ANALISIS PENGGUNAAN AUTO BUS TRANSFER SISTEM PADA 13,8 kV BUS PADA SWITCHGEAR DI PLTU PAITON 7-8 KAPASITAS 2x615 MW (Analysis use Auto Bus Transfer System of 13,8 kV Bus Switchgear at PLTU Paiton unit 7-8 Capacity of 2 x 615 MW)
DIDI JASRIL (2206 100 702) Jurusan Teknik Elektro – FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih – Sukolilo, Surabaya – 60111
Bus Transfer System (BTS) adalah proses yang dirancang untuk memberikan kontinuitas penyaluran daya kepada beban motor-motor besar yang terpasang pada bus bila transfer bus dari satu sumber listrik ke sumber yang lain secara automatik. Switchgear pada prinsipnya sama dengan panel distribusi, yaitu mendistribusikan beban ke panel-panel yang besar maupun kapasitas kecil. Mungkin kalau dalam bahasa Indonesia disebut Panel Tegangan Menengah (PTM) atau juga disebut MVMDB (Medium Voltage Main Distribution Board) dan kalau untuk tegangan rendahnya disebut LVMDB (Low Voltage Main Distribution Board). Jenis-Jenis Transfer adalah : 1. Paralel (Hot) Bus Transfer, 2. Fast Transfer dan 3. Delay Transfer (In Phase & Residual Voltage Transfer) Tugas akhir ini menjelaskan pembahasan yang hanya dibatasi menganalisis pada jenis Auto Bus Transfer No. 2 & 3 (Fast Transfer dan Delay Transfer) diatas. Sehingga tugas akhir ini dapat lebih sepesifik mengetahui karakteristik perubahan tegangan jatuh (Voltage Dropped) di bus bila terjadi perpindahan sumber listrik dari Generator ke Sumber Alternatif lainnya akibat gangguan dari Generator sebagai sumber utama di bus.
Gambar1 Area PLTU Paiton
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya jawa dan bali dibangunlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton Unit 7 dan 8 dengan kapasitas 615 MW net per unit dengan mensuplai total listrik keseluruh Jawa Bali sebesar 3200 Mega Watt. Pada PLTU swasta Unit 7 dan 8 memiliki 2 unit turbo generator besar dengan berbahan bakar batubara. Keluaran dari generator itu sendiri dapat dibagi atas Listrik yang akan dijual ke PLN dan listrik yang akan dipakai sendiri. Adapun listrik yang akan dipakai sendiri memiliki beberapa bus dengan tegangan medium yaitu 13,8 KV dan 6,9KV, pada setiap bus memiliki beban motor-motor besar (kebanyakan motor induksi) seperti motor-motor pada alat bantu di boiler, turbin dan lain-lain. Sehingga apabila terjadi gangguan di generator atau di Unit Auxiliary Transformer (UAT) maka perlu menggunakan sumber yang lain (sumber alternatif) yaitu sumber Start Up Tranformer 150/13.8 KV dari PLN dan dari UAT unit generator lainnya . Istilah tersebut dinamakan auto bus transfer. Penggunaan dari bus transfer dapat memindahkan bebanbeban pada bus dari sumber Utama ke sumber alternatif. Memindahkan (mentransfer) dari sumber utama kesumber alternatif harus dengan kecepatan yang sangat tinggi untuk menghindari kerusakan pada motor-motor besar pada bus, dengan cara yang aman sehingga tidak memiliki dampak ekonomi yang merugikan pada suatu PLTU paiton unit 7 dan 8. Sekema bus transfer pada PLTU Paiton Unit 7 dan 8 terdiri dari Hot transfer, Fast Transfer & Delay Transfer (In Phase Transfer dan Residual Voltage Transfer).
Kata kunci : Autobus Transfer, Switchgear, Generator
1.
PENDAHULUAN
Masalah ketersediaan listrik kini telah menjadi bahasan utama di masyarakat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat itu sendiri. Tenaga listrik yang handal dan ekonomis diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, sehingga diperlukan ketersediaan listrik yang cukup memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan ini bahkan belum mampu dipenuhi secara optimal oleh PLN, oleh karena itu sejak diberlakukannya UU No. 15 Tahun 1985, PP N0. 10 Tahun 1989 dan Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 1992 memberikan ijin kepada pihak swasta untuk ikut berpartisipasi dalam usaha ketenagalistrikan di bidang Pembangkit Transmisi dan Distribusi. Salah satunya adalah PT. Edison Mission Operation and Maintenance Indonesia yang mengoperasikan dan memelihara PLTU Paiton Unit 7 dan 8. Namun sejak Desember 2004, PT. Edison Mission Operation and Maintenance Indonesia (PT. EMOMI). digantikan oleh PT. International Power Mitsui Operation and Maintenance Indonesia (PT. IPMOMI). Dapat dilihat pada gambar 1 dimana ada 10 unit pembangit di PLTU paiton.
2.
TEORI PENUNJANG
Pada gambar 2.1 merupakan single line diagram (500KV Interconnection Line) dari PLTU paiton, bahwa PLTU paiton mensuplay total listrik ke seluruh jawa bali sebesar 3.200 Mega Watt. Dan terkoneksi (500KV Interconnection Line) antara seluruh pembangkit-pembangkit yang ada di Jawa dan Bali. Diantaranya PLTU Gersik, PLTU Grati sampai ke PLTU Suralaya. Sehingga kelistrikan di Jawa dan Bali terpenuhi.
1
close Main Breaker
open
open
close
CB Alternatif
paralel Gambar 2.4 Make Before Break
Sebaliknya pada proses start up pembangkit listrik pada beban motor- motor listrik dipindahkan dari sumber Alternatif ke sumber Utama pada Generator pembangkit listrik tersebut. Persyaratan transfer secara paralel (Hot Bus transfer) dapat menggunakan synchro-check relay untuk meyakinkan perbedaan phasa, tegangan & phase angle antara sumber listrik utama (Main Source) dengan alternatif (Alternatif Source). Tanpa adanya synchro check relay (Permissive Relay) suatu perbedaan phasa yang besar dari sumber listrik yang melalui sistem bus dapat menyebabkan kerusakan pada beban-beban motor di bus sistem tersebut.
Gambar2.1 500KV Interconnection Line [6]
2.1.2 Fast Transfer Pada transfer ini membukanya CB Utama sebelum menutup CB Alternatif sumber listrik yang lain atau perpindahan breaker ini disebut “BREAK BEFORE MAKES” Dapat dilihat pada gambar 2.5. Enable Fast transfer kira-kira selama durasi 170 ms setelah CB utama (main breaker,I/CI breaker) (gambar 2.3) membuka dengan waktu kira-kira 10 ms. Untuk lebih lengkap didalam menstransfer dan waktu didalam menstransfer dapat dilihat pada gambar 2.6. Fast Transfer mensyaratkan suatu High Speed Synchrocheck Relay untuk meyakinkan bahwa perbedaan Sudut Phasa (phase angle) antara Tegangan Bus Motor (Motor Bus Voltage) dengan tegangan Sumber Listrik Alternatif (Alternatif Source) atau Sumber Listrik Baru (New Source) didalam batas yang memungkinkan sebelum menutupnya breaker CB Alternatif dari sumber listrik baru.
Gambar2.2 Single Line Diagram Paiton 7&8
Gambar 2.2, diatas Generator menyuplai listrik ke jaringan extra tinggi 500 KV, juga dipakai untuk pemakaian sendiri. Jika terjadi gangguan di generator (misalkan unit 7) maka perlu menggunakan sumber yang lain, yaitu menggunakan transfer sistem supaya beban di bus dapat berfungsi. Adapun istilah nya adalah Auto Bus Transfer Sistem. Bus transfer sistem (BTS) adalah proses yang dirancang untuk memberikan kontinuitas penyaluran daya kepada beban motor besar yang terpasang pada bus dengan mentransfer bus dari sumber utama ke sumber alternatif.
2.1 Tipe-tipe Transfer [3] Bus transfer dapat dikategorikan dalam tiga tipe umum tergantung pada waktu circuit terbuka yang dibutuhkan untuk transfer. Transfer paralel (Hot Bus Transfer), Fast Transfer dan Delayed Transfer.
Main Breaker
2.1.1 Hot Bus Transfer
close
open
open
close
CB Alternatif
Paralel transfer (Hot Bus Transfer) adalah metode yang secara luas digunakan pada waktu paralel antara 2 sumber listrik di unit pembangkit listrik dilakukan sewaktu start up dan shutdown unit. Pada proses shutdown pembangkit listrik memindahkan beban motor-motor listrik dari sumber listrik Utama ke sumber Alternatif melalui masing masing Circuit Breaker (Main Breaker dan Alternatif Breaker) atau perpindahan ini disebut “MAKES BEFORE BREAK” Dapat dilihat pada gambar 2.4.
Fast transfer In-Phase Residual transfer Gambar 2.5 Break Before Makes
2.1.3 Delayed Transfer Delay Transfer adalah termasuk dari 2 jenis transfer yang secara nyata berbeda, yaitu IN PHASE dan RESIDUAL VOLTAGE. In phase transfer pada dasarnya sinkronisasi suatu High Speed Automatic antara tegangan di bus motor dan sumber listrik baru / alternatif. Alternatif Source Breaker harus menutup, kemudian kontak-kontak breaker tersebut pada waktu 0 (Zero) phasa breaker menurunkan perbedaan besarnya tegangan
Gambar 2.3 Main- Tie-Main (skema 3-Breaker)[1]
2
magnitude antara sumber listrik baru (New Source) dengan tegangan bus yang ada. Residual Voltage adalah menunggu sampai tegangan bus turun dibawah set point yang ditetapkan (misalnya lebih kecil dari 70 – 75 % dar tegangan bus) sebelum CB start up (CB Back up) menutup. Teknik ini lebih lambat dari pada metode-metode diatas.
adalah 13,8 KV masing-masing unit. Setiap Busbar (A,B dan C) terdiri dari: Incoming Power supply : 13.8 KV unit #7 (CB 7AM, 7AT & 7AT8A) Out Going busbar : 13,8 KV (Motor-motor ID Fan A&B), Motor Drive Boiler Feed Pump, 3 unit Station Service Transfomer (SST A1, B1 & C1) tegangan 13.8 / 6.9 KV, dan Unit Station Service Transfomer dengan tegangan 13.8 KV / 416 V. Untuk unit 8 sama seperti incaming unit 7. Perbedaan nya hanya terletak pada nama status breakernya saja.
3.3 Motor-Motor pada Bus 13,8 kV Pada single line diagram PLTU paiton unit 7 dan 8 setiap bus 13,8 memiliki satu motor, yang motor tersebut merupakan motor induksi. Yang berguna menghasilkan tegangan apabila sesaat bus terlepas dari sumbernya, yang mana tegangan yang dihasilkan karena adanya energi yang tersimpan didalam belitan medan motor (motor field). Sehingga motor-motor tersebut sebagai alat bantu di auxiliary boiler dan turbin. Dapat dilihat pada tabel 3.1 Tabel 3.1 motor-motor pada unit 7 dan 8 Bus 13,8 kV MOTOR DRIVEN ID FAN ID FAN DATA BOILER FEED P 7A 7B (BFP)
TAG NUMBER
7BG-FAN500A-M
7BGFAN500B-M
7FW-P-200-M
SWITCGEAR
7EMSWGR-A
7EMSWGR-B
7EM-SWGR-C
POWER (HP)
10001
10001
6600kW
POWER (KW)
7458
7458
6600
VOLTAGE
13.200
13.200
13.200
AMPARE
392
392
335
HZ
50
50
50
RPM
740
740
1490
CT
600/5
600/5
500/5
Gambar 2.6 Transfer Timing & Breaker Closing
3. DATA PLTU PAITON 7-8 3.1 Generator pada unit 7 & 8 [5] Generator pembangkit tenaga listrik mempunyai daya yang terpasang adalah 846,23 MVA. Sedangkan tegangan yang dihasilkan adalah 23 KV dengan frekuensi 50 Hz. Generator tersebut memiliki Netral Grounding Transformer yang berguna untuk pentanahan titik netral generator dan fungsi dari transformator itu sendiri adalah untuk memperkecil arus pentanahan. Keluaran dari generator terdapat isolated phase bus 23 KV, 3 PH. Listrik yang akan dijual ke PLN tegangannya akan dinaikkan terlebih dahulu menjadi 500 KV dengan Generator Step-Up Transformer dengan daya yang dihasilkan 468/624/780/873,6 MVA. Sistem pendinginan yang digunakan adalah OA/FA/FOA/FOA 550/550/550/650 C dengan hubungan lilitan transformator star-delta. Listrik yang akan dipakai sendiri tegangannya akan diturunkan terlebih dahulu dengan menggunakan Unit Auxiliary Transformer dari 23 KV menjadi 13,8 KV. Unit Auxiliary Transformer dengan daya yang dihasilkan 60/80/100/112 MVA. Sistem pendinginan yang digunakan adalah OA/FA/FA FA/ 550 /550 /550 /650 C dengan hubungan lilitan delta-star.
Untuk unit 8 sama seperti motor-motor pada unit 7.
4. HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISIS 4.1 Menentukan Tegangan diBus 13,8 kV. Dari sumber sendiri daya yang terpasang pada genarator adalah 846,23 MVA dan yang dihasilkan mencapai 645 NMW atau 670 GMW per unit. Adapun daya yang dijual adalah 615 NMW sedangkan untuk pemakaian sendiri adalah 25 sampai 30 MW. Dengan tegangan yang dihasilkan pada generator adalah 23kV. Untuk pemakain sendiri dari tegangan 23kV diturunkan melalui UAT (Unit Auxiliary Transformer) menjadi 13,8kV. Selanjutnya menuju ke breaker dan Bus. Sedangkan dari sumber PLN tegangan yang dipakai 150kV dan kemudian di turunkan olah Start Up Transformator menjadi
3.2 Switchgear 13.8 KV pada Unit 7 dan Unit 8 Pada PLTU Paiton unit 7 dan 8 terdapat 3 switcgear 13.8 KV pada masing-masing unit, diantaranya adalah: 1. Switcgear A pada Bus A 2. Switcgear B pada Bus B. 3. Switcgear C pada Bus C Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada single line diagram. Dan setiap switcgear terdiri atas 1 bus dengan nilai tegangannya
3
Tabel 4.2 Analisa Arus pada Bus 13,8 kV unit 7 dan unit 8
13,8kV dan kemudian masuk ke breaker dan Bus. Untuk 150kV dari PLN hanya dipakai bila sewaktu unit shutdown. Sehingga tegangan di Bus adalah 13,8 kV (Bus A, Bus B dan Bus C). Untuk setiap Bus pada unit 8 sama seperti unit 7 adalah 13,8 kV.
ANALISA ARUS PADA BUS 13,8 kV SUMBER/SISI
SISI PRIMER (Amp)
SISI SEKUNDER (Amp)
UAT
2808
4685
START UP
-
4685
4.2 Analisa Arus Pada Bus 13,8 kV Untuk menghitung arus pada Bus 13,8 kV terdiri dari Sumber incoming UAT (Unit Auxiliry Transformator) : 1 Menghitung arus pada sisi primer UAT (Unit Auxiliry Transformator) 2 Menghitung arus pada sisi sekunder UAT (Unit Auxiliry Transformator) Sumber incoming Start Up Transformator : 1. Menghitung arus pada sisi sekunder Start Up Transformator
4.2.1 Sumber Incoming Transformator)
UAT
(Unit
Total suplai listrik dari UAT dan Start UP pada sisi sekunder sebesar 4685 Ampare dibagi 3 sama dengan sekitar 1561 Ampere, jadi kapasitas Main CB 3000 A lebih besar dari arus 1561 A. Itotal = Ibreaker 1 + Ibreaker 2 + Ibreaker 3 =4685 Ampare.
4.3 Menentukan Arus Breaker Pada Bus 13,8 kV Bus adalah tempat berkumpulnya saluran-saluran yang diberi tegangan dan akan meneruskan kesaluran-saluran lain. Sebelum menuju ke bus maka ada alat untuk pengaman bus yaitu breaker. Breaker berguna sebagai safaty untuk bus, yang mana apabila ada arus yang berlebihan (over current) yang menuju ke bus maka breaker akan berfungsi sebagai open.
Auxiliry
Adapun spesifikasi dari UAT pada unit 7 terdapat pada tabel 4.1. Daya yang digunakan adalah 112 MVA. Dengan cos ∅ = 0.85. Rumus yang digunakan adalah P = √ 3 Vpp x I pp Cos ∅ .....................sisi primer , P = √ 3 Vpp x I ps Cos ∅ ...................sisi sekunder Sisi primer dari UAT adalah Vpp = 23 kV dan Sisi sekunder dari UAT adalah Vpp = 13,8 kV
Tabel 4.3 Arus Breaker pada Bus 13,8 kV ARUS BREAKER PADA BUS 13,8 kV NAMA ARUS BREAKER SUMBER INCOMING BREAKER (Ampare) 7AM
Tabel 4.1 Spesifikasi dari UAT (Unit Auxiliry Transformator) 60/80/100/112 MVA OA/FA/FA/FA @ MVA Rating 55/55/55/65°C rise Impedance (H-X)
7.9 % on 60 MVA base
Voltage (Connections)
23kV (Delta)/13.8kV (Res Grd Wye)
High Side Taps
Three (3) 2.5% below and one (1) 2.5% above nominal 23kV
UAT
3000
7CM 7AT START UP
Tap Changer Type
7BM
7BT
3000
7CT
No Load
7AT8A CROSS TIE BREAKER UNIT 7
P = √ 3 Vpp x I pp Cos ∅ ...................sisi primer 112 MVA = √ 3 x 23kV x I pp x Cos ∅ I pp = (95,2 MW) / (√ 3 x 23kV x 0,85) I pp = (95,2 MW) / (33,9kV) I pp = 2808 ampere
7BT8B
2000
7CT8C 8AT7A CROSS TIE BREAKER UNIT 8
8BT7B
2000
8CT7C
P = √ 3 Vpp x I ps Cos ∅ .................sisi sekunder 112 MVA = √ 3 x 13,8kV x I pp x Cos ∅ I ps = (95,2 MW) / (√ 3 x 13,8kV x 0,85) I ps = (95,2 MW) / (20,32kV) I ps = 4685 ampere
4.4 Analisa Voc pada Bus 13,8 kV Untuk mengetahui karekteristik pada transfer bus maka perlu menganalisa voltage open circuit (Voc) yang mana dapat dikalkulasikan dengan menggunakan hukum Cosines, yaitu: Voc =
4.2.2 Sumber Incoming Start Up Transformator Daya yang digunakan adalah 112 MVA. Dimana pada start up transformator tersebut memiliki 3 kumparan yaitu hubungan Y/D/Y Dengan cos ∅ = 0.85. Rumus yang digunakan adalah P = √ 3 Vpp x I pp Cos ∅ .....................sisi primer , P = √ 3 Vpp x I ps Cos ∅ ...................sisi sekunder Sisi primer dari UAT adalah Vpp = 150 kV dan Sisi sekunder dari UAT adalah Vpp = 13,8 kV dan disisi HV dilengkapi dengan AUTO Tap Changer dengan AVR Sedangkan untuk unit 8 diperoleh sama dengan unit 7. Dapat dilihat tabel 4.2.
Dimana: VR = Tegangan yang diasumsikan (1 PU (asumsi pada 50Hz)) VB = Tegangan Bus (Actual) f = frekwensi Yang mempengaruhinya nilai VOC (TEGANGAN OPEN CIRCUIT) berubah-ubah pada bagian rumus adalah: 1. Tegangan bus AC & sinusiodal 2. Frekwensi variable. 3. Cos ∅ variable.
4
4.4.1 Sebelum Transfer V (actual) = 13,8kV V (base) = 13,8 kV VPU = Vactual / Vbase VPU = 13,8kV / 13,8kV= 1 PU f = 50 Hz VR = 1 PU (asumsi pada 50Hz) cos ∅ = dari 0 > 90 > 180 > 270 > 360° yaitu dimulai dari harga 1,000 > 0,000 > -1,000 > 0,000 > 1.000 sehingga diperoleh: Voc = 0,99 PU
4.4.2 Saat Transfer V (actual) = 13,67kV V (base) = (13,8 / 13,8 kV VPU = Vactual / Vbase VPU = 1 PU f = 50 Hz VR = 1 PU (asumsi pada 50Hz) cos ∅ = dari 0 > 5° sehingga diperoleh: Voc = 0,08 PU
Gambar 4.2 Karekteristik Voc Setelah Transfer (Hasil running 0,5 second)
4.6 Karekteristik Voltage Bus Selama Transfer Peristiwa auto transfer adalah Breaker CB (AM/BM/CM) dari UAT membuka terlebih dahulu, setelah itu ada standby breaker CB (AT/BT/CT) dari START-UP yaitu dengan menutup.
4.4.3 Setelah Transfer V (actual) = 13,8kV V (base) = 13,8 kV VPU = Vactual / Vbase VPU = 13,8kV / 13,8kV= 1 PU f = 50 Hz VR = 1 PU (asumsi pada 50Hz) cos ∅ = dari 0 > 90 > 180 > 270 > 360° yaitu dimulai dari harga 1,000 > 0,000 > -1,000 > 0,000 > 1.000 sehingga diperoleh: Voc = 0,99 PU
Sehingga Auto transfer ada beberapa indikasi transfer yaitu : fast transfer, in-phase transfer dan residual transfer.
4.5 Karekteristik VOC Setelah mengetahui nilai VOC maka melihat karekteristik tersebut. Gambar 4.3 Karekteristik Voc Saat Transfer (Fast Transfer)
Gambar 4.4 Karekteristik Voc Saat Transfer (In-Phase Transfer)
Gambar 4.1 Karekteristik Voc Sebelum Transfer (Hasil running 0,5 second)
Gambar 4.5 Karekteristik Voc Saat Transfer (Residual Voltage)
5
DAFTAR PUSTAKA 1. Amit Raje, Member ,IEEE, Anil Raje and Arvind Chaudhary, Senior Member, IEEE,Fast Bus Transfer Systems –A System Solution Approach, Fifteenth National Power Systems Conference (NPSC), IIT Bombay, December 2008 2. Bill Brown, P.E., Jay guditis, “Critical Power Switchgear Automomatic Transfer system 3. Mr. Robert D.Pettigrew and Mr. Elwin L.jhonson P.E, “Automated Motor Bus Transfer Theory and application , April 1984. 4. Ontoseno Penangsang,”Diktat Kuliah Anlisis Sistem Tenaga Listrik 2,” 5. PT. IPMOMI PAITON unit 7-8 (auto bus transfer system) 6. R Wahyudi Ir,”Diktat Kuliah Sistem Pengaman Tenaga Listrik,” 2008 7. Sunil. S. Rao, Switch Gear and Protection, Khanna Publishes, 1980. 8. www.cat-electricpower.com (Switchgear) 9. www.beckwithelectric.com (Syncrotan Motor Bus Transfer system)
Sehingga dapat disimpulkan karekteristik sebelum sampai setelah transfer, dapat dilihat seperti gambar 4.6. Gambar 4.6 adalah Auto bus transfer dengan fast transfer yaitu 2,5 cycle.
Gambar 4.6 Karekteristik Voc (sebelum sampai setelah Transfer)
5. KESIMPULAN Dari hasil perhitungan dan kemudian dianalisis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya , maka dapat diambil kesimpulan: 1.
2.
3.
4.
RIWAYAT HIDUP DIDI JASRIL dilahirkan di kota Dumai, 10 Januari 1987. Penulis adalah putra bungsu dari empat bersaudara pasangan Jasril dan Sulastri. Penulis memulai jenjang akademisnya di SDN 012 Buluh Kasap Dumai hingga lulus tahun 1999. Setelah itu penulis melanjutkan studinya di MTsN Dumai. Tahun 2002, penulis diterima sebagai murid SMKN2 Dumai hingga lulus tahun 2005. Setelah menamatkan SMKN, penulis melanjutkan studi sarjananya di Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan mengambil konsentrasi bidang studi teknik sistem tenaga pada tahun 2006, dan sebelumnya pernah kuliah di TEDC Bandung. Semasa kuliah penulis yang terdaftar sebagai e-46 aktif sebagai asisten dosen pada laboratorium Konversi Energi Listrik.
Penggunaan dari bus transfer dapat memindahkan bebanbeban pada bus dari sumber Utama ke sumber alternatif. Memindahkan (mentransfer) dari sumber utama kesumber alternatif harus dengan kecepatan yang sangat tinggi untuk menghindari kerusakan pada motor-motor besar pada bus, dengan cara yang aman sehingga tidak memiliki dampak ekonomi yang merugikan pada suatu PLTU paiton unit 7 dan 8. Sekema bus transfer pada PLTU Paiton Unit 7 dan 8 terdiri dari Hot transfer, Fast Transfer, In Phase Transfer dan Residual Voltage Transfer. dan dikatakan dengan auto bus transfer adalah indikasi dari Fast transfer, In-phase transfer dan Residual voltage transfer. Fast Transfer diberikan dengan time windows 5 cycle bilamana phase angle tegangan bus dan tegangan standby didalam settingnya. Sedangkan In-Phase Transfer dengan time windows 35 cycle dan setelah melewati masa Fast transfer dengan kondisi frekwensi antara tegangan bus tegangan stanby didalam settingnya. Untuk Residual Voltage Transfer time windows selama 100 cycle (2 detik) setelah semua transfer diatas gagal dan transfer terjadi setelah semua beban motor di bus 13,8kV dilepas (laoad shedding) dengan kondisi low voltage bus <70% tegangan bus. Untuk mengetahui karekteristik voltage bus maka seharusnya menghitung tegangan open circuit bus atau disebut Voc terlebih dahulu kedalam satuan PU. Sehingga dari Voc tersebut dapat di lihat bagaimana karekteristik selama transfer. Dengan perbandingan antara Voc dengan time (cycle). Breaker CB 7/8 AM/BM/CM dari UAT membuka dulu, baru setelah itu CB 7/8 AT/BT/CT dari start-up menutup. Sehingga untuk mengetahui karakteristik terbaik tergantung kondisi tegangan bus dan tegangan suplai baru seperti Start UP dan juga kecepatan breaker Start Up menutup, dimana kalau Fast transfer antara 0 - 5 cycle perpindahan nya, sedangan in-phase antara 0 – 35 cycle dan residual voltage antara 0 – 100 cycle. Jumlah total arus sisi sekunder pada UAT (Unit Auxiliary Transformer) adalah 4685 Ampare. Yang mana terbagi atas 3 feeder. Sesuai dengan hukum kirchoff 1, Sehingga I1 + I2 + I3 = ITOT , sehingga setiap feeder memiliki arus I kemasing masing bus A, B & C adalah sebesar 1561 ampere.
6