'
24.620,00
27.060,00
2.440,00
9,91%
Listplank kayu kamper 3/30-1 m'
83.030,00
91.375,00
8.345,00
10,05%
Plint Kayu - 1 m'
23.000,00
25.366,00
2.366,00
10,29%
Glass Woll-1 m2
19.090,00
21.587,00
2.497,00
13,08%
4.008.270,00
4.430.675,00
422.405,00
10,54%
Cat Dinding Dalam-1 m2
14.330,00
15.282,00
952,00
6,64%
Cat Weathershiel Ddg Luar-1 m2
19.470,00
20.915,00
1.445,00
7,42%
Cat Plafond Gypsum Spray-1 m2
22.330,00
23.287,00
957,00
4,29%
Cat kayu papan listplank-1 m2
28.070,00
29.538,00
1.468,00
5,23%
Gording Kamper 8/1- 1 m3
Cat pintu besi + kusen - 1 m2
40.080,00
43.173,00
3.093,00
7,72%
Kloset duduk type CW 620 JT2
3.968.190,00
4.095.111,00
126.921,00
3,20%
Shower spray TX 403 SV3 CR
194.340,00
201.331,00
6.991,00
3,60%
Urinal type U 57 M
896.130,00
930.709,00
34.579,00
3,86%
Kran air type T 23 B 13
86.410,00
90.153,00
3.743,00
4,33%
Tempat sabun tanam S156 N
46.950,00
49.511,00
2.561,00
5,45%
Floor drain type TX 1 B
140.000,00
145.357,00
5.357,00
3,83%
Paper holder type TS 116 R
155.640,00
161.459,00
5.819,00
3,74%
Kaca cermin + list kayu - 1 m2
154.030,00
167.025,00
12.995,00
8,44%
Cove lampu acrylic louvers-1 m2
162.620,00
184.146,00
21.526,00
13,24%
Hand Railling St Steel-1 m'
276.000,00
286.989,00
10.989,00
3,98%
Wallpaper – 1 m2
122.250,00
132.738,00
10.488,00
8,58%
IV-23
3. Korelasi Antara Hasil Eskalasi Akibat Kenaikan Harga BBM 2005 dan Akibat Kenaikan Harga BBM 2008 Sebagaimana diketahui kenaikan harga BBM jenis premium pada Oktober 2005 adalah dari Rp. 2.400,- menjadi sebesar Rp. 4.500,- atau mengalami kenaikan sebesar 87,50% sedangkan kenaikan harga BBM jenis premium pada Mei 2008 adalah dari Rp.4.500,- menjadi sebesar Rp. 6.000,- atau mengalami kenaikan sebesar 33,33%. Mengingat kenaikan harga BBM bulan Mei 2005 lebih kecil dari kenaikan harga BBM bulan Oktober 2005, maka untuk kajian awal sebagai referensi kenaikan harga-harga barang dan jasa, kontraktor maupun pemilik proyek dapat menggunakan langsung presentase kenaikan hasil perhitungan eskalasi kenaikan harga BBM bulan Oktober 2005 untuk menyusun penawaran harga maupun rencana anggaran biaya. Namun apabila diinginkan lebih rinci korelasi antara dampak kenaikan harga BBM bulan Oktober 2005 dan dampak kenaikan harga BBM bulan Mei 2008, sebagai kajian awal dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ”Besar persentase eskalasi 2008 = Persentase kenaikan harga BBM 2008 berbanding persentase kenaikan harga BBM 2005 dikalikan dengan persentase hasil perhitungan eskalasi masing-masing jenis pekerjaan atau harga satuan pekerjaan akibat kenaikan harga BBM Oktober 2005”. Hasil perhitungan tersebut akan diperoleh persentase eskalasi atau kenaikan harga sebagai dampak kenaikan harga BBM bulan Mei 2008, masing-masing untuk jenis pekerjaan sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 4-22 dan untuk harga satuan pekerjaan sebagaimana ditampilkan pada Tabel 4-23. Berdasarkan hasil hitung tersebut, diperoleh penyesuaian harga (eskalasi) akibat kenaikan harga BBM 2008 adalah sebesar 2,94% atau ± 3%. IV-24
Tabel 4-22 : Persentase eskalasi masing-masing jenis pekerjaan tahun 2005 dan 2008 Pekerjaan
Sisa Pek. Sebelum Eskalasi
Persiapan
Sisa Pek. Setelah Esklasi
7.109.769,80
Eskalasi Yang Diterima
% Eskalasi (2005)
% Eskalasi (2008)
7.874.070,05
764.300,25
10,75%
4,09%
14.589.880,68
15.678.087,24
1.088.206,56
7,46%
2,84%
1.005.373.614,81
1.104.697.363,16
99.323.748,35
9,88%
3,76%
Interior
661.591.803,92
717.337.151,46
55.745.347,54
8,43%
3,21%
Landscape-Engineering
764.458.761,70
832.934.618,26
68.475.856,56
8,96%
3,41%
Mekanikal-Elektrikal
765.798.046,54
788.820.080,88
23.022.034,34
3,01%
1,15%
3.218.921.877,45
3.467.341.371,05
248.419.493,60
Struktur Arsitektur
Total
7,72%
2,94%
Tabel 4-23 : Persentase eskalasi harga satuan pekerjaan tahun 2005 dan 2008 Pekerjaan Bowplank per m’
Harga Sat. Pek Sebelum Eskalasi
Harga Sat. Pek Setelah Esklasi
Eskalasi Yang Diterima
% Esklasi (2005)
% Esklasi (2008)
9.070,00
9.976,00
906,00
9,99%
3,81%
Lantai kerja per m3
316.930,00
354.153,00
37.223,00
11,74%
4,47%
Batu Kali 1 PC:4 PS/m2
224.850,00
252.485,00
27.635,00
12,29%
4,68%
Bekisting Kolom ( per m2 )
47.740,00
52.413,00
4.673,00
9,79%
3,73%
Bekisting Plat Lantai ( per m2 )
40.370,00
44.690,00
4.320,00
10,70%
4,08%
Bekisting Dinding ( per m2 )
45.450,00
50.137,00
4.687,00
10,31%
3,93%
Bekisting Balok ( per m2)
42.260,00
46.646,00
4.386,00
10,38%
3,95%
Beton K-175 per 1 m3
416.450,00
524.705,00
108.255,00
25,99%
9,90%
Beton K-300 per 1 m3
485.110,00
606.870,00
121.760,00
25,10%
9,56%
502.120,00
628.223,00
126.103,00
25,11%
9,56%
1.222.790,00
1.363.936,00
141.146,00
11,54%
4,40%
Beton K-350 per 1 m3 Kolom Praktis 11/11 per m3 Pasangan bataco pondasi per m2
33.670,00
37.932,00
4.262,00
12,66%
4,82%
105.940,00
119.220,00
13.280,00
12,54%
4,78%
Keramik Lantai per m2
61.530,00
69.151,00
7.621,00
12,39%
4,72%
Keramik dinding 20x25 per m2
62.840,00
70.630,00
7.790,00
12,40%
4,72%
Keramik Heavy Duty 10x20
162.300,00
182.700,00
20.400,00
12,57%
4,79%
Homogeneous tile 40x40 per m2
121.160,00
136.351,00
15.191,00
12,54%
4,78%
Paving block Ex Conbloc
Marmer dinding 40x60 per m2
364.250,00
409.106,00
44.856,00
12,31%
4,69%
Granit berpola (Dry System)
692.700,00
773.661,00
80.961,00
11,69%
4,45%
Granit Dinding (Wet System)
599.810,00
675.110,00
75.300,00
12,55%
4,78%
Pasang Granit Lantai
420.320,00
472.503,00
52.183,00
12,42%
4,73%
Dinding bata 1PC : 5PS per m2
38.650,00
43.399,00
4.749,00
12,29%
4,68%
Plester dan aci dinding bata /m2
19.520,00
21.798,00
2.278,00
11,67%
4,45%
Batu alam Pacito Russo (m2)
121.180,00
136.639,00
15.459,00
12,76%
4,86%
Beton readymix K.250 per m3
425.400,00
551.031,00
125.631,00
29,53%
11,25%
Waterproofing Coating/m2
36.650,00
40.223,00
3.573,00
9,75%
3,71%
Waterproofing Membrane/m2
88.750,00
97.530,00
8.780,00
9,89%
3,77%
Baja WF 300.150.6,5.9 per kg
9.560,00
10.055,00
495,00
5,18%
1,97%
IV-25
Baja UNP 140.60.7 per kg Baja WF 200.100.5,5.8 per m’ Plafond kalsiboard per m2
9.490,00
9.988,00
498,00
5,25%
2,00%
170.370,00
181.685,00
11.315,00
6,64%
2,53%
79.590,00
86.570,00
6.980,00
8,77%
3,34%
Plafond gypsum 12 mm per m2
107.490,00
118.236,00
10.746,00
10,00%
3,81%
Plafond Acoustic 60x120 per m2
103.530,00
115.682,00
12.152,00
11,74%
4,47%
46.160,00
48.884,00
2.724,00
5,90%
2,25%
145.610,00
154.556,00
8.946,00
6,14%
2,34%
33.830,00
37.204,00
3.374,00
9,97%
3,80%
Papan nok & Talang 2/30 - 1 m'
24.620,00
27.060,00
2.440,00
9,91%
3,77%
Listplank kayu kamper 3/30-1 m'
83.030,00
91.375,00
8.345,00
10,05%
3,83%
Plint Kayu - 1 m'
23.000,00
25.366,00
2.366,00
10,29%
3,92%
Glass Woll-1 m2
19.090,00
21.587,00
2.497,00
13,08%
4,98%
4.008.270,00
4.430.675,00
422.405,00
10,54%
4,01%
14.330,00
15.282,00
952,00
6,64%
2,53%
Cat Weathershiel Ddg Luar-1 m2
19.470,00
20.915,00
1.445,00
7,42%
2,83%
Cat Plafond Gypsum Spray-1 m2
22.330,00
23.287,00
957,00
4,29%
1,63%
Cat kayu papan listplank-1 m2
28.070,00
29.538,00
1.468,00
5,23%
1,99%
Cat pintu besi + kusen - 1 m2
40.080,00
43.173,00
3.093,00
7,72%
2,94%
Kloset duduk type CW 620 JT2
3.968.190,00
4.095.111,00
126.921,00
3,20%
1,22%
Shower spray TX 403 SV3 CR
194.340,00
201.331,00
6.991,00
3,60%
1,37%
Urinal type U 57 M
Talang Metal per m’ Atap genteng metal, nok, per m2 Kaso reng kayu kamper-1 m2
Gording Kamper 8/1- 1 m3 Cat Dinding Dalam-1 m2
896.130,00
930.709,00
34.579,00
3,86%
1,47%
Kran air type T 23 B 13
86.410,00
90.153,00
3.743,00
4,33%
1,65%
Tempat sabun tanam S156 N
46.950,00
49.511,00
2.561,00
5,45%
2,08%
Floor drain type TX 1 B
140.000,00
145.357,00
5.357,00
3,83%
1,46%
Paper holder type TS 116 R
155.640,00
161.459,00
5.819,00
3,74%
1,42%
Kaca cermin + list kayu - 1 m2
154.030,00
167.025,00
12.995,00
8,44%
3,21%
Cove lampu acrylic louvers-1 m2
162.620,00
184.146,00
21.526,00
13,24%
5,04%
Hand Railling St Steel-1 m'
276.000,00
286.989,00
10.989,00
3,98%
1,52%
Wallpaper – 1 m2
122.250,00
132.738,00
10.488,00
8,58%
3,27%
Dengan mengetahui besar dan persentase eskalasi yang dihitung berdasarkan kenaikan harga BBM bulan Oktober tahun 2005, maka dapat dianalisis dan dibuat korelasinya sebatas sebagai kajian awal untuk memberikan gambaran dan acuan atau referensi terhadap dampak kenaikan harga BBM bulan Mei tahun 2008. Dengan demikian, hasil perhitungan eskalasi kenaikan harga BBM tahun 2005 dapat digunakan sebagai data dan referensi untuk menghitung perkiraan kenaikan harga satuan sejenis, sampai ada peraturan Pemerintah tentang eskalasi tahun 2008. IV-26
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Dari hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan pada Bab IV tersebut, dapat diperoleh suatu kesimpulan terhadap hasil penyesuaian harga satuan pekerjaan dan nilai kontrak (eskalasi) sebagai akibat kenaikan harga BBM baik tahun 2005 maupun tahun 2008. Hasil perhitungan eskalasi akibat kenaikan harga BBM pada Oktober 2005 adalah sebesar 7,72% sedangkan akibat kenaikan harga BBM pada Mei 2008 adalah sebesar 2,94% atau dibulatkan menjadi 3,00%. Yang paling dominan menentukan besar-kecilnya penyesuaian harga satuan dan nilai kontrak adalah faktor harga satuan pekerjaan dengan analisanya dan indeks harga dari BPS yaitu sebesar 85% dari nilai harga satuan pekerjaan. Sedangkan terhadap total eskalasi yang telah diterima oleh kontraktor sangat ditentukan juga oleh faktor uang muka, karena maksimum eskalasi yang diterima menjadi sebesar : (100% - %UM) dikalikan eskalasi hasil perhitungan. Nilai eskalasi ini selanjutnya yang akan mempengaruhi perubahan nilai kontrak sebagaimana ditunjukkan pada Tabel IV-20. 5.2 Saran 1.
Pemberian eskalasi merupakan kebijakan Pemerintah, maka ketentuan dan rumus yang digunakan dalam pembahasan ini tidak dapat digunakan secara otomatis untuk menghitung eskalasi setiap ada kenaikan harga BBM.
V-1
2.
Dalam menghitung eskalasi tidak selalu mengikuti cara perhitungan sebagaimana dalam pembahasan tersebut di atas. Pada proyek-proyek swasta seringkali eskalasi diberikan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak antara kontraktor dan pemilik proyek.
3.
Perhitungan eskalasi akibat kenaikan harga BBM pada Mei 2008, merupakan kajian awal untuk mengetahui korelasi dan perkiraan berapa persentase kenaikan masing-masing harga satuan pekerjaan sejenis. Bagi yang ingin menghitung secara pasti berapa eskalasi yang diperoleh, terlebih dahulu harus diketahui peraturan Pemerintah tentang eskalasi dan Indeks Harga masing-masing material dari BPS.
4.
Apabila Pemerintah belum menerbitkan peraturan tentang eskalasi yang baru dan Indeks Harga BPS juga belum terbit, maka perhitungan eskalasi dapat dilakukan dengan cara : a. Rumus eskalasi menggunakan rumus eskalasi tahun 2005. b. Indeks Harga BPS dicari dengan melakukan survei kenaikan harga material terlebih dahulu.
V-2
DAFTAR PUSTAKA
1. Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003, tentang Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa 2. Peraturan Menteri Keuangan No. 105/PMK.06/2005 tanggal 9 November 2005, tentang pengaturan penyesuaian harga satuan pekerjaan dan nilai kontrak 3. Surat Perjanjian Pekerjaan Perluasan dan Renovasi Gedung Kantor Bank Indonesia Padang No. 6/1DLP/PrLJ/Pdg tanggal 7 April 2004 4. Undang Undang Jasa Konstruksi No. 18 Tahun 1999 5. Badan Pusat Statistik : Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia (2000 = 100) Tahun 2005 6. Badan Pusat Statistik : Indikator Ekonomi
bulan September 2005 dan
Oktober 2005 7. Mahendra Sultan Syah, Ir, Manajemen Proyek : Kiat Sukses Mengelola Proyek. Penerbit PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta, 2004. 8. Internet : Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia