ANALISIS PERDAGANGAN SAHAM PT MNC INVESTAMA, TBK (BHIT) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCHASTIC OSCILLATOR, RELATIVE STRENGTH INDEX (RSI) DAN MOVING AVERAGE CONVERGENCE DIVERGENCE (MACD) PERIODE 1 JULI 2013 – 31 DESEMBER 2013
Endang Ernawati Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Universitas Bina Nusantara Iswandi, SE., Ak., M.M., CA Fakultas Ekonomi dan Komunikasi Universitas Bina Nusantara
ABSTRAK Tujuan Penelitian, ialah untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai analisis pergerakan harga saham dengan menggunakan stochastic oscillator, relative strength index(RSI), moving average convergence divergence(MACD). Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode kualitatif, yaitu metode yang menggunakan data sekunder sebagai acuan data yang digunakan. Analisis yang dilakukan adalah bagaimana cara membaca grafik stochastic oscillator, relative strength index dan moving average convergence divergence dengan melihat area overbought & oversold. Hasil yang dicapai adalah bahwa dengan penggabungan indikator tersebut dapat diketahui secara bersamaan kapan pemodal membeli, menjual dan menahan sahamnya. Simpulan atas keseluruhan penulisan skripsi ini adalah penggunaan ketiga indikator tersebut dapat memberikan hasil yang relevan. Kata Kunci : Analisis Teknikal, Stochastic Oscillator, RSI, MACD, Saham BHIT.
ABSTRACT The purpose of the research is to provide information to the reader about the stock price movement analysis using stochastic oscillator, relative strength index and moving average convergence divergence. The methods used in the writing of this thesis is the qualitative methods, is a methods that use secondary data is data that is used as a reference. Analysis done is how to read charts stochastic oscillator, relative strength index (RSI) and moving average convergence divergence by looking overbought & oversold area. Results achieved is that by pooling the indicators can be known simultaneously when the financier to buy, sell and hold shares. Conclusion on overall writing this thesis is the third use of the indicators can provide relevant results. Keywords : Anlysis Technical, Stochastic Oscillator, RSI, MACD, BHIT Share.
PENDAHULUAN Pasar modal merupakan salah satu tempat untuk menginvestasikan uangnya dengan cara membeli surat-surat berharga seperti saham ataupun oibligasi. Pasar modal merupakan salah satu indikator kemajuan perekonomian suatu
negara,
yang
turut
berperan
serta
menunjang
perkembangan
dan
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Yang dimana dapat di jadikan sebuah gambaran roda perekonomian suatu negara, sumber dana bagi beroperasinya perusahaan yang merupakan tulang punggung suatu negara. Saham merupakan surat berharga yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut Vibby (2010: 21) Saham merupakan salah satu jenis instrumen investasi yang berarti tanda kepemilikan terhadap suatu perusahaan dan akan memberikan keuntungan dalam bentuk dividen dan capital gain seiring dengan pergerakan harganya. Salah satu kelebihan investasi saham adalah kemampuannya memberikan keuntungan yang dibagikan melalui dividen. Saham seseorang
atau
dapat
didefinisikan
badan
dalam
sebagai
suatu
tanda
perusahaan
penyertaan atau
kepemilikan
perseroan
terbatas
(Marpaung 2008 : 77). Besarnya dividen yang dibagikan tergantung pada hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan besarnya laba yang dihasilkan dari hasil kinerja suatu perusahaan.
Dalam setiap transaksi perdagangan saham di bursa, investor atau manajer investasi dihadapkan kepada pilihan untuk membeli atau menjual saham.
Setiap
kesalahan
dalam
pengambilan
keputusan
investasi
akan
menimbulkan kerugian bagi investor itu sendiri, terlebih seseorang yang belum mengetahui bagaimana cara memilih saham atau menginvestasikan uangnya dengan baik, sehingga dapat menguntungkan investor tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis yang akurat dan dapat dihandalkan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan investasi. Saat ini, banyak investor dan manajer investasi yang cenderung hanya mengandalkan analisis fundamental saja yang dimana didasarkan atas kinerja perusahaan yang bersangkutan dan keputusan untuk menggunakan fundamental memang baik karena dapat mengetahui valuasi suatu saham. Namun analisis fundamental kurang tepat untuk digunakan sebagai acuan untuk mengetahui kapan harus mengambil keputusan buy atau sell. Oleh karena itu bagi sebagian orang, analisis fundamental merupakan satu-satunya media dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi, padahal belum mencukupi. Untuk mengetahui kapan saat yang tepat dalam mengambil keputusan buy atau sell, sebaiknya menggunakan analisis teknikal. Analisis teknikal dapat dikatakan sebagai analisis pergerakan saham yang didasarkan dari pergerakan harga saham itu sendiri di masa lalu. Asumsi dasar analisis teknikal yaitu bahwa harga sangat ditentukan oleh keseimbangan antara supply dan demand. Dimana terjadi kelebihan supply, maka harga akan turun dan begitupun sebaliknya jika terjadi kelebihan demand, maka harga akan naik.
Dalam
analisis
teknikal
terdapat
beberapa
indikator
yang
dapat
mengindikasikan arah pergerakan saham. Untuk menghasilkan analisis teknikal yang baik terhadap saham tertentu dibutuhkan panjang periode yang optimal untuk saham tersebut. Perhitungan dan analisis terhadap indikator berguna untuk memprediksi pergerakan harga saham untuk periode yang akan datang. Indikator dalam analisis teknikal dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu: leading dan lagging indikator. Leading merupakan indikator yang cepat dalam mendeteksi perubahan pasar, sehingga indikator ini dapat berfungsi dengan baik dalam rentang perdagangan yang fluktuatif contoh dari
indikator ini adalah indikator yang berbentuk oscillator. Sedangkan lagging indikator berfungsi baik dalam pasar yang di bentuk oleh kecenderungan dan contoh dari indikator ini adalah indikator yang bersifat mengikuti trend seperti Moving Average, MACD (Moving Average Convergence Divergence). Masingmasing dari indikator tersebut memiliki keunikan tersendiri dan berfungsi baik dalam kondisi pasarnya masing-masing. Stochastic Oscillator diperkenalkan pertama kali oleh George Lane pada tahun 1950-an untuk membandingkan harga penutupan suatu komoditi terhadap rentang harga dalam suatu periode tertentu. Stochastic Oscillator dipergunakan untuk membantu menentukan area overbought dan oversold dengan area ekstrim yang berada di level 80 (70) dan 20 (30). RSI (Relative Strength Index) diperkenalkan pertama kali oleh J. Welles Wilder pada tahun 1978. Nilai dari RSI berada pada skala 0-100 yang digolongkan sebagai indikator oscillator. RSI sendiri merupakan indikator yang membandingkan momuntem harag yakni antara nilai pada saat ini terhadap daya tarik loss yang terjadi. Dalam membaca grafik indikator relative strength index umumnya dibagi dua macam, yaitu area overbought berada pada level 70 (80) dan area oversold berada pada level 30 (20). Misalnya, jika RSI berada pada level 80, maka harga saham tesebut dapat dikatakan mengalami kondisi overbought atau investor terlalu berani membeli saham pada harga tersebut. Sebaliknya, jika RSI berada di level 40, dapat dikatakan bahwa harga saham tersebut mengalami oversold atau investor menjual saham tersebut dengan harga cukup murah. (Sapto 2006 :175). MACD (Moving Average Convergence Divergence) diperkenalkan oleh Gerald Appel pada tahun 1960-an. MACD adalah indikator untuk kelebihan beli atau kelebihan jual dengan melihat hubungan antara MA (Moving Average) jangka panjang dan pendek. Garis MACD adalah selisih dari 2 MA di atas. Garis kedua yaitu garis tanda adalah MA jangka pendek dari garis MACD.
Saham PT MNC Investama, Tbk (BHIT) adalah salah satu saham yang termasuk dalam saham golongan LQ45 pada periode tahun 2013 yang masih merupakan 45 saham terlikuid yang tercatat di BEI (Bursa Efek Indonesia). Sampai
saat
ini
45
perusahaan
yang
tergolong
dalam
LQ45
biasanya
perusahaan yang besar dan bonafit karena memiliki tingkat pengembalian yang tinggi sehingga menjadikan saham-sahamnya dinikmati oleh para investor. Karena sifatnya yang likuid, saham-saham LQ45 memiliki tingkat fluktuasi harga yang tinggi dan menjadikan saham-saham ini menarik untuk diperdagangkan, karena saham-saham ini memungkinkan investor untuk mencari gain dengan cepat. Karena sifatnya yang fluktuatif ini, maka menyebabkan saham-saham ini memiliki tingkat resiko yang tinggi akibat perubahan harga yang cepat. Dalam melakukan investasi sebaiknya investor memilih perusahaan yang mempunyai pergerakan harga saham yang aktif bukan yang flat, karena jika perusahaan mempunyai pergerakan harga saham yang flat, perusahaan tersebut tidak akan dilirik oleh investor sebab akan mengalami tingkat kerugian. PT MNC Investama Tbk merupakan salah satu saham yang masih memilki keaktifan pada kondisi pergerakan harga sahamnya. Oleh sebab itu,
penulis
memilih perusahaan PT MNC Investama Tbk (BHIT) sebagai objek dari penelitian skripsi ini.
Berdasarkan latar belakang dan pokok permasalahan
yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini akan diberi judul : “ANALISIS PERDAGANGAN SAHAM PT MNC INVESTAMA, TBK. (BHIT)
DENGAN
MENGGUNAKAN
METODE
STOCHASTIC
OSCILLATOR, RELATIVE STRENGTH INDEX (RSI) DAN MOVING AVERAGE CONVERGENCE DIVERGENCE (MACD) PERIODE 1 JULI 2013 - 31 DESEMBER 2013.” Penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1. Menganalisis pergerakan saham PT MNC Investama Tbk (BHIT) dengan menggunakan metode penggabungan stochastic oscillator, relative strength index (RSI) dan moving average convergence divergence (MACD). 2. Melakukan simulasi back testing dengan membuat rekomendasi (buy or sell) diakhir periode.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, penelitian ini digunakan untuk melihat pergerakan harga saham PT MNC Investama, Tbk (BHIT) dengan menggunakan indikator Stochastic Oscillator, RSI dan MACD terhadap perubahan harga saham tersebut di pasar modal Indonesia. Berikut karakteristik dari metodologi penelitian ini: a. Jenis dari risetnya adalah riset eksploratoria; b. Dimensi waktu risetnya melibatkan urutan waktu (time series); c. Metode pengumpulan datanya adalah tidak langsung, berupa data sekunder dari Yahoo Finance; d. Kedalaman risetnya yaitu mendalam tetap hanya melibatkan satu objek saja (studi kasus); e. Unit analisisnya adalah satu perusahaan di pasar modal Indonesia, yaitu PT MNC Investama Tbk (BHIT).
HASIL DAN BAHASAN
Analisa Teknikal Saham BHIT dengan Stochastic Oscillator Pada penelitian ini penulis akan melakukan analisa teknikal terhadap saham BHIT dengan menggunakan Stochastic Oscillator. Penulis menggunakan Full Stochastic Oscillator untuk menghindari terdapatnya False signal yang sering terjadi jika menggunakan slow dan fast stochastic. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan chart harian ditujukan oleh para analis dengan melihat pada trading chart, sehingga mereka bisa memprediksi harga besok, minggu depan dan bulan depan. Grafik harga saham adalah sebuah informasi yang berisikan harga saham harian, yang terdiri dari harga open, high, low dan close. Analisa dengan chart harian ditujukan untuk memprediksi pergerakan harga dalam beberapa hari kedepan, sehingga mendapatkan keputusan yang harus diambil apakah buy atau sell, hasil data harian dari saham BHIT adalah sebagai berikut :
Gambar 4.2 Saham BHIT Menggunakan Stochastic Oscillator Berdasarkan data historis diatas bahwa saham BHIT menngalami penurunan, jika dilihat pada tanggal 20 Agustus bahwa garis pada saham BHIT menunjukkan kondisi oversold atau jenuh jual yang diindikasikan dengan garis %K bergerak dibawah level 20% yang berarti garis tersebut sebagai sinyal beli. Pada saat itu investor dapat membeli saham perusahaan BHIT, karena kondisi tersebut dapat menguntungkan para investor untuk dapat menanamkan modalnya pada perusahaan ini dengan harga dibawah rata - rata. Sama seperti halnya pada tanggal 3 Oktober dan 12 November 2013 garis saat itu memiliki sinyal beli, sebab kondisi tersebut mengartikan bahwa saham BHIT mengalami penururnan, sehingga dapat diartikan bahwa pada saat itu para investor dapat memanfaatkan kondisi tersebut untuk membeli saham BHIT. Mengacu pada pendapat Reza yang menyatakan bahwa penurunan harga saham terjadi, karena faktor utama yang menggerus harga saham sektor komoditas dan keuangan adalah instabilitas harga komoditas global dan tingkat
suku bunga acuan yang tinggi di dalam negeri. Ditambah dengan sentimen internal,
yang
membawa
persepsi
investor
akan
mempengaruhi
kinera
fundamental enam bulan kemudian. Selanjutnya, jika dilihat pada tanggal 16 September, 21 Oktober dan 2 Desember 2013 saham BHIT ini mengalami kenaikan, hal ini terlihat dari indikator stochastic oscillator dengan posisi garis %K yang melonjak naik menembus angka 80% terjadi pada saat keadaan overbought yang artinya pada kondisi tersebut para pemegang saham dapat menjual kembali sahamnya dengan penawaran harga yang cukup tinggi. Sehingga keadaan tersebut dapat digunakan oleh para investor untuk
mendapatkan keuntungannya dari saham
perusahaan BHIT dengan menghasilkan laba yang lebih tinggi. Selain itu pada akhir dari garis Stochastic Oscillator %K terlihat adanya arah yang mengarah keatas atau agak landai, hal ini menunjukkan bahwa indikator tersebut memberikan hasil ynag positif dengan kemungkinan penurunan tidak akan terjadi terlalu dalam atau kemungkinan sudah terjadi keadaan oversold. Analisa Teknikal Saham BHIT dengan Relative Strength Index Pada penilitian ini penulis juga menggunakan indikator lain, yaitu seperti indikator Relative Strength Index . Relative Strength Index adalah salah satu momentum yang terbaik, karena mudah digunakan untuk menentukan saat tepat (momentum) pasar yang telah jenuh pada daerah overbought atau oversold. Dengan indikator Relative Strength Index penulis juga menggunakan chart harian yang dimana ditujukan untuk memprediksi pergerakan harga saham
dalam
beberapa
hari
kedepan,
sehingga
dapat
dijadikan
dalam
pengambilan keputusan, yaitu dengan membeli yang berarti buy, menjual yang berarti sell atau tetap bertahan berarti hold. Berikut data historis digunakan dalam menganalisis sahan BHIT dengan data harian :
Gambar 4.3 Saham BHIT Menggunakan Relative Strength Index
Dari data historis diatas Relative Strength Index pada saham BHIT mengalami kondisi pergerakan harga saham yang melemah. Dikatakan melemah karena jika kita lihat pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember, saham BHIT
hanya
mengalami
sekali
pergerakan
harga
saham
pada
daerah
overbought yang berarti saham BHIT memiliki harga tinggi sebesar Rp 395 per lembar saham, yang ditunjukkan pada tanggal 16 September 2013. Overbought pada indikator Relative Strength Index berada diatas garis 70%. Pada kondisi overbought, investor dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan cara menjual sebagian atau seluruh sahamnya kepada pemodal lainnya,
sehingga
investor
mendapatkan
keuntungan
yang
baik.
Daerah
overbought yang ditandai paada garis yang menembus angka 70% sangatlah dinanti oleh para investor, sebab hal tersebut dapat menambah pendapatan dari hasil kepemilikan saham yang akan dijual ketika harga saham meningkat.
Akan tetapi pada pergerakan harga saham tidak hanya menunjukkan garis jenuh beli saja, adapun garis yang menunjukkan sebuah jenuh jual (oversold) yang berarti membeli. Dapat diindikasikan dengan garis yang sudah menembus angka 30%. Garis yang menembus angka 30% berarti saat itu kondisi saham BHIT mengalami penurunan yang diakibatkan karena tingginya tingkat suku bunga. Hal tersebut ditunjukkan pada grafik saham BHIT dengan menggunkan indikator Relative Strength Index yang diperjelas pada tanggal 28 Agustus 2013 yang memiliki presentase 11.1%. Pada tanggal 28 Agustus 2013 saham BHIT memiliki harga yang rendah jika dibandingkan dengan hari berikutnya tanggal tersebut yang paling memiliki titik jenuh jual. Titik jenuh jual ditandai pada daerah oversold yang berarti buy artinya saat kondisi tersebut bagi seluruh masyarakat yang ingin mejadi investor agar memiliki kepemilikan suatu saham BHIT, kondisi tersebut dapat dijadikan peluang bagi pemula yang ingin menanamkan modalnya pada saham BHIT. Dan apabila garis Relative Strength Index berada diantara 70% dan 30%, maka yang perlu dilakukan oleh para investor atau pemegang saham yaitu
dengan
cara
menahan
(hold) seluruh
sahamnya
agar kepemilikan
sahamnya tetap terjaga, aman dan tetap memberikan keuntungan pada hari – hari berikutnya serta tidak memberikan kerugian yang dapat membuat para investor menjadi stress. Analisa Teknikal Saham BHIT dengan Moving Average Convergence Divergence Pada penelitian ini selain kedua indikator yang telah dibahas, penulis juga menganalisis pergerakan harga saham dengan menggunakan indikator Moving Average Convergence Divergence (MACD). Dengan indikator ini penulis dapat menganalisis pada saat apa investor mengambil sebuah keputusan untuk menjual sebagian maupun seluruh atau membeli saham pada BHIT. MACD standar teridiri dari dua garis. Garis pertama atau dikenal dengan MACD line, yang berarti hasil selisih dari dua buah XMA yaitu XMA
12 dan XMA 26. Garis ini biasanya disajikan dengan garis yang lebih tebal. Garis pendampingnya adalah pemicu atau Signal Line. Garis Signal Line adalah XMA 9 periode dari nilai MACD dan biasanya disajikan dengan garis yang lebih tipis atau putus – putus. Selisih nilai MACD dengan Signal Line akan terdapat dua kemungkinan hasil yaitu positif dan negatif. Positif berarti indikasi terjadinya peningkatan harga (bullish), negatif indikasi terjadinya penurunan harga (bearish). Seperti halnya dengan Moving Average, MACD dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi sinyal jual atau sinyal beli pada perubahan harga saham. Pada analisa pergerakan harga saham BHIT dengan menggunakan indikator Moving Average Convergence Divergence dibatasi dengan pergerakan harga saham harian yang dapat dilihat pada trading chart. Menggunakan trading chart dapat mengetahui harga open, high, low dan close. Daerah overbought dan oversold pada indikator MACD ini, bahwa overbought atau jenuh beli terjadi maka diramalkan akan terjadi penurunan harga dalam beberapa saat kemudian. Sedangkan untuk daerah oversold atau jenuh jual maka diramalkan akan terjadi penguatan harga menuju titik resistance. Berikut hasil data harian saham BHIT yang diperoleh dari grafik chartnexus.
MACD Line dan Signal Line Uptrend crossover terjadi
Gambar 4.4 Saham BHIT Moving Average Convergence Divergence Divergence Pada posisi tersebut apabila MACD line memotong signal line dari bawah ke atas maka akan terjadi perubahan trend menuju Bullish trend. Dan berlaku juga sebaliknya apabila MACD line memotong signal line dari atas ke bawah, maka akan terjadi perubahan trend menuju Bearish line.
Dan berdasarkan data diatas dengan menggunakan indikator MACD terlihat jelas bahwa saat itu tidak adanya kenaikan pada harga saham BHIT. Hal itu dapat dilihat pada bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2013, karena MACD line tidak menembus histogram line yang artinya apabila MACD line menembus garis Histogram maka pada saat itu harga saham BHIT mengalami kenaikan harga. Tanggal 9 September 2013 saham BHIT MACD line mulai memotong signal line dari bawah ke atas yang menunjukkan adanya perubahan trend bullish line. Akan tetapi pergerakan saham pada garis tersebut belum cukup untuk menembus garis histogram yang menandakan saat itu saham memiliki
harga yang tinggi, yang terjadi pada daerah overbought atau jenuh beli. Dalam artian kondisi tersebut dapat digunakan oleh para investor (pemegang saham) utmuk menjual sebagian atau seluruh sahamnya agar mendapatkan keuntungan yang memuaskan. Penggabungan Analisis Teknikal Saham BHIT dengan Stochastic Oscillator, Relative Strength Index dan Moving Average Convergence Divergence Pergerakan
harga
saham
BHIT
dalam
penganalisisannnya
dapat
menggunakan lebih dari satu indikator yang dapat dilakukan oleh para pengguna, seperti emiten, investor dan lembaga penunjang salah satunya ada underwriter (penjamin emisi), broker (perantara perdagangan efek), trustee (wali amanat). Para pengguna dapat menggabungkan beberapa indikator dalam sebuah grafik saham BHIT. Ada kalanya satu indikator yang lain tidak memberikan sinyal beli tetapi imdikator yang lain tidak memberikan sinyal apa – apa dan indikator yang berikutnya memberikan sinyal jual. Ketika menghadapi hal itu maka kita lebih baik mengambil sikap wait and see. Tidak ada satupun indikator yang memiliki kekurangan 100%, karena hal itulah maka kita perlu menggabungkan beberapa indikator, sehingga kita dapat melakukan suatu tindakan transaksi ketika keputusan tersebut di dukung oleh beberapa indikator tersebut. Penggabungan beberapa indikator ini berfungsi untuk melihat bagaimana indikator
tersebut
bekerja
dalam
memberikan
sinyal
perdagangan
agar
penggabungan indikator tersebut berjalan dengan baik. Menurut Bayu mengenai penggabungan ini banyak para trader yang menggabungkan berbagai macam indikator secara bersamaan sehingga mereka dapat “mengisi” antara satu dengan yang lainnya. Mereka mungkin memiliki 3 indikator yang berbeda dan mereka tidak akan memasuki pasar kecuali 3 indikator tersebut memberikan sinyal yang sama dimata trader tersebut. Gambar ini merupakan tampilan grafik candlestick pada saham BHIT yang dkombinasikan dengan indikator stochastic oscillator, rellative strength index dan moving average convergence divergenve.
Buy
Sell
Sell
Buy
Buy
Gambar 4.5 Kombinasi Ketiga Indikator Pada Saham BHIT Berdasarkan data historis saham BHIT diatas dapat dijelaskan kondisi untuk jenuh beli atau jenuh jual dengan menggunakan ke-3 indikator pada penelitian ini. Jika dilihat dari garis indikator relative strength index dan stochastic oscillator terjadinya sinyal jenuh beli yang berada pada daerah overbought dengan garis yang telah menembus garis diatas 70% untuk RSI dan garis diatas 80% untuk stochastic oscillator. Daerah overbought atau jenuh beli tersebut tepatnya berada pada tanggal 16 September 2013 dengan harga open Rp 365, high Rp 395 dan close Rp 395. Maka dalam kondisi tersebut sangatlah tepat untuk melakukan transaksi Sell. Akan tetapi jika dilihat dari indikator MACD, garis MACD
tidak berada pada daerah overbought. Garis MACD tidak menunjukkan adanya transaksi untuk melakukan sell pada saham BHIT ini, maka hal yang tepat dilakukan pada kondisi tersebut yaitu dengan menggunakan indikator lainnya untuk memastikan keputusan yang akan dilakukan oleh para broker kepada para investor, agar memberikan masukkan yang dapat dipertimbangkan dalam mengambil sebuah keputusan untuk menanamkan modalnya. Apabila dilihat dari daerah oversold indikator RSI, stochastic oscillator dan Moving Average Convergence Divergence sama – sama memberikan sinyal jenuh jual yang berarti Buy. Hal tersebut terjadi ketika garis RSI sudah berada dibawah angka 30%, stochastic oscillator berada dibawa angka 20%, sedangkan untuk MACD membuat crossover keatas, yang juga merupakan sinyal beli. Saat yang tepat dilakukan oleh para investor pada kondisi tersebut sebaiknya investor membeli saham BHIT, jika penggabungan ketiga indikator tersebut telah memberikan hasil yang baik, maka dapat dijadikan sebagai gambaran dalam menganalisis suatu pergerakan harga saham. Kemudian penggabungan suatu indikator dalam analisa harga saham tentunya dapat menguntungkan. Karena kita perlu mengetahui kondisi pergerakan harga saham tidak
hanya
menggunakan
mengkombinasikan
ketiga
satu
indikator
indikator tersebut
saja, jauh
akan lebih
tetapi baik
dengan
agar
kita
mengetahui peregerakan harga saham secara terperinci dengan masing – masing indikator. Sebab setiap indikator memiliki perbedaan dalam menentukan sinyal Buy maupun Sell. Penggabungan ketiga indikator tersebut dapat memberikan hasil kapan investor membeli dan menjual yang telah dijelaskan diatas. Penggabungan ini juga dapat digabungkan dengan metode indikator lainnya. Dalam penggabungan ini dapat dijelaskan bahwa keaktualan sebuah indikator dapat dilihat dari bersamaannya ketiga indikator tersebut dalam memberikan sinyal. Komponen dari biaya pembelian saham adalah Nilai pembelian saham ditambah komisi pialang saham dan ditambah dengan PPN 10%, kalau untuk komponen dari biaya penjualan saham adalah Nilai penjualan saham ditambah
komisi pialang ditambah PPN 10% dan ditambah dengan pajak penghasilan sebesar 0,1%. Berikut ilustrasi dalam pembelian atas saham BHIT. Misalnya seorang pemodal melakukan transaksi pembelian saham BHIT sebanyak 5 (lima) lot dimana harga saham BHIT terjadi pada posisi Rp 3.000 per saham pada tanggal 28 Agustus 2013. Berikut perhitungannya : 1 lot = 100 lembar saham Keterangan
Perhitungan
Nilai Uang (Rp)
Transaksi Beli
5 x 100 saham x Rp 3000 1.500.000
Komisi untuk Broker
0,3% x Rp 1.500.000
4.500
10% x Rp 4.500
450
(0,3% dari nilai transaksi) PPN 10% dari komisi Biaya Pembelian Saham
4.950
Total biaya yang dikeluarkan
1.504.950
Dan pada transaksi penjualan atas saham BHIT sebanyak 5 (lima) lot dimana harga saham BHIT terjadi pada posisi Rp 4.000 per saham pada tanggal 16 September 2013. Berikut perhitungannya : Keterangan Transaksi Beli
Perhitungan 5 x 100 saham x Rp 3.000
Nilai Uang (Rp) 1.500.000
Komisi untuk Broker (0,3% dari nilai 0,3% x Rp 1.500.000
4.500
transaksi) PPN 10% dari komisi
450
10% x Rp 4.500
PPH atas Transaksi Jual (0,1% dari Nilai 0,1% x Rp 2.000.000
2.000
Transaksi) Biaya Pembelian Saham
6.950
Total Biaya yang dikeluarkan
1.493.050
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Analisis
teknikal
dengan
Stochastic
Oscillator
dilakukan
dengan
menganalisis garfik. Analisis grafik dilakukan untuk melihat pergerakan harga saham. Sinyal jual dan sinyal beli ditentukan dengan grafik Stochastic Oscillator. Jenuh beli atau overbought terjadi bila %K bergerak
diatas
level
80
yang
menunjukkan
sinyal
untuk
Sell.
Sebaliknya kondisi oversold atau jenuh jual terjadi bila garis %K bergerak dibawah level 20 yang menunjukkan sinyal untuk Buy. 2. Analisis teknikal dengan Relative Strength Index dilakukan dengan menganalisis grafik sahm BHIT. Pada indikator ini jenuh jual atau oversold
terjadi apabila %K bergerak dibawah level 30 yang berarti
pada saat itu menunjukkan sinyal untuk Buy. Sebaliknya kondisi jenuh beli atau overbought berada apabila garis %K bergerak diatas level 70 yang bearti sinyal untuk Sell. 3. Analisis teknikal dalam penelitian ini menggunakan MACD Line dilakukan dengan menganalisis grafik. Sinyal jual dan jual beli dapat ditemtukan dengan analisis grafik MACD. Sinyal jual terjadi saat MACD line bergerak memotong signal line dari bawah ke atas, dan sebaliknya
untuk
sinyal
beli
terjadi
saat
MACD
line
bergerak
memotong signal line dari atas ke bawah. Setelah sinyal ditentukan investor dapat mengambil sebuah keputusan. 4. Analisis stochastic oscillator tanggal 19 Juni 2014 garis %K berada di level 44.4% yang berarti garis level tersebut tidak menunjukan sinyal beli ataupun jual, oleh karena itu pemodal harus melakukan hold untuk mengamankan sahamnya. Begitupun dengan analisis relative strength index garis berada di level 53.1% yang menandakan pada saat itu juga tidak memberikan sinyal jual atau jual beli, karena garis belum bergerak
pada
level
70%
atau
30%.
Analisis
moving
average
convergence divergence juga tidak memberikan sinyal jual maupun sinyal beli, sebab MACD line belum memotong signal line dari atas maupun dari bawah. Oleh karena itu MACD juga belum memberikan sinyal pasti.
5. Bahwa dengan penggabungan indikator stochastic oscillator, relative strength index dan moving average convergence divergence secara
bersamaan memberikan hasil yang cukup akurat dilihat dari pergerakan harga saham pada masing – masing indikator. Saran Berdasarkan
kepada
hasil
analisis
dan
simpulan
tersebut.
Penulis
menyampaikan beberapa saran kepada penelitian berikutnya yaitu sebagai berikut : 1. Pada kasus ini, penulis menggunakan analisis data perdagangan saham BHIT dengan menggunakan 3 indikator yang dilakukan dalam
analisis
grafik.
Untuk
analisis
lebih
lanjut
dapat
pula
dilakukan analisis dengan analisis perhitungan manual pada indikator tersebut.
2. Data yang digunakan merupakan data perdagangan atau pergerakan harga saham, diharapkan untuk analisis berikutnya bisa menggunakan data perdagangan yang lain seperti komoditi, index, valuta asing.
3. Penggunaan indikator – indikator tersebut bukanlah suatu jaminan bahwa keputusan transaksi kita selalu tepat. Ada kalanya kita sudah menggunakan begitu banyak indikator dan syarat – syarat untuk melakukan transaksi sudah terpenuhi namun ternyata transaksi yang kita lakukan tersebut adalah transaksi yang salah sehingga kita mengalami potensi kerugian. Ketika hal tersebut terjadi maka kita harus melakukan sebuah manajemen resiko.
REFERENSI Bayu. (2011). Dunia Perbankan & Ekuin. (Edisi 5). Centre for Strategic and International Studies.
Bayu. (2011). Penggabungan Indikator. 23 September 2011. http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.
Dandryta, M.Muhammad. (2010). Analisis Teknikal Dengan Menggunakan 5 Indikator. (Edisi 12). Jakarta : PT. Evilotera.
Darmadji, T., Fakhruddin, M.H. (2011). Pasar Modal Di Indonesia. (Edisi 3). Jakarta : Salemba Empat.
Jonas F. T., (2014). Investor “Tanoesudibjo Prabowo – Hatta”borong saham group MNC. 19 Juni 2014. http://m.merdeka.com/politik/investor-TanoesudibjoPrabowo-Hatta-borong-saham-group-mnc.html.
Lubis, Irsyad. (2010). Bank Dan Lembaga Keuangan. (Edisi 2). Medan : Usu Press.
Martin, J.Pring. Techinal Analysis Expland. (4th edition).New York : Mc Graw Hill Proffesional.
Muhammad, H.F. (2008). Strategi Pendanaan Dan Peningkatan Nilai Perusahaan. Jakarta : PT. Elexmedia Komputindo.
Nasarudin, M. I. (2007). Aspek Hukum Pasar Modal. (Edisi 3). Jakarta : Kencana.
Ong E., Chris, W.S.E,. (2009). Smart Investment For Mega Profit. (Edisi 7). Jakarta : PT. Elexmedia Komputindo.
Purnomo, B.L. (2012). Rahasia Di Balik Pergerakan Harga Saham. Jakarta : PT. Elexmedia Komputindo.
Sapto, Linkedln. (2006). Analisa Saham Dengan Teknikal. Juli 2006. http://touch.www.linkedin.com
Sawidji, W. (2010). Investasi Di Pasar Modal Menurut Ketentuan Hukum . (Edisi 5). Jakarta :Yayasan Mpu Ajar Arta.
Suad, H. Eny, P. (2005). Dasar - Dasar Manajemen Keuangan (Edisi 3). Perpustakaan Universitas Paramadina.
Vibby.2010.Strategi Investasi dan Transaksi Pasar Modal. 13 September 2010http://www.svta.co.id
RIWAYAT PENULIS Endang Ernawati lahir di kota Jakarta pada 6 Juni 1992. Penulis menamatkan pendidikan SI di
Universitas
Bina Nusantara dalam
bidang Akuntansi
pada tahun
2014.