ANALISIS PERSEDIAAN FILTER DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN QUICK RESPONSE INVENTORY PADA PT. UNITED TRACTORS TBK. Felix Christian Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530,
[email protected] Felix Christian, Dr. Lim Sanny, S.T., M.M., Ir. Gunawarman Hartono, M.Eng.
Abstract PT. United Tractors is a company in the field of heavy equipment industry. Cost reduction in procurement of spare parts is the aim of the company. The spare parts in this research is focused in the kind of filters. On the early step, the choosing of priority filter will be studied further by using the ABC analysis. To find out future demand of the filter, this research is using demand forecast by utilizing the QM software for windows. And to find out the best method of inventory control for each kind of filter is by comparing the total cost of Economic Order Quantity and Quick response inventory method. For the three kind of filters which are Cartridge, Engine oil – pn : 600-211-123, Element, Transmission – pn : 424-16-11140, and Element, Hydraulic – pn : 07063-01054, the best forecasting method is Linear regression. The best method for inventory control of Cartridge, Engine oil – pn : 600-211-123 and Element, Transmission – pn : 424-16-11140, is Quick Response Inventory, while the best method for Element, Hydraulic – pn : 07063-01054 is Economic Order Quantity.(FC) Keyword: ABC Analysis, Forecasting, Economic Order Quantity, Quick Response Inventory Abstrak PT. United Tractors Tbk. adalah perusahaan yang bergerak dalam industri alat berat di Indonesia. Pengurangan biaya secara keseluruhan pada pengadaan suku cadang alat berat menjadi tujuan perusahaan saat ini. Fokus suku cadang yang diteliti adalah jenis filter. Pada tahap awal, pemilihan prioritas filter yang akan diteliti lebih lanjut menggunakan Analisis ABC. Untuk mengetahui permintaan filter di masa yang akan datang, metode yang digunakam adalah metode peramalan permintaan dengan menggunakan software QM for Windows. Dan untuk mengetahui metode pengendalian persediaan terbaik bagi setiap jenis filter yaitu membandingkan total biaya antara penggunaan metode Economic Order Quantity dan Quick Response Inventory. Bagi ketiga jenis filter yaitu Cartridge, Engine oil – pn : 600-211-123, Element, Transmission – pn : 424-16-11140, dan Element, Hydraulic – pn : 07063-01054, metode peramalan yang terbaik adalah Regresi Linear. Metode pengendalian persediaan terbaik untuk Cartridge, Engine oil – pn : 600-211-123 dan Element, Transmission – pn : 424-16-11140 adalah Quick Response Inventory. Sedangkan metode pengendalian persediaan terbaik untuk Element, Hydraulic – pn : 07063-01054 adalah Economic Order Quantity.(FC) Kata Kunci: Analisis ABC, Peramalan, Economic Order Quantity, Quick Response Inventory
1
PENDAHULUAN Yang menjadi latar belakang utama yang dihadapi adalah penurunan harga batu bara dunia berdampak secara signifikan pada penjualan suku cadang maupun unit alat berat, hal ini dikarenakan bisnis PT. United Tractors Tbk 70-80% dikontribusikan oleh sektor mining, sedangkan sisanya bergerak di sektor logging dan konstruksi. Walaupun sektor lain dapat menutupi penurunan pendapatan yang dialami perusahaan, tetapi dampaknya tidak terlalu jelas terlihat. Penjualan parts alat berat ikut menurun karena diikuti oleh produktivitas kontraktor batu bara yang juga menurun. Penjualan unit-unit baru PT. United Tractors Tbk pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 64% (dalam jumlah) dan 44% (dalam kapasitas) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2012 . Dimana mayoritas penurunan dikontribusi oleh sektor mining sehingga PT. United Tractors Tbk harus melakukan efisiensi di segala bidang. Berdasarkan observasi di perusahaan, hal yang terjadi pada saat ini adalah persediaan filter masih ditentukan dengan menggunakan indikator batas atas dan batas bawah dan tidak memiliki suatu metode untuk mengetahui persediaan yang paling sesuai agar tidak memperbesar biaya persediaan. Karena apa yang menjadi tujuan sebelumnya, perusahaan ingin melakukan efisiensi salah satunya dengan melakukan pengendalian persediaan. Salah satu masalah yang timbul jika persediaan terlalu banyak adalah terjadinya defect bagi filter dikarenakan suku cadang ini cukup rapuh jika tertimpa oleh barang lain yang lebih berat, yang otomatis tidak dapat dijual. Selain itu, inventory cost juga akan meningkat jika pengaturan persediaan filter terlalu banyak. Eric Wilson pada jurnalnya yang berjudul “Forecasting Inventory: Using Demand To Determine Supply” menyatakan bahwa metode yang digunakan untuk menentukan persediaan tergantung dari keakuratan dalam melakukan peramalan, Dari wawancara yang dilakukan ditemukan sebuah isu utama yang dialami perusahaan dalam menentukan metode pengendalian persediaan yang sesuai. Hal ini dikarenakan di satu sisi perusahaan ingin menerapkan Quick Response Inventory dalam persediaan, yang sejalan dengan misi UT untuk menjadi leader dalam industri alat berat dengan pelayanan jasa terbaik. Di sisi lain departemen logistik menginginkan penerapan Economic Order Quantity sehingga saat ini perusahaan ingin mengetahui metode yang sesuai dalam pengendalian persediaan filter. Perumusan masalah: 1. Apakah metode peramalan yang paling sesuai dalam memperkirakan permintaan suku cadang filter pada PT. United Tractors Tbk dalam periode bulan Juli 2014 hingga bulan Juni 2015? 2. Berapa besar tingkat persediaan suku cadang filter yang paling efisien yang harus dipenuhi oleh PT. United Tractors Tbk berdasarkan perhitungan Economic Order Quantity dan Quick Response Inventory? 3. Manakah metode inventory control yang paling sesuai antara Economic Order Quantity dan Quick Response Inventory berdasarkan total biaya terkecil bagi setiap jenis filter? Tujuan: 1. Untuk mengetahui metode peramalan yang paling sesuai dalam memperkirakan permintaan suku cadang filter pada PT. United Tractors Tbk dalam periode bulan Juli 2014 hingga bulan Juni 2015. 2. Untuk mengetahui tingkat persediaan suku cadang filter yang paling efisien yang harus dipenuhi oleh PT. United Tractors Tbk berdasarkan perhitungan Economic Order Quantity dan Quick Response Inventory. 3. Untuk mengetahui metode inventory control yang paling sesuai antara Economic Order Quantity dan Quick Response Inventory berdasarkan total biaya terkecil bagi setiap jenis filter.
2
Manfaat: 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan saran bagi perusahaan tentang penggunaan metode terbaik dalam analisis peramalan yang selanjutnya dianalisis lebih lanjut dengan pengendalian persediaan. Dengan demikian perusahaan dapat membuat atau memperbaharui kebijakan dalam hal persediaan. 2. Bagi Pembaca Untuk memberikan pengetahuan mengenai penentuan metode peramalan yang paling tepat berdasarkan data yang diperoleh dan pengendalian persediaan yaitu Economic Order Quantity dan Quick Response Inventory. 3. Bagi Penelitian Mendatang Dapat digunakan sebagai referensi penelitian di masa mendatang yang berkaitan dengan pengendalian persediaan.
METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif, karena akan memerlukan data permintaan dan persediaan yang harus diolah unutk mendapatkan hasil peneltian ini. Pada metode penelitian deskriptif kuantitatif, pertanyaan diajukan tanpa membandingkan variabel dan tidak mencari hubungan variabel itu dengan variabel lain. Sehingga proses wawancara hanya menyangkut masalah yang terjadi di perusahaan. Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian
Desain Penelitian
T-1
Jenis dan Metode Penelitian Deskriptif
T-2
Deskriptif
T-3
Deskriptif
Unit Analisis
Time Horizon
Unit Persediaan
Cross Sectional Cross Sectional Cross Sectional
Unit Logistik dan Persediaan Unit Logistik dan Persediaan
Keterangan: T-1: Untuk mengetahui metode peramalan yang paling sesuai dalam memperkirakan permintaan suku cadang filter pada PT. United Tractors Tbk dalam periode bulan Juli 2014 hingga bulan Juni 2015. T-2: Untuk mengetahui tingkat persediaan suku cadang filter yang paling efisien yang harus dipenuhi oleh PT. United Tractors Tbk berdasarkan perhitungan Economic Order Quantity dan Quick Response Inventory. T-3: Untuk mengetahui metode inventory control yang paling sesuai antara Economic Order Quantity dan Quick Response Inventory berdasarkan total biaya terkecil bagi setiap jenis filter. Jenis data yang digunakan adalah kuantitatif dan sumber data yang digunakan primer dan sekunder. Metode kuantitatif sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebur metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. (Sugiyono, 2010). Pengumpulan data primer dengan cara melakukan wawancara langsung dengan departemen logistic dan persediaan mengenai penelitian yang dilakukan. Menggunakan data sekunder karena data yang dibutuhkan telah diolah terlebih dahulu oleh PT.United Tractors Tbk. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, observasi, wawancara. Studi kepustakaan dilakukan untuk pengambilan data yang bersifat teori yang kemudian
3
digunakan sebagai literatur penunjang guna mendukung penelitian yang dilakukan. Data ini diperoleh dari buku-buku sumber yang dapat dijadikan acuan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. (Sugiyono, 2010). Teknik pengumpulan data dengan obervasi digunakan bila, penelitian berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.. Data yang diperlukan adalah data permintaan, data persediaan, data biaya-biaya serta informasi mengenai filter Komatsu di PT. United Tractors Tbk.. Pengumpulan data melalui wawancara dilakukan dengan mewawancarai manajer persediaan dan parts analyst khusus filter Komatsu, dimana keseluruhan proses persediaan dan order diatur oleh part analyst filter dari Head Office. Pada tahap awal, teknik pengolahan data menggunakan metode ABC Analysis, forecasting dengan bantuan software QM for Windows serta dilanjutkan dengan penghitungan inventory control. Setelah itu total biaya dari kedua metode inventori dilakukan perbandingan. Data historis permintaan akan diolah dengan metode forecasting untuk mendapatkan jumlah permintaan di masa yang akan datang sehingga perusahaan dapat mengantisipasi kenaikan atau penurunan permintaan sehingga penjualan dapat dimaksimalkan. Penghitungan EOQ, ROP, Safety Stock dan Quick Response Inventory menggunakan data permintaan dan data biaya-biaya lain yang berkaitan dengan persediaan yang bertujuan untuk mengetahui total biaya terkecil yang dihasilkan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan berdasarkan 3 tahap utama yaitu ABC Analysis, Forecasting , dan Inventory Control. Alur prosesnya adalah sebagai berikut: 1. ABC Analysis Data permintaan filter yang dianalisis merupakan data yang diperoleh dari tahun 2012 hingga pertengahan tahun 2014. Data ini diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan parts analyst yang bertugas menangani jenis suku cadang filter. Data jenis filter yang diperoleh antara lain: Tabel 4.1 Jenis dan Harga Filter Jenis Filter 1. Element, Hydraulic – pn : 07063-01054 2. Element, Transmission – pn : 424-16-11140 3. Cartridge, Engine oil – pn : 600-211-1231 4. Element, Air (inner+outer) – pn : 600-181-6740 5. Element Aass'y, air – pn : 6125-81-7032 6. Cartridge, Engine oil – pn : 600-211-6243 7. Cartridge, Engine oil – pn : 6136-51-5121 8. Element, Hydraulic – pn : 07063-01100 Sumber : PT. United Tractors Tbk (2014)
Harga Rp. 103.700 Rp. 121.000 Rp. 180.000 Rp. 853.400 Rp. 858.800 Rp. 77.800 Rp. 13.2500 Rp. 12.2400
Data yang diperlukan dalam proses ABC Analysis adalah data permintaan dan harga dari setiap filter. Analisis ini berfungsi untuk mengetahui prioritas utama filter yang akan diteliti selanjutnya yang terbagi dari kelas A, B dan C. Pembagian kelas dianalisis berdasarkan persentase volume uang dari semua jenis filter. Setelah itu analisis dilanjutkan dengan melihat kontribusi persediaan terbesar dari setiap kelas A, B dan C. Berikut ABC Analysis dari data filter yang telah diolah:
4
Tabel 4.2 ABC Analysis Filter Part Number
07063-01054 424-16-11140 600-211-1231 600-181-6740 6125-81-7032 600-211-6243 6136-51-5121 07063-01100
Percentage of Number of Items Stocked (%) 8.212385099 18.65021771 54.49927431 1.499758104 4.704886309 4.777455249 2.249637155 5.406386067 100
Annual Volume (units) 679 1,542 4,506 124 389 395 186 447 8268
x
Unit Cost
Rp103,700.00 Rp121,000.00 Rp180,000.00 Rp853,400.00 Rp858,800.00 Rp77,800.00 Rp132,500.00 Rp122,400.00 Rp2,449,600.00
=
Annual Rupiah Volume
Percentage of Annual Rupiah volume (%)
Rp70,412,300.00 Rp186,582,000.00 Rp811,080,000.00 Rp105,821,600.00 Rp334,073,200.00 Rp30,731,000.00 Rp24,645,000.00 Rp54,712,800.00 Rp1,618,057,900.00
4.351655154 11.53123136 50.12675999 6.540037906 20.64655412 1.899252184 1.523122257 3.381387032 100
Class
C B A C B C C C
Sumber: Pengolahan Data (2014) Tabel 4.3 Pembagian Kelas Filter Class
Percentage of Number of Items Stocked (%)
A (>35%) 54.49927431 B (>10%-35%) 23.35510402 C (0-10%) 22.14562167 Sumber: Pengolahan Data (2014)
Percentage of Annual Rupiah volume (%) 50.12675999 32.17778548 17.69545453
Dari table 4.2 dapat dilihat bahwa filter telah terbagi menjadi 3 jenis kelas yaitu A, B dan C, dengan keterangan sebagai berikut: Tabel 4.4 Pembagian Kelas Jenis Filter Berdasarkan Persentase Volume Rupiah Jenis Filter Kelas Cartridge, Engine oil – pn : 600-211-1231 A Element, Transmission – pn : 424-16-11140 B Element Aass'y, air – pn : 6125-81-7032 Element, Hydraulic – pn : 07063-01054 C Element, Air (inner+outer) – pn : 600-181-6740 Cartridge, Engine oil – pn : 600-211-6243 Cartridge, Engine oil – pn : 6136-51-5121 Element, Hydraulic – pn : 07063-01100 Sumber: Analisis Data (2014) Apabila kelas yang dibagi berdasarkan volume rupiah telah ditentukan, langkah selanjutnya yang diambil adalah meneliti dari setiap kelas yang memiliki persentase volume persediaan yang terbesar. Dari hasil observasi yang telah dilakukan, PT. United Tractors Tbk. sangat mementingkan tingkat pelayanan mereka terhadap seluruh pelanggan, dengan sebisa mungkin mengutamakan permintaan. Dengan demikian, persediaan barang yang memiliki tingkat permintaan yang besar harus benar – benar diperhatikan. Pada kenyataan yang terjadi, suku cadang jenis filter sangat penting bagi pelanggan, hal ini dikarenakan apabila permintaan tidak dapat dipenuhi, maka pelanggan pun dapat mengalami kerugian karena unit breakdown yang mengakibatkan unit tidak dapat beroperasi. Dengan demikian prioritas utama penentuan jenis filter yang akan diteliti lebih lanjut adalah sebagai berikut:
5
Tabel 4.5 Penentuan Prioritas Jenis Filter Berdasarkan Persentase Persediaan Jenis Filter Persentase persediaan (%) Cartridge, Engine oil – pn : 600-211-1231 54.49927431 Element, Transmission – pn : 424-16-11140 18.65021771 Element Aass'y, air – pn : 6125-81-7032 4.704886309 Element, Hydraulic – pn : 07063-01054 Element, Air (inner+outer) – pn : 600-181-6740 Cartridge, Engine oil – pn : 600-211-6243 Cartridge, Engine oil – pn : 6136-51-5121 Element, Hydraulic – pn : 07063-01100 Sumber: Pengolahan data (2014)
8.212385099 1.499758104 4.777455249 2.249637155 5.406386067
Kelas A B C
Dari Tabel 4.5 didapat keputusan jenis filter mana yang akan dilakukan penelitian lebih lanjut, yaitu 1. Kelas A : Cartridge, Engine oil – pn : 600-211-1231 2. Kelas B : Element, Transmission – pn : 424-16-11140 3. Kelas C : Element, Hydraulic – pn : 07063-01054 2. Forecasting Penentuan metode peramalan yang paling tepat berfungsi untuk melihat tingkat kesalahan peramalan berdasarkan data historis yang diperoleh. Ada dua penghitungan yang biasa digunakan untuk menghitung kesalahan peramalan yaitu MAD dan MSE. Penghitungan ini dapat digunakan untuk membandingkan metode - metode peramalan, mengawasi dan memastikan peramalan berjalan dengan baik. Hasil penghitungan MAD dan MSE untuk ketiga jenis filter yang diteliti adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 MAD dan MSE Tiga Jenis Filter
Sumber: Pengolahan Data (2014) Dari table 4.6 diketahui metode peramalan yang paling sesuai untuk setiap jenis filter dengan melihat MAD dan MSE terkecil dari setiap metode. Dapat
6
disimpulkan metode peramalan yang paling tepat untuk ketiga jenis filter adalah Linear Regression. Hasil dan perbandingan yang ditunjukan oleh Tabel 4.6 merupakan analisis penentuan peramalan permintaan tiga jenis filter yaitu Cartridge-Engine oil, Element-Transmission dan Element-Hydraulic. Tabel 4.6 menunjukkan bahwa metode peramalan yang paling tepat untuk ketiga jenis filter di perusahaan adalah dengan menggunakan metode peramalan Linear Regression. Setelah mendapatkan metode peramalan yang paling tepat bagi ketiga jenis filter, selanjutnya akan dilakukan peramalan permintaan filter hingga satu tahun kedepan. Hasil pengolahan data pada Tabel 4.7 telah mengalami pembulatan keatas karena kuantitas sebuah unit harus berupa bilangan bulat. Berikut merupakan hasil peramalan ketiga jenis filter dari Juli 2014 hingga Juni 2015 dengan metode Linear Regression : Tabel 4.7 Hasil Peramalan Tiga Jenis Filter Bulan Cartridge-Engine oil Element-Transmission Element-Hydraulic Jul-14
4794
1449
610
Aug-14
4729
1412
599
Sep-14
4664
1374
589
Oct-14
4599
1337
578
Nov-14
4535
1300
568
Dec-14
4470
1263
557
Jan-15
4405
1226
547
Feb-15
4340
1189
536
Mar-15
4276
1152
525
Apr-15
4211
1115
515
May-15
4146
1078
504
Jun-15
4081
1040
494
Total (D)
53250 unit
14935 unit
6621 unit
Sumber: Pengolahan Data (2014) 3. Inventory Control Keseluruhan hasil penghitungan dari setiap jenis filter akan disimpulkan dan dibandingkan satu sama lain sehingga dapat diketahui perbandingan kuantitas pemesanan, keseluruhan total biaya, dan hubungan setiap variabel dengan hasil yang telah diperoleh. Rekomendasi dan analisis perbandingan antara kedua metode persediaan berguna untuk membantu dalam mengambil keputusan manajemen pada PT. United Tractors Tbk. Rekomendasi untuk Cartridge, Engine oil – pn : 600-211-1231 Dari penghitungan yang telah dilakukan, terdapat perbandingan metode Economic Order Quantity dengan Quick Response Inventory bagi jenis Cartridge, Engine oil – pn : 600-211-1231 pada PT. United Tractors Tbk. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
7
Tabel 4.10 EOQ dan QR Cartridge, Engine oil – pn : 600-211-1231 Cartridge, Engine oil
EOQ
QR
Q*
6317 unit
4736 unit
ELV
Rp. 28.458.000
-
Ordering Cost
Rp. 28.423.872,09
Rp. 37.912.500
Holding Cost
Rp. 28.426.500
Rp. 21.312.000
Total Cost
Rp. 85.308.372,09
Rp. 59.224.500
- Rp. 26.083.872,09
∆C(Qqr-Qeoq) Sumber: Analisis Data (2014)
Dari perbandingan total cost antara kedua metode, terlihat bahwa total cost pada penerapan metode QR lebih rendah daripada metode EOQ yaitu sebesar Rp. 59.224.500 dengan selisih total biaya sebesar Rp. 26.083.872,09. Nilai ∆C yang dihasilkan < 0 maka rekomendasi yang dapat diberikan untuk PT. United Tractors Tbk. dalam melakukan pemesanan Cartridge, Engine oil – pn : 600211-1231 adalah menggunakan metode Quick Response Inventory. Rekomendasi untuk Element, Transmission – pn : 424-16-11140 Dari penghitungan yang telah dilakukan, terdapat perbandingan metode Economic Order Quantity dengan Quick Response Inventory bagi jenis Element, Transmission – pn : 424-16-11140 pada PT. United Tractors Tbk. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11 EOQ dan QR Element, Transmission – pn : 424-16-11140 Element, Transmission
EOQ
QR
Q*
3391 unit
1439 unit
ELV
Rp. 23.619.200
-
Ordering Cost
Rp. 10.255.381,89
Rp. 24.166.782,49
Holding Cost
Rp. 10.257.775
Rp. 4.352.975
Total Cost
Rp. 44.132.356,89
Rp. 28.519.757.49
- Rp. 15.612.599.4
∆C(Qqr-Qeoq) Sumber: Analisis Data (2014)
Dari perbandingan total cost, terlihat bahwa total cost pada penerapan metode QR lebih rendah daripada metode EOQ yaitu sebesar Rp. 28.519.757.49 dengan selisih total biaya sebesar Rp. 15.612.599.4.. Nilai ∆C yang dihasilkan < 0 maka rekomendasi yang dapat diberikan untuk PT. United Tractors Tbk. dalam melakukan pemesanan Element, Transmission – pn : 424-16-11140 adalah menggunakan metode Quick Response Inventory Rekomendasi untuk Element, Hydraulic – pn : 07063-01054 Dari penghitungan yang telah dilakukan, terdapat perbandingan metode Economic Order Quantity dengan Quick Response Inventory bagi jenis Element,
8
Hydraulic – pn : 07063-01054 pada PT. United Tractors Tbk. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.12 EOQ dan QR Element, Hydraulic – pn : 07063-01054 Element, Hydraulic
EOQ
QR
Q*
1757 unit
680 unit
ELV
Rp. 0
-
Ordering Cost
Rp. 4.554.809,33
Rp. 11.768.823,53
Holding Cost
Rp. 4.555.022,5
Rp. 1.762.900
Total Cost
Rp. 9.109.831,83
Rp. 13.531.723,53
+ Rp. 4.421.891,7
∆C(Qqr-Qeoq) Sumber: Analisis Data (2014)
:Dari perbandingan total cost, terlihat bahwa total cost pada penerapan metode QR lebih tinggi daripada metode EOQ yaitu sebesar Rp. 13.531.723,53 dengan selisih total biaya sebesar Rp. 4.421.891,7.. Nilai ∆C yang dihasilkan > 0 maka rekomendasi yang dapat diberikan untuk PT. United Tractors Tbk. dalam melakukan pemesanan Element, Hydraulic – pn : 07063-01054 adalah menggunakan metode Economic Order Quantity.
KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil analisis yang telah dilakukan pada PT.United Tractors Tbk. adalah sebagai berikut: 1. Metode peramalan yang paling sesuai dalam memperkirakan permintaan suku cadang filter pada PT. United Tractors Tbk dalam periode bulan Juli 2014 hingga bulan Juni 2015 adalah sebagai berikut: Bulan
Cartridge, Engine oil
Element, Transmission
Jul-14
4794
1449
610
Aug-14
4729
1412
599
Sep-14
4664
1374
589
Oct-14
4599
1337
578
Nov-14
4535
1300
568
Dec-14
4470
1263
557
Jan-15
4405
1226
547
Feb-15
4340
1189
536
Mar-15
4276
1152
525
Apr-15
4211
1115
515
May-15
4146
1078
504
Jun-15
4081
1040
494
Total (D)
53250 unit
14935 unit
9
Element, Hydraulic
6621 unit
2. Setelah mengetahui permintaan suku cadang filter berdasarkan hasil peramalan yang paling sesuai untuk setiap jenis filter, maka diketahui jumlah pemesanan optimal berdasarkan penghitungan Economic Order Quantity dan Quick Response Inventory. Berikut merupakan hasil yang telah diperoleh: a. Kuantitas pemesanan optimal untuk jenis Cartridge, Engine oil – pn : 600-2111231 jika perusahaan menerapkan EOQ adalah 6317 unit. Dengan ROP sebesar 9176 unit. Sedangkan kuantitas pemesanan jika menerapkan QR adalah sebesar 4736 unit. b. Kuantitas pemesanan optimal untuk jenis Element, Transmission – pn : 424-1611140 jika perusahaan menerapkan EOQ adalah 3391 unit. Dengan ROP sebesar 2699 unit. Sedangkan kuantitas pemesanan jika menerapkan QR adalah sebesar 1439 unit. c. Kuantitas pemesanan optimal untuk jenis Element, Hydraulic – pn : 07063-01054 jika perusahaan menerapkan EOQ adalah 1757 unit. Dengan ROP sebesar 1250 unit. Sedangkan kuantitas pemesanan jika menerapkan QR adalah sebesar 680 unit. 3. Kuantitas pemesanan yang telah diperoleh, selanjutnya digunakan untuk membandingkan total biaya terkecil antara Economic Order Quantity dan Quick Response Inventory sehingga metode pengendalian persediaan yang paling sesuai bagi setiap jenis filter adalah sebagai berikut: a. Jenis Cartridge, Engine oil – pn : 600-211-1231 memiliki ordering cost sebesar Rp. 28.423.872,09, holding cost sebesar Rp. 28.426.500 dan Expected Loss of Value sebesar Rp. 28.458.000. Sehingga total cost apabila perusahaan menerapkan EOQ adalah Rp. 85.308.372,09. Jika perusahaan menerapkan QR maka akan menghasilkan ordering cost sebesar Rp. 37.912.500 dan holding cost sebesar Rp. 21.312.000 sehingga total cost yang dihasilkan adalah Rp. 59.224.500. Dari hasil yang telah diperoleh, maka metode pengendalian persediaan yang paling sesuai untuk Cartridge, Engine oil – pn : 600-211-1231 adalah metode Quick Response Inventory. b. Jenis Element, Transmission – pn : 424-16-11140 memiliki ordering cost sebesar Rp. 10.255.381,89, holding cost sebesar Rp. 10.257.775 dan Expected Loss of Value sebesar Rp. 23.619.200. Sehingga total cost apabila perusahaan menerapkan EOQ adalah Rp. 44.132.356,89. Jika perusahaan menerapkan QR maka akan menghasilkan ordering cost sebesar Rp. 24.166.782,49 dan holding cost sebesar Rp. 4.352.975 sehingga total cost yang dihasilkan adalah Rp. 28.519.757,49. Dari hasil yang telah diperoleh, maka metode pengendalian persediaan yang paling sesuai untuk Element, Transmission – pn : 424-16-11140 adalah metode Quick Response Inventory. c. Jenis Element, Hydraulic – pn : 07063-01054 memiliki ordering cost sebesar Rp. 4.554.809,33, holding cost sebesar Rp. 4.555.022,5 dan tidak memiliki Expected Loss of Value dikarenakan variabel resiko bernilai 0%. Sehingga total cost apabila perusahaan menerapkan EOQ adalah Rp. 9.109.831,83 Jika perusahaan menerapkan QR maka akan menghasilkan ordering cost sebesar Rp. 11.768.823,53 dan holding cost sebesar Rp. 1.762.900 sehingga total cost yang dihasilkan adalah Rp. 13.531.723,53 Dari hasil yang telah diperoleh, maka metode pengendalian persediaan yang paling sesuai untuk Element, Hydraulic – pn : 07063-01054 adalah metode Economic Order Quantity.
10
Saran Pengendalian persediaan dapat menghindari kelebihan atau kekurangan persediaan filter sehingga perusahaan dapat memaksimalkan keuntungan yang diperoleh. Ada beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada PT. United Tractors Tbk. antara lain: 1. PT. United Tractors Tbk. diharapkan untuk melakukan peramalan terlebih dahulu mengenai permintaan filter dimasa yang akan datang dengan metode peramalan Linear Regression. Karena pada saat ini perusahaan mengendalikan persediaan hanya berdasarkan indikator batas atas dan batas bawah saja. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pelatihan menggunakan software untuk menghitung peramalan permintaan. Dimana kelebihannya adalah para karyawan yang terlibat dapat mengetahui dan dapat menghitung permintaan di masa yang akan datang secara lebih mudah. Kelemahannya adalah, perusahaan harus mengeluarkan biaya selama masa training berlangsung dan harus membeli infrastruktur yang dapat mendukung proses peramalan tersebut. 2. Perusahaan harus menentukan metode pengendalian persediaan untuk setiap jenis filter lainnya yang tidak menjadi fokus penelitian, karena pemilihan metode pengendalian persediaan tergantung pada kondisi yang saat ini terjadi, Setiap barang memiliki karakteristik yang berbeda-beda dari berbagai faktor yaitu resiko, permintaan harian, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, harga unit dan waktu pemesanan. Penelitian lebih lanjut oleh PT. United Tractors Tbk diperlukan untuk setiap jenis filter lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui metode pengendalian persediaan terbaik sehingga ketersediaan produk dapat terpenuhi yang berujung pada customer satisfaction. Hal ini dapat ditempuh dengan cara memfokuskan karyawan sesuai dengan jenis suku cadang yang menjadi prioritas perusahaan, misalnya dengan menambah part analyst jenis suku cadang filter lain. Kelebihannya adalah pengendalian persediaan seluruh jenis filter akan lebih terkendali karena lebih fokus dalam pembagian kerja, Kelemahannya adalah perusahaan harus menyiapkan sumber daya yang mampu untuk melakukan analisis pengendalian persediaan, dimana hal ini memerlukan biaya dan waktu dalam proses implementasi 3. Perusahaan harus menentukan metode pengendalian persediaan terbaik tidak hanya jenis filter saja tetapi bagi seluruh jenis suku cadang, sehingga hal ini dapat menekan biaya dari berbagai jenis suku cadang yang dijual oleh PT. United Tractors Tbk. Seperti halnya saran kedua perusahaan dapat melakukannya dengan cara pengadaan sumber daya yang mampu dalam analisis pengendalian persediaan, tetapi mencakup hal yang lebih luas. Kelebihannya adalah perusahaan dimungkinkan untuk mengurangi biayabiaya yang tinbul akibat persediaan, sehingga secara signifikan dapat mengurangi beban perusahaan khususnya dalam persediaan suku cadang alat berat. Kelemahannya adalah penerapan yang cukup sulit, analisis harus dilakukan oleh ahli dan dapat memakan waktu lama selama proses tersebut. Pertimbangan keputusan manajemen dalam penerapan EOQ dan QR untuk setiap jenis suku cadang alat berat berdasarkan karakteristik sesuai analisis hubungan antara ∆C , Input Variabel dan Cost adalah sebagai berikut:
11
Tabel 5.4 Keputusan Manajemen antara QR dan EOQ QR dapat di implemetasi ketika: EOQ dapat di implementasi ketika: Time beiween deliveries sedang atau Time between deliveries pendek dan cost panjang dan cost of an order rendah of an order tinggi Cost of an order rendah Cost of an order sedang atau tinggi Memiliki Risk sedang atau tinggi Cost of an order rendah dan time between deliveries panjang Producl value tinggi Risk rendah Daily demand tinggi Risk tinggi dan time between deliveries panjang Product value rendah Product value sedang atau tinggi dan time between deliveries panjang Daily demand tinggi dan time between deliveries sedang dan panjang Daily demand rendah
REFERENSI Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia APBI-ICMA. (2014, Januari 7). Retrieved from Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia APBI-ICMA: http://apbi-icma.org/rencanaproduksi-batu-bara-pada-tahun-2014-sekitar-400-juta-ton/ Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia APBI-ICMA. (2013, November 6). Retrieved from Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia APBI-ICMA. : http://apbi-icma.org/hargabatu-bara-diperkirakan-masih-terus-menurun/ Assauri, S. (2004). Manajemen Persediaan dan Operasi (edisi operasi). Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI. Christian, C. (2013). Bakti Kami Membangun Negeri. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Felea, M., & Albastroiu, I. (2012). Supply Chain Strategies. Valahian Journal of Economics Studies, 45-52. Heizer, J., & Render, B. (2011). Operations Management. New Jersey: Pearson. Indrajit, R. E., & Djokopranoto, R. (2006). Konsep Manajemen Supply Chain: Cara Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang. Jakarta: Grasindo. Long, D. (2004). International Logistics: Global Supply Chain Management (2nd ed.). The Netherlands: Kluwer Academic Press. Nurhasanah, N., & Gunawan, R. P. (2009). Persediaan Bahan Baku Optimum Dengan Metode Economic Order Quantity Pada Es Chika Home Industry. Inasea, 59-70. Pujawan, I. (2005). Supply Chain Management. Surabaya: Guna Widya. Rainer Jr., R. K., & Cegielski, C. G. (2011). Introduction Information Systems : Supporting and Transforming Business. USA: John Wiley & Sons, Inc. Render, B., M. Stair,Jr., R., & E.Hanna, M. (2011). Quantitative Analysis for Management. New York: Pearson Higher Education.
12
Schroeder, R. (2007). Operations Management: Contemporary Concept and. Singapore: McGraw-Hill. Simchi-Levi, D., Kaminsky, P., & Simchi-Levi, E. (2004). Managing The Supply Chain: The Definitive Guide for The Business Professional. New York: McGraw-Hill. Subagyo. (2006). Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Bandung: Rineka CIpta. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sukendar W., H. (2011). Penerapan Just In Time Dalam Sistem Pembelian Dan Sistem Produksi. Binus Business Review, 446-455. Taylor III, B. W. (2004). Introduction to Management Science, 8th Edition. New Jersey: Pearson Education. Turban, E., King, D., Mckay, J., Marshall, P., Lee, J., & Viehland, D. (2008). Electronic Commerce 2008 a managerial perspective. New Jersey: Pearson Education, Inc. Turban, E., R Kelly Rainer, J., & Richard, E. (2005). Introduction to Infomation Technology. New York: John Wiley and Sons. Wilson, E. (2008). Forecasting Inventory: Using Demand To Determine Supply. Journal Of Business Forecasting, 31-32 and 47. Zinn, W., & Charnes, J. (2005). A Comparison Of The Economic Order Quantity And Quick Response Inventory Replenishment Methods. Journal Of Business Logistics, 119-141.
RIWAYAT PENULIS Felix Christian lahir di kota Jakarta pada 14 Desember 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di BINUS University dengan jurusan Manajemen dan Teknik Industri pada tahun 2014.
13