ANALISIS PENGARUH NET ASSET VALUE, MANAGEMENT FEES DAN RISK TERHADAP KINERJA REKSA DANA CAMPURAN SYARIAH (Studi pada Reksa Dana Campuran Syariah yang Terdaftar di Bapepam Periode bulan September 2005- Desember 2007). Nor Hikmah, Rasidah Abstract Analysis of the effect of net asset value, management fees and risk on the performance of a mixture of Islamic mutual funds (Mutual Funds Study on Mixture of Registered Shariah in Bapepam period September 2005-December 2007) This research examines the influence of the net asset value, management fees and risk on the performance of Shariah mutual fund that registered in Bapepam from September 2005 until December 2007. The purpose of this study was to find evidence of the influence of net asset value, management fees and risk partially and simultaneously on the performance of Islamic mutual fund. The population used in this study is a mixture of Islamic mutual funds that registered in Bapepam. Samples selected in this study is a mixture of seven Shariah mutual funds that registered in Bapepam during the month of September 2005 until December 2007, drawn by using purposive sampling technique. This study uses parametric statistics through multiple regression techniques in SPSS version 16. This research concludes that there is significant influence net asset value, management fees and risk to Shariah mutual fund performance simultaneously. Whereas only partial net asset value and risk that gives them significant influence on the performance of Syariah mutual fund. Keywords: Mutual Fund Mixed Sharia Performance (Si), the Net Asset Value, Management Fees and Risk. 1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa dana syariah pada dasarnya adalah Islamisasi reksa dana konvensional. Pemilik dana/investor (shabib al-mal/rabb al-mal) yang menginginkan investasi halal akan mengamanahkan dananya dengan akad wakalah kepada Manajer Investasi. Reksa dana syariah akan bertindak dalam akad mudharabah sebagai Mudharib yang mengelola dana milik bersama dari para investor. Sebagai bukti penyertaan investor akan mendapat Unit Penyertaan dari Reksa Dana Syariah. Dana kumpulan reksa dana syariah akan ditempatkan kembali ke dalam kegiatan Emiten (perusahaan lain) melalui pembelian Efek Syariah. Dalam hal ini Reksa Dana Syariah berperan sebagai mudharib dan emiten berperan sebagai mudharib. Oleh karena itu hubungan
1
2
seperti ini bisa disebut sebagai ikatan Mudharabah Bertingkat (Aziz Budi Setiawan dalam website IEI, 2005). Pembeda reksa dana syariah dan reksa dana konvensional adalah reksa dana syariah memiliki kebijaksanaan investasi yang berbasis instrumen investasi pada portofolio yang dikategorikan halal. Dikatakan halal, jika perusahaan yang menerbitkan instrumen investasi tersebut tidak melakukan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Tidak melakukan riba atau membungakan uang. Saham, obligasi dan sekuritas lainnya yang dikeluarkan bukan perusahaan yang usahanya berhubungan dengan produksi atau penjualan minuman keras, produk mengandung babi, bisnis hiburan berbau maksiat, perjudian, pornografi, dan sebagainya. Di samping itu, dalam pengelolaan dana reksa dana ini tidak mengizinkan penggunaan strategi investasi yang menjurus ke arah spekulasi. (Aziz Budi Setiawan dalam website IEI, 2005). Di Indonesia reksa dana syariah mulai diperkenalkan pada tahun 1997. Reksa dana yang diterbitkan Danareksa tersebut pada awalnya tidak banyak diminati. Tapi bersamaan dengan boomingnya reksa dana pada tahun 2004, reksa dana syariah juga berkembang pesat (Anif Punto Utomo, 2006). Berdasarkan data BAPEPAM, sampai tahun 2008 ada 28 reksa dana syariah yang telah ditawarkan kepada masyarakat, yang terdiri dari 5 produk reksa dana syariah pendapatan tetap, 9 produk reksa dana syariah saham, 13 produk reksa dana syariah campuran dan 1 produk reksa dana syariah pasar uang. Berkenaan dengan kinerja reksa dana banyak penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Cut Nuryanti Prima Fitria Firmansyah (2004) menunjukkan bahwa reksa dana syariah memiliki peringkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan reksa dana konvensional. Sedangkan dalam penelitian Cahyaningsih, Eko Suwardi dan Doddy Setiawan (2008) menujukkan pada tahun 2004 dan 2006 kinerja reksa dana konvensional lebih unggul dibandingkan kinerja reksa dana syariah, sedangkan pada tahun 2005, kinerja reksa dana syariah lebih unggul dari pada kinerja reksa dana konvensional. Pada penelitian lainnya yang dilakukan oleh Laili Faiza Ulfa (2002) menunjukkan bahwa variabel kompensasi manajemen dan ukuran reksa dana tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksa dana saham, sedangkan yang mempunyai pengaruh yang signifikan hanya variabel tingkat risiko. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kinerja reksa dana. Penelitian ini mereplikasi penelitian Laili Faiza Ulfa (2002), untuk itu peneliti menggunakan variabel yang sama yaitu Net Asset Value, Management Fees dan Risk, tapi penelitian ini difokuskan pada reksa dana syariah khususnya untuk reksa dana campuran syariah dengan periode penelitian dari bulan September 2005 sampai dengan bulan Desember 2007. Peneliti menggunakan perhitungan kinerja reksa dana dan perhitungan risk yang berbeda. Penelitian ini menggunakan Sharpe Index untuk kinerja reksa dana campuran syariah dan standar deviasi untuk perhitungan risk. Reksa dana campuran merupakan investasi jangka menengah sampai dengan jangka panjang. Reksa dana campuran syariah dinilai menarik untuk diamati karena reksa dana ini memberikan kemudahan kepada para
3
investor yang menginginkan berinvestasi dalam saham dan menginginkan return yang lebih tinggi daripada reksa dana pendapatan tetap tetapi juga ingin meminimalkan risiko yang akan dihadapi (risk aversion). Menurut Iggi H. Achsien (2003), NAV tidak dapat dipisahkan dari reksa dana karena istilah ini merupakan salah satu tolak ukur dalam memantau hasil portofolio, dan NAV adalah total nilai investasi dan kas yang dipegang (uninvested) dikurangi dengan biaya-biaya hutang dari kegiatan operasional yang harus dibayarkan. Salah satu biaya yang dikeluarkan adalah management fees (kompensasi manajemen). Kompensasi manajemen sebagai kompensasi yang diberikan kepada manajer investasi atas jasanya mengelola reksa dana secara profesional, besarannya berupa persentase dari nilai aktiva bersih reksa dana. Selain net asset value dan management fees yang mempengaruhi kinerja reksa dana, risk juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja reksa dana. Return biasanya dianggap sebagai indikator kinerja reksa dana, dan return ini mempunyai hubungan yang tidak terpisahkan dengan risk. Menurut Jogiyanto (2003), return dan risk mempunyai hubungan positif, semakin besar risk yang ditanggung, maka semakin besar pula return yang harus dikompensasikan. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana pengaruh net asset value, management fees dan risk secara parsial terhadap kinerja reksa dana campuran syariah? b. Bagaimana pengaruh net asset value, management fees dan risk secara simultan terhadap kinerja reksa dana campuran syariah? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : a. Untuk menguji apakah net asset value, management fees dan risk secara parsial berpengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran syariah. b. Untuk menguji apakah net asset value, management fees dan risk secara simultan berpengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran syariah. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat memberikan manfaat: a. Secara Akademis Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pengukuran kinerja reksa dana syariah dan mengenai pengaruh faktor-faktornya. Bagi pihak lain, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama. a. Secara Praktis Memberikan masukan kepada berbagai pihak, terutama kepada calon investor (shabib al-mal/rabb al-mal) mengenai pengaruh net asset value, management fees dan risk terhadap kinerja reksa dana campuran syariah.
2.TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Investasi Melalui Reksa Dana Syariah Konsep-konsep yang terkait dengan reksa dana adalah (Iggi H. Achsien (2003)) : 1. Net Asset Value (NAV) atu Nilai Aktiva Bersih (NAB) Istilah NAV tidak dapat dipisahkan dari reksa dana karena istilah ini merupakan salah satu tolak ukur dalam memantau hasil portofolio suatu reksa dana. NAV adalah total nilai investasi dan kas yang dipegang (uninvested) dikurangi dengan biaya-biaya hutang dari kegiatan operasional yang harus dibayarkan. 2. Load dan Management Fees Sebuah reksa dana dapat saja mengenakan komisi untuk penjualan awal dan pembelian kembali (redemption). Komisi ini disebut load. Komisi ini dapat berupa up-front load maupun back-end load. Selain load, perusahaan investasi biasanya juga menetapkan management fees sebagai kompensasi pengelolaan dana secara profesional yang dikerjakan manajer. Fees ini merupakan persentase tertentu dari rata-rata NAV. Sejalan dengan skala ekonomis, makin besar dana yang dikelola akan makin menurunkan management fees yang dibebankan kepada investor. 3. Management Expense Ratio (MER) Management fees adalah salah satu komponen dari beban pengeluaran perusahaan. MER dikalkulasikan dengan membandingkan antara NAV dan total pengeluaran operasional tersebut. MER merepresentasikan suatu indikator pengeluaran komparatif suatu reksa dana relatif dengan reksa dana lainnya. 2.1.1.1. Reksa Dana Syariah Reksa dana syariah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kelompok investor yang menginginkan memperoleh pendapatan investasi dari sumber dan cara yang bersih yang dapat dipertanggungjawabkan secara religius yang memang sejalan dengan prinsip syariah. Reksa dana syariah dapat mengambil bentuk seperti reksa dana konvensional, tetapi keduanya memiliki perbedaan dalam operasional, yang paling tampak adalah proses screening dalam mengonstruksi portofolio. Filterisasi menurut prinsip syariah akan mengeluarkan efek / sekuritas yang memiliki aktivitas haram seperti riba, gharar, minuman keras, judi, daging babi, rokok, prostitusi, pornografi dan aktivitas haram lainnya. Reksa dana syariah tidak hanya bertujuan untuk mendapatkan return yang tinggi dan tidak hanya melakukan maksimalisasi kesejahteraan yang tinggi terhadap pemilik modal, tetapi memperhatikan pula bahwa portofolio yang dimiliki tetap berada pada aspek investasi pada perusahaan yang memiliki produk halal dan baik yang tidak melanggar aturan syariah. (Ach. Bakhrul Muchtasib dalam website PKES, 2007) 2.1.2. Tingkat Return Reksa Dana Syariah
5
Inti dari evaluasi kinerja adalah harus dihitung terlebih dahulu berapa tingkat pengembalian dari reksa dana. Tingkat pengembalian (return) diperoleh dengan formula (Kamaruddin Ahmad, 2004) : Ri = NAVt /unit – NAVt-1/unit NAVt-1/unit di mana : Ri = return dari reksa dana NAV1/unit = net asset value per unit periode t NAVt-1/unit = net asset value per unit periode sebelumnya 2.1.3. Tingkat Risiko Reksa Dana Syariah Untuk menghitung risiko, metode yang banyak digunakan adalah standar deviasi yang mengukur absolut penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya. Formula standar deviasi adalah (Jogiyanto, 2003): = 2 = ( Ri – E(Ri))2 n-1
di mana : 2 = varian = standar deviasi E(Ri) = ekspektasi return n – 1 = jumlah observasi dikurangi 1 2.1.4. Evaluasi Kinerja Reksa Dana Syariah Dalam melakukan evaluasi kinerja portofolio, dalam hal ini yaitu reksa dana, berhubungan dengan dua persoalan mendasar yaitu : (1) penentuan apakah manajer investasi menambah nilai terhadap portofolio dibanding dengan pembanding (benchmark) dan (2) penentuan tingkat pengembalian tersebut. Inti dari evaluasi kinerja reksa dana yaitu menghitung tingkat pengembalian yang diperoleh baik melalui keahlian yang dimiliki atau faktor keberuntungan serta membandingkannya dengan benchmark (Adler Haymans Manurung, 2007). Banyak tersedia berbagai metode untuk pengukuran kinerja reksa dana, salah satunya adalah Sharpe Index (Si). Sharpe Index ini menggunakan konsep dari Garis Pasar Modal (Capital Market Line) di mana Sharpe menyatakan series kinerja portofolio dihitung merupakan hasil bersih dari portofolio dengan sekuritas bebas risiko (Adler Haymans Manurung, 2007) : Si = Ri – Rf
di mana : Si = sharpe index reksa dana Rf = tingkat bunga bebas risiko (SWBI) 2.1.5. Hubungan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat 2.1.5.1. Hubungan Net Asset Value dengan Kinerja Reksa Dana
6
Desi Armadiani dalam website Sinarmas (2008) dalam menyebutkan net asset value (NAV) adalah total dana yang dikelola oleh manajer investasi dan dipengaruhi oleh dana yang masuk (pembelian unit baru dari investor) dan dana yang keluar (penarikan atau pencairan unit oleh investor). Sedangkan NAV per unit penyertaan merupakan : 1. ”harga beli” per unit penyertaan yang harus dibayar, jika ingin berinvestasi dengan membeli unit penyertaan reksa dana. ”harga jual” per unit penyertaan jika ingin mencairkan investasi, dengan menjual unit penyertaan reksa dana yang dimiliki. 2. Perubahan NAV / unit memberikan indikator kinerja investasi suatu reksa dana. Besarnya net asset value mencerminkan ukuran reksa dana. Semakin besar jumlah aset yang dikumpulkan sebuah reksa dana, seharusnya akan memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi pada reksa dana tersebut dalam memberikan pelayan terbaik kepada investornya. Disebutkan bahwa semakin besar aset akan semakin memudahkan terciptanya economic of scale yang dapat berdampak pada penurunan biaya yang dibebankan kepada investor secara tidak langsung (termasuk management fees) dan juga biaya tetap, sehingga dengan semakin besarnya aset yang dikelola maka persentase biaya juga akan menurun. Hal ini juga berdampak positif pada kinerja atau hasil investasi yang diberikan kepada investor. Namun demikian, investor juga perlu mencermati bahwa reksa dana dengan jumlah dana yang kecil belum tentu tidak menarik, karena mungkin saja reksa dana tersebut memberikan kinerja yang tak kalah menariknya daripada reksa dana dengan aset yang lebih besar (Eko Priyo Pratomo dan Ubaidillah Nugraha : 2001). Grinbalt dan Titman (1989), Volkman dan Wohar (1995), dan Marciano (1998) dalam Laili Faiza Ulfa (2002) secara umum menemukan korelasi negatif antara ukuran reksa dana dan kinerja reksa dana. Laili Faiza Ulfa (2002) dalam penelitiannya menemukan bahwa ukuran reksa dana tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Sedangkan Chen et.al dalam Laili Faiza Ulfa (2002) menemukan bahwa ukuran reksa dana berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. 2.1.5.2. Hubungan Management Fees dengan Kinerja Reksa Dana Management fees merupakan fee atas pengelolaan reksa dana. Biasanya, fee manajemen ini lebih besar untuk reksa dana saham dibandingkan dengan reksa dana lainnya. Bank kustodian menghitung manajemen fee yang dibayarkan kepada manajer investasi setiap hari dan dibayarkan pada awal bulan berikutnya (Adler Haymans Manurung, 2007). Adler Haymans Manurung (2007) menyebutkan bahwa manajemen fee ini berkisar antara 0,5 persen sampai 2 persen per tahun dari nilai aktiva bersih (NAV). Sedangkan Ivan Januadi dalam website Sinarmas (2008) menyebutkan manajemen fee maksimal sebesar 1,5 persen dari nilai aktiva bersih (NAV). Starks (1987), Golec (1988), Volkman dan Wohar (1995) dalam Laili Faiza Ulfa (2002) menemukan bahwa ada korelasi positif
7
antara kompensasi manajemen dan kinerja reksa dana. Gruber (1996) dan Canhart (1997) dalam Laili Faiza Ulfa (2002) menemukan bahwa kompensasi manajemen tidak berpengaruh terhadap kinerja reksa dana. Sedangkan dalam penelitiannya, Laili Faiza Ulfa (2002) menemukan bahwa kompensasi manajemen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. 2.1.5.3. Hubungan Risk dengan Kinerja Reksa Dana Hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Investor tidak mengetahui secara pasti tentang hasil yang akan diperoleh dari dana yang diinvestasikan. Hasil yang diharapkan diterjemahkan dalam tingkat keuntungan yang diharapkan, sedangkan risiko berarti probabilitas tidak tercapainya tingkat keuntungan yang diharapkan. Semakin besar penyimpangan tingkat keuntungan yang diharapkan, semakin besar pula tingkat risikonya. (Laili Faiza Ulfa, 2002). Return dan risk merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini. Return dan risk mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risk yang harus ditanggung, semakin besar pula return yang harus dikompensasikan. (Jogiyanto, 2003). Grinbalt dan Titman (1989), Volkman dan Wohar (1995) dalam Laili Faiza Ulfa (2002) menemukan korelasi positif antara risk adjustment performance dan tujuan reksa dana. Volkman (1999) dalam Laili Faiza Ulfa (2002) menemukan korelasi positif antara risiko dan kinerja reksa dana. Dan dalam penelitiannya Laili Faiza Ulfa (2002) menemukan bahwa tingkat risiko mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. 2.2. Review Penelitian Terdahulu 1. Cut Nuryanti Prima Fitria Firmansyah (2004), Analisis Perbandingan Kinerja Reksa dana. Hasil Penelitiannya adalah penilaian hasil pengukuran kinerja 2 parameter, Sharpe Index dan Treynor Index, portofolio reksa dana syariah memiliki peringkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan portfolio reksa dana konvensional. Dengan demikian, portofolio reksa dana syariah telah terdiversifikasi dengan baik. 2. Cahyaningsih, Eko Suwardi, dan Doddy Setiawan (2008), Perbandingan Kinerja Reksa dana Syariah dengan Reksa dana Konvensional. Hasil Penelitiannya adalah Pada tahun 2004, reksa dana konvensional memiliki kinerja yang lebih unggul daripada kinerja reksa dana syariah hampir diseluruh kriteria kecuali The Modigliani and Modigliani Index (MM). Pada tahun 2005, reksa dana syariah memiliki kinerja yang lebih unggul daripada kinerja reksa dana konvensional diseluruh kriteria indeks. Pada tahun 2006, reksa dana konvensional memiliki kinerja yang lebih unggul daripada kinerja reksa dana syariah di seluruh kriteria indeks. Penelitian ini mereplikasi penelitian Laili Faiza Ulfa (2002), untuk itu peneliti menggunakan variabel yang sama yaitu Net Asset Value, Management Fees dan Risk dan model analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, tapi penelitian ini difokuskan pada reksa dana syariah khususnya untuk reksa dana campuran syariah dengan periode penelitian dari
8
bulan September 2005 sampai dengan bulan Desember 2007. Peneliti menggunakan perhitungan kinerja reksa dana dan perhitungan risk yang berbeda. Penelitian ini menggunakan Sharpe Index untuk kinerja reksa dana campuran syariah dan standar deviasi untuk perhitungan risk. 2.3. Kerangka Pemikiran Kerangka pikir penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : Pertama-tama dilakukan perhitungan kinerja reksa dana campuran syariah dengan menggunakan metode sharpe index. Angka-angka dari data yang diperoleh mengenai besarnya reksa dana dilakukan perhitungan melalui formulasi return reksa dana, setelah diketahui hasilnya kemudian dilakukan perhitungan melalui formulasi standar deviasi. Setelah itu angka-angka yang didapat dari formulasi return reksa dana dan formulasi standar deviasi dimasukkan ke dalam formulasi kinerja reksa dana ditambah dengan angka dari data return risk rate. Kemudian dilakukan uji analisis korelasi net asset value, management fees dan risk terhadap kinerja reksa dana campuran syariah. Akhirnya, berdasarkan hasil analisis tersebut dapat ditarik kesimpulan dan saran-saran yang bermanfaat sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan berbagai pihak terutama para investor untuk melakukan investasi. Secara ringkas, ilustrasi kerangka pikir penelitian ini dapat dijelaskan dalam bentuk bagan sebagai berikut :
9
Reksa dana campuran syariah yang terdaftar di Bapepam
Net Asset Value
Return
Standar Deviasi
SWBI
Analisis kinerja reksa dana campuran syariah
Metode Sharpe Index
Analisis Statistik
Kesimpulan Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian Analisis Pengaruh Net Asset Value, Management Fees dan Tingkat Risiko terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah
10
Berdasarkan kerangka pikir penelitian di atas, dapat dibuat model penelitian sebagai berikut : Net Asset Value
Management Fees
Kinerja Reksa dana Campuran Syariah
Risk
= Secara Parsial = Secara Simultan 2.4.Hipotesis Penelitian Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji (Uma Sekaran, 2006 : 135). Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. H01 : Tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel Net Asset Value, Management Fees dan Risk terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah. H02 : Tidak ada pengaruh secara simultan antara variabel Net Asset Value, Management Fees dan Risk terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah.
3.METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua reksa dana campuran syariah yang terdaftar pada Bapepam, yaitu : 1) AAA Amanah Syariah Fund 2) Batasa Syariah 3) BNI Danaplus Syariah 4) Capital Syariah Fleksi 5) Cipta Syariah Balance 6) Danareksa Syariah Berimbang 7) Euro Peregrine Syariah Balanced Plus 8) Kausar Balanced Growth Syariah 9) Mandiri Investa Syariah Berimbang 10) Mega Dana Syariah 11) PNM Syariah 12) RD Trim Syariah Berimbang
11
13) Syariah Batasa Kombinasi 2. Sampel Dari populasi di atas, dipilih sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling, pengambilan sampel yang memenuhi kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Uma Sekaran : 2006). Adapun kriteria dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah reksa dana yang telah terdaftar sebelum atau sejak bulan September 2005. Berdasarkan kriteria tersebut, maka reksa dana campuran syariah yang menjadi sampel penelitian antara periode September 2005 – Desember 2007 ada 7 (tujuh), yaitu : 1) AAA Amanah Syariah Fund 2) Batasa Syariah 3) BNI Danaplus Syariah 4) Capital Syariah Fleksi 5) Danareksa Syariah Berimbang 6) Mandiri Investa Syariah Berimbang 7) PNM Syariah 3.2. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Menurut Sugiono (1999), data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data kuantitatif dalam penelitian ini meliputi : data net asset value (NAV), data tingkat suku bunga Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), dan data biaya pengelolaan reksa dana syariah (management fees). 3.3. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiono (1999) data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Secara terperinci, sumber data dalam penelitian ini adalah : 1) Data total net asset value dan net asset value per unit berasal dari website Bapepam dan TGRMFinance. 2) Data tingkat suku bunga Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) berasal dari website BI. 3) Data biaya pengelolaan reksa dana syariah (management fees) berasal dari prospektus reksa dana (website Bapepam) dan website Pusat Reksa. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Metode Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1) Dokumentasi Studi ini dilakukan untuk mengumpulkan dokumentasi data net asset value (NAV), data tingkat suku bunga Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), dan data biaya pengelolaan reksa dana (management fees) campuran syariah selama periode bulan Sepetember 2005 sampai dengan periode bulan Desember 2007 dan data lainnya yang relevan dengan pembahasan penelitian ini.
12
3.5. Definisi Operasional Variabel Variabel dependen dan independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Dependen (Y) Banyak tersedia berbagai metode untuk pengukuran kinerja reksa dana, salah satunya adalah Sharpe Index (Si). Dalam mengukur kinerja reksa dana ini ada beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu : a. Menghitung return Ri = NAVt /unit – NAVt-1/unit NAVt-1/unit Ri bulanan = Ri harian di mana : Ri = return dari reksa dana NAV1/unit = net asset value per unit periode t NAVt-1/unit = net asset value per unit periode sebelumnya b. Menghitung standar deviasi = 2 = ( Ri – E(Ri))2 n-1 di mana : 2 = varian = standar deviasi E(Ri) = ekspektasi return n – 1 = jumlah hari dikurangi 1 c. Menghitung kinerja reksa dana berdasarkan Sharpe Index Sharpe Index ini menggunakan konsep dari Garis Pasar Modal (Capital Market Line) di mana Sharpe menyatakan series kinerja portofolio dihitung merupakan hasil bersih dari portofolio dengan sekuritas bebas risiko (Adler Haymans Manurung, 2007): Si = Ri – Rf
di mana : Si = sharpe index reksa dana Ri = tingkat return Rf = tingkat bunga bebas risiko (SWBI) = standar deviasi 2. Variabel Independen (X) a. Net Asset Value NAV merupakan total dana yang dikelola oleh manajer investasi dan dipengaruhi oleh aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Besarnya NAV mencerminkan ukuran reksa dana. Data diambil dari NAV bulanan yang merupakan dana penempatan awal bulan dan belum ada tambahan transaksi b. Management Fees Management fees merupakan fee atas pengelolaan reksa dana. Bank kustodian menghitung manajemen fee yang dibayarkan kepada manajer investasi setiap hari dan dibayarkan pada awal bulan berikutnya (Adler Haymans Manurung, 2007).
13 MFt = MFn MFn = NAVn x 1/365 x %MF di mana : MFt = besarnya management fees untuk bulan t MFn = besarnya management fees harian NAVn = besarnya total net asset value harian %MF = persentase management fees per tahun c. Risk Hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Risiko merupakan penyimpangan dari return yang diharapkan, return sesungguhnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk menghitung risiko, metode yang banyak digunakan adalah standar deviasi yang mengukur absolut penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya. Formula standar deviasi adalah (Jogiyanto, 2003): = 2 = ( Ri – E(Ri))2 n-1 di mana : 2 = varian = standar deviasi E(Ri) = ekspektasi return n – 1 = jumlah hari dikurangi 1 3.6. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi berganda dengan dasar sebagai berikut : 1. Pengukuran variabel dependen dan variabel independen dalam penelitian ini berupa angka dan rasio. 2. Variabel independen dalam penelitian ini berjumlah lebih dari satu. Model empiris yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : di mana : + 1x1 + 2x2 + 3x3 + e y= y = kinerja reksa dana campuran syariah = konstanta 1, 2, 3 = koefisien regresi x1 = NAV x2 = management fees x3 = risk e = kesalahan pengganggu Untuk menghasilkan hubungan yang tidak bias dalam analisis regresi maka dilakukanlah uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang harus diliputi meliputi pengujian normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data, pada penelitian ini
14 digunakan grafik Normal P – P of Regression Standardized Residual. Dasar deteksi adanya normalitas adalah apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Tetapi jika data yang berupa titik menyebar jauh dari garis diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi yang digunakan dalam penelitian tidak memenuhi asumsi normalitas.(Singgih Santoso : 2001) 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas artinya antar variabel dalam model regresi saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Penelitian ini menggunakan nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance untuk menguji ada tidaknya multikolinearitas. Menurut Imam Ghozali (2001), pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah : a. mempunyai nilai VIF di bawah angka 10 b. memiliki angka tolerance di sekitar atau di atas angka 0,1 Beberapa cara yang dapat dilakukan apabila terjadi multikolinearitas adalah dengan menghilangkan salah satu variabel yang mempunyai masalah multikolinearitas, ataupun mengkombinasikan variabel (Mudrajad Kuncoro, 2001). 3. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah suatu kesalahan di mana masing-masing kesalahan pengganggu mempunyai varians yang berlainan, akibatnya penaksir regresi OLS (Ordinary Last Square) tidak efisien. Untuk mengenali adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada Grafik Scatterplot antara SRESID dan Zpred, di mana sumbu y yang telah diprediksi dan sumbu x adalah residual (y prediksi – y sesungguhnya). Adapun dasar analisis untuk menentukan ada tidaknya heteroskedastisitas adalah : a. Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk polapola yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) artinya terjadi heteroskedastisitas. b. Apabila tidak terdapat pola-pola yang jelas dan titik-titik yang menyebar di bawah ataupun di atas angka 0 pada sumbu y, artinya tidak terjadi heteroskedastisitas. (Imam Ghozali, 2001) 4. Uji Autokorelasi Menurut Imam Ghozali (2001), uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Pengujian ini menggunakan uji Durbin Watson (Uji D-W). Apabila terjadi masalah autokorelasi, maka cara yang dapat dilakukan adalah dengan memasukkan variabel tambahan, mengubah bentuk fungsional, atau dengan menggunakan Generalized Least Square (Mudrajad Kuncoro, 2001). 3.7. Pengujian Hipotesis Ada 2 jenis pengujian hipotesis, yaitu (Singgih Santoso : 200) : 1. Uji t (uji parsial)
15
Pengujian parsial yang bertujuan untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh masing-masing terhadap variabel dependen, dengan hipotesis : Ho1 : Variabel Net Asset Value, Management Fees dan Risk secara parsial tidak berpengaruh terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah yang terdaftar di Bapepam. Ha1 : Variabel Net Asset Value, Management Fees dan Risk secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah yang terdaftar di Bapepam. Pengambilan keputusan : a. Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel Jika statistik t hitung (nilai mutlak) < statistik t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika statistik t hitung (nilai mutlak) > statistik t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Statistik t hitung dapat dilihat pada tabel coefficients Statistik t tabel taraf nyata () = 5% df (derajat kebebasan) = n-k b. Berdasarkan probabilitas Jika probabilitas > , maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika probabilitas < , maka Ho ditolak dan Ha diterima. 2. Uji F (uji simultan) Pengujian simultan ini bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dapat menjelaskan keragaman variabel dependen, dengan hipotesis : Ho2: Variabel Net Asset Value, Management Fees dan Risk secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah yang terdaftar di Bapepam. Ha2: Variabel Net Asset Value, Management Fees dan Risk secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah yang terdaftar di Bapepam. Pengambilan keputusan : a. Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel Jika statistik F hitung (nilai mutlak) < statistik F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika statistik F hitung (nilai mutlak) > statistik F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Statistik F hitung dapat dilihat pada tabel ANOVA Statistik F tabel taraf nyata () = 5% numerator = jumlah variabel – 1 denumerator = n - k b. Berdasarkan probabilitas Jika probabilitas > , maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika probabilitas < , maka Ho ditolak dan Ha diterima.
16
4.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.8. Analisis Deskriptif Penelitian Analisis ini bertujuan untuk memberikan gambaran (deskripsi) tentang suatu data, seperti berapa rata-rata, deviasi standar, dan sebagainya. Statistik deskriptif penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini Tabel 3. Statistik Deskriptif N Min Max Mean Standar Deviasi Si 196 -7,6798 26,2981 5,55396 6,621279 NAV 196 4.688.660.149 131.588.537.208 47.258.368.700 35.481.483.540 MF 196 6.959.303 223.857.739 54.815.900 40.128.560 Risk 196 0,00018986 0,038373 0,0059179 0,0056125 196 Sumber : Lampiran (data diolah kembali) 1. Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah (Si) Perhitungan kinerja reksa dana campuran syariah dilakukan untuk mengetahui apakah portofolio yang dibentuk sudah mampu memenuhi tujuan investasi yang ingin dicapai investor. Hasil analisis deskriptif dari 196 observasi selama periode bulan September 2005 sampai dengan Desember 2007, kinerja reksa dana campuran syariah mempunyai nilai rata-rata sebesar 5,55396 dengan standar deviasi sebesar 6,621279. Sedangkan kinerja reksa dana mempunyai nilai minimum sebesar -7,6798 dan nilai maksimum sebesar 26,2981 . Standar deviasi yang sangat besar (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi yang besar, atau adanya kesenjangan yang besar antara nilai kinerja reksa dana campuran syariah yang terendah (minimum) dan yang tertinggi (maksimum). 2. Net Asset Value Besarnya net asset value mencerminkan ukuran reksa dana. Hasil analisis deskriptif dari 196 observasi selama periode bulan September 2005 sampai dengan Desember 2007, net asset value mempunyai nilai rata-rata sebesar Rp 47.258.368.700 dengan standar deviasi sebesar Rp 35.481.483.540. Sedangkan net asset value mempunyai nilai minimum sebesar Rp 4.688.660.149 dan nilai maksimum sebesar Rp 131.588.537.208. Standar deviasi yang sangat besar (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi yang besar, atau adanya kesenjangan yang besar antara net aseet value yang terendah (minimum) dan yang tertinggi (maksimum). Dilihat dari nilai maksimum dan minimum tersebut ditunjukkan bahwa besarnya ukuran reksa dana yang tersedia bagi para investor bervariasi. 3. Management Fees Hasil analisis deskriptif dari 196 observasi selama periode bulan September 2005 sampai dengan Desember 2007, management fees mempunyai nilai rata-rata sebesar Rp 54.815.900 dengan standar deviasi sebesar Rp 40.128.560. Sedangkan management fees mempunyai nilai minimum sebesar Rp 6.959.303 dan nilai maksimum sebesar Rp 223.857.739. Standar deviasi yang sangat besar (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi yang besar, atau adanya kesenjangan yang besar antara
17
management fees yang terendah (minimum) dan yang tertinggi (maksimum). 4. Risk Hasil analisis deskriptif dari 196 observasi selama periode bulan September 2005 sampai dengan Desember 2007, risk mempunyai nilai rata-rata sebesar 0,59179% dengan standar deviasi sebesar 0,56125%. Sedangkan nilai minimum risk sebesar 0,018986% dan nilai maksimum sebesar 3,8373%. Standar deviasi yang sangat besar (lebih dari 30% dari mean) menunjukkan adanya variasi yang besar, atau adanya kesenjangan yang besar antara nilai risk yang terendah (minimum) dan yang tertinggi (maksimum). 3.9. Uji Asumsi Klasik Y = -25,331 + 2,561NAV - 1,591MF - 553,944 Model regresi ini akan diuji asumsi untuk mengetahui layak tidaknya model tersebut untuk memprediksi kinerja reksa dana campuran syariah. Berikut uji asumsi klasik yang dilakukan : 4,2.1. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi yang digunakan antara masing-masing variabel independennya tidak terjadi korelasi. Tabel 8. Uji Multikolinieritas Variabel VIF Tolerance Keterangan NAV 6,232 0,160 Tidak ada multikolinieritas MF 6,007 0,166 Tidak ada multikolinieritas Risk 1,105 0,905 Tidak ada multikolinieritas Sumber : Lampiran (data diolah kembali) Pada tabel 8 dapat dilihat bahwa angka VIF Net Asset Value, Management Fees dan Risk berturut-turut sebesar 6,232 ; 6,007 ; dan 1,105, sedangkan angka tolerance sebesar 0,160 ; 0,166 ; dan 0,905. Berdasarkan hasil uji asumsi klasik multikolinieritas di atas disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terjadi problem multikolinieritas, karena nilai VIF di bawah angka 10 dan nilai tolerance di sekitar atau di atas angka 0,1. 4,2,2. Uji Heteroskedastisitas Mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan cara melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik. Dasar pengambilan keputusannya adalah (Singgih Santoso : 2001) :
18
Gambar 1. Scatterplot
Dari gambar di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi problem heteroskedastisitas pada model regresi kedua ini, sehingga layak dipakai untuk memprediksi kinerja reksa dana campuran syariah berdasar masukan variabel independennya. 4,2,3, Uji Normalitas Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas adalah melihat histogram, yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun kalau dengan hanya melihat histogram dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot, dengan cara melihat penyebaran data pada garis diagonal (Imam Ghozali : 2001).
19
Gambar 2. Histogram
Gambar 3. Normal Probability Plot
Dengan melihat tampilan histogram maupun normal probability plot dapat disimpulkan bahwa histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal dan pada normal probability plot terlihat titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi ini layak untuk memprediksi kinerja reksa dana campuran syariah berdasar masukan variabel independennya. 4.3.1. Uji Autokorelasi Berdasarkan perhitungan diperoleh dari tabel model summary, angka D-W sebesar 1,407 (lampiran 9) angka tersebut berada di antara -2 sampai +2 sehingga dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi pada model regresi ini. 3.10. Analisis Regresi
20
Y = -25,331 + 2,561NAV - 1,591MF - 553,944 Risk Dari model regresi di atas dapat disimpulkan : 1) Konstanta sebesar -25,331 menyatakan bahwa tidak ada perubahan (penambahan/pengurangan) variabel Net Asset Value, Management Fees dan Risk atau variabel independen konstan, maka Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah akan sebesar -25,331. 2) Koefisien regresi Net Asset Value sebesar 2,561 menyatakan apabila terdapat kenaikan/penambahan Net Asset Value sebesar satu maka akan menaikkan Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah sebesar 2,561. Sebaliknya, apabila Net Asset Value turun sebesar satu maka Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah akan turun sebesar 2,561. Hal ini terjadi karena hubungan antara Net Asset Value dan Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah adalah searah (tanda +). 3) Koefisien regresi Management Fees sebesar -1,591 menyatakan apabila terdapat penambahan Management Fees sebesar satu maka akan menurunkan Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah sebesar -1,591. Terjadi sebaliknya apabila Management Fees turun sebesar satu maka Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah akan naik sebesar -1,591. Hal ini dikarenakan hubungan antara Management Fees dan Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah berlawanan/tidak searah (tanda -). 4) Koefisien regresi Risk sebesar -553,944 menyatakan apabila terdapat penambahan Risk sebesar satu maka akan menurunkan Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah sebesar -553,944. Sebaliknya, apabila Risk turun sebesar satu maka Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah akan naik sebesar 553,944. Hal ini dikarenakan hubungan antara Risk dengan Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah berlawanan (tanda -). 3.11. Pengujian Hipotesis Model regresi penelitian ini ternyata semua asumsi terpenuhi sehingga layak digunakan untuk memprediksi kinerja reksa dana campuran syariah. 2. Pengujian Parsial (Uji t) Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah Net Asset Value, Management Fees dan Risk secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah. Uji t digunakan untuk menguji apakah masingmasing variabel independen berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen. Perhitungan t tabel dalam pengujian hipotesis ini menggunakan taraf nyata 5% dan derajat kebebasan = 196 – 4 = 192, sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 1,652829 (Lampiran 10). Sedangkan t-hitung dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini : Tabel 9. Coefficient Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. (Constant) -25,331 11,417 -2,219 0,028 Nav 2,561 1,090 0,352 2,350 0,020 Mf -1,591 1,193 -0,196 -1,333 0,184 Risk -553,944 74,356 -0,470 -7,450 0,000 Sumber : Lampiran
21
Hasil analisis dan pembahasan pengaruh secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen adalah : 1) Net Asset Value Uji t antara Net Asset Value terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah diperoleh hasil berupa nilai t-hitung = 2,350 > t-tabel = 1,972396 dan dengan sig = 0,020 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga secara parsial Net Asset Value berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah. Gambar 5. Uji t – Net Asset Value
Hasil pengujian ini sesuai teori yang menyatakan bahwa net asset value pada umumnya mencerminkan besar kecilnya ukuran portofolio reksa dana. Semakin besar ukuran reksa dana yang berarti net asset value yang dikelola juga semakin besar dan seharusnya akan memberikan fleksibilitas yang lebih tinggi pada reksa dana, sehingga semakin memudahkan terciptanya economic of scale yang akan dapat berdampak pada penurunan biayabiaya. Hal ini juga akan berdampak positif terhadap kinerja atau hasil investasi yang diberikan kepada investor (Eko Priyo Pratomo dan Ubaidillah Nugraha : 2001). Sedangkan Adler Haymans Manurung (2007) menyebutkan bahwa untuk menghitung pengembalian reksa dana (yang berarti untuk mengetahui kinerja reksa dana), investor harus mengetahui besarnya net asset value. Hasil ini mendukung penelitian Chen et.al. dalam Laili Faiza Ulfa (2002), yang menyatakan bahwa ukuran reksa dana berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana. Perbedaan dengan hasil penelitian sebelumnya adalah penelitian ini merupakan hasil dari uji variabel net asset value dari reksa dana campuran syariah, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan net asset value reksa dana konvensional yang besarannya lebih besar dari pada reksa dana syariah karena reksa dana konvensional telah lebih dulu berkembang di Indonesia. Net asset value reksa dana campuran syariah ini juga berbeda dengan net asset value reksa dana konvensional karena merupakan nilai investasi yang bersih dari unsur riba dan gharar. 2) Management Fees Uji t antara Management Fees terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah diperoleh hasil nilai t-hitung = -1,333 (nilai mutlak) < t-tabel = 1,972396 dan dengan sig = 0,184 > 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga secara parsial
22
Management Fees tidak berpengaruh terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah. Gambar 6. Uji t – Management Fees
Biaya-biaya yang dibebankan ketika berinvestasi dapat mengurangi nilai investasi investor dan pada akhirnya akan mengurangi tingkat pengembalian yang diterima investor dan hal ini juga akan mempengaruhi kinerja dari reksa dana itu sendiri, biaya ini diharapkan kecil agar hasil yang diperoleh cukup besar dan lebih tinggi dibandingkan dengan investasi produk lainnya (Adler Haymans Manurung : 2007). Pada hasil pengujian secara parsial atas hubungan management fees terhadap kinerja reksa dana campuran syariah ialah bertentangan dengan teori. Perbedaan ini dikarenakan management fees ini hanya merupakan sebagian kecil dari biaya-biaya yang dibebankan pada investor. Adapun biaya yang harus ditanggung investor ketika berinvestasi dalam reksa dana meliputi : biaya pembelian, biaya penjualan, biaya penjualan kembali, biaya bank kustodian, dan biaya audit (Adler Haymans Manurung : 2007). Hasil ini mendukung penelitian Laili Faiza Ulfa (2002) yang menyatakan bahwa kompensasi manajemen tidak berpengaruh terhadap kinerja reksa dana saham, karena pada umumnya management fees mempunyai persentase yang sangat kecil, yaitu berkisar antara 1% sampai dengan 2% per tahun. Analisis dalam penelitian ini menguji management fees untuk reksa dana campuran syariah, di mana biaya ini merupakan biaya untuk jasa manajer investasi yang telah mengelola reksa dana. Dalam prospektus disebutkan bahwa manajer investasi dalam mengelola reksa dana syariah tidak diperbolehkan melakukan spekulasi dan tidak diperbolehkan melakukan penjualan atas efek yang belum dimiliki (short selling), hal ini berbeda dengan reksa dana konvensional. 3) Risk Uji t antara Risk terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah diperoleh hasil t hitung = -7,450 (nilai mutlak) > t-tabel = 1,972396 dan dengan sig = 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga secara parsial Risk berpengaruh terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah. Gambar 7. Uji t – Risk
23
Reksa dana mempuyai arus kas yang berubah-ubah setiap waktu sehingga akan mempengaruhi portofolio dan juga akan mempengaruhi risiko portofolio dan sekaligus mempengaruhi tingkat pengembalian (Adler Haymans Manurung : 2007). Return dan risk merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini (Jogiyanto : 2003). Perubahan return menunjukkan kinerja dari suatu reksa dana. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diasumsikan bahwa risk berpengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran syariah. Jadi hasil pengujian secara parsial ini atas hubungan antara risk terhadap kinerja reksa dana campuran syariah tidak bertentangan dengan teori. Hasil ini mendukung penelitian Laili Faiza Ulfa (2002) yang menyatakan bahwa tingkat risiko mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksa dana. Tetapi hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa risiko mempunyai hubungan positif dengan kinerja reksa dana. Sedangkan hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa risiko mempunyai korelasi negatif terhadap kinerja reksa dana campuran syariah, yang artinya peningkatan (atau penurunan) risk maka akan diikuti dengan penurunan (atau peningkatan) kinerja reksa dana campuran syariah, hal ini disebabkan dari perhitungan kinerja yang menggunakan Sharpe Index. Dapat dilihat dari rumus matematis Sharpe Index bahwa hasilnya berbanding terbalik dengan risiko. Risiko yang digunakan oleh peneliti adalah standar deviasi yang merupakan total risiko dari risiko sistematis dan risiko unsistematis. Hasil pengujian secara parsial diatas menunjukkan bahwa ada dua variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana campuran syariah yang terdaftar di Bapepam, yaitu net asset value dan risk, sedangkan variabel lainnya, yaitu management fees tidak mempunyai pengaruh. Tidak ditemukannya pengaruh management fees terhadap kinerja reksa dana campuran syariah dikarenakan persentase management fees pada umumnya nilainya sangat kecil. 3. Pengujian Simultan (Uji F) Pengujian dilakukan untuk mengetahui Net Asset Value, Management Fees dan Risk secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah. Pengambilan keputusan untuk menentukan pengaruh variabel independen secara simultan terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah dapat dilakukan dengan : a. Membandingkan statistik hitung dengan statistik tabel
24
Jika statistik F hitung (nilai mutlak) < statistik F tabel, maka Ho diterima. Jika statistik F hitung (nilai mutlak) > statistik F tabel, maka Ho ditolak. Statistik F hitung dapat dilihat pada tabel ANOVA Statistik F tabel taraf nyata () = 5% numerator = jumlah variabel – 1 denumerator = n - k b. Berdasarkan probabilitas Jika sig > , maka Ho diterima. Jika sig < , maka Ho ditolak. Perhitungan F-tabel dalam pengujian hipotesis ini menggunakan taraf nyata 5%, numerator = 4 – 1 = 3, dan denumerator = 196 – 4 = 192, sehingga diperoleh nilai F-tabel sebesar 2,65164 (Lampiran 11). Sedangkan F-hitung dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. ANOVA Sum of Mean Model Squares Df Square F Sig. Regression 2647,115 3 882,372 28,705 0,000 Residual 5901,946 192 30,739 Total 8549,061 195 Sumber : Lampiran Berdasarkan tabel 10 di atas didapatkan bahwa F-hitung sebesar 28,705 > F tabel = 2,65164 dan dengan sig = 0,000 < 0,05, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga variabel Net Asset Value, Management Fees dan Risk berpengaruh secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah. Gambar 8. Uji F Hasil pengujian secara simultan ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa inti dari evaluasi kinerja portofolio yaitu mengetahui tingkat pengembalian/return (Adler Haymans Manurung : 2007), di mana return tersebut berhubungan erat dengan net asset value, biaya-biaya (termasuk management fees) dan risk. Hasil penelitian ini jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu yang sama-sama meneliti hubungan net asset value, management fees dan risk terhadap kinerja reksa dana, yaitu Laili Faiza Ulfa (2002), memiliki kesamaan dalam pengaruhnya secara simultan (bersamasama). Tabel 11. Model Summary Adjusted R R Square Square 0,310 0,299
Std. Error of the Estimate 5,5443036
Model R 1 0,556 Sumber : Lampiran Berdasarkan tabel 11 di atas didapatkan beberapa kesimpulan : (1) R sebesar 0,556 menunjukkan bahwa korelasi/hubungan antara Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah dengan tiga variabel independennya (Net Asset Value, Management Fees dan Risk) adalah kuat karena nilainya lebih besar dari 0,5; (2) R square atau koefisien determinasi sebesar 0,310 menunjukkan bahwa
25
variabel independen mampu menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 31% sedangkan sisanya 69% dipengaruhi oleh faktor lain, tetapi karena jumlah variabel lebih dari dua, maka digunakan adjusted R square sebesar 0,299, hal ini berarti bahwa variabel independen mampu menjelaskan variasi variabel dependen sebesar 29,9% dan sisanya 70,1% dipengaruhi oleh faktor lainnya, dan (3) Standard Error of the Estimate (SEE) sebesar 5,5443036, semakin kecil SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. 3.12. Implikasi Penelitian Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap kinerja reksa dana campuran syariah, dari ketiga variabel independen tersebut, net asset value dan risk yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja reksa dana campuran syariah. Net asset value dan risk mempunyai hubungan dengan return, dan hal ini juga akan berdampak terhadap kinerja reksa dana. Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaat bagi para investor ataupun calon investor untuk memilih reksa dana yang mempunyai kinerja yang baik dengan cara mempertimbangkan net asset value (ukuran reksa dana) dan tingkat risiko yang akan diterima. Para investor dapat mempertimbangkan besar kecilnya reksa dana ketika ingin berinvestasi melalui portofolio, hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai net asset value, karena nilai net asset value merupakan salah satu alat ukur dalam menentukan ukuran reksa dana tersebut. Kinerja reksa dana sangat dipengaruhi oleh faktor lain, sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan agar dapat menambahkan faktor lainnya.
5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut : 1. Variabel Net Asset Value dan Risk secara parsial masing-masing berpengaruh terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah yang terdaftar di Bapepam. Kesimpulan ini didukung oleh hasil uji t yaitu thitung Net Asset Value dan Risk berturut-turut sebesar 2,350 dan -7,450 (nilai mutlak) lebih besar dari nilai t-tabel sebesar 1,652829. Hal ini berarti hipotesis pertama yang diajukan yang menduga ada pengaruh Net Asset Value dan Risk secara parsial terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah dapat diterima. Sedangkan variabel Management Fees berdasarkan hasil uji-t tidak berpengaruh terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah. Hal ini didukung oleh hasil analisis, yaitu t-hitung Management Fees sebesar -1,333 (nilai mutlak) nilainya lebih kecil dibandingkan dengan nilai t-tabel sebesar 1,652829. Jadi berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang diajukan yang menduga ada pengaruh Management Fees secara parsial terhadap Kinerja
26
Reksa Dana Campuran Syariah tidak dapat diterima. Tidak ditemukannya pengaruh management fees yang signifikan terhadap kinerja reksa dana campuran syariah dikarenakan persentase management fees pada umumnya nilainya sangat kecil. 2. Variabel Net Asset Value, Management Fees dan Risk secara simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah yang terdaftar di Bapepam. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji F yaitu nilai F-hitung sebesar 28,705 lebih besar daripada F-tabel sebesar 2,65164. Hal ini berarti hipotesis kedua yang diajukan yang menduga ada pengaruh Net Asset Value, Management Fees dan Risk secara simultan terhadap Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah dapat diterima. Hal ini disebabkan karena menurut Adler Haymans Manurung (2007) kinerja reksa dana berhubungan erat dengan net asset value, biaya-biaya (termasuk management fees) dan risk. 3. Nilai R sebesar 0,556 menunjukkan bahwa korelasi/hubungan antara Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah dengan Net Asset Value, Management Fees dan Risk adalah kuat, hal ini dapat dilihat dari nilai R lebih besar dari 0,5. Sedangkan nilai adjusted R square sebesar 0,299 menunjukkan bahwa variabel Net Asset Value, Management Fees dan Risk mampu menjelaskan variasi variabel Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah sebesar 29,9% dan sisanya yang sebesar 70,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. 5.2. Saran 1. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat menambahkan periode penelitian dan peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat memperluas objek penelitiannya. Selain itu, berdasarkan hasil penelitin ini dinyatakan bahwa sebesar 70,1% ada faktor lain yang mempengaruhi variabel Kinerja Reksa Dana Campuran Syariah, untuk itu peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat menambahkan variabel lain yang mempengaruhi kinerja reksa dana campuran syariah, seperti biaya-biaya lainnya (biaya bank kustodian, biaya pembelian, biaya penjualan kembali, biaya pengalihan, dll), umur reksa dana, dan lainnya. 2. Bagi masyarakat yang ingin berinvestasi melalui reksa dana sebaiknya mempertimbangkan terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan dari portofolio yang akan dipilih, reksa dana campuran syariah ini bisa dikategorikan halal karena pemilihan efeknya berdasarkan prinsip-prinsip Islam dan tidak mengizinkan penggunaan strategi investasi yang menjurus ke arah spekulasi serta dalam portofolio syariah terdapat proses pembersihan pendapatan dengan mengeluarkan pendapatan yang dianggap non halal. Berinvestasi melalui reksa dana campuran syariah juga mengurangi risiko yang akan diperoleh dibandingkan apabila investor berinvestasi secara langsung (individu). Tetapi di samping itu, calon investor juga diharapkan dapat mempertimbangkan faktor lain dalam berinvestasi, seperti return, kinerja historis, ukuran reksa dana, dan juga biaya-biaya yang dikeluarkan.