“ANALISIS PERBANDINGAN BRAND AWARENESS, BRAND ASSOCIATION, PERCEIVED QUALITY DAN BRAND LOYALTY PRODUK KAMERA DSLR MEREK CANON DAN NIKON”. (Studi Kasus Pada Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi di Jakarta)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : SUPRIYADI NIM : 1110081000126
PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini
:
Nama
: Supriyadi
No. Induk Mahasiswa
: 1110081000126
Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis
Prodi
: Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya : 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung jawabkan 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya 4. Tidak melakukan pemanipulasiaan dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya dan mampu bertanggung jawab atas karya ini Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Ciputat, 30 Agustus 2014 Yang menyatakan,
(Supriyadi)
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I.
Data Pribadi Nama
: Supriyadi
Tempat/Tanggal lahir
: Jakarta, 30 Agustus 1992
Alamat
: Jl. Albaido RT 01/06 No. 25 Kel: Lubang Buaya Kec. Cipayung, Jakarta
II.
III.
Telepon
: 08989369294
Email
:
[email protected]
Data Pendidikan
1. SDN O3 Jakarta
Tahun 1998-2004
2. SMPN 81 Jakarta
Tahun 2004-2007
3. SMAN 113 Jakarta
Tahun 2007-2010
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2010-2014
Pengalaman Organisasi Divisi PPSDM UKM Fotografi KALACITRA UIN Jakarta Perintis Komunitas Sepeda Sehat UIN Jakarta Ketua Eskul Sepak Bola SMAN 113 Jakarta
vi
ABSTRACT The research aims to analyze the comparison of brand equity which consist of brand awareness, brand association, perceived quality, and brand loyalty between Canon and Nikon Camera. The sample is taken from student activity unit photography in Jakarta with quota sampling approach. In collecting data, the research applies questionnaire technique which consists of 27 statements which are distributed to 60 respondents. The research applies discriminant analysis as methodological analysis. As the result , the research shows that there is significant difference between Canon and Nikon based on the four dimensions of brand equity measurement. However, both brands are partially the same in term of brand awareness and are different in term of brand association, perceived quality and brand loyalty. Key word: brand awareness, brand association, perceived quality, brand loyalty.
vii
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan ekuitas merek yang terdiri dari kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek antara merek kamera Canon dan Nikon. Pengambilan sampel dalam penelitian diambil dengan menggunakan teknik non pprobability sampling dengan pendekatan quota sampling. Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan kuesioner yang berisi 27 butir pernyataan yang disebarkan kepada 60 responden. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis diskriminan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan ekuitas merek kamera Canon dan Nikon dilihat dari empat dimensi secara kesulurahan. Sedangkan jika dilihat secara parsial, kedua produk memiliki kesamaan dalam variabel kesadaran merek dan perbedaan dalam variabel asosiasi merek, kualitas persepsi dan loyalitas merek
Kata kunci : kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas, loyalitas merek.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat
dan
karunia-Nya
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tak lupa dijunjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi segala umat, Nabi yang telah memberi syafaat. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam sedikit lembar dan kata dalam bagian skripsi ini, penulis ingin memberikan seucap terimakasih atas bantuan, bimbingan, doa, dan semangat terus menerus yang diberikan dalam penyelesaian skripsi ini kepada: 1. Kedua orang tuaku, Bapakku tercinta, Asmawih dan Ibuku tersayang Bainah. Serta ketiga kakaku yang selalu mendukung perkuliahku. 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Muniaty ST, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberikan perhatian, pengarahan, dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terimakasih atas ilmu dan perhatian yang telah Bapak berikan selama ini. 5. Bapak Ade Suherlan, MBA, MM Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah besedia meluangkan
banyak waktu untuk berdiskusi,
memberikan
arahan, serta bimbingan kepada penulis. Terimakasih atas semua ilmu, saran, dan masukan yang telah Bapak berikan selama ini. 6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah yang telah memberikan ilmu bermanfaat kepada penulis.
ix
7. Seluruh pihak yang membantu dalam penulisan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna baik dalam segi penulisan, cara penguraian, maupun pada pembahasan secara ilmiah. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan yang membangun dari berbagai pihak. Penulis juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 30 Agustus 2014
Supriyadi
x
DAFTAR ISI Cover Dalam ............................................................................................... i Halaman Pengesahan Skripsi ....................................................................... ii Halaman Pengesahaan Ujian Komprehenshif ............................................... iii Halaman Pengesahaan Ujian Skripsi ............................................................ iv Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .................................................. v Daftar Riwayat Hidup .................................................................................. vi Abstract ....................................................................................................... vii Abstrak ........................................................................................................ viii Kata Pengantar............................................................................................. ix Daftra Isi...................................................................................................... xi Daftar Tabel................................................................................................. xiv Daftar Gambar ............................................................................................. xviii Daftar Lampiran .......................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ...................................................................... 1 B. Perumusan Maasalah.............................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian............................................... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Merek .................................................................................................... 6 1. Pengertian Merek .............................................................................. 6 2. Peranan dan Kegunaan Merek ........................................................... 8 B. Ekuitas Merek ........................................................................................ 10 1. Pengertian Ekuitas Merek .................................................................. 10 2. Peran Ekuitas Merek.......................................................................... 14 C. Elemen Elemen Ekuitas Merek .............................................................. 17 1. Kesadaran Merek ( Brand Awareness) .............................................. 17 a. Pengertian Kesadaran Merek ...................................................... 17 b. Peran Brand Awareness dalam Brand Equity .............................. 20 xi
c. Cara Mencapai Brand Awareness................................................ 21 2. Asosiasi Merek ( Brand Association )............................................... 22 3. Persepsi Kualitas (Perceived Quality)............................................... 27 a. Pengertian Persepsi Kualitas ....................................................... 27 b. Indikator Persepsi Kualitas ......................................................... 30 c. Membangun Perceived Quality yang Kuat .................................. 31 4. Loyalitas Merek ( Brand Loyalty ) .................................................... 32 a. Pengertian Loyalitas Merek......................................................... 34 b. Fungsi Brand Loyalty.................................................................. 35 c. Tingkatan Brand Loyalty ............................................................ 35 5. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 39 6. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 54 7. Hipotesis .......................................................................................... 56 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 57 B. Teknik Penentuan Sampel ...................................................................... 57 1. Populasi .......................................................................................... 57 2. Sampel ............................................................................................ 58 C. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ..................................................... 59 1. Data Primer ..................................................................................... 59 2. Data Sekunder ................................................................................. 60 D. Metode Analisis Data ............................................................................. 61 1. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................ 61 a. Uji Validitas ............................................................................... 61 b. Uji Reliabilitas ............................................................................ 61 2. Uji Normalitas Data ......................................................................... 62 3. Analisis Diskriminan ........................................................................ 63 a. Tujuan dari Analisis Diskriminan ............................................... 64 b. Proses dasar dari Analisis Diskriminan ....................................... 64 xii
4. Operasional Variabel ........................................................................ 68 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 71 1. Sejarah Singaka Kamera Canon....................................................... 71 2. Sejarah Singkat Kamera Nikon ........................................................ 73 B. Pembahasan Hasil Kuesioner ................................................................. 74 1. Uji Validitas dan Realibilitas ........................................................... 75 2. Karakteristik dan Data Responden ................................................... 77 C. Pembahasan dan Analisis Data ............................................................... 84 1. Analisis Deskriptif ........................................................................... 84 a. Deskriptif Variabel Brand Awareness ......................................... 84 b. Deskriptif Variabel Brand Association ........................................ 91 c. Deskriptif Variabel Perceived Quality ........................................ 101 d. Deskriptif Variabel Brand Loyalty .............................................. 106 2. Uji Normalitas Data ......................................................................... 115 3. Analisis Dikriminan ......................................................................... 116 4. Intrepretasi Hasil .............................................................................. 126 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ............................................................................................ 129 B. Saran...................................................................................................... 129 C. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 132 D. Lampiran .............................................................................................. 134
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tingkat Penilaian Jawaban ...................................................... 60 Tabel 3.2 Operasional Variabel...................................................................... 69 Tabel 4.1 Hasil Try Out Untuk Validitas ....................................................... 76 Tabel 4.2 Hasil Try Out Untuk Reliablitas .................................................... 78 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Canon Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................................................................ 79 Tabel 4.4 Karakteristik Responden Canon Berdasarkan Usia ....................................................................................................... 80 Tabel 4.5 Karakteristik Responden Canon Berdasarkan Universitas dan Klub .............................................................................. Tabel 4.6 Karakteristik Responden Nikon Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................................................................... 82 Tabel 4.7 Karakteristik Responden Nikon Berdasarkan Usia .................. 82 Tabel 4.8 Karakteristik responden Nikon Berdasarakan Universitas dan klub .............................................................................. 84 Tabel 4.9 Konsumen Mengetahui Seperti Apa Merek Kamera DSLR Canon ............................................................................ 85 Tabel 4.10 Konsumen Mengetahui Seperti Apa Merek Kamera DSLR Nikon ............................................................................ 86 Tabel 4.11 Konsumen Dapat Mengenali Kamera Canon Diantara Pesaing .................................................................................... 86 Tabel 4.12 Konsumen Dapat Mengenali Kamera Nikon Diantara Pesaing ................................................................................... 87 Tabel 4.13 Konsumen Dapat Mengingat Langsung Merek Canon Saat Pertama Membeli Kamera ................................................................................... 87 xiv
Tabel 4.14 Konsumen Dapat Mengingat Langsung Merek Nikon Saat Pertama Membeli Kamera .................................................... 88 Tabel 4.15 Konsumen Dapat Mengingat Ciri Kamera Canon Dengan Cepat ........................................................................................ 85 Tabel 4.16 Konsumen Dapat Mengingat Ciri Kamera Nikon Dengan Cepat ........................................................................................ 89 Tabel 4.17 Konsumen Dapat Mengingat Logo Kamera Canon Dengan Cepat ........................................................................................ 90 Tabel 4.18 Konsumen Dapat mengingat Logo Kamera Nikon Dengan Cepat ........................................................................................ 90 Tabel 4.19 Konsumen Mengetahui Merek Canon Banyak Digunakan .... 91 Tabel 4.20 Konsumen Mengetahui Merek Nikon Banyak Digunakan ..... 92 Tabel 4.21 Kelengkapan Fitur Merupakan Pertimbangan Memilih KameraCanon .......................................................................... 92 Tabel 4.22 Kelengkapan fitur Merupakan Pertimbangan Memilih Kamera Nikon ....................................................................................... 93 Tabel 4.23 Merek Canon Merupakan Pertimbngan Dalam Memilih Kamera .................................................................................... 93 Tabel 4.24 Merek Nikon Merupakan pertimbngan Dalam Memilih Kamera .................................................................................... 94 Tabel 4.25 Kamera DSLR Canon Dapat Mengabadikan Momen Penting ...................................................................................... 94 Tabel 4.26 Kamera DSLR Nikon Dapat Mengabadikan Momen Penting ..................................................................................... 95 Tabel 4.27 DSLR Canon Harga Relatif Mahal........................................ 95 Tabel 4.28 DSLR Nikon Harga Relatif Mahal ........................................ 96 Tabel 4.29 DSLR Canon Bnyak Digunakan Fotografer Profesional........ 97 Tabel 4.30 DSLR Nikon Banyak Digunakan Fotografer Profesional ...... 97 xv
Tabel 4.31 DSLR Canon Hanya Digunakan Oleh Fotografer .................. 98 Tabel 4.32 DSLR Nikon Hanya Digunakan Oleh Fotografer .................. 98 Tabel 4.33 DSLR Canon Meningkatkan Nilai Diri pengguna ................. 99 Tabel 4.34 DSLR Nikon meningkatkan Nilai Diri Pengguna .................. 99 Tabel 4.35 Model Iklan Kamera Canon Gunakan Artis Ternama ............ 100 Tabel 4.36 Model Iklan Kamera Nikon Gunakan Artis Ternama ............ 101 Tabel 4.37 Banyak Ragam Kamera Canon Yang Cukup Dipertimbangkan Untuk Dibeli .............................................................. 101 Tabel 4.38 Banyak Ragam Kamera Nikon Yang Cukup Dipertimbangkan Untuk Dibeli .............................................................. 102 Tabel 4.39 Kualitas Gambar Kamera Canon Baik .................................. 103 Tabel 4.40 Kualitas Gambar Kamera Nikon Baik ................................... 103 Tabel 4.41 Kamera Canon Mudah Digunakan ........................................ 104 Tabel 4.42 Kamera Nikon Mudah Digunakan......................................... 104 Tabel 4.43 Kamera Canon Banyak Memiliki Pengaturan Warna ............ 105 Tabel 4.44 Kamera Nikon Banyak Memiliki Pengaturan Warna ............. 105 Tabel 4.45 Kamera Canon Memiliki Lensa Yang Bervariasi .................. 106 Tabel 4.46 Kamera Nikon Memiliki Lensa Yang Bervariasi ................... 106 Tabel 4.47 Konsumen Merasa Puas Menggunakan Kamera Canon ......... 107 Tabel 4.48 Konsumen Merasa Puas Menggunakan Kamera Nikon ......... 107 Tabel 4.49 Konsumen Berniat Membeli Lagi Kamera Canon ................. 108 Tabel 4.50 Konsumen Berniat Membeli Lagi Kamera Nikon ................. 108 Tabel 4.51 Konsumen Selalu Upgrade Lensa Canon .............................. 109 Tabel 4.52 Konsumen Selalu Upgrade Lensa Nikon ............................... 110 Tabel 4.53 Kamera DSLR Canon Merupakan pilihan Utama .................. 110 Tabel 4.54 Kamera DSLR Nikon Merupakan pilihan Utama .................. 111 Tabel 4.55 Konsumen Tidak Akan Membeli Merek Lain Jika Kamera Canon Tidak Ada Di Toko ........................................................ 111 xvi
Tabel 4.56 Konsumen Tidak Akan Membeli Merek Lain Jika Kamera Nikon Tidak Ada Di Toko ........................................................ 112 Tabel 4.57 Konsumen Kamera Canon Akan Gunakan Merek Yang Sama Seterusnya .......................................................................... 113 Tabel 4.58 Konsumen Kamera Nikon Akan Gunakan Merek Yang Sama Seterusnya ........................................................................... 113 Tabel 4.59 Konsumen akan Merekomendasikan Merek Canon Kepada Orang Lain ............................................................................................. 114 Tabel 4.60 Konsumen akan Merekomendasikan Merek NIkon Kepada Orang Lain ............................................................................................. 115 Tabel 4.61 Konsumen Merasa Loyal Terhadap Kamera merek Canon .... 115 Tabel 4.62 Konsumen Merasa Loyal Terhadap Kamera merek Nikon .... 116 Tabel 4.63 Uji Normalitas ...................................................................... 117 Tabel 4.64 Analysis Case Processing Summary ...................................... 118 Tabel 4.65 Group Statistic...................................................................... 119 Tabel 4.66 Uji Box’ M ............................................................................ 120 Tabel 4.67 Test of Equality og Group Means.......................................... 121 Tabel 4.68 Wilks Lamda ......................................................................... 122 Tabel 4.69 Eigenvalues .......................................................................... 122 Tabel 4.70 Canonical Discriminat Function Coefficient ......................... 123 Tabel 4.71 Function Group Centroid ..................................................... 124 Tabel 4.72 Classification Result ............................................................. 126
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Konsep Brand Equity .......................................................... 13 Gambar 2.2 Piramida Brand Awareness ................................................ 18 Gambar 2.3 Peran Brand Awareness .................................................... 20 Gambar 2.4 Diagram Nilai Brand Association ...................................... 24 Gambar 2.5 Diagram Nilai Dari Persepsi Kualitas ................................ 28 Gambar 2.6 Primaida Brand Loyalty ..................................................... 38 Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran........................................................... 55
xviii
DAFTAR GAMBAR
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ............................................................ 134 Lampiran 2 Distribusi Jawaban Responden ........................................... 139 Lampiran 3 Output Hasil Pengujian Data .............................................. 142
xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang ada di Indonesia, memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia, dan di sisi lain, keadaan tersebut memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antara perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Kini teknologi semakin berkembang, ini berdampak positif terhadap perkembangan kamera digital yang semakin canggih. Untuk segmen kamera digital Canon merupakan salah satu produsen kamera digital berkualitas tinggi dan Canon merupakan
pelopor untuk kemera digital dengan
menggunakan teknik 35 mm focal-pesawat-rana kamera, yang diproduksi dalam bentuk prototipe. Brand Canon sudah sangat familiar bagi konsumennya, khusunya di bidang teknik penggambaran dan optik. Canon pertama didirikan pada tahun 1934, akan tetapi merek canon terkenal oleh masyarakat di seluruh dunia sekitar tahun 1946, hadir merubah situasi pasar dengan menciptakan kamera pertama yang harganya relatif murah dibanding harga kamera lain pada waktu itu. Segmentasi pasar Canon sangat luas, pada umumnya bersegmentasi pada seluruh segmen yang ada di dalam pasar, karena produk yang diciptakan oleh Canon ini sangat beragam dan sesuai dengan tingkat kebutuhan 1
konsumen. Untuk kamera digital, Canon menciptakan kamera digital untuk para pemula, akan tetapi, untuk para fotografer profesional, Canon juga menciptakan berbagai jenis produk yang sesuai untuk digunakan dalam bidang fotografi dan pilihan target untuk seluruh segmen yang bisa dipakai pada seluruh tingkatan segmen. Membangun persepsi dapat dilakukan melalui jalur merek, menurut Rangkuti (2009), merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli, oleh karena itu merek terbaik akan memberikan jaminan kualitas. Merek yang prestisius dapat disebut memiliki brand equity yang kuat, menurut Darmadi dkk (2004), brand equity merupakan seperangkat aset dan liabilitas yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pada pelanggan. David A. Aaker mengelompokan brand equity ke dalam lima kategori yaitu; brand awareness (kesadaran merek), brand association (asosiasi merek), perceived quality (persepsi kualitas), brand loyalty (loyalitas merek) dan other proprietary brand assets (aset-aset merek lainnya). Semakin kuat brand equity yang dimiliki oleh suatu merek, semakin kuat pula daya tariknya di mata konsumen konsumen untuk mengonsumsi produk tersebut, dan mampu membentuk brand platform (landasan merek) yang kuat dan mampu mengembangkan keberadaan suatu merek dalam persaingan apa pun dalam jangka waktu yang lama (Durianto dkk, 2004). 2
Perbedaan paling mencolok dari kedua perusahaan ini adalah strategi korporat mereka. Nikon sejak awal hanya memfokuskan diri pada Teknologi Presisi dan Teknologi Alat Elektronik yang berhubungan dengan Lensa Precision ( Technologies and Opto-electronic Technologies ), oleh karenanya produk-produk keluaran Nikon selalu berbasiskan lensa (Kamera, Teropong, Mikroskop, Alat pengukur jarak, Lensa kaca mata, dan lain-lain) Sedangkan Canon sejak tahun 1960an sudah merencakan untuk melakukan diversivikasi produk mereka dengan mulai memproduksi kalkulator 10-key elektronik pertama di Dunia pada tahun 1964. Sejak itu, selain memiliki bisnis berbasis kamera dan lensa, Canon mulai memproduksi mesin Fotokopi (tahun 1970 menjadi mesin copier kertas pertama di Jepang), laser printer (tahun 1979), ink-jet printer (1985) dan large-format ink-jet printer (2006) Dari kedua strategi korporat tersebut, Nikon dan Canon bersaing secara langsung di bidang kamera (slr dan point-n-shoot), dan teknologi presisi (alat pembuat semi-konduktor). Dalam bidang ini, kedua perusahaan ini masing-masing memiliki teknologi yang sama baiknya. Kedua perusahaan ini juga memiliki pengikut yang sama fanatiknya, sehingga tidak bisa dikatakan yang satu lebih baik dibandingkan yang lain. Kalau dilihat dari sisi finansialnya, Canon mempunyai total aset sebesar 3.983.820 juta yen (2010), sedangkan Nikon sebesar 829.909 juta yen (2011/Q3). Canon sekitar 4,8 kali lebih besar daripada Nikon. Hal ini tentu
3
dikarenakan bisnis Canon jauh lebih beragam dibandingkan Nikon. (www.nikon.com) Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Brand Awareness, Brand Association, Perceived-Quality dan Brand Loyalty Produk Kamera DSLR Merek Canon dan Kamera DSLR Merek Nikon”. B.
Perumusan masalah Perumusan masalah merupakan hal paling penting dalam suau
penelitian, hal ini diperlukan agar batasan masalah menjadi jelas sehingga dapat dijadikan pedoman dalam melakukan peneniltian. Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah : apakah ada perbedaan ekuitas merek antara kamera DSLR merk Canon dengan kamera DSLR merk Nikon dilihat dari variabel kesadaran merek, asosiasi merek, pesrsepsi kualitas dan loyalitas merek ? C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan ekuitas merek antara kamera DSLR merek Canon dan kamera DSLR merek Nikon dilihat dari variabel : a.
Kesadaran merek (brand awareness)
b.
Asosiasi merek (brand association)
c.
Persepsi kualitas (perceived quality)
d.
Loyalitas merek (brand loyalty) 4
2.
Manfaat Penelitian
a.
Bagi Peneliti
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi
untuk
memperoleh
tambahan
pengetahuan
tentang
perbandingan ekuitas merek. b.
Bagi perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perusahaan dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan usaha untuk meningkatkan ekuitas merek produknya agar lebih mengoptimalkan persaingan. c.
Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian yang akan datang, khususnya bagi sivitas akademika di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah dan umumnya bagi sivitas fakultas ekonomi universitas lainnya.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Merek 1. Pengertian Merek Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler dan Keller (2007:332), mendefinisikan merek (brand) sebagai “nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semua barangnya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mengidentifikasikannya dari barang atau jasa pesaing.” Dengan demikian, sebuah merek adalah produk atau jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:275), merek (brand) adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasi semua ini, yang menunjukkan identitas pembuat atau penjual produk atau jasa. Menurut Aaker (1997:9), merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu. Dengan demikian suatu merek membedakannya dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh kompetitor. Menurut UU Merek No. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah “tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki 6
daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa” (Tjiptono, 2009:3). Menurut William J. Stanton dalam Rangkuti (2009:36), merek adalah nama, istilah, simbol atau desain khusus atau beberapa kombinasi unsur-unsur ini yang dirancang untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa merek merupakan simbol, nama, tulisan, logo atau desain yang diciptakan oleh penjual untuk memudahkan konsumen dalam mengenali dan membedakan produknya dengan produk lain. Merek juga mengandung janji penjual untuk menyampaikan kumpulan feature, manfaat, dan jasa tertentu secara konsisten pada pembeli. Merek terbaik menjadi jaminan kualitas. Merek memiliki enam tingkat pengertian, yaitu (Rangkuti, 2009): a. Atribut Atribut perlu dikelola dan diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti atribut–atribut apa saja yang terkandung dalam suatu merek. Macam-macam atribut antara lain kualitas, gengsi, nilai jual kembali, desain, dan lain-lain. b. Manfaat Merek juga memiliki serangkaian manfaat. Konsumen tidak membeli atribut, mereka membeli manfaat. Atribut-atribut yang dapat diingat melalui merek harus diterjemahkan dalam bentuk manfaat baik secara 7
fungsional maupun emosional yang dapat langsung dirasakan oleh konsumen. c. Nilai Merek menyatakan sesuatu tentang nilai yang dimiliki oleh produsen. Merek yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut. d. Budaya Merek juga mewakili budaya tertentu. Misalnya Mercedes mewakili budaya Jerman yang terorganisasi dengan baik, memiliki cara kerja yang efisien, dan selalu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. e. Kepribadian Merek, dapat mencerminkan kepribadian si pengguna akan bersamaan dengan merek yang ia gunakan. f. Pemakai Merek menunjukkan jenis-jenis konsumen yang membeli atau menggunakan merek tertentu.
2. Peran dan Kegunaan Merek Merek memiliki peran yang sangat penting bagi konsumen maupun produsen. Dari sisi konsumen, merek mempermudah pembelian. Bila tidak ada merek, konsumen harus mengevaluasi semua produk yang tidak memiliki merek setiap kali mereka akan melakukan pembelian. Merek 8
juga membantu meyakinkan konsumen bahwa mereka akan mendapatkan kualitas yang konsisten ketika mereka membeli produk yang digunakan. Dari sisi produsen, merek dapat dipromosikan. Merek dapat dengan mudah diketahui ketika diperlihatkan atau ditempatkan dalam suatu pameran. Selain itu, merek dapat dipakai untuk mengurangi perbandingan harga, karena merek adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam membandingkan produk-produk sejenis yang berbeda (Rangkuti, 2009:5). Merek memegang peranan sangat penting salah satunya adalah menjembatani harapan konsumen pada saat kita menjadikan sesuatu harapan kepada konsumen. Dengan demikian dapat diketahui adanya ikatan emosional yang tercipta antara konsumen dengan perusahaan penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan produk yang mirip, tapi mereka tidak mungkin menawarkan janji emosional yang sama (Durianto dkk, 2004). Merek menjadi sangat penting saat ini, karena beberapa faktor seperti: a. Emosi konsumen terkadang turun naik. Merek mampu membuat janji emosi menjadi konsisten dan stabil b. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar. Bisa dilihat bahwa suatu merek yang kuat mampu diterima diseluruh dunia dan budaya. Contoh yang paling fenomenal adalah Coca Cola yang
9
berhasil menjadi “Global Brand”, diterima di mana saja dan kapan saja di seluruh dunia. c. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. Semakin kuat suatu merek, makin kuat pula interaksinya dengan konsumen dan makin banyak brand association (asosiasi merek) yang terbentuk dalam merek tersebut. Jika brand association (asosiasi merek) yang terbentuk memiliki kualitas dan kuantitas yang kuat, potensi ini akan meningkatkan brand image (citra merek). d. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen, dan sebuah merek yang kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen. e. Merek juga mampu memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah membedakan produk yang dibelinya dengan produk lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat pada merek tersebut. f. Merek dapat berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan.
B. Ekuitas Merek 1. Pengertian Ekuitas Merek Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008:282), ekuitas merek adalah pengaruh deferensial positif bahwa jika pelanggan mengenal nama merek, pelanggan akan merespon produk atau jasa. Satu ukuran 10
ekuitas merek adalah sejauh mana pelanggan bersedia membayar lebih untuk produk tersebut. Ekuitas merek adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. nilai ini bisa dicerminkan dalam cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak terhadap merek, harga, pangsa pasar, dan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. ekuitas merek merupakan aset tak terwujud yang penting, yang memiliki nilai psikologis dan keuangan bagi perusahaan (Kotler dan Keller 2007:334). Menurut Aaker (1997:23), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah barang atau jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan. Menurut Aaker, ekuitas merek dapat dikelompokan ke dalam 5 kategori. Pertama, kesadaran merek (brand awareness), menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Kedua, asosiasi merek (brand association), mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut produk, geografis, harga pesaing, selebriti dan lain-lain. Ketiga, persepsi kualitas (perceived quality),
mencerminkan
persepsi
pelangan
terhadap
keseluruhan
kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud yang diharapkan. Keempat, loyalitas merek (brand loyalty), 11
mencerminkan tingkat keterikatan konsumen dengan suatu merek produk. Kelima, Aset-aset Merek Lainnya (other proprietary assets). Empat elemen brand equity di luar aset-aset merek lainnya dikenal dengan elemen-elemen utama dari brand equity. Elemen brand equity yang kelima secara langsung akan dipengaruhi oleh kualitas dari empat elemen utama tersebut (Durianto dkk, 2004). Adapun konsep brand equity dapat digambarkan sebagai berikut ini:
12
Gambar 2.1. Konsep Brand Equity Preceived
Brand
Brand Other
Brand loyalty v Brand Equity Nama, simbol
Memperkuat
nilai
kepada
pelanggan dengan memperkuat
Memberikan
nilai
perusahaan
kepada dengan
memperkuat
Interpretasi
/
proses
program pemasaran
informasi
Efisiensi dan efektivitas
Rasa percaya diri dalam
Harga / laba
pembelian
Brand Loyalty
Pencapaian kepuasan dari
Perluasan merek
pesaing
Peningkatan Perdagangan
Keuntungan kompetitif
Sumber: Darmadi.D, Sugiarto, Tony Sitinjak (2004:5) 13
2. Peran Ekuitas Merek Ekuitas merek merupakan aset yang dapat memberikan nilai tersendiri di mata pelanggannya. Aset yang dikandung dapat membantu pelanggan dalam menafsirkan, memproses, dan menyimpan informasi yang terkait dengan produk dan merek tersebut. Ekuitas merek dapat mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian atas dasar pengalaman masa lalu dalam penggunaan atau kedekatan, asosiasi dengan berbagai karakteristik merek. kenyataannya,
perceived
quality
dan
brand
association
Dalam dapat
mempertinggi tingkat kepuasan konsumen (Durianto dkk, 2004). Disamping memberi manfaat bagi konsumen, ekuitas merek juga memberikan nilai bagi perusahaan dalam bentuk (Durianto dkk, 2004): a. Ekuitas merek yang kuat dapat mempertinggi keberhasilan program dalam memikat konsumen baru atau merangkul kembali konsumen lama. Promosi yang dilakukan akan lebih efektif jika merek dikenal. ekuitas merek yang kuat dapat menghilangkan keraguan konsumen terhadap kualitas merek. b. Empat dimensi brand equity : brand awareness, perceived quality, asosiasi-asosiasi, dan aset merek lainnya dapat mempengaruhi alasan pembelian konsumen. Bahkan seandainya brand awareness, perceived quality, dan asosiasi-asosiasi tidak begitu penting dalam proses pemilihan merek, ketiganya tetap dapat mengurangi keinginan atau rangsangan konsumen untuk mencoba merek-merek lain. 14
c. Brand loyalty yang telah diperkuat merupakan hal penting dalam merespons inovasi yang dilakukan para pesaing. Brand loyalty adalah salah satu kategori brand equity yang dipengaruhi oleh kategori brand equity
lainnya.
Kategori-kategori
brand
equity
lainnya
juga
berhubungan satu sama lain. Perceived quality dapat dipengaruhi oleh brand awareness. Nama merek dapat memberikan kesan bahwa produk dibuat dengan baik (perceived quality), diyakinkan oleh asosiasi dan loyalitas (seorang konsumen yang loyal tidak akan menyukai produk yang kualitasnya rendah). d. Brand association juga sangat penting sebagai dasar strategi positioning maupun strategi perluasan produk. Suatu analisis terhadap portofolio merek sangat diperlukan untuk mengetahui efektivitas dari perluasan merek yang telah dilakukan. e. Salah satu cara memperkuat brand equity adalah dengan melakukan promosi besar-besaran yang membutuhkan biaya besar. Brand equity yang kuat memungkinkan perusahaan memperoleh margin yang lebih tinggi dengan menerapkan premium price (harga premium), dan mengurangi ketergantungan pada promosi sehingga dapat dapat diperoleh laba yang lebih tinggi. f. Brand equity yang kuat dapat digunakan sebagai dasar untuk pertumbuhan dan perluasan merek kepada produk lainnya atau menciptakan bidang bisnis baru yang terkait yang biayanya akan jauh
15
lebih mahal untuk dimasuki tanpa merek yang memiliki brand equity tersebut. g. Brand equity yang kuat dapat meningkatkan penjualan karena mampu menciptakan loyalitas saluran distribusi. Toko, supermarket dan tempat-tempat penjualan lainnya tidak akan ragu-ragu untuk menerima suatu produk dengan brand equity yang kuat dan sudah terkenal untuk dijual kepada konsumen. Produk dengan brand equity yang kuat akan dicari oleh pedagang karena mereka yakin bahwa produk dengan merek tersebut akan memberikan keuntungan bagi mereka. Dengan brand equity yang kuat, saluran distribusi dapat berkembang sehingga semakin banyak tempat penjualan
yang pada akhirnya
akan
memperbesar volume penjualan produk tersebut. h. Aset-aset ekuitas merek lainnya dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan dengan memanfaatkan celah-celah yang tidak dimiliki pesaing. Biasanya, bila dimensi utama dari brand equity yaitu brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty sudah kuat, secara otomatis aset ekuitas merek lainnya juga akan kuat.
16
C. Elemen-Elemen Ekuitas Merek 1. Kesadaran Merek (Brand Awareness) a. Pengertian Kesadaran Merek Menurut Aaker (1997:90), kesadaran merek adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Kesadaran (awareness) menggambarkan keberadaan merek di dalam pikiran konsumen, yang dapat menjadi penentu dalam beberapa katagori dan biasanya mempunyai peranan kunci dalam brand equity. Meningkatkan kesadaran adalah suatu mekanisme untuk memperluas pasar merek. Kesadaran juga mempengaruhi persepsi dan tingkah laku. Kesadaran merek merupakan key of brand asset atau kunci pembuka untuk masuk ke elemen lainnya. Jadi jika kesadaran itu sangat rendah maka hampir dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga rendah (Durianto dkk, 2004). Menurut Yoo dkk (2000:203), indikator-indikator kesadaran merek antara lain : 1) Konsumen mengetahui seperti apa merek X. 2) Konsumen dapat mengenali merek X diantara merek pesaing. 3) Konsumen dapat mengingat langsung merek X. 4) Konsumen dapat dengan cepat mengingat ciri merek X. 5) Konsumen dapat dengan cepat mengingat logo atau simbol merek X. 17
6) Konsumen dapat dengan mudah membayangkan merek X di benaknya. Terdapat beberapa tingkatan dari brand awareness. Tingkatan brand awareness dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi dapat dilihat dari piramida kesadaran merek sebagai berikut Gambar 2.2 Piramida Brand Awareness
Puncak Pikiran (Top of mind)
Pengingat Kembali Merek (Brand Recall) Pengenalan Merek (Brand Recognation) Tidak Menyadari Merek (Brand Unaware)
Gambar 2.2 Piramida Brand Awareness Sumber: David Aaker (Durianto dkk, 2004)
18
Penjelasan mengenai piramida kesadaran merek dari tingkat yang paling rendah hingga pada tingkat yang tertinggi adalah sebagai berikut : (Durianto dkk, 2004) 1) Unaware of Brand (tidak menyadari keberadaan merek) Menggambarkan tingkat paling rendah dalam piramida kedaran merek, di mana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek. 2) Brand Recognition (pengenalan merek) Merupakan tingkat minimal kesadaran merek, di mana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall). Pertanyaan yang diajukan dibantu dengan menyebutkan ciri-ciri produk tersebut. 3) Brand Recall (pengingatan kembali terhadap merek) Yaitu pengingatan kembali terhadap merek tanpa bantuan (unaided recall), yakni pengingatan tanpa bantuan, karena konsumen tidak perlu dibantu untuk mengingat merek. Brand Recall mencerminkan merek-merek apa yang diingat konsumen setelah menyebutkan merek yang pertama kali disebut. 4) Top of Mind (puncak pikiran) Adalah merek yang disebutkan pertama kali oleh konsumen atau yang pertama kali muncul dalam benak konsumen. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen.
19
b. Peran Brand Awareness dalam Brand Equity Menurut Durianto dkk (2004), peran brand awareness terhadap brand equity dalam kaitannya untuk menciptakan nilai ialah sebagai berikut: Jangkar yang menjadi cantolan asosiasi lain
Familier/rasa suka Brand Awareness Substansi/komitmen
Mempertimbangkan merek
Gambar 2.3 Peran Brand Awareness (Sumber: Durianto dkk, 2004:7)
Keterangan 1) Jangkar yang menjadi cantolan bagi asosiasi lain Suatu merek yang kesadarannya tinggi akan membantu asosiasiasosiasi melekat pada merek tersebut karena adanya jelajah merek tersebut menjadi sangat tinggi di benak konsumen. 2) Familier/rasa suka Jika kesadaran merek akan suatu produk di mata konsumen sangat tinggi, konsumen akan sangat akrab dengan merek perusahaan tersebut, dan lama-kelamaan akan timbul rasa suka yang tinggi terhadap merek yang kita pasarkan. 20
3) Substansi /komitmen. Kesadaran merek dapat menandakan keberadaan, komitmen, dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Secara logika, suatu nama dikenal karena beberapa alasan, mungkin karena program iklan perusahaan yang ekstensif, jaringan distribusi yang luas, eksistensi yang sudah lama dan teruji oleh waktu, dan merek tersebut dikelola dengan baik. Jika kualitas dua merek sama, brand awareness akan menjadi faktor yang menentukan dalam keputusan pembelian konsumen. 4) Mempertimbangkan merek. Langkah pertama dalam suatu proses pembelian adalah menyeleksi dari
suatu
kelompok
merek-merek
yang
dikenal
untuk
dipertimbangkan merek mana yang akan diputuskan dibeli. Merek yang memiliki Top of Mind yang tinggi mempunyai nilai yang tinggi. Jika suatu merek tidak tersimpan dalam ingatan, merek tersebut tidak dipertimbangkan di benak konsumen.
c. Cara Mencapai Brand Awareness Pengenalan maupun pengingatan merek akan melibatkan upaya mendapatkan identitas nama dan menghubungkannya ke kategori produk. Brand awareness dapat dicapai dan diperbaiki, terdapat beberapa cara yang dapat ditempuh antara lain sebagai berikut (Durianto dkk, 2004:57): 21
1) Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda dibandingkan dengan lainnya serta harus ada hubungan antara merek dengan kategori produknya. 2) Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik, sehingga dapat membantu konsumen untuk mengingat merek. 3) Jika produk memiliki simbol, hendaknya simbol yang dipakai dapat dihubungkan dengan mereknya. 4) Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak diingat pelanggan. 5) Brand awareness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai dengan kategori produk, merek, atau keduanya. 6) Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan karena membentuk
ingatan
lebih
sulit
dibandingkan
membentuk
pengenalan.
2. Asosiasi Merek (Brand Association) Asosiasi Merek adalah merupakan segala kesan yang muncul dibenak seseorang yang terkait dengan ingatannya mengenai suatu merek (Durianto dkk, 2004:69). Sedangkan menurut Aaker dalam Rangkuti (2004:43), asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dengan ingatan mengenai merek. Asosiasi itu tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterkaitan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk 22
mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek atau brand image di dalam benak konsumen. Brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang
terbentuk
di
benak
konsumen.
Konsumen
yang
terbiasa
menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image atau hal ini disebut juga dengan kepribadian merek (brand personality). Pada umumnya asosiasi merek (terutama yang membentuk brand image-nya) menjadi pijakan konsumen dalam keputusan pembelian dan loyalitas pada merek tersebut. Dalam prakteknya, didapati banyak sekali kemungkinan asosiasi dan variasi dari brand association yang dapat memberikan nilai bagi suatu merek, dipandang dari sisi perusahaan maupun dari sisi pengguna. Berbagai fungsi asosiasi merek tersebut adalah (Darmadi dkk, 2004:69) : a. Membantu proses penyusunan informasi (Help process/retrieve information) b. Membedakan (Differentiate) Suatu produk dapat memberikan landasan yang penting bagi upaya pembedaan suatu merek lain. c. Alasan pembelian (Reason to buy) Brand association membangkitkan berbagai atribut produk atau manfaat bagi konsumen yang dapat memberikan alasan spesifik bagi konsumen untuk membeli dan menggunakan merek tersebut. 23
d. Menciptakan
sikap
atau
perasaan
positif
(Create
positive
attitude/feelings) Beberapa asosiasi mampu menciptakan suatu perasaan positif atas dasar pengalaman mereka serta pengubahan pengalaman tersebut menjadi sesuatu yang berbeda. e. Landasan untuk perluasan (Basis for exetensions) Menjadi landasan bagi suatu perluasan dengan menciptakan rasa kesesuaian (sense of fit) antara merek dan sebuah produk baru. Asosiasi merek dapat menciptakan suatu nilai bagi perusahaan dan para pelanggan, karena ia dapat membantu proses penyusunan informasi untuk membedakan merek yang satu dari merek yang lain. Terdapat lima keuntungan asosiasi merek dikemukan oleh Rangkuti yaitu (2009:44) :
Membantu proses/penyusunan informasi
Diferensiasi/posisi
Brand Association
Alasan untuk membeli
Menciptakan sikap/perasaan positif
Basis perluasan
Gambar 2.4 Diagram Nilai Brand Association (Sumber:Rangkuti, 2009:43)
24
Keterangan a. Dapat membantu proses penyusunan informasi, yaitu dapat membantu memberikan sekumpulan fakta dan spesifikasi yang dapat dengan mudah dikenal oleh konsumen. b. Perbedaan. Asosiasi dapat memberikan landasan yang penting bagi usaha pembedaan satu merek dengan merek yang lain. c. Alasan untuk membeli. Asosiasi merek sangat membantu para konsumen untuk mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut atau tidak. d. Penciptaan sikap atau perasaan positif. Asosiasi merek dapat merangsang perasaan positif yang pada akhirnya juga akan berdampak positif pada produk yang bersangkutan. e. Landasan untuk perluasan. Asosiasi merek dapat menghasilkan landasan bagi suatu perluasan merek, yaitu dengan menciptakan rasa kesesuaian antara suatu merek dengan sebuah produk baru.
Asosiasi–asosiasi yang terkait dengan suatu merek umumnya dihubungkan dengan hal berikut (Durianto dkk, 2004:70) : a. Atribut produk (Product attributes), menurut Kotler dan Armstrong (2008:272), atribut produk meliputi kualitas, fitur, gaya dan desain. Sedangkan menurut Widiana dan Sinaga (2010:43), atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan dan sebagainya.
25
b. Atribut tak berwujud (Intangibles attributes), yaitu suatu faktor yang tidak berwujud merupakan atribut umum, seperti halnya persepsi kualitas, kemajuan teknologi, atau kesan nilai yang mengikhtisarkan serangkaian atribut yang objektif. c. Manfaat bagi pelanggan (Customer’s benefits) yaitu produk dapat memberikan manfaat bagi pelanggan. Manfaat bagi pelanggan dapat dibagi dua, yaitu rational benefit (manfaat rasional) dan psychological benefit (manfaat psikologis). Manfaat rasional berkaitan erat dengan atribut dari produk yang dapat menjadi bagian dari proses pengambilan keputusan yang rasional. Manfaat psikologis sering kali merupakan konsekuensi
ekstrem
yang
ditimbulkan
ketika
membeli
atau
menggunakan merek tersebut. d. Harga relatif (relative price) merupakan evaluasi terhadap suatu merek di sebagian kelas produk yang diawali dengan penentuan posisi merek tersebut dalam satu atau dua dari tingkat harga. e. Penggunaan (application) merupakan pendekatan penggunaaan yang dilakukan dengan mengasosiasikan merek dengan suatu penggunaan atau aplikasi tertentu. f. Pengguna/pelanggan (user/customer) merupakan pendekatan yang dilakukan dengan mengasosiasikan sebuah merek dengan sebuah tipe pengguna atau pelanggan dari produk tersebut. Misalnya Dimension Kiddies dikaitkan dengan pemakainya yaitu anak-anak.
26
g. Orang terkenal/khalayak (celebrity/person) adalah suatu pendekatan dengan mengkaitkan orang terkenal atau artis dengan sebuah merek dapat mentransfer asosiasi kuat yang dimiliki oleh orang terkenal ke merek tersebut. h. Gaya hidup/kepribadian (life style/personality) adalah sebuah merek bisa diilhami oleh asosiasi para pelanggan merek tersebut dengan aneka kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama. i. Kelas produk (product class), mengasosiasikan sebuah merek menurut kelas produknya. Misalnya, Volvo mencerminkan nilai berupa prestige, performa tinggi, keamanan, dan lain-lain. j. Para pesaing (competitors), mengetahui pesaing dan berusaha untuk menyamai atau bahkan mengungguli pesaing k. Negara/wilayah geografis (country/geographic area), sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat, asalkan negara itu mempunyai hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan. Contoh, prancis diasosaisikan dengan mode pakaian dan parfum. Asosiasi tersebut dapat dieksploitasi dengan mengaitkan merek pada suatu negara. Dari sebelas 11 indikator tersebut, pada indikator kelas produk, canon dan nikon memiliki produk kamera dengan masing masing kelas konsumen yang sama dan pada indikator negara, produk kamera canon dan nikon diproduksi oleh negara yang sama yaitu jepang dengan
27
teknologi yang canggih, sehingga 9 indikator yang digunakan sudah cukup memadai. 3. Persepsi Kualitas (Perceived-Quality) a. Pengertian Persepsi Kualitas Menurut Aaker dalam Rangkuti (2009:41), persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud yang diharapkannya. Persepsi kualitas dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan (Durianto dkk, 2004:96). Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek (Durianto dkk, 2004:96). Persepsi kualitas memberikan nilai dalam beberapa bentuk manfaat/keuntungan, yaitu:
28
Alasan untuk membeli
Diferensiasi/posisi
Harga optimum
Persepsi Kualitas
Minat saluran distribusi
Perluasan merek
Gambar 2.5 Diagram Nilai dari Persepsi Kualitas (Sumber: Rangkuti, 2009:43)
Keterangan 1) Alasan untuk membeli Kesan kualitas sebuah merek memberikan alasan yang penting untuk membeli. Hal ini mempengaruhi merek-merek mana yang harus dipertimbangkan, dan selanjutnya mempengaruhi merek apa yang akan dipilih. 2) Diferensiasi/posisi Suatu karakteristik penting dari merek adalah posisinya dalam dimensi persepsi kualitas. 3) Harga optimum Keuntungan ketiga ini memberikan pilihan-pilihan di dalan menetapkan harga optimum.
29
4) Minat saluran distribusi Keuntungan keempat ini memiliki arti penting bagi para distributor, pengecer serta berbagai saluran distribusi lainnya, karena hal itu sangat membantu perluasan distribusi. 5) Perluasan merek Persepsi kualitas dapat dieksplorasi dengan cara mengenalkan berbagai perluasan merek, yaitu dengan menggunakan merek tertentu untuk masuk kedalam kategori produk baru. b. Indikator Persepsi Kualitas Menurut Durianto dkk (2001:98), mengembangkan definisi kualitas kedalam beberapa dimensi, yaitu sebagai berikut : 1. Performance ( Kinerja ) Merupakan karakteristik dari produk inti dan merupakan aspek fungsional dari suatu produk. Misalnya karakteristik operasional mobil adalah
kecepatan,
akselerasi,
sistem
kemudi,
serta
kenyamanan. Karena faktor kepentingan pelanggan berbeda satu sama lain. Sering kali pelanggan mempunyai sikap yang berbeda dalam atribut ini. 2. Serviceability ( Kemudahan Pelayanan ) Mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada produk tersebut. Misalnya mobil merek tertentu menyediakan pelayanan kerusakan atau service 24 jam di seluruh kota.
30
3. Durability ( Daya Tahan ) Mencerminkan umur ekonomis dari merek tersebut. Misalnya mobil merek tertentu yang memposisikan dirinya sebagai mobil tahan lama. Walaupun telah berumur 12 tahun tetapi tetap berfungsi dengan sangat baik. 4. Reliabilty ( Kehandalan ) Konsisten dari kinerja yang dihasilkan suatu produk dari satu pembelian ke pembelian lainnya. Dimensi keandalan juga berkaitan dengan probabilitas suatu produk menjalankan fungsinya secara berhasil dalam produk tertentu dibawah kondisi tertentu. Dengan demikian kehandalan merupakan karateristik yang merupakan tingakat keberhasilan dalam menggunakan suatu produk. c. Membangun Perceived Quality yang kuat Membangun perceived quality harus diikuti dengan peningkatan kualitas nyata dari produknya karena akan sia-sia meyakinkan pelanggan bahwa kualitas merek produknya tinggi bilamana kenyataan menunjukkan kebalikannya. Bahkan dalam jangka panjang upaya tersebut akan menjadi bumerang. Pelangan yang tidak puas akan merasa dikecewakan sehingga perceived quality yang dimiliki pada awalnya berganti dengan kesan benci karena merasa dibodohi. Kejadian tersebut menyebabkan kemungkinan perpindahan merek yang sangat besar di kemudian hari. Intinya adalah jika pengalaman penggunaan dari para pelanggan tidak sesuai dengan kualitas yang 31
posisikan maka citra perceived quality tidak dapat dipertahankan. Berikut adalah berbagai hal yang perlu dipertahankan dalam membangun perceived quality. (Aaker dalam Durianto dkk, 2004:103) 1. Komitmen terhadap kualitas Perusahan harus mempunyai komitmen terhadap kualitas serta memelihara kualitas secara terus menerus. Upaya memelihara kualitas bukan hanya basa basi tapi tercermin dalam tindakan tanpa kompromi. 2. Budaya kualitas Komitmen kualitas harus terefleksi dalam budaya perusahaan, norma perilakunya, dan nilai-nilainya. Jika perusahaan dihadapkan kepada pilihan kualitas dan biaya maka kualitas yang harus dimenangkan. 3. Informasi masukan dari pelanggan Pada akhirnya dalam membangun perceived quality pelangganlah yang mendefinisikan kualitas. Seringkali para pemimpin keliru dalam
memperkirakan
apa
yang
dianggap
penting
oleh
pelanggannya. Untuk kartu kredit, misalnya para manajer memperkirakan bahwa kemudahan memperoleh kartu kredit adalah yang paling penting bagi pelanggan, padahal bagi pelanggan keamanan dan jaminan terhadap kartu hilang adalah yang terpenting.
Untuk
itulah
perusahaan
perlu
secara
32
berkesinambungan
melakukan
riset
terhadap
pelanggannya
sehingga diperoleh informasi yang akurat, relevan, dan up-to-date. 4. Sasasaran/standar yang jelas Sasaran kualitas harus jelas dan tidak terlalu umum karena sasaran kualitas yang terlalu umum cenderung menjadi tidak bermanfaat. Kualitas juga harus memiliki standar yang jelas, dapat dipahami, dan diperioritaskan. Terlalu banyak sasaran tanpa prioritas sama saja dengan tidak mempunyai sasaran yang fokus yang pada akhirnya akan membahayakan kelangsungan perusahaan sendiri. 5. Kembangkan karyawan yang inisiatif Karyawan harus dimotivasi dan diizinkan untuk berinisiatif serta dilibatkan dalam mencari solusi masalah yang dihadapi dengan pemikiran yang kreatif dan inovatif. Karyawan juga secara aktif dilibatkan dalam pengendalian kualitas kualitas layanan.
4. Loyalitas Merek (Brand Loyalty) a. Pengertian Loyalitas Merek Menurut Rangkuti (2009:60), loyalitas merek adalah suatu ukuran kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Sedangkan menurut Durianto dkk (2004:126), loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa loyalitas merek merupakan ukuran kesetiaan dan keterikatan konsumen 33
terhadap sebuah produk. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke produk lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain. Apabila loyalitas meningkat, maka dapat mengurangi kerentanan kelompok pelanggan dari serangan kompetitor, sehingga laba yang optimal dapat diperoleh karena loyalitas merek. Menurut Yoo dkk (2000:203), indikator-indikator loyalitas merek antara lain : 1) Konsumen menganggap dirinya loyal terhadap Merek X 2) Merek X akan menjadi pilihan pertama konsumen 3) Konsumen tidak akan membeli merek lain jika jika merek X tersedia di toko Menurut Kim dan Kim (2004:120), menyatakan bahwa indikatorindikator
loyalitas
merek
pada
pengukuran
Customer
Based
Restaurant Brand Equity adalah sebagai berikut : 1) Konsumen mengunjungi restoran tertentu secara rutin 2) Konsumen berminat mengunjungi restoran tertentu lagi 3) Konsumen biasanya menjadikan restoran tertentu sebagai sebagai pilihan pertama dibandingkan restoran lain 4) Konsumen puas dengan kunjungannya ke restoran tersebut 5) Konsumen akan merekomendasikan restoran tersebut kepada orang lain 34
6) Konsumen tidak akan beralih ke restoran lain di lain waktu Dari teori- teori diatas maka dirumuskan indikator – indikator brand loyalty sebagai berikut : 1. Konsumen membeli produk merek x secara rutin 2. Konsumen berminat membeli produk merek x lagi 3. Merek x akan menjadi pilihan utama konsumen 4. Konsumen merasa puas setelah menggunakan produk merek x 5. Konsumen tidak akan membeli merek lain jika merek x tersedia di toko 6. Konsumen akan merekomendasikan merek x kepada orang lain 7. Konsumen tidak akan beralih ke merek lain di lain waktu 8. Konsumen menganggap dirinya loyal terhadap merek x b. Fungsi Brand Loyalty Dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang benar, brand loyalty dapat menjadi asset strategis bagi perusahaan. Berikut adalah beberapa potensi yang dapat diberikan oleh brand loyalty bagi perusahaan: (Durianto, dkk, 2004:127) a.
Reduced Marketing Costs (Mengurangi Biaya Pemasaran) Biaya pemasaran untuk mempertahankan pelanggan akan lebih murah
dibandingkan
dengan
upaya
untuk
mendapatkan
pelanggan baru. Jadi, biaya pemasaran akan mengecil jika brand loyalty meningkat. Ciri yang paling Nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk karena harganya murah. b.
Trade Laverage (Meningkatkan Perdagangan) 35
Loyalitas yang kuat terhadap suatu merek akan menghasilkan peningkatan perdagangan dan memperkuat keyakinan perantara pemasaran. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam membeli suatu merek didsarkan atas kebiasaan mereka selama ini. c.
Attacing New Customers (Menarik Minat Pelanggan Baru) Perasaan puas dan suka kepada merek oleh pelanggan akan menimbulkan perasaan keyakinan bagi calon pelanggan untuk mengkonsumsi merek tersebut terutama jika pembelian yang mereka lakukan mengandung resiko tinggi. Di samping itu, pelanggan yang puas umumnya akan merekomendasikan merek tersebut kepada orang yang dekat dengannya sehingga dapat menarik pelanggan baru.
d.
Provide Time to Respond to Competitive Threats (Memberi Waktu untuk Merespons Ancaman Persaingan) Brand loyalty akan memberikan waktu pada sebuah perusahaan untuk merespons gerak pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan produk yang unggul, pelanggan yang loyal akan memberikan waktu pada perusahaan tersebut untuk memperbaharui produknya dengan cara menyesuaikan atau menetralisasikannya.
36
c. Tingkatan Brand Loyalty Dalam kaitannya dengan brand loyalty suatu produk, didapati adanya beberapa tingkatan brand loyalty. Masing-masing tingkatannya menunjukkan tantangn pemasaran yang harus dihadapi sekaligus asset yang dapat dimanfaatkan. Adapun tingkatan brand loyalty tersebut adalah sebagai berikut (Durianto, dkk 2004:128): a.
Switcher (berpindah-pindah) Switcher adalah tingkat paling dasar dalam tingkatan loyalitas merek. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek-merek yang lain yang mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini merek apa pun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk karena harganya murah.
b.
Habitual Buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan) Habitual Buyer adalah pembeli yang dalam tingkat loyalitas dapat diaktegorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya atau setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek produk tersebut. Pada tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk menciptakan keinginan untuk membeli merek 37
produk yang lain atau berpindah merek terutama jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya maupun berbagai pengorbanan lainnya. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini. c.
Satiefied Buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan) Satiefied Buyer adalah suatu tingkat loyalitas dimana pembeli merek merasa puas bila mereka mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin
saja mereka
memindahkan
pembeliannya ke merek lain dengan menanggung switching cost (biaya peralihan) yang terkait dengan waktu, uang, atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek. Untuk dapat menarik minat para pembeli yang masuk dalam tingakt loyalitas ini maka para pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus ditanggung oleh pembeli yang masuk dalam kategori ini dengan menawarkan berbagai manfaat yang cukup besar sebagai kompensasinya (switching cost loyal). d.
Likes the Brand (menyukai merek) Pembeli yang masuk kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun 38
disebabkan oleh perceived quality yang tinggi. Meskipun demikian seringkali rasa suka ini merupakan suatu perasaan yang sulit
diidentifikasi
dan
ditelusuri
dengan
cermat
untuk
dikategorikan ke dalam sesuatu yang spesifik. e.
Committed Buyer (pembeli yang komit) Pada tahapan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka. Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada pihak lain. Tiap tingkatan brand loyalty mewakili tantangan pemasaran yang
berbeda dan juga mewakili tipe aset yang berbeda dalam pengelolaan dan eksploitasinya. Tampilan piramida brand loyalty yang umum adalah sebagai berikut:
39
Gambar 2.6. Piramida Brand Loyalty
Committed buyer Liking the brand Satiesfied buyer
Habitual Buyer Switcher Sumber : Durianto dkk, (2004:130) D. Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan ekuitas merek sudah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan fokus pada produk yang berbeda. Berikut ini beberapa penelitian terdahulu yang akan penulis gambarkan berkenaan dengan tema skripsi yang diangkat oleh penulis: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Robertus Sola Asisi (2007), dengan judul “Analisis Perbandingan Brand Equity Indomie Dengan Mie Sedaap Pada Mahasiswa Universitas Negeri Semarang” Penelitian ini menggunakan metode uji beda t-test. Adapun hasil analisis perbandingan ekuitas merek antara Indomie dan Mie Sedaap dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 40
a. Brand Awareness Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara kesadaran merek Indomie dan Mie Sedaap, dimana kesadaran merek Indomie lebih baik dari Mie Sedaap. Hal ini dapat diketahui dari nilai mean brand awareness Indomie yang lebih besar dari Mie Sedaap sebesar 20,6823 > 20,1771. Perbedaan ini bisa disebabkan karena merek Indomie telah dikenal jauh lebih lama oleh konsumen mie instan di Indonesia sehingga menjadi top of mind dikategori produk mie instan. Selain itu, untuk mencuri kesadaran konsumen, Indomie tidak hanya mengandalkan iklan semata tapi juga lebih banyak melakukan event marketing dibandingkan dengan Mie Sedaap. b. Brand Association Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara asosiasi merek Indomie dan Mie Sedaap, dimana asosiasi merek Indomie lebih baik dari Mie Sedaap. Hal ini dapat diketahui dari nilai mean brand association Indomie yang lebih besar dari Mie Sedaap sebesar 19,0052 > 18,3750. Perbedaan ini bisa terjadi karena merek Indomie selalu konsisten memenuhi janjinya dari waktu ke waktu. c. Perceived Quality Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi kualitas Indomie dan Mie Sedaap, dimana persepsi kualitas Indomie lebih baik dari Mie Sedaap. Hal ini dapat diketahui dari dari 41
mean perceived quality Indomie yang lebih besar dari Mie Sedaap sebesar 27,3854 > 26,5469. Perbedaan ini bisa disebabkan karena dimata konsumen kualitas Indomie lebih baik yang ditunjang oleh kepercayaan konsumen terhadap merek yang telah lama dipasar mie instan. Konsumen telah mencoba berbagai macam merek mie instan dan akhirnya akan mampu memberikan persepsi yang berbeda-beda antara merek satu dan yang lainnya. d. Brand Loyalty Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara loyalitas merek Indomie dan Mie Sedaap, dimana loyalitas merek Indomie lebih baik dari Mie Sedaap. Hal ini dapat diketahui dari nilai mean brand loyalty Indomie yang lebih besar dari Mie Sedaap sebesar 22,9583 > 22,5052. Perbedaan ini bisa disebabkan karena Indomie mampu memberikan kepuasan pada konsumennya secara konsisten. Loyalitas tidak terbentuk secara instan dan pengalaman selama menggunakan merek tersebut (brand experience) akan menjadi hal mendasar yang mendorong konsumen melakukan pembelian ulang.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Robby Stevanus dan Shandy Novianto (2008), dengan judul “Analisis Perbandingan Profil Dimensi Ekuitas Merek Sepeda Motor Honda dan Yamaha Menurut Pengguna Kedua Merek Di Surabaya”
42
Penelitian ini menggunakan metode uji beda t-test. Adapun hasil analisis perbandingan ekuitas merek antara sepeda motor merek Honda dan Yamaha dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Brand Awareness Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara kesadaran merek sepeda motor Honda dan Yamaha, dimana kesadaran merek sepeda motor Honda lebih baik dari Yamaha. Hal ini dapat diketahui dari nilai mean brand awareness sepeda motor Honda yang lebih besar dari Yamaha sebesar 4,195 > 3,798. Perbedaan ini bisa disebabkan karena konsumen pengguna motor Honda merasa merek Honda sudah melekat kuat di benak mereka dan merek Honda sendiri sangat terkenal di Indonesia. Sehingga konsumen cenderung membeli suatu merek yang sudah dikenal, karena dengan membeli merek yang sudah dikenal, mereka merasa aman, terhindar dari resiko pemakaian dengan asumsi bahwa merek
yang sudah dikenal lebih dapat
diandalkan. b. Brand Association Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara asosiasi merek sepeda motor Honda dan Yamaha, dimana asosiasi merek sepeda motor Honda lebih baik dari Yamaha. Hal ini dapat diketahui dari nilai mean brand association sepeda motor Honda yang lebih besar dari Yamaha sebesar 4,010 > 3,779. Perbedaan ini bisa disebabkan karena konsumen pengguna motor Honda merasa bahwa 43
harga beli sepeda motor merek Honda sesuai dengan kualitasnya dan sepeda motor merek Honda memiliki teknologi tinggi. Asosiasi menjadi pijakan dalam keputusan-keputusan pembelian dan loyalitas merek. c. Perceived Quality Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi kualitas sepeda motor Honda dan Yamaha, dimana persepsi kualitas sepeda motor Honda lebih baik dari Yamaha. Hal ini dapat diketahui dari nilai mean perceived quality sepeda motor Honda yang lebih besar dari Yamaha sebesar 3,976 > 3,644. Perbedaan ini bisa disebabkan karena konsumen pengguna sepeda motor Honda merasa bahwa sepeda motor Honda irit BBM dan mesin sepeda motor Honda awet atau tidak mudah rusak. Kesan kualitas akan membentuk persepsi kualitas dari suatu produk di mata konsumen. Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek. d. Brand Loyalty Dalam penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan antara loyalitas merek sepeda motor Honda dan Yamaha, dimana loyalitas merek sepeda motor Honda lebih baik dari Yamaha. Hal ini dapat diketahui dari nilai mean brand loyalty sepeda motor Honda yang lebih 44
besar dari Yamaha sebesar 3,497 > 3,274. Perbedaan ini bisa disebabkan karena konsumen pengguna sepeda motor Honda merasa bahwa jika mereka akan membeli sepeda motor lagi, mereka akan membeli sepeda motor merek Honda dan merek sepeda motor Honda satu-satunya yang mereka beli dan gunakan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Woo Gon Kim dan Hong-bum Kim (2004), dengan judul “Measuring Customer-based Restaurant Brand Equity“ Penelitian ini menggunakan metode uji beda t-test yang meneliti beberapa merek restoran cepat saji seperti McDonald’s, KFC, Burger King, Lotteria, Popeyes, Jakob’s dan Hardee’s. Penelitian ini dilakukan terhadap 394 responden yang mengunjungi sejumlah mall di Seoul, Korea Selatan. Adapun hasil analisis elemen-elemen ekuitas merek pada beberapa merek restoran cepat saji yang diteliti dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Brand Awareness Dalam penelitian ini terdapat perbedaan nilai kesadaran merek antar merek restoran cepat saji. Penilaian ini dilihat dari nilai mean masing-masing merek yang diambil dari jawaban responden. Hasil penelitian ini menunjukkan McDonald’s sebagai merek yang paling diingat responden dengan nilai mean sebesar (4,46) yang diikuti oleh KFC (4,12), Lotteria (4,03), Burger King (3,75), Popeyes (3,12), Hardee’s (2,19) dan Jakob’s (1,45). Dalam penelitian ini dapat 45
diketahui bahwa nilai mean Jakob’s merupakan yang terendah dari semua merek restoran cepat saji yang diteliti, hal ini dikarenakan Jakob’s merupakan merek lokal yang baru didirikan pada tahun 1999. b. Brand Image Dalam penelitian ini terdapat perbedaan nilai citra merek antar merek restoran cepat saji. Penilaian ini dilihat dari nilai mean masingmasing merek yang diambil dari jawaban responden. Hasil penelitian ini menunjukkan McDonald’s sebagai merek dengan citra merek yang paling baik dengan nilai mean sebesar (4,43) yang diikuti oleh KFC (4,22), Lotteria (3,97), Burger King (3,93), Popeyes (3,85), Hardee’s (3,62) dan Jakob’s (3,55). c. Perceived Quality Dalam penelitian ini terdapat perbedaan nilai persepsi kualitas antar merek restoran cepat saji. Penilaian ini dilihat dari nilai mean masing-masing merek yang diambil dari jawaban responden. Hasil penelitian ini menunjukkan McDonald’s sebagai merek dengan persepsi kualitas yang paling baik dengan nilai mean sebesar (4,43) yang diikuti oleh Lotteria (4,13), Burger King (4,07), KFC (3,94), Popeyes (3,92), Jakob’s (3,92) dan Hardee’s (3,90). d. Brand Loyalty Dalam penelitian ini terdapat perbedaan nilai loyalitas merek antar merek restoran cepat saji. Penilaian ini dilihat dari nilai mean masing-masing merek yang diambil dari jawaban responden. Hasil 46
penelitian ini menunjukkan KFC sebagai merek dengan loyalitas merek yang paling baik dengan nilai mean sebesar (4,52) yang diikuti oleh McDonald’s (4,46), Burger King (4,41), Popeyes (4,18), Jakob’s (4,11), Lotteria (3,91), dan Hardee’s (3,08).
4. Penelitian yang dilakukan oleh Etria, Ujang Sumarwan dan Kirbrandoko (2004), dengan judul “Analisis Ekuitas Berbagai Merek Minyak Goreng” Penelitian ini dilakukan di enam kecamatan Kota Bogor dan meneliti beberapa merek minyak goreng, yaitu Bimoli, Tropical, Filma dan Sania. Adapun hasil analisis elemen-elemen ekuitas merek pada beberapa merek minyak goreng yang diteliti dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Brand Awareness Pengukuran brand awareness menggunakan analisis deskriptif yang dibagi ke dalam tingkatan top of mind, brand recall, brand recognition dan unaware brand. Pada penelitian ini, merek yang menempati posisi top of mind adalah Bimoli dengan 81 jawaban, Tropical dengan 32 jawaban, Filma dengan 19 jawaban dan Sania dengan 17 jawaban. Sedangkan pada tingkatan brand recall, dan kedua Tropical. Selanjutnya pada tingkat brand recall, posisi pertama ditempati Sania dengan 81 jawaban, Tropical dengan 76 jawaban, Bimoli dengan 62 jawaban, Filma dengan 50 jawaban, Kunci Mas dengan 23 jawaban, 47
Fortune dengan 4 jawaban, Delima dengan 4 jawaban, Cap Sendok dengan 3 jawaban dan Avena dengan 2 jawaban. Pada tingkat brand recognition menunjukkan responden yang dapat mengingat merek Sania setelah diberi bantuan berjumlah 43 orang, sedangkan pada tingkat unaware of brand, terdapat 7 responden yang sama sekali tidak mengenal merek sania meskipun sudah diberi bantuan. b.
Brand Association Pengukuran asosiasi merek dilakukuan dengan menggunakan Uji Chocran. Uji Chocran digunakan untuk menguji signifikansi hubungan setiap asosiasi yang ada pada suatu merek. Uji Chocran bertujuan untuk mencari atribut mana yang benar-benar merupakan asosiasi dari suatu merek. Pada merek Sania, asosiasi-asosiasi yang terbentuk yaitu warna kuning jernih dan kemasan yang menarik. Terdapat kesamaan asosiasi-asosiasi yang terbentuk pada merek Bimoli dan Tropical yaitu warna kuning jernih, kualitas masakan yang baik, dan mudah diperoleh.
Sedangkan pada merek Filma, asosiasi yang terbentuk
adalah warna kuning jernih, kualitas masakan yang baik, mudah diperoleh, dan teknologi proses yang baik. c. Perceived Quality Pengukuran perceived quality dilakukan dengan menggunakan analisis
perbandingan
importance
(tingkat
kepentingan)
dan
performance (tingkat kinerja). Pengujian ini dilakukan untuk 48
mengetahui atribut mana yang kinerjanya sudah sesuai dengan harapan konsumen. Pada pengujian ini, konsumen menilai atribut yang kinerjanya sudah sesuai dengan harapan konsumen pada merek Bimoli, Tropical, Filma dan Sania yaitu warna dan kejernihan, kandungan pengawet, kandungan kolesterol, dan kualitas hasil masakan. Pada merek Sania, atribut yang menjadi diferensiasi dengan merek lain adalah kemasan yang menarik, akan tetapi konsumen tidak menganggap penting atribut ini. d. Brand Loyalty Pengukuran brand loyalty menggunakan uji diskriminan. Hasil pengukuran brand loyalty pada merek Sania menunjukkan 16 responden atau 40% konsumen Sania mudah berpindah merek. Hal ini menunjukkan bahwa loyalitas pengguna Sania masih masih rendah, karena penggunanya tidak punya keterikatan teradap Sania. Hasil
pengukuran
brand
loyalty
pada
merek
Bimoli
menunjukkan 31,48% dari 54 responden konsumen Bimoli mudah berpindah merek. Akan tetapi pengguna Bimoli yang sudah menyukai merek ini mencapai persentasi terbesar dengan 35,19%. Hal ini menunjukkan bahwa sudah terbentuk ikatan emosional yang kuat antara pelanggan dengan merek Bimoli. Hasil
pengukuran
brand
loyalty
pada
merek
Tropical
menunjukkan 32,35% dari 34 responden konsumen Tropical mudah berpindah merek. Akan tetapi pengguna Tropical yang sudah 49
menyukai merek ini mencapai persentasi yang cukup tinggi dengan 29,41%. Hal ini menunjukkan bahwa sudah terbentuk ikatan emosional antara pelanggan dengan merek Tropical. Hasil pengukuran brand loyalty pada 11 responden merek Filma menunjukkan konsumen Filma mudah berpindah merek. Hal ini menunjukkan bahwa loyalitas pengguna Filma masih masih rendah, karena penggunanya tidak punya keterikatan teradap Filma.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Humdiana (2005), dengan judul “Analisis Elemen-Elemen Ekuitas Merek Produk Rokok Merek Djarum Black” Hasil analisis elemen-elemen ekuitas merek pada rokok merek Djarum Black dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Brand Awareness Brand awareness meliputi top of mind, brand recall, brand recognition dan unaware brand. Pada penelitian ini, top of mind Djarum Black menempati posisi ke tiga dari empat merek rokok mild yang paling banyak disebut responden dengan proporsi 23,14%. Posisi pertama dan kedua ditempati oleh A Mild dengan proporsi 40,61% dan Star Mild dengan proporsi 28,38%. Sedangkan posisi keempat ditempati oleh LA light dengan proporsi 7,86%. Selanjutnya pada tingkat brand recall, Djarum Black menempati posisi ke tiga dengan proporsi 30,01%. Posisi pertama dan kedua ditempati oleh A Mild dengan proporsi 41,0% dan Star Mild dengan 50
proporsi 34,1%, sisanya ditempati oleh Bentoel Mild dengan proporsi 21,4%, LA light dengan proporsi 22,7% dan GG Signature dengan proporsi 3,5%. Tingkat brand recognition Djarum Black sebesar 46,7%, dengan demikian 107 responden harus diingatkan dalam kesadaran merek Djarum Black, sedangkan taraf unaware of brand Djarum Black sebesar 13,10%, dengan demikian 30 responden tidak mengetahui keberadaan merek Djarum Black. Hal ini menunjukkan bahwa Djarum Black merupakan merek yang belum cukup dikenal oleh seluruh responden. b.
Brand Association Asosiasi-asosiasi yang terbentuk untuk merek rokok Djarum Black adalah rokok hitam dengan kandungan tar dan nikotin rendah, rokok hitam untuk lelaki, berani tampil beda, iklannya menarik, imajinatif, dan kreatif.
c. Perceived Quality Hasil analisis perceived quality merek produk rokok Djarum Black menunjukkan bahwa Djarum Black memiliki performance yang lebih rendah dari importance-nya. Fenomena ini menunjukkan bahwa perceived quality responden terhadap merek produk rokok Djarum Black masih belum sesuai dengan tingkat kepentingan atribut tersebut. Atribut-atribut yang harus dibenahi dan perlu dievaluasi kembali yaitu kadar tar dan nikotin, dan kemudahan memperoleh. Sedangkan atribut 51
rasa dan harga harus tetap dipertahankan kinerjanya. Adapun atribut kemasan, dinilai memiliki kinerja yang baik, akan tetapi responden tidak terlalu menganggap penting. d. Brand Loyalty Hasil pengukuran habitual buyer Djarum Black menunjukkan kebanyakan responden sebesar 88,67% merasa tidak setuju bahwa keputusan pembelian rokok merek Djarum Black adalah karena kebiasaan. Hasil pengukuran satisfied buyer dibagi pada dua bagian yakni satisfied buyer terhadap kualitas dan satisfied buyer terhadap rasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 28% responden merasa puas terhadap kualitas, sedangkan 30% responden merasa puas terhadap rasa. Pengukuran committed buyer dilakukan untuk mengetahui tingkat kesetiaan (komitmen) pembelian rokok merek Djarum Black responden. Hasil penghitungan ini menunjukkan nilai committed buyer sebesar 8,67% yang termasuk ke dalam kategori rendah. Pengukuran brand switcher dilakukan untuk mengetahui tingkat sensitivitas konsumen terhadap perubahan harga, adapun jumlah responden yang sangat sensitive terhadap perubahan harga sebanyak 22,67%. Pengukuran liking buyer rokok merek Djarum Black mencapai 30,67%, hal ini menunjukkan baru 30,67% responden saja yang 52
menyukai rokok merek Djarum Black sehingga Djarum Black harus mempertahankan
atribut-atribut
yang
menjadi alasan
loyalitas
kelompok ini. Adapun bentuk piramida brand loyalty Djarum Black cenderung berbentuk piramida tegak, hal ini menunjukkan bahwa konsumen Djarum Black cenderung kurang/belum loyal. 6. Penelitian yang dilakukan oleh Maya Widjaja, Serli Wijaya, dan Regina Jokom (2007), dengan judul “Analisis Penilaian Konsumen Terhadap Ekuitas Merek Coffe Shops di Surabaya” Pada penelitian ini, hasil analisis kesadaran merek (brand awareness) menunjukkan bahwa Starbucks merupakan coffee shop yang meraih top of mind paling tinggi. Dengan demikian, Starbucks merupakan coffee shop utama dari berbagai coffee shop yang diingat pertama kali oleh responden. Hasil analisis mengenai asosiasi merek (brand associations) menunjukkan bahwa Excelso merupakan coffee shop yang memiliki asosiasi merek yang paling positif. Hal ini berarti atribut yang diberikan responden kepada suatu merek dinilai sangat baik dan semakin banyak, dampaknya adalah semakin positif dan kuat image yang terbangun pada merek tersebut. Excelso yang merupakan bisnis lokal dapat mempunyai asosiasi merek yang lebih positif dibandingkan dengan Starbucks yang merupakan bisnis skala internasional.
53
Hasil analisis mengenai kesan
kualitas (perceived
quality)
menunjukkan bahwa Starbucks merupakan coffee shop yang menjadi the best of perceived quality, artinya Starbucks dinilai paling mampu memberikan produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diharapkan konsumennya. Hasil
analisis
mengenai
loyalitas
merek
(brand
loyalty)
menunjukkan bahwa Starbucks merupakan coffee shop yang menjadi the strongest of brand loyalty. Hal ini ditunjukkan dengan mayoritas jawaban responden bersedia untuk datang kembali, merekomendasikan Starbucks kepada orang lain, mengajak orang lain datang mengunjungi Starbucks dan bersedia membeli produk lain yang Starbucks tawarkan.
E. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan sebuah sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan, kerangka pemikiran dapat disajikan dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan keduanya. (Hamid dkk, 2010:15). Sesuai dengan teori ekuitas merek yang dikemukakan oleh David A. Aeker dalam Durianto dkk (2004), penelitian ini hanya menekankan pada empat elemen utama ekuitas merek, yakni brand awareness, brand association, perceived quality dan brand loyalty. 54
Empat komponen ekuitas merek tersebut akan dikaitkan dengan dua produk yang diteliti, yakni Kamera Canon dan Kamera Nikon, dan selanjutnya diambil perbandingan pada masing-masing variabel ekuitas merek dengan menggunakan metode analisis diskriminan. Berikut akan digambarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini. Gambar 2.7 Kerangka Pemikiran Brand Awareness Brand Association Perceived Quality Brand Loyalty
Ekuitas Merek
Ekuitas Merek
Kamera Canon
Kamera Nikon
Analisis Diskriminan
Kesimpulan 55
F. Hipotesis Berdasarkan
kajian
teori,
hasil
penelitian sebelumnya dan rumusan
masalah dari penelitian, maka hipotesis yang dirumuskan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : H01: Variabel brand awareness secara signifikan tidak dapat membedakan ekuitas merek pada merek kamera canon dan nikon Ha1: Variabel brand awareness secara signifikan dapat membedakan ekuitas merek pada merek kamera canon dan nikon H02: Variabel brand association
secara
signifikan tidak dapat
membedakan ekuitas merek pada merek kamera canon dan nikon Ha2: Variabel brand association secara signifikan dapat membedakan ekuitas merek pada merek kamera canon dan nikon H03: Variabel perceived quality secara signifikan tidak dapat membedakan ekuitas merek pada merek kamera canon dan nikon Ha3: Variabel perceived quaility secara signifikan dapat membedakan ekuitas merek pada merek kamera canon dan nikon H04: Variabel brand loyalty seecara signifikan tidak dapat membedakan ekuitas merek pada merek kamera canon dan nikon Ha4: Variabel brand loyalty seecara signifikan dapat membedakan ekuitas merek pada merek kamera canon dan nikon
56
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi di Jakarta pengguna kamera merk Canon dan Nikon. Hal yang melatar belakangi dipilihnya objek tersebut karena Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi di Jakarta mulai tumbuh dan berkembang. Selain itu pemilihan mahasiswa fotografi sebagai responden penelitian dikarenakan mahasiswa sekaligus penghobi foto, merupakan salah satu target pasar produk kamera. Penelitian ini dilakukan dari bulan maret 2014 sampai agustus 2014. Penelitian dibatasi pada elemen-elemen utama ekuitas merek (brand awereness, brand association, perceived quality dan brand loyalty) pada produk kamera merek Canon dan Nikon .
B. Teknik Penentuan Sampel 1. Populasi Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:90). Populasi dari penelitian ini adalah anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi di Jakarta
57
2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011:91). Penggunaan sampel memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian dalam waktu yang tidak terlalu lama dan biaya yang lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian pada populasi. Sampel yang diambil dalam penelitian berjumlah 60 responden. Penentuan jumlah ukuran sampel didasarkan pada pernyataan Roscoe (1982) dalam Sugiyono (2010:74), yang menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500. Responden adalah orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat (Arikunto, 2010:188). Sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi di Jakarta yang pernah menggunakan kamera merek canon dan merek nikon . Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah quota sampling. Menurut Malhotra (2009:374), sampling kuota adalah sampling judgmental terbatas dua tahap, dimana pada tahap pertama penentuan sampel dibatasi kuota berdasarkan karakteristik responden. Tahap ke dua, elemen sampel dipilih berdasarkan kemudahan atau
judgement.
Penentuan sampel dipilih sesuai dengan elemen karakteristik penelitian.
58
C. Jenis dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Data primer Menurut Istijanto (2005:45), data primer adalah data asli yang dikumpulkan oleh periset untuk menjawab masalah risetnya secara khusus. Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya, sehingga periset merupakan “tangan pertama” yang memperoleh data tersebut. Teknik pengumpulan data primer yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode penyebaran angket (kuesioner). Angket adalah instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara menyusun format pertanyaan yang telah didesain sedemikian rupa untuk memudahkan analisis sesuai dengan tujuan penelitian (Rangkuti, 2009:83). Teknik pengumpulan data melalui penyebaran angket dilakukan dengan memberikan pertanyaan langsung kepada anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Fotografi di Jakarta yang pernah menggunakan produk kamera merek Canon dan Nikon dan kemudian responden diminta menjawab sesuai dengan pendapat mereka. Untuk mengukur bobot penilaian angka hasil dari kuesioner dalam penelitian ini digambarkan dalam skala likert. ukuran skala ini digunakan untuk mempermudah konsumen memberikan penilaian sesuai dengan tanggapan mereka terhadap produk. skala likert memiliki lima kategori sebagaimana disajikan dalam tabel di bawah ini :
59
Tabel 3.1 Tingkat Penilaian Jawaban Jenis Jawaban
Bobot
Sangat Tidak Setuju
1
Tidak Setuju
2
Tidak Ada Pendapat
3
Setuju
4
Sangat Setuju
5
(Sumber : Rangkuti 2005:66) 2. Data Sekunder Menurut Istijanto (2005:38), data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain bukan oleh periset sendiri untuk tujuan yang lain. Ini mengandung arti bahwa periset sekedar mencatat, mengakses, atau meminta data tersebut (kadang sudah berbentuk informasi) ke pihak lain yang telah mengumpulkannya di lapangan. Pada umumnya, data sekunder digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan, atau pelengkap untuk menunjang proses penelitian. Data sekunder dapat berupa sumber bacaan yang terdapat pada buku, jurnal ilmiah, laporan penelitian, media masa dan penelitian terdahulu yang berguna dalam proses penyelesaian masalah penelitian.
60
D. Metode Analisis Data 1. Uji validitas dan Reliabilitas a.
Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatantingkatan keabsahan (validitas) suatu alat ukur (Arikunto 1998 dalam Rangkuti, 2009:77). Menurut Sugiyono (2011:137), valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila mampu mengukur sejauh mana data yang terkumpul dengan tepat dan tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Menurut Sugiyono (2011:142), jumlah skor total uji validitas dikatakan valid apabila jumlah skor > 0,30 dan korelasi tiap faktor tersebut positif. Untuk mengukur uji tersebut menggunakan alat bantu program SPSS.
b.
Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010:221). Menurut Imam Ghozali (2009:45), reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
61
atau stabil dari waktu ke waktu. Pengkuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dengan dua cara yaitu: 1) Repeated Measure atau pengukuran berulang: Disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. 2) One Shoot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya hanya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan
lain
pertanyaan.
SPSS
atau
mengukur
memberikan
korelasi fasiltas
antar
untuk
jawaban mengukur
reliabilitas dengan uji statisik Cronbach Alpha (X). suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberkan nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60.
2. Uji Normalitas data Hasil analisis diskriminan sangat sensitif jika terjadi penyimpangan atas asumsi yang digunakan. Jika asumsi kenormalan data tidak terpenuhi akan berakibat pada kesalahan dalam melakukan estimasi fungsi diskriminan. Gujarati (1997:67) dalam Andy Pradana (2011:55) menuliskan bahwa asumsi kenormalan data harus dipenuhi oleh sebuah model dengan beberapa alasan : a. Data normal menghasilkan model prediksi yang tidak bias, serta memiliki varians yang minimum. 62
b. Data normal menghasilkan model yang konsisten, yaitu dengan meningkatnya jumlah sampel ke jumlah yang tidak terbatas, penaksir akan mengarah ke nilai populasi yang sebenarnya. Pengujian terhadap normalitas data dilakukan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan α=5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah (Ghozali, 2009:30): a. Jika Probabilitas (p) > 0,05 maka data berdistribusi normal. b. Jika Probabilitas (p) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. 3. Analisis Diskriminan Analisis Diskriminan adalah uji statistik yang digunakan oleh peneliti ketika variabel prediktor terdiri dari satu atau lebih metrik, dan variabel kriterion terdiri dari satu non-metrik dua kategori (Ghazali, 2009:9). Menurut Santoso dan Tjiptono dalam Suranto dan Riza, analisis diskriminan adalah metode statistik untuk mengelompokkan atau mengklasifikasi
sejumlah
objek
ke
dalam
beberapa
kelompok,
berdasarkan beberapa variabel, sedemikian hingga setiap objek yang menjadi anggota lebih dari pada satu kelompok. Pada prinsipnya analisis diskriminan bertujuan untuk mengelompokkan setiap objek ke dalam dua atau lebih kelompok berdasar pada kriteria sejumlah variabel bebas (Suranto dan Riza, 2005:19). Analisis diskriminan merupakan teknik menganalisis data, dimana variabel tidak bebas (criterion) berbentuk kategori (non-metrik, nominal 63
atau ordinal, bersifat kualitatif), sedangkan variabel bebas (predictor) merupakan metrik (interval atau rasio, bersifat kuantitatif) (Supranto, 2010:77). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tahap-tahap proses analisis dengan menggunakan analisis diskriminan untuk dua kelompok. Untuk mempermudah, analisis data dilakukan dengan bantuan software SPSS. a.
Tujuan Dari Analisis Diskriminan Analisis ini secara umum bertujuan untuk (Santoso, 2012:156): 1) Mengetahui apakah ada perbedaan yang jelas antar grup pada variabel dependent (terikat), 2) Jika
ada
perbedaan
selanjutnya
menentukan
variabel
independen (bebas) manakah pada fungsi diskriminan yang membuat perbedaan tersebut, 3) Membuat Fungsi atau Model Diskriminan yang pada dasarnya mirip dengan persamaan regresi, 4) Melakukan klasifikasi terhadap objek, apakah suatu objek termasuk pada grup 1 atau grup 2, atau lainnya. b. Proses Dasar dari Analisis Diskriminan Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis diskriminan adalah (Ghazali (2009:226). 1) Mengidentifikasi data yang hilang
64
Analysis Case Processing Summary, tabel yang menyatakan bahwa semua responden (jumlah kasus atau baris SPSS) semuanya valid (sah) untuk diproses dan agar dapat mengetahui data yang hilang (missing). 2) Penilaian signifikansi variabel diskriminan melalui nilai ratarata Tabel Group Statistics digunakan untuk menilai signifikansi yang dilihat dari nilai rata-rata (mean) setiap variabel produk. Semakin tinggi nilai mean, semakin positif (baik) penilaian responden terhadap produk yang diteliti. 3) Menguji homogenitas varian data Tabel Box’s M digunakan untuk mengetahui apakah suatu data memiliki homogenitas varian data antara kategori 0 (Canon) dan kategori 1 (Nikon). 4) Mengidentifikasi variabel diskriminan secara parsial Tabel Test of Equality of Group Means digunakan untuk mengetahui perbedaan atau persamaan variabel diskriminan secara parsial. Jika nilai Wilks’Lambda mendekati angka 0 dan nilai signifikansi < 0,05, maka terdapat perbedaan variabel independen antara kedua produk secara parsial. Sedangkan jika nilai Wilks’Lambda mendekati angka 1 dan nilai signifikansi > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan variabel independen antara kedua produk secara parsial 65
5) Menjelaskan perbedaan variabel diskriminan secara simultan. Tabel Wilk’s Lambda digunakan untuk mengetahui perbedaan atau persamaan variabel diskriminan secara simultan. Jika nilai Wilks’Lambda mendekati angka 0 dan nilai signifikansi < 0,05, maka terdapat perbedaan variabel diskriminan antara kedua produk secara simultan. Sedangkan jika nilai Wilks’Lambda mendekati angka 1 dan nilai signifikansi > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan variabel diskriminan antara kedua produk secara simultan. 6) Menguji kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Pada tabel Eigenvalues terdapat nilai Canonical correlation yang
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai tersebut dikatakan baik jika > 0,05. 7) Membuat Persamaan Fungsi Diskriminan. Tabel Canonical Discriminant Function Coefficient digunakan untuk membentuk persamaan fungsi diskriminan. Variabel dengan nilai koefisien yang positif setiap mengalami kenaikan akan
menaikan
discriminant
powernya
sehingga
dapat
menimbulkan perbedaan. 8) Mengelompokan klasifikasi responden ke dalam 2 region
66
Pada tabel Function at Group Centroids terdapat nilai rata-rata skor diskriminan (centroid) yang digunkan sebagai patokan mengelompokan objek ke dalam 2 region dengan menggunakan rumus yang disebut critical cutting score. Pengelompokan ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat miss klasifikasi pada responden penelitian. 9) Ketepatan dalam memprediksi Tabel Classification Result digunakan untuk mengukur angka ketepatan prediksi dari model diskriminan. pada umumnya ketepatan di atas 50% dianggap memadai. Selain itu terdapat pula cara mengukur ketepatan prediksi dengan The Hit Ratio. The Hit Ratio adalah persentase ketepatan pengklasifikasian suatu objek.
67
E. Operasional Variabel Tabel 3.2 Operasional Variabel Variabel
Indikator
Skala
1. Konsumen mengetahui seperti apa merek X 2. Konsumen dapat mengenali merek X diantara merek pesaing. 3. Konsumen
dapat
mengingat
langsung merek X Brand Awareness (Yoo dkk, 2000:203)
4. Konsumen
dapat
dengan
cepat
Likert
mengingat ciri merek X 5. Konsumen
dapat
dengan
cepat
mengingat logo atau simbol merek X 6. Konsumen dapat dengan mudah membayangkan
merek
X
di
benaknya
68
Variabel
Indikator
Skala
1. Atribut produk 2. Atribut tak berwujud 3. Manfaat bagi pelanggan Brand Association
4. Harga relatif
(Durianto dkk,
5. Penggunaan
2004:70)
Likert
6. Pelanggan 7. Orang terkenal 8. Gaya hidup/kepribadian 9. Pesaing
Perceived Quality (Durianto dkk, 2001:98)
1. Kinerja 2. Kemudahan pelayanan 3. Daya Tahan
Likert
4. Kehandalan
1. Konsumen membeli produk merek x Brand Loyalty (Yoo dkk, 2000:203)
secara rutin 2. Konsumen
berminat
produk merek x lagi
membeli Likert
69
Variabel
Indikator
Brand Loyalty
3. Merek x akan menjadi pilihan utama
(Yoo dkk,
konsumen
2000:203)
4. Konsumen
Skala
likert merasa
puas
setelah
menggunakan produk merek x 5. Konsumen
tidak
akan
membeli
merek lain jika merek x tersedia di took 6. Konsumen akan merekomendasikan merek x kepada orang lain 7. Konsumen tidak akan beralih ke merek lain di lain waktu 8. Konsumen
menganggap
dirinya
loyal terhadap merek x
70
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Kamera Merek Canon Kamera digital Canon dimulai dari kamera EOS DCS yang merupakan kamera DSLR pertama buatan Canon. Kamera ini dirilis pada tahun 1995 dan ditujukan untuk pemakai professional. Kemudian pada Juli 1996, Canon meliris kamera kompak digital pertama yang ditunjukan untuk pengguna secara umum yang dinamakan Power Shot 600 dengan media penyimpanan CF. Dengan diluncurkannya PowerShot 600, ini menandakan bahwa Canon sudah memulai era digitalnya. Awal tahun 1990-an kamera digital canon mengalami perkembangan lebih pesat dan lahirlah kamera digital canon tipe EOS DSC 3 pada Juli 1995. Perkembangan EOS DCS 3 mengambil basis kamera EOS 1N dengan pemakaian sensor gambar CCD (Charge-Coupled Device) high density sebesar 1,3 MP. Tidak lama setelah kamera EOS DSC 3 diluncurkan, pada bulan Desember 1995, EOS DSC 1 diluncurkan. Dengan ukuran gambar yang lebih besar, yaitu 6 MP dengan kecepatan 0.6 fps. EOS DSC dijual dengan harga 3,6 juta yen. Ditunjukan untuk fotografer yang membutuhkan kualitas gambar tinggi.
71
Seiring perkembangan zaman, kamera digital Canon terus mengalami perubahan yang dinamis baik dari segi fitur maupun bentuk kamera dan lahirlah beberapa tipe kamera canon yang lebih canggih dengan fitur yang lebih memudahkan para penggunanya. Canon mencoba untuk mengulang kesuksesan mereka pada Canon EOS Kiss 35mm film SLR, pada bulan September 2003 Canon meliris Canon EOS Kiss digital (digital rebel untuk pasar Amerika dan tiga digit untuk pasar Asia dan Eropa). Canon EOS Kiss Digital / 300D ditunjukan untuk pengguna pemula. Dengan sensor APS-C CMOS 6 MP dan kecepatan 2.5fps. Canon EOS Kiss mampu menyerap pasar dengan sangat baik. Berikut adalah beberapa pengembangan dari Canon EOS Kiss, dengan kesuksesan Canon EOS 50D dipasaran, pada November 2008 Canon kembali meliris Canon EOS 5D Mark II dengan peningkatan pada jumlah pixel menjadi 21 MP dan kecepatan 3.9 fps, diharapkan Canon EOS 5D Mark II dapat menuai kesuksesan yang sama dengan pendahulunya. Sampai saat ini, kamera digital canon terus mengalami pembaharuan baik dari segi teknologi maupun dari segi harga. Jika menginginkan kamera digital murah dengan memiliki fitur dan kualitas gambar yang baik, ada baiknya Anda beralih ke kamera digital Canon berbentuk pocket/ kamera saku. Selain harganya terjangkau teknologi kamera digital tersebut cukup baik dan menghasilkan kualitas gambar yang baik pula.
72
2. Sejarah Singkat Kamera Merek Nikon Nikon Corporation adalah sebuah perusahaan Jepang mengkhususkan dalam bidang optik dan gambar. Produknya termasuk kamera, teropong, mikroskop dan alat pengukur. Perusahaan ini didirikan pada 1917 sebagai Nihon (Nippon) Kōgaku Kōgyō (日本光學工業株式會社); kemud ian berganti nama menjadi (株式会社ニコン), atas nama kameranya, pada 1988. Pada 2002, ia memiliki 14.000 tenaga kerja. Nikon
adalah
salah
satu
dari
perusahaan
Mitsubishi.
Produk terkenalnya adalah lensa kamera Nikkor, kamera dalam air Nikonos, kamera profesional seri Nikon F, dan digital kamera Nikon seri-D. Saingan utama Nikon adalah Canon, Minolta, Leica, Pentax, dan Olympus. Nikon Corporation didirikan pada 25 Juli 1917 ketika tiga produsen optik
terkemuka
bergabung
untuk
membentuk
sebuah
perusahaan
komprehensif optik terintegrasi yang dikenal sebagai Nippon Kogaku Tōkyō Selama enam puluh tahun berikutnya, perusahaan ini berkembang menjadi produsen lensa optik (termasuk untuk kamera Canon pertama) dan peralatan yang digunakan dalam kamera, teropong, mikroskop dan peralatan inspeksi. Selama Perang Dunia II perusahaan tumbuh ke sembilan belas pabrik dan 23.000 karyawan, penyediaan barang-barang seperti teropong, lensa, pemandangan bom dan periskop militer Jepang.
73
B. Pembahasan Hasil Kuesioner 1. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner dalam penelitian ini dibagi dalam empat variabel utama, yaitu brand awareness (X1) dengan 6 butir pernyataan, brand association (X2) dengan 9 butir pernyataan, perceived quality (X3) dengan 4 butir pernyataan dan brand loyalty (X4) dengan 8 butir pernyataan. Jadi, jumlah pernyataan dalam kuesioner sebanyak 27 butir pernyataan dengan jumlah responden sebanyak 60 responden. Sebelum kuesioner disebar kepada 60 orang responden, penulis lebih dahulu melakukan try out kepada 30 orang responden dengan memberikan 27 butir pernyataan yang dibagi menjadi empat variable utama yaitu brand awareness, brand association, perceived quality dan brand loyalty untuk menguji validitas dan reliabilitas dari seluruh pernyataan tersebut
74
Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Kuesioner Untuk Validitas Item Pernyataan
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
Brand Awareness (X1) X1.1
0,754
Valid
X1.2
0,516
Valid
X1.3
0,475
Valid
X1.4
0,519
Valid
X1.5
0.456
Valid
X1.6
0.468
Valid
Brand association (X2) X2.1
0,542
Valid
X2.2
0,371
Valid
X2.3
0.459
Valid
X2.4
0,635
Valid
X2.5
0,358
Valid
X2.6
0,622
Valid
X2.7
0.355
Valid
X2.8
0,421
Valid
X2.9
0,611
Valid
Perceived Quality (X3) X3.1
0,738
Valid 75
Item Pernyataan
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
X3.2
0,361
Valid
X3.3
0,717
Valid
X3.4
0,679
Valid
Item Pernyataan
Corrected Item-Total Correlation
Keterangan
Brand Loyalty (X4) X4.1
0,671
Valid
X4.2
0,525
Valid
X4.3
0,706
Valid
X4.4
0,528
Valid
X4.5
0,607
Valid
X4.6
0,708
Valid
X4.7
0,467
Valid
X4.8
0,759
Valid
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Hasil data try out menunjukkan bahwa dari 27 butir pernyataan yang diberikan kepada 30 responden memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari nilai 0,30 yang berarti semua butir pernyataan dinyatakan valid (Sugiyono, 2011:142).
76
Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Kuesioner untuk Reliabilitas No
Variabel
Cronbach's Alpha
Keterangan
1.
Brand Awareness
0,775
Reliabel
2.
Brand association
0,782
Reliabel
3.
Perceived Quality
0,658
Reliabel
4.
Brand Loyalty
0,809
Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa
tiga variabel
mempunyai koefisien Cronbach Alpha yang cukup besar yaitu di atas 0,60 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel yang berarti bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang handal. 2.
Karakteristik dan Data Responden Dalam pembahasan kali ini akan dijelaskan tentang gambaran responden untuk mendukung dan melengkapi hasil analisis data. Responden dalam penelitian ini adalah konsumen kamera merek canon dan kamera merek nikon yang berjumlah 60 responden pada unit kegiatan mahasiswa fotografi di Jakarta. Responden terbagi ke dalam 2 kelompok responden, yakni 30 responden pengguna kamera canon dan 30 responden kamera merek nikon. Adapun gambaran responden penelitian dari semua sampel yang merupakan
77
pengguna kamera merek canon dan nikon pada unit kegiatan mahasiswa fotografi di Jakarta Karakteristik dan data responden dari responden sebagai obyek penelitian tersebut satu per satu dapat diuraikan seperti pada bagian berikut: a) Karakteristik dan Data Responden Kamera Canon 1)
Jenis Kelamin Responden Kamera DSLR Canon Berdasarkan hasil kuesioner penelitian yang dilakukan, diperoleh gambaran tentang jenis kelamin dari responden yang dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Kamera DSLR Canon Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah
Pria
19 orang
Wanita
11 orang
Jumlah
30 orang
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin pria lebih banyak dari pada responden dengan jenis kelamin wanita. Responden dengan jenis kelamin wanita sebanyak 11 orang dan responden dengan jenis kelamin pria sebanyak 19 orang. 2) Usia Responden Kamera DSLR Canon Berdasarkan hasil kuesioner penelitian yang dilakukan, diperoleh
gambaran tentang usia dari responden yang dapat 78
dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut :
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Kamera Dslr Canon Usia
Jumlah
20 tahun
7 orang
21 tahun
4 orang
22 tahun
9 orang
23 tahun
10 orang
Total
30 orang
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.4 menunjukan bahwa total responden dengan usia 20 tahun sebanyak 7 orang, usia 21 tahun sebanyak 4 orang, usia 22 tahun sebanyak 9 orang, usia 23 tahun sebanyak 10 orang, dan jumlah terbanyak adalah responden dengan usia 23 tahun dengan jumlah 10 orang. 3) Asal Klub Fotografi dan Perguruan Tinggi Berdasarkan hasil kuesioner penelitian yang dilakukan, diperoleh gambaran
tentang
asal klub dan perguruan
tingi
dari responden yang dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut :
79
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Perguruan Tinggi dan Klub Fotografi Perguruan Tinggi
Klub
Jumlah
Universitas Pancasila
Photo UP
2 orang
Kampus Inter Studi
Jepret
1 orang
Universitas Negeri Jakarta
KMPF
3 orang
Universita Islam Negeri Jakarta
Kalacitra
6 orang
Kampus ISIP
Kapak
0 orang
Universitas Gunadarma
SNAP
3 orang
Universitas Sahid
Dua Mata
2 orang
Universitas Moestopo
Telefikom
0 orang
Universitas Nasional
Wreta Aksaara
3 orang
Universitas Uhamka
I Fotografi
3 orang
Bina Sarana Informatika
Impra
3 orang
Universitas Mercubuana
FPC
3 orang
STMT Trisakti
Hotlens
1 orang
Total
30 orang
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 b) Karakteristik dan Data Responden Kamera Nikon 1)
Jenis Kelamin Responden Kamera DSLR Nikon Berdasarkan hasil kuesioner penelitian yang dilakukan, diperoleh gambaran tentang jenis kelamin dari responden yang dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut : 80
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Kamera Nikon Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah
Pria
21 orang
Wanita
9 orang
Jumlah
30 orang
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden dengan jenis kelamin pria lebih banyak dari pada responden dengan jenis kelamin wanita. Responden dengan jenis kelamin pria sebanyak 21 orang dan responden dengan jenis kelamin wanita sebanyak 9 orang. 2)
Usia Responden Kamera DSLR Nikon Berdasarkan hasil kuesioner penelitian yang dilakukan, diperoleh
gambaran tentang usia dari responden yang dapat
dilihat pada tabel 4.7 sebagai berikut : Tabel 4.7 Karakteristik Responden Kamera DSLR Nikon Berdasarkan Usia Usia
Jumlah
20 tahun
5 orang
21 tahun
5 orang
22 tahun
12 orang
23 tahun
8 orang
Total
30 orang 81
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.7 menunjukan bahwa total responden dengan usia 20 tahun sebanyak 5 orang, usia 21 tahun sebanyak 5 orang, usia 22 tahun sebanyak 12 orang, usia 23 tahun sebanyak 8 orang, dan jumlah terbanyak adalah responden dengan usia 22 tahun dengan jumlah 12 orang. 3) Asal Klub Fotografi dan Perguruan Tinggi Berdasarkan hasil kuesioner penelitian yang dilakukan, diperoleh gambaran tentang asal klub fotografi dan perguruan tingi
dari responden yang dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai
berikut :
82
Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Perguruan Tinggi dan Klub Perguruan Tinggi
Klub
Jumlah
Universitas Pancasila
Photo UP
5 orang
Kampus Inter Studi
Jepret
1 orang
Universitas Negeri Jakarta
KMPF
0 orang
Universita Islam Negeri Jakarta
Kalacitra
4 orang
Kampus ISIP
Kapak
3 orang
Universitas Gunadarma
SNAP
3 orang
Universitas Sahid
Dua Mata
1 orang
Universitas Moestopo
Telefikom
2 orang
Universitas Nasional
Wreta Aksaara
0 orang
Universitas Uhamka
I Fotografi
5 orang
Bina Sarana Informatika
Impra
2 orang
Universitas Mercubuana
FPC
2 orang
STMT Trisakti
Hotlens
2 orang
Total
30 orang
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
83
C. Pembahasan dan Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Dari karakteristik responden yang sudah diketahui,
selanjutnya
peneliti akan menganalisis jawaban dari kuesioner yang telah dibagikan kepada 60 responden yang merupakan sampel penelitian, yaitu responden yang menggunakan kamera DSLR merek Canon dan Nikon. Analisis meliputi butir-butir pernyataan kuesioner yang merupakan indikator dari variabel-variabel yang diteliti sebagai berikut: a) Deskriptif Variabel Brand Awareness Jawaban responden mengenai variabel kesadaran merek adalah sebagai berikut: Tabel 4.9 Saya Mengetahui Seperti Apa Merek Kamera yang Saya Gunakan Saat ini Frequency
Percent
Ragu-ragu (R)
1
3,3
Setuju (S)
22
73,3
Sangat Setuju (SS)
7
23,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.9 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3% menyatakan ragu-ragu, 22 responden atau 73,3% menyatakan setuju, dan 7 responden atau 23,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya mengetahui seperti apa merek kamera yang saya gunakan saat ini. 84
Tabel 4.10 Saya Mengetahui Seperti Apa Merek Kamera yang Saya Gunakan Saat ini Frequency
Percent
Setuju (S)
21
70
Sangat Setuju (SS)
9
30
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.10 di atas menjelaskan bahwa 21 responden atau 70% menyatakan setuju, dan 9 responden atau 30% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya mengetahui seperti apa merek kamera yang saya gunakan saat ini. Tabel 4.11 Saya Dapat Mengenali Kamera Canon Diantara Merek Pesaing Frequency
Percent
Ragu-ragu (R)
3
10,0
Setuju (S)
18
60,0
Sangat Setuju (SS)
9
30,0
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.11 di atas menjelaskan bahwa 3 responden atau 10% menyatakan ragu-ragu, 18 responden atau 60% menyatakan setuju, dan 9 responden atau 30% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya dapat mengenali merek kamera DSLR Canon diantara merek pesaing. 85
Tabel 4.12 Saya Dapat Mengenali Merek Kamera DSLR Nikon Diantara Merek Pesaing Frequency
Percent
Ragu-ragu (R)
1
3,3
Setuju (S)
24
80,0
Sangat Setuju (SS)
5
16,7
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.12 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3% menyatakan ragu-ragu, 24 responden atau 80% menyatakan setuju, dan 5 responden atau 16,7% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya dapat mengenali merek Kamera Niko diantara merek pesaing. Tabel 4.13 Saya Dapat Mengingat Langsung Merek Kamera yang Saya Gunakan Tanpa Melihat Produknya Frequency
Percent
Tidak setuju (TS)
1
3,3
Ragu-ragu (R)
6
20,0
Setuju (S)
12
40,0
Sangat Setuju (SS)
11
36,7
30
100
Total
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.13 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3% menyatakan tidak setuju, 6 responden atau 20% menyatakan ragu-ragu, 12 86
responden atau 40% menyatakan setuju, dan 11 responden atau 36,7% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya dapat mengingat langsung merek Kamera yang saya gunakan tanpa melihat produknya. Tabel 4.14 Saya Dapat Mengingat Langsung Merek Kamera yang Saya Gunakan Tanpa Melihat Produknya Frequency
Percent
Ragu-ragu (R)
3
10,0
Setuju (S)
21
70,0
Sangat Setuju (SS)
6
20,0
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.14 di atas menjelaskan bahwa 3 responden atau 10% menyatakan ragu-ragu, 21 responden atau 70% menyatakan setuju, dan 6 responden atau 20% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya dapat mengingat langsung merek Kamera yang saya gunakan tanpa melihat produknya
87
Tabel 4.15 Saya Dapat Mengingat Dengan Cepat Ciri Merek Kamera DSLR Canon Frequency
Percent
Tidak setuju (TS)
2
6,6
Ragu-ragu (R)
9
30,0
Setuju (S)
13
43,3
Sangat Setuju (SS)
6
20,0
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.15 di atas menjelaskan bahwa 2 responden atau 6,6% menyatakan tidak setuju, 9 responden atau 30% menyatakan ragu-ragu, 13 responden atau 43,3% menyatakan setuju, dan 6 responden atau 20% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya dapat mengingat dengan cepat ciri merek Kamera Canon. Tabel 4.16 Saya Dapat Mengingat Dengan Cepat Ciri Kamera DSLR Nikon Frequency
Percent
Ragu-ragu (R)
6
20
Setuju (S)
20
66,6
Sangat Setuju (SS)
4
13,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
88
Tabel 4.16 di atas menjelaskan bahwa 6 responden atau 20% menyatakan ragu-ragu, 20 responden atau 66,6% menyatakan setuju, dan 4 responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya dapat mengingat dengan cepat ciri Kamera DSLR Nikon. Tabel 4.17 Saya Dapat Mengingat Dengan Cepat Logo atau Simbol Kamera DSLR Canon Frequency
Percent
Tidak setuju (TS)
1
3,3
Ragu-ragu (R)
3
10
Setuju (S)
15
50,0
Sangat Setuju (SS)
11
36,7
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.17 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3% menyatakan tidak setuju, 3 responden atau 10% menyatakan ragu-ragu, 15 responden atau 50% menyatakan setuju, dan 11 responden atau 36,7% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya dapat mengingat dengan cepat logo atau simbol kamera DSLR Canon. Tabel 4.18 Saya Dapat Mengingat Dengan Cepat Logo atau Simbol Kamera DSLR Nikon
Ragu-ragu (R)
Frequency
Percent
6
20,0
89
Setuju (S)
20
66,7
Sangat Setuju (SS)
4
13,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.18 di atas menjelaskan bahwa 6 responden atau 20% menyatakan ragu-ragu, 20 responden atau 66,7% menyatakan setuju, dan 4 responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya dapat mengingat dengan cepat logo atau simbol Kamera DSLR Nikon Tabel 4.19 Saya Dapat dengan Mudah Membayangkan Merek Kamera yang Saya Gunakan di Benak Saya Frequency
Percent
Tidak setuju (TS)
2
6,7
Ragu-ragu (R)
2
6,7
Setuju (S)
17
56,7
Sangat Setuju (SS)
9
30
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.19 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3% menyatakan sangat tidak setuju, 2 responden atau 6,7% menyatakan tidak setuju, 2 responden atau 6,7% menyatakan ragu-ragu, 17 responden atau 56,7% menyatakan setuju, dan 9 responden atau 30% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya dapat dengan mudah membayangkan merek kamera yang saat ini saya gunakan di benak saya. 90
Tabel 4.20 Saya Dapat dengan Mudah Membayangkan Merek Kamera yang Saya Gunakan di Benak Saya Frequency Ragu-ragu (R) Setuju (S) Sangat Setuju (SS) Total
Percent 2
6,7
24
80,0
4
13,3
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.20 di atas menjelaskan bahwa 2 responden atau 6,7% menyatakan ragu-ragu, 24 responden atau 80% menyatakan setuju, dan 4 responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya dapat dengan mudah membayangkan merek kamera yang saat ini saya gunakan di benak saya. b) Deskriptif Variabel Asosiasi Merek Jawaban responden mengenai variabel asosiasi merek adalah sebagai berikut: Tabel 4.21 Kamera yang Saya Gunakan Memiliki Fitur yang Lengkap Frequency
Percent
Ragu-ragu (R)
9
30
Setuju (S)
17
56,7
Sangat Setuju (SS)
4
13,3 91
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.21 di atas menjelaskan bahwa 9 responden atau 30% menyatakan ragu-ragu, 17 responden atau 56,7% menyatakan setuju, dan 4 responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan memiliki fitur yang lengkap. Tabel 4.22 Kamera yang Saya Gunakan Memiliki Fitur yang Lengkap Frequency
Percent
Ragu-ragu (R)
6
20,0
Setuju (S)
13
43,3
Sangat Setuju (SS)
11
36,6
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.22 di atas menjelaskan bahwa 6 responden atau 20% menyatakan ragu-ragu, 13 responden atau 43,3% menyatakan setuju, dan 11 responden atau 36,6% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan memiliki fitur yang lengkap Tabel 4.23 Kamera yang Saat Ini Saya Gunakan di Produksi dengan Teknologi Canggih Frequency
Percent
Ragu-ragu (R)
9
30,0
Setuju (S)
18
60,0
92
Sangat Setuju (SS)
3
10,0
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.23 di atas menjelaskan bahwa 9 responden atau 30% menyatakan ragu-ragu, 18 responden atau 60% menyatakan setuju, dan 3 responden atau 10% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saat ini saya gunakan diproduksi dengan teknolgi canggi Tabel 4.24 Kamera yang Saat Ini Saya Gunakan di Produksi dengan Teknologi Canggih Frequency
Percent
Setuju (S)
20
66,6
Sangat Setuju (SS)
10
33,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.24 di atas menjelaskan bahwa 20 responden atau 66,7% menyatakan setuju, dan 7 responden atau 33,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saat ini saya gunakan diproduksi dengan teknolgi canggih. Tabel 4.25 Kamera DSLR Canon dapat Mengabadikan Momen-Momen Penting Frequency
Percent
Ragu-ragu (R)
3
10
Setuju (S)
24
80
93
Sangat Setuju (SS)
3
10
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.25 di atas menjelaskan bahwa 3 responden atau 10% menyatakan ragu-ragu, 24 responden atau 80% menyatakan setuju, dan 3 responden atau 10% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera Canon dapat mengabadikan momen-momen penting Tabel 4.26 Kamera DSLR Nikon dapat Mengabadikan Momen-Momen Penting Frequency
Percent
Tidak setuju (TS)
1
3,3
Ragu-ragu (R)
7
23,3
Setuju (S)
18
60,0
Sangat Setuju (SS)
4
13,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.26 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3% menyatakan tidak setuju, 7 responden atau 23,3% menyatakan ragu-ragu, 18 responden atau 60% menyatakan setuju, dan 4 responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan Kamera Canon dapat Mengabadikan Momen-Momen Penting Tabel 4.27 Kamera yang Saat Ini Saya Gunakan Memiliki Harga yang Mahal
94
Frequency
Percent
Tidak Setuju (TS)
5
16,7
Ragu-ragu (R)
7
23,3
Setuju (S)
14
46,7
Sangat Setuju (SS)
4
13,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.27 di atas menjelaskan bahwa 5 responden atau 16,7% menyatakan tidak setuju, 7 responden atau 23,3% menyatakan ragu-ragu, 14 responden atau 46,7% menyatakan setuju, dan 4 responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan memiliki harga yang mahal. Tabel 4.28 Kamera yang Saat Ini Saya Gunakan Memiliki Harga yang Mahal Frequency
Percent
Tidak Setuju (TS)
5
16,7
Ragu-ragu (R)
6
20,0
Setuju (S)
13
43,3
Sangat Setuju (SS)
6
20,0
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.28 di atas menjelaskan bahwa 5 responden atau 16,7% menyatakan tidak setuju, 6 responden atau 20% menyatakan ragu-ragu, 13 responden atau 43,3% menyatakan setuju, dan 6 responden atau 20% 95
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan memiliki harga yang mahal. Tabel 4.29 Kamera yang Saya Gunakan Biasanya di Gunakan Untuk Kepentingan Komersial Frequency Ragu-ragu (R) Setuju (S) Sangat Setuju (SS) Total
Percent
2
6,7
21
70,0
7
23,3
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.29 di atas menjelaskan bahwa 2 responden atau 6,7% menyatakan ragu-ragu, 21 responden atau 70% menyatakan setuju, dan 7 responden atau 23,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan biasanya digunakan untuk kepentingan komersial. Tabel 4.30 Kamera yang Saya Gunakan Biasanya di Gunakan Untuk Kepentingan Komersial Frequency
Percent
Setuju (S)
13
43,3
Sangat Setuju (SS)
17
56,7
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.30 di atas menjelaskan bahwa 13 responden atau 43,3% menyatakan setuju, dan 17 responden atau 56,7% menyatakan sangat setuju 96
terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan biasanya digunakan untuk kepentingan komersial. Tabel 4.31 Kamera yang Saya Gunakan Dapat di Gunakan Semua Umur Frequency
Percent
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
3,3
Tidak Setuju (TS)
6
20,0
Ragu-ragu (R)
15
50,0
Setuju (S)
7
23,3
Sangat Setuju (SS)
1
3,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.31 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3% menyatakan sangat tidak setuju, 6 responden atau 20% menyatakan tidak setuju, 15 responden atau 50% menyatakan ragu-ragu, 7 responden atau 23,3% menyatakan setuju, dan 1 responden atau 3,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan Kamera yang saya gunakan dapat digunakan semua umur. Tabel 4.32 Kamera yang Saya Gunakan Dapat di Gunakan Semua Umur Frequency
Percent
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
3,3
Tidak Setuju (TS)
5
16,7
97
Ragu-ragu (R)
8
26,7
Setuju (S)
7
23,3
Sangat Setuju (SS)
9
30,0
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.32 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3% menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden atau 16,7% menyatakan tidak setuju, 8 responden atau 26,7% menyatakan ragu-ragu, 7 responden atau 23,3% menyatakan setuju, dan 9 responden atau 30% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan Kamera yang saya gunakan dapat digunakan semua umur. Tabel 4.33 Kamera yang Saya Gunakan Merupakan Kamera yang di Gunakan Selebritis. Frequency
Percent
Setuju (S)
26
86,7
Sangat Setuju (SS)
4
13,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.33 di atas menjelaskan bahwa 26 responden atau 86,7% menyatakan setuju, dan 4 responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan merupakan kamera yang digunakan selebritis.
98
Tabel 4.34 Kamera yang Saya Gunakan Merupakan Kamera yang di Gunakan Selebritis. Frequency
Percent
Setuju (S)
21
70,0
Sangat Setuju (SS)
9
30,0
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.34 di atas menjelaskan bahwa 21 responden atau 70% menyatakan setuju, dan 9 responden atau 30% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan merupakan kamera yang digunakan selebritis. Tabel 4.35 Kamera yang Saat Ini Saya Gunakan Mencerminkan Kepribadian yang Berani dan Kuat Frequency
Percent
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
3,3
Tidak Setuju (TS)
6
20,0
Ragu-ragu (R)
11
36,7
Setuju (S)
12
40,0
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.35 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3% menyatakan sangat tidak setuju, 6 responden atau 20% menyatakan tidak setuju, 11 responden atau 36,7% menyatakan ragu-ragu, dan 12 responden 99
atau 40% menyatakan setuju terhadap pernyataan kamera yang saat ini saya gunakan mencerminkan kepribadian yang berani dan kuat. Tabel 4.36 Kamera yang Saat Ini Saya Gunakan Mencerminkan Kepribadian yang Berani dan Kuat Frequency
Percent
Tidak Setuju (TS)
1
3,3
Ragu-ragu (R)
15
50
Setuju (S)
13
43,3
Sangat Setuju (SS)
1
3,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.36 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3% menyatakan tidak setuju, 15 responden atau 50% menyatakan ragu-ragu, 13 responden atau 43,3% menyatakan setuju, dan 1 responden atau 3,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saat ini saya gunakan mencerminkan kepribadian yang berani dan kuat. Tabel 4.37 Kamera yang Saya Gunakan Lebih Baik dari Merek Lain Frequency
Percent
Tidak Setuju (TS)
4
13,3
Ragu-ragu (R)
18
60,0
Setuju (S)
8
26,7
Total
30
100
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.37 di atas menjelaskan bahwa 4 responden atau 13,3% menyatakan tidak setuju, 18 responden atau 60% menyatakan ragu-ragu, dan 8 responden atau 26,7% menyatakan setuju terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan lebih baik dari merek lain. Tabel 4.38 Kamera yang Saya Gunakan Lebih Baik dari Merek Lain Frequency
Percent
Tidak Setuju (TS)
1
3,3
Ragu-ragu (R)
14
46,7
Setuju (S)
10
33,3
Sangat Setuju (SS)
5
16,7
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.44 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3% menyatakan tidak setuju, 14 responden atau 46,7% menyatakan ragu-ragu, dan 10 responden atau 33,3% menyatakan setuju, dan 5 responden atau 16,7% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan lebih baik dari merek lain. c) Deskriptif Variabel Persepsi Kualitas Jawaban responden mengenai variabel persepsi kualitas adalah sebagai berikut:
101
Tabel 4.39 Kamera yang Saya Gunakan Memiliki Hasil dengan Kualitas Foto yang Sangat Baik Frequency
Percent
Ragu-ragu (R)
5
16,7
Setuju (S)
15
50,0
Sangat Setuju (SS)
10
33,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.39 di atas menjelaskan bahwa 5 responden atau 16,7% menyatakan ragu-ragu, 15 responden atau 50% menyatakan setuju, dan 10 responden atau 33,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan memiliki hasil yang sangat baik. Tabel 4.40 Kamera yang Saya Gunakan Memiliki Hasil dengan Kualitas Foto yang Sangat Baik Frequency
Percent
Ragu-ragu (R)
3
10,0
Setuju (S)
14
46,7
Sangat Setuju (SS)
13
43,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.40 di atas menjelaskan bahwa 3 responden atau 10% menyatakan ragu-ragu, 14 responden atau 46,7% menyatakan setuju, dan 13 102
responden atau 43,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan memiliki hasil yang sangat baik. Tabel 4.41 Kamera yang Saya Gunakan Memiliki Pelayanan Kerusakan disetiap Kota Frequency Ragu-ragu (R)
Percent
1
Setuju (S) Sangat Setuju (SS) Total
3,3 21
70,0
8
26,7
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.41 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3% menyatakan ragu-ragu, 21 responden atau 70% menyatakan setuju, dan 8 responden atau 26,7% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan memiliki pelayanan kerusakan disetiap kota. Tabel 4.42 Kamera yang Saya Gunakan Memiliki Pelayanan Kerusakan disetiap Kota Frequency
Percent
Setuju (S)
24
80
Sangat Setuju (SS)
6
20
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.42 di atas menjelaskan bahwa 24 responden atau 80% menyatakan setuju, dan 6 responden atau 20% menyatakan sangat setuju
103
terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan memiliki pelayanan kerusakan disetiap kota. Tabel 4.43 Kamera yang Saya Gunakan memiliki Daya Tahan yang Sangat Baik Frequency
Percent
Ragu-ragu (R)
2
6,7
Setuju (S)
16
53,3
Sangat Setuju (SS)
12
40
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.43 di atas menjelaskan bahwa 2 responden atau 6,7% menyatakan ragu-ragu, 16 responden atau 53,3% menyatakan setuju, dan 12 responden atau 40% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan memiliki daya tahan yang sangat baik. Tabel 4.44 Kamera yang Saya Gunakan memiliki Daya Tahan yang Sangat Baik Frequency
Percent
Setuju (S)
18
60
Sangat Setuju (SS)
12
40
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.44 di atas menjelaskan bahwa 18 responden atau 60% menyatakan setuju, dan 12 responden atau 40% menyatakan sangat setuju
104
terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan memiliki daya tahan yang sangat baik
Tabel 4.45 Kamera yang Saya Gunakan Memiliki Fungsi yang Sangat Baik Frequency
Percent
Ragu-ragu (R)
3
10
Setuju (S)
14
46,7
Sangat Setuju (SS)
13
43,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.45 di atas menjelaskan bahwa 13 responden atau 43,3% menyatakan ragu-ragu, 14 responden atau 46,7% menyatakan setuju, dan 3 responden atau 10% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan memiliki fungsi yang sangat baik. Tabel 4.46 Kamera yang Saya Gunakan Memiliki Fungsi yang Sangat Baik Frequency
Percent
Ragu-ragu (R)
4
13,3
Setuju (S)
18
60,0
Sangat Setuju (SS)
8
26,7
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
105
Tabel 4.46 di atas menjelaskan bahwa 4 responden atau 13,3% menyatakan ragu-ragu, 18 responden atau 60% menyatakan setuju, dan 8 responden atau 26,7% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan kamera yang saya gunakan memiliki fungsi yang sangat baik. d) Deskriptif Variabel Brand Loyalty Jawaban responden mengenai variabel loyalitas merek adalah sebagai berikut: Tabel 4.47 Saya Selalu Menggunakan Merek Kamera yang Sama Setiap Memotret Frequency
Percent
Ragu-ragu (R)
6
20,0
Setuju (S)
20
66,7
Sangat Setuju (SS)
4
13,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.47 di atas menjelaskan bahwa 6 responden atau 20% menyatakan ragu-ragu, 20 responden atau 66,7% menyatakan setuju, dan 4 responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya selalu menggunakan merek kamera yang sama setiap memotret.
106
Tabel 4.48 Saya Selalu Menggunakan Merek Kamera yang Sama Setiap Memotret Frequency
Percent
Ragu-ragu (R)
1
3,3
Setuju (S)
19
63,3
Sangat Setuju (SS)
10
33,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.48 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3% menyatakan ragu-ragu, 19 responden atau 63,3% menyatakan setuju, dan 10 responden atau 33,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya selalu menggunakan merek kamera yang sama setiap memotret. Tabel 4.49 Saya Berniat Membeli Lagi Kamera yang Saat Ini Saya Gunakan Frequency
Percent
Tidak Setuju (TS)
1
3,3
Ragu-ragu (R)
7
23,3
Setuju (S)
20
66,7
Sangat Setuju (SS)
2
6,7
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.49 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3% menyatakan tidak setuju, 7 responden atau 23,3% menyatakan ragu-ragu, 20 responden atau 66,7% menyatakan setuju, dan 2 responden atau 6,7% 107
menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya berniat membeli lagi kamera yang saat ini saya gunakan. Tabel 4.50 Saya Berniat Membeli Lagi Kamera yang Saat Ini Saya Gunakan Frequency
Percent
Setuju (S)
23
76,7
Sangat Setuju (SS)
7
23,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.50 di atas menjelaskan bahwa 23 responden atau 76,7% menyatakan setuju dan 7 responden atau 23,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya berniat membeli lagi kamera yang saat ini saya gunakan. Tabel 4.51 Saya Menjadikan Merek Kamera yang Saya Gunakan Sebagai Pilihan Utama Frequency
Percent
Tidak Setuju (TS)
7
23,3
Ragu-ragu (R)
14
46,7
Setuju (S)
7
23,3
Sangat Setuju (SS)
2
6,7
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014
108
Tabel 4.51 di atas menjelaskan bahwa 7 responden atau 23,3% menyatakan tidak setuju, 14 responden atau 46,7% menyatakan ragu-ragu, 7 responden atau 23,3% menyatakan setuju, dan 2 responden atau 6,7% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya menjadikan merek kamera yang saya gunakan sebagai pilihan utama. Tabel 4.52 Saya Menjadikan Merek Kamera yang Saya Gunakan Sebagai Pilihan Utama Frequency
Percent
Tidak Setuju (TS)
2
6,7
Ragu-ragu (R)
6
20,0
Setuju (S)
18
60,0
Sangat Setuju (SS)
4
13,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.52 di atas menjelaskan bahwa 2 responden atau 6,7% menyatakan tidak setuju, 6 responden atau 20% menyatakan ragu-ragu, 18 responden atau 60% menyatakan setuju, dan 4 responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya menjadikan merek kamera yang saya gunakan sebagai pilihan utama.. Tabel 4.53 Saya Merasa Puas Setelah Menggunakan Merek Kamera yang Saat ini Saya Gunakan Ragu-ragu (R)
Frequency
Percent
9
30,0
109
Setuju (S)
17
56,7
Sangat Setuju (SS)
4
13,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.53 di atas menjelaskan bahwa 9 responden atau 30% menyatakan ragu-ragu, 17 responden atau 56,7% menyatakan setuju, dan 4 responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya merasa puas dengan merek kamera yang saat ini saya gunakan. Tabel 4.54 Saya Merasa Puas Setelah Menggunakan Merek Kamera yang Saat ini Saya Gunakan Frequency
Percent
Ragu-ragu (R)
5
16,7
Setuju (S)
21
70,0
Sangat Setuju (SS)
4
13,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.54 di atas menjelaskan bahwa 5 responden atau 16,7% menyatakan ragu-ragu, 21 responden atau 70% menyatakan setuju, dan 4 responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya merasa puas dengan merek kamera yang saat ini saya gunakan.
110
Tabel 4.55 Saya Tidak Akan Membeli Merek Lain Jika Kamera DSLR Canon Tersedia di Toko Frequency
Percent
Tidak Setuju (TS)
4
13,3
Ragu-ragu (R)
8
26,7
Setuju (S)
14
46.7
Sangat Setuju (SS)
4
13,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.55 di atas menjelaskan bahwa 4 responden atau 13,3% menyatakan tidak setuju, 8 responden atau 26,7% menyatakan ragu-ragu, 14 responden atau 45,7% menyatakan setuju, dan 4 responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya tidak akan membeli merek lain jika kamera DSLR Canon tersedia di toko Tabel 4.56 Saya Tidak Akan Membeli Merek Lain Jika Kamera DSLR Nikon Tersedia Di Toko Frequency
Percent
Tidak Setuju (TS)
1
3,3
Ragu-ragu (R)
6
20,0
Setuju (S)
17
56,7
Sangat Setuju (SS)
6
20,0
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 111
Tabel 4.56 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3% menyatakan tidak setuju, 6 responden atau 20% menyatakan ragu-ragu, 17 responden atau 56,7% menyatakan setuju, dan 6 responden atau 20% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya tidak akan membeli merek lain jika Kamera DSLR Nikon tersedia di toko. Tabel 4.57 Saya akan Merekomendasikan Merek yang Saya Gunakan kepada Orang Lain Frequency
Percent
Tidak Setuju (TS)
2
6,7
Ragu-ragu (R)
15
50
Setuju (S)
12
40
Sangat Setuju (SS)
1
3,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.57 di atas menjelaskan bahwa 2 responden atau 6,7% menyatakan tidak setuju, 14 responden atau 50% menyatakan ragu-ragu, 13 responden atau 40% menyatakan setuju, dan 1 responden atau 3,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya akan merekomendasikan merek yang saya gunakan kepada orang lain.
112
Tabel 4.58 Saya akan Merekomendasikan Merek yang Saya Gunakan kepada Orang Lain Frequency
Percent
Tidak Setuju (TS)
1
3,3
Ragu-ragu (R)
12
40
Setuju (S)
13
43,3
Sangat Setuju (SS)
4
13,3
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.58 di atas menjelaskan bahwa 1 responden atau 3,3% menyatakan tidak setuju, 12 responden atau 40% menyatakan ragu-ragu, 13 responden atau 43,3% menyatakan setuju, dan 4 responden atau 13,3% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya akan merekomendasikan merek yang saya gunakan kepada orang lain. Tabel 4.59 Saya Tidak akan Beralih ke Merek Lain di Lain Waktu Frequency
Percent
Tidak Setuju (TS)
2
6,7
Ragu-ragu (R)
10
33,3
Setuju (S)
16
53,3
Sangat Setuju (SS)
2
6,7
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.59 di atas menjelaskan bahwa 2 responden atau 6,7% menyatakan tidak setuju, 10 responden atau 33,3% menyatakan ragu-ragu, 113
16 responden atau 53,3% menyatakan setuju, dan 2 responden atau 6,7% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya tidak akan beralih ke merek lain di lain waktu. Tabel 4.60 Saya Tidak akan Beralih ke Merek Lain di Lain Waktu Frequency
Percent
Ragu-ragu (R)
4
13,3
Setuju (S)
21
70
Sangat Setuju (SS)
5
16,7
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.60 di atas menjelaskan bahwa 4 responden atau 33,3% menyatakan ragu-ragu, 17 responden atau 56,7% menyatakan setuju, dan 5 responden atau 16,7% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya tidak akan beralih ke merek lain di lain waktu. Tabel 4.61 Saya Menganggap Diri Saya Loyal Terhadap Kamera yang Saya Gunakan Saat Ini Frequency
Percent
Tidak Setuju (TS)
4
13,3
Ragu-ragu (R)
10
33,3
Setuju (S)
14
46,7
Sangat Setuju (SS)
2
6,7
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 114
Tabel 4.61 di atas menjelaskan bahwa 4 responden atau 13,3% menyatakan tidak setuju, 10 responden atau 33,3% menyatakan ragu-ragu, 14 responden atau 46,7% menyatakan setuju, dan 2 responden atau 6,7% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya menganggap diri saya loyal terhadap kamera yang saya gunakan saat ini. Tabel 4.62 Saya Menganggap Diri Saya Loyal Terhadap Kamera yang Saya Gunakan Saat Ini Frequency
Percent
Tidak Setuju (TS)
3
10
Ragu-ragu (R)
7
23,3
Setuju (S)
12
40,0
Sangat Setuju (SS)
8
26,7
Total
30
100
Sumber : Data primer yang diolah, 2014 Tabel 4.62 di atas menjelaskan bahwa 3 responden atau 10% menyatakan tidak setuju, 7 responden atau 23,3% menyatakan ragu-ragu, 12 responden atau 40% menyatakan setuju, dan 8 responden atau 26,7% menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan saya menganggap diri saya loyal terhadap kamera yang saya gunakan saat ini. D. Pembahasan dan Analisis Data 2. Uji Normalitas Screeing terhadap normalitas data merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk setiap analisis multivariat. Dalam penelitian ini, uji 115
normalitas menggunakan One-Sample Kolmogorov Smirnov Test. Dalam metode ini, data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikansi berada di atas 0,05 Tabel 4.63 Uji Normalitas Variabel X
Nilai Normalitas
Signifikansi
Kesadaran Merek
0,439
>0,05
Asosiasi Merek
0,389
>0,05
Persepsi Kualitas
0,224
>0,05
Loyalitas Merek
0,584
>0,05
Tabel di atas menunjukan bahwa variabel kesadaran merek, asosiasi merek, dan loyalitas merek memiliki nilai probabilitas signifikansi di atas 0,05 yang menunjukan bahwa kesemua variabel tersebut berdistribusi normal. 3. Analisis Diskriminan a. Analysis Case Processing Summary Dari hasil olahan data dapat diketahui bahwa tidak ada data yang hilang (missing) dari pengelompokkannya. Analysis Case Processing Summary dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.
116
Tabel 4.64 Analysis Case Processing Summary Unweighted Cases Valid Excluded
Missing or out-of-range group
N
Percent 60
100.0
0
.0
0
.0
0
.0
0
.0
60
100.0
codes At least one missing discriminating variable Both missing or out-of-range group codes and at least one missing discriminating variable Total Total
b. Group Statistics Dari tabel Group Statistics di bawah ini diketahui bahwa terdapat 30 responden yang menggunakan kamera merek Canon dan 30 responden yang menggunakan kamera merek Nikon. Tabel Group Statistics menggambarkan rata-rata (mean) dan standar deviasi dari setiap kelompok per karakteristik. Semakin besar nilai rata-rata, semakin baik penilaian responden terhadap produk yang diteliti
117
Tabel 4.65 Group Statistic
Valid N (listwise)
Mean Canon
Nikon
Total
Std.
Unweight
Deviation
ed
Weighted
Brand awareness
24.03
3.828
30
30.000
Brand Asosiation
32.67
3.252
30
30.000
Perceived Quality
16.00
1.554
30
30.000
Brand Loyalty
28.57
4.248
30
30.000
Brand awareness
24.57
2.315
30
30.000
Brand Asosiation
35.50
4.754
30
30.000
Perceived Quality
16.87
1.717
30
30.000
Brand Loyalty
31.80
4.063
30
30.000
Brand awareness
24.30
3.148
60
60.000
Brand Asosiation
34.08
4.284
60
60.000
Perceived Quality
16.43
1.681
60
60.000
Brand Loyalty
30.18
4.432
60
60.000
Berdasarkan perhitungan yang terdapat pada tabel 4.65, kelompok responden pengguna Nikon memiliki penilaian yang positif terhadap semua variabel. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata karateristik yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok pengguna kamera Canon . c. Box’s M Tabel Box’s M digunakan untuk mengetahui apakah suatu data memiliki homogenitas varian data antara kategori 0 (Canon) dan kategori 1 (Nikon). Suatu data dikatakan tidak outlier ( sangat berbeda ) dan memenuhi signifikansi > 0,05. 118
Tabel 4.66 Uji Box’s M Test Results Box's M F
.057 Approx.
.056
df1
1
df2
10092.000
Sig.
.812
Tests null hypothesis of equal population covariance matrices.
Pada tabel diatas, menunjukan bahwa tabel Box’s M memiliki nilai F sebesar 0,56 dan signifikansi 0,812. Maka dapat disimpulkan bahwa varian kovarian antar kelompok berbeda. d. Tests of Equality of Group Means Test of equality of group means adalah uji signifikansi antar kelompok dari setiap variabel. Dalam uji ini akan dilihat variabel-variabel independen mana saja, yang berbeda secara signifikan diantara kelompok pengguna kamera Canon dan Nikon.
119
Tabel 4.67 Tests of Equality of Group Means Wilks' Lambda
F
df1
df2
Sig.
Brand Awarness
.993
.426
1
58
.516
Brand Asossiation
.889
7.259
1
58
.009
Perceived Quality
.932
4.203
1
58
.045
Brand Loyalty
.865
9.076
1
58
.004
Pada tabel diatas, dijelaskan bahwa variabel brand awareness memiliki angka Wilks' Lambda yang mendekati 1 dan angka sig (signifikansi) > 0,05 yang artinya tidak ada perbedaan antar kelompok. Hal ini berarti tidak ada perbedaan antar kelompok pengguna Canon dan Nikon tersebut terhadap variabel brand awareness Sedangkan untuk variabel brand association, perceived quality dan brand loyalty memiliki angka Wilks' Lambda yang mendekati 1 dan angka sig (signifikansi) < 0,05 yang artinya ada perbedaan antar kelompok. Hal ini berarti ada perbedaan antar kelompok pengguna kamera Canon dan Nikon tersebut terhadap variabel brand association, perceived quality dan brand loyalty e. Wilk’s Lamda Tabel wilk’s lamda menunjukan ada atau tidaknya perbedaan variabel diskriminan secara simultan.
120
Tabel 4.68 Wilks' Lambda Test of Function(s)
Wilks' Lambda
1
Chi-square
.865
df
Sig.
8.359
1
.004
Pada tabel Wilks' Lambda di atas, menunjukkan bahwa besarnya nilai Wilk’s Lambda adalah 0,865 dengan Chi-Square 8,359 dan nilai signifikansi 0,004, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata kedua kelompok responden secara simultan. f. Eigenvalues. Output eigenvalues digunakan untuk menguji kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.
Tabel 4.69 Eigenvalues Canonical Function
Eigenvalue
% of Variance a
1
.156
Cumulative %
100.0
Correlation
100.0
.368
a. First 1 canonical discriminant functions were used in the analysis.
Pada tabel eigenvalues di atas, menunjukkan bahwa besarnya Canonical Correlation adalah sebesar 0,368 atau sebesar Square Canonical Correlation (
)
= (0,368)
atau sama dengan 0,135. Jadi dapat 121
disimpulkan bahwa hanya 13,5% variasi antara kelompok pengguna Canon dan Nikon yang dapat dijelaskan oleh variabel kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek. g. Canonical Discriminant Function Coefficient Tabel dibawah ini menunjukkan angka-angka pada setiap variabel independen yang digunakan untuk menerangkan model diskriminan yang terbentuk. Tabel 4.70 Canonical Discriminant Function Coefficients Function 1 totalbaw
-.109
totalbas
.121
totalpq
-.034
total blo
.193
(Constant)
-6.740
Unstandardized coefficients
Berdasarkan tabel diatas, maka persamaan model diskriminan yang terbentuk yaitu : Z = -6,740 + 0,121 Brand Association + 0,193 Brand Loyalty. Angka -0,6740 merupakan nilai konstanta yang menunjukkan jumlah perbedaan antara empat variabel yang diteliti yakni kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek antara kedua 122
kelompok responden. Nilai koefisien variabel brand association sebesar 0,121 dan brand loyalty sebesar 0,193 memiliki tanda positif yang berarti variabel tersebut memiliki pengaruh yang positif. Artinya untuk variabel brand association dan brand loyalty setiap mengalami kenaikan maka akan meningkatkan discriminant powernya sehingga dapat menimbulkan perbedaan. h. Function at Group Centroids Tabel Function at Group Centroids menunjukkan angka critical cutting score yang digunakan untuk mengelompokan klasifikasi responden ke dalam 2 region.
Tabel 4.71 Functions at Group Centroids Function produk
1
Canon
-.389
Nikon
.389
Unstandardized canonical discriminant functions evaluated at group means
123
Rumus perhitungan critical cutting score sebagai berikut,
+
=
+ Dimana : = critical cutting score = jumlah sampel dalam kelompok A (pengguna Canon) = jumlah sampel dalam kelompok B (pengguna Nikon) = nilai centroid untuk kelompok A = nilai centroid untuk kelompok B
= 30 (-0,389) + 30 (0,389) 30+30 =
Angka dibawah
0 akan dimasukkan dalam kelompok Pengguna
Canon, sedangkan angka diatas nilai
akan dimasukkan dalam
kelompok Nikon. Hasil lengkap perhitungan diskriminan skor untuk responden lainnya dapat dilihat pada lampiran tabel casewie statistics. i. Classification Result Tabel Classification Result digunakan untuk mengukur angka ketepatan prediksi dari model diskriminan. pada umumnya ketepatan di atas 50% dianggap memadai. Cara lain yang digunakan untuk mengukur ketepatan prediksi yakni The Hit Ratio. 124
Tabel 4.72 b,c
Classification Results
Predicted Group Membership produk Original
Count
%
Cross-validateda
Count
%
Canon
Nikon
Total
Canon
20
10
30
Nikon
11
19
30
Canon
66.7
33.3
100.0
Nikon
36.7
63.3
100.0
Canon
20
10
30
Nikon
11
19
30
Canon
66.7
33.3
100.0
Nikon
36.7
63.3
100.0
a. Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation, each case is classified by the functions derived from all cases other than that case. b. 65.0% of original grouped cases correctly classified. c. 65.0% of cross-validated grouped cases correctly classified.
Tabel Classification Results menggambarkan crosstabulasi antara model awal (original) dengan pengklasifikasian hasil model diskriminan (predicted group membership). Terlihat 21 responden yang salah klasifikasi, yaitu 11 responden yang awalnya adalah kelompok pengguna Nikon kemudian diprediksi Pengguna Canon, dan 10 responden yang awalnya adalah pengguna Canon kemudian diprediksi pengguna Nikon. 125
The hit ratio yaitu persentase objek/kasus yang secara tepat diklasifikasi sebesar (20+19)/60 = 65%. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil keakuratan model diskriminan yang cukup tinggi yakni berada diatas 50%, sehingga dan dapat digunakan untuk mengklasifikasi kasus pada pengguna kamera Canon dan Nikon. 4. Interpretasi Hasil Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa empat variabel yang diteliti yakni brand awareness, brand association, perceived quality dan brand loyalty antara merek Canon dan Nikon memiliki perbedaaan antar kelompok, pada variabel brand association, perceived quality dan brand loyalty berbeda secara simultan karena nilai Wilks’ Lambda mendekati angka 0 dan nilai signifikansi < 0,05. Dan pada variabel brand awareness angka wilks lamda mendekati angka 1 dan nilai signifikansi > 0,05 yang artinya tidak ada perbedaan antar kelompok. Adapun dilihat dari nilai mean kedua merek, nilai mean kamera merek Nikon lebih tinggi dibandingkan nilai mean merek Canon. Hal ini berarti Nikon memiliki penilaian yang positif dibandingkan dengan kamera merek Canon. Hasil perhitungan pada variabel brand awareness dapat diketahui bahwa brand awareness yang dimiliki Nikon lebih baik daripada Canon. Hal ni dikarenakan nilai mean brand awareness yang dimiliki Nikon sebesar 24,57 lebih tinggi dari nilai brand awareness Canon sebesar 24,03.
126
Hasil perhitungan pada variabel brand association dapat diketahui bahwa brand association yang dimiliki Nikon lebih baik dari pada Canon. Hal ini dikarenakan nilai mean brand association yang dimiliki Nikon sebesar 35,50 lebih tinggi dari nilai brand association Canon sebesar 32,67. Asosiasi-asosiasi yang terbentuk dalam merek kamera Nikon lebih baik di mata penggunanya, hal ini membuat semakin kuat brand image dari kamera Nikon. Penilaian asosiasi-asosiasi tersebut berdasarkan jawaban responden pada indikator pembentuk asosiasi merek. Penilaian ini didasari atas ingatan responden mengenai suatu merek yang mereka gunakan. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Durianto dkk ( 2004:69 ), bahwa suatu merek yang telah mapan akan memiliki posisi yang menonjol dalam persaingan bila didukung oleh berbagai asosiasi yang kuat. Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut brand image, semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, semakin kuat brand image yang dimiliki merek tersebut. Hasil perhitungan pada variabel perceived quality dapat diketahui bahwa perceived quality yang dimiliki Nikon lebih baik daripada Canon. Hal ini dikarenakan nilai mean perceived quality yang dimiliki Nikon sebesar 16.87 lebih tinggi dari nilai perceived quality Canon sebesar 16.00. Konsumen Nikon melihat yang mereka gunakan lebih baik , hal ini terlihat dengan penilaian yang dilihat dari distribusi jawaban responden terhadap strategi inovasi lensa yang diproduksi oleh Nikon , faktanya dapat 127
digunakan oleh semua kamera yang diproduksinya dan beberapa feature menarik
yang
dimiliki
Nikon
seperti
fungsi
multiple
exposure
menimbulkan keuntungan bagi si pengguna. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukaan oleh Durianto dkk (2004:69), bahwa persepsi kualitas merupakan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa berkaitan dengan apa yang diharapkan pelanggan. Hasil perhitungan pada variabel brand loyalty dapat diketahui bahwa brand loyalty yang dimiliki Nikon lebih baik daripada Canon. Hal ini dikarenakan nilai mean brand loyalty yang dimiliki Nikon sebesar 30.18 lebih tinggi dari nilai brand loyalty Canon sebesar 28.57. salah satu aktualisasi loyalitas merek adalah konsumen merekomendasikan merek yang digunakan kepada orang lain. Dilihat dari distribusi jawaban responden , pengguna Nikon lebih suka merekomendasikan dibanding pengguna Canon. Hal ini sesuai teori yang dikemukakan oleh Durianto dkk (2004:129), bahwa tingkatan tertinggi dalam loyalitas merek adalah committed buyer (pembeli yang komit). Pada tahap ini pembeli adalah yang setia. Salah satu aktualisasi loyalitas pembeli adalah ditunjukan oleh tindakan merekomendasikan dan merek tersebut kepada orang lain.
128
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan ekuitas merek yang meliputi brand awareness, brand association, perceived quality, dan brand loyalty antara merek Canon dan Nikon. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan metode analisis diskriminan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan ekuitas merek antara kamera merek Canon
dan kamera
merek Nikon dilihat dari keempat dimensi secara keseluruhan. Sedangkan jika dilihat secara parsial, kedua produk memiliki kesamaan dalam variabel brand awareness , dan perbedaan dalam variabel brand association, perceived quality dan brand loyalty. B. Saran Dari hasil kesimpulan penelitian, maka peneliti menyarankan pihak perusahaan
khususnya
canon
harus
meningkatkan
kesadaran
merek
konsumennya karena memiliki nilai kesadaran merek yang lebih rendah dari pada perusahaan nikon. Hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran merek perusahaan adalah dengan cara mengadakan suatu acara khusus atau mensponsori acara-acara khusus (events) seperti kompetisi liga sepak bola Indonesia atau pameran Foto. 129
Pada variabel brand association, nilai brand association yang dimiliki Nikon lebih baik dari Canon,. Hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Brand Association Canon adalah dengan cara meningkatkan atribut produknya dengan menambahkan manfaat-manfaat dan tambahan belum digunakan dan berguna
komposisi lain yang
bagi kebutuhan konsumen seperti asesoris
asesoris kamera yang semakin beragam. Pada variabel persepsi kualitas Nikon memiliki nilai persepsi kualitas yang lebih baik dari Canon, maka canon harus
meningkatkan persepsi kualitas
konsumennya. Hal ini dikarenakan perbedaan nilai mean yang tidak begitu jauh , Persepsi kualitas merupakan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud yang diharapkan. Oleh karena itu perusahaan dituntut harus menciptakan produk yang sesuai dengan harapan pelanggan. Hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan persepsi kualitas adalah dengan cara memelihara kualitas produk secara terus-menerus seperti penambahan manfaat
teknologi terbaru yang
terkandung pada kamera. ( Aeker dalam Durianto dkk, 2004:104) Pada variabel loyalitas merek, nilai loyalitas merek yang dimiliki Nikon lebih baik dari Canon, Hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan loyalitas merek canon adalah dengan cara meningkatkan nilai asosiasi-asosiasi yang terbentuk pada suatu merek dan persepsi kualitas yang sesuai dengan harapan pelanggan. Persepsi kualitas yang positif akan mendorong keputusan pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut (Durianto dkk, 2004:96). 130
Konsumen yang puas akan merekomendasikan dan mempromosikan mererk tersebut kepada orang lain. Menjaga hubungan yang saling menguntungkan dengan pelanggan dengan melakukan relationship marketing yang terpadu oleh perusahaan agar konsumen dapat terpuaskan terus-menerus, sehingga loyalitas konsumen akan terjaga sepanjang masa. Perusahaan memberi imbalan berupa hadiah/reward kepada konsumen, misalnya berupa pemberian hadiah atas sejumlah pembelian tertentu atau kupon hadiah yang terdapat dalam kemasan. Suatu merek dengan ekuitas merek yang kuat akan mampu bersaing, merebut dan menguasai pasar. Semakin kuat ekuitas merek suatu produk, semakin kuat pula daya tariknya di mata konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut yang selanjutnya dapat mengiring konsumen untuk melakukan pembelian serta mengantarkan perusahaan untuk meraup keuntungan dari waktu ke waktu. Dalam kaitannya dengan penjual, ekuitas merek yang kuat dapat meningkatkan penjualan karena mampu menciptakan loyalitas saluran distribusi. Penjual tidak akan ragu-ragu untuk menerima suatu produk dengan ekuitas merek yang kuat dan sudah dikenal untuk dijual kepada konsumen. Produk dengan ekuitas merek yang kuat akan dicari oleh penjual karena mereka yakin bahwa produk dengan merek tersebut akan memberikan keuntungan bagi mereka. Dengan ekuitas merek yang kuat, saluran distribusi dapat berkembang sehingga semakin banyak tempat penjualan yang pada akhirnya akan memperbesar volume penjualan produk tersebut. 131
DAFTAR PUSTAKA Aaker, David. “Manajemen Ekuitas Merek, Memanfaatkan Nilai dari Suatu Merek”, Spektrum, Jakarta, 1997. Arikunto, Suharsimi.” Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik”, Rhineka Cipta, Jakarta, 2010 Durianto, Darmadi dkk, “ Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek” , Gramedia Pustaka Utama, Jakarta , 2004 Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS”, Universitas Diponegoro, Semarang, 2009 Hamid, Abdul dkk. “ Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010 Humdiana. “ Analisis Elemen-Elemen Ekuitas Merek Produk Rokok Merek Djarum Black”, Vol. 12, No. 1, Manajemen Pemasaran 2005. Istijanto, “ Aplikasi Riset Pemasaran”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005 Kim, Woon Go & Hong-Bumm Kim. “Measuring Customer-based Restaurant Brand Equity ( Investigating the Relationship between Brand Equity and Firm’s Performance )” Vol 45, No. 2, SAGE Publications, 2004 Kotler, Philip & Gary Amstrong. “Prinsip – Prinsip Pemasaran”. Edisi Keduabelas Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2008. Kotler, Philip & Kevin L. Keller. “ Manajemen Pemasaran”, Edisi Kedua Belas Jilid 1, Indeks, Jakarta, 2007 __________________________. “ Manajemen Pemasaran”, Edisi Kedua Belas Jilid 2, Indeks, Jakarta, 2007 Rangkuti, Freddy. “The Power Of Brands, Teknik Mengelolah Brand Equity dan Strategi Pengembangan Merek”. Gramedia, Jakarta, 2009 Santoso, Singgih. “ Aplikasi SPSS pada Statistik Multivariat ”, Elex Media Komputindo, Jakarta 2012.
132
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D”, CV. Alfabeta , Bandung, 2011 ________. “Statistik Untuk Penelitian”, Alfabeta, Bandung, 2010 Sumarwan, Ujang. Dkk “Analisis Ekuitas Bebagai Merek Minyak Goreng”, Vol 1 No. 2, Jurnal Manajemen Agribisnis, 2004 Suprapto, Johanes. “ Analisis Multivariat (Arti & Interpretasi )”, Rhineka Cipta, Jakarta,2010 Tjiptono, fandy. “ Brand Mangement & Strategy ” , Penerbit Andi, Yogyakarta, 2009 Widiana, Musclihah erma & Bonar Sinaga. “ Dasar- Dasar Pemasaran” Karya Putra Darmawanti, Bandung , 2010. Widjaja, Maya. Dkk. “Analisis Penilaian Konsumen Terhadap Ekuitas Merek Coffe Shops di Surabaya”, Vol. 3, No. 2, Jurnal Manajemen Perhotelan Universitas Kristen Petra, 2007
133
LlalLampi 1 Lampiran
Kuesioner Penelitian
134
LEMBAR KUESIONER Assalamu’alaikum Wr. Wb Responden Yth. Nama saya Supriyadi. Saya adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk skripsi saya mengenai (Analisis Perbandingan Brand Awareness, Brand Association, Perceived
Quality dan Brand Loyalty Produk
Kamera DSLR Canon dan Nikon ). Agar penelitian ini berjalan dengan baik, saya mengharapkan kesedian dan bantuan dari para responden untuk mengisi kuisioner ini dengan tepat dan benar. Saya menjamin kerahasiaan saudara/i berikan, karena jawaban tersebut hanya sebagai bahan atau data penelitian dan tidak untuk dipublikasikan. Atas perhatian dan kesedian waktunya, saya ucapkan banyak terima kasih. Petunjuk Pengisian: 1. Isilah titik-titik di bawah ini dengan singkat dan jelas. 2. Pilih salah satu jawaban yang anda anggap benar dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan:
SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
N
: Netral
TS
: Tidak Setuju
STS
: Sangat Tidak Setuju 135
I.
Identitas Diri:
Nama
:
Umur
:
Alamat
:
Universitas
:
Nama UKM Fotografi : Jenis Kelamin (coret salah satu): Laki-laki/ Perempuan No
Brand Awarness
1
Saya mengetahui seperti apa merek kamera yang saya gunakan saat ini
2
Saya dapat mengenali merek kamera yang saat ini saya gunakan diantara merek pesaing
3
Saya dapat mengingat langsung merek kamera yang saya gunakan tanpa melihat produknya
4
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
Saya dapat dengan cepat mengingat ciri kamera yang saya gunakan saat ini
5
Saya dapat dengan cepat mengingat logo atau simbol merek kamera yang saya gunakan 6 Saya dapat dengan mudah membayangkan merek kamera yang saat ini saya gunakan di benak saya No Brand Association 1
Kamera yang saat ini saya gunakan memiliki fitur yang lengkap
2
Kamera yang saat ini saya gunakan diproduksi dengan teknologi canggih
3
Kamera yang saat ini saya gunakan dapat mengabadikan momen penting dalam hidup saya Kamera yang saat ini saya gunakan memiliki harga yang mahal
4
136
5
Kamera yang saya gunakan, biasanya digunakan untuk kepentingan komersial
6
Kamera yang saya gunakan dapat digunakan oleh semua umur
7
Kamera yang saat ini saya gunakan merupakan kamera yang digunakan selebritis Kamera yang saat ini saya gunakan mencerminkan bahwa konsumenya memiliki kepribadian yang berani dan kuat Kamera yang saat ini saya gunakan lebih baik dari merek yang lain
8
9
No
Perceived Quality
1
Kamera yang saya gunakan saat ini memiliki hasil dengan kualitas foto yang sangat baik Merek kamera yang saya gunakan saat ini memberikan pelayanan kerusakan disetiap kota Kamera yang saya gunakan saat ini memiliki daya tahan yang sangat baik
2
3 4 No
SS
S
R
TS
STS
SS
S
R
TS
STS
Kamera yang saya gunakan saat ini memiliki fungsi yang sangat baik Brand loyalty
1
Setiap memotret saya menggunakan merek yang sama
selalu
2
Saya berminat untuk membeli lagi merek kamera yang saat ini saya gunakan
3
Saya menjadikan merek kamera yang saya gunakan sebagai pilihan pertama
4
Saya merasa puas setelah menggunakan merek kamera yang saat ini saya gunakan
137
No
Brand loyalty
5
Saya tidak akan membeli merek lain jika merek kamera yang saya gunakan tersedia di took
6
Saya akan merekomendasikan merek yang saya gunakan kepada orang lain
7
Saya tidak akan beralih ke merek lain di lain waktu
8
Saya menganggap diri saya loyal terhadap merek kamera yang saat ini saya gunakan
SS
S
R
TS
TERIMA KASIH
138
STS
Lampiran 2 LlalLampi
Distribusi Jawaban Respnden
139
Distribusi Jawaban Responden Pengguna Kamera Canon dan Nikon No. Grup 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 0 8 0 9 0 10 0 11 0 12 0 13 0 14 0 15 0 16 0 17 0 18 0 19 0 20 0 21 0 22 0 23 0 24 0 25 0 26 0 27 0 28 0 29 0 30 0 31 1 32 1 33 1 34 1 35 1 36 1 37 1 38 1
1 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4
Brand Awareness 2 3 4 4 3 4 4 5 4 5 5 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 5 4 4 5 5 5 4 4 3 4 3 3 5 5 4 3 4 3 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 4 4 4
5 3 3 4 3 5 2 5 4 5 1 4 4 4 4 4 3 5 5 3 3 4 3 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 3 5 4
6 4 4 4 4 5 2 5 4 5 2 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 5 1 4 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4
1 4 4 3 4 4 4 3 4 5 3 4 4 3 4 4 2 5 4 3 3 4 5 4 4 1 3 4 4 5 4 3 3 4 5 5 4 5 4
2 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 5 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4
3 4 3 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 5 4 4 5 5
4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 2 2 1 3 4 4 2 3 3 5 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 5 4
Brand Association 5 6 7 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 5 2 5 3 3 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 5 3 4 4 2 4 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4
8 4 3 4 3 3 3 4 4 4 2 3 2 3 2 3 2 4 2 3 3 3 2 4 4 1 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4
9 3 2 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 5 4
10 4 4 3 4 4 4 3 4 5 3 4 4 3 4 4 2 5 4 3 3 4 5 4 4 1 3 4 4 5 4 3 3 4 5 5 4 5 4
11 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 5 3 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4
1 4 4 5 4 4 4 5 4 5 3 5 5 3 4 3 5 5 4 3 4 5 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 3 4 5 4 4 5 5
Perceived Quality 2 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 3 4 4 5 3 5 4 4 3 4 5 5 4 5 4 5 3 3 4 5 3 5 4 4 4 5 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 5 4 5 5 4 3 5 5 5 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 5 4 3 5 4 4 5 4 5 5 5 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5
6 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5
1 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 4 5 3 4 4 4 5 4 3 3 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
2 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 4 4 4 3 5 2 3 3 4 3 3 3 2 4 3 5 3 2 3 4 3 2 3 2 3 2 4 2 3 3 3 4 4 4 5 4
Brand Loyalty 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 2 2 4 3 3 3 4 5 2 2 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 3 4 3 3 2 5 3 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 5 5 4 4
6 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 3 4 5 4 3 5 4
7 4 3 4 3 3 4 4 2 4 1 4 4 4 4 4 3 5 5 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 5 4 3 5 4
8 4 4 4 3 4 3 5 2 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 5 4 2 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 5 4
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5
4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4
4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 5 5 4 4 4 4
Keterangan : Grup 0 : Konsumen Kamera Canon Grup 1 : Konsumen Kamera Nikon
4 4 4 4 3 4 3 3 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5
4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 5 5 4 5 4 4
3 5 5 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 3 5 5 5 4 5 5
4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4
2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4
2 4 4 4 1 2 4 5 3 5 3 5 3 2 3 2 5 5 5 3 5 5
4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5
3 4 4 3 2 3 4 5 3 5 4 4 4 4 2 2 5 5 4 3 5 4
4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5
3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 5
3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 2 5 4 5 4 5 5
3 5 5 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 3 5 5 5 4 5 5
4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4
4 5 5 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4
4 5 5 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 3 4 5 4 4 4 5
4 5 5 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 3 5 4 5 5 5 5
4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4
3 4 4 4 2 3 4 4 4 5 4 4 4 3 4 2 4 4 5 4 5 4
4 5 5 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5
4 5 5 4 2 3 4 4 4 5 4 3 3 3 4 4 4 5 5 4 4 4
3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 5 4 4 4 4 4
4 4 4 3 2 3 3 4 5 4 3 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 5
4 4 5 4 2 3 3 4 4 4 3 5 3 3 4 3 5 5 5 5 5 4
Lampiran 3 LlalLampi
Output Hasil Pengujian Data
142
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Brand Awareness Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .833
6
Item-Total Statistics Corrected Item-
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Total
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Deleted
baw1
20.17
4.971
.824
.766
baw2
20.30
5.459
.720
.793
baw3
20.40
4.455
.711
.784
baw4
20.60
4.869
.565
.820
baw5
20.60
5.903
.302
.866
baw6
20.27
5.444
.684
.797
143
Hasil Uji Validitas dan Reliabiltas Variabel Brand Association
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .812
9
Item-Total Statistics Corrected Item-
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Total
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Deleted
bas1
30.33
13.678
.632
.776
bas2
30.37
16.309
.423
.804
bas3
30.43
14.944
.553
.789
bas4
30.93
11.651
.762
.755
bas5
30.00
16.621
.375
.818
bas6
30.73
13.099
.623
.778
bas7
30.13
17.085
.312
.813
bas8
31.23
15.978
.355
.811
bas9
30.77
14.392
.630
.779
144
Hasil Uji Validitas dan Reliabiltas Variabel Perceived Quality
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .718
4
Item-Total Statistics Corrected Item-
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Total
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Deleted
pq1
12.10
1.748
.660
.550
pq2
12.33
2.851
.355
.737
pq3
12.53
2.051
.460
.691
pq4
12.33
1.954
.596
.598
145
Hasil Uji Validitas dan Reliabiltas Variabel Perceived Quality
Case Processing Summary N Cases
Valid a
Excluded Total
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .849
8
Item-Total Statistics Corrected Item-
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Total
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Deleted
blo1
27.33
10.299
.641
.826
blo2
27.43
10.944
.543
.837
blo3
27.93
9.720
.574
.835
blo4
27.57
10.599
.499
.842
blo5
27.47
9.844
.605
.829
blo6
27.60
10.179
.655
.824
blo7
27.60
10.869
.461
.845
blo8
27.57
9.426
.749
.810
146
ANALISIS DISKRIMINAN Analysis Case Processing Summary Unweighted Cases
N
Percent
Valid Excluded
60
100.0
Missing or out-of-range group codes
0
.0
At least one missing discriminating
0
.0
0
.0
0
.0
60
100.0
variable Both missing or out-of-range group codes and at least one missing discriminating variable Total Total
Group Statistics Valid N (listwise)
Mean Canon
Nikon
Total
Std.
Unweight
Deviation
ed
Weighted
Brand awareness
24.03
3.828
30
30.000
Brand Asosiation
32.67
3.252
30
30.000
Perceived Quality
16.00
1.554
30
30.000
Brand Loyalty
28.57
4.248
30
30.000
Brand awareness
24.57
2.315
30
30.000
Brand Asosiation
35.50
4.754
30
30.000
Perceived Quality
16.87
1.717
30
30.000
Brand Loyalty
31.80
4.063
30
30.000
Brand awareness
24.30
3.148
60
60.000
Brand Asosiation
34.08
4.284
60
60.000
Perceived Quality
16.43
1.681
60
60.000
Brand Loyalty
30.18
4.432
60
60.000
147
Tests of Equality of Group Means Wilks' Lambda
F
df1
df2
Sig.
totalbaw
.993
.426
1
58
.516
totalbas
.889
7.259
1
58
.009
totalpq
.932
4.203
1
58
.045
total blo
.865
9.076
1
58
.004
ANALISIS 1 Box’s Test of Equality of Covariance Matrices Log Determinants produk
Rank
Log Determinant
Canon
4
7.659
Nikon
4
5.738
Pooled within-groups
4
7.273
The ranks and natural logarithms of determinants printed are those of the group covariance matrices.
Test Results Box's M F
.057 Approx.
.056
df1
1
df2
10092.000
Sig.
.812
Tests null hypothesis of equal population covariance matrices.
148
Summary of Canonical Discriminant Functions Eigenvalues Canonical Function
Eigenvalue
1
% of Variance a
.200
Cumulative %
100.0
Correlation
100.0
.408
a. First 1 canonical discriminant functions were used in the analysis.
Wilks' Lambda Test of Function(s)
Wilks' Lambda
1
Chi-square
.833
10.214
df
Sig. 4
.037
Standardized Canonical Discriminant Function Coefficients Function 1 totalbaw
-.345
totalbas
.492
totalpq
-.056
total blo
.804
Structure Matrix Function 1 total blo
.884
totalbas
.791
totalpq
.602
totalbaw
.192
149
Structure Matrix Function 1 total blo
.884
totalbas
.791
totalpq
.602
totalbaw
.192
Pooled within-groups correlations between discriminating variables and standardized canonical discriminant functions Variables ordered by absolute size of correlation within function.
Canonical Discriminant Function Coefficients Function 1 totalbaw
-.109
totalbas
.121
totalpq
-.034
total blo
.193
(Constant)
-6.740
Unstandardized coefficients Functions at Group Centroids Function produk
1
0
-.440
1
.440
Unstandardized canonical discriminant functions evaluated at group means
150
Functions at Group Centroids Function produk
1
0
-.440
1
.440
Classification Statistics Classification Processing Summary Processed Excluded
60 Missing or out-of-range
0
group codes At least one missing
0
discriminating variable Used in Output
60
Prior Probabilities for Groups Cases Used in Analysis produk
Prior
Unweighted
Weighted
0
.500
30
30.000
1
.500
30
30.000
1.000
60
60.000
Total
a
Classification Results
Predicted Group Membership produk Original
Count
%
0
1
Total
0
21
9
30
1
10
20
30
0
70.0
30.0
100.0
1
33.3
66.7
100.0
a. 68.3% of original grouped cases correctly classified.
151
Casewise Statistics Discriminant Highest Group
Second Highest Group
P(D>d | G=g)
Predicted Case Number Original
Group
p 1
df
P(G=g | D=d)
Squared
Squared
Mahalanobis
Mahalanobis
Distance to
Distance to
Centroid
Group
P(G=g | D=d)
Centroid
Function 1
**
.773
1
.655
.083
0
.345
1.363
.728
1
0
2
0
0
.841
1
.552
.040
1
.448
.461
-.239
0
1
**
.886
1
.626
.021
0
.374
1.047
.583
1
**
.869
1
.630
.027
0
.370
1.092
.605
3 4
0
5
0
0
.859
1
.557
.032
1
.443
.493
-.262
0
1
**
.762
1
.530
.092
0
.470
.332
.137
1
**
.780
1
.535
.078
0
.465
.360
.160
6
152
Actual Group
Scores
7
0
8
0
0
.013
1
.928
6.119
1
.072
11.244
-2.913
9
0
0
.782
1
.536
.077
1
.464
.363
-.163
10
0
0
.443
1
.743
.588
1
.257
2.710
-1.206
11
0
0
.906
1
.570
.014
1
.430
.581
-.322
12
0
0
.978
1
.601
.001
1
.399
.823
-.467
13
0
0
.858
1
.633
.032
1
.367
1.122
-.619
14
0
0
.785
1
.537
.074
1
.463
.368
-.167
15
0
0
.582
1
.705
.303
1
.295
2.046
-.991
16 17
0
.904
1
.570
.014
1
.430
.576
-.319
0
1
**
.727
1
.667
.122
0
.333
1.511
.789
1
**
.664
1
.683
.188
0
.317
1.726
.874
18
0
19
0
0
.262
1
.798
1.259
1
.202
4.006
-1.562
20
0
0
.434
1
.746
.612
1
.254
2.761
-1.222
21
0
0
.804
1
.647
.062
1
.353
1.272
-.688
22
0
**
.462
1
.738
.541
0
.262
2.610
1.176
23
0
0
.674
1
.504
.177
1
.496
.210
-.019
24
0
0
.713
1
.670
.135
1
.330
1.555
-.807
25
0
0
.606
1
.699
.266
1
.301
1.946
-.955
26
0
0
.381
1
.761
.768
1
.239
3.084
-1.316
27
0
0
.494
1
.729
.467
1
.271
2.442
-1.123
28
0
0
.301
1
.785
1.072
1
.215
3.667
-1.475
29
0
**
.708
1
.514
.141
0
.486
.255
.065
30
0
0
.302
1
.785
1.066
1
.215
3.657
-1.472
31
1
1
.706
1
.514
.142
0
.486
.253
.063
1
0
**
.820
1
.643
.052
1
.357
1.226
-.667
0
**
.785
1
.537
.074
1
.463
.368
-.167
32
153
0
1
1
33
1
34
1
1
.753
1
.660
.099
0
.340
1.425
.754
35
1
1
.888
1
.625
.020
0
.375
1.041
.581
36
1
**
.908
1
.620
.013
1
.380
.990
-.555
37
1
1
.140
1
.844
2.183
0
.156
5.556
1.917
38
1
1
.808
1
.646
.059
0
.354
1.259
.682
0
.777
1
.654
.080
1
.346
1.351
-.723
1
1
.418
1
.750
.656
0
.250
2.855
1.250
1
1
.445
1
.742
.583
0
.258
2.700
1.204
1
0
**
.686
1
.508
.163
1
.492
.226
-.036
0
**
.077
1
.875
3.136
1
.125
7.026
-2.211
0
**
.577
1
.706
.311
1
.294
2.066
-.998
1
40 41 42 43
154
**
39
1
0
44
1
45
1
1
.992
1
.598
.000
0
.402
.791
.450
46
1
1
.392
1
.758
.732
0
.242
3.010
1.295
47
1
1
.999
1
.595
.000
0
.405
.772
.439
48
1
1
.200
1
.820
1.642
0
.180
4.670
1.721
49
1
**
.756
1
.528
.097
1
.472
.323
-.129
50
1
1
.350
1
.770
.874
0
.230
3.291
1.374
51
1
1
.883
1
.564
.022
0
.436
.537
.293
52
1
**
.641
1
.689
.217
1
.311
1.811
-.906
53
1
1
.853
1
.556
.034
0
.444
.482
.254
54
1
**
.248
1
.803
1.333
1
.197
4.138
-1.594
55
1
1
.236
1
.807
1.402
0
.193
4.259
1.624
56
1
1
.680
1
.679
.170
0
.321
1.669
.852
57
1
1
.113
1
.856
2.508
0
.144
6.068
2.024
58
1
1
.716
1
.670
.132
0
.330
1.544
.803
59
1
1
.131
1
.848
2.284
0
.152
5.716
1.951
60
1
1
.227
1
.810
1.461
0
.190
4.361
1.649
0
0
0
**. Misclassified case
155