ANALISIS PENGGUNAAN SHUUJOSHI YO DAN NE DALAM EPISODE SPESIAL DRAMA SERI JEPANG BERJUDUL “PROPOSAL DAISAKUSEN” Veronika, Rudi Hartono Manurung Universitas Bina Nusantara, Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45, Kemanggisan/Palmerah, Jakarta Barat 11480 (021) 532 7630,
[email protected]
ABSTRACT Particle used at the of sentence in Japanese is called shuujoshi. Shuujoshi is used to represent the expressions of speaker toward the listener such as asking for agreement, ensuring the information, prohibition, injunction, conveying information, requests, invitations, and so on. In shuujoshi, particle yo and ne are frequently used at the end of a sentence. Shuujoshi yo and ne have the close meaning so that the author is interested in researching the different uses of shuujoshi yo and ne in Japanese. The objective of this study is to clearly understand the situations of shuujoshi yo and ne uses in accordance with each function to make the proper uses of them in Japanese sentence. The author uses the method of literature as a method of data collection and the method of descriptive analysis as a method of data analysis. The author does this study based on shuujoshi yo and ne theory according to Masuoka (1991). Masuoka (1991) divides the functions into two functions that is chishiki no yaritori to kikite no chishiki no hyouka and uttaekei ni okeru 'ne' to 'yo'. After the data matches the theory, the author found 10 data that can be linked with the theory of functions of shuujoshi yo and ne. Keywords : Joshi, Shuujoshi Yo and Ne, Function and Meaning of Shuujoshi Yo and Ne
ABSTRAK Partikel yang digunakan di akhir kalimat dalam bahasa Jepang disebut shuujoshi. Shuujoshi digunakan untuk mewakili bentuk ungkapan yang ingin disampaikan oleh pembicara seperti meminta persetujuan, memastikan informasi, larangan, perintah, menyampaikan informasi, permintaan, ajakan, dan sebagainya. Di dalam shuujoshi terdapat partikel yo dan ne yang sering digunakan di akhir kalimat. Partikel yo dan ne memiliki makna yang hampir sama sehingga penulis tertarik untuk meneliti perbedaan penggunaan partikel yo dan ne di dalam bahasa Jepang. Tujuan diadakannya penelitian ini yaitu untuk memahami secara lebih jelas situasi penggunaan shuujoshi yo dan ne sesuai dengan fungsi-fungsinya agar dapat menerapkannya dengan tepat di dalam kalimat bahasa Jepang. Penulis menggunakan metode kepustakaan sebagai metode pengumpulan data dan metode deskriptif analisis sebagai metode analisis data. Penulis melakukan penelitian berdasarkan teori fungsi shuujoshi yo dan ne menurut Masuoka (1991). Masuoka (1991) membagi fungsi shuujoshi yo dan ne ke dalam 2 fungsi secara garis besar yaitu sebagai chishiki no yaritori to kikite no chishiki no hyouka dan uttaekei ni okeru ‘ne’ to ‘yo’. Setelah mencocokkan data dengan teori, penulis menemukan 10 data yang dapat dikaitkan dengan teori fungsi shuujoshi yo dan ne. Kata Kunci : Joshi, Shuujoshi Yo dan Ne, Fungsi dan Makna Shuujoshi Yo dan Ne
PENDAHULUAN Setiap bahasa memiliki karakteristik yang masing-masing berbeda di dalam pengucapannya, termasuk bahasa Jepang. Karakteristik lisan dan tulisan bahasa Jepang dapat dikatakan unik. Berbeda dengan karakteristik penyusunan kalimat pada umumnya seperti dalam bahasa Indonesia yaitu SubjekPredikat-Objek (SPO), kalimat dalam bahasa Jepang menggunakan karakteristik terbalik yaitu SubjekObjek-Predikat (SOP). Perbedaan mendasar dalam penyusunan kalimat ini menjadi salah satu kesulitan bagi pelajar bahasa Jepang dalam membentuk kalimat. Kebanyakan pelajar yang masih awam seringkali terbalik dalam merangkai kalimat berbahasa Jepang dikarenakan pola penyusunan kalimat yang berbeda. Selain itu, banyaknya penggunaan partikel dalam setiap kalimat juga menjadi kesulitan tersendiri bagi pelajar bahasa Jepang di berbagai tingkat. Penggunaan partikel di dalam bahasa Jepang digunakan untuk membantu pemaknaan kalimat agar menjadi lebih tepat. Partikel di dalam bahasa Jepang biasanya digunakan sebagai penanda ungkapan perasaan dan sebagainya. Seperti halnya di dalam bahasa Indonesia, dalam beberapa konteks kalimat kita juga menggunakan partikel-partikel yang ada untuk menandakan ungkapan yang ingin kita sampaikan. Istilah partikel di dalam bahasa Jepang disebut joshi. Dalam komunikasi bahasa Jepang, partikel selalu digunakan baik secara lisan maupun tulisan. Seperti yang telah penulis sebutkan di atas bahwa setiap partikel memiliki fungsi dan makna yang berbeda-beda sehingga penggunaan setiap partikel juga harus disesuaikan dengan situasi yang sedang dialami. Partikel dalam bahasa Jepang ada yang digunakan di bagian awal, tengah, dan akhir kalimat tergantung pemakaiannya. Dalam penulisan skripsi ini penulis akan membahas penggunaan partikel yang ada di akhir kalimat. Partikel yang digunakan di akhir kalimat dalam bahasa Jepang disebut shuujoshi. Shuujoshi umumnya digunakan untuk mewakili ungkapan perasaan pembicara terhadap lawan bicara, seperti meminta persetujuan, mempertegas ungkapan atau memberitahukan informasi kepada lawan bicara. Partikel yang termasuk ke dalam shuujoshi di antaranya adalah partikel
か (ka), な (na), かしら (kashira),
よ (yo), さ (sa), ぞ (zo), ぜ (ze), わ (wa), ね (ne), よね (yone), かな (kana), dan lain-lain. Setiap partikel
memiliki makna dan fungsi yang berbeda-beda dalam pengungkapannya. Tidak terkecuali partikel yo dan ne. Kedua partikel shuujoshi ini memiliki fungsi dan makna yang hampir sama dalam penggunaannya sehingga diperlukan ketelitian dan pemahaman yang tepat agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penerapannya di dalam kalimat. Seringnya ditemukan permasalahan dalam penggunaan shuujoshi yo dan ne ini menjadi dasar bagi penulis dalam melakukan analisa mengenai fungsi dan makna shuujoshi yo dan ne agar tidak terjadi lagi kekeliruan dalam penggunaannya dalam kalimat bahasa Jepang sehari-hari. Penulis melakukan analisa berdasarkan latar belakang di atas dengan menggunakan korpus data yang diperoleh dari dialog tokoh dalam episode spesial drama seri Jepang berjudul “Proposal Daisakusen”. Penulis akan melakukan analisa terhadap masalah di atas berdasarkan teori fungsi ne dan yo menurut Masuoka (1991). Penulis mengambil korpus data dari episode spesial drama Proposal Daisakusen dikarenakan terdapat banyak dialog tokoh yang menggunakan partikel yo dan ne di akhir kalimat. Tujuan penulisan skripsi ini adalah agar pembaca dan penulis dapat memahami perbedaan situasi penggunaan partikel yo dan ne secara jelas di dalam kalimat bahasa Jepang. Selain itu, penulis berharap pembahasan mengenai tema yang diambil dapat menjadi suatu sumber pengetahuan atau referensi bagi pembaca yang membutuhkan informasi atau data mengenai penggunaan partikel yo dan ne sehingga dapat digunakan dalam percakapan bahasa Jepang sehari-hari. Penelitian mengenai penggunaan shuujoshi yo dan ne sebelumnya pernah dilakukan oleh Saigo (2012). Dalam penelitian yang ia lakukan, Saigo (2012) melakukan analisa terhadap 6 data yang ia peroleh berdasarkan hasil penyempurnaan percakapan oleh 6 orang siswa. Dari hasil analisa tersebut, Saigo menyimpulkan bahwa terdapat fungsi shuujoshi yo dan ne masing-masing memiliki 4 fungsi. Selain itu, fungsi shuujoshi yo dan ne juga pernah dilakukan oleh Kouminjou (2011) yang membagi penggunaan fungsi yo ke dalam 2 situasi yaitu hal yang tidak disadari oleh lawan bicara dan permintaan informasi dari lawan bicara kepada pembicara, sedangkan penggunaan shuujoshi ne terbagi menjadi 3 fungsi yaitu fungsi untuk meminta kepastian informasi, meminta persetujuan, dan menyatakan persetujuan dari lawan bicara kepada pembicara. Berdasarkan tinjauan pustaka yang diambil dari Saigo (2012) dan Kouminjou (2011), maka dalam penulisan skripsi ini penulis akan melakukan analisa secara lebih mendalam terhadap penggunaan fungsi dan makna shuujoshi yo dan ne.
METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian, penulis memanfaatkan metode pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang dilakukan dengan cara mengamati data yang dianalisa. Sebagai metode pengumpulan data, penulis menggunakan metode kepustakaan dimana penulis mengumpulkan data atau informasi dengan menonton film yang berkaitan dengan tema sebagai referensi yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas. Setelah mengumpulkan data, kemudian penulis melakukan analisa data dengan menggunakan metode deskriptif analisis, dimana penulis menjabarkan data terlebih dahulu kemudian menjelaskannya kepada orang lain.
HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan penulis dengan menggunakan korpus data berupa dialog tokoh dalam episode spesial drama seri Jepang berjudul Proposal Daisakusen, maka penulis memperoleh hasil sebagai berikut. 1. Analisis Fungsi Shuujoshi Yo Sebagai “Hanashite ga Chishiki o Kikite ni Tsutaeru to Iu Handan” (Menyampaikan Informasi Kepada Lawan Bicara) Menit 1:18:54 – menit 1:19:01 Situasi: Ken dan Mikio mengikuti Tsuru yang pergi ke klub malam. Saat sedang memata-matai, mereka melihat seorang wanita datang menghampiri Tsuru. Mengira Tsuru akan melakukan hal yang buruk, maka Ken dan Mikio segera menyusul dan memergoki Tsuru bersama wanita tersebut. Saat melihat Ken dan Mikio memergokinya, Tsuru pun akhirnya menjelaskan kepada mereka apa yang sedang ia lakukan di dalam klub itu. Tsuru menceritakan bahwa ia ingin memberikan kejutan untuk Eri di pesta pernikahan mereka nanti. Mendengar penjelasan itu, Ken dan Mikio pun heran bagaimana cara Tsuru dapat melakukan semua itu tanpa diketahui oleh Eri. Tsuru yang ditanyai akhirnya memberikan penjelasan kepada mereka. Kutipan Percakapan:
健 鶴
: でもさ、エリにばれないようにどうやってそんな人見つけんの? : あのな、人間必死になれば大抵のことはかなうんだよ あのな、人間必死になれば大抵のことはかなうんだよ。
Terjemahan: Ken : Tapi bagaimana kau bisa menemukan orang-orang ini tanpa ketahuan Eri? Tsuru : Kau tahu, jika manusia mau berusaha keras, apapun bisa menjadi mungkin, lho. Analisa: Fungsi yo dalam dialog di atas merupakan bentuk pernyataan dimana Tsuru memberikan penjelasan kepada Ken dengan mengatakan “Ano na, ningen hisshi ni nareba daitei no koto wa kanau nda yo” ( ). Partikel yo dengan fungsi ini digunakan untuk memberitahukan informasi oleh pembicara kepada lawan bicara. Fungsi ini menunjukkan adanya ketidaktahuan lawan bicara terhadap informasi sehingga pembicara menggunakan partikel yo untuk menyatakan bahwa ia memiliki informasi yang tidak diketahui oleh lawan bicara. Fungsi ini juga dapat digunakan dalam situasi dimana lawan bicara meminta informasi kepada pembicara. Dalam dialog di atas dapat dilihat bahwa Ken meminta informasi kepada Tsuru dengan kalimat
な、人間必死になれば大抵のことはかなうんだよ
pertanyaan “Demo sa, eri ni barenai youni douyatte sonna hito mitsuken no?” (
あの
でもさ、エリにばれない
ようにどうやってそんな人見つけんの?). Kalimat pertanyaan yang diucapkan oleh Ken menunjukkan ketidaktahuannya akan informasi tersebut sehingga ia bertanya kepada Tsuru yang ia anggap memiliki pengetahuan mengenai informasi tersebut. Terhadap pertanyaan itu, Tsuru memberikan penjelasan kepada
Ken dengan menambahkan partikel yo di akhir kalimat sebagai bentuk pernyataan bahwa ia menyampaikan informasi yang sebelumnya tidak diketahui oleh Ken.
・Kinshi” (Perintah atau Larangan)
2. Analisis Fungsi Shuujoshi Yo Sebagai “Meirei Data 1 (meirei) Menit 59:52 – menit 01:00:03
Situasi: Karena Tsuru bersikap mencurigakan, maka Ken dan Mikio pergi membuntuti Tsuru yang pergi ke klub malam. Mereka mencurigai Tsuru memiliki selingkuhan karena mereka melihat Tsuru menjumpai beberapa wanita lain padahal ia sudah mau menikah. Saat mereka melihat Tsuru masuk ke klub malam, mereka bertanya-tanya tentang apa yang akan dilakukan Tsuru di dalam klub tersebut. Saat sedang membicarakan itu, tanpa sengaja Ken membocorkan rahasia bahwa dirinya datang dari masa depan. Mikio akhirnya menyadari itu dan bertanya pada Ken apa yang akan terjadi pada pernikahan Eri dan Tsuru di masa depan. Ken pun menjelaskan bahwa pernikahan itu tidak jadi dilaksanakan dan slide foto kenangan yang Mikio buat menjadi sia-sia. Mikio pun merasa lega karena ia tidak perlu mempersiapkan slide foto kenangan tersebut. Namun Ken memintanya untuk memikirkan cara agar mereka dapat menyelamatkan pernikahan kedua sahabat mereka. Kutipan Percakapan:
健 幹雄 健 幹雄
: わざわざハワイに行っても式は中止。お前が作ったスライドも無駄って わけ。 : じゃあ俺準備しなくていいんだ。 :そうじゃねえだろ。二人が無事に結婚式挙げること考えろよ 二人が無事に結婚式挙げること考えろよ。 : じゃあそろそろ止めたほうがよくねえ?浮気未遂じゃ済まなくなるぞ。
Terjemahan: Ken : Meskipun orang-orang sengaja datang ke Hawai, pernikahannya tetap dibatalkan. Slide foto buatanmu pun menjadi sia-sia. Mikio : Haa.. Jadi aku tidak perlu menyiapkannya. Ken : Jangan berpikir begitu. Pikirkanlah bagaimana caranya agar pernikahan mereka bisa terhindar dari masalah. Mikio : Jadi sebaiknya kita segera menghentikannya? Supaya ia tidak jadi berselingkuh. Analisa: Fungsi yo dalam dialog di atas digunakan sebagai bentuk perintah atau meirei ( ). Dari dialog di atas, dapat dilihat bahwa Ken menyuruh Mikio untuk memikirkan cara agar mereka dapat menyelamatkan
命令
pernikahan Tsuru dan Eri dengan mengatakan “Futari ga buji ni kekkonshiki ageru koto kangaero yo” (
人が無事に結婚式挙げること考えろよ).
二
Jika dilihat dalam dialog di atas, Ken menggunakan partikel yo saat meminta Mikio untuk memikirkan cara agar mereka dapat menyelamatkan pernikahan Tsuru dan Eri. Penggunaan partikel yo sebagai bentuk perintah dalam dialog di atas disebabkan karena Mikio menganggap bahwa ia tidak perlu mempersiapkan slide foto kenangan untuk pernikahan Tsuru dan Eri yang tergambar dalam kalimat “Jaa
じゃあ俺準備しなくていいんだ
ore junbi shinakute ii nda” ( ). Sedangkan Ken merasa bahwa mereka harus memikirkan cara untuk menyelamatkan pernikahan sahabat mereka. Oleh karena itu, Ken menggunakan partikel yo di akhir kalimat untuk menandakan adanya perbedaan kehendak antara dirinya dan Mikio. Adanya sikap perintah yang disampaikan oleh Ken dalam dialog di atas diperjelas dengan tanggapan dari Mikio yang mengatakan “Jaa sorosoro tometa hou ga yoku nee? Uwaki misui ja sumanaku naru zo” (
じゃあそろそろ止めたほうがよくねえ?浮気未遂じゃ済まなくなるぞ). Kalimat saran ini
menunjukkan bahwa Mikio menuruti perintah yang disampaikan oleh Ken yaitu memikirkan cara agar mereka dapat menyelamatkan pernikahan sahabat mereka. Penggunaan fungsi yo sebagai bentuk perintah ini menekankan kehendak pembicara yang berbeda dengan lawan bicara. Partikel yo dengan fungsi ini digunakan dalam situasi dimana pembicara menginginkan agar lawan bicara melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan kehendak si pembicara. Penggunaan fungsi ini juga dapat diartikan sebagai suatu permintaan yang bersifat paksaan karena adanya perbedaan kehendak antara pembicara dan lawan bicara. Data 2 (kinshi) Menit 19:25 – menit 19:39 Situasi: Ken, Mikio, dan Rei menghadiri pesta pernikahan Tsuru dan Eri di Hawai. Namun pesta pernikahan yang ditunggu-tunggu tidak kunjung dimulai. Akhirnya Tsuru menceritakan kepada mereka bahwa Eri menghilang di pagi hari pernikahannya. Karena Eri menghilang, maka pesta pernikahan akhirnya dibatalkan. Tsuru pun meminta maaf kepada semua tamu yang telah datang. Melihat hal itu, Mikio mengatakan bahwa ia merasa kasihan melihat orang tua Tsuru yang telah sengaja datang ke Hawai namun harus kecewa karena pernikahan anaknya dibatalkan. Ken yang mendengar hal itu merasa bahwa kata-kata itu seperti menyindir Rei yang juga membatalkan pernikahannya dengan Tada. Ken pun melarang Mikio agar tidak berkata-kata seperti itu lagi. Kutipan Percakapan:
幹雄 : 親御さんは気の毒だよな。結婚式でわざわざハワイに来てこれだもんな。 健 : 余計なこと言ってんじゃねえ 余計なこと言ってんじゃねえよ よ。 幹雄 : 別に礼のこと責めてるわけじゃないって。 Terjemahan: Mikio : Aku merasa kasihan melihat orang tuanya. Mereka datang ke Hawai untuk menghadiri pernikahan malah harus mengalami hal seperti ini. Ken : Jangan mengatakan hal-hal yang tidak perlu. Mikio : Aku bukannya menyindir Rei. Analisa: Fungsi yo sebagai “kinshi” diartikan sebagai bentuk larangan. Dalam dialog di atas, Ken menyampaikan kalimat larangan kepada Mikio dengan mengatakan “Yokeina koto itten janee yo” (
余計な
こと言ってんじゃねえよ). Kalimat tersebut diucapkan oleh Ken dengan maksud untuk melarang Mikio
agar tidak mengatakan hal-hal yang tidak perlu. Partikel yo sebagai fungsi larangan digunakan untuk memberi penekanan pada lawan bicara agar menuruti kehendak pembicara. Di dalam penggunaan fungsi ini, terdapat perbedaan kehendak antara pembicara dan lawan bicara. Fungsi ini digunakan dalam situasi dimana pembicara meminta dengan paksa agar lawan bicara melakukan tindakan sesuai dengan kehendak si pembicara. Kalimat larangan yang diucapkan oleh Ken dalam dialog di atas menunjukkan adanya permintaan kepada Mikio agar tidak mengatakan hal-hal yang tidak perlu. Adanya bentuk larangan yang digunakan dalam kalimat Ken dikarenakan Mikio mengucapkan kalimat “Oyago-san wa kinodokuda yo na.
親御さんは気の毒だよな。結婚式でわざわ
Kekkonshiki de wazawaza Hawai ni kite koreda mon na” (
ざハワイに来てこれだもんな ). Saat mendengar ucapan Mikio, Ken merasa kata-kata itu seperti
menyindir Rei yang juga membatalkan pernikahannya. Oleh karena itu, Ken menggunakan partikel yo di akhir kalimat sebagai bentuk larangan untuk menyampaikan kehendaknya yang meminta agar Mikio tidak mengatakan hal-hal seperti itu lagi. Bentuk larangan yang diucapkan oleh Ken dipertegas dengan adanya tanggapan dari Mikio yang mengatakan “Betsu ni rei no koto semeteru wake janai tte” (
別に礼のこと責めてるわけじゃないって).
Karena dilarang oleh Ken untuk mengatakan hal-hal yang tidak perlu, maka Mikio yang tidak setuju adanya larangan tersebut membantah bahwa perkataannya bukan untuk menyindir Rei. Bentuk penyangkalan yang diucapkan Mikio merupakan pernyataan adanya larangan yang disampaikan oleh Ken. 3. Analisis Fungsi Shuujoshi Yo Sebagai “Irai” (Permintaan) Menit 32:55 – menit 33:05 Situasi: Ken merasa kasihan pada Tsuru yang harus membatalkan pernikahannya karena ditinggal Eri. Ia berharap dapat kembali ke masa lalu agar dapat menolong Tsuru. Saat memikirkan hal itu, tiba-tiba seorang peri gereja yang pernah menolongnya datang dan memberinya kesempatan untuk dapat kembali ke masa lalu. Peri itu merasa heran dengan banyaknya kasus percintaan dimana sang pengantin meninggalkan pasangannya di hari pernikahan. Ken yang merasa tersinggung mendengar hal itu lalu meminta kepada peri itu agar tidak membicarakannya lagi. Kutipan Percakapan:
妖精 : それよりお前らの仲間うちでは結婚式を台なしにするのがはやってんのか?こう次から 次へとドラマじゃあるまいし。 健 : 気にしてるんですから言わないでください 気にしてるんですから言わないでくださいよ ですから言わないでくださいよ。 妖精 : 気にしてんのか? Terjemahan: Peri : Ngomong-ngomong, apakah lari dari upacara pernikahan seperti ini sedang tren di antara kamu dan teman-temanmu? Satu per satu lari seperti film drama. Ken : Aku tersinggung mendengarnya jadi tolong jangan dibicarakan lagi. Peri : Kau merasa tersinggung? Analisa: Fungsi partikel yo dalam dialog di atas merupakan fungsi irai ( ) yang digunakan untuk mengungkapkan permintaan. Ken menggunakan fungsi permintaan ini saat mengucapkan kalimat “Ki ni
依頼 shiterun desukara iwanaide kudasai yo” (気にしてるんですから言わないでくださいよ).
Penggunaan partikel yo dengan fungsi permintaan menunjukkan adanya perbedaan kehendak antara pembicara dan lawan bicara. Di dalam penggunaan fungsi ini terdapat ungkapan perasaan yang kuat dari pembicara terhadap lawan bicara. Dalam dialog di atas sang peri mengatakan kepada Ken “Sore yori omaera no nakama uchi de wa kekkonshiki o dai nashi ni suru no ga hayatten no ka? Kou tsugi kara tsugi
それよりお前らの仲間うちでは結婚式を台なしにするのがはやってん のか?こう次から次へとドラマじゃあるまいし). Perkataan yang diucapkan oleh peri itu membuat e to dorama ja arumaishi” (
Ken merasa tersinggung sehingga Ken meminta peri tersebut agar tidak mengatakan hal seperti itu. Permintaan Ken tersebut disertai dengan adanya pernyataan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh Ken bahwa ia merasa tersinggung karena mendengar perkataan peri tersebut. Setelah mendengar adanya permintaan dari Ken, sang peri meyakinkan bahwa Ken merasa tersinggung dengan mengulangi ungkapan ketidaknyamanan Ken dengan mengucapkan kalimat “Ki ni
気にしてんのか?
shiten no ka?” ( ). Adanya tanggapan dari peri tersebut merupakan bentuk pernyataan bahwa permintaan yang diucapkan oleh Ken disebabkan adanya perasaan tidak nyaman setelah mendengar perkataan dari sang peri sehingga ia meminta kepada peri tersebut agar tidak membicarakan hal yang menyinggung perasaannya lagi. 4. Analisis Fungsi Shuujoshi Yo Sebagai “Kanyuu” (Ajakan) Menit 01:35:46 – menit 01:35:50
Situasi: Ken dan Rei kalah dalam kompetisi memasak okonomiyaki yang diadakan di rumah Tsuru dan Eri. Sebagai tim yang kalah, mereka harus menerima hukuman untuk pergi membeli makanan penutup. Setelah membeli makanan penutup, Ken dan Rei segera kembali. Namun, di tengah perjalanan Ken tiba-tiba mengubah arah dan menuju ke rumah Rei untuk menemui orang tua Rei. Setelah tiba di rumah Rei dan diizinkan masuk, Ken meminta maaf pada orang tua Rei karena telah mengacaukan pernikahan Rei setahun yang lalu. Orang tua Rei menerima permintaan maaf Ken. Tak lama kemudian, Ken dan Rei berpamitan untuk kembali ke rumah Tsuru dan Eri. Saat berpamitan, ibu Rei meminta Ken untuk makan bersama di rumah mereka nanti. Kutipan Percakapan:
礼の母 :また遊びにいらっしゃい。今度はご飯でも食べに来なさいよ 今度はご飯でも食べに来なさいよ。 健 : はい。 Terjemahan: Ibu Rei : Silahkan datang lagi. Nanti datanglah untuk makan bersama. Ken : Baik. Analisa: Fungsi yo sebagai kanyuu ( ) adalah fungsi untuk menyatakan ajakan. Dalam dialog di atas, ibu Rei mengundang Ken untuk datang lagi dengan mengatakan “Kondo wa gohan de mo tabe ni kinasai yo”
勧誘 ( 今度はご飯でも食べに来なさい よ ). Kalimat ajakan tersebut mewakili ungkapan yang bermakna
adanya keberanian untuk mengajak lawan bicara melakukan suatu tindakan. Dalam fungsi ini, tidak ada keyakinan dalam diri pembicara bahwa lawan bicara akan setuju atau tidak terhadap ajakan yang disampaikan. Oleh karena itu, pembicara dapat mengulangi ungkapan ajakan terhadap lawan bicara. Dalam dialog di atas, ibu Rei mengucapkan “Mata asobi ni irasshai” (
また遊びに
いらっしゃい) sebagai kalimat ajakan. Namun karena tidak adanya keyakinan apakah ajakan tersebut akan diterima oleh lawan bicara, maka ibu Rei mengulangi ajakan tersebut dengan menambahkan ajakan untuk makan bersama yang disertai partikel yo.
はい
Ajakan dari ibu Rei untuk makan bersama ditanggapi oleh Ken dengan berkata “Hai” ( ). Jawaban dari Ken tersebut merupakan pernyataan persetujuan bahwa ia akan memenuhi permintaan ajakan yang disampaikan oleh ibu Rei. 5. Analisis Fungsi Shuujoshi Ne Sebagai “Chishiki ga Icchisuru to Iu Handan” (Menyamakan Informasi) Menit 46:45 – menit 46:52 Situasi: Rei, Ken, dan Mikio berencana untuk bertemu di café langganan mereka untuk membantu persiapan pernikahan Tsuru dan Eri. Di hari pertemuan, Ken memberitahu Rei dan Mikio bahwa ia akan datang terlambat. Rei dan Mikio yang sudah lebih dulu tiba di café pun harus menunggu Ken. Karena Ken tidak kunjung datang, Rei akhirnya mengirim pesan pada Ken untuk memberitahu bahwa ia dan Mikio sudah menunggu di café. Setelah membaca pesan itu, Ken pun bergegas menuju ke café tempat mereka bertemu. Setelah tiba di sana, Ken meminta maaf karena ia terlambat. Melihat Ken sudah tiba, Rei dan Mikio pun mengeluhkan keterlambatan Ken dan memastikan bahwa waktu mereka sudah tidak banyak untuk mempersiapkan pernikahan Tsuru dan Eri. Kutipan Percakapan: : :
礼 健
披露宴まで1週間しかないんだからね 披露宴まで1週間しかないんだからね! 大丈夫だって。そんな焦んなって。
Terjemahan:
Rei Ken
: Tinggal 1 minggu lagi sebelum resepsi, kan? : Jangan khawatir. Tenang saja.
Analisa:
知識が一致するという判断 披露宴まで1週
Fungsi partikel ne sebagai chishiki o icchisuru to iu handan ( ) adalah fungsi untuk meminta kepastian kepada lawan bicara akan adanya kesamaan informasi yang dimiliki. Dalam dialog di atas, Rei mengatakan “Hirouen made isshukan shika nai ndakara ne!” ( ). Partikel ne yang digunakan Rei di akhir kalimat menunjukkan bahwa ia ingin memastikan pada Ken bahwa pernikahan Tsuru dan Eri hanya tinggal 1 minggu lagi. Penggunaan partikel ne di dalam kalimat Rei menunjukkan adanya keinginan Rei untuk memperoleh kesamaan informasi antara dirinya dan Ken. Penyampaian informasi tersebut ditanggapi oleh Ken dengan mengatakan “Daijoubu datte. Sonna asen natte” ( ). Kalimat tersebut diucapkan oleh Ken untuk menandakan adanya kesamaan informasi antara Ken dan Rei bahwa pernikahan Tsuru dan Eri memang hanya tinggal 1 minggu lagi. Dalam dialog di atas Ken menyatakan bahwa ia juga mengetahui informasi yang ingin dipastikan oleh Rei sehingga ia menanggapi dengan mengatakan agar tidak perlu khawatir, karena Ken merasa 1 minggu adalah waktu yang cukup untuk menyelesaikan persiapan pernikahan Tsuru dan Eri.
間しかないんだからね!
大丈夫だって。そんな焦んなって
6. Analisis Fungsi Shuujoshi Ne Sebagai “Gimonkei” (Menyatakan Keraguan) Menit 58:22 – menit 58:35 Situasi: Ken merasa kasihan melihat Tsuru yang harus membatalkan pernikahannya karena ditinggalkan Eri. Saat ia berhasil kembali ke masa lalu dan bertemu dengan Tsuru, Ken merasa bahwa Tsuru berperilaku aneh dan menyadari bahwa hal itulah yang kemudian menyebabkan pernikahan Tsuru dan Eri batal. Karena Ken tidak mau pernikahan kedua sahabatnya gagal akhirnya Ken mengajak Mikio untuk pergi membuntuti Tsuru. Saat melihat Tsuru masuk ke sebuah klub malam, mereka bertanya-tanya tentang apa yang akan dilakukan Tsuru di dalam klub tersebut dan mengira bahwa Tsuru memiliki kekasih lain. Mereka pun heran dan bertanya-tanya mengapa Tsuru melakukan hal tersebut padahal ia sudah mau menikah. Kutipan Percakapan: : :
健 幹雄
あんなにがむしゃらになれるもんかね あんなにがむしゃらになれるもんかね? かね? まあ結婚する身になってみねえと分かんねえけどさ。
Terjemahan: Ken : Kenapa dia jadi nekat seperti itu, ya? Mikio : Hmm, kita tidak akan tahu kecuali kalau kita juga menikah. Analisa: Partikel ne dengan fungsi “gimonkei”( ) digunakan untuk menyatakan adanya keraguan yang dialami pembicara sehingga meminta penjelasan informasi pada lawan bicara. Dalam dialog di atas, Ken mengungkapkan keraguannya pada Mikio dengan menanyakan “Anna ni kamushara ni nareru mon kane?” ( ). Bentuk kalimat tersebut digunakan oleh Ken untuk meminta penjelasan pada Mikio mengenai informasi yang diragukan. Fungsi gimonkei merupakan fungsi yang mewakili adanya ungkapan keraguan dalam diri pembicara terhadap informasi yang dimilikinya. Fungsi ini digunakan oleh pembicara untuk meminta penjelasan mengenai informasi yang diketahui oleh lawan bicara. Menurut Masuoka (1991), fungsi ini digunakan oleh pembicara untuk memperoleh kesamaan informasi antara pembicara dan lawan bicara. Dalam penggunaan fungsi ini dapat diasumsikan bahwa pembicara ingin memperoleh kesamaan informasi dengan lawan bicara namun merasa ragu sehingga pembicara terlebih dahulu meminta penjelasan informasi dari lawan bicara untuk menghilangkan keraguan pembicara sehingga dapat diperoleh suatu informasi yang sama antara pembicara dan lawan bicara. Dalam dialog di atas, partikel ne yang digunakan oleh Ken merupakan bentuk pernyataan adanya keraguan mengenai informasi yang ia miliki. Mikio menanggapi keraguan Ken dengan mengatakan “Maa
疑問型
あんなにがむしゃらになれるもんかね?
kekkonsuru mi ni natte minee to wakannee kedo sa” (まあ結婚する身になってみねえと分かんねえけ どさ). Kalimat yang diucapkan oleh Mikio tersebut merupakan kalimat penjelasan untuk memberikan
jawaban atas keraguan Ken. Dengan adanya penjelasan tersebut, maka informasi yang ingin diperoleh Ken menjadi jelas dan menunjukkan kesamaan informasi antara Ken dan Mikio. 7. Analisis Fungsi Shuujoshi Ne Sebagai “Irai” (Permintaan)
Menit 01:35:52 – menit 01:36:02 Situasi: Saat dalam perjalanan kembali ke rumah Tsuru dan Eri, Ken tiba-tiba mengubah arah dan menuju ke rumah Rei untuk menemui orang tua Rei. Setelah tiba di rumah Rei dan diizinkan masuk, Ken meminta maaf pada orang tua Rei karena telah mengacaukan pernikahan Rei setahun yang lalu. Orang tua Rei menerima permintaan maaf Ken. Tak lama kemudian, Ken dan Rei meminta izin untuk kembali melanjutkan acara di rumah Tsuru dan Eri. Saat Rei berpamitan, ibunya meminta agar Rei tidak pulang terlalu malam. Kutipan Percakapan: : : :
礼 じゃあ、もう行くね。 礼の母 そんなに遅くならないでね そんなに遅くならないでね。お父さん礼が帰ってくるまで起きてるって言いだすから。 礼 うん、分かった。 Terjemahan: Rei : Baiklah, aku pergi, ya. Ibu Rei : Jangan pulang terlalu malam, ya. Ayahmu bilang tidak akan tidur sebelum kamu pulang. Rei : Iya, aku mengerti. Analisa: Penggunaan fungsi ne sebagai “irai” merupakan fungsi permintaan. Dalam dialog di atas, ibu Rei menyatakan bentuk permintaan kepada Rei dengan mengatakan “Sonna ni osoku naranaide ne” ( ). Kalimat tersebut diucapkan untuk meminta Rei agar tidak pulang larut malam. Fungsi permintaan dalam dialog di atas diikuti dengan alasan yang kuat sebagai dasar permintaan tersebut. Setelah menyampaikan permintaannya, ibu Rei kemudian menambahkan “Otousan rei ga kaette ). kuru made okiteru tte iidasu kara” ( Kalimat yang diucapkan ibu Rei tersebut menyatakan adanya alasan yang kuat untuk meminta Rei agar tidak pulang larut malam. Ibu Rei mengungkapkan bahwa ayah Rei tidak akan tidur sebelum Rei pulang. Oleh karena itu, alasan tersebut digunakan oleh ibu Rei saat meminta Rei agat tidak pulang terlalu malam. Adanya alasan yang memperkuat permintaan tersebut menjadikan Rei menyanggupi permintaan yang disampaikan oleh ibunya dengan mengatakan “Un wakatta” ( ). Kalimat tersebut merupakan bentuk persetujuan dari Rei terhadap permintaan ibunya.
そんな
に遅くならないでね
お父さん礼が帰ってくるまで起きてるって言いだすから うん、分かった
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan penulis terhadap korpus data yang diambil dari episode spesial drama “Proposal Daisakusen”, maka penulis memberikan kesimpulan dan saran sebagai berikut. 1.
Shuujoshi yo memiliki 4 fungsi yaitu sebagai hanashite ga chishiki o kikite ni tsutaeru to iu handan (menyampaikan informasi kepada lawan bicara), meirei dan kinshi (perintah dan larangan), irai (permintaan), dan kanyuu (ajakan). Sedangkan shuujoshi ne juga memiliki 4 fungsi yaitu sebagai chishiki ga icchisuru to iu handan (menyamakan informasi), gimonkei (menyatakan keraguan), irai (permintaan), dan kanyuu (ajakan).
2.
3.
4.
Shuujoshi yo digunakan dalam kalimat yang mengandung ungkapan perbedaan pendapat dan keinginan antara pembicara dan lawan bicara. Sebaliknya, shuujoshi ne digunakan dalam kalimat untuk menyamakan pendapat dan keinginan antara pembicara dan lawan bicara. Bagi penelitian selanjutnya, dapat dilakukan analisa mengenai fungsi shuujoshi ne sebagai kanyuu. Selain itu, dapat juga dilakukan penelitian mengenai fungsi shuujoshi yo dan ne sebagai kantoujoshi dan kandoujoshi. Dibutuhkan pemahaman secara mendalam untuk memahami penggunaan fungsi shuujoshi yo dan ne agar dalam penerapannya tidak terjadi kesalahpahaman karena fungsi yang dimiliki kedua partikel ini pada dasarnya berbeda tipis sehingga diperlukan ketelitian untuk memahaminya secara lebih detail.
REFERENSI Akiyama, N., & Akiyama, C. (2002). Japanese Grammar. New York: Barron's Educational Series, Inc. Katou, A., Saji, K., & Morita, Y. (1989). Nihongo Gaisetsu. Kyoto: Oufuusha. Koike, S. (1987). Daigakusei no tame no Nihon Bunpou. Tokyo: Yuuseidou Shuppan. Makino, S., & Tsutsui, M. (1986). Dictionary of Basic Japanese Grammar. Tokyo: The Japan Times. Masuoka, T. (1991). Modariti no Bunpou. Tokyo: Kuroshio Shuppan. Masuoka, T., & Takubo, Y. (1989). Kiso Nihongo Bunpou. Tokyo: Kuroshio Shuppan. Maynard, S. K. (2005). Nihongo Kyouiku no Genba de Tsukaeru 'Danwa Hyougen Handobukku. Tokyo: Kuroshio Shuppan. Sakata, Y., Araya, E., & Moriya, M. (2003). Nihongo Unyou Bunpou 'Bunpou wo Hyougensuru'. Tokyo: Bonjinsha. Jurnal: Kouminjou. (2011). Nihongo Gakushuusha no 'Yo', 'Ne', 'Yone' ni tsuite - Nihongo Shokyuu Chuukyuu Kyoukasho no Kinou Bunseki o Chuushin ni. Kokusai Kyouiku, 11-24. Saigo, H. (2012). Shuujoshi 'Yo', 'Ne', 'Yone' no Hatsuwa Rensa Kouryoku ni Kansuru - Kousatsu 'Danwa Kansei Tasuku Kekka wo Moto ni'. Kansai Gaikokugo Daigaku Ryuugakusei Betsuka, 97-117.
RIWAYAT PENULIS Veronika lahir di kota Sungailiat Kepulauan Bangka Belitung pada tanggal 6 November 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Sastra Jepang pada tahun 2015.