524 ANALISIS PERALATAN BENGKEL KERJA KAYU SMK NEGERI 5 SUNGAI PENUH Perta Mulya Putra1, Drs. Chairul Israr, M.Pd2, Drs. Juniman Silalahi, M.Pd3 Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FT Universitas Negeri Padang Email:
[email protected] Abstract This research is aquantit ative study with quantitative descriptive method that aim stolook at the factsandin accordancewiththe actualreality. The populationin this study, namely: woodworkshopequipmentinvocational highschools5Sungai Penuh. Sampleswere takentotal sampling thew oodworkshop equipmentinvo cational highschools5Sungai Penuh. The data usedare primary dataandsecondary data. Primary datawas obtained directlyonthe woodworksh opandt hroughinter viewswiththe headteachera ndworkshoppr acticewo odentimber, while thesecondary dataobta inedthrough documents andinven toryexisting equipmentinthe woodworkshop. Data analysis techniquesusedare: quantitative edescri ptiveanalysis. The analysis showedthat thecondition ofthe existing equipmentin the workshop of vocational highschool5Sungai Penuhgenerallycategorized asfit for use, butthemanual equipmentsuch asplaners, saws, chisels, hammers, elbows,mete randmiserst illneededso meaddition alnumber oftools. Key word : Analysis,Tools, WoodWorkshop.
*
Alumni Prodi Pend. Teknik Bangunan FT UNP 2013 Dosen Teknik Sipil FT UNP *** Dosen Teknik Sipil FT UNP **
disegala
A. Pendahuluan Pembangunan
bidang
komponen
Pembaharuan
ini
pendidikan.
dimaksudkan
untuk
pendidikan merupakan salah satu bagian
mencapai tujuan pembangunan di sektor
dari
yang
pendidikan, seperti yang dinyatakan dalam
merupakan hal penting dalam mencapai
UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
tujuan
Nasional, Pasal 3, disebutkan:
pembangunan
pembangunan
keseluruhan.Salah mencapai
nasional
satu
pembangunan
secara jalan
untuk
di
bidang
Pendidikan mengembangkan
nasional
berfungsi
kemampuan
dan
pendidikan adalah dengan meningkatkan
membentuk watak serta peradaban bangsa
mutu melalui pembaharuan dan perbaikan
yang
bermartabat
dalam
rangka
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 2, Nomor 3, September 2014 mencerdaskan
kehidupan
525
bangsa,
siswa benar-benar dapat dioptimalkan,
bertujuan untuk berkembangnya potensi
sehingga siswa dapat mempersiapkan diri
peserta didik agar menjadi manusia
bekerja
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
kesempatannya.Namun saat ini tampaknya
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat
Sekolah Menengah Kejuruan umumnya
,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
masih
menjadi warga negara yang demokratis
seleksi calon siswa, kualitas guru serta
serta bertanggung jawab.
kelengkapan
Sekolah menengah kejuruan adalah
sesuai
perlu
dengan
peningkatan, sarana
diantaranya
dan
prasarana
pendidikan.Pemerintah selaku pihak yang
pendidikan menengah yang mengutamakan
bertanggung
pengembangan keterampilan siswa untuk
permasalahan pendidikan melalui Dinas
melaksanakan jenis pekerjaan tertentu.
Pendidikan serta pihak-pihak yang terkait,
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) inilah
selalu berusaha mencari cara atau jalan
nantinya
keluar
yang
diharapkan
dapat
jawab
agar
arah
mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan
Menengah
kejuruan. Tujuan dari pendidikan menengah
banyak
kejuruan dalam PP No. 29 Tahun 1990
pengangguran.
pasal 3 ayat 2, adalah sebagai berikut: lapangan
kerja
serta
mengembangkan sikap profesional. 2. Menyiapkan dalam
siswa
memilih
agar
karir,
dalam
setiap
pendidikan
Kejuruan
Upaya
1. Menyiapkan siswa untuk memasuki
terhadap
itu
Sekolah
bisa
berbuat
mengurangi
masalah
peningkatan
mutu
pendidikan
kejuruan, khususnya Sekolah
Menengah
Kejuruan
telah
dilakukan
berbagai upaya diantaranya adalah upaya
mudah
mengembangkan kurikulum SMK sejak
maupun
tahun 1999, sampai diberlakukan pula
mengembangkan diri.
kurikulum
tahun
2008.
Setelah
itu
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat
diberlakukanya keputusan menteri melalui
menengah untuk mengisi kebutuhan
Departemen Pendidikan Nasional nomor
dunia usaha dan jasa konstruksi saat
251/C/KEP/MN/2008
ini maupun masa mendatang.
pendidikan menengah dan kejuruan karena
tentang
spektrum
4. Menyiapkan tamatan menjadi warga
kurikulum sebelumnya dianggap sudah
negara yang produktif, adaptif dan
tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan
kreatif.
IPTEK.
Dengan tujuan pendidikan di atas
mempengaruhi sistem pendidikan nasional
diharapkan keterampilan yang dimiliki oleh
Salah
adalah kurikulum.
satu
variabel
yang
Perta Mulya Putra
526
Salah satu upaya peningkatan mutu
25 siswa dan tahun 2014 terdapat 30 siswa.
pendidikan adalah dengan memaksimalkan
Melengkapi fasilitas bengkel kerja perlu
pelaksanaan
dapat
dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
dan
siswa-siswanya, namun hal tersebut belum
keterampilan dasar minimal, menerapkan
sepenuhnya bisa dirasakan tanpa kualitas
konsep belajar, dan membangkitkan sikap
alat yang baik pada bengkel kerja itu
kreatif, inovatif dan mandiri bagi peserta
sendiri.Jika standar minimum peralatan
didik. Hal ini sejalan dengan kebijakan
pada bengkel kerja suatu sekolah menengah
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
belum terpenuhi maka belum bisa dikatakan
dalam meningkatkan mutu SMK secara
sekolah tersebut telah berhasil dalam
bertahap
menerapkan
kurikulum
meningkatkan
yang
kemampuan
dan
berkesinambungan
pada
kurikulum
yang
telah
berbagai komponen pendidikan. Namun
ditetapkan pemerintah pada sekolahnya
sepertinya
masing-masing.
pelaksanaan
dalam
mengembangkan mutu SMK tersebut masih
Berdasarkan pengamatan langsung
belum merata, ini terbukti dengan masih
pada bengkel kerja kayu dan wawancara
banyak SMK yang belum sepenuhnya
dengan kepala bengkel serta guru praktek
mengalami
Kurangya
kayu di sekolah, penulis menemukan
fasilitas pada bengkel kerja kayu sebagai
kondisi bengkel kerja kayu SMK Negeri 5
unsur utama penunjang proses praktek kerja
Sungai Penuh yang ada saat ini terutama
kayu di SMK menjadi salah satu alasan
peralatan manual,
belajar siswa menjadi tidak maksimal, dan
portabel dimana saat ini beberapa peralatan
hasil
tersebut
perkembangan.
belajarnya
menjadi
kurang
memuaskan. SMK
tidak
peralatan mesin, dan
semua
dalam
kondisi
sebagaimana mestinya. Penulis mengamati Negeri
5
Sungai
Penuh
pada bengkel kerja kayu masih digunakan
sebagai salah satu SMK bidang teknologi,
beberapa
juga telah melakukan berbagai usaha
digunakan lagi saat siswa melaksanakan
pengembangan
praktek,
untuk
meningkatkan
peralatan
yang
diantaranya
tidak ketam
layak yang
kualitas peserta didik termasuk pada teknik
permukaanya sudah tidak rata sehingga
konstruksi kayu pada jurusan bangunan
hasil ketaman siswa tidak baik.Jumlah alat
yang
yang disediakan pada bengkel kerja kayu
pada
tahun
ke
tahun
terjadi
peningkatan jumlah siswa kelas X yaitu
masih
belum
cukup,
sehingga
tidak
pada tahun 2011 terdapat 18 siswa, tahun
sebanding dengan jumlah siswa ketika
2012 terdapat 23 siswa, tahun 2013 terdapat
melaksanakan praktek.
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 2, Nomor 3, September 2014 memiliki keahlian dan keberanian membuka peluang meningkatkan penghasilan, (2) menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja produktif, dan (3) menyiapkan siswa menguasai IPTEK.
Peralatan praktek merupakan hal utama yang perlu dipenuhi kelengkapan serta
kesiapan
untuk
pemakaiannya.
Apabila alat yang tersedia di bengkel kerja tidak
mencukupi
menghambat
tentu
pekerjaan
saja
dapat
serta
akan
menambah waktu pengerjaan suatu praktek. Keterbatasan bahan dan susunan alat pada bengkel kerja juga perlu diperhatikan agar pengelolaan
bengkel
juga
dapat
dioptimalkan dengan sesuai dengan yang diharapkan.Serta penambahan luas ruang
Kurikulum
untuk sekolah berhasil mencapai tujuan yang
diinginkan.
bekerja,
baik
secara
agar
mandiri
Menurut
Mulyasa
(2009:46): Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.
Tujuan khusus SMK yaitu: (1) didik
sebuah
agar penyelenggaraan program pemerintah
peningkatan jumlah siswa. peserta
merupakan
rencana atau acuan yang digunakan sekolah
praktek perlu diperhatikan sesuai dengan
menyiapkan
527
dapat ataupun
mengisi lapangan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan
Seperti yang di tetapkan dalam UU
bidang dan keahlian yang diminati, (2)
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
membekali peserta didik agar mampu
2003:
memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi
dan
mampu
berikap
profesional, (3) membekali peserta didik dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) agar mampu mengembangkan diri sendiri di jenjang yang lebih tinggi. Menurut Bachtiar Hasan (2002:11): Fungsi pendidikan kejuruan yaitu: (1) menyiapkan siswa manusia Indonesia seutuhnya yang mampu meningkatkan kualitas hidup, mampu mengembangkan dirinya, dan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahanpelajaran serta cara yang digunankan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 5 Tahun 1980 Tentang
Pokok-Pokok
Universitas/Institut
Negeri
Organisasi pengertian
bengkel dijelaskan dalam pasal 27 (UU No. 5, 1980: 7) yaitu: “Laboratorium/Studio
Perta Mulya Putra
528
adalah sarana penunjang jurusan dalam satu
ini termasuk kedalam penelitian deskriptif
atau sebagian ilmu, teknologi atau seni
kuantitatif. Menurut Suharsimi (2009:234):
tertentu sesuai dengan keperluan bidang
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
studi yang bersangkutan”. Selanjutnya pada Pasal 28 menjelaskan tentang personal yang mengelola
bengkel
“Laboraturium/Studio
yaitu:
dipimpin
oleh
seorang guru atau tenaga pengajar yang keahliannya telah memenuhi persyaratan sesuai cabang ilmu, teknologi, dan seni tertentu dan bertanggung jawab langsung kepada ketua jurusan”. Menurut kamus bahasa Indonesia menyebutkan pengertian analisis adalah: “Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (seperti perbuatan, kejadian, atau peristiwa) untuk
mengetahui
sebenarnya,
sebab
perkaranya”.Menurut
keadaan
yang
atau
duduk
Dwi
dan
Rifka
(2002:52) kata analisis dapat juga diartikan sebagai:
uraian
di
dimana penelitian akan dilakukan, beserta jalan dan kotanya. Penelitian ini berlokasi di SMK Negeri 5 Sungai Penuh Jl. Stadion Pancasila Kecamatan Tanah Kampung, Kota Sungai Penuh, Provinsi Jambi.SMK Negeri 5 Sungai Penuh merupakan salah satu sekolah menengah kejuruan yang ada di kota Sungai Penuh yang terdiri dari berbagai jurusan termasuk salah satunya jurusan
bangunan
tempat
peneliti
mengambil data untuk penelitian. Data
yang
digunakan
dalam
penelitian ini ada 2 jenis yaitu: Data primer
Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Berdasarkan
Lokasi penelitian adalah tempat
adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Sumber data primer yang dimaksudkan peneliti pada penelitian kali ini yaitu peralatan di atas,
dikemukakan tujuan pada penelitian ini adalah Menganalisis Peralatan Bengkel Kerja Kayu SMK Negeri 5 Sungai Penuh. B. Metode Penelitian Berdasarkan batasan masalah dan tujuan yang ingin dicapai maka penelitian
bengkel
kerja
kayu,
dan
informasi
tambahan dengan melakukan wawancara pada guru praktek kerja kayu, dan kepala bengkel kerja kayu.Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, sampai dokumen-dokumen
resmi
dari
instansi
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 2, Nomor 3, September 2014 pemerintah.Peneliti
data
Sungai Penuh, Serta pengumpulan data
sekunder ini untuk memperkuat penemuan
melalui wawancara, dalam penelitian ini
dan melengkapi informasi yang telah
wawancara
dikumpulkan melalui wawancara langsung
terkontrol artinya wawancara dilakukan
dengan pihak sekolah di bengkel kerja
secara bebas sehingga diperoleh data yang
kayu.
luas Instrumen
menggunakan
529
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dan
secara
mendalam
memperhatikan
unsur
bebas
tetapi
masih
terpimpin
pada
adalah berupa format data peralatan melalui
persoalan-persoalan yang diteliti, dalam hal
teknik pengumpulan data yang digunakan
inilah pedoman wawancara digunakan.
yaitu observasi atau pengamatan dilakukan
Teknik analisis data yang digunakan
dengan cara peneliti terjun langsung ke
dalam penelitian ini menggunakan rumus
lokasi
persentase perhitungan yang digunakan
penelitian
pengecekan peralatan
dan
dokumentasi serta
melakukan atau
mengamati
arsip
langsung
untuk mempermudah menyimpulkan hasil persentase
dari
data
yang
peralatan di bengkel kayu SMK Negeri 5
dilapangan.Seperti
Sungai
Sudjana Dalam Syahron (2011: 87) sebagai
Penuh.
Metode
observasi
ini
digunakan untuk memperoleh data yang berhubungan
dengan
kondisi
dan
f P=
x 100 %
Penuh.Penelitianmenggunakan
teknik dokumentasi karena dapat digunakan untuk mencari data-data yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian. Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan perlengkapan bengkel kayu SMK Negeri 5
dikemukakan
berikut:
kelengkapan bengkel kayu SMK Negeri 5 Sungai
yang
diperoleh
N Keterangan : P
: Persentase.
f
: Jumlah alat sesuai kondisi.
N
: Jumlah kebutuhan alat. 100%
: Bilangan tetap.
Perta Mulya Putra
530
Tabel 1. Deskripsi Data No.
Nama Alat
Jumlah Alat Tersedia
Jumlah Kebutuhan Alat
1.
Ketam - Ketam Pendek - Ketam menengah - Ketam panjang
15 14 14
16 16 16
2
Gergaji - Gergaji Pemotong - Gergaji Pembelah - Gergaji Punggung
13 13 12
16 16 16
3
Pahat - Pahat Tusuk Ukuran 3/4 ” Ukuran 1 ” - Pahat Lubang Ukuran 3/4 ” Ukuran 1 ” Palu - Palu kayu - Palu besi - Palu karet
14 13
16 16
13 13
16 16
13 11 12
16 16 16
Siku- siku - Siku biasa - Siku serong - Siku goyang - Siku rangka
16 9 11 13
16 16 16 16
6
Obeng
14
16
7
Kikir
11
16
8
Kakak Tua
12
16
9 10
Perusut - Perusut tradisional - Perusut modern Meteran - Meteran rool (gulung) - Meteran lipat - Meteran lurus
10 12
16 16
14 -
16 -
11
Penggores
14
16
12
Peralatan Mesin
5
-
13
Peralatan Portabel
12
-
4
5
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 2, Nomor 3, September 2014
531
C. Hasil dan Pembahasan
perhitungan 75 % derajat pencapaian
1. Hasil Penelitian
kebutuhan alat kategori cukup layak. Pahat
Hasil
penelitian
ini
akan
tusuk memperoleh hasil perhitungan 71,8 %
memberikan informasi tentang pengolahan
deajat pencapaian kebutuhan alat kategori
data yang telah dikumpulkan, kemudian
cukup layak, pahat lubang memperoleh
diolah. Dari hasil olahan data tersebut
hasil perhitungan 71,8 % deajat pencapaian
kemudian dilakukan pembahasan. Seperti
alat kategori cukup layak.
pada tabel 1.
Palu
kayu
memperoleh
hasil
perhitungan 68,7 % derajat pencapaian
2. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk
kebutuhan alat kategori cukup layak, palu
mengetahui kondisi alat dan kelengkapan
besi memperoleh hasil perhitungan 62,5 %
jumlah peralatan yang ada pada bengkel
derajat pencapaian kebutuhan alat kategori
kerja kayu SMK Negeri 5 Sungai Penuh.
kurang layak, dan palu karet memperoleh
Pada
yang
hasil perhitungan 68,7 % derajat pencapaian
dilakukan analisis mendapatkan presentase
kebutuhan alat kategori cukup layak. Siku
yang memenuhi kriteria yang diinginkan
biasa memperoleh hasil perhitungan 81,2 %
yaitu pada alat ketam pendek diperoleh
derajat pencapaian kebutuhan alat kategori
hasil
layak,
81,2
masing-masing
%
dimana
alat
pada
derajat
siku
serong
memperoleh
hasil
pencapaian kebutuhan alat masuk pada
perhitungan 56,2 % derajat pencapaian
kategori layak, ketam menengah diperoleh
kebutuhan alat kategori kurang layak, siku
hasil 75 % dimana pada derajat pencapaian
goyang memperoleh hasil perhitungan 62,5
kebutuhan alat masuk pada kategori cukup
% derajat pencapaian kebutuhan alat kurang
layak, dan ketam panjang diperoleh hasil
layak,
81,2 % dimana pada derajat pencapaian alat
perhitungan 68,7 % derajat pencapaian
masuk pada kategori layak.
kebutuhan alat cukup layak.
Gergaji pemotong memperoleh hasil
siku
Obeng
rangka
memperoleh
memperoleh
hasil
hasil
perhitungan 81,2 % derajat pencapaian
perhitungan 75 % derajat pencapaian
kebutuhan alat
kebutuhan alat kategori cukup layak. Kikir
gergaji
kategori cukup layak,
pembelah
hasil
memperoleh hasil perhitungan 62,5 %
perhitungan 68,7 % derajat pencapaian
derajat pencapaian kebutuhan alat kategori
kebutuhan alat kategori cukup layak, dan
kurang layak. Kakak tua memperoleh hasil
gergaji
perhitungan 68,7 % derajat pencapaian
punggung
memperoleh
memperoleh
hasil
Perta Mulya Putra
532
kebutuhan alat Perusut
kategori cukup layak.
tradisional
hasil
peralatan manual masih kurang
perhitungan 56,2 % derajat pencapaian
dalam jumlah peralatannya seperti
kebutuhan alat kategori kurang layak,
ketam, gergaji, pahat, palu, siku-
Perusut
siku, meteran dan kikir.
modern
memperoleh
SMK Negeri 5 Sungai Penuh pada
memperoleh
hasil
perhitungan 68,7 % derajat pencapaian kebutuhan alat
Saran
kategori cukup layak.
Berdasarkan pembahasan dan
Meteran rool memperoleh hasil perhitungan
kesimpulan yang diperoleh, maka dapat
75 % derajat pencapaian kebutuhan alat
diajukan saran sebagai berikut:
kategori cukup layak, tidak tersedia meteran
a. Kepada
Kepala
sekolah
SMK
lurus dan meteran lipat di bengkel kerja
Negeri 5 Sungai Penuh, diharapkan
kayu SMK Negeri 5 Sungai Penuh.
membuat kebijakan-kebijakan baru
Penggores memperoleh hasil perhitungan
yang
81,2 % derajat pencapaian kebutuhan alat
peningkatkan peralatan yang ada di
kategori layak.Pada hasil analisis peralatan
bengkel
mesin dan peralatan portabel pada bengkel
mendapatkan peralatan yang lebih
kerja kayu SMK Negeri 5 Sungai Penuh,
baik untuk digunakan pada saat
alat yang digunakan termasuk kategori
praktek.
layak pakai.
penambahan
berhubungan kerja
dengan
kayu
Seperti
upaya
jumlah
alat,
guna
untuk serta
peningkatan perawatan pada alat D. Kesimpulan dan Saran
praktek yang ada di bengkel kerja
Kesimpulan
kayu SMK Negeri 5 Sungai Penuh.
Berdasarkan hasil dari uraian di atas,
maka
dapat
ditarik
beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
b. Kepada
tenaga
kependidikan
Jurusan Bangunan SMK Negeri 5 Sungai Penuh harus ikut andil dalam
1. Kondisi peralatan yang digunakan
menjaga
kondisi
alat
serta
di bengkel kerja kayu SMK Negeri
perawatan dan pengawasan lebih
5 Sungai Penuh pada peralatan
pada
tangan,
dan
praktek, sehingga peralatan yang
untuk
ada di bengkel kerja kayu SMK
peralatan
peralatan
portabel
mesin layak
digunakan. 2. Kelengkapan
saat
siswa
melaksanakan
Negeri 5 Sungai Penuh tetap pada peralatan
yang
digunakan di bengkel kerja kayu
kondisi
baik
dan
pelaksanaan praktek.
siap
pada
CIVED ISSN 2302-3341 Vol. 2, Nomor 3, September 2014 c. Kepada
Peneliti
selanjutnya
diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa Kompetensi Keahlian Teknik Bangunan SMK Negeri 5 Sungai Penuh khususnya. Catatan : Artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan Pembimbing I Drs. Chairul Israr, M. Pd. dan Drs. Juniman Silalahi, M. Pd.sebagai Pembimbing II. DAFTAR PUSTAKA Bachtiar, Hasan. (2002). Pendidikan Kejuruan di Indonesia.Dikmenjur.
533
E. Mulyasa . 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: P.T Remosa Rosdakarya. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 1990 Tentang Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan. Suharsimi, Arikunto. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. ______2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktik. Jakarta:PT. Rineka Cipta. Syahron, Lubis. 2011. Penelitian Padang:Sukabina Press.
Metodologi Pendidikan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. http://dspace.widyatama.ac.id/bitsrea m/handle/10364/508/bab2.pdf?sequence=6, diakses
20
Agustus
2013.