UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, RELATED PARTY TRANSACTION DAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN PADA TINGKAT ASIMETRI INFORMASI
SKRIPSI
BAYU WIDIARNO 0906609181
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI AKUNTANSI UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK JANUARI 2012
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, RELATED PARTY TRANSACTION DAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN PADA TINGKAT ASIMETRI INFORMASI
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi
BAYU WIDIARNO 0906609181
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI AKUNTANSI UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK JANUARI 2012
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
i Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
ii Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Bayu Widiarno NPM : 0906609181 Program Studi : Ekstensi Akuntansi Departemen : Akuntansi Fakultas : Ekonomi Jenis karya : Skripsi demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, RELATED PARTY TRANSACTION DAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN PADA TINGKAT ASIMETRI INFORMASI beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Pada tanggal
: Depok : Januari 2012
Yang menyatakan
(Bayu Widiarno)
iii Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Penyusunan penelitian ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan penelitian ini sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan penelitian ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. der Soz. Drs. Gumilar Rusliwa Somantri, selaku Rektor Universitas Indonesia. 2. Prof. Firmanzah S.E., M.M., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 3. Dr. Ratna Wardhani S.E., Ak., M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah dengan sabar membimbing dan memberi pengarahan serta kritik yang sangat berarti untuk penulisan skripsi ini. Merupakan kesempatan yang baik dan berharga untuk saya dapat belajar dari Ibu. 4. Bpk. Radiono dan Ibu D. Rohaeni selaku Ayah dan Ibu yang sangat sabar membimbing dan menasehati disaat penulis sedang merasa jenuh dan kehilangan semangat, atas semua doa dan lelah kalian yang tidak pernah habis. Adikku Sandra terima kasih atas semua semangat dan doa. 5. Ibu Evony Silvino Violita S.E., Ak., M.Com, dan ibu Dyah Setyaningrum SE. Ak., MSM, selaku dewan penguji skripsi. Suatu kebanggaan dapat mempresentasikan skripsi saya dihadapan ibu berdua.
iv Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
6. Ine Marlinawati S.E., terima kasih atas bimbingan, semangat dan doa yang sangat berarti. 7. Dosen-dosen FE-Universitas Indonesia atas semua ilmu yang Insya Allah bermanfaat, staff pengajar, staff administrasi Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, pegawai perpustakaan FE-UI. Terima kasih atas jasa-jasa kalian. 8.
Rekan-rekan seperjuangan dan sahabat terbaik penulis selama menempuh perkuliahan di FE-UI, Akbar, Bang Omar, Bang Rafid, Bang Devry, Astro, Edhi, Ryan, Fandi, Dewi-Dewi, Alifia, Alvi, Febri, Mba Tien, Lukas, Monika, Anshor, dan Arip. Terima kasih atas waktu, perbincangan dan perdebatan selama ini. Suatu saat nanti Negeri ini akan berubah jauh lebih baik sesuai dengan mimpi-mimpi kita.
9. Sahabat-sahabat BEM PE-FE UI, seluruh anggota panitia MASTERM IND 2011, dan kepanitian lainnya, Badan Audit Kemahasiswaan Universitas Indonesia. Terima kasih atas kepercayaan kalian semua. Pengalaman-pengalaman itu sangat bermanfaat untuk penulis. 10. Untuk semua pihak-pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu. Akhir kata penulis harapkan skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja yang membacanya, dan bisa dijadikan sebagai inspirasi bagi pengembangan penelitian selanjutnya.
Depok, Januari 2012 Bayu Widiarno
v Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
ABSTRAK Nama : Bayu Widiarno Program Studi : Akuntansi Judul : ANALISIS PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, RELATED PARTY TRANSACTION DAN KONSENTRASI KEPEMILIKAN PADA TINGKAT ASIMETRI INFORMASI.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat asimetri informasi pada perusahaan di Indonesia yaitu yang terkait dengan Corporate Governace, Related Party Transaction, dan Konsentrasi Kepemilikan saham pada perusahaan. Pada penelitian ini ditemukan bahwa Corporate Governance yang diukur dengan Indeks Corporate Governance tidak berpengaruh secara signifikan terhadap asimetri informasi sedangkan Related Party Transaction juga tidak berpengaruh pada asimetri informasi baik yang diukur melalui transaksi atas aset, liabilitas ataupun penjualan. Kepemilikan saham terkonsentrasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap asimetri informasi dimana pada perusahaan yang memiliki kepemilikan saham yang terkonsentrasi asimetri informasi akan menjadi lebih tinggi. Pada hasil pengujian yang lain Corporate Governance yang diuji sebagai variabel pemoderasi untuk hubungan antara Related Party Transaction dan asimetri informasi menunjukkan hasil bahwa Corporate Governance membuat asimetri informasi yang disebabkan Related Party Transaction liabilitas meningkat.
Kata kunci : Corporate Governance, Related Party Transaction, Konsentrasi Kepemilikan, Asimetri Informasi
vi Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
ABSTRACT
Name : Bayu Widiarno Program Study : Extension Accounting Title : ANALYSIS INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE, RELATED PARTY TRANSACTION AND OWNERSHIP CONCENTRATION AT THE LEVEL OF ASYMMETRY INFORMATION
This research aims to analyze the factors that may affect the degree of information asymmetry on companies in Indonesia, which are Corporate Governace, Related Party Transaction, and the concentration of ownership of shares in the company. This study found that Corporate Governance measured by the Corporate Governance Index do not affect significantly the information asymmetry, Related Party Transaction has no effect on information asymmetry either as measured through transaction over the asset, liability or sales. Concentrated stock ownership has significant effects of information asymmetry, where the company concentrated stock ownership has higher information asymmetry. The other results of Corporate Governance are tested as the moderating variable to relationship between Related Party Transaction and information asymmetry show that Corporate Governance makes information asymmetry caused by Related Party Transaction liability increases.
Keywords: Corporate Governance, Related Party Transaction, the concentration of ownership, Information Asymmetry
vii Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................................ iii KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv ABSTRAK ................................................................................................................ v ABSTRACT ............................................................................................................ vii DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR................................................................................................. x DAFTAR TABEL .................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah ..................................................................................................... 8 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................................... 9 1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................................... 9 1.5 Batasan Penelitian ...................................................................................................... 10 1.6 Sistematika Penulisan ................................................................................................ 10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan ................................................................................................. 12 2.2 Asimetri informasi ............................................................................................. 15 2.3 Bid-Ask Spread ................................................................................................ 19 2.4 Corporate Governance ...................................................................................... 20 2.5 Related Party Transaction.................................................................................. 26 2.6 Struktur Kepemilikan ........................................................................................ 29 2.7 Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 31 2.8 Kerangka Konseptual Penelitian ....................................................................... 33 2.9 Penyusunan Hipotesis ........................................................................................ 35 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian......................................................................... 38 3.2 Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 38 3.3 Model Penelitian ................................................................................................ 39 3.4 Pengujian Asumsi Klasik .................................................................................. 40 3.4.1 Uji Asumsi Heterokedastisitas .................................................................... 41 3.4.2 Uji Asumsi Autokorelasi ......................................................................... 41
viii Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
3.4.3 Uji Asumsi Multikolinearitas .............................................................. 41 3.4.4 Uji Asumsi Normalitas .................................................................... 42 3.5 Operasionalisasi Variabel .................................................................................. 43 3.6 Tekhnik Analisis Data ....................................................................................... 47 BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Pemelihan Sampel dan Pengujian............................................................. 48 4.2 Uji Asumsi Klasik ...................................................................................................... 49 4.2.1 Uji Heterokedastisitas ......................................................................................... 49 4.2.2 Uji Autokorelasi ............................................................................................... 50 4.2.3 Uji Multikolinearitas ..................................................................................... 51 4.2.4 Uji Normalitas............................................................................................. 52 4.3 Analisis Statistik Deskriptif ...................................................................................... 53 4.4 Analisis Hasil Regresi ............................................................................................... 55 4.4.1 Analisis Regresi Model 1 ............................................................................ 55 4.4.2 Analisis Regresi Model 2 ......................................................................... 60 4.4.3 Analisis Regresi Model 3 ...................................................................... 64 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 70 5.2 Keterbatasan Penelitian dan Saran .................................................................... 74 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 77 LAMPIRAN ........................................................................................................... 80
ix Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Rerangka Konseptual Penelitian………………………
x Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
32
DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Jumlah Sampel Perusahaan ……………………………….
48
Tabel 4.2 Obs*R-Square (Uji Heterokedastisitas)……………………
50
Tabel 4.3 Durbin Watson (Uji Autokorelasi)………………………..
51
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel……………………
54
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Model 1…………………………..
57
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Model 2……………………………
61
Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Model 3……………………………
65
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis…………… ………….
69
xi Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 PERUSAHAAN 2005……………………………………………… PERUSAHAAN 2007………………………………………………. PERUSAHAAN 2008……………………………………………….
82 83 84
LAMPIRAN 2 HETEROKEDASTISITAS MODEL 1……………………………… AUTOKORELASI MODEL 1………………………………………. MULTIKOLINEARIS MODEL 1…………………………………… ANALISIS DESKRIPTIF MODEL 1……………………………….. ANALISIS REGRESI MODEL 1……………………………………
85 86 87 88 89
LAMPIRAN 3 HETEROKEDASTISITAS MODEL 2……………………………… AUTOKORELASI MODEL 2………………………………………. MULTIKOLINEARIS MODEL 2…………………………………… ANALISIS DESKRIPTIF MODEL 2……………………………….. ANALISIS REGRESI MODEL 2……………………………………
90 91 92 93 94
LAMPIRAN 4 HETEROKEDASTISITAS MODEL 3……………………………… AUTOKORELASI MODEL 3………………………………………. MULTIKOLINEARIS MODEL 3…………………………………… ANALISIS DESKRIPTIF MODEL 3……………………………….. ANALISIS REGRESI MODEL 3……………………………………
95 96 97 98 99
xii Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Tingkat pengetahuan yang berbeda antara pemilik dan manajemen atau yang dikenal dengan asimetri informasi menjadi masalah yang sangat mempengaruhi jalannya roda bisnis sebuah perusahaan. Masalah tersebut telah menjadi bahasan yang sangat menarik untuk diteliti oleh para peneliti di bidang akuntansi keuangan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan sebagai suatu kontrak antara manajer selaku agent dengan pemilik modal sebagai principal perusahaan. Principal memberikan kewenangan dan otoritas kepada agent untuk menjalankan perusahaan demi kepentingan principal. Manajer selaku agent mengetahui informasi internal lebih banyak mengenai perusahaan dibandingkan dengan principal, sehingga manajer harus memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik modal. Informasi yang disampaikan oleh manajer terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya karena manajer cenderung untuk melaporkan sesuatu yang memaksimalkan utilitasnya dan hal tersebut serta merta memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunis yaitu untuk mengambil keuntungan pribadi. Bhattacharya dan Spiegel (1991) melakukan penelitian, bahwa asimetri
informasi
menyebabkan
ketidakinginan
untuk
berdagang
dan
meningkatkan cost of capital sebagai “pelindung harga” investor itu sendiri melawan kerugian potensial dari perdagangan dengan partisipan pasar yang diinformasikan dengan baik. Asimetri informasi yang merupakan perbedaan pengetahuan informasi antara Agent dan Principal dapat terjadi dengan adanya hal-hal tertentu di perusahaan. Claessens dkk., (1999,2000,2002a) menyatakan bahwa tingkat kepemilikan saham di Negara Asia Timur cenderung terkonsentrasi, dan hal tersebut terjadi pada negara-negara yang tingkat Corporate Governance nya
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
2
rendah, dan Indonesia termasuk dalam negara-negara tersebut. Hae (2011) menyatakan bahwa struktur kepemilikan saham berpengaruh terhadap timbulnya asimetri informasi didorong oleh nilai yang relatif pada informasi perdagangan, bukan dikarenakan terjadinya informasi yang khusus. Hal ini menunjukkan bahwa adanya struktur kepemilikan yang dikuasai oleh pemilik atau manajemen akan menimbulkan asimetri informasi pada pelaku pasar, pihak pelaku yang memiliki kedekatan dengan pemilik utama atau manajemen akan memperoleh informasi lebih dibandingkan dengan pelaku pasar yang tidak memiliki hubungan dekat dengan pihak internal. Selain itu konsentrasi kepemilikan bisa memicu terjadinya risiko ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas. Ekspropriasi merupakan cara memaksimumkan kesejahteraan sendiri dengan distribusi kekayaan dari pihak lain (Claessens et al., 2000b). La Porta et al. (1999), Claessens et al. (2000a), dan Facio and Lang (2002) menunjukkan bahwa kepemilikan perusahaan publik di hampir semua negara adalah terkonsentrasi, kecuali di Amerika Serikat, Inggris dan Jepang. La Porta et al. (1999 dan 2000) menunjukkan bahwa struktur kepemilikan yang terkonsentrasi terjadi di negara-negara dengan tingkat corporate governance yang rendah. Daniri, (2005) menyatakan bahwa Indonesia merupakan Negara Asia dengan tingkat asimetri informasi tertinggi diantara Negara Asia lainnya, sehingga konsetrasi kepemilikkkan saham di Indonesia adalah terkonsentrasi, seperti pada La Porta et al. (1999) menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan publik di Indonesia memiliki konsentrasi kepemilikan atau dikendalikan oleh pemegang saham besar. Jiang (2010) menemukan bahwa konsentrasi kepemilikan baik kepemilikan yang terkonsentrasi pada kepemilikan konstitusional maupun management berpengaruh positif terhadap tingkat asimetri informasi. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya pada Claessens et al. (2000b) menyatakan konsentrasi kepemilikan dapat menimbulkan resiko terjadinya ekspropiasi assets, Feliana (2007) menyatakan bahwa salah satu cara ekspropiasi
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
3
assets adalah dengan Related Party Transaction atau transakasi dengan pihak istimewa. Sedangkan struktur pemegang saham di Indonesia memiliki Related Party Transaction, Scoot (2006). Sehingga ekspropiasi assets dimungkinkan terjadi pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Di Indonesia sendiri PSAK 07 (reformat 2007) mengatur mengenai pengungkapan transaksi hubungan istimewa (Related Party Transaction) oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia yang melakukannya. Pada tahun 2010 peraturan mengenai PSAK 07 dirubah dengan tetap menempatkan peraturan tersebut pada PSAK 07 (revisi 2010), perubahan terjadi khususnya pada nama peraturan yang sebelumnya “pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa” maka PSAK 07 (revisi 2010) menggunakan judul “pengungkapan pihak-pihak yang berelasi”. Peraturan yang baru ini seluruhnya mengadopsi IAS 24 per 4 November 2009 “Related Party Disclosure”. Dikarenakan adanya kemungkinan salah satu pihak yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi pihak lainnya, yang dapat mengakibatkan kecurangan dalam tindakan Related Party Transaction, namun dikarenakan pengungkapan tersebut hanya terlihat nilai dari Related Party Transaction maka investor luar lainnya tidak dapat melihat seluruh konten yang ditransaksikan, oleh sebab itu Related Party Transaction
dapat meningkatkan adanya asimetri informasi diantara investor
(Yun-Song Koh et al ,2011). Masalah-masalah yang menyangkut adanya asimetri informasi diantara pihak yang berkepentingan yang membuat konsep Corporate Governance tumbuh. KNKG (2006) Good corporate governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. Ia berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim usaha di suatu negara. Penerapan GCG mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang kondusif. Konsep Corporate Governance ini pada intinya menghendaki adanya transparansi yang lebih baik bagi semua pengguna laporan keuangan yang bila berhasil diterapkan dengan baik secara otomatis akan meningkatkan kinerja
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
4
perusahaan. Sistem corporate governance dapat memberikan perlindungan terhadap pemegang saham dan kreditor akan investasi yang telah mereka lakukan. Corporate governance juga dapat menciptakan suatu kondisi lingkungan yang kondusif yang dapat menunjang terciptanya pertumbuhan yang efisien. Kirindaran (2007) konsep Corporate Governance ini meliputi kontrol serta prosedur yang memastikan bahwa tindakan yang dilakukan managemen atau agent merupakan tindakan yang mengikuti kepentingan pemilik saham atau principal. Di Indonesia sendiri Corporate Governance menjadi isu yang menarik perhatian masyarakat sejak terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998. Lemahnya penerapan Corporate Governance ditengarai menjadi hal yang memperparah kondisi
ekonomi Indonesia pada saat itu, lemahnya penerapan Corporate
Governance yang dilakukan di Negara Indonesia diperkuat oleh data hasil survey CLSA mengenai penerapan Good Corporate Governance di Asia. Pada Tahun 2003 Indonesia berada pada urutan terendah di Asia untuk penerapan Good Corporate Governance dengan total nilai 3,2, sedangkan untuk tahun selanjutnya yakni 2004 nilai tersebut naik 0,8 point menjadi 4, walaupun dengan nilai tersebut tetap menempatkan Indonesia pada posisi terendah dibandingkan Negara tetangga di benua Asia lainnya seperti Singapura, Hong Kong, India dan Malaysia (Daniri, 2005). Setelah kondisi ekonomi Indonesia mulai membaik Good Corporate Governance menjadi semakin digencarkan. Komite Nasional Kebijakan Corporate Governanace (KNKCG) menerbitkan pedoman Good Corporate Governance pada tahun 2001. Komite tersebut berubah nama menjadi Komite Nasional Kebijakan Governace (KNKG) pada 2004 dan pada 2006 menerbitkan pedoman penerapan Good Corporate Governance sebagai penyempurna pedoman 2001.
Demikian
halnya dengan Pemerintah yang serta merta mengajak para pelaku bisnis untuk terus berupaya mensosialisasikan dan mengimplementasikan Good Corporate Governance khususnya untuk perusahaan yang terdaftar pada pasar modal dan BUMN. Penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance untuk perusahaan
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
5
publik ditunjukkan melalui berbagai regulasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yang pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ), dengan dikeluarkan nya keputusan 315/BEJ/06/2000 pada tanggal 30 Juni 2000 yang berisi bahwa seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta wajib melaksanakan Good Corporate Governance. Semakin pentingnya penerapan Corporate Governance di Indonesia, semakin banyak pula organisasi di bidang riset yang meneliti mengenai penerapan Good Corporate Governance,
seperti Indonesian Institute For Corporate
Governance (IICG), dan Indonesia Institute Of Corporate Directorship (IICD), dalam penelitiannya kedua organisasi tersebut mengeluarkan suatu penilaian akan penerapan Corporate Governance di Indonesia, The Indonesian Institute For Corporate Governance (IICG) membuat sebuah penelitian mengenai penerapan corporate governance di Indonesia yang hasilnya berupa indeks yang disebut Corporate Governance Perception Index (CGPI). Sedangkan Indonesia Institute Of Corporate Directorship (IICD) mengeluarkan hasil penelitiannya terhadap penerapan Corporate Governance dengan hasil penelitian berupa Corporate Governance Index. Setelah Good Corporate Governance mulai diimplementasikan keadaan ekonomi di Indonesia semakin pulih dan penerapan ini juga membawa dampak positip pada kondisi bisnis di Indonesia seperti terciptanya iklim persaingan usaha yang sehat, meningkatkan kuantitas dan kualitas investasi sebagai akibat tumbuhnya kepercayaan investor, mengurangi praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang tidak etis dalam kegiatan perekonomian (Emirzon, 2005). Sebagai salah satu jawaban atas masalah adanya kondisi asimetri informasi antara manajemen dan para pemangku kepentingan atas laporan kinerja perusahaan atau principal dan agent Good Corporate Governance telah mendorong adanya mekanisme check and balance dilingkungan manajemen, dan perhatian pada kepentingan pemegang saham serta pemangku kepentingan lainnya lebih terperhatikan. Selain kepentingan terhadap perlindungan para investor regulasi Good Corporate Governance telah mewajibkan sebuah system yang menjamin
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
6
transparansi dan akuntabilitas dalam transaksi bisnis antar perusahaan dalam satu grup yang berpotensi menimbulkan benturan kepentingan. Pada dasarnya pergerakan Good Corporate Governance pada saat ini adalah untuk mengupayakan perubahan pendekatan kepatuhan (compliance) kepada kesesuaian (conformance) dengan praktik-praktik terbaik sebagai wujud kesadaran akan pentingnya pengelolaan perusahaan secara professional, beretika, dan bertanggung jawab (Kaihatu. 2006). Selalu ada asimetri informasi di dalam perusahaan dalam tingkat ukuran apapun, oleh karena itu Corporate Governance selalu dibutuhkan dalam tingkat ukuran perusahaan dari mulai yang terkecil hingga perusahaan raksasa, bahkan pada perusahaan yang tidak listing di Bursa Efek pun perlu mulai diterapkan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir Corporate Governance memang menjadi perhatian serius, dikarenakan terjadinya kegagalan penerapan prinsip-prinsip Governance di awal abad baru ini, berbagai pihak diantaranya regulator dan pemegang saham terus menekan agar prinsip-prinsip Good Corporate Governance terus di tingkatkan dan diterapkan Cai (2008). Para peneliti pun terus mengembangkan penelitian di bidang Corporate Governance, Kirindaran (2007) menemukan bahwa perusahaan yang memiliki nilai penerapan Corporate Governance yang tinggi memiliki tingkat asimetri informasi yang rendah pada kurun waktu pengumuman laba triwulan. Asimetri informasi sebagai akar dari timbulnya Corporate Governance pun menjadi masalah yang sangat menarik minat peneliti, Bhattacharya dan Spiegel (1991) dalam Rahmawati (2006) melakukan penelitian, bahwa asimetri informasi menyebabkan ketidak inginan untuk berdagang dan meningkatkan cost of capital sebagai “pelindung harga” investor itu sendiri melawan kerugian potensial dari perdagangan dengan partisipan pasar yang diinformasikan dengan baik. Hae (2011) menyatakan bahwa struktur kepemilikan saham berpengaruh terhadap timbulnya asimetri informasi dikarenakan nilai yang relatif pada informasi perdagangan, bukan dikarenakan terjadinya informasi yang khusus. Jiang (2010) menemukan bahwa konsentrasi
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
7
kepemilikan baik kepemilikan yang terkonsentrasi pada kepemilikan konstituonal maupun management berpengaruh positif terhadap tingkat asimetri informasi. Claessens et al. (2000b) konsentrasi kepemilikan dapat menimbulkan resiko terjadinya ekspropiasi assets, yang salah satu caranya adalah dengan Related Party Transaction. Related Party Transaction dapat menimbulkan dua efek yaitu, Pengungkapan Related Party Transaction dapat memberikan informasi yang penting bagi para pemegang kepentingan tentang hubungan transaksi yang dijalin suatu perusahaan, namun disisi lain Related Party Transaction menimbulkan efek asimetri informasi diantara pihak-pihak istimewa tersebut dan juga bagi para pemegang kepentingan termasuk para investor dan keberadaan asimetri informasi ini merupakan isu utama yang terangkat dari adanya Related Party Transaction Fooladi et al. (2011) pada penelitian lainnya Yun-Son Koh et al. (2011) menemukan bahwa Related Party Transaction dapat menimbulkan asimetri informasi diantara investor. Dengan adanya praktik Good Corporate Governance asimetri informasi yang terjadi akibat transaksi ini dapat di monitor. Salah satu aspek terpenting dengan adanya Corporate Governance adalah pengungkapan informasi keuangan untuk mengurangi adanya asimetri informasi dengan menyertakan laporan dari manajemen kepada investor Zubaedah et al. (2009). Related Party Transaction dan Konsentrasi Kepemilikan saham merupakan beberapa hal yang diduga kuat menimbulkan asimetri informasi, seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Yun-Sung Koh et al. (2011), dan Fooladi et al. (2011) yang menguji mengenai hubungan Related Party Transaction dengan Asimetri Informasi sedangkan Linvani et al. (2010) menguji mengenai Related Party Transaction dan Earning Management. Pada penelitan lainnya yang terkait hubungan antara Konsentrasi Kepemilikan saham dan asimetri informasi adalah penelitian dari Hae-Young Byun et al., (2011) dan Jiang et al. (2011). Sedangkan Corporate Governance yang diduga kuat dapat meredam tingkat asimetri informasi telah banyak diteliti oleh para peneliti seperti Kanagaretnam et al. (2007), Charoenwong et al. (2011) dan Cai et al. (2008). Sejauh pengetahuan serta
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
8
pengamatan penulis belum ada penelitian yang menguji apakah Corporate Governance memiliki hubungan dengan asimetri informasi yang ditimbulkan oleh praktek Related Party Transaction dan menguji apakah Konsentrasi Kepemilikan memiliki hubungan dengan asimetri informasi yang ditimbulkan oleh praktek Related Party Transaction khususnya penelitian yang menggunkan data yang ada di Indonesia. Sehingga penulis melakukan pengujian tersebut dengan menjadikan Corporate Governance dan Konsentrasi Kepemilikan sebagai moderating variable. Atas dasar pertimbangan-pertimbangan diatas penulis tertarik mengangkat permasalahan yang terkait antara penerapan Corporate Governance, Related Party Transaction dan Ownership Concentration dengan tingkat asimetri informasi dan juga untuk menguji apakah Corporate Governance dan Konsentrasi Kepemilikan Saham berpengaruh terhadap asimetri informasi yang ditimbulkan oleh praktek Related Party Transaction dengan kondisi di Indonesia. Untuk itu penulis akan mengangkat CORPORATE
judul
skripsi
ini
GOVERNANCE,
dengan RELATED
judul
“ANALISIS
PARTY
PENGARUH
TRANSACTION
DAN
KONSENTRASI KEPEMILIKAN PADA TINGKAT ASIMETRI INFORMASI” dengan objek penelitian perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur di Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Pada penelitian ini akan dianalisis faktor-faktor yang menyebabkan tingkat asimetri informasi, yaitu Bid-Ask Spread pada perusahaan di Indonesia yang mencakup faktor-faktor corporate governance, Related Party Transaction dan Konsentrasi Kepemilikan perusahaan. Pada objek penelitian ini akan dipilih perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang juga terdaftar pada Indeks Corporate Governance yang dikeluarkan IICD dari sektor industry manufaktur di Indonesia. Berdasarkan penjabaran latar belakang di atas maka secara rinci permasalahan pada penelitian ini adalah :
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
9
1. Apakah penerapan Corporate Governance akan berpengaruh terhadap tingkat asimetri informasi? 2. Apakah nilai Related Party Transaction berpengaruh terhadap tingkat asimetri informasi? 3. Apakah kepemilikan saham terkonsentrasi pada perusahaan berpengaruh terhadap tingkat asimetri informasi? 4. Apakah penerapan Corporate Governance mempengaruhi hubungan antara nilai Related Party Transaction dan tingkat asimetri informasi? 5. Apakah konsentrasi kepemilikan saham berpengaruh terhadap hubungan antara nilai Related Party Transaction dan tingkat asimetri informasi? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Menganalisis pengaruh penerapan Corporate Governance terhadap tingkat asimetri informasi. 2. Menganalisis pengaruh nilai Related Party Transaction terhadap tingkat asimetri informasi. 3. Menganalisis pengaruh kepemilikan saham terkonsentrasi pada perusahaan terhadap tingkat asimetri informasi. 4. Menganalisis
pengaruh
penerapan
Corporate
Governance
terhadap
hubungan antara nilai Related Party Transaction dan tingkat asimetri informasi. 5. Menganalisis pengaruh kepemilikan saham terkonsentrasi pada perusahaan terhadap hubungan antara nilai Related Party Transaction dan tingkat asimetri informasi. 1.4 Manfaat penelitian Bagi penulis Bagi penulis penelitian ini dijadikan pembelajaran awal penting dalam penyusunan penelitian di bidang akademik. Dan diharapkan dapat mengembangkan penelitian di bidang akuntansi lebih baik lagi, selain itu penelitian ini digunakan
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
10
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universits Indonesia. Bagi regulator Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi regulator dalam membuat kebijakan khususnya dalam pengaruh asimetri informasi dengan penerapan GCG, Dan guna melakukan pengembangan terhadap peraturan mengenai struktur kepemilikan perusahaan dan pengungkapan Related Party Trasaction serta pengembangan kebijakan terhadap perlindungan untuk NonControling Interest. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebuah bahan pembelajaran di bidang Corporate Governance, dan diharapkan dapat menjadi acuan untuk pengembangan penelitian berikutnya. 1.5 Batasan Penelitian Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas maka perlu adanya batasan penelitian, sehingga penelitian dapat terarah dengan baik sesuai tujuan penelitian. Batasan penelitian ini adalah: 1. Penelitian yang akan dilakukan hanya terbatas pada data laporan keuangan industri manufaktur. 2. Penelititan hanya mengambil sampel penelitian selama 3 tahun dikarenakan ketersediaan data mengenai Corporate Governance Index yang hanya tersedia 3 tahun yaitu 2005, 2007, dan 2008. 3. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada perusahaan yang terdaftar pada Corporate Governance Index yang dikeluarkan oleh IICD dan termasuk pada perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia selama 3 tahun yaitu 2005, 2007, dan 2008. 1.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini akan ditulis dengan sistematika sebagai berikut :
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
11
BAB 1 Pendahuluan Menyajikan secara singkat mengenai latar belakang yang berisikan alasanalasan yang melatarbelakangi penelitian ini, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 Tinjauan Pustaka Menjelaskan pengertian dari asimetri informasi, faktor-faktor apa yang menentukan tingkat asimetri informasi berdasarkan pendapat dan temuantemuan sebelumnya, teori mengenai Corporate Governance dan beberapa peraturan mengenai penerapan Corporate Governance di Indonesia, teori mengenai
Related
Party
Transaction
dan
peraturan
mengenai
pengungkapan Related Party Transaction di Indonesia, teori mengenai konsentrasi kepemilikan, penjelasan mengenai penelitian terdahulu, dan penjelasan hipotesis. BAB 3 Metodologi Penelitian Berisi disain penelitian, metode pengumpulan data, metode pengambilan sampel (Sampling Method), model penelitian, hipotesis penelitian, operasionalisasi variabel penelitian, dan teknis analisis data. BAB 4 Analisa dan Pembahasan Berisi hasil pengujian dan statistik deskriptif, interpretasi dan analisis terhadap hasil pengujian, serta implikasi dari hasil penelitian. BAB 5 Kesimpulan dan Saran Dibagi menjadi tiga sub bab yang akan ditulis terpisah, yaitu sub bab kesimpulan, sub bab keterbatasan penelitian, dan sub bab saran.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
12
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Keagenan Keagenan didefinisikan sebagai hubungan antara dua pihak yang telah disetujui, dimana satu pihak (agent) setuju untuk bertindak berdasarkan kepentingan
pihak
lain
(principal)
Schroeder
(2005).
Teori
keagenan
menggambarkan perusahaan sebagai suatu titik temu antara pemilik perusahaan (principal) dengan manajemen (agent). Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan merupakan sebuah kontrak yang terjadi antara manajer (agent) dengan pemilik perusahaan (principal). Wewenang dan tanggung jawab agent maupun principal diatur dalam kontrak kerja atas persetujuan bersama. Dan keduanya memiliki kepentingan yang berbeda. Anthony dan Govindarajan (1995) menyatakan bahwa konsep agency theory adalah hubungan atau kontrak yang terjadi antara principal dan agent. Principal mempekerjakan agent untuk melakukan tugas untuk kepentingan principal, termasuk pendelegasian otoritas pengambilan keputusan dari principal kepada agent. Pada perusahaan yang modalnya terdiri atas saham, pemegang saham bertindak sebagai principal, dan CEO (Chief Executive Officer) sebagai agent mereka. Pemegang saham mempekerjakan CEO untuk bertindak sesuai dengan kepentingan principal. Agency theory memiliki asumsi bahwa masing-masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent. Pihak principal termotivasi
mengadakan
kontrak
untuk
menyejahterakan
dirinya
dengan
profitabilitas perusahaannya yang selalu meningkat. Agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Konflik kepentingan semakin meningkat terutama karena principal tidak dapat memonitor aktivitas CEO sehari-hari untuk memastikan
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
13
bahwa CEO bekerja sesuai dengan keinginan pemegang saham. Principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agent. Agent mempunyai lebih banyak informasi mengenai perusahaan secara keseluruhan. Hal inilah yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki oleh principal dan agent Nasution dan Doddy (2007). Ketidakseimbangan informasi inilah yang disebut dengan asimetri informasi.
Adanya
asumsi
bahwa
individu-individu
bertindak
untuk
memaksimalkan dirinya sendiri, mengakibatkan agent memanfaatkan adanya asimetri informasi yang dimilikinya untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal. Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara principal dan agent mendorong agent untuk menyajikan informasi yang tidak sebenarnya kepada principal, terutama jika informasi tersebut berkaitan dengan pengukuran kinerja agent. Hal ini memacu agent untuk memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya Richardson (1998). Kleiman (2009) menyatakan bahwa biaya keagenan adalah biaya dimana pemegang
saham
mengeluarkan
biaya
untuk
mendorong
para
manajer
memaksimalkan kesejahteraaan pemegang saham dana bukan memaksimalkan kesejahteraan para manajer itu sendiri. Disebutkan bahwa ada tiga jenis biaya keagenan i) pengeluaran untuk memonitor aktivitas manjerial, ii) pengeluaran untuk mengorganisir perusahaan agar dapat membatasi perilaku manajerial yang tidak diinginkan, iii) opportunity cost misalnya seperti biaya yang harus ikut diperhitungkan pemegang saham walaupun secara riil tidak mengeluarkannya. Terdapat dua hal ekstrim yang berkaitan dengan menangani masalah konflik antara pemegang saham dan manajer. Pertama, manajer dikompensasikan secara keseluruhan berdasarkan pada perubahan harga saham, dalam hal ini biaya keagenan akan rendah karena manajer memiliki insentif yang besar untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Namun sulit untuk melakukan hal itu karena akan sangat sulit menemukan manajer yang mau bekerja dengan kontrak
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
14
seperti itu sebab laba perusahaan akan dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa ekonomi yang bisa saja diluar control manajer. Kedua, pemegang saham dapat memegang monitoring setiap tindakan manajer namun ini sangatlah mahal biayanya dan kurang efisien. Diantara kedua ekstrim tersebut terdapat solusi optimal, yakni para eksekutif dikompensasikan berdasarkan kinerjanya tetapi beberapa pengawasan juga dilakukan. Beberapa pengawasan yang dapat dilakukan seperti, performance-based incentive plans, campur tangan langsung oleh pemegang saham, ancaman pemecatan, ancaman untuk takeover. Teori keagenan dilandasi oleh tiga asumsi (Eisenhardt, 1989), yaitu : a. Asumsi mengenai sifat manusia Asumsi ini menekankan bahwa manusia memiliki sifat untuk mementingkan dirinya sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasional (baunded rationality), dan tidak menyukai resiko (risk aversion) b. Asumsi mengenai keorganisasian Pada asumsi ini adanya konflik antara anggota organisasi sementara efisiensi digunakan sebagai kriteria produktifitas, ditambah dengan adanya asimetri informasi antar principal dan agent. c. Asumsi mengenai informasi Pada asumsi ini dipandang bahwa informasi merupakan barang komoditi yang dapat diperjualbelikan. Pendapat Alijoyo dan Zaini, (2004) asumsi dasar yang menyebabkan teori keagenan adalah : a. Agency Problem Mengingat agent dan principal memiliki posisi, fungsi, kepentingan dan latar belakang yang berbeda dan saling bertolak belakang, dan juga saling membutuhkan, maka perbedaan dan pertentangan dalam praktiknya tidak dapat terelakkan. Hal tersebut ada ketika adanya perbedaan kepentingan antara agent dan principal. Hal tersebut lah yang disebut dengan Agency
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
15
Problem, selain itu hal yang membuat terjadinya Agency Problem adalah asimetri informasi (asymmetric information). b. Agency Conflict Keberadaan Agency Problem diantara agent dan principal menimbulkan adanya Agency Conflict. Agency Conflict merupakan konflik yang timbul dikarenakan keinginan manajemen (agent) untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan kepentingannya yang dapat mengorbankan kepentingan pemegang saham (principal) untuk memperoleh return dan nilai jangka panjang perusahaan, sedangkan Agency Conflict sendiri timbul dalam beberpa permasalahan, seperti :
Moral Hazard Manajemen memilih penempatan investasi yang menguntungkan dirinya bukan menguntungkan perusahaan.
Earning Retention Manajemen
cenderung
mempertahankan
tingkat
pendapatan
perusahaan pada titik stabil, sedangkan para pemilik modal lebih menyukai distribusikas yang lebih tinggi melalui beberpa peluang investasi internal yang positif.
Risk Aversion Manajemen lebih cenderung mengambil posisi aman untuk dirinya sendiri dalam mengambil kebijakan investasi.,
Time Horizon Manajemen cenderung memperhatikan cash flow perusahaan selam masa berlaku penugasan mereka
2.2 Asimetri Informasi Laporan keuangan dibuat dengan tujuan untuk digunakan oleh berbagai pihak, termasuk pihak internal perusahaan itu sendiri seperti manajer, karyawan, serikat buruh dan lainnya. Pihak-pihak yang sebenarnya paling berkepentingan dengan laporan keuangan adalah para pengguna eksternal (pemegang saham,
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
16
kreditor, pemerintah, masyarakat). Para pengguna internal (para manajemen) mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi pada perusahaan, sedangkan pihak eksternal yang tidak berada di perusahaan secara langsung, tidak mengetahui informasi tersebut sehingga tingkat ketergantungan manajemen terhadap informasi akuntansi tidak sebesar para pengguna eksternal. Salah satu kendala yang akan muncul antara agent dan principal adalah adanya asimetri informasi (information asymmetry). Asimetri informasi adalah suatu keadaan dimana agent mempunyai informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dan prospek dimasa yang akan datang dibandingkan dengan principal. Kondisi ini memberikan kesempatan kepada agent menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan sebagai usaha untuk memaksimalkan kemakmurannya. Asimetri informasi ini mengakibatkan terjadinya moral hazard berupa usaha manajemen untuk melakukan earnings management Rahmawati, dkk. (2006). Hal-hal yang timbul yang mengakibatkan adanya asimetri informasi adalah sebagai berikut Jensen and Meckling (1976) : a. Moral Hazard Moral Hazard merupakan masalah yang dapat timbul pada banyak situasi. Moral hazard dapat terjadi karena adanya pemisahan kepemilikan dan kontrol, yang banyak dicirikan oleh bisnis berskala besar. Sangat tidak mungkin bagi para kreditur dan para pemegang saham secara langsung mengobservasi kualitas tindakan dan usaha dari manajer puncak atas kepentingan mereka. Sehingga manajer bisa saja bermalas-malasan dalam bekerja, menyalahkan segala keburukan kinerja perusahaan kepada faktor-faktor diluar kontrol mereka, atau membiaskan laba yang diperoleh untuk menyembunyikan hal tersebut.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
17
b. Adverse Selection Adverse Selection merupakan suatu keadaan dimana principal tidak dapat mengetahui apakah kebijakan yang diambil oleh Agent, selain itu mengetahui kondisi perusahaan di masa kini maupun prospek di masa yang akan datang. Banyak cara yang dapat dilakukan manajemen atau internal perusahaan (agent) untuk dapat mengeksploitasi secara maksimal keuntungan informasi yang mereka miliki, walau menjadi biaya atau beban bagi pihak internal perusahaan (principal), seperti misalnya, manajer bisa saja bertindak secara oportunistik dengan membiaskan atau mengelola informasi yang mereka miliki, sehingga sedimikian rupa yang pada akhirnya meningkatkan stock options yang mereka miliki. Atau para manajer juga dapat menunda informasi penting atau pengumuman terhadap beberapa investor sehingga membuat investor tersebut rugi dan keuntungan diperoleh oleh para manajer. Taktik seperti itu berakibat buruk bagi kepentingan kebanyakan investor karena tindakan seperti itu dapat mengurangi kemampuan para investor untuk menghasilkan keutusan investasi yang baik. Jadi dapat dikatakan bahwa Adverse Selection merupakan kondisi di mana satu atau lebih pihak dalam suatu transaksi bisnis tersebut memiliki keuntungan informasi disbanding yang lainnya. Dan para ahli merekomendasikan akuntasi dan laporang keuangan sebagai mekanisasi untuk mengontrol Adverse Selection dengan cara merubah inside information menjadi outside information secara tepat dan kredibel. Asimetri informasi merupakan alasan utama atas terjadinya pasar persaingan tidak sempurna. Hal ini disebabkankarena di dalam pasar persaingan tidak sempurna terdapat masalah adverse selection dan moral hazard. Pada suatu kasus hal ini dapat menyebabkan pasar collapse sebagai akibat dari adanya asimetri informasi. Namun pada hal yang lain asimetri informasi juga dapat membantu pasar menjadi berkembang, hal ini disebabkan adanya moral hazard dan adverse selection menimbulkan penawaran dan pembelian dari pihak yang bermain dipasar sehingga pasar dapat berjalan dan berkembang Scott (2009).
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
18
Salah satu alasan penting bahwa asimetri informasi penting bagi teori akuntansi karena pasar sekuritas sangat terpengaruh oleh asimetri informasi seperti insider information dan insider trading. Walaupun harga suatu sekuritas telah menggambarkan seluruh informasi yang tersedia secara public namun tetap saja insider lebih mengetahui tentang keadaan perusahaan yang sebenarnya diabanding outsider. Dengan begitu, insiders dapat mengambil manfaat atas informasi yang mereka miliki untuk mendapatkan profit lebih dengan cara membiaskan atau mengelola informasi yang mereka miliki sedemikian rupa Scott (2009). Dengan adanya kemungkinan agent merugikan principal, Jensen and Meckling (1976) mengidentifikasi bahwa ada dua cara yang dapat mengurangi kecenderungan tersebut, yaitu : i) investor luar melakukan pengawasan, dan ii) manajer sendiri melakukan pembatasan atas tindakan-tindakan (bonding). Kedua hal tersebut dapat sangat menekan kemungkinan terjadinya kecurangan yang dilakukan oleh agent, namun disisi lain kedua hal tersebut menimbulkan biaya yang dapat mengurangi nilai dari perusahaan itu sendiri, biaya tersebut adalah monitoring expenditures, dan bonding expenditures. Watts (1977) menjelaskan kedua konsep diatas bahwa monitoring expenditures merupakan biaya yang muncul disaat principal mengontrol perilaku manager (agent), sebagai contoh biaya penyusunan kebijakan kompensasi dan biaya audit (baik eksternal maupun internal), sedangkan bonding expenditures merupakan biaya yang timbul akibat hal-hal yang perlu dilakukan oleh manajer (agent) untuk memastikan bahwa dia akan mengambil tindakan yang sesuai dengan keinginan para pemegang saham, sebagai contoh, kompensasi manajerial dan biaya untuk membuat laporan keuangan. Namun dengan adanya kedua biaya diatas tetap tidak menutup kemungkinan adanya tindakan agent yang tidak sesuai keinginan principal, hal ini disebut Residual Cost, contohnya ketika agent tidak memecat rekan kerjanya yang memiliki kinerja buruk. Dengan melihat beberapa penjabaran kita dapat mengambil sebuah kesimpulan bahwa asimetri informasi yang timbul akibat adanya adverse selection
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
19
dan moral hazard Jensen and Mackling (1976). Dimana adverse selection merupakan masalah tentang bagaimana komunikasi perusahaan terhadap investor luar. Sedangkan masalah moral hazard merupakan masalah dri ketidakmampuan mengobservasi kinerja manajer dalam menjalankan perusahaan. Para pemegang saham memiliki keterbatasan dalam mengobservasi kinerja manajer dalam menjalankan kepentingan mereka selaku pemegang saham Scott (2009). Menurut Scott (2009) kita dapat menggunakan laba bersih untuk mengkontrol moral hazard dalam dua hal. Pertama, laba bersih dapat digunakan sebagai input atas kontrak kompensasi eksekutif untuk memotivasi kinerja manajer. Kedua, laba bersih dapat menginformasikan the managerial labour market, sehingga bagi manajer yang bermalas-malasan akan mengalami penurunan income, reputasi dan nilai pasar dalam jangka waktu panjang. Sedangkan untuk mengurangi masalah adverse selection, adalah dengan meningkatkan muatan informasi yang diungkapkan dalam pelaporan keuangan. Langkah-langkah yang dapat diterapkan adalah dengan menerapkan kebijakan full disclosure untuk mengembangkan serangkaian informasi hingga menjadi informasi publik dan mengurangi bias yang dihasilkan dari kekeliruan atau kesalahan informasi di public domain. Selain itu ketepatan waktu atas pelaporan keuangan akan mengurangi kemampuan insiders untuk mendapatkan profit dari keuntungan informasi tersebut. Maka dari itu adverse selection dapat teratasi dengan adanya pelaporan keuangan. 2.3 Bid-Ask Spread Jika seorang investor ingin membeli atau menjual suatu saham atau sekuritas lain di pasar modal, dia biasanya melakukan transaksi melalui broker/dealer yang memiliki spesialisasi dalam suatu sekuritas. Broker/dealer inilah yang siap untuk menjual pada investor untuk harga ask jika investor ingin membeli suatu sekuritas. Jika investor sudah mempunyai suatu sekuritas dan ingin menjualnya, maka broker /dealer ini yang akan membeli sekuritas dengan harga bid. Perbedaan antara harga bid dan harga ask ini adalah spread. Jadi bid-ask spread merupakan selisih harga beli tertinggi bagi broker/dealer bersedia untuk
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
20
membeli suatu saham dan harga jual dimana broker/dealer bersedia untuk menjual saham tersebut. Penggunaan bid-ask spread sebagai proksi dari asimetri informasi menurut Komalasari (2001) dikarenakan dalam mekanisme pasar modal, pelaku pasar modal juga menghadapi masalah keagenan. Partisipan pasar saling berinteraksi di pasar modal guna mewujudkan tujuannya yaitu membeli atau menjual sekuritasnya, sehingga aktivitas yang mereka lakukan dipengaruhi oleh informasi yang diterima baik secara langsung (laporan publik) maupun tidak langsung (insider trading). Dealers atau marketmakers memiliki daya pikir terbatas terhadap persepsi masa depan dan menghadapi potensi kerugian ketika berhadapan dengan informed traders. Hal inilah yang menimbulkan adverse selection yang mendorong dealers untuk menutupi kerugian dari pedagang terinformasi dengan meningkatkan spread-nya terhadap pedagang likuid. Jadi dapat dikatakan bahwa asimetri informasi yang terjadi antara dealer dan pedagang terinformasi tercermin pada spread yang ditentukannya Komalasari (2001). 2.4 Corporate Governace Daniri (2005) menyebutkan bahwa ada dua keyakinan yang menjadi dasar perkembangan GCG (Good Corporate Governance). Pertama, GCG diyakini sebagai kunci utama kesuksesan perusahaan untuk tumbuh dan member keuntungan dalam jangka panjang serta memenangkan persaingan bisnis global. Kedua, krisis ekonomi dikawasa Asia dan Amerika Latin dipercaya muncul karena adanya kegagalan penerpan GCG. Kegagalan tersebut salah satu diantaranya diakibatkan oleh sistem hukum yang kurang baik, praktek perbankan yang lemah, standar akuntansi dan audit yang tidak konsisten, serta BOD (Board Of Directors) yang kurang peduli terhadap pemegang saham minoritas. Dalam menerapkan GCG ada prinsip-prinsip yang harus diterapkan, prinsip-prinsip yang banyak dijadikan acuan internasional yaitu prinsip-prinsip yang dikeluarkan oleh OECD (Oganisation For Economic Co-Operation and
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
21
Development) dalam OECD Principles of Corporate Governance (2004), prinsipprinsip tersebut secara singkat adalah sebagai berikut : 1. The Rights of Shareholders and Key Ownership Functions Shareholders memiliki hak-hak seperti berpartisipasi dalam pengambilan suara dalam RUPS, memilih dan mengganti dewan komisaris dll. 2. The Equitable Treatment of Shareholders Dalam hal ini semua pemegang saham baik itu mayoritas, minoritas, ataupun pemegang saham asing harus diperlakukan dengan kesetaraan di dalam kelasnya masing-masing, dan memperoleh kesempatan yang sama dalam kompensasi atas pelanggarang yang terjadi atas hak mereka. 3. The Role Of Stakeholders in Corporate Governance Disarankan bahwa perusahaan seharusnya mengenal dan menghargai hakhak stakeholders baik yang ditentukan oleh hukum
ataupun melalui
perjanjian mutual, serta disarankan bahwa perusahaan dan stakeholders mendorong kerjasama aktif untuk menciptakan kesejahteraan, pekerjaan dan keberlangsungan perusahaan dengan kondisi financial yang kokoh. 4. Disclosure and Transparency Diwajibkan adanya suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, jelas dan dapat diperbandingkan yang menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan dan kepemilikan perusahaan. 5. The Responsibility of Board Dipastikan dipatuhinya peraturan serta ketentuan yang berlaku sebagai cerminan dipatuhinya nilai-nilai sosial. Penerapan prinsip ini diharapkan membuat perusahaan menyadari bahwa dalam kegiatan operasionalnya sering kali menghasilkan eksternalitas (dampak di luar perusahaan) negatif yang harus ditanggung masyarakat. Dengan prinsip-prinsip diatas OECD berharap dapat menjadi acuan bagi negara-negara di dunia, namun pada perkembangannya prinsip-prinsip tersebut tidak dijadikan suatu kewajiban yang harus diaplikasikan secara utuh diseluruh
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
22
dunia, setiap Negara diperbolehkan mengatur prinsip-prinsip CG nya sendiri dengan tetap mengacu pada prinsip-prinsip yang berasal dari OECD. Karena CG memiliki perbedaan yang signifikan diantara Negara-negara oleh karena bervariasinya batasan politis dan hukum pada pengawasan perusahaan public Roe (1990). Di Indonesia Komite Nasional Kebijakan Corporate Governanace (KNKCG) menerbitkan pedoman Good Corporate Governance pada tahun 2001. Komite tersebut berubah nama menjadi Komite Nasional Kebijakan Governace (KNKG) pada 2004 dan pada 2006 menerbitkan pedoman penerapan Good Corporate Governance sebagai penyempurna pedoman 2001. Pedoman tersebut adalah sebagai berikut : 1. Transparansi Untuk mewujudkan dan mempertahankan objektivitas dalam praktek bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi yang relevan dan material yang mudah diakses dan mudah dipahami bagi stakeholder. Perusahaan harus mempunyai inisiatif untuk mengungkapkan informasi tidak hanya yang diwajibkan oleh hukum dan regulasi, tetapi juga informasi lain yang dianggap penting bagi pemegang saham, kreditur dan stakeholder lain untuk pembuatan keputusan. 2. Akuntabilitas Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya dengan wajar dan transparan. Jadi, perusahaan harus mengatur cara agar kepentingan perusahaan sejalan dengan kepentingan pemegang saham dan stakeholder lain. Akuntabilitas adalah salah satu prasyarat untuk memperoleh kinerja berkelanjutan. 3. Responsibilitas Perusahaan harus mematuhi hukum dan aturan dan memenuhi tanggung jawab
kepada
komunitas
dan
lingkungan
dengan
tujuan
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
23
mempertahankan kelangsungan bisnis jangka panjang dan dikenal sebagai perusahaan yang baik 4. Independensi Untuk mendukung implementasi prinsip-prinsip good corporate governance, perusahaan harus diatur secara independen oleh kekuasaan yang seimbang, dimana tidak ada salah satu organ perusahaan yang mendominasi organ lain dan tidak ada intervensi dari pihak lain. 5. Kewajaran dan kesetaraan Dalam melakukan aktivitasnya, perusahaan harus mengutamakan kepentingan pemegang saham dan stakeholder lain berdasarkan prinsip kewajaran. Dalam Alijoyo dan Zaini (2004), setiap Negara memang memiliki code masing-masing yang telah disesuaikan, namun pada prinsipnya ada beberapa aspek universal CG framework yang terdapat di masing-masing code tersebut, yang meliputi : 1. Tujuan Korporasi Korporasi sudah sepatutnya berusaha menjamin kelangsungan hidup bisnisnya dalam jangka panjang dan mengelola hubungan dengan stakeholders secra efektif. 2. Hak Suara Pemegang suara dapat mengeluarkan suara sebanyak satu suara untuk satu saham yang mereka miliki. Korporasi seharusnya dapat menjamin hak pemilik untuk memberikan suara. 3. Non-Executive Corporate Board Di dalam susunan board seharusnya melibatkan anggota yang independen dalam jumlah dan kompetensi yang memadai, anggota ini sebaiknya tidak kurang dari dua anggota dan sama banyaknya dengan substansial majority.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
24
4. Kebijakan Remunerasi Korporasi Dalam setiap laporan tahunan korporasi seharusnya mengungkapkan kebijakan mengenai remunerasi sehingga investor dapat memutuskan apakah praktik tersebut telah sesuai satandar, kepatuhan dan kepantasan. 5. Fokus Strategik Pemegang saham seharusnya telah menyetujui setiap modifikasi yang berpengaruh terhadap tindak bisnis utama korporasi, apabila pemegang saham
tidak
menyetujui
seharusnya
modifikasi
tersebut
tidak
dilaksanakan. 6. Kinerja Operasional CG seharusnya memfokuskan perhatian dewan pengurus pada hal-hal yang berkaitan dengan pengoptimalan kinerja perusahaan. 7. Pengembalian Pemegang Saham CG seharusnya memfokuskan perhatian dewan pengurus pada pengoptimalan pengembalian kepada pemegang saham. 8. Corporate Citizenship Korporasi harus taat dan tunduk terhadap hukum dan peraturan yang berlaku di wilayah hukum dimana korporasi tersebut beroperasi. 9. Implementasi CG Apabiola disuatu Negara telah ada code yang menjuadi rujukan terhadap penerpan CG maka setiap perusahaan di Negara tersebut harus menerapkan code tersebut. Menurut Keputusan Menteri Negara Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN melalui SK No. KEP 23/M-PM.PBUMN/2000, Pasal 6, yang menyatakan bahwa penerpan GCG dalam rangka menjuaga kepentingan PERSERO bertujuan untuk : 1. Pengembangan dan peningkatan nilai perusahaan 2. Pengelolaan sumber daya dan resiko secara lebih efisien dan efektif
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
25
3. Peningkatan displin dan tanggung jawab dari organ PERSERO dalam rangka menjaga kepentingan perusahaan termasuk pemegang saham, kreditur, karyawan dan lingkungan dimana PERSERO berada, secara timbal balik sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing 4. Meningkatkan kontribusi PERSERO bagi perekonomian nasional 5. Meningkatkan iklim investasi 6. Mendukung program privatisasi Sedangkan KNKG sendiri berharap bahwa pedoman umum GCG yang ada di Indonesia diharapkan dapat menjadi acuan bagi perusahaan, dalam rangka : 1. Mendorong
tercapainya
kesinambungan
perusahaan
melalui
pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan 2. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ perusahaan, yaitu Dewan Komisaris, Direksi dan Rapat Umum Pemegang Saham 3. Mendorong pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi agar dapat membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan 4. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama disekitar perusahaan 5. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dan tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya 6. Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional, sehingga meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
26
2.5 Related Party Transaction Related Party Transaction (RPT) merupakan transaksi sebuah perusahaan dengan pihak-pihak yang memilki hubungan khusus atau istimewa dengan perusahaan tersebut, seperti anak perusahaan atau perusahaan yang dimilki oleh anggota dewan perusahaan. Di Indonesia keberadaan RPT merupakan Mandatory disclosure atau pengungkapan wajib yang harus dilakukan perusahaan, dikarenakan RPT sudah diatur pengungkapannya, peraturan mengenai RPT ini telah dibahas oleh PSAK. Menurut PSAK yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia pada PSAK 07 (reformat 2007) related party adalah pihak-pihak yang dianggap memiliki hubungan istimewa bila satu pihak memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional. Di dalam PSAK 07 (reformat 2007) dijelaskan suatu definisi bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan istimewa adalah sebagai berikut : 1. perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada di bawah pengendalian bersama dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries). 2. Perusahaan Asosiasi (associated company). 3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota kel;uarga dekat adalah mereka yang diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam tramnsaksinya dengan perusahaan pelapor). 4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris,
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
27
direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orangorang tersebut. 5. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tak langsung, oleh setiap orang yang diuraikan pada no 3 atau 4, atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan terhadap perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaanperusahaan yang dimiliki dewan komisaris, diraksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan dari perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan pelapor. Sedangkan pihak-pihak yang tidak dianggap sebagai related party adalah sebagai berikut : i. penyandang dana ii. serikat dagang iii. perusahaan pelayanan umum iv. departemen dan instansi pemerintah. PSAK 07 (reformat 2007) kini telah direvisi dengan PSAK 07 (revisi 2010), yang mulai efektif digunakan pada tanggal 1 januari 2011. Pada PSAK yang baru ini nama pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa dirubah dengan nama pihak-pihak yang berelasi. Pada PSAK 07 (Revisi 2010) disebutkan pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (dalam hal ini entitas pelapor). a.) orang atau anggota keluarga memiliki hubungan relasi dengan entitas pelapor apabila : i.) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor ii.) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor iii.) personil manajemen kunci atas entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
28
Suatu entitas memiliki hubungan relasi dengan entitas pelapor apabila entitas tersebut memenuhi salah satu hal sebagai berikut : i.) entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok yang sama ii.) suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura atas entitas lain iii.) kedua entitas tersebut adalah ventura bersama atas pihak ketiga yang sama iv.) Suatu entitas adalah ventura bersama atas entitas ketiga dan entitas lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga v.) Entitas tersebut adalahsuatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah yang memiliki program tersebut maka pihak sponsor pun memiliki relasi dengan entitas pelapor vi.) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersamaoleh orang yang di identifikasi dalam huruf (a) vii.)
Orang yang di indentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas.
Transaksi pihak berelasi adalah suatu pengalihan sumber daya, jasa atau kewajiban antara pihak pelapor dengan pihak yang memiliki relasi, terlepas apakah ada harga yang dibebankan. Laporan laba rugi dan posisi keuangan dapat dipengaruhi oleh pihak yang berelasi, walaupun mungkin tidak terjadi transaksi diantara nya. Dengan adanya relasi tersebut sudah cukup dimungkinkan adanya transaksi yang dipengaruhi (PSAK 07, 2010). PSAK 07 (revisi 2010) mengatur mengenai pengungkapan dari transaksi yang terjadi diantara pihak-pihak yang berelasi. Pengungkapan yang ada sekurangkurang nya harus memenuhi hal-hal sebagai berikut : a.) jumlah transaksi b.) jumlah saldo, termasuk komitmen
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
29
c.) penyisihan piutang ragu-ragu terkait dengan saldo tersebut d.) beban yang diakui terkait piutang yang ragu-ragu atau penghapusan piutang atas entitas yang memiliki relasi. Transaksi pihak yang berelasi berperan penting dan sah dalam ekonomi pasar. Untuk perusahaan, perdagangan dan investasi asing sering difasilitasi oleh transaksi antar perusahaan pembiayaan. Biaya yang lebih rendah dari modal dan pajak tabungan memberikan insentif yang kuat untuk terlibat dalam transaksi ini. Memang, ada banyak contoh dari transaksi pihak berelasi yang menghasilkan manfaat bagi perusahaan McCahery J A. and Vermuelen E P.M (2005). Kunci kekhawatiran tentang transaksi pihak terkait adalah bahwa transaksi tersebut mungkin tidak dilakukan pada harga pasar tetapi dapat dipengaruhi oleh hubungan antara kedua belah pihak dari transaksi atau dapat dikatakan ada konflik kepentingan bagi beberapa orang di perusahaan. Untuk mengontrol pemegang saham maupun orang dalam seperti manajemen, transaksi pihak yang berelasi dapat membentuk mekanisme untuk mengekstrak manfaat pribadi kontrol pada biaya pemegang saham lainnya McCahery J A. and Vermuelen E P.M (2005). 2.6 Struktur Kepemilikan Struktur kepemilikan merupakan jenis institusi atau perusahaan yang memegang saham terbesar dalam suatu perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Struktur kepemilikan dapat berupa investor individual, pemerintah, dan institusi swasta. Struktur kepemilikan terbagi dalam beberapa kategori. Secara spesifik kategori struktur kepemilikan meliputi kepemilikan oleh institusi domestik, institusi asing, pemerintah, karyawan dan individual domestik. Struktur kepemilikan akan memiliki motivasi yang berbeda dalam memonitor perusahaan serta manajemen dan dewan direksinya. Masalah corporate governance merupakan masalah yang timbul sebagai akibat pihak-pihak yang terlibat dalam perusahaan mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut antara lain karena karakteristik kepemilikan dalam perusahaan, seperti i) Kepemilikan menyebar (dispersed ownership).
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
30
Ditemukan bahwa perusahaan yang kepemilikannya lebih menyebar memberikan imbalan yang lebih besar kepada pihak manajemen daripada perusahaan yang kepemilikannya lebih terkonsentrasi (Gilberg dan Idson, 1995) dalam Rudi Isnanta (2008) ii) Kepemilikan terkonsentrasi (closely held). Dalam tipe kepemilikan seperti ini timbul dua kelompok pemegang saham, yaitu controlling interest dan minority interest (shareholders). Struktur kepemilikan menentukan sifat dari masalah agensi yaitu apakah konflik antara manajer dan pemilik saham adalah yang dominan terjadi di perusahaan ataukah konflik antara pihak control perusahaan dan pemilik saham minoritas yang lebih dominan terjadi. Dua aspek utama dari struktur kepemilikan adalah : 1. Konsentrasi Kepemilikan Tingkat
konsentrasi
kepemilikan suatu perusahaan menentukan
pembagian kekuasaan antara manajer dan pemilik saham. Ketika pemiliknya relatif tersebar maka kontrol oleh para pemegang saham cenderung kecil, namun pada hal ini tingkatan asimetri informasi pun relatif kecil dikarenakan informasi yang ada diantara para pemegang saham tersebar, sedangkan apabila kepemilikan saham cenderung terkonsentasi sehingga menimbulkan perbedaan informasi yang diperoleh antara controlling interest dan non-controling interest sehingga menimbulkan asimetri informasi diantara pemegang saham. 2. Komposisi Kepemilikan Komposisi kepemilikan yaitu siapa yang menjadi pemilik saham dan yang lebih penting adalah siapa diantara mereka yang memegang kontrol kelompok. Pemilik saham bisa datang dari pihak manajemen, investor institusi, pihak publik ataupun asing. Konsentrasi kepemilikan perusahaan di tiap Negara tentu berbeda karakteristiknya, ada yang terkonsentrasi dan tersebar Anggara (2011) diungkapkan bahwa terjadinya penurunan konsentrasi kepemilikan di Eropa. Pagano et al. (2011) berdasarkan pandangan pemegang saham utama, kepemilikan yang tersebar
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
31
atau tidak terkonsentrasi diharapkan ketika perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka atau Go Public. Karena akan mengurangi biaya pengawasan terhadap pihak manajemen. Grossman and Hart (1980) bahwa dalam kepemilikan tersebar mengurangi manfaat yang diterima pemegang saham kecil dari pengawasan yanhg dilakukan oleh pemilik saham besar terhadap pihak manajemen saat kepemilikan masih terkonsentrasi. 2.7 Penelitian Terdahulu Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengacu pada penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya. Adapun penelitian penelitian-penelitian yang terkait dengan adanya pengaruh antara Corporate Governance dan asimetri informasi adalah penelitian yang dilakukan oleh Kanagaretnam et al. (2007), yang meneliti mengenai dampak penerapan Corporate Governance pada tingkat asimetri informasi pada pengumuman laba triwulanan pada perusahaan, selain itu penulis mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Charoenwong et al. (2011) yang menguji mengenai hubungan antara adverse selection sebagai asimetri informasi dan Corporate Governance, penelitian yang dilakukan Cai et al. (2008) menunjukkan adanya hubungan antara asimetri informasi dan Corporate Governance. Dalam penelitian penelitian lainnya diungkapkan bahwa penelitian mengenai asimetri informasi yang diproksikan ke dalam bid-ask spread telah dilakukan sebelumnya oleh Glosten & Harris (1988), Huang & Stoll (1997), Venkatesh and Chiang (1986), dan Graves et al. (2002). Penelitian yang berhubungan dengan adanya pengaruh Related Party Transaction terhadap asimetri informasi telah dilakukan oleh Yun-Sung Koh et al. (2011), sementara Fooladi et al. (2011) melakukan penelitian mengenai hubungan antara Related Party Transaction dengan Corporate Governance. Pada penelitian lainnya Gordon et al. (2004) menguji hubungan antara Related Party Transaction dengan Firm Value,sementara itu Linvani et al. (2010) meneliti mengenai hubungan antara Related Party Transaction pada manajemen laba. Lo et al (2010)
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
32
meneliti bagaimana Corporate Governance dapat mendeteksi keberadaan earning management dengan Related Party Transaction sebagai sampel penelitiannya. Penelitian mengenai hubungan antara Konsentrasi kepemilikan dilakukan oleh Hae-Young Byun et al., (2011) dalam penelitian tersebut mereka mempertanyakan bagaimana konsentrasi kepemilikan dapat mengurangi tingkat asimetri informasi, selanjutnya Jiang et al. (2011) yang meneliti hubungan antara dampak dari kelas struktur kepemilikan saham dan pengungkapan sukarela terhadap asimetri informasi, dan Wan Nordin Wan-Hussin (2009) meneliti mengenai dampak struktur kepemilikan keluarga dalam perusahaan dan komposisi board terhadap transaparansi perusahaan. 2.8 Kerangka Konseptual Penelitian Penelitian ini ditujukan untuk melihat apakah ada pengaruh tingkat penerapan Corporate Governance, Related Party Transaction, dan Konsentrasi Kepemilikan yang dalam penelitian ini sebagai variable independent terhadap tingkat asimetri informasi sebagai variabel dependent. Sesuai dengan literatur yang diperoleh bahwa telah terbukti bahwa Corporate Governance dapat mempengaruhi tingkat asimetri informasi Kirindaran et al.. (2007) dan Charoenwong et al.. (2011). Related Party Transaction terkait hubungannya dengan asimetri informasi bahwa Related Party Transaction berpengaruh terhadap asimetri informasi Yun-Sung Koh et al.. (2011), sedangkan untuk Konsentrasi kepemilikan literatur menunjukkan bahwa konsentrasi kepemilikan mempengaruhi tingkat asimetri informasi HaeYoung Byun et al. (2011), Jiang et al. (2010), Wan Nordin Wan-Hussin (2009).
Dalam penelitian ini pun akan dilihat apakah Corporate Governance dan Konsentrasi
Kepemilikan
yang
sebelumnya
diuji
sebagai
variable
independent untuk melihat apakah pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap asimetri informasi akan diuji kembali sebagai variable pemoderasi, untuk melihat apakah Corporate Governance dan Konsentrasi kepemilikan berpengaruh terhadap hubungan yang sudah ada antara RPT dan Asimetri
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
33
Informasi. Kerangka konseptual penelitian ini akan ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
34
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian Variabel Independen Corporate Governance
Variabel Kontrol Firm Size pemoderasi
Variabel Independen
Variabel Dependen
Related Party Transaction
Asimetri Informasi pemoderasi
Gambar 2.1 Variabel Independen
Variabel Kontrol Harga Saham Variabel Kontrol Kepemilikan Publik
Konsentrasi Kepemilikan
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
35
2.8 Penyusunan Hipotesis Penelitian mengenai pengaruh corporate governance terhadap asimetri informasi yang pada penelitian ini menggunakan bid-ask spread sebagai penilaian asimetri informasi telah dilakukan oleh Charoenwong et al. (2011) pada penelitian tersebut dilakukan pendekatan untuk asimetri informasi menggunakan bid-ask spread, sedangkan untuk penilaian corporate governance digunakan indeks yang dikeluarkan oleh CSLA dan
digunakan 25 terbaik untuk penilaian corporate
governance tersebut, dalam penelitian tersebut diungkapkan bahwa corporate governance berpengaruh terbalik terhadap tingkat asimetri informasi, dengan pengertian semakin baik tingkat penerpan corporate governance suatu perusahaan maka akan semakin kecil tingkat asimetri pada perusahaan.
Dalam penelitian
tersebut juga disebutkan tentang penelitian yang dilakukan Sarin et al. (2000) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat insiders holding yang cukup tinggi membutuhkan biaya yang lebih besar dalam penanganan adverse selection. Krishnamurti dan Thong (2008) menemukan bahwa pengurangan pada komponen adverse selection terkait dengan meningkatnya insiders selling. Hal tersebut seperti menjelaskan bahwa apabila insiders trade pada perusahaan bertindak dengan sikap yang baik maka hal tersebut sejalan dengan penerapan Good Corporate Governance. Dan berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dalam penelitian ini akan diangkat Hipotesis pertama yaitu : H1 : Corporate Governance berpengaruh negatif terhadap tingkat asimetri informasi. Terkait pada penelitian mengenai hubungan antara Related Party Transaction dan asimetri informasi penelitian Yun-Sung Koh et al. (2011) yang menemukan bahwa tingkat Related Party Transaction akan berpengaruh secara signifikan terhadap asimetri informasi, bahwa keberadaan Related Party Transaction akan meningkatkan asimetri informasi. Dalam penelitian Fooladi et al. (2011) disebutkan pengungkapan Related Party Transaction dapat memberikan
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
36
informasi yang penting bagi para pemegang kepentingan tentang hubungan transaksi yang dijalin suatu perusahaan, namun disisi lain Related Party Transaction menimbulkan efek asimetri informasi diantara pihak-pihak istimewa tersebut dan juga bagi para pemegang kepentingan termasuk para investor dan keberadaan asimetri informasi ini merupakan isu utama yang terangkat dari adanya Related Party Transaction. Sedangkan pada Gordon dan Darius (2004) disebutkan bahwa ada dua pandangan terhadap adanya Related Party Transaction, pertama konsisten terhadap adanya agency conflict bahwa adanya RPT akan membahayakan tugas dan tanggung jawab manajemen terhadap fungsi monitoring dari shareholders atau boards. Pandangan selanjutnya adalah dimana dari segi efisiensi bahwa keberadaan RPT akan memenuhi kebutuhan ekonomi dari pihak-pihak yang telah membangun kerjasama dan memiliki rahasia. Atas dasar-dasar penelitian diatas penulis akan mengangkat hipotesis bahwa keberadaan RPT akan meningkatkan adanya asimetri informasi diantara pemegang saham. H2 : Related Party Transaction berpengaruh positif terhadap asimetri informasi. Selanjutnya adalah penelitian yang menguji hubungan antara Konsentrasi Kepemilikan dengan asimetri informasi. Penelitian ini mengacu terhadap penelitian yang dilakukan Hae-Young Byun et al. (2011) yang dalam penelitian tersebut mereka mempertanyakan bagaimana konsentrasi kepemilikan dapat mengurangi tingkat asimetri informasi, dan hasilnya mereka menemukan bahwa derajat tingkat asimetri informasi meningkat searah dengan konsentrasi kepemilikan. Selanjutnya Haiyan Jiang et al. (2010) yang meneliti hubungan antara dampak dari kelas struktur kepemilikan saham dan pengungkapan sukarela terhadap asimetri informasi, dan hasilnya adalah Konsentrasi Kepemilikan akan secara umum berpengaruh terhadap asimetri informasi, yang artinya adanya struktur kepemilikan yang terkonsentrasi akan berakibat terhadap meningkatnya asimetri informasi. Atas dasar pemikiran dari penelitian-penelitian tersebut maka penulis akan mengangkat hipotesis sebagai berikut :
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
37
H3 : Perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi memiliki tingkat asimetri informasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang kepemilikannya tidak terkonsentrasi. Dalam penelitian ini pun akan di uji bagaimana Corporate Governance berpengaruh terhadap hubungan antara Related Party Transaction dan asimetri informasi, apakah penerapan Corporate Governance pada perusahaan yang diduga kuat dapat mengurangi tingkat asimetri informasi, dapat berpengaruh terhadap asimetri informasi yang terjadi akibat adanya praktek Related Party Transaction, pada pengujian ini Corporate Governance digunakan sebagai variabel pemoderasi. Sejauh pengetahuan penulis pengujian ini belum ada pada penelitian yang penulis jadikan acuan maupun pada penelitian lainnya. Sehingga akan diangkat hipotesis sebagai berikut : H4 : Corporate Governance memperlemah hubungan positif diantara Related Party Transaction dan asimetri informasi. Tingkat Konsentrasi kepemilikan akan dijadikan variable moderasi pada pengujian lainnya dimana Konsentrasi kepemilikan akan diuji apakah memiliki pengaruh terhadap hubungan antara Related Party Transaction dan asimetri informasi,
dimana
perusahaan
yang
konsentrasi
kepemilikannya
sudah
terkonsentrasi tingkat asimetri informasinya lebih besar daripada perusahaan yang konsentrasi kepemilikannya menyebar, dan apabila perusahaan tersebut melakukan praktek Related Party Transaction yang diduga menimbulkan asimetri informasi maka asimetri informasi yang ditimbulkannya akan lebih besar apabila perusahaan tersebut konsentrasi kepemilikannya terkonsentrasi. Sehingga penulis mengangkat hipotesis berupa : H5
:
Pengaruh positif dari Related Party Transaction terhadap asimetri
informasi lebih besar pada perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi dibandingkan perusahaan yang kepemilikannya tidak terkonsentrasi.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
38
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Sampel pada penelitian ini diambil dari ketersediaan populasi data untuk mengukur variabel-variabel yang ada. Sampel penelitian ini diambil pada tahun waktu tahun 2005, 2007, dan 2008 yang berarti akan ada 3 periode tahun yang akan diteliti. Penggunaan tahun periode 2005, 2007, dan 2008 sejalan dengan ketersediaan data yang ada pada IICD yang melakukan penelitian untuk memperoleh Corporate Governance Index pada tahun-tahun tersebut. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive judgement sampling yakni berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, seperti : 1. Perusahaan terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005, 2007, dan 2008. 2. Perusahaan harus terdaftar pada Corporate Governance Index yang dikeluarkan oleh IICD pada tahun 2005, 2007, dan 2008. 3. Perusahaan-perusahaan yang diambil datanya adalah perusahaan yang bergerak pada sektor industri manufaktur di Indonesia. 4. Perusahaan menggunakan periode pelaporan keuangan 1 Januari sampai dengan 31 Desember. 5. Menyediakan seluruh data yang diperlukan secara lengkap. 3.2 Metode Pengumpulan Data Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan yang bergerak pada industri manufaktur pada tahun 2005, 2007, dan 2008. Data laporan keuangan tahunan diperoleh dari database laporan keuangan perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Pengumpulan data sekunder dilaksanakan dengan melakukan studi literatur dengan cara mempelajari jurnal, literatur, dan informasi yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Hal ini dimaksudkan untuk
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
39
mendapatkan dasar
ilmiah dalam melakukan analisis dan pedoman dalam
melakukan penelitian ini. Program atau software yang digunakan dalam penelitian adalah Ms. Excell 2007 untuk membantu dalam input dan perhitungan data-data keuangan, kemudian software statistik yang digunakan untuk membantu dalam pengolahan data adalah Eviews 4.1. 3.3 Model Penelitian Pada sebuah perusahaan akan terdapat perbedaan pengetahuan informasi akan perusahaan, perbedaan informasi ini terletak antara manajemen dan pemilik perusahaan ataupun diantara pemilik saham mayoritas dan minoritas. Perbedaan pengetahuan ini disebut asimetri informasi atau information asymmetri. Banyak hal yang dapat menyebabkan adanya asimetri informasi Yun-Sung Koh et al. (2011) menyatakan bahwa tingkat Related Party Transaction akan berpengaruh secara signifikan terhadap asimetri informasi, Hae-Young Byun et al. (2011) mengungkapkan dalam penelitiannya yang mempertanyakan akan konsentrasi kepemilikan yang dapat mengurangi adanya asimetri informasi dan menemukan jawaban atas penelitian mereka berupa derajat tingkat asimetri informasi meningkat searah
dengan
konsentrasi
kepemilikan.
Penelitian-penelitiam
tersebut
menyebutkan hal-hal yang memungkinkan adanya asimetri informasi meningkat, dan seiring akan perkembangan dan meningkatnya penelitian, pada akhirnya diungkapkan sebuah solusi yang dapat mengurangi adanya asimetri informasi. Corporate Governance datang dengan keyakinan sebagai sebuah solusi yang dapat mengurangi asimetri informasi. Sesuai dengan kerangka konseptual penelitian yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya maka penelitian ini menggunakan model sebagai berikut : Model 1 : SPREAD i = β0+ β 1CG i + β2 RPA i + β3 OWN i + β 4CG i x RPA i + β5 OWNi x RPA i + β 4SIZE i + β 5PRICE i + β 6PUBLIC i + ei
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
40
Model 2 : SPREAD i = β0+ β 1CG i + β2 RPL i + β3 OWN i + β 4CG i x RPL i + β5 OWNi x RPL i + β 4SIZE i + β 5PRICE i + β 6PUBLIC i + ei
Model 3 : SPREAD i = β0+ β 1CG i + β2 RPS i + β3 OWN i + β 4CG i x RPSi+ β5 OWNi x RPS i + β 4SIZE i + β 5PRICE i + β 6PUBLIC i + ei
Keterangan : SPREAD : Asimetri Informasi CG : Corporate Governance Indeks RPA : Related Party Transaction Assets RPL : Related Party Transaction Liabilities RPS : Related Party Transaction Sales OWN : Ownership Concentration SIZE : Firm Size PRICE : Stock Price PUBLIC : Public Ownership e : Error
3.4 Pengujian Asumsi Klasik Agar dalam penelitian ini diperoleh hasil analisis data yang memenuhi syarat pengujian, maka dalam penelitian dilakukan pengujian asumsi klasik untuk pengujian statistik. Untuk memperoleh model regresi yang memberikn hasil regresi yang baik (BLUE = Best Linier Unbiased Estimate), maka model tersebut perlu diuji asumsi dasar klasik dengan metode Ordinary Least Square (OLS) atau pangkat kuadrat terkecil biasa. Model regresi dikatakan BLUE apabila tidak
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
41
terdapat Autokorelasi, Multikolinieritas, Heterodeksitas, dan Normalitas (Ghozali, 2006). Berikut ini penjelasan mengenai uji asumsi klasik yang akan dilakukan. 3.4.1 Uji Asumsi Heterokedastisitas Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam kenyataannya, nilai residual sangat sulit memiliki varian yang konstan. Hal ini sering terjadi pada data yang bersifat data silang (cross section) dibanding data yang runtut waktu. 3.4.2 Pengujian Asumsi Autokorelasi Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara error pada periode t dengan error pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka muncul masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Oleh karena itu autokorelasi lebih mudah ditemui pada data yang bersifat kurun waktu, karena pada sifatnya data masa sekarang dipengaruhi data pada masa sebelumnya. Meskipun demikian, tetap dimungkinkan autokorelasi ditemui pada data yang bersifst antar objek (cross section). Dalam autokorelasi dapat ditemui 2 bentuk, pertama autokorelasi positif dan autokorelasi negatif. 3.4.3
Pengujian Asumsi Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal Ghozali,
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
42
(2006). Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Dikarenakan multikolinearis terjadi pada persamaan regresi sederhana yang melibatkan beberapa variable independen, maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana yang hanya terdiri dari satu variable independen dan satu variable dependen. 3.4.4 Pengujian Asumsi Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, residual terdistribusi secara normal. Untuk mendeteksi apakah residual terdistribusi normal atau tidak di dalam model regresi, maka dilakukanlah analisis grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal dan normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal (Ghozali, 2006). Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plotting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Selain menganalisis grafik histogram, langkah yang harus dilakukan berikutnya adalah melakukan pengujian data outlier untuk mendapatkan normalitas data. Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik yang unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi (Ghozali, 2006). Ada empat penyebab timbulnya data outlier :
Kesalahan dalam meng-inpute data
Gagal menspesifikasi adanya missing value
Outlier bukan merupakan anggota populasi yang menjadi sampel
Outlier berasal dari populasi yang menjadi sampel, tetapi distribusi dari variabel tersebut dalam populasi tersebut memiliki nilai ekstrim dan tidak terdistribusi secara normal.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
43
Hasil pengujian data outlier untuk mendapatkan normalitas data dapat dilihat dari nilai skewness-nya. Data yang berditribusi normal, memiliki nilai Skewnees yang kurang dari 2. 3.5 Operasionalisasi Variabel Dalam penelitian ini akan di teliti 2 macam variabel, yaitu variabel dependen (variable terikat) dan variabel independen (tidak terikat). Variable dependen pada penelitian ini adalah asimetri informasi, dan variable independen pada penelitian ini adalah Related Party Transaction, Corporate Governance, dan Konsentrasi Kepemilikan. Variable dependen dalam hal ini asimetri informasi akan di proxy kan dengan bid/ask spread dan variable independen yang terdiri dari Related Party Transaction, , Corporate Governance, dan Konsentrasi Kepemilikan. a. Asimetri informasi Asimetri informasi pada penelitian ini akan menggunakan proxy bid/ask spread, penggunaan bid-ask spread sebagai proxy dari asimetri informasi menurut Komalasari (2001) dikarenakan dalam mekanisme pasar modal, pelaku pasar modal juga menghadapi masalah keagenan. Hal inilah yang menimbulkan adverse selection yang mendorong dealers untuk menutupi kerugian dari pedagang terinformasi dengan meningkatkan spread-nya terhadap pedagang likuid. Jadi dapat dikatakan bahwa asimetri informasi yang terjadi antara dealer dan pedagang terinformasi tercermin pada spread yang ditentukannya Komalasari, (2001). Adapun persamaan dari relative bid/ask spread yang dilakukan dalam penelitian ini adalah persamaan yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati dkk (2006), Kanagaretnam et al (2007), persamaan ini juga pernah diterapkan pada penelitian yang dilakukan oleh Venkatesh and Chiang (1986), Affleck-Graves et al., (2002) adalah : SPREAD = (ask – bid )/{(ask + bid )/2} x 100 i,t
i,t
i,t
i,t
Keterangan : Ask : harga ask tertinggi saham perusahaan i yang terjadi pada hari t i,t
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
44
Bid : harga bid terendah saham perusahaan i yang terjadi pada hari t i,t
Hasil dari formulasi diatas akan dijumlahkan pada setiap harinya pada masing-masing bulan lalu akan dirata-ratakan sesuai dengan jumlah hari tersebut, hasil rata-rata bulanan tersebut akan dijumlahkan dengan rata-rata bulanan lainnya dalam tahun yang bersangkutan kemudian akan dirata-ratakan dengan jumlah bulan pada tahun yang bersangkutan, sehingga didapat nilai rata-rata tahunan. b. Related Party Transaction Pada Related Party Transaction Gordon et al. (2007), menilai transaksi dengan pihak berelasi melalui seluruh transaksi yang terjadi di perusahaan, seperti penjualan asset, transaksi hutang-piutang, pembelian, dan penjualan barang atau jasa, sedangkan Lo et al., (2010) menilai Related Party Transaction hanya berdasar pada penjualan barang dan jasa pada perusahaan, penelitian Lo et al. (2010) berdasar pada penelitian yang dilakukan oleh Gordon et al. (2007). Pada penelitian ini dan melihat pada penelitian yang disebutkan diatas Related Party Transaction akan dinilai pada tiga hal yang mewakili pos-pos yang berasal dari Neraca dan Laporan Laba Rugi perusahaan, karena pada prakteknya perusahaan di Indonesia selalu melakukan Related Party Transaction yang berhubungan dengan transaksi penjulan, transaksi aset serta transaksi kewajiban, transaksi-transaksi tersebut akan dilihat seberapa besar nilainya terhadap transaksi asset, kewajiban, dan penjualan secara keseluruhan. Hal tersebut dapat digambarkan dalam rumus-rumus sebagai berikut : RPA = Transaksi RPT Assets
RPL = Transaksi RPT Liabilities
Total Asset
Total Liabilities
RPS = Transaksi RPT Sales Total Sales
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
45
Ketiga hal tersebut mewakili Related Party Transaction yang sering terjadi pada dua pelaporan keuangan perusahaan yaitu Balance Sheet dan Income Statement. Dalam ketiga hal tersebut akan terlihat seberapa besar ketergantungan perusahaan terhadap pihak-pihak yang berelasi dengan perusahaan tersebut. c. Corporate Governance Pada penelitian ini variable independen selanjutnya adalah Corporate Governance yang di proxy kan dengan menggunakan Corporate Governance Index. Corporate Governance Index ini adalah penilaian yang dilakukan oleh IICD (Indonesian Institute for Corporate Directorship). Index ini berupa nilai persentase, yang dihasilkan dari penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. IICD telah melakukan penilaian tingkat Corporate Governance di Indonesia selama 3 tahun yaitu 2005, 2007, dan 2008. Corporate Governance Index ini juga akan dijadikan sebagai variabel pemoderasi pada pengujian yang lain, yaitu ketika menguji apakah ada pengaruh tingkat Corporate governance terhadap hubungan diantara RPT dengan Asimetri Informasi. d. Konsentrasi Kepemilikan Pada variabel independen berikutnya akan dilihat Konsentrasi Kepemilikan yang di proxy kan pada persentase kepemilikan saham perusahaan. Pola penyebaran kepemilikan saham yang ada akan dilihat apakah pola nya menyebar atau terkonsentrasi. Konsentrasi kepemilikan dikatakan terkonsentrasi apabila kepemilikan saham dari 5 besar pemilik saham totalnya melebihi 50% dari seluruh saham yang outstanding. Dan dikatakan menyebar apabila kepemilikan saham dari 5 besar tersebut jumlahnya tidak melebihi 50% dari seluruh saham yang outstanding. Variable ini akan dibentuk sebagai variable dummy, dimana apabila kepemilikan saham tersebut terkonsentrasi maka akan bernilai 1 dan apabila menyebar akan diberi nilai 0 (nol). Penggunaan proxy variabel Konsentrasi Kepemilikan pada penelitian ini mengikuti penelitian yang pernah dilakukan oleh Jiang et al. (2011) yang mengukur Konsentrasi Kepemilikan saham perusahaan yang ada di New Zealand. Sama seperti halnya Index Corporate Governance,
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
46
Konsentrasi Kepemilikan ini pun akan dijadikan variabel pemoderasi pada penelitian lainnya, yaitu ketika menguji apakah Konsentrasi Kepemilikan berpengaruh terhadap hubungan antara RPT dan Asimetri Informasi. e. Firm Size Variabel kontrol merupakan variabel yang variabelnya dikontrol oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. Jika tidak dikontrol variabel tersebut akan mempengaruhi gejala yang sedang dikaji (Sarwono,2006). Ukuran perusahaan atau Firm Size pada penelitian ini akan dijadikan variabel kontrol terhadap variabel dependen Asimetri Informasi, tingkat asimetri informasi sebuah perusahaan akan menjadi semakin kecil pada perusahaan yang memiliki ukuran semakin besar, dikarenakan semakin besar sebuah perusahaan maka system kontrol yang dibangunnya pun akan semakin baik. Firm Size pada penelitian ini akan di proxy kan ke dalan Logaritma Natural dari Total Assets pada perusahaan sampel (Chen, 2005). Secara persamaan Logaritma Natural dari Total Assets dituliskan sebagai berikut : SIZE = Ln Total Assets f. Stock Price Stock Price atau Harga Saham pada penelitian ini akan dijaikan sebagai variabel kontrol terhadap Asimetri Informasi, dimana Harga Saham akan berbanding terbalik dengan tingkat Asimetri Informasi, yaitu semakin tinggi harga saham maka tingkat asimetri informasi akan semakin rendah, Kanageratnam (2007). Harga saham akan diukur dalam rata-rata harga saham dalam satu tahun. g. Public Ownership Lafond and Watts (2006) menjelaskan bahwa kepemilikan saham oleh publik akan memberikan dampak terhadap asimetri informasi dimana semakin besar persentase kepemilikan saham oleh publik maka akan semakin kecil tingkat asimetri informasi yang terjadi pada perusahaan tersebut. Hal ini terjadi karena persentase kepemilikan publik akan berpengaruh terhadap seberapa besar publik membutuhkan informasi atas perusahaan tersebut.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
47
3.6 Tekhnik Analisis Data Analisis data pada penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahap, pertama akan dilakukan perhitungan atas bid/ask spread dari tiap-tiap perusahaan pada tiap harinya selama 12 bulan penuh atau 1 tahun. Yang nantinya nilai tersebut akan dijumlahkan perbulan dan dirata-ratakan pada total hari dimana perdagangan saham aktif pada bulan tersebut. Rata-rata ini akan dijumlahkan dengan bid/ask spread bulanan lainnya dalam tahun tersebut dan dirata-rata kan dengan 12 bulan pada tahun tersebut sehingga dihasilkan bid/ask spread tahunan. Pada tahap pertama tersebut juga kan dihitung berapa gross profit dari suatu perusahaan dengan adanya RPT dan juga tanpa adanya RPT. Begitu juga dengan variable independen Index Corporate Governance akan di input kedalam program MS Excel. Pada tahap kedua akan dilakukan pengujian asumsi klasik, yaitu uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas, dan uji normalitas. Selanjutnya akan dilakukan proses input data pada persamaan regresi, untuk mengetahui apakah ada pengaruh beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen. Pada tahapan ini akan dilakukan pengujian 2 kali pada hubungan RPT dan asimetri informasi, pertama pengujian hubungan RPT dan asimetri informasi tanpa adanya variabel pemoderasi, dan berikutnya pengujian hubungan RPT dan asimetri informasi dengan adanya variabel pemoderasi.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
48
BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Analisis Pemilihan Sampel dan Pengujian Setelah mengumpulkan data yang ada baik dari PRPM Bursa Efek Indonesia, Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Laporan Indeks Corporate Governance IICD maka diambil sampel-sampel dari data tersebut yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Adapun kriteria-kriteria tersebut adalah, perusahaan merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur, terdaftar sebagai perusahaan pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005, 2007, dan 2008, menggunakan periode pelaporan keuangan 1 Januari – 31 Desember, menyediakan data-data yang diperlukan, dan terdaftar dalam Indeks Corporate Governance yang dikeluarkan oleh IICD. Penelitian ini menggunakan metode Cross Section dengan menggunakan data-data perusahaan pada tahun 2005, 2007 dan 2008, pemilihan waktu ini digunakan berdasarkan terbatasnya ketersediaan data Corporate Governance Index IICD yang hanya tersedia selama 3 tahun. Setelah melihat ketersediaan data maka diambil jumlah sampel penelitian sebagai berikut : Tabel 4.1 Jumlah Sampel Perusahaan TAHUN
JUMLAH SAMPEL
2005
81 PERUSAHAAN
2007
84 PERUSAHAAN
2008
60 PERUSAHAAN
Total keseluruhan sampel pada penelitian ini adalah 225 perusahaan. Adapun nama-nama perusahaan yang diikutsertakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 1. Terbatasnya data menyebabkan adanya keterbatasan
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
49
periode waktu penelitian, sehingga metode cross section merupakan pengujian yang sesuai dengan penelitian ini. 4.2 Uji Asumsi Klasik Sesuai dengan metodologi penelitian pada bab sebelumnya, sebelum dilakukan analisis terhadap temuan hasil pengolahan data, perlu dilakukan pengujian asumsi klasik guna memenuhi kriteria BLUE ( Best Linier Unbiased Estimator). Oleh karena itu, model yang ada perlu dilakukan berbagai macam pengujian dengan kriteria-kriteria yang ada sehingga hasil pengujian dan analisis yang dikembangkan mengasilkan ukuran yang valid dan tidak melanggar asumsi yang ada. 4.2.1 Uji Heterokedastisitas Asumsi yang dipakai dalam penerapan model regresi linear adalah varians dari setiap gangguan adalah konstan. Heterokedastisitas adalah keadaan di mana asumsi di atas tidak tercapai. Dampak adanya heteroskedastisitas adalah tidak efisiennya proses estimasi, sementara hasil estimasinya sendiri tetap konsisten dan tidak bias. Uji heteroskedastisitas diterapkan dengan menggunakan white heteroskedasticity-consistent standard errors and covariance. Uji ini diterapkan pada hasil regresi dengan menggunakan prosedur equations dan metode OLS untuk masing-masing persamaan perilaku dalam persamaan simultan. Pendeteksian adanya Heterokedastisitas pada penelitian ini adalah dengan melihat nilai probabilitas Obs*R-squared setelah model diregresikan dengan menggunakan program Eviews 4.1, apabila nilai Obs*R-squared lebih kecil dari nilai α 5% maka diduga kuat terdapat Heterokedastisitas. Nilai Obs*R-squared pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.2. Pada Tabel tersebut kita dapat melihat nilai Obs*R-squared pada ketiga model yang akan di uji bernilai kurang dari α 5% untuk model 1 dan model 3 yang yang menyebabkan pada model tersebut diduga kuat terjadi Heterokedastisitas. Hasil Pengolahan Data Uji Heteroskedatisitas (White Heteroskedasticity Test) untuk mencari nilai Obs*R-squared (Prob) dapat dilihat pada Lampiran 2, 3 dan 4.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
50
Tabel 4.2 Obs*R-Square (Uji Heterokedastisitas) Obs*R-Square (Prob) MODEL 1
0.048497
MODEL 2
0.079530
MODEL 3
0.046417
Sumber : Olah Data Eviews 4.1
Untuk mengatasi hal tersebut penulis melakukan treatment dengan memakai Metode White. Metode ini juga dikenal dengan varians heteroskedastisitas terkoreksi (heteroskedasticity-corrected variances) pada program Eviews. Dengan memberikan treatment ini, program Eviews akan melakukan perlakuan secara otomatis pada model sehingga masalah heteroskedastisitas dapat diselesaikan secara otomatis. 4.2.2 Uji Autokorelasi Salah satu asumsi dasar dari metode regresi dengan kuadrat terkecil adalah tidak adanya korelasi antar gangguan. Adanya masalah otokorelasi ini akan menghasilkan hasil estimasi koefisien yang konsisten dan tidak bias tetapi dengan varian yang besar, atau dengan perkataan lain hasil penafsiran tidak efisien. Varians estimasi parameter yang tidak efisien ini menyebabkan nilai t hitung cenderung kecil dan hasil pengujian cenderung menerima hipotesis nol. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu (time series), karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data pada masa-masa sebelumnya. Meskipun demikian, tetap dimungkinkan autokorelasi dijumpai pada data yang bersifat antar objek (cross section). Cara yang paling sering digunakan untuk mendeteksi adanya otokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai statistik DW yang dihitung dengan nilai batas atas (DWu) dan nilai batas bawah
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
51
(DWl) dari tabel Durbin Watson, dengan memperhatikan jumlah observasi dan jumlah variabel bebas ditambah satu. Atau dapat dikatakan bahwa hasil pengujian tersebut apakah berada pada kisaran angka 2 (1,54 < DW-Stat < 2,46). Hasil dari pengujian autokorelasi pada model 1, model 2, model 3 dapat dilihat pada Tabel 4.3. dan hasil pengujian menggunakan EViews dapat dilihat pada Lampiran 2, 3 dan 4.
Tabel 4.3 Durbin Watson (Uji Autokorelasi) Durbin Watson-Stat Model 1
1.986580
Model 2
1.985479
Model 3
1.986386
Sumber : Olah data EViews 4.1
Dari tabel diatas kita dapat mengetahui bahwa nilai dari Durbin Watson masing-masing untuk model 1, 2, dan 3 masing-masing berada pada kisaran nilai 2. Sehingga diindikasikan kuat bahwa ketiga model tidak memiliki masalah autokorelasi. Sehingga tidak diperlukan treatment untuk Uji Autokorelasi. 4.2.3 Uji Multikolinearis Uji multikolinearitas dilakukan bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan yang kuat antara variabel independen. Model penelitian yang baik seharusnya
tidak
mengalami
masalah
multikolinearitas.
Pengujian
untuk
mendeteksi adanya multikolinieritas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat korelasi antar variabel independen pada correlation matrix yang terdapat pada program Eviews 4.1. Jika terdapat korelasi antar variabel independen yang nilainya melebihi 0.8, maka diduga kuat terdapat multikolinieritas. Pada ketiga model ditemukan hubungan multikolinearis yang melebihi nilai 0.8 pada variabel-variabel yang memiliki hubungan seperti RPA dengan RPACG,
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
52
RPL dengan RPLCG. Sehingga diduga kuat pada ketiga model tersebut terjadi multikolinearis. Untuk melihat hasil uji multikolinearis dapat dilihat pada Lampiran 2, 3 dan 4. Multikolinearis dapat ditangani dengan treatment termudah yaitu dengan menghilangkan salah satu variabel yang tidak signifikan tersebut. Namun hal ini seringkali tidak dipergunakan karena akan menciptakan bias parameter pada model. Salah satu cara lain adalah dengan melakukan metode centering yaitu dengan cara mengurangkan masing-masing data pada variabel dengan nilai rata-ratanya. Oleh karena pada penelitian ini terdapat multikolinearis penulis melakukan treatment dengan metode centering. Dengan mengurangkan masing-masing sampel pada variabel RPA, RPL, dan RPS dengan nilai rata-rata dari keseluruhan sampel masing-masing
variabel
tersebut.
Namun
setelah
dilakukan
treatment,
multikolinearis tetap terjadi, walaupun hal tersebut terjadi hubungan variabel yang memiliki multikolinearitas yang sangat tinggi tetap akan memenuhi karakteristik BLUE. Permasalahan yang mungkin muncul dari masalah multikolinearitas ini adalah hasil estimasi yang dihasilkan dapat menjadi tidak stabil karena perubahan dalam data maupun dalam model yang disusun. Tryana (2010). 4.2.4 Uji Normalitas Pengujian normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data telah terdistribusi secara normal atau tidak. Normalitas dari suatu data dapat dilihat dari bentuk histogram. Histogram yang menunjukkan data yang terdistribusi normal akan berbentuk lonceng. Selain itu, jumlah observasi yang lebih besar dari 30 menyebabkan distribusi sampling error term mendekati normal, karena itu upayakan penggunaan ukuran sampel yang besar. Jika ukuran sampel kecil, distribusi error term perlu diuji apakah mendekati normal. Banyak cara untuk menilai atau menguji ke normalitasan diantaranya dengan menilai JB (Jarque Bera) atau nilai Skewness-nya. Dengan menilai JB hasil uji kenormalitasan harus menunjukkan nilai JB kurang dari (α, 5% ; DOF, 2) yaitu : 5,99. Atau bila melihat dari nilai Skewness-nya
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
53
harus bernilai kurang dari 2. Pada penelitian ini diduga kuat terdapat masalah normalitas, sehingga penulis melakukan treatment berupa pengurangan data yang dianggap outlier. Setelah hal tersebut masih terdapat vairiabel-variabel yang memiliki nilai Skewness lebih dari 2, Hasil pengujian uji normalitas dapat dilihat di Lampiran 2, 3 dan 4. 4.3 Analisis Statistik Deskriptif Berikut akan ditampilkan mengenai analisis data deskriptif dari keseluruhan variabel yang digunakan pada 3 model penelitian ini. Pada tabel 4.4 akan diperlihatkan nilai mean, median, maximum, minimum, dan standar deviasi dari keseluruhan data variabel yang digunakan. Jumlah observasi pada Tabel dibawah adalah 210, jumlah tersebut didapat setelah dilakukan pengurangan data dikarenakan adanya data yang outlier. Hasil analisis deskriptif Eviews dapat dilihat pada Lampiran 2, 3 dan 4. Dari Tabel 4.4 kita dapat melihat bahwa variabel CG pada ketiga model yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai minimum 0.460837 dan nilai maximum 0.8604, serta median sebesar 0.622 dengan demikian dapat dikatakan perusahaan yang menjadi sampel memiliki nilai Corporate Governance Index terkecil sebesar 0.460837 dan terbesar adalah 0.8604 hal ini menggambarkan bahwa perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini merupakan perusahaan yang memiliki tingkat tata kelola perusahaan yang cukup baik dipandang dari penilaian Corporate Governance Index yang dikeluarkan IICD. Seperti
yang sudah diketahui, bahwa setiap perusahaan di Indonesia
dimungkinkan melakukan Related Party Transaction atau transaksi dengan pihakpihak yang memiliki hubungan istimewa PSAK 07 (reformat 2007), yang atau diganti dengan nama pihak-pihak yang berelasi pada PSAK 07 (Revisi 2010, efektif 2011). Pada penelitian ini Related Party Transaction dinotasikan ke dalam RPA, RPL, dan RPS. RPA sebagai notasi dari transaksi yang dilakukan ada hubungannya dengan Assets, RPL merupakan notasi unuk transaksi yang berhubungan dengan Liabilities atau kewajiban, dan RPS merupakan notasi untuk
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
54
transaksi yang berhubungan dengan penjualan. Dari tabel 4.4 kita dapat melihat hampir keseluruhan perusahaan yang diteliti melakukan ketiga jenis Related PartyTransaction ini, data yang digunakan cukup tersebar dimulai dari perusahaan yang tidak melakukan Related Party Transaction hingga pada perusahaan dengan Related Party Transaction dengan nilai yang cukup tinggi yaitu 42%, 57%, dan 95% masing-masing pada RPA, RPL dan RPS.
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel SPREAD Mean
CG
OWN
RPA
RPL
RPS
PRICE
PUBLIC
SIZE
0.00064
0.630964
0.9
0.052608
0.0723
0.1771
3041.175
0.279821
2.57E+12
Median
0.000528
0.622019
1
0.0147
0.0077
0.03535
544.3733
0.25095
5.61E+11
Maximum
0.002501
0.8604
1
0.4182
0.5653
0.95
53975.00
0.8672
8.07E+13
Minimum
0
0.460837
0
0
0
0
17.22222
0.0008
1.54E+09
Std. Dev.
0.000536
0.069095
0.300717
0.085114
0.1255
0.259965
7832.107
0.17053
7.62E+12
Included observations: 210
Sumber : olah data EViews 4.10
Hal ini dapat menggambarkan bahwa ada perusahaan yang masih sangat bergantung pada pihak-pihak yang berelasi dengan tingkat ketergantungan yang tinggi. Hal ini dapat menjadi seuatu yang efektif bagi perusahaan atau dapat menjadi sebuah faktor yang membuat asimetri informasi menjadi lebih tinggi, apabila transaksi-transaksi tersebut hanya dilakukan demi menguntungkan beberapa pihak yang memiliki hubungan khusus dengan perusahaan. Nilai minimum sebesar 0.0008 dan nilai maximum 0.8672 pada variabel PUBLIC dapat menggambarkan bahwa variabel kontrol kepemilikan saham oleh masyarakat yang masing-masing hanya memiliki saham kurang dari 5 % pada penelitian ini memiliki total yang beragam dengan total terendah sebesar 0.08% dan terbesar 86.72%, hal ini juga menggambarkan bahwa perusahaan yang
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
55
dijadikan sampel penelitian ini merupakan perusahaan yang kepemilikannya tersebar dan terkonsentrasi pada tingkat yang cukup tinggi. Nilai SPREAD yang menggambarkan asimetri informasi memiliki nilai maximum 0.002501 dan minimum 0, nilai ini didapat dengan menjumlahkan nilai SPREAD yang sudah diformulasikan pada formula bid/ask spread ketika hari perdagangan saham aktif setiap harinya selama 1 tahun lalu merata-ratakannya. Nilai 0 pada penelitian ini tidak menggambarkan bahwa sebuah perusahaan tidak memiliki asimetri informasi dikarenakan adanya kesamaan antara nilai bid dan ask, pada penelitian ini nilai 0 didapat dikarenakan salah satu diantara bid atau ask memiliki nilai 0 yang berarti tidak terjadi perdagangan saham. Variabel OWN pada penelitian ini merupakan variabel Dummy, seperti yang sudah dibahas pada bagian sebelumnya bahwa variabel dummy ini menggambarkan perusahaan dengan kepemilikan terkonsentrasi dengan nilai 1, dan sebaliknya perusahaan dengan kepemilikan tersebar bernilai 0. Melihat pada hasil analisis deskriptif penelitian ini variabel OWN memiliki nilai median 1, sehingga dapat dikatakan bahwa sebagian besar perusahaan yang menjadi objek observasi pada penelitian ini merupakan perusahaan dengan kepemilikan saham terkonsentrasi. 4.4 Analisis Hasil Regresi 4.4.1 Analisis Hasil Regresi Model 1 Setelah melakukan uji asumsi klasik sebagai syarat yang harus ditempuh sebelum melakukan regresi akhir pada OLS. Analisis regresi adalah analisis yang mempelajari bagaimana membangun sebuah model fungsional dari data untuk dapat menjelaskan ataupun meramalkan suatu fenomena alami atas dasar fenomena yang lain. Pada Tabel 4.5 akan diperlihatkan hasil dari regresi model 1. Pada model tersebut terlihat nilai R-Square adalah 0.261519 dan Adj R-Square sebesar 0.365761 yang berarti kemampuan variabel-variabel independen pada model 1 mampu menjelaskan variabel dependennya sebesar 36,58% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain diluar model 1. Hasil olah data dari program EViews dapat dilihat pada Lampiran 2. Dari hasil pengujian variabel independen dan variabel kontrol
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
56
terhadap variabel dependen pada model 1 diperoleh hasil regresi seperti pada tabel 4.5 yang apabila direpresentasikan menjadi : SPREAD = 0.0041 + 0.0007 CG + 0.0009RPA - 0.0008 RPACG - 0.0005 RPAOWN + 0.0002 OWN – 0.0009 PRICE - 0.0002 PUBLIC - 0.0001 SIZE Sumber : Olah data EViews 4.1
Dengan melihat hasil regresi pada Tabel 4.5 akan diselesaikan atas hipotesis-hipotesis yang sudah ditentukan pada awal pembahasan penelitian ini. 1. Hipotesis 1 : Pada
hipotesis
pertama
dijelaskan
bahwa
Corporate
Governance
berpengaruh negatif terhadap tingkat asimetri informasi, yang berarti semakin tinggi nilai Corporate Governance Index maka akan semakin rendah nilai Asimetri Informasi. Pada pengujian model 1 ini variabel CG signifikan pada level 0.1818 dan memiliki nilai coefficient 0.000740, hal tersebut menunjukkan bahwa Corporate Governance tidak berpengaruh terhadap tingkat asimetri informasi, sehingga hipotesis 1 ditolak. Hasil ini mengindikasikan bahwa Corporate Governance tidak dapat mengurangi tingkat asimetri informasi yang ada pada perusahaan. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Charoenwong et al.. (2011) yang menemukan semakin tinggi nilai Corporate Governance akan semakin baik tata kelola perusahaan, yang membuat asimetri informasi semakin kecil. Ketidaksamaan tersebut dimungkinkan terjadi dikarenakan oleh beberapa hal seperti, dalam data Corporate Governance Index yang penulis dapatkan sebagian besar data menunjukkan nilai yang tidak jauh berbeda dan tidak bervariasi, hal tersebut bisa jadi menggambarkan bahwa perusahaan di Indonesia menerapkan Good Corporate Governance hanya sekedar memenuhi tuntutan peraturan yang mengharuskan perusahaan di Indonesia menerapkan praktek Good Corporate Governance, sehingga nilai daripada Corporate Governance Index hanya
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
57
menggambarkan keberadaan praktek Good Corporate Governance bukan menggambarkan seberapa baik Corporate Governance yang diterapkan. Selain itu dimungkinkan bahwa investor di Indonesia tidak memandang informasi Corporate Governance Index sebagai sebuah informasi yang utama atau terpenting dalam menentukan ekspektasi atas perusahaan tempat dimana mereka berinvestasi.
Tabel 4.5 Hasil Regresi Model 1 Dependent Variable: SPREAD Variable
Ekspektasi
C
Coefficient
Std.error
t-statistic
Prob.
0.00414
0.00060
6.85971
0.00000
1.33990
0.18180
CG
-
0.00074
0.00055
RPA
+
0.00094
0.00408
0.23107
0.81750
RPACG
-
-0.00080
0.00664
-0.12105
0.90380
RPAOWN
+
-0.00053
0.00067
-0.79339
0.42850
OWN
+
0.00022
0.00010
2.17185
0.03100
PRICE
-
-0.00009
0.00002
-3.86736
0.00010
PUBLIC
-
-0.00025
0.00024
-1.02384
0.30710
SIZE
-
-0.00013
0.00003
-4.48933
0.00000
R-squared
0.26152
F-statistic
8.89756
Adjusted R-squared
0.23213
Prob(F-statistic)
0.00000
Keterangan : CG :
OWN : Konsentrasi Kepemilikan saham
RPA : Related Party Transaction Assets
PRICE : Harga Saham
RPACG : Related Party Transaction Assets* Corporate Governance Index
PUBLIC : Kepemilikan saham oleh masyarakat (<5%)
RPAOWN : Related Party Transaction Assets*Konsentrasi kepemilikan saham
SIZE : Ukuran Perusahaaan
Sumber :Olah data EViews 4.1 2. Hipotesis 2 : Pada hipotesis kedua dijelaskan bahwa Related Party Transaction membuat Asimetri Informasi semakin tinggi dikarenakan adanya pemanfaatan informasi yang lebih dimiliki untuk mengambil keuntungan sendiri melalui praktek Related Party Transaction. Model 1 mengukur Related Party Transaction berdasarkan
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
58
transaksi Assets. Pada hasil analisis regresi yang dilakukan (tabel 4.5) terlihat bahwa nilai signifikansi untuk variabel RPA
bernilai 0.8175 dan memiliki
coefficient 0.000943, hal tersebut menunjukkan bahwa Related Party Transaction Assets tidak berpengaruh dengan signifikan terhadap asimetri informasi. Sehingga hipotesis kedua dapat ditolak.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Yun-Sung Koh et al. (2011), namun dalam pandangan Fooladi et al. (2011) ada dua pandangan terhadap praktek Related Party Transaction yaitu pandangan mengenai keefisienan transaksi dan adanya asimetri informasi yang diakibatkan oleh transaksi tersebut. Dalam kondisi yang terjadi di Indonesia penulis beranggapan bahwa transaksi dengan pihak yang berelasi tidak mempengaruhi asimetri informasi disebabkan para investor perusahaan di Indonesia tidak melihat Related Party Transaction sebagai informasi yang penting bagi ekspektasi investasi yang mereka lakukan, namun menjadikan hal-hal lain diluar Related Party Transaction sebagai informasi yang jauh lebih berguna bagi ekspektasi mereka, seperti Going Concern perusahaan dengan melihat informasi-informasi seperti R&D Cost yang dikeluarkan perusahaan ataupun trend nilai laba perusahaan. 3. Hipotesis 3 : Pada Hipotesis ketiga dijelaskan bahwa perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi memiliki tingkat asimetri informasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang kepemilikannya tidak terkonsentrasi. Hasil dari analisis regresi pada Model 1 memperlihatkan nilai OWN sebagai notasi dari kepemilikan terkonsentrasi memiliki tingkat signifikansi 0.0310. Hal ini menjelaskan bahwa variabel OWN memiliki hubungan dengan SPREAD, hubungan tersebut sejalan dengan hipotesis yang diberikan, dimana pada penelitian ini pengaruh positif dari konsentrasi kepemilikan saham terhadap asimetri informasi memiliki nilai coefficient yang positif pada variabel OWN yaitu 0.000221. Sehingga hipotesis ketiga tidak dapat ditolak, yang berarti perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi memiliki asimetri informasi yang tinggi dibandingkan dengan
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
59
perusahaan yang kepemilikannya menyebar. Hal ini sejalan dengan penelitian HaeYoung Byun et al. (2011). 4. Hipotesis 4 : Pada hipotesis ke 4 dilakukan pengujian kembali pada variabel CG dan RPA dimana pada pengujian ini variabel CG menjadi variabel pemoderasi bagi variabel dependen SPREAD dan variabel independen RPA. Melihat pada hasil analisis regresi model 1 (tabel 4.5) bahwa variabel RPACG memiliki tingkat signifikansi 0.9038 dan nilai coefficient -0.000803 yang berarti RPACG tidak berpengaruh secara signifikan terhadap SPREAD, hal tersebut tidak sejalan dengan hipotesis yang diberikan sehingga hipotesis 4 ditolak. Bahwa keberadaan CG tidak mampu secara signifikan mengurangi asimetri informasi yang diakibatkan oleh Related Party Transaction Assets dan dalam penelitian ini Related Party Transaction Assets sendiri terbukti tidak dapat mempengaruhi asimetri informasi. 5. Hipotesis 5 : Pengaruh positif dari Related Party Transaction terhadap asimetri informasi lebih besar pada perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi dibandingkan perusahaan yang kepemilikannya tidak terkonsentrasi. Hasil analisis regresi pada Model 1 (tabel 4.5) dapat dilihat bahwa variabel RPAOWN memiliki tingkat signifikansi 0.4285 dan nilai coefficient -0.00053 yang berarti variabel RPAOWN tidak berpengaruh secara signifikan terhadap SPREAD. Hal ini membuat hipotesis 5 dapat ditolak. Pengaruh dari Related Party Transaction Assets terhadap asimetri informasi akan sama antara perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi dengan perusahaan yang kepemilikannya tidak terkonsentrasi. Sama halnya dengan hipotesis sebelumnya, Related Party Transaction tidak berpengaruh dengan signifikan terhadap asimetri informasi. Sehingga tidak ada perbedaan diantara perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi maupun tersebar karena memang Related Party Transaction sendiri pun tidak menyebabkan adanya asimetri informasi.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
60
Sementara itu pada variabel kontrol SIZE, PUBLIC, dan PRICE menunjukkan hubungan yang negatif dengan variabel dependen SPREAD. Namun diantara ketiganya hanya PRICE dan SIZE yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen SPREAD. PRICE dan SIZE sama-sama memiliki hipotesa yang sama, yaitu semakin tinggi nilai keduanya diduga kuat nilai asimetri informasi semakin melemah. 4.4.2 Analisis Hasil Regresi Model 2 Sama seperti halnya pada Model 1 sebelum dilakukan regresi dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu, setelah hal tersebut dilakukan maka dilakukan regresi akhir setelah uji asumsi klasik. Pada model tersebut terlihat nilai R-Square adalah 0.275851 dan
Adj R-Square sebesar 0.247029 yang berarti bahwa variabel-variabel independen pada model 2 dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 24.70% sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.6. Hasil olah data dari program EViews dapat dilihat pada Lampiran 3.5 Hasil regresi model 2 yang ditunjukkan pada tabel 4.6 apabila direpresentasikan menjadi : SPREAD = 0.0044 + 0.0008 CG - 0.0036 RPL + 0.0071 RPLCG - 0.0005 RPLOWN + 0.0002 OWN – 0.0009 PRICE - 0.0002 PUBLIC - 0.0001 SIZE Sumber : Olah data EViews 4.1
Dengan adanya hasil regresi pada model 2 seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.6 maka hipotesis-hipotesis yang ada dapat terjawab dengan melihat hasil dari olah data yang dilakukan.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
61
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Model 2 Dependent Variable: SPREAD Variable
Ekspektasi
C CG
-
Coefficient
Std.error
0.00440
0.00063
0.00080
t-statistic
Prob.
6.93881
0.00000
0.00053
1.51714
0.13080
-1.46323
0.14500
RPL
+
-0.00362
0.00247
RPLCG
-
0.00711
0.00404
1.76068
0.07980
RPLOWN
+
-0.00052
0.00045
-1.15032
0.25140
OWN
+
0.00021
0.00010
2.08743
0.03810
PRICE
-
-0.00009
0.00002
-4.25083
0.00000
PUBLIC
-
-0.00020
0.00023
-0.83632
0.40400
-0.00013
0.00003
-4.54245
0.00000
SIZE
-
R-squared
0.275851
F-statistic
9.57091
Adjusted R-squared
0.247029
Prob(F-statistic)
0.00000
Keterangan : CG : Corporate GovernanceIndex
OWN : Konsentrasi Kepemilikan saham
RPL: Related Party Transaction Liabilities
PRICE : Harga Saham
RPLCG : Related Party Transaction Liabilities*Corporate GovernanceIndex
PUBLIC : Kepemilikan saham oleh masyarakat (<5%)
RPLOWN : Related Party Transaction Liabilities*Konsentrasi kepemilikan saham
SIZE : Ukuran Perusahaaan
Sumber : Olah Data Eviews 4.1
1. Hipotesis 1 Pada Hipotesis pertama dijelaskan bahwa Corporate Governance Index akan berpengaruh negatif terhadap tingkat asimetri informasi, yang berarti semakin tinggi nilai Corporate Governance Index maka akan semakin rendah nilai Asimetri Informasi. Pada pengujian model 2 ini variabel CG berada pada tingkat signifikansi 0.1308 dan nilai coefficient 0.000804 yang berarti CG tidak berpengaruh secara signifikan terhadap asimetri informasi, oleh karena itu Hipotesis 1 dapat ditolak. Seperti pada model 1 hal ini menggambarkan bahwa keadaan tingkat tata kelola perusahaan tidak mampu meredam adanya asimetri informasi dengan memandang beberapa penyebab akan hal tersebut seperti keadaan data yang menunjukkan nilai
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
62
yang tidak bervariasi dan kegunaan nilai Indeks Corporate Governance bagi para investor. 2. Hipotesis 2 Pada hipotesis kedua dijelaskan hal yang hampir sama dengan Hipotesis kedua pada model 1 yaitu menjelaskan bahwa nilai Related Party Transaction membuat Asimetri Informasi semakin tinggi dikarenakan adanya pemanfaatan informasi yang lebih dimiliki untuk mengambil keuntungan sendiri melalui praktek Related Party Transaction. Hanya pada model kedua ini variabel Related Party Transaction yang digunakan tidak seperti pada model 1 yaitu RPA, melainkan RPL yaitu praktek Related Party Transaction Liabilities. Dari hasil olah data pada tabel 4.6 dapat dilihat hasil signifikansi untuk variabel RPTL 0.1450 dan nilai coefficient yang negatif -0.003617 yang berarti variabel RPTL tidak berpengaruh secara signifikan terhadap SPREAD, membuat hasil pengujian ini berbanding terbalik dengan hipotesis yang dibangun dimana hasil yang diharapkan adalah RPL berpengaruh secara signifikan terhadap asimetri informasi. Hal tersebut membuat hipotesis kedua pada model 2 dapat ditolak. Keadaan ini dapat dimungkinkan terjadi apabila investor melihat atau beranggapan bahwa Related Party Transaction bukan merupakan informasi yang penting bagi ekspektasi investasi yang investor lakukan, namun menjadikan hal-hal lain diluar Related Party Transaction sebagai informasi yang jauh lebih berguna bagi ekspektasi mereka dan dipandang lebih penting untuk ditelusuri. 3. Hipotesis 3 Pada hipotesis ketiga dijelaskan seperti pada hipotesis ketiga model 1 bahwa perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi memiliki tingkat asimetri informasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang kepemilikannya tidak terkonsentrasi. Pada model 2 kita dapat melihat bahwa tingkat signifikansi pada variabel OWN adalah 0.0381 dan nilai coefficient yang positif 0.000211 yang berarti pada pengujian model 2 ini variabel OWN berpengaruh secara signifikan terhadap SPREAD, hal ini sejalan dengan hipotesis yang diberikan, dengan
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
63
demikian hipotesis 3 tidak dapat ditolak, yang berarti kepemilikan saham yang terkonsentrasi menyebabkan asimetri informasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang kepemilikannya tersebar. Dimana kepemilikan saham yang terkonsentrasi membuat kontrol perusahaan dipegang oleh pihak-pihak yang jumlahnya sedikit dibandingkan dengan pemegang saham lainnya yang tidak signifikan, dan membuat informasi yang dimilikinya pun berbeda baik yang berasal dari manajemen maupun yang tidak berasal dari manajemen. 4. Hipotesis 4 Pada Hipotesis keempat ini dijelaskan bahwa variabel CG menjadi variabel pemoderasi bagi variabel dependen SPREAD dan variabel independen RPL. Hasil olah data menunjukkan bahwa RPLCG menunjukkan tingkat signifikansi 0.0798 dan nilai coefficient yang positif 0.007105, hal ini menunjukkan RPLCG berpengaruh secara signifikan terhadap variabel SPREAD namun hasil tersebut menunjukkan hasil yang berbanding terbalik dari hipotesis yang dibangun, dimana hasil olah data menunjukkan bahwa Corporate Governance meningkatkan adanya asimetri informasi yang dihasilkan oleh Related Party Transaction Liabilities, sehingga hipotesis 4 dapat ditolak. Hal ini mungkin disebabkan karena mekanisme Corporate Governance suatu perusahaan dibangun oleh pihak-pihak yang memiliki relasi dengan perusahaan, seperti penempatan orang-orang dalam dewan direksi, komisaris dan komite yang berasal dari pihak-pihak berelasi, sehingga penerapan Corporate Governance secara tidak langsung justru meningkatkan asimetri informasi yang terjadi akibat Related Party Transaction. 5. Hipotesis 5 Pengaruh positif dari Related Party Transaction terhadap asimetri informasi akan berbeda antara perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi dengan perusahaan yang kepemilikannya tidak terkonsentrasi. Pada hasil regresi model 2 (tabel 4.6) menunjukkan bahwa RPLOWN memiliki tingkat signifikansi 0.2514 dan dan nilai coefficient yang negatif -0.000521 yang menandakan bahwa RPLOWN tidak berpengaruh secara signifikan pada variabel SPREAD dan tidak
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
64
sejalan dengan hipotesis yang diberikan dimana pada mulanya hipotesis yang diberikan adalah variabel RPLOWN berpengaruh secara signfikan terhadap asimetri informasi. Sehingga Hipotesis 5 pada pengujian model kedua dapat ditolak. Bahwa tidak ada perbedaan tingkat asimetri informasi yang diakibatkan oleh RPTL pada perusahaan yang konsentrasi kepemilikannnya terkonsentrasi maupun menyebar. Sementara itu pada variabel kontrol SIZE, PUBLIC, dan PRICE menunjukkan hubungan yang negatif dengan variabel dependen SPREAD. Namun diantara ketiganya hanya PRICE dan SIZE yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen SPREAD. Hal ini sama dengan hasil pengujian pada Model 1. PRICE dan SIZE sama-sama memiliki hipotesa yang sama, yaitu semakin tinggi nilai keduanya diduga kuat nilai asimetri informasi semakin melemah. 4.4.3 Analisis Hasil Regresi Model 3 Sama seperti halnya pada Model 1 dan Model 2 sebelum dilakukan regresi dilakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu, setelah hal tersebut dilakukan maka dilakukan regresi akhir setelah uji asumsi klasik. Pada model tersebut terlihat nilai R-Square
adalah 0.267843 dan Adj R-Square sebesar 0.238702 yang berarti bahwa variabelvariabel independen pada model 2 dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 23.87% sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model. Hasil analisis regresi dapat dilihat pada tabel 4.7 dan hasil olah data EViews dapat dilihat pada Lampiran 4.5. Setelah melihat hasil analisis regresi untuk model 3 kita sudah dapat memulai menjelaskan hipotesis yang dibangun, hipotesis yang dibangun untuk model ketiga ini tidak jauh berbeda dengan hipotesis-hipotesis sebelumnya pada model 1 dan model 2.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
65
TABEL 4.7 Hasil Analisis Regresi Model 3 Dependent Variable: SPREAD Ekspektasi
Variable C
Coefficient
Std.error
t-statistic
Prob.
0.00411
0.00058
7.13829
0.00000
CG
-
0.00065
0.00058
1.12415
0.26230
RPS
+
-0.00015
0.00115
-0.12909
0.89740
RPSCG
-
0.00028
0.00183
0.15508
0.87690
RPSOWN
+
-0.00022
0.00019
-1.17123
0.24290
OWN
+
0.00021
0.00010
2.01830
0.04490
PRICE
-
-0.00009
0.00002
-3.79820
0.00020
PUBLIC
-
-0.00028
0.00024
-1.14664
0.25290
SIZE
-
-0.00013
0.00003
-4.13517
0.00010
R-squared
0.267843
F-statistic
Adjusted R-squared
0.238702
Prob(F-statistic)
9.191392 0
Keterangan : CG : Corporate Governance Index
OWN: Konsentrasi Kepemilikan saham
RPS : Related Party Transaction Sales
PRICE : Harga Saham
RPSCG : Related Party Transaction Sales*Corporate Governance Index
PUBLIC : Kepemilikan saham oleh masyarakat (<5%)
RPSOWN : Related Party Transaction Sales*Konsentrasi kepemilikan saham
SIZE : Ukuran Perusahaaan
Sumber : Olah Data Eviews 4.1 Hasil olah data tersebut apabila direpresentasikan menjadi, SPREAD = 0.0041 + 0.0006 CG - 0.0001 RPS + 0.0003 RPSCG - 0.0002 RPSOWN + 0.0002 OWN - 0.0001 SIZE - 0.0003 PUBLIC – 0.0008 PRICE Sumber : Olah Data Eviews 4.1
1. Hipotesis 1 Pada hipotesis ini sama dengan hipotesis pertama pada model 1 dan model 2 dimana akan melihat pengaruh Corporate Governance Index terhadap asimetri informasi. Pada model ketiga ini kita dapat melihat pada tabel 4.7 bahwa variabel CG memiliki tingkat signifikansi 0.2623 dan nilai coefficient yang positif 0.000646 dimana hal tersebut menunjukkan bahwa CG tidak signifikan terhadap SPREAD.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
66
Hal ini sama seperti pada model 1 dan model 2 dan tidak sejalan dengan hipotesis yang dibangun dimana berdasarkan hipotesis hasil yang diharapkan adalah CG berpengaruh secara signifikan terhadap SPREAD, yang artinya Hipotesis 1 dapat ditolak. Hal tersebut dimungkinkan sama seperti halnya pada model 1 dan model 2 bahwa di Indonesia menerapkan Good Corporate Governance hanya sekedar memenuhi tuntutan peraturan, dan di Indonesia investor tidak berfikir bahwa Corporate Governance Index sebagai salah satu informasi yang patut dipikirkan dalam pengambilan keputusan investasi mereka. 2. Hipotesis 2 Pada hipotesis ini dijelaskan bahwa Related Party Transaction membuat Asimetri Informasi semakin tinggi dikarenakan adanya pemanfaatan informasi yang lebih dimiliki untuk mengambil keuntungan sendiri melalui praktek Related Party Transaction. Pada model ketiga ini Related Party Transaction yang digunakan adalah Related Party Transaction Sales yaitu segala transaksi pada pihak yang memiliki relasi berupa penjualan. Setelah melihat pada tabel 4.7 kita dapat mengetahui bahwa tingkat signifikansi RPS adalah 0.8974 dan nilai coefficient -0.000148 yang berarti RPS tersebut tidak berpengaruh secara signifikan pada SPREAD, hal ini tidak sejalan dengan hipotesis yang dibangun, yang berarti hipotesis kedua dapat ditolak, artinya nilai Related Party Transaction Sales tidak menyebabkan tingkat asimetri informasi meningkat. Hal ini sama halnya pada model 1 dan model 2 dimana kedua jenis Related Party Transaction lainnya tidak memberikan pengaruh terhadap asimetri informasi. Hal ini diduga kuat terjadi karena Related Party Transaction bukan menjadi informasi yang penting bagi ekspektasi investasi yang investor lakukan, namun menjadikan hal-hal lain diluar Related Party Transaction sebagai informasi yang jauh lebih berguna bagi ekspektasi mereka 3. Hipotesis 3 Pada hipotesis ini dijelaskan bahwa perusahaan yang kepemilikan sahamnya terkonsentrasi memiliki tingkat asimetri informasi yang lebih tinggi
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
67
dibandingkan dengan perusahaan yang kepemilikannya tidak terkonsentrasi, pada pengujian model 3 ini kita dapat melihat tingkat signifikansi dari variabel OWN adalah 0.0449 dan nilai coefficient yang positif 0.0002 dimana hal tersebut sejalan dengan hipotesis yang dibangun. Artinya hipotesis ketiga tidak dapat ditolak pada model 3 ini. Hal tersebut menjelaskan bahwa struktur kepemilikan saham yang terkonsentrasi lebih memiliki tingkat asimetri yang tinggi dibandingkan dengan yang tidak terkonsentrasi. Hal ini sama terjadi pada model 1 dan model 2 dimana konttrol perusahaan yang dipegang oleh pihak yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan pihak yang memegang saham dengan jumlah yang tidak signifikan, maka akan terdapat asimetri informasi diantara mereka dikarenakan adanya power yang lebih kuat terhadap pengambilan keputusan perusahaan. 4. Hipotesis 4 Pada hipotesis ini sama dengan pengujian hipotesis keempat pada mode 1 dan model 2, dimana variabel CG akan dijadikan variabel pemoderasi terhadap RPTS dan SPREAD, yang membedakan dengan model 1 dan model 2 adalah jenis dari RPT tersebut pada model 3 ini RPT yang digunakan adalah RPS (Related Party Transaction Sales) yang telah dikenakan treatment asumsi multikolinearitas pada uji asumsi klasik. Setelah melakukan uji regresi kita dapat melihat hasilnya melalui tabel 4.7 dan dapat melihat tingkat signifikansi dari RPSCG adalah 0.2429 dan menunjukkan nilai coefficient yang positif sebesar 0.000284 dimana hal tersebut tidak sejalan dengan hipotesis yang dibangun. Sehingga dapat diartikan bahwa Corporate Governance tidak mempengaruhi tingkat asimetri informasi yang disebabkan adanya Related Party Transaction Sales. Sehingga hipotesis keempat dapat ditolak. 5. Hipotesis 5 Pengaruh positif dari Related Party Transaction terhadap asimetri informasi lebih besar pada perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi dibandingkan perusahaan yang kepemilikannya tidak terkonsentrasi. Pada tabel 4.8 kita dapat melihat bahwa tingkat signifikansi dari variabel RPSOWN adalah 0.2429 dan
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
68
memiliki nilai coefficient yang negatif -0.000224 dimana hal tersebut berbanding terbalik dengan hipotesis yang dibangun. Sehingga hipotesis 5 dapat ditolak, yang artinya pengaruh dari Related Party Transaction Sales terhadap asimetri informasi akan sama antara perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi dengan perusahaan yang kepemilikannya tidak terkonsentrasi atau menyebar. Pada variabel kontrol Model 3 ini SIZE, PUBLIC, dan PRICE menunjukkan hubungan yang negatif dengan variabel dependen SPREAD. Namun diantara ketiganya hanya PRICE dan SIZE yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen SPREAD. Hal ini sama dengan hasil pengujian pada Model 1 dan Model 2. PRICE dan SIZE sama-sama memiliki hipotesa yang sama, yaitu semakin tinggi nilai keduanya diduga kuat nilai asimetri informasi semakin melemah.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
69
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Model
Model 1
Model 2
Tingkat signifikansi
Ekspektasi
CG
-
+
0.18180
Ditolak
RPA
+
+
0.81750
Ditolak
RPACG
-
-
0.90380
Ditolak
RPAOWN
+
-
0.42850
Ditolak
OWN
+
+
0.03100
Diterima
PRICE
-
-
0.00010
Var.Kontrol
PUBLIC
-
-
0.30710
Var.Kontrol
SIZE
-
-
Var.Kontrol
CG
-
+
0.00000 0.13080
RPL
+
-
0.14500
Ditolak
RPLCG
-
+
0.07980
Ditolak
RPLOWN
+
-
0.25140
Ditolak
OWN
+
+
0.03810
Diterima
-
0.00000
Var.Kontrol
-
0.40400
Var.Kontrol Var.Kontrol
PRICE
SPREAD
SPREAD
-
PUBLIC
Model 3
Variabel Dependen
Variable
-
Hasil
Hipotesis
Ditolak
SIZE
-
-
0.00000
CG
-
+
0.26230
Ditolak
RPS
+
-
0.89740
Ditolak
RPSCG
-
+
0.87690
Ditolak
RPSOWN
+
-
0.24290
Ditolak
OWN
+
+
0.04490
Diterima
PRICE
-
-
0.00020
Var.Kontrol
PUBLIC
-
-
0.25290
Var.Kontrol
SIZE
-
-
0.00010
Var.Kontrol
SPREAD
Keterangan CG : Corporate GovernanceIndex
SIZE : Ukuran Perusahaaan RPS : Related Party Transaction Sales
RPA : Related Party Transaction Assets
RPSCG : Related Party Transaction Sales*Corporate GovernanceIndex
RPACG : Related Party Transaction Assets*Corporate GovernanceIndex RPAOWN : Related Party Transaction Assets*Konsentrasi kepemilikan saham RPL: Related Party Transaction Liabilities RPLCG : Related Party Transaction Liabilities*Corporate Governance Index
RPSOWN : Related Party Transaction Sales*Konsentrasi kepemilikan saham SPREAD : Asimetri Informasi OWN : Konsentrasi Kepemilikan saham PRICE : Harga Saham
PUBLIC : Kepemilikan saham oleh masyarakat (<5%) RPLOWN: Related Party Transaction Liabilities*Konsentrasi kepemilikan saham
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
70
Sumber : Olah Data EViews 4.1 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk dapat melihat apakah asimetri informasi yang ada di Indonesia dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dipandang atau diduga kuat dapat mempengaruhi asimetri informasi baik itu positif ataupun negatif. Setelah melalui tahap pengujian dan sesuai dengan prosedur yang berlaku bagi metode penelitian yang penulis lakukan maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada pengujian model 1, model 2, dan model 3 Corporate Governance Index yang menjadi gambaran tingkat kemampuan tata kelola perusahaan memperlihatkan dampak yang tidak sesuai dengan yang diharapkan atas hubungannya pada variabel dependen asimetri informasi pada penelitian ini, yaitu semakin besar nilai Corporate Governance Index yang berarti semakin baik tingkat tata kelola perusahaan akan mengakibatkan tingkat asimetri informasi menurun. Namun hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan hasil yang sebaliknya hubungan diantara kedua variabel tersebut
menunjukkan
bahwa
Corporate
Governance
Index
tidak
mempengaruhi asimetri informasi. Hal tersebut dimugkinkan terjadi apabila keberadaan Corporate Governance Index tidak menggambarkan tata kelola perusahaan yang sebenarnya, atau dimungkinkan karena Corporate Governance Index yang berisi berupa nilai dalam prosentase dari skala 0%100% memiliki skala hasil yang tidak terlalu jauh berbeda pada setiap individu yang observasi, namun angka bid/ask spread menunjukkan skala hasil yang berbeda-beda dan naik turunnya angka hasil formulasi bisa sangat tinggi. Dampak yang terjadi pada nilai Corporate Governance Index
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
71
ini dapat terjadi apabila perusahaan-perusahaan di Indonesia menerapkan Good Corporate Governance hanya sebagai tuntutan dari aturan yang berlaku di Indonesia. Sedangkan bagi para investor sendiri Corporate Governance Index tidak digunakan sebagai suatu pertimbangan untuk menentukan keputusan investasi mereka. 2. Hasil
pengujian
pada
variabel
Related
Party
Transaction
yang
ditransformasikan ke dalam tiga jenis transaksi menunjukkan hasil yang sama diantara Related Party Transaction bahwa, transaksi dengan pihak yang berelasi baik transaksi asset, kewajiban maupun penjualan menunjukkan bahwa ketiganya tidak memiliki hubungan yang signifikan pada asimetri informasi, pada penelitian ini menunjukkan bahwa keberadaan Related Party Transaction baik itu pada transaksi asset, kewajiban ataupun penjualan tidak menunjukkan hasil bahwa nilai Related Party Transaction tidak menyebabkan keadaan tingkat asimetri informasi yang semakin tinggi. Ada dua kemungkinan atas kejadian ini, mengikuti pendapat Fooladi et al. (2011) bahwa keberadaan Related Party Transaction dapat menimbulkan dua keadaaan yaitu keadaan dimana transaksi tersebut dapat menjadi sesuatu hal yang efisien dikarenakan transaksi dengan pihak yang berelasi tersebut memang dibutuhkan oleh perusahaan yang mungkin kejadiannya diketahui oleh seluruh entitas pada perusahaan tersebut sehingga tidak menimbulkan asimetri informasi atau diduga kuat bahwa dalam kondisi yang terjadi di Indonesia penulis beranggapan
bahwa
transaksi
dengan
pihak
yang
berelasi
tidak
mempengaruhi asimetri informasi disebabkan para investor perusahaan di Indonesia tidak melihat Related Party Transaction sebagai informasi yang penting bagi ekspektasi investasi yang mereka lakukan, namun menjadikan hal-hal lain diluar Related Party Transaction sebagai informasi yang jauh lebih berguna bagi ekspektasi mereka, seperti Going Concern perusahaan
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
72
dengan melihat informasi-informasi seperti R&D Cost yang dikeluarkan perusahaan ataupun trend nilai laba perusahaan.
3. Pada pengujian mengenai hubungan antara kepemilikan saham yang terkonsentrasi dengan asimetri informasi menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan saham yang terkonsentrasi akan lebih memiliki tingkat asimetri informasi yang lebih tinggi. Pada hasil pengujian ini ketiga model menunjukkan hasil bahwa antara kepemilikan saham yang terkonsentrasi dengan asimetri informasi dan menunjukkan hasil dimana diantara keduanya memiliki hubungan yang signifikan. Ini berarti kepemilikan saham yang terkonsentrasi akan menimbulkan asimetri informasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang kepemilikannya tidak terkonsentrasi atau menyebar. 4. Pada pengujian selanjutnya masih berhubungan dengan variabel Related Party Transaction dimana kali ini hubungan antara RPT dan SPREAD akan dimoderasi dengan variabel CG dan OWNCON. -
Keberadaan asimetri informasi pada perusahaan salah satu penyebabnya diduga kuat adalah praktek transaksi dengan pihak yang berelasi, dan pada pengujian ini terlihat bahwa Corporate Governance Index tidak dapat meredam asimetri informasi yang timbul akibat adanya transaksi pada pihak yang berelasi untuk transaksi yang berhubungan dengan transaksi Assets. Sehingga diambil kesimpulan bahwa Corporate Governance Index tidak dapat meredam asimetri informasi yang ditimbulkan oleh transaksi dengan pihak yang berelasi khususnya transaksi assets. Pada model 2 Related Party Transaction yang diuji adalah Related Party Transaction Liabilities, dan hasil olah data menunjukkan bahwa Corporate Governance Index dapat mempengaruhi secara signifikan keberadaan asimetri informasi yang diakibatkan adanya transaksi dengan pihak yang berelasi khususnya transaksi yang
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
73
berhubungan dengan kewajiban. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keberadaan Corporate Governance Index meningkatkan asimetri informasi yang diakibatkan adanya transaksi dengan pihak yang berelasi khususnya transaksi yang berhubungan dengan kewajiban. Pada model 3 Related Party Transaction yang diuji adalah transaksi yang berhubungan dengan transaksi penjualan perusahaan yang hubungannya dengan asimetri informasi akan di moderasi dengan variabel Corporate Governance Index. Hasil yang ditunjukkan oleh analisis data adalah bahwa hasil yang ditunjukkan sama seperti pada pengujian Model 1, dimana variabel Corporate Governance Index tidak mempengaruhi keberadaan asimetri informasi yang diakibatkan oleh nilai transaksi hubungan dengan pihak yang berelasi. Dapat disimpulkan bahwa keberadaan Corporate Governance tidak dapat meredam atau mengurangi tingkat asimetri informasi yang diakibatkan oleh transaksi pada pihak yang berelasi. -
Pada Model 1 pengujian dimana Konsentrasi Kepemilikan dijadikan pemoderasi bagi RPT dan Asimetri Informasi, menunjukkan hasil bahwa asimetri informasi yang diakibatkan oleh transaksi dengan pihak yang berelasi pada transaksi yang berhubungan dengan aset perusahaan tidak memiliki hubungan dengan Konsentrasi Kepemilikan saham pada penelitian ini, sehingga disimpulkan bahwa tingkat asimetri informasi yang diakibatkan adanya Related Party Transaction Assets tidak berbeda pada perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi dengan yang tidak terkonsentrasi atau menyebar. Selain itu pada Model 2 tingkat asimetri informasi dari Related Party Transaction Liabilities menunjukkan tidak akan ada perbedaan antara perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi dengan perusahaan yang kepemilikannya tidak terkonsentrasi. Sehingga dapat dikatakan faktor konsentrasi kepemilikan saham tidak akan mempengaruhi tingkat asimetri informasi
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
74
yang ditimbulkan oleh transaksi dengan pihak yang berelasi khususnya transaksi kewajiban. Pada pengujian selanjutnya yaitu Model 3 menunjukkan bahwa Konsentrasi Kepemilikan saham tidak berpengaruh terhadap hubungan antara RPT yang berkaitan dengan transaksi penjualan dan asimetri informasi. Sehingga dapat disimpulkan asimetri informasi tersebut tidak akan berbeda antara perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi ataupun menyebar. 5.2 Keterbatasan Penelitian dan Saran bagi Penelitian Selanjutnya Sebagai penutup dari penelitian ini penulis akan menyampaikan beberapa keterbatasan penelitian dan saran guna menjadi pandangan untuk melakukan pengembangan penelitian dan semakin baiknya hasil yang diperoleh pada penelitian lain dalam tema dan pembahasan yang sama dimasa yang akan datang. -
Tingkat asimetri informasi perusahaan dapat timbul oleh berbagai hal, dalam penelitian ini hanya Related Party Transaction, Konsentrasi Kepemilikan Saham, dan Indeks Corporate Governace yang dijadikan variabel yang dapat mempengaruhi asimetri informasi. Dimasa yang akan datang diharapkan dapat dilakukan penelitian yang menunjukkan variasi baru terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi asimetri informasi.
-
Keterbatasan ketersediaan data menyebabkan penelitian ini hanya menggunakan periode waktu 3 tahun yaitu 2005, 2007, dan 2008. Diharapkan dimasa yang akan datang data yang tersedia semakin banyak agar perkembangan penelitian di Indonesia khususnya Ilmu Akuntansi dapat berkembang dengan baik. Selain itu data yang digunakan pada penelitian ini banyak memiliki kekurangan dalam konten-konten isinya, sehingga menyulitkan dalam pengisian data yang ada, diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat diambil data dari pihak yang langsung memiliki data tersebut dan diperoleh data yang lebih lengkap serta lebih akurat.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
75
-
Dampak krisis global dinyatakan terasa sampai Indonesia pada tahun 2008, dan penelitian ini menggunakan data tahun 2008 sehingga dikhawatirkan gambaran mengenai hubungan variabel independen dengan variabel dependen tidak dapat menunjukkan hal yang sebenarnya, sebagai contoh pada data SPREAD 2008 sangat banyak ditemukan angka 0 pada hasil pengolahan formula SPREAD dibandingkan dengan tahun 2005 dan 2007. Hal ini dikhawatirkan tidak dapat menjelaskan asimetri informasi dengan sangat akurat. Sehingga disarankan pada pengujian selanjutnya menggunakan data dengan periode waktu diluar tahun 2008.
-
Keterbatasan data mengenai Corporate Governance Index di Indonesia menjadi salah satu kendala penelitian yang ingin menggunakan Corporate Governance Index karena masih minimnya periode waktu yang diteliti mengenai Corporate Governance Index, sehingga disarankan adanya penelitian yang dapat menilai tingkat penerapan Corporate Governance di Indonesia dengan periode waktu yang lebih panjang dan secara rutin dilakukan. Selain itu pada penelitian ini Corporate Governance Index yang dikeluarkan IICD tidak menemukan hasil seperti yang diharapkan, hasil pada penelitian ini Corporate Governance Index menunjukkan hubungan yang positif terhadap asimetri informasi atau Corporate Governance tidak mempengaruhi dalam mengurangi asimetri informasi. Sehingga disarankan pada penelitian berikutnya apabila hendak mengangkat tema yang sama dapat dilakukan penelitian menggunakan Corporate Governance Index yang sama dan juga menggunakan pendekatan terhadap penerapan Corporate Governance langsung pada data yang ada pada laporan keuangan perusahaan, seperti jumlah komisaris independen, jumlah pertemuan rapat komisaris, keberadaan komite audit internal dan lainnya. Sehingga dapat dilihat perbedaan dampak yang ada pada penggunaan Corporate
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
76
Governance Index dan yang menggunakan pendekatan langsung pada perusahaan. -
Penulis juga hanya menggunakan satu pendekatan pada asimetri informasi, yaitu bid/ask spread dengan menggunakan nilai rata-rata harian selama 1 tahun, sehingga hanya menemui pandangan sebatas pada
pendekatan
tersebut,
untuk
penelitian
selanjutnya
dapat
dikembangkan lagi dengan penggunaan pendekatan lain dalam menentukan asimetri informasi seperti, Analysis Forcast Error, bid/ask spread yang diukur dengan menggunakan rentang waktu yang berbeda seperti 90 hari setelah tanggal dikeluarkannya laporan keuangan, bid/ask spread yang dibobotkan dengan volume perdagangan, dll. Sehingga dapat menemukan pandangan dari sudut pendekatan yang lainnya. -
Pengukuran mengenai tingkat konsentrasi kepemilikan saham yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunkan variabel dummy, dimana angka 1 diberikan pada perusahaan dengan kepemilikan saham mencapai >50% untuk 5 besar pemilik saham. Namun pada kenyataannya setelah penulis melakukan input data struktur kepemilikan saham pada perusahaan di Indonesia sebagian besar mencapai >50% pada tingkat 3 besar pemilik saham. Hal ini perlu dikaji ulang manakah penggunaan tingkat kepemilikan saham yang lebih baik digunakan pada data yang tersedia di Indonesia. Sehingga penulis menyarankan pada penelitian selanjutnya apabila akan mengukur tingkat Konsentrasi Kepemilikan menggunakan skala pada jumlah pemegang saham yang kurang dari 5 besar pemegang saham.
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
77
DAFTAR PUSTAKA
Affleck-Graves et al., (2002). Earnings predictability, information asymmetry, and market liquidity. Journal of Accounting Research 40 (3), 561–583 Agnes W.Y. Lo et al,. (2010) Can corporate governance deter management from manipulating earnings? Evidence from related-party sales transactions in China,. Journal of Corporate Finance 16 225–235 Alijoyo, Antonius & Subarto Zaini, (2004), Komisaris Independen: Penggerak Praktik GCG di perusahaan, Jakarta : PT. Indeks. Balling M., Holm C., & Poulsen T,. Corporate governance ratings as a means to reduce asymmetric information,. Department of Accounting, Finance and Logistics, Aarhus School of Business,Fuglesangs Allé 4, 8210 Aarhus V, Denmark Bakhshi et al., (2011)., The Impact of Corporate Governance on the Bid –Ask Spread:Evidence from an Emerging Market,,. International Conference on Sociality and Economics Development Charoenwong et al. (2011), Corporate Governance and Adverse Selection, International Review of Economics and Finance 20 ,406–420 Chen et al., (2006). Ownership structure, corporate governance, and fraud: evidence from China. Journal of Corporate Finance 12, 424–448. Chilin lu et al..,(2007), Ownership Structure, Information Disclosure and Corporate Value: An Empirical Analysis of Taiwan Companies, Asia Pacific Management Conference, Melbourne, Australia, , 698-704 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, (2005) Modul Regresi Sederhana dan Uji Asumsi Klasik, Pelatihan Ekonjometrika Dasar, Lab Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Fooladi et al. (2011) Corporate Governance and Disclosure Of Related Party Transaction, 2nd INTERNATIONAL CONFERENCE ON BUSINESS AND ECONOMIC RESEARCH
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
78
Gordon E. A., Henry E. & Palia D. (2004). Related Party Transactions and Corporate Governance. Advances in Financial Economics 9: 1-27 Gordon, et al., (2007). Auditing related party transactions: a literature overviewand research synthesis. Accounting Horizons 21 (1), 81–102. Gorkittisunthorn et al.., (2006), .Insider ownership, bid–ask spread, and stock splits:Evidence from the Stock Exchange of Thailand,. International Review of Financial Analysis 15 , 450–461 Hae-Young Byun et al., (2011), How does ownership concentration exacerbate information asymmetry among equity investors?, Pacific-Basin Finance Journal 19 (2011) 511–534 Haiyan Jiang et al., (2011). Ownership concentration, voluntary disclosures and information asymmetry in New Zealand, The British Accounting Review 43 39–53 Ikatan Akuntan Indonesia, (2009), Standar Akuntansi Keuangan per Juli 2009, Jakarta Salemba Empat Isnanta Rudi,. (2008).,Pengaruh Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Skripsi Universitas Islam Indonesia Jensen M . C., & Meckling W. H (1976) Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure, Journal of Financial Economics, October, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360. Jie Cai., Yixin Liu., & Yiming Qian.,(2008)., Information Asymmetry and Corporate Governance Kaihatu Thomas.(2010),Good Corporate Governance dan Penerapannya di Indonesia, Universitas Kristen Petra Surabaya Kanagaretnam K,. Lobo J G., & Whalen J.D, (2007), Does good corporate governance reduce information asymmetry around quarterly earnings announcements? ,Journal of Accounting and Public Policy 26, 497–522 KNKG, (2006) Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia,
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
79
Kohlbeck M, & Mayhew W B. (2010), Valuation of firms that disclose related party transactions,. J. Account. Public Policy 29 115–137 La Porta, R., F. Lopez-de-Silanes, and A. Shleifer. (1999). Corporate ownership around the World. Journal of Finance. 471-518 Lo et al (2010), Can corporate governance deter management from manipulating earnings?Evidence from related-party sales transactions in China, Journal of Corporate Finance 16, 225–235 McCahery A J,. & Vermeulen E ,(2005). Corporate Governance Crises and Related Party Transactions: A Post-Parmalat Agenda (2004), OECD OECD, http://www.oecd.org
Principles
of
Corporate
Governance,
Rahmawati dkk, (2006), Pengaruh Asimetri Informasi Pada Praktek Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Publik Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia, Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang Richardson, V., (2000). Information asymmetry and earnings management: Some evidence. Reviewof Quantitative Finance and Accounting 15 (4), 325– 347 Venkatesh, P., Chiang, R., (1986). Information asymmetry and the dealer’s bid–ask spread: A case study of earnings and dividend announcements. Journal of Finance 41 (5), 1089–1102 Wan Nurdin Wan Husin, (2009), The impact of family-firm structure and board composition on corporate transparency: Evidence based on segment disclosures in Malaysia, The International Journal of Accounting 44 313–333 Wenxia, et al. (2010), Value relevance of disclosed related party transactions, Advances in Accounting, incorporating Advances in International Accounting 26, 134–141 Winarno Wahyu W, (2007). Analisis Ekonometri dan Statistika dengan Eviews. YKPN. Yogyakarta Yie Ke Feliana,.(2007) Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan Dan Transaksi Dengan Pihak-Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa Terhadap Daya Informasi Akuntansi, FE-UBAYA, Simposium Nasional Akuntansi 10
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
80
Yun-Sung Koh et al (2011), The effect of related party transactions on Analysts’ forecast errors: Evidence from Korea LAMPIRAN
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
81
Universitas Indonesia
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
82
LAMPIRAN 1 SAMPEL PERUSAHAAN PERUSAHAAN 2005 code
No
nama_perusahaan
44
INDS
Indospring Tbk
1
ADMG
Polychem Indonesia Tbk
45
INTP
Indocement Tunggal Prakasa Tbk
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
46
JECC
Jembo Cable Company Tbk
3
AKKU
Aneka Kemasindo Utama Tbk
47
JKSW
Jakarta Kyoei Steel Works Tbk.
4
AKPI
Argha Karya Prima Inds. Tbk
48
JPFA
JAPFA Tbk
5
ALMI
Alumindo Light Metal Inds.Tbk
49
JPRS
Jaya Pari Steel Corp. Ltd. Tbk
6
AMFG
Asahimas Flat Glass Tbk
50
KARW
Karwell Indonesia Tbk
7
APLI
Asiaplast Industries Tbk
51
KBLM
Kabelindo Murni Tbk
8
AQUA
Aqua Golden Mississi Tbk
52
KDSI
Kedawung Setia Industrial Tbk
9
ARGO
Argo Pantes Tbk
53
KICI
Kedaung Indah Can Tbk
10
ARNA
Arwana Citramulia Tbk
54
KLBF
Kalbe Farma Tbk
11
ASIA
Asia Grain International Tbk
55
LION
Lion Metal Works Tbk
12
ASII
Astra International Tbk
56
LMPI
Langgeng Makmur Plastic I Tbk
13
AUTO
Astra Otoparts Tbk
57
LMSH
Lion Mesh P. Tbk
14
BATA
Sepatu Bata Tbk
58
LPIN
Multi Prima Sejahtera Tbk
15
BATI
BAT Indonesia Tbk
59
MERK
Merck Tbk
16
BIMA
Primarindo Asia Infrastr. Tbk
60
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
17
BRNA
Berlina Tbk
61
MRAT
Mustika Ratu Tbk
18
BRPT
Barito Pacific Timber Tbk
62
MYOR
Mayora Indah Tbk
19
BTON
Betonjaya Manunggal Tbk
63
NIPS
Nipress Tbk
20
BUDI
Budi Acid Jaya Tbk
64
PAFI
Panasia Filament Inti Tbk
21
CPIN
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
65
PBRX
Pan Brothers Tex Tbk
22
DOID
Delta Dunia Petroindo Tbk
66
PICO
Pelangi Indah Canindo Tbk
23
DPNS
Duta Pertiwi Nusantara Tbk
67
PRAS
Prima Alloy Steel Tbk
24
DSUC
Daya Sakti Unggul Corp. Tbk
68
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
25
DVLA
Darya-Varia Laboratoria Tbk
69
PYFA
Pyridam Farma Tbk
26
DYNA
Dynaplast Tbk
70
RDTX
Roda Vivatex Tbk
27
EKAD
Ekadharma Tape Industry Tbk
71
RICY
Ricky Putra Globalindo Tbk
28
ERTX
Eratex Djaja Tbk
72
SAIP
Surabaya Agung Industry P. Tbk
29
ESTI
Ever Shine Textile Inds. Tbk
73
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
30
ETWA
Eterindo Wahanatama Tbk
74
SIMA
Siwani Makmur Tbk
31
FASW
Fajar Surya Wisesa Tbk
75
SIPD
Sierad Produce Tbk
32
GDYR
Goodyear Indonesia Tbk
76
SMGR
Semen Gresik (Persero) Tbk
33
GGRM
Gudang Garam Tbk
77
SMSM
Selamat Sempurna Tbk
34
GJTL
Gajah Tunggal Tbk
78
SOBI
Sorini Corporation Tbk
35
HDTX
Panasia Indosyntec Tbk
79
SPMA
Suparma Tbk
36
HMSP
H M Sampoerna Tbk
80
SRSN
Sarasa Nugraha Tbk
37
IGAR
Kageo Igar Jaya Tbk
81
SSTM
Sunson Textile Manufacture Tbk
38
IKAI
Intikeramik Alamasri Inds. Tbk
82
SULI
Sumalindo Lestari Jaya Tbk
39
IKBI
Sumi Indo Kabel Tbk
83
TBMS
Tembaga Mulia Semanan Tbk
40
IMAS
Indomobil Sukses Int l. Tbk
84
TCID
Mandom Indonesia Tbk
41
INAI
Indal Aluminium Industry Tbk
85
TEJA
Texmaco Jaya Tbk
42
INCI
Intanwijaya Internasional Tbk
86
TOTO
Surya Toto Indonesia Tbk
43
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
85
TEJA
Texmaco Jaya Tbk
44
INDS
Indospring Tbk
86
TOTO
Surya Toto Indonesia Tbk
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
83
PERUSAHAAN 2007 code
no
nama_perusahaan
no
code
nama_perusahaan
1
ADMG
Polychem Indonesia Tbk
43
INTP
Indocement Tunggal Prakasa Tbk
2
AISA
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
44
JECC
Jembo Cable Company Tbk
3
AKKU
Aneka Kemasindo Utama Tbk
45
JKSW
Jakarta Kyoei Steel Works Tbk.
4
AKPI
Argha Karya Prima Inds. Tbk
46
JPFA
JAPFA Tbk
5
ALMI
Alumindo Light Metal Inds.Tbk
47
JPRS
Jaya Pari Steel Corp. Ltd. Tbk
6
AMFG
Asahimas Flat Glass Tbk
48
KARW
Karwell Indonesia Tbk
7
AQUA
Aqua Golden Mississi Tbk
49
KBLM
Kabelindo Murni Tbk
8
ARGO
Argo Pantes Tbk
50
KDSI
Kedawung Setia Industrial Tbk
9
ARNA
Arwana Citramulia Tbk
51
KICI
Kedaung Indah Can Tbk
10
ASIA
Asia Grain International Tbk
52
KLBF
Kalbe Farma Tbk
11
ASII
Astra International Tbk
53
LION
Lion Metal Works Tbk
12
AUTO
Astra Otoparts Tbk
54
LMPI
Langgeng Makmur Plastic I Tbk
13
BATA
Sepatu Bata Tbk
55
LMSH
Lion Mesh P. Tbk
14
BATI
BAT Indonesia Tbk
56
LPIN
Multi Prima Sejahtera Tbk
15
BRNA
Berlina Tbk
57
MERK
Merck Tbk
16
BRPT
Barito Pacific Timber Tbk
58
MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
17
BTON
Betonjaya Manunggal Tbk
59
MRAT
Mustika Ratu Tbk
18
BUDI
Budi Acid Jaya Tbk
60
MYOR
Mayora Indah Tbk
19
CPIN
Charoen Pokphand Indonesia Tbk
61
NIPS
Nipress Tbk
20
DOID
Delta Dunia Petroindo Tbk
62
PAFI
Panasia Filament Inti Tbk
21
DPNS
Duta Pertiwi Nusantara Tbk
63
PBRX
Pan Brothers Tex Tbk
22
DSUC
Daya Sakti Unggul Corp. Tbk
64
PICO
Pelangi Indah Canindo Tbk
23
DVLA
Darya-Varia Laboratoria Tbk
65
PSDN
Prasidha Aneka Niaga Tbk
24
DYNA
Dynaplast Tbk
66
PYFA
Pyridam Farma Tbk
25
EKAD
Ekadharma Tape Industry Tbk
67
RDTX
Roda Vivatex Tbk
26
ERTX
Eratex Djaja Tbk
68
RICY
Ricky Putra Globalindo Tbk
27
ESTI
Ever Shine Textile Inds. Tbk
69
SAIP
Surabaya Agung Industry P. Tbk
28
ETWA
Eterindo Wahanatama Tbk
70
SCPI
Schering Plough Indonesia Tbk
29
FASW
Fajar Surya Wisesa Tbk
71
SIMA
Siwani Makmur Tbk
30
GDYR
Goodyear Indonesia Tbk
72
SIMM
Surya Intrindo Makmur Tbk
31
GGRM
Gudang Garam Tbk
73
SIPD
Sierad Produce Tbk
32
GJTL
Gajah Tunggal Tbk
74
SMGR
Semen Gresik (Persero) Tbk
33
HDTX
Panasia Indosyntec Tbk
75
SMSM
Selamat Sempurna Tbk
34
HMSD
H M Sampoerna Tbk
76
SOBI
Sorini Corporation Tbk
35
IGAR
Kageo Igar Jaya Tbk
77
SPMA
Suparma Tbk
36
IKAI
Intikeramik Alamasri Inds. Tbk
78
SRSN
Sarasa Nugraha Tbk
37
IKBI
Sumi Indo Kabel Tbk
79
SSTM
Sunson Textile Manufacture Tbk
38
IMAS
Indomobil Sukses Int l. Tbk
80
SULI
Sumalindo Lestari Jaya Tbk
39
INAI
Indal Aluminium Industry Tbk
81
TBMS
Tembaga Mulia Semanan Tbk
40
INCI
Intanwijaya Internasional Tbk
82
TCID
Mandom Indonesia Tbk
41
INDF
Indofood Sukses Makmur Tbk
83
TEJA
Texmaco Jaya Tbk
42
INDS
Indospring Tbk
84
TOTO
Surya Toto Indonesia Tbk
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
84
PERUSAHAAN 2008 no
.Code
Name
1
AISA
Tiga Pilar
2
AKKU
Aneka Kemasindo
3
ALMI
4
No
.Code
Name
31
JKSW
Jakarta Kyoei
32
JPFA
JAPFA Tbk
Alumindo Light
33
JPRS
Jaya Pari Steel
AQUA
Aqua Golden
34
KARW
Karwell
5
ASII
Astra
35
KBLM
Kabelindo Murni
6
AUTO
Astra Otoparts
36
KDSI
Kedawung Setia
7
BATA
Sepatu Bata Tbk
37
KICI
Kedaung Indah
8
BATI
BAT Indonesia
38
KLBF
Kalbe Farma Tbk
9
BLTA
Berlian Laju
39
LION
Lion Metal
10
BRNA
Berlina Tbk
40
LMPI
Langgeng Makmur
11
BRPT
Barito Pacific
41
LMSH
Lion Mesh P.
12
BTON
Betonjaya
42
LPIN
Multi Prima
13
BUDI
Budi Acid Jaya
43
MASA
Multistrada
14
DAVO
Davomas Abadi
44
MERK
Merck Tbk
15
DLTA
Delta Djakarta
45
MRAT
Mustika Ratu
16
DOID
Delta Dunia
46
MYOR
Mayora Indah
17
DPNS
Duta Pertiwi
47
NIPS
Nipress Tbk
18
DSUC
Daya Sakti
48
PAFI
Panasia
19
DYNA
Dynaplast Tbk
49
PBRX
Pan Brothers
20
EKAD
Ekadharma
50
PICO
Pelangi Indah
21
ESTI
Ever Shine
51
RICY
Ricky Putra
22
FASW
Fajar Surya
52
RMBA
Bentoel
23
GDYR
Goodyear
53
SAIP
Surabaya Agung
24
GJTL
Gajah Tunggal
54
SCCO
Supreme Cable
25
IGAR
Kageo Igar Jaya
55
SPMA
Suparma Tbk
26
IKAI
Intikeramik
56
SQBI
Bristol-Myers
27
INAI
Indal Aluminium
57
SQMI
Allbond Makmur
28
INCI
Intanwijaya
58
STTP
Siantar TOP Tbk
29
INDF
Indofood Sukses
59
TCID
Mandom
30
INTP
Indocement
60
TOTO
Surya Toto
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
85
LAMPIRAN 2 HASIL OUTPUT MODEL 1
HETEROKEDASTISITAS MODEL 1 White Heteroskedasticity Test: F-statistic Obs*R-squared
1.756410 25.10909
Probability Probability
0.043412 0.048497
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 01/10/12 Time: 22:17 Sample: 1 210 Included observations: 210 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CG CG^2 RPA RPA^2 RPACG RPACG^2 RPAOWN RPAOWN^2 OWN PRICE PRICE^2 PUBLIC PUBLIC^2 SIZE SIZE^2
5.24E-06 5.17E-06 -3.62E-06 1.12E-06 5.74E-06 -3.70E-06 -5.03E-06 1.04E-06 -5.83E-06 2.01E-07 -1.12E-07 4.51E-09 -3.15E-07 4.22E-07 -4.25E-07 6.81E-09
4.57E-06 5.63E-06 4.43E-06 7.89E-06 1.79E-05 9.59E-06 3.11E-05 2.32E-06 1.36E-05 1.39E-07 1.18E-07 8.42E-09 5.67E-07 8.15E-07 3.31E-07 6.13E-09
1.146213 0.918335 -0.817457 0.142134 0.320794 -0.385232 -0.161588 0.447827 -0.429735 1.439889 -0.943629 0.535909 -0.556729 0.518090 -1.284714 1.111153
0.2531 0.3596 0.4147 0.8871 0.7487 0.7005 0.8718 0.6548 0.6679 0.1515 0.3465 0.5926 0.5784 0.6050 0.2004 0.2679
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.119567 0.051492 3.80E-07 2.80E-11 2814.798 1.919549
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
2.11E-07 3.90E-07 -26.65522 -26.40020 1.756410 0.043412
86
AUTOKORELASI MODEL 1 Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
3.799471 7.724036
Probability Probability
0.024023 0.021026
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 01/10/12 Time: 22:19 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CG RPA RPACG RPAOWN OWN PRICE PUBLIC SIZE RESID(-1) RESID(-2)
0.000136 2.72E-05 -1.70E-05 0.000489 -0.000231 -3.41E-05 7.33E-06 -4.34E-05 -5.79E-06 0.171996 0.068346
0.000588 0.000552 0.004222 0.006560 0.001357 0.000132 2.23E-05 0.000235 2.36E-05 0.071755 0.071700
0.231863 0.049333 -0.004021 0.074521 -0.170504 -0.258567 0.328743 -0.184102 -0.245482 2.396995 0.953219
0.8169 0.9607 0.9968 0.9407 0.8648 0.7962 0.7427 0.8541 0.8063 0.0175 0.3416
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.036781 -0.011622 0.000463 4.27E-05 1319.831 1.986580
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
-1.48E-19 0.000461 -12.46506 -12.28973 0.759894 0.667247
87
MULTIKOLINEARIS MODEL 1 SPREAD SPREAD
CG
RPA
RPACG
RPAOWN
OWN
PRICE
PUBLIC
SIZE
1
-0.184108
-0.039741
-0.036096
-0.030209
0.144543
-0.329537
-0.125519
-0.419718
CG
-0.184108
1
-0.050654
-0.060443
-0.039118
0.012094
0.337608
0.088082
0.471915
RPA
-0.039741
-0.050654
1
0.995483
0.955661
-0.02042
0.159491
0.00759
-0.045139
RPACG
-0.036096
-0.060443
0.995483
1
0.951844
-0.017774
0.164075
0.001133
-0.059934
RPAOWN
-0.030209
-0.039118
0.955661
0.951844
1
-0.002137
0.146991
-0.019502
-0.064313
OWN
0.144543
0.012094
-0.02042
-0.017774
-0.002137
1
0.097224
-0.57854
-0.006434
PRICE
-0.329537
0.337608
0.159491
0.164075
0.146991
0.097224
1
-0.110967
0.282278
PUBLIC
-0.125519
0.088082
0.00759
0.001133
-0.019502
-0.57854
-0.110967
1
0.044397
SIZE
-0.419718
0.471915
-0.045139
-0.059934
-0.064313
-0.006434
0.282278
0.044397
1
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
88
ANALISIS DESKRIPTIF MODEL 1 SPREAD
CG
RPA
PUBLIC
SIZE
0.00064
0.630964
0.052608
-0.000296
-0.00052
0.9
6.545
0.279821
27.23392
Median
0.000528
0.622019
0.0147
-0.02316
-0.033108
1
6.299626
0.25095
27.08759
Maximum
0.002501
0.8604
0.4182
0.262861
0.365592
1
10.89628
0.8672
32.02226
Minimum
0
0.460837
0
-0.041981
-0.052608
0
2.846201
0.0008
21.15808
Std. Dev.
0.000536
0.069095
0.085114
0.05267
0.081337
1.618264
0.17053
1.589564
0.310188
2.37505
2.342528
2.56225
0.300717 2.666667
Skewness
1.169834
0.512634
0.802726
0.024381
Kurtosis
4.108793
3.028724
8.838753
8.966331
10.16794
8.111111
2.944934
3.278595
4.499877
Jarque-Bera
58.65536
3.374792
495.7267
503.535
679.3493
477.4691
9.224315
23.23208
19.70508
0
0.185001
0
0
0
0
0.00993
0.000009
0.000053
Sum
0.13441
132.5024
11.0477
-0.06226
-0.109237
189
1374.45
58.76238
5719.123
Sum Sq. Dev.
6.01E-05
0.997791
1.514079
0.579802
1.382677
18.9
547.3248
6.077819
528.0831
Observations
210
210
210
210
210
210
210
210
210
Mean
Probability
RPACG
RPAOWN
OWN
PRICE
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
89
ANALISIS REGRESI MODEL 1 Dependent Variable: SPREAD Method: Least Squares Date: 01/10/12 Time: 22:24 Sample: 1 210 Included observations: 210 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CG RPA
0.004136 0.000740 0.000943
0.000603 0.000552 0.004081
6.859712 1.339904 0.231072
0.0000 0.1818 0.8175
RPACG RPAOWN OWN PRICE PUBLIC SIZE
-0.000803 -0.000531 0.000221 -9.02E-05 -0.000245 -0.000130
0.006637 0.000669 0.000102 2.33E-05 0.000240 2.91E-05
-0.121050 -0.793386 2.171848 -3.867356 -1.023836 -4.489333
0.9038 0.4285 0.0310 0.0001 0.3071 0.0000
R-squared Adjusted R-squared
0.261519 0.232127
Mean dependent var S.D. dependent var
0.000640 0.000536
S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.000470 4.44E-05 1315.896 1.640713
Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
-12.44663 -12.30318 8.897557 0.000000
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
90
LAMPIRAN 3 HASIL OUTPUT MODEL 2
HETEROKEDASTISISTAS MODEL 2 White Heteroskedasticity Test: F-statistic Obs*R-squared
1.608028 23.22244
Probability Probability
0.074398 0.079530
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 01/10/12 Time: 22:44 Sample: 1 210 Included observations: 210 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CG CG^2 RPL RPL^2 RPLCG RPLCG^2 RPLOWN RPLOWN^2 OWN PRICE PRICE^2 PUBLIC PUBLIC^2 SIZE SIZE^2
6.11E-06 5.27E-06 -3.68E-06 -1.01E-06 -3.93E-07 3.35E-06 -1.27E-05 -1.30E-06 5.95E-06 4.12E-08 -8.73E-08 3.12E-09 -2.08E-07 2.60E-07 -4.86E-07 8.04E-09
4.62E-06 5.74E-06 4.55E-06 7.23E-06 1.54E-05 6.37E-06 1.74E-05 3.53E-06 1.38E-05 3.06E-07 1.18E-07 8.44E-09 5.86E-07 8.32E-07 3.32E-07 6.15E-09
1.322022 0.917836 -0.809004 -0.139422 -0.025501 0.525986 -0.734521 -0.368865 0.430194 0.134537 -0.737929 0.368914 -0.354353 0.312656 -1.463000 1.306078
0.1877 0.3598 0.4195 0.8893 0.9797 0.5995 0.4635 0.7126 0.6675 0.8931 0.4614 0.7126 0.7235 0.7549 0.1451 0.1931
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.110583 0.041814 3.83E-07 2.84E-11 2813.249 1.883902
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
2.07E-07 3.91E-07 -26.64046 -26.38544 1.608028 0.074398
91
AUTOKORELASI MODEL 2 Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic
3.802667
Probability
0.023950
Obs*R-squared
7.730294
Probability
0.020960
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 01/10/12 Time: 22:44 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
0.000162
0.000604
0.268410
0.7887
CG
1.59E-06
0.000546
0.002922
0.9977
RPL
-0.000495
0.002652
-0.186596
0.8522
RPLCG
0.000272
0.004144
0.065736
0.9477
RPLOWN
0.000323
0.000943
0.342322
0.7325
OWN
-2.88E-05
0.000135
-0.213229
0.8314
PRICE
9.71E-06
2.20E-05
0.440887
0.6598
PUBLIC
-4.63E-05
0.000240
-0.192503
0.8475
SIZE
-5.61E-06
2.31E-05
-0.243106
0.8082
RESID(-1)
0.169575
0.072036
2.354037
0.0195
RESID(-2)
0.076084
0.071902
1.058164
0.2913
R-squared
0.036811
Mean dependent var
9.95E-19
-0.011591
S.D. dependent var
0.000456
S.E. of regression
0.000459
Akaike info criterion
-12.48469
Sum squared resid
4.19E-05
Schwarz criterion
-12.30936
Log likelihood
1321.892
F-statistic
0.760533
Durbin-Watson stat
1.985479
Prob(F-statistic)
0.666637
Adjusted R-squared
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
92
MULTIKOLINEARIS MODEL 2 SPREAD SPREAD CG
1 0.184108
RPL
0.028694
RPLCG
0.039167
RPLOWN
0.002451
OWN
0.144543 0.329537 0.125519 0.419718
PRICE PUBLIC SIZE
CG 0.184108
RPL
RPLCG
RPLOWN
OWN
PRICE
PUBLIC
SIZE
0.125519
0.419718
0.088082 0.246437 0.247505 0.231624
0.471915 0.000408
0.028694 0.084536
0.039167
0.002451
0.144543
0.329537
-0.08519
-0.076982
0.012094
0.337608
1
0.995033
0.95582
0.070211
0.17981
-0.08519 0.076982
0.995033
1
0.952594
0.072633
0.17697
0.95582
0.952594
1
0.007349
0.176874
0.012094
0.070211
0.072633
0.007349
1
0.097224
0.337608
0.17981 0.246437 0.000408
0.17697
0.176874
0.097224
-0.247505
-0.231624
0.000378
0.02086
-0.57854 0.006434
1 0.110967
1 0.084536
0.088082 0.471915
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
0.282278
-0.57854 0.110967
0.000378 0.02086 0.006434 0.282278
1
0.044397
0.044397
1
93
ANALISIS DESKRIPTIF MODEL 2 SPREAD
CG
RPL
RPLCG
0.00064
0.630964
0.072281
-0.000729
0.002636
0.9
Median
0.000528
0.622019
0.007675
-0.038343
-0.051531
Maximum
0.002501
0.8604
0.5653
0.32195
Minimum
0
0.460837
0
-0.056224
Std. Dev.
0.000536
0.069095
0.125466
0.077531
0.119865
Skewness
1.169834
0.310188
2.182691
2.179313
Kurtosis
4.108793
3.028724
7.316397
Jarque-Bera
58.65536
3.374792
0
0.185001
0.13441
Mean
Probability Sum Sum Sq. Dev.
Observations
RPLOWN
OWN
PUBLIC
SIZE
6.545
0.279821
27.23392
1
6.299626
0.25095
27.08759
0.493019
1
10.89628
0.8672
32.02226
-0.072281
0
2.846201
0.0008
21.15808
1.618264
0.17053
1.589564
2.26942
0.300717 2.666667
0.512634
0.802726
0.024381
7.442376
8.076451
8.111111
2.944934
3.278595
4.499877
329.7685
338.9079
405.75
477.4691
9.224315
23.23208
19.70508
0
0
0
0
0.00993
0.000009
0.000053
132.5024
15.17899
-0.153165
0.553646
189
1374.45
58.76238
5719.123
6.01E-05
0.997791
3.290015
1.256324
3.002812
18.9
547.3248
6.077819
528.0831
210
210
210
210
210
210
210
210
210
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
PRICE
94
HASIL REGRESI MODEL 2 Dependent Variable: SPREAD Method: Least Squares Date: 01/10/12 Time: 22:50 Sample: 1 210 Included observations: 210 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
0.004402
0.000634
6.938808
0.0000
CG
0.000804
0.000530
1.517143
0.1308
RPL
-0.003617
0.002472
-1.463229
0.1450
RPLCG
0.007105
0.004036
1.760681
0.0798
RPLOWN
-0.000521
0.000453
-1.150320
0.2514
OWN
0.000211
0.000101
2.087425
0.0381
PRICE
-9.40E-05
2.21E-05
-4.250833
0.0000
PUBLIC
-0.000195
0.000233
-0.836322
0.4040
SIZE
-0.000129
2.85E-05
-4.542448
0.0000
R-squared
0.275851
Mean dependent var
0.000640
Adjusted R-squared
0.247029
S.D. dependent var
0.000536
S.E. of regression
0.000465
Akaike info criterion
-12.46623
Sum squared resid
4.35E-05
Schwarz criterion
-12.32278
Log likelihood
1317.954
F-statistic
9.570907
Durbin-Watson stat
1.647743
Prob(F-statistic)
0.000000
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
95
LAMPIRAN 4 HASIL OUTPUT MODEL 3 HETEROKEDASTISITAS MODEL 3 White Heteroskedasticity Test: F-statistic Obs*R-squared
1.769303 25.27122
Probability Probability
0.041375 0.046417
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 01/10/12 Time: 23:06 Sample: 1 210 Included observations: 210 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C CG CG^2 RPS RPS^2 RPSCG RPSCG^2 RPSOWN RPSOWN^2 OWN PRICE PRICE^2 PUBLIC PUBLIC^2 SIZE SIZE^2
4.32E-06 6.64E-06 -4.47E-06 -1.13E-06 1.92E-06 2.30E-07 -3.63E-06 5.96E-07 -1.01E-06 2.42E-07 -8.17E-08 2.26E-09 -2.18E-07 2.76E-07 -3.91E-07 6.15E-09
4.56E-06 5.61E-06 4.45E-06 2.75E-06 2.55E-06 2.93E-06 5.88E-06 8.12E-07 1.50E-06 1.72E-07 1.16E-07 8.21E-09 5.66E-07 8.23E-07 3.28E-07 6.07E-09
0.946859 1.182756 -1.005345 -0.410414 0.754832 0.078244 -0.617309 0.733323 -0.672479 1.403142 -0.703910 0.275564 -0.385984 0.336023 -1.194096 1.013592
0.3449 0.2384 0.3160 0.6820 0.4513 0.9377 0.5378 0.4642 0.5021 0.1622 0.4823 0.7832 0.6999 0.7372 0.2339 0.3120
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Durbin-Watson stat
0.120339 0.052324 3.78E-07 2.77E-11 2815.856 1.920926
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion F-statistic Prob(F-statistic)
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
2.09E-07 3.88E-07 -26.66530 -26.41028 1.769303 0.041375
96
AUTOKORELASI MODEL 3 Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic
3.738206
Probability
0.025484
Obs*R-squared
7.603999
Probability
0.022326
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 01/10/12 Time: 23:07 Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
0.000148
0.000581
0.254639
0.7993
CG
2.65E-05
0.000558
0.047549
0.9621
RPS
-2.91E-05
0.001268
-0.022961
0.9817
RPSCG
0.000114
0.001986
0.057605
0.9541
RPSOWN
-5.83E-05
0.000362
-0.161085
0.8722
OWN
-3.31E-05
0.000132
-0.250445
0.8025
PRICE
7.49E-06
2.22E-05
0.337548
0.7361
PUBLIC
-4.11E-05
0.000236
-0.174216
0.8619
SIZE
-6.15E-06
2.42E-05
-0.254042
0.7997
RESID(-1)
0.171411
0.071522
2.396616
0.0175
RESID(-2)
0.064442
0.071126
0.906029
0.3660
R-squared
0.036210
Mean dependent var
2.09E-19
-0.012222
S.D. dependent var
0.000459
S.E. of regression
0.000462
Akaike info criterion
-12.47307
Sum squared resid
4.24E-05
Schwarz criterion
-12.29774
Log likelihood
1320.672
F-statistic
0.747641
Durbin-Watson stat
1.986386
Prob(F-statistic)
0.678930
Adjusted R-squared
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
97
MULTIKOLINEARIS MODEL 3 SPREAD SPREAD CG RPS RPSCG RPSOWN OWN PRICE PUBLIC SIZE
1 0.184108 0.173544 0.159347 0.169155 0.144543 0.329537 0.125519 0.419718
CG
RPS
RPSCG
0.184108
0.173544
1
-0.02778
0.159347 0.026932
RPSOWN
OWN
PRICE
PUBLIC
SIZE
-0.169155
0.144543
0.329537
0.125519
0.419718
-0.006954
0.012094
0.337608
0.471915
0.994701
0.927562
0.000526
0.208577
0.994701
1
0.928221
0.00721
0.195933
0.927562
0.928221
1
5.67E-05
0.194334
0.088082 0.076292 0.077462 0.103153
-0.02778 0.026932 0.006954
1
0.012094
0.000526
0.00721
5.67E-05
1
0.097224
0.337608
0.195933 0.077462
0.194334
0.097224
0.088082
0.208577 0.076292
-0.103153
0.471915
0.124854
0.099929
0.112339
-0.57854 0.006434
1 0.110967
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
0.282278
-0.57854 0.110967
0.124854 0.099929 0.112339 0.006434 0.282278
1
0.044397
0.044397
1
98
ANALISIS DESKRIPTIF MODEL 3 SPREAD Mean
CG
RPS
RPSCG
0.00064
0.630964
0.1771
Median
0.000528
0.622019
0.03535
Maximum
0.002501
0.8604
0.95
Minimum
0
0.460837
Std. Dev.
0.000536
Skewness
RPSOWN
0.000497 0.086611
OWN
PRICE
PUBLIC
SIZE
4.09E-05
0.9
6.545
0.279821
27.23392
-0.10085
1
6.299626
0.25095
27.08759
0.7539
1
10.89628
0.8672
32.02226
0
0.539635 0.142326
-0.1771
0
2.846201
0.0008
21.15808
0.069095
0.259965
0.165677
0.241133
1.618264
0.17053
1.589564
1.169834
0.310188
1.528195
1.58996
1.556321
0.300717 2.666667
0.512634
0.802726
0.024381
Kurtosis
4.108793
3.028724
4.162467
4.472672
4.455307
8.111111
2.944934
3.278595
4.499877
Jarque-Bera
58.65536
3.374792
93.56243
107.4558
103.3065
477.4691
9.224315
23.23208
19.70508
0
0.185001
0
0
0
0
0.00993
0.000009
0.000053
0.13441
132.5024
37.19097
-0.10429
0.008597
189
1374.45
58.76238
5719.123
6.01E-05
0.997791
14.12456
5.736805
12.15237
18.9
547.3248
6.077819
528.0831
210
210
210
210
210
210
210
210
210
Probability Sum Sum Sq. Dev.
Observations
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012
99
HASIL REGRESI MODEL 3
Dependent Variable: SPREAD Method: Least Squares Date: 01/10/12 Time: 23:18 Sample: 1 210 Included observations: 210 White Heteroskedasticity-Consistent Standard Errors & Covariance Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
0.004110
0.000576
7.138286
0.0000
CG
0.000646
0.000575
1.124153
0.2623
RPS
-0.000148
0.001147
-0.129085
0.8974
RPSCG
0.000284
0.001829
0.155082
0.8769
RPSOWN
-0.000224
0.000192
-1.171233
0.2429
OWN
0.000205
0.000101
2.018298
0.0449
PRICE
-8.50E-05
2.24E-05
-3.798203
0.0002
PUBLIC
-0.000275
0.000240
-1.146637
0.2529
SIZE
-0.000125
3.02E-05
-4.135174
0.0001
R-squared
0.267843
Mean dependent var
0.000640
Adjusted R-squared
0.238702
S.D. dependent var
0.000536
S.E. of regression
0.000468
Akaike info criterion
-12.45523
Sum squared resid
4.40E-05
Schwarz criterion
-12.31178
Log likelihood
1316.799
F-statistic
9.191392
Durbin-Watson stat
1.639037
Prob(F-statistic)
0.000000
Analisis pengaruh ..., Bayu Widiarno, FE UI, 2012