ANALISIS PENGELOLAAN JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT UNIVERSITAS DIPONEGORO
Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Menca ai Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan
Oleh : DHIAN AGUSTIN WIDYANINGRUM NIM A2D009053
PROGRAM STUDI S1 ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVE UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO “Publish or perish” (Anonim) “ Hargailah karya orang lain maka engkau akan dihargai pula” (Penulis) “Mujizat adalah hasil kerja keras” (Penulis)
PERSEMBAHAN Dengan terselesainya skripsi ini, maka penulis mempersembahkannya kepada : 1. Tomas Sumanto dan Tuti Sumiyati, orang tuaku yang telah memberikan kasih sayang, doa dan dukungan yang tidak pernah putus. 2. Endah Puspitaningtyas, S.T dan Ratna Kusumastuti, S.P., kakak yang selalu memberikan masukan dan dukungan doa yang luar biasa. 3. Adhi Prasetyo, untuk doa, kesabaran dan motivasi untuk terus maju.
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan anugerahNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi. Skripsi ini merupakan hasil kegiatan penelitian yang penulis lakukan di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Diponegoro. Kami mengharapkan semua dukungan dari berbagai pihak dalam memperbaiki skripsi ini agar lebih bermanfaat. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Sudharto Prawoto Hadi, MES, Ph.D selaku rektor Universitas Diponegoro. 2. Dr. Agus Maladi Irianto, M.A selaku dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. 3. Dra. Sri Ati, M.Si. selaku ketua jurusan S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. 4. Drs. Trias Yusuf, M.PSn selaku dosen wali dari penulis. 5. Endang Fatmawati, M.Si., M.A selaku dosen pembimbing yang telah membimbing selama penelitian dan penyusunan skripsi. 6. Prof. Drs. Imam Ghozali, M.Com.Akt., Ph.D selaku Ketua Lembaga Penelitian
dan
Pengabdian
kepada
Masyarakat
(LPPM)
Universitas
Diponegoro yang telah memberikan kesempatan melakukan penelitian di LPPM Undip.
vi
7. Prof. Drs. Ocky Karna Radjasa, M.Sc., Ph.D dan Dr. Ir. Tri Winarni Agustini, M.Sc yang telah memberikan waktu dan bantuannya selama penelitian berlangsung. 8. Seluruh pengelola Journal of Coastal Development yang telah memberikan banyak saran dan masukan kepada peneliti. 9. Segenap dosen dan karyawan jurusan S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya yang dengan ramah dan penuh rasa kekeluargaan telah banyak memberi pelajaran dan pengetahuan kepada penulis. 10. Teman-teman S1 Ilmu Perpustakaan angkatan 2009 untuk kekeluargaan dan kebersamaannya selama ini. 11. Teman-teman kos Perumda 60, Hertika Anri, Galuh, Kokom, Jenis, yang telah memberikan semangat dan dukungannya. 12. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam menyusun skripsi ini. Penyusunan skripsi ini berdasarkan apa yang telah penulis lakukan dalam penelitian dan realita yang terjadi di lokasi kegiatan. Oleh karena keterbatasan penulis, sehingga tentu skripsi ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu mohon saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini. Semoga dengan terselesaikannya skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi semua pihak. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima kasih.
Semarang, September 2013
Penulis
vii
ABSTRAK
Penelitian dengan judul “Analisis Pengelolaan Journal of Coastal Development Universitas Diponegoro” ini bertujan untuk mengetahui pengelolaan Journal of Coastal Development di Universitas Diponegoro. Metode yang digunakan ialah kualitatif dan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Subjek dalam penelitian ini merupakan dua orang pengelola Journal of Coastal Development. Informan dipilih dengan kriteria yaitu orang yang benar-benar tahu dan menjalankan pengelolaan Journal of Coastal Development. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisis dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan Journal of Coastal Development diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Undip bekerjasama dengan ISOI dan OMICs Group; cakupan informasi Journal of Coastal Development mengenai pesisir pantai dan laut; bentuk informasi berupa artikel hasil penelitian dan kajian ilmiah; tujuan penerbitan ialah sebagai identitas keilmuan Undip, media komunikasi universitas, indikator kegiatan penelitian di lingkungan universitas, dan wadah diseminasi hasil penelitian bidang pesisir pantai dan laut; pengelolaan artikel melalui beberapa tahap dari cara memperoleh artikel, pengiriman artikel kepada pengelola, alur perlakuan naskah dan kualitas informasi yang terkandung dalam artikel; proses review naskah menggunakan sistem blind review, struktur keredaksian dari Journal of Coastal Development terdiri dari Ketua Dewan Redaksi, Penyunting Pelaksana, Asisten Editor serta Dewan Editor; mitra bestari mempunyai tugas dan tanggung jawab sama dengan penelaah naskah dan berasal dari kalangan peneliti, dosen maupun organisasi non-pemerintah; penyebarluasan Journal of Coastal Development telah memanfaatkan teknologi informasi, melalui sistem online dengan menganut open access policy. Simpulan dari penelitian ini ialah pengelolaan Journal of Coastal Development sudah cukup baik, namun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki yaitu cakupan informasi, bentuk informasi yang dimuat, dan alur perlakuan naskah. Saran yang diajukan yaitu perlu adanya perbaikan pengelolaan khususnya terhadap cakupan informasi, bentuk informasi dan alur perlakuan naskah. Kata kunci: pengelolaan, jurnal ilmiah, Journal of Coastal Development, Universitas Diponegoro
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi ABSTRAK ...................................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1 1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5 1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5 1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5 1.5. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 6 1.6. Kerangka Pikir ......................................................................................... 7 1.7. Batasan Masalah ...................................................................................... 8 BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1. Publikasi Ilmiah ........................................................................................ 9 2.2. Tujuan Publikasi Ilmiah ............................................................................ 10 2.3. Proses Publikasi Ilmiah ............................................................................. 11
ix
2.4.Pengertian Jurnal Ilmiah ........................................................................... 11 2.5. Jenis-jenis Jurnal Ilmiah ........................................................................... 12 2.6. Fungsi Jurnal Ilmiah ................................................................................. 15 2.7. Pengelolaan Jurnal Ilmiah ........................................................................ 16 2.7.1. Lembaga Penerbit ........................................................................... 17 2.7.2. Manajemen Naskah ......................................................................... 18 2.7.3. Dewan Redaksi ............................................................................... 20 2.7.4. Penelaahan oleh Mitra Bestari ........................................................ 21 2.7.5. Substansi Jurnal .............................................................................. 22 2.7.6. Penyebarluasan Informasi ............................................................... 24 2.8. Penelitian Sebelumnya .............................................................................. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode dan Jenis Penelitian ...................................................................... 27 3.2. Obyek dan Subyek Penelitian ................................................................... 28 3.3. Pemilihan Informan ................................................................................... 28 3.4. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 29 3.5. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 30 3.6. Teknik Analisis Data ................................................................................. 31 3.7. Kredibilitas Penelitian ............................................................................... 33 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Sejarah Singkat Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Diponegoro .............................................................. 35 4.2. Visi dan Misi LPPM ................................................................................. 35
x
4.3. Tujuan Lembaga LPPM ............................................................................ 37 4.4. Tugas dan Fungsi LPPM ........................................................................... 38 4.5. Kegiatan dan Publikasi LPPM .................................................................. 39 4.6. Journal of Coastal Development ............................................................... 40 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Identitas Informan ..................................................................................... 48 5.2. Pengelolaan Journal of Coastal Development Universitas Diponegoro ... 49 5.3. Analisis Hasil Penelitian ........................................................................... 50 5.3.1. Kelembagaan Penerbit .................................................................... 50 5.3.2. Cakupan Informasi .......................................................................... 51 5.3.3. Tujuan Penerbitan ........................................................................... 53 5.3.4. Bentuk Informasi ............................................................................ 55 5.3.5. Pengelolaan Artikel ......................................................................... 57 5.3.5.1. Cara Memperoleh Artikel........................................................ 57 5.3.5.2. Cara Pengiriman Artikel.......................................................... 58 5.3.5.3. Alur Perlakuan Naskah ............................................................ 59 5.3.5.4. Kualitas Informasi ................................................................... 63 5.3.6. Review Naskah ............................................................................... 64 5.3.7. Struktur Keredaksian....................................................................... 67 5.3.8. Mitra Bestari ................................................................................... 70 5.3.9. Penyebarluasan Informasi ............................................................... 74 5.4. Faktor Pendukung ..................................................................................... 78 5.5..Kendala ..................................................................................................... 79
xi
BAB VI PENUTUP 6.1. Simpulan ................................................................................................... 81 6.2. Saran .......................................................................................................... 84 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 87 LAMPIRAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Hasil Wawancara ................................................................. 1
LAMPIRAN 2
Daftar Pertanyaan Wawancara............................................. 20
LAMPIRAN 3
Tampilan Cetak Journal of Coastal Development............... 23
LAMPIRAN 4
Tampilan Website Journal of Coastal Development ........... 24
LAMPIRAN 5
Lembar Konsultasi Skripsi .................................................. 25
LAMPIRAN 6
Surat Keterangan Penelitian ................................................ 26
LAMPIRAN 7
Biodata Penulis .................................................................... 27
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian merupakan kegiatan yang tidak bisa dilepaskan dari institusi perguruan tinggi. Penelitian menjadi bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang diantaranya pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Setiap perguruan tinggi di Indonesia baik negeri maupun swasta mempunyai lembaga yang berwenang menaungi kegiatan penelitian. Hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan sangat berguna bagi perkembangan dunia ilmu pengetahuan. Namun, hal tersebut bisa saja tidak mempunyai nilai guna apabila hasil penelitian tidak dipublikasikan kepada masyarakat. Publikasi menjadi bagian dari diseminasi hasil penelitian. Publikasi dilakukan supaya hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dimanfaatkan dan menjadi landasan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di masa yang akan datang. Selain untuk diseminasi, publikasi juga dapat menjadi sarana komunikasi antara peneliti dengan pembaca maupun masyarakat pada umumnya. Publikasi hasil penelitian biasanya berupa terbitan baik cetak maupun elektronik. Bentuk publikasi hasil penelitian sangat beragam. Seperti yang sering kita lihat sehari-hari ialah dalam bentuk buku teks, majalah ilmiah, jurnal
1
2
ilmiah, maupun dalam bentuk prosiding seminar. Dilihat dari media yang digunakan, publikasi bisa dalam bentuk media cetak maupun media elektronik. Publikasi dari hasil penelitian tidak lepas dari era yang sedang berkembang di dalam masyarakat ilmiah. Masyarakat menginginkan sebuah keterbukaan informasi dari hasil penelitian. Keterbukaan informasi dinilai dapat mendorong pengembangan ilmu pengetahuan secara cepat dan kontinyu dari waktu ke waktu. Adanya tuntutan keterbukaan informasi ini mendorong para pengelola publikasi melakukan reformasi pengelolaan supaya dapat diterima dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Keterbukaan informasi juga erat hubungannya dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat. Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat berbanding lurus dengan perkembangan publikasi. Pada zaman sebelum adanya internet seperti sekarang, publikasi masih dalam bentuk cetak bahkan sering kali masih lewat mulut ke mulut. Publikasi yang demikian saat ini sudah banyak ditinggalkan karena dirasa kurang efektif dan efisien dalam memperoleh informasi maupun menyebarkannya. Selain dari segi mendapatkan informasi, segi pendanaan juga mempengaruhi publikasi dalam bentuk cetak. Biaya cetak yang cukup mahal membuat para pengelola mulai beralih ke bentuk elektronik. Saat semuanya serba teknologi membuat para pembaca maupun para peneliti
menuntut
adanya
keterbukaan
akses
untuk
mengunduh,
3
mengunggah maupun hanya membaca hasil penelitian. Keterbukaan akses merupakan salah satu bentuk dari keterbukaaan informasi. Keterbukaan dalam mendapatkan informasi akan mempermudah dan mempercepat pertukaran informasi dan pengetahuan antar peneliti maupun bagi masyarakat
umum.
Keterbukaan
akses
dapat
diwujudkan
dengan
memanfaatkan teknologi internet sebagai sarana publikasi hasil penelitian. Publikasi ilmiah yang diterbitkan oleh perguruan tinggi biasanya berbentuk jurnal ilmiah hasil penelitian. Keberadaan jurnal ilmiah hasil penelitian di perguruan tinggi menjadi upaya membangun citra dan komitmen keilmuan dalam usaha menyebarluaskan ide dan gagasan baru dari suatu bidang ilmu. Jurnal ilmiah hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sarana bagi pengembangan keilmuan. Pengelolaan jurnal ilmiah hasil penelitian berbeda dengan terbitan pada umumnya. Suatu artikel dalam jurnal ilmiah hasil penelitian harus melalui tahap yang panjang sebelum dapat dikatakan layak untuk dipublikasikan. Pengelola jurnal harus memiliki kemampuan yang cukup mumpuni. Hal ini disebabkan, pengelolaan jurnal memiliki sifat yang khas. Sifat khas tersebut diantaranya seperti susunan redaksi, substansi artikel, keberadaan mitra bestari dan sebagainya. Adanya tuntutan seperti yang dikatakan di atas juga membuat pengelolaan jurnal menjadi lebih kompleks. Kualitas dari jurnal juga tergantung dari kualitas pengelolaan jurnal. Jurnal yang baik dan bermutu memiliki pengelolaan yang baik.
4
Mutu dan kualitas jurnal di Indonesia dinilai oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Hasil penilaian ini dinamakan akreditasi. Jurnal yang telah terakreditasi akan memiliki kepercayaan yang lebih. Peneliti akan lebih memilih mengirimkan artikel hasil penelitian ke jurnal yang telah terakreditasi. Salah satu komponen penilaian akreditasi adalah dari sisi pengelolaan jurnal. Oleh karena itu pengelolaan menjadi unsur yang sangat penting. Universitas Diponegoro (Undip) merupakan salah satu perguruan tinggi yang melakukan kegiatan penelitian sebagai salah satu wujud tridharma Perguruan Tinggi. Undip mempunyai lembaga yang menaungi kegiatan penelitian para civitas akademika. Lembaga tersebut ialah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM). Dalam rangka mempublikasikan hasil-hasil penelitian,
LPPM menerbitkan
beberapa jurnal ilmiah dan majalah ilmiah sebagai sarana komunikasi ilmiah antarperguruan tinggi dan meningkatkan manfaat hasil penelitian bagi masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Salah satu jurnal ilmiah hasil penelitian yang diterbitan oleh Undip ialah Journal of Coastal Development. Journal of Coastal Development ialah jurnal ilmiah yang mewadahi hasil-hasil penelitian bidang pesisir pantai. Jurnal ini merupakan jurnal ilmiah yang sudah terakreditasi oleh LIPI dan mempunyai International Standard Serial Number (ISSN) 14105217. Selain itu, jurnal ini merupakan jurnal ilmiah berskala internasional
5
yang telah banyak mewadahi hasil-hasil penelitian dari peneliti di luar Undip maupun dari luar negeri. Dari masalah dan latar belakang yang diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk mengambil judul “Analisis Pengelolaan Journal of Coastal Development Universitas Diponegoro”
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian masalah dan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini ialah “Bagaimana pengelolaan Journal of Coastal Development Universitas Diponegoro?”
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini ialah mengetahui pengelolaan Journal of Coastal Development Universitas Diponegoro.
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini ialah dapat menambah pengetahuan mengenai publikasi ilmiah, menambah pengetahuan mengenai pengelolaan jurnal, menjadi bahan masukan bagi pengelola, penulis dan Universitas Diponegoro terkait masalah pengelolaan Journal of Coastal Development, dapat dijadikan referensi pengelolaan jurnal ilmiah yang terkait bidang kelautan dan pesisir pantai. Selain itu dapat pula menjadi bahan referensi
6
bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan topik penelitian mengenai pengelolaan jurnal.
1.5. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan yaitu pada bulan Mei s.d Juli 2013 dan dilaksanakan di kantor Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Diponegoro. Kantor LPPM berada di Gedung Widya Puraya lantai 1 (satu) yang beralamatkan di Jl. Prof Sudarto, S.H, Tembalang, Semarang 50275, No. Telp (024) 7460038/ fax. (024) 7460039.
7
1.6. Kerangka Pikir Perkembangan Teknologi Informasi
Keterbukaan akses
Keterbukaan Informasi
Publikasi Hasil Penelitian
Jurnal ilmiah hasil penelitian
Pengelolaan publikasi hasil penelitian
Variabel pengelolaan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Kelembagaan Penerbit Cakupan Informasi Tujuan Penerbitan Bentuk Informasi Pengelolaan Artikel Review Naskah Struktur Keredaksian Mitra Bestari Penyebarluasan Infromasi OUTPUT Journal of Coastal Development
Sumber : Olahan penulis untuk penelitian, 2013.
8
1.7. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti membatasi beberapa masalah. Batasan masalah ini diharapkan dapat membantu peneliti dalam penelitian maupun penulisan laporan. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan jurnal ilmiah. Oleh karena aspek pengelolaan jurnal cukup banyak, maka peneliti hanya membahas beberapa variabel yaitu kelembagaan penerbit, cakupan informasi, bentuk informasi, tujuan penerbitan, pengelolaan artikel, review naskah, struktur keredaksian, mitra bestari dan penyebarluasan informasi.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
2.1. Publikasi Ilmiah Publikasi ilmiah merupakan salah satu bagian dari terbitan berkala. Terbitan berkala ialah publikasi yang direncanakan terbit secara terusmenerus tanpa dibatasi waktu, berisi informasi baru yang menarik dan ditulis oleh beberapa orang (Lasa, 2007: 59). Terbitan berkala pada umumnya berisi mengenai hal-hal yang bersifat khusus. Hal ini mengakibatkan informasi yang ada dalam publikasi berkala terus-menerus dikembangkan (Middleton, 2002: 101). Ada beberapa kategori publikasi yang dapat dikatakan sebagai terbitan berkala. Menurut Lasa (2007) ada enam kriteria terbitan berkala, yaitu : 1. Terbit terus-menerus secara berkesinambungan dengan waktu terbit tertentu misalnya mingguan, bulanan, triwulan, dll; 2. Memiliki ISSN (International Standard Serial Number); 3. Dikelola oleh redaksi; 4. Menyampaikan informasi dalam arti luas dari berbagai bidang atau satu bidang; 5. Dalam sekali terbit memuat beberapa tulisan dari beberapa orang penulis; 6. Karangan tidak terlalu panjang seperti buku teks. Terbitan berkala merupakan media yang efektif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terbitan tersebut memuat ide, gagasan,
9
10
hasil-hasil penelitian baru dari suatu keilmuan yang sering disebut publikasi primer. Publikasi ilmiah menurut Robandi (Robandi, 2008) merupakan salah satu indeks peformansi dari para peneliti, akademisi ilmuwan maupun guru. Kualitas dari para peneliti dapat dilihat dari kualitas tulisannya. Selain itu, jumlah publikasi ilmiah dan jumlah institusi lain yang mengacu pada hasil penelitian sebuah perguruan tinggi tersebut juga dijadikan unsur dalam akreditasi perguruan tinggi.
2.2. Tujuan Publikasi Ilmiah Publikasi ilmiah mempunyai tujuan yang sangat mendukung pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, maupun seni. Dengan adanya publikasi ilmiah yang cukup tinggi diharapkan dapat meningkatkan kualitas keilmuan dari suatu bangsa. Manalu (2011) menyebutkan beberapa tujuan publikasi ilmiah diantaranya : 1. Menyebarluaskan hasil penelitian; 2. Menambah khazanah pengetahuan; 3. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; 4. Meningkatkan prestasi penulis (honour, stature, recognition, promotion); 5. Meningkatkan reputasi lembaga (standing, ranking, renown); 6. Kepuasan diri; 7. Memperbaiki daya saing suatu bangsa.
11
2.3 . Proses Publikasi Ilmiah Secara formal, ada beberapa proses dalam publikasi. Proses tersebut ialah pembuatan, transformasi, dan distribusi (Middleton, 2002: 98). Prosesproses yang demikian sudah ada sejak dahulu. Namun sejak lima abad terakhir ini, proses tersebut berubah baik publikasi tercetak maupun elektronik. Transformasi informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting. Kegiatan dalam transformasi informasi berkaitan dengan pemrosesan data menjadi suatu produk informasi yang diperlukan bagi para pengguna. Bentuk kegiatan yang dilakukan dalam proses ini, antara lain: pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, penyajian dan penyebarluasan, hingga penataan dokumentasi dan perpustakaan (Sutabri, 2005: 36).
2.4. Pengertian Jurnal Ilmiah Jurnal ilmiah termasuk dalam terbitan berkala. Menurut Irianti (1999) jurnal ilmiah sama dengan majalah ilmiah yang pada umumnya memuat naskah berupa hasil-hasil penelitian, laporan, maupun tulisan ilmiah lainnya. Lasa (2009: 128) menyebutkan : Jurnal adalah publikasi ilmiah yang memuat informasi tentang hasil kegiatan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi minimal harus mencakup kumpulan atau akumulasi pengetahuan baru, pengamatan empiris, dan pengembangan gagasan atau usulan.
12
Lasa (2009: 129) juga memberikan pengertian tersendiri mengenai jurnal penelitian yaitu : Jurnal penelitian merupakan publikasi ilmiah yang menyajikan artikel hasil penelitian primer dan dimaksudkan sebagai media komunikasi antarpenulis, antarahli, dan antarilmuwan tingkat nasional maupun tingkat internasional. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa jurnal ilmiah adalah salah satu jenis majalah yang berisi artikel hasil penelitian maupun informasi ilmiah dari suatu bidang keilmuan.
2.5. Jenis-jenis Jurnal Ilmiah Pada umumnya jurnal terbagi menjadi dua jenis, yaitu jurnal tercetak dan jurnal elektronik. Setiap jenis jurnal mempunyai kelebihan dan kekurangannya
masing-masing.
Tresnawan
dalam
Andriaty
(2005)
menyebutkan beberapa perbandingan jurnal elektronik dan jurnal tercetak menurut beberapa kriteria. Tabel 1. Perbandingan jurnal elektronik dan jurnal tercetak No. Kriteria 1. Kemutakhiran 2. Kecepatan diterima 3. Penyimpanan 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Pemanfaatan
Jurnal Elektronik Mutakhir Cepat Sangat hemat tempat 24 jam
Jurnal Tercetak Mutakhir Lambat Memakan tempat
Terbatas jam buka perpustakaan Kesempatan akses Bisa bersamaan Antri Sarana penelusuran Otomatis tersedia Harus dibuat Waktu penelusuran Cepat Lama Keamanan Lebih aman Kurang aman Manipulasi dokumen Sangat mudah Tidak bisa (seperti kutipan) Jumlah judul yang dapat dilanggan Lebih banyak Lebih sedikit dengan jumlah dana yang sama Harga total langganan Jauh lebih murah Lebih mahal
13
Perkembangan zaman membuat jenis jurnal semakin beragam. Chen, et.al (2001: 365-367) membagi jenis jurnal berdasarkan cara mengaksesnya, yaitu: a. Print only (P). These were titles that are only available in print format. b. Electronic priced separately (E). These were journals with electronic versions that were available with surcharge or were priced separately. c. Combination price (C). These were the electronic versions of print journals that were offered “free online” with print subscriptions. d. Aggregated pricing (A). Titles that were available for purchase as a collection through publishers.
a. Hanya cetakan (P). Ini adalah judul-judul yang dapat diperoleh hanya dalam wujud cetakan b. Bentuk elektronik yang diberi harga terpisah (E). Ini adalah jurnal-jurnal dengan versi elektronik yang dapat diperoleh dengan biaya tambahan/diberi harga secara terpisah. c. Harga Gabungan (C). Ini adalah versi elektronik dari jurnal-jurnal yang telah diterbitkan yang ditawarkan dengan bebas secara online dengan tandatangan. d. Aggregated Pricing (A). Judul-judul yang dapat dibeli melalui penerbit sebagai koleksi.
Menurut pemahaman peneliti, pendapat di atas dapat diartikan bahwa jurnal terbagi menjadi empat jenis yaitu : 1.
Jurnal yang hanya tersedia dalam bentuk tercetak.
2.
Jurnal yang hanya tersedia dalam bentuk elektronik.
3.
Jurnal versi elektronik dari jurnal tercetak yang dapat diperoleh secara gratis.
4.
Jurnal yang hanya dapat diperoleh dengan berlangganan.
14
Jurnal-jurnal yang terbit di kalangan perguruan tinggi mempunyai jenis yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh jenis penelitian di perguruan tinggi lebih kompleks dan beragam. Saukah dalam Rachmawati (2008: 173-174) mengelompokkan sebagai berikut : 1. Jurnal Ilmiah Lokal Jurnal ilmiah lokal berisi karya ilmiah maupun artikel hasil penelitian yang ditulis oleh dosen-dosen dari perguruan tinggi itu sendiri. Pengelolaan dari jurnal ini berasal dari kalangan sendiri dan artikel yang termuat di dalam jurnal disunting oleh para dosen dari dalam perguruan tinggi. Jurnal ilmiah lokal didiseminasikan secara terbatas, hanya untuk kalangan perguruan tinggi tersebut. 2. Jurnal Ilmiah Nasional Tidak Terakreditasi Jenis jurnal ini memiliki kontributor atau penulis yang sebagian besar berasal dari luar lingkungan perguruan tinggi. Proses penyuntingan naskah melibatkan pakar dari luar lingkupnya. Penyebaran jurnal telah secara nasional bukan lagi hanya untuk kalangan sendiri. Namun dalam sisi tampilan dan isinya, jurnal belum memenuhi kriteria akreditasi yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) maupun LIPI . 3. Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi Jurnal ilmiah nasional terakreditasi pada dasarnya sama dengan jurnal ilmiah nasional tidak terakreditasi. Perbedaan yang terdapat pada
15
jurnal ini ialah tampilan dan isinya. Tampilan dan isi jurnal telah memenuhi kriteria akreditasi. 4. Jurnal Ilmiah Internasional Jurnal ilmiah internasional adalah jurnal yang telah memiliki reputasi di kalangan peneliti tingkat internasional. Artikel yang dimuat merupakan tulisan ataupun hasil-hasil penelitian dari kalangan peneliti bukan hanya dalam negeri tetapi juga luar negeri. Adanya keterlibatan pakar internasional sebagai penyunting naskah membuat jurnal memiliki kualitas yang baik. Jenis jurnal ini juga sudah didiseminasi secara global.
2.6. Fungsi Jurnal Setiap publikasi mempunyai fungsi sebagai sarana penyebarluasan informasi bagi khalayak umum. Jurnal sebagai salah satu bentuk publikasi juga mempunyai fungsi tersebut. Namun, publikasi dalam bentuk jurnal ilmiah memiliki fungsi khusus yang sangat jauh berbeda dengan bentuk publikasi lainnya seperti buku dan surat kabar. Seperti yang diungkapkan Manalu
(2011)
dalam
presentasinya
yang
berjudul
Kebijakan
Pengembangan Jurnal, fungsi jurnal ilmiah ialah : a.
Registrasi kegiatan kecendekiaan seseorang;
b.
Sertifikasi hasil kegiatan kecendekiaan yang memenuhi persyaratan ilmiah minimum;
c.
Diseminasi secara meluas karya kecendekiaan itu kepada khalayak ramai;
16
d.
Pengarsipan atas semua temuan hasil kegiatan kecendekiaan ilmuwan dan keilmuan yang dimuatnya.
2.7. Pengelolaan Jurnal Ilmiah Penerbitan jurnal ilmiah merupakan bagian dari proses diseminasi informasi ilmiah. Peran yang diemban jurnal ini menyebabkan dalam proses penerbitannya dibutuhkan pengelolaan yang baik. Pengelolaan suatu jurnal ilmiah akan mempengaruhi kualitas jurnal baik dari sisi penampilan hingga substansinya. Pengelolaan jurnal ilmiah di Indonesia telah mempunyai aturan yang ditetapkan
oleh
Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Tinggi
(DIKTI),
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan khususnya Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Biasanya, setiap penerbit jurnal memiliki kebijakan tersendiri yang tetap mengacu pada peraturan tersebut. Hal ini terjadi karena setiap jurnal mempunyai kekhasan masing-masing. Menurut Manalu (2011) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengelolaan jurnal ilmiah hasil penelitian diantaranya adalah : a. Budaya menulis; b. Sumber naskah; c. Kualitas artikel; d. Dukungan dana; e. Pelanggan jurnal; f. Komitmen penulisan terhadap revisi naskah;
17
g. Pengetahuan pengelola tentang manajemen jurnal; dan h. Komitmen pengelola dan peer group. Dalam pedoman akreditasi majalah ilmiah yang diterbitkan oleh LIPI, disebutkan ada berbagai hal yang menyangkut pengelolaan jurnal. Hal-hal tersebut digunakan sebagai instrumen penilaian akreditasi jurnal ilmiah di Indonesia.
2.7.1. Lembaga Penerbit Lembaga penebit jurnal ilmiah hasil penelitian banyak dari kalangan perguruan tinggi. Hal ini tidak lepas dari peran perguruan tinggi yang tercantum dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Penerbitan sebuah jurnal di perguruuan tinggi dikelola oleh lembaga penelitian masingmasing perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Sebuah lembaga penerbit jurnal sebaiknya dapat mengelola jurnal secara mapan, memiliki kekuatan dan ketetapan hukum, serta memiliki dukungan dana untuk menjamin keberlangsungan penerbitan jurnal (LIPI, 2011: 22). Pedoman akreditasi majalah ilmiah yang diterbitkan oleh LIPI (2011) menyebutkan bahwa lembaga penelitian dapat bekerja sama dengan organisasi profesi ilmiah. Kerja sama ini dapat memberikan keuntungan yang besar bagi lembaga penelitian karena lembaga tersebut mendapatkan dukungan keilmian paling besar baik dari kesesuaian bidang ilmu, sumber daya pengelola, maupun objek penelitan.
18
2.7.2. Manajemen Naskah Naskah dalam jurnal ilmiah hasil penelitian berupa suatu artikel. Artikel hasil penelitian yang diterbitkan dalam suatu jurnal ilmiah hanya berisi hal-hal penting yang menyangkut penelitian dan dapat memberikan dampak akademik yang lebih cepat dan luas (Dwiloka, 2005: 87). Pengelolaan artikel jurnal ilmiah hasil penelitian mempunyai proses yang memakan waktu paling lama dalam proses penerbitan dan melibatkan banyak pihak. Artikel hasil penelitian yang dikirimkan oleh para kontributor atau penulis tidak bisa langsung diterbitkan. Artikel yang telah masuk kepada DewanRredaksi kembali dikoreksi baik oleh kalangan dewan redaksi maupun orang di luar Dewan Redaksi. Menurut Pusbindiklat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, manajemen naskah dalam jurnal ilmiah melalui beberapa tahapan. Pertama yang harus dilalui setelah naskah diterima ialah sidang penyunting. Sidang penyunting diadakan untuk menentukan penyuntingan naskah mulai dari format penulisan hingga kebahasaan. Selain itu, sidang penyunting juga menentukan mitra bestari yang akan menyunting dari segi isi naskah. Kedua, tahapan sidang penyunting selesai ketua dewan redaksi akan menentukan naskah diterima, diperbaiki atau ditolak. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan hasil penyuntingan dan saran yang diberikan mitra bestari Naskah akan kembali ke penulis untuk dilakukan
19
koreksi ulang maupun perbaikan. Ketiga ialah pencetakan artikel sehingga siap untuk diterbitkan.
Penulis Buku Besar
Naskah Diterima
Diperbaiki
Sidang Penyunting
Ketua
Diterima
Penulis
Ditolak Mitra Bestari
Pencetakan
Terbit
Gambar 1. Diagram Alir Penerbitan Naskah Sumber : Lukman dan Switien Kustantyana. 2012. Manajemen Penerbitan Jurnal Ilmiah.
Pengelolaan naskah yang baik akan mempengaruhi kualitas naskah sehingga akan mempengaruhi kualitas jurnal juga. Naskah merupakan bagian pokok dari jurnal. Pengelolaan naskah dapat dikatakan baik jika memenuhi beberapa indikator, yaitu (LIPI, 2012) : 1. Proses
penelaahan
ketat,
objektif,
menggunakan sistem blind review;
sesuai
kepakaran,
dan
20
2. Proses penyuntingan ketat, objektif, bermutu, dan terbuka; 3. Rentang waktu antara tanggal penerimaan naskah dan tanggal keputusan terbit tidak terlalu lama; 4. Ketersediaan naskah siap terbit untuk terbitan berikutnya mencukupi dan berkesinambungan; 5. Jumlah penolakan relatif tinggi; 6. Lembaga asal penulis beragam (tidak berasal dari lingkungan sendiri); 7. Waktu penerbitan sesuai jadwal keberkalaan.
2.7.3. Dewan Redaksi Struktur redaksi jurnal ilmiah hasil penelitian yang baik ialah yang melibatkan unsur-unsur dewan redaksi, ketua dewan redaksi, dan redaksi pelaksana. Dewan redaksi ialah dewan yang terdiri dari para pakar dengan keahlian sesuai bidang keilmuan majalah ilmiah. Jurnal ilmiah hasil penelitian memiliki dewan redaksi yang berperan sebagai nara sumber dan pengambil keputusan terakhir apabila terjadi perbedaan pendapat mengenai penerbitan artikel (LIPI, 2011: 23). Dewan redaksi mempunyai fungsi sebagai jembatan antara penulis artikel ilmiah dan pembacanya (Wibowo, 2008: 18). Ketua dewan redaksi mempunyai tugas dan tanggung jawab atas kualitas penyuntingan dan kualifikasi ilmiah suatu jurnal ilmiah. Ketua dewan redaksi dibantu oleh penyunting pelaksana yang bertanggung jawab
21
atas semua kerja keredaksian dan pengelolaan jurnal (LIPI, 2011: 23). Tugas dan tanggung jawab dari ketua dewan redaksi dan penyunting pelaksana yang cukup berat menuntut pengelola khususnya ketua dewan redaksi dan penyunting pelaksana mempunyai wawasan yang luas dan ahli dalam bidang keilmuaan yang menjadi fokus jurnal. Dengan wawasan dan keahlian yang dimiliki tersebut diharapkan mereka mampu memilih artikel-artikel yang berkualitas (Wibowo, 2008: 18).
2.7.4. Penelaahan oleh Mitra Bestari Keberadaan mitra bestari dalam jurnal merupakan hal yang sangat penting. Mitra bestari akan menilai dan menelaah naskah dari berbagai segi. Penelaahan dalam suatu naskah sebelum diterbitkan di jurnal ilmiah hasil penelitian merupakan bagian yang penting. Penelahaan naskah akan ikut mempengaruhi dampak ilmiah dan publikasi naskah yang merupakan hasil penelitian. Mitra bestari adalah pakar yang ditunjuk oleh dewan redaksi sebagai penilai yang telah diakui kepakarannya oleh rekan-rekan sejawatnya dan dibuktikan dengan hasil publikasi ilmiahnya (LIPI, 2011). Sementara itu, Wasmen Manalu (2011) menyebutkan mitra bestari merupakan wasit yang merupakan kelompok peninjau atau penelaah naskah sebelum diputuskan untuk diterima atau ditolak penerbitannya. Dari dua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa mitra bestari merupakan orang yang ahli atau pakar yang ditunjuk oleh dewan redaksi
22
untuk meninjau atau menelaah naskah sebelum naskah diterima atau ditolak penerbitannya. Fungsi mitra bestari dalam suatu jurnal ialah (LIPI, 2012): 1. Mendorong penulis untuk memenuhi standar yang diterima dari disiplin ilmu mereka; 2. Mencegah penyebaran temuan dan informasi yang tidak relevan; 3. Mencegah penafsiran yang salah dari suatu hal; 4. Mencegah pendapat pribadi yang tidak berpegang pada teori-teori ilmiah. Adapun tanggung jawab seorang mitra mestari adalah (LIPI, 2012) : 1. Menetapkan kemanfaatan dan akurasi ilmiah; 2. Menetapakan relevansi, orisionalitas, dan lingkup kajian naskah; 3. Mencatat setiap indikasi terjadinya pelanggaran etika; 4. Ikut merekomendasikan apakah naskah tersebut layak atau tidak untuk dipublikasikan.
2.7.5. Substansi Jurnal Substansi atau isi pokok dari jurnal. Substansi yang akan dibahas dalam penelitian ini meliputi bentuk artikel atau naskah, cakupan keilmuan dan kualitas informasi dari naskah. Bentuk artikel yang dimuat bermacam-macam. Dalam jurnal ilmiah, bentuk artikel dapat berupa hasil penelitian, tinjauan, pemikiran atau ulasan dan komunikasi pendek. Jurnal ilmiah dapat berisi beberapa
23
bentuk artikel namun akan lebih baik apabila jurnal tersebut menyajikan artikel-artikel hasil penelitian. Hasil penelitian dapat berupa hasil penelitian primer maupun sekunder. Hasil penelitian primer merupakan hasil penelitian yang berdasarkan penelitian asli (pertama). Sementara itu, hasil penelitian sekunder ialah hasil penelitian yang berdasarkan peneltian yang sudah dilakukan sebelumnya atau menggunakan data yang telah tersedia. Menurut Wibowo (2008: 22) artikel ilmiah untuk jurnal mempunyai ciri-ciri : 1. Menggunakan sumber primer sebagai acuan; 2. Mengandung informasi baru; 3. Penulis mudah dihubungi melalui cara normal (telepon, surat); 4. Penerbitannya direkomendasikan oleh mitra bestari; 5. Mematuhi pedoman penulisan yang telah ditetapkan pengelola jurnal ilmiah. Cakupan keilmuan dari naskah juga menjadi fokus jurnal ilmiah. Jurnal ilmiah hendaknya mempunyai cakupan keilmuan yang spesifik sehingga dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu tersebut. Cakupan ilmu yang spesifik ini juga akan memudahkan pembaca dalam memperoleh informasi yang relevan dengan kebutuhan mereka. Kualitas informasi (quality of information) dapat dilihat dari tiga hal, yaitu
akurat (accurate), tepat waktu (timelines) dan relevan
(relevance) (Sutabri, 2005: 35).
24
a. Akurat (accurate) Informasi yang berkualitas harus bebas dari kesalahan dan tidak bias. Informasi harus mencerminkan maksud yang terkandung didalamnya. Keakuratan informasi ini diperlukan karena dalam transfer informasi dari sumber kepada penerima kemungkinan banyak terjadi gangguan sehingga dapat merusak ataupun mengubah informasi tersebut. b. Tepat Waktu (timelines) Informasi yang berkualitas ialah informasi yang ada pada saat waktu informasi tersebut dibutuhkan. Keterlambatan penyampaian informasi akan mengakibatkan informasi tersebut usang dan tidak bernilai lagi. c. Relevan (relevance) Informasi yang relevan ialah informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Relevansi dari suatu informasi akan berimbas pada manfaatnya terhadap pengguna.
2.7.6. Penyebarluasan Informasi Proses penyebarluasan suatu informasi dapat dilakukan dengan berbagai cara dan menggunakan media yang beragam begitu pula dalam proses menyebarluaskan informasi seperti jurnal. Jurnal ilmiah hasil penelitian merupakan alat atau sarana yang digunakan oleh peneliti untuk mempublikasikan hasil penelitiannya kepada masyarakat. Sebelum menyebarluaskan
atau
mempublikasikan
jurnal
ilmiah,
pengelola
hendaknya mengetahui siapa yang menjadi sasaran pembaca (target
25
reader) dari jurnal yang mereka kelola. Sasaran pembaca akan menentukan bagaimana arus penyebaran suatu informasi. Yusup (2009: 352-355) membedakan arus informasi dari aspek luasnya informasi tersebut disebarluaskan. Ia membagi menjadi dua kelompok yaitu arus makro dan mikro. 1. Arus Makro Arus informasi makro adalah model arus yang terdapat pada sistem pemerintahan. Arus informasi ini terjadi saat perpindahan informasi yang mempunyai nilai umum menyebar secara luas ke bawah yaitu masyarakat. Pola arus ini adalah piramida dan horizontal. 2. Arus Mikro Arus informasi mikro sering terjadi pada satu komunitas saja. Informasi menyebar secara terbatas pada lingkungan tersebut. Namun hal ini bukan tidak mungkin informasi yang ada pada lingkup terbatas bisa menyebar secara luas.
Setelah pengelola menentukan sasaran pembaca maka selanjutnya mereka
dapat
menentukan
mendiseminasikan
jurnal.
media Jenis
yang media
dapat
digunakan
untuk
yang
digunakan
untuk
mendiseminasikan jurnal pada saat ini ada dua macam, yaitu melalui media elektronik dan media cetak.
26
Media cetak merupakan media yang sering digunakan dalam mendiseminasikan jurnal ilmiah. Namun seiring perkembangan teknologi informasi, media cetak sudah mulai ditinggalkan. Penggunaan media cetak dirasa kurang menguntungkan karena membutuhkan biaya pencetakan yang cukup mahal dan sasaran pembaca yang dapat memanfaatkan artikel dalam jurnal ilmiah juga tidak dapat terjangkau.
2.8. Penelitian Sebelumnya Penelitian mengenai pengelolaan jurnal ilmiah secara khusus belum ditemukan oleh peneliti. Peneliti memperoleh data penelitian terdahulu yang memiliki tema berkaitan dengan pengelolaan jurnal ilmiah yaitu manajemen publikasi hasil penelitian. Penelitian yang berjudul “Manajemen Publikasi Hasil Penelitian Pusat Studi di Universitas Gadjah Mada” merupakan tesis yang ditulis oleh Sunarno, mahasiswa S2 Manajemen Informasi dan Perpustakaan UGM. Penelitian ini mengkaji tentang kegiatan dalam melaksanakan fungsifungsi
manajemen
yaitu
perencanaan,
pengorganisasian,
pengkoordinasian, pengelolaan personalia serta pengawasan dalam kegiatan publikasi hasil penelitian yang dihasilkan oleh pusat-pusat studi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pusat studi telah melakukan kegiatan publikasi hasil penelitian dengan standar sedang dan hanya sebagian kecil yang telah melakukan publikasi hasil penelitian dengan standar baik.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode dan Jenis Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Moleong (2010: 6) adalah : “penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.”.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang melakukan analisis hanya pada taraf penggambaran yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga lebih mudah dipahami (Azwar, 2009: 6).
Jenis penelitian ini
memungkinkan peneliti dapat mengkaji secara mendalam mengenai pengelolan jurnal. Pendekatan yang digunakan ialah pendekatan studi kasus. Penelitian studi kasus merupakan penelitian yang mempunyai tujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial, individu, kelompok, maupun lembaga (Musa & Nurfitri, 1988: 9). Pendekatan studi kasus dapat membantu peneliti untuk memperoleh data yang ia perlukan. Studi kasus menghasilkan
27
28
kesimpulan dari suatu kekhususan dan hasil dari penelitian ini bersifat khusus (Sulistyo-Basuki, 2006: 113). Metode
kualitatif
dengan
jenis
penelitian
deskriptif
serta
menggunakan pendekatan studi kasus digunakan dalam penelitan ini supaya peneliti dapat mengkaji secara mendalam mengenai pengelolan Journal of Coastal Development.
3.2. Obyek dan Subyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah pengelolaan Journal of Coastal Development. Subjek dari penelitian ini ialah pengelola jurnal yang terdiri dari Ketua Dewan Redaksi (editor in chief) dan Penyunting Pelaksana (managing editor).
3.3. Pemilihan Informan Dalam penelitian kualitatif, informan merupakan orang yang dimanfaatkan peneliti untuk mendapatkan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong, 2010: 132). Informan ialah kunci agar peneliti mendapatkan informasi yang sedetail dan seteliti mungkin, sesuai dengan objek penelitian. Informan dalam penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan menentukan kelompok peserta menjadi informan sesuai kriteria terpilih yang relevan dengan masalah penelitian (Bungin, 2011: 107).
29
Banyaknya informan disesuaikan dengan penguasaan informan terhadap informasi. Teknik purposive sampling dipilih karena peneliti ingin mendapatkan data yang benar-benar akurat dari informan. Oleh karena itu, peneliti membuat beberapa kriteria yang digunakan dalam pemilihan informan. Kriteria yang ditetapkan peneliti adalah sebagai berikut : 1. Orang yang benar-benar tahu mengenai proses pengelolaan Journal of Coastal Development beserta kebijakan di dalamnya. 2. Orang yang melakukan proses pengelolaan mulai dari artikel masuk ke redaksi, diperoleh, hingga dipublikasikan. Selain menggunakan teknik purposive sampling, peneliti juga menggunakan teknik snowball sampling. Peneliti memilih teknik snowball sampling setelah menetapkan kriteria informan. Teknik snowball sampling dirasa dapat membantu peneliti untuk menemukan informan yang benarbenar memiliki kriteria tersebut di atas.
3.4. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah jenis data kualitatif, sedangkan sumber data yang digunakan ialah : a.
Data Primer Data primer merupakan data yang bersumber langsung dari informan. Data ini diperoleh melalui wawancara secara mendalam dan observasi.
30
b.
Data sekunder Data sekunder merupakan data yang didapatkan dari sumber tidak langsung. Sumber dari data ini ialah buku, jurnal-jurnal serta penelitianpenelitian terdahulu.
3.5. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini diperoleh melalui beberapa teknik pengumpulan data. Teknik tersebut ialah : 1. Observasi Observasi
merupakan
teknik
pengumpulan
data
yang
menggunakan pengindraan dan pengamatan dalam menghimpun data (Bungin, 2011: 118). Peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap fenomena yang terjadi pada objek penelitian. Kegiatan observasi ini memungkinkan peneliti memperoleh data yang lebih lengkap, tajam dan sampai pada tingkat perilaku. 2. Wawancara mendalam Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam metode kualitatif. Teknik wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (in-dept interview) terhadap informan. Wawancara mendalam dimaksudkan agar peneliti memperoleh infomasi mendalam dan jelas mengenai pengelolaan jurnal dari para informan.
31
Wawancara yang dilakukan hendaknya menggali informasi dari informan dengan cara mengembangkan pertanyaan namun tetap dalam konteks penelitian. Pertanyaan diajukan secara deduksi yaitu dari umum ke khusus. Pengajuan pertanyaan seperti ini diharapkan dapat memberikan informasi dari gambaran umum ke informasi yang lebih spesifik. Sebelum memulai wawancara, peneliti menjelaskan permasalahanpermasalahan yang akan diteliti dan yang menjadi pedoman selama proses wawancara berlangsung. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman antara peneliti dengan informan dan informan lebih terbuka dalam memberikan informasi. Peneliti juga menggunakan alat perekam wawancara untuk memperoleh hasil yang akurat. Namun sebelum hal ini dilakukan, peneliti meminta ijin kepada informan. 3. Dokumentasi Dokumen yang diambil ialah dokumen yang diperlukan untuk menggali informasi tentang struktur organisasi, dan data tercetak mengenai informasi-informasi yang ada di LPPM Undip dan Journal of Coastal Development. .
3.6. Teknik Analisis Data Menurut Milles dan Huberman dalam Sugiyono (2009: 246-252), teknik analisis data kualitatif sebagai berikut :
32
1. Reduksi data Reduksi data ialah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data “kasar’ yang muncul di lapangan. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga dapat menarik dan memverifikasi kesimpulan akhir. Data yang telah direduksi
akan
memberikan
gambaran
yang
lebih
jelas
dan
mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya. 2. Penyajian data Penyajian data merupakan bagian dari analisis data. Penyajian data pada penelitian kualitatif dapat berupa teks naratif, matriks, grafik, maupun bagan. Pada penelitian ini, penyajian data yang akan digunakan adalah teks naratif. 3. Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan dilakukan setelah seluruh data direduksi dan disajikan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab permasalahan, namun juga mungkin tidak. Masalah dalam penelitian kualitatif yang telah dirumuskan sejak awal masih bersifat sementara
dan
akan
berkembang
setelah
penelitian
dilakukan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi, hubungan kausal, hipotesis maupun teori.
33
3.7. Kredibilitas Penelitian Suatu penelitian harus mempunyai kredibilitas sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Kredibilitas merupakan derajat kepercayaan
terhadap penelitian yang berfungsi untuk melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai. Selain itu juga berfungsi untuk menunjukkan derajat kepercayaan hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataaan ganda yang sedang diteliti (Moleong, 2010:324). Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menjaga kredibilitas penelitian ialah sebagai berikut ( Moleong, 2010: 327-337) : a. Perpanjangan Keikutsertaan Peneliti kembali ke lapangan untuk melakukan pengamatan. Pengamatan kembali dilakukan untuk mengetahui kebenaran informasi yang telah didapatkan dan untuk menemukan informasi yang baru. b. Ketekunan/ Keajegan pengamatan Meningkatkan ketekunan pengamatan. Ketekunan pengamatan dilakukan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur situasi yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang diteliti sehingga informasi yang didapatkan akan lebih mendalam. c. Triangulasi. Peneliti malakukan pengecekan kembali data yang telah diperoleh dengan cara membandingkan dengan berbagai sumber, metode atau teori.
34
d. Pemeriksaan Sejawat melalui Diskusi Diskusi dilakukan untuk menambah informasi bagi peneliti mengenai masalah yang diteliti. e. Analisis Kasus Negatif Peneliti mencari data yang berbeda atau bertentangan dengan data yang telah dikumpulkan sebagai bahan pembanding. f. Pengecekan Anggota Pengecekan anggota yang terlibat langsung dalam proses penelitian untuk mengadakan konfirmasi langsung mengenai informasi yang telah diberikan. g. Kecukupan referensi Kecukupan bahan referensi yang digunakan dalam proses penelitian untuk menguji dan mengoreksi hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam penelitian ini, langkah yang digunakan peneliti untuk menjaga kredibilitas ialah memperpanjang keikutsertaan peneliti dengan objek yang menjadi fokus penelitian, tekun dalam melakukan pengamatan, serta tringualasi dengan cara membandingkan dengan berbagai teori yang ada. Langkah langkah tersebut dilakukan supaya peneliti memperoleh data dan informasi yang benar-benar akurat dan dapat dipercaya.
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Sejarah Singkat Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Diponegoro Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat semula bernama Lembaga Penelitian yang pendiriannya berdasarkan SK Mendikbud No. 5/ 1970 tanggal 13 Januari 1970 dan beberapa kali mengalami perubahan, yang terakhir dengan SK Rektor No. 1029/PT09/CX/82 sebagai tindak lanjut dikeluarkannya Keppres No. 2/1982. Berdasarkan Kepmen No.65 tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Undip tanggal 2 Oktober 2009 maka kedua lembaga yaitu lembaga penelitian (Lemlit) dan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakkat (LPM) digabung menjadi satu dengan nama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) menjalankan tugas dan fungsinya sebagai lembaga yang memperlancar jalannya kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
4.2. Visi dan Misi LPPM Visi adalah cara memandang tentang kondisi masa depan dan sebagai gambaran keadaan yang lebih baik yang ingin dicapai dan secara rasional dapat diwujudkan (Sutarno, 2006: 50).
35
36
Rumusan Visi dan Misi LPPM Undip diturunkan dari Visi Undip 2025 yaitu “Menjadi Universitas Riset yang Unggul”. Adapun visi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ialah sebagai berikut : “Menjadi lembaga yang unggul, terpercaya, dan mandiri serta berstandar mutu internasional di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan IPTEKS dan budaya yang berkualitas”
Dalam mencapai visi yang telah ditetapkan, LPPM merumuskan misi. Misi merupakan penjabaran visi dengan rumusan kegiatan yang akan dilakukan dan hasilnya dapat diukur, dirasakan, dilihat, didengar, atau dapat dibuktikan. (Lasa, 2009: 24). Adapun misi LPPM Undip ialah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kemampuan peran serta dosen dan mahasiswa dalam penelitian dan pemberdayaan kepada masyarakat; 2. Meningkatkan kemandirian lembaga dan pusat-pusat peneltian dan pemberdayaan kepada masyarakat; 3. Mengembangkan dan mewujudkan produk-produk unggulan hasil penelitian dan pemberdayaan masyarakat; 4. Mengembangkan penelitian-penelitian unggulan dan publikasi bertaraf internasional; 5. Meningkatkan dan mengembangkan perolehan paten dan HaKI; 6. Mendorong industrialisasi pedesaan melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna.
37
Dalam rangka mencapai visi dan misinya, LPPM Undip memiliki beberapa strategi. Strategi tersebut adalah : 1. Pemantapan institusi, fungsi dan peran Undip dalam bidang penelitian dan pengembangan. 2. Pengembangan keterampilan profesional, sikap dan perilaku SDM dalam penelitian dan pengembangan. 3. Peningkatan kualitas, kuantitas penelitian dan berbagai kegiatan ilmiah lain: pelatihan, konsultasi, seminar, jaringan informasi, dll. 4. Pengembangan kegiatan kerjasama penelitian dengan instansi lain. 5. Pembinaan kualitas artikel dan jurnal secara berkelanjutan.
4.3. Tujuan LPPM Sebuah lembaga tentu dibentuk untuk mencapai sebuah tujuan. Tujuan menjadi pedoman dalam lembaga tersebut melakukan kegiatan. Begitu pula Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Undip, tujuan dari LPPM Undip sebagai berikut: 1.
Mengembangkan keterampilan profesional, sikap dan perilaku SDM dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
2.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk mendukung visi yang mampu melintas wilayah nasional, meningkatkan atmosfir akademik dan program internasional;
3.
Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat dengan mengangkat dari keterbelakangan, mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan
38
kemampuan
sebagai
subyek
pembangunan
melalui
proses
pengembangan metode ilmiah; 4.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas artikel, jurnal Internasional dan perolehan HKI.
4.4. Tugas dan Fungsi LPPM Sebagai lembaga yang melaksanakan dua dari tiga Tri Dharma Perguruan Tinggi, LPPM Undip mempunyai tugas melaksanakan, mengkoordinasikan memantau, dan menilai pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta ikut mengusahakan dan mengendalikan administrasi sumber daya yang diperlukan. Sedangkan fungsi dari LPPM ialah sebagai berikut : 1. Pelaksanaan penelitian murni dan terapan. 2. Pelaksanaan penelitian ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau seni tertentu untuk menunjang pembangunan. 3. Pelaksanaan penelitian untuk pendidikan dan pengembangan institusi. 4. Pelaksanaan penelitian ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau seni serta pengembangan konsepsi pembangunan nasional, wilayah, dan atau daerah melalui kerjasama antar perguruan tinggi dan atau badan lainnya baik dalam negeri maupun dengan luar negeri. 5. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat. 6. Pelaksanaan publikasi hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
39
7. Pelaksanaan pengamatan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. 8. Peningkatan relevansi program Undip sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pelaksanaan urusan tata usaha lembaga.
4.5. Kegiatan dan Publikasi LPPM Kegiatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Undip meliputi: 1. Pelaksanaan dan koordinasi penelitian dan pengembangan IPTEK, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. 2. Menyediakan layanan pelatihan, seminar, workshop, lokakarya, dan lainlain. 3. Menyediakan layanan pemberdayaan kelompok binaan usaha kecil dan menengah (UKM). 4. Menyediakan layanan konsultasi penelitian dan publikasi. 5. Pemasaran hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. LPPM Undip selain melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat juga melakukan publikasi. Kegaitan publikasi ini juga sudah tercantum dalam tugas dan fungsi LPPM. Publikasi yang diterbitkan oleh LPPM Undip adalah : 1.
Journal of Coastal Development yang terbit 3 (tiga) kali dalam setahun.
2.
Abstrak hasil-hasil penelitian, terbit sekali dalam setahun.
40
3.
Prosiding hasil penelitian terkait dengan Pola Ilmiah Pokok (PIP) Universitas Diponegoro, terbit satu tahun sekali.
4.
Bibliografi hasil-hasil Penelitian, terbit satu tahun sekali.
4.6. Journal of Coastal Development a. Sejarah Singkat Journal of Coastal Development adalah jurnal ilmiah yang pengelolaannya
di
bawah
Lembaga
Penelitian
dan
Pengabdian
Masyarakat (LPPM) Universitas Diponegoro. Jurnal ini merupakan jurnal yang berisi artikel mengenai ilmu kelautan serta pesisir pantai. Meskipun demikian, topik yang dibahas tidak hanya mengenai ilmu kelautan dan pesisir pantai namun bersifat menyeluruh dari berbagai bidang keilmuan seperti biologi, kimia, fisika, kedokteran, sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Journal of Coastal Development dibentuk pada tahun 1997 dan merupakan jurnal berbahasa Inggris. Jurnal ini sudah melalui proses akreditasi sebanyak tiga kali. Akreditasi diperoleh dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) untuk pertama kali pada tanggal 21 Maret 2000 dengan No 69/DIKTI/Kep/2000 dan mendapat akreditasi dengan grade A. Jurnal ini terbit 3 (tiga) kali dalam setahun. Dalam proses penerbitan Journal of Coastal Development, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat bekerjasama dengan Ikatan Sarjana Oseonologi
41
Indonesia (ISOI). Kerjasama ini sangat mendukung tidak hanya dalam publikasi namun juga kontribusi penulisan oleh para anggota asosiasi. b. Dewan Redaksi 1. Ketua Dewan Redaksi : Prof. Drs. Ocky Karna Radjasa, M.Sc., Ph.D 2. Sekretaris Redaksi
: Dr. Ir. Tri Winarni Agustini, M.Sc
3. Asisten Editor
: Endang Istiningsih
A. Ronin Hidayatullah 4. Editor
:
1. Nurdien H. Kistanto (UNDIP) 2. Dadang Kartamiharja (ITB) 3. Otto Sudarmaji, R. Ongkosongo (P20-LIPI) 4. Sulistijo (P20-LIPI) 5. Ambo Tuwo (Unhas) 6. Feliatra (Unri) 7. Suharsono (P20-LIPI) 8. Sudharto P. Hadi (Undip) 9. Widi A. Pratikto (DKP) 10. Jacob Rais (ITB) 11. Indah Susilowati (Undip) 12. Agus Hartoko (Undip) 13. Retmono (Unnes) 14. RRJ. Sri Djokomuljanto (Undip) 15. Zainal Arifin (P20-LIPI) Sumber : www.cosdev.undip.ac.id, 2013
42
10-selsai perbaikan
c. Alur Review Artikel
6-jawab tidak layak
PENULIS
REDAKSI 2
5
9-layak untuk perbaikan
1-masuk
7-Layak direview
EXTERNAL REVIEWER
EDITOR IN CHIEF
4
3
8- Jawab Layak/ Tidak Layak
EDITORIAL BOARD
12- Galley Proof
11
MANAGING and LANGUAGE EDITORS (Koreksi tulisan-bahasa Inggris, Susun Format Cetak)
13- Perbaikan Galley Proof
SIAP CETAK
Sumber : Radjasa, Ocky Karna. 2010 [Unpublished PPT]
43
d. Aturan Penulisan Artikel 1. Aturan Umum a. Artikel harus ditulis dalam bahasa Inggris. b. Naskah harus diketik dalam dua spasi dengan margin halaman sama pada kedua sisinya. c. Seluruh halaman menggunakan margin kiri, dimulai dengan nomor 1 di bagian atas halaman. d. Ukuran kertas menggunakan A4 dengan margin 3cm dan tipe huruf “times new roman” ukuran 12 pt. e. Panjang maksimal dari naskah adalah 18 halaman. f. Seluruh gambar dan tabel harus diketik terpisah dan diberi nomor sesuai urutan dalam naskah. g.
Standar Internasional (SI) harus digunakan. Berat dan ukuran harus dinyatakan dalam sistem metric dan suhu dalam skala Celcius.
h. File harus disimpan dalam format Microsoft Word atau open text document. 2. Struktur Naskah Secara umum, naskah harus mempunyai susunan sebagai berikut : judul, abstrak, pendahuluan, materi dan metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan, ucapan terima kasih (opsional), dan referensi. Setiap bagian tersebut harus diketik dengan huruf tebal dan menggunakan rata tengah.
44
a. Judul Judul maksimal terdiri dari 50 huruf. Nama pengarang dan afiliasi ditulis singkat dengan maksimal 20 huruf. b. Abstrak Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris. Abstrak terdiri dari tidak lebih dari 200 kata. Dimulai dengan pernyataan yang jelas tentang tujuan dari percobaan yang diikuti oleh materi dan metode, hasil dan kesimpulan penting. Referensi tidak pernah dikutip dalam abstrak. Singkatan yang muncul dalam abstrak harus didefinisikan ketika mereka pertama kali digunakan. Pada akhir abstrak, penulis memberikan 5 (lima) kata kunci dalam urutan abjad yang menggambarkan penelitian tersebut. c. Pendahuluan Pendahuluan berisi informasi yang diperlukan guna memahami penelitian yang dilakukan. Pada pendahuluan ini harus dicantumkan topik serta tujuan secara jelas. d. Materi dan Metode Materi dan metode mencakup metode analisis statistik dan sumber peralatan yang digunakan selama penelitian. Semua modifikasi dari metode harus dijelaskan karena hal ini memungkinkan orang lain meniru eksperimen.
45
e. Hasil dan Diskusi Hasil dan diskusi dapat disatukan menjadi satu bagian atau juga dalam
bagian
yang
dipisahkan.
Diskusi
harus
menginterpretasikan hasil secara jelas. f. Kesimpulan Kesimpulan harus ditulis maksimal 100 kata. Bila ada rekomendasi dapat dituliskan pada bagian kesimpulan ini. g. Referensi Semua publikasi yang dikutip dalam teks harus ditulis dan disajikan dalam daftar referensi dengan urutan kronologis. Sistem yang digunakan dalam penulisan refensi sebagai berikut: 1. Jurnal Radjasa, O.K.,
T.
Martens, H-.P. Grossart, T.
Brinkhoff., A. Sabdono., and M. Simon. 2007. Antagonistic
activity
of
a
marine
bacterium
Pseudoalteromonas luteoviolacea TAB4.2 associated with coral Acropora sp. J. Biol. Sci. 7:239-246. 2. Prosiding seminar, konferensi, symposium, dll. Guenter, W and J.S. Sim. 1998. Production of special and modified eggs. Proceedings, Symposium Series 2. The 8th World Conference on Animal Production, Seoul National University, Seoul, Korea, June 28-July4, 1998. P. 361-370
46
3. Tesis atau Disertasi Rao, S. 1997. Genetic Analysis of Sheep Discrete Reproductive Traits Using Simulation and Field Data. PhD Thesis. Virginia Polytechnic Institute and State University, Blacksburg, Virginia. 4. Buku Steel, R.G.D. and J.H. Torrie. 1980. Principles and Procedures of Statistics. McGraw-Hill Book Co. Inc. New York. 5. Buku dengan kepengarangan ganda Weekes, E.E.C. 1991. Hormonal control in glucose metabolism. In: Physiological Aspects of Digestion and Metabolism in Ruminants. (T. Tsuda, Y. Sasaki, and R. Kawashima, eds). Academic Press. San Diego. P.183200 e. Sumber Pendanaan Sumber dana dalam penerbitan jurnal tentang ilmu kelautan dan pesisir pantai ini berasal dari beberapa pihak yang terkait. Selain dari Undip, sumber pendanaan juga berasal dari ISOI, penulis, langganan, serta dana yang berasal dari permintaan pengiriman jurnal oleh para pembaca. f. Jumlah Artikel Jumlah artikel dalam Journal of Coastal Development dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada awal tahun terbentuknya,
47
artikel yang terbit sebanyak 6 (enam) artikel. Sekarang, setelah 16 tahun jurnal ini terbit, artikel yang dimuat sebanyak 12 artikel setiap kali waktu penerbitan.
BAB V HASIL PENELITIAN
Bab ini akan membahas hasil penelitian berdasarkan observasi, wawancara maupun studi dokumen. Kemudian dilakukan teknik analisis deskripsi kualitatif dengan metode studi kasus tentang analisis pengelolaan Journal of Coastal Development Universitas Diponegoro. Subyek dalam penelitian ini ialah 2 (orang) pengelola yang mempunyai kedudukan sebagai ketua dewan redaksi atau editor in-chief dan penyunting pelaksana atau managing editor. Peneliti mengkaji mengenai pengelolaan Journal of Coastal Development dan melakukan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen yang dilaksanakan pada bulan Mei s.d Juli 2013 di ruang Journal of Coastal Development, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Gedung Widya Puraya Universitas Diponegoro. Sebelum melakukan penelitian dilakukan observasi untuk menentukan fokus penelitian. Hasil yang diperoleh ialah pengelolaan Journal of Coastal Development mempunyai kekhasan yang berbeda dengan pengelolaan majalah pada umumnya.
5.1. Identitas Informan Informan dalam penelitian ini dipilih sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan seperti yang telah disampaikan pada BAB III.
48
49
Berdasarkan kriteria tersebut, peneliti memilih 2 (dua) orang pengelola dari empat pengelola. Berikut tabel identitas pengelola yang menjadi informan dalam penelitian ini : Tabel 2. Identitas informan No.
1.
Nama
Pekerjaan
Prof. Drs. Ocky
Dosen Jurusan Ilmu
Kedudukan dalam redaksi Journal of Coastal Development Ketua dewan
Karna Radjasa,
Kelautan, Fakultas
redaksi / editor in
M.Sc., Ph.D
Perikanan dan Ilmu
chief
Kelautan, Universitas Diponegoro 2.
Dr. Ir. Tri Winarni
Dosen Program Studi
Penyunting
Agustini, M.Sc
Teknologi Hasil
pelaksana/
Perikanan, Fakultas
managing editor
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
5.2. Pengelolaan Journal of Coastal Development Universitas Diponegoro Pengelolaan jurnal ilmiah hasil penelitian berbeda dengan pengelolan terbitan lainnya. Jurnal ilmiah hasil penelitian dikelola
50
berdasarkan dari beberapa variabel. Variabel yang menjadi fokus penelitian ini merupakan sifat-sifat khas yang dimiliki oleh jurnal ilmiah hasil penelitian. Variabel tersebut ialah kelembagaan penerbit, cakupan informasi, bentuk informasi, tujuan penerbitan, pengelolaan artikel, review naskah, struktur keredaksian, mitra bestari, dan penyebaran informasi.
5.3. Analisis Hasil penelitian 5.3.1. Kelembagaan Penerbit Lembaga penerbitan jurnal merupakan lembaga yang bertanggung jawab dalam mengelola jurnal secara keseluruhan. Lembaga penerbit dari Journal of Coastal Development ialah Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) yang berada di bawah naungan Universitas Diponegoro. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Diponegoro dalam menerbitkan jurnal ilmiah yang berkaitan dengan bidang pesisir pantai ini bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Oseonologi Indonesia (ISOI). Pengelola juga baru saja menjalin kerja sama dengan OMICs Group untuk mengelola Journal of Coastal Development. Seperti yang diungkapkan oleh Prof. Ocky Karna Radjasa sebagai berikut : “ Jurnal diterbitkan bekerjasama antara LPPM dengan ISOI dan kami baru saja menandatangi persetujuan OMICs group di Amerika untuk bersama-sama menerbitkan Journal of Coastal Development.”
Penerbitan jurnal yang dikelola secara bersama oleh tiga lembaga yang demikian merupakan hal yang baik. Pengelolaan bersama dengan
51
Ikatan Sarjana Oseonologi Indonesia akan memperkuat jurnal dalam segi kualitas informasi yang terkandung di dalamnya. Ikatan Sarjana Oseonologi Indonesia akan memberikan kontribusinya mendukung jurnal dalam hal kesesuaian artikel yang diterbitkan dengan cakupan keilmuan jurnal. Kerja sama yang terjalin antara pengelola dengan OMICs Group membuat pengelolaan menjadi lebih baik. Kerja sama ini diharapkan dapat mendukung proses penerbitan jurnal mulai dari naskah, mitra bestari hingga diseminasi jurnal itu sendiri. OMICs Group merupakan sebuah portal website yang melakukan pengelolaan jurnal-jurnal secara online. Kerja sama penerbitan yang dilakukan oleh pengelola Journal of Coastal of Development ini sudah sesuai dengan kriteria penilaian yang tertera dalam Pedoman Akreditasi Majalah Ilmiah yang diterbitkan oleh LIPI. LIPI menyebutkan bahwa penerbit dari jurnal ilmiah yang baik merupakan lembaga penelitian dan bekerjasama dengan organisasi profesi ilmiah.
5.3.2. Cakupan Informasi Cakupan informasi jurnal ilmiah yang baik harus spesifik. Hal ini seperti dalam Pedoman Akreditasi Majalah Ilmiah LIPI. Tingkat spesifikasi dari sebuah jurnal akan mempengaruhi penilaian akreditasi jurnal serta pemanfaatan jurnal oleh pembaca. Cakupan keilmuan jurnal bisa kita lihat dari judul jurnal maupun artikel yang termuat di dalamnya.
52
Journal of Coastal Development adalah jurnal yang berisi artikelartikel mengenai pesisir pantai dan laut. Hal ini diungkapan oleh Prof Ocky Karna Radjasa sebagai berikut : “Jadi Coastal Development itu pendekatannya multi disiplin jadi kita tidak semata-mata hanya mengakomdasi satu bidang ilmu jadi konteksnya memang pesisir dan laut tapi bisa dilihat dari berbagai perspektif misalnya bisa kedokteran, bidang ekonomi, sastra budaya, kelautannya sendiri, bisa juga kesehatan masyarakat, teknik, arsitektur, penataan wilayah peisir dan laut, dan sebagainya.”
Sama seperti yang diungkapan oleh Prof. Ocky Karna Radjasa, Dr. Ir. Tri Winarni Agustini, M.Sc juga mengungkapkan hal yang sama : “Kalau topiknya ya..karena sesuai dengan judul ya Journal of Coastal Development maka kita menyangkut topik-topik dari biologi, kimia, manajemen, kemudian fisika gitu ya..seperti pasang surut, pengaruh arus dan seterusnya juga kita cover di situ, jadi IPA maupun sosial bisa masuk.” Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa cakupan keilmuan atau topik-topik yang terdapat dalam suatu jurnal dapat dilihat dari nama jurnal ilmiah. Judul jurnal ilmiah akan menjadi identitas pertama dari suatu jurnal ilmiah. Oleh karena itu judul dari jurnal ilmiah harus sesuai dengan cakupan keilmuan. Journal of Coastal Development merupakan jurnal ilmiah yang mewadahi informasi atau artikel hasil penelitian mengenai pesisir pantai dan laut. Namun hal tersebut bukan berarti bahwa artikel yang hanya membahas tentang pesisir pantai dan laut saja yang dapat dimuat di Journal of Coastal Development. Artikel hasil penelitian dapat berasal dari bidang ilmu yang berbeda namun tetap tidak lepas dari topik utama yaitu
53
pesisir pantai dan laut. Bidang keilmuan yang tercakup bukan hanya bidang sains seperti fisika, kimia, biologi, kedokteran, teknik, arsitektur, penataan wilayah peisisr dan laut, namun juga bidang ilmu sosial humaniora seperti ekonomi, sastra, dan budaya. Dengan demikian Journal of Coastal Development merupakan jurnal ilmiah bidang pesisir pantai dan laut dengan berbagai perspektif multi disiplin. Informasi di atas menunjukkan bahwa cakupan informasi keilmuan dari Journal of Coastal Development belum secara khusus mengenai pesisir pantai dan laut namun masih dari berbagai keilmuan. Hal ini belum sejalan dengan teori yang ada, yang menyebutkan bahwa jurnal ilmiah yang baik hendaknya memuat artikel hasil penelitian yang khusus mengenai bidang ilmu tertentu.
5.3.3. Tujuan Penerbitan Tujuan merupakan sesuatu yang hendak dicapai oleh suatu organisasi maupun sebuah lembaga. Peneliti mengajukan pertanyaan mengenai tujuan dan awal mula Journal of Coastal Development diterbitkan. Dari pertanyaan tersebut, Dr. Ir. Tri Winarni Agustini, M.Sc menjawab awal mula penerbitan Journal of Coastal Development demikian : “sejarahnya berawal dari ketua lembaga penelitian jaman Prof. Satoto karena PIP (Pola Ilmiah Pokok) kita, Undip, itu kan Coastal Region Eco Development, jadi kita menginginkan, waktu itu beliau, Prof.Satoto itu sebagai ketua lembaga penelitian, beliau ingin memiliki jurnal yang memang betul-betul merupakan unggulan Undip gitu..harapannya nanti ke
54
depan bahwa naskah-naskah masuk di jurnal itu adalah fokus pada pengembangan Coastal Region Eco Development, jadi sebetulnya itu gitu, jadi kita menampung dari para peneliti dalam hal ini peneliti-peneliti yang ada di Undip tapi juga tidak menutup kemungkinan peneliti yang dari lain yang kemungkinan concern terhadap pengembangan wilayah pantai gitu. “ Penerbitan Journal of Coastal Development berpangkal dari Pola Ilmiah Pokok (PIP) Universitas Diponegoro. Dapat dikatakan bahwa jurnal ilmiah ini merupakan identitas keilmuan dari Universitas Diponegoro. Sebagai identitas keilmuan universitas maka Journal of Coastal Development menjadi media komunikasi ilmiah Undip dalam kegiatan menjalin kerjasama. Seperti yang dikatakan oleh Prof. Ocky : “Journal of Coastal Development adalah jurnalnya Undip, jadi dijadikan media komunikasi dalam rangka kerja sama khususnya kerja sama internasional.”
Prof. Ocky menambahkan bukan hanya sebagai identitas Undip, tetapi juga sebagai indikator dari aktivitas universitas yang terkait dengan kegiatan penelitian. Seperti yang diungkapkannya sebagai berikut : “ Karena salah satu indikator dari aktivitas di universitas khususnya terkait bidang riset adalah diseminasi atau penyebarluasan hasil riset, hasil riset kan bisa dilewatkan berbagai tipe, bisa lewat seminar, simposium, bisa juga lewat jurnal, di mana jurnal ilmiah itu dapat digunakan selama penulis itu bisa memenuhi kriteria yang sudah dibuat pengelola jurnal ilmiah tersebut. “ Prof. Ocky juga mengungkapkan bahwa awal mula Journal of Coastal Development karena tempat untuk mendiseminasikan hasil penelitian bidang pesisir laut di Indonesia masih sangat terbatas. Selain itu, pada waktu pembentukan jurnal ilmiah ini, belum ada jurnal ilmiah
55
berbahasa Inggris khusus mewadahi masalah pesisir pantai dan laut di Indonesia. Dari berbagai pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan diterbitkannya Journal of Coastal Development ialah sebagai identitas keilmuan Undip, media komunikasi universitas, indikator kegiatan penelitian
di
lingkungan
universitas,
dan
sebagai
wadah
untuk
mendiseminasikan hasil-hasil penelitian bidang pesisir pantai dan laut yang menggunakan bahasa Inggris di Indonesia.
5.3.4. Bentuk Informasi Bentuk informasi dalam penelitian ini ialah bentuk informasi yang dimuat dalam Journal of Coastal Development. Hal ini diungkapkan oleh Prof. Ocky demikian : “… mulanya Journal of Coastal Develoment memang lebih fokus kepada hasil riset, tapi dalam perjalanannya kita memandang bahwa kajian ilmiah atau review artikel juga memegang peran penting dalam rangka memberikan pencerahan kepada masyarakat ilmiah terkait dengan pesisir dan laut maka kami juga menyediakan forum yang disebut dengan review artikel atau kajian ilmiah sebagai tambahan dari publikasi hasil penelitian…”
Bentuk informasi
yang dimuat oleh Journal of Coastal
Development pada awal terbentuknya hanya berupa artikel hasil penelitian. Seiring dengan perkembangan waktu dan kemajuan ilmu, pengelola berpendapat bahwa kajian ilmiah atau review artikel juga mempunyai peranan penting dalam memberikan informasi kepada masyarakat imliah khususnya bidang pesisir pantai dan laut. Oleh karena itu, Journal of
56
Coastal Development memberikan tempat untuk kajian ilmiah sebagai bagian dari diseminasi hasil penelitian. Ketersediaan tempat bagi kajian ilmiah seperti ini akan menambah khazanah keilmuan khususnya bidang pesisir pantai dan laut. Sementara itu, untuk prosentase antara artikel hasil penelitian dengan kajian ilmiah disampaikan demikian : “… kita kurang lebih 70-80 untuk hasil riset, dan 20-30 itu review artikel. jadi memang review artikel memang bukan target utama kami…” (sumber: Prof. Ocky)
Kajian ilmiah yang ada di dalam penerbitan Journal of Coastal Development sekitar 20-30 %.
Bentuk informasi yang menjadi focus
utama jurnal ilimiah ialah artikel hasil penelitian yaitu sekitar 70-80 % dari junlah keseluruhan artikel setiap kali terbit. Bentuk informasi yang dimuat dalam Journal of Coastal Development belum dapat dikatakan baik karena masih masih terdapat kajian ilmiah yang bukan berupa artikel asli dari sebuah penelitian. Hal ini belum memenuhi kriteria jurnal ilmiah yang baik menurut LIPI. LIPI menyebutkan bahwa jurnal ilmiah yang baik hendaknya memuat artikel dari hasil penelitian yang merupakan sumber primer.
57
5.3.5. Pengelolaan Artikel 5.3.5.1. Cara Memperoleh Artikel Pengelolaan artikel dalam Journal of Coastal Development dimulai dari tahapan pengelola jurnal memperoleh artikel untuk diterbitkan. Berbagai cara ditempuh oleh pengelola untuk mendapatkan artikel hasil penelitian yang berkualitas. Langkah yang dilakukan ialah membagikan flyer, leaflet, dan membuka stand pada pertemuan-pertemuan ilmiah. “...yang pertama adalah bentuk sosialisasi kemudian kita membagikan flyer, leaflet, kemudian pada saat pertemuan-pertemuan ilmiah kita membuka counter/stand…” (sumber: Prof. Ocky) Journal of Coastal Development juga memanfaatkan teknologi informasi untuk memperoleh artikel. Pihak pengelola mensosialisasikan jurnal ini dengan menggunakan media elektronik seperti memanfaatkan website yang telah mereka miliki maupun menggunakan portal website Undip. Sosialisasi yang dilakukan ini akan menarik perhatian para peneliti untuk mempublikasikan hasil penelitiannya di Journal of Coastal Development. “…kemudian tidak kalah penting kita menggunakan media website..” (sumber: Porf. Ocky)
Kerja sama penerbitan dengan lembaga atau organisasi profesi juga menyumbang keuntungan dalam langkah memperoleh artikel. Kerja sama antara pengelola dengan Ikatan Sarjana Oseonologi Indonesia (ISOI) memberikan kemudahan dalam memperoleh artikel yang berkualitas dan
58
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan pengelola. Hal ini diungkapkan oleh Prof. Ocky sebagai berikut : “…dan kebetulan jurnal coastal development itu bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Oseonologi Indonesia (ISOI) itu salah satu cara yang kita tempuh…”
5.3.5.2. Cara Pengiriman Artikel Pengiriman artikel dari penulis dapat melalui beberapa cara. Cara pertama ialah dengan mengirimkan hard copy ke alamat redaksi Journal of Coastal Development. Cara yang demikian sudah banyak ditinggalkan karena tidak efektif dan efisien dalam hal waktu dan biaya. Untuk mengatasi hal tersebut, pengelola menyediakan pengiriman naskah melalui surat elektronik atau yang lebih sering disebut e-mail. Naskah dapat dikirimkan melalui alamat e-mail yang telah disebutkan oleh pengelola di dalam Journal of Coastal Development. “…kita mengenal beberapa sistem untuk pengiriman manuskrip yang akan dijadikan artikel pada publikasi jurnal Coastal Development. Yang pertama bisa dengan hard print ya..dikirim, diprint. Kemudian yang kedua memakai email dan yang ketiga adalah melalui sistem online…” (sumber: Prof. Ocky)
Seperti yang diungkapkan sebelumnya bahwa perkembangan teknologi telah membawa perubahan yang cukup signifikan dalam berbagai aspek tidak keterkecuali dalam perkembangan publikasi ilmiah. Pengiriman artikel di Jorunal of Coastal Development telah mengadopsi sistem online. Sistem online lebih mempermudah penulis dalam mengirimkan naskahnya karena tanpa harus terbentur masalah waktu dan
59
biaya. Namun tidak dipungkiri bahwa banyak penulis yang belum mengerti pengiriman naskah secara online. Seperti yang dikatakan oleh Prof. Ocky demikian : “…saya sampaikan secara jujur bahwa tidak semua peneliti familiar ya, terbiasa dengan system online jadi ada juga yang mengirirn dengan menggunakan email itu juga masih kita terima juga jadi kita masih kombinasi antara email dan online submission.” Berdasarkan dari pernyataan di atas tersebut, dapat disimpulkan bahwa cara pengiriman artikel dapat melalui tiga cara yaitu secara hard copy, e-mail dan memalui website atau online. Adanya berbagai cara pengiriman artikel akan membuka kesempatan pengelola memperoleh banyak artikel. Artikel yang jumlahnya cukup banyak akan masuk ke bank artikel sehingga pengelola tidak akan kesulitan lagi memperoleh artikel jika diperlukan dalam waktu mendesak.
5.3.5.3. Alur Perlakuan Naskah Alur perlakuan naskah untuk sebuah terbitan berkala ilmiah tentu berbeda dengan terbitan berkala populer. Alur perlakuan naskah merupakan proses yang dilakukan terhadap naskah mulai dari naskah sudah diterima oleh pengelola hingga naskah tersebut siap untuk dicetak dan diterbitkan. Alur perlakuan naskah dalam Journal of Coastal Development juga melalui beberapa tahapan proses. Perlakuan naskah yang pertama kali dilakukan ialah menelaah format dan bahasa yang digunakan. Hal ini
60
dilakukan karena bahasa yang digunakan dalam artikel Journal of Coastal Development ialah bahasa Inggris jadi perlu lebih cermat, seperti yang dijelaskan oleh Prof. Ocky berikut : “….pertama kali masuk itu kita review format dan bahasa, ya, kaalu tidak lolos bahasa kita kembalikan, tidak sesuai format kita kembalikan jadi itu tidak melalui proses review untuk yang pertama. Kalau sudah lolos format dan bahasa baru kita kirim ke reviewer yg sebidang….”
Tahapan yang kedua ialah penelaahan artikel oleh ahli sesuai dengan bidang keilmuan yang dibahas dalam artikel. Penelaahan atau review oleh pakar ini dilakukan secara blind review. Maksud dari blind review ialah artikel dikirim kepada para ahli tanpa mencantumkan nama penulisnya. Pengelola berharap dengan sistem ini penelaah bisa menelaah artikel secara objektif. Keobjektifan penilaian sangat mempengaruhi kualitas dari artikel. Setiap artikel yang masuk dan telah melalui penelaahaan akan kembali kepada dewan redaksi. Dewan redaksi akan menentukan apakah artikel diterima, ditolak, ataupun diterima dengan perbaikan secara mayor maupun minor. Keputusan dewan redaksi juga mempertimbangkan saran dari penelaah. Jika keputusan berupa penerimaan dengan perbaikan maka artikel tersebut dikembalikan kepada penulis untuk diperbaiki. Waktu yang diberikan untuk memperbaiki artikel yaitu selama empat minggu, namun kadang pada kenyataannya banyak penulis yang memperbaiki tulisannya lebih dari empat minggu. Perbaikan yang tidak bisa satu kali jadi dan selesai membuat semakin lama. Hal ini yang menyebabkan lamanya proses
61
memdapatkan artikel yang sesuai dengan standart kualitas dari pihak pengelola. “…. Kalau sudah lolos format dan bahasa baru kita kirim ke reviewer yang sebidang, ada 2 reviewer kemudian kita beri waktu 2 minggu biasanya, kemudian nanti dari reviewer akan keluar comment suggestion atau correction kemudian kita kirim kembali kepada penulis, kemudian terus akan melakukan perbaikan maksimal 4 minggu kemudian nanti hasil perbaikan bisa dikirim kembali ke reviewer atau cukup oleh dewan redaksi tergantung tingkat…..tingkat perbaikannya dan kami juga menawarkan kepada reviewer apakah nanti perlu dikembalikan ke mereka atau cukup di dewan redaksi nah kalau masih ditemukan perbaikan maka akan dikirm kembali untuk diperbaiki bisa satu, dua, tiga, empat, lima kali nanti setelah kembali memenuhi syarat dengan syarat yang diinginkan maka ada rapat dewan redaksi yang dipimpin oleh ketua dewan redaksi yang akan menentukan apakah artikel diterima atau tidak…” (Prof. Ocky Karna Radjasa)
Setelah perbaikan selesai dilakukan maka tahapan selanjutnya ialah pengelola Journal of Coastal Development melakukan formatting sesuai dengan format tercetak. Format tercetak ini disebut gale proof. Pada tahapan ini artikel akan dikembalikan kepada penulis untuk diteliti kembali apakah ada kesalahan penulisan lambang, satuan, nama maupun alamat penulis. Penulis tidak diperbolehkan melakukan perbaikan dalam hal isi artikel. “…Kalau sudah diterima maka kita akan melakukan formatting, diformat untuk naik cetak disebut dengan gale proof ya.. gale proof itu kita akan kembalikan kepada penulis untuk dicek apakah ada miss spelling, salah lambang, unit, nama atau alamat penulis, jadi ini gale proof hanya checking terakhir sebelum naik cetak tanpa diperkenankan melakukan perubahan secara mayor, secara besar-besaran karena itu intinya mau naik cetak dan itu biasanya kita beri waktu 3 hari lah sampai satu minggu untuk ngecek karena sudah siap untuk cetak…” (Prof. Ocky Karna Radjasa)
62
Tahapan terakhir ialah melakukan penerbitan dan pencetakan. Penerbitan dilakukan lebih awal karena Journal of Coastal Development melakukan penerbitan secara online terlebih dahulu sebelum artikel tersedia dalam bentuk cetak. Pencetakan artikel akan dilakukan setelah jumlah artikel memenuhi jumlah yang telah ditetapakn untuk setiapa kali penerbitan yaitu 12 artikel. Penerbitan secara online dilakukan setelah artikel tersebut siap dan sudah layak untuk dibaca masyarakat tanpa harus menunggu terkumpul 12 artikel. Artikel diunggah oleh pengelola ke website Journal of Coastal Develoment dengan alamat website www.coastdev.undip.ac.id. Penerbitan dengan sistem yang demikian ini mempercepat penyebarluasan informasi. Alur perlakuan naskah yang dilakukan pada Journal of Coastal Development sebagian bessar sudah sesuai dengan alur perlakuan naskah dari LIPI untuk terbitan berkala ilmiah. Bahkan pengelola Journal of Coastal Development sudah memanfaatkan teknologi informasi untuk mengelola naskah. Pemanfaatan teknologi informasi yang berupa internet mempermudah proses pengelolaan naskah mulai dari cara memperolehnya hingga naskah diterbitkan. Namun dalam hal alur perlakuan naskah ini, pengelola Journal of Coastal Development belum melakukan pencatatan atau pengadministrasian naskah yang masuk ke pihak pengelola secara tertib dan teratur seperti dalam proses manajemen pengelolaan naskah dari LIPI.
63
5.3.5.4. Kualitas Informasi Kualitas infromasi dapat diukur dalam tiga aspek yaitu keakuratan, tepat waktu, dan relevansi. Dalam menilai suatu informasi yang termuat pada artikel, pengelola Journal of Coastal Development mempunyai standart penilaian yang telah ditetapan bersama oleh dewan redaksi. Standar penilaian ini tertuang dalam lembar penilaian yang diberikan kepada setiap penelaah. Lembar penilaian yang disebut referee form ini merupakan dasar penilaian penelaah untuk melihat kualitas informasi. “…Ya, jadi setiap kali kita manuskrip untuk direview, kita sertakan lembar penilaian, referee form namanya. Dan itu sudah standard isinya. Jadi setiap reviewer akan menilai berbasis kepada standard form yang sudah kita siapkan. Jadi aka nada standardisasi, dia ga mungkin ke sana kemari. Jadi dia hanya berbasis dari form yang sudah kita siapkan…” (Prof. Ocky) Standar penilaian dimaksudkan agar para penelaah melakukan penilaian dengan butir penilaian yang sama. Standart penilaian berisi mengenai hal-hal sebagai berikut : a. Kebaruan informasi b. Kesesuaian informasi dalam artikel dengan cakupan keilmuan Journal of Coastal Develoment. c. Kesesuaian judul dengan isi d. Keobjektifan informasi. e. Hal-hal yang berkaitan dengan kecukupan informasi, seperti abstrak, gambar, tabel dsb.
64
Standar penilaian penting bagi jurnal yang sudah bertaraf nasional bahkan internasional seperti Journal of Coastal Development. Standar penilaian merupakan alat untuk mengukur seberapa kualitasnya. Standar penilaian yang ditetapkan oleh pengelola Journal of Coastal Development ini sudah dapat mengukur keakuratan, relevansi dan kemutahiran dari artikel.
5.3.6. Review Naskah Penelaahan atau yang lebih dikenal dengan istilah peer review adalah suatu keharusan untuk artikel yang akan diterbitkan oleh jurnal ilmiah, seperti yang dikatakan oleh Prof.Ocky : “…Salah satu ciri dari jurnal ilmiah harus adalah melalui peer review jadi peer review adalah salah satu makanisme untuk menjaga kualitas daripada artikel itu dan layak tidaknya artikel itu didiseminasikan untuk bagi suatu masyarakat ilmiah tertentu…”
Seperti yang telah diungkapan di atas, proses peer review pada Journal of Coastal Development menggunakan sistem blind review. Sistem blind review akan membuat peer review melakukan penilaian secara objektif tanpa memandang penulis artikel. Sistem blind review merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu jrnal ilmiah dalan melakukan pengelolaan naskah yang akan dimuatnya. Tahapan peer review dimulai pada saat artikel telah lolos tahapan review bahasa dan format yang dilakukan oleh pengelola. Artikel yang telah lolos akan dikirim kepada pakar atau ahli yang sesuai dengan
65
bahasan dalam artikel. Artikel dikirim kepada reviewer dengan menyertakan lembar penilaian atau referee form yang akan digunakan untuk menilai dan memberikan rekomendasi kepada pengelola. “..setiap reviewer akan kita kirim manuskrip atau artikel yang akan direview plus lembar referee atau lembar review. Jadi nanti reviwer akan mengisi lembar itu plus koreksiannya pada artikel tersebut..” (Prof. Ocky)
Peer review yang sesuai dengan bidang kepakaran menyebabkan artikel dapat dinilai secara objektif. Serta dengan adanya blind review dan lembar penilaian yang sama maka artikel dapat dinilai secara adil. “…peer review dengan sistem penilaian yang sama itu akan menyebabkan ada fairness ya..semua itu diperlakukan secara sama kemudian kita tidak kesulitan dalam mennetukan rekomendasi apakah dia mau ditolak, diperbaiki, atau ditolak…” (Prof. Ocky)
Waktu yang diberikan oleh pengelola kepada reviewer untuk melakukan koreksi ialah dua minggu untuk setiap artikelnya. Reviewer ditunjuk melalui rapat dewan redaksi atau lebih sering disebut sidang penyunting. Reviewer dapat ditunjuk dari anggota dewan editor yang merupakan bagian dari Journal of Coastal Development dan disebut dengan internal reviewer. Setiap satu naskah akan dikoreksi oleh dua orang ahli. Keduanya dapat berasal dari dewan editor atau dapat pula berasal dari reviewer luar dewan editor. Reviewer yang berasal dari luar anggota dewan editor disebut eksternal reviewer. Eksternal reviewer dapat berasal dari dalam maupun luar negeri tergantung dari kepakaran yang dimiliki oleh masing-masing reviewer.
66
Penalaahan satu artikel dilakukan oleh dua orang reviewer. Susunan reviewer tidak selalu dari anggota dewan editor atau luar anggota dewan editor melainkan dapat terdiri dari keduanya. Penunjukkan reviewer tidak tergantung kedudukanya dalam susunan dewan editor melainkan berdasarkan kepakaran yang dimilikinya. Seperti yang dikatakan Prof. Ocky : “….kita sudah punya dewan editor yang mungkin nanti bidangnya relevan, kalau memang ada kita akan minta salah satu, kemudian kita juga menggunakan mitra bestari atau eksternal reviewer jadi reviewer yang berasal dari luar anggota editor dan kita akan mengambil, memilih reviewer berdasarkan bidang kepakarannya…”
Hasil wawancara mengenai keuntungan yang diperoleh dari proses peer review adalah sebagai berikut : “…pada saat proses review tersebut reviewer juga bertugas untuk mengecek status terkini dari artikel tersebut maka dia juga akan melakukan pencarian pustaka yang relevan dengan artikel tersebut. dan yang terakhir yang tidak kalah penting adalah untuk mencegah terjadinya plagarisme karena reviewer tersebut akan mengecek juga apakah artikel yang mirip dengan manuskrip yang dikirimkan serta mau direview itu sudah pernah dipublikasikan atau tidak sebelumnya sehingga tugas reviewr juga bertambah karena dia harus mngecek kemungkinan ada tidaknya plagiarisme. itu adanlah keuntungan menggunakan system peer review…” Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan keuntungan dari proses review ialah utnuk mengecek kekinian isi artikel, mengecek bahan pustaka yang menjadi acuan penulisan artikel tersebut, serta mencegah terjadinya plagiarisme yang mungkin dilakukan oleh penulis. Selain ketiga hal di atas, keuntungan lain yang diperoleh ialah terjaganya kualitas artikel untuk disebarluaskan kepada masyarakat ilmilah.
67
5.3.7. Struktur Keredaksian Struktur keredaksian dari Journal of Coastal Development adalah sebagai berikut : 1. Ketua Dewan Redaksi : Prof. Drs. Ocky Karna Radjasa, M. Sc, Ph.D 2. Sekretaris Redaksi
: Dr. Ir. Tri Winarni Agustini, M. Sc
3. Asisten Editor
: Endang Istiningsih A. Ronin Hidayatullah
4. Editor
:
1. Nurdien H. Kistanto (UNDIP) 2. Dadang Kartamiharja (ITB) 3. Otto Sudarmaji, R. Ongkosongo (P20-LIPI) 4. Sulistijo (P20-LIPI) 5. Ambo Tuwo (Unhas) 6. Feliatra (Unri) 7. Suharsono (P20-LIPI) 8. Sudharto P. Hadi (Undip) 9. Widi A. Pratikto (DKP) 10. Jacob Rais (ITB) 11. Indah Susilowati (Undip) 12. Agus Hartoko (Undip) 13. Retmono (Unnes) 14. RRJ. Sri Djokomuljanto (Undip) 15. Zainal Arifin (P20-LIPI)
68
Sumber : www.cosdev.undip.ac.id, 2013 Sejalan dengan data yang diperoleh di atas, Prof. Ocky menyatakan hal seperti beikut : “…ada ketua dewan redaksi atau editor in-chief, kemudian ada managing editor, kemudian ada enggota editor, plus satu administrsi staf..bukan maaf…satu bidang IT dan satu bidang layout...” Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa struktur redaksi dari sebuah terbitan berkala ilmiah seperti jurnal ilmiah terdiri dari ketua dewan redaksi, penyunting pelaksana, staf administrasi, dan anggota dewan editor. Apa bila dilihat dari jumlahnya, struktur redaksi untuk sebuah jurnal ilmiah tidak terlalu banyak, tidak lebih dari 20 orang. Dari 20 orang pengelola, hanya empat orang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab penuh atas jalannya pengelolaan Journal of Coastal Development. Mereka ialah ketua dewan redasksi, penyunting pelaksana, serta para staf yang berjumlah dua orang. Sedangkan anggota dewan editor mempunyai tugas sebagai penelaah atau peer review tetap, jadi mereka tidak bersinggungan dengan pengelolaan secara keseluruhan. Prof. Ocky menjelaskan masing-masing tugas dan tanggung jawab dari dewan redaksi sebagi berikut ; “….ketua dewan redaksi bertanggung jawab secara keseluruhan, manajemen sehari-hari sampai pada menentukan status daripada manuskrip, kalau managing editor itu bertanggung jawab didalam proses terkait dengan formatting hingga cetak, baik itu online maupun print. Sedangkan administrasi ya jelas membantu terkait dengan administrasi keuangan yang ada, kemudian untuk IT menangani website terutama dan system online, kemudian layout ya dia akan membantu managing edtor untuk melayout format daripada artikel yang diterima supaya layak atau pantas diterbitkan sebagai artikel didalam jurnal..”
69
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas dari masing-masing dewan redaksi secara struktural mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sudah jelas, jadi dengan demikian tidak ada lagi tumpang tindih pekerjaan untuk mengelola Journal of Coastal Development. Namun dengan jumlah yang sedikit ini tidak dipungkiri masih ada hambatan-hambatan yang terjadi. Hambatan ini disebabkan bagi para pengelola, mengelola Journal of Coastal Development bukan menjadi tugas pokok mereka. Seperti yang diungkapkan Porf. Ocky : “…bukan. Rata-rata teman disini ya sambilan lah..ya sambilan. Jadi kalau di Indonesiai tu pengelola jurnal dibilang sebagai orang gila sudah gak ada aspek financial, keuntungan finasial, mamakan waktu tapi itu komitmen, lebih kepada komitmen…” Dari wawancara tersebut tersirat bahwa komitmen diperlukan untuk mengelola sebuah jurnal ilmiah. Komitmen yang tinggi diperlukan karena mengelola sebuah jurnal sangat menyita waktu dan membutuhkan fokus yang cukup tinggi. Waktu yang diperlukan untuk mengelola satu artikel sekitar kurang lebih dua bulan, mulai dari naskah masuk hingga naskah siap untuk dipublikasikan baik lewat sistem online maupun cetak. Apabila pengelola tidak mempunyai komitmen tinggi maka bisa saja ia tidak lagi mau untuk mengelola Journal of Coastal Development karena tugas dan tanggung jawabnya di tempat yang berbeda. Banyaknya tahapan alur naskah membuat tidak hanya reviewer yang harus fokus namun juga pengelola yang melakukan formatting, review awal, hingga pengecekan
70
ahkir sebelum dipublikasikan. Fokus yang cukup tinggi juga diperlukan agar dapat menghasilkan artikel yang berkualitas. Dewan editor yang masuk dalam struktur dewan redaksi merupakan orang yang mempunyai kepakaran mengenai cakupan ilmu yang menjadi fokus Journal of Coastal Development. Dewan editor berasal dari berbagai kalangan mulai dari akademisi hingga peneliti dan dari berbagai lembaga terkait. Keberadaan dewan editor dalam struktur redaksi diperlukan untuk memberikan masukan hingga koreksi terhadap artikel-artikel yang masuk kepada pengelola Journal of Coastal Development.
5.3.8. Mitra Bestari Mitra bestari mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu jurnal ilmiah. Seperti yang disebutkan di atas, bahwa peer review merupakan suatu keharusan. Berjalannya proses peer review tidak dapat dipisahkan dari keberadaan mitra bestari. Tugas dari seorang mitra bestari dikatakan oleh Prof. Ocky : “Itu pada prinsipnya adalah sama sebagai reviewer.. jadi dia akan apa…menjaga kualitas dari pada artikel, kemudian menentukan status terkini daripada artikel, kemudian mengecek kemungkinan plagairisme, dan terakhir adalah meningkatkan kulaitas dari pada artikel supaya menjadi lebih baik dan yang terakhir adalah merekomendasikan apakah artikel yg dikirim itu layak dipublikasikan, perlu revisi minor, perlu revisi major, atau ditolak. Tapi ini hanya bersifat rekomendasi.” Berdasarkan wawancara di atas, dapat diketahui bahwa tugas dari seorang mitra bestari sama dengan seorang reviewer. Sebenarnya, mitra
71
bestari adalah seorang reviewer namun tidak termasuk sebagai anggota dewan redaksi yang tetap. Mereka ialah orang yang mempunyai kepakaran bidang ilmu namun tidak termasuk dalam struktur keredaksian. Tugas seorang mitra bestari pada dasarnya ialah untuk menjaga kualitas artikel yang akan diterbitkan oleh sebuah jurnal ilmiah. Mitra bestari melakukan pengecekan ada dan tidaknya kemungkinan tindakan plagiarisme yang dilakukan oleh penulis. Selain melakukan pengecekan tindakan plagiarisme, seorag mitra bestari tuga bertugas untuk melakukan pengecekan daftar bahan pustaka yang menjadi acuan penulisan. Pengecekan ini dilakukan untuk melihat kemutakhiran bahan pustaka yang disitir sebagai dasar penulisan. Artikel yang memenuhi kualitas baik merupakan artikel yang memuat informasi terkini dan terbaru yang muncul di kalangan ilmuwan maupun dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Informasi terkini dan terbaru akan menjadi dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa yang akan datang. Seorang mitra bestari mempunyai tugas untuk melakukan pengecekan kekinian dan kebaruan informasi yang ditulis dalam artikel tersebut. Jumlah mitra bestari dapat beragam, untuk mengetahui jumlah mitra bestari yang dimiliki oleh Journal of Coastal Development, peneliti melakukan wawancara dengan pertanyaan seputar jumlah mitra bestari dengan Prof. Ocky berikut hasilnya : “….kita tidak bisa tentukan karena itu akan bervariasi tergantung dari cakupan artikel yang dikirimkan setiap penerbitan. Jadi bervariasi. Ya
72
bisa yang eksternal ya kadang lima, kadang sepuluh, kadang 15. Itu sangat variatif, tergantung kebutuhan dari relevansi antara artikel yang kita terima dengan kebutuhan mitra bestari…” Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa jumlah mitra bestari untuk sebuah jurnal ilmiah tidak bisa ditentukan. Jumlah dari mitra bestari sangat ditentukan oleh bahasan artikel yang masuk kepada pengelola Journal of Coastal Development dan kepakaran yang dimiliki oleh mitra bestari tersebut. Apabila kepakaran dari dewan editor tidak sesuai dengan cakupan keilmuan yang dibahas dalam artikel maka akan semakin banyak mitra bestari yang dilibatkan untuk mengoreksi serta memberikan rekomendasi status artikel. Jadi dapat dikatakan bahwa jumlah mitra bestari dari Journal of Coastal Development bervariatif, tergantung dari kebutuhan, yang ditentukan oleh kepakaran mitra bestari dan bahasan keilmuan dalam artikel. Seperti yang disampaikan di atas bahwa mitra bestari merupakan pakar yang tidak termasuk dalam anggota dewan redaksi. Untuk mengetahui asal dari mitra bestari, peneliti mengajukan pertanyaan mengenai asal mitra bestari dan berikut hasilnya : “…Itu bisa dari kalangan dosen di perguruan tiggi baik negeri atau swasta, kemudian peneliti pada lembaga penelitian, atau kadang organisasi non-pemerintah jadi misalnya seperti di bidang lingkungan WWF atau juga TNC dan sebagainya. Juga kita kadang kepakaran dari swasta juga yang bergerak di bidang pesisir dan laut. tapi lebih banyak adalah berasal dari dosen mapun peneliti dari lembaga penelitian…” (Prof. Ocky Karna Radjasa)
73
Mitra bestari merupakan orang yang mempunyai kepakaran dalam bidang keilmuan tertentu. Mitra bestari dari Journal of Coastal Development berasal dari peneliti dari lembaga penelitian, dosen perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, organisasi non-pemerintah yang berkaitan dengan bidang pesisir dan laut. Penunjukan mitra bestari tidak harus dari kalangan dosen maupun peneliti namun dapat dari kalangan non-pemerintahan yang memiliki kepakaran mengenai bidang pesisir dan laut. Journal of Coastal Development juga menggunakan mitra bestari dari berbagai negara. Pengelola tidak membatasi asal negara dari mitra bestari. Kepakaran luar negeri dalam susunan mitra bestari menjadi nilai tambah
dalam
meningkatkan
kualitas
dari
Journal
of
Coastal
Development. Keterlibatan mitra bestari asing juga dapat meningkatkan penilaian akreditasi jurnal itu sendiri, meningkatkan jumlah artikel yang masuk ke pengelola, dan distribusi penulis akan lebih beragam. Prosentase jumlah mitra bestari asing yang dimiliki oleh Journal of Coastal Development sekitar 20% dari jumlah mitra bestari secara keseluruhan. Mitra bestari tersebut antara berasal dari Kanada, Qatar, Thailand, dan Jepang. Beberapa variabel di atas secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa keberadaan mitra bestari dalam suatu jurnal ilmiah sangat penting, begitu pula di dalam Journal of Coastal Development. Jumlah dari mitra bestari tidak dapat ditentukan secara pasti karena dipengaruhi oleh
74
kepakaran yang dimiliki seorang mitra bestari dengan cakupan bahasan keilmuan dari artikel. Adanya mitra bestari asing akan memberikan pengaruh yang positif terhadap Journal of Coasatal Development. Pengaruh tersebut antara lain meningkatnya kualitas artikel, meningkatnya penilaian akreditasi Journal of Coastal Development, distribusi penulis semakin beragam, dan jumlah artikel yang masuk semakin banyak. Mitra bestari mengemban tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pengecekan plagaiarisme, melakukan koreksi artikel, dan memberikan rekomendasi kepada dewan redaksi.
5.3.9. Penyebaran Informasi Penyebaran informasi yang dibahas di dalam penelitian ini ialah penyebarluasan Journal of Coastal Development sehingga sampai kepada sasaran pembaca. Sasaran pembaca dari Journal of Coastal Development adalah masyarakat luas, tanpa mengenal batasan tertentu. Hal ini terjadi karena Journal of Coastal Development sudah menggunakan teknologi informasi, dalam hal ini internet, untuk menyebarluaskan setiap penerbitan. Journal of Coastal Development merupakan jurnal ilmiah yang terbit tiga kali dalam setahun. Proses mendiseminasi Journal of Caostal Development tidak hanya menggunakan media internet tetapi juga menggunakan media cetak. Media cetak terbit setiap bulan Oktober, Februari dan Juni. Namun hal ini berbeda dengan media internet yang
75
menggunakan sistem online. Artikel yang diseminasikan melalui media internet dapat setiap saat baru. Seperti yang telah diungkapan di atas bahwa tidak ada korelasi antara penerbitan secara cetak dengan sistem online. Journal of Caostal Development menganut sistem online first. Sistem online first ini yang menyebabkan tidak adanya korelasi antara terbitan secara cetak dengan internet. Pengunggahan artikel melalui website yang dimiliki oleh Journal of Coastal Development lebih mempermudah pengelola dalam memperkenalkan Journal of Coastal Development kepada masyarakat luas dan memberikan informasi terbaru secara cepat selain menghemat biaya pencetakan jurnal ilmiah itu sendiri. “…mengenal yang disebut dengan online first jadi artikel belum dicetak tapi artikel sudah kita upload di..di jurnal…” (Prof. Ocky)
Penerbitan melalui internet disediakan secara fulltext. Pengelola yang sudah menganut sistem open access policy membuat Journal of Coastal Development menjadi lebih mudah diakses oleh semua pihak. Para pembaca juga akan lebih mudah mendapatkan artikel yang sesuai dengan kebutuhan mereka tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. “….kita menganut open access policy, jadi begitu artikel kita upload di website otomatis kita langsung bisa mengakses 100% tanpa membayar. Memang target kita untuk membuka selebar mungkin audience ya, pembaca dari Journal of Coastal Development. Juga selain itu untuk meningkatkan kemungkinan naiknya sitasi ya..indeks sitasi ya dari pada artikel sebab kalau dilihat secara open access kan berarti siapapun bisa mendapatkan sehingga dia bisa menggunakannya untuk keperluan referensi..kalau udah digunakan berarti akan meningkatkan sitasinya…” (Prof. Ocky)
76
Keuntungan yang diperoleh dari sistem penyebarluasan secara terbuka ini sangat banyak dirasakan bukan hanya bagi pengelola, namun juga bagi penulis dan institusi lembaga penerbitan yaitu Universitas Diponegoro. Bagi pengelola, keuntungan tidak begitu terlihat. Sistem open access policy hanya mempermudah dalam proses penyebarluasan dan penghematan biaya pencetakan. Namun bagi peneliti, open access policy dapat menjadi tolok ukur produtivitas seorang peneliti, baik peneliti dari lembaga penelitian dan dosen. Produktivitas peneliti dalam melakukan penelitian dan mempublikasikan hasil penelitianya dapat dilihat dengan publikasi ilmiah yang terdapat dalam jurnal ilmiah yang diterbitkan melalui sistem online. Penerapan sistem online akan mempermudah melacak jumlah artikel yang dihasilkan oleh seorang peneliti dan mengetahui topik yang dibahaas dalam artikel tersebut. Semakin banyak artikel yang dimuat secara online oleh jurnal ilmiah maka dapat dikatakan bahwa produktivitas seorang peneliti tersebut tinggi, begitu pula sebaliknya. Tidak hanya dalam hal produktivitas saja, open access policy juga dapat menilai dampak ilmiah dari artikel yang telah diterbitkan. Dampak ilmiah atau yang lebih sering disebut impact factor salah satunya dapat diukur dari seberapa banyak artikel tersebut dijadukan acuan penulisan untuk publikasi lainnya. Jurnal ilmiah yang telah menerapkan open acces policy akan tertaut pada Google Scholar. Google Scholar akan menunjukkan seberapa sering suatu artikel menjadi referensi bagi artikel
77
lainnya atau disitasi. Begitu pula Journal of Coastal Development, artikel yang dimuat akan dapat dilihat seberapa sering artikel tersebut disitasi oleh orang lain. Semakin sering artikel tersebut disitasi oleh orang lain maka dapat pula dikatakan bahwa artikel tersebut mempunyai dampak ilmiah yang cukup tinggi karena menjadi dasar bagi pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya. Kemungkinan artikel disitasi tidak dapat dilepaskan dari peran pengindeks. Pengindeks dapat menjadi perantara pengelola untuk mempublikasikan jurnal mereka kepada masyarakat ilmiah secara luas. Journal of Coastal Development telah terindeks di lembaga pengindeks sejak tahun 2010. Pengindeks dari Journal of Coastal Development diantaranya DOAJ (Directory of Open Access Journal), EBSCO, J-GATE, dan COPERNICUS. “…kami sudah diindeks di DOAJ (directory of open access journal), kemudian EBSCO, kemudian di J-GATE, kemudian di indeks COPERNICUS…” (Prof. Ocky)
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa lembaga pengindeks mempunyai pengaruh yang signifikan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lembaga pengindeks baik nasional maupun internasional secara tidak langsung menjadi media promosi sebuah jurnal ilmiah kepada masyarakat luas terutama pada komunitas ilmiah tertentu. hal yang tidak kalah penting ialah dapat meningkatkan dampak ilmiah suatu artikel maupun sebuah jurnal ilmiah.
78
5.4. Faktor Pendukung Faktor pendukung penerbitan Journal of Coastal Development yang pertama ialah artikel yang dimuat menggunakan bahasa Inggris begitu juga dalam penerbitanannya. Penggunaan bahasa Inggris yang merupakan bahasa Internasional akan memberikan banyak manfaat. Manfaat yang pertama ialah pada awal penerbitannya, Journal of Coastal Development tidak mempunyai kompetitor. Yang kedua ialah kesempatan untuk menjadi jurnal ilmiah internasional lebih terbuka. Jurnal yang telah menggunakan bahasa Inggris akan lebih banyak dibaca karena menggunakan bahasa Internasional yang dapat dipahami dan dimengerti oleh seluruh dunia. Faktor pendukung yang kedua ialah kerja sama penerbitan dengan organisasi profesi yaitu ISOI. Kerja sama dengan ISOI memberikan manfaat seperti sosialisasi dan promosi, peningkatan kualitas artikel, serta memberikan sumbangan artikel yang berupa hasil seminar untuk dimuat di Journal of Coastal Development pada edisi-edisi khusus. Sumber daya manusia yang dimiliki oleh Journal of Coastal Development menjadi faktor pendukung yang terpenting. Tanpa adanya SDM yang berkualitas tidak dapat menghasilkan sebuah terbitan yang berkualitas. Sumber daya manusia yang ada dalam Journal of Coastal Development adalah orang yang telah memiliki pengalaman serta pengetahuan untuk mengelola sebuah jurnal ilmiah dengan baik. Sumber daya manusia saja tidaklah cukup, kerja sama atau team work yang kuat di
79
antara mereka serta profesional dan mempunyai komitmen yang besar menjadi
bagian
yang
mendukung terbitnya Journal
of
Coastal
Development.
5.5. Kendala Kendala yang dihadapi dalam pengelolaan Journal of Coastal Development ialah : 1. Pencetakan Journal of Coastal Development Journal of Coastal Development merupakan jurnal ilmiah yang dimiliki oleh Undip. Sebagai jurnal ilmiah milik Undip maka, Journal of Coastal Development menjalankan visi universitas dan sebagai media komunikasi ilmiah. Status Journal of Coastal Development yang demikian membuat pengelola harus menyediakan jurnal tersebut secara cetak untuk dikirmkan ke berbagai perguruan tinggi dan lembaga terkait lainnya serta apabila ada kunjungan dan kerja sama maka Undip akan menyerahkan jurnal tersebut. Pencetakan jurnal ilmiah yang cukup mahal menjadi salah satu penghambat. Pengelola harus menyediakan dana yang tidak sedikit. 2. Sulitnya regenerasi pengelola Regenerasi pengelola merupakan masalah besar yang dihadapi oleh Journal of Coastal Development. Seperti yang diketahui bahwa pekerjaan sebagai pengelola jurnal ilmiah merupakan perkerjaan yang sukarela tanpa memikirkan aspek finansial. Selain itu juga perlu komitmen yang kuat dari seorang pengelola untuk melakukan pekerjaan seperti ini.
80
3. Penulis dan Reviewer Penulis dan reviewer menjadi kendala yang dapat mempengaruhi proses penerbitan Journal of Coastal Development. Kendala tersebut muncul manakala penulis mengembalikan artikel yang telah dikoreksi melebihi batas yang telah ditetapkan. Begitu pula untuk reviewer, terjadi keterlambatan pengembalian naskah kepada pengelola. Kedua hal ini sangat mempengaruhi proses penerbitan yang dituntut tepat waktu.
BAB VI PENUTUP
6.1. Simpulan Pengelolaan Journal of Coastal Development di Universitas Diponegoro
mencakup
beberapa
variabel.
Variabel
tersebut
ialah
kelembagaan penerbit, cakupan informasi, bentuk informasi, tujuan penerbitan, pengelolaan artikel, review naskah, struktur keredaksian, mitra bestari, dan penyebarluasan informasi. Berdasarkan hasil analisis data melalui wawancara yang telah dilakukan, pengelolaan Journal of Coastal Development di Universitas Diponegoro dapat disimpulkan yaitu sebagai berikut: 1. Journal of Coastal Development diterbitkan oleh Unversitas Diponegoro di bawah naungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat bersama dengan Ikatan Sarjana Oseonologi Indonesia dan lembaga penerbitan jurnal ilmiah elektronik OMICs Group dari Amerika Serikat. 2. Cakupan informasi dari Journal of Coastal Development ialah yang berkaitan dengan pesisir pantai dan kelautan. Bidang keilmuan tidak hanya bidang sains, namun juga bidang sosial humaniora. 3. Tujuan diterbitkannya Journal of Coastal Development ialah sebagai identitas keilmuan Undip, media komunikasi universitas, indikator kegiatan penelitian di lingkungan universitas, dan sebagai wadah untuk
81
82
mendiseminasikan hasil-hasil penelitian bidang pesisir pantai dan laut yang menggunakan bahasa Inggris di Indonesia. 4. Bentuk informasi yang dimuat oleh Journal of Coastal Development berupa artikel hasil penelitian sekitar 70%-80% dan kajian ilmiah dengan prosentase 20%-30% setiap penerbitan. 5. Artikel diperoleh dengan berbagai cara yaitu melalui sosialisasi melalui leaflet, website, dan kerja sama dengan Ikatan Sarjana Oseonologi Indonesia. 6. Cara pengiriman artikel dapat melalui tiga cara yaitu secara hard copy, e-mail, dan melalui website atau online. 7. Tahapan alur naskah setelah artikel diterima ialah review format dan bahasa, pengiriman kepada pakar untuk dikoreksi, pengembalian kepada dewan redaksi untuk diputuskan diterima ditolak, atau diterima dengan perbaikan. Apabila ada perbaikan, maka artikel kembali kepada penulis untuk diperbaiki baik secara mayor maupun minor. Kemudian kembali kepada pengelola untuk diformat sesuai dengan format cetak dan akan dikembalikan kepada penulis untuk meneliti ulang hal yang menyangkut nama, unit instansi dan sebagainya, tanpa memperbaiki isi artikel. Tahapan akhir ialah melakukan penerbitan artikel baik secara online maupun cetak. 8. Kualitas informasi dalam Journal of Coastal Development diukur melalui standar penilaian yang telah ditetapkan oleh pengelola dan diberikan kepada reviewer sebagai panduan penilaian artikel.
83
9. Proses review naskah dilakukan secara blind review. 10. Keuntungan dari proses review ialah untuk mengecek kekinian isi artikel, mengecek bahan pustaka yang menjadi acuan penulisan artikel tersebut, serta mencegah terjadinya plagiarisme yang mungkin dilakukan oleh penulis. Selain ketiga hal di atas, keuntungan lain yang diperoleh ialah terjaganya kualitas artikel untuk disebarluaskan kepada masyarakat ilmilah. 11. Struktur redaksi dari sebuah terbitan berkala ilmiah seperti jurnal ilmiah terdiri dari ketua dewan redaksi, penyunting pelaksana, staf administrasi, dan anggota dewan editor. 12. Mitra bestari mempunyai tugas dan tanggung jawab sama dengan penelaah. Mitra bestari dapat berasal dari peneliti, dosen maupun organisasi non-pemerintah. 13. Mitra bestari dari luar negeri dapat menambah penilaian akreditasi jurnal ilmiah. Jumlah dari mitra bestari tidak dapat ditentukan secara pasti karena dipengaruhi oleh kepakaran yang dimiliki seorang mitra bestari dengan cakupan bahasan keilmuan dari artikel. Adanya mitra bestari asing akan memberikan pengaruh yang positif terhadap Journal of Coastal Development. 14. Penyebarluasan
dari
Journal
of
Coastal
Development
telah
memanfaatkan teknologi informasi. Pengelola sudah menyebarluaskan melalui sistem online dengan menganut open access policy.
84
15. Journal of Coastal Development telah terindeks di lembaga pengindeks internasional
di
antaranya
DOAJ,
EBSCO,
J-GATE,
dan
COPERNICUS. 16. Kendala yang dihadapi oleh pengelola Journal of Coastal Development ialah biaya pencetakan yang besar, sulitnya melakukan regenerasi pengelola dan hal yang berkaitan dengan penulis dan reviewer. Berdasarkan simpulan beberapa variabel di atas, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan Journal of Coastal Development sudah cukup baik, namun masih ada beberapa hal yang harus perlu diperbaiki yaitu cakupan informasi, bentuk informasi yang dimuat, dan alur perlakuan naskah.
6.2. Saran 1. Bagi Pengelola a. Regenerasi pengelola dilakukan secara terbuka dan melalui tahapan seleksi oleh tim khusus sehingga didapatkan pengelola yang memiliki komitmen kuat dan profesionalitas yang tinggi. b. Cakupan keilmuaan harus lebih spesifik pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan laut dan pesisir pantai. c. Bentuk informasi yang dimuat agar lebih difokuskan pada artikel hasil penelitian. d. Pengelola diharapkan lebih tertib dalam melakukan pencatatan dan pengadministrasian naskah baik manual maupun automasi agar lebih mudah mengetahui sampai di mana status artikel tersebut.
85
e. Perlu adanya tambahan sumber daya manusia yang benar-benar fokus mengelola Journal of Coastal Development. f. Pengelola diharapkan melakukan sosialisasi yang lebih efektif di kalangan civitas akademika Undip (dosen dan mahasiswa) serta karyawan agar lebih dikenal di dalam lingkungannya sendiri. g. Penyerahan jurnal cetak kepada perpustakaan hendaknya dilakukan secara tertib setiap kali penerbitan. h. Pelatihan penulisan artikel ilmiah yang diselenggarakan diharapkan lebih sering diadakan karena sangat bermanfaat. i. Perlu peningkatan profesionalitas, komitmen, dan kerja sama dari pengelola agar Journal of Coastal Development dapat terbit secara tepat waktu dan kontinyu. j. Pengelola hendaknya tidak hanya fokus pada penerbitan secara online namun juga harus memperhatikan penerbitan secara cetak karena sama-sama dibutuhkan. 2. Bagi Penulis a. Penulis diharapkan mematuhi kaidah penulisan artikel yang telah ditetapkan oleh pengelola sebelum mengirimkan artikel. b. Apabila terjadi perbaikan, penulis diharapkan dapat memperbaiki artikel sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. c. Apabila artikel sudah masuk ke pengelola Journal of Coastal Development dan sudah melalui proses review maka hendaknya
86
artikel tersebut juga dikembalikan kepada pengelola Journal of Coastal Development. 3. Bagi Universitas Diponegoro a. Memberikan bantuan dana untuk pencetakan Journal of Coastal Development yang disesuaikan dengan kondisi sekarang. b. Agar membuat panduan yang khusus membahas mengenai pengelolaan jurnal ilmiah di lingkungan Universitas Diponegoro. c. Memberikan perhatian yang lebih lagi bagi keberlangsungan penerbitan Journal of Coastal Development.
DAFTAR PUSTAKA
Andriaty, Etty. 2005. Pemanfaatan Jurnal Elektronis Dan Kemutakhiran Informasi yang Disitir Dalam Publikasi Primer. Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 14, Nomor 2 http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/pp142051.pdf [diakses 27 Juni 2013]. Azwar, Saifuddin. 2009. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Public, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Chen, Frances L, Paul Wrynn, dan Judith L. Rieke. 2001. Electronic Journal Access: How Does It Affect The Print Subscription Price?. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC57965/ [diakses 27 Juni 2013]. Dwiloka, Bambang dan Rati Riana. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasti, Artikel, Makalah, dan Laporan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Irianti, Pergola. 1999. Majalah Ilmiah dan Muatan Informasinya. Buletin Perpustakaan http://lib.ugm.ac.id/data/pubdata/pusta/pirianti1.pdf [diakses 15 Juli 2013]. Lasa Hs. 2007. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher. ________. 2009. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. LIPI. 2011. Pedoman Akreditasi Majalah Ilmiah. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/pedoman/peraturanpeneliti/Pedoman-Akreditasi-Majalah-Ilmiah-2011.pdf [diakses 26 Juni 2013]. ________. 2012. Pengelolaan Majalah Ilmiah dan Mekanisme Akreditasi Majalah Ilmiah. Bogor : Pusbindiklat Peneliti LIPI. http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/upload.files/File/Berita/perkebunan_ Materi_WorksRed12/perkebunan_WorksRed12_PengMaj_LIPI.pdf [diakses 26 Juni 2013].
87
88
LPPM. 2013. Rancangan Bisnis 2013. Semarang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Lukman dan Swistien Kustantyana. 2012. Manajemen Penerbitan Jurnal lmiah. Jakarta: Sagung Seto. Manalu, Wasmen. (2011). Kebijakan Pengembangan Jurnal Ilmiah Nasional. http://journal.unpad.ac.id/mku/article/download/185/163 [diakses 15 Juli 2013]. Middleton, Michael. 2002. Information Management: A Consilodation of Operations, Analysis, and Strategy. New South Wales: Center for Information Studies. Moleong, Lexy.J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Musa, M dan Titi Nurfitri.1988. Metodologi Penelitian. Jakarta: CV. Fajar Agung. Rachmawati, Yuliana K. 2008. Aplikasi Web untuk Membantu Pengelolaan Jurnal. Jurnal Teknologi Volume 1, nomor 2. http://jurtek.akprind.ac.id/sites/default/files/171_177_yuliana.pdf [diakses 13 Juli 2013]. Radjasa, Ocky Karna. 2010. Journal of Coastal Development towards high quality International Journal. Unpublished PPT. Robandi, Imam. 2008. Becoming The Winner: Riset Menulis Ilmiah, Publikasi Hasil Penelitian, Dan Presentasi. Yogyakarta: Andi Offset. Sandjaja, B. dan A. Heriyanto. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sulistyo-Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Sunarno. (2009). “Manajemen Publikasi Hasil Penelitian Pusat Studi di Universitas Gadjah Mada’. Tesis S2 Manajemen Informasi dan Perpustakaan, Universitas Gadjah Mada. Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi. Sutarno NS. 2006. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Sagung Seto.
89
Wibowo, Wahyu. 2008. Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi. Jakarta: Bumi Aksara. www.costdev.undip.ac.id. 2013. Yusup, Pawit. 2009. Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Kepustakaan. Jakarta: Bumi Aksara.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 : HASIL WAWANCARA A. 1. Hasil Wawancara Dengan Prof. Drs. Ocky Karna Radjasa, M.Sc., Ph.D dilakukan tanggal 23 Juli 2013 di ruang Journal of Coastal Development
1. Siapa penerbit dari Journal of Coastal Development? Jurnal diterbitkan bekerjasama antara LPPM dengan ISOI dan kami baru saja menandatangi persetujuan OMICs Group di Amerika untuk bersamasama menerbitkan Journal of Coastal Development. 2. Apa tujuan dan fungsi diterbitkannya Journal Of Coastal Development? Awal mulanya adalah bahwa forum atau platform untuk mendiseminasikan hasil penelitian terkait pesisir laut di Indonesia itu sangat terbatas, mungkin yang kedua adalah bahwa belum ada pada waktu itu jurnal di Indonesia yang berbahasa inggris yang khusus menangani masalah pesisir dan laut, jadi kita punya visi menjadikan jurnal yang berbahasa inggris yang bisa mengakomodasi kebutuhan masyarakat ilmiah terkait dengan pesisir dan laut. 3. Informasi dalam bidang keilmuan apa saja yang terkandung dalam Journal Of Coastal Development? Jadi coastal development itu pendekatannya multi disiplin jadi kita tidak semata-mata hanya mengakomdasi satu bidang ilmu jadi konteksnya memang pesisir dan laut tapi bisa dilihat dari berbagai perspektif misalnya bisa kedokteran, bidang ekonomi, sastra budaya, kelautannya sendiri, bisa juga kesehatan masyarakat, teknik, arsitektur, penataan wilayah peisisr dan laut, dan sebagainya. 4. Jenis informasi apa yang dimuat? (hasil penelitian, review) Jadi awal mulanya Journal of Coastal Develoment memang lebih fokus kepada hasil riset, tapi dalam perjalanannya kita memandang bahwa kajian ilmiah atau review artikel juga memegang peran penting dalam rangka memberikan pencerahan kepada masyarakat ilmiah terkait dengan pesisir dan laut maka kami juga menyediakan forum yang disebut dengan review artikel atau kajian ilmiah sebagai tambahan dari publikasi hasil penelitian. Porsi hasil penelitian dengan review artikel berapa persen? Jadi kita kurang lebih 70-80 untuk hasil riset, dan 20-30 itu review artikel. jadi memang review artikel memang bukan target utama kami. 5. Apakah Journal Of Coastal Development sudah terakreditasi? Jika sudah, kapan dan apa hasilnya? Ya, kami sudah pernah terakreditasi tiga kali dapat A, B, B dan saat ini akreditasi kita sedang drop dan kita harus nunggu 2 tahun untuk bisa
1
2
akreditasi lagi. Tapi di satu sisi kita juga melakukan kemajuan dalam arti akan menjadi jurnal internasional bekerja sama dengan OMICs group tadi itu. SK pertama dari dikti maret 2001, juni 2004. Naskah 6. Apa saja proses yang terjadi dari naskah masuk ke redaksi sampai naskah siap untuk dipublikasikan? Jadi permata kali masuk itu kita review format dan bahasa, ya, kalu tidak lolos bahasa kita kembalikan, tidak sesuai format kita kembalikan jadi itu tidak melali proses review untuk yang pertama. Kalau sudah lolos format dan bahasa baru kita kirim ke reviewer yang sebidang, ada 2 reviewer kemudian kita beri waktu 2 minggu biasanya, kemudian nanti dari reviewer akan keluar comment suggestion atau correction kemudian kita kirim kembali kepada penulis, kemudian terus akan melakukan perbaikan maksimal 4 minggu kemudian nanti hasil perbaikan bisa dikirim kembali ke reviewer atau cukup oleh dewan redaksi tergantung tingkat…..tingkat perbaikannya dan kami juga menawarkan kepada reviewer apakah nanti perlu dikembalikan ke mereka atau cukup di dewan redaksi nah kalau masih ditemukan perbaikan maka akan dikirm kembali untuk diperbaiki bisa satu, dua, tiga, empat, lima kali nanti setelah kembali memenuhi syarat dengan syarat yang diinginkan maka ada rapat dewan redaksi yang dipimpin oleh ketua dewan redaksi yang akan menentukan apakah artikel diterima atau tidak. Jadi adalah tugas dari pada ketua dewan redaksi yang bertanggung jawab menentukan artikel diterima atau tidak. Kalau sudah diterima maka kita akan melakukan formatting, diformat untuk naik cetak disebut dengan gale proof ya.. gale proof itu kita akan kembalikan kepada penulis untuk dicek apakah ada miss spelling, salah lambang, unit, nama atau alamat penulis, jadi ini gale proof hanya checking terakhir sebelum naik cetak tanpa diperkenankan melakukan perubahan secara mayor, secara besar-besaran karena itu intinya mau naik cetak dan itu biasanya kita beri waktu 3 hari lah sampai satu minggu untuk ngecek karena sudah siap untuk cetak. Nah begitu siap cetak maka kita akan upload pertama, upload di website jadi tidak ada korelasi antara uploading di website dengan cetak. Jadi bisa saja sudah di upload dan keluar versi onlinenya tapi belum dicetak. Setelah itu nanti kalu sudah oke kita juga akan melakukan pencetakan, jadi pencetakan biasanya berjalan setelah nanti dilakuakn upload secara online. Karena sekarang yang penting adalah bahwa untuk kenaikan kredit angka poin itu materinya harus bisa diakses online kalau tidak bisa, tidak bisa dipakai syarat kenaikan pangkat. 7. Bagaimana cara peneliti mengirimkan artikel ke redaksi? Jadi Journal of Coastal Development sebetulnya sudah menyediakan online submission jadi semuanya bisa dikirim secara online, jadi nanti penulis harus membuka..hhmm.. membikin registrasi, ia akan mendapatkan userID dan password yang bisa digunkaan ya untuk akses, ia
3
bisa ngirim online melalui sistem online tersebut juga dia bisa mengecek status daripada artikelnya secara online juga tapi saya sampaikan secara jujur bahwa tidak semua peneliti familiar ya, terbiasa dengan sistem online jadi ada juga yang mengirirn dengan menggunakan email itu juga masih kita terima juga jadi kita masih kombinasi antara email dan online submission. 8. Peneliti dari mana saja yang artikelnya termuat di Journal of Coastal Development? Jadi sekarang Journal of Coastal Development 30 % dari Undip, yang 70% non-Undip, non-undip itu bisa dibagi dua, nasional dan internasional. Jadi kalau trennya 3 tahun terkahir itu kira-kira luar negeri sekitar 11% kemudian Undip 30% yg sisanya non-undip tapi bukan luar negeri. Peer review 9. Apakah artikel hasil penelitian yang akan dimuat di’review’ terlebih dahulu? Yaa… jadi ee…. Salah satu ciri dari jurnal ilmiah harus adalah melalui peer review jadi peer review adalah salah satu makanisme untuk menjaga kualitas daripada artikel itu dan layak tidaknya artikel itu didiseminasikan untuk bagi suatu masyarakat ilmiah tertentu, jadi betul kami memakai system peer review 10. Bagaimana proses review artikel dari Journal of Coastal Development? Jadi kami sudah menyiapkan satu formulir review yang bersifat seragam jadi untuk setiap reviewer akan kita kirim manuskrip atau artikel yang akan direview plus lembar referee atau lembar review. Jadi nanti penulis akan mengisi lembar itu plus koreksiannya pada artikel tersebut, jadi kita kan juga ada standar penilaian review tersebut. 11. Apa keuntungan dari proses peer review tersebut? Ya jelas peer review dengan system penilaian yang sama itu akan menyebabkan ada fairness ya..semua itu diperlakukan secara sama kemudian kita tidak kesulitan dalam mennetukan rekomendasi apakah dia mau ditolak, diperbaiki, atau ditolak. Kemudian yang tidak kalah penting adalah karena pada saat proses review tersebut reviewer juga bertugas untuk mengecek status terkini dari artikel tersebut maka dia juga akan melakukan pencarian pustaka yang relevan dengan artikel tersebut. Dan yang terakhir yang tidak kalah penting adalah untuk mencegah terjadinya plagarisme karena reviewer tersebut akan mengecek juga apakah artikel yang mirip dengan manuskrip yang dikirimkan serta mau direview itu sudah pernah dipublikasikan atau tidak sebelumnya sehingga tugas reviewr juga bertambah karena dia harus mengecek kemungkinan ada tidaknya plagiarisme. Itu adanlah keuntungan menggunakan sistem peer review.
4
12. Berapa orang reviewer yang me’review’ satu artikel? 2 orang reviewer 13. Bagaimana cara penunjukkan reviewer? Jadi yang pertama kita sudah punya dewan editor yang mungkin nanti bidangnya relevan, kalau memang ada kita akan minta salah satu, kemudian kita juga menggunakan mitra bestari atau eksternal reviewer jadi reviewer yang berasal dari luar anggota editor dan kita akan mengambil, memilih reviewer berdasarkan bidang kepakarannya jadi kita juga punya beberapa list mitra bestari yang layak untuk kita jadikan reviewer terkait kebutuhan untuk penilaian bidang-bidang tertentu. 14. Adakah batas waktu review artikel? Iya, jadi itu dua minggu dan bila reviewer keberatan tidak bisa menyelesaikan dalam waktu dua minggu maka dia diminta mengembalikan atau merekomendasikan orang lain yang bisa mengerjakan. Tapi dalam faktanya kita mengalami kadang-kadang ada reviwer yang lebih dari dua minggu sehingga kita harus mengingatkan mereka agar mengembalikan hasil review. Struktur redaksi 15. Bagaimana struktur redaksi dari Journal of Coastal Development? Jadi kan ada ketua dewan redaksi atau editor in-chief, kemudian ada managing editor, kemudian ada anggota editor, plus satu administrasi staf..bukan maaf…satu bidang IT dan satu bidang layout. 16. Apa tugas masing-masing dewan redaksi? Ya kalau saya ketua dewan redaksi bertanggung jawab secara keseluruhan, manajemen sehari-hari sampai pada menentukan status daripada manuskrip, kalau managing editor itu bertanggung jawab di dalam proses terkait dengan..ee…formatting hingga cetak, baik itu online maupun print. Sedangkan administrasi ya jelas membantu terkait dengan administrasi keuangan yang ada, kemudian untuk IT menangani website terutama dan system online, kemudian layout ya dia akan membantu managing edtor untuk melayout format daripada artikel yang diterima supaya layak atau pantas diterbitkan sebagai artikel didalam jurnal. 17. Apakah menjadi dewan redaksi menjadi tugas pokok? oo.. bukan. Rata-rata teman disini ya sambilan lah..ya sambilan. Jadi kalau di Indonesia itu pengelola jurnal dibilang sebagai orang gila sudah gak ada aspek finansial, keuntungan finasial, mamakan waktu tapi itu komitmen, lebih kepada komitmen.
5
Tugas reviewer/mitra bestari 18. Berapa jumlah mitra bestari Journal of Coastal Development? Eee…….kita tidak bisa tentukan karena itu akan bervariasi tergantung dari...eee…cakupan artikel yang dikirmkan setiap penerbitan. Jadi bervariasi. Ya bisa yang eksternal ya kadang lima, kadang sepuluh, kadang 15. Itu sangat variatif, tergantung kebutuhan dari relevansi antara artikel yang kita terima dengan kebutuhan mitra bestari 19. Siapa saja mitra bestari Journal of Coastal Development? Itu bisa dari kalangan dosen di perguruan tiggi baik negeri atau swasta, kemudian peneliti pada lembaga penelitian, atau kadang organisasi nonpenemrintah jadi misalnya seperti di bidang lingkungan WWF atau juga TNC dan sebagainya. Juga kita kadang kepakaran dari swasta juga yang bergerak di bidang pesisir dan laut. tapi lebih banyak adalah berasal dari dosen mapun peneliti dari lembaga penelitian.
20. Berasal dari negara mana saja mitra bestari tersebut? Hmm…kita punya anggota mitra bestari bisa berasal dari Kanada, kemudian dari Qatar, Thailand…hhmmm…Jepang. Berapa prosentase mitra bestari antara indoenesia dan luar negeri? oo..lebih banyak Indonesia, mungkin 80% dari Indonesia. 21. Apa tugas pokok mitra bestari? Itu pada prinsipnya adalah ee…sama sebagai reviewer.. jadi dia akan apa…menjaga kualitas dari pada artikel, kemudian menentukan status terkini daripada artikel, kemudian mengecek kemungkinan plagairisme, dan terakhir adalah meningkatkan kulaitas dari pada artikel supaya menjadi lebih baik dan yang terakhir adalah merekomendasikan apakah artikel yg dikirim itu layak dipublikasikan, perlu revisi minor, perlu revisi major, atau ditolak. Tapi ini hanya bersifat rekomendasi. Penyebaran Informasi 22. Berapa kali penerbitan dalam setahun? 3 kali yakni Februari, Juni Dan Oktober 23. Siapa yang menjadi sasaran pembaca Journal of Coastal Development? Ya karena kita sudah online ya jadi World Wide, global. 24. Media apa saja yang digunakan untuk mempublikasikan journal ? Kita juga mengirim leaflet, jurnal cetak ke instansi dalam dan luar negeri, juga ke pusat dokumentasi ilmiah PDII-LIPI. Sejak kapan mengunggah online? e…2004 kalau ga salah..2003 atau 2004.
6
29. Bagaimana cara pembaca dapat mengakses atau mendapatkan artikel dari setiap nomor penerbitan? Jadi kita menganut open access policy, jadi begitu artikel kita upload di website otomatis kita langsung bisa mengakses 100% tanpa membayar. Memang target kita untuk membuka selebar mungkin audience ya, pembaca dari Journal of Coastal Development. Juga selain itu untuk meningkatkan kemingkinan naiknya sitasi ya..indeks sitasi ya dari pada artikel sebab kalau dilihat secara open access kan berarti siapapun bisa mendapatkan sehingga dia bisa menggunakannya untuk keperluan referensi..kalau udah digunakan berarti akan meningkatkan sitasinya. 30. Apakah Journal of Coastal Development ini sudah terindeks dilembaga pengindeks internasional? Iya, kami sudah diindeks di DOAJ (directory of open access journal), kemudian EBSCO, kemudian di J-GATE, kemudian di indeks COPERNICUS. Sejak kapan terindeks secara internasional? Ini 2010 kalau ga salah… 31. Manfaat yang dirasakan dengan masuk ke pengindeks internasional ? Ya otomatis dengan di indexing berarti kan..kemungkinan untuk di…kalau suatu jurnal artikelnya sudah di indeks oleh DOAJ besar kemungkinan dia akan di..apa istilahnya…dijadikan referensi secara digital oleh perpustakaan di seluruh dunia. Jadi itu akan tersebar luas kemudian akan meningkatkan kemungkinan untuk disitasi sehingga akan meningkatkan indeks sitasinya. Jadi ada impact atau dampak jadi artikel yang disitasi akan menunjukkan bahwa artikel itu mempunyai dampak atau impact terhadap komunitas ilmiahnya. 32. Apa faktor pendukung pengelolaan Journal of Coastal Development? Yang pertama SDM ya..jadi SDM itu harus karena kuncinya di SDM tetep di SDM, yang kedua profesionalisme, artinya kita harus menegakan system dan aturan karena bukan tidak mungkin kadang-kadang ada orang minta tolong diproses dan sebgainya dalam hal ini saya memegang asas profesinalisme jadi biar teman sendiri kalau memang tidak layak ya harus kita tolak artikelnya. Kemudian perlu juga team working yang bagus jadi yang terkait dengan mekanisme kerja. Tidak kalah penting adalah manajemen terutama open management. Kalau saya sih dengan temanteman terbuka ya..manajemen..kemudian tidak kalah penting aspek financial, bukan..meskipun itu bukan target, karena kita tidak berorientasi kepada profit tapi jelas untuk nyetak, mempertahankan eksistensi jurnal perlu juga finansial.
7
33. Apa saran bagi pengelola jurnal di masa yang akan datang? Ke depan tren itu akan berubah menjadi digital, jadi ini akan semakin menguntungkan buat penerbit karena kita pada prinsipnya mungkin tidak akan terlalu fakus pd cetak sehingga akan mengurangi biaya…biaya operasional dan selanjutnya adalah juga system penilaian akreditsai dikti ke depan kalu tidak slah muali tahun 2014 itu akan berorientasi pada artikel online jadi tidak lagi pengelola jurnal harus menyerahkan 3 ekslempar per penerbitan selama 3 tahun berturut-turut kepada DIKTI. Jadi nanti DIKTI akan menilai, melakukan asesmen penilaian akreditasi secara online dan sekarang dengan system online apa lagi open access trennya jelas open access. Dengan sistem open access sekarang jurnal memungkinkan penulis yang artikelnya diterima untuk ikut kontibusi dengan membayar apa yangg disebut processing cost, biaya proses, itu sekarang sudah sangat umum di..di..dunia dan sekarang tren yang seperi kami lakukan adalah bahwa jurnal-jurnal lokal maupun nasional itu mulai berkolaborasi dengan publisher atau penerbit internasional untuk melakukan co-publishing jadi kerja sama penerbitan karena itu akan sangat meningkatkan visibilitas…., juga akan membantu di dalam kemungkinan sistem indexing, mengindeks di scopus itu kan susah, dengan pengelola jurnal internasional itu semakin memungkinkan dindeks di SCOPUS dan yang terkahir mungkin kita juga tidak akan terlalu dihalangi oleh masalah financial karena biasanya co publishing itu mereka secara tidak langsung akan menangani untuk pencetakannya maupun system onlinenya secara full 34. Apa kendala-kendala yang dihadapi pengelola dalam mengelola Journal of Coastal Develoment? Ya..kalau sekarang memang yang paling utama adalah waktu kita harus malakukan pencetakan jurnal, karena perlu diketahui e..Journal of Coastal Development juga menjalankan visi universitas sebagai jurnal universitas yang makanya kami dibawah LPPM jadi kami harus menyiapkan sejumlah ekslempar yang cukup mahal untuk dijadikan jurnal Undip jadi manakala ada tamu atau kerjasama kita akan menyerahkan jurnal itu. Dan yang kedua adalah susahnya melakukan regenerasi, itu adalah masalah besar kami melakukan regenerasi, makanya dengan adanya kespatan dengan OMICs Group untuk join publishing kita terus terang sekarang jadi enteng, tidak lagi terlalu dibebani oleh maslah regenerasi dan dulu sebelum adanya indexing memang kita kesulitan dengan kontributor atau penulis tapi sekarang dengan adanya sistem indexing di DOAJ, EBSCO, J-GATE, maupun Copernicus kita sudah tidak kesulitan lagi. Jadi bisa saya katakan bahwa mana kala kami menuju jurnal internasional pada saat tidak terakreditasipun penulis tidak kekurangan.
8
A.2. Hasil Wawancara Dengan Prof. Drs. Ocky Karna Radjasa, M.Sc., Ph.D tanggal 14 Juni 2013 di Laboratorium Terpadu Undip 1. Informasi apa saja yang dimuat di Journal of Coastal Development? Makasih, jadi sesuai dengan misi Journal of Coastal Development, kita mewadahi topik-topik yang terkait dengan bidang pesisir dan laut. Baik dari aspek ekonomi, sosial, kedokteran, fisika, biologi, kimia, dsb 2. Mengapa informasi tersebut di kemas dalam bentuk jurnal? Karena salah satu indikator dari aktivitas di universitas khususnya terkait bidang riset adalah diseminasi atau penyebarluasan hasil riset, hasil riset kan bisa dilewatkan berbagai tipe, bisa lewat seminar, symposium, bisa juga lewat jurnal, dimana jurnal ilmiah itu dapat digunakan selama penulis itu bisa memenuhi criteria yang sudah dibuat pengelola jurnal ilmiah tersebut 3. Bagaimana proses awal pengelola mendapatkan artikel-artikel yang akan dimuat? Jadi awal kami dibentuk ya..yang pertama adalah bentuk sosialisasi kemudian kita membagikan flyer, leaflet, kemudian pada saat pertemuan-pertemuan ilmiah kita membuka counter/stand kemudian tidak kalah penting kita menggunakan media website dan kebetulan jurnal coastal development itu..ee… bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Oseonologi Indonesia (ISOI) itu salah satu cara yang kita tempuh. 4. Bagaimana pengelolaan artikel-artikel tersebut? Jadi kita mengenal beberapa system untuk pengiriman manuskrip yang akan dijadikan artikel pada publikasi jurnal coastal development. Yang pertama bisa dengan hard print ya..dikirim, diprint. Kemudian yang kedua memakai email dan yang ketiga adalah melalui system online. Begitu suatu manuskrip masuk, maka screenning yang pertama adalah bersifat administratif, jadi apakah sudah memenuhi format sesuai dengan petunjuk penulisan, itu satu. Yang kedua adalah dilihat bahasa Inggrisnya karena jurnal Coastal Development 100% berbasis bahasa Inggris. Kalau kedua, salah satu atau salah dua syarat tadi tidak terpenuhi maka artikel bisa dikembalikan tanpa di review, tapi nanti kalo sudah masuk lolos bahasa dan format maka oleh dewan redaksi akan dikirimkan ke 2 reviewer independen secara blind, secara buta, jadi reviewer tidak mengetahui nama daripada penulisnya. Nah setelah itu…setelah proses review akan kembali ke dewan redaksi dan akan dilihat apakah perlu ada perbaikan minor atau mayor kemudian kita kirim kepada penulisnya. Demikian sampai kita dapatkan kualitas
9
sesuai dengan apa yang direkomendasikan oleh reviewer setelah itu nanti ketua dewan redaksi memutuskan diterima atau tidak. 5. Apakah ada perencanaan khusus yang dilakukan oleh pihak pengelola setiap akan menerbitkan jurnal? Jadi yang pertama, karena kita sudah bekerja sama dengan Ikatan Sarjana Oseonologi Indonesia maka kita mengirimkan beberapa ekslempar ke jurnal…ke ISOI, sekretariat ISOI tersebut dan kemusian kita juga punya pelanggan yang berlangganan terhadap jurnal, jadi setiap kali terbit akan kita kirim. Kemudian Journal of Coastal Development adalah jurnalnya Undip, jadi dijadikan media komunikasi dalam rangka kerja sama khususnya kerja sama internasional. Jadi setiap kali ada tamu kami selalu mensupply kantor pembantu rector IV untuk meyerahkan jurnal sudah naik cetak. Kemudian kita juga membawa misi dari pada Undip terutama kami di bawah LPPM, kita melakukan pertukaran jurnal dengan LPPM atau perpustakaan perguruan tinggi negeri, swasta Indonesia secara bergantian, kurang lebih 75 ekslempar setiap kali terbit kita kirimkan ke berbagai universitas, ke bagian perpustakaannya 6. Adakah batas waktu pengumpulan bagi setiap artikel? Sudah barang tentu ada. Jadi rata-rata proses dari masuk sampai dengan disetujui untuk naik cetak itu butuh waktu 3 bulan tapi ada juga yang dalam waktu 2 minggu sudah selesai tergantung kualitasnya dari..dari..dari apa..dari jurnal tersebut. Jadi apa tadi pertanyaan selanjutnya? Bagaimana batas waktu pengumpulan artikel dari redaksi ke review, review ke redaksi kembali ke penulis.. Ya, jadi kepada reviewer setiap kali kita kirim manuskrip baru itu diberi waktu 2 minggu kalo reviewer’nya tidak mampu menyelesaikannya dalam 2 minggu dia diminta memberitahukan atau mengembalikan atau merekomendasikan siapa yang..yang layak me..atau bersedia mereview. Kemudian untuk penulis diberi waktu selama-lamanya 4 minggu untuk memperbaiki kalau tidak mengembalikan dalam waktu satu bulan, dianggap dia mnegundurkan diri. Itu..aturannya seperti itu, selalu kita sebutkan di dalam surat pengantar 7. Dari sisi kualitas, adakah standard khusus yang ditentukan oleh pengelola? Ya, jadi setiap kali kita manuskrip untuk direview, kita sertakan lembar penilaian, referee form namanya. Dan itu sudah standard isinya. Jadi setiap reviewer akan menilai berbasis kepada standard form yang sudah kita siapkan. Jadi aka nada standardisasi, dia ga
10
mungkin ke sana kemari. Jadi dia hanya berbasis dari form yang sudah kita siapkan. Siapa yang menentukan kualitas informasi yang ada dalam form penilaian tersebut? Ya..tim redaksi. Saya sebagai ketua dewan redaksi dan anggota redaksi menyusun formulir standard untuk para reviewer sehingga kita punya apa… standard, tidak membingungkan bagi reviewer. 8. Jurnal mempunyai tim untuk mereview, siapa saja yang anggota tim tersebut? Jadi ee…yang pertama, tim reviewer bisa berasal dari anggota redaksi atau editorial board. Kalau ternyata tidak ada keahlian, diantara anggota dewan redaksi maka kita akan mengambil ekternal reviewer yang disebut dengan mitra bestari. Bisa saja dua-duanya berasal dari mitra bestari artinya diluar dewan editor, atau kombinasi antara 1 dewan editor atau dewan redaksi dengan penulis di luar. Kemudian kalau nanti ada kasus konflik, yang satu nolak yang satu menerima, saya sebagai ketua dewan editor berhak meminta opini ketiga dengan mengirimkan satu lagi manuskrip ke reviewer ketiga, sehingga nanti kalo harus voting saya bisa melihat, 0-0, 2-1, yang satu menang, atau yang satu diterima, atau yang satu ditolak. 9. A. bagaimana untuk penerbitan secara tercetak? b. bagaimana untuk penerbitan secara elektronik? Jadi gini, kita mengenal..kita lebih berbasis kepada online atau internet. Jadi kita mengenal yang disebut dengan online first jadi artikel belum dicetak tapi artikel sudah kita upload di..di jurnal. Jadi orang sudah tahu..ooo ini edisi februari 2013, ini belum kita cetak tapi disitu sebagian sudah ada jadi setiap kali artikel sudah oke, disetujui, dan siap naik cetak kita upload, jadi keluar dulu di..di website baru kemudian cetak. Jadi saya melihat, tidak mungkin kita bergantung kepada cetak untuk..apa…penyebarluasan informasi. Jadi disitu dulu baru nanti kalo orang interest, atau kepengin beli, atau mendapatkan jurnalnya mereka akan menghubungi kami. Yang dipublish di website secara fulltex atau abstraknya saja? Kita menganut sistem open access policy, jadi 100% free. Jadi pembaca bisa mendownload semua artikel yang sudah kita upload bahkan ke back edisinya jadi yang sudah terbit sebelumnya jadi dia tinggal milih di websitenya, saya mau edisi 2010, jadi dia lihat dan download seperti itu
11
10. Apakah Coastal dalam penyebaran informasi juga bekerjasama dengan vendor pangkalan data? Kami saat ini yang sudah bekerja sama memang adalah dengan EBSCO selain untuk indexing, sistem indeks. Ebsco kalau tidak salah fee’nya itu 20% untuk setiap artikel yang bisa dikomersialkan oleh mereka. Kita sudah punya MoU dengan ebsco. 11. Penyebaran informasi yang terbuka seperti yang sudah dilakukan oleh Coastal (open access policy), apa keuntungan yang diperoleh bagi peneliti, pengelola maupun Undip sebagai institusi penerbit? Jadi itu kan kalau kita bicara publikasi ilmiah oleh seorang peneliti atau dosen ada dua hal yang perlu diperhatikan. Yang pertama produktivitas, seorang dosen berapa kali dalam setahun dia mengahsilkan publikasi ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal yang online sebagian besar. Yang kedua adalah dampaknya atau impact, jadi seorang produktif saja tidak cukup, dia publish 10 paper tapi dampaknya tidak ada. Dampak itu akan diukur dengan sitasi. Artinya kalau artikel saya terbit di jurnal Coastal Development,berapa orang yang memanfaatkan artikel saya sebagai referensi untuk tulisannya, itu yang disebut dengan sitasi dan itu bisa dilacak jadi berapa artikel ee..semua dengan..ee..scholar google itu bisa tahu ‘Oo..artikel A di Journal of Coastal Development, penulisnya mbak dian sudah berapa kali disitasi’, jadi itu yang akan meningkatkan peringkat Undip. Jadi salah satu indikator untuk..hmm..ranking universitas dunia adalah produktivitas dan dampak dari pada publikasi yang disebut melalui sitasinya yang dihadirkan oleh setiap paper. 12. Apa saja yang menjadi faktor pendukung penerbitan jurnal Coastal Development? Yang pertama kami sudah dari awal berbasis bahasa inggris jadi kompetitornya tidak banyak dulu awal-awalnya. Kemudian yang kedua kita ada kerjasama dengan ISOI jadi ada kerja sama dengan ISOI akan membantu mensosialisasikan, juga mereka membantu dari aspek administrative, kerja sama umpamanya mereka nanti suatu saat mengadakan seminar dan untuk special edisi beberapa artikel akan diterbitkan di Journal of Coastal Development. 13. Apa faktor penghambat penerbitan Journal of Coastal Development? Ya jadi, jelas salah satu masalah buat pengelola jurnal di Indonesia adalah kontributor/penulis itu adalah salah satu yang sangat menentukan tapi menurut saya itu tergantung strategi yang dilakukan oleh masing-masing jurnal, karena kalo kami alhamdulliah sudah tidak lagi maslah dengan penulis, sebagai bukti pada tahun sebelum tahun 2008 artikelnya adalah 6, artikel setiap kali terbit. Kita terbit 3 kali dalam setahun, dulu 6, terus tahun 2010 naik menjadi 8, 2011 naik lagi menjadi 10 dan 2012 kita awal kita sudah sampai sekarang 12 artikel
12
per penerbitan. Jadi kan menunjukkan dari aspek contributor kami tidak terlalu sulit. 14. Evaluasi yang dilakukan pengelola untuk penerbitan jurnal? Ya, sudah barang tentu jadi kami harus membuat laporan setiap satu tahun ke lembaga penelitian tentang produktivitas dari kami tapi yang pasti setiap kali akan terbit dalam waktu satu tahun, kami terbit bulan Februari, Juni dan Oktober, itu jelas melakukan proses untuk bisa naik cetak melalui proses evaluasi, jadi yang pertama jumlah artikel harus terpenuhi kalau ga apa masalah kita kan? Kemudian setelah terbit apa yang harus kita lakukan supaya jumlah artikelnya tetap. Yang kedua kualitas dari pada artikel, makanya di sistem organisasi kami ada namanya managing editor. Managing editor itu bertanggung jawab terhadap proses formatting sampai ke naik cetak. Jadi melihat apakah formatnya sudah sesuai, abstrak sudah benar, posisi hingga system penulisan pustaka akan dicek satu persatu. Dan yang tidak kalah penting adalah kami melakukan kontrol terhadap kualitas bahasa inggris, itu kita bisa minta bantuan ke Prof. Nurdien atau Prof. Retmono dari Unnes atau temen lain atau pas ada tamu khususnya tamu asing kita bisa minta kadang-kadang dan ikut mereview beberapa artikel yang relevan dengan dia, jadi itu evaluasi rutin yang kita lakukan. 15. Apa yang menjadi tantangan dalam mengelola sebuah jurnal yang sudah open access seperti jurnal Coastal? Tantangan yang paling utama sebetulnya adalah bagaimana bisa menerbitkan secara kontinyu, secara terus menerus. Sekarang banyak kasus ya, jurnal harusnya terbit 2010 baru dicetak sekarang, itu kan artinya kontinyuitas jadi masalah pertama. Yang kedua kontributor, kadang-kadang memang kalau pada jurnal yang belum establish ya, belum mantap ya masalah itu akan jadi masalah. Tapi sebetulnya itu bisa diakali juga dengan pertukaran manuskrip, jadi jurnal dari Makasar itu namanya..Journal of Indonesian Coral Reef itu manawarkan pertukaran manuskrip dengan kita. karena itu akan menjadi penilaian juga artinya kuaitas dari pada jurnal kan akan juga ditentukan distribusi penulisnya. Kalau distribusinya Undip semua orang tidak akan tertarik tapi kalau 30% Undip 70% luar Undip itu akan menarik. Kalau 30% Undip, 70% luar Undip plus penulis luar negeri akan semakin menarik. Jadi bagaimana mengundang penulispenulis luar negeri itu juga suatu tantangan tapi kami sudah berhasil itu makanya dalam setiap kali terbit miminal ada 2-3 penulis asing. Nah tantangannya untuk itu adalah masalah networking. Kalau saya kebetulan lulusan luar negeri ya, saya kenal banyak orang penulis luar negeri, saya bisa mengundang mereka sebagai penulis dan ini efektif juga anggota redaksi saya juga ada yang lulusan luar negeri, dia menghubungi koleganya di luar negeri untuk menulis di jurnal kami.
13
Jadi networking sangat penting bagi seorang pengelola. Kemudian selanjutnya itu ialah masalah bahasa karena jurnal itu berbahasa Inggris maka pengelola ya harus mempunyai kemampuan berbahasa inggris termasuk kemampuan mempublikasikan pada jurnal internasional. Jadi semua anggota saya, semua bisa, pernah mempublikasikan pada jurnal internasional sebab tidak mungkin itu akan, apa lagi DIKTI itu kan memberikan penilaian mensyaratkan bahwa editor in chief atau ketua dewan redaksi ini harus publikasi internasional dan jurnalnya itu di indeks oleh SCOPUS. SCOPUS adalah suatu system indexing yang paling baik, yang dijadikan oleh DIKTI sebagai standard penilaian jadi kalau dewan redaksinya tidak pernah publikasi internasional di jurnal yang diindeks oleh SCOPUS maka dianggap tidak kompeten. Apakah JCD itu sendiri sudah masuk dalam indexing SCOPUS? Kami sudah mengajukan tahun lalu tapi belum berhasil jadi kami yang sudah diindeks adalah oleh EBSCO, kemudian J-GATE, DOAJ (Directory of Open Access Journal) jadi dengan demikian penulis yang mengunggah di JCD akan diindeks paling tidak oleh 3 sistem indeks jurnal tersebut, jadi kemungkinan untuk disitasi akan tinggi, bisa meningkat. Apa lagi kalau diindeks SCOPUS, tapi kami belum berhasil dan kami harus menunggu 2 tahun lagi untuk mengajukan reaplikasi penilaian SCOPUS. 16. Apakah tenaga pengelola sudah mumpuni untuk mengelola jurnal ini? Baik, jadi kalo untuk pengelola utamanya khususnya terkait dengan aspek jurnal yaitu saya ketua dewan redaksi dan Bu Tri Winarni sebagai managing editor kemudian di beberapa anggota dewan redaksi yang kombinasi antara dalam negeri dan luar negeri ya sudah memenuhi. Karena semuanya mempunyai pengalaman dan kualitas dalam melakukan publikasi. Jadi nanti kalo JCD bisa indeks di SCOPUS kami akan go internasional meskipun sekarang sudah go internasional tapi daya tariknya itu di SCOPUSnya. Nanti kalau sudah SCOPUS kita udah tinggal duduk manis orang dari berbagai dunia akan berlomba-lomba untuk bisa dipublikasikan di tempat kami.
14
A. 3. Hasil Wawancara Dengan Dr. Ir. Tri Winarni Agustini, M.Sc., dilakukan tanggal 17 Juni 2013 di ruang dosen Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, FPIK, Undip 1. Informasi apa saja yang dimuat di jurnal Coastal? Kalau topiknya ya..karena sesuai dengan judul ya JCD maka kita menyangkut topic-topik dari biologi, kimia, manajemen, kemudian fisika gitu ya..seperti pasang surut, pengaruh arus dan seterusnya juga kita cover di situ, jadi IPA maupun sosial bisa masuk. 2. Mengapa informasi tersebut di kemas dalam bentuk jurnal? Jadi gini, sebetulnya itu kan dulu sejarahnya berawal dari ketua lembaga penelitian jaman Prof. Satoto karena PIP kita, Undip itu kan Coastal Region Eco Development jadi kita menginginkan waktu itu beliau, Prof.Satoto itu sebagai ketua lembaga penelitian, beliau ingin memiliki jurnal yang memang betul-betul merupakan unggulan undip gitu. Jadi nama pun disesuaikan dengan pola ilmiah pokok Undip gitu kan, dan harapannya nanti ke depan bahwa naskah-naskah masuk di jurnal itu adalah focus pada pengembangan Coastal Region Eco Development, jadi sebetulnya itu gitu, jadi kita menampung dari para peneliti dalam hal ini peneliti-peneliti yang ada di Undip tapi juga tidak menutup kemungkinan peneliti yang dari lain yang kemungkinan concern terhadap pengembangan wilayah pantai gitu. 3. Bagaimana proses awal pengelola mendapakan artikel-artikel yang akan dimuat? Sebetulnya itu sduah lama ya jurnal ini terbit gitu tapi saya terlibat itu sejak tahun saya mulai aktif di lembaga penelitian ya waktu itu tahun 2007. Jadi perkembangannya 1997 ya kalau ga salah itu pertama terbit dan langsung sudah punya atau langsung diusulkan punya ISBN kemudian pengelolaannya memang kita selama ini apa namanya..sudah ada pergantian beberapa pengelola tapi yang akhir yang saya tahu itu dibawah Prof. Ocky Karna Radjasa dan saya masuk juga ya sejak tahun 2007. Kita intinya waktu itu kan satu-satunya jurnal yang terakreditasi dan mengcover tentang Coastal, jadi banyak yang berminat ya terutama yang terkait dengan Coastal dari beberapa universitas karena memang belum ada gitu ya untuk yang di Indonesia. Jadi kita sebetulnya waktu itu, sampai beberapa tahun kemarin akreditasi ya tahun 2012 itu anu..tidak ada masalah ya dengan apa namaya…naskah yang masuk gitu jadi kita memang..ini lah apa namanya…tidak mengalami kesulitan yang berarti untuk memasukkan naskah-naskah itu di..atau mengambil naskah-nakah yang bagus di jurnal kita gitu.
15
4. Apakah ada perencanaan khusus yang dilakukan oleh pihak pengelola setiap akan menerbitkan jurnal? Ya gini, itu kan sebetulnya kita terbit 2 kali ya..eh maaf.. 3 karena kuarter jadi 4 bulan sekali kita terbit, pada bulan Februari, Juni, dan Oktober . nah selama kurun waktu itu kita kan harus memiliki naskah yang banyak kan di bank, sebagai bank itu kan harus melalui proses review tapi bukan berarti bahwa misalnya naskah yang pertama kali masuk mesti pertama kali selesai, tergantung yang pertama dari reviewer, kedua juga dari penulis gitu,kadang sudah selesai direview ke penulis karena revisinya banyak gitu mandeg malah bahkan ada yang beberapa ga submit lagi. Itu yang membuat kadang-kadang kendala juga kalau memang ga ini ya berarti kita tinggal meskipun sudah direview tapi ada juga yang memang selesai review kemudian penulis juga rajin langsung balikin ya sudah cepet meskipun itu masuknya belakangan jadi memang sangat bervariatif lah gitu.. jadi semua tergantung dari reviewer sama ini dan kita sudah selama ini ya sebagai pengelola, itu kadang-kadang susah juga ya nyari orang yang bener-bener mau dan concern, seperti saya sendiri, saya pribadi itu saya juga dimintai sebagai reviewer di beberapa jurnal di Indonesia gitu, itu kadang-kadang memang kesulitan dalam hal membagi waktu. Kalau kita memang ga concern betul kadang-kadang sulit ya kita akan me..apa fokus gitu untuk mereview suatu naskah dengan baik itu butuh waktu. Jadi itu yang kadang-kadang kita mengalami kesulitan, kalau lama gitu ya ga dateng-dateng ya udah terpaksa kita punya alternative lain, untuk dikirimkan ke orang lain, kan paling ga 2 gitu ya..2 reviewer, nanti satu ga balik-balik padahal itu biasanya kita via email, jadi kita kirim softcopy’nya kemudian dia ngreview kemudian balik ke kita. sampai saya telfon kemudian saya email. Ya itu upaya pengelola, suka dukanya banyak sekali, sebetulnya banyak tapi kalau kita sudah seneng, misalnya sudah seneng pertama..pertama harus seneng dulu ga harus pinter, seneng mengelola jurnal itu seneng dulu..ya itu, mau lah pengorbanan itu yang memang kita butuh waktu, biaya, kita butuh pikiran. Apa bila dalam waktu 4 bulan artikel belum memenuhi jumlah yang ditentukan untuk naik cetak, apa upaya yang dilakukan oleh pengelola? Jadi ada beberapa, misalnya gini…waktu itu kita ga masalah ya tentang jumlah artikel yang masuk, tapi ini semua harus direview, banyak yang belum balik nah kita gimana ini padahal sudah harus segera terbit misalnya edisi ini, nah salah satunya kita ini…ya itu tadi, kita memang kebetulan ada link dengan luar gitu ya, misalnya prof. Ocky, saya, siapa yang kebetulan pernah kenal gitu ya, itu dimintain naskah gitu, kemudian dia suruh ngirim misalnya orang dari Itali, orang dari Amerika, dari mana gitu ya..kenal-kenalan “ya tolong dong untuk nambahin” entah itu review, entah itu hasil penelitian tapi
16
biasanya review. Kemudian untuk kontribusi atau kalau ga ya kita sendiri, jadi terpaksa kita harus berusaha membuat paper untuk mengisi itu tapi ya artinya nanti tetep di review Cuma kan materi harus ga terlalu ribet, kira-kira siapa yang reviewernya bisa cepet. Jadi memang kita desain, bukan natural kan kalau gitu. Jadi kita desainn “ah mau ke dia aja yang cepet” tapi itu sudah harus tetep kita kontakkontak terus “cepet yo, soalnya harus ini segera terbit” gitu jadi salah satu trik kita artinya jadi. 5. Adakah batas waktu pengumpulan bagi setiap artikel? 2 minggu, sudah ditulis di dalam notice to authors itu, buku panduannya gitu ya …sebenarnya sudah ditulis pokoknya dari kita 2 minggu ke reviewer, nanti reviewer balikin, terus itu perbaikan sebenernya juga udah dikasih batas waktu tapi mesti ga sesuai gitu ya. Kadang malah kalau revisi banyak gitu kan penulis terus bilang ‘ah ga ah…aku ga usah masukin ke Coastal, susah, mending jurnal yang lain’ kan kita memang dalam bahasa Inggris ya..pertama dari sisi substansi, kedua dari sisi bahasa berarti kan juga harus ini. 6. Bagaiman pengelola menilai informasi yang terkandung dalam setiap artikel tersebut baik atau berkualitas? Itu kan ada form’nya mbak..form’nya kan ada di situ kira-kira judulnya up to date ga, kemudian, consist, ada poin-poinnya di situ. Jadi nanti kesimpulannya dia menerima tapi dengan major revision atau ditolak atau menerima dengan minor gitu. Ada kriterianya. 7. Siapa yang menentukan kriteria penilaian? Kita sudah buat, templatenya kan dibuat dari pengelola terus itu kita kirim ke reviewer-reviewer. Jadi sekali kita ngirim naskah, dibarengi dengan ngirim form, jadi formnya itu sudah ada panduannya gitu kan jadi tinggla nulis, ada yang hanya sekedar menjawab ‘yes’ atau ‘no’ ada yang harus klarifikasi, kalau ‘ya’ apa…ada di situ. Jadi memang reviewer harus manbaca dan harus ini…kalau ga menbaca kan ga bisa. 8. Siapa saja yang anggota tim review Journal of Coastal Development ? ya ada yang beberapa dari Undip tapi mutra bestari lain kan kita harus tetep ngambil dari luar bahkan ada yang dari luar negeri, jadi kalau ya artinya kita ngambil beberapa personil yang memang ilmunya terkait ya..terkait dengan pengelolaan wilayah pantai, itu manajemen gitu ya siapa. Jadi ada beberapa orang dari LON-LIPI, orang dari ITB, IPB, dari Unsat, Unsrat, Unpatti. Jadi kita memang ya kebetulan karena coastal yang ngelola orang-orang FPIK gitu jadi kita ya ngirimnya dengan temen-temen yang satu bidang, kaya saya, bidangnya teknologi, ya saya dengan Thailand, saya punya Oman, Jepang… ya mereka kirim email kan ga masalah.
17
9. Bagaimana menentukan peer-review setiap artikelnya? Yang menentukan kita, editor, jadi misalnya ini saya baca gitu kan, ini judulnya ini..oo ini..ke siapa gitu, nanti administrasi yang mengirim. Jadi saya yang menetukan ini ke siapa, ke siapa. Apakah melalui proses rapat? Ya paling ga 2 orang lah…editor in chief sama saya, managing editor. 10. Setelah jurnal tersebut siap untuk di publish, media apa saja yang digunakan? Menerbitkan kita online sudah sama cetak plus cetak lepas jadi ada..cetak lepas kan fee ya. Setiap terbitan kita cetak yang bentuk jurnal sama cetak lepas, tapi online biasanya sebelum jadi online itu modelnya kita tetep masuk satu judul sudah selesai kita online kan, jadi misalnya edisi 13 no. 1 tahun 2013 terakhir Oktober, itu berapa pun yang sudah selesai direview dan dikembalikan oleh author itu kita upload tapi belum bisa kita cetak karena belum full, cetaknya nanti kalau sudah selesai semua baru kita cetak tapi harapannya kan ga melebihi dari tenggang terbitan itu. 11. Siapa sasaran penyebaran jurnal Coastal? Kalau sasaran penyebaran sejak awal dulu dari tahun 1997 sampai sekarang itu kita ada ngirim dalam bentuk hard copy, cetak ya, print out itu ke beberapa institusi yang memang kita anggap berkait ya termasuk di lingkungan Undip sini, ke luar juga di luar Undip jadi termasuk LON-LIPI, BAKOSURTANAL kemudian beberapa universitas yang memang punya concern ke coastal development gitu. Biayanya mahal mbak..makanya kita ada di bawah LPPM karena mereka membantu dalam sisi pencetakan dan sisi itu juga..jadi kan memang dikelola sendiri ya artinya LPPM bantu juga. 12. Bagaimana cara pembaca memperoleh jurnal secara cetak? Kita punya kan..tapi mamang ada yng beberapa ngebel langsung, saya butuh volume sekian sampai sekian silakan dikirim gitu, nanti mereka bayar gitu ke kita terus kita kirim lewat TIKI. Bagaimana dengan sistem online? Kalau online free dan full text. Kita sudah OJS kan 13. Upaya apa saja yang dilakukan oleh pengelola dalam mewujudkan keterbukaan informasi atau yang lebih dikenal dengan OPEN ACCESS? Kemarin sempet ya diantara Undip sendiri, selain yang dikelola oleh Pak Istadi jurnal teknik kimia mereka memang, karena Pak Istadi yang ahli di bidang ini, dia sudah duluan kemudian kita yang kedua, selalu kalau misalnya ini di antara pengelola-pengelola jurnal yang ada di
18
Undip kita yang dibuat contoh karena kita yang ingin waktu itu pertama melakukan open access, ya cukup ini sih, sampai ditranning sama Pak Istadi pengelolanya plus admin jadi dalam hal ini saya, prof. ocky, kemudian mas Ronin, bu Endang ada beberapa dulu ya yang ikut tranning seharian dari pagi sampai sore beberapa kali ya, waktu itu kita dapat dana untuk pengembanagan jurnal ya dari DIKTI jadi kita pakai biaya itu untuk melakukan, meriilkan ini memang hrus terlaksana gitu ya bahwa kita jurnalnya sudah secara online gitu. 14. Hambatan yang dirasakan pengelola dalam mewujudkan open access itu apa saja? Hambatan yang pertama, sebenarnya kita agak kurang dari sisi SDM. Jadi SDM sementara yang kemarin dapet itu mas Ronin, mas Ronin itu staf sana ya jadi beliau jga kurang focus ya menangani ini, kemarin kita nambah satu orang lagi perempuan yang memang dia mengelola khusus untuk jurnal tok tapi dia gak punya anu lain Karena itu memang mau ga mau, sulitnya sih gak tapi harus full, sampai upload kemusian membuat formatting itu kan sesuatu yang butuh waktu sebetulnya jadi terus terang kalu ini dilaukan dengan 15. Apakah Coastal dalam penyebaran informasi juga bekerjasama dengan vendor pangkalan data? Belum sih sudah indeksing di ebsco, kemrin mau ke scopus tapi belum bisa. Kemarin ada tawaran. 16. Penyebaran informasi yang terbuka seperti yang sudah dilakukan oleh Coastal, apa keuntungan yang diperoleh bagi peneliti, pengelola maupun Undip sebagai institusi penerbit? Sebetulnya penguploadan, pemuatan suatu naskah di dalam jurnal yang open access itu memudahkan orang lain untuk mengetahui apa yang kita lakukan. Itu salah satu media untuk diseminasi kan..sebetulnya banyak sekali keuntungan bagi peneliti maupun orang lain, kalo pengelola kita ya ibaratnya hanya sebagi service tapi kalo peneliti atau orang lain yang butuh informasi tentang itu sangat mudah untuk mendapatkan informasi itu apa lagi kkita kan ga bayar, lain dengan jurnal-jurnal yang mungkin impact factornya tinggi lain pasti mereka akan ada semacam royalty. 17. Factor pendukung penerbitan jurnal Coastal Development? Financial karena dari dulu memang di bawah institusi undip, bukan fakultas tertentu makanya sekarang ditarik ke LPPM. Mereka member kontribusi biaya cetak dan distribusi. 18. Apa faktor penghambat penerbitan Jurnal Coastal? Kesadaran para peneliti atau penulis untuk mengikuti apa yang sudah kita ini. Jadi kadang gini, pokoknya bisa terbit. Kita yang harus pusing memformat, dari awal. Kan ada yang minta tolong kemudian dalam
19
bahasa Indonesia pun ada. Jadi kita harus mengelola saking kita ingin ya ada teman-teman yang kepengin sekali masuk di jurnal sampai segitunya. Ada juga yang dari luar Undip tanpa melihat notice to author panduan yang sudah ditulis. bisa di download dan dilihat, dipahami mana yang bisa masuk, tapi itu ga, susah banget tementemen itu ga Cuma Undip, dari luar juga begitu, oarng Indonesia. Sampai nanti harus bolak-balik, sebelum ke reviewer kita sudah harus kerja mati-matian. Sebetulnya bukan kapasitas kita untuk melakukan itu kan, penulis harus sipa dulu dengan format yang kita berikan baru kita review jadi tidak menyita waktu. 19. Evaluasi yang dilakukan pengelola untuk penerbitan jurnal? Evaluasi kita lakukan sebelum terbit karena ada prosentase dari internal Undip berapa, luar Undip berapa, luar negeri berapa. Setiap terbitan kita lihat komposisinya. 20. Apakah tenaga pengelola sudah mumpuni untuk mengelola jurnal ini? Sementara ini belum cukup, paling ga ada yang stand by di situ. Kalau saya, prof. Ocky kan ga bisa, ya memang pengelola tapi posisi kita ga bisa kan tetap di situ. Yang di situ harus mengamati naskah yang masuk harus di review ke mana, nanti konsuktasi ke kita. itu yang memntau terus harus ada, itu kan repot ya. 21. Apa tantangan pengelola dalam mengelola Journal of Coastal Development? Komitmen, ada semacam aturan main yang harus dimiliki pengelola, misalnya dalam satu minggu kita harus mengadakan pertemuan berapa kali, kemudian kita lakukan evaluasi itu yang rutin gitu kalau gak rutin bisa lupa. Jadi harus dijadwalkan, kita komunikasi lewat telfon ga menyelesaikan masalah. Komitmen itu yang paling penting.
LAMPIRAN 2 : DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Daftar Pertanyaan Wawancara Umum 1. Siapa penerbit dari Journal of Coastal Development? 2. Apa tujuan dan fungsi diterbitkannya Journal of Coastal Development? 3. Informasi dalam bidang keilmuan apa saja yang terkandung dalam Journal of Coastal Development? 4. Jenis informasi apa yang dimuat? (hasil penelitian, review) 5. Apakah Journal of Coastal Development sudah terakreditasi? Jika sudah, kapan dan apa hasilnya? Naskah 6. Apa saja proses yang terjadi dari naskah masuk ke redaksi sampai naskah siap untuk dipublikasikan? 7. Bagaimana cara peneliti mengirimkan artikel ke redaksi? 8. Adakah batas waktu pengumpulan dari setiap artikel? Peer review 9. Apakah artikel hasil penelitian yang akan dimuat di’review’ terlebih dahulu? 10. Bagaimana proses review artikel dari journal of coastal development? 11. Apa keuntungan dari proses peer review tersebut? 12. Berapa orang reviewer yang me’review’ satu artikel?
20
21
13. Bagaimana cara penunjukkan reviewer? 14. Adakah batas waktu review artikel? 15. Adakah standard penilaian review untuk tiap artikel? seperti apa standard tersebut? Struktur redaksi 16. Bagaimana struktur redaksi dari journal of coastal development? 17. Siapa saja dewan redaksi dari journal of coastal development? 18. Apa tugas masing-masing dewan redaksi? 19. Apakah menjadi dewan redaksi menjadi tugas pokok? Tugas reviewer/mitra bestari 20. Berapa jumlah mitra bestari ? 21. Siapa saja mitra bestari journal of coastal development? 22. Berasal dari lembaga mana saja mitra bestari tersebut? 23. Apakah mitra bestari tersebut sudah memenuhi kualifikasi secara keilmuan? 24. Apa tugas pokok mitra bestari? Penyebaran informasi 25. Berapa kali penerbitan dalam setahun? 26. Siapa yang menjadi sasaran pembaca journal of coastal development? 27. Media apa saja yang digunakan untuk mempublikasikan journal ? 28. a. bagaimana publikasi dalam bentuk tercetak?
22
b. bagaimana publikasi dalam bentuk elektronik? 29. Bagaimana cara pembaca dapat mengakses atau mendapatkan artikel dari setiap nomor penerbitan? 30. Apa faktor pendukung pengelolaan jurnal? 31. Apa kendala-kendala yang dihadapi pengelola dalam mengelola Journal of Coastal Development?
Sumber : Journal of Coastal Development. vol.13, no. 1. Oktober 2009.
Sampul Depan
LAMPIRAN 3 : TAMPILAN CETAK JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT
Sampul Belakang
LAMPIRAN 4 : TAMPILAN WEBSITE JOURNAL OF COASTAL DEVELOPMENT
Sumber : www.coasdev.undip.ac.id, 2013.
24
LAMPIRAN 7: BIODATA PENULIS BIODATA PENULIS
Nama
: Dhian Agustin Widyaningrum
Tempat, tanggal Lahir
: Karanganyar, 11 Agustus 1991
Alamat
: Tegalgede, RT 04 RW 03 Karanganyar, Surakarta
Pendidikan Formal
:
Karanganyar Karanganyar Karanganyar Karanganyar
Tahun Masuk 1996 1998 2004 2007
Tahun Keluar 1998 2004 2007 2009
Semarang
2009
2013
Kedudukan dalam Organisasi Seksi Agama
Nama Kota
Tahun
Karangayar
2004
Anggota
Karangnyar
Ketua
Karanganyar
2005sekarang 2005-2006
Sekretaris 2
Karanganyar
2008-2009
Sekretaris 2
Semarang
2010-2012
Staf Ahli Dept. Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa Ketua Dept. Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa
Semarang
2011
Semarang
2012
Jenjang
Nama Sekolah
Kota
TK SD SMP SMA Perguruan Tinggi
TK Pertiwi SD Negeri 3 SMP Negeri 1 SMA Negeri 1 Universitas Diponegoro
Pengalaman Berorganisasi Nama Organisasi OSIS SMP Negeri 1 Karangyar Persatuan Muda-mudi “Master” Persatuan Siswa Kristen SMP N 1 Karanganyar Persatuan Muda-mudi “Master” Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Perpustakaan BEM Fakultas Ilmu Budaya Undip Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Perpustakaan
:
27