ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN MENJADI NASABAH ARISAN SEPEDA MOTOR ( Studi Kasus pada BMT Amal Mulia )
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh : DEWI LESTARI HANDAYANI NIM : 21310030
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015
i
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jl. Nakula Sadewa 5 No.9 Telp. (0298) 3419400 Faks. 323433 Salatiga 50722
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudari: Nama
: Dewi Lestari Handayani
NIM
: 21310030
Jurusan
: Perbankan Syari’ah
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis Islam S1
Judul
: ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN
MENJADI
NASABAH
ARISAN
SEPEDA MOTOR (studi pada BMT Amal Mulia) Telah disetujui untuk dimunaqosyahkan. Salatiga, 10 Maret 2015 Pembimbing Fetria Eka Yudiana, M.Si NIP. 197402282009012005
ii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jl. Nakula Sadewa 5 No.9 Telp. (0298) 3419400 Faks. 323433 Salatiga 50722
PENGESAHAN ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN MENJADI NASABAH ARISAN SEPEDA MOTOR (Studi Kasus Pada BMT Amal Mulia)
DISUSUN OLEH DEWI LESTARI HANDAYANI NIM : 21310030
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 27 Maret 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Ekonomi Syari’ah Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Dr.Anton Bawono, M.Si
Sekretaris Penguji
: Fetria Eka Yudiana, M.Si
Penguji I
: Ahmad Mifdol M, Lc. M.Si
Penguji II
: M. Taufikur Rahman, S.E,M.Si Salatiga, 27 Maret 2015 Dr. Anton Bawono, M.Si NIP. 19740320 200312 1
iii
KEMENTERIAN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jl. Nakula Sadewa 5 No.9 Telp. (0298) 3419400 Faks. 323433 Salatiga 50722
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertandatangan di bawahini: Nama
: Dewi Lestari Handayani
NIM
: 21310030
Jurusan
: Syari’ah dan Ekonomi Islam
Program Studi
: Perbankan Syari’ah S1
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga,10 Maret 2015 Yang menyatakan,
Dewi Lestari Handayani
iv
MOTO
من جد و جد “MANJADDA WAJADA” “Setiap ada kemauan pasti ada jalan”
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Qs. Al Insyirah : 5-8)
v
PERSEMBAHAN Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-Nya, serta dengan penuh cinta dan sayang skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran, dan kemudahan dalam melakukan penulisan skripsi ini. 2. Kedua Orang Tuaku, Bapak Mislan dan Alm. Ibu Zuliyati tercinta dan tersayang, yang selalu dengan tulus menyayangiku, membesarkanku, mendidikku, dan memberikan semangat untukku serta selalu mendoakan yang terbaik untukku. 3. aby, terimakasih atas doa dan semua pengorbanannya demi keberhasilanku 4. Teman-teman angkatan 2010 khususnya yang membantu proses terselesaikannya skripsi ini. 5. Almamater ku S1 fakultas ekonomi dan bisnis yang kubanggakan
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Arisan Sepeda Motor (Studi pada BMT Amal Mulia)” dengan lancar tanpa kendala yang berarti. Shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman. Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) dalam Jurusan Perbankan Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam berbagai bentuk. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan kepada: 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga. 2. Dr. Anton Bawono M. Si, selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga. 3. Fetria Eka Yudiana, S.E M.Si, selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah S1 dan Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini. 4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga. yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. 5. Seluruh karyawan BMT Amal Mulia. 6. Kedua Orang tuaku tercinta, yang telah memberikan dorongan do’a, moril dan materil kepada penulis.
vii
7. Aby yang selalu menemani hingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas semangat, motivasi, perhatian, dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis. 8. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan penuh kekurangan, oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebanyak-banyaknya, serta semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Amiin.
Salatiga,10 Maret 2015 Penulis
Dewi Lestari Handayani NIM: 21310030
viii
ABSTRAK
Handayani, Dewi Lestari. 2015. Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Arisan Sepeda Motor (studi pada BMT Amal Mulia). Skripsi. Jurusan Perbankan Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institute Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Fetria Eka Yudiana, M.Si Kata Kunci: Perilaku Konsumen dan Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk sangat dipengaruhi oleh dua faktor tertentu yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Adapun indikator dalam faktor internal adalah indikator pembelajaran, persepsi, keyakinan & sikap, motivasi. dan faktor eksternal adalah indikator kebudayaan, kelas sosial, pribadi dan psikologi. Indikator-indikator tersebut memiliki dimensi yang luas artinya tiap indikator mempunyai pengaruh yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari indikator tersebut terhadap keputusan pembelian nasabah di BMT Amal Mulia, baik secara simultan ataupun parsial, serta untuk mengetahui indikator yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian Nasabah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Explanatory (penelitian penjelasan), yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel persepsi, pembelajaran, keyakinan & sikap dan motivasi terhadap keputusan pembelian nasabah di BMT Amal Mulia. Untuk mengetahui hal tersebut maka digunakan analisis regresi linier berganda dengan uji F dan uji t untuk menguji sampel dalam penelitian ini sebanyak 83 responden dengan pengambilan sampel secara stratified random sampling. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan dokumentasi. Sedangkan untuk pengujian instrumen menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator persepsi (X1),pembelajaran (X2), keyakinan & sikap (X3) dan motivasi (X4) berpengaruh secara simultan dan secara parsial yaitu terhadap keputusan pembelian nasabah (Y) di BMT Amal Mulia. Dari perhitungan uji F diperoleh F hitung sebesar 46,212 ≥ F tabel sebesar 2,489 dengan nilai signifikasi p = 0,000 ≤ 0,05. Selain itu nilai Adjusted R Square yang diketahui 0,703 atau sebesar 70,3%. Dan dari hasil uji t diketahui bahwa secara parsial, variabel persepsi (X1) nilai t hitung sebesar -0,164 ≤ nilai t tabel 1,66 dan nilai p = 0,870 ≥ 0,05 tidak berpengaruh signifikan, variabel pembelajaran (X2), nilai t hitung sebesar 0,992 ≤ nilai t tabel 1,66 dan nilai p = 0,324 ≥ 0,05 tidak berpengaruh signifikan, variabel keyakinan & sikap (X3), nilai t hitung sebesar 4,975 ≥ nilai t tabel 1,66 dan nilai p = 0,000 ≤ 0,05 berpengaruh signifikan, variabel motivasi (X4),nilai t hitung sebesar 5,207 ≥ nilai t tabel 1,66 dan nilai p = 0,000 ≤ 0,05 berpengaruh signifikan, Untuk variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian nasabah (Y) adalah motivasi (X4) yaitu memiliki nilai rata-rata sebesar 5,207 dengan kontribusi 520,7%.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..................................................... iv MOTTO.......................................................................................................... v PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................. vii ABSTRAK .................................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................. x DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................. 7 C. Tujuan Penelitian .................................................................. 7 D. Kegunaan Penelitian.............................................................. 8 E. Sistematika Penulisan............................................................ 9
BAB II
: KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka ...................................................................... 11 B. Pengertian Perilaku Konsumen ............................................ 15 C. Model Perilaku Konsumen…………………………………16
x
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen…..18 E. Tahap-tahap dalam Proses Pembelian……………………..22 F. Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian…………….25 G. Tipe-tipe Keputusan Pembelian……………………………26 H. Pengertian Sistem Arisan…………………………………..31 I. Keterkaitan Antar Variabel………………………………...32 J. Kerangka Penelitian………………………………………..33 K. Hipotesis Penelitian………………………………………..34 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................... 36 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 37 C. Populasi dan Sampel............................................................. 37 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 39 E. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 40 F. Skala Pengukuran ................................................................. 41 G. Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Bebas (Independent Variables) ........................ 42 2. Variabel Terikat (Dependent Variables) ........................ 43 H. Instrumen Penelitian……………………………………….47 I. Uji Instrumen Penelitian……………………………………50 J. Model Analisis Data 1. Analisis Regresi Berganda ............................................. 52 2. Uji Asumsi Klasik .......................................................... 53 K. Uji Hipotesis ......................................................................... 55 BAB IV : ANALISA PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian .................................................. 57 1. Profil BMT Amal Mulia................................................. 57 2. Sejarah Singkat Pendirian BMT Amal Mulia ................ 58 3. Visi dan Misi BMT Amal Mulia .................................... 60 4. Aturan Arisan ................................................................. 60 5. Tugas Pokok Di Arisan Sepeda Motor………………...64
xi
6. Gambaran Umum Responden………………………….68 B. Analisis Data ........................................................................ 73 1. Hasil Uji Reabilitas dan Validitas .................................. 73 a. Uji Reabilitas ............................................................ 73 b. Uji Validitas .............................................................. 74 2. Uji Asumsi Klasik .......................................................... 75 a. Uji Multikolinearitas................................................. 75 b. Uji Heteroscedasticity............................................... 76 c. Uji Normalitas .......................................................... 78 d. Uji Linearitas ............................................................ 79 3. Uji Statistik..................................................................... 80 a. Uji t........................................................................... 81 b. Uji F ......................................................................... 84 c. Uji Determinan R2 .................................................... 85 C. Hasil Analisis Data ............................................................... 87 BAB V
: PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................ 90 B. Saran................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dengan Sekarang ..................................................................................... 12 Tabel 3.1 : Variabel, Konsep Variabel, Sub Variabel dan Indikator ........... 44 Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia............................... 68 Tabel 4.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 69 Tabel 4.3 : Deskripsi Responden Menurut Pendidikan ................................ 70 Tabel 4.4 : Deskripsi Responden Menurut Pekerjaan .................................. 70 Tabel 4.5 : Deskripsi Responden Menurut Pendapatan ............................... 71 Tabel 4.6 : Deskripsi Responden Menurut Pengeluaran .............................. 72 Tabel 4.7 : Hasil Uji Reabilitas Data ........................................................... 73 Tabel 4.8 : Hasil Uji Validitas Data ............................................................. 74 Tabel 4.9 : Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................ 76 Tabel 4.10: Hasil Uji Linieritas Regresi Persamaan Linier ......................... 79 Tabel 4.11: Hasil Uji Linieritas Regresi Persamaan Kuadrat ...................... 80 Tabel 4.12: Hasil Uji ttest .............................................................................. 82 Tabel 4.13: Hasil Uji F ................................................................................. 85 Tabel 4.14: Koefisien Determinasi .............................................................. 86 Tabel 4.15: Perbandingan Nilai T test dan T Tabel ..................................... 87
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Model Perilaku Konsumen ..................................................... 17 Gambar 2.2 : Tahap-tahap dalam Proses Pembelian .................................... 25 Gambar 2.3 : Tahap antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian. .............................................................................. 26 Gambar 2.4 : Empat Jenis Pengambilan Keputusan Beli…………………..27 Gambar 2.5 : Kerangka Penelitian………………………………………….34 Gambar 3.1 : Indikator Persepsi……………………………………………47 Gambar 3.2 : Indikator Pembelajaran………………………………………48 Gambar 3.3 : Indikator Kepercayaan dan Sikap……………………………48 Gambar 3.4 : Indikator Motivasi……………
……………………………49
Gambar 3.5 : Indikator Keputusan Pembelian………...……………………50 Gambar 4.1 : Uji Heterokendastisitas………………………………………77 Gambar 4.2 : Uji Normalitas………..………………………………………78
xiv
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi dan moneter yang terjadi pada periode lalu, merupakan suatu pukulan yang sangat berat bagi sistem perekonomian Indonesia. Dalam periode tersebut, berbagai lembaga keuangan, termasuk perbankan, mengalami kesulitan keuangan. Tingginya tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya biaya modal bagi sektor usaha yang pada akhirnya mengakibatkan merosotnya kemampuan usaha sektor produksi. Sebagai akibatnya kualitas aset perbankan turun secara drastis sementara sistem perbankan diwajibkan untuk terus memberikan imbalan kepada depositor sesuai dengan tingkat suku bunga pasar. Rendahnya kemampuan daya saing pada usaha sektor produksi telah pula menyebabkan berkurangnya peran system perbankan secara umum untuk menjalankan fungsinya sebagai intermediator kegiatan investasi. Namun dalam kondisi yang demikian perbankan syariah masih dapat menunjukkan kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan dengan lembaga perbankan konvensional. Hal ini dapat dilihat dari relatif lebih rendahnya penyaluran pembiayaan yang bermasalah (non perfoming Loans) pada bank syariah dan tidak terjadinya negatif spread dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut dapat dipahami mengingat tingkat pengembalian pada bank syariah tidak mengacu pada tingkat suku bunga dan pada akhirnya dapat menyediakan dana
2
investasi dengan biaya modal yang relatif lebih rendah kepada masyarakat. Pengalaman historis itu telah memberikan harapan baru kepada masyarakat akan hadirnya sistem perbankan syariah sebagai alternatif yang selain dapat memenuhi harapan masyarakat dalam aspek syariah, juga dapat memberikan manfaat yang luas dalam kegiatan perekonomian (Susanto, 2008:64). Perbankan syariah atau perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah atau hukum Islam. Pada umumnya yang dimaksud dengan bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah (Sudarsono, 2004 : 27). Selain bank syariah yang akhir-akhir ini banyak bermunculan di Indonesia, banyak pula bermunculan lembaga keuangan Mikro swasta yang berprinsip syariah. Diantaranya adalah Baitul Maal wat Tamwil (BMT). Keberadaan BMT ini merupakan usaha untuk memenuhi keinginan khususnya sebagian umat islam yang menginginkan jasa layanan bank syari’ah untuk mengelola perekonomiannya. Kemunculan BMT sebagai lembaga keuangan mikro Islam yang bergerak pada sektor riil masyarakat bawah dan menengah sejalan dengan lahirnya Bank Muamalat Indonesia (BMI). Karena BMI sendiri secara operasional tidak dapat menyentuh masyarakat kecil ini, maka BMT menjadi salah satu lembaga keuangan mikro Islam yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
3
BMT merupakan salah satu jenis lembaga keuangan bukan bank yang bergerak dalam skala mikro sebagaimana koperasi simpan pinjam (KSP). Adapun bank umum merupakan lembaga keuangan makro sedangkan bank perkreditan rakyat merupakan lembaga keuangan menengah. Dari sekian banyak lembaga keuangan mikro seperti koperasi, BKD dan lainnya, BMT merupakan lembaga keuangan mikro yang berlandaskan syariah. Selain itu BMT juga dapat dikatakan sebagai suatu lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak dibidang keuangan. Ini disebabkan karena BMT tidak hanya bergerak dalam pengelolaan modal (uang) saja, tetapi BMT juga bergerak dalam pengumpulan zakat, infaq, dan shadaqah (ZIS). Ini merupakan sebuah konsekwensi dari namanya itu sendiri yaitu bait al-mal wat tamwil yang merupakan gabungan dari kata baitul maal dan bait at-tamwil. Secara singkat, bait al-mal merupakan lembaga pengumpulan dana masyarakat yang disalurkan tanpa tujuan profit. Sedangkan bait at-tamwil merupakan lembaga pengumpulan dana (uang) guna disalurkan dengan orientasi profit dan komersial (Sumiyanto, 2008 : 15). Produk-produk
BMT
yang
bermacam-macam
disediakan
untuk
masyarakat, misalnya kredit atau pembiayaan yang diberikan kepada sektor pertanian, industri, perdagangan barang dan jasa, koperasi, pedagang kecil dan lainnya. Kredit yang diberikan untuk mengembangkan dan meningkatkan produktivitas usahanya. Produktivitas perlu ditingkatkan karena merupakan faktor terpenting dalam suatu usaha yang dijalankan agar tetap dapat tumbuh dan berkembang, serta menentukan daya saing diera pasar bebas yang akan datang.
4
Memahami kebutuhan nasabah merupakan salah satu prioritas BMT Amal Mulia. BMT Amal Mulia merupakan lembaga keuangan syariah yang bergerak secara khusus melayani jasa perbankan yang berdasarkan prinsip syari'ah menyediakan berbagai poduk antara lain produk pelayanan, produk pendanaan, produk pembiayaan. Selain itu BMT Amal Mulia berusaha mengembangkan produk sampingan di luar produk utamanya yaitu arisan sepeda motor. Arisan dimasa sekarang dimodifikasi sedemikian rupa dengan berbagai barang yang digunakan sebagai arisan. Arisan itu sendiri dahulunya adalah sekedar acara silaturahmi antar tetangga atau pun keluarga. Arisan sepeda motor ini dipandang perlu karena memiliki kendaraan pribadi menjadi harapan setiap orang untuk mendukung aktivitasnya. Arisan ini menjadi lebih menarik karena biasanya yang dijadikan bahan untuk arisan adalah uang, namun di BMT Amal Mulia ini adalah sepeda motor. Arisan ini merujuk pada fungsi lembaga keuangan yaitu sektor rill atau usaha milik BMT karena sebagai ajang promosi dengan biaya yang sedikit. Alasan dilakukan penelitian di BMT Amal Mulia karena adanya persaingan yang sangat ketat dikarenakan semakin banyaknya lembaga keuangan syariah saat ini. Agar mampu mensosialkan ke masyarakat luas, maka perusahaan harus mengetahui perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan untuk memilih produk pelayanan yaitu pembelian sepeda motor dengan sistem arisan yang berhubungan dengan perilaku konsumen dan keputusan pembelian.
5
Keputusan dalam melakukan pembelian merupakan hal yang sangat komplek terjadi melalui proses yang sangat panjang. Pada dasarnya keputusan untuk melakukan selalu muncul dan diawali oleh adanya rasa ingin tahu akan kebutuhan terhadap suatu produk, baik berupa barang atau jasa. Beberapa dari faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian dapat dikendalikan oleh penjual, tetapi beberapa faktor lain tidak dapat dikendalikan. Jika dilihat dari kebutuhan konsumen dapat timbul dengan sendirinya karena faktor psikologis, dan juga disebabkan karena adanya kebutuhan lain yang bersifat tersembunyi yang akan muncul apabila didorong oleh faktor budaya, kelas sosial, pribadi dan psikologis (kotler,2002:183). Dengan kata lain keputusan pembelian suatu produk baik barang maupun jasa disebabkan karena pengaruh faktor-faktor eksternal dan internal. Karakteristik konsumen terdiri dari profesi, jenis kelamin dan umur. Profesi perlu diketahui karena profesi orang berbeda-beda dan mempunyai tingkat upah atau gaji yang berbeda pula. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap kemampuan nasabah dalam mengikuti system arisan sepeda motor. Jenis kelamin perlu diketahui karena sekarang lebih banyak wanita dari pada pria dan wanita cenderung memiliki sifat hemat selain itu dalam dunia pekerjaan kebanyakan wanita berpenghasilan lebih kecil dari pada pria hal tersebut juga berpengaruh pada kemampuan konsumen dalam mengikuti system arisan sepeda motor. Identitas konsumen menurut umur menggambarkan tingkat pengalaman dan
6
kedewasaan pola pikir seorang konsumen. Sebab semakin tinggi umur konsumen maka akan mempengaruhi keputusan pembelian sepeda motor. Faktor internal sangat berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen. Faktor ini merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri individu (konsumen), dimana akan dapat berubah bila ada pengaruh dari faktor luar (eksternal) (Amirullah, 2002:45). Selain dipengaruhi oleh faktor internal, individu masih dipengaruhi adanya faktor eksternal dalam melakukan suatu keputusan pembelian. Menurut kotler (2002:183), faktor lingkungan eksternal yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu : (1) kebudayaan, (2) kelas sosial, (3) pribadi, (4) psikologi. Salah satu cara dalam memahami kebutuhan dan keinginan konsumen adalah dengan menganalisis faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal dipilih karena dalam proses keputusan pembelian, konsumen seringkali dipengaruhi faktor kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga dan keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu keadaan ekonomi, motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap. Akhirnya tercipta suatu keputusan untuk mengadakan pembelian. Berdasarkan uraian diatas dan melihat betapa pentingnya memahami perilaku konsumen, maka peneliti ingin mengkaji tentang:” Analisis Perilaku Konsumen terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Arisan Sepeda Motor Di BMT Amal Mulia .”
7
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah variabel persepsi, pembelajaran, keyakinan & sikap dan motivasi memiliki pengaruh secara signifikan terhadap keputusan menjadi nasabah arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia? 2. Diantara variabel persepsi, pembelajaran, keyakinan & sikap dan motivasi, manakah yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan menjadi nasabah arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia?
C. Tujuan penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah persepsi, pembelajaran, keyakinan & sikap dan motivasi berpengaruh terhadap keputusan menjadi nasabah arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia. 2. Untuk mengetahui faktor apakah yang paling dominan antara persepsi, pembelajaran, keyakinan & sikap dan motivasi terhadap keputusan menjadi nasabah arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia.
8
D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi BMT Amal Mulia a) Dengan adanya penelitian ini BMT Amal Mulia dapat mengambil manfaat dan dapat dijadikan pertimbangan untuk menetapkan kebijakan strategi pemasaran yang tepat. b) Sebagai wacana pada BMT Amal Mulia. 2. Bagi Peneliti Mendapatkan gambaran tentang perilaku konsumen di BMT Amal Mulia dan mengimplementasikannya dengan teori-teori ilmiah yang sudah didapat dalam perkuliahan ke dunia usaha yang sebenarnya. 3. Bagi Lembaga a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi yang kelak dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya. b) Dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya wacana tentang analisis perilaku konsumen terhadap system arisan sepeda motor .
E. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan skripsi penulis akan membahas kedalam enam bab dapat diperincikan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN
9
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini menguraikan telaah pustaka, pengertian perilaku konsumen, model perilaku konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian, evaluasi alternatif dan keputusan pembelian, tipe-tipe keputusan pembelian, pengertian sistem arisan, keterkaitan antar variabel, kerangka penelitian dan hipotesis penelitian
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, skala pengukuran, definisi konsep dan operasional, instrumen penelitian, uji instrumen penelitian, dan alat analisis.
BAB IV ANALISIS DATA Dalam bab ini memuat tentang deskripsi obyek penelitian dan hasil analisa data serta pembahasan atas hasil pengolahan data.
10
BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang nantinya akan berguna bagi ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka Khoirul dalam skripsi (2005) dengan judul “Analisa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan sepeda Motor Merk Honda” (Studi kasus Di kotamadya Malang). Variabel-variabel yang diteliti antara lain yaitu produk, harga, promosi dan distribusi. Dari analisis data yang dilakukan, secara simultan (bersama-sama) diketahui bahwa semua variabelvariabel di atas, berpengaruh terhadap keputusan Pembelian, sedangkan secara parsial di ketahui bahwa variabel produk, harga, dan promosi berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan variabel distribusi tidak berpengaruh secara signifikan. Dari ke empat variabel tersebut, variabel produk merupakan faktor yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap pengambilan keputusan pembelian. Penelitian Napian dalam skripsi (2013) dengan judul analisis pengaruh kualitas produk, promosi, kepercayaan merek, dan kepuasan konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha mio soul (Studi kasus pada pengguna Yamaha Mio Soul di wilayah Ciputat). Variabel-variabel yang diteliti antara lain yaitu kualitas produk, promosi, kepercayaan merek dan kepuasan konsumen. Dari analisis data yang dilakukan terbukti bahwa secara simultan (bersama-sama)
12
semua variabel independen berpengaruh terhadap pembelian. Sedangkan dari hasil uji variabel secara parsial diketahui bahwa kepercayaan merek berpengaruh signifikan dan dominan terhadap keputusan pembelian. Penelitian Melati dalam TA (2012) dengan judul “Preferensi Masyarakat Mengikuti Arisan Sepeda Motor di BMT Amal Mulia Suruh” ( study kasus pada masyarakat di wilayah suruh). Variabel-variabel yang diteliti antara lain yaitu keamanan, angsuran, menabung dan pembiayaan. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem arisan dengan metode lelang mudah untuk diterapkan/dijalankan. Walaupun terdapat sedikit kendala namun dapat ditangani dengan baik. Arisan tersebut mempunyai banyak manfaat pula dan preferensi masyarakat mengikuti arisan tersebut adalah karena angsuran arisan ringan, sistem pembayaran arisan termasuk mudah, dan keamanannya terjamin. Table 2.1 Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang No. Peneliti
Judul
Variabel
Analisis
Hasil penelitian
1.
Khoirul
Analisa
Variabel-
Uji validitas,
Secara simultan
(2005)
faktor-faktor
variabel
uji reabilitas,uji
(bersama-
eksternal
yang diteliti
asumsi klasik,
sama)diketahui
yang
antara lain
uji
bahwa semua
mempengaru
yaitu
multikolinierita
variabel-variabel di
hi konsumen
produk, harga,
s,uji
atas, berpengaruh
dalam
promosi dan
heterokendastis
terhadap keputusan
pengambilan
distribusi.
itas, uji gejala
pembelian,
auto korelasi,
sedangkan secara
keputusan
13
sepeda Motor
uji normalitas,
parsial di ketahui
Merk Honda
uji regresi
bahwa variabel
(Studi kasus
linier berganda,
produk, harga,dan
Di kotamadya
uji f, uji t,
promosi
Malang).
koefisien
berpengaruh
determinasi,
secarasignifikan
nilai korelasi
terhadap keputusan pembelian. Sedangkan variabel distribusi tidak berpengaruh secara signifikan. Dari ke empat variabel tersebut, variabel produk merupakan faktor yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap pengambilan keputusan pembelian.
2.
Syukron
Analisis
Variabel-
uji
Secara simultan
(2013)
pengaruh
variabel yang
validitas, uji
(bersama-sama)
kualitas
diteliti antara
reliabilitas, uji
semua variabel
produk ,
lain yaitu
koefisien
independen
promosi,
kualitas
determinasi, uji
berpengaruh
kepercayaan
produk,
F, uji t, uji
terhadap pembelian.
merek, dan
promosi,
regresi linier
Sedangkan dari hasil
kepuasan
kepercayaan
berganda
uji variabel secara
14
konsumen
merek dan
parsial diketahui
terhadap
kepuasan
bahwa kepercayaan
keputusan
konsumen.
merek berpengaruh
pembelian
signifikan dan
sepeda motor
dominan terhadap
Yamaha mio
keputusan
soul”(Studi
pembelian.
kasus pada pengguna Yamaha Mio Soul di wilayah Ciputat). 3.
Dwi Desi Preferensi
Variabel yang
Sistem arisan
Mambang
masyarakat
diteliti adalah
dengan metode
Melati
mengikuti
keamanan,
lelang mudah untuk
(2012)
arisan sepeda
angsuran,
diterapkan/dijalanka
motor Di
menabung,
n. preferensi
BMT Amal
pembiayaan
masyarakat
Mulia
mengikuti arisan tersebut adalah karena angsuran arisan ringan, sistem pembayaran arisan termasuk mudah, dan keamanannya terjamin.
Dalam penelitian ini, penulis tertarik dengan pembahasan mengenai bagaimana perilaku konsumen yang terdiri dari persepsi, pembelajaran, keyakinan
15
& sikap dan motivasi memiliki pengaruh secara simultan atau parsial terhadap keputusan nasabah arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia Suruh. Selain itu, penulis juga ingin mengetahui variabel perilaku konsumen yang terdiri dari persepsi, pembelajaran, keyakinan & sikap dan motivasi yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan nasabah arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia tahun 2014.
B. Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami “Mengapa konsumen melakukan dan apa yang mereka lakukan”. Schiffman (2008:6) mengemukakan bahwa studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi). Nasabah
memiliki
keragaman yang menarik untuk dipelajari karena ia meliputi seluruh individu dari berbagai usia, latar belakang budaya, pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi lainnya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mempelajari bagaimana nasabah berperilaku dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku tersebut. Definisi perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2008:214): Perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.
16
Definisi perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6): Perilaku konsumen menggambarkan cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang
tersedia
(waktu,
uang,
usaha) guna membeli barang- barang yang berhubungan dengan konsumsi. Dari dua pengertian tentang perilaku konsumen di atas dapat diperoleh dua hal yang penting, yaitu: (1) sebagai kegiatan fisik dan (2) sebagai proses pengambilan keputusan. Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.
C. Model perilaku konsumen Pemahaman terhadap perilaku konsumen bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan, karena terdapat banyak faktor yang berpengaruh dan saling interaksi satu sama lainnya, sehingga pendekatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan harus benar-benar dirancang sebaik mungkin dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut. Selain itu, para pemasar harus mampu memahami konsumen, dan berusaha mempelajari bagaimana mereka berperilaku, bertindak dan berpikir. Walaupun konsumen memiliki berbagai macam perbedaan namun mereka juga memiliki banyak kesamaan.
17
Para pemasar wajib memahami keragaman dan kesamaan konsumen atau perilaku konsumen agar mereka mampu memasarkan produknya dengan baik. Para pemasar harus memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan konsumsi, sehingga pemasar dapat merancang strategi pemasaran dengan lebih baik. Pemasar yang mengerti perilaku konsumen akan mampu memperkirakan bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang diterimanya, sehingga pemasar dapat menyusun strategi pemasaran yang sesuai. Tidak dapat diragukan lagi bahwa pemasar yang memahami konsumen akan memiliki kemampuan bersaing yang lebih baik. Dalam sub bab berikut akan dijelaskan mengenai perilaku pembelian konsumen. Kotler (2002:183) menggambarkan model perilaku konsumen sebagai berikut:
Rangsangan Pemasaran
Rangsangan Lain
Ciri-ciri Pembeli
Proses Keputusan Pembelian
Keputusan Pembeli
Produk Harga Saluran pemasaran Promosi
Ekonomi Teknologi Politik Budaya
Budaya Sosial Pribadi Psikologi
Pemahaman masalah Pencarian informasi Pemilihan alternatif Keputusan pembelian Perilaku pasca pembelian
Pemilihan produk Pemilihan merek Pemilihan saluran pembelian Penentuan waktu pembelian Jumlah Pembelian
Sumber : kotler (2002)
Gambar 2.1 Model perilaku konsumen
18
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh keadaan dan situasi lapisan masyarakat dimana ia dilahirkan dan berkembang. Ini berarti konsumen berasal dari lapisan masyarakat atau lingkungan yang berbeda akan mempunyai penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap, dan selera yang berbeda-beda, sehingga pengambilan keputusan dalam tahap pembelian akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler (2002:183) terdiri dari: 1. Faktor Kebudayaan Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Di dalam faktor budaya terdapat peranan penting dalam perilaku pembelian yaitu: a. Budaya Merupakan penentu keinginan dan perilaku yang mendasar pada diri seseorang. Perilaku manusia sebagian besar diperoleh melalui suatu proses sosialisasi baik itu kumpulan nilai, persepsi, preferensi. b. Sub-budaya Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi anggotanya yang lebih spesifik. Sub-budaya mencakup kebangsaan,agama, kelompok ras, dan daerah geografis. c. Kelas Sosial
19
Pada dasarnya semua masyarakat memiliki bentuk srata sosial.Srata social dalam suatu masyarakat ditentukan oleh suatu kombinasi pekerjaan, pengeluaran, pendidikan, kekayaan dan variable lain termasuk didalamnya adalah strategi pembelian. Definisi kelas social menurut Philip Kotler adalah : Kelas social adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. 2. Faktor Sosial Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti : a. kelompok acuan : kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang, contoh : keluarga, sahabat, tetangga dan lain-lain. b. keluarga : organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas. c. Peran dan status sosial : kebudanyaan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian peranan dan status. Setiap peranan membawa status yang mencerminkan penghargaan umum yang sesuai diberikan oleh masyarakat.
20
3. Faktor Pribadi Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik kepribadiannya termasuk usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.
4. Faktor Psikologis Menurut Kotler (2002:183) pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologi utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap. a. Motivasi Motivasi atau dorongan adalah suatu kebutuhan yang kuat untuk mengarahkan
seseorang agar
dapat
mencari
pemuasan
terhadap
kebutuhan. Para ahli psikologi telah mengembangkan teori motivasi pada manusia yaitu : 1) Teori Motivasi Freud : kekuatan psikologi yang sebenarnya membentuk perilaku pembeli sebagian dari bawah sadar, seseorang akan menekan berbagai keinginan dan dorongan kebagian bawah sadar dalam proses menjadi dewasa dan menerima aturan sekitarnya. 2) Teori Motivasi Maslow : Maslow berusaha menjelaskan motivasi seseorang didorong oleh kebutuhan tertentu. Tingkat kebutuhan menurut Maslow adalah sebagai berikut : a) Kebutuhan fisik
21
b) Kebutuhan keamanan c) Kebutuhan sosial d) Kebutuhan penghargaan diri e) Kebutuhan aktualisasi diri 3) Teori Motivasi Herzberg : Teori ini lebih dikenal dengan teori dua factor
yaitu
motivasi
dibedakan
menyebabkan
kepuasan
dan
antara
faktor-faktor
faktor-faktor yang
yang
menyebabkan
ketidakpuasan. Teori ini mengandung dua implikasi yaitu mencegah hal-hal yang tidak memuaskan konsumen dan mengenal secara cermat factor-faktor utama yang memuaskan konsumen. b. Persepsi Persepsi merupakan proses seseorang sebagai individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menafsirkan masukan-masukan informasi untuk menciptakan sebuah gambar yang bermakna tentang dunia. Persepsi tergantung bukan hanya pada sifat-sifat rangsangan dengan medan sekelilingnya dan kondisi dalam diri individu. Definisi persepsi menurut William J. Stanton adalah sebagai berikut : Persepsi adalah makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa lalu dan rangsangan yang kita terima melalui panca indra. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu : 1) Karakteristik fisik dan rangsangan 2) Hubungan dengan sekeliling
22
3) Kondisi dalam diri kita sendiri c. Pembelajaran Pembelajaran merupakan perubahan perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Perubahan perilaku seseorang terjadi melalui keadaan saling mempengaruhi antara dorongan (drive), petunjuk bertindak (clues), tanggapan (respon) dan penguat (reinforcement). Sedang menurut Willian J. Stanton definisi pembelajaran adalah : pembelajaran adalah perubahan-perubahan perilaku yang disebabkan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu. Tanggapan konsumen sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu. Apabila konsumen merasa puas maka tanggapan akan diperkuat dan kecenderungan bahwa tanggapan yang sama akan terulang kembali. d. Keyakinan dan Sikap Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang sesuatu hal, sedangkan sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosioal, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan tertentu.
E. Tahap-Tahap dalam Proses Keputusan Pembelian Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Proses pengambilan keputusan tersebut merupakan
23
sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas lima tahap yaitu sebagai berikut: (Kotler, 2002:205) 1. Pengenalan Masalah. Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi dan belum terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan yang belum segera terpenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan yang sama harus dipenuhi. Jadi dari tahap ini proses pembelian itu mulai dilakukan, kemudian pemasar dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen. 2. Pencarian Informasi. Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak mengenai produk atau jasa yang ia butuhkan. Pencarian informasi dapat bersifat aktif maupun pasif. Informasi yang
bersifat aktif dapat berupa kunjungan terhadap beberapa toko untuk
membuat perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan pencarian informasi pasif, dengan membaca suatu pengiklanan di majalah atau surat kabar tanpa mempunyai tujuan khusus dalam perkiraanya tentang gambaran produk yang diinginkan. 3. Evaluasi Alternatif. Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian bagi masingmasing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk dan
24
kebutuhannya. Ada konsumen yang mempunyai tujuan pembelian untuk meningkatkan prestasi, ada yang sekedar ingin memenuhi kebutuhan jangka pendeknya dan sebagainya. 4. Keputusan Pembelian. Keputusan untuk membeli disini merupakan proses pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap dimuka dilakukan maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Bila konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan menjumpai serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya. Perusahaan perlu mengetahui beberapa jawaban atas pertanyaan–pertanyaan yang menyangkut perilaku konsumen dalam keputuan pembeliannya. 5. Perilaku Pasca pembelian. Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan. Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian.
Tahap-tahap pada proses kegiatan dalam suatu pembelian digambarkan oleh Kotler (2002:204) seperti berikut:
25
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Evaluasi alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku pascapembelian
Sumber : Kotler (2002)
Gambar 2.2 Tahap-Tahap Dalam Proses Pembelian
Gambar proses tersebut didasarkan pada anggapan bahwa konsumen akan melakukan keseluruhan lima tahap untuk setiap pembelian yang mereka lakukan pada situasi tertentu saja.
F. Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai. Menurut Kotler (2002:208) ada dua faktor yang berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Dua faktor tersebut digambarkan sebagai berikut:
26
Sikap orang lain Evaluasi alternatif
Niat pembelian
Factor situasi yang tidak terantisipasi
Keputusan pembelian
Sumber : Kotler (2002)
Gambar 2.3 Tahap Antara Evaluasi Alternatif Dan Keputusan Pembelian
Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai oleh seseorang akan bergantung pada dua hal: 1. Intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan 2. Motivasi konsumen untuk menuruti orang lain. Faktor kedua adalah factor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembeliannya.
G. Tipe-Tipe Keputusan Pembelian Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian, pembelian, penggunaan beragam produk, dan merek pada setiap periode tertentu. Berbagai macam aktivitas kehidupan seringkali harus dilakukan
27
oleh setiap konsumen pada setiap hari. Konsumen melakukan keputusan setiap hari atau setiap periode tanpa menyadari bahwa mereka telah mengambil keputusan. Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda tergantung pada jenis keputusan pembelian. Kotler (2000:246) membedakan empat jenis perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan merek-merek. Berikut merupakan gambar jenis pengambilan keputusan pembeli:
KETERLIBATAN
KETERLIBATAN RENDAH
TINGGI Perbedaan
Perilaku pembelian
Periaku pembelian mencari
merek yang
kompleks
variasi
Sedikit
Perilaku pembelian
Perilaku pembelian menurut
perbedaan
mengurangi disonansi
kebiasaan
signifikan
merk Sumber : henry assail dalam bukunya kotler & susanto
Gambar 2.4 Empat Jenis Pengambilan Keputusan Beli
28
1. Perilaku Pembelian Kompleks Para konsumen mempunyai perilaku pembelian komplek ketika mereka sangat terlibat dalam suatu pembelian dan menyadari adanya perbedaan nyata antara berbagai merek. Para konsumen sangat terlibat bila suatu produk mahal, jarang dibeli, berisiko, dan mempunyai ekspresi pribadi yang tinggi. Biasanya konsumen tidak mengetahui banyak mengenai kategori produk dan harus banyak belajar. Pembeli ini akan melalui suatu proses belajar yang pertama ditandai dengan mengembangkan kepercayaan mengenai produk tersebut, kemudian pendirian dan membuat pilihan pembelian dengan bijaksana. Pemasar perlu mengembangkan strategi-strategi yang membantu pembeli dalam mempelajari atribut-atribut dari kelas produk tersebut, kepentingan relatifnya, dan kedudukan merek perusahaan yang tinggi pada atribut yang paling penting. Sebagai contoh, seseorang yang akan membeli sebuah komputer pribadi mungkin tidak mengetahui atribut-atribut apa yang harus dicari. 2. Perilaku Pembelian Mengurangi Disonansi Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam sebuah pembelian namun melihat sedikit perbedaan di antara berbagai merek. Keterlibatan yang tinggi didasari oleh fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan dan berisiko. Dalam kasus ini, pembeli akan berkeliling untuk mempelajari apa yang tersedia namun akan membeli dengan cukup cepat, barangkali pembeli sangat peka terhadap harga atau terhadap kenyamanan berbelanja.
29
Konsumen pada tipe ini, urutan hirarki pengaruhnya adalah perilaku. Perilaku konsumen tipe ini adalah melakukan pembelian terhadap satu merek tertentu secara berulang-ulang dan konsumen mempunyai keterlibatan yang tinggi
dalam
proses pembeliannya.
Perilaku
pembelian seperti
ini
menghasilkan tipe perilaku konsumen yang loyal terhadap merek (Brand Loyalty). Sebagai contoh, seseorang yang berbelanja untuk membeli permadani (Karpet). Pembelian permadani merupakan suatu keputusan keterlibatan karena harganya mahal dan berkaitan dengan identifikasi diri, namun pembeli kemungkinan besar berpendapat bahwa permadani dengan harga yang hampir sama, memiliki kualitas yang sama. Sebagai contoh, seseorang yang akan membeli sebuah komputer pribadi mungkin tidak mengetahui atribut-atribut apa yang harus dicari. 3. Perilaku Pembelian Mencari Variasi Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang rendah namun perbedaan merek yang signifikan. Dalam situasi itu, konsumen sering melakukan peralihan merek. Konsumen pada tipe ini, urutan hirarki pengaruhnya adalah: kepercayaan kemudian perilaku. Konsumen ini tidak melakukan evaluasi sehingga dalam melakukan pembelian suatu merek produk hanya berdasarkan kebiasaan dan pada saat pembelian konsumen ini kurang terlibat. Perilaku seperti ini menghasilkan perilaku konsumen tipe limited decision making. Sebagai contoh, pembelian garam. Para konsumen sedikit sekali terlibat dalam membeli jenis produk tersebut. Mereka pergi ke
30
toko dan langsung memilih satu merek. Bila mereka mengambil merek yang sama, katakanlah, garam Morton, hal ini karena kebiasaan, bukan karena loyalitas merek. Tetapi cukup bukti bahwa para konsumen tidak terlibat dalam pembuatan keputusan yang mendalam bila membeli sesuatu yang harganya murah, atau produk yang sudah sering mereka beli. 4. Perilaku Pembelian Menurut Kebiasaan Banyak produk dibeli dengan kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan merek yang signifikan. Mereka pergi ke toko dan mengambil merek tertentu. Jika mereka tetap mengambil merek yang sama, hal itu karena kebiasaan, bukan karena kesetiaan terhadap merek yang kuat. Terdapat bukti yang cukup bahwa konsumen memiliki keterlibatan yang rendah dalam pembelian sebagian besar produk yang murah dan sering dibeli. Konsumen pada tipe ini, hirarki pengaruhnya adalah kepercayaan, perilaku dan evaluasi. Tipe ini adalah perilaku konsumen yang melakukan pembeliannya dengan pembuatan keputusan, dan pada proses pembeliannya konsumen
merasa
kurang
terlibat.
Perilaku
pembelian
seperti
ini
menghasilkan tipe perilaku konsumen inertia. Konsumen dalam tipe ini akan mencari suatu toko yang menawarkan produk berharga murah, jumlahnya banyak, kupon, contoh cuma-cuma, dan mengiklankan ciri-ciri suatu produk sebagai dasar atau alasan bagi konsumen untuk mencoba sesuatu yang baru.
31
H. Pengertian Sistem Arisan Sistem adalah “ Kesatuan dari unit-unit yang berkaitan secara fungsional yang mepunyai tujuan bersama.”( Placidus Sudibyo, 1985:1) sedangkan menurut Mulyadi (1997:2) sistem adalah “ Sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.” Setelah dijelaskan dari pengertian kedua diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekelompok unsur atau unit yang saling berkaitan dan berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. Arisan
dalam
Kamus
Besar
Indonesia
diterangkan
merupakan
pengumpulan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang kemudian diundi diantara mereka untuk menentukan siapa yang memperolehnya, undian dilaksanakan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya.(Tim Penyusun, 1990:48) Arisan menurut Basith (2008:132) adalah anggota menyerahkan sejumlah uang tertentu kemudian diundi untuk memutuskan siapa yang dapat menarik dana sejumlah itu yang selanjutnya ia dapat menerimanya. Pada waktu berikutnya yang telah disepakati, mekanisme itu diulang lagi dan yang telah memperoleh pada kesempatan sebelumnya tetap harus menyetorkan sejumlah uang dan ia tidak dapat lagi menarik dana. Dari pengertian yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa sistem arisan adalah menyimpan sekaligus meminjam sejumlah uang dari peserta
32
lainnya dengan maksud agar pada suatu saat dapat mengumpulkan uang dalam jumlah besar untuk keperluan yang besar pula.
I. Keterkaitan Antar Variabel Istilah keterkaitan dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan saling berhubungan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya. Keterkaitan nasabah dalam melakukan keputusan pembelian mencakup variabel persepsi, pembelajaran, keyakinan & sikap, dan motivasi. Dalam keputusan pembelian sepeda motor dengan sistem arisan, setiap nasabah dapat terlibat dalam tahap proses keputusan pembelian. Seorang nasabah mungkin terlibat dalam kesadaran akan adanya suatu masalah sehingga timbul ide pembelian, dalam pencarian informasi tentang produk yang akan dibeli, maupun dalam mengevaluasi produk yang telah dibeli. Dalam pengambilan keputusan pembelian nasabah tidak hanya terlibat pada tahap pembelian, tetapi juga dimungkinkan bagi mereka untuk membuat sub keputusan dari keseluruhan pengaruh dalam mengambil suatu keputusan. Dalam melakukan pembelian dengan sistem arisan mungkin seorang nasabah mendapat pengaruh dari pihak lain, sebagai misal dari teman, tetangga, relasi atau rekan kerja. Pengaruh tersebut mengakibatkan seseorang termotivasi berbuat sesuatu karena dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya. Sewaktu seseorang berbuat, mereka belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Melalui perbuatan dan belajar, orang
33
memperoleh kepercayaan dan sikap. Hal ini selanjutnya mempengaruhi tingkah laku mereka untuk mengikuti arisan karena suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarahkan seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu.
J. Kerangka Penelitian Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dapat dirumuskan secara sederhana bahwa kekuatan yang mempengaruhi keputusan membeli sepeda motor dengan sistem arisan dapat dibagi dalam dua kekuatan, yaitu: kekuatan internal; kepribadian dan psikologi, kekuatan eksternal; sosial masyarakat, dimana masing-masing aspek memiliki komponen dan unsur yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen anggota arisan sepeda motor. Aspek-aspek itu sangat menentukan sekali, seperti aspek kejiwaan, yaitu motivasi, karena sistem arisan sepeda motor merupakan penyerang utama khususnya di BMT Amal Mulia. Aspek kepribadian ; keadaan ekonomi, karena sistem arisan sepeda merupakan layanan jasa terbaru di BMT Amal Miulia.
34
Persepsi (X1)
Motivasi (X4) Keputusan nasabah (Y)
Pembelajaran (X2)
Keyakinan & sikap (X3)
Gambar 2.5 Kerangka penelitian
K. Hipotesis Penelitian Menurut Muh Pabundu (2006:29) dalam bukunya metodologi riset bisnis menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara dari sebuah rumusan masalah penelitian, karena sifatnya masih sementara maka harus di buktikan secara empiris dengan berbagai metodologi untuk menjawab suatu hipotesis. Dengan demikian peneliti mengajukan beberapa hipotesis yang diuji dalam penelitian ini, yaitu : H1 : Menyatakan bahwa persepsi (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian sepeda motor (Y)
35
H0 :
Menyatakan bahwa persepsi (X1) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian sepeda motor (Y)
H2 :
Menyatakan bahwa pembelajaran (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian sepeda motor (Y)
H0 :
Menyatakan bahwa pembelajaran (X2) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian sepeda motor (Y)
H3 :
Meyatakan bahwa keyakinan & sikap (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian sepeda motor (Y)
H0 :
Meyatakan bahwa keyakinan & sikap (X3) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian sepeda motor (Y)
H4:
Menyatakan bahwa Motivasi (X4) mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian sepeda motor (Y)
H0 :
Menyatakan bahwa Motivasi (X4) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian sepeda motor (Y)
36
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Adapun penyusunan penelitian ini menggunakan penelitian Explanatory (penelitian penjelasan) yaitu penelitian yang menyoroti hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.(Singarimbun,1995 : 4). Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Prosesnya diawali dengan teori dan selanjutnya dengan menggunakan logika deduktif diturunkan hipotesis penelitian yang disertai pengukuran dan operasionalisasi konsep, kemudian generalisasi empiris yang berdasarkan pada statistik, sehingga dapat disimpulkan sebagai temuan penelitian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Arikunto, 2006 : 12) bahwa penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. Dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu diawali dengan pengumpulan data dengan cara wawancara, menyebar kuisioner kepada sejumlah responden yang menjadi sampel penelitian, melakukan pengamatan langsung di obyek penelitian, menentukan instrumen penelitian, menentukan
37
metode yang digunakan, serta menganalisis data yang sudah dikumpulkan kemudian disajikan penemuan penelitian dalam bentuk skripsi. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dimana dilakukannya semua kegiatan penelitian. Lokasi penelitan mengambil lokasi di Jl. Raya Suruh – Salatiga, Kec.suruh, Kab. Semarang, Prop. Jawa Tengah Telp. (0298) 317100 Kode Pos : 50776. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakasanakan dalam waktu satu bulan yaitu tanggal 8 sampai dengan 15 Desember tahun 2014. C. Populasi & Sampel 1. Populasi Penelitian Menurut Arikunto (2002:108) Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan konsumen, dimana responden yang diteliti adalah semua nasabah yang mengikuti system arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia. 2. Sampel Penelitian Menurut Arikunto (2002:108) Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, untuk mendapatkan sampel yang reprensif. Sedangkan Menurut Bawono ( 2006:28-29) sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi. Hal ini dilakukan untuk
38
menghemat waktu dan biaya. Sehingga didalam menentukan sampel harus hati-hati, karena kesimpulan yang dihasilkan, nantinya merupakan kesimpulan dari populasi. Adapun teknik untuk menentukan jumlah sampel, digunakan rumus sebagai berikut: S=
P (P .e2) + 1
dimana : S = sampel P = populasi e2 = eror atau tingkat kesalahan yang
Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 83 nasabah untuk mewakili populasi nasabah BMT Amal Mulia sebanyak 480 nasabah per bulan april 2014, dengan tingkat kesalahan 10%. Dalam pertimbangan 10% , maka perolehan sampel (s) minimum sebesar 83 orang, dengan pertimbangan sebagai berikut: S =
P (P.e2) + 1
=
480 (480.(0,1)2) + 1
39
=
480 4,8 + 1
=
480
=
82,76
= 83orang.
5,8
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel Stratified random sampling yaitu suatu teknik penentuan sampel penelitian dengan menetapkan pengelompokan anggota populasi dalam kelompok-kelompok tingkatan (Supardi,2005:110).
D. Teknik Pengumpulan Data Menurut Bawono dalam bukunya, multivariate Analysis dengan SPSS (2006) metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang akan dianalisis atau diolah untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Wawancara Wawancara adalah metode atau cara mengumpulkan data serta berbagai informasi dengan jalan menanyakan langsung kepada seseorang yang dianggap ahli dalam bidangnya dan juga berwenang dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan dengan sebagian konsumen yang mengikuti arisan sepeda motor. Wawancara ini dapat digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi. b. Questionare ( angket )
40
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada objek penelitian yang mau memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Metode ini dilakukan dengan memberi sejumlah pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan penelitian kepada para nasabah yang mengikuti system arisan sepeda motor. c. Pengamatan (observation) Pengamatan adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di objek penelitian. Jadi dalam penelitian ini peneliti datang sendiri dan memahami secara detail di objek penelitian.
E. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari BMT Amal Mulia dalam bentuk daftar anggota nasabah yang mengikuti system arisan dan data lainnya yang menunjang dalam penelitian ini. b. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari BMT Amal Mulia dalam bentuk informasi baik lisan maupun tulisan, yang merupakan data pendukung dalam penelitian ini. 2. Sumber Data Data yang digunakan didalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, yaitu:
41
a. Data Primer adalah data dan informasi yang diperoleh secara langsung oleh peniliti dari narasumber atau responden yang ada dilapangan. Data primer biasanya disebut dengan data asli / data baru yang mempunyai sifat up to date. b. Data Sekunder adalah informasi dan data dari sumber arsip berupa buku-buku yang relevan, jurnal, majalah, internet dan sumber lain yang mengupas tentang penelitian ini (Bawono,2006:30).
F. Skala pengukuran Skala pengukuran adalah seperangkat aturan yang diperlukan untuk mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel. Skala pengukuran ada 4 macam, yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio. Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala interval. Menurut Bawono (2006:31) skala interval adalah nama lain dari skala likert yang artinya memberikan rangking terhadap responden. Bentuk asal dari skala likert memiliki lima kategori. Apabila diranking, maka susunannya akan dimulai dari sangat tidak setuju (strongly disagree) sampai kepada sangat setuju (strongly agree). Lima kategori penilaian dimana masing-masing pernyataan diberi skor 1 sampai 5, dapat dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jawaban sangat tidak setuju dengan skor 1 2. Jawaban tidak setuju dengan skor 2
42
3. Jawaban cukup setuju dengan skor 3 4. Jawaban setuju dengan skor 4 5. Jawaban sangat setuju dengan skor 5
G. Definisi Operasional Penelitian Menurut Bawono (2006:27) definisi operasional adalah definisi tentang variabel-variabel yang akan digunakan, baik variable dependen maupun variabel independen.sehingga nantinya tidak menghasilkan data yang bias yang bisa membuat interprestasi data yang bias. Sesuai dengan perumusan masalah yang ada maka dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel Bebas (Independent Variabel) Varibel bebas merupakan suatu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lainnya (Pabundu Tika, 2006:19). Adapun variabel bebas (X) Perilaku Konsumen dalampenelitian ini dengan indikator sebagai berikut : a. persepsi (X1) indikatornya dibagi menjadi 3, meliputi : 1) perhatian selektif 2) interprestasi informasi 3) produk b. Pembelajaran (X2) indikatornya meliputi : 1) Dorongan bertindak 2) Tanggapan
43
3) penyesuaian c. Kepercayaan & sikap (X3) indikatornya meliputi : 1) Mengetahui sistem arisan yang di adakan di BMT Amal Mulia. 2) Memberikan respon yang positif terhadap sistem arisan 3) Percaya jika mengikuti sistem arisan hasilnya tidak akan mengecewakan d. Motivasi (X4) indikatornya meliputi : 1) Jarak tempat tinggal meyakinkan untuk mengikuti sistem arisan sepeda motor. 2) Merasa aman jika mengikuti sistem arisan 3) Percaya bisa diterima sebagai anggota arisan sepeda motor. 4) Kebutuhan akan penghargaan diri. 5) Status keluarga yang baik sehingga mendorong kemampuan untuk mengikuti sistem arisan
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Pabundu Tika, 2006:19). Dalam penelitian ini variabel terikat adalah keputusan pembelian konsumen (Y). indikatornya meliputi : 1) Pemilihan produk 2) Pemilihan merk
44
3) Pemilihan saluran pembelian 4) Penentuan waktu pembelian 5) Jumlah pembelian
Selanjutnya konsep, variabel serta item-item ditunjukkan pada tabel berikut: Table 3.1 Variable , Konsep Variabel, Sub Variabel dan Indikator
Variable
Konsep Variabel
Persepsi
Persepsi adalah proses
(X1)
dimana individu memilih, mengorganisasi, dan
Sub Variabel Perhatian
Perhatian selektif
selektif Distorsi selektif
mengartikan masukan informasi untuk menciptakan
Indikator
Interprestasi informasi
Ingatan selektif
Produk
Dorongan
Dorongan untuk
suatu gambaran tentang kehidupan. Pembelaja
Pembelajaran adalah Proses
ran (X2)
pembelajaran meliputi
(drives)
bertindak
perubahan-perubahan pada diri seseorang yang
Petunjuk (cues)
Tanggapan
45
berkembang dari pengalaman. Pembelajaran ini meliputi tahapan-tahapan:
Diskriminasi
Penyesuaian
(discrimination)
drive stimuli, cues, discrimination. Kepercaya
Kepercayaan terhadap suatu
an & sikap produk akan mempengaruhi (X3)
faktor emosional
pengetahuan pendapat keyakinan
pendapat seseorang untuk membeli produk tersebut. Sikap juga sama pentingnya dengan kepercayaan karena tingkah laku akan menunjukan apakah konsumen menyukai suatu produk atau tidak
Motivasi
Suatu keadaan dalam pribadi
kebutuhan fisik
tempat tinggal
(X4)
yang mendorong keinginan
kebutuhan akan
rasa aman
individu untuk melakukan keinginan tertentu guna mencapai tujuan. Indicator Maslow, meliputi kebutuhan
rasa aman kebutuhan
interaksi
sosial kebutuhan
kebutuhan akan
46
fisik, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan social, kebutuhan penghargaan dan
penghargaan kebutuhan
penghargaan diri kemampuan
aktualisasi diri
kebutuhan aktualisasi diri.
keputusan
Suatu proses pengambilan
pembelian
keputusan dalam membeli
masalah
(Y)
suatu produk yang dimulai
Pencarian
dari pengenalan masalah,
Pengenalan
Kebutuhan
Informasi tentang
informasi kualitas
pencarian informasi, penilaian alternatif, Penilaian
Manfaat dari system
membuat keputusan alternatif
arisan
pembelian dan akhirnya didapatkan perilaku setelah membeli yaitu
Keputusan pembelian
dibelinya (Kotler, 2002).
sumber :data yang diolah,2014
mengikuti system arisan
puas atau tidak puas atas suatu produk yang
Ketertarikan untuk
Perilaku pasca pembelian
Kepuasan
47
H. Instrument Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa angket kuesioner dengan penilaian skala likert. Kuisioner tersebut terdiri dari enam bagian, yaitu : 1. Bagian pertama berisi tentang data responden yang meliputi : jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan dan pengeluaran tiap bulan. 2. Bagian kedua, ketiga, keempat, kelima dan keenam berisi tentang pertanyaanpertanyaan dengan kerangka sebagai berikut : a. Analisis perilaku konsumen Indikator yang digunakan dalam penelitian variabel persepsi, pembelajaran, kepercayaan & sikap, motivasi adalah
Perhatian selektif
Persepsi (X1)
Interprestasi informasi Produk
Gambar 3.1 Indikator persepsi
48
Dorongan untuk bertindak
Pembelajaran (X2)
Tanggapan
Penyesuaian
Gambar 3.2 Indikator pembelajaran
Pengetahuan
Kepercayaan&sikap (X3)
Pendapat
Keyakinan
Gambar 3.3 Indikator kepercayaan & sikap
49
Tempat tinggal
Rasa aman
Motivasi (X4)
Interaksi
Kebutuhan akan penghargaan diri Kemampuan
Gambar 3.4 Indikator motivasi
b. Keputusan nasabah Indikator yang digunakan dalam penelitian variabel keputusan nasabah adalah:
50
Kebutuhan
Informasi
Keputusan pembelian (Y)
Manfaat
Ketertarikan
Kepuasan
Gambar 3.5 Indikator keputusan pembelian
I. Uji Instrument Penelitian a. Uji reliabilitas Menurut Bawono (2006:63), pada prinsipnya uji reliabilitas adalah menguji data yang kita peroleh sebagai misal hasil dari kuisioner yang kita bagikan, jika kuisioner tersebut itu handal atau reliable, maka jawaban responden tersebut konsisten dari waktu ke waktu.Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas ini adalah teknik cronbach alpha. Suatu instrument adalah reliabel sebagai alat pengumpul data apabila memberikan hasil ukuran yang sama terhadap suatu gejala pada waktu yang berlainan.
51
Untuk menguji reliabilitas, menurut Arikunto (2006:196) dapat menggunakan rumus Alpha Cornbach sebagai berikut:
r11 = k 1- b2 ( k - 1 ) 12 Dengan keterangan: r11
= reliabilitas instrument
k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
b2
= jumlah varians butir
12 = varians total
b. Uji validitas Menurut Arikunto (2002:144), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sesuatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Dimana menurut Arikunto (2002:146) r hitung dapat ditentukan dengan rumus:
RXY =
NXY – ( X ) ( Y ) NX2 – ( X2 ) ( Y2 – ( Y2 )
52
Dimana : r = Nilai validitas atau koefisien korelasi x = Skor kuesioner atau item y = Skor total atau total variabel n = Banyaknya sampel
Setelah nilai r (koefisien korelasi) diperoleh maka langkah selanjutnya adalah membandingkan antara hasil nilai r yang terdapat pada tabel nilai kritis. Menurut Mason yang dikutip oleh Sugiyono (2004:124) bahwa jika didapat koefisien korelasi > 0,3 dan signifikan (p< 0,05), maka instrumen dinyatakan valid. Pengujian reliabilitas dan validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan bantuan komputerisasi program software SPSS 20 for windows. J. Model Analisis Data 1. Analisis Regresi Berganda Persamaan regresi berganda merupakan persamaan regresi dengan menggunakan dua atau lebih variable independen. Analisis ini digunakan setelah hasil pengujian menunjukkan skala interval. Analisis ini digunakan untuk menentukan ketepatan prediksi dan untuk melengkapi analisis sejauh mana hubungan yang kuat antara variabel terikat (Y) keputusan
53
pembelian konsumen, dan variabel bebas (X), maka dalam penelitian ini regresinya sebagai berikut (asnawi &masyuri, 2009: 181):
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + …. + e Keterangan : Y
= Variabel terikat yaitu keputusan pembelian konsumen
A
= Kostanta
B1 -B 5 = Koefisien regresi variabel bebas ke-1 sampai ke-5 X1
= persepsi
X2
= pembelajaran
X3
= keyakinan & sikap
X4
= motivasi
e
= Standar kesalahan
2. Uji Asumsi Klasik Agar dapat diperoleh nilai pemikiran yang tidak biasa dan efisien dari persamaan regresi, maka dalam analisis data harus memenuhi beberapa asumsi klasik sebagai berikut (pengolahan data dengan komputerisasi menggunakan program SPSS 20 forwindows). 1) Uji Multikolinieritas Menurut Santoso (2002:112), tujuan dari multikolinieritas adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi variable independent. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
54
terdapat problem Multikolinieritas (multiko). Model regresi yang baik seharusnya terjadi korelasi diantara independent variabel. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF ( variance inflaction factor ). jika nilai VIF lebih kecil dari 5 maka tidak terjadi non-multikolinieritas. 2) Uji Heteroskendastisitas Menurut Santoso (2002:208), tujuan uji heteroskendastisitas untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan lain tetap,
maka
disebut
homoskendastisitas.
Dan
jika
varians
berbeda,disebut heteroskendastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskendastisitas. Heteroskendastisitas diuji dengan menggunakan uji koefisien metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi variabel dependen) dan SRESID (residualnya). Dengan melihat grafik scatterplot pada output yang dihasilkan, apabila titik-titik yang dihasilkan membentuk suatu pola hal ini menunjukkan adanya gejala heteroskendastisitas. Sedangkan jika pola yang dihasilkan menyebar atau tidak beraturan di atas atau di bawah angka 0 (nol), maka hal ini mengindikasikan tidak adanya gejala heteroskedastisitas.
55
3) Uji Normalitas Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi kita, data variabel dependen dan variabel independen yang kita pakai apakah berdistribusi normal atau tidak (Bawono, 2006). Sebuah data penelitian yang baik adalah yang datanya berdistribusi normal. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan uji
Durbin-Watson
residual hasil persamaan regresi. Apabila
terdapat probabilitas
nilai
standar
hasil
uji
Durbin-Watson lebih kecil dari 0,05 (5%) maka distribusi normal dan sebaliknya terdistribusi tidak normal.
K. Uji Hipotesis a. Uji F (Uji Simultan)
Uji F digunakan untuk menguji variabel-variabel bebas secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat.dengan F tabel . Apabila F hitung > F tabel dengan sigifikasi dibawah 0, 05(5%) maka secara bersama-sama (simultan) variabel bebas Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, begitu jugasebaliknya. Rumus yang dikemukakan oleh Bawono (2006:91) untuk mengetahi F hitung , yaitu :
F hitung =
R2/ (K-1) ( 1-R2 )/(n-K)
56
Keterangan : F
= F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel
R2
= Koefisien determinasi
n
= Jumlah sampel
k
= Jumlah variabel bebas (independent variabel) Kriteriapengambilan keputusan
Jika F hitung p ≤ 0,05 maka Ho diterima Jika F hitung p > 0,05 maka Ho ditolak Bila Ho ditolak maka Ha diterima berarti variabel-variabel bebas yang diuji mempunyai hubungan yang bermakna dengan variabel terikat.
b. Uji t (Uji Parsial)
Uji t ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi variable dependen secara individu atau sendirisendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu, dengan menggunakan uji t statistik untuk masing-masing variable bebas, dengan tingkat kepercayaan tertentu. Apabila t hitung >t tabel dengan signifikasi dibawah 0,05 (5%), maka secara parsial atau individual variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, begitu juga sebaliknya.
57
Rumus t hitung = r n – 2 n- r2 Keterangan : R = korelasi produk momen N = jumlah responden Kriteria pengambilan keputusan: Jika t hitung p < 0,05 maka Ho diterima Jika t hitung p > 0,05 maka Ho ditolak.
c. Uji R2 (koefisien determinasi)
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X1,2,3). Apabia angka koefisien determinasi (R2) semakin mendekati 1 berarti model regresi yang digunakan sudah semakin tepat sebagai model penduga terhadap variabel dependen (Y).
58
BAB IV ANALISIS DATA
A. Deskripsi Obyek Penelitian 1. Profil BMT Amal Mulia Nama Koperasi
: Koperasi BMT Amal Mulia
No Badan Hukum
: 069/BH/KDK.II.I/IV/1999 tanggal 24 Maret 1999
Perubahan
: 01/PAD/I/2011 tanggal 12 Januari 2011
Kantor Pusat
: Jl. Raya Suruh-Salatiga, Karang Asem kec.Suruh Kab Semarang Jawa Tengah,
Telp/ Fax
: 0298 317100 kode pos 50776
Kantor Cabang
: Jl. Raya Wonosegoro- Karanggede, Trayon, Kebonan, kec. Karanggede, Kab Boyolali
Kantor Cabang
: Jl. Wahid Hasyim 16 D Sidorejolor, Sidorejo Salatiga Telp.(0298) 322969
NPWP
: 02.253.369.9.5.505.000
SIUP
: 503/12/PM/III/2010
TDP
: 111726500228
Ijin Simpan Pinjam
59
Kab.Semarang
:
009/SISPK/KD.UKM/XII/2009
Jawa Tengah
:
01/SISPK/XIV/I/2011
Logo
:
2. Sejarah Singkat Pendirian BMT Amal Mulia BMT Amal Mulia merupakan salah satu dari 15 Koperasi Syari’ah di wilayah Kabupaten Semarang yang lahir melalui program P3T (Penanggulangan Pengangguran Pekerja Terampil) pada bidang LEP (Lembaga Ekonomi Produktif) yang diselenggarakan atas kerjasama antara Depnaker Kabupaten Semarang dengan fasilitator PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) Dati II Kabupaten Semarang. Proses pendirian diawali dengan sosialisasi Koperasi Syari’ah oleh PINBUK Dati II Kabupaten Semarang pada acara pengajian IPHI Kecamatan Suruh yang diselenggarakan di rumah Bapak H. Syahri di Dusun Morangan Desa Suruh, sosialisasi perdana Kecamatan Suruh ini baru bersifat informatif. Bersamaan dengan Calon Pengelola yang terseleksi melalui P3T tersebut mengikuti pelatihan tentang manajemen operasional Koperasi Syari’ah se-Jawa Tengah di Asrama Haji Donohudan, Solo yang diselenggarakan oleh PINBUK Dati I Propinsi Jawa Tengah. Pelatihan
60
tersebut diadakan selama dua minggu dan dilanjutkan dengan Job on Training di Koperasi Syari’ah Assa’adah Gedangan Salatiga selama tiga hari. Setelah pelatihan dan Job on Training selesai kemudian diadakan pertemuan ulang pada pertengahan bulan Agustus 1998 di rumah Bapak H. Badarudin yang dihadiri oleh beberapa orang yang merupakan tim formatur yang mengagendakan segera dibentuk susunan pengurus sementara kemudian ditindak lanjuti pertemuan di gedung Ar-Rohmah yang dihadiri oleh calon pendiri, tepat pada acara tersebut disahkan susunan pengurus BMT AMAL MULIA Suruh serta disepakati ketentuan simpanan pokok per anggota Rp. 200.000,- dan simpanan wajib per anggota pendiri sebanyak Rp. 2.000,- setiap bulannya. Akhirnya pada hari Selasa Pon, tanggal 20 Oktober 1998 telah diresmikan BMT Amal Mulia oleh Bapak Camat Suruh yang diwakili oleh MPP Kecamatan Suruh Bapak Suparno Andes di kantor pusat BMT Amal Mulia Suruh, yang berlokasi di Jl. Sumberejo Suruh No. 57 yang dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, pengurus, anggota pendiri dan tamu undangan lainya. BMT Amal Mulia juga mendirikan kantor cabang pembantu yaitu BMT Amal Mulia cabang Karanggede yang bertempat di Jln. Raya Wonosegoro karanggede Trayon Kebonan kec.Karanggede, Kabupaten Boyolali. Dan juga mendirikan kantor cabang pembantu yaitu
61
Amal Mulia cabang Salatiga yang bertempat di Jln. Wahid Hasyim 16 D, Sidorejo lor, Sidorejo Salatiga. (sumber: BMT Amal Mulia). 3. Visi Misi dan Tujuan BMT Amal Mulia a. Visi : Menjadi Lembaga Keuangan Swadaya yang tumbuh dan berkembang di wilayah kecamatan Suruh, Karang gede, Salatiga dan sekitarnya. b. Misi : Terbentuknya pusat penghimpunan dan pendistribusian dana umat berdasarkan prinsip syariat Islam dengan sistem bagi hasil melalui kegiatan usaha yang bersifat produktif, sosial, perspektif, untuk memberi semangat usaha masyarakat dalam rangka mencapai kesejahteraan hidup.
4. Aturan Arisan 1. Jenis Kendaraan Sepeda motor Supra X 125 Spoke, peserta boleh menukar dengan merk lain, bilamana harga kendaraan yang dipilih kurang, maka peserta harus menambah sesuai selisih harga dan sebaliknya. 2. Hak Peserta Arisan a. Memperoleh sepeda motor Supra X 125 Spoke, beserta bonus yang diberikan oleh pihak dealer.
62
b. Memperoleh BPKB setelah arisan selesai. c. Memperoleh door prize bagi yang beruntung dan datang pada saat lelang. d. Mengikuti lelang dengan sistem lelang tertutup sesuai dengan kemampuan peserta. e. Bagi
pemenang
lelang
mendapatkan
jaminan
asuransi
kendaraannya 1 tahun pertama. 3. Kepanitiaan Pengelola BMT Amal Mulia dengan membentuk sebuah panitia kerja yang bertugas melaksanakan kegiatan rutin arisan sampai dengan selesainya kegiatan arisan. 4. Peserta Arisan a. Nasabah/calon anggota/anggota BMT Amal Mulia Suruh b. PNS/swasta c. Masyarakat umum yang berminat memiliki sepeda motor dengan sistem arisan 5. Sistem Arisan dan Ketentuan Umum 1) Peserta mengikuti arisan dengan sistem lelang tertutup. 2) Peserta kurang lebih 60 orang dalam satu kelompok dengan setoran Rp. 200.000 sudah termasuk asuransi. 3) Peserta yang mengundurkan diri sebelum arisan selesai, wajib mencari nama pengganti, jika tidak, maka uang yang sudah
63
dibayarkan hanya kembali 50 %, itupun setelah ada peserta pengganti. 4) Harga kendaraan berdasarkan harga dealer(price list) pada saat pembelian, apabila diambil motor yang harganya di bawah harga Supra X 125, maka peserta harus membayar sesuai angka lelang. 5) Perhitungan standar minimal lelang adalah kekurangan harga kendaraan ditambah asuransi dan biaya pengelolaan sebesar 5 % dari harga kendaraan. 6) Standar lelang untuk menang ditentukan minimal Rp. 6.000.000, bilamana sisa menjadi tambahan saldo lelang bulan yang akan datang dan akan dievaluasi setahun sekali. 7) Pemenang lelang wajib memiliki rkening tabungan di BMT Amal Mulia. 8) Untuk menjamin keamanan dan kelangsungan arisan, semua kendaraan diasuransikan di Asuransi Asoka Mas Cabang Semarang selama satu tahun pertama. 9) BPKB disimpan oleh panitia sebagai jaminan sampai arisan selesai dan perpanjangan STNK oleh panitia dan biaya ditanggung oleh peserta. 10) Jika peserta meninggal dunia oleh sebab apapun, kendaraan hilang dan atau rusak, maka peserta atau ahli warisnya wajib meneruskan arisan sampai selesai.
64
11) Pembayaran paling lambat tanggal 15, bulan bersangkutan dan keterlambatan pembayaran arisan setiap minggu didenda Rp. 5.000 dan hasil uang denda tersebut menjadi milik semua peserta arisan. Jika keterlambatan lebih dari dua bulan dan sudah mendapat sepeda motor, maka panitia berhak menyita / mengambil alih sepeda motor hasil arisan. 12) Waktu dan tempat lelang dilaksanakan setiap bulan sekali pada hari Sabtu ke- 2, jam 14.00 WIB di aula BMT Amal Mulia Suruh. 13) Segala sesuatu yang belum tercantum dalam ketentuan ini dapat ditambah dan dikurangi demi kelancaran dan suksesnya arisan dengan melibatkan peserta arisan. 14) Bagi peserta yang sudah melelang arisan, motor tidak boleh diperjualbelikan. (Sumber : BMT Amal Mulia Suruh). 6. Syarat menjadi peserta arisan yaitu : 1. Foto kopi identitas diri 2. Mengisi dan menyetujui isi dokumen permohonan dan pernyataan menjadi peserta arisan 3. Tanda tangan bermaterai 4. Mengangsur iuran arisan perbulan sebesar Rp 200.000. Peserta dapat membayarkan iuran arisan kepada pihak panitia arisan maupun pada pihak teller/kasir secara langsung di kantor.
65
Keterlambatan pembayaran arisan akan dikenakan denda sebesar Rp 5.000 setiap minggunya, dimulai pada minggu kedua.
5. Tugas Pokok Di Arisan Sepeda Motor 1) Ketua : Mustofa Al-Amin,S.Ag Tugas : Bertanggung jawab apabila kegiatan arisan ini menyangkut masalah hukum apapun Bertanggung jawab atas pelaksanaan arisan dari awal sampai arisan selesai Bertanggung jawab membagi hasil akhir arisan sesuai tugas masing-masing Hak
: Mendapat hasil akhir aisan
2) Sekretaris : Amir Mahmud dan Nur Faizah Tugas
:
Membuat daftar anggota Mencatat pendaftaran calon anggota Mencatat pembayaran iuran anggota arisan Menyiapkan kartu door prize Mencatat saldo uang arisan Membuat dan mencatat asumsi lelangan Mencatat nama pelelang dan jumlah lelang di papan tulis Membuat berita acara pemenang lelang Merekap pendapatan 5% dan memasukkn ke rekening tabungan
66
Merekap fee dari dealer dan memasukkan ke rekening tabungan Merekap pendapatan dari asuransi dan memasukkan ke rekening tabungan Hak
: Mendapat hasil akhir arisan
3) Bendahara : Isti’anah dan Slamet bagyo Tugas
:
Bertanggung jawab atas pembayaran arisan baik ketika pelaksanaan arisan maupun dalam jam kerja biasa ( di bantu anggota ) Menyelesaikan urusan pemenang terhadap dealer / negoisasi
pembelian sepeda motor sesuai jenis yang diambil pemenang (Honda,Yamaha,Suzuki)
penghitungan lelang sesuai dengan jenis kelompok dan jenis motor yang diambil
pengambilan STNK dan PLAT (3 mingguan)
pengambilan BPKB (3 bulanan)
Bertanggung jawab terhadap urusan asuransi kendaraan lelang Bertanggung jawab terhadap urusan pajak tahunan (arisan belum selesai BPKB di panitia) Bertanggung jawab pendistribusian BPKB apabila arisan sudah selesai Bertanggung jawab pendistribusian sisa iuran arisan apabila terjadi sisa Hak
: Mendapatkan hasil akhir arisan
4) Anggota :
67
1. Sukarli 2. Bagyo 3. Sihab 4. Sri Susilowati 5. Edy Yulianto Tugas
:
Menyiapkan kartu lelang Menyiapkan door prize mulai dari pembelian jenis dan jumlah yang dibutuhkan, membacakan kartu door prize sampai pendistribusiannya Hak
: Mendapatkan hasil akhir arisan
5) Anggota : 1. Restina 2. Anny 3. Faizah 4. Iwan 5. Siti Sa’idah Tugas : Menerima iiuran pada saat pelaksanaan arisan Hak
: Mendapatkan hasil akhir arisan
6) Anggota : 1. Kiptiyah 2. Sri Susilowati 3. Fatmawati 4. Linta Aftukha Royana Tugas :
68
Bertanggung jawab konsumsi Bertanggung jawab pendistribusian konsumsi Hak
: Mendapatkan hasil akhir arisan
7) Anggota : 1. Linta Aftukha Royana 2. Fatmawati 3. Isti’anah 4. Siti Sa’idah Tugas : Bertanggung jawab atas pembayaran arisan sehari-hari Hak
: Mendapatkan hasil akhir arisan
8) Anggota : 1. Edy Yulianto 2. Hamdan majid 3. Wahyu 4. Puji Tugas : Mengecek dan menagih peserta yang terlambat dan macet Sumber informasi ke : mbak Restina Hak
: Mendapatkan hasil akhir arisan
9) Anggota : 1. Sukarli 2. Avid 3. Sahid
69
Tugas : Bertanggung jawab atas parker dan kebersihan ruangan arisan Hak
: Mendapatkan hasil akhir arisan
6. Gambaran Umum Responden Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 83 responden terhadap konsumen yang mengikuti arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia melalui penyebaran koesioner didapat sebuah gambaran umum karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, jumlah penghasilan dan pengeluaran yaitu sebagai berikut : Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan usia No.
Usia
jumlah
prosentase
< 301 tahun
11
13,3%
2
> 50 tahun
15
18,1%
3
30 – 40 tahun
29
34,9%
4
40 – 50 tahun
28
33,7%
83
100%
total
Sumber : data primer diolah, 2015
Tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan usia, menunjukkan bahwa usia konsumen yang mengikuti arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia di dominasi oleh konsumen dengan usia 30 s.d 40 tahun. Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan responden yang ada dengan usia 30 s.d 40 tahun berjumlah 29 responden dengan prosentase (34,9%), sedangkan
70
karakteristik responden terendah usia 30 tahun berjumlah 11 dengan prosentase 13,3%. Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No.
Jenis Kelamin
Jumlah
Prosentase
1
Laki-laki
36
43,4%
2
Perempuan
47
56,6%
83
100%
Total Sumber : data primer diolah, 2015
Tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, menunjukkan bahwa konsumen yang mengikuti arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia di dominasi oleh konsumen perempuan. Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan responden yang ada bahwasanya konsumen perempuan berjumlah 47 responden dengan prosentase (56,6%), sedangkan konsumen laki-laki berjumlah 36 responden dengan prosentase (43,4%).
71
Tabel 4.3 Deskripsi Responden Menurut Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir
Jumlah
SD
9
SMP
13
SMA
31
Perguruan Tinggi
30
Total
83
Sumber : data primer diolah, 2015
Tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir, menunjukkan bahwa konsumen yang mengikuti arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia di dominasi oleh konsumen yang berpendidikan SMA. Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan responden yang ada bahwasanya konsumen yang mengikuti arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia adalah yang berpendidikan SMA dengan jumlah 31 responden. Tabel 4.4 Deskripsi Responden Menurut Pekerjaan Pekerjaan Lainnya PNS Swasta Wirausaha Total Sumber : data primer diolah, 2015
Jumlah 10 7 31 35 83
Prosentase 12% 8,4% 37.3% 42.2% 100%
72
Tabel
4.4
karakteristik
responden
berdasarkan
pekerjaan,
menunjukkan bahwa konsumen yang mengikuti arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia di dominasi oleh konsumen yang pekerjaannya adalah berwirausaha. Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan responden yang ada bahwasanya konsumen yang mengikuti arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia adalah yang pekerjaannya berwirausaha dengan jumlah 35 responden dengan prosentase 42,2%. Tabel 4.5 Deskripsi Responden Menurut Pendapatan/Bulan Pendapatan tiap bulan 1.000.000 ≥ 4.000.000 1.000.000 - 2.000.000 2.000.000 - 3.000.000 3.000.000 - 4.000.000 Total
Jumlah 12 4 48 15 4 83
Prosentase 14,5% 4,8% 57,8% 18,1% 4,8% 100%
Sumber : data primer diolah, 2015
Tabel 4.5 karakteristik responden berdasarkan pendapatan tiap bulan, menunjukkan bahwa konsumen yang mengikuti arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia didominasi pendapatan Rp 1.000.000 s.d 2.000.000. Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan responden yang mempunyai pendapatan/bulan Rp. 1.000.000 s.d 2.000.000 berjumlah 48 responden dengan prosentase (57,8%), sedangkan pendapatan terendah adalah
73
pendapatan ≥ 4.000.000 dan 3.000.000 – 4.000.000 berjumlah 4 responden dengan prosentase (4,8 %). Tabel 4.6 Deskripsi Responden Menurut Pengeluaran/Bulan Pengeluaran tiap bulan 1.000.000 ≥ 4.000.000 1.000.000 - 2.000.000 2.000.000 - 3.000.000 3.000.000 - 4.000.000 Total
Jumlah 12 4 50 14 3 83
Prosentase 14,5% 4,8% 60,2% 16,9% 3,6% 100%
Sumber : data primer diolah, 2015
Tabel 4.6 karakteristik responden berdasarkan pengeluaran tiap bulan, menunjukkan bahwa konsumen yang mengikuti arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia didominasi pengeluaran tiap bulannya Rp 1.000.000 s.d 2.000.000. Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan responden yang mempunyai pengeluaran/bulan Rp. 1.000.000 s.d 2.000.000 berjumlah 50 responden dengan prosentase (60,2%), sedangkan pengeluaran terendah adalah 3.000.000 – 4.000.000 berjumlah 3 responden dengan prosentase (3,6%).
74
B. Analisis Data 1. Hasil Uji Instrument a. Hasil Uji Reliabilitas Menurut (Bawono, 2006: 63), Uji reliabilitas adalah menguji data yang kita peroleh sebagai misal hasil dari jawaban kuesioner yang dibagikan. Jika kuesioner tersebut handal atau reliable, andai kata jawaban responden tersebut konsisten dari waktu ke waktu. Suatu instrumen adalah reliabel sebagai alat pengumpul data apabila memberikan hasil ukuran yang sama terhadap suatu gejala pada waktu yang berlainan. Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Data No.
Variabel
Alpha
Keterangan
1.
Persepsi (X1)
0,698
Reliabel
2.
Pembelajaran (X2)
0,607
Reliabel
3.
Kepercayaan & sikap (X3)
0,711
Reliabel
4.
Motivasi (X4)
0,640
Reliabel
5.
Keputusan pembelian nasabah
0,735
Reliabel
(Y) Sumber : data primer diolah, 2015
Dari tabel 4.7 diatas dapat diketahui hasil perhitungan dari masingmasing indikator persepsi (X1), pembelajaran (X2), kepercayaan & sikap (X3), dan motivasi (X4) serta keputusan pembelian nasabah (Y) memiliki
75
koefisien keandalan (reliabilitas) sebesar α = 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa dari seluruh indikator yang ada pada instrumen dalam penelitian ini reliabel. b. Hasil Uji Validitas Menurut Arikunto (2002:144), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Data variabel
Pearson corelation
X1
0,604** - 0,782**
Significant (2-Tailed) 0,000
X2
0,585** - 0,718**
0,000
Valid
X3
0,668** - 0,816**
0,000
Valid
X4
0,572** - 0,691**
0,000
Valid
Y
0,633** - 0,753**
0,000
Valid
Kesimpulan Valid
Sumber : data primer diolah, 2015
Dari tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan dari masing- masing variabel X1, X2, X3, dan X4 serta keputusan pembelian konsumen (Y) memiliki koefisien korelasi > 0,3 dan signifikasi probabilitas kurang dari 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa dari seluruh item indikator yang ada pada instrumen dalam penelitian ini valid, karena item pertanyaan semua variabel berbintang dua yang
76
menunjukkan signifikasi pada level 1% sehingga tidak ada item pertanyaan yang dihapus dan semua item digunakan pada keseluruhan model pengujian. 2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dilakukan untuk menghasilkan model regresi yang handal sesuai dengan kaidah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), yang menghasilkan model regresi yang tidak bias dan handal sebagai penaksir (Bawono, 2006:115). Uji asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji multikolinieritas, uji heteroskendastisitas, uji normalitas dan uji linearitas. a. Hasil Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi di antara variabel bebas satu dengan variabel bebas lainya. Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan metode VIF (Varian Inflation Factor) dan nilai Tolerance juga metric kolerasi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dideteksi dari besarnya nilai VIF (Variance Inflation Factor). Bila nilai VIF lebih kecil dari 5, maka tidak terjadi non – multikolinieritas. Dari hasil analisis diperoleh nilai VIF untuk masing-masing indikator bebas seperti yang tercantum dibawah ini :
Tabel 4.9
77
Uji Multikolonieritas
Model
Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
a
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolera
VIF
nce (Constant)
1.740
1.377
1.263
.210
jml_X1
-.009-
.057
-.012-
-.164-
.870
.671
1.490
1jml_X2
.096
.097
.102
.992
.324
.361
2.773
jml_X3
.476
.096
.467
4.975
.000
.432
2.315
jml_X4
.372
.071
.410
5.207
.000
.614
1.629
Sumber : data primer diolah, 2015
Berdasarkan hasil pengujian multikolonieritas seperti yang tercantum pada tabel 4.9 diatas, dapat dikatakan bahwa masing-masing indikator bebas mempunyai nilai VIF yang lebih kecil dari 5. Sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bebas dari multikolinieritas. b. Hasil Uji Heterokendastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menentukan efisiensi dalam sampel serta menilai keabsahan dari nilai T-test dan T-tabel. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji koefisien metode scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi variabel dependen) dan SRESID (residualnya). Dengan melihat grafik scatterplot pada output yang dihasilkan, apabila titik-titik yang
78
dihasilkan membentuk suatu pola hal ini menunjukkan adanya gejala heteroskendastisitas. Sedangkan jika pola yang dihasilkan menyebar atau tidak beraturan di atas atau di bawah angka 0 (nol), maka hal ini mengindikasikan tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Adapun hasil uji heteroskedastisitas pada penelitian ini sebagai berikut:
Sumber : data primer diolah, 2015
Gambar 4.1 Uji Heterokendastisitas Dari grafik scatterplot pada gambar 4.1 terlihat titik-titik menyebar membentuk pola tidak beraturan di bawah dan di atas angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini memberi kesimpulan bahwa model regresi yang digunakan peneliti tidak ada gejala heteroskedastisitas dan layak untuk persamaan regresi. c. Uji Normalitas
79
Uji normalitas memiliki tujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel dependen dan independen yang digunakan berdistribusi dengan normal atau tidak. Pembuktian apakah data yang digunakan dapat berdistribusi dengan normal yaitu dengan melihat pada histogram maupun probability plot. Dapat dikatakan normal jika titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Sumber : data primer diolah, 2015
Gambar 4.2 Uji Normalitas Berasarkan pengolahan data dengan normal probability plot, didapatkan hasil bahwa seluruh data berdistribusi dengan normal dan tidak terjadi adanya penyimpangan. Ditunjukkan dalam grafik normal
80
plot titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi yang digunakan dapat memenuhi asumsi normalitas. d. Uji Liniearitas Uji linieritas digunakan untuk menguji apakah spesifikasi model yang digunakan sudah sesuai atau lebih baik menggunakan model yang lain. Penelitian ini uji linieritas yang digunakan yaitu dengan metode durbin watson. Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah spesifikasi model yang tepat itu dalam bentuk linier atau kuadrat. Adapun hasil uji linieritas pada penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Uji Linieritas Regresi Persamaan Linier
Model
1
R
R Square
.83 a
9
Model Summary
b
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.703
.688
a. Predictors: (Constant), jml_X4, jml_X1, jml_X3, jml_X2 b. Dependent Variable: jml_Y
Sumber : data primer diolah, 2015
Tabel 4.11
1.227
Durbin-Watson
1.871
81
Uji Linieritas Regresi Persamaan Kuadrat
Model Summary Model
1
R
R Square
.827 a
b
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.684
.668
Durbin-Watson
1.265
1.939
a. Predictors: (Constant), jml_X42, jml_X12, jml_X32, jml_X22 b. Dependent Variable: jml_Y2
Sumber : data primer diolah, 2015
Berdasarkan hasil output diatas maka dapat diketahui bahwa besarnya nilai durbin watson untuk persamaan linier adalah 1,871 sedangkan untuk persamaan kuadrat adalah 1,939. Nilai tabel durbin watson dapat diketahui sebagai berikut : jumlah sampel = 83, jumlah variabel independen (k) = 4, dengan asumsi derajat kepercayaan 5%, nilai tabel dU = 1,77, nilai 4 – dU = 4 – 1,77 = 2,23. Karena nilai DW test kedua persamaan tersebut berada di antara nilai d U dan 4 – dU, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesalahan spesifikasi model atau keduanya layak digunakan untuk model regresi. 3. Uji Statistik Uji Statistik digunakan untuk melihat tingkat ketetapan atau keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan untuk menaksir dari data yang dianalisa. Nilai ketetapan atau keaktualan dapat diukur dari goodness of fit nya. Uji statistik ini dapat dilihat dari nilai t hitung, F hitung dan nilai
82
koefisien diterminasinya. Berkaitan apakah uji statistik dikatakan lolos atau tidak, tergantung dari tingkat signifikansi dari hasi perhitungannya, jika hasil berada di daerah kritis atau yang menolak Ho maka dikatakan bahwa uji statistiknya lolos dan layak untuk uji selanjutnya dan berlaku sebaiknya jika berada didaerah yang menerima Ho. a. Analisis dan Interprestasi Secara Parsial (Uji ttest) Seperti yang dijelaskan pada BAB III bahwasanya besarnya hubungan antara variabel bebas (persepsi, pembelajaran, keyakinan & sikap, dan motivasi) terhadap keputusan pembelian nasabah dihitung dengan analisis regresi. Model analisis regresi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Tabel 4.12 Uji t (Uji Parsial)
83
Coefficients Model
Unstandardized
Standardize
Coefficients
d
a
t
Sig.
95.0% Confidence Interval for B
Coefficients B
Std. Error
(Constant)
1.740
1.377
jml_X1
-.009-
.057
1jml_X2
.096
jml_X3
.476
jml_X4 a.
Beta
Lower
Upper
Bound
Bound
1.263
.210
-1.002-
4.482
-.012-
-.164-
.870
-.123-
.104
.097
.102
.992
.324
-.097-
.289
.096
.467
4.975
.000
.286
.667
.372 .071 Dependent Variable: jml_Y
.410
5.207
.000
.230
.514
Sumber : data primer diolah, 2015
Dari pengolahan data dengan bantuan SPSS 20, maka diperoleh model persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = 1,6646 + -0.009X1 + 0.096X2 + 0.476X3 + 0.372X4 + e Dari persamaan regresi tersebut di atas maka akan diinterpretasikan sebagai berikut : a.
a = 1,6646 Nilai konstanta 1,6646, menunjukkan bahwa keputusan
pembelian nasabah akan konstan sebesar 166,46% jika tidak dipengaruhi indikator persepsi (X1), pembelajaran (X2),keyakinan & sikap (X3) dan motivasi (X4). Maka, dapat diartikan bahwa keputusan pembelian nasabah akan menurun sebelum atau tanpa dipengaruhi
84
adanya indikator persepsi (X1), pembelajaran (X2),keyakinan & sikap (X3) dan motivasi (X4), (X1, X2, X3,X4 = 0). b.
β1 = -0.009 Berarti indikator persepsi mempengaruhi keputusan pembelian
sebesar -0,9% atau berpengaruh negatif yang artinya jika Kelompok acuan ditingkatkan 1% atau diturunkan 1% maka tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dengan asumsi indikator bebas lainnya tetap (X2, X3,X4 = 0) atau Ceteris Paribus. c.
β2 = 0.096 Berarti indikator pembelajaran (X2) mempengaruhi keputusan
pembelian nasabah sebesar 9,6% atau berpengaruh positif yang artinya jika pembelajaran ditingkatkan 1% saja, maka keputusan pembelian (Y) akan meningkat sebesar 9,6%. Begitu juga sebaliknyan jika indikator pembelajaran diturunkan 1% saja, maka keputusan pembelian (Y) akan menurun sebesar 9,6%. Dengan asumsi indikator bebas lainnya tetap (X1,X3, X4 = 0) atau Cateris Paribus.
d.
Β3= 0.476 Berarti indikator keyakinan & sikap (X3) mempengaruhi
keputusan pembelian nasabah sebesar 47,6 % atau berpengaruh positif yang artinya jika indikator keyakinan & sikap dinaikkan 1% saja, maka keputusan pembelian nasabah akan meningkat sebesar 47,6 %.
85
Sebaliknya jika indikator keyakinan & sikap diturunkan 1% saja, maka keputusan pembelian nasabah akan menurun sebesar 47,6 %. Dengan asumsi bahwa indikator bebas lainnya tetap (X1, X2, X4 = 0) atau Cateris Paribus. e.
Β4 = 0.372 Berarti indikator motivasi (X4) mempengaruhi keputusan
pembelian nasabah sebesar 37,2 % atau berpengaruh positif yang artinya jika indikator motivasi dinaikkan 1% saja, maka keputusan pembelian nasabah akan meningkat sebesar 37,2 %. Sebaliknya jika indikator motivasi diturunkan 1% saja, maka keputusan pembelian nasabah akan menurun sebesar 37,2 %. Dengan asumsi bahwa indikator bebas lainnya tetap (X1, X2, X3 = 0) atau Cateris Paribus.
b. Analisis dan Interpretasi Secara Simultan (Uji Fhitung) Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh semua variabel
independen
mempengaruhi
bersama-sama (Bawono, 2006).
Tabel 4.13
variabel
dependen
secara
86
Uji f (Uji Simultan)
a
ANOVA Model
Sum of
Df
Mean Square
F
Sig.
Square s Regression
278.182
4
69.546
1Residual
117.384
78
1.505
46.212
b
.000
Total 395.566 82 a. Dependent Variable: jml_Y b. Predictors: (Constant), jml_X4, jml_X1, jml_X3, jml_X2
Sumber : data primer diolah, 2015
Dengan melihat tabel di atas, nilai F hitung = 46.212. F tabel dapat dicari dengan melihat kolom df, yaitu dengan df pembilang = 4 dan df penyebut = 78 sedangakan α : 5%, maka nilai F tabel = 2,489. Berdasarkan nilai F hitung dan F tabel, maka F hitung > F tabel, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel independen secara bersamasama mempengaruhi variabel dependen. Dan dengan kata lain hipotesis variabel persepsi, pembelajaran, keyakinan & sikap, dan motivasi secara bersama-sama mempengaruhi keputusan pembelian nasabah.
c. Uji R2 (Koefisien Determinasi) Uji koefisien determinasi digunakan untuk menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen
atau
sejauh
mana
kemampuan
independen dapat mempengaruhi variabel dependen.
variabel
87
Menurut Gujarati dalam Bawono (2006:92-93) Analisis koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase (%) pengaruh keseluruhan variabel independen yang digunakan (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel dependen (Y). Pengujian ini dilakukan dengan melihat R² pada hasil analisis persamaan regresi yang diperoleh. Apabila angka koefisien diterima (R²) semakin mendekati 1 berarti model regresi yang digunakan sudah semakin tepat sebagai model penduga terhadap variabel dependen (Y).
Tabel 4.14 Koefisien Determinasi Model Summary Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
a
1 .839 .703 .688 a. Predictors: (Constant), jml_X4, jml_X1, jml_X3, jml_X2
1.227
Sumber : data primer diolah, 2015
Dari tabel di atas diketahui nilai koefisien korelasi (R) sebesar : 0.839. Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara variabel independen dan variabel dependen. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) = 0,703 yang menjelaskan bahwa variabel independen berkontribusi mempengaruhi variabel dependen sebesar 70,3 %, sisanya 29,7 % dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
88
C. Hasil Analisis Data Untuk mengetahui apakah secara parsial dan secara simultan variabel bebas yang terdiri dari persepsi (X1), pembelajaran (X2), keyakinan & sikap (X3) dan motivasi (X4) berpengaruh terhadap keputusan pembelian nasabah (Y). Hal ini dapat diketahui dengan melihat table Coefficients melalui pengujian hipotesis dan kemudian dibandingkan dengan t tabel yaitu N = jumlah sampel 83 α = 0,05 dengan nilai t tabel sebesar 1,66. Maka dari hasil analisis SPSS diperoleh hasil dari tiap-tiap variabel, dan dapat diketahui manakah yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian nasabah, sehingga dapat dibuktikan pada hasil dibawah ini : Tabel 4.15 Perbandingan Nilai T test dan T tabel Variabel Independen X1 X2 X3 X4
Nilai t test -0.164 0.992 4.975 5.207
Nilai t table
Nilai Sig.
1,66
0.870 0.324 0.000 0.000
Sumber : data primer diolah, 2015
a. Pengaruh Variabel Persepsi Terhadap Keputusan Pembelian Nasabah Berdasarkan hasil pengolahan data diatas nilai t test yang diperoleh variabel persepsi (X1) adalah sebesar -0.164 dimana nilai t test < nilai t tabel yaitu 1,66. Dan dengan nilai sig 0,870 di mana nilai signifikasinya lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
89
bahwa persepsi secara individu tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian nasabah. Hal ini berarti dengan dilakukan pengujian tersebut maka hipotesis persepsi ditolak. b. Pengaruh Variabel Pembelajaran Terhadap Keputusan Pembelian Nasabah Pada tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai t test pada variabel pembelajaran (X2) adalah sebesar 0.992 dimana nilai t test lebih kecil dari nilai t tabel 1,66. Dengan nilai sig 0.324, di mana nilai signifikasinya lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian nasabah, tetapi tidak signifikan karena nilai signifikan yang dihasilkan lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti dengan pengujian ini maka hipotesis pembelajaran ditolak. c. Pengaruh Variabel keyakinan & sikap Terhadap Keputusan Pembelian Nasabah Berdasarkan hasil pengolahan data diatas nilai t test yang diperoleh variabel keyakinan & sikap (X3) adalah sebesar 4.975 dimana nilai t test > nilai t tabel yaitu 1,66. Dan dengan nilai sig 0.000 di mana nilai signifikasinya lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keyakinan & sikap secara individu berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian nasabah. Hal ini berarti
90
dengan dilakukan pengujian tersebut maka hipotesis keyakinan & sikap diterima. d. Pengaruh Variabel motivasi Terhadap Keputusan Pembelian Nasabah Berdasarkan hasil pengolahan data diatas nilai t test yang diperoleh variabel motivasi (X4) adalah sebesar 5.207 dimana nilai t test > nilai t tabel yaitu 1,66. Dan dengan nilai sig 0.000 di mana nilai signifikasinya lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi secara individu berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian nasabah. Hal ini berarti dengan dilakukan pengujian tersebut maka hipotesis motivasi diterima. e. Pengaruh variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen Dari uji regresi dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 46.212 dan nilai F tabel sebesar 2,489, maka F hitung > F tabel, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. f. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian nasabah Dari analisis yang ditunjukkan pada tabel Dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa variabel yang paling dominan pengaruhnya adalah variabel motivasi (X4) yaitu memiliki nilai rata-rata sebesar 5.207 . Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa variabel motivasi (X4) yang
91
paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y). Sedangkan nilai rata-rata dari variabel yang lainnya yaitu, variabel keyakinan & sikap
(X3)
memiliki
nilai
rata-rata
sebesar
4.975,
variabel
pembelajaran (X2) memiliki nilai rata-rata sebesar 0.992 dan variabel persepsi (X1) memiliki nilai rata-rata sebesar -0.164.
92
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian tentang pengaruh persepsi, pembelajaran, keyakinan & sikap, dan motivasi terhadap keputusan pembelian nasabah sepeda motor dengan system arisan di BMT Amal Mulia, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel persepsi (X1), pembelajaran (X2), keyakinan & sikap (X3), dan motivasi (X4) mempunyai pengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian konsumen (Y). Dari hasil perhitungan uji F, dapat dilihat bahwa F hitung sebesar 46.212 dan F tabel sebesar 2,489, berarti F hitung ≥ F tabel dan nilai signifikasi F = 0,000 ≤ 0,05 dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga hal ini membenarkan adanya hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh
yang
signifikan
secara
simultan
variabel
persepsi
(X1),
pembelajaran (X2), keyakinan & sikap (X3) dan motivasi (X4) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian nasabah (Y). Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan analisis regresi parsial variabel persepsi (X1), nilai t hitung sebesar -0.164 ≤ nilai t tabel 1,66 dan nilai sig 0,870 ≥ 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, itu berarti tidak
93
terdapat pengaruh yang signifikan oleh variabel persepsi (X1) terhadap keputusan pembelian nasabah (Y). Variabel pembelajaran (X2), nilai t hitung sebesar 0.992 ≤ nilai t tabel 1,66 dan nilai sig = 0.324 ≥ 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, itu berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan oleh variabel pembelajaran (X2) terhadap keputusan pembelian nasabah (Y). variabel keyakinan & sikap (X3), nilai t hitung sebesar 4.975 ≥ nilai t tabel 1,66 dan nilai sig = 0,000 ≤ 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak, itu berarti terdapat pengaruh yang signifikan oleh variabel keyakinan & sikap (X3) terhadap keputusan pembelian nasabah (Y). Variabel motivasi (X4), nilai t hitung sebesar 5.207 ≥ nilai t tabel 1,66 dan nilai sig = 0,000 ≤ 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak, itu berarti terdapat pengaruh yang signifikan oleh variabel motivasi (X4) terhadap keputusan pembelian nasabah (Y). Sehingga hipotesis kedua yang mengatakan terdapat pengaruh positif tetapi tidak signifikan secara parsial dari variabel persepsi (X1), pembelajaran (X2) terhadap keputusan pembelian nasabah di tolak. Sedangkan keyakinan & sikap (X3) dan motivasi (X4) terhadap keputusan pembelian nasabah di terima karena berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini dikarenakan variabel persepsi (X1), pembelajaran (X2), berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Sedangkan yang berpengaruh secara signifikan terdapat pada variabel keyakinan & sikap (X3) dan motivasi (X4). sehingga hal ini membenarkan adanya hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
94
secara parsial pada variabel keyakinan & sikap (X3) dan motivasi (X4) terhadap keputusan pembelian nasabah (Y). Indikator yang pengaruhnya paling dominan terhadap keputusan pembelian nasabah (Y) adalah motivasi (X4) yaitu memiliki nilai rata-rata sebesar 5.207. Dari hasil tersebut bahwa variabel motivasi (X4) yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian nasabah (Y). Sedangkan nilai rata-rata dari variabel yang lainnya yaitu, variabel keyakinan & sikap (X3) memiliki nilai rata-rata sebesar 4.975, variabel pembelajaran (X2) memiliki nilai rata-rata sebesar 0.992 dan variabel persepsi (X1) memiliki nilai ratarata sebesar -0.164. Jadi, hipotesis kedua yang berbunyi bahwa variabel persepsi (X1) adalah variabel yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian konsumen (Y) ternyata ditolak. B. Saran-saran 1. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat dijadikan sebagai rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya terlebih mengenai analisis perilaku konsumen terhadap arisan sepeda motor dengan sistem lelang yaitu persepsi, pembelajaran, keyakinan & sikap, dan motivasi 2. Bagi Pihak Manajemen BMT Amal Mulia. a. Untuk meningkatkan dan mempertahankan keputusan pembelian nasabah terhadap arisan sepeda motor dengan sistem lelang maka yang perlu diperhatikan oleh pihak manajemen BMT Amal Mulia, yaitu:
95
variabel persepsi (X1), pembelajaran (X2), keyakinan & sikap (X3), dan motivasi (X4), karena dari keempat variabel tersebut sangat berpengaruh signifikan sekali secara simultan (bersama-sama) dan secara parsial (individu) yaitu indikator motivasi terhadap keputusan pembelian nasabah. b. Dalam penelitian ini variabel motivasi seperti kebutuhan nasabah BMT Amal Mulia terhadap produk arisan dengan sisitem lelang mempunyai nilai rata-rata sebesar 5.207, dari hal ini harus lebih diperhatikan oleh pihak manajemen BMT Amal Mulia sebagai acuan dalam strategi pemasaran yang baik. Pengetahuan terhadap siapa yang berperan dalam proses keputusan membeli nasabah dalam mengikuti arisan dengan system lelang , serta membantu pihak manajemen dalam perencanaan dan pengembangan system arisan. c. Melihat rendahnya nilai rata-rata dari variabel persepsi, dalam kaitannya terhadap keputusan pembelian. Maka, hal yang perlu diperhatikan oleh pihak manajemen BMT Amal Mulia adalah harus lebih meningkatkan lagi segala hal yang berkaitan dengan item variabel persepsi, seperti : kebutuhan kendaraan saat ini, interprestasi informasi
dari
teman,tetangga,
keluarga,
relasi
atau
rekan
kerja,perasaan aman, serta produk yang dijadikan patokan terhadap keputusan pembelian nasabah di BMT Amal Mulia, Karena variabel
96
persepsi juga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian nasabah di BMT Amal Mulia.
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : Graha Ilmu, Yogyakarta. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta : PT. RINEKA CIPTA. Asnawi dan Masyuri. 2009. Metodologi Riset Manajemen Pemasaran. Malang : UIN-Malang Press. Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga : STAIN Salatiga Press. Desi Mambang Melati,Dwi. 2012. Preferensi Masyarakat Mengikuti Arisan Sepeda Motor DI BMT AMAL MULIA SURUH. Tugas Akhir Pada Program Studi DIII Perbankan Syariah STAIN Salatiga. Khoirul. 2005. Analisa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan sepeda Motor Merk Honda. Malang : Universitas Islam Negeri Malang. Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi 3, STIE YKPN, 1997.
Santoso, Singgih. 2002. BukuLatihan SPSS Statistik Parametik. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Schiffman dan Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen. Indonesia : PT. Macanan Jaya Cemerlang. Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1995.Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta. Stanton, J.William. Fundamental Of Marketing. Seven Edition. Tokyo : Mc. Graw-Hill,1992. Sudah diterjemahkan oleh Yohanes Lamarto. Dengan Judul Prinsip Pemasaran. Edisi Ketujuh, Jiid I. Jakarta : Erlangga, 1993 Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta : Kampus Fakultas Ekonomi UII.
Sugiarto dan Placidus Sudibyo, Sistem Akuntansi dan Permasalahannya, Edisi I, BPFE, Yogyakarta, 1985. Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung. Sumber Data : Data yang diolah, 2015. Sumiyanto, Ahmad. 2008. BMT Menuju Koperasi Modern. Solo : ISES Publishing. Utama, Ananda. 2012. Supardi.2005. Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII Press Napian, Syukron. 2013. analisis pengaruh kualitas produk, promosi, kepercayaan merek, dan kepuasan konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha mio soul. Jakarta : Universitas Islam Negeri Jakarta. Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1989. Kotler dan Keller. “Manajemen pemasaran” edisi 12, Cetakan Kedua. PT Indeks Jakarta, 2008. Kotler dan susanto. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian. Indonesia : Salemba Empat. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran I. Jakarta :Prenhallindo. Tika, Muh Pabundu. 2006. Metode Riset Bisnis.Jakarta : PT. Bumi Aksara. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38972/4/Chapter%20l.pdf, 20/10/2014 http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-rifaatulma4923-1-skripsi_-3.pdf, 20/10/2014 http://eprints.uns.ac.id/9924/1/75811407200904541.pdf 20/10/2014