ANALISIS PENGARUH SKEMA BONUS DIREKSI, JENIS USAHA, PROFITABILITAS PERUSAHAAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP EARNING MANAGEMENT (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan Keuangan yang Listing Di BEI Pada Tahun 2008-2010) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Irpan NIM: 107082003236
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
i
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Identitas Pribadi Nama Jenis Kelamin TTL Alamat No. Telepon E-Mail
: Irpan : Laki-laki : Ciamis, 17 Juli 1988 : Jl. Mutiara No. 12 RT 01/04 Cipadu Larangan : 085611310111 :
[email protected]
2. Latar Belakang Pendidikan SD : SDN Sukamulya, Ciamis SLTP : MTsN Maparah, Ciamis SLTA : MAN 10, Jakarta 3. Latar Belakang Keluarga Nama Ayah : Usup Nama Ibu : Imi Alamat : Ds. Ciledug RT 02/RW 01 Desa Sadewata, Ciamis
v
Abstract
This study aims to examine the effect of bonus schemes directors, type of business, corporate profitability, and firm size to earnings management.This study uses secondary data that is manufacturing and financial companies listing on the Indonesia Stock Exchange. The sample use 91 companies consisting of 47 manufacturing firms and 44 financial companies with the period study during year 2008 to year 2010 are taken through a purposive sampling method. This study uses multiple regression analysis method. The results of this study indicated the bonus scheme of directors and company size proved a significant positive effect to earnings management, the types of business and corporate profitability have a significant negative effect to earnings management. Keywords: Bonus Scheme The Board of Directors, Business Type, Corporate Profitability, Company Size, Earning Management.
vi
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan, dan ukuran perusahaan terhadap earning management. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu perusahaan manufaktur dan keuangan yang listing di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan sebanyak 91 perusahaan yang terdiri dari 47 perusahaan manufaktur dan 44 perusahaan keuangan dengan periode penelitian dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 yang diambil melalui metode purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa skema bonus direksi dan ukuran perusahaan terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap earning management, jenis usaha dan profitabilitas perusahaan mempunyai pengaruh yang negatif signifikan terhadap earning management. Kata Kunci: Skema Bonus Direksi, Jenis Usaha, Profitabilitas Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Earning Management
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Skema Bonus Direksi, Jenis Usaha, Profitabilitas Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earning Management (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan Keuangan yang Listing Di BEI Pada Tahun 2008-2010) yang diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syari Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak, mungkin skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orang tua tercinta, yang selalu sabar dalam menghadapi keluhan-keluhan penulis dan telah memberikan motivasi yang besar kepada penulis. 2. Bapak Prof. Dr. Azzam Jassin, MBA. Selaku pembimbing 1 yang telah membimbing serta memberikan motivasi kepada penulis. 3. Ibu Yusro Rahma SE., MSi. selaku pembimbing 2 yang dengan sabar telah membimbing penulis serta memberikan saran, arahan, sehingga skripsi ini terselesaikan. 4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Rahmawati SE.,MM. Selaku ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Ibu Yessi Fitri SE.,Akt.,M.Si Selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Bapak H. Chairul Alamsyah dan Ibu Hj. Dewi Alamsyah yang telah memberikan dukungan kepada penulis baik materil maupun non materil serta telah menjadi sari tauladan yang baik bagi penulis.
viii
8. Bapak Ust. Maulana Yusuf Rasyad Jailani yang telah membimbing penulis sehingga penulis dapat menjadi lebih baik dalam menjalani kehidupan ini. 9. Bapak Ust. Muhammad Yusuf (Kang Yusuf) yang dengan sabar telah membimbing penulis supaya lebih baik. 10. Para dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang tidak disebutkan satu per satu. 11. Seluruh Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang tidak disebutkan satu per satu. 12. Teman-temanku Kelas Akuntansi C angkatan 2007 yang telah memberikan warna dalam kehidupanku. 13. Teman-teman akrabku di UIN (Imam , Lalu , Ibnu, Joni, Bheny, Jumran Jupri, Asep, Andry , Abdul Khalik aziz) You are my best friend. 14. Sahabat terbaiku Arief Saripudin, yang telah penulis anggap sebagai kakak kandung penulis. 15. Lek Ku yang telah memberikan keindahan dalam kehidupan penulis. 16. Teman-teman sepermainan penulis (Irwan, Al- Amien, Pandi, Fauzi, Syahriel, Abdul Aziz, Teh Etty) 17. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari, skripsi ini banyak sekali kekurangan. Penulis berharap kritik dan saran dari semua pihak demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, amin.
Tangerang, 2 Agustus 2011
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman COVER LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................. iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. v ABSTRACT ............................................................................................ vi ABSTRAK .............................................................................................. vii KATA PENGANTAR ............................................................................. viii DAFTAR ISI ........................................................................................... x DAFTAR TABEL ................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv BAB. 1.
PENDAHULUAN ................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah................................................... 1 B. Perumusan Masalah ......................................................... 9 C. Tujuan Penelitian ............................................................. 9 D. Manfaat Penelitian ........................................................... 10
BAB. II.
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 13 A. Teori yang Berkenaan Dengan Variabel yang Diambil ..... 13 1. Teori Keagenan .......................................................... 13 2. Skema Bonus Direksi ................................................. 16 3. Jenis Usaha ................................................................ 22 4. Profitabilitas Perusahaan ............................................ 23 5. Ukuran Perusahaan .................................................... 26 6. Manajemen Laba (Earning Management) .................. 27 B. Penelitian Terdahulu ........................................................ 33 C. Kerangka Pemikiran ........................................................ 37
x
D. Keterikatan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ...... 38 BAB. III. METODELOGI PENELITIAN .............................................. 45 A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................ 45 B. Teknik Penentuan Sampel ................................................ 45 C. Teknik Pengumpulan Data ............................................... 46 D. Teknik Analisis ................................................................ 48 1. Statisti Deskriptif ....................................................... 48 2. Uji Asunsi Dasar ......................................................... 48 3. Uji Asumsi Klasik....................................................... 49 4. Analisis Regresi Berganda .......................................... 52 E. Operasional Variabel Penelitian ........................................ 55 1. Variabel Terikat .......................................................... 55 2. Variabel Bebas ............................................................ 57 BAB. IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................ 62 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...................... 62 B. Analisis dan Pembahasan ................................................. 63 1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ............................... 63 2. Hasil Uji Asumsi Dasar .............................................. 65 3. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................. 67 4. Hasil Uji Koefisien Determinasi dan Korelasi Ganda . 70 5. Hasil Uji t................................................................... 71 6. Hasil Uji F ................................................................. 72 7. Interpretasi Hasil ........................................................ 73 BAB. V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ......................................... 77 A. Kesimpulan ...................................................................... 77 B. Implikasi .......................................................................... 77 C. Keterbatasan Penelitian .................................................... 81 D. Saran................................................................................ 81 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 83 LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 86
xi
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu .............................................................. 33
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel ...................................................... 61
Tabel 4.1
Prosedur Pemilihan Sampel ................................................... 62
Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................. 63
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ........................... 65
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinieritas ..................................................... 67
Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Uji Spearman’s Rho .... 68
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson .................................. 69
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi dan Korelasi Ganda ............. 70
Tabel 4.9
Hasil Uji t .............................................................................. 71
Tabel 4.10
Hasil Uji F ............................................................................. 72
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran ........................................................... 37
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram Normality ........... 66
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Probability .... 66
Gambar 4.3
Posisi Nilai Durbin-Watson................................................ 69
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
Halaman
Lampiran 1
Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel ............................ 87
Lampiran 2
Daftar Skema Bonus Direksi Tahun 2010 ........................... 90
Lampiran 3
Daftar Skema Bonus Direksi Tahun 2009 ........................... 93
Lampiran 4
Daftar Skema Bonus Direksi Tahun 2008 ........................... 96
Lampiran 5
Daftar Skala Jenis Usaha .................................................... 99
Lampiran 6
Daftar ROA perusahaan Tahun 2010 .................................. 102
Lampiran 7
Daftar ROA Perusahaan Tahun 2009 .................................. 105
Lampiran 8
Daftar ROA Perusahaan Tahun 2008 .................................. 108
Lampiran 9
Daftar Skala Ukuran Perusahaan Tahun 2010 ..................... 111
Lampiran 10
Daftar Skala Ukuran Perusahaan Tahun 2009 ..................... 113
Lampiran 11
Daftar Skala Ukuran Perusahaan Tahun 2008 ..................... 116
Lampiran 12
Daftar Akrual Diskresioner Tahun 2010 ............................. 119
Lampiran 13
Daftar Akrual Diskresioner Tahun 2009 ............................. 122
Lampiran 14
Daftar Akrual Diskresioner Tahun 2008 ............................. 125
Lampiran 15
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif ................................. 128
Lampiran 16
Hasil Uij Normalitas Dengan Kolmogorov-Smirnov........... 128
Lampiran 17
Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram Normality ............ 129
Lampiran 18
Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Probability ................. 129
Lampiran 19
Hasil Uji Multikolinearitas ................................................. 130
Lampiran 20
Hasil Uji Heterokedastisitas................................................ 130
xiv
Nomor
Keterangan
Halaman
Lampiran 21
Hasil Uji Koefisien Determinasi dan Korelasi Ganda.......... 131
Lampiran 22
Hasil Uji t ........................................................................... 131
Lampiran 23
Hasil Uji F.......................................................................... 131
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti saat ini, perusahaan akan berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan. Karena sebagian besar perusahaan menganggap apabila memiliki laba yang besar maka citra perusahaan tersebut baik atau sehat. Hal ini menyebabkan persaingan dalam dunia usaha menuntut setiap pelaku usaha untuk membuat perusahaanya memiliki citra yang baik dimata masyarakat, investor dan pihak-pihak yang berkepentingan lainya. Sebagian pelaku usaha mengindikasikan perusahaanya baik atau tidak dengan melihat laba atau keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan tersebut. Semakin besar keuntungan yang diperoleh maka semakin baik pula perusahaan yang di milikinya, padahal belum tentu demikian. Tentu ada faktor-faktor lain yang dapat dijadikan indikasi oleh masyarakat maupun investor dalam menilai suatu perusahaan. Dalam usaha mendapatkan laba atau keuntungan yang maksimal tentu saja para pelaku usaha dalam hal ini manajemen perusahaan akan melakukan berbagai macam cara agar mendapatkan laba yang maksimal. Dalam usahanya, manajemen akan menyusun strategi-strategi untuk memaksimalkan laba tersebut. Strategi itu bisa berupa strategi yang positif dan bisa berupa strategi yang negatif. Strategi positif misalnya membuat inovasi baru dalam promosi atau penjualan, membuat diversivikasi
1
1
produk, dan lain-lain yang bertujuan meningkatkan penjualan atau penghasilan sehingga keuntungan yang diperoleh akan bertambah dan bisa jadi maksimal. Selain itu, manajemen perusahaan juga bisa meminimalkan beban sehingga labanya akan besar. Sedangkan strategi yang negatif bisa berupa strategi manajemen laba atau earning management. Tindakan ini biasanya berupa modifikasi laporan keuanagan dan lain-lain. Dalam melakukan tindakan earning management, manajemen perusahaan akan mengolah laporan keuangan sesuai keinginanya dan tujuanya. Laporan keuangan merupakan sarana informasi umum yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, baik pihak eksternal (pemegang saham, kreditur, pemerintah, dan sebagainya) maupun pihak internal (manajemen). Strategi tersebut dinamakan earning management atau manajemen laba. Dalam praktiknya, manajemen laba seringkali dilakukan oleh perusahaanperusahaan untuk kepentingan yang bermacam-macam. Masih ingat dibenak kita kasus manajemen laba yang melibatkan PT Indofarma Tbk. Dimana PT Indofarma Tbk. Berusaha menutupi kerugian ditahun sebelumnya untuk meningkatkan laba pada tahun selanjutnya. Dalam kasus yang lebih besar tentu kita masih ingat dengan kasus yang dilakukan oleh WorldCom Corporation. Perusahaan tersebut telah mencatatkan biaya operasi biasa sebagai pengeluaran modal sehingga laba bersihnya menjadi sangat besar karena biaya operasinya sudah berkurang drastis yang diakibatkan disajikan sebagai pengeluaran modal.
2
Dalam melakukan praktik manajemen laba, perusahaan biasanya menggunakan laporan keuangan sebagai media untuk di modifikasi sedemikian rupa. Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemakai laporan keuangan agar dapat membantu menterjemahkan aktifitas ekonomi dari suatu perusahaan (Warren et. al, 2005). Oleh karena itu laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya untuk mengambil keputusan sehingga laporan keuangan harus disajikan dengan benar sesuai dengan standar pelaporan yang berlaku. Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba-rugi dan laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan-catatan atas laporan keuangan (Warren et. al, 2005). Laporan keuangan diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan dan bagaimana manajemen bertanggungjawab kepada pemilik perusahaan. Laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan oleh manajemen atas sumber daya pemilik dan dari laporan keuangan tersebut salah satu parameter penting yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba. Informasi laba merupakan informasi yang menjadi perhatian utama dari pihak-pihak eksternal dalam melakukan penilaian kinerja dan pertanggungjawaban manajemen (perusahaan). Sedangkan manajemen sendiri adalah pengelola langsung dari perusahaan dan juga pihak yang bertanggungjawab terhadap penyusunan laporan keuangan. Adanya kecenderungan dari pihak
3
eksternal (investor) untuk lebih memperhatikan informasi laba sebagai parameter kinerja perusahaan akan mendorong manajemen untuk melakukan perilaku menyimpang dalam menunjukkan informasi laba yang disebut manajemen laba atau earning management. Laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba-rugi dan laporan perubahan ekuitas disusun dengan dasar akrual, adapun laporan arus kas disusun dengan dasar kas. Dasar akrual dipilih karena lebih rasional dan adil dalam mencerminkan kondisi keuangan perusahan secara riil, namun penggunaan dasar akrual dapat memberikan keleluasaan kepada pihak manajemen dalam memilih metode akuntansi selama tidak menyimpang dari aturan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku. Metode akuntansi yang secara sengaja dipilih oleh pihak manajemen untuk tujuan tertentu mengarah pada praktik manajemen laba atau earning management. Manajemen laba adalah pemilihan kebijakan akuntansi oleh para manajer untuk mencapai tujuan khusus (Halima Shatila Palestin, 2008). Terdapat dua cara yang saling melengkapi dalam berfikir tentang manajemen laba. Pertama, perilaku oportunistik manajemen untuk memaksimalkan utilitasnya dalam kompensasi, kontrak dan kas politik. Kedua, perspektif kontrak efisien ketika manajemen laba dilakukan untuk menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam kontrak. Akan tetapi manajemen laba sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak baik dilakukan
4
oleh manajer sehingga banyak definisi yang menekankan earning management sebagai sesuatu perilaku oportunistik manajemen. Praktik manajemen laba untuk meningkatkan laba terdiri dari tindakan manajer untuk meningkatkan laba bila sedang pada pelanggaran kesepakatan kredit untuk melaporkan kinerja yang baik pada kreditur, memaksimalkan kompensasi yang didasarkan pada kinerja akuntansi, memperoleh atau mempertahankan kendali perusahaan, pertimbangan pasar modal pada saat penawaran saham perdana, serta pertimbangan memperbaiki kinerja yang dilaporkan pada stakeholder. Sedangkan penurunan laba dilakukan manajer untuk memperoleh penghematan pajak, menyiasati peraturan pemerintah misalnya untuk meminimalkan jumlah denda untuk mendapatkan fasilitas pemerintah, dan pertimbangan kondisi persaingan untuk mencegah masuknya pesaing baru. Perilaku manipulasi oleh manajer yang berawal dari konflik kepentingan dapat diminimumkan melalui suatu mekanisme monitoring yang bertujuan untuk menyelaraskan berbagai kepentingan tersebut. Pertama, dengan memperbesar kepemilikan saham oleh manajemen (managerial
ownership)
berpengaruh
terhadap
efektif
tidaknya
pengawasan kinerja manajer (CEO). Earning management dapat dilakukan karena adanya faktor-faktor yang mendorong manajemen perusahaan melakukan tindakan tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor dari kinerja keuangan perusahaan maupun faktor kepentingan dari manajemen perusahaan
5
tersebut. Salah satu faktor dari kepentingan manajemen adalah bonus yang diberikan oleh para pemegang saham kepada dewan direksi atas kinerjanya. Semakin baik kinerja para dewan direksi tersebut, maka semakin besar pula bonus yang diberikan kepada mereka. Dalam memberikan bonus, para pemegang saham akan menilai kinerja dewan direksi melalui beberapa parameter, diantaranya skema bonus direksi yang diukur melalui indeks trend laba bersih. Dalam melakukan usahanya perusahaan memiliki jenis usaha yang berbeda-beda sehingga perusahaan dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis menurut jenis usaha yang dilakoninya. Jenis perusahaan yang berbeda diduga mempunyai pengaruh terhadap tindakan earning management. Dalam hubunganya dengan earning management, profitabilitas dapat memberikan pengaruh terhadap tindakan tersebut karena dengan tingginya profitabilitas sebuah perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dinilai baik oleh masyarakat sehingga apabila perusahaan yang di nilai baik oleh masyarakat mempunyai laba yang kecil maka masyarakat atau para pengguna laporan keuangan perusahaan tersebut pun akan bertanya-tanya apakah perusahaan tersebut sehat atau tidak. Oleh karena itu, manajemen perusahaan diduga akan melakukan tindakan earning management untuk menyesauaikan dengan tingkat profitabilitas yang dimiliknya. Earning management bisa menimbulkan citra yang buruk terhadap perusahaan tersebut meskipun perusahaan tersebut memiliki ukuran yang
6
besar. Hubungan ukuran perusahaan dengan manajemen laba adalah semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia untuk pihak investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi dalam saham perusahaan tersebut semakin banyak karena perusahaan dipandang lebih kritis oleh pihak luar. Sehingga apabila investor akan melakukan investasi, biasanya melihat ukuran perusahaan tersebut. Meskipun ukuran perusahaan tidak bisa dijadikan tolak ukur sebagai berhasilnya investasi karena untuk menciptakan ukuran perusahaan bisa dilakukan dengan berbagai cara termasuk manajemen laba, akan salah besar apabila manajemen perusahaan melakukan tindakan curang dengan melakukan manajemen laba untuk menarik investor agar berinvestasi di perusahaanya karena investor pun tidak akan begitu saja dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak hanya melihat ukuran perusahaan sebagai dasar untuk mengambil keputusan investasi tetapi pasti mempertimbangkan aspek-aspek yang lain dan para investor pun akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi. Deteksi atas kemungkinan dilakukannya earning management dalam laporan keuangan diteliti melalui penggunaan estimasi total akrual (Belkoui, 2007) . Total akrual yang tercermin dalam perhitungan laba terdiri dari discretionary accrual dan non discretionary accrual. Non discretionary accrual merupakan komponen akrual yang terjadi secara alami seiring dengan perubahan dari aktivitas perusahaan. Sebaliknya,
7
discretionary accrual merupakan komponen akrual yang berasal dari rekayasa laba yang dilakukan manajer. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penelitian ini mencoba menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba, dengan judul: ”Analisis Pengaruh Skema Bonus Direksi, Jenis Usaha, Profitabilitas Perusahaan,
dan Ukuran
Perusahaan Terhadap
Earning Management (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur dan Keuangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2008-2010)”. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Rudi Isnanta (2008). Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah terdapat pada variabel penelitian dan obyek penelitian, variabel yang digunakan oleh penelitian terdahulu adalah mekanisme corporate governance dan kinerja keuangan. Sedangkan obyek penelitian tersebut adalah perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2003-2006. Sedangkan
obyek penelitian ini adalah perusahaan yang
listing di BEI pada tahun 2008-2010. Penelitian saat ini mengganti serta menambahkan beberapa variabel yang disarankan oleh penelitian terdahulu yaitu corporate governance diganti menjadi skema bonus direksi,
kinerja
keuangan
ditambah
dengan
profitabilitas,
dan
menambahkan jenis usaha dan ukuran perusahaan sebagai variabel bebas. Selan itu, untuk mengolah data dalam penelitian ini juga menggunakan
8
software SPSS versi 19 yang lebih banyak fitur terbaru yang bisa digunakan untuk mengolah data penelitian.
B. Perumusan Masalah Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan, dan ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh terhadap earning management? 2. Apakah skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap earning management?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis pengaruh skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan, dan ukuran perusahaan terhadap earning management secara parsial. 2. Menganalisis pengaruh skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan, dan ukuran perusahaan terhadap earning management secara simultan.
9
D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitaian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi investor, kreditur, manajemen perusahaan, pemerintah, pihak akademis, masyarakat luas, dan bagi peneliti sendiri. 1. Investor Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan bagi investor dalam memilih perusahaan mana yang diduga ada kemungkinan melakukan praktik earning management sehingga dapat memutuskan untuk melakukan investasi. 2. Kreditur Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan bagi kreditur dalam pengambilan keputusan pemberian pinjaman. Karena dalam memberi pinjaman tentu saja kreditur akan melakukan seleksi dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam memberikan kredit. 3. Manajemen Perusahaan Manajemen perusahaan dapat mengetahui bagaimana cara menghindari praktik earning management dengan lebih teliti dalam menentukan skema bonus dan lain-lain. Sehingga apabila manajemen perusahaan
dapat
menghindari
praktik
earning
management,
manajemen akan terhindar dari masalah-masalah yang ditimbulkan akibat praktik tersebut.
10
4. Pemerintah Pemerintah sebagai regulator perekonomian serta pemungut pajak penghasilan perusahaan tentunya dapat mengetahui apakah laba yang dilaporkan oleh manajemen perusahaan hasil modifikasi atau tidak sehingga pemerintah bisa mengusut dan mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan yang mempunyai indikasi melakukan tindakan earning management. 5. Pihak Akademis Dapat memberikan informasi dan memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama penelitian yang berkaitan dengan
akuntansi
manajemen
dan keuangan
serta
perilaku
manajemen khususnya yang berkaitan dengan tindakan earning management. 6. Masyarakat luas Masyarakat
dapat
mengetahui
tindakan-tindakan
yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam mengolah labanya baik secara positif maupun negatif sehingga masyarakat dapat mempertimbangkan untuk berpartisipasi terhadap perusahaan tersebut baik untuk investasi maupun kepentingan lainya.
11
7. Peneliti Sendiri Untuk memperluas wawasan mengenai earning management agar diperoleh hasil yang bermanfaat bagi peneliti dan bagi siapapun yang membutuhkan informasi di masa yang akan datang. Sehingga wawasan peneliti dapat bertambah dan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan informasi mengenai
earning
management
dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori yang Berkenaan Dengan Variabel yang Diambil Dalam sebuah penelitian, tentunya ada teori-teori yang menunjang penelitian tersebut. Tujuanya adalah untuk menguatkan penelitian tersebut dan untuk mengindikasikan penelitian tersebut adalah asli. Dalam penelitian ini akan dibahas beberapa teori yang berkenaan dengan variabel yang di teliti yaitu teori keagenan, skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan, ukuran perusahaan, dan earning management atau manajemen laba. Berikut ini akan dijelaskan beberapa teori yang berkaitan dengan penelitian ini. 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Menurut Dermawan Sjahrial (2006:6) teori keagenan adalah suatu teori yang menyebutkan bahwa ada perbedaan kepentingan antara pemilik (pemegang saham), direksi (profesional perusahaan), dan karyawan perusahaan. Disini akan timbul pertentangan antara kepentingan individu dengan kepentingan perusahaan. Hubungan keagenan (Agency Relationship) terjadi ketika satu atau lebih individu yang disebut sebagai principal menyewa individu atau organisasi lain, yang disebut sebagai agen, untuk melakukan sejumlah jasa dan mendelegasikan kewenangan untuk membuat keputusan kepada agen tersebut. Dalam manajemen keuangan, hubungan keagenan utama terjadi diantara (1) pemegang saham dan manajer dan 13
13
(2) manajer dan pemilik utang” (Brigham, 2009) Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa teori keagenan (Agency Theory) adalah suatu teori yang menyebutkan tentang adanya perbedaan kepentingan diantara pihak-pihak yang ada dalam struktur manajemen suatu perusahaan, sehingga dengan adanya perbedaan tersebut akan terjadi berbagai pertentangan antara kepentingan individu dan kepentingan perusahaan. Para direksi dimungkinkan memiliki kepentingan pribadi yang bersaing dengan tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan laba dengan tujuan yang lain seperti memaksimalkan kekayaan para pemegang saham. Para direksi diberi kekuasaan oleh para pemilik perusahaan, yaitu para pemegang saham untuk membuat keputusan, dimana hal ini akan menciptakan potensi konflik kepentingan yang dikenal dengan teori keagenan atau agency theory. Konsep agency theory merupakan hubungan antara prinsipal dan agen. Prinsipal mempekerjakan agen untuk melakukan tugas dengan tujuan kepentingan prinsipal, termasuk pendelegasian otorisasi pengambilan keputusan dari prinsipal kepada agen. Pada perusahaan yang modalnya terdiri atas saham, pemegang saham bertindak sebagai prinsipal, dan direksi sebagai agen mereka. Pemegang saham mempekerjakan direksi untuk bertindak sesuai dengan kepentingan prinsipal. Tapi pada kenyataanya para agen dalam hal ini direksi perusahaan yang diberikan kekuasaan oleh pemilik
14
perusahaan dalam hal ini pemegang saham tidak selalu melakukan keputusan yang dikehendaki oleh pemegang saham. Teori agensi mendasarkan hubungan kontrak antar anggota dalam perusahaan, dimana prinsipal dan agen sebagai pelaku utama. Prinsipal merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas nama prinsipal, sedangkan agen merupakan pihak yang diberi amanat oleh prinsipal untuk menjalankan perusahaan. Dengan demikian, kontrak kerja yang baik antara prinsipal dan agen adalah kontrak kerja yang menjelaskan apa saja yang harus dilakukan agen atau direksi dalam menjalankan pengelolaan dana yang di investasikan dan mekanisme bagi hasil berupa keuntungan, return dan risiko-risiko yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Teori keagenan mengasumsikan bahwa masing-masing individu termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga dapat menimbulkan konflik antara prinsipal dan agen. Pihak
prinsipal
termotivasi mengadakan kontrak untuk mensejahterakan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat. Sedangkan agen termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologinya.
15
Menurut Brigham (2009) Teori keagenan dilandasi oleh tiga buah asumsi, yaitu: a. Asumsi tentang sifat manusia. Menekankan
bahwa
manusia
memiliki
sifat
untuk
mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded rationality) dan tidak menyukai risiko (risk aversion). b. Asumsi tentang keorganisasian. Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya asimetri informasi antara prinsipal dan agen. c. Asumsi tentang informasi. Asumsi
tentang
informasi
adalah
bahwa
informasi
dipandang sebagai barang komoditi yang bisa diperjualbelikan. Sehingga untuk mendapatkan informasi dibutuhkan pengorbanan biaya yang harus dikeluarkan. 2. Skema Bonus Direksi Menurut Neneng Suryatiningsih dan Sylvia Veronika Siregar (2009:4) skema bonus direksi adalah komponen penghitungan besarnya jumlah bonus yang diberikan oleh pemilik perusahaan atau para pemegang saham melalui RUPS kepada anggota direksi yang dainggap mempunyai kinerja baik setiap tahun serta apabila perusahaan memperoleh laba.
16
Menurut Ade Gunawan (2008:4) Skema bonus direksi dapat diartikan sebagai pemberian imbalan diluar gaji kepada direksi perusahaan atas hasil kerja yang dilakukan dengan melihat prestasi kerja direksi itu sendiri. Prestasi kerja yang dilakukan dapat dinilai dan diukur berdasarkan suatu penilaian yang telah ditentukan perusahaan secara objektif Menurut Blocher (2007:581) skema bonus direksi adalah kebijakan dan prosedur untuk memberikan kompensasi bonus bagi direksi yang mencakup berupa bonus atas pencapaian tujuan-tujuan kinerja untuk suatu periode. Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa skema bonus direksi adalah salah satu motif perhitungan akuntansi yang tujuanya untuk menentukan besarnya bonus yang diterima oleh direksi perusahaan. Dalam melakukan perhitungan ini tentunya didasari oleh keuntungan atau laba yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut Brigham (2009:324) menyebutkan bahwa beragam bentuk program pemberian bonus dapat dikelompokan menurut tiga aspek penting, yaitu dasar kompensasi, Sumber kompensasi, dan cara pembayaran. a. Dasar Kompensasi Ada tiga dasar yang paling umum dalam menentukan dasar kompensasi, yaitu: 1) Harga saham
17
2) Kinerja berbasis laba SBU biaya, pendapatan, laba, dan investasi 3) Balance score card b. Sumber Kompensasi Ada dua sumber pendanaan bonus yang paling umum yaitu laba SBU direksi dan sumber perusahaan secara keseluruhan yang berdasarkan total laba perusahaan. Dengan demikian rata-rata pemberian kompensasi bonus di lihat dari kinerja manajemen perusahaan yang diukur melalui laba bersih perusahaan, semakin tinggi laba yang dihasilkan maka semakin baik pula kinerja manajemen sebuah perusahaa tersebut sehingga semakin besar pula bonus yang diberikan kepada manajemen perusahaan khususnya dewan direksi. c. Cara Pembayaran Menurut Blocher (2007:587) menyebutkan bahwa dalam membayarkan bonus, ada dua cara umum yang sering dipakai oleh perusahaan yaitu pemberian secara tunai dan pemberian saham yang berupa saham biasa. Secara tunai biasanya diberikan melalui remunerasi maupun pemberian harta lain seperi fasilitas rumah, kendraan, dan lain-lain. Sedangkan apabila tidak secara tunai dapat diberikan melalui saham bonus, saham biasa, dan lainlain.
18
Dalam mengukur besarnya bonus bagi eksekutif perusahaan dalam hal ini dewan direksi, yang menjadi tolak ukur besarnya bonus yang diberikan biasanya melihat laba yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Semakin besar laba yang dihasilkan, maka semakin besar pula bonus yang diberikan. Mengingat bahwa skema bonus berdasarkan laba merupakan cara yang paling populer dalam memberikan penghargaan kepada eksekutif perusahaan, maka adalah logis bila manajer yang remunerasinya didasarkan pada tingkat laba akan memanipulasi laba tersebut untuk memaksimalkan penerimaan remunerasinya. Karena besaran bonus bagi direksi perusahaan tergantung pada jumlah laba dibagi, maka direksi yang oportunis akan berusaha mencapai jumlah laba dibagi tertentu untuk dapat memaksimalkan penerimaan bonus mereka dengan melakukan manajemen laba. Besaran maksimum bonus ditetapkan berdasarkan persentase tertentu dari laba dibagi. Dalam hal ini, laba dibagi adalah laba bersih setelah pajak dikurangi dengan laba penjualan aktiva, laba penjualan saham anak perusahaan, dan pendapatan lain-lain dari restitusi pajak tahun buku sebelumnya. Selain itu, jumlah maksimum bonus yang dibayarkan juga sangat tergantung dari persentase pencapaian laba usaha sebelum biaya bunga dan penyusutan, laba usaha sebelum biaya bunga dan laba bersih baik terhadap realisasi tahun lalu maupun anggaranya.
19
Skema bonus bagi dewan direksi memasukkan budget standard dan period year standard, dimana skema bonus didasarkan pada ukuran kinerja yang dibandingkan dengan budget tahunan dan pencapaian atas realisasi laba tahun sebelumnya. Sistem budget didasarkan pada
premis
bahwa
direksi
seharusnya
diberikan
penghargaan karena dapat mencapai target yang ditetapkan untuk periode tersebut dan memberi hukuman jika tidak mencapai target. Namun, sistem semacam ini mengandung insentif bagi direksi untuk menyusun target yang mudah dicapai dan ketika target telah ditetapkan, mereka akan melakukan apapun untuk memastikan bahwa target tersebut tercapai meskipun akan merugikan perusahaan. Direksi melalui Manajer akan memainkan realisasi anggaran atau pencapaian target, yang biasanya dilakukan melalui aktivitas manajemen laba. Mengingat ukuran kinerja utama yang dijadikan dasar perhitungan bonus direksi perusahaan adalah pencapaian laba, baik terhadap tahun lalu maupun anggarannya, maka dengan demikian dapat diduga bahwa insentif direksi untuk mencapai anggaran laba dan realiasi laba tahun sebelumnya tersebut berpengaruh terhadap aktivitas manajemen laba. Mendasarkan standar kinerja terhadap budget atau kinerja tahun lalu memiliki implikasi yang hampir sama karena budget saat ini tentunya akan sangat tergantung pada sebagian besar kinerja tahun sebelumnya. Sebagai badan usaha yang berbadan hukum, perusahaan mempunyai target-target tertentu yang terkait dengan pemenuhan
20
keuangan seperti dividen dan pajak. Untuk kepentingan itu, biasanya pemegang saham akan menetapkan tingkat pertumbuhan laba tertentu yang harus dicapai oleh perusahaan pada tahun yang akan datang. Target pertumbuhan laba tersebut akan diakomodasi pada saat penetapan anggaran perusahaan, sehingga angka anggaran laba biasanya akan ditetapkan lebih tinggi dari prognosa atau realisasi laba tahun sebelumnya. Dengan angka anggaran laba yang lebih tinggi dari laba tahun lalu, maka akan lebih realistis bagi manajemen untuk mencapai realisasi laba tahun lalu daripada mencapai anggaran laba. Disamping itu, skema bonus direksi dan komisaris yang memberikan bobot lebih besar terhadap pencapaian laba tahun lalu dibandingkan pencapaian anggaran
laba
diduga
akan
mendorong
direksi untuk
lebih
memfokuskan effort guna mencapai realisasi laba tahun lalu. Berdasarkan hal tersebut, dihipotesiskan bahwa tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh direksi lebih dipengaruhi oleh motivasi untuk mencapai laba tahun sebelumnya daripada untuk mencapai anggaran laba. Mengingat bahwa skema bonus berdasarkan laba merupakan cara yang paling populer dalam memberikan penghargaan kepada eksekutif perusahaan, maka adalah logis bila direksi yang remunerasinya didasarkan pada tingkat laba akan memanipulasi laba tersebut untuk memaksimalkan penerimaan bonus dan remunerasinya.
21
3. Jenis Usaha Menurut Recue (2008:3) jenis usaha adalah perbedaan jenis usaha yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan dalam melakukan usahanya. Secara garis besar perusahaan dapat dibagi menjadi perusahaan manufaktur dan keuangan. Ada tiga jenis usaha yang dioperasikan untuk mendapatkan keuntungan yaitu jasa, merchandising, dan bisnis manufaktur. Sedangkan menurut Anne Ahira (2009:34) yang dimaksud dengan jenis usaha adalah segala macam usaha meliputi bidang perindustrian, perdagangan, jasa dan keuangan (pembiayaan). Pengertian usaha sendiri adalah segala bentuk tindakan, perbuatan atau kegiatan ekonomi yang dilakukan untuk memperoleh laba. Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa jenis usaha adalah perbedaan konsentrasi dan bidang usaha yang dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan bisnisnya. Setiap jenis usaha memiliki karakteristik yang unik. Bisnis jasa menyediakan layanan yang dibutuhkan oleh konsumen dalam bidang jasa atau pelayanan. Bisnis merchandising menjual produk yang mereka beli dari bisnis lain untuk konsumen, dalam hal ini merchandiser membawa suatu produk bersama pelanggan. Bisnis manufaktur menjalankan usaha dengan memproduksi serta merakit barang-barang yang dibutuhkan oleh konsumen.
22
4. Profitabilitas Perusahaan Menurut Moeljadi (2006:6) profitabilitas perusahaan adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dengan menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan menggunakan modal sendiri. Sehingga dapat diketahui tingkat profitabilitas perusahaan untuk mengambil keputusan maupun untuk kepentingan lainya. Menurut Darsono (2009:58) profitabilitas perusahaan adalah kemampuan manajemen untuk memperoleh laba baik yang berupa laba kotor, laba operasi, dan laba bersih. Untuk memperoleh laba diatas rata-rata,
manajemen
harus
mampu
meningkatkan pendapatan
(revenue) dan mengurangi semua beban (expenses) atas pendapatan itu berarti manajemen harus memperluas pangsa pasar dengan tingkat harga yang menguntungkan dan menghapuskan aktifitas yang tidak bernilai tambah. Sedangkan menurut Brigham (2009:35) profitabilitas perusahaan adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilkukan oleh manajemen perusahaan. Rasio-rasio yang telah dibahas sejauh ini dapat memberikan petunjuk-petunjuk yang berguna dalam menilai ke efektifan dari operasi sebuah perusahaan, tapi rasio profitabilitas akan menunjukan kombinasi efek dari likuiditas.
23
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah suatu ukuran kemampuan perusahaan melalui manajemen perusahaan tersebut untuk menghasilkan laba. Menurut
Moeljadi
(2006:37)
menyebutkan
bahwa
dalam
mengukur tingkat profitabilitas ada beberapa rasio yang bisa dipakai yaitu gross profit margin, net profit margin, rate of return on total asset, rate of return on investment, dan return on equity. a. Gross Profit Margin Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan penjualan dalam menghasilkan laba kotor. Sehingga bisa diketahui tingkat penjualan yang berhasil dilakukan akan memberikan tingkat pendapatan yang berupa laba kotor. Rasio ini ditentukan dengan ketentuan laba kotor dibagi dengan penjualan bersih. b. Net Profit Margin Yaitu Rasio yang menunjukan kemampuan penjualan dalam menghasilkan laba bersih. Rasio ini ditentukan dengan ketentuan laba sebelum pajak (earnings after tax) dibagi dengan penjualan bersih. c. Rate Of Return on Total Asset Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan total aktiva menghasilkan laba bersih. Rasio ini ditentukan dengan ketentuan laba bersih dibagi dengan total aktiva.
24
d. Rate Of Return on Investment Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan aktiva rata-rata dalam menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini ditentukan dengan ketentuan laba setelah dipotong pajak dibagi dengan total aktiva rata-rata. e. Return On Equity Yaitu rasio yang menunjukan kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Rasio ini diukur dengan ketentuan laba setelah dipotong pajak dibagi dengan modal sendiri rata-rata. Tingkat profitabilitas suatu perusahaan dapat juga menjadi tolak ukur dalam menentukan kondisi perusahaan sehingga perusahaan dapat mengetahui
kondisinya.
Tingkat
profitabilitas
yang
tinggi
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan baik dan pengawasan berjalan dengan baik, sedangkan dengan tingkat profitabilitas yang rendah menunjukkan bahwa kinerja perusahaan kurang baik, dan kinerja manajemen tampak buruk di mata principal. Dalam mengukur profitabilitas, para pemakai laporan keuangan atau pihak-pihak yang berkepentingan biasanya menemui berbagai permasalahan seperti data didalam laporan keuangan yang telah dimodifikasi, dan lain-lain. Dalam mengukur tingkat profitabilitas, ada beberapa tolak ukur yang sangat penting karena banyak digunakan dalam menghitung rasio-rasio yang menghitung tingkat profitabilitas, yaitu aktiva dan
25
laba. Profitabilitas bisa menjadi acuan untuk melihat kondisi suatu perusahaan. Sehingga apabila tingkat profitabilitas tinggi maka para investor atau pihak-pihak lain yang berkepentingan terhadap perusahaan tersebut akan menilai bahwa perusahaan itu baik. Dengan demikian, perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan lebih disukai para investor untuk melakukan investasi dan pihak lain dengan berbagai kepentingan masing-masing. 5. Ukuran Perusahaan Menurut Dominick (2005:8) ukuran perusahaan adalah skala ukuran yang dilihat dari total aktiva suatu perusahaan atau organisasi yang menggabungkan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk di jual. Menurut Edy Suwito dan Arleen Herawaty (2005:138) ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm). Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan. Pada dasarnya
ukuran
perusahaan
hanya
terbagi dalam tiga kategori, yaitu perusahaan besar, perusahaan
26
menengah, dan perusahaan kecil. Ukuran perusahaan merupakan proksi volatilitas operasional dan inventory controlability yang seharusnya dalam skala ekonomis besarnya perusahaan menunjukkan pencapaian operasi lancar dan pengendalian persediaan. Ukuran perusahaan diproksikan dari penjualan bersih (net sales), total penjualan dalam mengukur besarnya perusahaan. Karena biaya politik cenderung lebih besar, maka perusahaan dengan tingkat penjualan yang tinggi cenderung memilih
kebijakan
akuntansi
yang
mengurangi
laba.
Jika
perusahaan sensitif terhadap variasi ukuran perusahaan, perusahaan yang lebih besar akan lebih menyukai prosedur (metode) akuntansi yang dapat menunda pelaporan laba. 6. Manajemen laba (Earning Management) Menurut Belkoui (2007:201) definisi dari manajemen laba adalah potensi penggunaan manajemen akrual dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan
pribadi
yang
dalam
praktiknya
menggunakan laporan keuangan sebagai saran untuk melakukan tindakan tersebut. Menurut Widjaja (2007:3) manajemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk menaikan atau menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya, yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas perusahaan untuk jangka panjang.
27
Menurut Sri Sulystianto (2008:6) manajemen laba didefinisikan sebagai uapaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan. Istilah mengelabui dan intervensi inilah yang dipakai sebagai dasar sebagian pihak untuk menilai manajemen laba sebagai kecurangan. Sementara pihak lain tetap mengagap aktivitas manajerial ini bukan sebagai kecurangan alasanya intervensi itu dilakukan manajer perusahaan masih dalam kerangka standar akuntansi yaitu masih menggunakan metode akuntansi dan prosedur yang diterima dan diakui secara umum. Berdasarkan penjelasan diatas maka manajemen laba dapat diartikan sebagai suatu tindakan manajemen yang mempengaruhi laba yang dilaporkan dan memberikan manfaat ekonomi yang keliru kepada perusahaan, sehingga dalam jangka panjang hal tersebut akan sangat mengganggu bahkan membahayakan perusahaan. Definisi manajemen laba mengandung beberapa aspek. Pertama intervensi manajemen laba terhadap laporan keuangan dapat dilakukan dengan penggunaan judgment, misalnya judgment yang dibutuhkan dalam mengestimasi sejumlah peristiwa ekonomi di masa depan untuk ditunjukan dalam laporan keuangan, seperti perkiraan umur ekonomis dan nilai residu aktiva tetap, tanggung jawab untuk pensiun, pajak
28
yang ditangguhkan, kerugian piutang dan penurunan nilai asset. Kedua, tujuan manajemen laba untuk menyesatkan stakeholder mengenai kinerja ekonomi perusahaan. Hal ini muncul ketika manajemen memiliki akses terhadap informasi yang tidak dapat diakses oleh pihak luar. Banyak
alasan
melakukan
manajemen
laba,
termasuk
meningkatkan kompensasi direksi yang terkait dengan laba yang dilaporkan, meningkatkan harga saham, dan usaha mendapatkan subsidi dari pemerintah. Ada sejumlah insentif utama untuk melakukan manajemen laba yaitu insentif perjanjian, dampak harga saham, dan insentif lainya (Belkoui:2006) a. Insentif perjanjian Banyak perjanjian yang menggunakan angka akuntansi. Misalnya perjanjian kompensasi direksi biasanya mencakup bonus berdasarkan laba. Perjanjian bonus biasanya memiliki batas atas dan bawah, artinya direksi tidak mendapat bonus jika laba lebih rendah dari batas bawah dan tidak mendapatkan bonus saat laba lebih tinggi dari batas atas. Hal ini berarti direksi memiliki insentif untuk meningkatkan atau mengurangi laba berdasarkan tingkat laba yang belum diubah terkait dengan batas atas dan bawah. b. Dampak Harga Saham Potensi dampak harga saham misalnya
direksi dapat
meningkatkan laba untuk menaikkan harga saham perusahaan
29
sementara sepanjang satu kejadian tertentu seperti merger yang akan dilakukan atau penawaran surat berharga, atau rencana menjual saham atau melaksanakan opsi. Direksi juga melakukan manajemen laba untuk menurunkan persepsi pasar akan risiko dan menurunkan biaya modal. c. Insentif Lain Terdapat beberapa alasan melakukan tindakan earning management
lainnya.
Laba
seringkali
diturunkan
untuk
menghindari biaya politik dan penelitian yang dilakukan badan pemerintah. Selain itu, perusahaan dapat menurunkan laba untuk memperoleh keuntungan dari pemerintah, misalnya subsidi atau proteksi dari persaingan asing. Perusahaan juga menurunkan laba untuk mengelakkan permintaan serikat buruh. Salah satu insentif lain adalah perubahan manajemen yang sering menyebabkan big bath karena beberapa alasan. Pertama, melemparkan kesalahan pada direksi yang berwenang. Kedua, sebagai tanda bahwa direksi baru harus membuat keputusan tegas untuk memperbaiki perusahaan. Ketiga, dan yang terpenting, yaitu memberikan kemungkinan dilakukannya peningkatan laba di masa depan. Dalam melakukan praktik manajemen laba, manajemen memiliki beberapa strategi dalam melaksanakan praktik ini yaitu meningkatkan laba, taking big bath, dan perataan laba.
30
a. Meningkatkan laba (increasing income) Cara ini dilakukan dengan meningkatkan laba yang dilaporkan pada periode kini untuk membuat perusahaan dipandang lebih baik. Peningkatan laba juga dimungkinkan selama beberapa periode. Pada
skenario
pertumbuhan,
akrual
pembalik
lebih
kecil
dibandingkan akrual kini sehingga dapat meningkatkan laba. Kasus yang terjadi adalah perusahaan dapat melaporkan laba yang lebih tinggi berdasarkan manajemen laba yang agresif sepanjang periode waktu yang panjang. Selain itu, perusahaan dapat melakukan manajemen laba untuk meningkatkan laba selama beberapa tahun dan kemudian membalik akrual sekaligus pada satu saat pembebanan. Pembebanan satu saat ini sering kali dilaporkan “di bawah laba bersih” (below the line) sehingga dipandang tidak terlalu relevan. b. Taking Big Bath Strategi big bath dilakukan melalui penghapusan sebanyak mungkin pada satu periode. Periode yang dipilih biasanya periode dengan kinerja yang buruk (seringkali pada masa resesi dimana perusahaan lain juga melaporkan laba yang buruk) atau peristiwa saat terjadi satu kejadian yang tidak biasa seperti perubahan manajemen, merger, atau restrukturisasi. Strategi ini juga seringkali dilakukan
setelah
strategi
peningkatan
laba
pada
periode
sebelumnya. Karena sifat big bath yang tidak biasa dan tidak
31
berulang, pemakai cenderung tidak memperhatikan dampak keuangannya. c. Perataan laba (Income smoothing) Menurut Beidelman perataan laba adalah pengurangan atau fluktuasi yang disengaja terhadap beberapa tingkatan laba yang saat ini dianggap normal oleh perusahaan (Belkoui:2007). Perataan laba merupakan bentuk umum manajemen laba. Pada strategi ini, manajer meningkatkan atau menurunkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi fluktuasinya. Perataan laba juga mencakup tidak melaporkan bagian laba pada periode baik dengan menciptakan cadangan atau bank laba dan kemudian melaporkan laba ini saat periode buruk. Manajemen laba merupakan masalah keagenan yang seringkali dipicu oleh adanya pemisahan peran atau perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan. Kedua pihak tersebut berupaya untuk lebih mengutamakan kepentingannya masing-masing daripada kepentingan perusahaan.
32
B. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitaian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu akan disebutkan untuk membandingkan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Selain untuk membandingkan juga berguna untuk menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. Berikut ini disajikan beberapa penelitian terdahulu. Tabel. 2. 1 Penelitian Terdahulu No
Judul Penelitian dan Nama Peneliti
Variabel Penelitian
Metode Analisis
Hasil Penelitian
1
Pengaruh Profitabilitas, Risiko Keuangan, Nilai Perusahaan, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Praktik Perataan Laba (Aria Farahmita dan Dhamar yudho Aji)
Profitabilitas, Risiko Keuangan, Nilai Perusahaan, Struktur Kepemilikan, dan Perataan Laba
Regresi Berganda
Profitabilitas, struktur kepemilikan Tidak Berpengaruh positif terhadap perataan laba. Risiko keuangan, Nilai perusahaan, berpengaruh positif terhadap perataan laba.
2
Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Praktik Corporate Governance dan Kompensasi Bonus
Struktur Kepemilikan, Komite Audit, Proporsi Dewan Komisaris, Ukuran KAP, Kompensasi bonus dan Manajemen laba
Regresi Berganda
Struktur kepemilikan, proporsi dewan komisaris independen dan kompensai bonus mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Sedangkan
33
No
Metode Analisis
Lanjutan Hasil Penelitian
Judul Penelitian dan Nama Peneliti Terhadap Manajemen Laba (Halima Shatila Palestin)
Variabel Penelitian
3
Pengaruh Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan, Finansial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba (Diastiti Okkarisma Dewi)
Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan, Finansial Leverage, Perataan Laba
Regresi Berganda
Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan, Financial Leverage Tidak Berpengaruh Signifikan Terhadap Tindakan Perataan laba pada perusahaan manufaktur. Financial Leverage berpengaruh signifikan terhadap perataan laba pada perusahaan keuangan
4
Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Prfitabilitas dan Leverage terhadap manajemen laba (Earning management). (Indri Wahyu Purwandari)
Komite Audit, Proporsi dan Ukuran Dewan Direksi, Proporsi Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas, Leverage, dan Manajemen Laba
Regresi Berganda
Ukuran dewan direksi, Leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Komite audit, Proporsi komisaris independen, Kepemilikan institusional, Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap mamnajemen laba
komite audit dan ukuran KAP tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba.
34
No
5
Judul Penelitian dan Nama Peneliti Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktik Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earning Management. (Sylvia Veronica N.P.Siregar dan Siddharta Utama)
Variabel Penelitian
Metode Analisis
Kepemilikan keluarga; Kepemilikan institusional; Ukuran perusahaan; Ukuran KAP;Proporsi dewan komisaris independen; Komite audit; Manajemen laba
Regresi Berganda
lanjutan Hasil Penelitian
kepemilikan keluarga, ukuran perusahaan, berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pengelolaan laba; Proporsi kepemilikan Institusional, Proporsi dewan komisaris independen memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap pengelolaan laba; Ukuran KAP, Komite Audit
berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap pengelolaan laba; positif terhadap perataan laba. Risiko keuangan, nilai perusahaan, berpengaruh positif terhadap perataan laba.
35
No
6
Judul Penelitian dan Nama Peneliti Pengaruh Struktur Kepemilikan Publik, Praktik Pengelolaan Perusahaan, Jenis Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Risiko Keuangan Terhadap Tindakan Perataan Laba (Studi Empiris pada Industri yang Listing di Bursa Efek Jakarta), (Herni dan Yulius Kurnia Susanto)
Variabel Penelitian
Metode Analisis
Struktur Regresi kepemilikan Berganda publik; Praktik pengelolaan perusahaan yang diproksikan dengan Proporsi dewan komisaris independen dan Komite audit; Jenis industri; Ukuran perusahaan; Profitabilitas; Risiko keuangan; Perataan Laba.
Lanjutan Hasil Penelitian
Struktur kepemilikan Publik, Proporsi dewan komisaris independen, Komite audit, Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap tindakan perataan laba yang oportunis. Kualitas audit berpengaruh positif signifikan terhadap tindakan perataan laba; Jenis industri berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba; Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap tindakan perataan laba yang oportunis; Risiko keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba
36
C. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar. 2.1 Kerangka Pemikiran Judul: Analisis Pengaruh Skema Bonus Direksi, Jenis Usaha, Profitabilitas Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earning Management (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur da Keuangan yang Listing Di BEI Pada tahun 2008-2010)
Fenomena-fenomena yang terjadi terkait dengan masalah earning management
Variabel Independen
Skema Bonus Direksi
Jenis Usaha
Profitabilitas Perusahaan
Ukuran Perusahaan
Variabel Dependen Earning Management (Y)
Metode Analisis Regresi Berganda
Hasil
Kesimpulan 37 37
D. Keterikatan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis Dalam merumuskan hipotesis dan keterikatan antar variabel, perlu diketahui hubungan yang terjadi diantara variabel terikat dan variabel bebas. Diantara hubungan yang terjadi adalah skema bonus direksi terhadap
earning
management,
jenis
usaha
terhadap
earning
management, profitabilitas terhadap earning management, ukuran perusahaan terhadap
earning
management, dan semua
variabel
independen secara simultan terhadap variabel dependen. Dibawah ini akan dijelaskan masing-masing hubungan tersebut. 1. Skema Bonus Direksi Terhadap Earning Management Dalam melakukan tugasnya, para direksi cenderung ingin menunjukan kinerja yang baik kepada pemilik perusahaan. Karena apabila pemilik perusahaan atau para pemegang saham sudah menilai kinerja para direksi dengan penilaian yang baik maka pemilik perusahaan akan memberikan penghargaan kepada direksi yang telah mengelola perusahaanya dengan baik. Penghargaan itu dapat berupa bonus yang diberikan kepada para direksi perusahaan. Dalam memberikan bonus kepada direksi, pemilik perusahaan akan melihat kinerja para direksi dalam mengelola perusahaanya.
Pemilik
perusahaan dalam menilai kinerja para direksi biasanya melihat laba perusahaan yang dihasilkan. Semakin besar laba yang dihasilkan, maka semakin baik citra para direksi dimata pemilik perusahaan. Oleh sebab itu, direksi memiliki kemungkinan untuk melakukan segala cara untuk
38
memaksimalkan laba perusahaan termasuk melakukan manajemen laba. Selain melihat laba yang diperoleh, pemberian bonus juga dapat dilihat melalui komponen perhitungan bonus yaitu pencapaian anggaran laba yang telah ditentukan serta melihat persentase pencapaian laba bersih terhadap laba bersih tahun lalu atau indeks trend laba bersih Ada beberapa penelitian yang telah menunjukan bahwa skema bonus direksi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap earning management, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Neneng Suryatiningsih dan Sylvia Veronika Siregar (2008). Berdasarkan uraian diatas serta mengacu pada penelitian sebelumnya maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Ha1 : Skema bonus direksi berpengaruh positif signifikan terhadap earning management. 2. Jenis Usaha Terhadap Earning Management Setiap perusahaan memiliki jenis usaha masing-masing. Ada yang memiliki konsentrasi usaha dalam bidang manufaktur, jasa, perdagangan, dan lain-lain. Setiap jenis usaha yang dilakukan oleh perusahaan tentunya memiliki risiko dan sumber keuntungan yang berbeda pula. Sehingga dengan risiko dan sumber keuntungan yang berbeda itu, kebijakan-kebijakan perusahaan pun akan berbeda. Dengan demikian tindakan earning management yang dilakukan juaga akan dilakukan dengan cara yang berbeda pula. Perusahaan
39
yang mempunyai indikasi melakukan tindakan earning management kebanyakan adalah perusahaan manufaktur yang diakibatkan bayangnya biaya dan beban yang harus dikeluarkan serta perusahaan manufaktur mempunyai sisitem perhitungan akuntansi yang rumit dan panjang. Walaupun kebijakan perusahaan berbeda tapi tujuan perusahaan sama yaitu mendapatkan keuntungan yang besar dan mendapatkan citra yang baik dimata investor dan masyarakat. Edy Suwito dan Arleen Herawaty (2005) dalam penelitianya menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara jenis usaha terhadap manajemen laba sehingga jenis usaha yang berbeda diduga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba karena setiap jenis usaha mempunyai tujuan yang sama. Sedangkan Ashari et. al dalam Edy Suwito dan Arleen Herawaty (1994) menyatakan bahwa jenis usaha berpengaruh signifikan terhadap earning management. Berdasarkan uraian diatas dan beberapa penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut: Ha2
:
Jenis
usaha
berpengaruh signifikan
terhadap
earning
management. 3. Profitabilitas Perusahaan Terhadap Earning Management Pemilik perusahaan cenderung menuntut manajemen untuk mencapai profitabilitas yang tinggi. Karena apabila profitabilitas tinggi maka citra perusahaan dimata masyarakat dan investor serta pihak-
40
pihak yang berkepentingan lainya akan baik. Apabila manajemen mampu mencapai target dari pemilik perusahaan yaitu menaikan profitabilitas perusahaan maka manajemen akan dianggap mempunyai kinerja baik. Perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah cenderung melakukan tindakan earning management dengan tujuan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. Manajemen cenderung akan melakukan aktivitas tersebut karena dengan laba yang rendah maka profitabilitas perusahaan juga akan rendah bahkan menderita kerugian sehingga akan memperburuk kinerja manajemen di mata pemegang saham atau principal yang nantinya akan memperburuk citra perusahaan di mata publik. Oleh karena itu, apabila profitabilitas perusahaan rendah, maka ada kecenderungan terjadinya praktik manajemen
laba.
Namun
apabila
profitabilitas
tinggi
maka
kecenderungan praktik earning management akan berkurang. Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Tri Widyastuti (2009) menyimpulkan bahwa profitabilitas perusahaan mempunyai pengaruh yang positif terhadap earning management. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: Ha3 : Profitabilitas perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap earning management.
41
4. Ukuran Perusahaan Terhadap Earning Management Ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi untuk alasan yang berbeda. Pertama, ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Meskipun mereka memiliki akses, biaya peluncuran dari penjualan sejumlah kecil sekuritas dapat menjadi penghambat. Jika penerbitan sekuritas dapat dilakukan, sekuritas perusahaan kecil mungkin kurang dapat dipasarkan sehingga membutuhkan penentuan harga sedemikian rupa agar investor mendapatkan hasil yang memberikan return lebih tinggi secara signifikan. Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawarmenawar dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk hutang, termasuk penawaran spesial yang lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan perusahaan kecil. Semakin besar jumlah uang yang digunakan, semakin besar kemungkinan-kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang sesuai dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak standar hutang. Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba. Pada akhirnya, ukuran perusahaan diikuti oleh karakteristik lain yang mempengaruhi
42
struktur keuangan. Karakteristik lain tersebut seperti perusahaan sering tidak mempunyai staf khusus, tidak menggunakan rencana keuangan, dan tidak mengembangkan sistem akuntansi mereka menjadi suatu sistem manajemen. Ukuran perusahaan dapat ditentukan berdasarkan penjualan, total aktiva, tenaga kerja, dan lain-lain yang semuanya berkorelasi tinggi serta dapat menggambarkan ukuran sebuah perusahaan. Ukuran perusahaan akan mempengaruhi struktur pendanaan perusahaan yang diperoleh dari modal sendiri maupun hasil pinjaman atau kredit. Hal ini menyebabkan kecenderungan perusahaan memerlukan dana yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Kebutuhan akan pendanaan yang lebih besar memiliki kecenderungan bahwa perusahaan menginginkan pertumbuhan dalam laba. Sri Hastuti dan Ponty Sya’banto Putra Hutama (2010) dalam
penelitianya menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap earning management. Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka hipotesis yang dapat disimpulkan adalah:
Ha4 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap earning management.
43
5. Skema Bonus Direksi, Jenis Usaha, Profitabilitas Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earning Management Setelah melihat analisa masing-masing hubungan antar variabel secara parsial serta beberapa penelitian terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan adalah: Ha5 : Skema bonus direksi, profitabilitas perusahaan, dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap earning management.
44
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Data tersebut dapat berupa laporan keuangn yang dipublikasikan oleh perusahaan, laporan tahunan perusahaan, laporan hasil RUPS, dan lain-lain. Adapun data sekunder dalam
penelitian ini adalah laporan
keuangan tahunan dan laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan setiap tahun pada periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Data diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan tahunan perusahaan yang diambil dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu
www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory (ICMD),
JSX Statistics, Fact Book dan diambil langsung dari BEI.
B. Teknik Penentuan Sampel Populasi yang dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dan keuangan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode pengamatan penelitian dilakukan dari 2008 sampai dengan tahun 2010. Penentuan perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu yang dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut: 45
45
1. Perusahaan manufakt ur dan keuangan yang listing di Bursa Efek Indonesia dar i tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. 2. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 3. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan berakhir pada tanggal 31 Desember selama periode pengamatan tahun 2008 sampai dengan 2010. 4. Perusahaan yang selalu memperoleh keuntungan selama periode pengamatan. 5. Perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah dalam menyusun laporan keuanganya.
C. Teknik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data, sumber data menjadi hal penting dalam menentukan teknik pengumpulan data. Ada dua macam sumber data yang bisa digunakan dalam penelitian, yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:146) data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui media perantara yang secara khusus dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dalam mengumpulkan data primer peneliti mendapatkan data langsung dari responden yang menjadi sampel penelitianya dengan membagikan
46
kuisioner kepada responden untuk di isi. Dalam menggunakan data primer, peneliti biasanya mengalami banyak kendala seperti kuisioner yang dikirim tidak kembali, data yang tidak valid, dan lain-lain. Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:147) data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau telah diperoleh dan dicatat oleh pihak lain yang umumya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan atau yang tidak dipublikasikan. Data sekunder lebih mudah untuk diperoleh karena sudah tersedia dan peneliti tinggal mengolah data tersebut. Dalam menggunakan data sekunder peneliti harus lebih hati-hati karena suatu data yang dilaporkan sumber yang berbeda ada kemungkinan datanya juga berbeda. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini dilakukan dengan cara: 1. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan. Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara lain berupa jurnal, buku, skripsi dan thesis. 2. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format elektronik. Data ini antara lain berupa laporan keuangan yang di publikasikan di situs BEI yang berupa file komputer dari internet.
47
D. Teknik Analisis 1. Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus, dan lain-lain. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan variabel-variabel dalam penelitian ini. Statistik deskriptif akan memberikan gambaran umum dari setiap variabel penelitian. Alat analisis yang digunakan adalah nilai rata-rata (mean), distribusi frekuensi, nilai minimum dan maksimum, nilai rata-rata serta nila i st andar devias i. Data yang diteliti akan dikelompokkan yaitu earning management, skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan, dan ukuran perusahaan. 2. Uji Asumsi Dasar Dalam uji asumsi dasar akan menggunakan uji normalitas yang bertujuan untuk mengetahui kenormalan distribusi populasi data. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, penelitian ini menggunakan analisis statistik. Analisis statistik merupakan alat statistik yang sering digunakan untuk menguji normalitas residual yaitu uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov. Dalam mengambil keputusan dilihat dari hasil uji K-S, jika nilai probabilitas signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi secara normal. Sebaliknya,
jika nilai
48
probabilitas signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi secara normal. 3. Uji Asumsi Klasik Suatu model regresi berganda yang digunakan untuk menguji hipotesa harus memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik tersebut terdiri dari uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. Berikut akan dijelaskan masing-masing uji asumsi klasik tersebut. a. Uji Multikolinearitas Multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model regresi. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi hubungan atau korelasi diantara variabel independen yang digunakan. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance (tolerance value) dan nilai variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas
lainnya. Nilai
cutoff yang umum digunakan adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF diatas 10. Apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 atau nilai VIF kurang dari 10 maka dapat dikatakan
49
bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel dalam model regresi. b. Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas
adalah
keadaan
dimana
terjadi
ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka dapat disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.
Model regresi
yang
baik
adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas, penelitian ini menggunakan uji Spearman’s Rho. Uji Spearman’s Rho dilakukan dengan meregres masingmasing variabel independen terhadap unstandardized residual. Dalam pengambilan keputusan dapat dilihat dari koefisien parameter, jika nilai probabilitas signifikansinya di atas 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi
heterokedastisitas.
Namun
sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya di bawah 0,05 maka dapat dikatakan telah terjadi heterokedastisitas.
50
c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah
dalam
model regresi
linear
ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya. Model regresi
yang
baik
adalah
regresi yang bebas
dari
autokorelasi (Ghozali, 2005). Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW test). Uji autokorelasi dengan Durbin-Watson (DW test) hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel
lag
diantara
variabel
independen.
Pengambilan
keputusan ada atau tidaknya autokorelasi, yaitu: nilai DW < dl
= ada korelasi positif
dl < nilai DW < du
= tidak dapat disimpulkan
du < nilai DW < 4-du
= tidak ada autokorelasi
4 – du < nilai DW < 4 – dl
= tidak dapat disimpulkan
nilai DW > 4 – dl
= ada korelasi negatif
51
4. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Model regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Model Regresi Berganda: ΕΜit = α0 + α1 SKBit + α2 JUit + α3 PROit + α4 SIZEit + e0 (1) Keterangan : α
=
Constant
EM
=
Earning Management
SKB
=
Skema Bonus Direksi
JU
=
Jenis Usaha
PRO
=
Profitabilitas
SIZE
=
Ukuran Perusahaan
e
=
Error Term
Analisis terhadap hasil regresi dilakukan melalui langkah-langkah analisis korelasi ganda (R), analisis koefisien determinasi (R2), uji koefisien regresi secara parsial (uji t), dan uji koefisien regresi secara simultan (Uji F). Berikut akan dijelaskan analisis-analisis tersebut: a. Analisis Korelasi Ganda (R) Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak. Koefisien ini menunjukan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel independen secara serentak
52
terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah. Menurut sugiyono dalam Duwi Priyanto (2010) pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai berikut: 0,00 – 0,199 = Sangat Rendah 0,20 – 0,399 = Rendah 0,40 – 0,599 = Sedang 0,60 – 0,799 = Kuat b. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Analisis Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen.. Apabila R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikit pun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikit pun variasi variabel dependen. Sebaliknya, apabila R2 sama dengan 1 maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100% variasi variabel dependen.
53
c. Uji t Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2005). Uji t dapat dilakukan dengan melihat nilai probabilitas signifikansi t masing-masing variabel yang terdapat pada output hasil regresi menggunakan SPSS. Jika nilai probabilitas signifikansi t lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang kuat antara variabel independen terhadap variabel dependen. d. Uji F Uji F Digunakan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan sudah tepat. Ketentuan yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut: 1) Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig. < 0, 05), maka model penelitian dapat digunakan atau model tersebut sudah tepat. 2) Jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi (Sig. > 0,05), maka model penelitian tidak dapat digunakan atau model tersebut tidak tepat. 3) Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Jika nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka model penelitian sudah tepat.
54
Selain untuk mengetahui ketepatan suatu model regresi, uji F juga digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen.
E. Operasional Variabel Penelitian Dalam menganalisa dan mengukur hipotesis, variabel dan operasionalisasinya sangat dibutuhkan. Dalam penelitian ini digunakan beberapa varibel yaitu variabel terikat (dependen) yang terdiri dari earning management atau manajemen laba dan variabel bebas (independen) yang terdiri dari skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan, dan ukuran perusahaan. Variabel-variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel Terikat Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:63) Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.
Variabel terikat
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Menurut Sri Sulystianto (2008:6) manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan.
55
Dalam penelitian ini, earning management diukur dengan discretionary accrual. Ada beberapa model yang yang bisa digunakan untuk mengukur earning mangement berdasar discretionary accrual ini yaitu The Healy Model, The De Angelo model, The Jones model, The modified Jones model, Kang and Sivaramakrishnan Model dan The Industry Model. Penelitian ini menggunakan The Modified Jones Model. Modified Jones Model memproksikan discretionary accrual yang diperoleh dari total accrual dikurangi nondiscretionary accrual. Untuk mengetahui nilai discretionary accrual Terlebih dahulu dilakukan pengukuran total akrual dengan rumus: TACCit
IFOit
CFOit
(2)
Dimana: TACCit
= Total akrual
IFOit
= Laba operasi
CFOit
= Arus kas bersih dari aktivitas operasi
Kemudian dilakukan perhitungan nondiscretionary accrual sebagai berikut: TACCi ,t
1
(1 / ASSETi ,t 1 )
2
( REVi ,t
RECi ,t )
3
PPEi ,t
i ,t
(3)
Dimana: TACCit
= Total akrual tahun t
ASSETt-i
= Total aset tahun t–1.
56
∆REVit
= Perubahan pendapatan antara tahun t dengan t-1 yang diskala dengan total asset t-1
∆RECit
= Perubahan piutang usaha bersih tahun t dengan t-1 yang diskala dengan total aset t-1
PPEit
= Aktiva tetap tahun t yang diskala dengan total aset t–1
e
= Error Term Persamaan (3) diestimasi setiap tahun untuk industri manufaktur
dan perusahaan keuangan. Estimasi yang diperoleh dari persamaan regresi tersebut digunakan untuk mengestimasi akrual nondiskresioner (NDACC). Selanjutnya, discretionary accrual diestimasi sebagai berikut: DACCit
TACCit
NDACC it
.
(4)
Dimana: DACC
= Discretionary accrual
TACC
= Total accrual
NDACC
= Nondiscretionary accrual
2. Variabel Bebas Menurut Puguh Suharso (2009:38) variabel bebas (independen) adalah variabel yang dapat
mempengaruhi perubahan dalam
variabel terikat dan yang mempunyai hubungan yang positif atau negatif.
57
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan dan ukuran perusahaan. a. Skema Bonus Direksi
Skema bonus direksi adalah komponen penghitungan besarnya jumlah bonus yang diberikan oleh pemilik perusahaan atau para pemegang saham melalui RUPS kepada anggota direksi setiap tahun apabila perusahaan memperoleh laba (Neneng Suryatiningsih, 2009). Tidak semua komponen perhitungan bonus direksi digunakan dalam penelitian ini karena ketidaktersediaan data. Penelitian ini hanya menggunakan satu komponen perhitungan yaitu indeks trend laba bersih. Indeks trend laba bersih (ITRENDLB) dihitung berdasarkan persentase pencapaian Laba Bersih tahun t terhadap Laba Bersih tahun t–1. b. Jenis usaha
Menurut Recue (2008:3) jenis usaha adalah perbedaan jenis usaha yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan dalam melakukan usahanya. Secara garis besar perusahaan dapat dibagi menjadi perusahaan manufaktur dan keuangan. Ada tiga jenis usaha yang dioperasikan untuk mendapatkan keuntungan yaitu jasa, merchandising, dan bisnis manufaktur. Dalam melakukan operasinya perusahaan mempunyai jenis usaha yang berbeda-beda, tapi
58
meskipun jenis usaha yang berbeda perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh keuntungan. Sampel penelitian ini juga dikategorikan ke dalam dua kelompok usaha, yaitu kelompok usaha manufaktur dan kelompok usaha lembaga keuangan. Berdasarkan pengelompokan dalam IDX Watch, yang merupakan kelompok usaha lembaga keuangan adalah bank, multi finance, insurance. Yang termasuk dalam kelompok usaha manufaktur adalah industri dasar dan kimia, aneka andustri, dan industri barang konsumsi. Variabel ini diukur dengan menggunakan dummy variable, kelompok usaha manufaktur diberi nilai 1 sedangkan kelompok usaha keuangan diberi nilai 0. c. Profitabilitas Perusahaan
Menurut Moeljadi (2006:54) profitabilitas perusahaan adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, baik dengan menggunakan seluruh aktiva yang ada maupun dengan menggunakan modal sendiri. Sehingga dapat diketahui tingkat profitabilitas perusahaan untuk mengambil keputusan maupun untuk kepentingan lainya Rasio profitabilitas (profitability ratio) adalah rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi (Van Horne, 2005). Pada penelitian ini, proksi yang digunakan yaitu Return on Asset (ROA) yang menunjukkan tingkat pengembalian atas aktiva.
59
Pengukuran variabel ini adalah rasio antara laba bersih dengan total aktiva sehingga didapat persentase. Rasio profitabilitas diukur dengan rumuus: Perputaran total aktiva (ROA) = d. Ukuran Perusahaan
Menurut Eddy Suwito dan Arleen Herawaty (2005:138) Ukuran
perusahaan
adalah
suatu
skala
dimana
dapat
diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium-size) dan perusahaan kecil (small firm). Untuk mengukur variabel ukuran perusahaan, ada beberapa skala yang bisa dilakukan. Bisa dengan melihat total asset yang dimiliki perusahaaan atau agar lebih memudahkan dalam memproses data dalam penelitan bisa juga melogaritma total asset tersebut. Dalam penelitian ini variabel ini diukur dengan menggunakan Ln total asset karena untuk memudahkan proses perhitungan regresi dalam penelitian ini. Skala pengukuran menggunakan skala rasio.
60
Berdasarkan uraian diatas tentang operasional variabel, maka operasional variabel dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel. 3.1 Operasionalisasi Variabel N o 1
2
Variabel
Skala Pengukuran Skala Rasio
Earning DACCit TACCit NDACC it management (Riahi dan Belkoui, 2007) Skema Indeks Trend Skala Rasio Bonus Laba Bersih = Persentase Direksi pencapaian (Neneng Laba Bersih Suryatiningsi tahun t h, 2009) terhadap Laba Bersih tahun t–1
3
Jenis Usaha (Diastiti Okkarisma Dewi,2010)
4
Profitabilitas Perusahaan (Moeljadi, 2006) Ukuran Perusahaan (Eddy Suwito dan Arleen Herawaty, 2005)
5
Indikator
Kelompok usaha manufaktur Skala Nominal diberi nilai 1 sedangkan kelompok usaha keuangan diberi nilai 0 Skala Rasio
Ln Total Aktiva
Skala Rasio
61
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini mengambil sampel perusahaan yang tergolong dalam perusahaan manufaktur dan perusahaan keuangan yang dikelompokan menurut tabulasi data di bursa efek indonesia. Dalam pengambilan sampel, perusahaan yang dijadikan sampel harus memenuhi kriteria-kriteria seperti yang telah dijelaskan dalam kriteria pemilihan sampel yang telah dijelaskan sebelumnya. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 91 yang terdiri dari 47 perusahaan manufaktur dan 44 perusahaan keuangan perusahaan yang listing di BEI dengan periode pengamatan selama 3 tahun sehingga diperoleh data observasi sebanyak 273. Kriteria-kriteria perusahaan yang djadikan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4.1 dibawah ini: Tabel. 4.1 Prosedur pemilihan sampel Keterangan Populasi perusahaan manufaktur dan keuangan yang listing di BEI dari tahun 2008-2010 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan secara konsisten pada tahun 20082010 Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam menyusun laporan keuanganya
Jumlah Perusahaan
204
(28)
(22)
62
62
Lanjutan Perusahaan yang mengalami kerugian Perusahaan yang tidak menyajikan data secara lengkap Perusahaan yang dijadikan sampel Sumber: Data sekunder yang telah diolah
(34) (29) 91
B. Analisis dan Pembahasan 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Sebelum melakukan pengujian secara kemaknaan pengaruh variabel skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap tindakan earning management, terlebih dahulu akan ditinjau mengenai deskripsi variabel penelitian dengan analisis statistik deskriptif. Hasil analisis statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel. 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum Maximum -1.9442 1.1327
Mean Std. Deviation -.187218 .4552904
EM
273
SKB
273
.0933
13.9930
1.648474
1.5918583
JU
273
.0000
1.0000
.516484
.5006460
PRO
273
.0003
.2569
.053503
.0518246
SIZE
273
25.3149
33.7398
28.712810
2.0201185
Valid N (listwise)
273
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa data observasi yang menjadi sampel adalah sebanyak 273. Selain itu dapat diketahui juga bahwa variabel EM (earning management) memiliki nilai paling rendah sebesar -1.9442 dan memiliki nilai tertinggi sebesar 1.1327 63
dengan nilai rata-rata sebesar -0.187218, sedangkan standar deviasinya sebesar 0.4552904. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa sebaran data untuk variabel earning management tergolong baik karena dibawah 2,5. Dari tabel diatas juga dapat diketahui bahwa variabel SKB (skema bonus direksi) memiliki nilai paling rendah sebesar 0.0933 dan memiliki nilai tertinggi sebesar 13.9930, dengan nilai rata-ratanya sebesar 1.648474, sedangkan standar deviasinya sebesar 1.5918583. Variabel JU (jenis usaha) yang diukur dengan dummy variable menghasilkan nilai paling rendah 0.0000 dan nilai tertinggi sebesar 1.0000 dengan rata-rata 0.516484, sedangkan standar deviasinya sebesar 0.5006460. Dari tabel tersebut juga dapat diketahui bahwa variabel PRO (profitabilitas perusahaan) memiliki nilai terendah sebesar 0.0003 dan memiliki nilai tertinggi sebesar 0.2569 dengan nilai rata-rata sebesar 0.053503, sedangkan standar deviasinya sebesar 0.0518246. Dengan demikian perusahaan yang dijadikan sampel merupakan perusahaan yang cukup profitabel karena memiliki nilai rata-rata yang positif atau tidak sama dengan nol. Terakhir adalah variabel SIZE (ukuran perusahaan), variabel tersebut memiliki nilai terendah sebesar 25.3149 dan memiliki nilai tertinggi sebesar 33.7398 dengan nilai rata-rata sebesar 28.712810, sedangkan standar deviasinya sebesar 2.0201185. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata perusahaan
64
yang dijadikan sampel dalam penelitian ini merupakan perusahaan yang besar. 2. Hasil Uji Asumsi Dasar Hasil uji asumsi dasar yaitu uji normalitas dapat diketahui dari nilai signifikansi unstandardized residual pada tabel dibawah ini: Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Residual 273 .0000000 . 33399221 .071 .071 -.044 1.179 .124
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa nilai KolmogorovSmirnov adalah 1.179 dan signifikansinya adalah 0.124. Hal ini berarti data residual terdistribusi secara normal karena tingkat signifikansinya diatas 0.05 yang berarti model regresi tidak memiliki masalah normalitas data atau data yang digunakan terdistribusi secara normal. Selain melihat dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov diatas, kenormalan distribusi data juga dapat dilihat melalui histogram dan grafik normal probability plot dibawah ini:
65
Gambar. 4.1 Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram Normality
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Gambar. 4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Probability Plot
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Dari gambar 4.1 tersebut dapat diketahui distribusi data yang teratur dengan membentuk garis yang menyerupai lonceng, hal ini
66
dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Dari gambar 4.2 atau grafik normal probability plot diatas diketahui bahwa sebaran data tersebar secara teratur mendekati garis, hal ini berarti bahwa data terdistribusi secara normal. 3. Hasil Uji Asumsi Klasik Agar model regresi yang dipakai dalam penelitian ini secara teoritis menghasilkan nilai yang sesuai, terlebih dahulu data harus memenuhi uji asumsi klasik. Hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan adalah uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. a. Hasil Uji Multikolinearitas Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel. 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model 1
SKB JU PRO SIZE
a.
Collinearity Statistics Tolerance VIF .980 1.020 .664 .765 .825
1.506 1.307 1.213
Dependent Variable: EM
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Dari tabel 4.4 diatas dapat diketahui nilai tolerance masingmasing variabel diatas 0.01 dan nilai VIF masing-masing variabel juga dibawah 10 dan mendekati 1. Maka dapat disimpulkan bahwa
67
tidak ada masalah multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi dalam penelitian ini. b. Hasil Uji Heterokedastisitas Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat dari gambar dibawah ini: Tabel. 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Spearman’s Rho
Spear man's rho
Correlations Unstand ardized Residual SKB JU PRO SIZE Unstandardized Correlation 1.000 -.059 .003 -.013 .009 Residual Coefficient Sig. (2-tailed) . .328 .962 .833 .883 N 273 273 273 273 273 SKB Correlation -.059 1.000 .040 .235** -.038 Coefficient Sig. (2-tailed) .328 . .510 .000 .533 N 273 273 273 273 273 JU Correlation .003 .040 1.000 .492** Coefficient .398** Sig. (2-tailed) .962 .510 . .000 .000 N 273 273 273 273 273 PRO Correlation -.013 .235** .492** 1.000 Coefficient .281** Sig. (2-tailed) .833 .000 .000 . .000 N 273 273 273 273 273 SIZE Correlation .009 -.038 - 1.000 ** ** Coefficient .398 .281 Sig. (2-tailed) .883 .533 .000 .000 . N 273 273 273 273 273
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data Sekunder yang Telah Diolah Dari tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi masing-masing variabel independen terhadap unstandardized residual memiliki nilai diatas 0.05 yang berarti model regresi tidak memiliki masalah heterokedastisitas.
68
c. Hasil Uji Autokorelasi Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson dari tabel dibawah ini: Tabel. 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson Model Summaryb
Model 1
R
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
the Estimate
Watson
R Square a
.680
.462
.454
.3364755
1.911
a. Predictors: (Constant), SIZE, SKB, PRO, JU b. Dependent Variable: EM
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa nilai DurbinWatson sebesar 1.911. Nilai tersebut berada diantara du dan 4-du, atau digambarkan sebagai berikut: Gambar. 4.3 Posisi Nilai Durbin-Watson
0
dl 1,7279
du 1,8094
4-du 2,1906
4-dl 2,2721
Nilai D-W 1,911 Sumber: Data sekunder yang telah diolah Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah autokorelasi dalam model penelitian ini.
69
4. Hasil Uji Koefisien Determinasi dan Korelasi Ganda Hasil uji koefisien determinasi dilihat dari nilai R Square pada tabel dibawah ini: Tabel. 4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi b
Model Summary
Model 1
R
R Square a
.680
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
the Estimate
Watson
.462
.454
.3364755
1.911
a. Predictors: (Constant), SIZE, SKB, PRO, JU b. Dependent Variable: EM
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Dari tabel 4.7 diatas diketahui bahwa nilai R Square adalah sebesar 0,462. Hal ini berarti bahwa sebesar 46,2% variabel dependen atau earning management dipengaruhi oleh variabel independen yaitu skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan, dan ukuran perusahaan. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 53,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel independen dalam penelitian ini seperti asimetri informasi, praktik good corporate governance, komite audit, status internasional perusahaan, dan lain-lain. Dari tabel 4.7 diatas juga diketahui bahwa nilai R adalah 0.680 yang berarti bahwa terjadi hubungan yang kuat antara skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan, dan ukuran perusahaan terhadap earning management.
70
5. Hasil Uji t Hasil uji t dapat dilihat dari nilai signifikansi skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan, dan ukuran perusahaan pada tabel dibawah ini: Tabel. 4.9 Hasil Uji t a
Coefficients
Model 1 (Constant ) SKB JU PRO SIZE a.
Unstandardized Coefficients B Std. Error -1.365 .380 .037 -.610 -2.473 .044
Standardize d Coefficients Beta
.016 .041 .509 .013
.129 -.671 -.281 .193
t -3.595
Sig. .000
2.271 -14.893 -4.860 3.359
.024 .000 .000 .001
Dependent Variable: EM
Sumber: Data sekunder yang telah diolah Dari tabel 4.9 diatas diketahui bahwa nilai signifikansi masing-masing variabel independen mempunyai nilai dibawah 0.05 yang berarti bahwa secara parsial variabel independen yaitu skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu earning management.
71
6. Hasil Uji F Hasil uji F dapat diketahui dari nilai F dan tingkat signifikansinya pada tabel dibawah ini: Tabel 4.10 Hasil Uji F b
ANOVA
Model 1 Regression
Sum of Squares 26.041
4
Mean Square 6.510
.113
df
Residual
30.342
268
Total
56.383
272
F 57.503
Sig. a .000
a. Predictors: (Constant), SIZE, SKB, PRO, JU b. Dependent Variable: EM
Sumber: Data Sekunder yang telah diolah Dari tabel 4.8 diatas diketahui bahwa nilai F adalah sebesar 57,503 dengan nilai signifikansi 0.000. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap earning management, hal ini karena taraf signifikansinya lebih kecil dari 0.05.
72
7. Interpretasi Hasil a. Pengaruh Secara Parsial 1) Pengaruh skema bonus direksi terhadap earning management Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan
dapat
diketahui bahwa skema bonus direksi berpengaruh positif signifikan terhadap earning management. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Neneng Suryatiningsih dan Syilvia Veronica Siregar (2008) yang menyatakan bahwa skema bonus direksi berpengaruh positif terhadap earning management. Hasil yang diperoleh tersebut mengindikasikan bahwa jika remunerasi direksi tergantung pada bonus yang dilihat dengan pencapaian laba bersih, maka mereka akan berusaha meningkatkan nilai bonus saat ini dengan cara melaporkan laba yang besar. 2) Pengaruh jenis usaha terhadap earning management Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan
dapat
diketahui bahwa jenis usaha berpengaruh negatif signifikan terhadap earning management, hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Eddy Suwito dan Arleen Herawaty (2005)
yang
menyatakan
jenis
usaha
tidak
berpengaruh signifikan terhadap earning management. Tetapi hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ashari et. Al (1994) yang menyatakan bahwa
73
jenis
usaha
berpengaruh
signifikan
terhadap
earning
management. Hasil ini mengindikasikan bahwa setiap jenis usaha yang berbeda berpengaruh secara signifikan terhadap earning management yang diakibatkan karena setiap jenis perusahaan memiliki risiko dan sumber keuntungan yang berbeda sehingga tindakan earning management juga akan tetap dilakukan dengan cara yang berbeda demi menaikan laba, menurunkan laba, dan meratakan labanya. 3) Pengaruh profitabilitas terhadap earning management Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap earning management. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Tri Widyastuti (2009) yang juga menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap earning management. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa semakin tinggi profitabilitas sebuah perusahaan maka tindakan earning management juga akan mengalami penurunan. Hal ini diakibatkan karena dengan tingkat profitabilitas yang tinggi perusahaan sudah mempunyai citra yang baik sehingga tidak perlu melakukan tindakan earning management, tapi sebaliknya apabila profitabilitas perusahaan rendah maka perusahaan akan memiliki citra yang
74
kurang baik sehingga demi menaikan citranya perusahaan diduga akan melakukan tindakan earning management. 4) Pengaruh ukuran perusahaan terhadap earning management Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap earning management, hasil penelitian ini konsisten dengan penelitan yang telah dilakukan oleh Sri Hastuti dan Sya’banto Putra Hutama (2010) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap earning management. Hal ini berarti semakin besar ukuran sebuah perusahaan maka tindakan earning management diduga juga sering dilakukan karena perusahaan besar cenderung menjadi sorotan masyarakat luas, sehingga akan merasa risau kalau mendapatkan laba yang kecil sehingga tindakan earning management cenderung dilakukan dan apabila perusahaan besar mengalami pencapaian laba yang tidak stabil maka akan menjadi kerugian bagi perusahaan tersebut karena akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan kredit maupun investor. Oleh karena itu perusahaan akan berusaha meratakan labanya.
75
b. Pengaruh Skema Bonus Direksi, Jenis Usaha, Profitabilitas Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan Secara Simultan Terhadap Earning Management Dari hasil uji F yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan, dan ukuran perusahaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap earning management. Hal ini berarti bahwa semua variabel independen dalam penelitian ini mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap earning management.
76
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Skema bonus direksi berpengaruh positif signifikan terhadap earning management. 2. Jenis usaha berpengaruh negatif
signifikan
terhadap
earning
management. 3. Profitabilitas perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap earning management. 4. Ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap earning management. 5. Skema bonus direksi, jenis usaha, profitabilitas perusahaan, dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap earning management. B. Implikasi Berdasarkan
hasil
penelitian,
maka
penelitian
ini
dapat
di
implikasikan kepada pihak-pihak yang yang berkepentingan seperti investor, kreditur, manajemen perusahaan, dan masyarakat luas.
77
77
1. Investor Para investor harus lebih hati-hati dalam mempertimbangkan untuk melakukan investasi terutama terhadap perusahaan yang mempunyai skema bonus tinggi, profitabilitas yang kecil, dan mempunyai ukuran sebagai perusahaan besar. Para investor bisa memliih perusahaan mana yang menurut mereka baik untuk investasi serta dapat mengetahui tindakan earning management yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dengan melihat faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya. 2. Kreditur Kreditur
harus
lebih
hati-hati dalam
memutuskan untuk
memberikan kredit terhadap perusahaan yang mempunyai skema bonus tinggi, profitabilitas yang kecil, dan mempunyai ukuran yang besar karena laba yang dilaporkan ada indikasi hasil modifikasi dari tindakan earning management. Kreditur juga dapat mempunyai pengetahuan tentang tindakan earning management yang dilakukan oleh manajemen perusahaan, sehingga dapat memutuskan untuk memberikan kredit
atau tidak apabila ada perusahaan yang
mengajukan kredit. 3. Manajemen Perusahaan Manajemen perusahaan harus lebih jujur dalam melaporkan laporan keuanganya sehingga masyarakat dan para pengguna laporan keuangan tersebut tidak merasa dibohongi dan tidak mengalami
78
penyesalan dikemudian hari. Manajemen perusahaan juga dapat mengetahui bagaimana menghindari praktik earning management, sehingga perusahaan yang dikelolanya dapat meminimalkan tindakan earning
management.
Karena
dengan
meminimalkan
earning
management, perusahaan akan lebih mudah dalam mendapatkan investor, kreditur, dan kepercayaan masyarakat serta dapat terhindar dari citra buruk yang diakibatkan praktik earning management. 4. Pemerintah Pemerintah harus lebih hati-hati dan teliti terhadap perusahaan yang melaporkan labanya dalam jumlah yang tidak wajar karena ada indikasi laba tersebut hasil modifikasi melalui tindakan earning management
yang
bertujuan untuk
mengurangi
beban pajak
penghasilan yang menjadi kewajiban mereka. Pemerintah juga dapat mengetahui tingkah laku manajemen perusahaan dalam mengolah laba yang
dilaporkan
sehingga
pemerintah
dapat
mengusut
dan
menjatuhkan sanksi apabila menemukan perusahaan yang melaporkan laba hasil modifikasi untuk meminimalkan pajak penghasilan yang merupakan kewajiban perusahaan. 5. Pihak Akademis Pihak akademis dapat memperluas teori-teori yang berhubungan dengan earning management serta harus lebih bijaksana dalam mengeluarkan
contoh-contoh
perusahaan
mana
yang
diduga
melakukan tindakan earning management. Penelitian ini dapat
79
memberikan manfaat dalam dunia akademis khususnya dalam ilmu pengetahuan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan teoriteori yang berhubungan dengan earning management dan cara menghindari serta kerugian yang ditimbulkanya. 6. Masyarakat Luas Masyarakat harus lebih hati-hati dalam berhubungan dengan perusahaan yang mempunya skema bonus tinggi, profitabilitas rendah, dan ukuran sebagai perusahaan besar karena cenderung melakukan tindakan earning management. Masyarakat mempunyai banyak kepentingan terhadap perusahaan dan juga masyarakat dapat menilai perusahaan tersebut untuk dijadikan sebagai acuan dalam megambil keputusan dalam bidang pekerjaan, kemitraan, dan lain-lain. 7. Peneliti Sendiri Dengan melakukan penelitian ini, peneliti bisa menambah pengetahuan dan wawasan mengenai praktik earning management serta cara-cara menghindarinya. Selain itu, peneliti juga bisa mengetahui sejauh mana perusahaan-perusahaan melakukan tindakan earning management dilihat dari variabel-variabel yang diteliti. Dengan mengetahui perusahaan-perusahaan yang diduga melakukan tindakan earning management, peneliti dapat memberikan masukan kepada orang-orang yang dikenal untuk lebih bijaksana dalam berhubungan dengan perusahaan-perusahaan yang akan menjadi target mereka dalam bidang pekerjaan maupun kemitraan.
80
C. Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian, peneliti akan mengalami kendalakendala yang akan menyebabkan adanya keterbatasan atau kekurangan didalam penelitian yang dilakukanya. Begitu juga dengan penelitian ini yang
memiliki
keterbatasan-keterbatasan.
Berikut
keterbatasan-
keterbatasan dalam penelitian ini. 1. Penelitian ini hanya menggunakan dua jenis perusahaan sebagai sampel, yaitu manufaktur dan keuangan. 2. Periode pengamatan yang dilakukan hanya tiga tahun. 3. Penelitian ini hanya menggunakan satu komponen perhitungan bonus bagi direksi. D. Saran Saran yang berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan lebih banyak sampel yang berkaitan dengan jenis usaha, misalnya menambahkan jenis usaha telekomunikasi, retail, konstruktor, dan lain-lain. 2. Penelitian selanjutnya sebaiknya memperpanjang periode pengamatan agar hasil penelitian bisa lebih akurat. 3. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan jumlah bonus yang diterima oleh direksi sebagai ukuran perhitungan bonus atau menggunakan lebih dari satu komponen perhitungan bonus agar hasilnya lebih bervariasi.
81
4. Penelitian selanjutnya sebaiknya memperdalam atau menambah variabel penelitian yang tidak disebutkan dalam penelitian ini terutama dengan masalah insentif yang diterima oleh manajemen perusahaan atau remunerasi yang diberikan kepada direksi maupun komisaris perusahaan. 5. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan pengukuran lebih dari satu, misalnya menambah metode-metode lain selain regresi berganda sehingga hasilnya dapat dibandingkan.
82
DAFTAR PUSTAKA Abdul, Hamid, “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Desember, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010. Ahmad Rodoni, dan Herni Ali, “Manajemen Keuangan”, Edisi 1, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2010. Anne Ahira, “ Manajemen Laba”, artikel diakses tanggal 2 Agustus 2011, dari Anneahira.com/hukum-perusahaan.htm. Anthony, Robert N., dan Govindarajan, Vijay, Manajemen”, Salemba Empat, Jakarta, 2005.
“Sistem
Pengendalian
Belkaoui, dan Ahmed Riahi, “Teori Akuntansi”, Buku 1, Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta, 2006. Belkaoui, dan Ahmed Riahi, “Teori Akuntansi”, Buku 2, Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta, 2007. Brigham, Eugene F., Dan Houston, Joul F., “Fundamental Of Financial Management”, Buku 2, Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Darsono, “Manajemen Keuangan”, Nusantara Consulting, Jakarta, 2009. Dermawan, Sjahrial, “Pengantar Manajemen Keuangan”, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2008. Deni,” Analisis Regresi Dengan Variabel Dummy”, artikel diakses tanggal 3 Agustus 2011, dari http://ineddeni.wordpress.com/2007/08/17/analisisregresi-dengan-variabel-dummy/. Dewi Saptantinah, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Manajemen Laba di Seputar Right Issue”, Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 2005. Diastiti Okkarisma Dewi, “Pengaruh Jenis Usaha, Ukuran Perusahaan, dan
Financial Leverage Terhadap Tindakan Perataan Laba Pada Perusahaan Yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi Universitas Dipenogoro, 2010. Duwi Priyanto, “Paham Analisa Statistik Data Dengan SPSS”, Mediakom, Yogyakarta, 2010.
83
Eddy Suwito dan Arleen Herawaty,” Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tindakan Perataan Laba Yang Dilakukan Oleh Perusahaan Yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta", Jurnal Simposium Akuntansi VIII,Solo, 2005 Edward J Blocher, Kung H Chen, Gary Cokins, Thomas W. Lin, “Manajemen Biaya Penekanan Strategis”, Salemba Empat, Jakarta, 2007. Gabrielsen, G., J.D. Gramlich, dan T. Plenborg, 1999. Managerial Ownership, Information Content of Earnings, and Discretionary Accruals in A NonUS Setting. Working Paper. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS”, edisi ke 3, Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang, 2005. Gunawan, Ade. “Memanage Perfornance Melalui pemberian Kompensasi”. Jurnal Simposium Akuntansi x. Godfrey, J., A. Hodgson, dan S. Holmes, “Accounting Theory”. 3rd edition. John Willey and Sons, Australia, 2007. Gudjarati, D., “Basic Econometrics”. 3rd edition. McGraw-Hill, New York, 1995. Halima Shatila Palestine, “Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Praktik Corporate Governance, dan Kompensasi Bonus Terhadap Manajemen Laba”, Jurnal Simposim akuntansi x. Jacobson, R., dan D. Aaker, 1993. Myopic Management Behavior with Efficient but Imperfect Financial Market. Journal of Accounting and Economics:383-405. James M Recue, Carl S Warren, dan Jonathan E Duchac, “International Accounting”, Salemba Empat, Jakarta, 2008. James C. Van Horne, John M. Wachowicz, “Fundamental Of Financial Management”, Prentice Hall, 2005. Jensen, M.C., 1993. The Modern Industrial revolution, Exit, and the Failure of Internal Control System. Journal of Finance 48:831-880 Jiambalvo, J., 1996. Discussion of Causes and Consequences of Earnings Manipulation. Contemporary Accounting Research:37-48 Junaidi, “Tabel Durbin-Watson (DW), α = 5%”, Artikel diakses tanggal 3 Agustus 2011 dari http://junaidichaniago.wordpress.com
84
Moeljadi, “Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif”, Bayu Media Publishing, Malang, 2006. Neneng Suryatiningsih dan Sylvia Veronica Siregar, ”Pengaruh Skema Bonus Direksi terhadap Aktivitas Manajemen Laba: Studi empiris pada BUMN periode tahun 2003-2006”. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi 11. 2009. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis”, BPFEYOGYAKARTA, Yogyakarta, 2002. Salvatore, Dominick, “Managerial Economics”, Salemba empat, Jakarta, 2005. Singgih Santoso, “Mastering SPSS Versi 19”, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2011. Sri Sulistyanto, “Manajemen Laba”, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008. Suharso, Puguh, “Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis Pendekatan Filosopi dan Praktis”, Indeks, Jakarta, 2009. Wahyu Widhiarso,”Prosedur Analisis Regresi Dengan Variabel Dummy”, artikel diakses tanggal 2 Agustus 2011 , dari http://wahyupsy.blog.ugm.ac.id/2010/11/24/prosedur-analisis-regresidengan-variabel dummy/. Warren Carl S, Reeve James M, Fees Philip E, “Accounting”, Thomson, New York, 2005.
85
LAMPIRAN-LAMPIRAN
86
Lampiran 1 DAFTAR PERUSAHAAN YANG MENJADI SAMPEL No Nama Perusahaan 1 PT Adhi Karya (Persero) Tbk. 2 PT Arwana Citramulia Tbk. 3 PT Asahimas Flat Glass Tbk. 4 PT Astra Graphia Tbk 5 PT Astra Internasional Tbk. 6 PT Astra Otoparts Tbk 7 PT Astra Sedaya Finance Tbk 8 PT Asuransi Dayin Mitra Tbk 9 PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk 10 PT Asuransi Ramayana Tbk 11 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 12 PT Bank Bukopin Tbk. 13 PT Bank Bumi Artha Tbk 14 PT Bank Capital Indonesia Tbk 15 PT Bank Central Asia Tbk. 16 PT Bank CIMB Niaga Tbk 17 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 18 PT Bank DKI Tbk 19 PT Bank Ekonomi Raharja Tbk 20 PT Bank Exim Indonesia Tbk 21 PT Bank ICB Bumi Putera Tbk. 22 PT Bank Kesawan Tbk 23 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 24 PT Bank Mayapada Internasional Tbk 25 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk 26 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 27 PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk 28 PT Bank OCBC NISP Tbk 29 PT Bank Panin Indonesia Tbk 30 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa barat dan Banten Tbk. 31 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 32 PT Bank Sinarmas Tbk 33 PT Bank Swadesi Tbk. 34 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 35 PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk.
Kode ADHI ARNA AMFG ASGR ASII AUTO ASDF ASDM AMAG ASRM INPC BBKP BNBA BACA BBCA BNGA BDMN BDKI BAEK BEXI BABP BEKS BMRI MAYA BBMI BBNI BBNP NISP PNBN BJBR BBRI BSIM BSWD BBTN BTPN
87
No 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73
Nama Perusahaan PT Bank Victoria International Tbk PT Batavia Prosperindo Finance Tbk PT Berlina Tbk PT BFI Finance Indonesia Tbk PT Bhakti Capital Indonesia Tbk PT Buana Finance Tbk PT Budi Acid Jaya Tbk PT Cahaya Kalbar Tbk. PT Champion Facific Indonesia Tbk PT Clipan Finance Indonesia Tbk PT Darya-Varia Laboratoria Tbk PT Delta Jakarta Tbk PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk. PT Ekadharma International Tbk PT Fajar Surya Wisesa Tbk PT Gudang Garan Tbk. PT HD Finance Tbk. PT Holcim Indonesia Tbk PT Indo Acid Tama Tbk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. PT Indofarma (Persero) Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk. PT Japfa Compeed Indonesia Tbk PT Kabelindo Murni Tbk. PT Kedawung Setia Industrial Tbk PT Kimia Farma (Persero) Tbk. PT Kresna Graha Securindo Tbk PT Langgeng Makmur Industry Tbk PT Lion Metal Works Tbk PT Malindo Feedmill Tbk PT Mandala Multifinance Tbk PT Mandom Indonesia Tbk. PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk PT Mayora Indah Tbk PT Multi Prima Sejahtera Tbk. PT Mustika Ratu Tbk PT Nippress Tbk. PT Panin Financial Tbk
Kode BVIC BPFI BRNA BFIN BCAP BBLD BUDI CEKA IGAR CFIN DVLA DLTA DPNS EKAD FASW GGRM HDFA SMCB SRSN INTP INAF INDF JPFA KBLM KDSI KAEF KREN LMPI LION MAIN MFIN TCID MREI MYOR LPIN MRAT NIPS PNLF
88
No 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91
Nama Perusahaan PT Pelat Timah Nusantara Tbk PT Permata Bank Tbk PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk PT Pyridam Farma Tbk. PT Reliance Securities Tbk PT Roda Vivatex Tbk PT Sekar laut Tbk PT Semen Gresik (Persero) Tbk. PT Siantar Top Tbk PT Sierad Produce Tbk PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. PT Surya Toto Indonesia Tbk. PT Tiga Pilar sejahtera Food Tbk. PT Trias Sentosa Tbk PT Trimegah Securities Tbk PT Trust Finance Indonesia Tbk PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk PT Verena Multi Finance Tbk.
Kode NIKL BNLI PPKT PYFA RELI RDTX SKLT SMGR STTP SIPD SCCO TOTO AISA TRST TRIM TRUS ULTJ VRNA
89
Lampiran 2 DAFTAR SKEMA BONUS DIREKSI 2010 No
Nama Perusahaan
1
PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
2
Laba Bersih 2009
Laba Bersih 2010
Indeks Trend Laba Bersih 2010
165,529,733,252
189,483,638,611
1.1447
PT Arwana Citramulia Tbk.
63,888,414,158
79,039,853,128
1.2372
3
PT Asahimas Flat Glass Tbk.
67,293,000,000
330,973,000,000
4.9184
4
PT Astra Graphia Tbk
66,947,426,012
118,414,721,270
1.7688
5
PT Astra Internasional Tbk.
10,040,000,000,000
14,366,000,000,000
1.4309
6
PT Astra Otoparts Tbk
768,265,000,000
1,141,179,000,000
1.4854
7
PT Astra Sedaya Finance Tbk
413,707,000,000
503,391,000,000
1.2168
8
PT Asuransi Dayin Mitra Tbk
7,695,615,000
14,150,154,000
1.8387
9
PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk
49,192,552,000
59,362,441,000
1.2067
10
PT Asuransi Ramayana Tbk
22,048,555,665
24,382,856,423
1.1059
11
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
41,857,582,284
83,669,240,494
1.9989
12
PT Bank Bukopin Tbk.
362,191,000,000
492,599,000,000
1.3601
13
PT Bank Bumi Artha Tbk
28,213,676,725
26,979,475,195
0.9563
14
PT Bank Capital Indonesia Tbk
22,439,056,000
23,166,334,000
1.0324
15
PT Bank Central Asia Tbk.
6,807,242,000,000
8,479,273,000,000
1.2456
16
PT Bank CIMB Niaga Tbk
1,568,130,000,000
2,548,153,000,000
1.6250
17
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
1,532,533,000,000
2,883,468,000,000
1.8815
18
PT Bank DKI Tbk
136,844,762,000
316,764,880,000
2.3148
19
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
331,575,000,000
296,043,000,000
0.8928
20
PT Bank Exim Indonesia Tbk
35,160,000,000
195,645,000,000
5.5644
21
PT Bank ICB Bumi Putera Tbk.
9,530,128,000
12,168,621,000
1.2769
22
PT Bank Kesawan Tbk
3,988,339,375
1,212,352,274
0.3040
23
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
7,155,464,000,000
9,218,298,000,000
1.2883
24
PT Bank Mayapada Internasional Tbk
41,098,969,000
76,954,221,000
1.8724
25
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
50,192,311,000
170,938,736,000
3.4057
26
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
2,483,995,000,000
4,101,706,000,000
1.6513
27
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
29,399,325,000
47,475,365,000
1.6149
28
PT Bank OCBC NISP Tbk
435,865,000,000
320,986,000,000
0.7364
29
PT Bank Panin Indonesia Tbk
915,298,000,000
1,257,925,000,000
1.3743
30
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa barat dan Banten Tbk.
954,983,000,000
890,171,000,000
0.9321
31
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
7,308,292,000,000
11,472,385,000,000
1.5698
32
PT Bank Sinarmas Tbk
48,766,000,000
101,806,000,000
2.0876
33
PT Bank Swadesi Tbk.
36,950,246,723
35,092,115,873
0.9497
34
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
490,453,000,000
915,938,000,000
1.8675
35
PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk.
420,423,000,000
836,819,000,000
1.9904
90
No
Nama Perusahaan
Laba Bersih 2009
Laba Bersih 2010
Indeks Trend Laba Bersih 2010
36
PT Bank Victoria International Tbk
46,239,686,000
106,801,012,000
2.3097
37
PT Batavia Prosperindo Finance Tbk
16,843,791,727
25,953,627,666
1.5408
38
PT Berlina Tbk
20,260,227,896
39
PT BFI Finance Indonesia Tbk
40
PT Bhakti Capital Indonesia Tbk
41
34,760,866,434
1.7157
301,368,000,000
362,077,000,000
1.2014
6,896,181,693
90,284,192,332
13.0919
PT Buana Finance Tbk
41,162,731,613
60,516,974,026
1.4702
42
PT Budi Acid Jaya Tbk
146,415,000,000
46,130,000,000
0.3151
43
PT Cahaya Kalbar Tbk.
49,493,129,474
29,562,060,490
0.5973
44
PT Champion Facific Indonesia Tbk
24,740,866,566
32,151,888,045
1.2996
45
PT Clipan Finance Indonesia Tbk
150,253,115,000
46
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk
72,272,233,000
110,880,522,000
1.5342
47
PT Delta Jakarta Tbk
126,504,062,000
139,566,900,000
1.1033
48
PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
7,124,377,450
14,749,983,545
2.0704
49
PT Ekadharma International Tbk
16,443,338,453
24,485,164,898
1.4891
50
PT Fajar Surya Wisesa Tbk
276,728,714,277
283,001,824,437
1.0227
51
PT Gudang Garam Tbk.
3,455,702,000,000
4,146,282,000,000
1.1998
52
PT HD Finance Tbk.
11,106,272,000
12,546,977,000
1.1297
53
PT Holcim Indonesia Tbk
895,751,000,000
828,422,000,000
0.9248
54
PT Indo Acid Tama Tbk
25,380,247,000
9,830,269,000
0.3873
55
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
2,746,654,071,082
3,224,941,884,793
1.1741
56
PT Indofarma (Persero) Tbk
45,908,783,359
12,546,644,388
0.2733
57
PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
2,075,861,000,000
2,952,858,000,000
1.4225
58
PT Japfa Compeed Indonesia Tbk
814,451,000,000
959,161,000,000
1.1777
59
PT Kabelindo Murni Tbk.
1,695,130,121
3,921,611,855
2.3135
60
PT Kedawung Setia Industrial Tbk
10,510,515,055
16,892,153,755
1.6072
61
PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
62,506,876,510
138,716,044,100
2.2192
62
PT Kresna Graha Securindo Tbk
12,441,876,349
27,494,687,556
2.2099
63
PT Langgeng Makmur Industry Tbk
64
200,711,198,000
1.3358
5,991,716,796
2,794,104,212
0.4663
PT Lion Metal Works Tbk
33,613,329,078
38,631,299,358
1.1493
65
PT Malindo Feedmill Tbk
75,970,111,000
179,966,427,000
2.3689
66
PT Mandala Multifinance Tbk
108,105,155,338
67
PT Mandom Indonesia Tbk.
124,611,778,666
131,445,098,783
1.0548
68
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
31,736,315,400
46,002,636,156
1.4495
69
PT Mayora Indah Tbk
372,157,912,334
484,086,202,515
1.3008
70
PT Multi Prima Sejahtera Tbk.
10,210,751,529
14,122,435,304
1.3831
71
PT Mustika Ratu Tbk
21,016,846,720
24,418,796,930
1.1619
72
PT Nippress Tbk.
3,685,250,963
12,662,580,885
3.4360
73
PT Panin Financial Tbk
465,701,000,000
132,662,617,573
712,196,000,000
1.2272
1.5293
91
No
Nama Perusahaan
Laba Bersih 2009 41,996,826,000
Laba Bersih 2010 74,576,042,000
Indeks Trend Laba Bersih 2010
74
PT Pelat Timah Nusantara Tbk
75
PT Permata Bank Tbk
480,155,000,000
76
PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk
832,371,307,071
924,008,828,517
1.1101
77
PT Pyridam Farma Tbk.
3,772,968,359
4,199,202,953
1.1130
78
PT Reliance Securities Tbk
79
PT Roda Vivatex Tbk
80
PT Sekar laut Tbk
81
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
82
996,649,000,000
1.7758 2.0757
46,061,268,452
19,195,549,541
0.4167
102,549,419,772
170,899,769,276
1.6665
12,802,527,979
4,833,531,934
0.3776
3,326,487,957,000
3,633,219,892,000
1.0922
PT Siantar Top Tbk
41,072,367,353
42,630,759,100
1.0379
83
PT Sierad Produce Tbk
37,215,492,047
61,148,306,170
1.6431
84
PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.
18,467,136,668
60,763,592,451
3.2904
85
PT Surya Toto Indonesia Tbk.
182,820,895,226
193,797,649,353
1.0600
86
PT Tiga Pilar sejahtera Food Tbk.
37,786,775,452
75,857,173,515
2.0075
87
PT Trias Sentosa Tbk
143,882,097,670
136,727,109,110
0.9503
88
PT Trimegah Securities Tbk
21,186,993,000
16,007,032,000
0.7555
89
PT Trust Finance Indonesia Tbk
16,271,731,096
18,549,908,813
1.1400
90
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
61,152,852,190
107,123,243,835
1.7517
91
PT Verena Multi Finance Tbk.
16,223,422,000
25,912,405,000
1.5972
92
Lampiran 3 DAFTAR SKEMA BONUS DIREKSI 2009 No
Nama Perusahaan
Laba Bersih 2008
Laba Bersih 2009
Indeks Trend Laba Bersih 2009
1
PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
81,482,495,008
165,529,733,252
2.0315
2
PT Arwana Citramulia Tbk.
54,290,317,115
63,888,414,158
1.1768
3
PT Asahimas Flat Glass Tbk.
228,268,000,000
67,293,000,000
0.2948
4
PT Astra Graphia Tbk
62,486,606,234
66,947,426,012
1.0714
5
PT Astra Internasional Tbk.
9,191,000,000,000
10,040,000,000,000
1.0924
6
PT Astra Otoparts Tbk
566,025,000,000
768,265,000,000
1.3573
7
PT Astra Sedaya Finance Tbk
353,975,000,000
413,707,000,000
1.1688
8
PT Asuransi Dayin Mitra Tbk
5,021,707,000
7,695,615,000
1.5325
9
PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk
29,829,184,000
49,192,552,000
1.6491
10
PT Asuransi Ramayana Tbk
17,578,517,743
22,048,555,665
1.2543
11
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
21,874,050,585
41,857,582,284
1.9136
12
PT Bank Bukopin Tbk.
368,780,000,000
362,191,000,000
0.9821
13
PT Bank Bumi Artha Tbk
27,621,261,140
28,213,676,725
1.0215
14
PT Bank Capital Indonesia Tbk
12,100,033,000
22,439,056,000
1.8545
15
PT Bank Central Asia Tbk.
5,776,139,000,000
6,807,242,000,000
1.1785
16
PT Bank CIMB Niaga Tbk
678,189,000,000
1,568,130,000,000
2.3122
17
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
1,530,022,000,000
1,532,533,000,000
1.0016
18
PT Bank DKI Tbk
116,408,000,000
136,844,762,000
1.1756
19
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
261,802,160,000
331,575,000,000
1.2665
20
PT Bank Exim Indonesia Tbk
241,648,000,000
35,160,000,000
0.1455
21
PT Bank ICB Bumi Putera Tbk.
1,925,744,000
9,530,128,000
4.9488
22
PT Bank Kesawan Tbk
3,113,077,357
3,988,339,375
1.2812
23
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
5,312,821,000,000
7,155,464,000,000
1.3468
24
PT Bank Mayapada Internasional Tbk
40,965,181,000
41,098,969,000
1.0033
25
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
203,360,691,000
50,192,311,000
0.2468
26
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
1,222,485,000,000
2,483,995,000,000
2.0319
27
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
28,364,534,000
29,399,325,000
1.0365
28
PT Bank OCBC NISP Tbk
316,922,000,000
435,865,000,000
1.3753
29
PT Bank Panin Indonesia Tbk
701,361,000,000
915,298,000,000
1.3050
30
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa barat dan Banten Tbk.
542,162,000,000
954,983,000,000
1.7614
31
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
5,958,368,000,000
7,308,292,000,000
1.2266
32
PT Bank Sinarmas Tbk
12,851,285,000
48,766,000,000
3.7946
33
PT Bank Swadesi Tbk.
19,221,390,130
36,950,246,723
1.9224
34
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
430,474,000,000
490,453,000,000
1.1393
35
PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk.
378,886,000,000
420,423,000,000
1.1096
36
PT Bank Victoria International Tbk
35,261,542,000
46,239,686,000
1.3113
37
PT Batavia Prosperindo Finance Tbk
11,003,000,000
16,843,791,727
1.5308
93
No
Nama Perusahaan
38
PT Berlina Tbk
39
PT BFI Finance Indonesia Tbk
40
PT Bhakti Capital Indonesia Tbk
41
PT Buana Finance Tbk
42
PT Budi Acid Jaya Tbk
43
PT Cahaya Kalbar Tbk.
44
PT Champion Facific Indonesia Tbk
45
Laba Bersih 2009
Laba Bersih 2010
Indeks Trend Laba Bersih 2010
20,764,168,305
20,260,227,896
1.9757
231,761,096,589
301,368,000,000
1.3003
1,611,000,000
6,896,181,693
4.2807
51,171,729,402
41,162,731,613
1.8044
32,981,000,000
146,415,000,000
4.4394
27,867,555,443
49,493,129,474
1.7760
7,348,483,975
24,740,866,566
3.3668
PT Clipan Finance Indonesia Tbk
112,874,054,000
150,253,115,000
1.3312
46
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk
70,819,094,000
72,272,233,000
1.0205
47
PT Delta Jakarta Tbk
83,754,358,000
126,504,062,000
1.5104
48
PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
40,087,592,994
7,124,377,450
1.1777
49
PT Ekadharma International Tbk
4,606,369,363
16,443,338,453
3.5697
50
PT Fajar Surya Wisesa Tbk
36,553,869,861
276,728,714,277
7.5704
51
PT Gudang Garam Tbk.
1,880,492,000,000
3,455,702,000,000
1.8377
52
PT HD Finance Tbk.
6,052,000,000
11,106,272,000
1.8351
53
PT Holcim Indonesia Tbk
282,220,000,000
895,751,000,000
3.1740
54
PT Indo Acid Tama Tbk
6,796,587,000
25,380,247,000
3.7343
55
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
1,745,500,936,215
2,746,654,071,082
1.5736
56
PT Indofarma (Persero) Tbk
57
PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
58
PT Japfa Compeed Indonesia Tbk
59
5,031,898,680
45,908,783,359
9.1236
1,034,389,000,000
2,075,861,000,000
2.0069
253,412,000,000
814,451,000,000
3.2139
PT Kabelindo Murni Tbk.
3,987,761,239
1,695,130,121
1.4251
60
PT Kedawung Setia Industrial Tbk
5,716,267,895
10,510,515,055
1.8387
61
PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
55,393,774,869
62,506,876,510
1.1284
62
PT Kresna Graha Securindo Tbk
4,253,259,152
12,441,876,349
2.9253
63
PT Langgeng Makmur Industry Tbk
2,571,939,722
5,991,716,796
2.3297
64
PT Lion Metal Works Tbk
37,840,393,046
33,613,329,078
0.8883
65
PT Malindo Feedmill Tbk
4,210,460,000
75,970,111,000
1.0432
66
PT Mandala Multifinance Tbk
105,308,000,415
108,105,155,338
1.0266
67
PT Mandom Indonesia Tbk.
114,854,035,121
124,611,778,666
1.0850
68
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
21,151,085,115
31,736,315,400
1.5005
69
PT Mayora Indah Tbk
196,230,049,693
372,157,912,334
1.8965
70
PT Multi Prima Sejahtera Tbk.
4,763,329,650
10,210,751,529
2.1436
71
PT Mustika Ratu Tbk
22,290,067,707
21,016,846,720
0.9429
72
PT Nippress Tbk.
1,550,888,421
3,685,250,963
2.3762
73
PT Panin Financial Tbk
367,137,000,000
465,701,000,000
1.2685
74
PT Pelat Timah Nusantara Tbk
72,719,000,000
41,996,826,000
0.5775
75
PT Permata Bank Tbk
452,409,000,000
480,155,000,000
1.0613
76
PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk
627,825,000,000
832,371,307,071
1.3258
77
PT Pyridam Farma Tbk.
2,308,877,329
3,772,968,359
1.6341
94
No
Nama Perusahaan
Laba Bersih 2009
Laba Bersih 2010
Indeks Trend Laba Bersih 2010
78
PT Reliance Securities Tbk
10,519,642,514
46,061,268,452
4.3786
79
PT Roda Vivatex Tbk
57,109,982,058
102,549,419,772
1.7957
80
PT Sekar laut Tbk
81
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
82
PT Siantar Top Tbk
83
4,271,023,656
12,802,527,979
2.9975
2,523,544,472,000
3,326,487,957,000
1.3182
4,816,495,973
41,072,367,353
8.5274
PT Sierad Produce Tbk
27,253,530,872
37,215,492,047
1.3655
84
PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.
11,219,367,219
18,467,136,668
1.6460
85
PT Surya Toto Indonesia Tbk.
63,286,993,788
182,820,895,226
2.8888
86
PT Tiga Pilar sejahtera Food Tbk.
28,686,156,655
37,786,775,452
1.3173
87
PT Trias Sentosa Tbk
58,025,393,373
143,882,097,670
2.4796
88
PT Trimegah Securities Tbk
31,282,964,000
21,186,993,000
0.6773
89
PT Trust Finance Indonesia Tbk
12,201,694,949
16,271,731,096
1.3336
90
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
303,711,501,204
61,152,852,190
0.2014
91
PT Verena Multi Finance Tbk.
11,928,939,850
16,223,422,000
1.3600
95
Lampiran 4 DAFTAR SKEMA BONUS DIREKSI 2008 No
Nama Perusahaan
1
PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
2
Laba bersih 2007
Laba bersih 2008
Indeks Trend Laba Bersih 2008
111,601,403,512
81,482,495,008
0.7301
PT Arwana Citramulia Tbk.
43,432,893,193
54,290,317,115
1.2500
3
PT Asahimas Flat Glass Tbk.
155,010,000,000
228,268,000,000
1.4726
4
PT Astra Graphia Tbk
72,074,000,366
62,486,606,234
0.8670
5
PT Astra Internasional Tbk.
6,519,000,000,000
9,191,000,000,000
1.4099
6
PT Astra Otoparts Tbk
454,907,000,000
566,025,000,000
1.2443
7
PT Astra Sedaya Finance Tbk
284,923,000,000
353,975,000,000
1.2424
8
PT Asuransi Dayin Mitra Tbk
3,038,461,000
5,021,707,000
1.6527
9
PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk
19,289,476,000
29,829,184,000
1.5464
10
PT Asuransi Ramayana Tbk
15,502,773,225
17,578,517,743
1.1339
11
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
15,070,492,746
21,874,050,585
1.4515
12
PT Bank Bukopin Tbk.
375,126,000,000
368,780,000,000
0.9831
13
PT Bank Bumi Artha Tbk
20,801,644,265
27,621,261,140
1.3278
14
PT Bank Capital Indonesia Tbk
12,223,494,000
12,100,033,000
0.9899
15
PT Bank Central Asia Tbk.
4,489,252,000,000
5,776,139,000,000
1.2867
16
PT Bank CIMB Niaga Tbk
1,508,386,000,000
678,189,000,000
0.4496
17
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
2,116,915,000,000
1,530,022,000,000
0.7228
18
PT Bank DKI Tbk
72,391,000,000
116,408,000,000
1.6081
19
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
192,751,505,000
261,802,160,000
1.3582
20
PT Bank Exim Indonesia Tbk
278,398,000,000
241,648,000,000
0.8680
21
PT Bank ICB Bumi Putera Tbk.
20,647,835,000
1,925,744,000
0.0933
22
PT Bank Kesawan Tbk
6,258,522,759
3,113,077,357
0.4974
23
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
4,346,224,000,000
5,312,821,000,000
1.2224
24
PT Bank Mayapada Internasional Tbk
40,744,450,000
40,965,181,000
1.0054
25
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
14,533,000,000
203,360,691,000
13.9930
26
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
897,928,000,000
1,222,485,000,000
1.3615
27
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
31,849,014,000
28,364,534,000
0.8906
28
PT Bank OCBC NISP Tbk
250,084,000,000
316,922,000,000
1.2673
29
PT Bank Panin Indonesia Tbk
852,252,000,000
701,361,000,000
0.8230
30
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa barat dan Banten Tbk.
370,667,000,000
542,162,000,000
1.4627
31
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
4,838,001,000,000
5,958,368,000,000
1.2316
32
PT Bank Sinarmas Tbk
5,748,416,000
12,851,285,000
2.2356
33
PT Bank Swadesi Tbk.
8,486,484,180
19,221,390,130
2.2649
34
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
402,000,000,000
430,474,000,000
1.0708
35
PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk.
347,399,000,000
378,886,000,000
1.0906
36
PT Bank Victoria International Tbk
49,553,859,000
35,261,542,000
0.7116
37
PT Batavia Prosperindo Finance Tbk
5,022,000,000
11,003,000,000
2.1910
96
No
Nama Perusahaan
38
PT Berlina Tbk
39
PT BFI Finance Indonesia Tbk
40
PT Bhakti Capital Indonesia Tbk
41
Laba Bersih 2009 10,380,457,348
Laba Bersih 2010
Indeks Trend Laba Bersih 2010
20,764,168,305
2.0003
200,170,257,945
231,761,096,589
1.1578
16,063,000,000,000
1,611,000,000,000
0.1003
PT Buana Finance Tbk
77,504,985,041
51,171,729,402
0.6602
42
PT Budi Acid Jaya Tbk
46,177,000,000
32,981,000,000
0.7142
43
PT Cahaya Kalbar Tbk.
24,676,361,894
27,867,555,443
1.1293
44
PT Champion Facific Indonesia Tbk
15,426,317,547
7,348,483,975
0.4764
45
PT Clipan Finance Indonesia Tbk
74,713,746,000
112,874,054,000
1.5108
46
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk
49,917,853,000
70,819,094,000
1.4187
47
PT Delta Jakarta Tbk
47,330,712,000
83,754,358,000
1.7696
48
PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
58,938,358,183
40,087,592,994
0.6802
49
PT Ekadharma International Tbk
4,233,068,343
4,606,369,363
1.0882
50
PT Fajar Surya Wisesa Tbk
121,970,185,307
36,553,869,861
0.2997
51
PT Gudang Garam Tbk.
1,443,585,000,000
1,880,492,000,000
1.3027
52
PT HD Finance Tbk.
4,218,000,000
6,052,000,000
1.4348
53
PT Holcim Indonesia Tbk
169,410,000,000
282,220,000,000
1.6659
54
PT Indo Acid Tama Tbk
25,694,700,000
6,796,587,000
0.2645
55
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
980,103,086,314
1,745,500,936,215
1.7809
56
PT Indofarma (Persero) Tbk
11,076,807,048
5,031,898,680
0.4543
57
PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
980,357,000,000
1,034,389,000,000
1.0551
58
PT Japfa Compeed Indonesia Tbk
180,864,000,000
253,412,000,000
1.4011
59
PT Kabelindo Murni Tbk.
5,314,388,899
3,987,761,239
0.7504
60
PT Kedawung Setia Industrial Tbk
14,500,297,724
5,716,267,895
0.3942
61
PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
52,189,435,346
55,393,774,869
1.0614
62
PT Kresna Graha Securindo Tbk
18,391,079,549
4,253,259,152
0.2313
63
PT Langgeng Makmur Industry Tbk
12,400,202,336
2,571,939,722
0.2074
64
PT Lion Metal Works Tbk
25,298,384,327
37,840,393,046
1.4958
65
PT Malindo Feedmill Tbk
28,151,030,000
4,210,460,000
0.1496
66
PT Mandala Multifinance Tbk
78,371,843,242
105,308,000,415
1.3437
67
PT Mandom Indonesia Tbk.
111,232,287,817
114,854,035,121
1.0326
68
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
12,587,392,611
21,151,085,115
1.6803
69
PT Mayora Indah Tbk
141,589,137,103
196,230,049,693
1.3859
70
PT Multi Prima Sejahtera Tbk.
18,034,504,389
4,763,329,650
0.2641
71
PT Mustika Ratu Tbk
11,130,009,996
22,290,067,707
2.0027
72
PT Nippress Tbk.
5,084,512,970
1,550,888,421
0.3050
73
PT Panin Financial Tbk
472,348,000,000
367,137,000,000
0.7773
74
PT Pelat Timah Nusantara Tbk
53,309,000,000
72,719,000,000
1.3641
75
PT Permata Bank Tbk
499,025,000,000
452,409,000,000
0.9066
76
PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk
412,965,000,000
627,825,000,000
1.5203
77
PT Pyridam Farma Tbk.
1,743,483,869
2,308,877,329
1.3243
97
No
Nama Perusahaan
Laba Bersih 2009
Laba Bersih 2010
Indeks Trend Laba Bersih 2010
78
PT Reliance Securities Tbk
18,905,337,416
10,519,642,514
0.5564
79
PT Roda Vivatex Tbk
34,821,603,229
57,109,982,058
1.6401
80
PT Sekar laut Tbk
81
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
82
5,741,580,571
4,271,023,656
0.7439
1,775,408,324,000
2,523,544,472,000
1.4214
PT Siantar Top Tbk
15,594,767,180
4,816,495,973
0.3089
83
PT Sierad Produce Tbk
21,196,442,562
27,253,530,872
1.2858
84
PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.
5,420,944,262
11,219,367,219
2.0696
85
PT Surya Toto Indonesia Tbk.
56,376,502,262
63,286,993,788
1.1226
86
PT Tiga Pilar sejahtera Food Tbk.
15,759,724,560
28,686,156,655
1.8202
87
PT Trias Sentosa Tbk
17,747,291,109
58,025,393,373
3.2695
88
PT Trimegah Securities Tbk
95,718,973,000
31,282,964,000
0.3268
89
PT Trust Finance Indonesia Tbk
10,225,713,761
12,201,694,949
1.1932
90
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
30,316,644,576
303,711,501,204
10.0180
91
PT Verena Multi Finance Tbk.
6,487,076,191
11,928,939,850
1.8389
98
Lampiran 5 DAFTAR SKALA JENIS USAHA No
Nama Perusahaan
Jenis Usaha
1
PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
1
2
PT Arwana Citramulia Tbk.
1
3
PT Asahimas Flat Glass Tbk.
1
4
PT Astra Graphia Tbk
1
5
PT Astra Internasional Tbk.
1
6
PT Astra Otoparts Tbk
1
7
PT Astra Sedaya Finance Tbk
0
8
PT Asuransi Dayin Mitra Tbk
0
9
PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk
0
10
PT Asuransi Ramayana Tbk
0
11
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
0
12
PT Bank Bukopin Tbk.
0
13
PT Bank Bumi Artha Tbk
0
14
PT Bank Capital Indonesia Tbk
0
15
PT Bank Central Asia Tbk.
0
16
PT Bank CIMB Niaga Tbk
0
17
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
0
18
PT Bank DKI Tbk
0
19
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
0
20
PT Bank Exim Indonesia Tbk
0
21
PT Bank ICB Bumi Putera Tbk.
0
22
PT Bank Kesawan Tbk
0
23
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
0
24
PT Bank Mayapada Internasional Tbk
0
25
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
0
26
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
0
27
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
0
28
PT Bank OCBC NISP Tbk
0
29
PT Bank Panin Indonesia Tbk
0
30
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa barat dan Banten Tbk.
0
31
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
0
32
PT Bank Sinarmas Tbk
0
33
PT Bank Swadesi Tbk.
0
34
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
0
35
PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk.
0
36
PT Bank Victoria International Tbk
0
37
PT Batavia Prosperindo Finance Tbk
0
99
No
Nama Perusahaan
Jenis Usaha
38
PT Berlina Tbk
1
39
PT BFI Finance Indonesia Tbk
0
40
PT Bhakti Capital Indonesia Tbk
0
41
PT Buana Finance Tbk
0
42
PT Budi Acid Jaya Tbk
1
43
PT Cahaya Kalbar Tbk.
1
44
PT Champion Facific Indonesia Tbk
1
45
PT Clipan Finance Indonesia Tbk
0
46
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk
1
47
PT Delta Jakarta Tbk
1
48
PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
1
49
PT Ekadharma International Tbk
1
50
PT Fajar Surya Wisesa Tbk
1
51
PT Gudang Garan Tbk.
1
52
PT HD Finance Tbk.
0
53
PT Holcim Indonesia Tbk
1
54
PT Indo Acid Tama Tbk
1
55
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
1
56
PT Indofarma (Persero) Tbk
1
57
PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
1
58
PT Japfa Compeed Indonesia Tbk
1
59
PT Kabelindo Murni Tbk.
1
60
PT Kedawung Setia Industrial Tbk
1
61
PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
1
62
PT Kresna Graha Securindo Tbk
1
63
PT Langgeng Makmur Industry Tbk
1
64
PT Lion Metal Works Tbk
1
65
PT Malindo Feedmill Tbk
1
66
PT Mandala Multifinance Tbk
0
67
PT Mandom Indonesia Tbk.
1
68
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
0
69
PT Mayora Indah Tbk
1
70
PT Multi Prima Sejahtera Tbk.
1
71
PT Mustika Ratu Tbk
1
72
PT Nippress Tbk.
1
73
PT Panin Financial Tbk
0
74
PT Pelat Timah Nusantara Tbk
1
75
PT Permata Bank Tbk
0
76
PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk
1
77
PT Pyridam Farma Tbk.
1
100
No
Nama Perusahaan
Jenis Usaha
78
PT Reliance Securities Tbk
0
79
PT Roda Vivatex Tbk
1
80
PT Sekar laut Tbk
1
81
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
1
82
PT Siantar Top Tbk
1
83
PT Sierad Produce Tbk
1
84
PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.
1
85
PT Surya Toto Indonesia Tbk.
1
86
PT Tiga Pilar sejahtera Food Tbk.
1
87
PT Trias Sentosa Tbk
1
88
PT Trimegah Securities Tbk
0
89
PT Trust Finance Indonesia Tbk
0
90
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
1
91
PT Verena Multi Finance Tbk.
0
Keterangan: 1 = Manufaktur 0 = Keuangan
101
Lampiran 6 DAFTAR ROA PERUSAHAAN 2010 No
Nama Perusahaan
1
PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
2
PT Arwana Citramulia Tbk.
3
PT Asahimas Flat Glass Tbk.
4
PT Astra Graphia Tbk
5
PT Astra Internasional Tbk.
6
PT Astra Otoparts Tbk
7
PT Astra Sedaya Finance Tbk
8
Total Aktiva
Laba Bersih
ROA
4,927,696,202,275
189,483,638,611
0.0385
873,154,085,922
79,039,853,128
0.0905
2,372,657,000,000
330,973,000,000
0.1395
982,479,682,109
118,414,721,270
0.1205
112,857,000,000,000
14,366,000,000,000
0.1273
5,585,852,000,000
1,141,179,000,000
0.2043
13,871,722,000,000
503,391,000,000
0.0363
PT Asuransi Dayin Mitra Tbk
308,122,516,000
14,150,154,000
0.0459
9
PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk
654,356,727,000
59,362,441,000
0.0907
10
PT Asuransi Ramayana Tbk
457,415,496,791
24,382,856,423
0.0533
11
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
17,063,094,176,282
83,669,240,494
0.0049
12
PT Bank Bukopin Tbk.
47,489,366,000,000
492,599,000,000
0.0104
13
PT Bank Bumi Artha Tbk
2,661,051,689,702
26,979,475,195
0.0101
14
PT Bank Capital Indonesia Tbk
4,399,404,518,000
23,166,334,000
0.0053
15
PT Bank Central Asia Tbk.
324,419,069,000,000
8,479,273,000,000
0.0261
16
PT Bank CIMB Niaga Tbk
143,652,852,000,000
2,548,153,000,000
0.0177
17
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
118,206,573,000,000
2,883,468,000,000
0.0244
18
PT Bank DKI Tbk
15,562,937,422,000
316,764,880,000
0.0204
19
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
21,522,321,000,000
296,043,000,000
0.0138
20
PT Bank Exim Indonesia Tbk
20,638,602,000,000
195,645,000,000
0.0095
21
PT Bank ICB Bumi Putera Tbk.
8,659,899,122,000
12,168,621,000
0.0014
22
PT Bank Kesawan Tbk
2,589,915,470,255
1,212,352,274
0.0005
23
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
449,774,551,000,000
9,218,298,000,000
0.0205
24
PT Bank Mayapada Internasional Tbk
10,102,287,635,000
76,954,221,000
0.0076
25
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
21,400,793,090,000
170,938,736,000
0.0080
26
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
248,580,529,000,000
4,101,706,000,000
0.0165
27
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
5,282,255,159,000
47,475,365,000
0.0090
28
PT Bank OCBC NISP Tbk
44,474,822,000,000
320,986,000,000
0.0072
29
PT Bank Panin Indonesia Tbk
108,947,955,000,000
1,257,925,000,000
0.0115
30
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa barat dan Banten Tbk.
43,445,700,000,000
890,171,000,000
0.0205
31
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
404,285,602,000,000
11,472,385,000,000
0.0284
32
PT Bank Sinarmas Tbk
11,232,179,000,000
101,806,000,000
0.0091
33
PT Bank Swadesi Tbk.
1,570,331,769,489
35,092,115,873
0.0223
34
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
68,385,539,000,000
915,938,000,000
0.0134
35
PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk.
34,522,573,000,000
836,819,000,000
0.0242
36
PT Bank Victoria International Tbk
10,304,852,773,000
106,801,012,000
0.0104
37
PT Batavia Prosperindo Finance Tbk
286,682,644,893
25,953,627,666
0.0905
102
No
Nama Perusahaan
Total Aktiva 550,907,476,933
Laba Bersih
38
PT Berlina Tbk
39
PT BFI Finance Indonesia Tbk
3,870,091,000,000
362,077,000,000
0.0936
40
PT Bhakti Capital Indonesia Tbk
1,202,580,089,127
90,284,192,332
0.0751
41
PT Buana Finance Tbk
1,582,725,831,794
60,516,974,026
0.0382
42
PT Budi Acid Jaya Tbk
1,967,633,000,000
46,130,000,000
0.0234
43
PT Cahaya Kalbar Tbk.
850,469,914,144
29,562,060,490
0.0348
44
PT Champion Facific Indonesia Tbk
347,473,064,455
32,151,888,045
0.0925
45
PT Clipan Finance Indonesia Tbk
2,693,909,989,000
46
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk
854,109,991,000
110,880,522,000
0.1298
47
PT Delta Jakarta Tbk
708,583,733,000
139,566,900,000
0.1970
48
PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
175,682,792,596
14,749,983,545
0.0840
49
PT Ekadharma International Tbk
204,470,482,995
24,485,164,898
0.1197
50
PT Fajar Surya Wisesa Tbk
4,495,022,404,702
283,001,824,437
0.0630
51
PT Gudang Garam Tbk.
30,741,679,000,000
4,146,282,000,000
0.1349
52
PT HD Finance Tbk.
12,546,977,000
0.0164
53
PT Holcim Indonesia Tbk
10,437,249,000,000
828,422,000,000
0.0794
54
PT Indo Acid Tama Tbk
364,004,769,000
9,830,269,000
0.0270
55
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
15,346,145,677,737
3,224,941,884,793
0.2101
56
PT Indofarma (Persero) Tbk
733,957,862,391
12,546,644,388
0.0171
57
PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
47,275,955,000,000
2,952,858,000,000
0.0625
58
PT Japfa Compeed Indonesia Tbk
6,979,762,000,000
959,161,000,000
0.1374
59
PT Kabelindo Murni Tbk.
403,194,715,268
3,921,611,855
0.0097
60
PT Kedawung Setia Industrial Tbk
557,724,815,222
16,892,153,755
0.0303
61
PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
1,657,291,834,312
138,716,044,100
0.0837
62
PT Kresna Graha Securindo Tbk
812,366,817,106
27,494,687,556
0.0338
63
PT Langgeng Makmur Industry Tbk
608,920,103,517
64
PT Lion Metal Works Tbk
65
PT Malindo Feedmill Tbk
66
PT Mandala Multifinance Tbk
3,128,916,164,309
67
PT Mandom Indonesia Tbk.
1,047,238,440,003
68
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
69
PT Mayora Indah Tbk
70
764,433,946,000
34,760,866,434
ROA
200,711,198,000
0.0631
0.0745
2,794,104,212
0.0046
303,899,974,798
38,631,299,358
0.1271
966,318,649,000
179,966,427,000
0.1862
132,662,617,573
0.0424
131,445,098,783
0.1255
46,002,636,156
0.1034
4,399,191,135,535
484,086,202,515
0.1100
PT Multi Prima Sejahtera Tbk.
150,937,167,032
14,122,435,304
0.0936
71
PT Mustika Ratu Tbk
386,352,442,915
24,418,796,930
0.0632
72
PT Nippress Tbk.
337,605,715,524
12,662,580,885
0.0375
73
PT Panin Financial Tbk
74
PT Pelat Timah Nusantara Tbk
75
PT Permata Bank Tbk
76
PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk
77
PT Pyridam Farma Tbk.
445,082,524,536
8,144,066,000,000 917,662,004,000 73,813,440,000,000
712,196,000,000 74,576,042,000 996,649,000,000
0.0875 0.0813 0.0135
8,931,873,224,991
924,008,828,517
0.1035
100,586,999,230
4,199,202,953
0.0417
103
No
Nama Perusahaan
Total Aktiva
Laba Bersih
ROA
78
PT Reliance Securities Tbk
775,287,885,305
19,195,549,541
0.0248
79
PT Roda Vivatex Tbk
852,447,473,948
170,899,769,276
0.2005
80
PT Sekar laut Tbk
199,375,442,469
4,833,531,934
0.0242
81
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
15,562,998,946,000
3,633,219,892,000
0.2335
82
PT Siantar Top Tbk
649,273,975,548
42,630,759,100
0.0657
83
PT Sierad Produce Tbk
2,055,743,204,664
61,148,306,170
0.0297
84
PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.
1,157,613,045,585
60,763,592,451
0.0525
85
PT Surya Toto Indonesia Tbk.
1,091,583,115,098
193,797,649,353
0.1775
86
PT Tiga Pilar sejahtera Food Tbk.
1,936,949,441,138
75,857,173,515
0.0392
87
PT Trias Sentosa Tbk
2,029,558,232,720
136,727,109,110
0.0674
88
PT Trimegah Securities Tbk
858,287,816,000
16,007,032,000
0.0187
89
PT Trust Finance Indonesia Tbk
261,958,772,993
18,549,908,813
0.0708
90
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
107,123,243,835
0.0534
91
PT Verena Multi Finance Tbk.
25,912,405,000
0.0270
2,006,595,762,260 961,243,997,000
104
Lampiran 7 DAFTAR ROA PERUSAHAAN 2009 No
Nama Perusahaan
1
PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
2
PT Arwana Citramulia Tbk.
3
PT Asahimas Flat Glass Tbk.
4
PT Astra Graphia Tbk
5
PT Astra Internasional Tbk.
6
Total Aktiva
Laba Bersih
ROA
5,629,454,335,393
165,529,733,252
0.0294
822,686,549,168
63,888,414,158
0.0777
1,972,397,000,000
67,293,000,000
0.0341
774,856,830,143
66,947,426,012
0.0864
88,938,000,000,000
10,040,000,000,000
0.1129
PT Astra Otoparts Tbk
4,644,939,000,000
768,265,000,000
0.1654
7
PT Astra Sedaya Finance Tbk
9,894,309,000,000
413,707,000,000
0.0418
8
PT Asuransi Dayin Mitra Tbk
262,884,632,000
7,695,615,000
0.0293
9
PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk
506,324,333,000
49,192,552,000
0.0972
10
PT Asuransi Ramayana Tbk
364,014,870,678
22,048,555,665
0.0606
11
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
15,432,373,579,647
41,857,582,284
0.0027
12
PT Bank Bukopin Tbk.
37,173,318,000,000
362,191,000,000
0.0097
13
PT Bank Bumi Artha Tbk
2,403,186,094,861
28,213,676,725
0.0117
14
PT Bank Capital Indonesia Tbk
3,459,181,355,000
22,439,056,000
0.0065
15
PT Bank Central Asia Tbk.
282,392,324,000,000
6,807,242,000,000
0.0241
16
PT Bank CIMB Niaga Tbk
107,104,274,000,000
1,568,130,000,000
0.0146
17
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
98,597,953,000,000
1,532,533,000,000
0.0155
18
PT Bank DKI Tbk
15,343,527,625,000
136,844,762,000
0.0089
19
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
21,591,830,000,000
331,575,000,000
0.0154
20
PT Bank Exim Indonesia Tbk
12,972,436,000,000
35,160,000,000
0.0027
21
PT Bank ICB Bumi Putera Tbk.
7,005,700,199,000
9,530,128,000
0.0014
22
PT Bank Kesawan Tbk
2,347,790,899,433
3,988,339,375
0.0017
23
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
394,616,604,000,000
7,155,464,000,000
0.0181
24
PT Bank Mayapada Internasional Tbk
7,629,928,278,000
41,098,969,000
0.0054
25
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
16,027,178,859,000
50,192,311,000
0.0031
26
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
227,496,967,000,000
2,483,995,000,000
0.0109
27
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
3,896,398,568,000
29,399,325,000
0.0076
28
PT Bank OCBC NISP Tbk
37,052,596,000,000
435,865,000,000
0.0118
29
PT Bank Panin Indonesia Tbk
77,857,418,000,000
915,298,000,000
0.0118
30
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa barat dan Banten Tbk.
32,410,329,000,000
954,983,000,000
0.0295
31
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
316,947,029,000,000
7,308,292,000,000
0.0231
32
PT Bank Sinarmas Tbk
8,036,015,000,000
48,766,000,000
0.0061
33
PT Bank Swadesi Tbk.
1,537,377,763,659
36,950,246,723
0.0240
34
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
58,447,667,000,000
490,453,000,000
0.0084
105
No
Nama Perusahaan
35
PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk.
36
PT Bank Victoria International Tbk
37
Total Aktiva
ROA
Laba Bersih
22,272,246,000,000
420,423,000,000
0.0189
7,359,018,223,000
46,239,686,000
0.0063
PT Batavia Prosperindo Finance Tbk
230,152,467,113
16,843,791,727
0.0732
38
PT Berlina Tbk
507,226,402,680
20,260,227,896
0.0399
39
PT BFI Finance Indonesia Tbk
2,392,980,000,000
301,368,000,000
0.1259
40
PT Bhakti Capital Indonesia Tbk
1,054,608,448,215
6,896,181,693
0.0065
41
PT Buana Finance Tbk
1,370,730,188,537
41,162,731,613
0.0300
42
PT Budi Acid Jaya Tbk
1,598,824,000,000
146,415,000,000
0.0916
43
PT Cahaya Kalbar Tbk.
568,603,115,385
49,493,129,474
0.0870
44
PT Champion Facific Indonesia Tbk
317,808,701,451
24,740,866,566
0.0779
45
PT Clipan Finance Indonesia Tbk
1,771,266,800,000
150,253,115,000
0.0848
46
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk
783,613,964,000
72,272,233,000
0.0922
47
PT Delta Jakarta Tbk
760,425,630,000
126,504,062,000
0.1664
48
PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
142,551,475,929
7,124,377,450
0.0500
49
PT Ekadharma International Tbk
165,122,502,774
16,443,338,453
0.0996
50
PT Fajar Surya Wisesa Tbk
3,671,234,906,908
276,728,714,277
0.0754
51
PT Gudang Garam Tbk.
27,230,965,000,000
3,455,702,000,000
0.1269
52
PT HD Finance Tbk.
612,969,534,000
11,106,272,000
0.0181
53
PT Holcim Indonesia Tbk
7,265,366,000,000
895,751,000,000
0.1233
54
PT Indo Acid Tama Tbk
413,776,708,000
25,380,247,000
0.0613
55
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
13,276,515,634,628
2,746,654,071,082
0.2069
56
PT Indofarma (Persero) Tbk
728,034,877,648
45,908,783,359
0.0631
57
PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
40,382,953,000,000
2,075,861,000,000
0.0514
58
PT Japfa Compeed Indonesia Tbk
6,070,137,000,000
814,451,000,000
0.1342
59
PT Kabelindo Murni Tbk.
354,780,873,513
1,695,130,121
0.0048
60
PT Kedawung Setia Industrial Tbk
550,691,466,904
10,510,515,055
0.0191
61
PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
1,565,831,266,274
62,506,876,510
0.0399
62
PT Kresna Graha Securindo Tbk
478,226,424,990
12,441,876,349
0.0260
63
PT Langgeng Makmur Industry Tbk
540,513,720,495
5,991,716,796
0.0111
64
PT Lion Metal Works Tbk
271,366,371,297
33,613,329,078
0.1239
65
PT Malindo Feedmill Tbk
885,347,531,000
75,970,111,000
0.0858
66
PT Mandala Multifinance Tbk
2,057,703,096,837
108,105,155,338
0.0525
67
PT Mandom Indonesia Tbk.
994,620,225,969
124,611,778,666
0.1253
68
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
347,909,515,821
31,736,315,400
0.0912
69
PT Mayora Indah Tbk
3,246,498,515,952
372,157,912,334
0.1146
70
PT Multi Prima Sejahtera Tbk.
137,909,659,938
10,210,751,529
0.0740
71
PT Mustika Ratu Tbk
365,635,717,933
21,016,846,720
0.0575
72
PT Nippress Tbk.
314,477,779,213
3,685,250,963
0.0117
106
No
Nama Perusahaan
73
PT Panin Financial Tbk
74
PT Pelat Timah Nusantara Tbk
75
PT Permata Bank Tbk
76
PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk
77
PT Pyridam Farma Tbk.
78
Total Aktiva
ROA
Laba Bersih
7,084,614,000,000
465,701,000,000
0.0657
608,332,291,000
41,996,826,000
0.0690
56,009,953,000,000
480,155,000,000
0.0086
8,382,419,911,457
832,371,307,071
0.0993
99,937,383,195
3,772,968,359
0.0378
PT Reliance Securities Tbk
572,101,282,995
46,061,268,452
0.0805
79
PT Roda Vivatex Tbk
651,180,109,447
102,549,419,772
0.1575
80
PT Sekar laut Tbk
196,186,028,659
12,802,527,979
0.0653
81
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
12,951,308,161,000
3,326,487,957,000
0.2569
82
PT Siantar Top Tbk
548,720,445,825
41,072,367,353
0.0749
83
PT Sierad Produce Tbk
1,641,295,139,974
37,215,492,047
0.0227
84
PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.
1,042,755,037,722
18,467,136,668
0.0177
85
PT Surya Toto Indonesia Tbk.
1,010,892,409,021
182,820,895,226
0.1809
86
PT Tiga Pilar sejahtera Food Tbk.
1,568,829,044,876
37,786,775,452
0.0241
87
PT Trias Sentosa Tbk
1,921,660,087,991
143,882,097,670
0.0749
88
PT Trimegah Securities Tbk
938,381,881,000
21,186,993,000
0.0226
89
PT Trust Finance Indonesia Tbk
189,904,604,782
16,271,731,096
0.0857
90
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
1,732,701,994,634
61,152,852,190
0.0353
91
PT Verena Multi Finance Tbk.
643,464,580,000
16,223,422,000
0.0252
107
Lampiran 8 DAFTAR ROA PERUSAHAAN 2008 No
Nama Perusahaan
1
PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
2
PT Arwana Citramulia Tbk.
3
PT Asahimas Flat Glass Tbk.
4
PT Astra Graphia Tbk
5
PT Astra Internasional Tbk.
6
Total Aktiva
Laba Bersih
ROA
5,125,368,541,520
81,482,495,008
0.0159
736,091,719,029
54,290,317,115
0.0738
1,993,033,000,000
228,268,000,000
0.1145
841,054,201,855
62,486,606,234
0.0743
80,740,000,000,000
9,191,000,000,000
0.1138
PT Astra Otoparts Tbk
3,981,316,000,000
566,025,000,000
0.1422
7
PT Astra Sedaya Finance Tbk
8,438,606,000,000
353,975,000,000
0.0420
8
PT Asuransi Dayin Mitra Tbk
257,516,336,000
5,021,707,000
0.0195
9
PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk
437,340,237,000
29,829,184,000
0.0682
10
PT Asuransi Ramayana Tbk
315,273,868,312
17,578,517,743
0.0558
11
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
12,845,448,797,066
21,874,050,585
0.0017
12
PT Bank Bukopin Tbk.
32,633,063,000,000
368,780,000,000
0.0113
13
PT Bank Bumi Artha Tbk
2,044,367,406,129
27,621,261,140
0.0135
14
PT Bank Capital Indonesia Tbk
1,703,769,269,000
12,100,033,000
0.0071
15
PT Bank Central Asia Tbk.
245,569,856,000,000
5,776,139,000,000
0.0235
16
PT Bank CIMB Niaga Tbk
103,197,574,000,000
678,189,000,000
0.0066
17
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
107,268,363,000,000
1,530,022,000,000
0.0143
18
PT Bank DKI Tbk
13,547,165,000,000
116,408,000,000
0.0086
19
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
18,211,454,188,000
261,802,160,000
0.0144
20
PT Bank Exim Indonesia Tbk
11,191,257,000,000
241,648,000,000
0.0216
21
PT Bank ICB Bumi Putera Tbk.
6,287,877,927,000
1,925,744,000
0.0003
22
PT Bank Kesawan Tbk
2,162,316,319,660
3,113,077,357
0.0014
23
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
358,438,678,000,000
5,312,821,000,000
0.0148
24
PT Bank Mayapada Internasional Tbk
5,512,694,013,000
40,965,181,000
0.0074
25
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
12,596,715,000,000
340,891,000,000
0.0271
26
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
201,741,069,000,000
1,222,485,000,000
0.0061
27
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
3,694,814,284,000
28,364,534,000
0.0077
28
PT Bank OCBC NISP Tbk
34,245,838,000,000
316,922,000,000
0.0093
29
PT Bank Panin Indonesia Tbk
64,391,915,000,000
701,361,000,000
0.0109
30
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa barat dan Banten Tbk.
26,040,869,000,000
542,162,000,000
0.0208
31
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
246,076,896,000,000
5,958,368,000,000
0.0242
32
PT Bank Sinarmas Tbk
6,064,626,439,000
12,851,285,000
0.0021
33
PT Bank Swadesi Tbk.
1,359,880,323,678
19,221,390,130
0.0141
34
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
44,992,171,000,000
430,474,000,000
0.0096
35
PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk.
13,697,461,000,000
378,886,000,000
0.0277
36
PT Bank Victoria International Tbk
5,625,107,568,000
35,261,542,000
0.0063
37
PT Batavia Prosperindo Finance Tbk
195,185,000,000
11,003,000,000
0.0564
108
No
Nama Perusahaan
38
PT Berlina Tbk
39
PT BFI Finance Indonesia Tbk
40
PT Bhakti Capital Indonesia Tbk
41
Total Aktiva
Laba Bersih
ROA
432,641,907,567
20,764,168,305
0.0480
3,530,672,199,879
231,761,096,589
0.0656
140,599,000,000,000
1,611,000,000,000
0.0115
PT Buana Finance Tbk
1,749,716,103,718
51,171,729,402
0.0293
42
PT Budi Acid Jaya Tbk
1,698,750,000,000
32,981,000,000
0.0194
43
PT Cahaya Kalbar Tbk.
604,641,844,990
27,867,555,443
0.0461
44
PT Champion Facific Indonesia Tbk
305,782,633,658
7,348,483,975
0.0240
45
PT Clipan Finance Indonesia Tbk
1,607,442,479,000
112,874,054,000
0.0702
46
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk
637,660,844,000
70,819,094,000
0.1111
47
PT Delta Jakarta Tbk
698,296,738,000
83,754,358,000
0.1199
48
PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
4,513,527,428,217
40,087,592,994
0.0089
49
PT Ekadharma International Tbk
50
PT Fajar Surya Wisesa Tbk
51
PT Gudang Garam Tbk.
52
PT HD Finance Tbk.
53
PT Holcim Indonesia Tbk
54
PT Indo Acid Tama Tbk
55
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
56
PT Indofarma (Persero) Tbk
57
140,763,761,567
4,606,369,363
0.0327
3,718,547,929,224
36,553,869,861
0.0098
24,072,959,000,000
1,880,492,000,000
0.0781
359,655,000,000
6,052,000,000
0.0168
7,674,980,000,000
282,220,000,000
0.0368
392,937,045,000
6,796,587,000
0.0173
11,286,706,863,779
1,745,500,936,215
0.1547
965,811,675,903
5,031,898,680
0.0052
PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
39,594,264,000,000
1,034,389,000,000
0.0261
58
PT Japfa Compeed Indonesia Tbk
5,384,809,000,000
253,412,000,000
0.0471
59
PT Kabelindo Murni Tbk.
459,110,629,071
3,987,761,239
0.0087
60
PT Kedawung Setia Industrial Tbk
485,721,853,713
5,716,267,895
0.0118
61
PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
1,445,669,799,639
55,393,774,869
0.0383
62
PT Kresna Graha Securindo Tbk
377,545,378,222
4,253,259,152
0.0113
63
PT Langgeng Makmur Industry Tbk
560,078,203,949
2,571,939,722
0.0046
64
PT Lion Metal Works Tbk
253,141,852,363
37,840,393,046
0.1495
65
PT Malindo Feedmill Tbk
859,934,901,000
4,210,460,000
0.0049
66
PT Mandala Multifinance Tbk
2,211,603,333,820
105,308,000,415
0.0476
67
PT Mandom Indonesia Tbk.
910,789,677,565
114,854,035,121
0.1261
68
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
258,600,282,925
21,151,085,115
0.0818
69
PT Mayora Indah Tbk
2,922,998,415,036
196,230,049,693
0.0671
70
PT Multi Prima Sejahtera Tbk.
182,939,871,227
4,763,329,650
0.0260
71
PT Mustika Ratu Tbk
354,780,623,962
22,290,067,707
0.0628
72
PT Nippress Tbk.
325,008,127,626
1,550,888,421
0.0048
73
PT Panin Financial Tbk
5,921,019,000,000
367,137,000,000
0.0620
74
PT Pelat Timah Nusantara Tbk
75
PT Permata Bank Tbk
76
PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk
77
PT Pyridam Farma Tbk.
792,222,000,000
72,719,000,000
0.0918
54,059,522,000,000
452,409,000,000
0.0084
7,089,017,000,000
627,825,000,000
0.0886
98,655,309,435
2,308,877,329
0.0234
109
No
Nama Perusahaan
Total Aktiva
Laba Bersih
ROA
78
PT Reliance Securities Tbk
328,991,400,024
10,519,642,514
0.0320
79
PT Roda Vivatex Tbk
580,931,077,028
57,109,982,058
0.0983
80
PT Sekar laut Tbk
201,003,449,401
4,271,023,656
0.0213
81
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
10,602,963,724,000
2,523,544,472,000
0.2380
82
PT Siantar Top Tbk
626,749,784,472
4,816,495,973
0.0077
83
PT Sierad Produce Tbk
1,384,706,617,390
27,253,530,872
0.0197
84
PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.
1,126,782,347,718
11,219,367,219
0.0100
85
PT Surya Toto Indonesia Tbk.
1,031,130,721,298
63,286,993,788
0.0614
86
PT Tiga Pilar sejahtera Food Tbk.
1,016,957,755,151
28,686,156,655
0.0282
87
PT Trias Sentosa Tbk
2,158,865,645,281
58,025,393,373
0.0269
88
PT Trimegah Securities Tbk
968,116,149,000
31,282,964,000
0.0323
89
PT Trust Finance Indonesia Tbk
90
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
91
PT Verena Multi Finance Tbk.
201,915,636,902
12,201,694,949
0.0604
1,740,646,379,006
303,711,501,204
0.1745
595,599,023,975
11,928,939,850
0.0200
110
Lampiran 9
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
DAFTAR SKALA UKURAN PERUSAHAAN 2010 Nama Perusahaan Total Aktiva PT Adhi Karya (Persero) Tbk. 4,927,696,202,275 PT Arwana Citramulia Tbk. 873,154,085,922 PT Asahimas Flat Glass Tbk. 2,372,657,000,000 PT Astra Graphia Tbk 982,479,682,109 PT Astra Internasional Tbk. 112,857,000,000,000 PT Astra Otoparts Tbk 5,585,852,000,000 PT Astra Sedaya Finance Tbk 13,871,722,000,000 PT Asuransi Dayin Mitra Tbk 308,122,516,000 PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk 654,356,727,000 PT Asuransi Ramayana Tbk 457,415,496,791 PT Bank Artha Graha Internasional Tbk 17,063,094,176,282 PT Bank Bukopin Tbk. 47,489,366,000,000 PT Bank Bumi Artha Tbk 2,661,051,689,702 PT Bank Capital Indonesia Tbk 4,399,404,518,000 PT Bank Central Asia Tbk. 324,419,069,000,000 PT Bank CIMB Niaga Tbk 143,652,852,000,000 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 118,206,573,000,000 PT Bank DKI Tbk 15,562,937,422,000 PT Bank Ekonomi Raharja Tbk 21,522,321,000,000 PT Bank Exim Indonesia Tbk 20,638,602,000,000 PT Bank ICB Bumi Putera Tbk. 8,659,899,122,000 PT Bank Kesawan Tbk 2,589,915,470,255 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 449,774,551,000,000 PT Bank Mayapada Internasional Tbk 10,102,287,635,000 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk 21,400,793,090,000 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 248,580,529,000,000 PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk 5,282,255,159,000 PT Bank OCBC NISP Tbk 44,474,822,000,000 PT Bank Panin Indonesia Tbk 108,947,955,000,000 PT Bank Pembangunan Daerah Jawa barat dan Banten Tbk. 43,445,700,000,000 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 404,285,602,000,000 PT Bank Sinarmas Tbk 11,232,179,000,000 PT Bank Swadesi Tbk. 1,570,331,769,489 PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 68,385,539,000,000 PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk. 34,522,573,000,000 PT Bank Victoria International Tbk 10,304,852,773,000 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk 286,682,644,893 PT Berlina Tbk 550,907,476,933 PT BFI Finance Indonesia Tbk 3,870,091,000,000 PT Bhakti Capital Indonesia Tbk 1,202,580,089,127 PT Buana Finance Tbk 1,582,725,831,794 PT Budi Acid Jaya Tbk 1,967,633,000,000 PT Cahaya Kalbar Tbk. 850,469,914,144 PT Champion Facific Indonesia Tbk 347,473,064,455 PT Clipan Finance Indonesia Tbk 2,693,909,989,000 PT Darya-Varia Laboratoria Tbk 854,109,991,000 PT Delta Jakarta Tbk 708,583,733,000 PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk. 175,682,792,596 PT Ekadharma International Tbk 204,470,482,995 PT Fajar Surya Wisesa Tbk 4,495,022,404,702
Ln Total Aktiva 29.2259 27.4954 28.4950 27.6134 32.3571 29.3513 30.2609 26.4538 27.2069 26.8489 30.4679 31.4915 28.6097 29.1125 33.4131 32.5984 32.4035 30.3759 30.7001 30.6582 29.7897 28.5827 33.7398 29.9438 30.6945 33.1468 29.2954 31.4259 32.3219 31.4025 33.6331 30.0498 28.0823 31.8562 31.1726 29.9636 26.3816 27.0348 28.9843 27.8155 28.0902 28.3079 27.4691 26.5740 28.6220 27.4733 27.2865 25.8920 26.0437 29.1340
111
No 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
Nama Perusahaan PT Gudang Garam Tbk. PT HD Finance Tbk. PT Holcim Indonesia Tbk PT Indo Acid Tama Tbk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. PT Indofarma (Persero) Tbk PT Indofood Sukses Makmur Tbk. PT Japfa Compeed Indonesia Tbk PT Kabelindo Murni Tbk. PT Kedawung Setia Industrial Tbk PT Kimia Farma (Persero) Tbk. PT Kresna Graha Securindo Tbk PT Langgeng Makmur Industry Tbk PT Lion Metal Works Tbk PT Malindo Feedmill Tbk PT Mandala Multifinance Tbk PT Mandom Indonesia Tbk. PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk PT Mayora Indah Tbk PT Multi Prima Sejahtera Tbk. PT Mustika Ratu Tbk PT Nippress Tbk. PT Panin Financial Tbk PT Pelat Timah Nusantara Tbk PT Permata Bank Tbk PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk PT Pyridam Farma Tbk. PT Reliance Securities Tbk PT Roda Vivatex Tbk PT Sekar laut Tbk PT Semen Gresik (Persero) Tbk. PT Siantar Top Tbk PT Sierad Produce Tbk PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. PT Surya Toto Indonesia Tbk. PT Tiga Pilar sejahtera Food Tbk. PT Trias Sentosa Tbk PT Trimegah Securities Tbk PT Trust Finance Indonesia Tbk PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
91
PT Verena Multi Finance Tbk.
Total Aktiva 30,741,679,000,000 764,433,946,000 10,437,249,000,000 364,004,769,000 15,346,145,677,737 733,957,862,391 47,275,955,000,000 6,979,762,000,000 403,194,715,268 557,724,815,222 1,657,291,834,312 812,366,817,106 608,920,103,517 303,899,974,798 966,318,649,000 3,128,916,164,309 1,047,238,440,003 445,082,524,536 4,399,191,135,535 150,937,167,032 386,352,442,915 337,605,715,524 8,144,066,000,000 917,662,004,000 73,813,440,000,000 8,931,873,224,991 100,586,999,230 775,287,885,305 852,447,473,948 199,375,442,469 15,562,998,946,000 649,273,975,548 2,055,743,204,664 1,157,613,045,585 1,091,583,115,098 1,936,949,441,138 2,029,558,232,720 858,287,816,000 261,958,772,993 2,006,595,762,260 961,243,997,000
Ln Total Aktiva 31.0566 27.3624 29.9764 26.6204 30.3619 27.3217 31.4870 29.5740 26.7227 27.0471 28.1362 27.4232 27.1350 26.4400 27.5968 28.7717 27.6772 26.8215 29.1124 25.7401 26.6800 26.5451 29.7283 27.5451 31.9326 29.8207 25.3343 27.3765 27.4714 26.0185 30.3759 27.1991 28.3517 27.7774 27.7187 28.2921 28.3388 27.4782 26.2915 28.3275 27.5915
112
Lampiran 10 DAFTAR SKALA UKURAN PERUSAHAAN 2009 No
Nama Perusahaan
1
PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
2
PT Arwana Citramulia Tbk.
3
Total Aktiva
Ln Total Aktiva
5,629,454,335,393
29.3590
822,686,549,168
27.4358
PT Asahimas Flat Glass Tbk.
1,972,397,000,000
28.3103
4
PT Astra Agro Lestari Tbk
7,571,399,000,000
27.3759
5
PT Astra Internasional Tbk.
88,938,000,000,000
32.1190
6
PT Astra Otoparts Tbk
4,644,939,000,000
29.1668
7
PT Astra Sedaya Finance Tbk
9,894,309,000,000
29.9230
8
PT Asuransi Dayin Mitra Tbk
262,884,632,000
26.2950
9
PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk
506,324,333,000
26.9504
10
PT Asuransi Ramayana Tbk
364,014,870,678
26.6205
11
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
15,432,373,579,647
30.3675
12
PT Bank Bukopin Tbk.
37,173,318,000,000
31.2466
13
PT Bank Bumi Artha Tbk
2,403,186,094,861
28.5078
14
PT Bank Capital Indonesia Tbk
3,459,181,355,000
28.8721
15
PT Bank Central Asia Tbk.
282,392,324,000,000
33.2743
16
PT Bank CIMB Niaga Tbk
107,104,274,000,000
32.3048
17
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
98,597,953,000,000
32.2221
18
PT Bank DKI Tbk
15,343,527,625,000
30.3617
19
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
21,591,830,000,000
30.7033
20
PT Bank Exim Indonesia Tbk
12,972,436,000,000
30.1939
21
PT Bank ICB Bumi Putera Tbk.
7,005,700,199,000
29.5778
22
PT Bank Kesawan Tbk
2,347,790,899,433
28.4845
23
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
394,616,604,000,000
33.6089
24
PT Bank Mayapada Internasional Tbk
7,629,928,278,000
29.6631
25
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
16,027,178,859,000
30.4053
26
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
227,496,967,000,000
33.0582
27
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
3,896,398,568,000
28.9911
28
PT Bank OCBC NISP Tbk
37,052,596,000,000
31.2434
29
PT Bank Panin Indonesia Tbk
77,857,418,000,000
31.9859
30
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa barat dan Banten Tbk.
32,410,329,000,000
31.1095
31
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
316,947,029,000,000
33.3898
32
PT Bank Sinarmas Tbk
8,036,015,000,000
29.7150
33
PT Bank Swadesi Tbk.
1,537,377,763,659
28.0611
34
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
58,447,667,000,000
31.6992
113
No
Nama Perusahaan
35
PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk.
36
PT Bank Victoria International Tbk
37
Total Aktiva
Ln Total Aktiva
22,272,246,000,000
30.7344
7,359,018,223,000
29.6270
PT Batavia Prosperindo Finance Tbk
230,152,467,113
26.1620
38
PT Berlina Tbk
507,226,402,680
26.9522
39
PT BFI Finance Indonesia Tbk
2,392,980,000,000
28.5036
40
PT Bhakti Capital Indonesia Tbk
1,054,608,448,215
27.6842
41
PT Buana Finance Tbk
1,370,730,188,537
27.9464
42
PT Budi Acid Jaya Tbk
1,598,824,000,000
28.1003
43
PT Cahaya Kalbar Tbk.
568,603,115,385
27.0665
44
PT Champion Facific Indonesia Tbk
317,808,701,451
26.4847
45
PT Clipan Finance Indonesia Tbk
1,771,266,800,000
28.2027
46
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk
783,613,964,000
27.3872
47
PT Delta Jakarta Tbk
760,425,630,000
27.3571
48
PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
142,551,475,929
25.6830
49
PT Ekadharma International Tbk
165,122,502,774
25.8300
50
PT Fajar Surya Wisesa Tbk
3,671,234,906,908
28.9316
51
PT Gudang Garam Tbk.
27,230,965,000,000
30.9354
52
PT HD Finance Tbk.
612,969,534,000
27.1416
53
PT Holcim Indonesia Tbk
7,265,366,000,000
29.6141
54
PT Indo Acid Tama Tbk
413,776,708,000
26.7486
55
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
13,276,515,634,628
30.2170
56
PT Indofarma (Persero) Tbk
728,034,877,648
27.3136
57
PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
40,382,953,000,000
31.3294
58
PT Japfa Compeed Indonesia Tbk
6,070,137,000,000
29.4344
59
PT Kabelindo Murni Tbk.
354,780,873,513
26.5948
60
PT Kedawung Setia Industrial Tbk
550,691,466,904
27.0344
61
PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
1,565,831,266,274
28.0794
62
PT Kresna Graha Securindo Tbk
478,226,424,990
26.8934
63
PT Langgeng Makmur Industry Tbk
540,513,720,495
27.0158
64
PT Lion Metal Works Tbk
271,366,371,297
26.3267
65
PT Malindo Feedmill Tbk
885,347,531,000
27.5093
66
PT Mandala Multifinance Tbk
2,057,703,096,837
28.3526
67
PT Mandom Indonesia Tbk.
994,620,225,969
27.6256
68
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
347,909,515,821
26.5752
69
PT Mayora Indah Tbk
3,246,498,515,952
28.8086
70
PT Multi Prima Sejahtera Tbk.
137,909,659,938
25.6499
71
PT Mustika Ratu Tbk
365,635,717,933
26.6249
72
PT Nippress Tbk.
314,477,779,213
26.4742
114
No
Nama Perusahaan
73
PT Panin Financial Tbk
74
PT Pelat Timah Nusantara Tbk
75
PT Permata Bank Tbk
76
PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk
77
PT Pyridam Farma Tbk.
78
Total Aktiva
Ln Total Aktiva
7,084,614,000,000
29.5890
608,332,291,000
27.1340
56,009,953,000,000
31.6566
8,382,419,911,457
29.7572
99,937,383,195
25.3278
PT Reliance Securities Tbk
572,101,282,995
27.0726
79
PT Roda Vivatex Tbk
651,180,109,447
27.2021
80
PT Sekar laut Tbk
196,186,028,659
26.0023
81
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
12,951,308,161,000
30.1922
82
PT Siantar Top Tbk
548,720,445,825
27.0309
83
PT Sierad Produce Tbk
1,641,295,139,974
28.1265
84
PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.
1,042,755,037,722
27.6729
85
PT Surya Toto Indonesia Tbk.
1,010,892,409,021
27.6419
86
PT Tiga Pilar sejahtera Food Tbk.
1,568,829,044,876
28.0814
87
PT Trias Sentosa Tbk
1,921,660,087,991
28.2842
88
PT Trimegah Securities Tbk
938,381,881,000
27.5674
89
PT Trust Finance Indonesia Tbk
189,904,604,782
25.9698
90
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
1,732,701,994,634
28.1807
91
PT Verena Multi Finance Tbk.
643,464,580,000
27.1901
115
Lampiran 11 DAFTAR SKALA UKURAN PERUSAHAAN 2008 No
Nama Perusahaan
Total Aktiva
Ln Total Aktiva
5,125,368,541,520
29.2652
736,091,719,029
27.3246
1,993,033,000,000
28.3207
841,054,201,855
27.4579
80,740,000,000,000
32.0223
1
PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
2
PT Arwana Citramulia Tbk.
3
PT Asahimas Flat Glass Tbk.
4
PT Astra Graphia Tbk
5
PT Astra Internasional Tbk.
6
PT Astra Otoparts Tbk
3,981,316,000,000
29.0126
7
PT Astra Sedaya Finance Tbk
8,438,606,000,000
29.7638
8
PT Asuransi Dayin Mitra Tbk
257,516,336,000
26.2744
9
PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk
437,340,237,000
26.8040
10
PT Asuransi Ramayana Tbk
315,273,868,312
26.4767
11
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
12,845,448,797,066
30.1840
12
PT Bank Bukopin Tbk.
32,633,063,000,000
31.1164
13
PT Bank Bumi Artha Tbk
2,044,367,406,129
28.3461
14
PT Bank Capital Indonesia Tbk
1,703,769,269,000
28.1639
15
PT Bank Central Asia Tbk.
245,569,856,000,000
33.1346
16
PT Bank CIMB Niaga Tbk
103,197,574,000,000
32.2677
17
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
107,268,363,000,000
32.3064
18
PT Bank DKI Tbk
13,547,165,000,000
30.2372
19
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
18,211,454,188,000
30.5331
20
PT Bank Exim Indonesia Tbk
11,191,257,000,000
30.0462
21
PT Bank ICB Bumi Putera Tbk.
6,287,877,927,000
29.4696
22
PT Bank Kesawan Tbk
2,162,316,319,660
28.4022
23
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
358,438,678,000,000
33.5128
24
PT Bank Mayapada Internasional Tbk
5,512,694,013,000
29.3381
25
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
12,596,715,000,000
30.1645
26
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
201,741,069,000,000
32.9380
27
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
3,694,814,284,000
28.9380
28
PT Bank OCBC NISP Tbk
34,245,838,000,000
31.1646
29
PT Bank Panin Indonesia Tbk
64,391,915,000,000
31.7960
30
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa barat dan Banten Tbk.
26,040,869,000,000
30.8907
31
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
246,076,896,000,000
33.1367
32
PT Bank Sinarmas Tbk
6,064,626,439,000
29.4335
33
PT Bank Swadesi Tbk.
1,359,880,323,678
27.9384
34
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
44,992,171,000,000
31.4375
35
PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk.
13,697,461,000,000
30.2482
36
PT Bank Victoria International Tbk
5,625,107,568,000
29.3583
37
PT Batavia Prosperindo Finance Tbk
195,185,000,000
25.9972
116
No
Nama Perusahaan
38
PT Berlina Tbk
39
PT BFI Finance Indonesia Tbk
40
PT Bhakti Capital Indonesia Tbk
41
PT Buana Finance Tbk
42
Total Aktiva
Ln Total Aktiva
432,641,907,567
26.7932
3,530,672,199,879
28.8925
140,599,000,000,000
32.5769
1,749,716,103,718
28.1905
PT Budi Acid Jaya Tbk
1,698,750,000,000
28.1609
43
PT Cahaya Kalbar Tbk.
604,641,844,990
27.1279
44
PT Champion Facific Indonesia Tbk
305,782,633,658
26.4461
45
PT Clipan Finance Indonesia Tbk
1,607,442,479,000
28.1057
46
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk
637,660,844,000
27.1811
47
PT Delta Jakarta Tbk
698,296,738,000
27.2719
48
PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
4,513,527,428,217
29.1381
49
PT Ekadharma International Tbk
140,763,761,567
25.6704
50
PT Fajar Surya Wisesa Tbk
3,718,547,929,224
28.9444
51
PT Gudang Garam Tbk.
24,072,959,000,000
30.8121
52
PT HD Finance Tbk.
359,655,000,000
26.6084
53
PT Holcim Indonesia Tbk
7,674,980,000,000
29.6690
54
PT Indo Acid Tama Tbk
392,937,045,000
26.6969
55
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
11,286,706,863,779
30.0547
56
PT Indofarma (Persero) Tbk
965,811,675,903
27.5962
57
PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
39,594,264,000,000
31.3097
58
PT Japfa Compeed Indonesia Tbk
5,384,809,000,000
29.3146
59
PT Kabelindo Murni Tbk.
459,110,629,071
26.8526
60
PT Kedawung Setia Industrial Tbk
485,721,853,713
26.9089
61
PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
1,445,669,799,639
27.9996
62
PT Kresna Graha Securindo Tbk
377,545,378,222
26.6570
63
PT Langgeng Makmur Industry Tbk
560,078,203,949
27.0513
64
PT Lion Metal Works Tbk
253,141,852,363
26.2572
65
PT Malindo Feedmill Tbk
859,934,901,000
27.4801
66
PT Mandala Multifinance Tbk
2,211,603,333,820
28.4247
67
PT Mandom Indonesia Tbk.
910,789,677,565
27.5376
68
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
258,600,282,925
26.2786
69
PT Mayora Indah Tbk
2,922,998,415,036
28.7036
70
PT Multi Prima Sejahtera Tbk.
182,939,871,227
25.9324
71
PT Mustika Ratu Tbk
354,780,623,962
26.5948
72
PT Nippress Tbk.
325,008,127,626
26.5071
73
PT Panin Financial Tbk
5,921,019,000,000
29.4095
74
PT Pelat Timah Nusantara Tbk
792,222,000,000
27.3981
75
PT Permata Bank Tbk
54,059,522,000,000
31.6211
76
PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk
7,089,017,000,000
29.5896
77
PT Pyridam Farma Tbk.
98,655,309,435
25.3149
117
No
Nama Perusahaan
Total Aktiva
Ln Total Aktiva
78
PT Reliance Securities Tbk
328,991,400,024
26.5193
79
PT Roda Vivatex Tbk
580,931,077,028
27.0879
80
PT Sekar laut Tbk
81
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
82
PT Siantar Top Tbk
83
201,003,449,401
26.0266
10,602,963,724,000
29.9922
626,749,784,472
27.1638
PT Sierad Produce Tbk
1,384,706,617,390
27.9565
84
PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.
1,126,782,347,718
27.7504
85
PT Surya Toto Indonesia Tbk.
1,031,130,721,298
27.6617
86
PT Tiga Pilar sejahtera Food Tbk.
1,016,957,755,151
27.6478
87
PT Trias Sentosa Tbk
2,158,865,645,281
28.4006
88
PT Trimegah Securities Tbk
968,116,149,000
27.5986
89
PT Trust Finance Indonesia Tbk
201,915,636,902
26.0311
90
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
1,740,646,379,006
28.1853
91
PT Verena Multi Finance Tbk.
595,599,023,975
27.1128
118
Lampiran 12 DAFTAR AKRUAL DISKRESIONER 2010 No
Nama Perusahaan
NDACC 2010
TACC/Asset t-1
DACC 2010
1
PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
-0.2865
0.1033
0.3898
2
PT Arwana Citramulia Tbk.
0.7861
0.0385
-0.7476
3
PT Asahimas Flat Glass Tbk.
0.7662
-0.0288
-0.7951
4
PT Astra Graphia Tbk
0.2678
-0.1192
-0.3870
5
PT Astra Internasional Tbk.
0.6073
0.1329
-0.4745
6
PT Astra Otoparts Tbk
0.4062
0.0427
-0.3635
7
PT Astra Sedaya Finance Tbk
-0.2988
0.4812
0.7799
8
PT Asuransi Dayin Mitra Tbk
-0.0116
-0.0149
-0.0033
9
PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk
0.0770
-0.0736
-0.1506
10
PT Asuransi Ramayana Tbk
-0.0162
-0.3472
-0.3310
11
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
0.0043
-0.0226
-0.0268
12
PT Bank Bukopin Tbk.
-0.1239
-0.1224
0.0016
13
PT Bank Bumi Artha Tbk
-0.0324
-0.0176
0.0148
14
PT Bank Capital Indonesia Tbk
-0.1423
-0.1555
-0.0132
15
PT Bank Central Asia Tbk.
-0.1026
0.0272
0.1298
16
PT Bank CIMB Niaga Tbk
-0.1735
-0.0485
0.1250
17
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
-0.1558
0.0706
0.2264
18
PT Bank DKI Tbk
-0.1055
-0.0713
0.0343
19
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
-0.1250
0.1585
0.2836
20
PT Bank Exim Indonesia Tbk
-0.4752
0.4801
0.9552
21
PT Bank ICB Bumi Putera Tbk.
-0.0939
-0.0933
0.0006
22
PT Bank Kesawan Tbk
-0.0867
0.0378
0.1245
23
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
-0.0989
-0.0719
0.0270
24
PT Bank Mayapada Internasional Tbk
-0.0818
-0.0587
0.0231
25
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
-0.1045
0.0182
0.1227
26
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
-0.0486
0.0864
0.1350
27
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
-0.2454
0.0788
0.3242
28
PT Bank OCBC NISP Tbk
-0.1395
-0.0068
0.1328
29
PT Bank Panin Indonesia Tbk
-0.1666
-0.1264
0.0402
30
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa barat dan Banten Tbk.
-0.0861
-0.1296
-0.0436
31
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
-0.0880
-0.1013
-0.0134
32
PT Bank Sinarmas Tbk
-0.1589
0.0017
0.1606
33
PT Bank Swadesi Tbk.
-0.0382
0.0601
0.0983
34
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
-0.1259
0.0701
0.1960
35
PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk.
-0.2511
0.0859
0.3369
36
PT Bank Victoria International Tbk
-0.0448
-0.0406
0.0043
37
PT Batavia Prosperindo Finance Tbk
-0.1540
0.2428
0.3968
119
No
Nama Perusahaan
NDACC 2010
TACC/Asset t-1
DACC 2010
38
PT Berlina Tbk
0.5548
0.0014
-0.5534
39
PT BFI Finance Indonesia Tbk
-0.4502
0.4449
0.8951
40
PT Bhakti Capital Indonesia Tbk
-0.2092
0.2253
0.4345
41
PT Buana Finance Tbk
-0.0513
0.1852
0.2365
42
PT Budi Acid Jaya Tbk
0.8645
-0.0141
-0.8786
43
PT Cahaya Kalbar Tbk.
-0.5671
-0.2819
0.2852
44
PT Champion Facific Indonesia Tbk
0.2753
-0.0934
-0.3687
45
PT Clipan Finance Indonesia Tbk
-0.4631
0.5575
1.0206
46
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk
0.2865
0.0083
-0.2783
47
PT Delta Jakarta Tbk
-0.0218
0.1937
0.2155
48
PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
0.1062
-0.0507
-0.1569
49
PT Ekadharma International Tbk
0.6686
0.1400
-0.5286
50
PT Fajar Surya Wisesa Tbk
1.0701
0.3602
-0.7099
51
PT Gudang Garam Tbk.
0.4493
0.1749
-0.2744
52
PT HD Finance Tbk.
-0.1320
0.2226
0.3546
53
PT Holcim Indonesia Tbk
1.0904
0.0374
-1.0531
54
PT Indo Acid Tama Tbk
0.1965
0.0377
-0.1588
55
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
0.6217
0.0485
-0.5732
56
PT Indofarma (Persero) Tbk
0.0895
0.0450
-0.0445
57
PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
0.3046
0.0158
-0.2888
58
PT Japfa Compeed Indonesia Tbk
0.2953
0.0787
-0.2167
59
PT Kabelindo Murni Tbk.
1.1952
0.0181
-1.1771
60
PT Kedawung Setia Industrial Tbk
0.6569
0.1002
-0.5567
61
PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
0.4406
0.0045
-0.4360
62
PT Kresna Graha Securindo Tbk
-0.1464
-0.4848
-0.3385
63
PT Langgeng Makmur Industry Tbk
0.3268
-0.0078
-0.3346
64
PT Lion Metal Works Tbk
0.1169
0.0534
-0.0635
65
PT Malindo Feedmill Tbk
0.6876
0.1247
-0.5628
66
PT Mandala Multifinance Tbk
-0.3626
0.1572
0.5198
67
PT Mandom Indonesia Tbk.
0.4624
0.0167
-0.4457
68
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
0.0626
0.0053
-0.0572
69
PT Mayora Indah Tbk
1.0779
0.1648
-0.9131
70
PT Multi Prima Sejahtera Tbk.
-0.0039
-0.0651
-0.0612
71
PT Mustika Ratu Tbk
0.2098
0.0886
-0.1212
72
PT Nippress Tbk.
0.7899
-0.0044
-0.7943
73
PT Panin Financial Tbk
0.0486
0.1099
0.0612
74
PT Pelat Timah Nusantara Tbk
0.3407
0.2020
-0.1387
75
PT Permata Bank Tbk
-0.1789
-0.0589
0.1200
76
PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk
0.5800
0.0651
-0.5148
77
PT Pyridam Farma Tbk.
0.5896
0.0064
-0.5832
120
No
Nama Perusahaan
NDACC 2010
TACC/Asset t-1
DACC 2010
78
PT Reliance Securities Tbk
-0.3480
0.0691
0.4171
79
PT Roda Vivatex Tbk
0.4921
-0.0358
-0.5279
80
PT Sekar laut Tbk
0.6506
-0.0121
-0.6627
81
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
0.5658
0.0872
-0.4786
82
PT Siantar Top Tbk
0.7355
0.1180
-0.6175
83
PT Sierad Produce Tbk
0.7474
0.0703
-0.6772
84
PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.
0.7027
0.0628
-0.6398
85
PT Surya Toto Indonesia Tbk.
0.4445
0.1017
-0.3428
86
PT Tiga Pilar sejahtera Food Tbk.
0.4933
0.0658
-0.4275
87
PT Trias Sentosa Tbk
0.6908
0.0221
-0.6688
88
PT Trimegah Securities Tbk
-0.0400
-0.2040
-0.1640
89
PT Trust Finance Indonesia Tbk
-0.3036
0.3072
0.6108
90
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
0.6886
-0.0453
-0.7339
91
PT Verena Multi Finance Tbk.
0.4885
0.3955
-0.0930
121
Lampiran 13 DAFTAR AKRUAL DISKRESIONER 2009 No
Nama Perusahaan
NDACC 2009
TACC/Assett-1
DACC 2009
1
PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
0.2155
0.1329
-0.0826
2
PT Arwana Citramulia Tbk.
0.8923
0.0517
-0.8406
3
PT Asahimas Flat Glass Tbk.
0.3977
-0.1252
-0.5229
4
PT Astra Graphia Tbk
0.6117
-0.1869
-0.7986
5
PT Astra Internasional Tbk.
0.2578
0.0176
-0.2402
6
PT Astra Otoparts Tbk
0.1219
-0.0399
-0.1618
7
PT Astra Sedaya Finance Tbk
-0.1611
0.2282
0.3893
8
PT Asuransi Dayin Mitra Tbk
0.1312
-0.0762
-0.2075
9
PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk
-0.4502
0.0488
0.4990
10
PT Asuransi Ramayana Tbk
-0.1106
0.1209
0.2315
11
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
-0.0648
-0.1217
-0.0569
12
PT Bank Bukopin Tbk.
-0.0205
-0.0756
-0.0551
13
PT Bank Bumi Artha Tbk
-0.0038
-0.1525
-0.1487
14
PT Bank Capital Indonesia Tbk
-0.3155
-0.4831
-0.1677
15
PT Bank Central Asia Tbk.
-0.0165
-0.0752
-0.0587
16
PT Bank CIMB Niaga Tbk
-0.0442
0.0448
0.0889
17
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
-0.0256
0.0262
0.0518
18
PT Bank DKI Tbk
-0.0156
-0.1658
-0.1502
19
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
0.0820
-0.3907
-0.4727
20
PT Bank Exim Indonesia Tbk
0.0131
0.0979
0.0847
21
PT Bank ICB Bumi Putera Tbk.
-0.0578
-0.0480
0.0099
22
PT Bank Kesawan Tbk
0.0549
-0.0870
-0.1419
23
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
-0.0422
-0.0054
0.0368
24
PT Bank Mayapada Internasional Tbk
-0.1316
-0.0209
0.1107
25
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
-0.3004
-0.0317
0.2687
26
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
-0.0479
-0.0065
0.0415
27
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
-0.1470
0.0694
0.2164
28
PT Bank OCBC NISP Tbk
0.0072
-0.0046
-0.0118
29
PT Bank Panin Indonesia Tbk
-0.0360
-0.0956
-0.0596
30
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa barat dan Banten Tbk.
-0.1092
-0.1017
0.0075
122
No
Nama Perusahaan
NDACC 2010
TACC/Asset t-1
DACC 2010
31
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
-0.1015
-0.0496
0.0519
32
PT Bank Sinarmas Tbk
-0.1220
0.0122
0.1343
33
PT Bank Swadesi Tbk.
0.0063
-0.0240
-0.0303
34
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
-0.1861
-0.0160
0.1701
35
PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk.
-0.3140
-0.0882
0.2258
36
PT Bank Victoria International Tbk
-0.1476
0.0047
0.1523
37
PT Batavia Prosperindo Finance Tbk
-0.1063
0.1859
0.2922
38
PT Berlina Tbk
0.5357
0.0512
-0.4845
39
PT BFI Finance Indonesia Tbk
0.2097
-0.2706
-0.4803
40
PT Bhakti Capital Indonesia Tbk
0.0019
-0.0027
-0.0046
41
PT Buana Finance Tbk
0.0509
-0.1191
-0.1700
42
PT Budi Acid Jaya Tbk
0.7314
-0.0842
-0.8156
43
PT Cahaya Kalbar Tbk.
-0.8521
-0.0186
0.8335
44
PT Champion Facific Indonesia Tbk
0.2141
0.0367
-0.1775
45
PT Clipan Finance Indonesia Tbk
-0.2851
0.1287
0.4138
46
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk
0.4905
0.1782
-0.3123
47
PT Delta Jakarta Tbk
0.3159
-0.0125
-0.3284
48
PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
0.0012
-0.0029
-0.0041
49
PT Ekadharma International Tbk
0.5929
0.2237
-0.3692
50
PT Fajar Surya Wisesa Tbk
0.5732
0.1479
-0.4254
51
PT Gudang Garam Tbk.
0.4493
0.1587
-0.2906
52
PT HD Finance Tbk.
-0.3364
0.6903
1.0267
53
PT Holcim Indonesia Tbk
0.8542
-0.0188
-0.8731
54
PT Indo Acid Tama Tbk
0.3390
0.1803
-0.1586
55
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
0.7217
0.0451
-0.6767
56
PT Indofarma (Persero) Tbk
-0.3230
0.0055
0.3285
57
PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
0.2449
0.0679
-0.1770
58
PT Japfa Compeed Indonesia Tbk
0.8367
0.1284
-0.7083
59
PT Kabelindo Murni Tbk.
0.1910
0.0006
-0.1904
60
PT Kedawung Setia Industrial Tbk
0.0561
0.0516
-0.0046
61
PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
0.3541
0.0215
-0.3326
62
PT Kresna Graha Securindo Tbk
-0.3397
0.0027
0.3424
63
PT Langgeng Makmur Industry Tbk
0.3509
0.0089
-0.3420
123
No
Nama Perusahaan
NDACC 2010
TACC/Asset t-1
DACC 2010
64
PT Lion Metal Works Tbk
-0.0498
-0.0251
0.0246
65
PT Malindo Feedmill Tbk
0.4995
0.0485
-0.4510
66
PT Mandala Multifinance Tbk
0.1143
-0.0936
-0.2079
67
PT Mandom Indonesia Tbk.
0.5655
-0.0036
-0.5692
68
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
0.0323
-0.0333
-0.0657
69
PT Mayora Indah Tbk
0.6952
0.0571
-0.6382
70
PT Multi Prima Sejahtera Tbk.
-0.0093
0.0177
0.0271
71
PT Mustika Ratu Tbk
0.2285
0.1102
-0.1182
72
PT Nippress Tbk.
-0.0803
0.0197
0.1000
73
PT Panin Financial Tbk
0.1433
0.0635
-0.0798
74
PT Pelat Timah Nusantara Tbk
-0.2661
-0.0849
0.1812
75
PT Permata Bank Tbk
-0.0885
-0.0529
0.0357
76
PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk
0.6534
-0.0360
-0.6893
77
PT Pyridam Farma Tbk.
0.6931
0.0618
-0.6313
78
PT Reliance Securities Tbk
-1.2223
-0.0896
1.1327
79
PT Roda Vivatex Tbk
0.8986
-0.0394
-0.9380
80
PT Sekar laut Tbk
0.3426
-0.0497
-0.3923
81
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
0.5901
0.0091
-0.5811
82
PT Siantar Top Tbk
0.5369
-0.0961
-0.6330
83
PT Sierad Produce Tbk
1.0548
0.0474
-1.0075
84
PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.
-0.3532
-0.1388
0.2144
85
PT Surya Toto Indonesia Tbk.
0.2246
-0.0239
-0.2485
86
PT Tiga Pilar sejahtera Food Tbk.
0.5256
0.0453
-0.4803
87
PT Trias Sentosa Tbk
0.5077
-0.0707
-0.5784
88
PT Trimegah Securities Tbk
-0.3386
0.1588
0.4974
89
PT Trust Finance Indonesia Tbk
0.0792
-0.0768
-0.1560
90
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
0.5946
0.0639
-0.5307
91
PT Verena Multi Finance Tbk.
-0.4912
0.0796
0.5708
124
Lampiran 14 DAFTAR AKRUAL DISKRESIONER 2008 No
Nama Perusahaan
NDACC 2009
TACC/Assett-1
DACC 2008
1
PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
0.4176
0.0857
-0.3319
2
PT Arwana Citramulia Tbk.
0.9390
0.0371
-0.9019
3
PT Asahimas Flat Glass Tbk.
0.7231
-0.0380
-0.7611
4
PT Astra Graphia Tbk
0.7043
-0.2250
-0.9293
5
PT Astra Internasional Tbk.
0.7112
0.0203
-0.6909
6
PT Astra Otoparts Tbk
0.5780
-0.0110
-0.5890
7
PT Astra Sedaya Finance Tbk
0.0140
0.0779
0.0639
8
PT Asuransi Dayin Mitra Tbk
-0.0077
0.0195
0.0272
9
PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk
0.1125
-0.0712
-0.1837
10
PT Asuransi Ramayana Tbk
0.0434
-0.0709
-0.1143
11
PT Bank Artha Graha Internasional Tbk
-0.1864
0.0379
0.2243
12
PT Bank Bukopin Tbk.
-0.2456
0.1534
0.3990
13
PT Bank Bumi Artha Tbk
-0.0072
0.0887
0.0959
14
PT Bank Capital Indonesia Tbk
0.0529
-0.1227
-0.1756
15
PT Bank Central Asia Tbk.
-0.1096
0.0432
0.1528
16
PT Bank CIMB Niaga Tbk
-0.0382
0.0662
0.1044
17
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
-0.1132
-0.0050
0.1082
18
PT Bank DKI Tbk
-0.1513
0.1335
0.2848
19
PT Bank Ekonomi Raharja Tbk
-0.1455
0.0396
0.1851
20
PT Bank Exim Indonesia Tbk
-0.2711
-0.1682
0.1029
21
PT Bank ICB Bumi Putera Tbk.
-0.0502
0.0985
0.1486
22
PT Bank Kesawan Tbk
-0.0656
0.0766
0.1422
23
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
-0.0654
0.0232
0.0886
24
PT Bank Mayapada Internasional Tbk
-0.1200
-0.0100
0.1099
25
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk
-0.6749
0.0212
0.6961
26
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
-0.0950
-0.0461
0.0489
27
PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk
-0.1357
0.0087
0.1445
28
PT Bank OCBC NISP Tbk
-0.0188
-0.0109
0.0079
29
PT Bank Panin Indonesia Tbk
-0.1330
0.0019
0.1349
30
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa barat dan Banten Tbk.
-0.0832
0.0407
0.1239
31
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
-0.2061
0.1107
0.3168
125
No
Nama Perusahaan
NDACC 2010
TACC/Asset t-1
DACC 2010
32
PT Bank Sinarmas Tbk
-0.1821
-0.0250
0.1571
33
PT Bank Swadesi Tbk.
-0.1881
0.3150
0.5031
34
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
-0.1936
-0.0193
0.1743
35
PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk.
-0.2203
0.0059
0.2263
36
PT Bank Victoria International Tbk
0.0310
0.0399
0.0089
37
PT Batavia Prosperindo Finance Tbk
0.0956
0.1143
0.0187
38
PT Berlina Tbk
0.7296
0.0633
-0.6663
39
PT BFI Finance Indonesia Tbk
-0.1950
0.1107
0.3058
40
PT Bhakti Capital Indonesia Tbk
-0.0234
0.0056
0.0289
41
PT Buana Finance Tbk
-0.1090
0.1576
0.2666
42
PT Budi Acid Jaya Tbk
0.8564
0.0374
-0.8190
43
PT Cahaya Kalbar Tbk.
2.0193
0.0751
-1.9442
44
PT Champion Facific Indonesia Tbk
0.1753
-0.0798
-0.2551
45
PT Clipan Finance Indonesia Tbk
0.1212
0.0802
-0.0410
46
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk
0.4038
-0.1120
-0.5158
47
PT Delta Jakarta Tbk
0.8670
-0.1045
-0.9715
48
PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
0.0495
-0.0015
-0.0510
49
PT Ekadharma International Tbk
0.6046
-0.5642
-1.1688
50
PT Fajar Surya Wisesa Tbk
0.8241
-0.1906
-1.0148
51
PT Gudang Garam Tbk.
0.4214
0.0380
-0.3833
52
PT HD Finance Tbk.
0.8696
0.8424
-0.0273
53
PT Holcim Indonesia Tbk
0.9099
-0.0260
-0.9359
54
PT Indo Acid Tama Tbk
0.4105
0.1345
-0.2760
55
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
0.9892
0.0837
-0.9054
56
PT Indofarma (Persero) Tbk
0.3766
0.2480
-0.1286
57
PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
0.6868
0.0558
-0.6311
58
PT Japfa Compeed Indonesia Tbk
1.2374
0.1379
-1.0995
59
PT Kabelindo Murni Tbk.
1.0340
-0.0676
-1.1016
60
PT Kedawung Setia Industrial Tbk
0.6988
0.0333
-0.6654
61
PT Kimia Farma (Persero) Tbk.
0.5567
0.1005
-0.4563
62
PT Kresna Graha Securindo Tbk
0.0352
0.0901
0.0549
63
PT Langgeng Makmur Industry Tbk
0.3457
0.0171
-0.3286
64
PT Lion Metal Works Tbk
0.3329
0.1039
-0.2290
126
No
Nama Perusahaan
NDACC 2010
TACC/Asset t-1
DACC 2010
65
PT Malindo Feedmill Tbk
1.1905
0.1006
-1.0898
66
PT Mandala Multifinance Tbk
-0.1676
0.3154
0.4830
67
PT Mandom Indonesia Tbk.
0.7872
0.1020
-0.6853
68
PT Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk
0.1381
-0.1191
-0.2571
69
PT Mayora Indah Tbk
1.0298
0.1093
-0.9205
70
PT Multi Prima Sejahtera Tbk.
0.0876
-0.1498
-0.2374
71
PT Mustika Ratu Tbk
0.2977
-0.0162
-0.3139
72
PT Nippress Tbk.
0.7289
0.0673
-0.6615
73
PT Panin Financial Tbk
-0.0422
0.0382
0.0804
74
PT Pelat Timah Nusantara Tbk
0.8754
0.0879
-0.7875
75
PT Permata Bank Tbk
-0.2268
-0.1056
0.1212
76
PT Pupuk Kalimantan Timur Tbk
0.1823
-0.0029
-0.1852
77
PT Pyridam Farma Tbk.
0.9042
0.0570
-0.8473
78
PT Reliance Securities Tbk
0.1433
0.0029
-0.1404
79
PT Roda Vivatex Tbk
0.9481
-0.0832
-1.0313
80
PT Sekar laut Tbk
0.9596
-0.0310
-0.9906
81
PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
0.6557
0.0891
-0.5665
82
PT Siantar Top Tbk
0.6530
0.0375
-0.6155
83
PT Sierad Produce Tbk
0.8783
0.0181
-0.8601
84
PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk.
0.2178
0.1078
-0.1101
85
PT Surya Toto Indonesia Tbk.
0.6828
0.0227
-0.6601
86
PT Tiga Pilar sejahtera Food Tbk.
0.7007
0.1001
-0.6005
87
PT Trias Sentosa Tbk
0.8186
0.0072
-0.8115
88
PT Trimegah Securities Tbk
0.5549
-0.2548
-0.8097
89
PT Trust Finance Indonesia Tbk
-0.0687
0.1294
0.1981
90
PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
0.7435
-0.0468
-0.7904
91
PT Verena Multi Finance Tbk.
-0.1921
-0.3063
-0.1142
127
Lampiran 15 Descriptive Statistics N
Minimum Maximum -1.9442 1.1327
Mean Std. Deviation -.187218 .4552904
EM
273
SKB
273
.0933
13.9930
1.648474
1.5918583
JU
273
.0000
1.0000
.516484
.5006460
PRO
273
.0003
.2569
.053503
.0518246
SIZE
273
25.3149
33.7398
28.712810
2.0201185
Valid N (listwise)
273
Lampiran 16 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Unstandardized Residual 273 .0000000 . 33399221 .071 .071 -.044 1.179 .124
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
128
Lampiran 17
Lampiran 18
129
Lampiran 19 a
Coefficients
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
SKB
.980
1.020
JU
.664
1.506
PRO
.765
1.307
SIZE
.825
1.213
Lampiran 20
Spear man's rho
Correlations Unstand ardized Residual SKB JU PRO SIZE Unstandardized Correlation 1.000 -.059 .003 -.013 .009 Residual Coefficient Sig. (2-tailed) . .328 .962 .833 .883 N 273 273 273 273 273 SKB Correlation -.059 1.000 .040 .235** -.038 Coefficient Sig. (2-tailed) .328 . .510 .000 .533 N 273 273 273 273 273 JU Correlation .003 .040 1.000 .492** Coefficient .398** Sig. (2-tailed) .962 .510 . .000 .000 N 273 273 273 273 273 ** ** PRO Correlation -.013 .235 .492 1.000 ** Coefficient .281 Sig. (2-tailed) .833 .000 .000 . .000 N 273 273 273 273 273 SIZE Correlation .009 -.038 - 1.000 ** ** Coefficient .398 .281 Sig. (2-tailed) .883 .533 .000 .000 . N 273 273 273 273 273
130
Lampiran 21 b
Model Summary
Model
R
R Square
1
.680
a
Adjusted R
Std. Error of
Square
the Estimate
.462
.454
Durbin-Watson
.3364755
1.911
Lampiran 22 a
Coefficients
Model 1 (Constant ) SKB JU PRO SIZE
Standardize Unstandardized d Coefficients Coefficients B Std. Error Beta -1.365 .380 .037 -.610 -2.473 .044
.016 .041 .509 .013
.129 -.671 -.281 .193
t -3.595
Sig. .000
2.271 -14.893 -4.860 3.359
.024 .000 .000 .001
Lampiran 23
b
ANOVA
Model 1 Regression
Sum of Squares 26.041
4
Mean Square 6.510
.113
df
Residual
30.342
268
Total
56.383
272
F 57.503
Sig. .000a
131