Linguistika Akademia Vol.3, No.1, 2014, pp. 104~116 ISSN: 2089-3884
ANALISIS PERGESERAN MAKNA DALAM FILM HARRY POTTER & THE DEATHLY HALLOWS Riska Arisna e-mail:
[email protected] ABSTRACT The translation becomes very important thing to get a science or knowledge. This paper is motivated by the process of translation which is keep developing and have a role in supporting a process of study, or understanding of a literary work, in this case is a movie. The author chose Harry Potter and The Deathly Hallows as the object of this research. This paper aims to describe the translation from the source language into the target language as properly, correctly and in accordance with the social situation. The method that used in this paper are Automatization and Foregrounding translation method. The results of analysis showed that translation which is not appropriate with the social situation or with Foregrounding analysis will create oddity. While Automatization translation is a method that can translate a sentence in accordance with the existing social situation. Key words: automatization, foregrounding, translation. ABSTRAK Penerjemahan merupakan hal yang sangat penting dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Paper ini dilatarbelakangi oleh adanya proses penerjemahan yang sedang berkembang dan berperan dalam mendukung sebuah proses pembelajaran, ataupun pemahaman sebuah karya sastra, dalam hal ini sebuah film. Penulis memilih film Harry Potter and The Deathly Hallows sebagai objek penelitian. Paper ini bertujuan untuk menjelaskan penerjemahan bahasa sumber ke dalam bahasa target dengan baik, benar dan sesuai dengan situasi sosial. Metode yang digunakan dalam paper ini adalah metode penerjemahan Automatization dan Foregrounding. Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil terjemahan yang tidak sesuai dengan situasi sosial atau secara Foregrounding akan menimbulkan sebuah keanehan. Sedangkan Automatization merupakan metode yang dapat menerjemahkan kalimat sesuai dengan situasi sosial yang ada. Kata kunci: automatization, foregrounding, penerjemahan.
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
105
A. PENDAHULUAN Bahasa adalah komponen yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari seperti untuk menyampaikan dan mendapatkan suatu informasi. Baik informasi berupa berita ataupun ilmu pengetahuan yang terdapat di Negara kita maupun di Negara-negara lain. Pengertian bahasa ialah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana 2005: 3). Untuk mendapatkan informasi tersebut tentunya harus dapat memahami dan mengerti bahasa-bahasa Negara lain. Dalam perkembangannya, penerjemahan merupakan suatu hal yang bersifat umum dan penting yang dapat menjadi jembatan ilmu.Penerjemahan memberikan dampak yang sangat besar terhadap kehidupan. Dengan adanya penerjemahan, maka setiap orang dapat mengerti dan memahami setiap berita dan ilmu pengetahuan dari bahasa lain baik berupa teks maupun ujaran. Banyak orang yang tertarik untuk melakukan penerjemahan, khususnya menerjemahkan bahasa internasional yang diterjemahkan kedalam bahasa ibu masing-masing. Dalam hal ini penerjemahan dari bahasa internasional ke dalam bahasa Indonesia ataupun sebaliknya. Definisi penerjemahan menurut Catford (1965) menggunakan pendekatan kebahasaan dalam melihat berbagai penerjemahan dan ia mendefinisikannya sebagai “the replacement of textual material in one language (SL) by equivalent textual material in another language (TL)” (mengganti bahan teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang sepadan dengan bahasa sasaran). Newmark (1988) juga memberikan definisi serupa, namun lebih jelas lagi: “rendering the meaning of a text into another language in the way that the author intended the text” (menerjemahkan makna suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang). (Machali, 2000: 5). Abad ke-20 dianggap sebagai abad terjemahan karena secara signifikan memanfaatkan terjemahan untuk menjalin hubungan internasional antarnegara dan untuk alih teknologi guna meningkatkan kesejahteraan hidup umat, manusia (Newmark 1983).Penerjemahan merupakan sebuah kegiatan kompleks yang menuntut kecermatan. Seorang penerjemah tidak hanya dituntut Analisis Pergeseran Makna dalam Film Harry Potter … (Riska Arisna)
106
menguasai bahasa sumber dan bahasa target dengan baik, namun juga harus menguasai isi materi yang diterjemahkan. Selain itu, seorang penerjemah juga harus peka terhadap berbagai faktor sosial, budaya, politik, dan emosi agar dapat menerjemahkan secara target.Tujuan utama penerjemahan adalah menghasilkan terjemahan yang semirip mungkin dengan naskah aslinya. Pada kenyataannya, tidak mungkin menghasilkan terjemahan sempurna yang sama persis dengan naskah asli. Selalu saja ada hal-hal yang tidak dapat diterjemahkan secara tepat. Suka tidak suka kenyataan ini harus diterima bahwa ada nuansa-nuansa tertentu yang sulit diungkapkan karena ada perbedaan sudut pandang sosiokultural atau perbedaan cara pengungkapan pada bahasa sumber dan bahasa target (Lauder 2005: 222-223). Kesulitan dalam penerjemahan timbul apabila semua fungsi yang rumit dari kata-kata dalam referensi ekstralinguistis dan dalam komposisi kalimat, dan apabila kalimat-kalimat itu sendiri dalam konteks situasinya, harus dipertimbangkan dan kadang-kadang dibandingkan satu sama lain dalam memilih sarana penerjemahan. Biasanya, pilihan itu antara penerjemahan harfiah dan penerjemahan bebas, apabila padanan-terjemahan terdekat dari kata demi kata yang berdiri sendiri mempunyai gaya bahasa yang tidak menarik atau salah mengungkapkan aspek dari teks asli apabila kata-kata itu dirangkai dalam kalimat. Kesukaran semacam ini terutama muncul dalam menerjemahkan karya-karya sastra— beberapa jenis karya lebih sukar daripada yang lainnya—yang secara stilistis memanfaatkan ciri-ciri pada tataran linguistis lain, seperti bentuk gramatikal kalimat dan bentuk fonetis kata, sebagai bagian dari bentuk sastra seluruh karya tersebut.Kebalikan dari amanat yang terbatas secara kontekstual yang disinggung pada awal bagian ini ialah jenis puisi tertentu, yang hampir tidak mungkin diterjemahkan dengan memenuhi semua fungsi teks aslinya.Kemampuan untuk menghasilkan terjemahan yang bagus sekali, yang mengimbangi segenap komponen pada segala tataran dalm menciptakan suatu versi yang dalam segala segi semirip mungkin dengan versi aslinya, memerlukan apresiasi yang halus dan peka terhadap semua aspek bahasa.Meskipun prinsip-prinsip penerjemahan itu dapat dihubungkan dengan ilmu linguistik, hasil terjemahan itu lebih merupakan karya seni karena perasaan pribadi Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014: 104 – 116
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
107
terhadap kemungkinan hasil artistik kedua bahasa itu paling penting (Robins 1992: 40-41). Di dalam paper ini, penulis memfokuskan diri untuk menganalisis penerjemahan secara automatization dan foregrounding dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Objek kajian yang akan dianalisis adalah film Harry Potter and The Deathly Hallows. Khususnya pada kata atau kalimat makian yang terdapat di dalam film tersebut. Kata atau kalimat makian yang sering diucapkan adalah Bloddy Hell! Contohanalisis kalimat tersebut dapat dilihat seperti: Bahasa Sumber Bahasa Target
: Bloody Hell! : Astaga!
Contoh tersebut dapat dilihat bahwa kalimat Bloody Hell! mengalami pergeseran arti atau makna dari makna kata yang sebenarnya, yaitu Neraka yang berdarah-darah! Dari keseluruhan latar belakang dan contoh dari analisis tersebut, maka dapat ditarik sebuah rumusan masalah yaitu bagaimana penggunaan teori terjemahan automatization and foregrounding pada kalimat atau kata-kata makian di dalam film Harry Potter and the Deathly Hallows. Teori penerjemahan yang termasuk di dalam aliran Praha. B. SEKILAS MENGENAI HARRY POTTER AND THE DEATHLY HALLOWS Film Harry Potter and Deathly Hallows adalah film yang diadaptasi dari sebuah novel karangan JK.Rowling.Harry Potter and the Deathly Hallows merupakan seri ke-7 yang merupakan seri terakhir dari petualangan Harry Potter.Film ini terbagi menjadi dua part. Harry Potter and The Deathly Hallows part pertama yang menceritakan tentang perjalanan Harry Potter bersama kedua sahabatnya yaitu, Ron Weasley and Hermione Granger dalam menemukan horcruxhorcrux yang tersisa untuk mengalahkan musuh terbesar Harry yaitu, Lord Voldemort. Suatu hari seseorang dari Kementrian Sihir datang ke rumah Ron Weasley untuk menyampaikan pesan dari Albus Percival Wulfric Brian Dumbledore dan memberikan barang warisan kepada Harry, Ron, dan Hermione. Analisis Pergeseran Makna dalam Film Harry Potter … (Riska Arisna)
108
Dumbledore memberikan sebuah benda yang dapat memberikan dan mematikan cahaya kepada Ron.Hermione mendapatkan salinan sebuah buku yang berjudul “The Tales of Beedle the Brad.” Harry mendapatkan sebuah Golden Snitch yang ditangkap dalam pertandingan Quidditch pertama kalinya dan sebuah pedang Godric Griffindor namun pedang tersebut telah menghilang dan Harry harus menemukannya. Dumbledore memberikan ketiga benda tersebut dengan tujuan membantu Harry untuk menemukan dan menghancurkan horcrux serta mengalahkan Lord Voldemort.Harry dan kedua sahabatnya juga melakukan penyamaran di Kementrian Sihir yang berujung dengan penyerangan dan mengharuskan mereka bertiga ber-Apparate (melakukan teleportasi) ke sebuah hutan, di sinilah mereka memulai pencarian horcrux.Mereka melakukan camping dan mencari horcrux keseluruh penjuru, mencari informasi tentang keadaan dunia sihir yang sedang membahayakan pada saat itu dengan mendengarkan radio.Suatu hari Harry, Ron, dan Hermione bertemu dengan The Death Eaters, yaitu salah satu pasukan Lord Voldemort di sebuah hutan.Harry dan kedua sahabatnya berusaha untuk melawan dan menyerang dengan semua sihir mereka, namun Scabior membawa mereka ke rumah keluarga Malfoy.Di rumah keluarga Malfoy mereka bertemu dengan Dobby, Luna Lovegood, Mr. Ollivander dan seorang pegawai bank Gringotts yang membantu Harry untuk menyerang Death Eaters, Bellatrix Lestrange, dan Keluarga Malfoy. Akhir dari film part satu adalah Lord Voldemort membongkar kuburan Albus Dumbledore dengan sihir dan mencuri The Elder Wand dari baju Dumbledore. Harry Potter and The Deathly Hallows part dua menceritakan puncak dari usaha Harry Potter dalam mengalahkan Lord Voldemort.Suasana Hogwarts pada saat itu sangatlah membahayakan, Severus Snape telah menggantikan posisi Dumbledore sebagai kepala sekolah Hogwarts. Mr. Ollivander menceritakan kepada Harry arti dibalik Deathly Hallows, yaitu seseorang yang dapat menjadi penguasa kematian jika memiliki tiga benda, yaitu The Elder Wand, Jubah Gaib, dan Batu Kematian. Harry, Ron, dan Hermione meneruskan untuk mencari horcrux yang tersisa dengan cara Hermione menyamar sebagai Bellatrix Lestrange untuk masuk ke dalam lemari besi Bellatrix demi Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014: 104 – 116
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
109
mendapatkan piala yang merupakan salah satu horcrux dengan bantuan Griphook. Ketika Harry dan kedua sahabatnya sampai di Hogwarts, mereka disambut oleh semua temannya. Di Hogwarts, Harry mencari diadem Ravenclaw yang merupakan salah satu dari horcrux dengan cara bertemu Grey Lady (hantu menara Ravenclaw) yang bernama Helena Ravenclaw putri dari Rowena yang merupakan pemilik dari diadem tersebut. Ketika keadaan Hogwarts sangat tidak aman karena Lord Voldemort dan semua pasukannya telah bersiap untuk menyerang Hogwarts dimana Harry Potter berada.Pada saat itu, Ron dan Hermione menghancurkan salah satu horcrux, yaitu piala yang ditemukan dalam lemari Bellatrix Lestrange.Suatu saat Harry bertemu dengan Voldemort di dalam hutan dan mereka bertarung.Dalam pertarungan tersebut, Harry berpura-pura untuk mati dan membiarkan pasukan Voldemort membawanya ke Hogwarts. Akhir dari film ini adalah Harry melarikan diri dari pasukan Voldemort dan terjadilah pertarungan di Hogwarts.Dan Harry Potter mengalahkan Lord Voldemort yang bangga dengan keabadiannya. C. LANDASAN TEORI Paper ini menganalisis mengenai pergeseran makna secara automatization dan foregrounding. Teori linguistik aliran Praha atau The Prague School pertama kali diperkenalkan oleh lembaga non formal Prague Linguistic Circle yang diprakarsai oleh Vilem Matheius di Universitas Caroline, Cekoslowakia pada 6 Oktober 1926. Aliran ini dikenal dunia sejak mengikuti Kongres Internasional di Jenewa, Swiss, 1931, yang membahas tentang fonologi dan menghasilkan Asosiasi Fonologi Internasional yang diketuai oleh Trubetzkoy. (Svoboda, 1990: 1-8; Ubaidillah, 2013:27). Tokoh Aliran Praha yang memperkenalkan teori Fungsi Estetika pada tahun 1930-an dan awal 1940-an adalah Jan Mukarovsky. Teori ini dituangkan dalam bukunya Aesthetic Function, Norm, and Value as Social Facts. Fungsi estetik itu sendiri menurut Mukarovsky adalah penyimpangan unsur-unsur linguistik yang sengaja untuk maksud estetika. Ia menyebutkan bahwa munculnya telaah estetik tidak lepas dari penelitian formal struktural. Jika telaah struktural hanya menekankan pada telaah makna, sehingga aspekAnalisis Pergeseran Makna dalam Film Harry Potter … (Riska Arisna)
110
aspek yang mengungkapkan fakta estetik seperti terabaikan, kemudian muncul telaah estetika. (Ubaidillah, 2013: 32). Fungsi estetik tidak terbatas hanya pada karya kesusasteraan saja tetapi hadir dalam hubungannya dengan obyek atau tindakan apapun. Hal ini karena kita mendekati dengan apa yang disebut foregrounding of the utterance sebagai sebaliknya automatization. Automatization mengacu kepada stimulus yang biasa diharapkan dalam situasi sosial. Automatization dapat dikatakan juga sebagai terjemahan bahasa. Seperti yang dapat dilihat pada kalimat bade ka mana dalam bahasa Sunda. Ungkapan ini lebih merupakan salam sewaktu bertemu di jalan, dan sejajar dengan ungkapan Hello! Dalam bahasa Inggris. Foregrounding (dalam bahasa ceko; aktualisace) mengacu pada stimulus yang secara kultural tidak diharapkan muncul pada situasi sosial, hingga ia menarik perhatian. Foregrounding dapat dikatakan juga sebagai terjemahan harafiah (literal translation). Foregrounding dapat dilihat pada terjemahan harafiah dalam bahasa Inggris where are you going? Dari kalimat bade ka mana dalam bahasa Sunda sewaktu bertemu dengan orang asing dari kultur yang berbeda. Hal ini dapat menimbulkan rasa kaget baginya. (Alwasilah, 1989: 42). Teori di atas akan digunakan untuk menganalisis pergeseran makna pada film Harry Potter and Deathly Hallows. D. ANALISIS 1. “You! Foul like….git!” Kalimat tersebut diterjemahkan menggunakan pergeseran makna automatization, yaitu “Kau!Si kecil…!” yang menunjukkan kemarahan dan kejengkelan.Kalimat tersebut adalah terjemahan yang sesuai dengan keadaan dan situasi pada saat kalimat tersebut diucapkan. Jika diterjemahkan menggunakan foregrounding maka akan menjadi “Kau! Busuk seperti… pergi!” yang nantinya akan menimbulkan keanehan dalam membacanya. Terjemahan menggunakan automatization merupakan terjemahan yang tepat dalam kalimat tersebut. Kalimat tersebut diucapkan oleh Mundungus Fletcher kepada Dobby.Konteks ketika kalimat itu diucapkan adalah Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014: 104 – 116
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
111
Kreacher dan Dobby membawa Mundungus Fletcher kepada Harry, Ron, dan Hermione.Dobby bercerita bagaimana dia bisa bertemu dengan Kreacher dan Mundungus Fletcher di Diagon Alley. 2. “Bloody disgusting!” Kalimat tersebut diterjemahkan menggunakan automatization, yaitu “Ini benar-benar menjijikan!” yang menyatakan kejengkelan.Kalimat tersebut merupakan terjemahan yang sesuai dengan situasi pada saat itu. Jika diterjemahkan secara foregrounding, maka akan menjadi “berdarah menjijikan!” Terjemahan secara foregrounding sangat tidak tepat dan dapat menimbulkan keanehan dalam situasi ketika kalimat itu diucapkan.Terjemahan automatization merupakan terjemahan yang tepat dalam kalimat tersebut. Kalimat tersebut diucapkan oleh Ron Weasley kepada Harry Potter.Konteks kalimat tersebut adalah Harry, Ron, dan Hermione sedang dalam penyamaran sebagai pegawai Kementrian Sihir. Mereka harus ber-Apparate (melakukan teleportasi) melalui sebuah kloset di dalam toilet dengan cara menyiram diri mereka di dalamnya. 3. “Like a hell!” Kalimat tersebut diterjemahkan menggunakan pergeseran makna automatization yang berarti “Kupikir tidak begitu!” yang menyatakan kemarahan.Kalimat itu merupakan terjemahan yang sesuai dengan situasi sosial pada saat kalimat tersebut diucapkan. Jika diterjemahkan dengan foregrounding maka akan menjadi “Seperti sebuah neraka!” yang sangat tidak sesuai dengan keadaan ataupun konteks saat kalimat itu dikatakan. Selain itu, dapat menimbulkan keanehan kepada pembaca.Terjemahan menggunakan automatization merupakan terjemahan yang tepat dalam kalimat tersebut. Kalimat tersebut diucapkan oleh Ron Weasley kepada Bellatrix Lestrange.Konteks kalimat tersebut adalah Hermione sedang ditawan dan disiksa oleh Bellatrix Lestrange.Pada saat itu juga, Harry dan Ron bersembunyi di dekat tangga dan siap-siap untuk menyerang Bellatrix agar Hermione dapat terbebas. Analisis Pergeseran Makna dalam Film Harry Potter … (Riska Arisna)
112
4. “Not some dewy-eyed school girl!” Menggunakan pergeseran makna automatization karena penerjemahannya disesuaikan dengan bahasa target, yaitu “Tidak seperti anak sekolahan!” yang dapat digunakan untuk mengekspresikan kemarahan atau kejengkelan.Penggunaan terjemahan automatization merupakan hal yang tepat pada saat kalimat itu diucapkan dan sesuai dengan situasi yang ada. Jika kata ini diterjemahkan secara foregrounding, maka akan menjadi “Bukan beberapa mata basah siswa perempuan!” yang nantinya akan membuat orang merasa aneh ketika membacanya. Kalimat tersebut diucapkan oleh Griphook kepada Hermione.Konteks kalimat tersebut adalah Voldemort berjalan melewati Hermione yang sedang menyamar sebagai Bellatrix Lestrange dan Voldemort juga menyapanya dengan ucapan selamat pagi. Sedangkan Harry, Ron, dan Griphook bersembunyi disalah satu lorong Bank Gringotts.
5. “What the devil are you doing down here?!” Kalimat tersebut diterjemahkan menggunakan automatization, yaitu “Apa yang kalian semua lakukan dibawah sini?!” merupakan terjemahan yang diharapkan pada situasi sosial pada saat itu. Jika diterjemahkan secara foregrounding, maka akan menjadi “Setan apa yang kalian lakukan dibawah sini?!” Terjemahan secara foregrounding sangat tidak tepat dan dapat menimbulkan arti yang aneh pada saat situasi ataupun ketika kalimat itu diucapkan.Terjemahan automatization merupakan terjemahan yang tepat dalam kalimat tersebut. Kalimat tersebut diucapkan oleh pegawai bank Gringotts kepada Harry, Ron, dan Hermione. Konteks kalimat tersebut adalah Harry, Ron, Hermione, dan Griphook berada disebuah bawah tanah di dalam gua bersama dengan salah satu pegawai bank Gringotts. Mereka dalam perjalanan menuju lemari besi milik Bellatrix Lestrange. 6. “Bloody fools!” Kata tersebut diterjemahkan menggunakan pergeseran makna automatization, yaitu “Dasar Bodoh!” yang merupakan ekspresI kemarahan atau kejengkelan.Kalimat terjemahan tersebut adalah Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014: 104 – 116
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
113
kalimat yang diharapkan pada situasi sosial pada saat itu. Jika kata tersebut diterjemahkan secara foregrounding, maka akan menjadi “Bodoh yang berdarah-darah!” Menggunakan terjemahan secara foregrounding sangat tidak tepat dan dapat menimbulkan arti yang aneh ketika orang membacanya. Automatization merupakan cara terjemahan yang tepat dalam kalimat ini. Kalimat tersebut diucapkan oleh Aberforth Dumbledore kepada Harry, Ron, dan Hermione.Konteks kalimat tersebut adalah Harry, Ron, dan Hermione bersembunyi dirumah Aberforth Dumbledore dari kejaran para pemburu Harry Potter di sebuah desa. 7. “Like hell, I reckon” Menggunakan terjemahan automatization, yaitu “Aku berantakan” yang merupakan arti yang tepat dari kalimat tersebut.Kalimat tersebut merupakan terjemahan yang tepat pada situasi dan keadaan pada saat kalimat itu diucapkan. Jika diterjemahkan menggunakan foregrounding, maka menjadi “Seperti neraka, aku rasa” yang akan menimbulkan keanehan dan ketidaksesuaian pada situasi ketika kalimat tersebut diucapkan. Maka automatization merupakan terjemahan yang paling tepat dalam kalimat tersebut. Kalimat tersebut diucapkan oleh Neville Longbottom kepada Harry, Ron, dan Hermione.Konteks kalimat tersebut adalah Ariana yang berada di dalam sebuah lukisan berjalan menuju arah Harry, Ron, dan Hermione sambil membawa Neville Longbottom yang muncul di lorong yang tersembunyi di balik lukisan tersebut. 8. “Bloody hell!” Kata “bloody hell!” menggunakan pergeseran makna automatization karena penerjemahannya disesuaikan dengan bahasa target, yaitu yang dapat diartikan sebagai mengekspresikan keterkejutan atau kemarahan. Apabila kata ini diterjemahkan secara foregrounding, maka akan menjadi “neraka yang berdarah-darah.” Yang nantinya akan membuat orang merasa aneh ketika membacanya. Kata tersebut diterjemahkan menjadi “Astaga!” sehingga kata tersebut sesuai dengan keadaan Analisis Pergeseran Makna dalam Film Harry Potter … (Riska Arisna)
114
sekitar ketika diucapkan dan sesuai dengan yang diharapkan pada situasi sosial. Kalimat tersebut diucapkan oleh Ron Weasley kepada Luna Lovegood.Konteks kalimat tersebut adalah ketika semua temanteman Harry berkumpul di salah satu ruangan untuk berdiskusi dan Luna Lovegood memberikan sebuah ide kepada Harry, Ron, dan Hermione.
9. “It’s like I’m a frankie first year!” Kalimat tersebut menggunakan pergeseran makna kata automatization yang disesuaikan dengan bahasa target.Diterjemahkan sebagai “Nampaknya, aku tidak penting” yaitu untuk menunjukkan kejengkelan kepada seseorang.Kalimat tersebut sesuai dengan situasi sosial pada saat kalimat tersebut diucapkan. Jika kalimat tersebut diterjemahkan secara foregrounding, maka akan menjadi “Sepertinya aku benar-benar anak sekolahan kelas pertama” yang sangat tidak sesuai dengan situasi pada saat kalimat tersebut diucapkan. Maka terjemahan yang tepat adalah automatization. Kalimat tersebut diucapkan oleh Ron Weasley kepada Ginny Weasley.Konteks kalimat tersebut adalah Ginny muncul dihadapan Harry, Ron, dan Hermione, dimana Ginny hanya menatap kea rah Harry tanpa menengok ke arah kakaknya, Ron Weasley. 10. “You blithering idiot!” Kalimat tersebut menggunakan terjemahan automatization menjadi “Dasar tolol!” yang menyatakan kemarahan dan kejengkelan. Apabila kalimat tersebut diterjemahkan secara foregrounding, maka akan menjadi “Kamu yang berbicara idiot!” yang nantinya akan menimbulkan keanehan dan ketidaksesuaian dengan situasi dan kondisi ketika kalimat itu diucapkan. Terjemahan automatization merupakan terjemahan yang tepat. Kalimat tersebut diucapkan oleh Professor Mc. Gonagall kepada Filch.Konteks kalimat tersebut adalah Filch tiba-tiba datang sambil belari-lari dan berteriak menuju aula besar, di Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014: 104 – 116
Linguistika Akademia
ISSN: 2089-3884
115
mana semua siswa Hogwarts sedang berkumpul bersama Professor Mc. Gonagall. 11. “Wicked!” Kata tersebut menggunakan terjemahan automatization menjadi “Keren!” yang menyatakan keterkejutan. Jika diterjemahkan menggunakan foregrounding, maka akan menjadi “Jahat!” yang tidak sesuai dengan suasana ketika kalimat tersebut diucapkan dan menimbulkan keanehan kepada pembaca. Automatization adalah terjemahan yang tepat untuk kalimat tersebut. Kata tersebut diucapkan oleh Neville Longbottom kepada Professor Mc. Gonagall.Konteks kalimat tersebut adalah ketika Neville meminta penjelasan kepada Mc. Gonagall mengenai pertarungan melawan Voldemort sambil berjalan keluar dari serambi Hogwarts untuk melakukan mantra perlindungan di sekitar Hogwarts.
E. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data di atas bisa diambil kesimpulan bahwa proses penerjemahan Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan proses pergeseran makna. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi adanya pergeseran makna adalah kebiasaan masyarakat, suasana, situasi, dan kondisi saat kalimat atau kata itu diucapkan.Penulis memfokuskan untuk menganalisis pergeseran makan menggunakan automatization dan foregrounding yang ternyata cukup banyak terdapat perbedaan dan pergeseran makna dari bahasa sumber ke bahasa target.Automatization adalah terjemahan bahasa yang diharapkan pada situasi sosial.Foregrounding adalah terjemahan bahasa yang tidak diharapkan pada situasi sosial, sehingga dapat menarik perhatian atau merasakan keanehan. Tujuan dari pergeseran makna Automatization dan Foregrounding adalah agar terjemahan dari bahasa sumber ke bahasa target bisa sepadan dan dapat diterima dengan baik dan benar. Analisis Pergeseran Makna dalam Film Harry Potter … (Riska Arisna)
116
F. DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, A. Chaedar. 1989. Beberapa Madzhab dan Dikotomi Teori Linguistik. Bandung: Penerbit Angkasa. Cambridge Advanced Learner’s Dictionary.Software.
Third
Edition.
Electronic
Harry Potter and Deathly Hallows part 1. 2010. Warner Bros Picture. Harry Potter and Deathly Hallows part 2. 2011. Warner Bros Picture. Kushartanti, Untung Yuwono, & Multamia RMT Lauder, ed,. 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Machali, Rochayah. 2000. Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Penerbit PT Grasindo. Robins, R.H. 1992. Linguistik Umum Sebuah Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI).
Pengantar.
Wojowasito dan Wasito, Tito W. 1980.Kamus Lengkap InggrisIndonesia, Indonesia-Inggris. Bandung: Penerbit Hasta Bandung. Soeparno. 2013. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya.
Linguistika Akademia Vol. 3, No. 1, 2014: 104 – 116