ANALISIS PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN FANI YULIA ROSYADA Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
[email protected]
ABSTRACT Study is to examine empirically the Corporate Governance effect of earnings management, Corporate Governance effect on financial performance, and the earnings management effect on financial performance. This research method consists of statistical descriptive by SPSS 17 program and statistical analysis with path analysis by AMOSS 18 program. The results of this study prove that Corporate Governance mechanism is not proven effect toward earnings management, but Corporate Governance mechanism X1, X2 and X3 (institutional ownership, managerial ownership, independent commissioner) proved to effect toward financial performance. While earnings management also proved to effect toward financial performance. Keywords: Corporate Governance, Earnings Management, and Financial Performance. ABSTRAK Penelitian ini untuk mengetahui secara empiris pengaruh Corporate Governance tehadap manajemen laba, pengaruh Corporate Governance terhadap kinerja keuangan, dan pengaruh manajemen laba terhadap kinerja keuangan. Metode penelitian ini terdiri dari statistik desktiptif dengan program SPSS 17 dan analisis statistik dengan analisis jalur AMOS 18. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa mekanisme Corporate Governance tidak terbukti berpengaruh terhadap manajemen laba, namun mekanisme Corporate Governance X1, X2 dan X3 (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen) terbukti berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Sedangkan manajemen laba juga terbukti berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Kata kunci : Corporate Governance, manajemen laba dan kinerja keuangan.
PENDAHULUAN Perekonomian Indonesia pada tahun 1998 merupakan kondisi terburuk sepanjang sejarah negara kita. Dimana Indonesia mengalami krisis keuangan yang berkepanjangan karena lamanya proses perbaikan dan tidak adanya diskusi mengenai tata kelola korporasi. Apalagi pada saat itu banyak pihak baik individu maupun perusahaan atau badan usaha lebih mementingkan egoisme sehingga tidak terdapat hubungan antara pegawai dengan perusahaan (stakeholder) dalam menentukan arah kinerja perusahaan. Sejak saat itulah, baik pemerintah maupun investor mulai memberikan perhatian lebih dengan membuat pedoman Good Corporate Governance. Hasilnya bisa kita lihat beberapa tahun terakhir ini pemerintah banyak mengadakan penghargaan melalui pemeringkatan CGPI (Corporate Governance Perception Index) seperti Indonesia Quality Award (IQA) dan Annual Report Award (ARA). Penelitian ini dimotivasi oleh penelitian Isnanta (2008) dengan objek penelitian perusahaan go public di BEI. Konsep Indikator mekanisme Corporate Governance terdiri dari: kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris independent dan komite audit. Hal lain yang juga memotivasi peneliti adalah adanya perbedaan antara hasil penelitian yang dilakukan Boediono (2005), serta Ujiyantho (2007).
Penelitian Isnanta (2008) menunjukkan bahwa Corporate Governance dan struktur kepemilikan tidak terbukti berpengaruh terhadap manajemen laba. Karena sampel tidak homogen dan hasil penelitiannya lebih didukung oleh faktor luar, tidak hanya meliputi kepemilikan manajerial, dewan komite dan komite audit saja tapi juga kepemilikan institusional, karyawan dan publik atau masyarakat. Sedangkan untuk struktur kepemilikan penelitiannya berfokus pada kepemilikan terkonsentrasi saja. Meskipun begitu penelitiannya dapat membuktikan adanya pengaruh struktur kepemilikan terhadap kinerja keuangan. Dan sebaliknya manajemen laba tidak terbukti memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan. Penelitian Boediono (2005) menyatakan bahwa manajemen laba akan sangat mempengaruhi tingkat kualitas laba yang dilaporkan oleh manajemen. Ujiyantho (2007) menyatakan bahwa Corporate Governance tidak memiliki pengaruh seutuhnya terhadap manajemen laba dan begitu juga pengaruh manajemen laba terhadap kinerja keuangan. Hal ini sama dengan hasil penelitian Isnanta (2008) yaitu lebih didukung oleh faktor lain di luar objek penelitian. LANDASAN TEORI Teori Agensi Teori agensi muncul karena adanya masalah perbedaan kepentingan yang timbul dari konsep pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Teori agensi mendasarkan hubungan kontrak antara principal/pemegang saham/pemilik dan agent/manajemen/direksi. Menurut teori ini hubungan antara pemilik dan manajer pada hakekatnya sukar tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan (Conflict of Interest). Agency theory memfokuskan pada penentuan kontrak yang paling efisien yang mempengaruhi hubungan principal dengan agent Prasetyantoko (2008:68). Corporate Governance Dalam arti sempit pada dasarnya Corporate Governance berbicara tentang dua aspek yakni governance structure atau board structure dan governance process atau governance mechanism pada perusahaan Alijoyo (2004:2). Beberapa institusi Indonesia mengajukan definisi Corporate Governance, seperti The Indonesian Institute for Corporate Governance atau IICG mendefinisikan Corporate Governance sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder yang lain (www.iicg.org/glosarium). Corporate Governance menurut Forum for Corporate Governance in Indonesian (FCGI) didefinisikan sebagai seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajibannya, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan (www.iicg.org/glosarium). Corporate Governance menurut Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) mengacu kepada pembagian kewenangan antara semua pihak yang menentukan arah dan performance suatu perusahaan (www.iicg.org/glosarium). Kesimpulannya Corporate Governance adalah serangkaian mekanisme untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan sesuai dengan harapan para pihak yang
berkepentingan lainnya. Dimana praktik tata kelola perusahaan yang nantinya memiliki dua hasil yaitu menjadi baik (Good Corporate Governance) atau tetap menjadi buruk (Bad Corporate Governance). Setiap perusahaan pasti menginginkan praktik tata kelola yang mampu membuat kinerja perusahaan menjadi baik atau meningkat, maka perusahaan harus melaksanakan aturan-aturan yang dibuat pemerintah untuk menjadi pedoman dalam Good Corporate Governance (GCG). Selain itu dalam pengertian teori agensi makna Corporate Governance merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh semua pihak yang berkepentingan dengan perusahaan untuk menjalankan usahanya secara baik sesuai dengan hak dan kewajibannya masing-masing. Mekanisme Corporate Governance
1.
2.
3.
4.
Praktek Corporate Governance dalam penelitian ini diukur melalui kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, dan komite audit serta struktur kepemilikan. Berikut penjelasannya : Kepemilikan Institusional Investor institusional sering disebut sebagai investor yang canggih (sophisticated) sehingga seharusnya lebih dapat menggunakan informasi periode sekarang dalam memprediksi laba masa depan dibanding investor non instusional. Hasil hasil penelitian Jiambavo et al yang dijelaskan dalam penelitian Vinola menyatakan bahwa ada efek feedback dari kepemilikan instusional yang dapat mengurangi pengelolaan laba yang dilakukan perusahaan. Jika pengelolaan laba tersebut efisien maka kepemilikan institusional yang tinggi akan meningkatkan pengelolaan laba tetapi jika pengelolaan laba yang dilakukan perusahaan bersifat oportunis maka kepemilikan institusional yang tinggi akan mengurangi earnings management (Herawaty, 2007). Kepemilikan Manajerial Jensen dan Meckling menemukan bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan-kepentingan manajer dengan pemegang saham. Penelitian mereka menemukan bahwa kepentingan manajer dengan pemegang saham eksternal dapat disatukan jika kepemilikan saham oleh manajer diperbesar sehingga manajer tidak akan memanipulasi laba untuk kepentingannya (Herawaty, 2007). Komisaris Independen Pada dasarnya semua komisaris bersifat independent, dalam pengertian mereka diharapkan mampu melaksanakan tugas-tugasnya secara independen, semata-mata demi kepentingan perusahaan, tanpa pengaruh dari berbagai pihak lainnya. Keberadaan komisaris independen dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang lebih objektif dan menempatkan kesetaraan (fairness) diantara berbagai kepentingan perusahaan dan kepentingan stakeholder sebagai prinsip utama dalam pengambilan keputusan oleh dewan komisaris. Untuk lebih memantapkan efektivitas komisaris independen, jumlah komisaris independen paling sedikit 30% dari seluruh jumlah komisaris atau paling sedikit 1 (satu) orang (tertera pada peraturan dalam surat direksi nomor kep305/BEJ/07/2004). Komite Audit Dalam bukunya Alijoyo (2004:98) menjelaskan bahwa gagasan dasar dalam pembentukan komite audit adalah untuk memberdayakan fungsi komisaris dalam melakukan pengawasan. Dalam rangka penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), BEI mewajibkan perusahaaan tercatat wajib
memiliki komisaris independen dan komite audit. Keanggotaan komite audit sekurangkurangnya 3 anggota, seorang diantaranya komisaris independen perusahaan tercatat sekaligus menjadi ketua komite, sedangkan pihak lain adalah pihak ekstern yang independen dan minimal salah seorang memiliki kemampuan di bidang akuntansi dan keuangan (tertera pada peraturan dalam surat direksi nomor kep-305/BEJ/07/2004). 5. Struktur Kepemilikan Struktur kepemilikan perusahaan memiliki peran penting dalam hubungannya dengan kebijakan utang perusahaan. Dengan terkonsentrasinya kepemilikan perusahaan maka kontrol ada pada pemilik saham mayoritas dan bisa mempengaruhi kebijakan menejemen melalui hak suara. Pemilik memerlukan bondholder untuk melakukan pengawasan terhadap menejemen perusahaan, agar menejemen lebih efisien dalam mengelola perusahaan, tetapi mereka tidak menyukai pergeseran kemakmuran dari pemegang saham kepada bondholders. Dengan memegang kontrol terhadap perusahaan, maka masalah keagenan berkurang, logikanya pemegang saham juga akan mengurangi mekanisme monitoring dari pihak ketiga. Dengan demikian mereka akan mengurangi utang dan mendapat manfaat karena aliran kas ke pemegang saham menjadi lebih besar (Yohana, 2008). Menejemen laba Menejemen laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak manajemen yang menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikkan atau penurunan profitabilitas perusahaan untuk jangka panjang. Dengan demikian, manajemen laba dapat diartikan sebagai suatu tindakan manajemen laba yang mempengaruhi laba yang dilaporkan dan memberikan manfaat ekonomi yang keliru kepada perusahaan, sehingga dalam jangka panjang hal tersebut akan sangat menggangu bahkan membahayakan perusahaan. Manajemen laba dikenal juga sebagai rekayasa laba. rekayasa laba dilakukan oleh manajer atau penyusun laporan keuangan karena mengharapkan suatu manfaat dari tindakan yang dilakukan. Rekayasa laba dapat memberikan gambaran tentang perilaku manajer dalam melaporkan kegiatan usaha pada suatu periode tertentu, yaitu adanya kemungkinan motivasi tertentu yang mendorong mereka untuk merekayasa data keuangan Hery (2009:180). Kinerja Perusahaan Penelitian ini membahas bagaimana mekanisme Corporate Governance mempengaruhi kinerja keuangan sehingga akhirnya dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pelaksanaan Corporate Governance yang baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku akan membuat investor memberikan respon positif terhadap kinerja perusahaan dan nilai pasar perusahaan. Melalui peningkatan kinerja perusahaan akan menurunkan biaya modal, sementara itu investasi terhadap perusahaan akan meningkat dan harga saham akan meningkat pula. Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain terkonsentrasi atau tidak terkonsentrasinya kepemilikan, manipulasi laba, serta pengungkapan laporan keuangan. Kepemilikan yang banyak terkonsentrasi oleh institusi akan memudahkan pengendalian sehingga akan meningkatkan kinerja perusahaan. Pengungkapan laporan keuangan akan memberikan informasi yang berguna bagi pemakai laporan keuangan dan sebagai salah satu aspek GCG dapat digunakan untuk melihat baik tidaknya kinerja perusahaan.
METODE PENELITIAN Populasi dan Penentuan Sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2005 sampai dengan 2009. Berdasarkan kebutuhan informasi maka populasi penelitian adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, jasa, perkapalan, pertambangan dan komunikasi. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dipilih berdasarkan kriteria yang sangat penting yaitu perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan untuk tahun periode 2005 hingga tahun 2009. Dan memiliki informasi lengkap melingkupi kepemilikan manajerial, dewan komisaris independan dan dewan komite audit. Adapun perusahaan-perusahaan yang telah ditentukan untuk menjadi sampel tersebut dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Sampel Penelitian No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Nama Perusahaan PT AKR Corporindo Tbk. PT Aneka Tambang (persero) Tbk. PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk. PT Berlian Laju Tanker Tbk. PT Indosat Tbk. PT Intraco Penta Tbk. PT Kalbe Farma Tbk. PT Lautan Luas Tbk. PT Multi Indocitra Tbk. PT Perusahaan Gas Negara Tbk. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. PT Siantar Top Tbk. PT Sona Topas Tourism Industri Tbk. PT Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk. PT Tira Austenite Tbk. PT Toko Gunung Agung Tbk.
Kode Perusahaan AKRA ANTM APOL BLTA ISAT INTA KAEF LTLS MICE PGAS RALS STTP SONA PTBA TKGA TIRA
Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan sumber data historis. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber meliputi buku referensi, literatur dan data yang diambil dari IDX Statistik dan www.iicg.org . Variabel dan Hipotesis Variabel Dependen/Endogen Variabel dependen/endogen adalah variabel tidak bebas yang keadaannya merupakan sesuatu yang dipengaruhi atau diakibatkan oleh variabel independen (Y). Variabel dependen dalam penelitian ini ada dua yaitu, Manajemen Laba (Y1) dan Kinerja Keuangan (Y2).
Variabel independen/eksogen Variabel independen/eksogen adalah suatu variabel yang keadaanya tidak dipengaruhi oleh variable lainnya. Variabel independen dalam penelitian ini adalah mekanisme Corporate Governance (X). Dalam hal ini dapat dijelaskan Corporate Governance melalui kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, komite audit dan struktur kepemilikan. Tabel 2. Operasional Variabel Penelitian Variabel Variabel Eksogen 1. Corporate Governance a. Kepemilikan Institusional b.
Kepemilikan Manajerial
c.
Komisaris Independen
d.
Komite Audit
e.
Struktur Kepemilikan - Kepemilikan Tersebar
- Kepemilikan Terkonsentrasi Variabel Endogen 2. Manajemen Laba
3.
Kinerja Keuangan
Indikator
Skala
Persentase jumlah saham yang dimiliki instititusional dari total saham beredar. Persentase jumlah saham yang dimiliki manajemen dari total saham beredar. Persentase jumlah dewan komisaris dari luar dari seluruh anggota dewan. Persentase jumlah anggota luar komite audit terhadap seluruh anggota.
Rasio
Persentase jumlah saham yang dimiliki pemegang saham non-pengendali dari total saham beredar (diwakili oleh variabel dummy yaitu nilai 0). Persentase jumlah saham yang dimiliki pemegang saham pengendali dari total saham beredar (diwakili oleh variabel dummy yaitu nilai 1).
Nominal
Perbandingan antara rasio akrual modal kerja (selisih perubahan aktiva lancar, hutang lancar dan kas/setara kas) dengan penjualan Kinerja keuangan diukur dengan menggunakan Cash Flow Return on Asset (CFROA), yaitu perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak ditambah depresiasi dengan total aktiva.
Rasio
Rasio Rasio Rasio
Nominal
Rasio
Alat Analisis yang Digunakan Analisis Deskriptif Dengan menggunakan bantuan program SPSS 17 uji statistik deskriptif dilakukan untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diuji pada setiap hipotesis, bagaimana profil perusahaan dan distribusi variabel-variabel tersebut. Hasil statistik deskriptif dalam SPSS 17 menjelaskan mengenai seberapa besar persentase peranan variabel-variabel yang diteliti.
Analisis Statistik Menggunakan analisis jalur yang dilakukan dengan bantuan statistik yang terdapat dalam text output program AMOS 18 yaitu pada tabel Regression Weight. Variabel dikatakan berpengaruh jika nilai probabilitas ≥ koefisien beta atau p < 0,05. Perumusan Hipotesis 1. H1 = Mekanisme Corporate Governance berpengaruh terhadap manajemen laba Karena mekanisme Corporate Governance dalam penelitian meliputi lima objek maka hipotesis yang ditetapkan : a. Ho1 : tidak terdapat pengaruh antara kepemilikan institusional terhadap manajemen laba. Ha1 : terdapat pengaruh antara kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba. b. Ho2 : tidak terdapat pengaruh antara kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba. Ha2 : terdapat pengaruh antara kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba. c. Ho3 : tidak terdapat pengaruh antara komisaris independen terhadap manajemen laba. Ha3 : terdapat pengaruh antara komisaris independen terhadap manajemen laba. d. Ho4 : tidak terdapat pengaruh antara komite audit terhadap manajemen laba. Ha4 : terdapat pengaruh antara komite audit terhadap manajemen laba. e. Ho5 : tidak terdapat pengaruh antara struktur kepemilikan terhadap manajemen laba. Ha5 : terdapat pengaruh antara struktur kepemilikan terhadap manajemen laba. 2. H2 = Mekanisme Corporate Governance berpengaruh terhadap kinerja keuangan a. Ho1 : tidak terdapat pengaruh antara kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan. Ha1 : terdapat pengaruh antara kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan. b. Ho2 : tidak terdapat pengaruh antara kepemilikan manajerial terhadap kinerja keuangan. Ha2 : terdapat pengaruh antara kepemilikan manajerial terhadap kinerja keuangan. c. Ho3 : tidak terdapat pengaruh antara komisaris independen terhadap kinerja keuangan. Ha3 : terdapat pengaruh antara komisaris independen terhadap kinerja keuangan. d. Ho4 : tidak terdapat pengaruh antara komite audit terhadap kinerja keuangan. Ha4 : terdapat pengaruh antara komite audit terhadap kinerja keuangan. e. Ho5 : tidak terdapat pengaruh antara struktur kepemilikan terhadap kinerja keuangan. Ha5 : terdapat pengaruh antara struktur kepemilikan terhadap kinerja keuangan. 3. H3 = Manajemen laba berpengaruh terhadap kinerja keuangan - Ho : tidak terdapat pengaruh antara manajemen laba terhadap kinerja keuangan. Ha : terdapat pengaruh antara manajemen laba terhadap kinerja keuangan.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis Hasil Penelitian Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dalam mekanisme Corporate Governance terhadap manajemen laba dan kinerja keuangan, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan uji statistik regression weight. Untuk melakukan pengujian, peneliti menggunakan bantuan program Amos 18 dan hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Regression Weight Estimate S.E. C.R. Y1 <--- X1 ,082 ,208 ,392 Y1 <--- X2 ,136 ,184 ,738 Y1 <--- X3 ,427 ,360 1,186 Y1 <--- X4 -,421 ,285 -1,477 Y1 <--- X5 ,049 ,065 ,752 Y2 <--- X1 -,227 ,102 -2,215 Y2 <--- X2 -,225 ,091 -2,484 Y2 <--- X3 -,434 ,178 -2,436 Y2 <--- X4 ,009 ,142 ,066 Y2 <--- X5 ,059 ,032 1,846 Y2 <--- Y1 ,126 ,055 2,282 Sumber : Hasil Perhitungan AMOS 18
P ,695 ,460 ,236 ,140 ,452 ,027 ,013 ,015 ,947 ,065 ,022
Label par_1 par_2 par_3 par_4 par_5 par_6 par_7 par_8 par_9 par_10 par_11
Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil analisis regresi yang ditunjukkan pada tabel 3, maka hasil pengujian hipotesis sebagai berikut. 1. Pengujian Hipotesis antara mekanisme Corporate Governance (X) dengan Manajemen Laba (Y1) - Variabel X1 (kepemilikan institusional) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Y1, karena koefisien jalur 0,082 dan probabilitas sebesar 0,695 > 0,05. - Variabel X2 (kepemilikan manajerial) juga tidak berpengaruh terhadap Y1, hasil menunjukkan karena koefisien jalur 0,136 probabilitas sebesar 0,460 > 0,05. - Variabel X3 (komisaris independen) juga tidak berpengaruh terhadap Y1, hasil menunjukkan karena koefisien jalur 0,427 probabilitas sebesar 0,236 > 0,05. - Variabel X4 (komite audit) tidak berpengaruh terhadap Y1, karena hasil karena koefisien jalur -0,421 probabilitas sebesar 0,140 > 0,05. - Variabel X5 (struktur kepemilikan) hasil regresi menunjukkan karena koefisien jalur sebesar 0,049 dan probabilitas 0,452 > 0,05, hal ini menunjukkan bahwa struktur kepemilikan tidak memiliki pengaruh dalam manajemen laba. 2. Pengujian Hipotesis antara mekanisme Corporate Governance (X) dengan Kinerja Keuangan (Y2) - Variabel X1 (kepemilikan institusional) dengan koefisien jalur sebesar -0,227 berpengaruh secara signifikan terhadap Y1, karena probabilitas sebesar 0,027 < 0,05.
-
3.
Variabel X2 (kepemilikan manajerial) dengan koefisien jalur sebesar -0,225 terdapat pengaruh secara signifikan terhadap Y2, karena probabilitas sebesar 0,013 < 0,05. Variabel X3 (komisaris independen) dengan koefisien jalur sebesar -0,434 terdapat pengaruh terhadap Y2, hasil menunjukkan probabilitas sebesar 0,015 < 0,05. Variabel X4 (komite audit) dengan koefisien jalur sebesar 0,009 tidak terdapat pengaruh terhadap Y2, karena hasil probabilitas sebesar 0,947 > 0,05. Variabel X5 (struktur kepemilikan) dengan koefisien jalur sebesar 0,059 tidak terdapat pengaruh terhadap Y2, karena hasil probabilitas sebesar 0,065 > 0,05. Dengan kata lain hasil pengujian menyatakan bahwa dalam mekanisme Corporate Pengujian Hipotesis antara mekanisme Manajemen Laba (Y1) dengan Kinerja Keuangan (Y2) Dari hasil pengujian manajemen laba terbukti memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan, koefisien jalur 0,126 karena hasil probabilitas sebesar 0,022 < 0,05.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Mekanisme Corporate Governance tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. Hasil pengujian menyatakan bahwa dalam mekanisme Corporate Governance, baik kepemilikan instutisional, kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen dan dewan komite audit serta struktur kepemilikan tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. Mekanisme Corporate Governance memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan, hal ini dijelaskan oleh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan komisaris independen. Dan Manajemen laba memiliki pengaruh terhadap terhadap kinerja keuangan. Saran Bagi perusahaan baiknya melakukan ancaman pemecatan, ancaman pengambilalihan, dan penataan insentif manajer. Hal ini untuk mencegah terjadinya kontrakdisi antara Corporate Governance dengan teori akuntansi perusahaan dan manajemen laba dengan creative accounting. Karena akuntan adalah pihak yang paling berperan untuk mengatasi praktik di dunia bisnis. Sedangkan manajemen laba merupakan permasalahan moral yang paling penting bagi profesi akuntansi. Bagi investor sebaiknya berhati-hati dalam pengambilan keputusan bisnis, tidak hanya terfokus pada informasi laba, tetapi juga mempertimbangkan informasi non keuangan, seperti keberadaan mekanisme internal perusahaan. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian yang sama dengan metode pengukuran yang lain misalnya untuk Corporate Governance diukur dengan Indeks Corporate Governance. Begitu juga dengan data penelitian hendaknya diambil melalui satu jenis industri (homogen).
DAFTAR PUSTAKA Arifin. 2005. Peran Akuntan Ddalam Menegakkan Prinsip Good Corporate Governace Pada Perusahaan di Indonesia (Tinjauan Perspetif Teori Keagenan). Universitas Diponegoro, Semarang. Alijoyo, Antonius dan Subarto Zaini. 2004. Komisaris Independen Penggerak Praktik GCG di Perusahaan. Jakarta : PT Indeks Kelompok Gramedia. Boediono, Gideon SB. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governace dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII, IAI, 2005. Ermayanti, Dwi. 2009. “Kinerja Keuangan Perusahaan”. Dalam http://www.dwiermayanti.wordpress.com/2009/10/14/kinerjakeuanganperusaha n/kuliah-akuntansi.htm Haryono, Slamet. 2005. Struktur Kepemilikan Dalam Bingkai Teori Keagenan. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Jurnal Akuntansi & Bisnis Vol. 5, No. 1, Februari 2005 : 63 - 71. Herawaty, Vinola. 2007. Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan. Universitas Trisakti, Indonesia. Hery. 2009. Teori Akuntansi. Jakarta : Kencana. Irfan, Ali. 2002. Pelaporan Keuangan dan Asimetri Informasi dalam Hubungan Agensi. Lintasan Ekonomi Vol. XIX. No.2. Juli 2002. Isnanta, Rudi. 2008. Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Skripsi FE Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Kajola, Sunday O. 2008. Corporate Governance and Firm Perfomance : The Case of Nigerian Listed Firms. Department of Accounting, Olabisi Onabanjo University, Nigeria. European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences. Prasetyantoko, A. 2008. Corporate Governance Pendekatan Institusional. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Ujiyantho, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X, IAI, 2007. Wijaya, Tony. 2009. Analisis Structural Equation Model Menggunakan Amos. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya.
Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yohana, Denny dan Warnida. 2008. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan, Klasifikasi Industri, Pertumbuhan dan Risiko Terhadap Leverage Perusahaan Publik Di Indonesia. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Zarkasyi, Wahyudin. 2008. GCG Pada Badan Usaha Manufaktur, Perbankan dan Jasa Keuagan Lainnya. Bandung: Alfabeta. www.idx.co.id/MainMenu/Emiten/BondIssuer/FinancialReport/tabid/300/lang/enUS/lan guage/en-US/Default.aspx www.iicg.org/glosarium www.kesimpulan.com/2009/04/praktek-manajemen-laba.htm