ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. JASA MARGA(PERSERO), Tbk RACHMAWATI GATOT IMAM NUGROHO Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk Raya No 27, Telp: (021) 53696969 Email:
[email protected]
ABSTRAK Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui implementasi prinsip-prinsip Corporate Governance (GCG) dan hubungannya terhadap kinerja perusahaan pada PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen kuisioner. Analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana yang didahului dengan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F,untuk menguji pengaruh penerapan prinsip good corporate governance secara simultan dan uji T untuk menguji pengaruh penerapan prinsip good corporate governance secara parsial. Hasil kedua uji menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan.(R) Kata Kunci: Good Corporate Governance, Kinerja Perusahaan
PENDAHULUAN Good Corporate Governance (GCG) atau dengan kata lain Tata Kelola Perusahaan yang Baik muncul bukan saja karena kesadaran mengenai betapa pentingnya GCG tersebut, namun dilatar belakangi oleh maraknya kasus kasus atau skandal yang menimpa perusahaan-perusahaan besar. Setiap perkembangan yang terjadi di dalam dunia bisnis merupakan salah satu contoh keberhasilan dari penerapan Good Corporate Governance (GCG). Saat ini, praktik Good Corporate Governance mulai dikembangkan di berbagai Negara. Pelaksanaannya tidak lepas dari prinsip pengelolaan perusahaan, yaitu pertanggungjawaban, akuntabilitas, transparasi, independensi, dan kewjaaran. Timbulnya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dan terjadinya krisis ekonomi di suatu Negara merupakan dampak dari tidak tegasnya penerapan Good Corporate Governance. Konsep GCG belakangan ini makin mendapat perhatian masyarakat dikarenakan GCG memperjelas dan mempertegas mekanisme hubunganantar para pemangku kepentingan di dalam
suatu organisasi yang mencakup: a) hak-hak para pemegang saham (shareholders) dan perlindungannya, b) peran para karyawan dan pihak-pihak yang berkepentingan ( stakeholders) lainnya c) pengungkapan (disclosure) yang akurat dan tepat waktu d) transparansi terkait dengan struktur danoperasi perusahaan e) tanggung jawab dewan komisaris dan direksi terhadap perusahaan itu sendiri, kepada para pemegang saham dan pihaklain yang berkepentingan Para pelaku usaha di Indonesia juga turut menyepakati bahwa penerapan Good Corporate Governance sebagai suatu sistem tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu hal yang penting, hal ini ibuktikan dengan penandatanganan perjanjian Letter of Intent (LOI) dngan IMF tahun 1998, yang salah satu isinya adalah pencantuman jadwal perbaikan tata kelola prusahaan di Indonesia (Sulistyanto : 2003). Hal ini kemudian melatar belakangi lahirnya Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) tahun 1999. Melalui penerapan Good Corporate Governance tersebut diharapkan: a.
Perusahaan mampu meningkatkan kinerjanya melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningjatkan efisiensi operasional perusahaan, serta mampu meningkatkan pelayanan kepada stakeholders,
b.
Perusahaan lebih mudah memperoleh dana pembiayaan yang lebih murah sehingga dapat meningkatkan corporate value,
c.
Mampu meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, dan pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan sekaligus meningktakan shareholders value dan deviden. Para pelaku usaha menilai GCG hanya sebatas kepatuhan terhadap peraturan yang kurang
memberikan dampak langsung terhadao kinerja keuangan seperti halnya dalam kegiatan pemasaran. Sehingga ini menjadi alas an mengapa GCG kurang maksimal dalam hal implementasinya di kalangan perusahaan-perusahaan Indonesia. Suatu hal yang sangat kontradiktif, dimana di satu sisi penerapan GCG diyakini sangatlah penting dalam pencapaian tujuan perusahaan yang berkelanjutan, namun di sisi lain banyak pelaku usaha yang enggan menerapkannya secara sungguh-sungguh dengan alasan dampak yang ditimbulkan kurang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Kontradiksi tersebut menjadi latar belakang ditelitinya pengaruh penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan. Menurut Al-Haddad, Al-Zurqan dan Al-Sufy (2011:55) “Corporate Governance pada
dasarnya berkaitan dengan cara-cara di mana semua pihak yang berkepentingan dalam kesejahteraan perusahaan (stakeholder) mencoba untuk memastikan bahwa para manajer dan orang dalam lainnya selalu mengambil langkah-langkah yang tepat atau mengadopsi mekanisme yang melindungi kepentingan para pemangku kepentingan.”
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Objek dalam penelitian ini adalah PT Jasa Marga (Persero) Tbk yang bergerak dalam pelayanan jasa. Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan data primer untuk pelaksanaan penelitian ini kurang lebih satu bulan. Data yang digunakan untuk penelitian ini yaitu data primer yang merupakan kuisioner dan data sekunder. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah prinsip good corporate governance sebagai variabel independen dan kinerja perusahaan sebagai variabel dependen. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah karyawan PT Jasa Marga (Persero) Tbk divisi Accounting & Finance yang berjumlah 30 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan metode total sampling dikarenakan jumlah populas kurang dari 100 orang. Adapun operasionalisasi variabel untuk variabel independen adalah sebagai berikut: 1. Transparency 2. Independency 3. Responsibility 4. Accountability 5. Fairness Pengujian hipotesis menggunakan Analisis Regresi Sederhana dengan menggunakan analisis Determinasi, Uji F, dan Uji t yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan taraf signifikan 0,05.
HASIL DAN BAHASAN Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian perusahaan PT Jasa Marga dan mengambil sampel yang berasal dari karyawan divisi Accounting&Finance sebanyak 30 orang. Data yang digunakan berasal dari hasil jawaban kuisioner dan penulis mengolahnya menggunakan SPSS versi 22.0
Berdasarkan uji statistik deskriptif dapat diketahui perhitungan mengenai nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi. Nilai minimum merupakan nilai terendah dari setiap variabel, sedangkan nilai maksimum merupakan nilai tertinggi dari setiap variabel penelitian. Nilai rata-rata digunakan untuk melihat rata-rata setiap variabel yang diteliti, sedangkan standar deviasi merupakan sebaran data yang digunakan dalam penelitian. Hasil statistik deskriptif tersebut diperoleh dari hasil perhitungan jawaban kuisioner yang dijawab oleh seluruh sampel
Tabel 1 Hasil Statistik Deskriptif
Transparency
N 30
Minimum 3.25
Maximum 5.00
Mean Std. Deviation 4.2667 .51249
Independency Accountability
30 30
3.00 3.25
5.00 5.00
4.1750 4.2583
.56534 .48460
Responsibility Fairness
30 30
3.25 3.00
5.00 5.00
4.3250 4.2417
.51758 .59626
KinerjaPerusahaan Valid N (listwise)
30 30
3.00
5.00
4.2733
.56747
Berdasarkan tabel statistik deskriptif diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, variabel transparency (X1) memiliki sampel sebanyak 30 dengan nilai minimum 3,25 dan nilai maksimum 5,00 dari jawaban responden. Sedangkan nilai rata-rata (mean) pada variabel ini sebesar 4,2667dan standar deviasi sebesar 0,51249. Dilihat dari nilai rata-rata (mean) pada variabel transparency auditor (X1) tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan responden bersikap positif terhadap variabel ini . Berdasarkan tabel statistik deskriptif diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, independency (X2) memiliki sampel sebanyak 30, dengan nilai minimum 3,00 dan nilai maksimum 5,00 dari jawaban responden. Sedangkan rata-rata (mean) pada variabel ini sebesar 4,1750 dan standar deviasi sebesar 0,56534. Dilihat dari nilai rata-rata (mean) pada variabel independency (X2) tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan responden bersikap positif terhadap variabel ini. Berdasarkan tabel statistik deskriptif diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, variabel accountability (X3) memiliki sampel sebanyak 30, dengan nilai minimum 3,25 dan nilai maksimum 5,00 dari jawaban responden. Sedangkan rata-rata (mean) pada variabel ini sebesar 4,2583 dan standar deviasi sebesar 0,48460. Dilihat dari nilai rata-rata (mean) pada variabel accountability (X3)
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan responden bersikap positif terhadap variabel ini. Berdasarkan tabel statistik deskriptif diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, variabel responsibility (X4) memiliki sampel sebanyak 30, dengan nilai minimum 3,25 dan nilai maksimum 5,00 dari jawaban responden. Sedangkan rata-rata (mean) pada variabel ini sebesar 4,3250 dan standar deviasi sebesar 0,51758. Dilihat dari nilai rata-rata (mean) pada variabel responsibility (X4) tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan responden bersikap positif terhadap variabel ini. Berdasarkan tabel statistik deskriptif diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, variabel fairness (X5) memiliki sampel sebanyak 30, dengan nilai minimum 3,00 dan nilai maksimum 5,00 dari jawaban responden. Sedangkan rata-rata (mean) pada variabel ini sebesar 4,2417 dan standar deviasi sebesar 0,59626. Dilihat dari nilai rata-rata (mean) pada variabel fairness (X5) tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan responden bersikap positif terhadap variabel ini. Berdasarkan tabel statistik deskriptif diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini, variabel kinerja perusahaan (Y) memiliki sampel sebanyak 30, dengan nilai minimum 3,00 dan nilai maksimum 5,00 dari jawaban responden. Sedangkan rata-rata (mean) pada variabel ini sebesar 4,2733 dan standar deviasi sebesar 0,56747. Dilihat dari nilai rata-rata (mean) tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel kinerja perusahaan yang telah dilakukan oleh PT Jasa Masrga dapat dikategorikan baik. Tabel 2 Model Regresi Berganda Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.049
.550
Transparency
.268
.223
Independency
.290
Accountability
Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
2.188
.030
.242
2.198
.024
.265
3.777
.155
.289
3.874
.046
.454
2.202
.498
.230
.425
2.168
.027
.280
3.568
Responsibility
.419
.246
.382
2.701
.003
.213
4.690
Fairness
.076
.163
.080
3.468
.019
.369
2.713
a. Dependent Variable: KinerjaPerusahaan
Berdasarkan tabel diatas, dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = 0,049 + 0,268X1 + 0,290X2 + 0,498X3 + 0,419X4 + 0,076 X5 + e Dari hasil persamaan regresi linear berganda diatas, maka dapat disimpulkan bahwa konstanta dan ketiga variabel independen yaitu profesionalisme, kompetensi dan independensi auditor memiliki nilai yang positif dan saling berhubungan. Sehingga jika variabel-variabel independen seperti transparency (X1), independency (X2), accountability (X3), responsibility (X4) dan fairness (X5) meningkat maka kinerja perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan akan semakin meningkat secara otomatis. Berikut ini penjelasan untuk masing-masing variabel: 1.
Nilai konstanta 0,049 dapat diartikan jika seluruh variabel independen memiliki nilai 0, oleh karena itu variabel dependen akan memiliki nilai 0,049 satuan.
2.
Nilai koefisien regresi variabel transparency (X1) adalah sebesar 0,268. Setiap peningkatan transparency sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan tingkat materialitas sebesar 0,268 dengan asumsi bahwa variabel independen lain bernilai tetap. Hal ini menunjukkan bahwa variabel transparency (X1) memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja perusahaan (Y).
3.
Nilai koefisien regresi variabel independency (X2) adalah sebesar 0,290. Setiap peningkatan independency sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan tingkat materialitas sebesar 0,290 dengan asumsi bahwa variabel independen lain bernilai tetap. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independency (X2) memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja perusahaan (Y).
4.
Nilai koefisien regresi variabel accountability (X3) adalah sebesar 0,498. Setiap peningkatan accountability sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan tingkat materialitas sebesar 0,498 dengan asumsi bahwa variabel independen lain bernilai tetap. Hal ini menunjukkan bahwa variabel accountability (X3) memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja perusahaan (Y).
5.
Nilai koefisien regresi variabel responsibility (X4) adalah sebesar 0,419. Setiap peningkatan responsibility sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan tingkat materialitas sebesar 0,419 dengan asumsi bahwa variabel independen lain bernilai tetap. Hal ini menunjukkan bahwa variabel responsibility (X4) memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja perusahaan (Y).
6.
Nilai koefisien regresi variabel fairness (X5) adalah sebesar 0,076. Setiap peningkatan fairness sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan tingkat materialitas sebesar 0,076 dengan asumsi bahwa variabel independen lain bernilai tetap. Hal ini menunjukkan bahwa variabel accountability (X3) memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja perusahaan (Y).
Tabel 3 Hasil Uji F (Simultan) ANOVAa Sum of Model 1
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression
6.926
5
1.385
13.776
.000b
Residual
2.413
24
.101
Total
9.339
29
a. Dependent Variable: KinerjaPerusahaan b. Predictors: (Constant), Fairness, Independency, Transparency, Accountability, Responsibility
Berdasarkan tabel diatas, nilai sig dari F adalah 0,000 dan lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yaitu transparency (X1), independency (X2), accountability (X3), responsibility (X4) dan fairness (X5)
dalam penelitian ini secara bersama-sama
(simultan) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependennya yaitu kinerja perusahaan (Y). Hal ini menunjukkan bahwa jika variabel independen mengalami peningkatan secara bersama-sama (simultan) maka akan berdampak pada meningkatnya variabel dependen. Dan sebaliknya, jika variabel independen mengalami penurunan secara bersama-sama (simultan) makan akan berdampak pada menurunnya variabel dependen.
Tabel 4 Hasil Uji T (Parsial) Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Coefficients
Std. Error
(Constant)
.049
.550
Transparency
.268
.223
Independency
.290
Accountability
Beta
t
Sig.
2.188
.030
.242
2.198
.024
.155
.289
3.874
.046
.498
.230
.425
2.168
.027
Responsibility
.419
.246
.382
2.701
.003
Fairness
.076
.163
.080
3.468
.019
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel independen yaitu transparency (X1), independency (X2), accountability (X3), responsibility (X4) dan fairness (X5) secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen karena masing-masing variabel memiliki nilai sig 0,024; 0,046; 0,027; 0,003; 0,019 dan lebih kecil dari 0,05. Secara teoritis praktik Good Corporate Governance dapat meningkatkan kinerja perusahaan, mengurangi resiko yang mungkin dilakukan oleh dewan dengan keputusan yang menguntungkan sendiri dan umumnya Good Corporate Governance dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya yang berdampak terhadap kinerjanya. (Diah Kusuma, 2008:16) 1.
Hipotesis pertama (H1) H1: Transparency memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan Dari hasil pengujian analisis regresi, diketahui bahwa thitung pada variabel transparency adalah 2,198 lebih besar dari ttabel sebesar 2,045. Sedangkan nilai signifikan yang terdapat pada variabel transparency ini sebesar 0,024, hal ini berarti sig 0,024 < 0,05. Maka H1 diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel transparency (X1) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan (Y). Hipotesis kedua (H2) H2: Independency memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan
Dari hasil pengujian analisis regresi, diketahui bahwa thitung pada variabel independency adalah 3,874 lebih besar dari ttabel sebesar 2,045. Sedangkan nilai signifikan yang terdapat pada variabel kompetensi ini sebesar 0,046, hal ini berarti sig 0,046 < 0,05. Maka H2 diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel independency (X2) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan (Y). 2.
Hipotesis ketiga (H3) H3: Accountability memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertimbangan tingkat kinerja perusahaan Dari hasil pengujian analisis regresi, diketahui bahwa thitung pada variabel accountability adalah 2,168 lebih besar dari ttabel sebesar 1,976. Sedangkan nilai signifikan yang terdapat pada variabel independensi ini sebesar 0,027, hal ini berarti sig 0,027 < 0,05. Maka H3 diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Accountability (X3) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan (Y).
3.
Hipotesis keempat (H4) H4: Responsibility memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan Dari hasil pengujian analisis regresi, diketahui bahwa thitung pada variabel responsibility adalah 2,701 lebih besar dari ttabel sebesar 1,976. Sedangkan nilai signifikan yang terdapat pada variabel independensi ini sebesar 0,003, hal ini berarti sig 0,003 < 0,05. Maka H3 diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Responsibility (X4) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan (Y).
4.
Hipotesis kelima (H5) H4: Fairness memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan Dari hasil pengujian analisis regresi, diketahui bahwa thitung pada variabel fairness adalah 3,468 lebih besar dari ttabel sebesar 1,976. Sedangkan nilai signifikan yang terdapat pada variabel independensi ini sebesar 0,019, hal ini berarti sig 0,019 < 0,05. Maka H3 diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Fairness (X5) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan (Y).
5.
Hipotesis keenam(H6) H4: Transparency, Independency, Accountability, Responsibility, dan Fairness secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan Dari hasil pengujian analisis regresi, diketahui bahwa fhitung sebesar 13,776 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Maka H6 diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Transparency, Independency, Accountability, Responsibility, dan Fairness secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan.
SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan prinsip Good Corporate Governance yang diproksi melalui proporsi transparency, independency, accountability, responsibility dan fairness
terhadap kinerja perusahaan pada PT Jasa Marga (Persero). Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1.
Prinsip Good Corporate Governance yang diproksi melalui: a) Proporsi transparency berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, b) independency berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, c) accountability berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, d) responsibility berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan, dan e) fairness berpengaruh signifikan terhadap perusahaan.
2.
Prinsip Good Corporate Governance yang diproksi melalui: Proporsi transparency, independency, accountability, responsibility, dan fairness secara simultan signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran sebagai bahan masukan dan pertimbangan yang mungkin dapat berguna bagi PT Jasa Marga (Persero) Tbk yaitu: 1.
Pelaksanaan GCG merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan kinerja perusahaan, karenanya juga sebagai landasan pelaksanaan bagi perusahaan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Diharapkan perusahaan secara konsisten dan berkesinambungan untuk mengimplementasikan prinsip GCG karena dalam jangka panjang akan dapat memperoleh manfaat dalam peningkatn kinerja. Selain itu, peningkatan mutu implementasi prinsip-prinsip GCG juga sangat penting guna pencapaian tujuan perusahaan.
2.
Kinerja yang baik apabila perusahaan dapat lebih memperhatikan segala kegiatan yang akan dilakukan sebagai sasaran usaha dalam mengembangkan perusahaan. Untuk itu diharapkan diharapkan agar perusahaan terus meningkatkan pelayanan terhadap para pengguna jasa dan kualitas para karyawan secara efektif dan memadai untuk mendukung peningkatan kerja perusahaan dalam semua aspek kinerja. Selain itu untuk mendukung peningkatan kinerja yang lebih efektif, efisien serta tepat waktu, sebaiknya perusahaan terus mengembangkan jaringan kerja dan layanan serta sistem informasi teknologi.
3.
Sosialisasi penerapan GCG dilaksanakan secara berkesinambungan agar seluruh karyawan perusahaan lebih mengerti dan memahami sehingga pada akhirnya dapat melaksanakan tugas, tanggungjawab dan wewenangnya sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya mengambil sampel lebih dari 30 agar data yang
didapatkan menghasilkan hasil uji yang lebih baik.
REFERENSI Achmad S. (2013). Pengaruh Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan pada PT.Yuris Pilar. JIMAT. Vol 1 No.23
Al-Haddad, W.M., Al-Zuraquan S.T., and Al-Sufy, F.J. (2011). The Effect of Corporate Governance on the Performance of Jordanian Industrial Companies: An Empirical Study on Amman Stock Exchange, International Journal of Humanities and Social Science, (1), 55. Hansen dan Mowen. 2011. Akuntansi Manajemen, Edisi 8. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Irmala Sari. (2010). Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perbankan Nasional (Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008). Skripsi. Universitas Diponegoro Joel, Tham Kah Marb and Dodjio Fomedjou Romuald. (2012). The Impact of Corporate Governance Mechanism and Corporate Perfoemance: A Study of Listed Companies in Malaysia. Journal for the Advancement of Science&Arts, Vol. 3, No.1 Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Nomor: KEP-31/M.EKUIN/06/2000 tentang pembentukan Komite Nasional mengenai Kebijakan Corporate Kebijakan Governance (KNKCG) Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor: Kep-117/M-Mbu/2002 tentang peneapan praktek Good Corporate Governance pada BUMN Keputusan Menteri Koordinator Perekonomian RI No. KEP-49/M.EKON/II/TAHUN 2004 tentang pembentukan Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) Putri, R. R.(2012). Hubungan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan pada Biro Manajemen Sumber Daya Manusia PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Skripsi S-1. Universitas Indonesia Rio NR.(2011). Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan. Skripsi S-1. Universitas Bina Nusantara Ristifani (2010). Analisis Penerapan Prinsip Good Corporate Governance dan Hubungannya terhadap Kinerja Perusahaan Pada PT. Bank BRI. Skripsi S-1. Universitas Gunadarma Septiari, I.A. Angge, dan Edy Sujana.(2013). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada 5 Kantor Ispektorat Provinsi Bali). Jurnal Ilmiah Akuntansi S1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha. Toni WP.(2010). Analisis Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada PT. Kereta Api Indonesia(Persero). Skripsi S-1. Universitas Komputer Indonesia Tunggal, A. W. (2014). Internal Audit, Enterprise Risk Management Dan Corporate Governance. Jakarta: Harvarindo Wendy, Endrianto. 2010. Analisa Pengaruh Penerapan Basel dan Goo Corporate Governance
Terhadap Manajemen Risiko pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia Windah, G.C. (2013). Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Hasil Survei The Indonesian Institute Perception Governance (IICG) Periode 2008-2011. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2 No. 1 Rai, I, G.(2011). Audit Kinerja Pada Sektor Publik. Jakarta : Salemba Empat Mahsun, M. (2012). Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : NPFE.
Dari Internet: BAPEPAM. http://www.bapepam.go.id. Diakses tanggal 31 Januari 2015 FCGI. www.fcgi.or.id diakses tanggal 6 Desember 2014.
RIWAYAT PENULIS Rachmawati lahir di kota Jakarta pada tanggal 13 Maret 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Ekonomi Akuntansi pada tahun 2015.